37
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Loka Farm adalah perusahaan baru dalam bisnis bunga potong krisan dan memiliki potensi yang besar untuk bisa lebih dikembangkan menjadi usaha bunga potong yang lebih besar. Potensi yang besar itu berupa daerah yang cocok, letaknya strategis dan lahan produksi yang luas. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September sampai dengan Bulan Oktober 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Responden yang dipilih dalam penulisan penelitian ini adalah manajer, bagian pemasaran dan pengawas produksi. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, internet dan buku-buku penunjang yang relevan.
38
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi dalam penelitian ini diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan secara menyeluruh visi, misi dan tujuan organisasi serta mengidentifikasikan faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan. Di samping itu, analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan makro dan mikro yang diperlukan dalam penentuan posisi bertahan yang terbaik bagi organisasi untuk merumuskan strategi jangka panjang.
4.3.1. Analisis Matriks EFE dan Matriks IFE Pada Analisis Matriks EFE dikembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2004 : 131), Matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan mengevaluasi mengenai ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan (Tabel 4). Tabel 4 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor-faktor eksternal kunci Peluang 1. 2. 3. ……… Ancaman 1. 2. 3. ……... Total
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
… … …
… … …
… … …
… … …
… … …
…
…
Sumber: David, 2004 (hal 132)
… … …
…
39
Matriks IFE dilakukan sebagai langkah penutup dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal. Fungsi dari Matrik IFE adalah meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha dan juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang terkait. Contoh Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor internal kunci Kekuatan 1. 2. 3. ……… Kelemahan 1. 2. 3. ……... Total
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
… … …
… … …
… … …
… … …
… … …
… … …
…
…
…
Sumber : David, 2004 (hal 171)
Matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah sebagai berikut: 1. Identifikasikan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan Langkah pertama, tentukan faktor eksternal perusahaan yang berupa peluang
dan
ancaman
yang
ada.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
mengidentifikasikan faktor internal terpenting termasuk kekuatan maupun kelemahan yang ada pada perusahaan. Usahakan dalam mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal harus sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan angka perbandingan.
40
2. Pembobotan Berikan bobot dengan kisaran 0 (tidak penting) sampai 1 (terpenting) pada setiap faktor. Bobot tertinggi diberikan kepada faktor-faktor yang memiliki pengaruh terbesar pada prestasi organisasi. Penentuan bobot menggunakan metode “Paired Comparison”, metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal serta faktorfaktor dalam struktur industri. Penentuan bobot dari setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3. Bentuk dari nilai pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan Eksternal Menurut Motode “Paired Comparison” Faktor Penentu Internal Kekuatan / Peluang A B C … Kelemahan / Ancaman E F G … Total
A
B
C
…
E
F
G
…
Total
Sumber: David, 2004 (hal 131)
Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3 dimana arti nilai tersebut adalah sebagai berikut: 1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal 2 = Jika faktor horizontal sama penting daripada faktor vertikal 3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
41
Bobot dari setiap faktor dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ai=
Xi n
∑ Xi i =1
Keterangan : ai = bobot faktor ke-i Xi = nilai faktor ke-i i = 1,2,…,n 3. Pemberian Peringkat / Rating Pada Matriks EFE, peringkat diberikan mulai dari 1 sampai 4 untuk setiap faktor eksternal, hal ini bertujuan untuk menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini. Arti angka dalam peringkat berbanding terbalik antara peluang dan ancaman. Skala nilai peringkat 1 sampai 4 peluang menunjukan bahwa: Peringkat 1 = Respon sangat rendah
Peringkat 2 = Respon rendah
Peringkat 3 = Respon tinggi
Peringkat 4 = Respon sangat tinggi
Pada pemberian peringkat Analisi Matriks IFE juga dimulai dari 1 sampai 4 tetapi dalam angka peringkat yang sama namun arti yang berlawanan, contoh pemberian peringkat kekuatan: 1 = Sangat kuat dibanding pesaing
2 = Kuat dibanding pesaing
3 = Lemah dibanding pesaing
4 = Sangat lemah dibanding pesaing.
4. Nilai yang Dibobot Nilai pembobotan adalah hasil kali dari setiap bobot faktor dengan peringkat, penjumlahan dilakukan secara vertikal. Hal ini dilakukan untuk menentukan nilai yang dibobot pada setiap variabel.
42
5. Total Nilai Jumlahkan total nilai yang dibobot untuk setiap variabel menentukan total nilai yang dibobot untuk perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan internalnya. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4. Pada Matriks EFE, total skor 4 menunjukan bahwa perusahaan merespon peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan baik. Sedangkan untuk Matriks IFE, total skor 4 berarti kondisi internal perusahaan baik.
