85 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Ekonomi Migrasi Indonesia Model merupakan suatu penjelasan dari fenomena aktual sebagai suatu sistem atau proses (Koutsoyiannis, 1977). Model Ekonomi Migrasi Indonesia (Lampiran 3b) merupakan model yang telah mengalami beberapa kali respesifikasi model.
Program model Ekonomi Migrasi Indonesia yang ideal
sesuai dengan proposal dilampirkan pada Lampiran 3a. Model ini terdiri dari tiga blok, yaitu blok migrasi, blok pasar kerja dan blok makroekonomi.
Secara
keseluruhan model disusun dalam bentuk persamaan simultan yang terdiri dari 88 persamaan yaitu 30 persamaan identitas dan 58 persamaan struktural. Model ini merupakan model ekonometrika yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi, pasar kerja dan perekonomian Indonesia.
4.1.1. Blok Migrasi Internal dan Internasional Blok migrasi ini dipisahkan dalam dua kategori yaitu blok migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal ditinjau dari sisi migran masuk dan keluar. Migran masuk ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau lain, dan migran keluar dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau lain. Migrasi internasional ditinjau dari sisi migran yang keluar dari Indonesia menuju ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura dan Hongkong.
4.1.1.1. Migrasi Internal 4.1.1.1a. Migrasi Masuk ke Jawa Persamaan migrasi masuk terdiri dari persamaan migran masuk dari Sumatera ke Jawa (MIGSJt), dari Kalimantan ke Jawa (MIGKJt), dari Sulawesi ke
86 Jawa (MIGSLJt), dari pulau lain ke Jawa (MIGPJt), dan Total migran masuk (MIGINt).
1. Migran Masuk dari Sumatera ke Jawa (MIGSJt) Migran masuk dari Sumatera ke Jawa dipengaruhi oleh upah di Sumatera (WSt), permintaan tenaga kerja di Jawa (DTKJt), jumlah penduduk Sumatera dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah (DIKTSt), dan lag migran masuk dari Sumatera ke Jawa (LMIGSJt). MIGSJt = a0 + a1 WSt + a2 DTKJt + a3 DIKTSt + a4 LMIGSJt + U1t ….(1) Parameter estimasi yang diharapkan: a2, a3 > 0; a1, a3 < 0; dan 0 < a4 < 1
2. Migran Masuk dari Kalimantan ke Jawa (MIGKJt) Migran masuk dari Kalimantan ke Jawa dipengaruhi oleh perubahan upah di Kalimantan (PWKt = WK - LWK), permintaan tenaga kerja di Jawa (DTKJt), jumlah penduduk Kalimantan dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah (DIKTKt), dan lag migran masuk dari Kalimantan ke Jawa (LMIGKJt) MIGKJt = b0 + b1 PWKt + b2 DTKJt + b3 DIKTKt + b4 LMIGKJt + U2t .(2) Parameter estimasi yang diharapkan: b2, b3 > 0; b1, b3 < 0; dan 0 < b4 < 1
3. Migran Masuk dari Sulawesi ke Jawa (MIGSLJt) Migran masuk dari Sulawesi ke Jawa dipengaruhi oleh upah di Sulawesi (WSLt), permintaan tenaga kerja di Jawa (DTKJt), jumlah penduduk Sulawesi dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah (DIKTSLt), dan lag migran masuk dari Sulawesi ke Jawa (LMIGSLJt). MIGSLJt = c0 + c1 WSLt + c2 DTKJt + c3 DIKTSLt + c4 LMIGSLJt + U3t ………………………………………. (3) Parameter estimasi yang diharapkan: c2, c3 > 0; c1, c3 < 0; dan 0 < c4 < 1
87 4. Migran Masuk dari Pulau Lain ke Jawa (MIGPJt) Migran masuk dari Pulau Lain ke Jawa dipengaruhi oleh upah di Pulau Lain (WPt), permintaan tenaga kerja di Jawa (DTKJt), jumlah penduduk Pulau Lain dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah (DIKTPt), jumlah penduduk Pulau Lain dengan tingkat pendidikan rendah (DIKRPt), dan lag migran masuk dari Pulau lain ke Jawa (LMIGPJt). MIGPJt = d0 + d1 WPt + d2 DTKJt + d3 DIKTPt + d4 DIKRP +d5 LMIGPJt + U4t ..............................................................
(4)
Parameter estimasi yang diharapkan: d2, d3, d4 > 0; d1, d3 < 0; dan 0 < d5 < 1 5. Total migran masuk (MIGINt) Total migran masuk ke Jawa merupakan penjumlahan dari total migran masuk dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain ke Jawa (MIGINJt). Total migran masuk ke Sumatera (MIGINSt), Kalimantan (MIGINKt), Sulawesi (MIGINSLt) dan Pulau Lain (MIGINPt) merupakan penjumlahan dari total migran masuk dari Jawa dan pulau-pulau lain selain Jawa ke pulau tujuan. MIGINJt
= MIGSJt + MIGKJt + MIGSLJt + MIGPJt …………..
(5)
MIGINSt
= MIGJSt + MIGLJSt …………………………………
(6)
MIGINKt
= MIGJKt + MIGLJKt ………………………………..
(7)
MIGINSLt
= MIGJSLt + MIGLJSLt ………………………………
(8)
MIGINPt
= MIGJPt + MIGLJPt ……………………………….. .
(9)
4.1.1.1b. Migrasi Keluar dari Jawa Persamaan migrasi keluar terdiri dari migran keluar dari Jawa menuju ke Sumatera (MIGJSt), Kalimantan (MIGJKt), Sulawesi (MIGJSLt), pulau lain (MIGJPt) dan total migran keluar (MIGOUTt).
88 1. Migran dari Jawa ke Sumatera (MIGJSt) Migran dari Jawa ke Sumatera dipengaruhi oleh produk domestik regional bruto Jawa (GRDPJt), permintaan tenaga kerja di Jawa (DTKJt), permintaan tenaga kerja di Sumatera (DTKSt), jumlah penduduk di Jawa (POPJt), dan pengeluaran pembangunan sektor infrastruktur di Sumatera (GEXISt). MIGJSt = e0 + e1 GRDPJt + e2 DTKJt + e3 DTKSt + e4 POPJt + e5 GEXISt + U5t..………...................................................
(10)
Parameter estimasi yang diharapkan: e3, e4, e5 > 0; dan e1, e2 < 0
2. Migran dari Jawa ke Kalimantan (MIGJKt) Migran dari Jawa ke Kalimantan dipengaruhi oleh kesempatan kerja di Kalimantan (DTKKt), upah di Jawa (WJt), jumlah penduduk di Jawa (POPJt), perubahan pengeluaran pembangunan sektor infrastruktur di Kalimantan (PGEXIKt = GEXIKt-LGEXIKt), dan lag migran dari Jawa ke Kalimantan (LMIGJKt). MIGJKt = f0 + f1 DTKKt + f2 WJt + f3 POPJt + f4 PGEXIKt + f5 LMIGJKt + U6t..……….................................................. (11) Parameter estimasi yang diharapkan: f1, f3, f4> 0; f2 < 0 ; dan 0 < f5 <1
3. Migran dari Jawa ke Sulawesi (MIGJSLt) Migran dari Jawa ke Sulawesi dipengaruhi oleh permintaan tenaga kerja di Sulawesi (DTKSLt), penawaran tenaga kerja di Jawa (STKJt), pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur di Sulawesi (GEXISLt) MIGJSLt = g0 + g1 DTKSLt + g2 STKJt + g3 GEXISLt +U7t. ............. (12) Parameter estimasi yang diharapkan: g1, g2, g3 > 0
89 4. Migran dari Jawa ke Pulau Lain (MIGJPt) Migran dari Jawa ke pulau lain dipengaruhi oleh lag upah di Jawa (LWJt), perubahan upah di Pulau Lain (PWPt = WPt-LWPt), pengangguran di Jawa (UJt), pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur di Pulau Lain (GEXIPt). MIGJPt = h0 + h1 LWJt + h2 PWPt + h3 UJt + h4 GEXIPt + U8t..…........ (13) Parameter estimasi yang diharapkan: h2, h3, h4> 0; dan h1 < 0 . 5. Total Migran keluar (MIGOUTt) Migran
keluar
merupakan
persamaan
identitas
yang
merupakan
penjumlahan dari migran keluar dari Jawa (MIGOUTJt) ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain. Migran keluar dari Sumatera (MIGOUTSt), Kalimantan (MIGOUTKt), Sulawesi (MIGOUTSLt), dan Pulau Lain (MIGOUTPt) merupakan penjumlahan dari migran keluar dari pulau-pulau tersebut ke Jawa dan ke pulaupulau lain selain Jawa. MIGOUTJt
= MIGJSt + MIGJKt + MIGJSLt + MIGJPt ............. (14)
MIGOUTSt
= MIGSJt + MIGSPLJt .............................................. (15)
MIGOUTKt
= MIGKJt + MIGKLJt................................................. (16)
MIGOUTSLt = MIGSLJt + MIGSLLJt.............................................. (17) MIGOUTPt
= MIGPJt + MIGPLJt.............. .................................... (18)
4.1.1.2. Migrasi Internasional Model migrasi internasional ditinjau dari sisi migran yang keluar dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau lain dengan tujuan mencari kerja, menuju ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan total migrasi internasional (MIGEKSt).
90 1. Migrasi ke Malaysia Migran dari Jawa ke Malaysia (MIGJMt) dipengaruhi oleh upah di Malaysia (WM1), produk domestik regional bruto di Jawa (GRDPJt), permintaan tenaga kerja di Malaysia (DTKMt), penawaran tenaga kerja di Malaysia (STKMt), permintaan tenaga kerja di Jawa (DTKJt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah di Jawa (DIKRJt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Jawa (DIKTJt). MIGJMt = i0 + i1 WM1t + i2 GRDPJt + i3 DTKMt + i4 STKMt + i5 DTKJt + i6 DIKRJt + i7 DIKTJt + U9t ……………… (19) Parameter estimasi yang diharapkan: i1, i3, i6 > 0; dan i2, i4, i5, i7 < 0. Migran dari Sumatera ke Malaysia (MIGSMt) dipengaruhi oleh upah di Malaysia, produk domestik regional bruto perkapita (GRDPCSt), permintaan tenaga kerja di Malaysia, pengangguran (USt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah (DIKRSt), dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Sumatera (DIKTSt) MIGSMt = j0 + j1 WM1t + j2 GRDPCSt + j3 DTKMt + j4 USt + j5 DIKRSt + j6 DIKTSt + U10t ........................................ (20) Parameter estimasi yang diharapkan: j1, j3, j4, j5 , j6 > 0; dan j2 , j6 < 0
Migran dari Kalimantan ke Malaysia (MIGKMt) dipengaruhi oleh upah di Malaysia (WM1t), upah di Kalimantan (WKt), permintaan tenaga kerja di Malaysia (DTKMt), permintaan tenaga kerja di Kalimantan (DTKKt), dan jumlah penduduk Kalimantan yang berpendidikan tinggi dan menengah (DIKTK). MIGKMt = k0 + k1 WM1t + k2 WKt + k3 DTKMt + k4 DTKKt +k5 DIKTKt + U11t .......................................................... (21) Parameter estimasi yang diharapkan: k1, k3, k5 > 0; dan k2, k5 < 0
91 Migran dari Sulawesi ke Malaysia (MIGSLMt) dipengaruhi oleh upah di Malaysia (WM1t), upah di Sulawesi (WSLt), permintaan tenaga kerja di Malaysia (DTKMt) dan jumlah penduduk berpendidikan tinggi dan menengah di Sulawesi (DIKTSLt ) MIGSLMt = l0 + l1 WMt + l2 WSLt + l3 DTKMt + l4 DIKTSLt + U12t ………………………………………………….
