ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
PENGEMBANGAN EKOWISATA PANTAI SEBAGAI DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN Bambang Supriadi Program Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang Jl. Bandung No. 1 Malang Korespodensi dengan Penulis: Bambang Supriadi: Telp: 081 2526 2526 E-mail:
[email protected]
Abstract The quality of human resources are now in the poor level. By the diversification of people livelihoods (especially in ecotourism), it is possible to minimize the pressure on human resources. The purposes of this study are: 1. To analyze the social condition, economic and cultural community in the coastal resorts of South Malang Regency, 2. To describe a potential beach that has a chance to grow (development), 3. To describe the weakness and resistance of Tourist attraction management (planning and utilization), 4. To describe the opportunities of job opportunities in the sector of tourism services that will be utilized by the community around the tourist attraction area. Research methodology which was used in this study was Partisipatory Rural Appraisal approach (PRA), FGD (Focused Group Discussion), and SWOT. The target to be achieved in this study are: Knowing the strengths and weaknesses of Goa China beach when it is managed properly and professionally, Knowing the types of new tourism business opportunities which will be utilized for improvished families as employment opportunities (Guide, souvenirs seller, food and beverage sellers, etc.), and as policy recommendations on the development of coastal tourism to the government. The final conclusion is that the Tourist Attraction of Goa China has a negative value (-0.45) for the internal environment and a negative value (-0.35) for the external environment. Thus can be deduced that the position Goa China on Third Quadrant (difensif position). And it requires physical development, clean environment, and more public facilities, alternative businesses which needs to grow is mangrove cultivation and turtles breeding, and providing home stay, Internet network, and provision of unique souvenirs. Keywords : Human Resources, Eco-tourism, Diversification, Livelihood Abstraksi Kualitas sumber daya manusia berada pada persepsi kurangnya keterampilan usaha dan berdampak pada kurangnya jenis mata pencaharian. Dengan diversifikasi mata pencaharian masyarakat (terutama terhadap jenis ekowisata), adalah mungkin untuk meminimalkan tekanan pada sumber daya manusia. Dengan demikian harapan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang berada di kawasan wisata pantai Kabupaten Malang Selatan, 2. Mendeksripsikan potensi-potensi Wisata Pantai yang mempunyai peluang untuk ditumbuh kembangkan (the development), 3. Mendeksripsikan Kelemahan dan hambatan pengelolaan (perencanaan dan 1
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
pemanfaatan) Wisata Pantai, 4. Mendiskripsikan kesempatan peluang kerja baru di sektor jasa wisata yang akan di manfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan Wisata Pantai.Metode analisis untuk menjawab tujuan diatas menggunakan pendekatan Patisipatory Rural Appraisal (PRA), FGD (Focused Group Discusion), kemudian dilanjutkan dengan melakukan Analisis SWOT.Target yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : Mengetahui kekuatan dan kelemahan Pantai Gua Cina apa bila di kelola secara baik dan profesional, Mengetahui jenis-jenis kesempatan usaha wisata baru yang akan di manfaatkan bagi keluarga prasejahtera sebagai peluang kerja (Guide, Pedagang cinderamata, Penjual makanan dan minuman, dll), dan sebagai Rekomendasi kebijakan pengembangan wisata pantai pada Pemerintah. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa DTW (Daya Tarik Wisata) Gua cina memiliki nilai negatif(0,45) untuk lingkungan internal dan nilai negatif (-0,35) untuk lingkungan eksternal. Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa posisi DTW Gua Cina masuk pada kuadran 3 (Tiga) yang artinya posisi ini pada posisi difensif. Dan dibutuhkan pembangunan fisik, lingkungan yang bersih, dan menambah fasilitas-fasilitas umum pariwisata,alternatif usaha yang perlu tumbuh kembang kembangkan adalah devirsifikasi pengelolahan budidaya mangrove dan pengankaran penyu, dan aktifitas pramuwisata oleh kelompok masyarakat pesisir pantai dan jangka menengah penyediaan home stay, jaringan internet, dan penyediaan cindera. Kata
kunci:
Sumberdaya Perkerjaan
Manusia,
Ekowisata,
Diversifikasi,
Lapangan
Pengelolahan wisata pantai sebagai
Sejalan dengan ini Ide, ekowisata
sumber daya alam jika tidak dibuat
sebagai
manejemen dengan baik maka akan
memungkinkan
merugikan
sebagai
diversifikasi mata pencaharian dan
alternatif mata pencaharian, menurut
berkelanjutan mengelola sumber daya
Eshetu (2014). Sumber daya alam di
alam menanggulangi kemiskinan
masyarakat
negara-negara berkembang berada di
kegiatan
ekonomi
kedua
Pemanfaatan
untuk
pantai
sebgai
bawah ancaman besar sebagian karena
sumber daya alam merupakan dasar
kurangnya alternatif dan sebagian
sosial dan pembangunan ekonomi
karena
pencaharian
untuk
pengurangan
kemiskinan,
masyarakat. Dengan diversifikasi mata
sesuai
dengan
pendapatnya
pencaharian
kementerian
jenis
mata
masyarakat
(terutama
Keuangan
dan
terhadap ecofriendly jenis), adalah
Perkembangan Ekonomi ( Ministry of
mungkin
Finance
untuk
meminimalkan
tekanan pada sumber daya alam.
and
Development/MoFED, 2
Economic menjelaskan
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
Sumber daya lingkungan merupakan
pedesaan
dasar
biasanya
sosial
ekonomi
dan
karena
sumber
barang
pembangunan mereka
dan
adalah
jasa
PESONA
(Nelson,
eco-
pembangunan di pengelolaan sumber
yang
daya
alam.
dan
untuk
pengurangan
kebutuhan
untuk
kemiskinan
dan
pertumbuhan
masyarakat
dan
Pemanfaatan
yang
pendekatan
diperlukan
ekonomi.
