Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Contents/Isi Deutsche Bank Group
1
Letter from Chief Country Officer Surat dari Chief Country Officer Letter from the Chairman of the Management Board Laporan dari Pimpinan Dewan Manajemen Members of the Group Executive Committee Anggota Komite Eksekutif Grup Corporate Profile and Overview Profil Korporasi dan Tinjauan Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Value-Added for the Stakeholders Nilai Tambah bagi para Stakeholder Deutsche Bank Indonesia General Information Informasi Umum Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen Management Strategy and Policy Strategi dan Kebijakan Manajemen Business Development Perkembangan Bisnis Human Resources Sumber Daya Manusia
1
2
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan Information Technology Teknologi Informasi Future Significant Events Kegiatan Penting di Masa Depan Branch/Networking Jaringan/Kantor Cabang Audited financial statements and Ratios
3
Audited Financial Statements Laporan Keuangan yang Diaudit Financial Ratios Rasio-rasio Keuangan Risk management and Good corporate governance
4
Risk Management Manajemen Risiko Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Delivering in the face of uncertainty In 2010 the mechanisms driving the globally interconnected economy and financial markets became apparent. Market disruptions capable of posing a severe threat to the stability of the world economic order revealed great differences in the power to react.
For Deutsche Bank, independence and strict regulatory requirements are not mutually exclusive. Particularly in times of far-reaching change, stable conditions provide security and create scope for action. But high social costs impair the ideal macroeconomic environ ment. Last year, we successfully demonstrated that extensive change certainly opens up major opportunities.
We do not see ourselves as a superior winner of the crisis. Nevertheless, thanks to our market strength, our swift and responsible actions as well as our highly motivated and diverse workforce, we are now in a considerably stronger position than before. And we are proud of this.
Bekerja dalam keadaan ketidak-pastian Dalam tahun 2010 mekanisme yang menggerakkan ekonomi global dan pasar keuangan yang saling terkait menjadi jelas. Gangguan pasar dapat menjadi ancaman yang serius terhadap stabilitas keadaan ekonomi dunia menunjukkan perbedaan yang besar dalam kekuasaan untuk bertindak.
Untuk Deutsche Bank, kebebasan dan ketentuan peraturan yang ketat sama-sama bukan sesuatu yang eksklusif. Khususnya pada saat perubahan dengan cakupan yang jauh, kondisi yang stabil memberikan keamanan dan menciptakan ruang untuk bertindak. Tetapi biaya sosial yang tinggi memperburuk lingkungan makro ekonomi yang ideal. Tahun lalu, kami berhasil menunjukkan bahwa perubahan yang besar tentu membuka kesempatan yang luas.
Kami tidak menganggap diri kami sendiri sebagai pemenang yang lebih baik dalam krisis. Namun, terima kasih pada kekuatan pasar kami, tindakan kami yang cepat dan bertanggung-jawab serta tenaga kerja kami yang bermotivasi tinggi dan beragam, sekarang kami berada pada posisi yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Dan kami sangat bangga akan hal ini.
3
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank Group Letter from Chief Country Officer Surat dari Chief Country Officer
Letter from the Chairman of the Management Board Laporan dari Pimpinan Dewan Manajemen
Members of the Group Executive Committee Anggota Komite Eksekutif Grup
Corporate Profile and Overview Profil Korporasi dan Tinjauan
Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
Value-Added for the Stakeholders Nilai Tambah bagi para Stakeholder
5
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
31 May 2011
31 Mei 2011
Enclosed herein are the documents which satisfy the disclosure requirements of Bank Indonesia Regulation No. 3/22/PBI/2001 in respect of the Annual Report for Deutsche Bank AG Indonesia for the year ended 31st December 2010.
Terlampir adalah dokumen-dokumen yang memenuhi ketentuan keterbukaan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 sehubungan dengan Laporan Tahunan Deutsche Bank AG Indonesia untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010.
The enclosures include:
Lampiran ini termasuk:
-
The Financial Statements for Deutsche Bank AG Indonesia , which are drawn up to fairly present the financial position as at 31st December 2010 together with the operating results, changes in head office accounts and cash flow statements for the year then ended 2010. Each statement also includes comparative financials for the prior year ended 31st December 2009.
-
Laporan Keuangan Deutsche Bank AG Indonesia, yang disusun dan menyatakan dengan sebenarnya posisi keuangan per 31 Desember 2010 bersama dengan hasil operasional, perubahan dalam rekening-rekening kantor pusat dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 2010. Setiap laporan juga memuat angka keuangan perbandingan dari tahun sebelumnya yaitu 31 Desember 2009.
-
A copy of the independent auditors report on those statements.
-
Salinan laporan auditor independen atas laporan tersebut.
-
Additional general information as required by the regulation
-
Tambahan informasi umum seperti ditentukan oleh peraturan.
We also submit the copy of the annual report to the Institutions as stated in Article 4 BI Reg No. 3/22/PBI/2001.
Kami juga menyampaikan salinan laporan tahunan kepada Institusi-institusi seperti disebutkan dalam Pasal 4 Peraturan BI No. 3/22/PBI/2001.
For and on behalf of management / Untuk dan atas nama manajemen
Chief Country Officer Deutsche Bank AG Indonesia
7
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Letter from the Chairman of the Management Board For Deutsche Bank, 2010 was a crucial year. It was a year of investments and changes, and one in which we clearly strengthened our competitive position. In many ways, the bank is now stronger than before the financial crisis and exceptionally well positioned for renewed growth.
Surat dari Ketua Dewan Manajemen
Untuk Deutsche Bank, tahun 2010 merupakan tahun yang penting. Tahun ini adalah tahun investasi dan perubahan, dan tahun ketika kami dengan jelas memperkuat posisi kami yang bersaing. Dalam banyak hal, bank sekarang lebih kuat daripada sebelum krisis keuangan dan berada pada posisi yang sangat baik untuk pertumbuhan yang diperbarui.
Last year, the global economy showed increasing signs of recovery. The worst is behind us – but we are not out of the woods yet. Growth momentum came primarily from the emerging markets in Asia and Latin America. By contrast, recovery in most of the industrial countries has been slower. The U. S. economy is still weighed down by the need for real estate market corrections and high levels of indebtedness. The eurozone is marked by significant imbalances: while some of Europe’s ’peripheral’ states face economic and structural problems, our home market, Germany, saw strong economic growth of 3.6 %.
Tahun lalu, ekonomi global menunjukkan pemulihan yang meningkat. Yang terburuk sudah lewat – tetapi kami belum benar-benar bebas. Momentum pertumbuhan terutama berasal dari pasar berkembang di Asia dan Amerika Latin. Sebaliknya, pemulihan pada sebagian besar negara industri lebih lambat. Ekonomi Amerika Serikat masih terbebani oleh perlunya perbaikan pasar real estat dan tingkat hutang yang tinggi. Zona Eropa ditandai dengan ketidak-seimbangan yang besar: sementara beberapa negara ‘periphera’ Eropa menghadapi masalah ekonomi dan struktural, pasar kami sendiri, Jerman, menunjukkan pertumbhan ekonomi yang kuat yaitu 3,6%.
Against this background, the bank’s total net revenues in 2010 came to € 28.6 billion. These are among the highest revenues we have ever recorded. At € 4 billion, our reported income before income taxes was impacted by special items. Excluding the one-time charges from our three acquisitions – Postbank, parts of ABN AMRO, and Sal. Oppenheim / BHFBANK – our income before income taxes would have been € 6.5 billion, compared with € 5.2 billion in 2009. Adjusted for further specific investments and one-time items such as writedowns, our pre-tax profit for 2010 would have been more than € 7 billion.
Dengan latar belakang ini, total pendapatan bersih bank tahun 2010 adalah € 28,6 miliar. Ini adalah salah satu pendapatan yang tertinggi yang pernah kami capai. Pada € 4 miliar, penghasilan kami yang dilaporkan sebelum pajak penghasilan terkena item khusus. Diluar beban satu kali dari tiga pembelian kami – ostbank, sebagian dari ABN AMRO, dan Sal. Oppenheim/BHFBANK – penghasilan kami sebelum pajak penghasilan seharusnya menjadi € 6,5 miliar, dibandingkan dengan € 5,2 miliar dalam tahun 2009. Setelah disesuaikan dengan investasi tertentu lebih lanjut dan kejadian satu transaksi seperti penghapus-bukuan, laba sebelum pajak kami untuk tahun 2010 seharusnya lebih dari € 7 miliar.
For our Group Divisions Corporate & Investment Bank ( CIB ) and Private Clients and Asset Management ( PCAM ), combined income before income taxes – adjusted for acquisition effects – was around € 7.2 billion. That puts us well within sight of Our € 10 billion target for our operating business units for 2011
Dari Grup Divisi Corporate & Investment Bank (CIB) dan Private Clients and Asset Management (PCAM), penghasilan gabungan sebelum pajak penghasilan – yang disesuaikan sebagai akibat pembelian – sekitar € 7,2 miliar. Angka ini menempatkan kami pada jalur target kami sebesar € 10 miliar untuk unit bisnis operasional kami untuk tahun 2011.
CIB recorded income before income taxes of € 6.0 billion. This is the division’s second best performance in the history of the bank.
CIB mencatat penghasilan sebelum pajak penghasilan sebesar € 6,0 miliar. Angka ini adalah kinerja divisi nomor dua terbaik dalam sejarah bank.
9
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Corporate Banking & Securities ( CB & S ) which forms part of our investment banking, generated pre-tax profits of € 5.1 billion last year. The dedicated client focus and clear progress in the division’s integration process contributed to this outstanding performance. This performance is all the more impressive considering that it was achieved with significantly reduced risks, at a time when the sovereign debt crisis was weighing on the financial markets and limiting the corporate sector’s appetite for capital-raising and M & A activities.
Corporate Banking & Securities (CB & S) yang membentuk bagian dari investment banking kami, menghasilkan laba sebelum pajak sebesar € 5,1 miliar tahun lalu. Fokus pada klien yang khusus dan kemajuan jelas pada proses integrasi divisi memberikan sumbangan pada kinerja yang sangat bagus ini. Kinerja ini menjadi lebih mengesankan bila mempertimbangkan bahwa hasil ini dicapai dengan risiko yang jauh lebih rendah, pada saat ketika krisis hutang negara membebani pasar keuangan dan membatasi selera sektor korporasi atas pengumpulan modal dan kegiatan M & A.
As expected, revenues in our Rates and Money Market trading normalized. In Debt trading, we are ranked first among the best bond houses in Europe, and we are number two worldwide. Furthermore, among the world’s top three bond houses, we are the only bank that was able to capture market share. Our Foreign Exchange trading continued to perform very strongly at the same high level as in 2009. We were the number one globally in this business for the sixth consecutive year. We generated higher revenues in our Credit trading and Commodities businesses; and in Equities trading we maintained the momentum gained from the recalibration of our equity derivatives operations. Deutsche Bank Letter from the Chairman of the Management Board 04 Annual Review 2010 In our Origination and Advisory business, we can also report a number of major successes. For the first time, we achieved our long-term strategic objective of being among the world’s top five banks in this business, too. In the past year, no other bank has gained greater market share in this area than Deutsche Bank.
Seperti diperkirakan, pendapatan dalam perdagangan Kurs dan Pasar Uang berjalan seperti biasa. Dalam perdagangan Hutang, kami menempati tangga pertama sebagai bond house terbaik di Eropa, dan kami menduduki tempat nomor dua di dunia. Selanjutnya, di antara tiga bond house dunia terbaik, kami adalah satusatunya bank yang mampu memperoleh pangsa pasar. Perdagangan Valuta Asing kami terus berjalan sangat kuat pada tingkat yang sama tinggi seperti tahun 2009. Kami berada pada posisi nomor satu secara global dalam bisnis ini selama enam tahun berturutan. Kami menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dalam perdagangan Kredit dan bisnis Komoditas kami; dan dalam perdagangan Ekuitas, kami menjaga momentum yang diperoleh dari de-kaliberasi bisnis derivatif dalam ekuitas. Surat Deutsche Bank dari Ketua Dewa Manajemen 04 Tinjauan Tahunan 2010.
In our M & A business, we nearly doubled our market share and now hold fifth place – based on fees – in the global rankings
Dalam binis M & A, kami hampir melipat gandakan pangsa pasar kami dan sekarang kami menempati tempat kelima – berdasarkan biaya – dalam peringkat global.
In our Global Transaction Banking Corporate Division, continued low interest rates had a negative impact on results. Income before income taxes came to € 905 million and was also impacted by specific items. In Cash Management, we consolidated our leading position in euro clearing and stabilized our position among the top U. S. dollar clearing houses.
Dalam Divisi Global Transaction Banking Corporate kami, tingkat bunga rendah yang terus berlangsung menyebabkan dampak yang negatif terhadap hasil. Pendapatan sebelum pajak pendapatan menjadi € 905 juta dan juga terkena akibat oleh hal yang khusus. Dalam Cash Management, kami menggabungkan posisi kami yang memimpin dalam kliring Euro dan memantapkan posisi kami diantara lembaga kliring dollar Amerika Serikat yang ternama.
In 2010, PCAM maintained its positive momentum from 2009 and generated income before income taxes of € 1 billion.
Dalam tahun 2010, PCAM mempertahankan momentum positifnya dari tahun 2009 dan menghasilkan pendapatan sebelum pajak pendapatan sebesar € 1 miliar.
10
Dalam bisnis Origination and Advisory kami, kami juga dapat melaporkan sejumlah sukses besar. Untuk pertama kali, kami juga sampai tujuan strategis jangka panjang kami menjadi salah satu dari lima bank terbaik di dunia dalam bisnis ini. Bank lain tidak pernah mencapai pangsa pasar yang lebih besar dari Deutsche Bank dalam bidang ini.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Income before income taxes in Asset and Wealth Management was € 100 million, after net charges of € 368 million relating to Sal. Oppenheim / BHF-BANK. The business division benefited primarily from increased performance fees and volume-based commissions as well as a favourable market environment. Especially in times of uncertainty, customers appreciate the secure, reliable and competent service Deutsche Bank provides. If the market environment continues to recover, our Asset and Wealth Management division will be able to increase its results significantly.
Penghasilan sebelum pajak dalam Asset and Wealth Management sebesar € 100 juta, setelah biaya bersih sebesar € 368 juta yang terkait dengan Sal. Oppenheim / BHF-BANK. Divisi bisnis memperoleh manfaat terutama dari kenaikan biaya pelaksanaan dan komisi berbasis volume serta sebagai lingkungan pasar favorit. Khususnya dalam masa yang tidak pasti, nasabah menghargai jasa yang aman, dapat diandalkan dan kompeten yang disediakan oleh Deutsche Bank. Apabila keadaan pasar terus pulih berlanjut, divisi Asset and Wealth Management kami akan mampu meningkatkan hasilnya secara signifikan.
Our Private & Business Clients ( PBC ) Corporate Division nearly doubled its income before income taxes on the year to € 890 million. The efficiency measures we launched in 2009 had a positive effect in this area. The good results were, primarily underpinned by the improved credit environment, higher margins and growth in brokerage commission revenues as well as, for the first time, the contribution from Postbank. Deutsche Bank Letter from the Chairman of the Management Board 05 Annual Review 2010
Divisi Corporate pada Private & Business Client (PBC) kami hampir melipat-gandakan penghasilan sebelum pajak pada tahun ini menjadi € 890 juta. Langkah efisiensi yang kami luncurkan tahun 2009 telah membuahkan hasil yang positif di bidang ini. Hasil yang bagus ini terutama didukung oleh kondisi kredit yang membaik, marjin yang lebih tinggi dan pertumbuhan dalam pendapatan komisi pialang serta, untuk pertama kalinya, kontribusi dari Postbank. Surat Deutsche Bank dari Ketua Dewan Manajemen 05 Tinjauan Tahunan 2010.
Another key element of our success is our risk and capital management. Even after the consolidation of Sal. Oppenheim, ABN AMRO and Postbank, we recorded a Tier 1 ratio of 12.3 % and a core Tier 1 ratio of 8.7 % at the end of 2010. By means of the biggest capital increase in the bank’s history, we secured the funding needed for the Postbank takeover and strengthened our capital base ahead of the stricter requirements under the Basel III regulatory framework. As things stand today, we expect to meet the Basel III solvency ratios, due to be phased in by 2019, as early as 2013. To this end, we will maintain our disciplined capital management, pay an appropriate dividend and implement our growth initiatives.
Unsur penting lain dalam keberhasilan kami adalah pengelolaan risiko and modal kami. Meskipun setelah penggabungan Sal. Oppenheim, ABN AMRO dan Postbank, kami mencatat rasio Tier 1 adalah 12,3% dan rasio Tier 1 inti adalah 8,,7% pada akhir tahun 2010. Dengan kenaikan modal terbesar dalam sejarah bank, kami memastikan pendanaan yang diperlukan untuk pengambil-alihan Postbank dan memperkuat posisi modal kami mendahului ketentuan yang lebih ketat sesuai dengan kerangka peraturan Basel III. Pada keadaan seperti saat ini, kami memperkiraan pada tahun 2013 kami akan dapat memenuhi rasio solvabilitas Basel III yang akan diselesaikan menjelang tahun 2019. Mengenai hal ini, kami akan menjaga pengelolaan modal kami dengan efisien, membayar dividen yang sesuai dan melaksanakan inisiatif pertumbuhan kami.
Our dividend proposal also serves to meet this objective. With the approval of the Supervisory Board, the Management Board will propose a dividend of € 0.75 per share for the 2010 financial year. While this is the same amount as last year on a per-share basis, it relates to a 50 % greater capital base.
Usulan dividen kami juga dimaksudkan untuk mencapai tujuan ini. Dengan persetujuan Dewan Pengawas, Dewan Manajemen akan mengusulkan pembayaran dividen sebesar € 0,75 per saham untuk tahun buku 2010. Sementara jumlah ini sama dengan pembayaran tahun lalu per saham, angka ini terkait dengan dasar modal yang 50% lebih besar.
The fact that we were able to carry out the biggest capital increase in the bank’s history, and that it went so smoothly, is clear evidence of investors’ confidence in Deutsche Bank’s future performance. On behalf of the entire bank, I would like to take this opportunity to express once again my thanks to you all for your trust and support. We will do everything possible to live up to the expectations that our shareholders have for their investment.
Fakta bahwa kami anggup menaikkan modal yang terbesar dalam sejarah bank, dan bahwa kenaikan ini berjalan dengan lancar, merupakan bukti nyata kepercayaan para pemodal atas kinerja Deutsche Bank yang akan datang. Atas nama seluruh bank, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada saudara sekalian atas kepercayaan dan dukungan saudara. Kami akan melakukan segala sesuatu yang memungkinkan untuk memenuhi harapan para pemegang saham kami atas investasi mereka.
11
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Today, our bank is more respected than ever across the globe. The top positions we hold in terms of reputation and brand strength open up new opportunities for the future. We are firmly committed to our corporate social responsibility. In 2010, we dedicated nearly € 100 million to supporting projects around the world relating to education, sustainability, community development and art. We regard these investments in society as investments in our own future.
Dewasa ini, bank kami lebih dihargai di seluruh dunia. Posisi atas yang kami pegang dalam hal reputasi dan kekuatan merk membuka kesempatan baru di masa mendatang. Kami benar-benar berkomitmen pada tanggung-jawab sosial korporasi kami. Dalam tahun 2010, kami menyediakan hampir € 100 juta untuk mendukung proyek di seluruh dunia yang berkaitan dengan pendidikan, perbaikan hidup, pengembangan komunitas dan seni. Kami menganggap investasi dalam masyarakat ini sebagai investasi untuk masa depan kami sendiri.
The year 2010 once again demonstrated the strengths of our business model with its diversified business structure. We have received numerous awards in recognition of our top performance in many product categories. The prestigious magazine International Financing Review ( IFR ) recently named us “Bank of the Year” – which, after 2003 and 2005, marks the third time that Deutsche Bank has been awarded the industry’s most coveted prize. We are extremely proud of this achievement.
Tahun 2010 sekali lagi menunjukkan kekuatan model bisnis kami dengan struktur bisnisnya yang beragam. Kami telah menerima sejumlah penghargaan yang merupakan pengakuan atas kinerja kami yang tinggi pada banyak kateogori produk. Majalah bergengsi International Financial Review (IFR) baru-baru ini menamakan kami “Bank of the year” – yang, setelah tahun 2003 dan 2005, merupakan ketiga kalinya Deutsche Bank diberi penghargaan tertinggi dalam industri ini. Kami sangat bangga atas pencapaian ini.
2011 will be the year in which we aim to fully leverage the strong, forward- looking market position built up in 2010 as we carried out Phase 4 of our Management Agenda. We are aware, of course, that uncertainties still remain for the economy and the financial markets, which is the environment in which we and our clients do business. Our priorities are clear:
Tahun 2011 merupakan tahun ketika kami bertujuan untuk memanfaatkan posisi pasar kami yang kuat, memandang kemuka posisi pasar yang kami bangun tahun 2010 ketika kami melaksanakan Tahap 4 Agenda Manajemen kami. Kami tentu menyadari bahwa tetap terdapat ketidak-pastian dalam ekonomi dan pasar keuangan, yang merupakan lingkungan tempat kami dan para klien kami melakukan bisnis. Prioritas kami sudah jelas:
First, our investment bank has demonstrated that it can consistently deliver outstanding results – and that it can do so with a more conservative risk profile
Pertama, investment bank kami telah menunjukkan bahwa kami konsisten memberikan hasil yang sangat bagus – dan bahwa kami dapat melakukannya dengan profil risiko yang lebih konservatif.
Second, our successful acquisitions in Germany and Europe have strengthened our retail banking and asset management businesses. We are set to profit from a more balanced revenue mix, lower revenue volatility as well as improved liquidity and more broadly based refinancing opportunities. With the acquisition of the renowned private bank Sal. Oppenheim, we extended our leading position in the market for wealth management in Germany.
Kedua, akuisisi kami yang berhasil di Jerman dan Eropa telah memperkuat bisnis retail banking dan aset manajemen kami. Kami bertekad untuk memperoleh manfaat dari gabungan pendapatan yang lebih seimbang, volatilitas pendapatan yang lebih rendah serta likuiditas yang lebih baik serta kesempatan pendanaan kembali yang lebih luas. Dengan pembelian bank nasional yang terkenal, Sal. Oppenheim, kami telah memperluas posisi kami yang memimpin di pasar dalam wealth management di Jerman.
Another step in our strategy to consistently strengthen our “stable” businesses was the acquisition of Postbank. It will help us turn retail banking into a strong second pillar alongside investment banking. Deutsche Bank and Postbank are an ideal match as they attract different client groups. Although Postbank is now part of Deutsche Bank Group, it will remain the strong, independent brand it has always been
Langkah lain dalam strategi kami untuk memperkuat bisnis “stabil” kami secara konsisten adalah akuisisi Postbank. Hal ini membantu kami untuk merubah retail banking menjadi pilar kedua yang kuat disamping investment banking. Deutsche Bank dan Postbank merupakan pasangan yang sesuai karena keduanya menarik grup klien yang berbeda. Meskipun Postbank sekarang menjadi bagian dari Grup Deutsche Bank, bank
12
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
for its clients
ini tetap kuat, dan merupakan merk yang independen sama seperti sebelumnya untuk para kliennya.
Third, in Asia, we are well on track with our plan to double revenues and profits this year based on 2008 levels. Fourth and finally, we expect the integration of our investment bank and the consolidation of Postbank to generate considerable synergies and we envisage significant efficiency gains from the reinvigoration of our performance culture.
Ketiga, di Asia, kami berada pada jalur yang tepat untuk melipat-gandakan pendapatan dan laba kami tahun ini berdasarkan tingkat tahun 2008. Keempat dan akhirnya, kami mengharapkan integrasi investment bank dan penggabungan dengan Postbank menghasilkan sinergi yang besar dan kami memperkirakan akan memperoleh manfaat efisiensi yang besar dari penyegaran kultur kinerja kami.
