IV. METODE PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bogor Pemilihan lokasi penelitian
berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota Bogor memiliki jumlah penduduk yang padat sehingga kebutuhan akan pangan meningkat sehingga perlu didukungnya sektor pertanian agar output dari sektor pertanian dapat mencukupi kebutuhan pangan Kota Bogor. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2012. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder diperoleh dari berbagai literatur, instansi yang terkait. Tabel InputOutput Kota Bogor Tahun 2008 klasifikasi 28 sektor diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Data APBD sektor pertanian diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Bogor, Kota Bogor dalam Angka diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor, data tenaga kerja diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor juga referensi lainnya dan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan analisis dampak belanja daerah di sektor pertanian wilayah Kota Bogor.
Tabel 4. Jenis dan Sumber Data Penelitian Berdasarkan Tujuan
1
Menganalisis pembiayaan sektor pertanian kota Bogor dalam struktur APBD
Jenis dan Sumber Data Data Sekunder Sumber Dinas Pertanian Kota Bogor
2
Menganalisis peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kota Bogor Tahun 2008
Data Sekunder Sumber Bappeda Kota Bogor
Analisis InputOutput
3
Menganalisis keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor hulu dan sektor hilirnya
Data Sekunder Sumber BAPPEDA Kota Bogor
Analisis Input – Output
4
Mengetahui dampak belanja di sektor pertanian terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di Kota Bogor.
Data Sekunder Sumber Dinas Pertanian Kota Bogor
Analisis Input – Output
4.3.
Metode Analisis Data
No
Tujuan
Metode Analisis Analisis Statistik Deskriptif
Data dan informasi yang telah didapat selanjutnya dilakukan pengolahan dengan menggunakan software Input-Output Analysis for Practioners dan microsoft excel 2007. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. 4.3.1. Analisis Statistik Deskriptif Tujuan dari penggunaan analisis statistik deskriptif adalah untuk mengetahui struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di sektor pertanian Kota Bogor dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012. Dengan menggunakan grafik maka akan dapat dilihat secara jelas fluktuasi proporsi dana APBD sektor pertanian.
42
4.3.2. Analisis Keterkaitan (linkage) Indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang seperti yang diuraikan di muka belumlah memadai dipakai sebagai landasan pemilihan sektor kunci. Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan antarsektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu, kedua indeks tersebut haruslah dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut dengan dampak penyebaran yang terbagi dua yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran (Priyarsono,et al, 2007). 1.
Koefisien Daya Penyebaran (Backward Linkage) Konsep
ini
berguna
untuk
mengetahui
distribusi
manfaat
dari
pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini juga sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j dikatakan mempunyai kaitan ke belakang yang tinggi apabila BLj mempunyai nilai lebih besar dari 1, sebaliknya jika nilai BLj lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai koefisien penyebaran adalah: n
ij
n BLj =
n
i 1 n
ij i 1
(6)
j 1
Dimana :
BLj
= koefisien penyebaran sektor j
αij
= unsur matriks kebalikan Leontief
43
2.
Kepekaan Penyebaran (Forward Linkage) Konsep ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor
terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai FLi lebih besar dari satu. Sebaliknya, jika nilai FLi lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai kepekaan penyebaran adalah : n
ij
n FLi =
n
i 1 n
ij i 1
(7)
j 1
Dimana :
FLi
= kepekaan penyebaran sektor i
αij
= unsur matriks kebalikan Leontief
4.3.3 Analisis Multiplier Analisis multiplier bertujuan untuk melihat adanya dampak perubahan permintaan akhir dari suatu sektor ekonomi terhadap semua sektor yang ada tiap satu satuan perubahan jenis multiplier. 1.
Multiplier Output Multiplier output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek
awal (multiplier effect), yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan Leontief (matriks invers) α menunjukan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor i yang disebabkan adanya peningkatan penjualan dari sektor i sebesar satu
44
unit satuan moneter ke permintaan akhir. Matriks invers dirumuskan dengan persamaan : Α = ( I – A )-1 = [ αij ]
(8)
Matriks α mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian yang
dipelajari
dengan
menentukan
tingkat
kaitan
antarsektor
dalam
perekonomian suatu wilayah atau negara. Koefisien dari matriks invers ini [ α ij ] menunjukan besarnya perubahan aktivitas dari suatu sektor yang akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lain. 2.