2004)
linkungan
memastikan
menekankan
merestrukturisasi ekonomi
untuk
pembangunan
yang
mereka sejauh ini telah mengurangi
bekerja dengan baik, bukan merusak,
kontribusi
mereka
alam.
pembangunan
secara
untuk keseluruhan
masyarakat
(MoFED, 2006).
hubungan
dan
alam
antara
di
hasil
paradigma eco-development dengan
Seperti Negara Indonesia yaitu negara
sehingga
berkembang
mengutamakan
reorganisasi
harus
aktivitas
sehingga menjadi
pembangunan
manusia
sinergis dengan
alam.
berkelanjutan hal ini penting untuk
Dengan
demikian
jika
mengintegrasikan masalah lingkungan
sumberdaya alam ini
sejalan
kebijakan
bermanfaat untuk bisa menanggulangi
Protection
kemiskinan,
dengan
(EPA/Environmental
tidak
karena
akan
masyarakat
Authority,2000), dalam rangka untuk
miskin
memastikan
perkembangan
penting saat, sehingga menjadi fokus
masa depan di Negara berkembang
perhatian bagi pemerintah Daerah .
yang berkelanjutan adalah penting
Masalah
masyarakat
untuk
masalah
sangatlah
kompleks
kegiatan
multidimensional, dimana berkaitan
masuknya
dengan aspek sosial, ekonomi, budaya,
bahwa
mengintegrasikan
lingkungan
menjadi
pembangunan
sehingga
prinsip-prinsip
pembangunan
merupakan
keamanan
dan
masalah
yang
miskin dan
aspek
ini
bersifat
lainnya.
berkelanjutan ke dalam pembangunan
Kemiskinan terus menjadi masalah
upaya ini sangat penting.
fenomenal
di
setiap
provinsi
di
Dengan demikian, ekowisata
Indonesia, khususnya Jawa Timur.
dapat memainkan peran sentral dalam
Kemiskinan telah membuat jutaan
konservasi
anak
dan
pembangunan 3
tidak
bisa
mengenyam
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
pendidikan,
kesulitan
membiayai
Kabupaten
PESONA
Malang
berada
kesehatan, kurangnya tabungan dan
kondisi
investasi, dan masalah lain yang
wilayah termiskin di Jawa Timur
menjurus ke arah tindakan kekerasan
dengan jumlah 86.406 keluarga miskin
dan kejahatan.
/ Rumah Tangga dengan kategori
Kemiskinan yang terjadi dalam
miskin
kelompok besar
dalam
(Dinas
Sosial
Kabupaten
suatu daerah memang perlu dilihat
Malang,2011).
sebagai suatu masalah yang sangat
Kabupaten Malang
serius, karena saat ini kemiskinan,
sama 2011 terdapat 470 Anak balita
membuat
masyarakat
terlantar dan mengalami gizi buruk
dalam
dan di perparah lagi sebanyak 11.052
mengalami memenuhi
banyak kesusahan kebutuhan
hidupnya.
Keluarga
Dan
sebagai
rumah
sementara
itu
di tahun yang
tak
layak
huni
Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu
(Properiess Home) sehingga Masalah
karena masih banyaknya masyarakat
sosial di Kabupaten Malang sangat
yang mengalami pengangguran dalam
memerlukan
bekerja. Pengangguran yang dialami
mendorong
sebagian
kehidupan
masyarakat
inilah
yang
perhatian percepatan
untuk perubahan
masyarakat
dan
membuat sulitnya dalam memenuhi
pengentasan
kemiskinan
kebutuhan hidupnya, sehingga angka
menciptakan
peluang
kemiskinan selalu ada dan bahkan
melalui pengelolaan potensi wisata
bertambah.
yang bisa di kembangkan hingga
Kemiskinan di Indonesia pada bulan
September
2012,
dengan
kerja
baru
mencapai taraf kesejahteraan yang di
jumlah
harapkan. Perhatian ini berhubung
penduduk miskin (penduduk dengan
kondisi
pengeluaran per kapita per bulan di
berdampingan dengan kondisi rentan
bawah Garis Kemiskinan) mencapai
social
28,59 juta orang (11,66 %), Bulan Maret
buruknya keamanan sosial (Rentan
2012 Provinsi Jawa Timur menempati
social),
urutan pertama di Indonesia jumlah
kesehatan, kerentanan meningkatnya
penduduk miskin Kota dan Desa
angka putus sekolah/tidak sekolah,
sebesar
kerentanan kematian ibu dan anak
5.070.980
dan
khusus 4
kemiskinan
dan
ancaman
kesehatan
dan
akan
terhadap
layanan
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
yang seiring
dengan perkembangan
gizi
yang
buruk
berakibat
PESONA
sumberdaya alam yang digunakan.