Deutsche Bank is very well positioned for the future. Naturally, my colleagues and I are well aware that we will face many challenges and uncertainties this year, too. However, barring unforeseen obstacles, we will be able to reach our target by drawing on last year’s hard work and the momentum gained from our accomplishments. We look forward to continuing to serve the interests of our shareholders, our clients, our employees and the communities in which we operate in 2011 and beyond.
Deutsche Bank menempatkan posisi yang sangat baik untuk masa depan. Tentunya, kolega saya dan saya sangat menyadari bahwa kami juga akan menghadapi banyak tantangan dan ketidak-pastian tahun ini. Namun, apabila tidak terjadi halangan yang diluar perkiraan kami, kami akan mampu mencapai target kami dengan memanfaatkan kerja keras tahun lalu dan momentum yang diperoleh dari hasil yang telah kami capai. Kami mengharap dapat terus melanjutkan melayani kepentingan para pemegang saham kami, para klien kami, para karyawan dan komunitas tempat kami beroperasi di tahun 2011 dan seterusnya.
Yours sincerely / Hormat kami,
Dr. Josef Ackermann Chairman of the Management Board and the Group Executive Committee/ Ketua Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup Frankfurt am Main, March 2011
13
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Members of the Group Executive Committees
Anggota Komite Eksekutif Grup
Group Executive Committee
Komite Eksekutif Grup
14
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
1. Stefan Krause, born 1962
1. Stefan Krause, lahir tahun 1962
Management Board member since 2008.
Anggota Dewan Manajemen sejak 2008.
Chief Financial Officer, responsible for Finance, Tax, Corporate Insurance, Investor Relations, and Group Strategy & Planning.
Chief Financial Officer, bertanggungjawab atas Keuangan, Pajak, Asuransi Korporasi, Hubungan Investor,serta Group Strategy & Planning.
2. Rainer Neske, born 1964
2. Rainer Neske, lahir tahun 1964
Management Board member since 2009. Head of Private & Business Clients.
Anggota Dewan Manajemen sejak 2009. Pimpinan Private & Business Clients.
3. Dr. Josef Ackermann, born 1948
3. Dr. Josef Ackermann, lahir tahun 1948
Management Board member since 1996.
Anggota Dewan Manajemen sejak 1996.
Chairman of the Management Board and the Group Executive Committee, responsible for Asset and Wealth Management, Corporate Investments, Communications & Corporate SocialResponsibility, Economics / DB Research and Audit.
Pimpinan Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup, bertanggungjawab atas Aset dan Wealth Manajemen, Corporate Investment, Komunikasi & Tanggungjawab Sosial Korporasi, Economics / DB Research dan Audit.
4. Hermann-Josef Lamberti, born 1956
4. Hermann-Josef Lamberti, lahir tahun 1956
Management Board member since 1999.
Anggota Dewan Manajemen sejak 1999.
Chief Operating Officer, responsible for Human Resources, Information Technology, Operations and Process Management, Building and Facilities Management as well as Purchasing.
Chief Operating Officer, bertanggungjawab atas Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Operasional dan Manajemen Proses, Gedung dan Manajemen Fasilitas serta Pembelian.
5. Kevin Parker, born 1959
5. Kevin Parker, lahir tahun 1959
Head of Asset Management.
Pimpinan Asset Management.
6. Seth Waugh, born 1958
6. Seth Waugh, lahir tahun 1958
Chief Executive Officer of Deutsche Bank Americas.
Chief Executive Officer Deutsche Bank Americas.
7. Dr. Hugo Bänziger, born 1956
7. Dr. Hugo Bänziger, lahir tahun 1956
Management Board member since 2006.
Anggota Dewan Manajemen sejak 2006.
Chief Risk Officer, responsible for Risk Management, Legal, Compliance, Corporate Security, Treasury and Corporate Governance.
Chief Risk Officer, bertanggungjawab atas Manajemen Risiko, Hukum, Kepatuhan, Corporate Security, Treasury dan Tata Kelola Perusahaan.
8. Werner Steinmüller, born 1954
8. Werner Steinmüller, lahir tahun 1954
Head of Global Transaction Banking.
Pimpinan Global Transaction Banking.
15
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
9. Anshu Jain, born 1963
9. Anshu Jain, lahir tahun 1963
Management Board member since 2009. Head of Global Markets.
Angotta Dewan Management sejak 2009 Pempinan Global Markets.
10. Robert Rankin, born 1963
10. Robert Rankin, lahir tahun1963
Chief Executive Officer Deutsche Bank Asia Pacific (ex-Japan).
Chief Executive Officer Deutsche Bank Asia Pacific (ex-Japan).
11. Pierre de Weck, born 1950
11. Pierre de Weck, lahir tahun 1950
Head of Private Wealth Management.
Pimpinan Private Wealth Management.
12. Jürgen Fitschen, born 1948
12. Jürgen Fitschen, lahir tahun 1948
Management Board member since 2009. Head of Regional Management worldwide. Chairman of the Management Committee Germany.
Anggota Dewan manajemen sejak 2009 Pimpinan Regional Manajemen global. Pimpinan Komite Manajemen Jerman.
16
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Corporate Profile and Overview
Profil Korporat dan tinjauan
Investments in the future
Investasi di masa mendatang
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a substantial private clients franchise. Its businesses are mutually reinforcing. Our diversified business model enabled us to weather the financial crisis significantly better than many of our peers using our own resources. From this strong position, we made several strategic acquisitions in 2010. These investments in the future were also reflected in the title “Bank of the Year” awarded to us by the prestigious magazine International Financial Review.
Deutsche Bank adalah investment bank global yang memimpin dengan sejumlah besar waralaba klien pribadi. Bisnis kami saling memperkuat. Model bisnis kami yang beragam memungkinkam kami untuk melewati krisis keuangan jauh lebih baik daripada banyak pesaing kami dengan menggunakan sumber kami sendiri. Dari posisi yang kuat ini, kami telah menyusun beberapa strategi akuisisi dalam tahun 2010. Investasi di masa depan ini juga tercermin dalam gelar “Bank of the Year” yang diberikan kepada kami oleh majalah bergengsi, International Financial Review.
Management structure
Struktur Manajemen
The prime responsibilities of Deutsche Bank AG’s Management Board include the Group’s strategic management, resource allocation, financial accounting and reporting, risk management, and corporate control. It is supported in the performance of its leadership and oversight duties by central infrastructure units and other service departments, as well as functional bodies chaired by Management Board members.
Tanggung-jawab utama Dewan Manajemen Deutsche Bank termasuk pengelolaan strategi Grup, alokasi sumber, akuntansi keuangan dan pelaporan, manajemen risiko, dan pengendalian perusahaan. Dalam pelaksanaan kepemimpinan dan tugas pengawasannya, Dewan ini didukung oleh unit infrastruktur sentral dan departemen layanan lain, serta badan fungsional yang diketuai oleh para anggota Dewan Manajemen.
Management Board member Anshu Jain assumed Michael Cohrs’s responsibility for Global Banking on July 1, 2010, and has since been the sole Head of the Corporate & Investment Bank Group Division. Michael Cohrs retired from the Management Board on September 30, 2010.
Anggota Dewan Manajemen Anshu Jain mengambil-alih tanggung-jawab Michael Cohrs atas Global Banking pada 1 July 2010, dan sejak saat itu telah menjadi Pimpinan tunggal Divisi Grup Corporate & Investment Bank. Michael Cohrs pensiun dari Dewan Manajemen pada 30 September 2010.
The Group Executive Committee ( GEC ) is made up of the members of the Management Board, the Heads of the core businesses who are not members of the Management Board, as well as the Head of the Americas Region. Effective from January 1, 2011, the Head of Asia Pacific (excluding Japan) was appointed to the GEC. His appointment as a new member underlines the strategic importance of this region as one of our key growth drivers. At regular meetings, the GEC analyzes the development of the business divisions, discusses matters of Group strategy and draws up recommendations that are presented to the Management Board. Josef Ackermann chairs both the Management Board and the GEC.
Komite Eksekutif Grup (Group Executive Committee/GEC) terdiri dari para anggota Dewan Manajemen, Pimpinan bisnis inti yang bukan anggota Dewan Manajemen serta Pimpinan Wilayah Amerika. Efektif sejak 1 Januari 2011, Pimpinan Asia Pasifik (diluar Jepang) diangkat menjadi GEC. Penunjukkan sebagai anggota baru ini menekankan pentingnya strategi wilayah ini sebagai salah satu pendorong pertumbuhan kami yang utama. Pada rapat berkala, GEC menganalisa perkembangan divisi bisnis, mendiskusikan masalah strategi Grup dan memberikan rekomendasi yang disajikan kepada Dewan Manajemen. Josef Ackermann memimpin Dewan Manajemen maupun GEC.
17
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Group Divisions
Divisi Grup
Deutsche Bank is made up of the following Group Divisions: Corporate & Investment Bank (CIB), Private Clients and Asset Management (PCAM) and Corporate Investments (CI).
Divisi Grup Deutsche Bank terdiri dari Divisi Grup : Corporate dan Investment Bank ( CIB ), Private Clients and Asset Management ( PCAM ) dan Corporate Investments ( CI).
Corporate and Investment Bank
Corporate dan Investment Bank
CIB is responsible for Deutsche Bank’s capital markets business, comprising the origination, sales and trading of capital markets products including debt, equity, and other securities, together with our corporate advisory, corporate lending and transaction banking businesses. Our clients are institutions – both public sector entities, from medium-sized businesses to large multinational corporations. CIB is subdivided into two Corporate Divisions: Corporate Banking & Securities (CB & S) and Global Transaction Banking (GTB).
CIB bertanggung-jawab atas bisnis pasar modal Deutsche Bank, yang terdiri dari origination, sales dan trading produk pasar modal termasuk debt, ekuitas dan efek lain, bersama dengan bisnis corporate advisory, corporate lending dan transaction banking kami. Klien kami adalah lembaga – baik entitas sektor publik, dari bisnis ukuran menengah sampai perusahaan multinasional besar. CIB dibagi menjadi dua Corporate Divisions: Corporate Banking & Securities ( CB & S ) dan Global Transaction Banking ( GTB ).
Corporate Banking & Securities comprises our Markets and Corporate Finance businesses, and covers Deutsche Bank Group’s origination, sales and trading of securities, corporate advisory and M & A businesses worldwide, together with other corporate finance activities. Global Transaction Banking covers Deutsche Bank’s cash management for corporate and financial institutions, trade finance business as well as trust & securities services.
Corporate Banking & Securities terdiri bisnis Markets dan Corporate Finance dan menangani origination, sales dan trading efek Deutsche Bank, bisnis corporate advisory dan M & A worldwide, bersama dengan kegiatan corporate finance lainnya. Global Transaction Banking menangani cash management Deutsche Bank untuk perusahaan dan lembaga keuangan, bisnis trade finance dan trust & securities services.
Private Clients and Asset Management
Private Clients dan Asset Management
PCAM comprises two Corporate Divisions: Asset and Wealth Management (AWM) and Private & Business Clients (PBC).
PCAM terdiri dari dua Divisi Corporate : Asset and Wealth Management ( AWM ) dan Private & Business Clients ( PBC ).
Asset and Wealth Management comprises two Business Divisions: Asset Management (AM) and Private Wealth Management (PWM). AM provides retail clients across the globe with mutual fund products through our DWS franchise. It also provides institutional clients, including pension funds and insurance companies, with a broad range of services from traditional to alternative investment products. PWM serves high net worth individuals and families worldwide. We provide these very discerning clients with a fully-integrated wealth management service, including inheritance planning and philanthropic advisory services.
Asset and Wealth Management terdiri dari Divisi Bisnis Asset Management (AM ) dan Private Wealth Management (PWM). AM menyediakan bagi para klien retail di seluruh dunia dengan produk reksa dana melalui waralaba DWS kami. Juga menyediakan bagi klien institusi kami, termasuk dana pensiun dan perusahaan asuransi, layanan yang sangat luas dari tradisional sampai produk investasi alternatif. PWM melayani high net worth individuals dan keluarga di seluruh dunia. Kami menyediakan klien yang cermat ini dengan layanan wealth management yang terintegrasi penuh, termasuk layanan rencana warisan dan philanthropic advisory.
Private & Business Clients (PBC) provides a full range of traditional banking products, including current accounts, deposits and loans, and investment management and pension products mainly to private and self-employed individuals, and small to medium-sized businesses. Outside Germany, PBC has for years operated in Italy, Spain, Belgium and Portugal, and for some years now in Poland. We are also making focused investments in the fast-growing Chinese and Indian markets.
Private & Business Clients ( PBC ) menyediakan produk perbankan tradisional lengkap, termasuk rekening koran, deposito dan pinjaman, dan produk manajemen investasi khususnya kepada para individu dan bisnis ukuran kecil sampai menengah. Di luar Jerman, PBC selama beberapa tahun telah beroperasi di Italia, Spanyol, Belgia dan Portugis, dan baru-baru ini di Polandia. Kami juga melakukan investasi yang terfokus dalam pasar Asia yang tumbuh cepat, seperti Cina dan India.
Corporate Investments
Corporate Investments
The Corporate Investments (CI) Group Division manages Deutsche Bank’s global principal investment activities. These
Divisi Corporate Investments Group ( CI ) menangani kegiatan investasi utama global Deutsche Bank.
18
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
include certain credit exposures, certain private equity and venture capital investments, certain corporate real estate investments, our industrial holdings and certain other nonstrategic investments.
Termasuk pemberian kredit tertentu, ekuitas pribadi tertentu dan investasi modal ventura, investasi real estat perusahaan tertentu, kepemilikan industri kami dan investasi non-strategi lain tertentu.
Our Strategy: Management Agenda Phase 4
Strategi Kami: Agenda Manajemen Tahap 4
In the year under review we consistently implemented Phase 4 of the Management Agenda, which was launched in December 2009. This sets out the following objectives:
Dalam tahun yang ditinjau ini, kami secara konsisten melaksanakan Tahap 4 Agenda Manajemen kami, yang diluncurkan pada bulan Desember 2009. Agenda ini menentukan tujuan di bawah ini:
Increasing the profitability and the quality of earnings in the Corporate & Investment Bank with renewed risk and balance sheet discipline. We aim to create earnings and cost synergies through closer integration of Markets, Corporate Finance and Global Transaction Banking. Moreover, we are integrating the commercial banking activities acquired from ABN AMRO in the Netherlands, thereby extending our franchise with small and medium-sized enterprises.
Meningkatkan keuntungan dan kualitas pendapatan dalam Coporate dan Investment Bank dengan risiko yang diperbaharui serta disiplin neraca. Kami bertujuan menciptakan sinergi pendapatan dan biaya melalui integrasi yang lebih erat atas Pasar, Corporate Finance dan Global Transaction Banking. Selain itu, kami sedang menggabungkan kegiatan komersial perbankan yang kami peroleh dari ABN AMRO di Belanda, dan dengan demikian memperluas waralaba kami dengan perusahaan kecil sampai menengah.
In PCAM, concentrating on core businesses and home market leadership. In AWM our focus is on realizing higher profits and further growth through the measures implemented to increase efficiency and cut costs, as well as on further leveraging our strengths in Germany. We are making good progress towards the fully integration of Sal. Oppenheim in PWM, which enables us to build on our market leadership in advising wealthy clients in Germany. In PBC, our key priority is now the integration of Deutsche Postbank, following majority ownership and consolidation achieved in 2010. Through the realignment of the PCAM Corporate Division we aim to consolidate our leading position in German retail banking and achieve a more balanced earnings structure
Dalam PCAM, berfokus pada bisnis inti dan kepemimpinan pasar lokal. Dalam AWM, fokus kami adalah merealisasikan laba yang lebih besar dan pertumbuhan lebih lanjut melalui tindakan yang dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya, serta memanfaatkan kekuatan kami di Jerman lebih lanjut. Kami mengalami kemajuan yang bagus dalam integrasi Sal. Oppenheim pada PWM, yang memungkinkan kami untuk membangun kepemimpinan kami di pasar dalam memberikan nasihat kepada klien kaya di Jerman. Di PBC, prioritas kami yang utama sekarang adalah integrasi Deutsche Postbank, setelah kepemilikan mayoritas dan konsolidasi yang dicapai tahun 2010. Melalui pengaturan kembali Divisi PCAM Corporate, kami bertujuan untuk mengkonsolidasikan posisi kami yang memimpin di retail banking di Jerman dan mencapai struktur pendapatan yang lebih seimbang.
Focussing on Asia as a key driver of growth and momentum around the world. Building on our current position, we aim to further leverage the enormous potential of this region to achieve above average growth in our businesses there. Our objective is to be one of the best three to five providers, depending on the business area. We are making the necessary investments and providing the resources this requires.
Berfokus pada Asia sebagai pendorong utama pertumbuhan dan momentum di seluruh dunia. Dengan membangun pada posisi kami sekarang, kami bertujuan untuk lebih lanjut memanfaatkan potensi besar wilayah ini untuk mencapai pertumbuhan kami di atas rata-rata dalam bisnis kami di sana. Tujuan kami adalah menjadi salah satu terbaik dari tiga sampai lima penyedia, bergantung pada bidang bisnis. Kami melakukan investasi yang diperlukan dan menyediakan sumber yang diperlukan.
19
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
-
Reinvigorating our performance culture. In order to increase efficiency across our business areas, we are maintaining our focus on cost discipline, optimizing infrastructure processes and reducing complexity wherever possible. We have identified potential efficiency gains from this complexity reduction amounting to € 1 billion, which should have their full impact in 2012.
We are very confident that with this strategy we are well positioned to continue our success story even in fast changing markets and an increasingly regulated environment.
20
Memperkuat budaya kinerja kami. Untuk meningkatkan efisiensi di seluruh bidang bisnis kami, kami menjaga fokus kami pada disiplin biaya, mengoptimalkan proses infrastruktur dan mengurangi kerumitan bila memungkinkan. Kami telah mengidentifikasikan potensi manfaat efisiensi dari pengurangan kerumitan ini sejumlah € 1 miliar, yang akan mempunyai dampak penuh dalam tahun 2012.
Kami yakin bahwa dengan strategi ini kami berada pada posisi yang baik untuk meneruskan riwayat keberhasilan kami dalam lingkungan yang semakin diatur.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
The Foundations of long-term success
Dasar keberhasilan jangka panjang
Effective corporate governance in accordance with high international standards is a matter of course for us. The essential framework for this is provided, first and foremost, by the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. As our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are also subject to the relevant U.S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission ( SEC ) and New York Stock Exchange.
Tata kelola perusahaan yang efektif sesuai dengan standar international yang tinggi merupakan jalur kami. Kerangka penting untuk hal ini telah disediakan, pertama dan terutama, oleh Undang-Undang Korporasi Saham Jerman (German Stock Corporation Act) dan Kode Tata Kelola Perusahaan Jerman (German Corporate Governance Code). Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, kami juga diatur oleh undang-undang pasar modal Amerika Serikat serta ketentuan Securities and Exchange Commission ( SEC ) serta Bursa Saham New York.
Our system of corporate governance provides the basis for the responsible management and control of Deutsche Bank, with a focus on sustainable value creation. It has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and Supervisory Board, a performance-based compensation system with a sustainable and long-term focus, as well as transparent and timely reporting.
Sistem tata kelola perusahaan kami merupakan dasar bagi manajemen yang bertanggung-jawab dan terkendali Deutsche Bank, dengan berfokus pada penciptaan nilai yang bertahan. Sistem ini mempunyai empat unsur: hubungan baik dengan para pemegang saham; kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas; sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja; dan pelaporan yang transparan dan tepat waktu.
Shareholders
Para pemegang saham
As required by law, our shareholders participate in decisions of material importance to the bank, including amendments to the Articles of Association, the appropriation of profit, the authorization to issue new shares and important structural changes. Deutsche Bank has only one class of shares, with each share carrying one voting right.To make it easier for our shareholders to exercise their voting rights, we offer absentee voting and support the use of electronic media for the Annual General Meeting. For example, shareholders can issue authorizations and voting instructions to Deutsche Bank’s proxies through the internet.
Seperti diharuskan oleh undang-undang, para pemegang saham kami turut serta dalam pengambilan keputusan yang penting bagi bank, termasuk perubahan Anggaran Dasar, pembagian laba, wewenang untuk mengeluarkan saham baru dan perubahan struktural penting. Deutsche Bank hanya mempunyai satu jenis saham, dengan setiap saham mempunyai satu hak suara. Untuk memudahkan para pemegang saham kami untuk melaksanakan hak suara mereka, kami menawarkan pemungutan suara tanpa kehadiran dan mendukung penggunaan media elektronik untuk Rapat Umum Tahunan. Misalnya, para pemegang saham dapat memberikan wewenang dan instruksi pemungutan suara kepada para wakil Deutsche Bank melalui internet.
Management Board
Dewan Manajemen
The Management Board is responsible for managing the company and exercises control over Deutsche Bank Group companies. It ensures compliance with all provisions of law and company internal policies. In appointing people to management functions in the company, the Management Board takes diversity into account. The members of the Management Board together with the heads of the bank’s core businesses who are not members of the Management Board as well as the head of Deutsche Bank Americas and the head of Deutsche Bank Asia Pacific (ex Japan) form the Group Executive Committee ( GEC ). This committee analyzes the development of the business divisions, discusses matters of Group strategy and prepares recommendations for decisions taken
Dewan Manajemen bertanggung-jawab untuk mengelola perusahaan dan melaksanakan pengawasan atas perusahaan dalam Grup Deutsche Bank. Dewan ini memastikan kepatuhan pada semua ketentuan undang-undang dan kebijakan intern perusahaan. Dalam mengangkat orang-orang untuk fungsi manajemen di perusahaan, Dewan Manajemen mempertimbangkan diversifikasi. Para anggota Dewan Manajemen bersama dengan pimpinan bisnis inti bank yang bukan anggota Dewan Manajemen serta pimpinan Deutsche Bank amerika serta pimpinan Deutsche Bank Asia Pasific (kecuali Jepang) membentuk Komite Eksekutif Grup (Group Executive Committee /GEC ). Komite ini menganalisa perkembangan divisi bisnis, mendiskusikan masalah
21
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
by the Management Board.
mengenai strategi Grup dan membuat rekomendasi atas keputusan yang diambil oleh Dewan Manajemen.
Supervisory Board
Dewan Pengawas
The Supervisory Board oversees and advises the Management Board in its management of the business. Major decisions affecting the bank require Supervisory Board approval. It specifies the information and reporting duties of the Management Board, appoints the members of the Management Board, and draws up long-term plans for their succession together with the Management Board. The Supervisory Board reviews the efficiency of its work annually. In addition to the Mediation Committee required by law, the Supervisory Board has established a Chairman’s Committee, Audit Committee, Risk Committee and Nomination Committee.
Dewan Pengawas mengawasi dan memberikan nasihat kepada Dewan Manajemen dalam pengelolaan bisnis. Keputusan besar yang mempengaruhi bank memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Dewan ini menentukan informasi dan tugas pelaporan Dewan Manajemen, mengangkat para anggota Dewan Manajemen dan bersama dengan Dewan Manajemen menyusun rencana penggantian jangka panjang. Dewan Pengawas mengkaji efisiensi kerjanya setiap tahun. Selain dari Komite Mediasi, yang diwajibkan oleh undang-undang, Dewan Pengawas juga telah membentuk Komite Ketua, Komite Audit, Komite Risiko dan Komite Nominasi.
To carry out its tasks, the Supervisory Board takes care to ensure a balanced composition and that its members possess the required knowledge, ability and expertise. Furthermore, the Supervisory Board respects diversity in the company, in particular when appointing members to the Management Board and making proposals for the election of the Supervisory Board. In light of the bank’s international activities, the Supervisory Board has an appropriate number of members with long-term international experience. The Supervisory Board also has a sufficient number of independent members.
