BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Subjek Tabel 1 Frekuensi jenis Kelamin Jenis kelamin
Frekuensi
%
Laki-laki
45
45
Perempuan
55
55
100
100%
Dari 100 siswa, terdapat 45 siswa wanita dan 55 siswa laki-laki 4.2
Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu mencari angket yang sudah benar-
benar sudah valid dan sering digunakan diberbagai penelitian oleh para mahasiswa terutama mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
4.3
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Desember 2011 dengan menyebar kepada 120 siswa
atau 3 kelas di SMP Negeri 2 Cepu Kabupaten Blora. Angket diambil kembali 3 hari kemudian, untuk memberi waktu kepada mahasiswa dalam mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam angket tersebut, tetapi yang kembali hanya 100 angket karena ada 20 siswa yang lupa membawa angket tersebut di sekolah untuk dikumpulkan. Karena jarak yang cukup jauh antara tempat penelitian dengan domisili penulis maka penulis tidak dapat menunggu agar semua angket terkumpul, sehingga hanya 100 angket saja yang penulis akan gunakan untuk hasil penelitian.
36
4.4
Hasil Analisis Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisis untuk menguji validitas dan
reabilitas data, tingkat kecerdasan emosional dan tingkat kemampuan sosial serta analisis korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan sosial. Dari hasil analisis reliabilitas diperoleh Croncbach Alpha sebesar 0.849 untuk skala kecerdasan emosional dan Croncbach Alpha sebesar 0.942 untuk skala kemampuan sosial, pada keduanya tidak terdapat korelasi item-item yang negative, sehingga data yang diperoleh merupakan data yang reliabel dan valid.
4.4.1
Kecerdasan Emosi Tabel 1 Kategori Kecerdasan Emosional
Valid tinggi sedang rendah Total
Frequency 27 52 21 100
Percent 27.0 52.0 21.0 100.0
Valid Percent 27.0 52.0 21.0 100.0
Cumulative Percent 27.0 79.0 100.0
Dari 100 siswa yang menjadi sampel, terdapat 27 siswa (27%) masuk dalam kategori Kemampuan Sosial tinggi, 52 siswa (52%) termasuk dalam kategori sedang dan sisanya 21siswa (21%)mmasuk dalam kategori rendah, jadi dari 100 sampel siswa yang diteliti sebagian besar (52%) memiliki kemampuan sosial sedang dan tidak terdapat siswa yang memiliki kemampuan sosial sangat rendah. 4.4.2
Kemampuan Sosial Tabel 2 Kategori Kemampuan Sosial
Frequency
Percent
37
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tinggi sedang rendah Total
23 59 18 100
23.0 59.0 18.0 100.0
23.0 59.0 18.0 100.0
23.0 82.0 100.0
Tabel kemampuan sosial diatas diperoleh data terdapat 23 siswa (23%) yang memiliki kemampuan sosial tinggi, 59 siswa (59%)dengan kategori sedang dan 18 siswa (18%) masuk dalam kategori rendah, jadi sebagian besar (59%) siswa memiliki kemampuan sosial sedang.
4.4.3
Perbandingan Tingkat Kecerdasan Emosional dan Kemampuan Sosial Tabel 3 Perbandingan Kategori Kecerdasan Emosi dan Kemampuan Sosial Kategori Tinggi
4.4.4
Sedang
Rendah
Kecerdasan Emosional
27
52
21
Perkembangan Sosial
23
59
18
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Kemampuan Sosial
Hasil korelasi antara kecerdasan emosi dengan kemampuan sosial yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebagai berikut : Tabel 5 Korelasi Antara Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Sosial
Kendalls’ correlation coefficient
Kecerdasan Emosional
Kemampuan Sosial
-
.760
.760
-
Kecerdasan Emosi Kemampuan 38
tau_b Sig. (2-tailed) N
4.5
Sosial Kecerdasan Emosi Kemampuan Sosial
-
.007
.007
-
Hasil Uji Hipotesis Hasil analisis korelasi antara kecerdasan emosi dan kemampuan sosial diperoleh angka
korelasi sebesar 0.767 dengan level of significance 0.007. Hipotesa yang diajukan adalah : H0 : ρ = 0 HA : ρ ≠ 0 α = 0,01 (tingkat kepercayaan 99 %) Syarat penerimaan H0adalah nilai hasil uji hipotesis adalah nol dan level of significance> 0,05. Karena angka korelasi yang didapat adalah 0.767 maka ρ ≠ 0 dan level of significance 0.007 < 0.05, maka yang diterima adalah hipotesis alternatif yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kemampuan sosial siswa SMP Negeri 2 Cepu Kabupaten Blora/ terjadi tingkat hubungan rata-rata sedang. 4.6
Pembahasan Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar (52%) siswa SMP Negeri 2
Cepu Kabupaten Blora memiliki tingkat kecerdasan emosi yang sedang, 27 % siswa memiliki kecerdasan emosi tinggi dan 21 siswa yang memiliki kecerdasan emosi rendah. Sedikitnya siswa yang memiliki kecerdasan emosi tinggi menunjukkan bahwa majunya pendidikan serta teknologi tidak disertai dengan kemajuan kematangan siswa secara emosional hal ini dapat berdampak buruk bagi perkembangan siswa karena apabila siswa tidak memiliki kecerdasan emosi yang
39
tinggi. Pengaruh buruk tersebut ditakutkan dapat memicu hal yang tidak baik serta menjerumuskan siswa pada hal negatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain faktor kematangan dan faktor pembelajaran, dalam hal ini siswa dengan rata-rata usia yang masih belia diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosinya seiring dengan bertambahnya usia dan pelajaran yang didapatnya. Hasil ini sesuai dengan Robbin (2007) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa sebagian besar (59%) siswa SMP Negeri 2 Cepu Kabupaten Blora memiliki kemampuan sosial sedang, 23% siswa memiliki kemampuan sosial tinggi dan 18 % siswa memiliki kemampuan sosial yang rendah. Menurut Hill (Agustina, 2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan sosial remaja terdiri dari mengerti siapa diri sendiri, rasa nyaman dan tidak bergantung, pembentukan relasi, adanya reaksi setelah kontak fisik serta kemampuan menjadi anggota dalam kelompok sosial. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan sosial siswa SMP Negeri 2 Cepu Kabupaten Blora. Siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi juga diikuti dengan kepemimpinan yang tinggi. Semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang maka semakin tinggi juga kepemimpinan yang dimilikinya. Kecerdasan emosi sangat berpengaruh dengan kemampuan sosial. Menurut (Steward & Logan, dalam Rahmawati 2007) dalam sebuah persahabatan, seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan mudah menerima hal-hal baru, orang-orang baru, kritik dan ide-ide baru satu sama lain.
40