25/11/2011
13:34
Page 1
Tiga Orang Buta dan Seekor Gajah
DARI REDAKSI
LayOut Isi 11/November 2011
COVER DEPAN INFOKITA NO.1I/NOVEMBER 2011 START KOMPAS JELAJAH SEPEDA JAKARTA-PALEMBANG GRAFIS: KELIEK DEK@, FOTO: INFOKITA/JARI
ISI
NOMOR INI
Kompasiana PK Ojong ......... 2 Info Manajemen ................. 4 OutingComptroller 2011 ...... 13 Sang Penari KG Production .................. 22 Laporan Kompas Jelajah Sepeda Jakarta - Palembang ....... 22 Perawatan Rumah Kudus ..... 28 Berita - berita Dari Unit Usaha .............. 30- 43 Rileks TTS
.................... 48
Ingat dengan sebuah ilustrasi cerita tentang tiga orang yang buta sejak lahir dan seekor gajah? Tiga orang buta tersebut berusaha mengenali seperti apa itu gajah dengan menyentuhnya. Lalu, pergilah mereka ke kebun binatang. Orang buta pertama menyentuh bagian telinga gajah sehingga ia berpendapat bahwa gajah itu tipis, lebar dan selalu bergerak seperti kupu-kupu. Orang buta kedua menyentuh bagian badan gajah hingga ia berkata bahwa gajah itu lebar, kokoh seperti tembok dan diam tak bergerak. Sementara orang buta ketiga yang menyentuh bagian ekor berkata bahwa gajah itu seperti cambuk, panjang dan berbulu di ujungnya. Ketiganya lalu berdebat keras, masing-masing yakin dengan pendapatnya. Lama-lama debat itu m,enjadi debat kusir yang tidak ada juntrungannya dan tetap tidak diketahui pasti seperti apakah bentuk gajah itu. Siapakah yang salah dalam kasus ini?
T
idak ada yang salah sama sekali! Ketiganya benar karena masingmasing memang buta sejak lahir dan tidak tahu sama sekali bentuk seekor gajah secara utuh. Ketiganya juga benar karena masing-masing menyentuh bagian yang berbeda. Ketiganya lagi-lagi benar karena yakin terhadap pengalamannya masing-masing. Hanya saja mereka tidak melakukan tindakan yang dapat menjadi kunci pemecahan masalah di atas. Yang tidak mereka lakukan adalah, pertama, mereka tidak berusaha mencari tahu dari orang yang dapat melihat, seperti apakah gajah itu sebenarnya. Kedua, mereka tidak berusaha menyatukan pengalaman dan perasaan mereka menjadi suatu gambaran yang utuh, yang menyempurnakan bentuk seekor gajah. Masing-masing asyik mempertahankan pendapatnya karena merasa paling benar sendiri, menurut pengalaman mereka. Akhirnya, hanya debat konyol saja yang
mereka dapatkan. Tidak memecahkan masalah dan bentuk sang gajah tetap menjadi misteri. Masalah dapat timbul karena perbedaan persepsi dan pengalaman. Dibutuhkan dua hal agar tidak terjadi benturan. Pertama, butuh satu orang yang mengerti benar akan persoalan yang terjadi sehingga dapat menjadi penengah. Biasanya orang ini adalah orang yang dapat dipercaya dan berwawasan luas, juga dapat diterima semua pihak. Ia harus mau dan mampu menyatukan berbagai macam pendapat, mengambil yang baik, membuang yang buruk, lalu memutuskan hasilnya untuk disepakati bersama. Menjadi suatu kesepakatan bersama untuk sama-sama dijalankan. Hal yang kedua adalah kemauan semua pihak untuk mau menerima masukkan dari orang lain tanpa harus ngotot merasa benar sendiri. Tidak ada salahnya mempertahankan pendapat sesuai pengalaman masing-masing. Tapi, harus diingat bahwa sebuah pengalaman tidak akan berkembang jika tidak diimbangi dengan menerima pengalaman orang lain, sebagai pengayaan dan penambah wawasan. Pengalaman seseorang pasti akan berbeda dengan pengalaman orang lain, walaupun dalam kasus yang sama dan sebangun. Oleh karena itu, peleburan berbagai pengalaman ini akan menghasilkan sebuah pengalaman baru yang utuh, yang rinci, yang dapat digunakan sebagai acuan ke depan, untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Infokita kali ini juga mencoba berbagi pengalaman tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan Kompas Gramedia, baik yang terjadi di unit-unitnya maupun yang dialami oleh karyawannya. Pengalaman Wageno berinvestasi ala kampung yang layak disimak, pengalaman unit-unit KG dalam menjalankan rencana kerjanya, dan berbagai pengalaman karyawan KG dalam kegiatannya sehari-hari. Termasuk berbagi pengalaman saat menggowes sepeda dalam acara Jelajah Sepeda Jakarta-Palembang 2011. Jangan lupa, ada juga beberapa “pengalaman hijau” yang dihadirkan untuk Anda di Greenfest 2011. Selamat berbagi pengalaman!
Redaksi
Pemimpin Redaksi: GM Humas KG Pjs Redaktur Pelaksana: St. Herwinoto Wakil Redaktur Pelaksana: Ign. Haryanto Redaktur Artistik/Produksi: Keliek Daniel Kusmartono Staf Redaksi: Zaenal Arifin, Ghinta.R Sekretaris Redaksi/Sirkulasi: Prelly Daisy Fotografer: Sujari, Agung Nugroho Illustrator: Aseli Sobari Alamat Redaksi: Gedung HUMAS, Jln. Palmerah Selatan 17, (Samping Gedung Bentara Budaya Jakarta), Jakarta 10270 . Tlp: 5483.008, Psw. 7510, 7511 Fax: 5494051 (Humas) E-mail:
[email protected] Redaksi menanti kiriman naskah dari pembaca/karyawan KG. Diketik 2 spasi, maksimum 3 folio, besar huruf 12 pt. Kirimkan beserta data digitalnya. Teks word windows, foto dengan kertas (hard copy) atau digital Photoshop (data foto dikirim dengan format JPEG)
InfoKita foKita
1
I N F O KOMPASIANA
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
PK Ojong :
Salah satu ciri kehidupan masyarakat di mana rejim yang lampau ialah banyaknya khotbah. Bukan khotbah dari mimbar Masjid atau Gereja, tapi “khobah” politisi dan pegawai negeri (dari tingkat Lurah sampai yang teringgi) yang menjelma sebagai moralis. “Janganlah begitu”. “Harus begini”. “Jangan ingat kepentingan diri sendiri”. “Harus sepi ing pamrih”. Dan seterusnya.
D
an “khotbah” itu sudah tentu tidak ada efeknya sedikit pun juga. Karena dua sebab. Pertama, karena para pendengar tahu, bahwa si pembicara sendiri hidupnya berlawanan dengan anjuran-anjurannya yang serba muluk itu. Dan yang kedua karena apa yang kadang-kadang diharapkan oleh para peng”khotbah” itu dari sesama manusianya adalah sesuatu yang mustahil. Misalnya mengharapkan dari seorang saudagar untuk sepi ing pamrih. Ini sudah tentu nonsense belaka. Seperti dikatakan Drs. Soetanto dalam Simposium Universitas Indonesia baru-baru ini, “Manusia Indonesia pada umumnya, dalam bidang ekonomi, tidak sepi ing pamrih”. Dan bukan manusia Indonesia saja, setiap manusia, sepanjang abad, di mana juga di bumi ini. * Khotbah-khotbah politik itu setiap hari dimuat dalam harian-salah satu sebab mengapa pers waktu itu sangat menjemukan. Tapi mentalitas para penguasa itu kadang-kadang kini pun masih ada, seperti ternyata dalam surat-surat kabar sekarang. * Salah satu anjuran yang paling sering didengungkan oleh para moralis gadungan waktu itu ialah untuk jangan melakukan exploitation de l’homme par l’homme. Bahasa Perancis tidak begitu banyak
2
Page 2
Pelayanan Lebih Bicara dari Pidato dikenal di tanah air kita. Tapi kalau Anda bertanya kepada kami, kalimat Perancis apa yang paling dikenal di Indonesia maka jawabnya bukanlah (seperti di negerinegeri lain) kata-kata seperti: Au revoir. Apresvous. Voila. Mesdames et messieurs. Merci. Tidak. Kata-kata Perancis yang paling dikenal, sehingga zetter di percetakan dapat mengezetnya sekaligus tanpa salah, ialah exploitation de l’homme par l’homme. * Dan anjuran untuk tidak saling memeras itu mengalami pelanggaran secara luas pula. Yang paling banyak berpengalaman dalam hal ini mungkin para janda kaum pensiunan. Mana pensiunnya sudah kecil, kalau pergi mengambilnya dipotong lagi oleh pegawai negeri yang berkewajiban untuk membayarnya. Janda-janda pensiunan itu adalah mangsa yang empuk. Pertama, mereka perempuan. Kedua, sudah tua pula. Ketiga, tidak usah ditakuti. * Pertimbangan perikemanusiaan tidak berlaku. Yang berlaku hanyalah pertimbangan kekuatan. Mirip dengan “hukum jungle”. Tapi kalau yang datang mengharapkan pelayanan dinas dari pegawai negeri itu misalnya seorang wartawan, maka mendadaklah pegawai negeri itu menjadi orang yang human. Ia seakan-akan teringat bahwa salah satu sila Pancasila ialah “perikemanusiaan”. Mendadak ia menjadi public servant yang baik. Tapi sebab sebenarnya ialah karena pegawai negeri itu takut pada wartawan. Takut ia nanti akan membongkar tindakan pemerasannya.
Kompasiana adalah nama rubrik di harian Kompas antara tahun 1966 dan 1971. Penulis Kompasiana adalah P.K Ojong almarhum, yang meninggal dunia pada 31 Mei 1980. Tepat pada hari ulang tahun pertama kepergiannya, kumpulan Kompasiana diterbitkan oleh Penerbit Gramedia bekerja sama dengan harian Kompas.
Dok. KOMPAS/KR
PK Ojong (1920 - 31 Mei 1980) (Perintis Kompas- Gramedia)
Akan tetapi yang lucunya (peristiwaperistiwa ini terjadi sebelum 11 Maret 1966) pegawai negeri itu tidak tahu, bahwa waktu itu (bukan sekarang) si wartawan andaikata diperas, toh tak akan berani menulis di surat kabarnya. Sebab itu Pen Pres yang dapat mencap penulisan itu sebagai subversif…. Hanya pegawai negeri tidak tahu tentang adanya Pen. Pres. yang galak itu. Maka kalau kami ingat-ingat pada masa yang lampau itu, komentarnya ialah: manusia itu adalah serigala bagi sesama manusianya. Dan seluruhnya ialah suatu tragedi komedi. * Bagaimana keadaan sekarang ?! (Kompas, 26 Mei 1966) /
Keliek DeK@
Redaksi InfoKita memilih topik yang ternyata setelah lebih dari 30 tahun masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Dan menyajikan untuk Anda semua. Selamat membaca dan memahami. Redaksi/DK
InfoKita foKita
25/11/2011
13:34
INFO
WACANA
LayOut Isi 11/November 2011
Page 3
Mengelola Perubahan = Belajar Menari Banyak organisasi berharap untuk segera melangkahkan kaki dan menari. Semua komponen di dalamnya harus segera bergerak dan menggoyangkan kaki. Padahal sebenarnya, menari tidak cuma sekedar bergoyang kaki. Musiknya harus dapat membuat setiap orang jatuh cinta pada alunanya, lalu menghafalkan ketukan iramanya, baru kemudian bergerak menari. Awalnya, gerakannya pasti akan terlihat kaku dan sungkan. Seiring berjalannya waktu, akan terlihat tarian yang indah dan selaras dengan iringan musiknya. Butuh proses.