pada
Untuk
pengembangan
sebuah
lambatnya kecerdasan generasi muda
kawasan harus bertitik tolak dari
di masa akan datang.
pengembangan
Seiring
dengan
nilai-nilai
yang
amanah
bertumpu pada beberapa hal antara
Peraturan Menteri Dalam Negeri No
lain: (a) Masyarakat menjadi subyek
33 Tahun 2009 Tentang Pedoman
sehingga
Pengembangan Ekowisata Di Daerah
Pelestarian daerah
(Wisata bahari, Hutan dan Karst).
sosial dan budaya, (c) Pengembangan
Maka di buat salah satu prinsip
kawasan
pengembangan wisata pantai sebagai
tradisional
berikut:
keberadaan kampung sebagai bagian
Bersifat
memberikan
ekonomis
yaitu
manfaat
sebuah
untuk
harus
dilibatkan,
terpadu
(b)
bernilai sejarah,
modern
untuk
dan
melestarikan
daerah.
(JurnalIlmiah
masyarakat setempat dan menjadi
Pariwisata, November 2008, Vol. 13
penggerak pembangunan ekonomi di
No. 3. hal 208 – 22506) Dalam
wilayahnya serta memastikan usaha ini
dapat
mendorong masyarakat,
yaitu
kebutuhan
dan
tersebut, konsep Pengelolaan Wisata
partisipasi
Pantai perlu dipahami bersama untuk
berkelanjutan aktif
konteks
peran
masyarakat
dalam
perencanaan,
pemanfaatan,
menyelesaikan persoalan yang terkait
serta
dengan kondisi kemiskinan
kegiatan
yang
dan
terjadi di wilayah Kabupaten Malang.
dengan
Pengelolaan segala potensi Wisata
menghormati nilai-nilai sosial-budaya
Pantai Gua Cina di Kabupaten Malang
dan keagamaan masyarakat di sekitar
sebagai salah satu alternative upaya
kawasan wisata, mengandung unsur
mengatasi
pendidikan untuk mengubah persepsi
khususnya pada masyarakt sekitar
seseorang agar memiliki kepedulian,
obyek dan daya tarik wisata tersebut..
tanggung
Oleh
pengendalian
wisata
jawab,
dan
komitmen
kemiskinan
karena
itu,
masyarakat
Penelitian
ini
terhadap pelestarian lingkungan dan
diharapkan dalam upaya menekan
budaya, melindungi, mengawetkan,
angka kemiskinan tersebut melalui
dan
memanfaatkan
secara
lestari 5
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
kegiatan Pengelolaan Wisata Pantai
masuk dalam konsep KSPN (Kawasan
yang disusun secara strategis.
Strategis Pariwisata Nasional ) di dalam RIPPARNAS (Rencana Induk
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
Kepariwisataan Nasional) Tahun 2010
1. Menganalisis
– 2025.
kondisi
sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat
Namun
demikian
potensi
yang berada kawasan wisata Gua
wisata tersebut diatas masih belum
Cina.
berpengaruh
2. Mendeksripsikan
potensi-potensi
signifikan
kesejahteraan
terhadap
masyarakat
di
Wisata Pantai Gua Cina yang
Kabupaten Malang, hal ini terbukti
mempunyai
untuk
bahwa
(the
masuk
ditumbuh
peluang kembangkan
development)
hambatan (perencanaan dan
sektor
masih
kelompok
besar
jumlah kantong-kantong kemiskinan.
pengelolaan
Jumlah warga miskin di Kabupaten
pemanfaatan)
Malang saat ini tahun 2012 mencapai
Wisata Pantai Gua Cina dan
kesempatan
dalam
Malang
kabupaten di Jatim yang memiliki
3. Mendeksripsikan Kelemahan dan
4. Analisis
Kabupaten
jumlah 86.406 keluarga miskin /
mendeskripsikan peluang
wisata
yang
manfaatkan oleh
Rumah
Tangga (Dinas
kerja
di
miskin
akan
di
Malang,2011).
dengan Sosial
kategori Kabupaten
masyarakat
Atas dasar kesejangan (gap)
miskin sekitar kawasan Wisata
problematik di atas perlu dicarikan
Pantai Gua Cina.
alternatif pemecahaannya
Urgensi (Keutamaan) Penelitian
melalui
kegiatan penelitian, di sinilah urgensi
Kabupaten Malang adalah kota
dari penelitian kali ini,
memiliki
pariwisata
demikian masalah penelitian ini dapat
(wisata pantai, wisata gunung dan
dirumuskan secara spesifik sebagai
wisata
berikut:
yang
hutan)
potensi
yang
sangat
menjanjikan jika dikembangkan dan
1. Bagaimana
dikelola secara baik dan profesional,
kondisi
dengan
sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat
Kabupaten Malang salah satu kota 6
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
yang berada kawasan wisata Gua
izin
Cina Kab. Malang?
penelitian.
