28
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang (Lampiran 5).
Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Perlakuan
Tinggi tanaman
------------------------cm------------------------a0 : tanpa amelioran a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a2 : jerami segar 50 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 6,29
132,70 132,77 132,27 133,43 134,10 132,73 136,03 131,73 131,33 132,53
Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tinggi tanaman akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
29 Tanpa Amelioran (a0) 160 140
Tinggi Tanaman (cm)
120 100 80 60 40 20 0 7
14
21
28
35
42
49
56
63
Pupuk Kandang 10 ton/ha + Zeolite 10 ton/ha + Dolomit 1 ton/ha (a1) Jerami Segar 50 ton/ha + Zeolite 10 ton/ha + Dolomit 1 ton/ha (a2) Kompos Jerami 25 ton/ha + Zeolite 10 ton/ha + Dolomit 1 ton/ha (a3) Pupuk Kandang 20 ton/ha + Zeolite 20 ton/ha + Dolomit 2 ton/ha (a4) Jerami Segar 100 ton/ha + Zeolite 20 ton/ha + Dolomit 2 ton/ha (a5) Kompos Jerami 50 ton/ha + Zeolite 20 ton/ha + Dolomit 2 ton/ha (a6) Pupuk Kandang 30 ton/ha + Zeolite 30 ton/ha + Dolomit 3 ton/ha (a7) Jerami Segar 150 ton/ha + Zeolite 30 ton/ha + Dolomit 3 ton/ha (a8) Kompos Jerami 75 ton/ha + Zeolite 30 ton/ha + Dolomit 3 ton/ha (a9)
Hari Setalah Tanam (HST) Gambar 1. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman
Penambahan jenis dan dosis bahan amelioran tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Dari kurva pertumbuhan (Gambar 1) menunjukkan gradien yang sama pada semua perlakuan.
4.1.2 Jumlah Anakan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan tanaman padi (lampiran 7).
30 Tabel 2. Jumlah anakan akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Perlakuan
Jumlah anakan
-------------------------cm--------------------------a0 : tanpa amelioran 17,57 A a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 21,67 B -1 -1 -1 a2 : jerami segar 50 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha 16,77 A a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 22,07 B -1 -1 -1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha + zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha 24,43 CD a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 16,63 A -1 -1 -1 a6 : kompos jerami 50 ton ha +zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha 26,30 D a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 23,47 BC -1 -1 -1 a8 : jerami segar 150 ton ha + zeolit 30 ton ha + dolomit 3 ton ha 16,83 A a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 24,77 CD BNT = 2,11 Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT (Tabel 2) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran kompos jerami 50 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 (a6) menghasilkan jumlah anakan lebih tinggi 49,67% dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a0).
4.1.3 Jumlah Anakan Produktif
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif tanaman padi (lampiran 17).
31 Tabel 3. Jumlah anakan produktif akibat penambahan jenis dan dosis amelioran
Perlakuan
Jumlah anakan produktif
---------------------------buah----------------------------15,37 A a0 : tanpa amelioran -1 -1 -1 19,83 B a1 : pupuk kandang 10 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha -1 -1 -1 15,33 A a2 : jerami segar 50 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha 19,50 B a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 -1 -1 -1 21,30 C a4 : pupuk kandang 20 ton ha + zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha 16,37 A a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 -1 -1 -1 22,10 C a6 : kompos jerami 50 ton ha +zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 21,87 C 15,90 A a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 21,47 C a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 1,41 Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT (tabel 3) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 (a4), kompos jerami 50 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 (a6), pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 (a7) dan kompos jerami 75 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 (a9) menghasilkan jumlah anakan produktif lebih tinggi 38,58%, 43,79%, 42,29% dan 39,69%. dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a0).
4.1.4 Panjang Malai
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap panjang malai tanaman padi (lampiran 21).