4.3.2 Analisis Matriks I-E (Internal-Eksternal) Gabungan Matriks IFE dan EFE manghasilkan Matriks IE yang berisikan sembilan macam sel yang diilustrasikan pada Gambar 7 yang memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: total nilai Matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai Matriks EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Pada sumbu-x Matriks IE, total nilai Matriks IFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai Matriks EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah; nilai 2.0 sampai 2.99 sedang; dan 3.0 sampai 4.0 tinggi. (David, 2004 : 196) Pada Tabel 7, Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar,
43
pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) merupakan strategi yang cocok untuk daerah ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang cocok digunakan pada divisi ini. Ketiga, divisi yang umum yang masuk dalam sel VI, VIII dan IX lebih baik menggunakan strategi panen dan divestasi. Total Skor IFE Kuat 3.0 – 4.0
Total Skor EFE
Rata-rata 2.0 – 2.9
3.0
Lemah 1.0 – 1.9
2.0
1.0
4.0
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0
Sedang 2.0 – 2.9
2.0
Rendah 1.0 – 1.9
1.0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 7 Matrik Internal-Eksternal (IE) Sumber: David, 2004 (hal 196)
4.3.3. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Kekuatan (Strenghts) dan Kelemahan (Weaknesess) intern peusahaan serta Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats). Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
44
Penggunaan Analisis SWOT akan menghasilkan suatu strategi yang baik, karena ada empat strategi pencocokan yang dihasilkan oleh Analisis SWOT yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal dan strategi WT atau strategi kelemahan ancaman yang merupakan taktik difensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Skema Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel diantaranya terdapat empat sel faktor utama yang menentukan, empat sel strategi dan satu sel yang dibiarkan kosong. Empat sel strategi, dengan dengan gabungan SO, WO, ST dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci yaitu S, W, O, dan T. Tabel 7 Matriks SWOT Internal
Eksternal Peluang – O 1. 2. Daftar peluang 3. 4. Ancaman – T 1. 2. Daftar ancaman 3. 4
Kekuatan – S 1. 2. Daftar kekuatan 3. 4. Strategi S - O 1. 2. Gunakan kekuatan untuk 3. memanfaatkan peluang 3. 4. Strategi S -T 1. 2. Gunakan kekuatan untuk 3. menghindari ancaman 4.
Sumber: David, 2004 (hal 186)
Kelemahan – W 1. 2. Daftar kelemahan 3. 4. Strategi W - O 1. 2. Atasi kelemahan dengan 3. memanfaatkan peluang 4. Strategi W -T 1. 2. Meminimalkan kelemahan 3. dan menghindari ancaman 4.
45
4.3.4. Road Map Strategik Road Map Strategi merupakan panduan tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. Road Map memandu perusahaan menjalankan strategi dan program-program aksi secara terarah, sistematis, terintegrasi, termonitor, dan terukur dengan baik. Road Map dapat diibaratkan sebagai sebuah peta jalan dalam satu perjalanan. Peta yang baik akan menuntun organisasi untuk mencapai tujuan tepat waktu secara efisien dan efektif. Peta tersebut harus memberikan fleksibilitas sehingga melukiskan banyak menuju sasaran yang akan dicapai. Road Map disusun mengacu kepada visi dan misi perusahaan, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, industry foresight yang memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan tujuan yang akan dicapai. Penyusunan Road Map dimulai dengan identifikasi dan pemetaan terhadap kondisi serta permasalahan, selanjutnya ditetapkan fokus strategis yang akan melandasi strategi dan kebijakan perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pembuatan Road Map akan menjelaskan time-frame implementasi masing-masing strategi dalam periode waktu tertentu sehingga strategi menjadi jelas dalam artian tidak ada tumpang tindih strategi dalam waktu yang bersamaan1. Pada setiap strategi yang ada pada Road Map, saling berkaitan (Gambar 8). Secara umum dengan memetakan strategi yang jelas maka akan mengurasi strategi yang kontradiktif.
1
www.roadmap.depkeu.go.id/ina/artikel/?cdcate=10. 27 Januari 2008.
46
Tujuan
Tujuan
Aktivitas 3
Alternatif Strategi
Aktivitas 2
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Alternatif Strategi Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Aktivitas 1
Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Thn / Fase
1
2
3
Gambar 8 Road Map Strategi Sumber: Yosida (2006) Keterangan: keterkaitan antar strategi
4