M
engembangkan kemampuan untuk berubah adalah salah satu tahapan yang paling kritis dalam organisasi. Untuk membantu organisasi membentuk visi-nya dan memastikan seluruh karyawannya dibawa ke arah yang benar, ada 5 prinsip yang layak diperhatikan: Mempunyai visi yang jelas Jika Anda bertanya ke sebagian besar karyawan, apa yang dilakukan organisasi dan arahnya kemana, mereka akan menerangkan suatu proses yang berlebihan. Sementara, organisasi yang berkembang adalah yang memproduksi hasil, bukan menghasilkan proses. Seandainya karyawan tahu dan mengerti benar produknya, mereka akan lebih fokus dan kinerjanya meningkat. Hilangkan penghambat Penghambat ada beberapa macam: Struktur: sebagian besar organisasi dibuat oleh departemen daripada oleh tugas, oleh karena itu biasanya karyawan cepat belajar melayani departemen dan atasannya daripada melayani pelanggan. Kultur: organisasi yang fokus pada zero defects sering berjuang dengan inovasi, kreativitas dan kecepatan. Organisasi yang hanya sibuk memuji dan berpuas diri pada kebesarannya di masa lalu akan cepat mengalami penurunan dan ditinggalkan oleh kompetitornya. Kurang pendidikan: organisasi yang komit pada keberhasilan yang konsisten membutuhkan banyak cara untuk mendukung karyawannya menjadi ahli benar di bidangnya. InfoKita foKita
Pendidikan harus benar-benar diarahkan pada hasil. Tidak asal diberi pelatihan atau asal diberi kamus pekerjaan. Komunikasi: organisasi dan karyawan harus sama-sama tidak merasa takut untuk jujur dan terbuka terhadap segala sesuatu yang terjadi. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi aktif yang terbuka dan berjalan dua arah, bukan? Kejelasan soal apa saja yang harus diubah dan bagaimana caranya Karyawan tidak memikirkan membuat perubahan, mereka benci untuk diubah. Pernyataan ini muncul dalam buku Enlightened Leadership karangan Doug Krug dan Ed Oakley. Biasanya, yang paling banyak terjadi, manajemen tidak menjabarkan bagaimana perubahan itu dan cara mengubahnya dengan sejelas-jelasnya. Diperlukan suatu dialog dengan konsep yang jelas, yang harus konsisten dilakukan antara manajemen dan karyawan untuk tujuan perubahan. Memberdayakan karyawan untuk membuat terjadinya perubahan Berdasarkan hasil riset, lingkungan kerja dan sistem organisasi yang mencerminkan “ketidakpercayaan” berakibat pada kinerja. Karyawan merasa tidak dipercaya dan hanya melakukan tugas sederhana alias minimalis. Maka, manajemen harus mampu mendidik karyawan untuk mengambil keputusan,
melatih menghadapi kesulitan, memberikan kepercayaan dan membuat mereka berguna bagi kinerja mereka sendiri. Mau tidak mau, perusahaan harus jujur mengakui bahwa karyawan adalah salah satu asset perusahaan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan. Menghadapi perubahan emosi Saat perubahan diputuskan untuk dilaksanakan, karyawan membutuhkan banyak informasi, sejelas-jelasnya. Perubahan ini secara emosional akan mempengaruhi mereka. Karyawan butuh rasa aman untuk bertanya, mengungkapkan unek-unek, menyampaikan emosinya tanpa ketakutan akan ditekan oleh atasan. Jika hal ini dapat dipenuhi, dapat dianggap bahwa perubahan sudah mulai berjalan. Proses manajemen perubahan yang baik adalah bila karyawan dibiarkan mengerjakan pekerjaannya dengan penuh minat, keberanian dan keyakinan. Tentu tetap dibutuhkan adanya tuntunan dan pengarahan dari atasan. Juga butuh misi yang dapat mengilhami hati dan pikiran mereka dalam bekerja. Seperti belajar menari, musik yang merasuki hati akan menuntun kaki untuk melangkah lincah di panggung. Pada akhirnya, tidak ada lagi musik dan langkah kaki, yang ada adalah tarian yang indah dan harmoni yang sempurna. (totot, dari berbagai sumber)
3
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 4
I N F O MANAJEMEN
Boleh ya. kak.... Silahkan..... Lihat-lihat dulu boleh.... Coba cermati lagi judul tulisan ini. Jika Anda membacanya, apa yang langsung muncul dalam benak Anda? Benar sekali! Sebuah gedung bernama ITC dengan segala lapak penjualannya. Para penjaga lapak tersebut secara otomatis akan segera bangkit berdiri dengan muka berseri-seri jika kita kebetulan lewat dan sedikit menengok dagangan mereka. Lalu meluncurlah kata-kata sakti tersebut di atas. Seakan kalimat tersebut sudah menjadi pola sapaan standar yang harus disampaikan penjual kepada pelanggan yang kebetulan lewat di depan lapak jualan mereka. Ibaratnya, jika Anda tidak mendengar kalimat tersebut diucapkan, berarti Anda tidak sedang berada di ITC.
A
tau saat kita berkunjung ke sebuah bank, biasanya kita akan disambut oleh seorang sekuriti di pintu masuk, yang menyapa dengan senyum hangat dan menanyakan tujuan kita. Saat kita menjawabnya, ia akan mengarahkan kemana kita harus menuju, termasuk membantu proses yang akan dilakukan ketika kita mengalami kesulitan. Dimana dan bagaimana harus mengisi form setoran misalnya. Atau membantu jika ada kesulitan saat melakukan transaksi melalui ATM. Semua terjadi secara wajar dengan etika kesopanan tinggi yang membuat kita sebagai nasabah merasa puas. Kedua hal di atas adalah contoh pencitraan tentang layanan kepada pelanggan. Kita sebagai pelanggan pasti akan berharap merasa aman, nyaman dan puas terhadap layanan yang diberikan. Dan kenangan baik
4
terhadap sebuah layanan pasti akan mendatangkan keuntungan di masa mendatang. Pelanggan tidak akan sungkan dan ragu untuk menceritakan hal tersebut kepada relasinya, bahkan mereka akan mempengaruhi relasinya tersebut untuk datang ke tempat itu.
Trusty, Mr Honest. Nabi Muhammad ketika melihat ada pedagang kayu yang menyembunyikan kayu basah di bawah, mengatakan bahwa kayu basah harus disimpan di atas. Ini menunjukkan bahwa spiritual marketing itu sudah dimulai sejak zaman Nabi.
Bicara mengenai pencitraan, ternyata halhal kecil yang langsung dialami oleh pelanggan saat datang ke suatu tempat malah justru akan membuat kesan baik daripada sekedar slogan, sekedar sebaris tagline yang dituliskan pada iklan. Kesan hangat, ramah, terbuka dan siap membantu adalah kesan yang pertama diharapkan oleh pelanggan. Tentu ini tidak bisa dilakukan tanpa sebuah karakter yang memang disiapkan untuk menimbulkan kesan tersebut. Salah satu contohnya adalah saat kita masuk ke Hotel Santika. Senyum ramah, sapaan hangat dan tangan terkatup di dada (panjalu) selalu mendatangkan kesan tersendiri di hati pelanggan.
Bagaimana kalau produk kualitas rendah, dibungkus dengan kemasan unik dan menarik untuk menyembunyikan kekurangannya? Apakah pantas cara bisnis seperti itu? Kalau kita tidak mencintai customer kita dan melakukan hal itu, mereka pasti akan memusuhi kita.
Kesan baik terhadap pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan tersebut tentunya tidak akan terjadi tanpa konsep yang jelas mengenai arti “layanan yang baik”. Hermawan Kertajaya, seorang pakar pemasaran yang dinobatkan oleh The Chartered Institute of Marketing (berkedudukan di Inggris) sebagai salah satu dari 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing memaparkan bahwa jika ingin membangun brand yang kuat, perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena benar di benak konsumen, tidak sekedar menjual/melayani, tetapi memiliki implikasi yang baik dalam jangka panjang. Selanjutnya, Hermawan meringkas konsep marketingnya menjadi 10 konsep marketing, seperti berikut ini: Kesatu: Love Your Customer, Respect Your Competitor Cintailah customer. Maukah kita menjual barang yang jelek? Seperti Nabi Muhammad SAW yang digelari Al Amin yang artinya Mr
Respect our competitor. Lihat Nabi Muhammad. Terhadap musuh-musuhnya, termasuk orang Yahudi yang meninggal, Nabi tetap menghormati karena Yahudi tetap manusia kendati ia musuhnya. “Jadi, bersaing ya bersaing, tapi jangan sampai menjatuhkan. Karena competitor itu kan sama-sama membangun industri,” jelas Hermawan. Kedua: Be Sensitive to Change, Be Ready to Transform Kita sebagai manusia harus selalu sensitif terhadap bisikan dari atas. Seperti Nabi Nuh dulu saat “dibisiki” Tuhan supaya membuat persiapan menjelang banjir. Lalu, Nabi Nuh melakukan persiapan dengan membangun bahtera besar. Ini yang disebut intuisi. Dan, intuisi yang benar adalah hasil dari sensitivitas yang diperoleh dari latihan, tidak datang tiba-tiba. Perlu proses. Sensitif terhadap perubahan dan siap untuk segera berubah. Ketiga: Guard Your Name, Be Clear Who You Are Kita harus memiliki nama (brand). Seperti yang dikatakan oleh Aa Gym, dagang itu nama. Kalau kita sudah bisa berdagang tanpa menyogok/menyuap, orang tidak akan meminta sogokan/suap juga. Nama (brand) berarti kepercayaan dan kemudian menimbulkan loyInfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
alitas. Jangan berbisnis jika kita sendiri tidak percaya diri menjelaskan siapa kita, memberitahu apa bisnis kita dan membuktikan bagaimana layanan kita. Keempat: Customers are Divers, Go First to Who Really Need You Customers itu jenisnya bermacam-macam. Kita sebagai penjual harus pergi ke pihak yang benar-benar membutuhkan kita. Itu prioritas utamanya. Kalau tidak butuh, lebih baik jangan ditawari. Jangan membujukbujuk orang, apalagi menipu dengan segala cara hanya demi target penjualan. Marketing sering dituduh membuat orang menjadi konsumtif. Maka, pembeli tidak perlu dibujuk-bujuk. Mereka hanya perlu diinformasikan secara jelas sehingga saat mereka butuh, mereka akan datang kepada kita. Kelima: Always Offer A Good Product at A Fair Price Produk yang berkualitas bagus harus diberi harga seimbang. Ada harga ada rupa. Jangan kemahalan, apalagi kemurahan. Harga yang ditawarkan harus seimbang dengan mutunya. Keenam: Be Always Available and Spread the Good News Kita harus selalu ada kalau orang membutuhkan kita, sehingga pemberitaan (citra baik) itu harus berupa kabar gembira. Jangan ada toleransi kepada kabar (layanan) buruk,
Page 5
seperti tidak sopan saat melayani pelanggan. Setiap layanan buruk atau yang tidak sesuai dengan konsep pencitraan berarti kesalahan manusianya. Harus segera dibuang, diganti, dihilangkan, diperbarui, sebelum menyebar keburukan lebih luas. Kalau telat, bisa berakibat fatal terhadap nama baik.
Dan, delivery makin lama harus makin on time/real time.
Ketujuh: Get Your Customers and Keep Grow the Business with Them
Kumpulkan informasi logis sebanyak mungkin dari mana saja sumbernya, tetapi keputusan terakhir harus tetap berdasarkan hati nurani.
Jangan meninggalkan customer saat bisnis kita berkembang lebih besar dan lebih baik. Ingat, mereka ada sejak kita masih kecil dan lemah. Customer berjasa besar terhadap bisnis kita. Kembangkan bisnis bersama mereka dengan menghargai pendapat mereka dan berusaha selalu melayani mereka dengan baik. Kedelapan: What Ever Your Business is A Service Business Layanan yang baik itu ibadah. Jadi, apapun bisnis kita, layanan yang baik adalah yang utama. Baik layanan kepada pelanggan maupun kepada karyawan kita sendiri, karena karyawan sebenarnya adalah captive market bisnis kita. Nama baik perusahaan juga tergantung kepada mereka (karyawan). Kesembilan: Always Refine Your Process in Term of Quality, Cost and Delivery Selalu usahakan meningkatkan kualitas layanan. Juga upayakan untuk menurunkan cost supaya customer juga ikut menikmati.