32 Tabel 4. Panjang malai akibat penambahan jenis dan dosis amelioran Perlakuan
Panjang malai
-------------------------------cm----------------------------29,57 A a0 : tanpa amelioran -1 -1 -1 31,23 B a1 : pupuk kandang 10 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha -1 -1 -1 29,10 A a2 : jerami segar 50 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha -1 -1 -1 31,20 B a3 : kompos jerami 25 ton ha + zeolit 10 ton ha +dolomit 1 ton ha a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 32,20 B 28,63 A a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 34,83 D a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 -1 -1 -1 32,20 B a7 : pupuk kandang 30 ton ha + zeolit 30 ton ha + dolomit 3 ton ha 29,03 A a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 -1 -1 -1 33,37 C a9 : kompos jerami 75 ton ha + zeolit 30 ton ha + dolomit 3 ton ha BNT = 1,15 Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT (tabel 4) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran kompos jerami 50 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 (a6) menghasilkan panjang malai lebih tinggi yaitu 17,79% dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a0).
4.1.5 Jumlah gabah isi per malai
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah gabah isi per malai tanaman padi (lampiran 23).
33 Tabel 5. Jumlah gabah isi permalai akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
Perlakuan
Jumlah gabah isi per malai
-----------------------------buah------------------------------
a0 : tanpa amelioran a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a2 : jerami segar 50 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 9,27
119,23 123,27 118,00 124,70 123,53 119,03 126,03 123,63 118,77 124,70
Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata jumlah gabah isi permalai akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
4.1.6 Hasil Per Rumpun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap hasil per rumpun tanaman padi (lampiran 25). Tabel 6. Hasil per rumpun akibat penambahan jenis dan dosis amelioran Perlakuan
Hasil per rumpun
-------------------------------gr----------------------------------
a0 : tanpa amelioran a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a2 : jerami segar 50 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 4,35
25,58 A 30,19 AB 25,55 A 36,31 B 36,70 BC 26,21 A 40,51 C 36,74 C 25,35 A 38,97 C
34 Berdasarkan uji BNT (tabel 6) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran kompos jerami 50 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 (a6), pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 (a7) dan kompos jerami 75 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 (a9) memberikan hasil lebih tinggi 58,37%, 43,63%, dan 52,35 % dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a0).
4.1.7 Bobot 1000 Butir Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir tanaman padi (lampiran 29).
Tabel 7. Bobot 1000 butir akibat penambahan jenis dan dosis amelioran
Perlakuan
Bobot 1000 butir
-------------------------------gr---------------------------------26,77 AB a0 : tanpa amelioran 26,52 A a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 -1 -1 -1 25,47 A a2 : jerami segar 50 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha -1 -1 -1 27,83 BC a3 : kompos jerami 25 ton ha + zeolit 10 ton ha +dolomit 1 ton ha -1 -1 -1 27,99 BC a4 : pupuk kandang 20 ton ha + zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha -1 -1 -1 26,43 A a5 : jerami segar 100 ton ha + zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha 27,80 B a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 -1 -1 -1 28,14 C a7 : pupuk kandang 30 ton ha + zeolit 30 ton ha + dolomit 3 ton ha 26,32 A a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 -1 -1 -1 27,76 B a9 : kompos jerami 75 ton ha + zeolit 30 ton ha + dolomit 3 ton ha BNT = 1,22 Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT (tabel 7) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 (a7)
35 menghasilkan bobot 1000 butir lebih tinggi yaitu 5,12% dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a0)
4.1.8 Bobot Brangkasan Basah Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot brangkasan basah tanaman padi (lampiran 33).
Tabel 8. Bobot brangkasan basah akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
Perlakuan
Bobot brangkasa n basah
-------------------------------gr----------------------------------
a0 : tanpa amelioran a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a2 : jerami segar 50 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 97,27
392,87 359,72 350,85 298,33 359,67 413,03 384,87 361,31 328,90 348,15
Tabel 8 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata bobot brangkasan basah akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
4.1.9 Bobot Brangkasan Kering
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot brangkasan kering tanaman padi (lampiran 35).