Untuk melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas memastikan susunan yang seimbang dan bahwa para anggotanya mempunyak pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang diperlukan. Selain itu, Dewan Pengawas mengakui diversifikasi dalam perusahaan, khususnya ketika menunjuk para anggota Dewan Manajemen dan membuat usulan untuk pemilihan Dewan Pengawas. Dengan mengingat kegiatan internasional bank, Dewan Pengawas mempunyai jumlah anggota yang sesuai dengan pengalaman internasional jangka panjang. Dewan Pengawas juga mempunyai jumlah anggota independen yang cukup.
Compensation
Kompensasi
The compensation of the Management Board members is primarily aligned to the sustainable, long-term success of the bank. The factors for determining variable compensation are individual performance as well as, on the one hand, the bank’s planned and actually achieved two-year average return on equity, and on the other hand, the relative performance of the bank’s share over a three-year period compared to a selected group of our peers. A substantial part of the variable compensation is awarded on a deferred basis, subject to a possible clawback and largely equity-based. To a reasonable extent, the deferred variable compensation is subject to the sustained performance of Deutsche Bank, positive or negative
Kompensasi para anggota Dewan Manajemen terutama diselaraskan pada keberhasilan bank jangka panjang yang terus menerus. Faktor untuk menentukan kompensasi variabel adalah kinerja perorangan serta, di sisi lain, pendapatan atas ekuitas bank yang direncanakan dan yang sebenarnya dicapai rata-rata dalam dua tahun, dan di sisi lain, kinerja relatif saham bank selama jangka waktu tiga tahun dibandingkan dengan grup peer kami yang tertentu. Sebagian besar kompensai variabel diberikan dengan dasar ditangguhkan, bergantung pada clawback dan sebagian besar berbasis ekuitas. Sepanjang pantas, kompensasi variabel yang ditangguhkan bergantung pada kinerja Deustche Bank yang bertahan, positif atau negatif.
22
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Members of the Supervisory Board receive compensation comprised of a fixed and a variable component. The variable compensation is linked to the achievement of ambitious targets, the dividend and the three-year average earnings per share. The chair and deputy chair of the Supervisory Board as well as the chair and members of the Supervisory Board committees receive additional compensation.
Para anggota Dewan Pengawas menerima kompensasi yang terdiri dari komponen tetap dan komponen variabel. Komponen variabel dikaitkan dengan pencapaian target yang berambisi, dividen dan laba rata-rata per saham selama tiga tahun. Ketua dan wakil ketua Dewan Pengawas serta ketua dan para anggota komite Dewan Pengawas memerima kompensasi tambahan.
The individual compensation of the members of the Management Board and the Supervisory Board as well as the structure of our remuneration system are published in the Compensation Report.
Kompensasi individu para anggota Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas serta struktur sistem remunerasi kami diterbitkan dalam Laporan Kompensasi.
Financial Reporting
Laporan Keuangan
Shareholders and the public are regularly kept up to date through the Annual Report, including the Consolidated Financial Statements, as well as the Interim Reports. The reporting of Deutsche Bank Group is in accordance with International Financial Reporting Standards ( IFRS ). This provides for a high degree of transparency in financial reporting and facilitates comparability with our international peers.
Para pemegang saham dan masyarakat umum secara berkala dikinikan melalui Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Konsolidasi, serta Laporan Interim. Pelaporan Grup Deutsche Bank sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards/ IFRS ). Hal ini memberikan tingkat transparansi yang tinggi dalam pelaporan keuangan dan memfasilitasi perbandingan dengan peer internasional kami.
Declaration of Conformity
Pernyataan Kesesuaian
On October 27, 2010, the Management Board and Supervisory Board amended the annual Declaration of Conformity pursuant to § 161 of the German Stock Corporation Act. Deutsche Bank AG acts in conformity with the recommendations of the German Corporate Governance Code in the version dated May 26, 2010, without any exceptions.
Pada tanggal 27 Oktober 2010, Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas merubah Pernyataan Kesesuaian tahunan sesuai dengan pasarl 161 Undang-Undang Korporasi Saham Jerman. Deutsche Bank bertindak sesuai dengan rekomendasi UndangUndang Tata Kelola Perusahaan Jerman versi tanggal 26 Mei 2010, tanpa pengecualian.
Our detailed Corporate Governance Report, along with the Declaration of Conformity for 2010 and other documents on our corporate governance, such as the terms of reference for the Management Board, the Supervisory Board and its committees, are available on the Internet at www.deutschebank.com / corporate-governance.
Laporan Tata Kelola Perusahaan kami yang terperinci berserta dengan Pernyataan Kesesuaian untuk tahun 2010 dan dokumen lain mengenai tata kelola perusahaan kami, seperti ketentuan bagi Dewan Manajemen, Dewan Pengawas dan para komitenya tersedia pada situs internet di www.deutsche-bank.com / corporate-governance.
We continuously check our system of corporate governance in light of new events, statutory requirements and developments in domestic and international standards, and make the appropriate adjustments
Kami terus menerus mengecek tata kelola perusahaan kami sehubungan dengan kejadian baru, persyaratan peraturan dan perkembangan dalam standar domestik dan internasional, dan melakukan perubahan yang sesuai.
23
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Value Added for our Stakeholders
Demi kepentingan para mitra kami
Shareholders /
Clients /
Para Pemegang Saham
Para Nasabah
Staff /
Society /
Karyawan
Masyarakat
In the interests of our partners Strength for our shareholders, clients, staff and society
Kekuatan para pemegang saham, klien, staf kami dan masyarakat
In 2010 Deutsche Bank carried out major strategic investments and demonstrated its ability to generate strong earnings and growth. These achievements are the result of an excellent position in the markets, an astute business policy and a stable corporate structure borne by the talents of its diverse staff. This benefits our shareholders,
Dalam tahun 2010 Deutsche Bank melakukan investasi strategis yang besar dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan pendapatan yagn kuat dan pertumbuhan. Pencapaian ini adalah hasil posisi yang sangat baik di pasar, kebijakan bisnis yang tepat dan struktur korporasi yang stabil yang diberikan oleh bakat karyawan yang beragam. Hal ini memberikan manfaat kepada para pemegang saham, klien, staf kami dan masyarakat. Bagan 01-1
clients, staff and society. Chart 01 – 1
Shareholders
Para Pemegang Saham
It is in our shareholders’ best interests to continue to reduce risk-weighted assets and to strengthen our capital base. Our targeted acquisitions contribute to stabilizing and balancing our earning power. As Deutsche Bank came through the financial crisis in better shape than many of its competitors, it can benefit from the economic upturn directly. And that benefits our shareholders too. This also applies to our commitment to creating an efficient regulatory framework, which will make the financial system more resilient, while avoiding competitive distortions and unnecessary social costs.
Untuk kepentingan terbaik pada pemegang saham kami, kami perlu meneruskan mengurangi aset tertimbang risiko dan memperkuat dasar modal kami. Pembelian yang kami targetkan mempunyai andil untuk menstabilkan dan menyeimbangkan kekuatan pendapatan kami. Sementara Deutsche Bank berhasil melewati krisis keuangan dengan lebih baik daripada banyak pesaingnya, bank juga dapat memperoleh manfaat langsung dari perbaikan ekonomi. Dan hal ini juga memberikan manfaat kepada para pemegang saham kami. Hal ini juga berlaku pada komitmen kami untuk menciptakan kerangka peraturan yang efisien, yang akan membuat sistem keuangan lebih bertahan, sementara menghindari distorsi yang bersaing dan biaya sosial yang tidak diperlukan.
Clients
Para Klien
For our clients, we are a reliable partner with a full range of financial solutions suited to their individual needs. The streamlining and accelerated integration of our Corporate & Investment Bank Group Division translate into a higher quality of service and an enhanced product range. With our
Untuk para klien kami, kami merupakan mitra yang dapat diandalkan dengan solusi keuangan yang lengkap, yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing. Integrasi yang selaras dan dipercepat atas Divisi Grup Corporate & Investment
24
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
internationally competitive business model, we can assist our clients in building their success. And as a result of the expansion of the retail business, we are now in a position to offer a suitable range of products and services for all of our client groups in Germany.
kami dijabarkan menjadi layanan dengan kualitas yang lebih tinggi dan rangkaian produk yang ditingkatkan. Dengan model bisnis kami yang bersaing secara internasional, kami dapat membantu para klien kami dalam membangung keberhasilan mereka. Dan sebagai akibat perluasan bisnis retail, kami sekarang berada pada posisi untuk menawarkan rangkaian produk yang sesuai dan jasa bagi semua grup klien kami di Jerman.
Staff
Staf
Deutsche Bank’s success is primarily thanks to its staff members, who bring their passion to perform and expertise to furthering the company’s interests. We see the diversity of our employees as an asset both in our internal interactions as well as in our external relationships with our clients. We invest heavily in the professional and personal skills of our staff. Our performance-based remuneration structures are aligned to our long-term success and take account of recent lessons learned from the financial crisis.
Keberhasilan Deutsche Bank terutama terletak pada para anggota staf, yang menggunakan semangat mereka dan pengalaman mereka untuk meningkatkan kepentingan perusahaan. Kami melihat ragam karyawan kami sebagai aset baik dalam inter-aksi intern kami maupun hubungan ektern kami dengan para klien kami. Kami melakukan investasi besar dalam keahlian professional dan pribadi para staf kami. Struktur remunerasi kami yang berbasis kinerja sejalan dengan keberhasilan kami jangka panjang dan mempertimbangkan pelajaran baru-baru ini dari krisis keuangan.
Society
Masyarakat
We take the loss of confidence that numerous banks have experienced since the start of the financial crisis seriously. As one of the initiators and first signatories, Deutsche Bank committed itself to the “Code for Responsible Business Conduct” in 2010. By doing so, we intend to integrate social responsibility more decisively in our business policies and the underlying processes and to take these into account in all aspects of our decision-making. We recognize our responsibility to society. This is something upon which the community can rely. We are aware that we cannot continue to do business successfully in the long run without the acceptance of the society of which Deutsche Bank is a part.
Kami menganggap serius kehilangan kepercayaan berbagai bank yang dialami sejak awal krisis keuangan. Sebagai salah satu pelopor dan penandatangan pertama, Deutsche Bank melakukan komitmen pada “Code for Responsible Business Conduct” tahun 2010. Dengan melakukan hal ini, kami ingin mengintegrasikan tanggung-jawab sosial dengan lebih mantap ke dalam kebijakan bisnis kami dan proses yang mendasarinya serta mempertimbangkannya dalam semua aspek pengambilan keputusan kami. Kami mengakui tanggung-jawab kami terhadap masyarakat. Hal ini sesuatu yang dapat diandalkan oleh komunitas. Kami menyadari bahwa kami tidak dapat melakukan bisnis dengan berhasil jangka panjang tanpa penerimaan masyarakat di mana Deutsche Bank menjadi bagian daripadanya.
25
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Shareholders
Para Pemegang Saham
Record-Level capital increase.
Dividen meskipun dalam keadaan pasar yang sulit
Structural Data /
2010
2009
2008
Struktural Data Number of shareholders /
640.623
586.295
581.938
Jumlah pemegang saham Shareholders by type In % of share capital 1 / Pemegang saham per jenis dalam % modal saham 1)
Institutional (including banks) /
Pemegang saham Grup dalam 1 % modal saham
Private /
Regional breakdown In % of share capital 1
Germany /
Menurut Wilayah dalam % modal saham 1
75
74
71
25
26
29
47
46
55
31
31
25
6
6
7
13
16
11
3
1
2
2010
2009
2008
(11.7)%
(79.4)%
(66.8)%
8.0
8.4
10.0
0.75 3
0.75
0.50
Institusi (termasuk bank)
Perorangan
Jerman European Union (excluding Germany) / Uni Eropa (diluar Jerman) Switzerland / Swiss U.S.A / Amerika Serikat Other / Lain-lain
Key Figures / Angka-Angka Kunci Change in total return of Deutsche Bank Share2 / Perubahan pendapatan dari saham Deutsche Bank2 Average daily trading volume (in million share) Rata-rata volume perdagangan harian (dalam jutaan saham) Dividend per share for the financial year (in Euro) Deviden per saham untuk tahun buku (dalam Euro)
26
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Special Projects / Proyek Khusus
Capital Increase from authorized capital
Record-level shared issue with gross proceeds of Euro 10.2 billion primary for the acquisition of Deutche Postbank AG. Issue of 308.6 million new shares at a subscription ratio of 2:1 and a subscription price of Euro33 per share.
Kenaikan modal dari modal dasar
Penerbitan saham tingkat tertinggi dengan hasil kotor Eur 10,2 miliar terutama untuk akuisisi Deutsche Postbank AG. Penerbitan 308,6 juta saham baru pada rasio pembelian 2:1 dan harga pembelian EUR 33 per saham.
Investor and analyst Surveys
Perception analyses among institutional investors to gauge the attractiveness of Deutsche Bank‘s share as an investment. Online survey among investors and analysts on the quality of Investor Relations activities.
Survei Investor dan Analis
Analisa persepsi antara para pemodal institusi untuk mengukur menariknya saham Deutsche Bank sebagai investasi. Survei online antara para pemodal dan analis mengenai kualitas kegiatan Hubungan Pemodal.
1
Figures rounded / Angka sesudah pembulatan
2
Share price based on Xetra / Harga saham berdasarkan Xetra
3 4
Orderbook Statistics (Xetra) / 3 Statistik Orderbook (Xetra) Proposal for Annual General Meeting on May 26, 2011 / Diusulkan dalam Rapat Umum Tahunan pada 26 May 2011
27
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Clients
Para Nasabah
Strong client relationships: more important than ever
Hubungan yang erat dengan nasabah: sangat penting saat ini
Struktural Data /
2010
2009
2008
54.400
41.600
42.600
Private & Bisnis Client
28.787.000
14.600.000
14.600.000
Thereof: Deutsche Postbank AG
14.150.000
Struktural Data Number of clients (rounded) /
Jumlah Nasabah (dibulatkan) Corporate and Investment Bank
Corporate dan Investment Bank Private Clients and Asset Management
-
-
Asset & Wealth Management / Nasabah Perorangan & Bisnis Asset and Wealth Management Retail Asset Management 1
2.225.000
2.119.000
1.937.000
464.000
389.000
230.000
2.300
2.300
2.400
79.400
78.000
92,000
2010
2009
2008
3
3
1
(Germany, Luxemburg) / Retail Asset Management
1
(Jerman, Luxemburg) Thereof : in cooperation
Institutional Asset Management / Institutional Asset Management Private Wealth Management 2 / Private Wealth Management 2
Key Figures / Angka Angka Kunci
28
Corporate and Investment Bank
Euromoney Primary Debt Poll, ranking /
Corporate dan Investment Bank
Euromoney Primary Debt Poll, ranking
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Euromoney FX Poll, ranking /
1
1
1
16
15
21
5
2
3
8
7
1
76
53
109
1
1
1
Euromoney FX Poll, ranking Euromoney Awards for Excellence, number of awards won
Euromoney Awards for Excellence, jumlah Penghargaan yang dimenangkan Risk Awards /
Risk Awards IFR Awards Private Clients dan Asset Management /
Private Clients dan Asset Management
DWS Investments Number of Performance Awards in Europe
Deutsche Insurance Asset Management
Award as Best Global Insurance Asset Manager
Special Projects / Proyek Khusus Corporate and Investment Bank /
Corporate dan Investment Bank
Private Clients and Asset Management
Increased integration of the Corporate & investment Bank through streaming . more closely connected divisions and higher growth. Copletion of the acquisition of parts of ABN AMRO’s commercial banking activities in the Netherlands.
Acquisition of sal. Oppenheim Group completed.
29
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Nasabah Private dan Aset Manajemen
Lead sponsorship for christies’ auction house’s “Green Auction” in New York in April 2010, which raised U.S $1.5 million for four green not-for-profit organizations. Majority shareholding in and consolidation of Deutsche Postbank AG.
Berliner Bank transferred to the IT platform of private & Bussiness clients.
1. 2. 3. 4.
30
Change in counting method Including clients whose business relationship is managed by a cooperation partner. Number of relathionships excluding private client services (U.S.A. ).2010 including Sal Oppenheim Reactions Magazine
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Staff
Para Karyawan
Attractive employer
Pemberi kerja yang kuat selama masa bergejolak
Structural Data /
2010
2009
2008
102,062
77,053
80,456
51,5%
39,7%
40,5%
15,7%
18,5%
18,5%
32,8%
41,8%
41,0%
48,3%
35,5%
34,7%
23,3%
28,6%
28,7%
11.0%
14.5%
15.3%
17.4%
21.4%
21.3%
63,9%
63,5%
64,0%
15.5%
19.1%
17,3%
20.6%
17.4%
18.7%
7.6%
8.4%
9.9%
34.1%
35.0%
35.5%
Data Struktural Staff (full time equivalents)1 / Karyawan (kerja penuh waktu atau yang setara)1 Divisions/
Private Clients and Asset Management / Private Clients and Asset Management
Divisi
Corporate and Investment Bank2 / Korporasi dan Investment Bank2 Infrastructure/Regional Management / Infra struktur/Regional Manajemen
Regions /
Germany / Jerman
Wilayah Europe (excluding Germany), Middle East and Africa / Eropa (selain Jerman), Timur Tengah dan Afrika Americas / Amerika Asia/Pasific / Asia/Pasifik Qualifications3 /
University degree / Berijasah Universitas
Kualifikasi3
High school certificate / Berijasah Sekolah Menengah Atas Other school degrees / Ijasah sekolah lainnya
Age3 /
Up to 24 years / Sampai 24 tahun
Usia3
25-34 years 25-34 tahun
31
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
35-44 years
32,7%
32.2%
31.7%
19.9%
19.0%
17,9%
5.8%
5.4%
5.0%
2010
2009
2008
74
77
74
6.6%
4.8%
7.3%
95
86
114
41
41
41
35-44 tahun 45-54 years 45-54 tahun Over 54 years Diatas 54 tahun
Key Figures Angka-angka Kunci Employee Commitment Index
Indeks Komitmen Karyawan Employee leaving the bank for new job
Karyawan mengundurkan diri karena bekerja di tempat lain Training (expenses in € million)
Pelatihan tin kat atas (biaya per karyawan dalam EU ) Apprenticeship programs (expenses in € milion)
Program Magang (biaya dalam juta EUR)
Special Projects Proyek Khusus
32
dbAGILE
Group Executive Committee-sposored iniatiative the individual development of 60 senior managers over the medium term.
Check-up 40+
8,700 employess have already taken part in this comprehensive health-check program available free of charge to all staff in Germany aged 40 and above. Similar programs exist in other countries.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
1.
Staff (full time equivalent) = total headcount adjusted proportionately for part-time staf, excluding apprentices and interms. / Karyawan (bekerja penuh waktu) = total headcount disesuaikan dengan karyawan paruh waktu, selain peserta magang dan intern
2.
Including Corporate Investment. / Termasuk Corporate Investment
3.
Number of staff (headcount) / Jumlah staf (headcount)
4.
Excluding Postbank Tidak termasuk Postbank
33
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Society
Masyarakat
Building social capital
Membangun modal sosial
Structural Data /
2010
2009
2008
74
72
72
2009
2008
2007
91.7
74.8
75.9
6.8
9.5
8.8
Corporate Citizenship UK
5.1
4.7
4.3
Deutsche Bank Asia Foundation /
3.0
3,7
3.7
6.4
6.3
6.4
4.5
4.9
5.0
1.9
1.4
1.4
98.1
81.1
82.3
Data Struktural Number of countries in which Deutsche Bank operates (Including offshore sites) / Jumlah negara tempat Deutsche Bank beroperasi (termasuk di luar negeri)
Key Figures (in € milion) / Angka-angka kunci (dalam juta EUR) Spending by Deutsche Bank for social responsibility activities1 / Pengeluaran Deutsche Bank untuk aktivitas tanggungjawab sosial1
Thereof / Terdiri dari : Deutsche Bank Americas Foundation /
Deutsche Bank Americas Foundation
Deutsche Bank Asia Foundation Spending by endowed Deutsche Bank foundations /
Pengeluaran dengan sumbangan yayasan Deutsche Bank Deutsche Bank Foundation / Yayasan Deutsche Bank Other Foundatios / Yayasan Lain
Total
34
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Special Projects Proyek Khusus Ensuring viability
World’s first-ever platin LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) platinum certification for the refurbishment of a hight-rise building Deutsche Banl’s Head Office in Frankfurt am Main.
Enabling talent
Start of Fairtalent, a program that supports young people from socially disadvantaged families and enables them to explore their full potential
Creating opportunity
Outstanding relief efforts in response to natural disasters in Haiti, Chile an Pakisatan.
Fostering creativity
Wangechi Mutu recognized as first “Artist of the Year”.
Commiting ourselves
17.000 Deutsche Bank employees participated in over 3.000 corporate volunteering projects worldwide.
35
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank Indonesia General Information Informasi Umum
-
Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen
-
Management Strategy and Policy Strategi dan Kebijakan Manajemen
-
Business Development Perkembangan Bisnis
-
Human Resources Sumber Daya Manusia
-
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
-
Information Technology Teknologi Informasi
36
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
-
Future Significant Events Kegiatan Penting di Masa Depan
-
Branch/Networking Jaringan/Kantor Cabang
37
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
General information
Informasi Umum
Ownership and Management
Kepemilikan dan Manajemen
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, headquartered in Frankfurt, Germany. Established by approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6. 2.30 dated 18 March 1969, the Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80 in Jakarta. It operations comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche AG – Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG – Jakarta Branch.
As an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, the Bank in Indonesia is ultimately part of the Deutsche Bank Group, which has employees in 74 countries throughout the world.
Cabang-cabang Deutsche Bank AG – Indonesia (“Bank”) adalah cabang Deutsche Bank AG, yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan dengan surat No. D.15.6. 2.30 tanggal 18 Maret 1969. Bank berlokasi di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasional bank terdiri dari kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG – Cabang Surabaya adalah cabang pembantu Deutsche Bank AG – Cabang Jakarta.
Sebagai cabang Deutsche Bank AG, Bank di Indonesia merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank, yang memiliki karyawan di 74 negara di seluruh dunia.
Local management executives for the Bank in Indonesia include:
Eksekutif manajemen lokal Bank termasuk:
di Indonesia
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer, Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia
With a banking career spanning more than 30 years, Suresh was appointed Chief Country Officer in September 2001, and is responsible for the overall management of the local Indonesian franchise. Suresh is also Head of the Global Markets business and Treasury.
Dengan karir di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun, Suresh diangkat sebagai Chief Country Officer sejak September 2001, dan bertanggungjawab atas manajemen keseluruhan dari kantor-kantor di Indonesia. Suresh juga pimpinan bisnis Global Markets dan treasury.
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia
Ashok began his banking career in 1979 when he joined State Bank of India. Nine years later he joined Deutsche Bank, in various roles in India, Singapore and the United Kingdom before being appointed Chief Operating Officer, Indonesia in mid-2008.
Ashok Kumar mengawali karir perbankannya pada Institusi Keuangan tahun 1979 ketika beliau bergabung dengan State Bank of India (SBI) di India. Sembilan tahun kemudian beliau bergabung dengan Deutsche Bank AG (DB) dalam berbagai kapasitas di India, Singapura dan Inggris sebelum diangkat Chief Operating Officer Indonesia, pertengahan tahun 2008.
39
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia
Having joined Deutsche Bank in 2004, Benjamin was appointed Head of Finance, Indonesia in September 2007, having held the same position for Deutsche Bank’s Manila branch for 3 years. With more than 20 years industry experience, Benjamin commenced his career with the Philippine Deposit Insurance Corporation.
Bergabung dengan Deutsche Bank tahun 2004, Benjamin diangkat sebagai Pimpinan Bagian Keuangan, Indonesia bulan September 2007, setelah memegang posisi yang sama di Deutsche Bank cabang Manila selama 3 tahun. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman industri, Benjamin memulai karirnya pada Philippine Deposit Insurance Corporation.