Bisnis Online: Ketahui Siapa Kompetitormu
D
i dunia bisnis, kita harus tahu siapa lawan kita. Mengetahui siapa saja yang berada di dalam sebuah kompetisi dan bagaimana menghadapi mereka adalah langkah awal dalam perencanaan bisnis. Bisnis online sama seperti bisnis pada umumnya. Dalam bisnis online, strategi dalam menghadapi kompetitor tertuang dalam Search Engine Optimization (SEO). Lakukan searching pada Google dengan kata kunci yang akan kita ambil sebagai kata kunci bisnis kita di dunia online. Perhatikan hasilnya, apakah kita di urutan teratas atau tidak. Jika ada yang berada di atas padahal kata kuncinya sama dengan bisnis kita, pelajari apa kelebihan layanan dan keunggulan situs tersebut. Dari situ kita bisa belajar meminimalisir kelemahan dan menonjolkan keunggulan kita. Beberapa tools juga tersedia di internet untuk membantu menge-
InfoKita foKita
Kesepuluh: Gather Relevan Information but Make Decisions Bases on Your Wisdom
Dari uraian tersebut, kita seharusnya sudah bisa merumuskan apa saja yang akan kita utamakan dalam melayani pelanggan. Bagi Business Unit KG, tentu yang harus diperhatikan adalah tanggung jawab akan kualitas barang yang dijual, citra baik merk dagang dan layanan kepada pelanggan. Bagi Function Unit KG, layanan terhadap pelanggan berarti layanan yang baik kepada semua pihak yang membutuhkan jasanya baik eksternal maupun internal KG, tanpa kecuali. Semua hal ini akan mengarah kepada nama baik yang menghasilkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Nama baik Kompas Gramedia yang dipercaya pelanggan dan membuat mereka setia kepada produk/layanan kita. Intinya, jangan pernah berani berharap akan datangnya kepercayaan dan loyalitas pelanggan jika untuk menjaga konsistensi kualitas layanan saja kita tidak mampu. (totot)
tahui kompetisi yang terjadi. Comscore (www.comscore.com), Compete (www.compete.com) dan Hitwise (www.hitwise.com) adalah website-website yang menawarkan tools yang didesain untuk para pebisnis online dengan menyediakan data statistik dan analisa kompetitif yang sedang terjadi. Ketiganya menyediakan tools yang akan mengukur dan menaksir trafik internet yang terjadi pada website kita. Kita akan bisa mengetahui siapa yang berkunjung ke website kita dan darimana pengunjung itu berasal. Tools tersebut juga akan melacak nama brand kita. Tools juga bisa digunakan sebagai alat statistik sehingga para pengiklan online dan pemilik website bisa meranking site berdasarkan banyak kategori dan memperkirakan trafik yang terjadi. Semua data dan informasi yang kita kumpulkan akan sangat bermanfaat dalam SEO. Banyak perusahaan di luar sana tidak mengetahui tentang SEO. Bahkan sebagian besar dari mereka tidak peduli. Pahami benar SEO dan lakukan itu terus menerus, niscaya kesuksesan akan datang kepada bisnis online kita. (totot, dikutip dari tabloid PCplus)
5
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 6
W I D I YA
Investasi ala Kampung
INFO
*) Oleh : Rudy Thunadi
Suasana Balairung UI Depok pagi itu sangat cerah. Tampak wajahwajah ceria para wisudawan yang baru saja merayakan kelulusan mereka. Keceriaan yang sama dirasakan oleh Wageno dan istrinya. Sebagai orang kampung, mereka sangat terharu dan bangga saat menghadiri wisuda anak bungsunya di perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Dia bersama istrinya kini merasa lega setelah mampu menghantarkan ketiga anaknya meraih gelar sarjana.
S
ebagai petani, yang menghabiskan seluruh masa hidupnya di kampung, kebahagiaannya terasa lengkap. Sebab di masa tuanya, kondisi keuangannya masih cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan menanggung kuliah si bungsu hingga selesai walaupun biaya pendidikan semakin mahal. Bukan berarti kedua anak lainnya, yang kini telah bekerja di Jakarta, tidak menawarkan bantuan. Hanya saja Wageno memang merasa masih mampu untuk membiaya kuliah si bungsu. Disamping itu, ia merasa enggan untuk merepotkan kedua anaknya yang sedang merantau dan merintis karir di ibukota. Wageno juga sangat bersyukur atas apa yang telah dicapainya sekarang. Terutama melihat anak-anaknya yang sudah mandiri dan masa tuanya yang berkecukupan untuk ukuran orang kampung. Apalagi jika mengingat masa lalu, ketika remaja, dia hanyalah seorang buruh tani dengan upah yang rendah. Maklum, Wageno hanya
6
mengecap pendidikan sampai Sekolah Dasar saja. Sebagai buruh kecil, untuk hidup ala kadarnya saja ia harus bekerja dengan sangat keras. Untuk mencapai hidup yang mapan ini, Wageno punya rumus yang sangat sederhana. Sejak muda, dia selalu membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian hasil pendapatannya. Prinsip berhemat dan gaya hidup sederhana selalu dipegangnya erat-erat. Meski tidak mengenal bank maupun lembaga keuangan modern lainnya, Wageno merupakan penabung ulung sekaligus investor yang cerdik. Pada saat masih bujangan, dengan tabungannya ia sudah mampu membeli dua ekor kambing betina yang masih kecil. ”Investasi” pertamanya itu dipelihara dengan baik hingga berkembang biak. Lima tahun kemudian, kambingnya sudah berjumlah 20 ekor. Setelah merasa agak repot
mengurusnya, 10 ekor kambingnya dijual untuk dibelikan seekor sapi betina. Di tahun ketiga, sapinya sudah berkembang menjadi 4 ekor, sementara kambingnya yang semula tinggal 10 ekor semakin bertambah banyak pula. Bertambahnya asset yang dimiliki ternyata tidak membuat Wageno lupa diri. Dia tetap setia pada skala prioritas dalam membelanjakan uangnya. Tak pernah tersirat dalam pikirannya untuk membelanjakan uangnya, apalagi berhutang, hanya untuk keperluan yang sifatnya konsumtif. Bahkan, saat sepeda motor sedang nge-trend di kampungnya dan menjadi alat angkut modern yang praktis, dia tetap memilih bersepeda untuk ”ngantor” ke sawah ataupun mencari rumput pakan ternak. Lebih murah dan sehat, begitu alasannya. Tak lama kemudian, sebagian besar ternaknya itu dijual untuk membeli sawah
InfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
tetangganya. Kebetulan sawah itu dijual dengan harga miring karena si tetangga sangat membutuhkan uang tunai untuk melunasi tunggakan cicilan sepeda motornya yang sudah jatuh tempo. Rencananya, sawah itu akan disewakan Wageno, sehingga dia akan mendapat penghasilan tambahan secara berkala. Semakin hari, Wageno semakin mantap serta fokus mengembangkan assetnya pada ternak dan sawah, bidang yang dia kenal betul seluk-beluknya. Kedisiplinan dan kemauan untuk belajar serta komitmen yang tinggi terhadap perencanaan keuangan membuat asset Wageno semakin bertambah fisik dan nilainya dari waktu ke waktu. Wageno tidak pernah bermain monopoli, tapi pandai menerapkan strategi ”jual rumah hijau, lalu beli hotel merah”. Dia juga tak pernah mengenal buku-buku Robert Kiyosaki, tetapi mengetahui dan menjalankan konsep ”mengubah active income menjadi passive income.” Setelah menikah secara sederhana, Wageno dan istrinya rutin menyimpan kelebihan uang keluarga dalam bentuk perhiasan emas. Alasannya sederhana, bisa dipakai dan mudah dijual kembali jika sewaktu-waktu butuh uang tunai. Ketika istrinya melahirkan anak pertama, pasangan muda ini hanya menjual sebagian kecil perhiasan emas untuk membayar bidan. Hal ini disebabkan karena perhiasan emas, yang dibeli beberapa tahun lalu, ketika dijual harganya sudah naik cukup tajam.
Page 7
Dari hasil sawah dan ternak saja, Wageno merasa tidak perlu menyimpan uang tunai dalam jumlah berlebihan. Sebatas cukup untuk makan sehari-hari, membiayai sekolah anak dan membayar upah penjaga ternaknya. Kelebihan uang tunai yang dimilikinya secara rutin dialihkan ke dalam bentuk instrumen investasi yang dapat memberikan nilai yang lebih tinggi di masa mendatang. Jika ada kebutuhan yang membutuhkan uang cukup besar, Wageno menguangkan sebagian investasinya sebatas untuk keperluannya saja. Pola ini terus diterapkan untuk menghidupi keluarga serta membiayai pendidikan ketiga anaknya. Di ”masa pensiun”-nya, Wageno sudah bisa menikmati hasil kerja kerasnya di masa muda. Kini, dia tidak perlu lagi bekerja sebagai buruh atau mengurus sawah dan ternaknya. Sawahnya yang cukup luas diserahkan pengelolaannya kepada petani lain dengan pola bagi hasil, sedangkan untuk mengurus ternaknya dia mengupah remajaremaja di kampungnya. Investasi ala kampung yang diterapkan sejak muda telah membuahkan hasil yang manis pada masa tuanya. Pengetahuannya tentang konsep investasi sangatlah sederhana, tapi komitmen yang tinggi dan tindakan nyata telah menjadikannya seorang investor yang sukses. Suatu hari, anak sulungnya yang sarjana ekonomi dan bekerja sebagai perencana keuangan memberi kabar gembira. Si sulung akan tampil di layar kaca sebagai narasumber dalam suatu acara content yang dibuat di
Kompas Layar Kaca. Acara tersebut bertema perencanaan keuangan keluarga, yang akan membahas tentang bagaimana mengelola keuangan, mulai dari pengeluaran harian, tabungan, investasi hingga mempersiapkan dana untuk masa pensiun. Dengan rasa bangga, Wageno dan istrinya menyaksikan acara itu di rumah mereka yang asri di kampung. Selama acara, mereka heran mendengar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penonton di studio kepada si sulung sebagai narasumber. Bagaimana cara menyisihkan gaji untuk ditabung, bagaimana mengatur belanja agar tidak konsumtif, bagaimana memulai investasi untuk masa depan. Berdasarkan pengalamannya, Wageno merasa banyak sekali pertanyaan yang jawabannya sesungguhnya hanya ada satu kata: tindakan. Setelah menyaksikan acara hingga selesai, dengan lugu Wageno berkata kepada istrinya, ”Bune, orang-orang Jakarta itu aneh ya... Sekolahnya tinggi dan pintar-pintar, banyak uang pula, tapi kok kesulitan untuk mengatur keuangannya sendiri?! Piye to?” Selamat bertindak! *) Rudy Thunadi, Corp Finance & Legal KG
Tahukah Anda Satelit Buatan Pertama Mengorbit
T
anggal 4 Oktober 1957, satelit pertama buatan manusia yang diberi nama “Sputnik” diluncurkan dari Kazakhstan, Uni Soviet. Peluncuran satelit ini menandai dimulainya era ruang angkasa. “Sputnik” yang mempunyai arti “pendamping” atau “teman perjalanan” ini membutuhkan waktu 96,2 menit untuk mengitari bumi dengan kecepatan sekitar 29.000 km per jam pada ketinggian 500 mil di atas bumi. Satelit buatan ini mengemban misi mempelajari atmosfer bumi. Misi berlangsung
InfoKita foKita
sekitar tiga bulan, dan setelah berjalan sejauh sekitar 60 juta km jatuh terbakar saat memasuki atmosfer bumi. Peluncuran satelit buatan ini menjadi kejutan sekaligus pukulan kepada Amerika Serikat, yang menyebut diri sebagai pelopor di bidang teknologi. Sebagai respons atas sukses peluncuran Sputnik, Amerika Serikat memacu berbagai upaya untuk mengejar ketertinggalan. Sementara, Sputnik spontan menjadi propaganda kedigdayaan Uni Soviet. (dari Kompas)/ Keliek DeK@.