36 Tabel 9. Bobot brangkasan kering akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
Perlakuan
Bobot brangkasan kering
-------------------------------gr---------------------------------95,08 104,38 105,33 99,18 106,38 121,92 133,13 111,46 95,44 113,33
a0 : tanpa amelioran a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a2 : jerami segar 50 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 34,17
Tabel 9 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata bobot brangkasan kering akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
4.1.10 Bobot Basah Gulma Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap bobot basah gulma tanaman padi (lampiran 11). Tabel 10. Bobot basah gulma akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
Perlakuan
Bobot basah gulma
-------------------------------gr----------------------------------
a0 : tanpa amelioran a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a2 : jerami segar 50 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 +zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a8 : jerami segar 150 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 BNT = 1,27
6,20 C 3,27 A 2,67 A 2,60 A 3,27 A 2,60 A 3,60 AB 4,33 B 2,20 A 2,20 A
37 Berdasarkan uji BNT (tabel 10) menunjukkan bahwa tanpa penambahan jenis dan dosis amelioran memperlihatkan berat basah gulma tertinggi. Hal ini diduga karena tanpa penambahan amelioran gulma akan lebih cepat tumbuh sebab amelioran yang baru diberikan belum mampu dimanfaatkan oleh gulma.
4.1.11 Berat Kering Gulma Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering gulma tanaman padi (lampiran 13).
Tabel 11. Berat kering gulma akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
Perlakuan
Bobot kering gulma
-------------------------------gr----------------------------------
a0 : tanpa amelioran 1,20 C a1 : pupuk kandang 10 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 + dolomit 1 ton ha-1 0,53 A -1 -1 -1 a2 : jerami segar 50 ton ha + zeolit 10 ton ha + dolomit 1 ton ha 0,27 A a3 : kompos jerami 25 ton ha-1 + zeolit 10 ton ha-1 +dolomit 1 ton ha-1 0,27 A -1 -1 -1 a4 : pupuk kandang 20 ton ha + zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha 0,37 A a5 : jerami segar 100 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1 0,23 A -1 -1 -1 a6 : kompos jerami 50 ton ha +zeolit 20 ton ha + dolomit 2 ton ha 0,37 A a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 0,70 B -1 -1 -1 a8 : jerami segar 150 ton ha + zeolit 30 ton ha + dolomit 3 ton ha 0,27 A a9 : kompos jerami 75 ton ha-1+ zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 0,33 A BNT = 0,32 Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT (tabel 11) menunjukkan bahwa tanpa penambahan jenis dan dosis amelioran memperlihatkan berat kering gulma tertinggi. Hal ini diduga karena tanpa penambahan amelioran gulma akan lebih cepat tumbuh sebab amelioran yang baru diberikan belum mampu dimanfaatkan oleh gulma.
38 4.2.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah. Hal ini terlihat pada peubah jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, hasil per rumpun, dan bobot 1000 butir. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan a6 : kompos jerami 50 ton ha-1 + zeolit 20 ton ha-1 + dolomit 2 ton ha-1, a7 : pupuk kandang 30 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 dan a9 : kompos jerami 75 ton ha-1 + zeolit 30 ton ha-1 + dolomit 3 ton ha-1 menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi lebih baik pada peubah jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, hasil per rumpun, bobot 1000 butir dengan perlakuan tanpa penambahan amelioran. Hal ini diduga penambahan amelioran dengan jenis jerami yang dikomposkan dapat lebih cepat dimanfaatkan oleh tanaman dan mampu memberikan hara yang hampir sama baiknya dengan pupuk kandang.