(22)
Parameter estimasi yang diharapkan: l1, l3, l47 > 0; dan l2, l4 < 0. Migran dari Pulau Lain ke Malaysia (MIGPMt) dipengaruhi oleh upah di Malaysia (WM1t), produk domestik regional bruto di Pulau Lain (GRDPPt), permintaan tenaga kerja di Malaysia (DTKMt), permintaan tenaga kerja di Pulau Lain (DTKPt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah di Pulau Lain (DIKRPt) dan jumlah jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah (DIKTPt). MIGPMt = m0 + m1 WM1t + m2 GRDPPt + m3 DTKMt + m4 DTKPt + m5 DIKRPt + m6 DIKTPt + U13t ……………….…..... (23) Parameter estimasi yang diharapkan: m1, m3, m5, m6 >0; dan m2, m4, m6 < 0.
2. Migrasi ke Arab Saudi Migran dari Jawa ke Arab Saudi (MIGJASt) dipengaruhi oleh lag GDP perkapita penduduk Arab Saudi (LGDPCAS1t), produk domestik regional bruto di Jawa (GRDPJt), penawaran tenaga kerja di Jawa (STKJt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah (DIKRJt), dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Jawa (DIKTJt). MIGJASt = o0 + o1 LGDPCAS1t + o2 GRDPJt + o3 STKJt + o4 DIKRJt + o5 DIKTJt + U14t . ............................ ....... (24) Parameter estimasi yang diharapkan: o1, o3, o4 , o5 > 0; dan o2, o5< 0.
92 Migran Sumatera ke Arab Saudi (MIGSASt) dipengaruhi oleh lag GDP perkapita penduduk Arab Saudi (LGDPCAS1t), produk domestik regional bruto di Sumatera (GRDPSt), pengangguran (USt), dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Sumatera (DIKTSt). MIGSASt = p0 + p1 LGDPCAS1t + p2 GRDPSt + p3 USt + p4 DIKTSt +U15t ................................................... (25) Parameter estimasi yang diharapkan: p1, p3, p4 > 0; dan p2, p4 <0. Migran dari Kalimantan ke Arab Saudi (MIGKASt) dipengaruhi oleh lag GDP perkapita penduduk Arab Saudi (LGDPCAS1t), produk domestik regional bruto di Kalimantan (GRDPKt), penawaran tenaga kerja di Kalimantan (STKKt) dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Kalimantan (DIKTKt). MIGKASt = q0 + q1 LGDPCAS1t + q2 GRDPKt + q3 STKKt + q4 DIKTKt + U16t ………………... ………………….. (26) Parameter estimasi yang diharapkan: q1, q3, q4 > 0; dan q2, q4 < 0
Migran dari Sulawesi ke Arab Saudi (MIGSLASt) dipengaruhi oleh lag GDP perkapita penduduk Arab Saudi (LGDPCAS1t), produk domestik regional bruto di Sulawesi (GRDPSLt), penawaran tenaga kerja (STKSLt) dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Sulawesi (DIKTSLt) MIGSLASt = r0 + r1 LGDPCAS1t + r2 GRDPSLt + r3 STKSLt + r4 DIKTSLt + U17t ………………..………………….. (27) Parameter estimasi yang diharapkan: r1, r3, r4 > 0; dan r2, r4 < 0 Migran dari Pulau Lain ke Arab Saudi (MIGPASt) dipengaruhi oleh lag GDP perkapita penduduk Arab Saudi (LGDPCAS1t), perubahan produk domestik regional bruto di Pulau Lain (PGRDPPt = GRDPP-LGRDPP),
93 pengangguran di Pulau Lain (UPt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah di Pulau Lain (DIKRPt), dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Pulau Lain (DIKTPt) . MIGPASt = s0 + s1 LGDPCAS1t + s2 PGRDPPt + s3 UPt + s4 DIKRPt + s5 DIKTPt + U18t …………........................................ (28) Parameter estimasi yang diharapkan: s1, s3, s4, s5>0; dan s2, s5 < 0
3. Migrasi ke Singapura Migran dari Jawa ke Singapura (MIGJSPt) dipengaruhi oleh GDP perkapita penduduk Singapura (GDPCSP1t), lag permintaan tenaga kerja di Singapura (LDTKSPt), perubahan perubahan penawaran tenaga kerja (PSTKJt = STKJt -LSTKJt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Jawa (DIKTJt), serta lag migran dari Jawa ke Singapura (LMIGJSPt). MIGJSPt = t0 + t1 GDPCSP1t + t2 LDTKSPt + t3 PSTKJt + t4 DIKTJt + t5 LMIGJSPt + U19t .............................. .. (29) Parameter estimasi yang diharapkan: t1, t2, t3, t4> 0; t4 < 0; dan 0 < t5<1 Migran dari Sumatera ke Singapura (MIGSSPt) dipengaruhi oleh GDP perkapita penduduk Singapura (GDPCSP1t), lag permintaan tenaga kerja di Singapura (LDTKSPt), upah di Sumatera (WSt), permintaan tenaga kerja di Sumatera (DTKSt) dan lag migran dari Sumatera ke Singapura (LMIGSSPt). MIGSSPt = u0 + u1 GDPCSP1t + u2 LDTKSPt + u3 WSt + u4 DTKSt + u5 LMIGSSPt + U20t .................................................... (30) Parameter estimasi yang diharapkan: u1, u2, > 0; u3, u4, < 0; dan 0< u5<1
Migran dari Kalimantan ke Singapura (MIGKSPt) di pengaruhi oleh upah di Singapura (WSP1t), lag permintaan tenaga kerja di Singapura (LDTKSPt),
94 produk domestik regional bruto di Kalimantan (GRDPKt), penawaran tenaga kerja di Kalimantan (STKKt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Kalimantan (DIKTKt), dan lag migran dari Kalimantan ke Singapura (LMIGKSPt) MIGKSPt = v0 + v1 WSP1t + v2 LDTKSPt + v3 GRDPKt + v4 STKKt + v5 DIKTKt + v6 LMIGKSPt + U21t ..…... (31) Parameter estimasi yang diharapkan: v1, v2, v4, v5 > 0; v3, v5 < 0; dan 0< v6<1 Migran dari Sulawesi ke Singapura (MIGSLSPt) dipengaruhi oleh upah di Singapura (WSP1t), permintaan tenaga kerja di Singapura (DTKSPt), upah di Sulawesi (WSLt), lag jumlah penduduk denga tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Sulawesi (LDIKTSLt), dan lag migran dari Sulawesi ke Singapura (LMIGSLSPt). MIGSLSPt = w0 + w1 WSP1t + w2 DTKSPt + w3 WSLt + w4 LDIKTSLt + w5 LMIGSLSPt + U22t ……..………………………. (32) Parameter estimasi yang diharapkan: w1, w2, w4 > 0; w3, w4 < 0; dan 0< w5<1 Migran dari Pulau Lain ke Singapura (MIGPSPt) dipengaruhi oleh upah di Singapura (WSP1t), upah di Pulau Lain (WPt), permintaan tenaga kerja di Singapura (DTKSPt), penawaran tenaga kerja di Pulau Lain (STKPt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah (DIKRPt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Pulau Lain (DIKTPt) dan lag migran dari Pulau Lain ke Singapura (LMIGPSPt). MIGPSPt = x0 + x1 WSPt + x2 WPt + x3 DTKSPt + x4 STKPt + x5 DIKRPt + x6 DIKTPt + x7 LMIGPSPt + U23t …… (33) Parameter estimasi yang diharapkan: x1, x3, x4, x5, x6 >0; x2, x6 < 0; dan 0< x7<1
4. Migrasi ke Hongkong
95 Migran dari Jawa ke Hongkong (MIGJHt) dipengaruhi oleh upah di Hongkong (WH1t), penawaran tenaga kerja di Jawa (STKJt), perubahan permintaan tenaga kerja di Hongkong (PDTKHt = DTKHt-LDTKHt), dan penduduk berpendidikan tinggi di Jawa (DIKTJt). MIGJHt = y0 + y1 WH1t + y2 STKJt + y3 PDTKHt + y4 DIKTJt + U24t .................................................................................. (34) Parameter estimasi yang diharapkan: y1, y2, y3, y4 > 0; dan y4 < 0. Migran dari Sumatera ke Hongkong (MIGSHt) dipengaruhi oleh upah di Hongkong (WH1t), produk domestik regional bruto di Sumatera (GRDPSt), permintaan tenaga kerja di Hongkong (DTKHt), permintaan tenaga kerja (DTKSt), dan penduduk berpendidikan tinggi di Sumatera (DIKTSt). MIGSHt = z0 + z1 WH1t + z2 GRDPSt + z3 DTKHt + z4 DTKSt + z5 DIKTSt + U25t .............................................................. (35) Parameter estimasi yang diharapkan: z1, z3, z5 > 0; dan z2, z4, z5 < 0
Migran dari Kalimantan ke Hongkong (MIGKHt) dipengaruhi oleh upah di Hongkong (WH1t), upah di Kalimantan (WKt), pengangguran di Kalimantan (UKt), perubahan permintaan tenaga kerja di Hongkong (PDTKHt = DTKHt –LDTKHt ), penduduk berpendidikan tinggi dan menengah di Kalimantan (DIKTKt), dan lag migran dari Kalimantan ke Hongkong (LMIGKHt). MIGKHt = aa0 + aa1 WH1t + aa2 WKt + aa3 UKt + a4 PDTKHt + aa5 DIKTKt + aa6 LMIGKHt + U26t ………........ …… (36) Parameter estimasi yang diharapkan:aa1, aa3, aa4, aa5 > 0; aa2, aa5 < 0; dan 0< aa6<1 Migran dari Sulawesi ke Hongkong (MIGSLHt) dipengaruhi oleh upah di Hongkong (WH1t), permintaan tenaga kerja di Hongkong (DTKHt), perubahan
96 penawaran tenaga kerja di Sulawesi (PSTKSLt = STKSLt-LSTKSLt), dan penduduk berpendidikan tinggi dan menengah di Sulawesi (DIKTSLt). MIGSLHt = ab0 + ab1 WH1t + ab2 DTKHt + ab3 PSTKSLt + ab4 DIKTSLt + U27t …………………………...……... (37) Parameter estimasi yang diharapkan: ab1, ab2, ab3, ab4 > 0; dan ab4 < 0. Migran dari Pulau Lain ke Hongkong (MIGPHt) dipengaruhi oleh upah di Hongkong (WH1t), upah di Pulau Lain (WPt ), pengangguran (UPt), perubahan kesempatan kerja di Hongkong (PDTKHt = DTKHt- LDTKHt), jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan rendah (DIKRPt), dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi dan menengah di Pulau Lain (DIKTPt). MIGPHt = ac0 + ac1 WH1t + ac2 WPt + ac3 UPt + ac4 PDTKHt + ac5 DIKRPt + ac6 DIKTPt + U28t ………................. …... (38) Parameter estimasi yang diharapkan: ac1, ac3, ac4, ac5, ac6 >0; dan ac2, ac6 <0.