M. Michael Sugirin – Head of Trade Finance and Cash Management Corporates
M. Michael Sugirin – Head of Trade Finance and Cash Management Corporates
Michael initially joined Deutsche Bank in 1997. Since then, Michael had been assigned for various positions, including as a Senior Regional Product Manager for EIPP in Singapore for 3 years and 6 years in the US with the last role of Financial Supply Chain Sales Team Leader. Michael went back to Deutsche Bank Indonesia in October 2009 and was appointed as Head of Trade Finance and Cash Management Corporates.
Michael pertama kali bergabung dengan Deutsche Bank pada tahun 1997. Semenjak itu, Michael telah menduduki beberapa posisi, termasuk sebagai Senior Regional Product Manager for EIPP di Singapore selama 3 tahun, dan 6 tahun di Amerika Serikat dengan posisi terakhir sebagai Financial Supply Chain Sales Team Leader. Michael kembali ke Deutsche Bank Indonesia pada bulan Oktober 2009 dan ditunjuk menjadi Head of Trade Finance and Cash Management.
Tjiat Siat Fun – Country Compliance Officer
Tjit Siat Fun – Country Compliance Officer
Siat Fun joined Deutsche Bank in February 2010. Siat Fun was appointed as Compliance Director in April 2010. Prior to joining Deutsche Bank, Siat Fun worked for Citibank NA, Indonesia.
Siat Fun bergabung dengan Deutsche Bank pada Februari 2010. Siat Fun diangkat sebagai Direktur Kepatuhan pada bulan April 2010 . Sebelum bergabung dengan Deutsche Bank, Siat Fun bekerja di Citibank NA, Indonesia.
40
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
41
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Management strategy and policy
Kebijakan dan Strategi Manajemen
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and profitable private clients franchise. A leader in Germany and Europe, the bank is continuously growing in North America, Asia and key emerging markets. With 102.062 employees in 74 countries, Deutsche Bank offers unparalleled financial services throughout the world. The bank competes to be the leading global provider of financial solutions for demanding clients creating exceptional value for its shareholders and people.
Deutsche Bank adalah investment bank global terkemuka dengan waralaba nasabah individu yang kuat dan menghasilkan laba. Sebagai pemimpin di Jerman dan Eropa, bank terus berkembang di Amerika Utara, Asia dan pasar berkembang utama lainnya. Dengan 102.062 karyawan di 74 negara, Deutsche Bank menawarkan layanan keuangan yang tidak tertandingi di dunia. Bank berkompetisi untuk menjadi penyedia solusi keuangan global terkemua bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.
In Indonesia, Deutsche Bank continues to focus on its core businesses in both the Corporate and Investment Bank and Private Clients and Asset Management divisions. These include Global Markets, Global Banking and Transaction Banking, and Private Wealth Management.
Di Indonesia, Deutsche Bank terus berfokus pada bisnis inti baik di divisi Corporate dan Investment Bank serta Aset Manajemen. Termasuk Global Markets, Global Banking dan Transaction Banking, dan Private Wealth Management.
Business development
Perkembangan bisnis
Business activities
Aktivitas bisnis
Major business activities of the Indonesia Branch relate to the Global Markets, Global Transaction Banking and Private Wealth Management. The investment banking platform, in particular the Global Markets division, continues to be the main driver of franchise revenues, followed by Global Transaction Banking and Private Wealth Management.
Aktivitas bisnis utama di Cabang Indonesia terkait dengan Global Markets, Global Transaction Banking dan bisnis Private Wealth Management. Platform perbankan investasi, khususnya divisi Global Markets terus merupakan penghasil pendapatan waralaba utama, diikuti dengan Global Transaction Banking dan Private Wealth Management.
Global Market
Global Market
Global Markets activities in Indonesia mainly involve sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including government securities and corporate bonds, over-the-counter (OTC) derivatives, foreign exchange, and money market instruments. The Bank aims to maintain its leading position in the fixed income market and help develop the local debt market, particularly in terms of a developing a credible yield curve to help extend duration in the debt market.
Aktivitas Global Markets di Indonesia terutama melibatkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi rangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk surat berharga pemerintah dan obligasi korporasi, derivatif over-the-counter (OTC), valuta asing dan instrumen pasar uang. Bank bertujuan untuk mempertahankan posisinya yang memimpin dalam pasar pendapatan tetap dan membantu mengembangkan pasar hutang lokal, khususnya dalam hal mengembangkan kurva imbal hasil yang dapat diandalkan untuk membantu memperpanjang durasi pasar hutang.
42
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Global Transaction Banking
Global Transaction Banking
The GTB delivers commercial banking products and services for corporate clients and financial institutions, including domestic and cross-border payments, professional risk mitigation and financing for international trade as well as the provision of trust, agency, depositary, custody and related services. GTB’s businesses are Cash Management for Corporates and Financial Institutions, Trade Finance and Direct Securities Services.
GTB menyediakan produk perbankan komersial dan layanan bagi nasabah korporasi dan lembaga keuangan, termasuk pembayaran domestik dan lintas-perbatasan, mitigasi risiko profesional dan pembiayaan untuk perdagangan internasional serta pemberian kepercayaan, agensi, penyimpanan, kustodian dan layanan terkait. Bisnis GTB adalah Cash Management untuk Korporasi dan Lembaga Keuangan, Trade Finance dan Direct Securities Services.
-
Cash Management Corporate and Financial Institution – provides services to clients for cash management and transaction processing solutions to Corporations and Financial Institutions.
-
Trade Finance Services – provides its clients with solutions using techniques such as public and private export and trade credit insurance, preexport finance, trade receivable finance, reverse factoring/payables finance, forfaiting and other trade financing solutions.
-
Direct Securities Services - provides trust, agency, depositary, custody and related services on a range of securities and financial structures. Clients include corporations, financial institutions, government bodies and supranational agencies.
-
Corporate Treasury Sales – provides customers with comprehensive advising concept with asset management, investment and loan optimization as well as risk management for forex and rates.
-
Cash Management Corporate and Financial Institution - menyediakan jasa kepada klien untuk solusi manajemen kas dan pengolahan transaksi bagi perusahaan dan institusi Keuangan.
-
Trade Finance Services - menyediakan solusi bagi klien dengan menggunakan teknik seperti ekspor publik dan swasta dan asuransi kredit perdagangan, pembiayaan pra-ekspor, pembiayaan piutang dagang, anjak piutang, forfaiting dan solusi pembiayaan perdagangan lainnya.
-
Direct Securities Services - menyediakan kepercayaan, agen, penyimpanan, kustodian dan jasa terkait di berbagai efek dan struktur keuangan. Klien meliputi perusahaan, lembaga keuangan, lembaga pemerintah dan lembaga supranasional.
-
Corporate Treasury Sales - menyediakan klien dengan konsep saran yang komprehensif untuk manajemen aset, investasi dan optimalisasi pinjaman serta manajemen risiko untuk forex dan suku bunga.
Loan Exposure Management Group (LEMG)
Loan Exposure Management Group (LEMG)
As part of Deutsche Bank overall framework of risk management, the Loan Exposure Management Group (LEMG) focuses on managing the credit risk of loans and lending-related commitments within Deutsche Bank’s Corporate and Investment Bank (CIB) Division. LEMG also handles loan workout activities and risk management advisory services.
Sebagai bagian dari kerangka kerja manajemen risiko Deutsche Bank secara keseluruhan, Loan Exposure Management Group (LEMG) fokus pada pengelolaan risiko kredit pinjaman dan komitmen pinjaman terkait dalam divisi Deutsche Bank Corporate dan Investment Bank (CIB). LEMG juga menangani kegiatan penyelesaian pinjaman dan jasa konsultasi manajemen risiko.
Private Wealth Management
Private Wealth Management
Private Wealth Management (PWM)) offers services that fit the needs of upscale clients (high net-worth), including the needs of families and institutional clients specific institutions around the world. PWM provides integrated financial solutions, including asset planning and consultation to social and philanthropic activities.
Private Wealth Management (PWM) ) menawarkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan klien kelas atas (high net-worth), termasuk kebutuhan keluarga klien serta institusi - institusi tertentu di seluruh dunia. PWM menyediakan solusi keuangan terpadu, termasuk perencanaan aset serta konsultasi untuk kegiatan sosial dan filantrofi.
43
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Economic Development and Financial Performance 2010
Perkembangan Ekonomi dan Kinerja keuangan 2010
The Indonesian economy maintained its growth path throughout 2010, registering a growth rate of 6% year on year, driven by strong domestic demand and exports growth. The IDR strengthened throughout 2010, ending the year at levels of 9000 to the USD. The IDX index rose significantly in 2010, ending up 47% compared to the previous year close, recording historic highs in the process.
Ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2010, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6%, yang disebabkan oleh kuatnya permintaan domestik dan pertumbuhan ekspor. Rupiah menguat sepanjang tahun 2010, yang ditutup pada level IDR 9,000 terhadap dollar. Indeks BEI naik secara signifikan pada tahun 2010, yang ditutup sebesar 47% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tertinggi dalam sejarah.
During Quarter 4, however, inflation was marked at 6.96%, -- above forecast levels, stemming largely from higher commodity and food prices. Despite, rising inflation, Bank Indonesia left its benchmark rate unchanged, at 6.5%. The Bank Indonesia has chosen to combat inflation through other monetary measures, rather than raising its benchmark rate, due to concerns of a potential torrent of foreign capital inflows. These measures include among others, re-introducing limits on commercial overseas borrowing of banks, and increasing reserves on foreign currency liabilities in banks.
Namun, selama kwartal ke 4, inflasi berada pada tingkat 6,96% - di atas tingkat yang diprediksikan, yang sebagian besar disebabkan oleh harga komoditas dan makanan yang tinggi. Meskipun inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia tidak merubah suku bunga acuan yaitu sebesar 6,5%. Bank Indonesia lebih memilih untuk memerangi inflasi melalui kebijakan moneter daripada menaikkan suku bunga acuan, sebagai akibat dari kekhawatiran derasnya potensi arus masuk modal asing. Langkah-langkah ini mencakup antara lain, menerapkan kembali batas pinjaman luar negeri bank komersial jangka pendek dan meningkatkan cadangan atas kewajiban valas di bank.
For 2010, Deutsche Bank Indonesia reported total pre-tax profits of IDR 536 billion, while after tax profits were IDR 340 billion. The performance was reflected in the overall rentability ratios where the ROA and ROE registered at 2.75% and 14.14% respectively while cost to income ratio registered 69%.
Tahun 2010, Deutsche Bank Indonesia melaporkan jumlah laba sebelum pajak sebesar IDR 536 miliar, sedangkan laba setelah pajak sebesar IDR 340 miliar. Kinerja ini berpengaruh terhadap rasio rentabilitas secara keseluruhan dimana ROA dan ROE tercatat masing-masing sebesar 2,75% dan 14,14% sementara rasio biaya terhadap pendapatan (BOPO) tercatat 69%.
As the Bank successfully managed it total costs, revenues were lower as a result of (i) a credit charge of IDR 83 billion that was set aside for one workout loan account, and (ii) the slowing down of the trading business in Global Markets during the 4th quarter in particular. During the year 2010, the bank did not restructure any loans.
Akibat Bank berhasil mengelola total biaya, tingkat pendapatan menjadi lebih rendah sebagai hasil dari (i) biaya kredit sebesar IDR 83 miliar yang disisihkan untuk satu rekening kredit pinjaman, dan (ii) perlambatan aktivitas perdagangan di Pasar Global khususnya selama kwartal ke 4. Selama tahun 2010, bank tidak melakukan restrukturisasi atas kredit yang diberikan.
Amount of third party funds increased, while performances from the lending and transaction banking services remained muted. Interest margins, as can be seen from the NIM performance narrowed, while pipeline deals took longer than expected to materialize. On the other hand however, commissions from the Custody business showed a healthy increase due to the robust performance of the Indonesian equity market, thereby serving as a source to stabilise Branch revenue flows.
Jumlah dana pihak ketiga meningkat sementara kinerja dari pinjaman dan layanan transaksi perbankan tetap stabil. Marjin bunga, seperti terlihat dari kinerja NIM yang mengecil, sementara transaksi yang sudah disepakati masih membutuhkan waktu yang lama untuk diharapkan terwujud. Namun di sisi lain, komisi dari bisnis Kustodian menunjukkan peningkatan yang sehat karena kinerja yang kuat di pasar modal Indonesia, sehingga berfungsi sebagai sumber untuk menstabilkan arus pendapatan.
The bank continued to maintain moderate to low risk positions, while keeping capital levels stable. As of December 2010, the Bank's capital structure remained strong with a CAR ratio of 25.54% on the backdrop of sound and efficient capital management which included the repratriation of the 2009 profits of IDR 532 billion during the year. This level is still healthy and considered
Bank tetap menjaga posisi risiko rendah secara moderat, sekaligus menjaga tingkat modal yang stabil. Pada Desember 2010, struktur modal Bank tetap kuat dengan rasio CAR sebesar 25,54% dengan latar belakang manajemen permodalan yang sehat dan efisien, termasuk di dalamnya pengiriman laba tahun 2009 sebesar IDR 532 miliar
44
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
by Management as adequate for business requirements and well above the regulatory minimum.
pada tahun 2010. Pada tingkat ini, modal masih cukup sehat dan dianggap oleh Manajemen cukup untuk mendukung kebutuhan bisnis dan jauh di atas tingkat minimum yang berlaku.
Cost of Fund
Biaya Dana
In the year ended 2010, the bank registered interest expense amounting to IDR 531 billion coming from deposits of bank and non-bank clients and from obligations under secured borrowing. Effective average interest rate on term deposits in rupiah and foreign currency was 4.38% and 0.36% for non-bank clients. While interest rates for other banking clients amounted to 0.62% while obligations under secured borrowing was 6.66%.
Pada tahun yang berakhir 2010, bank mencatat beban bunga sebesar IDR 531 milyar yang berasal dari simpanan nasabah bukan bank dan bank dan dari kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan. Rata – rata suku bunga efektif deposito berjangka dalam rupiah dan valas sebesar 4.38% dan 0.36% untuk nasabah bukan bank. Sementara suku bunga untuk nasabah bank lain sebesar 0.62% dan kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan sebesar 6.66%.
Human Resources
Sumber Daya manusia
By the end of 2010, Deutsche Bank in Indonesia employed 275 permanent staff, 263 staff at Jakarta Branch and 12 staff at Surabaya branch. Deutsche Bank's commitment continues to perform through its resources by optimizing and improving staff productivity level in all lines of Businesses and Operations.
Sampai dengan akhir tahun 2010, Deutsche Bank di Indonesia memperkerjakan 275 karyawan permanen, 263 karyawan di cabang Jakarta dan 12 karyawan di cabang Surabaya. Merupakan komitment Deutsche Bank untuk terus berprestasi dengan cara mengoptimalkan dan meningkatkan produktifitas sumber daya manusianya di setiap lini bisnis dan operasional.
Throughout 2010, Learning & Development had delivered 1606 soft-skills and technical skills training courses which covered the areas of Leadership, Banking Management, Risk Management, Credit and Treasury, Reporting Technique, Information Technology, Communication and Presentation. These trainings were conducted in Indonesia as well as overseas, so participants had opportunities to expand their knowledge, skills and networks.
Sepanjang tahun 2010, Learning & Development telah menyelenggarakan pelatihan sebanyak 1606 baik pelatihan soft-skills maupun pelatihan teknis yang mencakup pelatihan-pelatihan Kepemimpinan, Manajemen Bank, Manajemen Risiko, Kredit dan Treasuri, Teknik Pelaporan, Teknik Informasi, Komunikasi dan Presentasi. Pelatihan-pelatihan tersebut dilaksanakan baik di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga peserta berkesempatan untuk memperluas pengetahuan, keterampilan dan jaringannya.
We conducted both classroom training and e-learning through website, especially for mandatory topics which are compulsory for all employees of Deutsche Bank across the world.
Kami menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam format di dalam kelas maupun online melalui website, khususnya untuk topik-topik wajib diikuti oleh seluruh karyawan Deutsche Bank di seluruh dunia.
Corporate Social responsibility
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
At Deutsche Bank we view Corporate Social (CSR) responsibility as an investment in society, anchored on the principle of 'Building Social Capital'. The bank's global and regional CSR committment is underpinned by five core pillars: Social Investments; Education; Corporate Volunteering; Art and Music; and Sustainability.
Di Deutsche Bank kami melihat tanggung-jawab Sosial Korporasi (CSR) sebagai investasi dalam masyarakat, yang berlabuh pada prinsip ‘Membangun Modal Sosial’. Komitmen CSR global dan regional bank berpondasi pada lima tiang utama: Investasi Sosial; Pendidikan; Pekerjaan Sukarela Korporasi; Seni dan Musik; serta Keberlangsungan.
45
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
In Asia, our efforts were supported through the Deutsche Bank Asia Foundation, now in its eigth year. Working in partnership with non--government organisations (NGOs) local foundations and in concert with community leaders as well as governments and expert project facilitators, DBAF aims to identify community issues of greatest needs which require funding.
Di Asia, usaha kami diarahkan melalui Deutsche Bank Asia Foundation (DBAF), sekarang dalam tahun yang kedelapan. Bekerja bersama dengan organisasi yayasan lokal non-pemerintah (NGO) dan bersama dengan para pemimpin masyarakat serta para fasilitator pemerintah dan proyek ahli, DBAF bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah masyarakat yang paling membutuhkan pendanaan.
1. The GTO Cares program visit orphanage Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta
1. Program GTO Peduli Kunjungi Panti Asuhan Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta
On Saturday, 20 March 2010, 17 Deutsche Bank staff under the GTO Cares program visited the orphanage Tunas Bangsa in Cipayung, Jakarta, to deliver foodstuffs, educational aids and cash donations totaling IDR 3,400,000 raised through collection from Deutsche Bank staff. This programme was initiated by GTO Cares to work with a state-supervised NGO which takes care of orphans and operates on volunteer basis.
Pada Sabtu, 20 Maret 2010, 17 karyawan Deutsche Bank dalam program GTO peduli mengunjungi panti asuhan Tunas Bangsa di Cipayung, Jakarta, untuk menyampaikan bahan makanan, bantuan pendidikan dan sumbangan uang tunai sebesar IDR 3.400.000 yang merupakan sumbangan dari karyawan Deutsche Bank. Program ini diprakarsai oleh GTO Peduli bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah (NGO) yang menangani anak yatim dan beroperasi secara sukarela.
At the orphanage, there were around 35 children of ages ranging from 2 to 5 years old and Deutsche Bank staff sang and played games with them, in the process evoking strong feelings of empathy watching the children enjoying themselves in song and dance.
Di panti asuhan, ada sekitar 35 anak-anak usia berkisar antara 2 sampai 5 tahun dan karyawan Deutsche Bank bernyanyi dan bermain bersama mereka, dan membangkitkan perasaan empati yang kuat melihat anak-anak menikmati nyanyian dan tarian mereka sendiri.
2. Deutsche Bank Makes a Difference for a Greener Jakarta
2. Deutsche Bank Membuat Perbedaan Untuk Jakarta Lebih Hijau
Earth Week saw Deutsche Bank Jakarta kicking off an inaugural ceremony with the Provincial Government of Jakarta to start an environmental programme that will see up to 10,000 trees planted per month as part of a concerted effort to provide a cleaner environment for future generations.
Memperingati hari Bumi Deutsche Bank Jakarta melakukan sebuah upacara peresmian dengan Pemerintah Provinsi Jakarta untuk memulai program lingkungan yang akan menanam sampai dengan 10.000 pohon ditanam setiap bulan sebagai bagian dari upaya bersama untuk menyediakan lingkungan yang lebih bersih untuk generasi mendatang.
Dozens of Deutsche Bank staff began an early Sunday morning participating as cyclists riding their bicycles for some 10km from Gelora Bung Karno (Senayan Sport Stadium), passing through the Sudirman business area and finishing at Sumantri Brojonegoro Sports Stadium, where they met up with government officials, member of public, cycling communities and Indonesian celebrities.
Sejumlah karyawan Deutsche Bank berpartisipasi pada Minggu pagi dengan mengendarai sepeda mereka sejauh 10 km dari Gelora Bung Karno (Stadion Olahraga Senayan), melewati kawasan bisnis Sudirman dan selesai di Stadion Olahraga Sumantri Brojonegoro, di mana mereka bertemu dengan pejabat pemerintah, anggota masyarakat, komunitas bersepeda dan selebriti Indonesia.
The event themed "Making a Difference for a Greener Jakarta" was concluded with the ceremonial planting of Trembesi (Samanea spp.) and Tanjung (Mimusops
Acara bertema "Membuat Perbedaan untuk Jakarta Lebih Hijau" dibuka dengan upacara penanaman pohon Trembesi (Samanea spp.) dan Tanjung
46
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
elengi) trees by the Jarkarta Governor Mr. Fauzi Bowo, Michael Sugirin (TFCMC Head Indonesia) and South Jarkarta Mayor Mr. Syahrul Effendi. In total, Deutsche Bank donated 300 trees to the programme. The event was widely covered via numerous electronic and printed media such as Warta Kota (Printed Tabloid), Jak TV, Metro TV News.
(Mimusops elengi) oleh Gubernur Jarkarta Mr Fauzi Bowo, Michael Sugirin (Pimpinan TFCMC Indonesia) dan Walikota Jarkarta Selatan Syahrul Effendi. Secara total, Deutsche Bank menyumbang 300 pohon untuk program ini. Acara ini diliput secara luas melalui media elektronik dan cetak seperti Warta Kota, Jak TV, dan Metro TV.
3. Deutsche Bank-Supported Educator Programme Celebrates Its Achievements
Training
3. Deutsche Bank – Perayaan atas Tercapainya Program Pelatihan Pendidik
On 16th June, an Education Exhibition was held to celebrate the successful 15-month training of over 300 teachers and principals from more than 45 secondary and high schools. The exhibition is the culmination from the first professional teacher development commissioned by Deutsche Bank and implemented by the Sampoerna Foundation Teacher Institute (SFTI) in the district of West Lombok in Nusa Tenggara Barat.
Pada 16 Juni, Pameran Pendidikan diadakan untuk merayakan kesuksesan 15 bulan pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 300 guru dan kepala sekolah dari 45 sekolah menengah dan tinggi. Pameran ini merupakan puncak dari pengembangan guru profesional pertama yang diberikan oleh Deutsche Bank dan dilaksanakan oleh Sampoerna Foundation Teacher Institute (SFTI) di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
The programme consisted of three parts - the Adopt a Teacher Programme, Teacher Effectiveness Training and Development, and Principal Effectiveness Training and Development – which aim to enable teachers to manage classes efficiently, think beyond theoretical concepts to include daily applications, deliver more creative curriculum and for principals to manage school systems more effectively.
Program ini terdiri dari tiga bagian - Adopsi Program Guru, Efektivitas Pelatihan dan Pengembangan Guru, dan Efektivitas Pelatihan dan Pengembangan Kepala Sekolah - yang bertujuan untuk memungkinkan guru dalam mengelola kelas secara efisien, berpikir di luar konsep-konsep teoritis untuk memasukkan aplikasi sehari-hari, memberikan kurikulum yang lebih kreatif dan untuk kepala sekolah, dapat mengelola sistem sekolah lebih efektif.
Examples of exhibited projects included novel solutions to common problems such as composting horticultural waste rather than burning, low-cost water filtration to improve water availability and flood control ideas to protect arable land.
Contoh proyek yang dipamerkan termasuk solusi baru untuk masalah umum seperti pengomposan sampah hortikultura daripada dibakar, penyaringan air berbiaya rendah untuk meningkatkan ketersediaan air dan ide-ide pengendalian banjir untuk melindungi lahan pertanian.
4. Deutsche Bank staff visits school in Jakarta for children with special needs
4. Deutsche Bank berkunjung ke sekolah untuk anak dengan perhatian khusus di Jakarta
On 4th Dec 2010, Deutsche Bank volunteers visited Rawinala, a MDVI (Multiple Disability and Visual Impairment) school in Jakarta, Indonesia. The school is widely recognized as the only education centre of its type in Indonesia accepting students with multiple disabilities such as mental retardation, development disorder, hearing impairment, and other physical disabilities. The school caters to children aged from two to 20 and currently provides education to 52 students.