Multiplier Pendapatan Multiplier pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya
perubahan output dalam perekonomian. Dalam Tabel I-O, yang dimaksud dengan pendap atan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank (Jensen,1979 dalam Priyarsono.et al. 2007). Angka pengganda pendapatan dapat diperoleh dari rumus : n
MIj i1
an 1Dij an 1, j
(9)
Dimana : MIj
= pengganda tipe II
Dij
= unsur matrik kebalikan leontif tertutup
An+1, j = koefisien input dari gaji/ upah rumah tangga sektor j
45
3.
Multiplier Tenaga Kerja Menunjukan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal
dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh oleh elemen-elemen dalam tabel I-O, seperti pada multiplier output pendapatan karena dalam tabel I-O tidaik mengandung elemen-elemen yang berhubungan tenaga kerja. Besaran multiplier tenaga kerja dapat diperoleh dengan rumus : n
MLj i1
wn 1Dij wn 1, j
(10)
Dimana : MLj
= pengganda tenaga kerja tipe II
Dij
= unsur matrik kebalikan leontif tertutup
Wn+i,j = koefisen tenaga kerja sektor j Wn+1,i = koefisien tenaga kerja sektor i Berdasarkan matriks kebalikan Leontief terbuka (αij) maupun tertutup (α*ij) dapat ditentukan nilai-nilai dari multiplier output, multiplier pendapatan dan multiplier tenaga kerja berdasarkan rumus-rumus yang tercantum pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 5. Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Multiplier
Nilai
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Efek Awal
1
hi
ei
Efek Putaran Pertama
∑aij
∑aijhi
∑aijei
Efek Dukungan Industri
∑iαij -1-∑iaij
∑iαijhi-hj-∑iaijhi
∑iαij e ij – ei - ∑iaij ei
Efek Induksi Konsumsi
∑iα*ij -1-∑iaij
∑iα*ijhi-hj-∑iaijhi
∑iα*ij e i – ei - ∑iaij ei
Efek Total
∑iα*ij
∑iα*ijhi
∑iα*ij ei
Efek Lanjutan
∑iα*ij – 1
∑iα*ijhi - hi
∑iα*ij ei - ei
Sumber : Daryanto, 1990 dalam Priyarsono.et al. 2007
46
Keterangan : aij
= Koefisien Output
hi
= Koefisien Pendapatan Rumah tangga
ei
= Koefisien Tenaga Kerja
αij
= Matriks kebalikan Leontief model terbuka
α*ij
= Matriks kebalikan Leontief model tertutup
Melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja maka dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I sebagai berikut. Tipe I Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri Efek Awal
4.3.4. Analisis Dampak Pengeluaran Pemerintah Melihat dampak pengeluaran pemerintah di sektor pertanian terhadap perekonomian wilayah kota Bogor digunakan analisis input output dengan rumus sebagai berikut (Miller dan Blair dalam Manaf, 2007) : 1) Dampak terhadap pembentukan output ΔX = (I-A)-1ΔG
(11)
2) Dampak terhadap pembentukan pendapatan ΔI= 𝑎n+1(I-A)-1ΔG
(12)
3) Dampak terhadap pembentukan tenaga kerja ΔL = wn+1(I-A)-1ΔG
(13)
dimana: ΔX
= dampak terhadap pembentukan output
ΔI
= dampak terhadap pendapatan rumah tangga 47
ΔL
= dampak terhadap penyerapan terhadap tenaga kerja
ΔG
= pengeluaran pemerintah
(I-A)-1 = matriks kebalikan Leontief terbuka
1.
𝑎n+1
= koefisien pendapatan
wn+1
= koefisien tenaga kerja
Koefisien Pendapatan (𝑎n+1) Menurut Daryanto dan Hafizrianda dalam Mulyani (2007), koefisien
pendapatan merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan diperlukan untuk mencari dampak perubahan input primer terhadap pembentukan pendapatan. Rumusnya adalah: 𝑎n+1 =
𝑈𝑖 𝑋𝑖
(14)
dimana: 𝑎n+1 = koefisien pendapatan sektor i Ui
= jumlah upah dan gaji
Xi
= jumlah input total sektor i
2.
Koefisien Tenaga Kerja (wn+1) Menurut Daryanto dan Hafizrianda dalam Mulyani (2007),koefisien
tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien tenaga kerja diperlukan untuk mencari dampak perubahan i primer terhadap pembentukan tenaga kerja. Dirumuskan sebagai berikut:
48
wn+1 =
𝐿𝑖 𝑋𝑖
(15)
dimana: βi= koefisien tenaga kerja sektor i Li= jumlah tenaga kerja sektor i Xi= jumlah input
49