5. Total Migrasi Internasional Total migrasi internasional terdiri dari migrasi internasional dari Jawa (MIGEKJt),
Sumatera
(MIGEKSt),
Kalimantan
(MIGEKKt),
Sulawesi
(MIGEKSLt) dan Pulau Lain (MIGEKPt). MIGEXJt = MIGJMt + MIGJASt + MIGJSPt + MIGJHt .................... (39) MIGEXSt = MIGSMt + MIGSASt + MIGSSPt + MIGSHt ......... ....... (40) MIGEXKt = MIGKMt + MIGKASt + MIGKSPt + MIGKHt .............. (41) MIGEXSLt = MIGSLMt + MIGSLASt + MIGSLSPt + MIGSLHt ......(42) MIGEXPt = MIGPMt + MIGPASt + MIGPSPt + MIGPHt ................. (43)
4.1.2. Blok Pasar Kerja 4.1.2.1. Permintaan Tenaga Kerja
97 1. Permintaan Tenaga Kerja di Jawa (DTKJt) Permintaan tenaga kerja di Jawa dipengaruhi oleh jumlah industri (INDJt), lag investasi (LINVJt), pengeluaran pembangunan (GEXPJt) dan lag permintaan tenaga kerja di Jawa (LDTKJt) : DTKJt = ad0 + ad1 INDJt + ad2 LINVJt + ad3GEXPJt + ad4 LDTKJt + U29t ………………..…………………….
(44)
Parameter estimasi yang diharapkan : ad1, ad2, ad3 > 0; dan 0
2. Permintaan Tenaga Kerja di Sumatera (DTKSt) Permintaan tenaga kerja di Sumatera dipengaruhi oleh investasi (INVSt), pengeluaran pembangunan (GEXPSt), luas lahan yang sementara tidak digunakan (LLHSt), dan lag permintaan tenaga kerja di Sumatera (LDTKSt) DTKSt = ae0 + ae1 INVSt + ae2 GEXPSt + ae3 LLHSt + + ae4 LDTKSt + U30t……......………………………..……
(45)
Parameter estimasi yang diharapkan : ae1, ae2, ae3 > 0; dan 0 < ae4 < 1
3. Permintaan Tenaga Kerja di Kalimantan (DTKKt) Permintaan tenaga kerja di Kalimantan dipengaruhi oleh investasi (INVKt), pengeluaran pembangunan (GEXPKt) perubahan luas lahan yang sementara tidak digunakan (PLLHKt = LLHKt-LLHKt), dan lag permintaan tenaga kerja di Kalimantan (LDKKt) DTKKt = af0 + af1 INVKt + af2 GEXPKt + af3 PLLHKt + af4 LDTKKt + U31t…………………………………… Parameter estimasi yang diharapkan : af1, af2, af3 > 0; dan 0 < af4 < 1.
4. Permintaan Tenaga Kerja di Sulawesi (DTKSLt)
(46)
98 Permintaan tenaga kerja di Sulawesi dipengaruhi oleh lag investasi (LINVSLt), pengeluaran pembangunan (GEXPSLt), luas lahan yang sementara tidak digunakan (LLHSLt), dan lag permintaan tenaga kerja di Sulawesi (LDTKSLt). DTKSLt = ag0 + ag1 LINVSLt + ag2 GEXPSLt + ag3 LLHSLt + ag4 LDTKSLt + U32t………………..…………………
(47)
Parameter estimasi yang diharapkan : ag1, ag2, ag3 > 0; dan 0 < ag4 < 1.
5. Permintaan Tenaga Kerja di Pulau Lain (DTKPt) Permintaan tenaga kerja di Pulau Lain dipengaruhi oleh investasi (INVPt), pengeluaran pembangunan (GEXPPt), perubahan luas lahan yang sementara tidak digunakan (PLLHPt = LLHPt- LLLHPt). DTKPt = ah0 + ah1 INVPt + ah2 GEXPPt + ah3 PLLHPt + U33t.……… (48) Parameter estimasi yang diharapkan : ah1, ah2, ah3 > 0;
4.1.2.2. Penawaran Tenaga Kerja
1. Penawaran Tenaga Kerja di Jawa (STKJt) Penawaran tenaga kerja di Jawa dipengaruhi oleh upah (WJt), jumlah migrasi masuk (MIGINJt), migrasi keluar (MIGOUTJt), migrasi internasional (MIGEXJt), jumlah penduduk (POPJt), dan lag penawaran tenaga kerja di Jawa (LSTKJt). STKJt = ai0 + ai1 WJt + ai2 MIGINJt + ai3 MIGOUTJt + ai4 MIGEXJt + ai5 POPJt + ai6 LSTKJt + U34t ........................................... (49) Parameter estimasi yang diharapkan : ai1, ai2, ai5 > 0; ai3, ai4 < 0; dan 0 < ai6< 1.
2. Penawaran Tenaga Kerja di Sumatera (STKSt)
99 Penawaran tenaga kerja di Sumatera dipengaruhi oleh upah (WSt), lag migrasi netto (LNMIGSt = L(MIGINS-MIGOUTS)), migrasi internasional (MIGEXSt), jumlah populasi (POPSt), lag penawaran tenaga kerja di Sumatera (LSTKSt). STKSt = aj0 + aj1 WSt + aj 2 LNMIGSt + aj3 MIGEXSt + aj4 POPSt + aj5 LSTKSt + U35t ……….. ........................
(50)
Parameter estimasi yang diharapkan : aj1, aj2, aj4 > 0; aj3 < 0; dan 0 < aj5 < 1
3. Penawaran Tenaga Kerja di Kalimantan (STKKt) Penawaran tenaga kerja di Kalimantan dipengaruhi oleh upah (WKt), jumlah migrasi masuk (MIGINKt), jumlah migrasi keluar (MIGOUTKt), migrasi internasional (MIGEXKt), jumlah populasi (POPKt), lag penawaran tenaga kerja di Kalimantan (LSTKKt) STKKt = ak0 + ak1 WKt + ak2 MIGINKt + ak3 MIGOUTKt + ak 4 MIGEXKt + ak5 POPKt + ak 6 LSTKKt + U36t ……. (51) Parameter estimasi yang diharapkan : ak1, ak2, ak5 > 0; ak3 , ak4 < 0; dan 0
4. Penawaran Tenaga Kerja di Sulawesi (STKSLt) Penawaran tenaga kerja di Sulawesi dipengaruhi oleh upah (WSLt), jumlah migrasi masuk (MIGINSLt), jumlah migrasi keluar (MIGOUTSLt), migrasi internasional (MIGEXSLt), jumlah populasi (POPSLt), dan lag penawaran tenaga kerja di Sulawesi (LSTKSLt). STKSLt = al0 + al1 WSLt + al2 MIGINSLt + al3 MIGOUTSLt + al4 MIGEXSLt + al5 POPSLt + al6 LSTKSLt + U37t ..……(52) Parameter estimasi yang diharapkan : al1, al2, al5 > 0; al3 , al4< 0; dan 0< al 6< 1.
4. Penawaran Tenaga Kerja di Pulau Lain (STKPt)
100 Penawaran tenaga kerja di Pulau Lain dipengaruhi oleh upah (WPt), jumlah migran masuk (MIGINPt), jumlah migrasi keluar (MIGOUTPt), migrasi internasional (MIGEXPt), jumlah populasi (POPPt), dan lag penawaran tenaga kerja di Pulau Lain (LSTKPt). STKPt = am0 + am1 WPt + am2 MIGINPt + am3 MIGOUTPt + am4 MIGEXPt + am5 POPPt + am6 LSTKPt + U37t …….. (53) Parameter estimasi yang diharapkan : am1, am2, am5 > 0; am3, am4< 0; dan 0< am6 <1. 4.1.2.3. Pengangguran Pengangguran di Jawa (UJt), Sumatera (USt), Kalimantan (UKt), Sulawesi (USLt), dan Pulau Lain (UPt) adalah persamaan identitas yang merupakan selisih dari penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja di masing-masing pulau. UJt = STKJt – DTKJt ……………………………………..………… (54) USt = STKSt – DTKSt …………..………………………..………… (55) UKt = STKKt – DTKKt ………………...………………..………… (56) USLt = STKSLt – DTKSLt ……………………………..…………...
(57)
UPt = STKPt – DTKPt …………………………………..………….. (58)
4.1.2.4. Upah 1. Upah di Jawa (WJt) Upah di Jawa dipengaruhi oleh upah minimum regional (UMRJt), permintaan tenaga kerja (DTKJt), penawaran tenaga kerja (STKJt), kebutuhan hidup minimum (KHMJt), inflasi (INFJt), dan lag upah di Jawa (LWJt). WJt = an0 + an1 UMRJ + an2 DTKJt + an3 STKJt + an4 KHMJt + an5 INFJt + an6 LWJt + U38t …..………………….......
(59)
Parameter estimasi yang diharapkan: an1, an2 , an4 , an5 >0; an3 < 0; dan 0< an6< 1 2. Upah di Sumatera (WSt)
101 Upah di Sumatera dipengaruhi oleh perubahan upah minimum regional (PUMRSt = UMRSt-LUMRSt), permintaan tenaga kerja (DTKSt), penawaran tenaga kerja (STKSt), kebutuhan hidup minimum (KHMSt), inflasi (INFSt) dan lag upah di Sumatera (LWSt). WSt = ao0 + ao 1 PUMRSt + o2 DTKSt + ao3 STKSt + ao4 KHMSt + ao5 INFSt + ao6 LWSt + U39t …..………………………..