2. Apa saja Kekuatan dan kelemahan
untuk
2. Tahap
Studi
Pantai Gua Cina apa bila di kelola
Kegiatan
secara baik dan profesional?
mengenahi:
3. Bagaimana menciptakan peluang
PESONA
a. Kajian
melaksanakan
Literatur
yaitu
studi
literatur
Literatur
tentang
kerja di sektor jasa wisata (Guide,
manajemen pengelolaan obyek
Pedagang
cinderamata,
dan daya tarik wisata pantai di
makanan
dan
Penjual
minuman,
dll)
Kabupaten
yang dapat
di manfaatkan oleh
literature/
masyarakat
miskin
kepariwisataan seperti konsep
di
sekitar
kawasan wisata pantai tersebut?
Malang, konsep
kajian
mengenai
pengembangan wisata bahari / pantai.
METODE
b. Kajian
Kebijakan
Lokasi penelitian ini dilakukan
Kepariwisataan Nasional dan
di Obyek Daya Tarik Wisata Pantai
Regional yaitu kajian mengenai
Gua
UU No 10 tahun 2009 Tentang
Cina
Kecamatan
Gedangan
Kabupaten Malang. Sekitar 58 Kilo
Kepariwisataan,
meter arah selatan Kota Malang,
RIPPARNAS (Rencana Induk
Tahapan
Tahapan
Pembangunan Kepariwisataan
penelitian terdiri dari empat (4) tahap
Nasional Tahun 2010 - 2025)
mengacu
dan kajian RIPDA (Rencana
Penelitian,
pada
tahapan
yaitu
persiapan, teknik pengumpulan data,
Induk
survey dan analisis data:
Kabupaten Malang
1. Tahap komponen
Persiapan, kegiatan
meliputi
dan
Pariwisata
kajian
Daerah)
3. Teknik Pengumpulan Data yaitu
sebagai
Teknik Sensus
kepada keluarga
berikut: Tahap persiapan pada
Prasejahtera di area obyek wisata
tahapan
penelitian
dimulai
dan
dengan
menyusun
usulan
ada di instansi dan Kantor Desa di
penelitian yang akan di lakukan
wilayah obyek wisata pantai Gua
dan mempersiapkan pengurusan
Cina. Teknik pengumpulan data 7
survei data sekunder yang
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
(primer) digunakan pendekatan
memformulasikan
wawancara dengan menggunakan
Kekuatan,Kelemahan, Peluang
daftar pertanyaan (quesioner) dan
dan
participatory
(diskusi
dalamnya faktor penunjang dan
kelompok dan wawancara kepada
penghambat dari lingkungan
key persons).
internal
research
4. Analisis dan Interpretasi Data. a.
Analisis
penelitian
termasuk
maupun
di
eksternal
konsep pengembangan wisata ini
pantai Gua Cina di Kabupaten
menggunakan Formulasi :
Malang.
b. SPSS (Statistical Program For
c.
Ancaman
tentang
Sekaligus
membuat
interpretasi
data
Social Science),
mengaitkan
temuan-temua
FGD (Focused Group Discusion)
(data)
dan Patisipatory Rural Appraisal
pustaka atau teori terkait.
dengan
yaitu
hasil
kajian
(PRA) yaitu diskusi terhadap pemahaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
desa/wilayah
secara partisipasi. menyangkut
Sejarah pantai Gua Cinayang
Analisis kondisi sosial ekonomi
terletak di Dusun Trowotratih, Desa
masyarakat di sekitar pantai,
Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing
dan
Wetan, sekitar 3 jam dari Kota Malang.
mencari
serta
mengidentifikasi kesempatan
Sekitar
peluang
kerja
di
tahun
1930-an,
seorang
pengembara Tionghoa dari Surabaya
sector
bernama Hing Hook, terdampar di
wisata.
sebuah pantai tersembunyi di Malang
d. Analisis SWOT yaitu Salah satu tehnik analisa yang digunakan
Selatan.
Hatinya
untuk
karena
kemiskinan
menganalisa
kondisi
gundah yang
gulana terus
wisata
menderanya.Ia kemudian bertapa di
pantai Gua Cina secara internal
sebuah gua yang berada di salah satu
dan
pulau
lingkungan
Obyek
eksternal
Kabupaten
kecil
yang
ada
di
sana.
Malang yaitu analisis SWOT
Sendirian, tak ada yang menemani.
(Strenght, Weakness, Opportunity
Mungkin ia ingin mengadukan nasib
dan
jeleknya kepada yang Maha Kuasa.
Threats).
Analisa
ini 8
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
Sebelum
yang
kemudian oleh penduduk sekitar dan
Ia
dimakamkan di tempat lain. Sejak saat
meninggal dalam kesepian di gua itu.
itu, pantai tersebut dinamakan Pantai
Jasadnya ditemukan beberapa hari
Gua
dicari,
mendapatkan maut
apa
PESONA
menjemputnya.
Cina.