7
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 8
I N F O MANAJEMEN
KG Value
Training Time Management: Mini City Bound
D
alam aktivitas sehari-hari, kita harus bisa menentukan prioritas mana yang harus dilakukan terlebih dulu dari sekian banyak tugas yang harus kita selesaikan. Kita juga diharapkan untuk tidak menunda-nunda apa yang bisa kita lakukan saat ini dan juga mengabaikan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian kita saat mengerjakan tanggung jawab kita. Halhal inilah yang dicoba ditekankan pada para peserta yang mengikuti training Time Management di Cibubur, Selasa (15/11). Sebanyak 30 peserta dari Functional Unit Kompas Gramedia berlomba dalam Mini City Bound yang didesain khusus untuk training Time Management. Mini City Bound adalah rangkaian permainan yang harus diselesaikan peserta dengan cara menyelesaikan permainan pertama untuk mendapatkan petunjuk penyelesaian permainan kedua dan seterusnya. Peserta diharapkan me-manage waktu mereka sendiri dalam menyelesaikan permainan-permainan yang telah disusun. Keberangkatan peserta menuju Cibubur pun merupakan salah satu permainan yang harus diselesaikan. Mereka harus menentukan waktu keberangkatan mereka sendiri menuju Cibubur. Tim sudah harus sampai di Cibubur sebelum pukul 09.00 WIB menggunakan kendaraan sewaan yang mereka cari sendiri karena tidak disediakan sarana transportasi. Karena tuntutan ini, salah satu kelompok sudah tiba di Cibubur pukul 06.45 WIB. Luar biasa! Selain game keberangkatan ini, masingmasing tim juga harus menyelesaikan lima permainan lain sebelum waktu yang ditentukan habis. Bila mereka menyelesaikan permainan setelah waktu habis, tim tidak akan 8
mendapatkan poin apapun. Peserta harus bisa menentukan prioritas dan mengabaikan pengalih perhatian yang tidak penting. Permainan terakhir yang harus mereka selesaikan adalah pembuatan rakit yang akan digunakan untuk mengambil dua bendera yang telah diletakkan di seberang danau. Masing-masing kelompok dapat menyelesaikan tugas tersebut dalam waktu sekitar setengah jam. Biasanya, dari pengalaman trainingtraining sebelumnya, peserta membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam untuk membuat rakit, mengambil bendera dan kembali ke titik pemberangkatan. Kenyataan di lapangan, saat peserta mendapat tekanan waktu, mereka dapat mengerjakan tugas dengan lebih cepat. Sukses untuk peserta training Time Management. Semoga mereka bisa menerapkan teaching point dari training ini dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin demi kesuksesan diri sendiri dan kemajuan perusahaan. (Angga, L&D CHR)
Kompas Gramedia Value Card (KGVC) – Flazz, yang lahir 4 bulan lalu, saat ini sudah memiliki member lebih dari 40.000 orang. Sebagai kartu yang berfungsi sebagai identitas keanggotaan komunitas KKGVC – Flazz, sekaligus sebagai alat bayar yang didukung oleh Flazz BCA, banyak pertanyaan yang timbul dari calon member maupun member pemula yang menggunakan KGVC – Flazz ini. Berikut ini adalah diantaranya:
Cara Mendaftar Tanya (T): Bagaimana cara mendaftar sebagai anggota KGVC – Flazz? Jawab (J): Mudah! Cukup isi formulir yang tersedia di outlet-outlet TB Gramedia atau di Marcomm Dept Unit yang menerbitkan kartu, atau langsung ke Sekretariat KGVC – Flazz di Corporate IT/IS, Gedung Kompas Gramedia Palmerah Selatan, Unit 2 lantai 2. T: Berapa biayanya? J: Khusus bagi karyawan Kompas Gramedia hanya Rp 30.000 dan silahkan pilih kartu yang diinginkan. Sedangkan untuk umum sebesar Rp 50.000 atau sesuai ketentuan dari penerbit kartu yang diinginkan. T: Apa yang didapat saat kita mendaftar? J: KGVC – Flazz dan starter pack yang berisi petunjuk penggunaannya. Kartu ini masih belum memiliki saldo (simpanan uang) di dalamnya, sehingga perlu di top up lebih dahulu. InfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 9
Card - Flazz Top Up T: Apa sih top up itu? J: Top up adalah transaksi pengisian dana ke dalam kartu KGVC – Flazz agar memiliki saldo dan bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Ada 2 jenis top up, yaitu Tunai dan Non Tunai. Top up Tunai adalah proses pengisian dana dimana Member menyerahkan uang tunai kepada Kasir TB Gramedia dan pengisian akan dilakukan oleh Kasir. Top up Non Tunai adalah memindahkan saldo dari kartu ATM BCA ke kartu KGVC – Flazz yang dilakukan di ATM Non Tunai atau di Merchants BCA Flazz. T: Dimana bisa melakukan top up? J: Top up dapat dilakukan di seluruh outlet TB Gramedia, ATM Non Tunai BCA serta Merchants yang menerima BCA Flazz. T: Bagaimana cara melakukan top up? J: Datang ke TB Gramedia dan minta Kasir melakukan top up Tunai, atau Non Tunai ke KGVC – Flazz dengan ATM BCA. Untuk top up Non Tunai yang dilakukan sendiri, caranya adalah dengan memasukkan kartu ATM BCA ke ATM Non Tunai, lalu pilih menu top up Flazz, pilih nilai top up, lalu keluarkan kartu ATM BCA dari mesin dan masukkan KGVC – Flazz. ATM akan mengisi dana ke KGVC – Flazz tersebut. Detil rinciannya tercantum di starter pack. T: Berapa minimal top up? J: Top up minimal Rp 100.000, sedangkan maksimal dana yang bisa disimpan di KGVC – Flazz adalah Rp 1 juta. Benefit sebagai Member T: Apa benefit sebagai Member KGVC – Flazz? J: Member Komunitas KGVC – Flazz mendapatkan keistimewaan/privileges saat mengikuti kegiatan yang diselenggarakan penerbit kartu, seperti Complimentary Voucher, Free Ticket Seminar, Indent Buku, maupun Merchandise dengan harga khusus, hingga diskon sampai dengan 50% sesuai program dari penerbit kartu. Sebagai alat transaksi pembayaran di Merchants BCA Flazz, Member akan mendapat paket harga promo sesuai program InfoKita foKita
Antusiasme calon Member KGVC Flazz di KG Fair Medan (30/10/11)
Merchants yang sedang berlangsung. T: Dimana kita bisa melakukan transaksi dengan KGVC – Flazz? J: Transaksi dapat dilakukan di seluruh TB Gramedia, Group Hotel Santika, Marcomm Kompas, Kontan, Warta Kota, serta di lebih dari 20.000 Merchants BCA, antara lain Secure Parking, Carrefour, Hero, Giant, Alfa Mart/Midi/Express, Mc Donald, Waterbom, Sour Sally, Kidzania dan SPBU yang memiliki logo BCA Flazz. T: Apakah KGVC – Flazz yang dikeluarkan oleh satu penerbit, misal Santika, bisa digunakan untuk transaksi di penerbit KGVC – Flazz yang lain seperti TB Gramedia, Kompas, Kontan, Warta Kota? J: Bisa! Setiap KGVC – Flazz bisa digunakan untuk transaksi diantara penerbit kartu KGVC – Flazz lainnya dengan benefit diskon. Misalnya pemegang KGVC – Flazz TB Gramedia bisa mendapat benefit transaksi di Santika, Kompas, Kontan, Warta Kota. Demikian juga sebaliknya. Masa berlaku & kehilangan kartu T: Berapa lamakah masa berlaku kartu membership KGVC - Flazz? J: Kartu Membership KGVC – Flazz berlaku untuk 2 tahun dan setelah itu dapat diperpanjang keanggotaannya. Namun, sebagai fungsi alat pembayaran di semua
Merchants Flazz, kartu itu berlaku selamanya, kecuali fisik/chip kartu rusak. T: Bagaimana jika kartu rusak/hilang? J: Jika kerusakan berkaitan dengan fungsi pembayaran, misal: kartu tidak bisa dibaca di mesin EDC (Electronic Data Capture) BCA atau saldo tidak sesuai, maka pihak BCA yang akan mengatasinya. Member bisa langsung melaporkan ke BCA terdekat. Namun jika kartu hilang atau dicuri, itu menjadi tanggungjawab Member dan saldo tidak bisa diblokir/diganti karena kartu Flazz bersifat seperti dompet elektronik. Layanan Informasi Untuk hal yang berkaitan dengan Membership, hubungi Call Center KG Value Card di 021-500 548, e-mail:
[email protected]. Untuk masalah transaksi keuangan, hubungi Call Center Halo BCA di 021-500 888. (Boby Arinto, Project Manager KGVC – Flazz)
9
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 10
INFO
B E R I TA
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 11
KG Productions: Pembukaan & Penutupan SEAG 2011 Tari Sriwijaya, The Golden Peninsula adalah salah satu babak tarian kolosal yang digelar saat pembukaan SEA Games ke-26 di Jakabaring, Palembang. Kemegahan Sriwijaya ditampilkan apik dengan proyeksi gambar peta nusantara yang menjadi wilayah kekuasaannya. Lalu, latar gambar peta, yang beralas lapangan rumput Gelora Sriwijaya, berubah seketika menjadi samudera luas. Sebuah kapal kayu berukuran besar segera berlayar dengan seorang pangeran yang berdiri gagah sebagai kapten kapal.
P
royeksi gambar dari proyektor digital dengan teknologi electric canvas yang membentuk aneka imaji ini makin semarak dengan tampilnya ratusan orang penari yang bergerak mengikuti alunan irama lagu. Kemegahan Sriwijaya semakin nyata ketika ditampilkan corak kain songket khas Palembang. Dalam acara ini ada serangkaian tarian kolosal yang disuguhkan dalam beberapa babak, yaitu: Prelude, Heart of The City, Golden Peninsula, Merajut Nusantara dan Reach of The Dream. Acara pembukaan ini juga bertabur cahaya kembang api. Sebanyak 11 ribu kembang api meledak bersahutan dan mewarnai langit di atas Gelora Sriwijaya, Jumat (11/11/2011) malam. Aksi kembang api ini makin meriah dengan paduan tata lampu yang indah. Memang tidak main-main karena 10 tenaga ahli dari Amerika Serikat dan 14 tenaga ahli dari Jakarta terlibat langsung dalam atraksi kembang api tersebut. Deputi IV Panitia Penyelenggara SEA Games - INASOC Indra Yudhistira (Direktur Eksekutif KG Productions) menuturkan bahwa pembukaan tersebut merupakan pesta pembukaan SEA Games yang paling spektakuler. “Sengaja kami tampilkan imajinasi visual kepada penonton, yang membutuhkan 32 proyektor digital untuk menampilkan gambar serta animasi di atas rumput stadion,” jelas
InfoKita foKita
Indra. Panitia juga memasang LED raksasa di dalam stadion. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuka SEA Games Ke-26 di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. SBY didampingi Ani Yudhoyono beserta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Pembukaan SEA Games Ke-26 bertema “Harmoni in Victory” ini berdurasi sekitar tiga jam. Walau diguyur hujan amat deras, yang mengakibatkan suara Rita Subowo (Ketua KONI) sempat hilang saat menyampaikan laporannya, secara umum acara berjalan dengan lancar dan meriah. Penyalaan kaldron dilakukan oleh mantan atlet bulu tangkis Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Susi Susanti melakukan gerakan “berjalan di udara” sejauh 50 meter dan tinggi 17 meter dengan bergelantungan pada sling baja. Acara ini juga dimeriahkan oleh penyanyi Agnes Monica, Jaclyn Victor (Malaysia) dan KC Conceptions (Filipina). Setelah sukses menyelenggarakan pembukaan SEAG, KG Productions sebagai official event production opening and closing SEAG juga menutup rangkaian pesta olahraga ini dengan tajuk Harmony & Victory. “Kompetisi usai, saatnya mereka menujukkan kemenangan yang dicapai dalam satu harmoni bangsa-bangsa Asia Tenggara,” kata Indra yang bertindak sebagai chief director dalam acara penutupan ini. KG Productions menampilkan pesta penutupan yang megah dengan kembang api yang ditata oleh Phil Grucci, penata kembang api Olimpiade Beijing dan acara pembukaan SEAG.
Acara penutupan dihadiri Wapres Boediono, dimulai dengan atraksi 600 penari yang telah digembleng oleh koreografer senior Sentot Sahid. Seperti pada pembukaan, para penari beraksi di atas electric canvas. Setelah tarian, akan ada seremoni penetapan Myanmar sebagai tuan rumah SEAG ke-27 tahun 2014 nanti. Panggung seluas 150 x 25 meter dengan back drop LED raksasa diisi oleh penampilan penyanyi ternama Indonesia, dimulai dari lagu One Day In Yor Life yang dibawakan paduan suara anak-anak BinaVokalia. Lalu, secara berturut-turut tampil Agnes Monica, Giring Nidji dan Afgan, Ensamble Musikal Laskar Pelangi, Joy Tobing dan Armada yang membawakan lagu daerah Palembang, Ya Samman. Semua musik pengiring tari dan pengiring vokal ditata oleh Erwin Gutawa, dikerjakan di London dengan sentuhan London Symphonic Orhestra. Tata cahaya dan tata suara dikerjakan oleh Tim KG Productions dengan daya 6 MegaWatt. Acara terlihat begitu menarik dan lengkap di layar televisi karena 18 kamera dan 1 kamera spidercam yang didatangkan dari Jerman mengemas rapi apa yang ada di lapangan untuk pemirsa. Acara penutupan ini juga disiarkan oleh 30 stasiun TV di 11 negara di Asia Tenggara. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kedua acara ini layak diacungi jempol sebagai salah satu bentuk kesuksesan dari Tim KG Productions. Selamat! (totot)
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:34
Page 12
B E R I TA
Bedah Buku:
INFO
Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama Hari Rabu (16/11) lalu, bertempat di Function Room TB Gramedia Matraman di Jalan Matraman Raya 46-48 Jakarta, dilangsungkan bedah buku “Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama”, menghadirkan Djafar H Assegaff, Mochtar Pabotingi, Komaruddin Hidayat, dan St Sularto, penulis buku.
