Isu-isu Yang Terdapat Di Kelas Seminar Dan Strategi-strategi Untuk Menghadapinya: Sebuah Analisa Terhadap Pengalaman Pribadi Dirgantoro Muhammad - 1203000374 Mahasiswa Kelas Seminar (A) Semester Gasal 2007/2008 Fasilkom UI
[email protected]
Abstrak Bagi beberapa mahasiswa, mengikuti Kelas Seminar adalah syarat bagi mereka untuk dapat mengambil mata kuliah spesial Student Project (SP). Namun ada juga mahasiswa lain yang tidak memiliki alasan khusus sewaktu mengambil mata kuliah Kelas Seminar selain dari untuk memenuhi jumlah SKS yang mereka dapat ambil dalam semester itu. Lalu, dengan latar belakang seperti ini, harapan apa yang ingin mereka dapatkan dari Kelas Seminar? Tiap Kelas Seminar memiliki tujuan dan pencapaian yang berbeda-beda, tergantung pada apa yang ada di pikiran sang dosen. Beberapa mahasiswa bahkan menjadikan faktor dosen pengajar sebagai pertimbangan dalam memilih/mengambil Kelas Seminar. Penulis sendiri telah mengikuti 2 Kelas Seminar yang berbeda. Bagi Bapak Rahmat M. Samik-Ibrahim, tujuan yang ingin dicapai beliau dari Kelas Seminarnya adalah agar mahasiswanya tidak lagi asing lagi dalam membaca makalah ilmiah. Dan karena saat penulisan makalah ini adalah pada akhir semester gasal 2007/2008, keberhasilan pencapaian dosen dapat kita analisa. Tujuan utama dari ditulisnya makalah ini adalah untuk membahas bagaimana Kelas Seminar yang efektif dapat dibentuk berdasarkan pengalaman pribadi penulis, khususnya Kelas Seminar yang diadakan oleh Bapak Rahmat M. Samik-Ibrahim. Sebagai panduan dalam membuat tulisan ini adalah log mingguan yang saya isi secara pribadi pada waktu mengikuti Kelas Seminar Bapak Rahmat M. Samik-Ibrahim dan hasil diskusi terhadap efektifitas kelas yang diadakan di kuliah terakhir Kelas Seminar tersebut. Makalah ini akan menguraikan beberapa hal terkait isu dan masalah yang muncul selama berlangsungnya kuliah, dan bagaimana strategi dan solusi untuk menghadapinya. Kata kunci: publikasi ilmiah, kelas seminar, kelas efektif
1. Pendahuluan Kelas Seminar telah menjadi mata kuliah di fasilkom yang hanya dapat diambil oleh mahasiswa yang telah menginjak semester tujuh ke atas. Setiap tahunnya, banyaknya Kelas Seminar yang ada dalam satu semester bermacam-macam, tergantung peminatnya. Terkadang dapat sampai 4 kelas, dan
terkadang hanya ada 2 kelas. Tidak menutup kemungkinan satu dosen untuk memegang 2 kelas sekaligus dalam satu semester. Setiap Kelas Seminar memiliki orientasi metode belajar yang berbeda-beda. Dalam makalah ini, kita hanya akan fokus ke dalam metode pengajaran yang dibawakan oleh Bapak Rahmat M. Samik-Ibrahim.
(c) 2007 Dirgantoro Muhammad --- GFDL --- versi 2007.12.04
1
Dosen Kelas Seminar memiliki harapan agar setiap mahasiswanya dapat memillki kebiasaan untuk membaca journal ilmiah. Untuk mencapai tujuannya, dosen mendeploy beberapa kebijakan-kebijakan yang tidak biasa dibandingkan dengan Kelas Seminar lainnya. Sebut saja, anggota kelas yang terbatas (17 mahasiswa), posisi duduk peserta yang membentuk setengah lingkaran, dan penggunaan media konvensional dalam mengajar (tidak digunakannya komputer). Menariknya, ternyata metode pengajaran ini tidak selalu sama setiap tahunnya. Inti dari makalah ini nantinya akan menilai bagaimana efektifitas metode pengajaran dosen terutama dari sudut-pandang pribadi penulis. Penulis memiliki harapan yang tinggi agar makalah yang ditulis penulis dapat menjadi sudut pandang baru bagi dosen pengajar dalam membuat kebijakan mengajar berikutnya, sekaligus menjadi sharing pengalaman untuk mahasiswa peserta Kelas Seminar Bapak Rahmat M. Samik-Ibrahim semester/tahun depan. Pada bagian pertama, penulis akan menceritakan kembali pengalaman yang dialami oleh penulis selama mengikuti Kelas Seminar. Selanjutnya, pada bagian kedua, penulis akan menguraikan isu-isu yang muncul selama mengikuti Kelas Seminar yang dialami oleh penulis pribadi dan peserta lainnya. Ketiga, penulis akan mengidentifikasikan strategi dan solusi yang diharapkan dapat membantu pelaksanaan Kelas Seminar untuk tahun-tahun berikutnya. Terakhir, penulis akan menutupnya dengan sebuah kesimpulan.