Tabel 1. Prasarana Daya Tarik Wisata Indikator Kondisi jalan di DTW
Kekuatan
Kelemahan
Kondisi jalan utama menuju Pantai Gua Cina cukup baik, tapi kondisi jalan menuju lokasi Obyek Wisata Pantai masih tanah dan berbatu yang belum di aspal
Sarana Transpotasi Umum
Sarana transportasi umum untuk menuju Obyek Wisata Pantai belum ada
Kondisi Kejernihan Air di Kondisi Kejernihan DTW Air sebagian besar sangat baik Toilet Memiliki jumlah toilet yang cukup Petujuk Jalan atau Sign Memiliki petunjuk system arah disepanjang jalan menuju DTW Kebersihan di DTW Tempat Pembuangan Sampah Area Parkir yang Luas khususnya untuk bis
Kondisi lingkungan DTW yang masih kurang bersih Memiliki Tong sampah yang cukup Memiliki lahan parkir yang cukup luas sehingga bisa untuk beberapa bis dan kendaraan lainnya.
Penerangan Jalan Ketika Malam hari
Tidak memiliki penerangan jalan sepanjang DTW ketika malam hari
Tabel 2. Sarana Daya Tarik Wisata Indikator
Kekuatan
Kelemahan
Souvenir khas daerah
Masih 9
belum
ada
tindak
lanjut
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
tentang pembuatan khas pantai tersebut Warung sekitar DTW
Agen Perjalanan Tempat Bersantai
cindera mata
Sudah baik, perlu di tingkatkan tentang kebersihan makanan di DTW tersebut.harga relatif murah Masih belum ada agen perjalanan Baik,Tempat bersantai perlu di perbanyak lagi agar wisatawan dapat menikmati keindahan pantai tersebut. Selain itu tempat tersebut memanfaatkan pohon kelapa dan memanfaatkan alam
Atraksi dan Hiburan lain
Tidak terdapat hiburan lain dan atraksi budaya yang d perliatkan oleh warga sekitar.
Internet
Tidak terdapat layanan internet di DTW tersebut.
Jaringan Telepon
Jaringan telepon kurang baik di DTW tersebut.
Kondisi Masjid
Kondisi masjid sudah baik dan masih tahap renovasi di sana
ATM
Masih belum ada ATM di DTW tersebut
Hotel atau Penginapan
Masih belum terdapat hotel maupun penginaman karena wisatawan biasa melakukan campign di tempat tersebut
Pos Kesehatan
Tidak memiliki pos kesehatan di DTW tersebut
Pos Keamanan
Asuransi Tiket
Sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi untuk menciptakan suasana aman di DTW tersebut. Sudah berjalan dengan baik dan sudah diterapkan kepada 10
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
wisatawan yang datang
TIC
Sudah memiliki tempat tersebut tapi masih banyak yang perlu di perhatikan
Jumlah wisatawan : Senin-Kamis = 75-100 wisatawan Jumat-Minggu = 150-250 wisatawan Kecuali bulan januari – maret di karenakan cuaca yang kurang baik. Tabel 3. Lingkungan Eksternal Indikator
Peluang
Ancaman
Kondisi Pesaing
Kondisi pesaing daya tarik wisata Gua Cina sangat tinggi.Hal ini di buktikan karena pesaing yang memiliki keindahan dan kecukupan pada sarana dan prasana. Misalnya: pantai bajul mati dan Pantai Sendang Biru
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang
Karakteristik Masyarakat
Peran
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang telah banyak mendukung terhadap perkembangan sarana dan prasarana di daya tarik wisata Gua cina ini. Salah satu buktinya adalah Gua cina di masukan dalam Rencana pengembangan Pariwisata berbasis Ekowisata
serta
Karakteristik Peran serta Masyarakat daya tarik wisata Gua cina ini sangat rendah dikarenakan masyarakat sekitar wisata enggan untuk turut berperan dalam pengembangan daya tarik wisata
Tabel 4. Total Nilai Tertimbang Daerah Tujuan Wisata Gua Cina Katagori Variabel dan Indikator
Bobot
Nilai
Nilai Tertimbang
Keindahan Alam Di Objek Wisata
0,25
5
1,25
Keunikan Daya Tarik Wisata
0,25
4
1
Kekuatan Daya Tarik Wisata
11
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
Lokasi Daya Traik Wisata
0,25
3
0,75
Kenyaman Lingkungan
0,25
4
1
Total
1
4
Kelemahan Daya Tarik Wisata Pemasaran
0,15
3
0,45
Ekonomi Kreatif
0,15
5
0,75
Prasarana
0,25
5
1,25
Sarana Penunjang
0,2
5
1
Sarana Pokok
0,25
4
1
Total
1
4,45
Peluang Daya Tarik Wisata Motivasi Wisatawan
0,3
5
1,5
Dukungan Pemerintah daerah
0,25
3
0,75
PMPM Mandiri Pariwisata
0,25
4
1
Pertumbuhan Ekonomi Masyrakat
0,2
3
0,6
Total
1
3,85
Ancaman Daya Tarik Wisata Pesaing Dengan Wisata Sekitar
0,4
5
2
Pencemaran Lingkungan
0,2
4
0,8
Degradasi Sosial
0,2
3
0,6
0,2
4
0,8
Konflik Vertikal Total
1
4,2
Tabel 5. Analisis SWOT Nilai Tertimbang
Faktor Internal
Keterangan Nilai Tertimbang Kekuatan Daya Tarik Wisata Nilai Tertimbang Kelemahan Daya Tarik Wisata Selisih Negatif
Nilai 4 4,45 -0,45
Eksternal
Nilai Tertimbang Peluang Daya Tarik Wisata Nilai Tertimbang Ancaman Daya Tarik Wisata Selisih Negatif
3,85 4,2 -0,35
12
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
ANALISIS DIAGRAM SWOT PELUANG
Kuadran 1
Kuadran 2 Strategi Penyehatan
Strategi Agresif
KELEMAHAN INTERNAL KRITIS
KEKUATAN INTERNAL SUBSTANSIAL
Kuadran 3
Kuadran 4
Strategi Divensif
Strategi Diversifikasi
ANCAMAN
Daya
tarik
wisata
pantai
ancaman
besar
sebagian
karena
Malang Selatan sebagai sumber daya
kurangnya alternatif dan sebagian
alam masih belum dibuat manejemen
karena
dengan baik maka akan masyarakat
masyarakat. Dengan diversifikasi mata
menjadikan sebagai alternatif mata
pencaharian
pencaharian
terhadap ecofriendly jenis), adalah
maka
pengembangan sebagai
dibutuhkan
ekowisata
kegiatan
memungkinkan
pantai
mungkin
ekonomi
kedua
jenis
mata
pencaharian
masyarakat
untuk
(terutama
meminimalkan
tekanan pada sumber daya alam.