Pada 4 Desember 2010, Deutsche Bank relawan mengunjungi Rawinala, sebuah MDVI (Multiple Kecacatan dan Visual Penurunan) sekolah di Jakarta, Indonesia. Sekolah ini diakui sebagai pusat pendidikan di Indonesia hanya untuk menerima siswa penyandang cacat ganda seperti keterbelakangan mental, gangguan perkembangan, gangguan pendengaran, dan cacat fisik lainnya. Sekolah ini melayani anak-anak berusia dari dua hingga 20 tahun dan saat ini menyediakan pendidikan untuk 52 siswa.
30 Deutsche Bank staff and family members came together to distribute gifts in the form of clothes and toys
30 karyawan Deutsche Bank dan anggota keluarga datang bersama-sama untuk mendistribusikan
47
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
to the MDVI children and actively engaged the children in song and dance. In addition to the gifts, staff members raised EUR 1,200 in donations to the school, which will go towards funding activities for the children.
hadiah dalam bentuk pakaian dan mainan untuk anak-anak dan secara aktif melibatkan anak-anak MDVI dalam lagu dan tarian. Selain hadiah, karyawan juga memberikan sumbangan sebesar EUR 1.200 ke sekolah ini yang akan digunakan untuk pendanaan kegiatan anak-anak.
5. Others CSR Activities 2010
5. Aktivitas CSR 2010 Lainnya
In Q4, a sum of USD10,000 was disbursed towards rehabilitation of the Merapi Volcano and Mentawai tsunami victims. An additional sum of USD40k has been identified for the same purpose.
Di kwartal 4, sejumlah USD10, 000 telah disalurkan untuk rehabilitasi korban Gunung Merapi dan tsunami Mentawai. Tambahan sejumlah USD40,000 telah diidentifikasi untuk tujuan yang sama.
Deutsche Bank also disbursed USD 90,000 to German-Indonesian Chamber of Commerce (EKONID) to re-construct a school in Padang destroyed by the earthquake in 2009. The reconstruction work was completeted in February 2011. On the occasion of the handing over of the completed school building, 20 DB staff travelled to Padang and organised celebrations appropriate for the occasion.
Deutsche Bank juga mencairkan USD 90.000 kepada lembaga kerjasama ekonomi IndonesiaJerman (EKONID) untuk membangun kembali sebuah sekolah di Padang yang hancur akibat gempa bumi pada tahun 2009. Pekerjaan rekonstruksi telah diselesaikan pada bulan Februari 2011. Pada kesempatan serah terima gedung sekolah , 20 karyawan Deutsche Bank pergi ke Padang dan menyelenggarakan perayaan atas selesainya pekerjaan ini.
Additionally, DB Indonesia has been supporting Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM), for a few years. KDM works in partnership with the Indonesian Government, on the ‘Promotion of Improved Learning Opportunities for Street Children. This support continues to be extended to KDM, now directly from our Deutsche Bank Asia Foundation in Singapore.
Selain itu, DB Indonesia telah mendukung Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM), selama beberapa tahun. KDM bekerja sama dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia, pada “Promosi Peningkatan Kesempatan Belajar untuk Anak Jalanan”. Dukungan ini terus diperluas ke KDM, sekarang langsung dari Deutsche Bank Asia Foundation di Singapura.
48
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
49
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
50
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Profile of Padang school rebuilding project
51
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Information technology
Teknologi informasi
In the fast-changing world of Information Technology, there is increasing pressure on organizations to improve service levels and continuously offer quality products to clients, whilst simultaneously keeping costs low. Organisations strive continuously to achieve these goals through better management of their IT environment. Deutsche Bank recognises that while this dynamic environment creates challenges, it also provides opportunities to enhance market share to those organisations that can deliver greater client satisfaction. Therefore, Deutsche Bank strives to position itself appropriately, and deliver to its clients a full-service model that is robust, reliable, efficient, scalable, and at priced competitively.
Dalam dunia Teknologi Informasi yang bergerak cepat, terdapat tekanan yang meningkat terhadap organisasi untuk meningkatkan tingkat layanan dan terus menerus menawarkan produk yang berkualitas kepada para klien mereka, sementara pada saat yang sama menekan agar biaya tetap rendah. Organisasi-organisasi terus menerus mencoba untuk mencapai tujuan ini melalui pengelolaan lingkungan TI mereka dengan lebih baik. Deutsche Bank menyadari sementara lingkungan yang dinamis ini menciptakan tantangan, juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi organisasi yang dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada kliennya. Oleh karena itu, Deutsche Bank berusaha untuk memposisikan dirinya sebagaimana mestinya dan memberikan kepada para klienya model layanan lengkap yang kuat, dapat diandalkan, efisien, terukur dan pada harga yang bersaing.
The following are the some key aspects that are kept in mind when creating a sound IT environment:
Aspek di bawah ini merupakan beberapa aspek utama yang harus diingat ketika menciptakan lingkungan TI yang baik.
1.
Risk Management: Management of risk is paramount in all banking functions, and the IT environment is not an exception. Risks need to be recognised, mitigated and managed by putting in place specific policies that determine standards for technology selection, implementation and management. Control procedures are required to ensure that the rules and policies are adhered to. And regular audits follow to check compliance to the policies and procedures.
1.
Pengelolaan Risiko: Pengelolaan risiko sangat penting dalam semua fungsi perbankan, dan lingkungan IT bukan merupakan pengecualian. Risiko-risiko perlu dikenali, dimitigasi dan dikelola dengan menetapkan kebijakankebijakan tertentu yang menentukan standar bagi pemilihan, pelaksanaan dan pengelolaan teknologi. Diperlukan prosedur pengendalian untuk memastikan agar aturan dan kebijakan ditaati. Dan diikuti dengan audit berkala untuk mengecek kepatuhan pada kebijakan dan prosedur.
2.
Information Security: This is a key concern, not only of the banks themselves, but also of regulators. It is Deutsche Bank's policy to deal with confidential information in a manner that protects its clients, the Bank and its staff. Data integrity and confidentiality is secured through a variety of controls, including physical checks, robust password controls, restrictions on access to intranet, and more.
2.
Keamanan Informasi: Ini merupakan masalah utama, bukan hanya bagi bank sendiri, tetapi juga untuk regulator. Kebijakan Deutsche Bank adalah menangani informasi rahasia dengan cara yang melindungi para klien, Bank dan staf bank sendiri. Keaslian dan kerahasiaan data diamankan melalui berbagai pengendalian, termasuk pengecekan fisik, pengendalian password yang kuat, pembatasan akses pada intranet, dan lain-lain.
3.
State of Art Technology: Operating in a global environment makes it necessary to provide the state of art technology to clients.
3.
Teknologi State of Art: Beroperasi dalam lingkungan global mengharuskan bank untuk menyediakan teknologi state of art bagi para klienya.
Deutsche Bank is committed to providing the highest level services to its clients.
52
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan tingkat layanan tertinggi kepada para kliennya.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Future significant events
Kegiatan penting dimasa depan
Deutsche Bank Indonesia expects to increase its product offerings to the market with the approval of Bank Indonesia. The bank intends to diversify its funding structure by issuing medium term notes to acquire and fund its long term assets. Additionally, the bank continues to review its banking products, and will consider issuance of structured products once Bank Indonesia approval is obtained. This would help enhance market share and grow the local business.
Deutsche Bank Indonesia berharap untuk meningkatkan penawaran produk ke pasar dengan persetujuan Bank Indonesia. Bank bermaksud untuk mendiversifikasi struktur pendanaan dengan menerbitkan surat hutang jangka menengah (medium term notes) untuk memperoleh dan menyalurkannya dalam aset jangka panjang. Selain itu, bank terus mengkaji ulang produk perbankan, dan akan mempertimbangkan penerbitan produk terstruktur setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Hal ini akan membantu meningkatkan pangsa pasar dan menumbuhkan bisnis lokal.
On the operational front, the Bank explores opportunities for automating processes. One such initiative is the launch of a new IT system to go live in 2011, to address the tighter reporting requirements under the "LBU 2008".
Selanjutnya dari sisi operasional, Bank mencari kesempatan untuk melakukan proses otomatisasi. Salah satu inisiatif tersebut adalah meluncurkan sistem TI yang baru untuk live di tahun 2011, agar dapat memenuhi persyaratan pelaporan yang ketat dalam “LBU 2008”.
Branch / Networking
Jaringan / Kantor Cabang
In Indonesia, the Bank maintains two branch offices located one each in Jakarta and Surabaya. Given its current business model, these two are appropriate to conduct its business in 2011.
Di Indonesia, Bank memiliki dua kantor cabang yang masing-masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Dengan model bisnis saat ini, kedua kantor cabang ini telah dapat memenuhi kebutuhan bisnis di tahun 2011.
In addition, Deutsche Bank Indonesia works with its extensive global network of branches across the globe to mobilize funds and provide services to its customers.
Selain itu, Deutsche Bank Indonesia bekerjasama dengan jaringan luas global kantor cabang di seluruh dunia untuk memobilisasi dana dan memberikan jasa kepada pelanggannya.
53
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Audited financial statements and Ratios
54
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank Ag - Cabang Indonesia
Deutsche Bank Ag - Indonesian Branches
Laporan Keuangan Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009
Combined Financial Statements Years Ended 31 December 2010 And 2009
Isi
Hal/ Page
Laporan Auditor Independen ---------------------------------------
1-2
Neraca Gabungan 31 Desember 2010 Dan 2009 ---------------
Laporan Laba Rugi Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 ----------------
Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 ----------------
Laporan Arus Kas Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 ----------------
Catatan Atas Laporan Keuangan Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 ----------------
Contents Independent Auditor’s
3-4
5
6
7-8
9 - 74
----------------------------------------------------- Report
Combined Balance Sheets --------------- 31 December 2010 And 2009
Combined Statements Of Income Years Ended ---------------- 31 December 2010 And 2009
Combined Statements Of Changes In Head Office Accounts Years Ended ---------------- 31 December 2010 And 2009
Combined Statements Of Cash Flows Years Ended ---------------- 31 December 2010 And 2009
Notes To The Combined Financial Statements Years Ended ---------------- 31 December 2010 And 2009
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank Ag - Indonesian Branches
Deutsche Bank Ag - Cabang Indonesia
Combined Balance Sheets 31 December 2010 And 2009 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Neraca Gabungan 31 Desember 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Catatan/ 2010
2009
Notes
ASET
ASSETS
Kas
2a,2e
35.788
27.330)
Cash on hand
Giro pada Bank Indonesia
2a,2e,2f,5
4.968.657
437.137)
Demand deposits at Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
2a,2d,2e,2f,2o,6, 27,30
511.972
637.132)
Demand deposits at other banks
Tagihan pada kantor cabang lain
2d,27
50.174
64.278)
Due from other branches
Penempatan pada bank-bank lain
2a,2d,2e,2g,2o,7,27,30
4.587.618
3.206.382)
Placements with other banks
Efek-efek yang diperdagangkan
2a,2d,2e,2h,8,27,30,31
3.285.275
1.009.567)
Trading securities
Tagihan derivatif
2d,2e,2i,9,24,27,30
144.360
144.487)
Derivative receivables
Kredit yang diberikan
2e,2g,2o,10,30,31
4.748.318
5.263.067)
Loans receivable
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
2e,2j,2o,11,30
2.750.000
2.158.200)
Receivables under secured borrowing
Tagihan akseptasi
2e,2k,2o,30
48.400
51.137)
Acceptance receivables
Piutang bunga
2d,2e,2o,2s,27
56.555
93.079)
Interest receivables
84.937
78.963)
Prepayments
23.947
22.218)
Fixed assets, net
-
34.618)
Deferred tax assets, net
218.838
217.579)
Other assets
21.514.839
13.445.174)
Beban dibayar dimuka Aset tetap, bersih
2l
Aset pajak tangguhan, bersih
2m,22,30 2d,2e,2n,2o,2p,27,30,3 1
Aset lain-lain
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
3
TOTAL ASSETS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Neraca Gabungan (Lanjutan)
Combined Balance Sheets (Continued) 31 December 2010 And 2009 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
31 Desember 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Catatan/ Notes
2010
2009
Kewajiban Dan Rekening Kantor Pusat
Liabilities And Head Office Accounts
Kewajiban
Liabilities
Simpanan dari nasabah bukan bank
2d,2e,2q,12,27
9.400.835
8.509.718
Deposits from non-bank customers
Simpanan dari bank-bank lain
2d,2e,2q,12,27
4.766.317
751.876
Deposits from other banks
Kewajiban derivatif
2d,2e,2i,9,27
68.020
55.191
Derivative payables
Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi
2e,2j,11 2d,2e,2k,27
1.502.668 48.607
500.000 51.644
Obligation under securedborrowing Acceptance payables
-
180.000
Money market securities issued
1.683.851 158.960
141.810
Obligation to return securities received under secured borrowing Taxes payable
Efek-efek pasar uang yang diterbitkan Kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pajak Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain
Kewajiban pajak tangguhan, bersih Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif
2e,13
2e,2j,11 22
2d,2e,2r,26,27 2d,14,24,27
484.452
417.498 Other liabilities and accrued expenses
1.458.180
833.524 ue to Head Office and other branches
2m,22
2o,15
Jumlah Kewajiban
Deferred tax liabilities, net 17.022
-
30.540
25.151
19.619.452
11.466.412
Rekening Kantor Pusat Penyertaan Kantor Pusat Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
Jumlah Rekening Kantor Pusat
stimated losses from off-balance sheet transactions
Total Liabilities
Head Office Accounts 16
16,30
1.387.393
1.387.393
Head Office investment
507.994
591.369
Unremitted profit
1.895.387
1.978.762
Total Head Office Accounts
4
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Jumlah Kewajiban Dan Rekening Kantor Pusat
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
5
Total Liabilities And 21.514.839
13.445.174
Head Office Accounts
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Laba Rugi Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Income Years Ended 31 December 2010 And 2009 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
2010
2009
Pendapatan Dan Beban Operasional
Operational Revenue And Expenses
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga Beban bunga
Net Interest Income 2d,2s,18,27
850.340)
943.127)
Interest income
2d,2s,18,27,31
(531.159)
(467.573)
Interest expenses
319.181)
475.554)
Pendapatan Operasional Lainnya Provisi dan komisi
Other Operational Revenue 2d,2t,19,27,31
230.860)
Fees and commissions
267.070) Laba atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan Laba atas transaksi valuta asing Pendapatan lain-lain
2h,31
353.935)
418.797)
Gain on sale of trading securities
31
219.888)
379.318)
Gain from foreign exchange transactions
2d,27,31
38.661)
260.753)
Other revenue
879.554)
1.289.728)
Beban Operasional Provisi dan komisi
Operational Expenses 2d,2t,19,27,31
Fees and commissions
(47.099) (14.512)
Rugi atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan
2h,2i,2u,20,31
(6.058)
(102.777)
Loss from changes in fair value of financial instruments
Rugi yang telah direalisasi dari instrumen derivatif
31
(21.468)
(32.729)
Realized loss from derivative instruments
2o,2p,31
(78.136)
1.944)
(Addition) reversal of allowance for impairment losses
2r,26
(204.583)
(195.309)
2d,21,27,31
(259.042)
(349.486)
Personnel expenses General and administrative expenses
31
(46.148)
(123.548)
Other expenses
(662.534)
(816.417)
(Penambahan) pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai Beban karyawan Beban umum dan administrasi Beban lain-lain
6
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Laba Sebelum Pajak Beban Pajak
2m,22
Laba Bersih
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
7
536.201) (195.988)
948.865) (357.496)
Income Before Tax Income Tax Expense
340.213)
591.369)
Net Income
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Changes In Head Office Accounts Years Ended 31 December 2010 And 2009 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
Saldo 31 Desember 2008
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office investment
Jumlah rekening Kantor Pusat/ Total Head Office accounts
1.638.008)
881.585)
2.519.593)
Balance as of 31 December 2008
-)
(1.132.200)
(1.132.200)
Profit remitted to Head Office during the year
(250.615)
250.615)
-)
Reclassification from Head Office investment to unremitted profit
-)
591.369)
591.369)
Net income for the year
Saldo 31 Desember 2009
1.387.393)
591.369)
1.978.762)
Balance as of 31 December 2009
Saldo 1 Januari 2010
1.387.393)
591.369)
1.978.762)
Balance as of 1 January 2010
-)
108.412)
108.412)
Effect of first adoption of PSAK No. 55 (2006 Revision)
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
Reklasifikasi dari penyertaan Kantor Pusat ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
16
16
Laba bersih tahun berjalan
Dampak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
30
Saldo 1 Januari 2010, setelah penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
1.387.393)
699.781)
2.087.174)
Balance as of 1 January 2010, after first adoption of PSAK No. 55 (2006 Revision)
-)
(532.000)
(532.000)
Profit remitted to Head Office during the year
-)
340.213)
340.213)
Net income for the year
1.387.393)
507.994)
1.895.387)
Balance as of 31 December 2010
16
Laba bersih tahun berjalan
Saldo 31 Desember 2010
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
8
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Arus Kas Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Cash Flows Years Ended 31 December 2010 And 2009 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
2010
2009*
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi: Laba sebelum pajak
Cash Flows From Operating Activities: 536.201)
948.865)
Income before tax Adjustments to reconcile income before tax to net cash provided by operating activities: Depreciation of fixed assets
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak ke kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi: Penyusutan aset tetap
3.693)
9.058)
Penambahan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Rugi pelepasan aset tetap
78.136) 114)
(1.944) -)
Rugi (laba) kurs yang belum direalisasi, bersih
56.678)
(206.386)
Unrealized foreign exchange loss (gain), net
(850.340)
(943.127)
Interest income
531.159)
447.295)
Interest expenses
Pendapatan bunga Beban bunga
Perubahan dalam aset dan kewajiban operasi: Tagihan pada kantor cabang lain
Changes in operating assets and liabilities: 12.943)
62.139)
Due from other branches
(310.506)
638.500)
Trading securities
1.586)
440.527)
Derivative receivables
481.955)
1.289.955)
Loans receivable
)((570.000)
-)
Receivables under secured borrowing
1.093)
338.692)
Acceptance receivables
(5.974)
153)
Prepayments
73)
509.590)
Other assets
Simpanan dari nasabah bukan bank
1.050.432)
(1.536.458)
Deposits from non-bank customers
Simpanan dari bank-bank lain
4.014.608)
(218.251)
Deposits from other banks
12.829)
(361.522)
Derivative payables
1.002.668)
500.000)
Obligation under secured borrowing
(1.093)
(140.349)
Acceptance payables
-))
Obligation to return securities received under secured borrowing
Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Beban dibayar dimuka Aset lain-lain
Kewajiban derivatif Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi Kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
9
Addition (reversal) of allowance for impairment losses Loss on disposal of fixed assets
1.683.851)
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Utang pajak
27.620)
(2.417)
Taxes payable
Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar
57.208)
(51.133)
Other liabilities and accrued expenses
655.466)
(745.315)
Due to Head Office and other branches
Penerimaan bunga
886.864)
1.025.675)
Receipts of interest
Pembayaran bunga
(521.413)
(458.436)
Payments of interest
3.490)
2.155)
Receipts of income tax refund
(207.016)
(616.817)
Payments of corporate income tax
8.632.325)
930.449)
Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain
Penerimaan pengembalian pajak Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
Net cash provided by operating activities
*0Setelah disajikan kembali (Catatan 2a dan 32)
* 0As restated (Notes 2a and 32)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
10
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Arus Kas Gabungan (Lanjutan) Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Cash Flows (Continued) Years Ended 31 December 2010 And 2009 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
2010
2009*
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi: Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap
Cash Flows From Investing Activities: (10.070)
(1.791)
Acquisition of fixed assets
4.534)
-
Proceeds from sale of fixed assets
(5.536)
(1.791)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES:
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Penurunan efek-efek pasar uang yang diterbitkan Laba yang dikirim ke Kantor Pusat Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas, awal tahun
Rugi kurs atas kas dan setara kas
Kas dan setara kas, akhir tahun
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain - jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia - jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan
11
Decrease in money market securities issued Profit remitted to Head Office
(180.000) (532.000)
(288.000) (1.132.200)
(712.000)
(1.420.200)
7.914.789)
(491.542)
4.414.115)
4.956.496)
(186.908)
(50.839)
Foreign exchange loss on cash and cash equivalents
12.141.996
4.414.115)
Cash and cash equivalents, end of year
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas
Net cash used in investing activities
Net cash used in financing activities Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of year
Cash and cash equivalents consist of: 35.788)
27.330)
Cash on hand
4.968.657)
437.137)
Demand deposits at Bank Indonesia
511.972)
643.568)
Demand deposits at other banks
4.587.618)
3.233.319)
Placements with other banks - mature within 3 months from the date of acquisition
2.037.961) 12.141.996)
72.761) 4.414.115)
Certificates of Bank Indonesia - mature within 3 months from the date of acquisition
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Aktivitas Pendanaan Yang Tidak Mempengaruhi Kas Dan Setara Kas:
Reklasifikasi dari penyertaan Kantor Pusat ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
Non-Cash Financing Activities:
-)
250.615)
Reclassification from Head Office investment to unremitted profit
*0Setelah disajikan kembali (Catatan 2a dan 32)
* 0As restated (Notes 2a and 32)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
12
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
1.
UMUM Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia (“Bank”) adalah bagian dari Deutsche Bank AG yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Bank didirikan dengan persetujuan Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No.D.15.6.2.30 tanggal 18Maret1969. Kantor Bank beralamat di Gedung Deutsche Bank, Jl.Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasi Bank meliputi kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG - Cabang Surabaya adalah sebagai kantor cabang pembantu dari Deutsche Bank AG Cabang Jakarta.
a.
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, which has its head office in Frankfurt, Germany. The Bank was established with the approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6.2.30 dated 18 March 1969. The Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. The operations of the Bank are comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche Bank AG Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG - Jakarta Branch.
b.
Pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009, susunan manajemen Bank adalah sebagai berikut:
b.
As of 31 December 2010 and 2009, the composition of the Bank’s management was as follows:
Suresh Lilaram Narang Ashok Kumar
Chief Country Officer Chief Operating Officer
c.
Pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009, Bank mempekerjakan masing-masing 271 dan 288 karyawan.
c.
As of 31 December 2010 and 2009, the Bank had 271 and 288 employees, respectively.
d.
Sebagai bagian dari Deutsche Bank AG, Bank merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank. Grup Deutsche Bank memiliki anak perusahaan dan afiliasi di seluruh dunia.
d.
As an unincorporated component of Deutsche Bank AG, the Bank is ultimately part of the Deutsche Bank Group. The Deutsche Bank Group has subsidiaries and affiliates throughout the world.
e.
Laporan keuangan gabungan telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen Bank pada tanggal 28 April 2011.
e.
The combined financial statements were completed and authorized for issue by the Bank’s management on 28 April 2011.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
f.
Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakankebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan gabungan untuk tahun berakhir 31Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan
13
GENERAL
a.
Chief Country Officer Chief Operating Officer
2.
1.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform to accounting principles generally accepted in Indonesia. The significant accounting policies, applied in the preparation of the combined financial statements for the years ended 31 December 2010 and 2009, were as follows:
a.
Basis for preparation of combined financial statements
Laporan keuangan gabungan Bank untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008.
The Bank’s combined financial statements for the year ended 31 December 2010 are prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and the accounting and reporting guidelines for Indonesian banking industry (“PAPI”) 2008.
Laporan keuangan gabungan Bank untuk tahun berakhir 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan”, yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan
The Bank’s combined financial statements for the year ended 31 December 2009 were prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia, particularly the Statement of Financial Accounting Standard (“PSAK”) No. 31 (2000
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Revision), “Accounting for Banking Industry”, issued by the Indonesian Institute of Accountants and PAPI 2001.
PAPI 2001.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) a.
Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan
2. Summary Of Significant Accounting (Continued) a.
Policies
Basis for preparation of combined financial statements (Continued)
(Lanjutan)
b.
Laporan keuangan gabungan Bank, yang disajikan dalam jutaan Rupiah, disusun atas dasar akrual menggunakan konsep nilai historis, kecuali ditentukan secara khusus.
The Bank’s combined financial statements, presented in millions of rupiah, are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, unless otherwise specified.
Laporan keuangan gabungan mencakup laporan keuangan kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Saldo antar cabang Jakarta dan Surabaya telah dieliminasi.
The combined financial statements comprise the accounts of Deutsche Bank AG - Jakarta and Surabaya branches. Related interbranch balances between Jakarta and Surabaya branches have been eliminated.
Laporan arus kas gabungan disusun dengan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada bankbank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaanya. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain. Oleh karenanya, untuk tujuan komparatif, laporan arus kas gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2009 telah disajikan kembali (Catatan 32).
The combined statements of cash flows are prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash on hand, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, placements with other banks and Certificates of Bank Indonesia that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. Prior to 1 January 2010, cash and cash equivalents only consisted of cash on hand, demand deposits at Bank Indonesia and demand deposits at other banks. Accordingly, for comparative purposes, the combined statement of cash flows for the year ended 31 December 2009 has been restated (Note 32).
Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi
b.
Use of judgments, assumptions
estimates
and
Penyusunan laporan keuangan gabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of combined financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
14
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan gabungan dijelaskan di Catatan4.
c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam valuta asing
Information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the combined financial statements are described in Note 4.
c.
Foreign currency transactions and balances translation
Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir tahun aset moneter dan kewajiban moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pada tanggal neraca gabungan pukul 16.00 WIB.
Transactions in foreign currencies are translated into rupiah at the rates prevailing at the transaction date. Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into rupiah using Reuters’ middle rates on the combined balance sheet date at 16.00 Western Indonesian Time.
Laba dan rugi selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam valuta asing diakui pada laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.
The exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currencies monetary assets and liabilities are recognized in the combined statement of income for the year.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, laba atau rugi kurs valuta asing atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
Starting 1 January 2010, the foreign curency gain or loss on monetary items is the difference between amortized cost in rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into rupiah at the exchange rate at the end of the year.
Kurs valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut (dalam rupiah penuh):
The principal rates of exchange used as of 31 December 2010 and 2009 were as follows (in whole rupiah): 2009 Rp
2010 Rp Valuta asing 1 Dolar Amerika Serikat 1 Yen Jepang 1 Poundsterling Inggris 1 Euro
9.010,00 110,75 13.941,18 12.017,99
d. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
9.395,00 102,19 15.164,94 13.542,43
d.
Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan definisi dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
e. Aset keuangan dan kewajiban keuangan
15
Foreign currencies United States Dollar 1 Japanese Yen 1 Great Britain Poundsterling 1 Euro 1
Transactions with related parties
In these combined financial statements, the term related parties is used in accordance with the definition of PSAK No. 7, “Related Party Disclosures”.
e.
Financial assets and liabilities
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi, piutang bunga dan aset lainlain.
e.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan)
The Bank’s financial assets mainly consist of cash on hand, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, placements with other banks, trading securities, derivative receivables, loans receivable, receivables under secured borrowing, acceptance receivables, interest receivables, and other assets. e.
Financial assets and liabilities (Continued)
Kewajiban keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan dari nasabah bukan bank, simpanan dari bank-bank lain, kewajiban derivatif, kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan, kewajiban akseptasi, efek-efek pasar uang yang diterbitkan, kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan dan kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar.
The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits from non-bank customers, deposits from other banks, derivative payables, obligation under secured borrowing, acceptance payables, money market securities issued, obligation to return securities received under secured borrowing and other liabilities and accrued expenses.
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” efektif sejak tanggal 1Januari 2010, yang masing-masing menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.
The Bank adopted PSAK No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and PSAK No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” with effect from 1 January 2010, which replaced PSAK No. 50, “Accounting for Investments in Certain Securities” and PSAK No. 55 (1999 Revision), “Accounting for Derivatives and Hedging Activites”, respectively.
Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 30.
The effect of first adoption of PSAK No. 50 (2006 Revision) and PSAK No. 55 (2006 Revision) is discussed in Note 30.
e.1. Klasifikasi
e.1. Classification
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank mengelompokkan aset keuangannya dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:
Starting 1 January 2010, the Bank classifies its financial assets in the following categories at initial recognition:
i.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang. Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal: i.
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu kewajiban keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
ii.
Kewajiban keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan kewajiban keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables. Financial liabilities are classified into the following categories at initial recognition: i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. those designated as such upon initial recognition and those classified as held for trading;
ii. Other financial liabilities measured at amortized cost. Held for trading are those financial assets and liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking.
Available-for-sale category consists of nonderivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified into one of the other categories of financial assets.
16
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) e. Aset keuangan dan kewajiban keuangan
2.
Summary Of (Continued) e.
Significant
Accounting
Policies
Financial assets and liabilities (Continued)
(Lanjutan) e.1. Klasifikasi (Lanjutan) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Bank tidak memiliki aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.
The Bank did not have any financial assets which are classified as held-to-maturity.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, efek-efek dikelompokkan ke dalam salah satu dari kategori berikut ini: dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan dan tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
Prior to 1 January 2010, securities were classified into one of the following categories: held-to-maturity, trading, and available-for-sale in accordance with PSAK No. 50, “Accounting for Investments in Certain Securities”.
e.2. Pengakuan
17
e.1. Classification (Continued)
e.2. Recognition
Bank pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset dan kewajiban keuangan lainnya, kecuali efek-efek yang diperdagangkan, pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut. Efek-efek yang diperdagangkan pada awalnya diakui pada tanggal penyelesaian transaksi.
The Bank initially recognizes loans receivable and deposits on the date of origination. Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell the asset. Other financial assets and liabilities, except trading securities, are initially recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument. Trading securities are initially recognized on the settlement date.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to its acquisition or issue. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan)
e.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan (Lanjutan) e.2. Pengakuan (Lanjutan) Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu kewajiban keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk kewajiban keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan kewajiban.
2.
Summary Of (Continued) e.
Significant
Accounting
Policies
Financial assets and liabilities (Continued) e.2. Recognition (Continued) Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and they are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially.
Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan diakui sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan kewajiban keuangan.
Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recognized as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expenses for transaction costs related to financial liabilities.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, seluruh biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi gabungan pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, all transaction costs were charged to the combined statement of income as incurred.
e.3. Penghentian pengakuan
e.3. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
18
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan)
e. Aset keuangan dan kewajiban keuangan
2.
Summary Of (Continued) e.
Significant
Accounting
Policies
Financial assets and liabilities (Continued)
(Lanjutan)
e.3. Penghentian pengakuan (Lanjutan)
Bank menghapusbukukan aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit aset keuangan tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur aset keuangan tersebut.
The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This decision is taken after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/financial asset issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to cover the entire exposure.
Bank menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.
e.4. Saling hapus
e.4. Offsetting
Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca gabungan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the combined balance sheet when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
e.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif
19
e.3. Derecognition (Continued)
e.5. Amortized cost measurement
The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
e.6. Pengukuran nilai wajar
maturity amount, minus any reduction for impairment.
e.6. Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which is asset could be exchanged, or a liability is settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (riskreturn) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
20
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
e.6. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
e.6. Fair value measurement (Continued)
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi gabungan setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in the combined statement of income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; kewajiban keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan kewajiban dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
.
21
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan)
f.
Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
2.
Summary Of (Continued) f.
Significant
Accounting
Policies
Demand deposits at Bank Indonesia and other banks
Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif di neraca gabungan.
Starting 1 January 2010, subsequent to initial recognition, demand deposits at Bank Indonesia and other banks are carried at amortized cost using effective interest method on the combined balance sheet.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro, sedangkan giro pada bank-bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, demand deposits at Bank Indonesia were stated at their outstanding balances, while demand deposits at other banks were stated at their outstanding balances less allowance for impairment losses.
g. Penempatan pada bank-bank lain dan kredit yang diberikan
g.
Placements receivable
with
other
banks
and
loans
Sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada bank-bank lain dan kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, placements with other banks and loans receivable are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest method.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the risk borne by the Bank.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada bank-bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan disajikan sebesar jumlah pokok kredit dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan bunga ditangguhkan.
Prior to 1 January 2010, placements with other banks were stated at their outstanding balances less allowance for impairment losses. Loans receivable were stated at the principal amount outstanding, net of allowance for impairment losses and unearned interest income.
Untuk kredit yang direstrukturisasi, jumlah bruto kredit yang direstrukturisasi mencakup pokok kredit dan bunga yang dikapitalisasi ke pokok kredit. Bunga yang dikapitalisasi ke pokok kredit tersebut diakui sebagai pendapatan bunga ditangguhkan.
For restructured loans, the gross amount of loans consisted of loan principal and interest which were capitalized into loan principal amount. The capitalized interest was recognized as unearned interest income.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) diakui sebesar pokok kredit sesuai dengan risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans were stated at the principal amount in accordance with the risk borne by the Bank.
Dalam restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan dengan penerimaan aset (termasuk perolehan saham dari debitur), Bank mencatat aset tersebut (termasuk perolehan saham) sebesar nilai wajarnya pada saat restrukturisasi. Kelebihan nilai tercatat kredit yang diberikan dengan nilai wajar aset yang diterima setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual aset tersebut, diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.
In troubled debt restructuring which involved a receipt of assets (including an equity interest of the debtor), the Bank recorded those assets (including an equity interest) at their fair value at the time of restructuring. The excess of the carrying amount of the receivables over the fair value of the assets received less estimated costs to sell, was recognized as a loss in the combined statement of income for the year.
22
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan)
g. Penempatan pada bank-bank lain dan kredit yang diberikan (Lanjutan)
2.
Summary Of (Continued) g.
h.
i.1. Instrumen derivatif
Instrumen derivatif, yang dicatat pada nilai wajar setelah pengakuan awal, meliputi tagihan derivatif dan kewajiban derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko. Instrumen derivatif untuk tujuan manajemen risiko adalah untuk lindung nilai eksposur Bank terhadap risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko harga, dan eksposur lainnya terkait dengan posisi non-trading. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai dibebankan (dikreditkan) ke laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.
23
banks
Policies
and
loans
Trading securities Trading securities are initially recognized and subsequently measured at fair value in the combined balance sheet with transaction costs taken directly to the combined statement of income. All changes in fair value are recognized as part of gain or loss on valuation of financial instruments in the combined statement of income. Gains or losses which are realized when the trading securities are sold, are recognized in the combined statement of income for the year.
Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di neraca gabungan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi gabungan. Semua perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai bagian dari laba atau rugi atas penilaian instrumen keuangan dalam laporan laba rugi gabungan. Laba atau rugi yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan. i. Instrumen derivatif
Placements with other receivable (Continued)
Accounting
In troubled debt restructuring which involved only a modification of terms, the Bank accounted for the effect of the restructuring prospectively and did not change the carrying value of receivables at the time of restructuring unless the amount exceeded the present value of the total future cash receipts specified in the new terms. If the present value of the total future cash receipts specified in the new terms was lower than the recorded receivables balance prior to restructuring, the Bank reduced the receivables balance to the amount equal to the present value of the total future cash receipts. The amount of the reduction was recognized as a loss in the combined statement of income for the year.
Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan kredit, Bank mencatat dampak restrukturisasi tersebut secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai tunai penerimaan kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang diberikan tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan sebelum restrukturisasi, Bank harus mengurangi saldo kredit yang diberikan ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.
h. Efek-efek yang diperdagangkan
Significant
i.
Derivative instruments
i.1. Derivative instruments
Derivative instruments which are carried at fair value after initial recognition, consist of all derivative receivables and payables held for trading and risk management purposes. Derivative instruments for risk management purposes are used to hedge the Bank’s exposures to interest rate risk, currency risk, price risk and other exposures relating to non-trading positions. Changes in fair value of derivative instruments held for trading and risk management purposes but not qualifying for hedge accounting are charged (credited) to the combined statement of income for the year.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
The Bank did not apply hedge accounting for its derivative instruments held for risk management purposes.
Bank tidak menerapkan akuntansi lindung nilai untuk seluruh instrumen derivatif yang dimiliki untuk tujuan manajemen risiko. i.2. Derivatif melekat
i.2. Embedded derivatives Derivatives may be embeded in another contractual arrangement (a “host contract”). The Bank accounts for embedded derivatives separately from the host contract, if and only if, the hybrid instrument is not itself carried at fair value through profit or loss; the terms of the embedded derivative would meet the definition of a derivative if they were contained in a separate contract; and the economic characteristics and risks of the embedded derivative are not clearly and closely related to the economic characteristics and risks of the host contract. Separated emdedded derivatives are accounted for depending on their classification, and are presented in the combined balance sheet together with the host contract.
Derivatif dapat melekat pada perjanjian kontraktual lainnya (kontrak utama). Bank memperlakukan derivatif melekat secara terpisah, jika dan hanya jika, instrumen campuran (instrumen yang digabungkan) tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; dan karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. Derivatif melekat yang dipisahkan dicatat berdasarkan klasifikasinya, dan disajikan di neraca gabungan bersamaan dengan kontrak utamanya.
j. . Efek-efek yang dipinjamkan dan dipinjam
j.
Marketable securities lending and borrowing
Efek-efek dapat dipinjamkan atau dijual dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik kembali efekefek tersebut sebelum jatuh tempo, dimana pihak yang mengalihkan kepemilikan atas efek-efek masih memiliki pengendalian efektif terhadap efekefek tersebut. Transaksi demikian dicatat sebagai pinjaman yang dijaminkan (“secured borrowing”) dan dicatat sebagai kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan. Efek-efek yang dipinjamkan kepada pihak lain tetap dicatat di laporan keuangan gabungan.
Marketable securities may be lent or sold subject to an agreement that entitles and obligates to repurchase or redeem the transferred assets before their maturity under which the transferor maintains effective control over those assets. These transactions are accounted for as secured borrowing and recorded as obligation under secured borrowing. Marketable securities lent to counterparties are retained in the combined financial statements.
Sebaliknya, efek-efek yang dipinjam atau dibeli dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk menjual kembali efek-efek tersebut sebelum jatuh tempo tidak diakui di laporan keuangan gabungan. Transaksi ini dicacat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan. Jika efek-efek ini dijual ke pihak ketiga, kewajiban untuk mengembalikan efek-efek tersebut diakui sebagai kewajiban sebesar nilai wajarnya dan laba atau rugi yang mungkin terjadi di kemudian hari diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan pada saat terjadinya.
On the other hand, marketable securities borrowed or purchased subject to an agreement that entitles and obligates to resell the transferred assets before their maturity are not recognized in the combined financial statements. These transactions are recorded as receivables under secured borrowing. If they are sold to third parties, the obligation to return the marketable securities is recorded as a liability at fair value and any subsequent gain or loss is included in the combined statement of income for the year.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan amortisasi. Setelah pengakuan awal, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan dan kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, receivables under secured borrowing is classified as loans and receivables. Obligation under secured borrowing is classified as other financial liabilities measured at amortized cost. After initial recognition, receivables under secured borrowing and obligation under secured borrowing are recorded at amortized cost using effective interest method.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan dan kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan masing-masing dicatat pada harga jual kembali dan harga beli kembali efek-efek yang disepakati dalam transaksi
Prior to 1 January 2010, receivables under secured borrowing and obligation under secured borrowing were recorded at the resale price and repurchase price of the marketable securities agreed on the secured borrowing transactions.
24
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
pinjaman yang dijaminkan.
k.
l.
Tagihan dan kewajiban akseptasi
Acceptance receivables and payables
Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan awal, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, after initial recognition, acceptance receivables and payables are stated at amortized cost.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai nominal letter of credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, acceptance receivables and payables were stated at the nominal value of the letters of credit (L/C) or realized value of the L/C accepted by the accepting bank. Acceptance receivables were stated net of allowance for impairment losses.
Aset tetap
l.
Fixed assets
Aset tetap disajikan sebesar harga perolehan (pengakuan awal), dikurangi akumulasi penyusutan. Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya (cost model).
Fixed assets are presented at cost (initial recognition), less accumulated depreciation. After initial recognition, fixed assets are measured using the cost model.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut:
Depreciation is computed from the month such assets were placed into service, on the straightline method, over the estimated useful lives as follows:
Peralatan dan perabot kantor Perangkat keras dan perangkat lunak komputer Kendaraan
5 tahun/years 5 tahun/years 5 tahun/years
Furniture, fixtures and equipment Computer hardware dan software Vehicles
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
When the carrying amount of fixed assets is greater than its estimated recoverable amount, it is written down to its recoverable amount.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari neraca gabungan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.
When fixed assets are retired or disposed, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the combined balance sheet, and the resulting gains or losses are recognized in the current year combined statement of income.
m. Pajak penghasilan
25
k.
m. Income taxes
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi gabungan kecuali untuk item yang langsung diakui di komponen rekening Kantor Pusat, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di komponen rekening Kantor Pusat.
Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in the combined statement of income except to the extent it relates to items recognized directly in the component of Head Office accounts, in which case it is recognized in the component of Head Office accounts.
Beban pajak kini adalah utang pajak yang ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca gabungan, dan penyesuaian terhadap utang pajak tahun-tahun sebelumnya.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the year, using tax rates enacted or substantively enacted at the combined balance sheet date, and any adjustment to tax payable in respect of previous years.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan)
m. Pajak penghasilan (Lanjutan)
2.
Summary Of Significant Accounting Policies (Continued) m. Income taxes (Continued)
Bank menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Bank adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax bases of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan/atau banding, ketika hasil keberatan dan/atau banding sudah diputuskan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and/or appeal is applied, when the results of the objection or the appeal are determined.
n. Investasi pada saham dari kredit yang direstrukturisasi
n. Investment in shares from restructured debts
Investasi pada saham dari kredit yang direstrukturisasi disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Investment in shares from restructured debts are presented as part of other assets and classified as financial assets available for sale.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan awal, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya, kecuali untuk efek ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Efek ekuitas tersebut dicatat pada biaya perolehan, dengan mempertimbangkan terjadinya kerugian penurunan nilai, berdasarkan nilai tercatat yang ditentukan pada tanggal terakhir nilai wajar dapat ditentukan secara andal.
Starting 1 January 2010, after initial recognition, available-for-sale investments are carried at fair value, except for unquoted equity securities whose fair value cannot be realiably measured. Such equity securities are carried at cost, subject to impairment testing, based on the the carrying amount determined at the last date that the fair value could be determined realibly.
Pendapatan dividen diakui pada laporan laba rugi gabungan pada saat Bank berhak atas dividen tersebut.
Dividend income is recognized in the combined statement of income when the Bank becomes entitled to the dividend.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam komponen rekening Kantor Pusat sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam komponen rekening Kantor Pusat harus diakui pada laporan laba rugi gabungan.
Other fair value changes are recognized directly in the component of Head Office accounts until the investment is sold or impaired, where upon the cumulative gains and losses previously recognized in the component of Head Office accounts are recognized in the combined statement of income.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, investasi dalam saham yang berasal dari kredit yang
Prior to 1 January 2010, investments in shares resulting from restructured debts were recorded 26
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
as temporary investments and accounted for under the cost method regardless the percentage of ownership. If there was a permanent diminution in the value of investments, the carrying value of such investments was adjusted for the amount of permanent diminution.
direstrukturisasi dicatat sebagai penyertaan sementara dan dinilai dengan metode biaya (cost method) tanpa memperhatikan besarnya kepemilikan. Dalam hal terjadi penurunan permanen nilai penyertaan maka nilai tercatat penyertaan tersebut disesuaikan sebesar nilai penurunan permanen tersebut.
o. Penurunan nilai aset keuangan
27
o.
Impairment of financial assets
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca gabungan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Starting 1 January 2010, at each combined balance sheet date, the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the asset that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan (termasuk efek ekuitas) mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit atau uang muka oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut, untuk investasi pada efek ekuitas, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar investasi di bawah harga perolehannya juga merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.
Objective evidence that financial assets (including equity securities) are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or advance by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a financial asset due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group. In addition, for an investment in an equity security, a significant or prolonged decline its fair value below its cost is objective evidence of impairment.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset keuangan yang dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan dimana kerugian penurunan nilai diakui, tidak lagi termasuk dalam penurunan nilai secara kolektif.
All individually significant financial assets found not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics. Financial assets that are individually assessed for impairment, and for which an impairment loss is recognized, are no longer included in a collective assessment of impairment.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2. Ikhtisar Kebijakan (Lanjutan) o.
Akuntansi
Yang Penting
Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
2.
Summary Of (Continued) o.
Significant
Accounting Policies
Impairment of financial assets (Continued)
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default di masa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biayabiaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi gabungan dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi gabungan.
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate. The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. Losses are recognized in the combined statement of income and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest on the impaired financial asset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through the combined statement of income.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek ekuitas untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam komponen rekening Kantor Pusat ke dalam laporan laba rugi gabungan. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari komponen rekening Kantor Pusat dan diakui pada laporan laba rugi gabungan merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi gabungan.
Impairment losses on available-for-sale investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in the component of Head Office accounts to the combined statement of income. The cumulative loss that has been removed from the component of Head Office accounts and recognized in the combined statement of income is the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in the combined statement of income.
28
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2. Ikhtisar Kebijakan (Lanjutan) o.
29
Akuntansi
Yang Penting
Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
2.
Summary Of (Continued) o.
Significant
Accounting Policies
Impairment of financial assets (Continued)
Pemulihan nilai wajar efek-efek ekuitas yang tersedia untuk dijual setelah terjadinya kerugian penurunan nilai diakui langsung dalam komponen rekening Kantor Pusat.
Any subsequent recovery in the fair value of an impaired available-for-sale equity security is recognized directly in the component of Head Office accounts.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan or receivable are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.
Bank mencatat taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.
The Bank recorded estimated losses from offbalance sheet transactions in accordance with Bank Indonesia regulations.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif serta taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif.
Prior to 1 January 2010, the Bank provided an allowance for impairment of productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions.
Aset produktif Bank terdiri dari giro pada bankbank lain, penempatan pada bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi, investasi pada saham dari kredit yang direstrukturisasi, piutang pembiayaan konsumen dan komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit.
Productive assets of the Bank included demand deposits at other banks, placements with other banks, trading securities, derivative receivables, loans receivable, receivables under secured borrowing, acceptance receivables, investment in shares from restructured debts, consumer financing receivables and commitments and contingencies which carry credit risk.
Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan, fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan, garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan.
Commitments and contingencies which carry credit risk included undrawn committed loan facilities, irrevocable L/C facilities, bank guarantees and stand by letters of credit issued.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dibentuk berdasarkan hasil evaluasi terhadap kolektibilitas dari masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar serta faktor-faktor lain yang relevan.
The allowance for impairment losses of productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions were determined based on an evaluation of the collectibility of each individual productive asset and offbalance sheet transaction with credit risk. Management’s evaluation on the collectibility of each individual productive asset and offbalance sheet transaction was based on a number of factors, including current and anticipated economic condition/business prospects, financial conditions, payment ability and other relevant factors.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2. Ikhtisar Kebijakan (Lanjutan)
Akuntansi
Yang Penting
o. Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
2.
Summary Of (Continued) o.
Significant
Accounting Policies
Impairment of financial assets (Continued)
Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aset bank sebagai acuan dalam menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, dengan garis besar pedoman sebagai berikut:
The Bank followed the regulations from Bank Indonesia concerning the assets quality of a bank as a guidance in determining the allowance for impairment losses of productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions, with general guidelines as follows:
1.
Cadangan umum sekurang-kurangnya 1% dari aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan lancar.
1.
General allowance at a minimum of 1% of productive assets and off-balance sheet transactions that were classified as pass.
2.
Cadangan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif:
2.