2. Sebuah Pengalaman Pribadi Banyak Pertemuan Terdapat total sebanyak 14 kali pertemuan dalam 14 minggu waktu kuliah yang terdapat dalam semester gasal 2007/2008, namun hanya 12 kali pertemuan yang dimanfaatkan untuk waktu kuliah Kelas Seminar. 1 kali pertemuan kosong di hari pertama kuliah dan 1 kalinya lagi kosong karena menjelang
minggu UAS. Selain dari minggu pertama yang kosong, waktu kuliah dimanfaatkan secara efektif oleh dosen (tidak ada kekosongan waktu). Waktu Kuliah Selama perjalanan kuliah di Kelas Seminar, saya memperhatikan bahwa waktu selesainya kuliah tidak pernah sama satu sama lain. Terkadang kita bisa selesai jam setengah empat, terkadang jam setengah tiga juga sudah selesai, terkadang bisa selesai lebih dari jam setengah empat, melewati waktu seharusnya. Rincian Kegiatan Kuliah Apa sajakah yang terjadi selama 11 kali pertemuan tersebut? Rinciannya adalah sebagai berikut: 1. Minggu Pertama – Persiapan yang sangat banyak Sebelum masuk kuliah pertama, penulis dan peserta kuliah lainnya diharuskan untuk membaca sejumlah paper yang cukup banyak. Meskipun kebanyakan dari paper-paper tersebut merupakan artikel ringan, terdapat satu paper yang sangat berat (Sociological Paradigms). Jumlah peserta kelas dikurangi secara drastis menjadi 17 orang. Lalu, 17 peserta kuliah ini dibagi menjadi 8 kelompok. Lalu tiap peserta kuliah diwajibkan untuk mengisi log mingguan. 2. Minggu Kedua – Tugas Ringkasan rutin Di minggu kedua ini, penulis mulai mengetahui bahwa untuk minggu-minggu kedepannya, akan selalu ada tugas meringkas paper setiap minggunya. Untuk saat ini, yang diringkas adalah yang dibahas di kelas. Penulis juga belajar bahwa keterlambatan adalah hal yang sangat fatal di Kelas Seminar. 3. Minggu Ketiga – Paper yang menarik Di minggu ketiga ini, penulis mulai memperhatikan bahwa paperpaper yang ditugaskan oleh dosen sebenarnya merupakan paper yang (c) 2007 Dirgantoro Muhammad --- GFDL --- versi 2007.12.04
2
cukup ringan dan informatif sebagai pendidikan dasar seputar publikasi ilmiah. Terdapat penugasan baru yang tidak biasa, yaitu meringkas bab sebuah buku. 4. Minggu Keempat – Scientific Computing Pada minggu keempat, penulis menyadari bahwa buku yang disuguhkan oleh dosen pada minggu sebelumnya adalah buku yang sangat menarik. Namun sayang, karena tiap kelompok hanya meringkas satu bab, dan diharuskan mempresentasikannya, menjadi tidak menarik. 5. Minggu Kelima – Evaluasi 5 minggu pertama Seperti biasa, presentasi tugas ringkasan. Namun di akhir kuliah, dosen meminta feedback terhadap lima minggu pertama proses perkuliahan. Terkait feedback apa yang diberikan, akan dibahas lebih rinci di bab selanjutnya. 6. Minggu Keenam – Menjelang Liburan Di minggu keenam ini, tidak ada hal yang terlalu istimewa. Seperti biasa, penulis dan peserta kuliah lainnya mempresentasikan tugas ringkasan. Satu-satunya yang berbeda dibandingkan pertemuan lainnya adalah suasana yang menjelang liburan lebaran yang panjang dimulai sejak dua hari setelah kuliah. Mulai pertemuan selanjutnya, peserta Kelas Seminar harus mempresentasikan lima publikasi ilmiah pilihan yang sesuai dengan satu topik tertentu. 7. Minggu Ketujuh – Presentasi jurnal topik pilihan 1 Pada minggu ini, setiap kelompok diharuskan mempresentasikan satu dari lima paper yang telah dikumpulkan sebelumnya. Karena tidak ada guidelines yang jelas, banyak dari paper yang dikumpulkan