A
pa yang bakal terjadi andaikan Jakob Oetama tidak mengambil alih tanggung jawab? Kompas mungkin akan tinggal nama, menjadi salah satu fosil korban pembreidelan. Andai Jakob Oetama menjadi dosen dan dikirim untuk mengikuti program doctoral di Universitas Leuven, Belgia atau University of Columbia, AS, seperti yang dijanjikan, mungkin tidak akan lahir koran dengan terobosan-terobosan yang mencerahkan, yang merupakan bagian dari usaha survival-nya di bawah pemerintahan represif Soeharto. Masih banyak pengandaian yang lain. Yang jelas, sekian suku usaha tumbuh dan berkembang di bawah nama Jakob Oetama, sosok sederhana yang lebih senang disebut wartawan daripada pengusaha, yang selalu menyebut keberhasilan Kompas adalah berkat kerja keras, sinergi, dan karena diberkati Allah. Seolah-olah semua terjadi secara kebetulan, tetapi sebenarnya semua terjadi berkat penyelenggaraan Allah (providentia dei). Sikap Pak Jakob yang santun dan rendah hati itu pula yang tergambar dalam buku berjudul “Syukur Tiada Akhir” yang ditulis St Sularto, wartawan senior Kompas. Menurut catatan dari Penerbit Buku Kompas (PBK), setelah 2 bulan terbit,
12
Bedah Buku “Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama” di Function Room TB Gramedia Matraman, Rabu (16/11). Dari kiri ke kanan: Mochtar Pabotingi, Djafar H Assegaff, Komaruddin Hidayat, dan St Sularto. (foto: Plon)
buku setebal 650 halaman dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti ini sudah mengalami cetak ulang dua kali dan terjual 3.000 eksemplar lebih. Menurut St Sularto, pada tajuk-tajuk yang ditulis Pak Jakob selalu terendus ajakan, menyampaikan saran dan bukan menggurui, apalagi memaksakan. “Menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan. Mengkritik dengan cara sopan, teguh dalam persoalan, tetapi caranya lentur dan rendah hati,” ujar St Sularto saat menyampaikan pengantar. Sementara, Mochtar Pabotingi, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan bahwa media massa di Indonesia harus selalu kritis dalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah. Cara penyampaian kritik tidak selalu harus keras, tetapi dengan kesantunan dan kerendahan hati, asal tetap teguh berpihak pada prinsip kebenaran. Strategi ini dilakukan Pak Jakob dalam menentukan arah pemberitaan Kompas. “Sehingga muncul seloroh: jurnalisme kepiting, yang pernah ditujukan kepada Kompas,” kata Mochtar Pabotinggi. Sikap patuh terhadap aturan seperti yang selama ini dilakukan Pak Jakob , tidak lantas membuat pers terkooptasi. Namun, strategi itu dilakukan semata-mata untuk bertahan hidup , bahkan berkembang. Bagi Mochtar Pabotinggi, Pak Jakob merupakan sosok yang selalu terbuka pada pemikiran-pemikitran baru. “Seperti
yang tergambar dalam buku yang dibuat selama 2,5 bulan itu,” katanya menambahkan. Sementara menurut Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, sikap terbuka itu yang menjadikan Kompas sebagai universitas terbuka dan virtual tanpa ruang. Kompas memenui semua prasyarat sebuah universitas, yakni ada transfer ilmu pengetahuan, transformasi pemikiran, riset, dan pembangunan karakter. Ibarat Kampus, media ini menjadi komunitas intelektual. “Dan ini terbentuk karena jiwa insani dan rohani pendirinya terus bertumbuh,” papar Komaruddin, yang mengaku belum pas kalau belum baca Kompas ini, dengan bahasa yang lugas dan tegas. Bedah buku yang berlangsung selama dua jam itu dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai disiplin ilmu. Tampak hadir wartawan senior Fikri Jufri, politisi muda Fadjrul Rachman, pilot senior Cheppy Hakim dan wartawan dari berbagai media. Bagi karyawan Kompas Gramedia yang ingin memiliki buku “Syukur Tiada Akhir” ini, bisa mendapatkan diskon sebesar 30% dari harga buku Rp 98.000,- di seluruh TB Gramedia atau langsung beli ke PBK. (Plon)
InfoKita foKita
25/11/2011
13:34
Page 13
INFO
B E R I TA
LayOut Isi 11/November 2011
S
etelah terakhir kali Corporate Comptroller mengadakan outing di tahun 2006, maka tahun ini kembali diadakan outing di Lembur Pancawati pada tanggal 11-12 November 2011. Dengan mengusung tema Togetherness, Team Work, More Fun and Memorable, outing kali ini bertujuan meningkatkan semangat kebersamaan antarkaryawan Corporate Comptroller. Outing kali ini juga bertujuan untuk refresh & energizing karyawan dengan konsep More Fun & Memorable. Dengan konsep itu, diharapkan karyawan mendapat kegembiraan selama acara sehingga setelah selesainya acara ini karyawan dapat kembali ke pekerjaan sehari-hari dengan lebih bersemangat dan fresh. Outing ini difasilitasi oleh Pancawati Outdoor Training. Para karyawan Corporate Comptroller berkumpul di pelataran Bentara Budaya, Jumat (11/11) pukul 07.30, untuk melakukan sesi foto bersama Direktur Corporate Comptroller Asih Winanti dan Vice Direktur Corporate Comptroller Johanes Latief. Kemudian, rombongan berangkat meninggalkan Palmerah pukul 08.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam, rombongan tiba di lokasi acara. Setelah dibuka dengan sambutan oleh Asih Winanti dan Johanes Latief, maka acara outing dimulai. Karyawan dibagi menjadi 8 kelompok secara merata tanpa peduli jabatan, umur dan jenis kelamin. Dibuka dengan game find your shoes yang menghebohkan, di mana semua peserta yang tertutup matanya diminta menemukan sepatu mereka masing-masing. Setelah beberapa game, seluruh peserta istira-
InfoKita foKita
Outing Comptr oller 2011: Togetherness, Team Work, More Fun & Memorable hat makan siang dan kesempatan melakukan ibadah Sholat Jumat bagi yang muslim. Kemudian, kegiatan kembali dilakukan dalam grup dengan games seperti Opposite Order dan Fruit Crush. Kehebohan dan kegembiraan kembali terjadi. Kekompakan, kerjasama dan konsentrasi menjadi hal yang utama untuk menjalankan kedua game tersebut. Dan, basah-basahan bukan menjadi halangan untuk peserta, yang penting semua gembira, semua tertawa! Permainan terakhir di hari itu adalah menangkap ikan. Semua peserta harus menceburkan diri ke dalam kolam ikan untuk menangkap ikan yang berenang lincah di antara kaki mereka. Byuuurrrr…!!! Malam harinya, setiap bagian dari Corporate Comptroller diwajibkan membuat penampilan yang unik dan menarik, yang akan dinilai oleh juri dari Pancawati. Semua bagian berusaha menampilkan pertunjukan terbaiknya. Tawa gembira tumpah ruah malam itu. Acara makin meriah dengan adanya sajian kambing guling & jagung bakar dengan iringan musik akustik dari pemusik Pancawati. Acara berakhir pukul 23.00 dan semua peserta dapat beristirahat. Hari berikutnya, acara dimulai pukul 06.00 dengan energizing games untuk pemanasan sebelum melakukan ak-
tivitas utama. Setelah sarapan dan persiapan pagi, kegiatan kembali dimulai pukul 08.00. Kali ini dilakukan tracking dengan menyusuri perkampungan dan persawahan disekitar Pancawati. Acara lalu dilanjutkan dengan berbagai games, seperti puzzle games, three islands, paintilizm dan ditutup dengan Final Project untuk seluruh peserta, tidak lagi berupa grup-grup kecil. Sebagai penutup acara, peserta dihibur sekaligus bermain musik angklung bersama instruktur dari Saung Mang Udjo. Setiap perserta memegang satu angklung dengan nada berbeda-beda, siap dimainkan dengan aba-aba dirigen. Intinya, setiap peserta mempunyai peran yang sama dalam suatu kelompok dan bekerja sama untuk menciptakan harmonisasi atau hasil yang maksimal. Setelah bermain angklung, Asih Winanti, yang memberikan closing speech, mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh game three islands, dimana ada 3 tipe orang pada game itu, orang buta, orang tuli dan orang normal. Asih berpesan bahwa di dalam dunia pekerjaan pasti akan selalu ditemui ketiga karakter ini dan sudah menjadi kewajiban bagi “orang normal” untuk mau membantu “orang buta” dan “orang tuli”. Juga menjadi kewajiban bagi “orang buta” dan “orang tuli” untuk mau ditolong dan mau mengembangkan dirinya. “Saya tidak pernah ingin ada satupun karyawan Corporate Comptroller yang “tertinggal” dan tidak “terangkut” dalam kapal Corporate Comptroller ini di masa depan,” tutup Asih. (Rizky Wahyu, Foto: Bank Jo)
13
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Page 14
INFO
B E R I TA
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Page 15
Kunjungan Mahasiswa Kristen Petra
K
amis (3/11), Public Relations Kompas Gramedia menerima kunjungan dari Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya di Bentara Budaya Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka Studi Ekskursi tahun 2011. Dalam kunjungannya kali ini, mahasiswa UK Petra Surabaya ingin mengetahui bagaimana sistematika proses pencarian dan pengolahan sebuah berita di Harian Kompas, mulai dari awal sampai berita tersebut disuguhkan kepada pembaca. Hadir sebagai pembicara dari Kompas, Tri Haryono selaku Kepala Desk Humaniora dan Mbak Susi Berindra sebagai Pengasuh Rubrik Kompas Muda. Diskusi itu berlangsung menarik karena banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa kepada kedua pembicara terkait dengan pemberitaan dan bagaimana Kompas tetap bertahan di era persaingan yang cukup berat di masa sekarang, serta berkembangnya teknologi portal berita. Secara gamblang tapi sistematis, Tri memberikan penjelasan kepada para masiswa tersebut. “Agar lebih jelas lagi, nanti kita langsung ke kantor redaksi dan silahkan kalian bertanya sepuasnya disana,” ajak Tri. Lebih dari 60 mahasiswa yang berkunjung itu merasa mendapatkan pengalaman baru setelah menginjakkan kakinya di ruang redaksi, apalagi mereka juga berkesempatan menyambangi ruang redaksi Kompas.com dan
juga berkunjung ke Pusat Informasi Kompas (PIK). “Kompas memang luar biasa! Apalagi memiliki Pusat informasi yang selalu menyimpan berita Kompas terbitan lama sampai sekarang. Itulah yang membuat kualitas pemberitaan Kompas sangat baik. Bahkan Kompas cetakan pertama tahun 1965 pun bisa kami lihat di sini, “ kata Daniel, Dosen UK Petra Surabaya yang turut serta mendampingi. Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya Titi Nur Vidyarini, S Sos, M Comm, selaku ketua rombongan menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas sambutan Kompas Gramedia. Beliau mengatakan bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang memang sangat butuh informasi tentang dunia
kerja, khususnya bidang media. “Kompas merupakan media terbesar di Indonesia, untuk itulah kami memilih Kompas sebagai salah satu tujuan kunjungan kami,” tutur Titi. Mahasiswa juga berharap kunjungan ini dapat meningkatkan pengetahuan praktis bagi mereka, serta dapat menjalin kerjasama lebih lanjut di masa mendatang dengan Kompas Gramedia, utamanya di Harian Kompas. “Mas Tri, saya berminat sekali menjadi freelancer di litbang Kompas,” tutur Esther, Mahasiswa Fikom UK Petra semester III, yang tertarik setelah melihat di salah satu ruang Litbang Kompas yang memang freelancer-nya adalah para mahasiswa. (Zaenal Arifin, PR KG - Foto: Sujari)
KOMPAS GRAMEDIA Berkurban
H
ari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada hari Minggu, 6 November 2011. Pada hari itu umat Islam pada pagi hari melaksanakan shalat sunnah Idul Adha, dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban yang kemudian dibagikan kepada warga yang berhak menerimanya. Pemberian hewan kurban kepada masyarakat, terutama bagi warga sekitar lingkungan Kompas Gramedia, sudah menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan komitmen Kompas Gramedia terhadap warga di sekitarnya. Pada tahun ini, dilakukan penambahan hewan kurban berupa sapi, yang ditahuntahun sebelumnya berupa 3 ekor sapi, tahun ini ditambah menjadi 4 ekor sapi. “Penambahan 1 ekor sapi ini bertujuan agar InfoKita foKita
pembagian daging kurban kepada warga lebih merata,” jelas Nugroho F Yudho, GM Public Relations Kompas Gramedia. Sebanyak 3 ekor sapi diberikan kepada warga RW 02 Kelurahan Gelora, RW 04 dan RW 14 Kelurahan Grogol utara, masing masing 1 ekor sapi. Sedangkan 1 ekor sapi lagi diberikan kepada Mesjid Al Mubarak di Kelurahan Krukut. Selain itu, Kompas Gramedia juga menyerahkan hewan kurban, masing-masing berupa 1 ekor kambing, kepada Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kapolsek Tanah Abang, Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari dan area Cakung. Keseluruhan hewan kurban yang diserahkan pada tahun ini adalah 4 ekor sapi dan 6 ekor kambing. (Teks dan foto; Zaenal Arifin, PR KG)
15
25/11/2011
13:35
Page 16
INFO
B E R I TA
LayOut Isi 11/November 2011
Mulai 10 November 2011, SANG PENARI, sebuah film yang terinspirasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari mengisi layar bioskop-bioskop Indonesia. Film yang diproduksi oleh Salto Films ini dipersembahkan oleh KG Production dan Tabloid Nova, bersama Indika Pictures, Salto Films Company dan Les Petites Lumières.
