45
IV. METODOLOGI PENELITIAN Pada saat ini penelitian tentang kinerja resort-resort taman nasional masih jarang dilakukan dan mungkin belum pernah dilakukan sehingga diperlukan suatu penelitian yang bersifat eksploratif (penjajakan). Penelitian eksploratif bertujuan untuk mencari hubungan-hubungan baru yang terdapat pada suatu permasalahan yang luas dan kompleks. Penelitian ini bertujuan pula untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya (Mardalis 2004). Penelitian “Kinerja Pengamanan Taman Nasional Berbasis Resort (Kasus Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Alas Purwo)” bertujuan untuk mengumpulkan data-data terkait dengan keamanan suatu resort taman nasional. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menggambarkan kondisi kinerja pengamanan suatu resort taman nasional dan dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan suatu resort taman nasional 4.1. Batasan Operasional Batasan-batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Resort adalah unit pengelola di bawah koordinasi Seksi Pengelolaan Taman Nasional yang mempunyai tanggung jawah mengamankan wilayah kerja dengan luasan yang telah ditentukan. Gangguan Kawasan adalah bentuk gangguan terhadap kawasan yang disebabkan oleh ulah atau tindakan manusia Sumber gangguan yang dimaksud adalah pelaku gangguan. Intensitas gangguan adalah menyangkut ukuran seberapa besar gangguan telah terjadi Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya yang digunakan untuk pengamanan kawasan meliputi : personel, sarana, prasarana, dan anggaran. Sistem pengamanan yang dimaksud adalah cara kerja dalam melakukan pengamanan kawasan konservasi dan wilayah kerja. Resort yang aman adalah resort yang bebas dari gangguan yang dapat mengubah keutuhan dan fungsi kawasan karena adanya tindakan pengamanan.
46 4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di 3 (tiga) lokasi yaitu Taman Nasional Betung Kerihun, di Kalimantan Barat, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango si Jawa Barat, dan Taman Nasional Alas Purwo, di Jawa Timur. Alasan pemilihan ketiga lokasi penelitian adalah : 1. Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) merupakan kawasan konservasi terluas di Kalimantan Barat dengan luas 800.000 ha, topografi yang sulit serta keberadaan masyarakat yang mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap kawasan menghendaki sebuah organisasi pengelola taman nasional yang memadai. Fakta menunjukkan bahwa untuk mengelola kawasaan yang luas pengelola TNBK dihadapkan pada permasalahan sedikitnya jumlah sumber daya dalam bidang pengamanan. Dengan kondisi demikian TNBK terus berupaya menemukan pola pengamanan yang sesuai dengan karakteristik kawasan. 2. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah salah satu dari lima taman nasional pertama yang diumumkan atau ditunjuk oleh Menteri Pertanian pada tanggal. 6 Maret 1980. TNGGP merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang paling dinamis dalam menjalankan strategi pengamanan kawasan melalui pembagian wilayahnya ke resortresort. Dari sejak awal pengelolaan taman nasional yaitu dekade pertama (1980-1989) sudah menetapkan 10 unit resort wilayah. Pada sekitar dekade kedua pengelolaan TNGGP jumlah resort bertambah menjadi 13 unit wilayah. Memasuki dekade keempat dari pengelolaan TNGGP jumlahnya berkembang menjadi 22 unit resort wilayah. Sebagai salah satu taman nasional tertua di Indonesia dinamika pengelolaan TNGGP sering menjadi model atau contoh dalam pengelolaan taman nasional di Indonesia. 3. Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) adalah salah salah satu kawasan pelestarian alam yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. TNAP merupakan salah satu perintis dalam mengembangkan pengelolaan
47 taman nasional berbasis resort. Latar belakang dari pengelolaan berbasis resort berhubungan dengan kompleksitas tujuan dari suatu pengelolaan taman nasional. Di sisi lain meningkatnya gangguan terhadap kawasan menuntut peningkatan intensitas pengamanan di kawasan taman nasional. Hal-hal inilah yang mendorong pengelola taman nasional mengembangkan pengelolaan berbasis resort yang sudah dimulai sejak tahun 2007 (Hartono, 2008). Dalam konteks pengamanan maka praktekpraktek
pengelolaan
yang sudah
dilakukan
merupakan
sebuah
pembelajaran yang berharga. 4.2.2.
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung dari bulan Januari sampai dengan April 2010. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari persiapan penelitian, pengumpulan data dan informasi, pengolahan dan analisis data, penulisan dan konsultasi.
4.3.
