BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar,
ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi secara sengaja melalui berbagai pertimbangan, antara lain: 1. Dalam penelitian ini diarahkan untuk menganalisis usahatani terdiversifikasi antara tanaman dan ikan. Oleh karena itu daerah-daerah di Kota Denpasar yang mengembangkan usahatani terdiversifikasi antara tanaman dan ikan (lele) adalah Kecamatan Denpasar Utara khususnya di Subak Dalem dan Subak Kedua. 2. Kecamatan Denpasar Utara memiliki karakteristik penguasaan lahan sawah oleh petani rata-rata 0,36 ha per petani, merupakan penguasaan lahan sawah terkecil dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Denpasar (Anonim, 2011).
4.2
Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang melaksanakan sistem
usahatani terdiversifikasi yang ada di Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar. Para petani tersebut paling banyak terhimpun di dua subak yang ada di Kecamatan Denpasar Utara yaitu Subak Dalem sebanyak 325 orang dan Subak Kedua sebanyak 184 orang petani. Jumlah populasi seluruhnya 509 orang petani. Sementara jenis komoditas yang diusahakan dikedua subak ini adalah padi, kedelai, sayur hijau, bunga teratai, dan ikan lele.
32
33
Suyatna dan Antara (2004) menyatakan pada umumnya tidak ada aturanaturan yang secara ketat dan mutlak menentukan besarnya sampel, walaupun ada formula-formula untuk masing-masing teknik sampling dalam menentukan besarnya sampel namun dalam operasionalnya susah untuk dilaksanakan. Biasanya penentuan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan praktis dan tergantung pada sumber dana, tenaga, dan waktu yang tersedia. Untuk menentukan ukuran sampel yang akan diambil tergantung pada variasi populasinya. Semakin besar dispersi atau variasi suatu populasi maka semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan presisi. Selanjutnya, Riduwan (2006) menyebutkan sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri keadaan tertentu yang akan diteliti. Dalam penelitian ini pengambilan jumlah sampel dengan menggunakan rumus: N n= N . d2 + 1 di mana: N = jumlah populasi n = jumlah sampel d2 = α = presisi yang ditetapkan = 10% Pada penelitian ini tingkat ketelitian atau keyakinan yang dikehendaki adalah 90 % atau dengan tingkat presisi yang diharapkan 10 % atas dasar pertimbangan bahwa untuk penelitian sosial tingkat kesalahan masih dapat ditolerir sampai dengan 10 %. Besarnya sampel yang diperoleh dari populasi sebanyak 509 orang adalah sebesar 84 orang. Jumlah sampel tersebut diambil secara proportional random sampling sesuai dengan
34
usahatani terdiversifikasi yang diusahakan. Sampel yang diambil pada masing-masing usahatani terdiversifikasi seperti Tabel 4.1. Tabel 4.1 Sebaran Sampel pada Masing-masing Subak di Kecamatan Denpasar Utara Tahun 2011
No.
Subak
Usahatani terdiversifikasi
Jumlah petani (orang)
Jumlah sampel (orang)
1.
Dalem -
Padi, kedelai, sayur hijau, bunga teratai Padi, kedelai, sayur hijau Padi, kedelai, bunga teratai Padi, sayur hijau Padi, lele Padi, kedelai
10 15 10 32 25 233
2 2 2 5 4 38
2.
Kedua -
Padi, kedelai, sayur hijau, bunga teratai Padi, kedelai, sayur hijau Padi, lele Padi, kedelai
10 66 49 59
2 11 8 10
509
84
Jumlah
4.3
Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dengan suatu alat ukur tertentu yang diperlukan untuk keperluan analisis secara kuantitatif yang berbentuk angka-angka. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar, atau data yang tidak berupa angka dan tidak dapat dihitung, tetapi berupa penjelasan yang berhubungan dengan obyek penelitian.
35
Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari lapangan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama (responden) yang telah ditentukan. 2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber tidak langsung (sumber kedua) umumnya diperoleh melalui badan/dinas/instansi yang bergerak dalam proses pengumpulan data baik instansi pemerintah maupun swasta. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, serta sumber-sumber lain baik hasil penelitian terdahulu maupun kajian teoritis yang diperlukan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut. 1. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data dengan cara meminta keterangan dari responden berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 2. Observasi yaitu suatu pengumpulan data dengan pengamatan langsung di lapangan untuk menguji dan melengkapi data lainnya, dengan menggunakan instrumen panduan pengamatan. 3. Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui arsip-arsip atau naskah-naskah yang berhubungan dengan penelitian sebagai data penunjang.