untuk
Wisata Pantai Gua Cina belum
diversifikasi mata pencaharian dan
maksimal
berkelanjutan mengelola sumber daya
sumber daya alam yang produktif,
alam menanggulangi kemiskinan
seperti saran ( Ministry of Finance and
,
di
manfaatkan
sebagai
menurut Eshetu A (2014). Sumber
Economic
daya
2006), sumber daya alam merupakan
alam
berkembang
di berada
negara-negara di
bawah
dasar 13
sosial
Development/MoFED,
dan
pembangunan
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
ekonomi
untuk
pengurangan
daya
PESONA
alam.
dan
menekankan
kemiskinan, juga merupakan dasar
kebutuhan
untuk
sosial dan pembangunan ekonomi
masyarakat
dan
karena mereka adalah sumber barang
memastikan
dan
bekerja dengan baik, bukan merusak,
jasa
yang
pengurangan
diperlukan
untuk
kemiskinan
dan
alam.
pertumbuhan ekonomi. Kabupaten kabupaten
Malang
harus
yaitu
ekonomi
untuk
pembangunan
yang
sehingga
masyarakat
mengutamakan
reorganisasi
alam.
mengintegrasikan
masalah lingkungan sejalan dengan
rangka
Dari
(EPA/Environmental Authority,2000),
untuk
memastikan
di
aktivitas
penting
Protection
alam
antara hasil
paradigma eco-development dengan
sehingga menjadi
kebijakan
hubungan
dan
pembangunan berkelanjutan hal ini untuk
merestrukturisasi
manusia
sinergis dengan
hasil
analisa
SWOT
melalui 4 tahap yang berlangsung
dalam
menunjukan bahwa daya tarik wisata
bahwa
Pantai Gua cina berada pada kuadaran
perkembangan masa depan di negara
3
berkembang
yang
memiliki ancaman dan kelemahan.
adalah
penting
berkelanjutan untuk
dimana
daya
tarik
wisata
ini
Adapun beberapa Kelemahan DTW :
mengintegrasikan masalah lingkungan
1.
Sarana transportasi umum untuk
menjadi
kegiatan
pembangunan
menuju
sehingga
masuknya
prinsip-prinsip
belum ada
pembangunan berkelanjutan.
2.
Pembangunan ekowisata pantai
Obyek
Wisata
Pantai
Kondisi lingkungan DTW yang masih kurang bersih
di Pantai Gua Cina dapat memainkan
3.
peran sentral dalam konservasi dan
Tidak memiliki penerangan jalan sepanjang DTW ketika malam hari
pembangunan masyarakat pedesaan,
4.
Masih belum ada tindak lanjut
Ekowisata dapat memainkan peran
tentang pembuatan cindera mata
sentral
khas pantai tersebut.
dalam
pembangunan
konservasi pedesaan
dan
(Nelson,
5.
2004) yang biasanya pendekatan eco-
Masih belum ada agen perjalanan di DTW tersebut
pembangunan di pengelolaan sumber 14
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
6.
Tidak terdapat hiburan lain dan
20. Masih
atraksi budaya yang di perliatkan
8.
9.
kurangnya
pemahaman
tentang adanya ekowisata
oleh warga sekitar 7.
PESONA
21. Sangat baik,wisata sangat puas
Tidak terdapat layanan internet di
dengan keindahan pantai yang di
DTW tersebut.
tawarkan.
Jaringan telepon kurang baik di
22. Kurang
DTW tersebut
akan
Masih belum ada ATM di DTW
budaya
tersebut 10. Masih
sadarnya
masyarakan
pentingnya
melestarikan
23. Kebudayaan belum
maupun
terdapat
penginaman
wisatawan
biasa
tercampur karena masyrakat yang
karena
ada disekitar daerah tujuan wisata
melakukan
adalah pendatang Ancaman DTW:
11. Tidak memiliki pos kesehatan di
1.