oleh peserta dirasa harus direvisi oleh dosen. 8. Minggu Kedelapan – Presentasi jurnal topik pilihan 2 Seperti minggu sebelumnya, terdapat presentasi paper dari topik pilihan kelompok kembali. Pada saat ini, penulis mulai menyadari adanya ketidakefektifan pada kelas. Rincian isu akan dibahas di bab selanjutnya. 9. Minggu Kesembilan – Presentasi jurnal topik pilihan 3 Kembali presentasi paper topik pilihan. Tidak ada yang istimewa dari minggu ini selain dari pengalaman penulis yang kembali telat dan mendapat warning keras dari dosen. 10. Minggu Kesepuluh – Presentasi jurnal topik pilihan 4 Kembali presentasi paper topik pilihan, tidak ada yang istimewa selain dari absennya 2 kelompok. Hal ini sangat tidak biasa. 11. Minggu Kesebelas – Presentasi jurnal topik pilihan 5 Presentasi topik pilihan oleh tiap kelompok yang terakhir. Selesai presentasi, direncanakan akan ada evaluasi menyeluruh proses belajarmengajar di Kelas Seminar. Setiap peserta harus membaca kembali jurnal/log yang telah dibuat tiap minggunya sebagai bahan evaluasi minggu depan. 12. Minggu Keduabelas – Evaluasi keseluruhan proses kuliah Pada minggu terakhir ini, banyak masukkan yang diberikan oleh peserta kuliah terhadap proses belajar di Kelas Seminar. Hasil diskusi pada kuilah ini juga menjadi sumber penting bagi paper ini. Lebih rincinya akan dibahas di bab selanjutnya.
(c) 2007 Dirgantoro Muhammad --- GFDL --- versi 2007.12.04
3
3. Isu-isu Yang Terdapat di Kelas Seminar Selama perjalanan kuliah, penulis menemui beberapa hal yang dirasa kurang berjalan dengan semestinya. Isu-isu itu antara lain adalah: a. Kedisiplinan mahasiswa yang kurang Sebenarnya dengan pengaturan keadaan yang cukup ketat oleh dosen, cukup sulit bagi peserta untuk mencoba melakukan kesalahan-kesalahan seperti keterlambatan mengikuti kelas atau terlambat mengumpulkan tugas. Namun hal-hal ini masih tetap saja terjadi. Di pertengahan kuliah, penulis baru mengetahui jikalau tiap kali kita melakukan ketidakdisiplinan di Kelas Seminar, maka akan berdampak terhadap pengurangan nilai akhir. b. Kebebasan memilih topik tidak terarah Meskipun telah diingatkan sejak awal kuliah Kelas Seminar dimulai, hal ini tetap tidak mengubah tingkat kesulitan untuk menemukan 5 paper yang memiliki topik yang sama. Dampak negatif dari hal ini adalah revisi yang terjadi pada 5 minggu presentasi yang berbeda-beda waktunya antar tiap kelompok c. Presentasi topik pilihan yang kurang efektif Hal yang paling fatal yang penulis rasakan dari Kelas Seminar kali ini adalah ketidakefektifan proses presentasi topik pilihan. Meskipun terdapat beberapa kelompok yang selalu menarik, sebagian besar presentasi yang disampaikan tidak diterima dengan baik oleh kelompok lainnya. Beberapa hal yang menyebabkan hal ini antara lain adalah kurang menariknya topik yang dipresentasikan, pembawaan presentasi yang kurang menarik, dan terbatasnya media yang digunakan untuk presentasi. Dampak dari semua ini adalah, banyak peserta yang terkadang tertidur di kelas, bahkan termasuk dosennya
sekalipun (hal ini diakui oleh dosennya di kelas) dan waktu kuliah yang cenderung menjadi sia-sia (Sekitar 90% waktu kuliah digunakan untuk presentasi kelompok) Sebenarnya masih terdapat banyak lagi isu yang muncul di kelas, namun tiga ini adalah yang paling dirasakan menggangu oleh penulis dan cukup mewakili secara keseluruhan.