F
ilm yang disutradarai Ifa Isfansyah dan skenarionya ditulis oleh Salman Aristo, Ifa Isfansyah dan Shanty Harmayn ini sejak awalnya sudah terasa sebagai sebuah interpretasi yang sangat segar, berbeda dari novelnya. Film SANG PENARI konsisten memilih untuk dengan indah bertutur tentang cerita cinta yang terjadi di sebuah desa miskin Indonesia pada pertengahan 1960-an. RASUS, seorang tentara muda menyusuri kampung halamannya, mencari cintanya yang hilang, SRINTIL. Cerita berawal dari ketika keduanya masih sangat muda, saling jatuh cinta di kampung mereka yang kecil dan miskin, Dukuh Paruk. Tapi sesuatu menghalangi cinta mereka. Kemampuan menari Srintil yang magis membuat para tetua dukuh percaya bahwa Srintil adalah titisan ronggeng. Dan saat Srintil menyiapkan diri untuk tugas-
16
Sang Penari w ww. s a n g p e n a r i. co m
nya, ia menyadari bahwa menjadi seorang ronggeng tidak hanya berarti menjadi pilihan dukuhnya di pentas-pentas tari. Srintil akan menjadi milik semua warga Dukuh Paruk. Rasus berhadapan dengan sebuah dilema. Ia merasa cintanya telah dirampas dan merasa putus asa. Ia meninggalkan dukuhnya, menjadi anggota tentara. Lalu, jaman bergerak. Rasus harus memilih: loyalitas kepada negara atau cintanya kepada Srintil. “Saya tidak keberatan sama sekali dengan interpretasi ini,” ujar Ahmad Tohari, lebih akrab dipanggil Kang Tohari, selaku penulis novelnya. “Sejak awal saya sudah katakan pada mereka bahwa mereka bebas untuk mengkreasikannya menjadi film. Ketika difilmkan, itu sudah menjadi kreasi mereka. Karya dan tanggung jawab saya sebatas novelnya. Mereka yang jauh lebih tahu untuk urusan film,” imbuh Kang Tohari. “Kebebasan dan kepercayaan luar biasa dari Kang Tohari membuat kami sangat bersemangat sejak awal, sekitar 4 tahun lalu ketika
pertama kali bertemu. Namun sekaligus menantang kami bertiga untuk bisa menghadirkan kisah ini pada konteks kekinian. Bertahun-tahun kami berdiskusi, melakukan brainstorming, mengendapkan lagi semuanya, diskusi lagi, menuliskannya, di mana penulisan skenarionya makan waktu hingga 2 tahun, sampai akhirnya mengerucut dan bulat hati untuk memilih pada kisah cinta Srintil dan Rasus,” jelas Shanty Harmayn yang sekaligus sebagai produser film ini. “Kisah cinta dua insan dalam novel inilah yang kami lihat sebagai hal yang begitu luar biasa. Cinta dalam novel Kang Tohari ini merupakan representasi kemanusiaan yang begitu besar. Mungkin sederhana, namun sungguh dalam karena cinta Rasus dan Srintil bermula dari masa kanakkanak, terus tumbuh seiring usia mereka, namun ujian-ujian yang harus dihadapi begitu besar, yang bukan sekedar urusan sebatas preferensi, kepentingan, maupun pilihan pribadi, ketika misalnya Rasus sangat tidak setuju Srintil menjadi ronggeng, namun juga terkait dengan urusan sosial yang terkait dengan tatanan dan kepercayaan masyarakatnya bahwa Dukuh Paruk perlu ronggeng demi kesejahteraan kampungnya, demi pengabdian pada Ki Secamenggala, hingga ujian zaman ketika Dukuh Paruk yang terpencil dan miskin tak luput dari gejolak politik negeri,” terang InfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Salman Aristo. “Sederhana tetapi begitu dalam. Kisah cinta Srintil dan Rasus menginspirasi kita di masa sekarang ini bahwa cinta sesungguhnya berarti rela berkorban, mengatasi dan melampaui berbagai cobaan, bahkan tak lekang waktu, walaupun pilihan-pilihan yang terpaksa dibuat karena tekanan zaman tak selalu berpihak pada dua insan yang saling mencinta,” tambah Ifa. Kreativitas mumpuni dari tata kamera yang digarap oleh Yadi Sugandi, artistik oleh Eros Eflin, musik oleh Aksan dan Titi Sjuman, kostum oleh Chitra Subiyakto, suara oleh Bruno Tarriere dan Khikmawan Santosa, menghadirkan paduan visual dan audio yang memuaskan penonton sepanjang film. Akting memukau para pemain pendukung seperti Slamet Rahardjo, Dewi Irawan, Lukman Sardi, Tio Pakusadewo, Landung Simatupang, dan Teuku Rifnu Wikana serta penampilan Happy Salma yang singkat namun sangat mencuri perhatian adalah kekuatan tak terbantahkan dalam film ini. Sementara itu, akting kuat Prisia Nasution sebagai Srintil dan Nyoman Oka Antara sebagai Rasus menghadirkan chemistry kisah cinta yang menghanyutkan penonton sepanjang film. SANG PENARI yang merupakan kerja bareng banyak pihak dan dengan dukungan berbagai funding, digawangi oleh
Page 17
beberapa produser eksekutif yaitu Kemal Arsjad, Kristuadji Legopranowo, Bert Hofman, Bimo Setiawan, Indra Yudhistira dan Elwin Siregar, serta co-produser Natacha Devillers dan Marcia Rahardjo. Sudahkah Anda menonton filmnya? Nantikan film berikutnya di bioskop seluruh Indonesia. (totot)
Testimoni: “Saya sudah menyaksikan film Sang Penari yang mengambil inspirasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk. Bagus. Pelajar/Mahasiswa, bapak/ibu, sipil/tentara, tontonlah film ini. Banyak makna dan pelajaran. Semoga Sang Penari mengubah tren film yang sangat urban pada yang lokal, tempat saudara-saudara kita. Agar secara etik kita tidak berdosa.” – Ahmad Tohari
“Sang Penari, keren! Selamat buat Ifa Isfansah & Salman Aristo. Tentu saja, Sang Penari beda dari novel Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari). Dengan arif, filmnya mengaku “terilhami”. Tapi, semangat novelnya terasa di filmnya: Sang Penari menatap kelahiran Orba dari sebuah dunia dukuh yang miskin. Dalam memandang masa kelam kelahiran Orba itu, Sang Penari setia pd persoalan Srintil-Rasus, dan kampung mereka. Sang Penari sempat juga membuat saya was-was, soal sudut pandang: masihkah pandang PKI sebagai hantu dan ABRI sebagai penyelamat? Syukur, tidak.” – Hikmat Darmawan “Baru nonton Sang Penari. Mengagumkan. Beautiful, haunting, extremely well-made. Beautifully wellacted. Sinematografi keren. Musik scoringnya pun luarrr biasa!” – Joko Anwar “Kisah bangsa yang dibungkus kisah cinta atau sebaliknya? Apapun, Sang Penari layak tonton. Dan 2 lapis kisah itu sama-sama tragis…” – Ifani Ismail
Catatan Produksi Produser Eksekutif: Kemal Arsjad, Kristuadji Legopranowo, Bert Hofman, Bimo Setiawan Indra Yudhistira, Elwin Siregar Co-produser : Natacha Devillers, Marcia Rahardjo Produser : Shanty Harmayn Skenario : Salman Aristo, Ifa Isfansyah, Shanty Harmayn Sutradara : Ifa Isfansyah Casting : Amelya Oktavia, Riri Pohan Perekam Suara : Aufa R Triangga Ariputra Penata Suara : Bruno Tarriere, Khikmawan Santosa Penata Musik : Aksan Sjuman, Titi Sjuman Penata Rias : Jimmy Asoen Tasmin Penata Kostum : Chitra Subiyakto Penata Artistik : Eros Eflin Penata Kamera : Yadi Sugandi Editor : Cesa David Luckmansyah Produser Pelaksana : Agustiya Herowiyanto
InfoKita foKita
17
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Page 18
B E R I TA
Mimpi Sejuta Dolar
INFO
Kisah konkrit perjuangan anak Indonesia meraih sukses
Nama Merry Riana belakangan ini melaju di kancah motivator Indonesia, menyusul sederet prestasinya yang mengagumkan dan buku perdananya yang menjadi best seller dalam waktu singkat. Kini, Merry Riana meluncurkan buku kedua berjudul Mimpi Sejuta Dolar, yang ditulis oleh Alberthiene Endah.
S
ebuah buku yang mengisahkan dengan cukup rinci, menyentuh dan penuh inspirasi tentang bagaimana Merry berjuang meraih kebebasan finansial dengan sebuah alasan yang sangat jelas: dia merasakan sendiri bagaimana beratnya hidup dalam keterbatasan. Siapakah Merry Riana? Pada tahun 1998, kondisi pasca kerusuhan membuatnya harus melanjutkan pendidikan di Singapura, di Nanyang Technological University. Karena alasan keamanan, dia menjadi satu dari sekian banyak mahasiswa Indonesia yang mendadak membuat manuver perpindahan dari dalam negeri ke Singapura yang notabene berbiaya lebih murah dari Amerika Serikat atau Eropa, dan mendapatkan bantuan kredit dari bank pemerintah Singapura pula.
18
Kondisinya saat itu lekat dengan keprihatinan. Merry melewatkan hari-hari yang penuh dengan perjuangan karena dia harus berakrobat dengan uang yang sangat terbatas, 10 dolar seminggu, untuk memenuhi kebutuhan makannya. Sejumlah akal-akalan yang mengharukan pun dia lakukan selama setahun pertama agar bisa makan dan minum dengan kenyang, seperti minum air keran dan makan hanya roti tawar dan mie instan. Dalam situasi sulit itu dia kemudian melayangkan visi yang sangat kritis ke depan. Bagaimana masa depannya? Bagaimana dia akan memapankan dirinya jika setelah bekerja gajinya tersedot untuk membayar hutang pendidikan? Bagaimana dia bisa membahagiakan orangtuanya jika waktunya akan habis digunakan untuk bekerja keras guna membayar cicilan hutang? Kondisi itu kemudian memacunya untuk berpikir keras, bekerja keras, mencari jalan untuk mencapai harapannya yang terbesar: yakni menuju kebebasan finansial di usia 30 tahun. Merry mencoba beberapa pekerjaan, mulai dari penyebar brosur biro jodoh, bekerja di florist, sampai jadi pelayan hotel. Ketika tabungan sudah dimiliki, dia juga mencoba beberapa bisnis. Mulai dari mencoba mengembangkan bisnis MLM sampai jual beli saham. Beberapa bisnis yang dicobanya, gagal. Sampai akhirnya dia memilih bidang financial consultant. Pilihan ini pada akhirnya membawanya pada sebuah pertarungan yang sangat hebat sekaligus cocok untuk karakternya yang pantang menyerah dan komit pada tujuan. Dalam usia 26 tahun Merry telah berhasil mendapatkan penghasilan 1 juta dolar Singapura. Sebuah pencapaian mengagumkan. Dia sudah berhasil mencapai kebebasan finansial sebelum usianya mencapai 30 tahun. Atas keberhasilannya mencapai jumlah klien yang fantastis, dia kini memimpin Merry Riana Organization, sebuah organisasi financial consultant yang diperkuat oleh 50 profesional muda yang penuh semangat. Setelah sukses itu, Merry melesat menjadi wirausahawati yang sangat dihormati di Singapura. Sejumlah penghargaan berhasil diraihnya, seperti: 2006 – Nanyang Outstanding Young Alumni Award
Penghargaan untuk alumni muda NTU yang berprestasi, diberikan oleh seorang Menteri. 2008 – Spirit of Enterprise Award Penghargaan untuk pengusaha top 40 di Singapura, diberikan oleh seorang Menteri. 2009 – Top 5 Most Gorgeous Female Penghargaan untuk 5 wanita paling cantik di Singapura, diberikan oleh majalah Female. 2010 – My Paper Executive Look Reader’s Choice Award Penghargaan untuk eksekutif yang paling profesional, baik dari segi penampilan maupun keahlian berkomunikasi, diberikan oleh koran My Paper. 2010 – Great Women of Our Time Award Penghargaan untuk wanita paling sukses dan inspiratif di Singapura, diberikan oleh seorang Menteri. 2010 – LG Asia ‘Life’s Good’ Ambassador Penghargaan sebagai seorang Duta LG Asia, yang memiliki paling banyak pengaruh terutama di dunia maya, diberikan oleh LG (perusahaan elektronik internasional). 2011 - Women of Substance Award Penghargaan untuk wanita paling sukses di Singapura, diberikan oleh TOUCHE (perusahaan spa dan kecantikan di Singapura). 2011 – Inspirational Woman of the Month Penghargaan untuk wanita paling inspiratif di dunia, diberikan oleh majalah Inspirational Woman Magazine (majalah internasional). 2011 - Watsons South East Asia ‘Live Beautifully’ Ambassador Penghargaan sebagai seorang Duta Watsons Asia Tenggara, diberikan oleh Watson (perusahaan retail farmasi internasional). 2011 - Canon Singapore ‘Think Big’ Ambassador Penghargaan sebagai seorang Duta Canon Singapura, diberikan oleh Canon (perusahaan elektronik internasional).