(60)
Parameter estimasi yang diharapkan: ao1, ao2, ao4, ao5 > 0; ao3< 0; dan 0< ao6< 1.
3. Upah di Kalimantan (WKt) Upah di Kalimantan dipengaruhi oleh upah minimum regional (UMRKt), lag permintaan tenaga kerja (LDTKKt), lag penawaran tenaga kerja (LSTKKt), kebutuhan hidup minimum (KHMKt), inflasi (INFKt) dan lag upah di Kalimantan (LWKt). WKt = ap0 + ap1 UMRKt + ap2 LDTKKt + ap3 LSTKKt + ap4 KHMKt + ap5 INFKt + ap6 LWKt + U40t ……...…………………..... (61) Parameter estimasi yang diharapkan: ap1, ap2, ap4, ap5 > 0; ap3 < 0; dan 0< ap6< 1.
4. Upah di Sulawesi (WSLt) Upah di Sulawesi dipengaruhi oleh upah minimum regional (UMRSLt), permintaan tenaga kerja (DTKSLt), penawaran tenaga kerja (STKSLt), kebutuhan hidup minimum (KHMSLt), inflasi (INFSt) dan lag upah di Sulawesi (LWSLt). WSLt = aq0 + aq1 UMRSLt + aq2 DTKSLt + aq3 STKSLt + aq4 KHMSLt + aq5 INFSLt + U41t ……..…...……………......................... (62) Parameter estimasi yang diharapkan: aq1, aq2, aq4, aq5 > 0; dan aq3 < 0;
5. Upah di Pulau Lain (WPt)
102 Upah di Pulau Lain dipengaruhi oleh upah minimum regional (UMRPt), lag permintaan tenaga kerja (LDTKPt), penawaran tenaga kerja (STKPt), kebutuhan hidup minimum (KHMPt), lag inflasi (LINFPt) dan lag upah di Pulau Lain (LWPt). WPt = ar0 + ar1 UMRPt + ar2 LDTKPt + ar3 STKPt + ar4 LINFPt + ar5 LWPt + U42t …………….......……........
(63)
Parameter estimasi yang diharapkan: ar1, ar2, ar4 > 0; ar3 < 0; dan 0 < ar5 < 1.
4.1.3. Blok Makroekonomi 4.1.3.1. Pendapatan Nasional Pendapatan nasional merupakan persamaan identitas yang terdiri dari produk domestik regional bruto di Jawa (GRDPJt), Sumatera (GRDPSt), Kalimantan (GRDPKt), Sulawesi (GRDPSLt) dan Pulau Lain (GRDPPt).
1. Produk Domestik Regional Bruto Pulau Jawa (GRDPJt) Produk domestik
regional bruto di Jawa (GRDPJt) merupakan
penjumlahan dari konsumsi rumahtangga (CONJt), investasi (INVJt), pengeluaran pemerintah (GEXJt), dan ekspor bersih di Jawa (EKSJt – IMPt). GRDPJt = CONJt + INVJt + GEXJt + (EKSJt - IMPJt)……………... (64)
2. Produk Domestik Regional Bruto Pulau Sumatera (GRDPSt) Produk domestik regional bruto di Sumatera (GRDPSt) merupakan penjumlahan
dari
konsumsi
rumahtangga
(CONSt),
investasi
(INVSt),
pengeluaran pemerintah (GEXSt), dan ekspor bersih di Sumatera (EKSSt – IMPSt) GRDPSt = CONSt + INVSt + GEXSt + (EKSSt - IMPSt)…………… (65) 3. Produk Domestik Regional Bruto Pulau Kalimantan (GRDPKt)
103 Produk domestik regional bruto di Kalimantan (GRDPKt) merupakan penjumlahan
dari
konsumsi
rumahtangga
(CONKt),
investasi
(INVKt),
pengeluaran pemerintah (GEXSt), dan ekspor bersihh di Kalimantan (EKSKt – IMPKt) GRDPKt = CONKt + INVKt + GEXKt + (EKSKt - IMPKt)……… .. (66)
4. Produk Domestik Regional Bruto Pulau Sulawesi (GRDPSLt) Produk domestik regional bruto di Sulawesi (GRDPSLt) merupakan penjumlahan dari konsumsi rumahtangga (CONSLt), investasi (INVSLt), pengeluaran pemerintah (GEXSLt), dan ekspor bersih di Sulawesi (EKSSLt – IMPSLt). GRDPSLt = CONSLt + INVSLt + GEXSLt + (EKSSLt - IMPSLt)… (67)
5. Produk Domestik Regional Bruto Pulau Lain (GRDPPt) Produk domestik regional bruto di Pulau Lain (GRDPPt) merupakan penjumlahan
dari
konsumsi
rumahtangga
(CONPt),
investasi
(INVPt),
pengeluaran pemerintah (GEXPt), dan ekspor bersih di pulau lain (EKSPt – IMPPt). GRDPPt = CONPt + INVPt + GEXSt + (EKSSt - IMPSt)………….. (68)
4.1.3.2. Pendapatan Disposibel Pendapatan disposibel di Jawa (DICJt), Sumatera (DICSt), Kalimantan (DICKt), Sulawesi (DICSLt) dan Pulau Lain (DICPt) merupakan selisih dari produk domestik regional bruto dan total pajak pada masing-masing pulau. 1. Pendapatan Disposibel di Jawa (DICJt)
104 Pendapatan disposibel di Jawa adalah selisih produk domestik regional bruto (GRDPJt) dan total pajak di Jawa (TAXJt). DICJt = GRDPJt - TAXJt …………………………………………
(69)
2. Pendapatan Disposibel di Sumatera (DICSt) Pendapatan disposibel di Sumatera adalah selisih produk domestik regional bruto (GRDPSt) dan total pajak di Sumatera (TAXSt). DICSt = GRDPSt - TAXSt ………………………………………..
(70)
3. Pendapatan Disposibel di Kalimantan (DICKt) Pendapatan disposibel di Kalimantan adalah selisih produk domestik regional bruto (GRDPKt) dan total pajak di Kalimantan (TAXKt). DICKt = GRDPKt - TAXKt ………………………………………
(71)
4. Pendapatan Disposibel di Sulawesi (DICSLt) Pendapatan disposibel di Sulawesi adalah selisih produk domestik regional bruto (GRDPSLt) dan total pajak di Sulawesi (TAXSLt). DICSLt = GRDPSLt - TAXSLt ……………………………………
(72)
5. Pendapatan Disposibel di Pulai Lain (DICPt) Pendapatan disposibel di Pulau Lain adalah selisih produk domestik regional bruto (GRDPPt) dengan total pajak di Pulau Lain (TAXPt). DICPt = GRDPPt - TAXPt ………………………………………..
4.1.3.3. Konsumsi Rumah Tangga
(73)
105 Konsumsi rumah tangga terdiri konsumsi rumahtangga penduduk Jawa (CONJt), Sumatera (CONSt), Kalimantan (CONKt), Sulawesi (CONSLt), dan Pulau Lain (CONPt).
1. Konsumsi Rumah Tangga di Jawa (CONJt) Konsumsi rumah tangga di Jawa dipengaruhi oleh pendapatan disposibel (DICJt), lag pendapatan migran (LINCMJt), devisa (DEVJ2t), lag suku bunga (SBt) dan lag konsumsi rumah tangga penduduk Jawa (LCONJt). CONJt = as0 +as1 DICJt + as2 LINCMJt + as3 DEVJ2t + as4 LSBt + U43t ………..……………………………… ........ ........
(74)
Parameter estimasi yang diharapkan : as1, as2, as3> 0; dan as4 < 0. 2. K onsumsi Rumah Tangga di Sumatera (CONSt) Konsumsi rumah tangga di Sumatera dipengaruhi oleh lag pendapatan disposibel (LDICSt), pendapatan migran (INCMSt), devisa (DEVS2t), suku bunga (SBt) dan lag konsumsi rumah tangga penduduk Sumatera (LCONSt). CONSt = at0 + at 1LDICSt + at2 INCMSt + at3 DEVS2t + at4 SBt + at 5 LCONSt + U44t ………….………………………..…
(75)
Parameter estimasi yang diharapkan : at 1, at 2, at 3 > 0; at 4 < 0; dan 0 < at5 < 1. 3. Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan (CONKt) Konsumsi rumah tangga di Kalimantan dipengaruhi pendapatan disposibel (DICKt), lag pendapatan migran (LINCMKt), lag devisa (LDEVK2t), suku bunga (SBt) dan lag konsumsi rumah tangga penduduk Kalimantan (LCONKt). CONKt = au0 + au 1 DICKt + au2 LINCMKt + au 3 LDEVK2t + au 4 SBt + au 5 LCONKt + U45t …………………………………. . (76) Parameter estimasi yang diharapkan : au1, au2, au3 > 0; au4 < 0; dan 0 < au5< 1. 4. Konsumsi Rumah Tangga di Sulawesi (CONSLt)
106 Konsumsi rumah tangga di Sulawesi dipengaruhi oleh lag pendapatan disposibel (LDICSLt), lag pendapatan migran (INCMSLt), devisa (DEVSLt), suku bunga (SBt) dan lag konsumsi rumah tangga penduduk Sulawesi (LCONSLt). CONSLt = av0 + av1LDICSLt + av2 INCMSLt + av3 DEVSL2t + av4 SBt + av5 LCONSLt + U46t …….…………….....
(77)
Parameter estimasi yang diharapkan : av1, av2, av3> 0; av4 < 0; dan 0 < av5< 1.
5. Konsumsi Rumah Tangga di Pulau Lain (CONPt) Konsumsi rumah tangga di Pulau Lain dipengaruhi oleh lag pendapatan disposibel (LDICPt), pendapatan migran (INCMPt), devisa (DEVP2t) di Pulau Lain, dan suku bunga (SBt). CONPt = aw0 + aw 1 LDICPt + aw2 INCMPt + aw3 DEVP2t + aw 4 SBt + U47t....…..……………………………………. (78) Parameter estimasi yang diharapkan : aw 1, aw 2, aw 3> 0; aw 4< 0.
4.1.3.4. Investasi Persamaan investasi terdiri dari investasi di Jawa (INVJt), investasi di Sumatera (INVSt), investasi di Kalimantan (INVKt), investasi di Sulawesi (INVSLt), investasi di Pulau Lain (INVPt). 1. Investasi di Jawa Investasi di Jawa dipengaruhi oleh suku bunga (SBt), upah di Jawa (WJt), nilai tukar (NTKt) dan lag investasi di Jawa (LINVJt). INVJt = ax0 + ax1SBt + ax2 WJt + ax3 NTKt + ax4 LINVJt + U48t ...... (79) Parameter estimasi yang diharapkan : ax3 > 0 ; ax1, ax2 < 0; dan 0< ax4<1.