DTW tersebut
Kondisi pesaing daya tarik wisata Gua Cina sangat tinggi. Hal ini di
12. Sudah memiliki tempat tersebut
buktikan karena pesaing yang
tapi masih banyak yang perlu di
memiliki
perhatikan lagi
kecukupan
13. Masih belum adanya pemetaan
menggunakan
keindahan sarana
dan
mati dan Pantai Sendang Biru media
2.
tersebut
Karakteristik
Peran
serta
Masyarakat daya tarik wisata Gua
15. Belum ada tenaga pemandu
cina
16. Tidak memiliki pramuwisata
hdikarenakan
ada
naungan
buat
ada
ini
sangat
rendah
masyarakat
yang
tinggal di sekitar wisata nggan
pramuwisata 18. Tidak
pada
dan
prasana. Misalnya: pantai bajul
tentang lokasi DTW tersebut
17. Belum
sudah
hotel
campign di tempat tersebut
14. Tidak
yang
untuk di ajak berperan dalam pelatihan
tentang
pengembangan daya tarik wisata
pramuwisata
Strategi
19. Pembangunan fisik masih di rasa
untuk
lambat
difensife
ditujukan
mempertahankan
eksistensi
perusahaan dari semakin ketatnya persaingan 15
bisnis
dan
berbagai
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
ketidakpastian eksternal yang sulit
membuka
(terkadang tidak mungkin) dikontrol
sama dengan swasta.
dan
diprediksi.
Strategi
Home
Stay
bekerja
defensif KESIMPULAN
seringpula dikenal sebagai survival terjadi
Dari
dalam suasana krisis ekonomi.ada
disimpulkan
beberapa
di
tertimbang DTW(daya Tarik Wisata)
lakukan di kuadran 3 ini. Meliputi:
Gua cina adalah lingkungan internal
Divers.Konsentrik,
diversifikasi
memiliki
Horisontal,
Diversifikasi
lingkungan eksternal memiliki nilai
strategy,
yang
cenderung
strategi
yang
dapat
hasil
analisis
bahwa
nilai
SWOT
nilai
selisih
negatif(-0,45)
dan
Konglomerasi.
negatif (-0,35) dengan demikian dapat
1.
Diversifikasi Konsentrik
di tarik kesimpulan bahwa posisi
Menambah produk atau jasa baru,
DTW Gua Cina masuk pada kuadran 3
tetapi berhubungan, secara umum
(Tiga) yang artinya posisi ini pada
disebut
konsentrik
posisi difensif. Hal ini di buktikan
atau terfokus yaitu usaha Sovenir
dengan kondisi pembangunan fisik
Khas.
masih
Diversifikasi Horizontal
pengembangan DTW di sekitar Pantai
Menambahkan produk atau jasa
Gua Cina, Selain itu lingkungan yang
baru, yang tidak berkaitan, untuk
kurang bersih juga menjadi salah satu
pelanggan
disebut
kendala di wilayah tersebut, kendala
diversifikasi horizontal. Strategi
lainnya yaitu adalah jaringan telepon
ini tidak seberesiko diversifikasi
yang sangat kurang sekali di DTW
konglomerat karena perusahaan
tersebut,ada pun tentang pembuatan
seharusnya sudah lebih dikenal
cindera mata khas pantai tersebut
dengan pelanggan saat ini yaitu
tidak ada, di sisi lain fasilitas – fasilitas
menanam pohon Mangrove.
yang di miliki masih sangat kurang
Diversifikasi Konglomerat
memadai seperti sarana transportasi
Menambah produk atau jasa baru,
umum,penerangan
yang
Kesehatan di DTW, Mesin ATM yang
2.
3.
diversifikasi
tidak
diversifikasi
saat
ini
berkaitan, konglomerat
disebut
jauh
yaitu 16
di
rasa
lambat
jalan,
untuk
Pos
dengan
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
DTW,Penginapan,pramuwisata,jaring
, dan perbaikan kualitas hidup
an internet ini merupakan faktor
penduduk
kendala lainnya.
adalah Program Raskin, BLT dan
Analisa
lingkungan
eksternal
miskin.
Contohnya
Beasiswa bagi siswa miskin.
yaitu disebabkan oleh Kondisi pesaing
2. Kelompok
program
daya tarik wisata Gua Cina sangat
pemberdayaan
tinggi. Hal ini di buktikan karena
(Klaster
pesaing yang memiliki keindahan dan
program penanggulangan kemiski
kecukupan pada sarana dan prasana.
nan
Misalnya: pantai Bajul Mati dan Pantai
pemberdayaan masyarakat bertuj
Sendang Biru.
uan untuk mengembangkan pote
Langkah
langkah
penanggulangan
kemiskinan
dipercepat melalui pengendalian dalam
percepatan
lebih
dapat
konkret
Untuk
itu,
Kabupaten
Malang
sebaiknya
membentuk
Tim
Koordinasi
Kelompok
berbasis
kelompok
masyarakat
miskin
untuk
terlibat
dalam
pembangunan yang didasarkan
penanggulangan
kemiskinan.
II)
nsi dan memperkuat kapasitas
koordinasi dan
yang
masyarakat
pada
Bupati
prinsip-prinsip
pemberdayaan
masyarakat.