Merry pun terus berkembang. Dia menjadi motivator muda yang sangat laris di Singapura, Vietnam, Malaysia, dan tentu saja Indonesia. Merry juga melakukan sejumlah hal sebagai ekspresi dari semangatnya untuk menularkan kesuksesan pada kaum muda atau kalangan senior yang masih bersemangat untuk mensukseskan hidup. Di antaranya melalui album rohani, konseling yang dia berikan gratis selama 1 jam dalam seminggu, dan buku yang InfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Page 19
berjudul “A Gift From A Friend” yang dirilis pada tahun 2006. Di Singapura, buku ini menjadi best seller dalam tempo cepat. Buku itu kemudian diterbitkan Gramedia Pustaka Utama di Indonesia pada Juni 2011 dan secara fantastis mencapai best seller dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Kini, buku “Mimpi Sejuta Dolar” telah diterbitkan dan siap dinikmati khalayak sebagai sumber motivasi yang luar biasa.
Buku Mimpi Sejuta Dolar adalah juga ekspresi passion sang penulis, Alberthiene Endah, yang telah menulis sejumlah buku biografi tokoh populer. Alberthiene Endah yang akrab dipanggil AE mengakui bahwa sukses Merry di Singapura adalah sesuatu yang fantastis dan membanggakan dari seorang anak negeri. Eksistensi Merry di Indonesia yang kini telah semakin intens pun telah memperlihatkan kualitas ilmu wirausaha dan ketokohan Merry. Di saat di mana begitu banyak situasi yang melemahkan spirit banyak orang pada saat ini, menurut AE, buku Merry bisa menggugah kembali kesadaran: hari esok selalu bisa diperjuangkan untuk jadi lebih baik. Buku Merry merupakan biografi ke-16 yang ditulis AE, selain Krisdayanti, Chrisye, Ramli, Probosutedjo, Titiek Puspa, dan Hj Ani Bambang Yudhoyono.
Mimpi Sejuta Dolar Buku Mimpi Sejuta Dolar merupakan hasrat yang telah lama ingin dilakukan Merry untuk menyampaikan pesan spirit kepada semua orang yang menginginkan kehidupan lebih baik. Berbeda dengan buku pertamanya, di dalam buku ini Merry bercerita dengan lebih detail, dan menjejakkan rasa serta emosi dalam kisah perjuangannya yang memang sarat dengan cerita manusia yang mengharukan. Merry ingin agar semangatnya bisa tertular bukan hanya dari jargon-jargon motivasi atau teori sukses yang hanya berupa sederet teori. Tapi juga contoh nyata dari peristiwa yang betul-betul ia hadapi. Langkah Merry setapak demi setapak tertuang dalam buku ini dan memberikan gambaran nyata pada pembaca betapa perjuangan memang membutuhkan kesabaran, keuletan, ketekunan dan kesiapan menghadapi perubahan-perubahan. Tidak hanya memuat strateginya dalam mengubah nasib, Merry juga secara manusiawi bercerita tentang emosi normal dirinya saat menemui kegagalan, kejatuhan, dan kekhawatiran. Dia juga dengan sangat deskriptif menggambarkan kondisinya sejak masih memprihatinkan hingga sedikit demi sedikit mengalami perbaikan. Suaminya, Alva Tjenderasa, yang juga sama-sama “mahasiswa pejuang” menjadi partner yang mampu membentuk sinergi dahsyat di antara keduanya. Melalui kisah yang menyentuh dan inspiratif ini, Merry berharap, pembaca bisa melihat dengan jelas bagaimana jalan suksesnya–sama dengan kebanyakan orang— juga diwarnai banyak kesulitan. Jalan yang dia lewati bukan jalan sempurna, melainkan terjal dan menuntut kekuatan mental untuk menempuhnya. Jatuh bangun mentalnya pun bisa menjadi pembelajaran bahwa kapan pun kita bisa merasa putus asa, kehilangan kepercayaan diri, dan menyerah. Namun komitmen yang teguh, iman, dan energi positif yang terus dibangun bisa mengalahkan itu.
InfoKita foKita
Buku “Mimpi Sejuta Dolar” diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dalam edisi ekonomis (tanpa foto) dan edisi collectible dengan tata artistik yang lebih stylish, dilengkapi foto dan hard cover. (istimewa)
GoBP: Best of the Best
“A
da sekitar 80 juta orang Indonesia yang tergolong miskin dan hampir miskin. Lalu, ada sekitar 80 juta orang lagi yang akan membeli buku jika memang membutuhkan. Di luar itu, ada sekitar 80 juta orang lagi yang memang mampu membeli buku. Mosok sih, 1 persen saja dari situ kita tidak bisa ambil? Hanya saja, pilihan bukunya yang memang harus disiapkan benar-benar. Masih ada buku-buku bagus yang bisa dijual dan masih banyak potensi pasar yang bisa digarap selain pasar-pasar yang biasa,” papar Executive Director Gramedia Pustaka Utama Wandi S Brata saat ditanya tentang alasan dilakukannya Program Best of the Best oleh Group of Book Publishing (GoBP) Kompas Gramedia di tahun 2012. “Sesungguhnya ini adalah bagaimana kita memperlakukan sebuah buku yang berkualitas, yang memang layak jual dan diyakini mempunyai kekuatan sebagai mega unggulan terbitan GoBP, dengan target penjualan sebanyak 200.000 eksemplar dalam satu tahun,” lanjut Wandi kemudian. Menurut catatan, perlakuan khusus seperti ini pernah dilakukan untuk buku seri Harry Potter dengan berbagai cara promosi yang heboh dan hasilnya dapat menembus angka penjualan di atas. “Tidak hanya dari segi promosi dan pe
masarannya saja yang disiapkan secara khusus, tetapi mulai dari proses mencari naskah, memotivasi penulis-penulis handal untuk berkarya, dan mengemas karya-karya yang masih layak jual. Target utamanya adalah meningkatkan omset secara luar biasa,” terang Wandi. “Intinya, menciptakan takdir sebuah buku. Kita rintis mulai dari akhir tahun ini,” lanjutnya. Buku “Mimpi Sejuta Dollar” terbitan GPU adalah salah satu judul buku yang akan mendapat perlakuan Best of the Best dari GoBP, mulai akhir tahun 2011 ini. Berbagai cara promosi ditempuh oleh Markom GoBP demi meraih target program ini, seperti: Roadshow Product Knowledge ke seluruh TB Gramedia se-Jabodetabek, Book Signing and Talkshow di beberapa TB Gramedia, In Store Promo di seluruh TB Gramedia seIndonesia, Press Release yang disebarkan ke media cetak dan elektronik, Undian Berhadiah, Active Selling di TB Gramedia se-Jawa sebanyak 64 toko, promosi dengan Full Print Sticker di mobil operasional dan masih banyak lagi. Slogan “Create your own destiny, read book” yang selama ini diusung oleh GoBP untuk memasarkan buku-bukunya, kini menjadi refleksi ke dalam dan bertransformasi menjadi “Create your own destiny, make bestseller book”. Semoga sukses! (totot)
19
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Page 20
INFO
B E R I TA
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:35
Page 21
KG Semarang Bawen Gowes Bareng
H
ari Minggu 30 Oktober 2011, segenap karyawan Kompas Gramedia Semarang–Bawen melakukan kegiatan gowes bareng. Acara yang baru pertama kali diadakan ini mendapat sambutan meriah. Sebanyak 331 penggowes mengikuti kegiatan ini. Startfinish dilakukan di Hotel Santika Premiere Pandanaran Semarang. Antusias karyawan sangat tinggi untuk ikut serta menyukseskan acara ini. Itu terbukti dari karyawan yang walau belum mempunyai sepeda, berusaha untuk pinjam tetangga atau sewa. Rute yang ditempuh lumayan membuat keringat mengalir deras bagi yang belum terbiasa menggowes sepeda. Rute menyusuri Pandanaran, Simpang Lima, Gajah Mada, Pemuda Layur, Dorang, Pasar Tombro, Hasanudin, Patriot, Kokrosono, Mgr Sugiyopranoto, Tugu Muda, lalu kembali ke Pandanaran. Gowes bareng ini dilakukan sebagai bentuk upaya memperkuat senergi antar unit usaha KG yang ada di Semarang–Bawen, yakni: Harian Kompas, Warta Jateng, Hotel Amaris, Hotel Santika Premiere, Toko Buku Gramedia, SKG, TV B (KompasTV), Radio Sonora, Percetakan Bawen Tama dan CFM. Lilik Kurniawan (CFM) bertindak sebagai ketua panitia acara.
Heru Budi Kuncara (SKG) mengungkapkan bahwa kegiatan gowes bersama ini dapat menjadikan karyawan dari berbagai unit KG yang ada di Semarang–Bawen dapat saling mengenal, juga membuat badan sehat. Acara diakhiri dengan pembagian doorprize yang hadiahnya antara lain: TV 14 inci, HP,
DVD Player dan kipas angin. Hadiah utama berupa 2 unit sepeda MTB jatuh pada Intan (Kompas) dan Kustiyo (SKG). (Bambang Irianto, TB Gramedia Java Mall)
Group of Printing: Tour de Warung Bandrek
B
andung, Minggu (13/11), sebanyak 13 pecinta sepeda dari Group of Printing KG melakukan Tour de Warung Bandrek. Warung Bandrek dikenal sebagai surganya goweser yang berlokasi di Utara Simpang Dago, Bandung. Rombongan berangkat pukul 06.30 WIB dari Rancaekek (Percetakan site Bandung), langsung meluncur ke arah Dago, kemudian melalui Lembang dan sampai di Warung Bandrek sekitar pukul 12.00 WIB dengan jarak tempuh
sekitar 40 km. Lima peserta yang berasal dari Jakarta, Munaryo, Risetyo, Dwi Rachino, Edie Maskuri dan Susianto, sangat penasaran ingin mencicipi “tanjakan putus asa” yang berada di tengah-tengah jalur menuju Warung Bandrek. Sementara peserta lainnya, AS Widodo, Dwi Kristian, Fadholi, Zakaria, Ricky, Pak Yasin, Mas Sulis, Asep Yana, adalah karyawan Percetakan Gramedia site Bandung.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menyehatkan badan, juga mempererat tali silaturrahmi antara karyawan. “Dengan gowes bersama teman-teman site Badung, kita dapat lebih saling mengenal antar karyawan,” papar Munaryo, team leader dari Jakarta. Panorama indah yang disertai hawa dingindingin sejuk, sisi kiri jalan dihiasi indahnya hutan pinus dan sisi kanan jalan berupa panorama menakjubkan “cekungan Bandung”, membuat Warung Bandrek pantas menjadi tempat favorit para pesepeda di Kota Bandung, selain Lembang. Tiap akhir pekan, puluhan sepeda yang kebanyakan sepeda gunung, memenuhi tempat ini. Kulinernya juga tak kalah menarik: pisang goreng, teh manis, kopi panas, nasi dengan aneka lauk, jus tomat segar, dan tentunya minuman bandrek bikinan Teteh Erna yang luar biasa nikmat! Bandrek ini makin terasa enak saat diseruput di atas bukit setelah nafas wah weh wuh karena NANJAK! (Zaenal Arifin, PR KG Foto: Sulis, Percetakan site Bandung)
InfoKita foKita
21
25/11/2011
13:36
Page 22
INFO
U TA M A
LayOut Isi 11/November 2011
Rombongan tiba di Pantai Merak, menyelesaikan etape 1 Jakarta - Merak
KOMPAS Jelajah Sepeda Jakarta - Palembang “Gowes Jamblang! Maju terus, sampai tujuan!” Yel-yel itu terus menyemangati peserta Kompas Jelajah Sepeda Jakarta–Palembang. “Gowes Jamblang” adalah sebutan ringkas untuk “Gowes Jakarta–Palembang”, meyusuri rute sepanjang 820 km yang terbagi dalam 7 etape, dengan ratarata jarak 100 km per etape.