2. Investasi di Sumatera
107 Investasi di Sumatera dipengaruhi oleh suku bunga (SBt), upah di Sumatera (WSt), nilai tukar (NTKt) dan lag investasi di Sumatera (LINVSt). INVSt = ay0 + ay1SBt + ay2 WSt + ay3 NTKt + ay4 LINVSt + U49t …...(80) Parameter estimasi yang diharapkan : ay3 > 0 ; ay1, ay2 < 0; dan 0< ay4<1.
3. Investasi di Kalimantan Investasi di Kalimantan dipengaruhi oleh suku bunga (SBt), upah di Kalimantan (WKt), produk domestik regional bruto di Kalimantan (GRDPKt), dan lag investasi di Kalimantan (LINVKt). INVKt = az0 + az1SBt + az2 WKt + az3 GRDPKt + az4 LINVKt + U50t ………………………………………………. ….
(81)
Parameter estimasi yang diharapkan : az3 > 0 ; az1, az2 < 0; dan 0
4. Investasi di Sulawesi Investasi di Sulawesi dipengaruhi oleh perubahan suku bunga (PSBt = SBtLSBt), upah di Sulawesi (WSLt), perubahan produk domestik regional bruto di Sulawesi (PGRDPSLt), nilai tukar (NTKt). INVSLt = ba0 + ba1PSBt + ba2 WSLt + ba3 PGRDPSLt + ba4 NTKt + U51t ……………………………………...……………….. (82) Parameter estimasi yang diharapkan : ba3, ba4 > 0 ; ba1, ba2 < 0
5. Investasi di Pulau Lain Investasi di Pulau Lain dipengaruhi oleh lag suku bunga (LSBt), lag upah (LWPt), produk domestik regional bruto (GRDPPt), nilai tukar (NTKt). INVPt = bb0 + bb 1LSBt + bb 2 LWPt + bb 3 GRDPPt + bb 4 NTKt + U52t ………………….…………………………………….. (83) Parameter estimasi yang diharapkan : bb3, bb4 > 0 ; dan bb1, bb2 < 0. 4.1.3.5. Devisa
108 Devisa
masing-masing
pulau
dipengaruhi
oleh
jumlah
migran
internasional (MIGEX) dan migran ke negara lain (MIGNL) penduduk masingmasing pulau. DEVJ2t = bc0 + bc 1MIGEXJt + bc2 MIGJNLt + bc3 LDEVJ2 + U53t ……… ………..................................................... (84) DEVS2t = bd0 + bd1 MIGEXSt + bd2 MIGSNLt + bd3 LDEVS2t + U54t ………… …………………………………..……. (85) DEVK2t = be0 + be1 MIGEXKt + be2 MIGKNLt + U55t ......………. (86) DEVSL2t = bf0 + bf 1 MIGEXSLt + bf 2 MIGSLNLt + U56t ….…… DEVP2t
(87)
= bg0 + bg1MIGEXPt + bg2 MIGPNLt + bg3 LDEVP2t +U57t…………………………………………………….. (88)
Parameter estimasi yang diharapkan : bc1, bc2 > 0; dan 0 < bc3 < 1 bd1, bd2 > 0; dan 0 < bd3 < 1 be1, be2 > 0 bf1, bf2 > 0 bg1, bg2 > 0; dan 0 < bg3 < 1
4.2. Identifikasi dan Metode Pendugaan Model Sebelum
menentukan
metode
pendugaan
model,
suatu
model
ekonometrika persamaan struktural simultan memerlukan identifikasi model. Model persamaan struktural dapat diidentifikasi dengan menggunakan order condition sebagai syarat keharusan, dan rank condition sebagai syarat kecukupan (Koutsoyiannis, 1977). Metode order condition tersebut adalah : (K – M) > (G – 1 ) dimana : K = Total variabel dalam model yaitu variabel endogen dan variabel predetermined
109 M = Jumlah variabel endogen dan eksogen yang termasuk dalam suatu persamaan tertentu dalam model G = Jumlah variabel endogen dalam model Kondisi suatu persamaan dalam model mengikuti metode order condition adalah: (K – M) > (G – 1)
; persamaan yang bersangkutan teridentifikasi
berlebih (over identified) (K – M) < (G – 1) ; persamaan yang bersangkutan tidak dapat diidentifikasi (unidentified). (K – M) = (G – 1) ; persamaan yang bersangkutan dapat diidentifikasi dengan tepat (exactly identified). Agar dapat diduga parameter-parameternya setiap persamaan struktural harus exactly identified atau over identified. Suatu persamaan yang teridentifikasi akan memenuhi rank condition jika dan hanya jika memungkinkan minimal satu determinan bukan nol pada order (G – 1) dari parameter struktural yang tidak termasuk dalam persamaan. Model yang dirumuskan terdiri dari 58 persamaan struktural dan 30 persamaan identitas, sehingga model terdiri dari 88 variabel current endogenous (G), 58 variabel lag endogenous dan 86 variabel exogenous, sehingga terdapat 144 variabel predetermined. Total variabel dalam model (K) adalah 232 variabel. Jumlah variabel dalam persamaan adalah 7 (M) variabel.
Maka berdasarkan
kriteria order condition dalam penelitian ini menunjukkan setiap persamaan struktural adalah over identified. Suatu persamaan yang over identified, dapat diduga dengan berbagai metode seperti Two Stage Least Square (2SLS),
Three Stage Least Square
(3SLS), Limited Information Maximum Likelihood (LIML) atau Full Information
110 Maximum Likelihood (FIML). Berdasarkan kriteria statistik dan ekonomi, maka metode estimasi model yang terbaik dalam penelitian ini adalah 2SLS, karena dapat menghasilkan nilai estimasi parameter yang lebih efisien. Sedangkan 3SLS dan FIML menggunakan informasi yang lebih banyak dan lebih sensitif terhadap kesalahan pengukuran maupun kesalahan spesifikasi model. Estimasi model dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer
Statistical Analysis System/Econometric Time Series (SAS/ETS).
Karena dalam model ada persamaan yang mengandung variabel beda kala, maka digunakan Durbin Watson statistik untuk melihat auto korelasi (Pyindick and Rubenfeld, 1998).
4.3.
Validasi Model Sebelum model digunakan untuk simulasi alternatif kebijakan, perlu diuji
terlebih dahulu apakah model cukup valid. Kriteria uji validitas model yang digunakan adalah ketepatannya menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Uji validitas model yang sering digunakan adalah kesalahan rataan kuadrat terkecil (Root Mean Square Percent Error, RMSPE) dan koefisien ketidaksamaan Theil (Theil Inequality Coeficient, U) (Pindyick and Rubenfeld, 1998) : RMSE adalah rata-rata kuadrat dari perbedaan nilai estimasi dengan nilai observasi suatu variabel. Jika nilai RMSE semakin kecil maka estimasi model atau variabel tersebut semakin valid. Nilai statistik RMSE adalah : RMSE =
1 T (Yts − Yta ) 2 ∑ T t =1
111 RMSPE adalah rata-rata kuadrat dari proporsi perbedaan nilai estimasi dengan nilai observasi suatu variabel. Jika nilai RMSPE semakin kecil maka estimasi model atau variabel tersebut semakin valid. Nilai statistik RMSPE :
RMSPE =
1 T Yts − Yta ∑ T t =1 Yta
2
U adalah perbandingan RMSE dengan penjumlahan rata-rata kuadrat nilai estimasi dan rata-rata kuadrat nilai observasi suatu model atau variabel. Nilai U maksimum adalah satu dan nilai minimumnya adalah nol.
Jika U=1 maka
pendugaan model naïf, jika U=0 maka pendugaan model sempurna. Semakin kecil nilai RMSPE dan U Theil’s dan semakin besar nilai R2, maka pendugaan model semakin baik. Nilai statistik U :
U =
1 T (Yts − Yta ) 2 ∑ T t =1 1 T 1 T s 2 ( Y ) + ∑ t ∑ (Yta ) 2 T t =1 T t =1
Dimana T, Yts danYta masing-masing adalah jumlah observasi, nilai estimasi model dan nilai observasi model. Nilai U dapat didekomposisi menjadi tiga komponen menurut sumber kesalahannya (Pindyck and Rubinfeld, 1998) yaitu proporsi bias (UM), proporsi varians (US) dan proporsi covarians (UC). UM mengukur sejauh mana nilai ratarata estimasi menyimpang dari nilai aktualnya. Maka proporsi bias ini mengindikasikan kesalahan sistematis. Suatu estimasi model atau variabel dikatakan valid jika UM < 0.20. US mengindikasikan penyimpangan kemiringan (slope) regresi antara nilai aktual dengan nilai estimasi. Semakin kecil nilai US, maka estimasi model atau variabel semakin valid. UC adalah ukuran unsistematic error
112 dari estimasi suatu model atau variabel. Semakin besar nilai UC, maka semakin valid estimasi suatu model atau variabel. Nilai UM, US dan UC adalah: UM =
(Y s − Y a ) 2 (1/ T)∑ (Yts − Yta ) 2
US
(σ s − σ a ) 2 (1/ T )∑ (Yts −Yta ) 2
=
UC =
2(1 − ρ)σ s σ a (1/ T)∑ (Yts −Yta ) 2
Dimana nilai Y s , Y a , σ s , σ a , danρ adalah nilai rata-rata estimasi model, nilai ratarata observasi model, standar deviasi nilai estimasi model, standar deviasi nilai observasi model dam koefisien korelasi antara nilai estimasi dengan nilai observasi model.
4.4. Simulasi Kebijakan
Migrasi merupakan suatu bentuk tanggapan dari adanya variasi keadaan lingkungan dimana mereka tinggal. Keadaan alam yang terus berubah, adanya perubahan kehidupan sosial politik masyarakat, fluktuasi kondisi ekonomi, dan perkembangan penduduk melalui proses siklus kehidupan, telah mengakibatkan penduduk bermigrasi dari satu daerah ke daerah lain. Dalam perspektif sejarah, tiga puluh tahun yang lalu migrasi penduduk Indonesia umumnya sangat rendah.
Indonesia sebagai negara agraris, tidak
mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat dan penduduknya sangat tidak mobile. Tetapi kondisi ini sudah berubah, pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi selama tiga dekade sebelum krisis ekonomi terjadi di Indonesia, telah membawa pengaruh yang besar terhadap berbagai aspek demografi.
Salah
satunya adalah aspek mobilitas penduduk yang semakin meningkat intensitasnya.