Contohnya adalah PNPM Mandiri. 3. Kelompok
program
Penanggulangan Kemiskinan Daerah
pemberdayaan usaha mikro dan
(TKPKD) di Kabupaten Malang.
kecil
Program penanggulangan dikelompokkan
dan
kegiatan
kemiskinan dalam
4
(Klaster
III)
Program penanggulangan kemis
dapat
kinan
(empat)
berbasis
pemberdayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil
kelompok program atau klaster, yaitu :
adalah
1. Kelompok program bantuan sosial
bertujuan
program untuk
yang
mempercepat
terpadu berbasis keluarga (Klaster
pembangunan
I) Program bantuan sosial terpadu
ekonomi masyarakat dengan ber
berbasis keluarga bertujuan untuk
basis
memenuhi
Contohnya adalah Kredit Usaha
hak
dasar, pengurangan beban hidup 17
sumberdaya
lokal.
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
Rakyat (KUR) dan Kredit Usaha
yang
Bersama (KUBE).
ombak, maupun di sekitar muara
4. Kelompok
Program Pro-Rakyat
terlindung
dari
sungai di mana air melambat dan
(Klaster IV). Klaster IV ini mulai
mengendapkan
dicanangkan
dibawanya dari hulu.
Nasional
pada
Pertemuan
TKPKD
gempuran
lumpur
yang
seluruh UCAPAN TERIMAKASIH
Indonesia bulan Nopember di
Artikel Ilmiah ini merupakan
Jakarta. hasil
Upaya penangkaran Penyu ini
dari
kegiatan
Penelitian
dilakukan pada pelestarian penyu
kemudian disarikan menjadi Artikel
sisik ini meliputi berbagai langkah
Ilmiah ini dan dalam tulisan ini Kami
penyelamatan, yaitu meliputi upaya
sempatkan
pembinaan
penyu
banyak terimakasih atas terwujudnya
bertelur, menunggui penyu bertelur
tulisan ini kepada Dirjen Pendidikan
dan kemudian menyelamatkan telur
Tinggi Cq. Kopertis Wilayah VII yang
penyu
telah memberikan dukungan dana
habitat
dari
tempat
hama
dan
predator,
untuk
menyampaikan
untuk kegiatan penelitian kali ini.
penetasan telur semi alamiah diberi tempat yang baik, perawatan anak penyu (tukik) untuk pelepasan di habitat
asli,
dan
DAFTAR PUSTAKA
pembinaan
Badan Pusat Statistik (BPS), 2012, Kabupaten Malang dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, Malang
masyarakat dalam upaya konservasi penyu sebagai satwa langka. Peningkatan
Pelestarian
Hutan bakau atau disebut juga hutan
Bambang., N., dkk., (1999). Pengembangan Model Pendampingan dan Pelatihan Bagi Perajin Industri Rumah Tangga Gerabah Di Desa Banyumulek Kec.Kediri Kabupaten Lombok Barat NTB. Malang: Unmer Malang. Penelitian PHB.VII.No.Kontrak.76/P2IPT/ DPPM/98/PHBVII/V/98. Dirjen. PT Departemen
mangrove yang tumbuh di atas rawarawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut
air
laut.
Hutan
ini
letakkan di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk 18
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
PESONA
Oka A.Yoeti, 1996, Guiding System SuatuPengantarPraktis, PT PradnyaParamita, Jakarta
Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim,2012, Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Tahun 2012 Dalam Angka Tahun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur, Surabaya.
Meter, Donald., S Van & Carl E.Van Horn., 1975, The Policy Implementation Process: A Conceptual Frame Work, Beverly Hills, Sage Publication Inc.
Environmental Protection Authority /EPA/ of Ethiopia (2000). Environmental Impact
Panuju, Bambang., 1999, PengadaanPerumahan Kota dengan Peranserta Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Alumni, Bandung.
Eshetu A (2014), Ecotourism as a viable strategy for livelihood diversification and sustainable natural resource management in Ethiopia (from eco-development paradigm point of view), Journal of Environmental Vol. 3(2), pp. 040 – 052
Poerwanto, 2002, Dampak Pengembangan Obyek Pariwisata Pantai Pasir Putih Situbondo Terhadap Kesempatan Kerja,JurnalNasionalPariwisata, Vol.2, No.2, Desember. Robby, 2001, WisataAlam, BukuPedomanIdentifikasi, Pengembangan, Pengelolaan, Pemeliharaan, PemasaranObyekWisataAlam, YayasanBuenavita, Bogor.
Inskeep Edward, (1991), Tourism Planing An Integrated And Sustainable Development Approach, Van Nostrand Reinhold, New York
Wahab, Salah, ed., 1992, PemasaranPariwisata, PT. PradnyaParamita, Jakarta.
Ministry of Finance and Economic Development (MoFED) (2006). Ethiopia: Building on Progress-A Plan for Accelerated and Sustained Development to End Poverty PASDEP) (2005/062009/10); Volume I: Main Text. Addis Ababa, Ethiopia.
Yuwono Sudarman dan Sugiono Sutomo, November 2008, Jurnal Ilmiah Pariwisata, STP Trisakti, Vol. 13 No. 3. hal 208.
Nelson F (2004). The evolution and impacts of community-based ecotourism in northern Tanzania. International Institute for Environment and Development: Issue paper number 131.
19
ISSN : 1410 – 7252 Vol. 18 No. 01 Juni 2016
20
PESONA