R
ombongan peserta dan panitia kali ini mencapai 100 orang lebih, termasuk 52 orang penggowes yang 3 di antaranya perempuan. Itu belum termasuk panitia lokal dari kota-kota yang dilewati tim jelajah. Iring-iringan terdiri dari para polisi dan patroli pengawal yang menjaga dan
22
“membersihkan” jalan agar para peserta leluasa lewat, iring-iringan pesepeda, mobil pendukung, motor marshal, dan mobil ambulans, panjangnya boleh jadi mencapai 1 km lebih. Akibatnya pasti, kemacetan sepanjang jalan yang dilalui! Mohon pengertian dan maaf atas kemacetan yang terjadi. Untuk memecah kemacetan, biasanya rombongan diberhentikan di sebuah titik henti dan menunggu sampai arus kendaraan kembali mengalir, seperti di mesjid selepas tanjakan Bakauheni (Etape 2: Bakauheni-Bandarlampung) atau di pom bensin Pesawaran (Etape 3: Bandarlampung-Kotabumi). Jika dibandingkan dengan kegiatan lain, mungkin Jelajah Sepeda Jakarta–Palembang merupakan hajatan Kompas Gramedia yang mendapat sambutan meriah berbagai lapisan masyarakat di berbagai kota, seperti juga kegiatan jelajah sepeda sebelumnya, Anyer-
Kekompakkan tim begitu terasa... Ayo semangat!
InfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:36
Panarukan dan Surabaya-Jakarta. Sambutan meriah dirasakan di sepanjang tepi jalan, antara Jakarta-Merak-BakauheniBandarlampung-Kotabumi-MartapuraBaturaja-Tanjungenim-Prabumulih-Palembang. Warga masyarakat, tua-muda, melambai-lambaikan tangan di sepanjang jalan. Anak-anak sekolah yang umumnya bertelanjang kaki, segera berhamburan ke luar kelas dan meloncat-loncat kegirangan saat tim JSJP melewati jalan di depan sekolah mereka. “Saya pernah menjadi marshal di berbagai kegiatan tur sepeda, termasuk Tour d’ Jawa atau Tour d’ Singkarak. Namun, saya bukan memuji, ini merupakan tur dengan manajemen dan organisasi yang sangat rapi,” terang Pak Yos, salah seorang peserta JSJP dari Komunitas Greenfly Jakarta. Pengalaman menyelenggarakan jelajah sepeda sebelumnya, Anyer-Panarukan (2008) dan Surabaya-Jakarta (2010), rupanya menjadi bekal untuk sukses JSJP kali ini. General Manager Public Relations KG Nugroho F Yudho mengatakan, pengalaman panitia dimulai dari jelajah sepeda Anyer-Panarukan, yang sama sekali “buta” pengalaman dengan peserta yang umumnya atlet sepeda, sampai Surabaya-Jakarta dengan peserta yang dioplos antara berbagai komunitas dari berbagai daerah. Tim survei yang dimotori Jimmy Rambing dari Public Relations KG—yang juga berhobi touring dengan motor—sudah mempersiapkan benar jalur-jalur etape yang akan dilalui peserta. Tempat penginapan, hotel, suplai makanan, minuman, termasuk marshal bermotor, semua sudah berfungsi dengan baik dan optimal. “Kalau mau, jelajah sepeda ini bisa dijadikan unit bisnis sendiri lho,” gurau Jimmy tertawa. Gurauan Jimmy itu boleh jadi berangkat dari animo masyarakat penggemar sepeda yang begitu tinggi untuk mengikuti JSJP. Bahkan, banyak di antaranya yang bersedia membayar
Di setiap jalan yang dilalui, rombongan selalu mendapat perhatian masyarakat sekitar
InfoKita foKita
Page 23
Menyusuri jalan yang dihiasi pemandangan hijau mendatangkan kepuasan tersendiri bagi penggowes
akomodasi dan hotel sendiri asalkan disertakan dalam penjelajahan kali ini. Luar biasa. Jelajah sepeda kali ini juga terasa istimewa karena lebih dari setengah jumlah peserta (24 dari 52 peserta) adalah para atlet lokal, anggota Kompas Gramedia Cyclist (KGC) dari berbagai unit kerja di lingkungan KG. Komunitas peraih “The Inspirer Community” pada kegiatan Indonesia Consuminity 2010 versi majalah SWA itu memberI sentuhan tersendiri terhadap kekompakan dan kerja sama tim jelajah secara keseluruhan. “Saya belum pernah membawa rombongan pesepeda
sebanyak ini. Namun, saya agak tenang karena sebagian besar peserta adalah rekan-rekan dari KGC. Mereka memberi warna sendiri dan membuat seluruh tim jadi makin solid,” ujar Road Captain JSJP, Marta Mufreni. Marta memang sudah seperti anggota keluarga KGC. Bukan hanya karena tiap akhir pekan melatih KGCers untuk persiapan jelajah, tetapi ia memang kerap terlibat dalam berbagai kegiatan KGC. Panitia sempat dibuat kebingungan karena begitu besar animo anggota KGC mengikuti kegiatan JSJP. Padahal mereka harus mengambil jatah cuti, bukan atas nama dinas. Namun beberapa orang di antaranya “gugur sebelum berturing” karena tugas kantor tidak memungkinkan mereka cuti. Padahal anggota KGC biasanya sok jagoan dengan jargon “Pekerjaan nomor satu, tapi sepedaan kudu diutamakan!” Weleh-weleh… Seperti dalam jelajah sepeda sebelumnya, dalam acara kali ini pun berlangsung berbagai kegiatan sosial, bekerja sama dengan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Sejumlah acara sosial dilaksanakan di berbagai tempat yang dilalui, seperti sunatan massal dan pemberian bantuan buku perpustakaan. Di Kotabumi, Lampung Utara, JSJP memberikan bantuan hewan qurban berupa dua ekor sapi untuk warga. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan hewan qurban itu,” kata Yen Dahren, warga Kotabumi Lampung Utara yang ikutan cawe-cawe menjadi panitia lokal
23
LayOut Isi 11/November 2011
13:36
Page 24
JSJP. Pekerjaan sehari-harinya adalah Kepala Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, sekitar 50 km dari Kotabumi. Seperti juga Yen, banyak warga masyarakat yang antusias membantu kelancaran JSJP.
UTAMA INFO
25/11/2011
Niat baik dari Kompas Gramedia bagai gayung bersambut. Banyak warga masyarakat yang bersukarela meluangkan waktu menyambut dan membantu. Mengharukan sekaligus membanggakan. Begitu juga dengan para penggemar sepeda setempat. Tidak jarang mereka datang sekedar ingin menemui tim pada malam hari. Rekanrekan penggowes dari Bandarlampung, seperti Komunintas Rakata atau penggemar onthel maupun remaja penggemar sepeda fixie, ramairamai datang ke hotel. Bahkan di Kotabumi, mereka membawa hiburan organ tunggal lengkap dengan berbagai games, padahal hari Sabtu (8/11) malam itu adalah malam takbiran untuk Lebaran Haji alias Idul Adha! Kadang tim JSJP merasa tidak enak hati karena di tengah semangat mereka ingin mengobrol dan menghibur, para penggowes JSJP ingin tidur cepat agar tenaga cepat pulih untuk perjalanan esok harinya. Mudah-mudahan para sahabat gowes di berbagai daerah itu bisa memaklumi. Kayuhan para pesepeda peserta JSJP telah menapaki sejumlah kota. Sepanjang 820 km telah disusuri siang dan malam. Namun, mereka semua tetap menyimpan mimpi yang sama, ikut menjadi peserta Jelajah Sepeda Indonesia Sabang-Merauke 2015, yang diharapkan dapat terlaksana bersamaan dengan ulang tahun ke50 Harian Kompas. (abah)
Semua anggota tim penggowes harus patuh pada petunjuk Road Captain yang berlaku sebagai pimpinan rombongan.. Gowes Jamblang!
Makin semangat nggowesnya tatkala dikawal oleh srikandi bersepeda POLRI yang cantik-cantik
S ERBA - SERBI JSJP Ginseng Ngantuk Salah seorang penggowes senior peserta JSJP, yang dipanggil Pak Yos, terlihat selalu menggunakan teknik gowes dengan power, bukan ngicik (candencing) seperti yang lainnya. Rupanya, baru belakangan dia mengaku, mengkonsumsi ginseng untuk menjaga staminanya. Muhamad Yana, peserta dari KGC, menjadi penasaran. Dia merengek meminta rahasia kesaktian Pak Yos itu. Di etape ke-5 (BaturajaTanjungenim), Yana terlihat mengunyah ginseng sebesar ujung jari. Hasilnya? Malah loyo dan tak berdaya! “Kayaknya salah kasih ginseng. Bukan ginseng kuat, tapi dikasih ginseng cepat tidur,” kata Yana pasrah. Nasi Boks Tahukah Anda, salah satu trauma yang dirasakan para peserta JSJP? Bukan tanjakan atau cuaca panas dengan empat matahari di
24
InfoKita foKita
LayOut Isi 11/November 2011
25/11/2011
13:36
Page 25
Rombongan melintasi Tugu Adipura di Lampung
tanpa dosa. Lha?! Berarti jaraknya bukan 147 km, dong! Panitia sengaja ngapusi peserta dengan tidak mengubah jarak Kotabumi-Baturaja, yang sebenarnya 167,5 km. “Kalau diubah, kita bisa kena komplain mereka,” ujar panitia bisik-bisik. Rupanya bukan Ayu Ting Ting saja yang mencari alamat palsu, jarak etape juga bisa palsu!
atas kepala, melainkan nasi boks! Untuk kemudahan, panitia memang menyediakan nasi boks untuk makan. Bukan saja makan siang, tetapi juga makan malam. Isinya memang sangat memadai dan memenuhi syarat gizi. “Tetapi pas lihat boks, kita menebak-nebak isinya apa,” kata seorang peserta. Beberapa di antaranya kadang sengaja mencari sop atau kuah panas di luar hotel. Beruntung panitia cepat tanggap. Di beberapa etape, nasi boks lenyap dan berganti dengan menu prasmananan. Resikonya, hidangan cepat ludes karena para penggowes perutnya bak sumur semua! Etape Palsu! Salah satu etape terberat dan terpanjang adalah etape Kotabumi-Baturaja, lengkap dengan tanjakan dan gowes malam alias night ride (NR). Di status FB dan Twitter peserta ramai sejak pagi ditulis “Etape 3: sepanjang 147 km”, sesuai agenda dari panitia. Ternyata, sudah gowes sampai pukul 19.00 lewat dengan jarak tempuh 147 km, ternyata belum juga sampai di Baturaja. “Kita memang akan NR sejauh itu,” ujar seorang panitia dengan wajah InfoKita foKita
Didorong-Mendorong Tanjakan di sejumlah etape, seperti di Bakahuni, Bukit Kemuning atau Simpang Meo, terus terang saja membuat lutut berasa copot dan dada terbakar. Sementara tim harus tetap dalam satu rombongan besar. Untuk menanggulangi hal itu, ada tim khusus yang disiapkan, yakni para marshal yang membantu mendorong peserta yang tercecer. Tidak malu didorong? Jawabannya enteng, “Enggaklah, saya kan enggak minta didorong. Ini hanya demi kekompakan rombongan.” Prikitieeewww!
Ontel Remaja Di Jakarta, para penggemar sepeda onthel umumnya sudah mirip sepedanya: berpenampilan tuwir alias kaum tua. Pakaiannya pun seringkali bergaya jaman dulu. Tetapi di Kotabumi, para penggemar sepeda onthel ternyata bocah-bocah SMP dan SMA. Sepedanya trendy, dicat beragam ala sepeda fixie. Moral cerita: sepeda tidak membedakan umur! Gowes Jablay! Untuk menjaga kekompakan dan semangat, tim JSJP mempunyai yel “Gowes Jamblang! Maju terus, sampai tujuan!” Di saat tenaga habis terkuras atau dilanda kebosanan, biasanya salah satu peserta akan meneriakan, “Gowes Jamblang!” dan yang lain akan menjawab, “Maju terus, sampai tujuan!” Yel-yel itu lumayan ampuh kalau diteriakan di pagi hari. Namun, semakin siang, bukan saja makin sepi jawaban, yel pun terkadang berubah menjadi , “Gowes Jablay! Maju terus, sampai tanjakan!” (abah) Foto-foto: Kompas/ Sri Kumoro
Mabuk Laut Boleh saja menyebut diri jago gowes dan kuat di tanjakan. Tetapi soal mabuk laut, ternyata tidak pandang dengkul. Sejumlah peserta terlihat pucat pasi saat tim menyeberang dari Merak ke Bakauheni. “Mending naik helikopter daripada naik kapal ferry,” ujar seorang anggota KGC senior. Wajahnya pucat dan air matanya pun keluar setelah mendapat “jackpot” alias muntah akibat mabuk laut. Belakangan ia mengakui bahwa mabuk laut itu hanya modus saja. “Kalau besok enggak kuat nanjak, harap maklum, kebawa lemes karena mabuk laut.” Euleuh-euleuh!
Isi “bensin” sekalian istirahat di kawasan pantai yang indah... Segar!
25