113 Bahkan penduduk pulau Jawa yang dikenal mempunyai mobilitas yang rendah, dapat dijumpai diseluruh pelosok Indonesia.
Pembangunan jalan dan
pertumbuhan jumlah kendaraan merupakan salah satu penyebab dari sekian banyak faktor yang menyebabkan penduduk semakin mudah untuk bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain (Depnakertrans, 1999). Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan sektor industri suatu daerah juga turut memberi andil bertambahnya penduduk migran. Sebagian besar industri yang ada di Indonesia terdapat di pulau Jawa. Oleh karena itu, daerah-daerah industri di pulau Jawa juga menjadi incaran bagi para migran dari pulau-pulau lain. Tetapi banyak kendala yang dihadapi para migran untuk mencapai keinginannya dalam memperoleh kesejahteraan yang lebih baik. Kendala yang cukup banyak dihadapi para migran internal adalah kesempatan kerja di daerah tujuan migran, khususnya di pulau Jawa, lebih sedikit dibandingkan jumlah migran yang datang untuk mencari pekerjaan. Akibat dari kondisi ini adalah jumlah pengangguran semakin meningkat di daerah tujuan migran. Selanjutnya untuk mengatasi masalah pengangguran yang semakin meningkat, maka migrasi penduduk keluar Jawa dan migrasi internasional merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut.
Migrasi
internasional selain dapat mengatasi masalah pasar kerja di Indonesia, juga dapat meningkatkan devisa negara. Berbagai kebijakan migrasi internal yang ditetapkan pemerintah telah diuraikan pada sub bab perkembangan kebijakan migrasi internal pada bab tinjauan pustaka disertasi ini. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan langsung (direct policy).
Secara umum kebijakan tersebut bertujuan untuk
mengatasi ketimpangan distribusi penduduk yang terkonsentrasi di Pulau Jawa,
114 mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kondisi perekonomian baik di daerah asal maupun di daerah tujuan. Demikian juga halnya dengan kebijakan migrasi internasional, dimana secara umum tujuan pemerintah adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kerja migran internasional, dan secara khusus mengatasai masalah pengangguran di dalam negeri dan meningkatkan devisa negara. Berdasarkan tujuan dari kebijakan migrasi internal dan internasional tersebut, maka kebijakan migrasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kebijakan tidak langsung (indirect policy), dengan cara meningkatkan daya tarik daerah tujuan migran melalui peningkatan upah, kesempatan kerja dan kondisi perekonomian daerah tujuan. Sehingga tujuan kebijakan migrasi internal dan internasional yang ditetapkan pemerintah dapat tercapai. Oleh karena itu, untuk melihat bagaimana dampak kebijakan migrasi internal dan internasional terhadap pasar kerja dan perekonomian Indonesia, dilakukan analisis simulasi kebijakan pada periode peramalan (ex-ante simulation) tahun 2009-2012. Alternatif simulasi kebijakan peramalan terdiri dari: Simulasi 1: Peningkatan upah minimum propinsi rata-rata di Jawa 10 persen dan upah minimum propinsi rata-rata di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain 15 Persen (kebijakan migrasi internal). Simulasi 2 : Depresiasi nilai tukar sebesar 5 persen (kebijakan migrasi internasional). Simulasi 3: Kombinasi penurunan suku bunga 2 persen dan depresiasi nilai tukar sebesar 5 persen. Simulasi 4: Peningkatan pengeluaran infrastruktur di Jawa 10 Persen, dan di Pulau-pulau Lainnya 20 persen (kebijakan migrasi internal).
115 Simulasi 5 : Kombinasi penurunan suku bunga 2 persen, depresiasi nilai tukar 5 persen, peningkatan pengeluaran infrastruktur di Jawa 10 Persen, dan di Pulau-pulau Lainnya 20 persen (kombinasi simulasi 3 dan 4). Analisis simulasi kebijakan ini berdasarkan pada perkembangan ekonomi pada saat penelitian. Simulasi kebijakan migrasi internal melalui peningkatan upah minimum di Jawa sebesar 10 persen berdasarkan kebijakan dewan pengupahan yang menuntut kenaikan upah minimum propinsi DKI Jakarta sebesar 8 persen, dan dalam simulasi ini dibulatkan menjadi 10 persen. Upah minimum propinsi DKI Jakarta diasumsikan dapat mewakili pulau Jawa. Sedangkan di pulau-pulau lainnya peningkatan upah minimum meningkat 15 persen berdasarkan perkembangan peningkatan upah minimum selama lima tahun terakhir.
Tujuan peningkatan upah minimum lebih besar di pulau-pulau lain
daripada di Jawa juga untuk mengurangi terjadinya migrasi internal dari pulau lain ke Jawa. Kebijakan migrasi internal melalui penurunan suku bunga sebesar 2 persen, disesuaikan dengan rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang terus menurunkan suku bunga beberapa kali secara berturut-turut sehingga suku bunga terus menurun dari dua digit (11 persen) hingga menjadi 8.75 persen (kondisi Juni hingga Juli 2007).
Tujuan dari turunnya suku bunga untuk meningkatkan
investasi di Indonesia. Investasi merupakan salah satu upaya bagi daerah di seluruh Indonesia untuk melakukan percepatan pembangunan, dimana investasi merupakan motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Tanpa investasi, pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang tidak akan tercapai walaupun pengeluaran konsumsi dan pengeluaran pemerintah berkembang cukup baik. Jika investasi dihubungkan dengan pasar kerja, maka investasi merupakan
116 faktor
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan
permintaan
tenaga
kerja.
Peningkatan permintaan tenaga kerja, dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga dapat menghambat terjadinya migrasi,
khususnya
migrasi
ke
daerah-daerah
yang
tingkat
kepadatan
penduduknya sangat tinggi. Kebijakan migrasi internasional melalui depresiasi nilai tukar 5 persen, dilakukan berdasarkan kondisi nilai tukar pada periode lima tahun terakhir, dimana nilai tukar rupiah rata-rata terdepresiasi terhadap dollar Amerika, dollar Hongkong, dollar Singapura dan ringgit Malaysia sebesar 5 persen. Simulasi ini bertujuan untuk mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja migran Indonesia untuk bekerja di luar negeri, karena upah yang diterima tenaga kerja migran di luar negeri dalam bentuk mata uang asing. Kebijakan ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan kuantitas tenaga kerja migran yang ditempatkan di luar negeri.
Peningkatan jumlah tenaga kerja migran internasional ini
diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia, meningkatkan devisa dan pendapatan negara. Sedangkan simulasi kebijakan internal lain melalui pengeluaran infrastruktur dilakukan berdasarkan perkembangan selama lima tahun terakhir, dimana rata-rata peningkatan pengeluaran pembangunan di Jawa sebesar 8.1 persen dan di luar Jawa rata-rata 7.6 persen hingga 13.9 persen. Berdasarkan nilai tersebut, maka dalam simulasi kebijakan pengeluaran pembangunan untuk pulau Jawa di tingkatkan 10 persen dan untuk pulau-pulau lain ditingkatkan 20 persen. Tujuan peningkatan pengeluaran infrastruktur lebih besar di pulau-pulau lain daripada di Jawa adalah untuk menarik migran dari Jawa untuk migrasi ke luar Jawa, dan menurunkan jumlah migran dari luar Jawa masuk ke Jawa.
117 Selanjutnya kondisi infrastruktur yang baik, juga akan menarik investor untuk melakukan investasi didaerah tersebut. Berdasarkan laporan Asian Development Bank (2005), tiga hal yang mempengaruhi investasi di Indonesia, yaitu: (1) Kondisi ekonomi makro, termasuk stabilitas ekonomi makro, keterbukaan ekonomi, persaingan pasar, dan stabilitas sosial dan politik, (2) Kepemerintahan dan kelembagaan, termasuk kejelasan dan efektifitas peraturan, perpajakan, sistim hukum, sektor keuangan, fleksibilitas pasar tenaga kerja dan keberadaan tenaga kerja yang terdidik dan trampil, dan (3) Infrastruktur, mencakup sarana transportasi, telekomunikasi, listrik, dan air.
Disisi lain total pengeluaran pembangunan dan pengeluaran
infrastruktur dapat membuka lapangan kerja melalui pembangunan proyek-proyek pembangunan dan infrastruktur. Oleh
karena
dalam
mengatur
kebijakan
biasanya
pemerintah
melakukannya secara bersamaan, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis simulasi kombinasi kebijakan migrasi internal dan internasional yaitu pada simulasi 3 dan 5.
4.5. Definisi dan Pengukuran Variabel
Model ekonomi migrasi, pasar kerja dan perekonomian Indonesia menggunakan model persamaan simultan. Untuk tidak menimbulkan defenisi ganda dalam penelitian ini maka perlu pendefenisian dan cara pengukuran terhadap variabel-variabel yang digunakan. pengukuran variabel ini disusun sebagai berikut: 4.5.1. Variabel Endogen
Oleh karena itu defenisi dan
118 1.
MIGSJt adalah jumlah migran masuk dari Sumatera ke Jawa pertahun
(orang). 2.
MIGKJt adalah jumlah migran masuk dari Kalimantan ke Jawa pertahun
(orang). 3.
MIGSLJt adalah jumlah migran masuk dari Sulawesi ke Jawa pertahun
(orang). 4.
MIGPJt adalah jumlah migran masuk dari pulau lain ke Jawa pertahun
(orang). 5.
MIGINJt adalah total migran masuk ke Jawa pertahun (orang).
6.
MIGINSt adalah total migran masuk ke Sumatera pertahun (orang).
7.
MIGINKt adalah total migran masuk ke Kalimantan pertahun (orang).
8.
MIGINSLt adalah total migran masuk ke Sulawesipertahun (orang).
9.
MIGINPt adalah total migran masuk ke Pulau Lain pertahun (orang).
10. MIGJSt adalah jumlah migran keluar dari Jawa ke Sumatera pertahun (orang). 11. MIGJKt adalah jumlah migran keluar dari Jawa ke Kalimantan pertahun (orang). 12. MIGJSLt adalah jumlah migran keluar dari Jawa ke Sulawesi (orang). 13. MIGJPt adalah jumlah migran keluar dari Jawa ke Pulau Lain (orang). 14. MIGOUTJt adalah total migran keluar dari Jawa (orang). 15. MIGOUTSt adalah total migran keluar dari Sumatera (orang). 16. MIGOUTKt adalah total migran keluar dari Kalimantan (orang). 17. MIGOUTSLt adalah total migran keluar dari Sulawesi (orang). 18. MIGOUTPt adalah total migran keluar dari Pulau Lain(orang). 19. MIGJMt adalah jumlah migran dari Jawa ke Malaysia (orang). 20. MIGJASt adalah jumlah migran dari Jawa ke Arab Saudi (orang).