4. Strategi Untuk Menghadapi Isu-isu Tersebut Adapun beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari beberapa masalah diatas. Perlu diinformasikan sebelumnya bahwa strategi-strategi dibawah ini beberapa darinya merupakan hasil yang didapat dari diskusi pada kuliah minggu terakhir di Kelas Seminar. Strategi-strategi tersebut antara lain: 1. Pemberitahuan denda/konsekuensi terhadap pelanggaran kedisiplinan di awal Seharusnya dosen memberitahu di awal kuliah konsekuensi-konsekuensi terhadap pelanggaran peraturan. Harapannya setiap peserta kuliah dapat lebih mawas diri dan memberikan perhatian lebih terhadap kedisiplinan. 2. Pemberian tips pemilihan topik di awal-awal kuliah Seperti yang juga diusulkan di diskusi pada minggu terakhir Kelas Seminar, harusnya peserta diberi tips untuk memilih paper-paper sesuai dengan minat topik. Tapi juga jangan berhenti di sana, dosen harus lebih giat untuk terus mengingatkan pentingnya mencari paper berdasarkan topik sejak dini. Kalau perlu, dibuat 2 kali sesi konsultasi paper dan topik yang telah dipilih sebelum akhirnya benar-benar akan digunakan di kelas.
(c) 2007 Dirgantoro Muhammad --- GFDL --- versi 2007.12.04
4
3. Mencari metode presentasi yang lebih efektif Sampai saat ini, penulis tidak dapat memberikan usulan konkrit mengenai bagaimana men-setting sebuah presentasi yang efektif. Penulis mengetahui bahwa dosen Kelas Seminar telah melalui perubahan metode presentasi oleh peserta sejak Kelas Seminar yang dibawanya 2 tahun lalu (sudah 2 kali berjalan sebelumnya). Namun penulis mengusulkan banyaknya kelompok yang presentasi sebaiknya dikurangi dari yang ada sekarang. Jadi, bila sebelumnya tiap kelompok harus presentasi tiap pertemuan, mungkin dibatasi jadi setengah dari total kelompok yang cukup presentasi dalam tiap pertemuan.
5. Kesimpulan Yang diuraikan oleh penulis diatas hanyalah segelintir permasalahan yang muncul di Kelas Seminar. Terdapatnya isu-isu diatas bukan berarti tidak ada keuntungan yang dicapai di kelas lho. Sebaliknya, tujuan awal dari dosen yaitu, pesertanya tidak lagi asing dalam membaca publikasi ilmiah, tercapai dengan cukup baik. Akhir kata, penulis berharap apa yang disampaikan di makalah ini dapat
menjadi pertimbangan tambahan dalam merencanakan Kelas Seminar berikutnya, sekaligus dapat menjadi bekal persiapan untuk peserta di Kelas Seminar Bapak Rahmat M. Samik-Ibrahim selanjutnya.
Daftar Pustaka 1. -, Jurnal mingguan Kelas Seminar (A) Semester Gasal 2007/2008 milik Dirgantoro Muhammad, diakses terakhir menggunakan login pribadi pada Desember 2007, URL: http://scele.cs.ui.ac.id/s1/mod/journa l/index.php?id=255 2. -, Hasil diskusi Kelas Seminar (A) Semester Gasal 2007/2008, diakses terakhir Desember 2007, URL: http://scele.cs.ui.ac.id/s1/file.php/25 5/moddata/forum/1847/45361/disku si07112207.txt 3. M. Samik-Ibrahim, Rahmat (2006) “Tidak Kenal Maka Tidak Sayang: Kiat Mensosialisasikan Makalah Internasional Kepada Komunitas Sistem Informasi Indonesia”, URL: http://scele.cs.ui.ac.id/s1/mod/resour ce/view.php?id=5819
(c) 2007 Dirgantoro Muhammad --- GFDL --- versi 2007.12.04
5