Specific allowance for productive assets and off-balance sheet transactions:
Penggolongan Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Persentase minimum/ Minimum percentage 5% 15% 50% 100%
Classification Special mention Substandard Doubtful Loss
Cadangan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok aset dan transaksi rekening administratif setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan.
Specific allowance for productive assets and off-balance sheet transactions classified as special mention, substandard, doubtful and loss was calculated after deducting the value of allowable collaterals.
Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif disajikan di sisi kewajiban pada neraca gabungan.
Estimated losses from off-balance sheet transactions were presented in the liability section of the combined balance sheet.
Penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dicatat dalam periode di mana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat diestimasi secara wajar. Penyesuaian ini termasuk penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan penambahan taksiran kerugian atas transaksi rekening adminisratif, maupun pemulihan aset produktif dan transaksi rekening administratif yang telah dihapusbukukan sebelumnya.
Adjustments to the allowance for impairment losses of productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions were reported in the period such adjustments became known or could be reasonably estimated. These adjustments included additional allowance and recoveries of previously written-off productive assets and off-balance sheet transactions.
Aset produktif dan transaksi rekening administratif dihapusbukukan dengan mengurangi cadangan kerugian penurunan nilai atau taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif bersangkutan apabila manajemen berkeyakinan bahwa aset produktif dan transaksi rekening administratif tersebut tidak mungkin tertagih lagi.
Productive assets and off balance sheet transactions were written off against the respective allowance for impairment losses of productive assets or estimated losses from offbalance sheet transactions when management believed that the collectibility of the principal was unlikely.
30
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) p.
Cadangan kerugian penurunan nilai asset nonproduktif
31
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) p.
Allowance for impairment assets
ACCOUNTING
of non-productive
Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai asset non-produktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Aset non-produktif terdiri dari agunan yang diambil alih, rekening antar kantor dan suspense account.
The Bank provides an allowance for impairment losses from non-productive assets in accordance with Bank Indonesia regulations. Non-productive assets consist of foreclosed assets, inter-office and suspense accounts.
Penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif dicatat dalam tahun di mana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat diestimasi secara wajar. Termasuk dalam penyesuaian ini adalah penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif, maupun pemulihan aset yang telah dihapusbukukan sebelumnya.
Adjustments to the allowance for impairment losses from non-productive assets are reported in the year such adjustments become known or can be reasonably estimated. These adjustments include additional allowance for impairment losses from non-productive assets, as well as recoveries of previously written-off assets.
Aset non-produktif dihapusbukukan dengan mengurangi cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan apabila menurut manajemen aset tersebut tidak mungkin dipulihkan lagi.
Non-productive assets are written-off against the respective allowance for impairment losses when management believes that the recoverability of the asset is unlikely.
q. Simpanan dari nasabah bukan bank dan bankbank lain
r.
2.
q.
Deposits from non-bank customers and others banks
Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan awal, giro dan deposito berjangka dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, after initial recognition, demand deposits and term deposits are carried at amortized cost.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, giro dan deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada nasabah dan bank-bank lain.
Prior to 1 January 2010, demand deposits and term deposits were stated at the amount payable to the account holders and other banks.
Imbalan pasca-kerja
r.
Post-employment benefits
Kewajiban Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang telah menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
The Bank’s obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unitcredit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pascakerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi gabungan.
When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefit relating to past service by employees is charged or credited to the combined statement of income for the year on a straight-line method over the average remaining service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the combined statement of income.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini kewajiban imbalan pasti dan
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceeds 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligation and the fair value of
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui. s.
Pendapatan dan beban bunga
the plan assets at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized. s.
Interest income and expenses
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi gabungan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
Starting 1 January 2010, interest income and expenses are recognized in the combined statement of income using the effective interest method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi dan seluruh imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
The calculation of the effective interest rate includes transaction costs and all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi gabungan meliputi bunga atas aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Interest income and expenses presented in the combined statement of income include interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest basis.
Pendapatan bunga atas semua aset yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dipandang tidak signifikan terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Interest income on all trading assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (2009: sebagai kredit nonperforming). Kredit non-performing pada tanggal 31 Desember 2009 terdiri dari kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (2009: sebagai kredit non-performing).
Loans receivable which their principal or interest have been past due for 90 days or more, or where reasonable doubt exists as to the timely collection, are generally classified as impaired loans (2009: as non-performing loans). Nonperforming loans as of 31 December 2009 included loans classified as substandard, doubtful and loss. Interest accrued but not yet collected is reversed when a loan is classified as impaired loans (2009: as non-performing loans).
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Diskonto dan premi diamortisasi dengan metode garis lurus dan dicatat sebagai penyesuaian atas bunga.
Prior to 1 January 2010, interest income and expenses were recognized on an accrual basis. Discounts and premiums were amortized on a straight-line basis and were reflected as an adjustment to interest.
32
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan)
s.
t.
u.
Pendapatan dan beban bunga (Lanjutan)
Summary Of Significant Accounting Policies (Continued) s.
Interest income and expenses (Continued)
Pengakuan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya dihentikan pada saat kredit yang diberikan dan aset produktif tersebut diklasifikasikan sebagai nonperforming (kurang lancar, diragukan dan macet). Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis).
The recognition of interest income on loans receivable and other productive assets was discontinued when they were classified as nonperforming (substandard, doubtful and loss). Interest income from non-performing loans receivable and other productive assets was reported as contingent receivables and to be recognized as income when the cash was received (cash basis).
Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit non-performing yang digolongkan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan.
All cash receipts related to non-performing loans receivable which were classified as doubtful and loss were applied as a reduction to the principal. The excess of cash receipts over the outstanding principal was recognized as interest income in the combined statement of income for the year.
Provisi dan komisi
t.
Fees and commissions
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif aset keuangan atau kewajiban keuangan dimasukkan ke dalam perhitungan suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, significant fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are included in the measurement of the effective interest rate.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait transaksi ekspor impor, provisi atas jasa manajemen kas, dan provisi atas jasa kustodian diakui pada saat jasa diberikan.
Other fees and commission income, including export import related fees, cash management service fees, and custodian service fees are recognized as the related services are performed.
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi atas transaksi antar bank dan provisi atas jasa perantara pedagang efek diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fees and commission expense related mainly to inter-bank transaction fees and brokerage fees are expensed as the services are received.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi, termasuk yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui sebagai pendapatan ditangguhkan/beban dibayar dimuka dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktunya. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan dari kredit yang diselesaikan sebelum jatuh tempo, diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan jangka waktu tertentu diakui pada laporan laba rugi gabungan saat terjadinya transaksi.
Prior to 1 January 2010, fees and commission income and expense, including those which were directly related to lending activities and/or related to a specific period and the amount was significant, were recognized as unearned income/prepaid expenses and amortized based on the straight-line method over the terms of the related loans receivable. The outstanding balances of deferred fees and commission income on loans receivable terminated or settled prior to maturity were recognized as income at settlement. Fees and commissions which were not directly related to the specific period were recognized in the combined statement of income when the transactions occured.
Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan berasal dari perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan instrumen derivatif.
33
2.
u.
Gain or loss from changes in fair value of financial instruments Gain or loss from changes in fair value of financial instruments represents changes in fair value of trading securities and derivative instruments.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
3. a.
Manajemen Risiko Keuangan Pendahuluan dan gambaran umum
3.
Financial Risk Management a. Introduction and overview
Bank memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan sebagai berikut:
The Bank has exposures to the following risks from financial instruments:
• Risiko kredit • Risiko likuiditas • Risiko pasar • Risiko operasional Catatan ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
• Credit risk • Liquidity risk • Market risk • Operational risk This note presents information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing risks.
Kerangka manajemen risiko
Risk management framework
Direksi memiliki tanggung jawab penuh atas penetapan dan pengawasan kerangka manajemen risiko Bank.
The Board of Directors has overall responsibility for the establishment and oversight of the Bank’s risk management framework.
Direksi telah membentuk Assets and Liabilities Committee (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional, dimana komite dan unit ini bertanggungjawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Bank atas masing-masing areanya. Semua komite Direksi tersebut mempunyai anggota eksekutif dan non eksekutif serta melaporkan aktivitas mereka secara berkala kepada Direksi.
The Board has established the Assets and Liabilities Committee (ALCO), Credit and Operational Risk Committee, which are responsible for developing and monitoring the Bank’s risk management policies in their specified areas. All Board committees have both executive and non-executive members and report regularly to the Board of Directors on their activities.
Kebijakan manajemen risiko Bank dibentuk untuk mengidentifikasi dan menganalisa risikorisiko yang dihadapi Bank, untuk menentukan batasan dan pengendalian risiko yang sesuai dan untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan sistem manajemen risiko dikaji secara berkala untuk mencerminkan perubahan pada kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan. Bank melalui berbagai pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan, berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang teratur dan konstruktif, dimana seluruh karyawan memahami peran dan tanggung jawab mereka.
The Bank’s risk management policies are established to identify and analyze the risks faced by the Bank, to set appropriate risk limits and controls, and to monitor risks and adherence to limits. Risk management policies and systems are reviewed regularly to reflect changes in market conditions, products and services offered. The Bank, through its training and management standards and procedures, aims to develop a disciplined and constructive control environment, in which all employees understand their roles and obligations.
Komite Audit Bank bertanggung jawab mengawasi kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur risiko manajemen Bank serta meninjau kerangka manajemen risiko yang memadai untuk menghadapi risiko yang dihadapi oleh Bank. Komite Audit Bank dibantu oleh Audit Internal dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Audit internal menjalankan fungsi regular dan peninjauan atas kontrol dan prosedur manajemen risiko, dimana hasilnya akan dilaporkan ke Komite Audit Bank.
The Bank’s Audit Committee is resposible for monitoring compliance with the Bank’s risk management policies and procedures, and for reviewing the adequacy of the risk management framework in relation to the risks faced by the Bank. The Bank’s Audit Committee is assisted in these functions by Internal Audit. Internal Audit undertakes both regular and ad-hoc reviews of risk management controls and procedures, the results of which are reported to the Bank’s Audit Committee.
Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk
Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management
34
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
-
meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank diyakini dapat mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup.
framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions.
Prinsip Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Principles
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
- The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
- Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in an integrated manner at all relevant levels within the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup. Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions. The legal, risk and capital function is independent of the Group Divisions.
ORGANISASI MODAL
RISK AND CAPITAL ORGANIZATION
MANAJEMEN
RISIKO
DAN
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Pada tahun 2007, Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal.
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. In 2007, Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam Komite Risiko dan Modal.
Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the Capital and Risk Committee.
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas untuk:
- Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan hasrat (appetite) Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite 35
MANAGEMENT
Dedicated legal, risk and capital function is established with the mandate to:
- Ensure that the business conducted within each division is consistent with the Bank’s risk appetite that the Capital and Risk Committee
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Risiko dan Modal;
has set;
- Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
- Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
- Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
- Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
- Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
- Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
- Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
- Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan oleh kebijakan dan prosedur Grup.
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional management or required under the Group policies and procedures.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut bekerja secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama secara erat dengan Komite Risiko Regional Asia Pasifik. Komite-komite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan setempat yang berlaku.
At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works very closely with the Asia Pacific Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
b. Risiko kredit
Risiko kredit merupakan risiko apabila suatu pihak lalai untuk memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian finansial. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu
b. Credit risk
Credit risk is the risk that one party to a financial instrument will fail to discharge an obligation and cause the other party to incur a financial loss. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over36
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
kredit, kewajiban kontinjensi, derivatif over-the-counter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
the-counter assets.
derivatives,
and
Untuk aset keuangan yang diakui di neraca gabungan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan jika timbul kewajiban atas garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
For financial assets recognized on the combined balance sheet, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount. For bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada neraca dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya:
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of onbalance sheet and off-balance sheet financial instruments, without taking into account any collaterals held or other credit enhancement:
2009
Neraca: Giro pada bank-bank lain
tradable
Maximum exposure to credit risk
2010
On-balance sheet: 511.972
637.132
Demand deposits at other banks
Penempatan pada bank-bank lain
4.587.618
3.206.382
Placements with other banks
Efek-efek yang diperdagangkan
3.285.275
1.009.567
Trading securities
144.360
144.487
Derivative receivables
4.748.318
5.263.067
Loans receivable
Tagihanderivatif Kredit yang diberikan
37
(“OTC”)
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
2.750.000
2.158.200
Receivables under secured borrowing
Tagihan akseptasi
48.400
51.137
Acceptance receivables
Piutang bunga
56.555
93.079
Interest receivables
Aset lain-lain
15.871
10.485
Other assets
Rekening administratif: Garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan
Off-balance sheet: Bank guarantees and stand by letters of
1.633.362 1.433.752
Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Jumlah
credit issued
138.413
4.698
Undrawn committed loan facilities
222.576
134.942
Irrevocable L/C facilities
18.142.720
14.146.928
Total
38
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
3. Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan)
3.
Financial Risk Management (Continued)
b.Risiko kredit (Lanjutan)
b. Credit risk (Continued)
ii. Konsentrasi risiko kredit berdasarkan pihak lawan:
ii. Concentration of credit risk by type of counterparty:
2010
Giro pada bank-bank lain/ Demand deposits at other banks
-
Penempatan pada bank-bank lain/ Placements with other banks
Efek-efek yang diperdagangkan/ Trading securities
-
329.669
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Kredit yang diberikan/ Loans receivable
7.168
4.748.318
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
-
Piutang bunga/ Interest receivables
48.400
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit/ Commitments and contingencies with credit risk
Aset lainlain/ Other assets
24.075
14.669
Jumlah/ Total
1.226.463
6.398.762
%
35,27
Corporates
Korporasi Government
and Bank -
-
2.955.606
-
-
-
-
511.972
4.587.618
-
137.192
-
2.750.000
-
-
-
-
-
4.748.318
2.750.000
Pemerintah dan Bank Indonesia
22.255
-
10.225
-
-
1.202
Indonesia
-
2.977.861
16,41
767.888
8.764.895
48,31
Banks
-
1.202
0,01
Retail
Bank -
-
-
Retail 511.972
Giro pada bank-bank lain/ Demand deposits at other banks
-
4.587.618
3.285.275
Penempatan pada bank-bank lain/ Placements with other banks
Efek-efek yang diperdagang kan/ Trading securities
-
140
144.360
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Kredit yang diberikan/ Loans receivable
20.571
5.263.067
48.400
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
-
56.555
Piutang bunga/ Interest receivables
51.137
15.871
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit/ Commitments and contingencies with credit risk
Aset lainlain/ Other assets
48.121
1.994.351
8.142
18.142.720
Jumlah/ Total
717.799
6.108.977
100,00
%
43,18
Corporates
Korporasi Government 21.072
and Bank Pemerintah dan Bank Indonesia
-
-
1.009.427
-
-
-
-
Indonesia -
-
637.132
3.206.382
-
123.916
-
2.158.200
-
23.886
-
855.593
-
-
-
-
2.343
-
-
1.030.499 7.005.109
7,28 49,52
-
2.343
0,02
1.573.392
14.146.928
100,00
Banks
Bank
Retail 637.132
3.206.382
-
1.009.567
144.487
5.263.067
2.158.200
c.0Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi 39
51.137
93.079
10.485
Retail
c.0Liquidity risk Liquidity risk is the risk arising from potential inability
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, kantor cabang Indonesia memelihara cadangan wajib atas deposito sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Bagian Treasury bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Kewajiban Grup dan disetujui oleh Kepala Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam Treasury. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Kewajiban lokal berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
Ekposur risiko likuiditas
2010
Simpanan dari nasabah bukan bank Rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank
The Treasury is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury. These policies define the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the local ALCO based upon the approved policies at the Group level.
Exposure to liquidity risk
Ukuran utama yang digunakan Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas dan efek-efek utang yang memiliki peringkat investasi dimana terdapat pasar aktif dan likuid dikurangi simpanan dari bank-bank lain dan komitmen yang akan jatuh tempo dalam satu bulan mendatang. Pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009, rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank masing-masing adalah 91,04% dan 53,99%.
Kas dan setara kas Efek-efek yang diperdagangkan, kecuali Sertifikat Bank Indonesia yang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas Simpanan dari bank-bank lain Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan yang akan jatuh tempo bulan berikutnya Jumlah aset likuid bersih
to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Indonesia branch maintains statutory reserves on deposits in accordance with Bank Indonesia regulations.
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market less any deposits from banks and commitments maturing within the next month. As of 31 December 2010 and 2009, the reported ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers were 91.04% and 53.99%, respectively.
2009
12.141.996)
4.414.115)
1.247.314) (4.766.317)
936.806) (751.876)
(64.595)
(4.968)
8.558.398)
4.594.077)
Undrawn committed loan facilities maturing within the next month Total net liquid assets
9.400.835)
8.509.718)
Deposits from non-bank customers
91,04%)
53,99%)
Ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers
Cash and cash equivalents Trading securities, excluding Certificates of Bank Indonesia classified as cash and cash equivalents Deposits from other banks
40
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Sisa umur kontraktual kewajiban keuangan sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Residual contractual maturities of financial liabilities as of 31 December 2010 and 2009 was as follows:
2010
Nilai tercatat/ Carrying amount
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal inflow (outflow)
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
>2 tahun/ years Non-derivative liabilities
Kewajiban non derivatif
Deposits from non-bank Simpanan dari nasabah bukan bank
customers 9.400.835
(9.400.835)
(9.114.411)
(187.816)
(41.965)
(56.643)
-
4.766.317
(4.766.317)
(4.766.317)
-)
-)
-)
-
1.502.668
(1.502.668)
-)
-)
(1.502.668)
-)
-
48.607
(48.607)
(20.127)
(28.480)
-)
-)
-
Simpanan dari bank-bank lain
banks
Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi
securities received under secured borrowing 1.683.851
(1.683.851)
(1.683.851)
-)
-)
-)
-
26.895
(26.895)
(26.895)
-)
-)
-)
-
17.429.173
(17.429.173)
(15.611.601)
(216.296)
(1.544.633)
(56.643)
-
Derivative liabilities Trading:
Diperdagangkan: 68.020
Outflow
-
(167.794)
(7.395)
(15.959)
(55.173)
(47.192)
(42.075)
-
73.416)
-
3.246)
32.540)
31.208)
6.422)
68.020
(94.378)
(7.395)
(12.713)
(22.633)
(15.984)
(35.653)
Inflow
Undrawn committed
Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan
41
Other liabilities and accrued expenses
Kewajiban derivatif
Jumlah
Acceptance payables Obligations to return
Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar
Arus kas masuk
Obligation under secured borrowing
Kewajiban untuk mengembangkan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
Arus kas keluar
Deposits from other
loan facilities 17.497.193
(138.413) (17.661.964)
(64.595)
(34.492)
(39.326)
-)
-)
(15.683.591)
(263.501)
(1.606.592)
(72.627)
(35.653)
Total
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
3. Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan)
3.
Financial Risk Management (Continued)
c.Risiko likuiditas (Lanjutan)
c.Liquidity risk (Continued)
2009 Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal inflow (outflow)
Nilai tercatat/ Carrying amount
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
>2 tahun/ years
Non-derivative liabilities
Kewajiban non derivatif
Deposits from non-bank Simpanan dari nasabah bukan bank
customers 8.509.718
(8.509.718)
(8.293.265)
(94.348)
(46.154)
(75.951)
-)
751.876
(751.876)
(751.876)
-)
-)
-)
-)
500.000
(500.000)
-)
(500.000)
-)
-)
-)
51.644
(51.644)
(15.206)
(14.748)
(21.690)
-)
-)
Simpanan dari bank-bank lain
banks
Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi
Deposits from other
Obligation under secured borrowing Acceptance payables Money market
Efek-efek pasar uang yang diterbitkan
securities issued 180.000
(180.000)
-)
-)
-)
(180.000)
-)
17.149
(17.149)
(13.635)
(520)
(196)
(2.798)
-)
10.010.387
(10.010.387)
(9.073.982)
(609.616)
(68.040)
(258.749)
-)
Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar
accrued expenses
Derivative liabilities
Kewajiban derivatif
Trading:
Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk
55.191
Outflow
-
(105.228)
(2.039)
(5.444)
(81.319)
(11.759)
(4.667)
-
9.294
71
71
9.152
-
-)
55.191
(95.934)
(1.968)
(5.373)
(72.167)
(11.759)
(4.667)
Inflow
Undrawn committed
Fasiltas kredit bersifat committed yang belum digunakan Jumlah
Other liabilities and
loan facilities -
(4.968)
10.065.578
(10.111.289)
(4.968)
-
-)
-)
-)
(9.080.918)
(614.989)
(140.207)
(270.508)
(4.667)
Total
Tabel di atas menyajikan arus kas yang tidak didiskontokan dari kewajiban keuangan Bank berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat. Arus kas atas instrumen keuangan yang diharapkan Bank bervariasi secara signifikan dari analisa ini. Sebagai contoh, giro dari nasabah bukan bank diharapkan memiliki saldo yang stabil atau meningkat.
The above table shows the undiscounted cash flows on the Bank’s financial liabilities on the basis of their earliest possible contractual maturity. The Bank’s expected cash flows on these instruments vary significantly from this analysis. For example, demand deposits from non-bank customers are expected to maintain a stable or increasing balance.
42
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Nilai nominal arus kas masuk/(keluar) yang diungkapkan pada tabel di atas menyajikan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari kewajiban keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, juga nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (sebagai contoh kontrak berjangka valuta asing).
The nominal inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability. The disclosure for derivatives shows a net amount for derivatives that are net settled, as well as a gross inflow and outflow amount for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., currency forward).
Nilai nominal arus kas masuk/(keluar) yang diungkapkan pada tabel di atas menyajikan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari kewajiban keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, juga nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (sebagai contoh kontrak berjangka valuta asing).
The nominal inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability. The disclosure for derivatives shows a net amount for derivatives that are net settled, as well as a gross inflow and outflow amount for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., currency forward).
The analysis of residual contractual maturities of financial assets and liabilities as of 31 December 2010 and 2009 was as follows:
Analisa jatuh tempo kontraktual aset dan kewajiban keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain Jumlah aset keuangan
1-3 bulan/ months
> 3 - 12 bulan/ months
>1-5 tahun/ years
> 5 tahun/ years
Jumlah/ Total
35.788)
-
-
-
-
35.788
4.968.657)
-
-
-
-
4.968.657
511.972)
-
-
-
-
511.972
4.587.618) 3.995) 144.360) 3.857.899)
18.475 675.894
2.201.794 214.525
272.416 -
788.595 -
4.587.618 3.285.275 144.360 4.748.318
-) 19.920) 29.542) 15.871)
750.000 28.480 6.085 -
20.928 -
2.000.000 -
-
2.750.000 48.400 56.555 15.871
Placements with other banks Trading securities Derivative receivables Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets
14.175.622)
1.478.934
2.437.247
2.272.416
788.595
21.152.814
Total financial assets
Financial liabilities
Kewajiban keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi Kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
43
Finacial assets Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
187.816
41.965
56.643
-
9.400.835
Deposits from non-bank customers
4.766.317)
-
-
-
-
4.766.317
Deposits from other banks
68.020)
-
-
-
-
68.020
Derivative payables
-)
-
1.502.668
-
-
1.502.668
Obligation under secured borrowing
20.127)
28.480
-
-
-
48.607
Acceptance payables
-
-
-
-
1.683.851
Obligation to return securities received under secured borrowing
9.114.411)
1.683.851)
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
26.895)
-
-
-
-
26.895
Other liabilities and accrued expenses
15.679.621)
216.296
1.544.633
56.643
-
17.497.193
Total financial liabilities
(1.503.999)
1.262.638
892.614
2.215.773
788.595
3.655.621
Maturity gap
Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Jumlah kewajiban keuangan
Selisih jatuh tempo
2009 Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1-3 bulan/ months
Aset keuangan Kas
27.330)
-)
-
-
-
27.330
Giro pada Bank Indonesia
437.137)
-)
-
-
-
437.137
637.132) 3.206.382) 3.472) 144.487) 3.492.567)
-) -) 91.465) -) 786.042)
2.416 588.458
504.267 396.000
407.947 -
637.132 3.206.382 1.009.567 144.487 5.263.067
247.500) 15.058) 51.471) 10.485)
-) 14.606) 5.214) -)
247.500 21.473 7.235 -
1.019.700 29.159 -
643.500 -
2.158.200 51.137 93.079 10.485
Finacial assets Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with other banks Trading securities Derivative receivables Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets
8.273.021)
897.327)
867.082
1.949.126
1.051.447
13.038.003
Total financial assets
46.154 -
75.951 -
-
8.509.718 751.876 55.191
21.690
-
-
-
180.000
-
196
2.798
-
17.149
-
10.065.578
Total financial liabilities
1.051.447
2.972.425
Maturity gap
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Kewajiban keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi Efek-efek pasar uang yang diterbitkan Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Jumlah kewajiban keuangan Selisih jatuh tempo
8.293.265) 751.876) 55.191) -) 15.206)
> 3 - 12 bulan/ months
94.348) -) -) 500.000) 14.748)
-)
-)
13.635)
520)
9.129.173)
609.616)
(856.152)
287.711)
>1-5 tahun/ years
>5 tahun/ years
68.040
258.749
799.042
1.690.377
Jumlah/ Total
-
500.000 51.644 180.000
Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Obligation under secured borrowing Acceptance payables Money market securities issued Other liabilities and accrued expenses
d.0Risiko pasar
d.0Market risk
Pada hakekatnya, seluruh usaha memiliki risiko dimana tingkat dan harga pasar akan bergerak dan menghasilkan laba atau rugi bagi Bank. Bagi Bank, jenis risiko pasar adalah sebagai berikut:
Substantially, all businesses are subject to the risk that market prices and rates will move and result in profits or losses for the Bank. For the Bank, the types of market risk are:
-
risiko nilai tukar; risiko suku bunga; dan risiko harga komoditas.