119 21. MIGJSPt adalah jumlah migran dari Jawa ke Singapura (orang). 22. MIGJHt adalah migran dari Jawa ke Hongkong (orang). 23. MIGEXJt adalah migran internasional dari Jawa (orang). 24. MIGSMt adalah jumlah migran dari Sumatera ke Malaysia (orang). 25. MIGSASt adalah jumlah migran dari Sumatera ke Arab Saudi (orang). 26. MIGSSPt adalah jumlah migran dari Sumatera ke Singapura (orang). 27. MIGSHt adalah migran dari Sumatera ke Hongkong (orang). 28. MIGEXSt adalah migran internasional dari Sumatera (orang). 29. MIGKMt adalah jumlah migran dari Kalimantan ke Malaysia (orang). 30. MIGKASt adalah jumlah migran dari Kalimantan ke Arab Saudi (orang). 31. MIGKSPt adalah jumlah migran dari Kalimantan ke Singapura (orang). 32. MIGKHt adalah migran penduduk Kalimantan ke Hongkong (orang). 33. MIGEXKt adalah migran internasional dari Kalimantan (orang). 34. MIGSLMt adalah jumlah migran dari Sulawesi ke Malaysia (orang). 35. MIGSLASt adalah jumlah migran dari Sulawesi ke Arab Saudi (orang). 36. MIGSLSPt adalah jumlah migran dari Sulawesi ke Singapura (orang). 37. MIGSLHt adalah migran dari Sulawesi ke Hongkong (orang). 38. MIGEXSLt adalah migran internasional dari Sulawesi (orang). 39. MIGPMt adalah jumlah migran dari Pulau Lain ke Malaysia (orang). 40. MIGPASt adalah jumlah migran dari Pulau Lain ke Arab Saudi (orang). 41. MIGPSPt adalah jumlah migran dari Pulau Lain ke Singapura (orang). 42. MIGPHt adalah migran dari Pulau Lain ke Hongkong (orang). 43. MIGEXPt adalah migran internasional dari Pulau Lain (orang) . 44. DTKJt adalah permintaan tenaga kerja di Jawa yang merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja di Jawa (orang).
120 45. DTKSt adalah permintaan tenaga kerja di Sumatera yang merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja di Sumatera (orang). 46. DTKKt adalah permintaan tenaga kerja di Kalimantan yang merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja di Kalimantan (orang). 47. DTKSLt adalah permintaan tenaga kerja di Sulawesi yang merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja di Sulawesi (orang). 48. DTKPt adalah permintaan tenaga kerja Pulau Lain yang merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja di Pulau Lain(orang). 49. STKJt adalah penawaran tenaga kerja di Jawa yang merupakan jumlah angkatan kerja di Jawa (orang). 50. STKSt adalah penawaran tenaga kerja Sumatera yang merupakan jumlah angkatan kerja di Sumatera (orang) 51. STKKt adalah penawaran tenaga kerja Kalimantan yang merupakan jumlah angkatan kerja di Sumatera (orang). 52. STKSLt adalah penawaran tenaga kerja Sulawesi yang merupakan jumlah angkatan kerja di Sulawesi (orang). 53. STKPt adalah penawaran tenaga kerja pulau lain yang merupakan jumlah angkatan kerja di Pulau Lain (orang). 54. UJt adalah jumlah pengangguran di Jawa yang merupakan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan di Jawa (orang). 55. USt adalah jumlah pengangguran di Sumatera yang merupakan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan di Sumatera (orang).
121 56. UKt adalah jumlah pengangguran di Kalimantan yang merupakan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan di Kalimantan (orang). 57. USLt adalah jumlah pengangguran di Sulawesi yang merupakan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan di Sulawesi (orang). 58. UPt adalah jumlah pengangguran di Pulau Lain yang merupakan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan di Pulau Lain (orang). 59. WJt adalah upah bersih pekerja selama sebulan Jawa (rupiah/bulan). 60. WSt adalah upah bersih pekerja selama sebulan Sumatera (rupiah/bulan). 61. WKt adalah upah bersih pekerja selama sebulan Kalimantan (rupiah/bulan). 62. WSLt adalah upah bersih pekerja selama sebulan Sulawesi (rupiah/bulan). 63. WPt adalah upah bersih pekerja selama sebulan Pulau Lain (rupiah/bulan). 64. GRDPJt adalah produk domestik regional bruto Pulau Jawa (milyar rupiah/ tahun). 65. GRDPSt adalah produk domestik regional bruto Pulau Sumatera (milyar rupiah/tahun). 66. GRDPKt adalah produk domestik regional bruto Pulau Kalimantan (milyar rupiah/tahun). 67. GRDPSLt adalah produk domestik regional bruto Pulau Sulawesi (milyar rupiah/tahun) 68. GRDPPt adalah produk domestik regional bruto Pulau Lain (milyar rupiah/ tahun). 69. DICJt adalah pendapatan disposibel di Jawa (milyar rupiah/ tahun).
122 70. DICSt adalah pendapatan disposibel di Sumatera (milyar rupiah/ tahun). 71. DICKt adalah pendapatan disposibel di Kalimantan (milyar rupiah/ tahun). 72. DICSLt adalah pendapatan disposibel di Sulawesi (milyar rupiah/ tahun). 73. DICPt adalah pendapatan disposibel di pulau lain (milyar rupiah/ tahun). 74. CONJt adalah konsumsi rumah tangga penduduk Jawa (milyar rupiah/tahun). 75. CONSt adalah konsumsi rumah tangga penduduk Sumatera (milyar rupiah/tahun). 76. CONKt adalah konsumsi rumah tangga penduduk Kalimantan (milyar rupiah/tahun). 77. CONSLt adalah konsumsi rumah tangga penduduk Sulawesi (milyar rupiah/tahun). 78. CONPt adalah konsumsi rumah tangga penduduk pulau lain (milyar rupiah/tahun). 79. INVJt adalah jumlah investasi asing dan dalam negeri di Jawa (milyar rupiah/tahun). 80. INVSt adalah jumlah investasi asing dan dalam negeri di Sumatera (milyar rupiah/tahun). 81. INVKt adalah jumlah investasi asing dan dalam negeri di Kalimantan (milyar rupiah/tahun). 82. INVSLt adalah jumlah investasi asing dan dalam negeri di Sulawesi (milyar rupiah/tahun). 83. INVPt adalah jumlah investasi asing dan dalam negeri di pulau lain (milyar rupiah/tahun). 84. DEVJt adalah devisa yang diperoleh dari tenaga kerja migran berasal dari Jawa yang bekerja di luar negeri (juta rupiah/tahun).
123 85. DEVSt adalah devisa yang diperoleh dari tenaga kerja migran berasal dari Sumatera yang bekerja di luar negeri (juta rupiah/tahun). 86. DEVKt adalah devisa yang diperoleh dari tenaga kerja migran berasal dari Kalimantan yang bekerja di luar negeri (juta rupiah/tahun). 87. DEVSLt adalah devisa yang diperoleh dari tenaga kerja migran berasal dari Sulawesi yang bekerja di luar negeri (juta rupiah/tahun). 88. DEVPt adalah devisa yang diperoleh dari tenaga kerja migran berasal dari Pulau Lain yang bekerja di luar negeri (juta rupiah/tahun).
4.5.2. Variabel Eksogen.
1.
MIGLJSt adalah jumlah migran masuk dari pulau-pulau lain selain Jawa ke
Sumatera (orang). 2.
MIGLJKt adalah jumlah migran masuk dari pulau-pulau lain selain Jawa
ke Kalimantan (orang). 3.
MIGLJSLt adalah jumlah migran masuk dari pulau-pulau lain selain Jawa
ke Sulawesi (orang). 4.
MIGLJPt adalah jumlah migran masuk dari pulau-pulau lain selain Jawa ke
pulau lain (orang). 5.
MIGSPLJt adalah jumlah migran dari Sumatera ke pulau-pulau lain selain
Jawa (orang). 6.
MIGKLJt adalah jumlah migran dari Kalimantan ke pulau-pulau lain
selain Jawa (orang). 7.
MIGSLLJt adalah jumlah migran dari Sulawesi ke pulau-pulau lain selain
Jawa (orang).
124 8.
MIGPLJt adalah jumlah migran dari pulau lain ke pulau-pulau lain selain
Jawa (orang). 9.
MIGJNLt adalah tenaga kerja migran Jawa ke negara-negara lain selain
Malaysia, Singapura, Saudi Arabia dan Hongkong (orang). 10.
MIGSNLt adalah tenaga kerja migran Sumatera ke negara-negara lain
selain Malaysia, Singapura, Saudi Arabia dan Hongkong (orang). 11.
MIGKNLt adalah tenaga kerja migran Kalimantan ke negara-negara lain
selain Malaysia, Singapura, Saudi Arabia dan Hongkong (orang). 12.
MIGSLNLt adalah tenaga kerja migran Sulawesi ke negara-negara lain
selain Malaysia, Singapura, Saudi Arabia dan Hongkong (orang). 13.
MIGPNLt adalah tenaga kerja migran Pulau Lain ke negara-negara lain
selain Malaysia, Singapura, Saudi Arabia dan Hongkong (orang). 14.
DIKTSt adalah jumlah penduduk Sumatera dengan tingkat pendidikan
tinggi dan menengah (orang). 15.
DIKRSt
adalah jumlah penduduk Sumatera dengan tingkat pendidikan
rendah (orang). 16.
DIKTKt adalah jumlah penduduk Kalimantan dengan tingkat pendidikan
tinggi dan menengah (orang). 17.
DIKTSLt adalah jumlah penduduk Sulawesi dengan tingkat pendidikan
tinggi dan menengah (orang). 18.
DIKTPt adalah jumlah penduduk Pulau Lain dengan tingkat pendidikan
tinggi dan menengah (orang). 19.
DIKRPt adalah jumlah penduduk Pulau Lain dengan tingkat pendidikan
rendah (orang). 20.
INDJt adalah jumlah industri di Jawa (unit).
125 21.
LLHSt adalah luas lahan sementara tidak digunakan di Sumatera (hektar).
22.
LLHKt adalah luas lahan sementara tidak digunakan di Kalimantan
(hektar). 23.
LLHSLt adalah luas lahan sementara tidak digunakan di Sulawesi (hektar).
24.
LLHPt adalah luas lahan sementara tidak digunakan di Pulau Lain (hektar).
25.
POPJt adalah jumlah penduduk di Jawa (juta orang).
26.
POPSt adalah jumlah penduduk di Sumatera (juta orang).
27.
POPKt adalah jumlah penduduk di Kalimantan (juta orang).
28.