36
4.4
Metode Analisis Data Setelah dilakukan pengolahan data yang dikumpulkan dari responden,
selanjutnya akan dianalisis. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut dapat dilakukan analisis terhadap sistem usahatani terdiversifikasi di Kecamatan Denpasar Utara, yang akan ditinjau dari analisis gross margin usahatani dan analisis optimasi dengan metode Linear Programming. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. 4.4.1 Analisis gross margin Gross margin menggambarkan kemampuan suatu unit usahatani untuk dapat menghasilkan laba kotor. Analisis ini dapat disusun dengan membuat kalkulasi tentang income per hektar (total penjualan), variable cost per hektar (penjumlahan dari biaya-biaya bibit, pupuk, obat-obatan, biaya sewa alat-alat, biaya tenaga kerja). Selanjutnya dilakukan penghitungan dengan mengurangkan income per hektar dengan variable cost, maka akan diperoleh nilai gross margin per hektar. Gross margin dapat diformulasikan sebagai berikut. GM = O – Iv di mana: GM = gross margin (keuntungan kotor usahatani) O = total output (total income) dari masing-masing jenis usahatani Iv = total biaya variabel dari masing-masing jenis usahatani Dalam penelitian ini komponen-komponen penghitungan nilai gross margin akan didapat dari nilai penerimaan usahatani terdiversifikasi, serta nilai biaya variabel yang dikeluarkan dalam usahatani terdiversifikasi. Penghitungan gross margin akan dilakukan untuk seluruh petani sampel usahatani terdiversifikasi di
37
Kecamatan Denpasar Utara, serta nilai rata- rata per hektar gross margin usahatani dalam satu kali musim tanam. 4.4.2 Analisis linear programming dalam optimasi usahatani Analisis Linear Programming (LP) dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui tingkat optimal pemanfaatan lahan sawah dan input lainnya di Kota Denpasar dan memperoleh pendapatan maksimal usahatani dalam kondisi keterbatasan sumberdaya yang tersedia. Adapun spesifikasi dalam programasi linier ini adalah sebagai berikut. a. Fungsi tujuan: untuk memaksimalkan pendapatan usahatani terdiversifikasi antara berbagai jenis tanaman dan ikan. b. Kendala: luas lahan, stok input, stok output, maksimum tenaga kerja yang disewa, kas masuk dan kas keluar. c. Untuk memaksimalkan pendapatan usahatani melalui pelaksanaan berbagai aktivitas usahatani antara lain: produksi tanaman (padi, palawija, hortikultura) dan ikan dalam satu tahun, pembelian input, sewa tenaga kerja, penjualan ouput, serta alokasi dan transfer kas. Secara matematis model dapat diformulasikan sebagai berikut. 1. Fungsi tujuan Memaksimumkan gross margin dari aktivitas usahatani, m
n
t
Z = ∑ ∑ ∑ Cijk Xijk i=1
i j k
j=1
k=1
= enterprise (komoditi) = aktivitas = musim tanam
38
2. Faktor pembatas (kendala) Karena ada i enterprise (komoditi), k musim tanam, dan j aktivitas, maka bentuk kendala menjadi: m
n
t
Z = ∑ ∑ ∑ Cijk Xijk ≤ bi i=1
j=1
k=1
bi = sumberdaya ke-i 3. Aktivitas tidak negatif Xijk ≥ 0 untuk seluruh i, j, k Keterangan: Z = pendapatan (gross margin) total dari semua enterprise Cijk= net cost dari setiap enterprise ke i, aktivitas ke j, dan musim tanam ke k, unit Cijk adalah Rp/hektar Xijk= aktivitas produksi ke-j = 1,2, …, n yang dilaksanakan pada musim tanam ke k = 1,2,3, dan enterprise ke i aijk = koefisien teknis untuk aktivitas ke j, enterprise ke i pada musim tanam ke k, yaitu kebutuhan sumberdaya untuk enterprise ke i, aktivitas ke j dan musim tanam ke k
Model LP yang dihasilkan kemudian divalidasi dengan formulasi statistik (rentang kepercayaan 95%) untuk menilai kesesuaian hasil optimum model dengan kondisi sebenarnya (Hartono, 1992 dalam Budiasa, 2007):
x
2.7018 s n
1
n N
u
x
2.7018 s
1
n
n N
di mana x adalah rata-rata survei, u adalah nilai mean murni, s adalah standar deviasi sampel, n adalah ukuran sampel, dan N adalah ukuran populasi.
39
4.5
Pengukuran Variabel Penelitian Jenis variabel yang diamati dalam penelitian ini tergantung pada jenis analisis
yang digunakan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Gross Margin dari setiap aktivitas usahatani terdiversifikasi dari petani yang terkena sampel. Adapun pengukuran variabel dalam penelitian ini seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Pengukuran Variabel Penelitian Variabel
Indikator
Parameter
Pendapatan (Gross Margin)
a. Penerimaan - Harga output - Jumlah output
- Rata-rata harga output - Rata-rata jumlah output
rp/unit unit
b. Biaya variabel - Benih - Pupuk - Obat-obatan - Pakan - Tenaga kerja
-
rp/unit rp/unit rp/unit rp/unit rp/unit
Rata-rata biaya benih Rata-rata biaya pupuk Rata-rata biaya obat-obatan Rata-rata biaya pakan Rata-rata biaya tenaga kerja
Pengukuran
40