Jerami yang dikomposkan sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan tanaman padi. Jerami kompos tidak hanya mensuplai unsur hara bagi tanaman, selain itu jerami kompos juga memperbaiki struktur tanah serta menjaga fungsi tanah, sehingga suatu tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jerami kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat, jerami kompos juga memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Kehadiran kompos pada tanah juga menjadi daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah (Sutanto, 2002). Dengan
39 demikian tanah yang pada mulanya keras dan sulit ditembus air maupun udara, kini dapat menjadi gembur kembali akibat aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu menghadapi serangan penyakit bagi tanaman. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Hasil penelitian penggunaan bahan organik jerami kompos dan pupuk kandang menunjukkan bahwa jerami yang dikomposkan dan dikombinasikan dengan zeolit dan dolomit dapat meningkatkan produktivitas hasil tanaman padi dan memberikan hasil yang sama baik dengan pupuk kandang sapi yang dikombinasikan dengan zeolit dan dolomit. Pemberian jerami kompos dan pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Pemberian bahan organik berupa jerami kompos, pupuk kandang dan lainnya mutlak diperlukan untuk menaikkan C-tanah. Disamping itu bahan organik berfungsi sebagai amelioran yang dapat memperbaiki jumlah dan aktivitas mikroba dan sumber hara dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah (Setyorini, 2005). Menurut Al-Jabri (2009), pemberian zeolit dapat meningkatkan efisiensi serapan hara pupuk dapat mengantisipasi kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk yang tidak rasional. zeolit yang diberikan ke dalam tanah akan meningkatkan muatan negatif tanah sehingga tanah memiliki kemampuan yang
40 maksimal dalam menyimpan unsur hara dan melepaskanya kepada tanah, menyimpan air dan menyediakannya untuk kebutuhan tanaman, mengurangi kehilangan unsur hara yang diberikan melalui pemupukan. Pemberian zeolit dan pupuk organik
secara bersama-sama sebagai pembenah tanah dapat memperbaiki struktur dan stabilitas agregat tanah, meningkatkan KTK sehingga dapat mencegah pencucian unsur hara dalam tanah sehingga hara dapat diserap akar tanaman. Menurut Astiana (1989) bahwa kemampuan zeolit untuk menyerap air dalam tanah adalah tinggi dan juga tergantung kepada jenis mineral zeolit itu sendiri. Karena retensivitasnya tinggi terhadap air maka zeolit dapat digunakan untuk : memperbaiki kesuburan aktual tanah, Bahan pemantap dan pembenah tanah, Pembawa pupuk, Pengontrol pelepasan unsur hara misalnya NH4+ dan K+ pada pupuk yang bersifat “slow release”. Koesrini dan Eddy (2010), dolomit berfungsi meningkatkan kadar pH dalam tanah sehingga unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat tersedia dan mampu dimanfaatkan oleh tanaman. Selain meningkatkan kadar pH dolomit juga berpengaruh dalam menetralisir atau menurunkan kadar ion-ion beracun seperti H+, Al3+ dan SO42+, serta meningkatkan ketersediaan hara makro P, K, Ca dan Mg serta hara mikro Cu dan Zn sehingga unsur hara dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Penggunaan pupuk organik yang bersumber dari jerami yang masih segar belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil padi, sebab pemberian jerami yang masih segar tidak dapat diserap unsur haranya dan tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman sehingga memerlukan waktu dekomposisi agar hara dapat tersedia. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Sehingga perlu adanya
41 pengomposan pada jerami yang masih segar agar dapat diserap haranya oleh tanaman (Arafah dan Sirappa, 2003)
Pemberian hara yang tepat bagi tanaman padi sangat penting karena tanaman padi membutuhkan hara yang cukup untuk berproduksi tinggi. Aplikasi hara yang kurang menyebabkan produksi rendah dan apabila berlebih selain tidak baik bagi pertumbuhan, merupakan pemborosan sumber daya dan dapat mencemari lingkungan. Hara yang diberikan ke dalam tanah selain dibutuhkan untuk pembentukan jerami dan gabah juga dapat tidak tersedia baik karena terfiksasi, immobilisasi dan/atau hilang karena proses fisik atau kimia. Pada setiap panen, banyak hara terangkut yang terkandung dalam jerami maupun gabah.
Pada penelitian ini jenis dan dosis amelioran tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah gabah isi permalai, bobot brangkasan basah, dan bobot brangkasan kering. Hal ini diduga karena tinggi tanaman lebih ditentukan oleh faktor genetik dari varietas yang ditanam. Dengan tinggi tanaman yang relatif sama selama proses pertumbuhan, akan menghasilkan tidak berbedanya pada bobot brangkasan basah dan bobot brangkasan kering. Disisi lain penambahan amelioran itu lebih terkait pada upaya memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sawah sebagai media tanam padi.