POPSLt adalah jumlah penduduk di Sulawesi (juta orang).
29.
POPPt adalah jumlah penduduk di Pulau lain (juta orang).
30.
UMRJt adalah upah minimum regional di Jawa (rupiah/bulan).
31.
UMRSt adalah upah minimum regional di Sumatera (rupiah/bulan).
32.
UMRKt adalah upah minimum regional di Kalimantan (rupiah/bulan).
33.
UMRSLt adalah upah minimum regional di Sulawesi (rupiah/bulan).
34.
UMRPt adalah upah minimum regional di Pulau Lain (rupiah/bulan).
35.
INCMJt adalah pendapatan migran di Jawa (juta rupiah/ tahun).
36.
INCMSt adalah pendapatan migran di Sumatera (juta rupiah/ tahun).
37.
INCMKt adalah pendapatan migran di Kalimantan (juta rupiah/ tahun).
38.
INCMSLt adalah pendapatan migran di Sulawesi (juta rupiah/ tahun).
39.
INCMPt adalah pendapatan migran di Pulau Lain (juta rupiah/ tahun).
40.
GRDPCS adalah pendapatan perkapita penduduk Sumatera (rupiah/tahun).
41.
WSPt adalah upah di Singapura (rupiah /bulan).
42.
GDPCSPt adalah pendapatan perkapita penduduk Singapura (rupiah/tahun).
43.
WMt adalah upah di Malaysia (rupiah /bulan).
126 44.
GDPCASt
adalah
pendapatan
perkapita
penduduk
Arab
Saudi
(rupiah/tahun). 45.
WHt adalah upah di Hongkong (rupiah/bulan) .
46.
DTKSPt adalah kesempatan kerja di Singapura (orang).
47.
DTKMt adalah kesempatan kerja di Malaysia (ribu orang).
48.
STKMt adalah jumlah angkatan kerja di Malaysia (ribu orang).
49.
DTKHt adalah kesempatan kerja di Hongkong (ribu orang).
50.
GEXJt adalah pengeluaran pemerintah di Jawa (milyar rupiah).
51.
GEXSt adalah pengeluaran pemerintah di Sumatera (milyar rupiah) .
52.
GEXKt adalah pengeluaran pemerintah di Kalimantan (milyar rupiah).
53.
GEXSLt adalah pengeluaran pemerintah di Sulawesi (milyar rupiah).
54.
GEXPt adalah pengeluaran pemerintah di Pulau Lain (milyar rupiah).
55.
GEXIJt adalah pengeluaran infrastruktur di Jawa (milyar rupiah).
56.
GEXISt adalah pengeluaran infrastruktur di Sumatera (milyar rupiah).
57.
GEXIKt adalah pengeluaran infrastruktur di Kalimantan (milyar rupiah).
58.
GEXISLt adalah pengeluaran infrastruktur di Sulawesi (milyar rupiah).
59.
GEXIPt adalah pengeluaran infrastruktur di Pulau Lain (milyar rupiah).
60.
KHMJt adalah Kebutuhan Hidup Minimum di Jawa (rupiah/bulan).
61.
KHMSt adalah Kebutuhan Hidup Minimum di Sumatera (rupiah/bulan).
62.
KHMKt adalah Kebutuhan Hidup Minimum di Kalimantan (rupiah/bulan).
63.
KHMSLt adalah Kebutuhan Hidup Minimum di Sulawesi (rupiah/bulan).
64.
KHMPt adalah Kebutuhan Hidup Minimum di pulau lain (rupiah/bulan).
65.
INFJt adalah laju inflasi di Jawa (persen).
66.
INFSt adalah laju inflasi di Sumatera (persen).
67.
INFKt adalah laju inflasi di Kalimantan (persen).
127 68.
INFSLt adalah laju inflasi di Sulawesi (persen).
69.
INFPt adalah laju inflasi di Pulau Lain (persen).
70.
EKSJt adalah nilai ekspor di Jawa (milyar rupiah).
71.
EKSSt adalah nilai ekspor di Sumatera (milyar rupiah).
72.
EKSKt adalah nilai ekspor di Kalimantan (milyar rupiah).
73.
EKSSLt adalah nilai ekspor di Sulawesi (milyar rupiah).
74.
EKSPt adalah nilai ekspor di Pulau Lain (milyar rupiah).
75.
IMPJt adalah nilai impor Jawa (milyar rupiah).
76.
IMPSt adalah nilai impor Sumatera (milyar rupiah).
77.
IMPKt adalah nilai impor Kalimantan (milyar rupiah).
78.
IMPSLt adalah nilai impor Sulawesi (milyar rupiah).
79.
IMPPt adalah nilai impor Pulau Lain (milyar rupiah).
80.
TAXJt adalah total pajak di Jawa (milyar rupiah).
81.
TAXSt adalah total pajak di Sulawesi (milyar rupiah).
82.
TAXKt adalah total pajak di Kalimantan (milyar rupiah).
83.
TAXSLt adalah total pajak di Sulawesi (milyar rupiah).
84.
TAXPt adalah total pajak di Pulau Lain (milyar rupiah).
85.
SBt adalah suku bunga deposito yang berlaku di Indonesia (persen/tahun).
86.
NTKt adalah nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah (rupiah/dollar).
4.5.3. Pengukuran Variabel
Data dari variabel-variabel dalam penelitian ini diperoleh dengan dua bentuk yaitu: 1. Data sudah tersedia dalam agregasi per pulau. 2. Menjumlahkan data dari setiap propinsi yang terdapat dalam satu pulau.
128 Variabel-variabel dengan data yang tersedia dalam agregasi per pulau adalah: variabel-variabel migrasi internal yaitu: migrasi masuk dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Pulau Lain ke Jawa. Migrasi keluar dari Jawa ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Pulau Lain. Migrasi selain dari Jawa yang masuk ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Pulau Lain. Migrasi keluar dari: Sumatera ke pulau-pulau lain selain Jawa, Kalimantan ke pulau-pulau lain selain Jawa, Sulawesi ke pulau-pulau lain selain Jawa, dan Pulau Lain ke ke pulau-pulau lain selain Jawa. Oleh karena ketersediaan data migrasi internal hanya dalam periode lima tahun sekali (data SUPAS = Survey Penduduk Antar Sensus) yaitu tahun 1985,1990, 1995, 2000 dan 2005, maka data antara tahun-tahun tersebut diperoleh berdasarkan persentase laju pertumbuhan migrasi antar pulau tersebut dari periode yang satu ke periode lainnya, berdasarkan rumus geometri (Ananta, 1990) : Pn = P0 (1 + r )t Dimana : P0 = banyaknya migran masuk pada tahun 0 Pn = banyaknya migran masuk pada tahun berikutnya (n) r
= angka pertumbuhan migran per tahun (dalam persen)
t
= lamanya waktu dari tahun 0 ke tahun t. Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh angka pertumbuhan migrasi
pertahun dalam persentase. Menurut Ananta (1990), rumus ini dianggap lebih baik karena dapat menunjukkan kecepatan dan laju pertumbuhan migrasi. Rumus ini didasarkan pada perhitungan majemuk, dimana pertumbuhan migrasi tahun lalu sudah diperhitungkan untuk menghitung pertambahan jumlah migrasi di tahun yang akan datang. Dengan cara lain, untuk menghitung jumlah migran
129 yang tergolong angkatan kerja di DKI Jakarta, juga pernah dilakukan oleh Desiar (2005) dalam penelitiannya tentang dampak migrasi terhadap pengangguran dan sektor informal di DKI Jakarta. Berdasarkan data jumlah migrasi internal antar pulau tersebut, maka data pendapatan migran diperoleh dengan cara: jumlah migran masuk ke pulau tertentu dikali dengan pendapatan perkapita penduduk pulau bersangkutan. Selanjutnya untuk migrasi internasional, data yang tersedia pada setiap tahun hingga tahun 2004, baik di BPS maupun Depnakertrans adalah data tenaga kerja migran dari Indonesia ke negara tujuan. Tetapi tahun 2005 sudah tersedia data penempatan tenaga kerja migran Indonesia berdasarkan daerah asal dengan tujuan ke Asia Pasifik dan Timur Tengah. Berdasarkan data tersebut maka di peroleh persentase jumlah tenaga kerja migran asal pulau tertentu ke negara tujuan tertentu. Perhitungan persentase jumlah tenaga kerja migran asal pulau ke negara tujuan dilakukan dengan cara : 1. Menghitung jumlah tenaga kerja migran asal pulau tertentu ke Asia Pasifik, diperoleh angka: Sumatera (58679 orang atau 19.74 persen), Jawa (110748 orang atau 37.25 persen), Kalimantan (86235 atau 29.01 persen), Sulawesi (1324 orang atau 0.45 persen) dan Pulau Lain (40305 atau 13.56 persen). 2. Menghitung jumlah tenaga kerja migran asal pulau tertentu ke Timur Tengah, diperoleh angka: Sumatera (171 orang atau 0.1 persen), Jawa (166710 orang atau 94.18 persen), Kalimantan (596 atau 0.37 persen), Sulawesi (130 orang atau 0.07 persen) dan Pulau Lain (9412 atau 5.32 persen). 3. Selanjutnya persentase tersebut dikali dengan jumlah tenaga kerja migran Indonesia ke masing-masing negara.
130 Data devisa dari tenaga kerja migran internasional yang tersedia di BPS dan Depnakertrans adalah total devisa yang dikirim oleh tenaga kerja tersebut. Oleh karena data total tenaga kerja migran Indonesia juga tersedia, maka untuk memperoleh data devisa perpulau dilakukan dengan cara : 1. Menghitung devisa pertenaga kerja migran internasional pertahun yaitu: DEVt/TKIt 2. Hasil perhitungan tersebut dikali dengan jumlah tenaga kerja migran per pulau. 3. Hasil perhitungan pada poin 2, merupakan data devisa tenaga kerja migran internasional perpulau yang digunakan untuk penelitian ini. Variabel-variabel lain, semua data tersedia perdaerah Tingkat I (propinsi) dan daerah Tingkat II (Kota/Kabupaten), maka untuk mengukur data perpulau dilakukan dengan menjumlahkan data dari setiap propinsi yang terdapat dalam satu pulau. Variabel-variabel tersebut adalah variabel-variabel makroekonomi, upah rata-rata, populasi, permintaan dan penawaran tenaga kerja tenaga kerja, dan luas lahan yang sementara tidak digunakan.
4.6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data rangkaian waktu (time series) dari tahun 1985-2006. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Depnakertrans, Nota Keuangan, Laporan Tahunan Bank Indonesia, Bank Dunia (World Bank), Asian Development Bank (ADB), ILO dan sumber lainnya yang terkait dengan penelitian ini
(Lampiran 2).