Pengumpulan Data
4.3.1. Jenis Data dan Sumber Data - Data Primer Persepsi mengenai faktor-faktor penentu suatu pengamanan kawasan yang efektif,
situasi umum permasalahan pengamanan kawasan,
praktek-praktek pengamanan kawasan yang telah dilakukan. - Data Sekunder Jenis-jenis gangguan, sumber gangguan, intensitas gangguan, kondisi biofisik, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, peta perwilayahan kawasan berdasarkan resort, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan, karakteristik sosial ekonomi termasuk untuk hal kepemilikan atas hutan. - Sumber Data Data-data dikumpulkan dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Taman Nasional Alas Purwo dan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun, Desa/Kecamatan di sekitar kawasan dan masyarakat di sekitar kawasan
48 4.3.2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data-data penelitian kinerja pengamanan taman nasional berbasis resort didasarkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2009.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
empat cara yaitu : 1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder terkait dengan jenis-jenis gangguan, sumber gangguan, intensitas gangguan, kondisi biofisik, sarana dan prasara, sumber daya manusia, peta perwilayahan kawasan berdasarkan resort, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan. 2. Focus Group Discussion Untuk mendapatkan data primer (persepsi mengenai faktor-faktor penentu suatu pengamanan yang efektif, sumber (pelaku) gangguan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengamanan, kendalakendala dalam pelaksanaan pengamanan) dengan melibatkan seluruh Polhut yang ada di setiap resort. 3. Observasi Observasi dilakukan dengan tujuan mengamati penerapan pengamanan kawasan berbasis resort di lapangan. Obyek observasi terdiri tiga komponen : place (tempat), actor (pelaku), dan activity (aktivitas) Observasi dilakukan secara partisipasi pasif mengamati pendelegasian tugas kepada resort pengelolaan (actor), pelaksanaan tugas resort pengelolaan (activity), sarana-parsarana resort (place), posisi pos (place), jalur patroli (place), teknis pelaporan (activity). 4. Wawancara/Interview Interview dilakukan kepada informan kunci (key informan) yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) terkait dengan interaksi masyarakat dengan kawasan. 4.4. Teknik Pengolahan Data Data
yang
sudah
diperoleh
kemudian
diolah
dengan
cara
mengelompokkannya dalam kelompok-kelompok data yang disesuaikan
49 dengan elemen-elemen yang akan “dievaluasi” yang meliputi : data masukan (input data), data proses (process data) dan keluaran (output data). Data yang berhasil dikumpulkan di lapangan kemudian direduksi ke dalam kelompokkelompok data sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil pengelompokan data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk dibahas secara deskriptif. 4.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis terhadap hasil pengolahan data dengan cara menjelaskan secara naratif kondisi sumberdaya pengamanan, kegiatan pengamanan, dan kinerja pengamanan berdasarkan gangguan yang terjadi di semua resort. 3.5.2. Analisis Hubungan Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya
suatu
gangguan.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi timbulnya gangguan antara lain adalah personel, sarana prasarana dan anggaran. Untuk menganalisis hubungan tersebut digunakan pendekatan model regressi linier berganda dengan menggunakan Software Minitab 14. Peubah Y (nilai kerugian akibat gangguan) adalah peubah tak bebas, peubah X adalah peubah bebas yaitu X1= nilai personel, X2= nilai sarana, X3= nilai prasarana dan X4=nilai operasional resort. Persamaan yang digunakan adalah :
Y = Nilai Kerugian/ha X1 = nilai biaya untuk personel/ha X2 = nilai rupiah sarana/ha X3 = nilai rupiah prasarana/ha X4 = nilai biaya operasional/ha H0 : Model tidak berpengaruh nyata terhadap respon. H1 : Model berpengaruh nyata terhadap respon
50 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penggunaan model ini adalah : 1. Input
: a. nilai depresiasi sarana dan prasarana pada semua lokasi sama dan tidak berpengaruh terhadap kerawanan b. tingkat pendidikan dan pelatihan semua personel sama dan tidak berpengaruh terhadap kerawanan c. kondisi biofisik (akssesibilitas dan topografi) tidak berpengaruh terhadap kerawanan, d. ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya alam tidak berpengaruh terhadap kerawanan.
2.
Process : intensitas kegiatan pengamanan pada semua resort sama dan tidak bepengaruh terhadap kerawanan
3. Output
: nilai sumber daya hutan yang dimanfaatkan secara illegal tidak dipengaruhi oleh tingkat endemisme maupun kelangkaan spesies.
3.5.3. Analisis Perbandingan Analisis perbandingan merupakan metode kreatif untuk membandingkan faktor-faktor yang berpengaruh pada gangguan keamanan berdasarkan sumberdaya pengamanan dan karakteristik dari resort-resort taman nasional. 3.5.4. Penghitungan Efisiensi Upaya Pengamanan Efisiensi dihitung berdasarkan penghitungan rasio kerugian terhadap nilai input. Persamaan perhitungan nilai efisiensi :
Keterangan : Input
: perhitungan nilai rupiah untuk penganggaran personel, nilai rupiah untuk sarana dan prasarana
Kerugian : perhitungan nilai rupiah akibat gangguan kawasan