Risiko suku bunga terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
- currency risk; - interest rate risk; and - commodity price risk. The interest rate risk consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
Market Risk Management framework
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun non perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, efek utang dan komoditas lainnya, serta derivatif dan sejenisnya.
The Bank assumes market risk in both trading and non trading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, other debt securities and commodities, as well as in equivalent derivatives.
44
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
45
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, value-atrisk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio perdagangan dan non perdagangan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish acceptable risk limits. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-at-risk is a common metric used in the management of trading market risk.
Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio perdagangan dan wilayah geografis.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Groupwide value-at-risk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management suballocates this overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
i. Risiko nilai tukar
i. Currency risk
Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Valuta asing utama Bank didominasi oleh USD dan EUR. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
The major currencies of the Bank are predominantly denominated in USD and EUR. Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency into EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal (2009: secara keseluruhan dan untuk neraca setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal).
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain their aggregate net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital (2009: aggregate and balance sheet net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital).
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal (2009: secara keseluruhan dan untuk neraca setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal).
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain their aggregate net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital (2009: aggregate and balance sheet net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital).
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
3. Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan)
3.
Financial Risk Management (Continued)
d.0Risiko pasar (Lanjutan)
d.00Market risk (Continued)
i. Currency risk (Continued)
i. Risiko nilai tukar (Lanjutan)
The Bank’s net foreign exchange position as of 31 December 2010 and 2009 were as follows:
Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban)/
Dollar Amerika Serikat Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hong Kong Poundsterling Inggris Yen Jepang Euro Lainnya Jumlah
Jumlah modal (Catatan 28)
Posisi Devisa Neto
2010 Selisih bersih tagihan dan kewajiban pada rekening administratif/ Net differences
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/
Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets
receivables and liabilities in offbalance sheet
Overall net foreign exchange position (absolute
and liabilities)
accounts
amount)
between
2.081.975)
(2.264.294)
2.982)
(146)
(97.904)
113.787)
(175)
-)
(192)
-)
3.297)
272)
182.319 2.836 15.883 175 192 3.569 8.698
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen
(4.039)
12.737)
14.082)
-)
14.100
Others
2.000.026)
(2.137.644)
227.772
Total
2.237.196
Total capital (Note 28)
10,18%
Net foreign exchange position
Euro
46
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban)/
Dollar Amerika Serikat Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hong Kong Poundsterling Inggris Yen Jepang Euro Lainnya Jumlah
Jumlah modal (Catatan 28)
Posisi Devisa Neto
2009 Selisih bersih tagihan dan kewajiban pada rekening administratif/ Net differences
Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets
receivables and liabilities in offbalance sheet
Overall net foreign exchange position (absolute
and liabilities)
accounts
amount)
between
203.817)
(464.847)
7.749)
(3.580)
(38.633)
-)
261.030 4.169 38.633 147
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar
147)
-)
(1.962)
212)
1.338)
-)
72.361)
5.091)
14.042)
923)
14.983
Others
258.859)
(462.201)
399.502
Total
2.305.189)
2.305.189
Total capital (Note 28)
11,23)11,23%
17,33%
Net foreign exchange position
ii. Risiko suku bunga
47
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/
1.750 1.338 77.452
Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro
ii. Interest rate risk
Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi suku bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan kewajiban berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Aktivitas Manajemen Risiko Pasar ditujukan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dengan suku bunga pasar yang konsisten dengan strategi usaha Bank.
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts. Market Risk Management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Kewajiban dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan suku bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
Tabel di bawah ini menyajikan aset berbunga dan kewajiban berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) Bank pada nilai tercatat, yang diikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu
The table below summarized the Bank’s interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purpose) at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual re-pricing or maturity dates:
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
2010
Jumlah/Total
Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating rate instruments Kurang 3 bulan/ dari 3 months bulan/ 1 tahun/ Less than year 3 months
Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed rate instruments Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3 bulan/ months 1 tahun/ year
1 - 2 tahun/ years
Lebih dari 2 tahun/ More than 2 years
Penempatan pada
Placements with other
bank-bank lain
banks 4.587.618)
-)
-
4.587.618)
-)
-)
-
4.748.318)
2.377.537)
157.823
2.156.256)
56.702)
-)
-
Kredit yang diberikan
Loans receivable Receivables under
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
secured borrowing 2.750.000)
-)
-
750.000)
-)
600.000)
1.400.000
1.202)
-)
-
1.202)
-)
-)
-
12.087.138)
2.377.537)
157.823
7.495.076)
56.702)
600.000)
1.400.000
Aset lain-lain
Other assets
Deposits from non-bank Simpanan dari nasabah bukan bank
customers 9.400.835)
-
2.599.077)
Simpanan dari bank-
6.703.150))
41.965)
56.643)
Deposits from other
bank lain
banks 4.766.317)
-
-)
4.766.317)
-)
-)
-
Kewajiban atas pinjaman yang
Obligation under
dijaminkan
secured borrowing 1.502.668)
-)
-
-)
1.502.668)
-)
-
15.669.820)
2.599.077)
-
11.469.467)
1.544.633)
56.643
-
(3.582.682)
(221.540)
157.823
(3.974.391)
(1.487.931)
543.357
1.400.000
Selisih suku bunga
Interest rate gap
2009
Jumlah/Total
Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating rate instruments 3 bulan/ Kurang dari months 3 bulan/ 1 tahun/ Less than year 3 months
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed rate instruments 3 bulan/ months 1 tahun/ 1 - 2 tahun/ year years
Lebih dari 2 tahun/ More than 2 years
Placements with other Penempatan pada bank-bank lain
banks 3.206.382
-
-
3.206.382)
-
-
-
5.263.067
4.219.582
508.280
59.027)
80.178
396.000
-
Kredit yang diberikan
Loans receivable Receivables under
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
secured borrowing 2.158.200
-
-
247.500)
247.500
2.343
-
-
2.343)
-
10.629.992
4.219.582
508.280
3.515.252)
327.678
Aset lain-lain
1.019.700 -
643.500 Other assets -
1.415.700
643.500
Deposits from non-bank Simpanan dari nasabah bukan bank
customers 8.509.718
1.707.524
-
6.680.089)
46.154
751.876)
-
75.951
Deposits from other
Simpanan dari bankbank lain
banks 751.876
-
-
-
-
48
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Obligation under
Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan
secured borrowing 500.000
-
-
500.000)
-
-
-
180.000
-
-
-)
-
180.000
-
9.941.594
1.707.524
-
7.931.965)
46.154
255.951
-
688.398
2.512.058
508.280
(4.416.713)
281.524
1.159.749
643.500
Efek-efek pasar uang yang diterbitkan
securities issued
Selisih suku bunga
Interest rate gap
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga efektif rata-rata tertimbang (2009: suku bunga rata-rata tertimbang) untuk masing-masing instrumen keuangan
2010
The table below summarized the weighted. average effective interest rates (2009: weighted. average interest rates) for each financial instrument
2009
Aset
Assets
Rupiah
Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Sertifikat Bank Indonesia Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Valuta asing Penempatan pada bank-bank lain
Efek-efek yang diperdagangkan Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan
Kredit yang diberikan
Rupiah Placements with other banks
5,75%
6,82%
6,28% 9,78% 8,91% 7,39%
8,12% 10,81% 18,22% 10,95%
7,57%
6,03%
0,26%
0,51%
1,70%
4,64% 10,94% 1,77%
Kewajiban Rupiah Simpanan dari nasabah bukan bank Giro
Deposito berjangka
Simpanan dari bank-bank lain Giro Deposito berjangka Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Efek-efek pasar uang yang diterbitkan
Simpanan dari nasabah bukan bank Giro Deposito berjangka
Trading securities Certificates of Bank Indonesia Government bonds Corporate bonds Loans receivable Receivables under secured borrowing
Foreign currencies Placements with other banks Trading securities Government bonds Corporate bonds Loans receivable
1,25% 4,38%
2,37% 6,47%
0,62%
3,57% -
Liabilities Rupiah Deposits from non-bank customers Demand deposits Term deposits Deposits from other banks Demand deposits Term deposits
6,66% -
7,35% 9,14%
Obligation under secured borrowing Money market securities issued
Valuta asing
49
Money market
Foreign currencies Deposits from non-bank customers
0,03% 0,36%
0,65% 3,65%
Demand deposits Term deposits
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
e. Risiko operasional
4.
e.Operational risk
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur, proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured
Penggunaan Estimasi Dan Pertimbangan
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (lihat Catatan 3).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
4.
Use Of Estimates And Judgments
These disclosures supplement the commentary on financial risk management (see Note 3). a.
Key sources of estimation uncertainty
a.1. Allowances for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2o.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2o.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali secara independen disetujui oleh Departemen Kredit.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management establishes judgments about the counterparty’s financial condition and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the Credit Department.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of receivables with
50
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang dibutuhkan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
a.2. . Penentuan nilai wajar
51
similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions.The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
a.2. Determining fair values
Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan kewajiban keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2.e.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
In determining fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank must use the valuation techniques as described in Note 2.e.6. For financial instruments that trade infrequently and with less price transparency, fair value becomes less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1.
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2e.6
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2e.6
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:
Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis
Quoted market price in an active market for an identical instrument.
Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan
Valuation techniques based on observable inputs. This category includes financial instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
-
Valuation of financial instruments
Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all financial instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi-asumsi signifikan yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.
inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments
b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan)
b.1. Valuation (Continued
Nilai wajar dari aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi.Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs valuta asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para pelaku di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices or dealer price quotations. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using valuation techniques. Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist. Assumptions and inputs used in valuation techniques include riskfree and benchmark interest rates, credit spreads and other premia used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations. The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length
b.2. Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan
b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset keuangan dan kewajiban keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:
The Bank’s accounting policies provide scope for financial assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances:
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan Rincian klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan Bank dibahas di Catatan 17
a.
5.
5.
Giro Pada Bank Indonesia
Merupakan giro wajib minimum (“GWM”) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
of
financial
instruments
In classifying financial assets as “trading”, the Bank has determined that it meets the definition of trading assets set out in Note Details of the Bank’s classification of financial assets and liabilities are discussed in Note 17
Demand Deposits At Bank Indonesia
Represent minimum reserve required by Bank Indonesia in accordance with the prevailing regulations.
52
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Represent minimum reserve required by Bank Indonesia in accordance with the prevailing regulations.
Merupakan giro wajib minimum (“GWM”) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Rupiah Dolar Amerika Serikat
2010
2009
4.931.7164 36.941 4.968.6574
398.993 38.144 437.137
As of 31 December 2010 and 2009, the minimum reserve requirements of the Bank were 8.17% and 5.77% for Rupiah currency, and 1.01% and 1.00% for US Dollar currency, respectively.
Pada tangal 31 Desember 2010 dan 2009, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 8,17% dan 5,77% untuk mata uang Rupiah serta sebesar 1,01% dan 1,00% untuk mata uang Dolar Amerika Serikat.
The Bank has fulfilled Bank Indonesia regulation regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks.
Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
6.
Giro Pada Bank-Bank Lain
Penggolongan menurut jenis valuta: Rupiah Valuta asing Jumlah giro pada bank-bank lain
6.
397.845 114.127 511.972
Demand Deposits At Other Banks
260.345) 383.223) 643.568)
Classified by currency Rupiah Foreign currencies Total demand deposits at other banks
(6.436)
Allowance for impairment losses
637.132)
Total demand deposits with other banks -
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah giro pada bank-bank lain bersih
Rupiah United States Dollar
511.972
net Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saldo giro pada bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai (2009: dikelompokkan sebagai lancer ).
7.
Penempatan Pada Bank-Bank Lain
As of 31 December 2010, all outstanding balances of demand deposits at other banks were not impaired (2009: classified as “pass”).
7.
Merupakan penempatan pada bank-bank lain dalam bentuk:
Placements With Other Banks
Represent placements with other banks:in the form of:
2010
2009
Call money:
Call money:
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Valuta asing
53
Rupiah 400.000
539.640)
Up to 1 month
-
400.000)
More than 1 month up to 3 months Foreign currencies
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Hingga 1 bulan
3.737.118
1.823.929)
450.500
469.750)
More than 1 month up to 3 months
4.587.6184
3.233.319)
Total placements with other banks
-
(26.937)
Allowance for impairment losse
Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Jumlah penempatan pada bankbank lain
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah penempatan pada bankbank lain - bersih
8.
Up to 1 month
Total placements with other banks - net
Efek-Efek Yang Diperdagangkan
8. 2010
Trading Securities 2009
Obligasi pemerintah
Government bonds 917.645)
936.666)
2.037.961)
72.761)
329.669)
142)
3.285.275)
1.009.569)
-)
(2)
3.285.275)
1.009.567
Sertifikat Bank Indonesia
Certificates of Bank Indonesia
Obligasi perusahaan
Corporate bonds
Jumlah efek-efek yang diperdagangkan
Total trading securities
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah efek-efek yang diperdagangkan bersih
Allowance for impairment losses
Total trading securities - net
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh saldo efekefek dikelompokkan sebagai “lancar”.
As of 31 December 2009, all outstanding balances of trading securities were classified as “pass”.
Berikut ini adalah ikhtisar peringkat obligasi perusahaan yang dimiliki Bank berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari PTPemeringkat Efek Indonesia (PTPefindo) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009:
Summarized below was the rating of corporate bonds owned by the Bank as reported by the Indonesia Stock Exchange from PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) as of 31 December 2010 and 2009:
2010
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
2009
idAA+
idAA+
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
idAA
-
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
9. Instrumen Derivatif
9.
Derivative Instruments
2010 Tagihan derivatif/
2009 Kewajiban derivatif/
Tagihan derivatif/
Kewajiban derivatif/
54
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Derivative receivables
Derivative payables
Derivative receivables
Derivative payables Currency forward contracts
Kontrak berjangka valuta asing
Banks
Bank 1.247
6.117
2.249)
788
6.753 8.000
1.485 7.602
20.776) 23.025)
6.538 7.326
Non-banks
Bukan bank
Currency swap contracts
Kontrak currency swap Bank Bukan bank
49.283))
26.647))
96.630))
41.014
Banks
415))
-))
2))
155
Non-banks
49.698
26.647
96.632
41.169
Kontrak cross currency swap, dengan bank lain
26.491
27.263
2.285)
36
Interest rate swap contracts,
Kontrak swap suku bunga, dengan bank lain
60.171
6.508
24.004)
2.626
Kontrak berjangka obligasi, dengan bukan bank
-
-
-)
4.034
144.360
68.020
145.946)
55.191
with non-banks
Total Allowance for impairment
Cadangan kerugian penurunan nilai 144.360
68.020
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh saldo tagihan derivatif dikelompokkan sebagai “lancar”.
55
with other banks
Bond forward contracts,
Jumlah
Jumlah - bersih
Cross currency swap contracts, with other banks
(1.459) 144.487)
55.191
losses Total - net
As of 31 December 2009, all outstanding balances of derivative receivables were classified as “pass”.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
9. Instrumen Derivatif (Lanjutan)
9.
Derivative Instruments (Continued)
Dalam kegiatan operasi sehari-hari, Bank melakukan beragam transaksi derivatif untuk tujuan perdagangan (trading) maupun manajemen risiko. Tujuan Bank menggunakan instrumen derivatif adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah, untuk mengelola risiko Bank dan untuk menghasilkan pendapatan melalui kegiatan perdagangan. Kontrak derivatif yang digunakan oleh Bank untuk kegiatan perdagangan dan manajemen risiko meliputi swap, kontrak berjangka, opsi dan jenis kontrak serupa lainnya yang didasarkan pada suku bunga, kurs valuta asing dan risiko kredit.
In the normal course of business, the Bank entered into a variety of derivative transactions for both trading and risk management purposes. The Bank’s objectives in using derivative instruments are to meet customers’ needs, to manage the Bank’s exposure to risks and to generate revenue through trading activities. Derivative contracts used by the Bank in both trading and risk management activities include swaps, forwards, options and other similar types of contracts based on interest rates, foreign exchange rates and credit risk.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai kontrak dan rata-rata jangka waktu kontrak berjangka valuta asing dan currency swap adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2010 and 2009, the contract amount and average contract period of currency forward and currency swap contracts were as follows:
Nilai kontrak (dalam valuta asal)/ Contract amount (in original currency)
Rata-rata jangka waktu kontrak (hari)/ Average contract period (days)
Jenis valuta/ Currency
Kontrak pembelian berjangka valuta asing
2009
2010
2009
204.103.402
90.653.504
55
4.452.250
-
5
GBP
-
14.000
EUR
26.163.099
5.100.958
2010
89 USD JPY
Currency forward purchase contracts
-
124
5 86
Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
414.011 206.594.308
Kontrak penjualan berjangka valuta asing
52.747.973
USD 204.446.451 JPY EUR
23 30
26.161.860
69 24
7.890 14.493.681
134
Currency forward selling contracts
5 238
Lainnya, ekuivalen USD/ Others,
773.215 206.835.345
34 40
56
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
equivalent USD
Kontrak pembelian currency swap
276.693.542
117.775.465
75
JPY
683.059.643
52.171.376
17
36
GBP
5.000.000
-
16
-
EUR
52.741.894
47.702.660
125
292
553.153.748
294.706
47
49
USD
574.736.187
147.113.787
103
222
JPY
683.059.643
52.171.376
17
36
GBP
5.000.000
-
EUR
47.683.302
38.004.775
64
101
257.014.445
206.029
52
51
83
Currency swap purchase contracts
USD
Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
Kontrak penjualan currency swap
Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
57
16
-
Currency swap selling contracts
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
9. Instrumen Derivatif (Lanjutan)
9.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah nosional dan suku bunga rata-rata kontrak cross currency swap dan kontrak swap suku bunga adalah sebagai berikut:
Derivative Instruments (Continued) As of 31 December 2010 and 2009, the notional amount and average interest rates of cross currency swap and interest rate swap contracts were as follows:
Jumlah nosional (dalam valuta asal)/ Notional amount (in original currency)
Suku bunga rata-rata (% setahun)/ Average interest rates (% per annum)
Jenis valuta/ Currency
2010
2009
2010
2009
Kontrak pembelian cross currency swap
Cross currency swap IDR USD
Kontrak penjualan cross currency swap
IDR USD
1.555.656.053.303
133.750.000.000
6,40
8,74
173.477.645
-
0,41
-
1.555.656.053.303
-
6,40
-
173.477.645
14.000.000
0,41
2,54
Kontrak swap suku
purchase contracts
Cross currency swap selling contracts
Interest rate swap
bunga
contracts
Yang akan diterima IDR USD
USD
8,83
5.000.000
-)
1,43
150.000.000.00 0
5,64
8,41
-
0,30
To be received
To be paid
1.602.500.000 5.000.000
Rata-rata periode kontrak dan periode penyelesaian bunga dari kontrak cross currency swap dan kontrak swap suku bunga adalah sebagai berikut: 2010
Periode kontrak rata-rata: Kontrak cross currency swap Kontrak swap suku bunga
7,76
1.602.500.000 5.000.000
Yang akan dibayar IDR
653.500.000.00 0
2,10 tahun/years 2,32 tahun/years
-
The average period of contract and interest settlement period of cross currency swap and interest rate swap contracts were as follows: 2009
1,01 tahun/years 2,35 tahun/years
Periode penyelesaian bunga:
Average period of contract: Cross currency swap contracts Interest rate swap contracts
Interest settlement period:
Kontrak cross currency swap
1 - 12 bulan/months
1 - 12 bulan/months
Cross currency swap contracts
Kontrak swap suku bunga
1 - 12 bulan/months
1 - 12 bulan/months
Interest rate swap contracts
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah nosional dan rata-rata jangka waktu kontrak berjangka obligasi adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2010 and 2009, the notional amount and average contract period of bond forward contracts were as follows:
58
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Jumlah nosional (dalam rupiah penuh)/ Notional amount (in whole rupiah) 2009 2010
Rata-rata jangka waktu kontrak (hari)/ Average contract period (days) 2010 2009
Kontrak penjualan
Bond forward
berjangka obligasi
selling contracts -
2.329.000.000
10. Kredit Yang Diberikan
Valuta asing Modal kerja Konsumen
Jumlah kredit yang diberikan
Loans receivable by types of loan: 2010
2009
3.069.109) 57.105) 3.126.214)
3.354.081) 185.421) 3.539.502)
1.797.201) -) 1.797.201)
2.020.879) 7.517) 2.028.396)
Rupiah Working capital Consumer
Foreign currencies Working capital Consumer
Total loans receivable
4.923.415))
5.567.898))
Cadangan kerugian penurunan nilai
(175.097)
(304.831)
Allowance for impairment losses
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
4.748.318)
5.263.067)
Total loans receivable - net
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi: 2010 Rupiah Konstruksi Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Jasa sosial Sektor ekonomi lainnya Valuta asing Konstruksi Pertambangan Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Jasa sosial Sektor ekonomi lainnya
Jumlah kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah kredit yang diberikan - bersih
Loans receivable by economic sector: 2009
5.000) 2.058.292) 528.221) 454.787) 21.309) 58.605) 3.126.214)
-) 2.054.191) 429.662) 848.382) 21.844) 185.423) 3.539.502)
82.892) 136.937) 548.135) 437.750) 338.409) -) 253.078) 1.797.201)
142.804) 111.505) 1.283.154) 31.657) 415.077) 36.682) 7.517) 2.028.396)
4.923.415) (175.097) 4.748.318)
5.567.898) (304.831) 5.263.067)
Kredit yang diberikan tersebut di atas merupakan kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing dengan berbagai jenis agunan, termasuk kas, deposito berjangka, standby letters of credit, bangunan, aset 59
755
10. .Loans Receivable
Kredit yang diberikan menurut jenis kredit:
Rupiah Modal kerja Konsumen
-
Rupiah Construction Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Social services Other economic sectors Foreign currencies Construction Mining Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Social services Other economic sectors
Total loans receivable Allowance for impairment losses Total loans receivable - net
The above loans receivable represent loans in rupiah and foreign currencies with various types of collaterals, including cash, time deposits, standby letters of credit, buildings, other tangible assets, personal and
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
berwujud lainnya, jaminan pribadi dan perusahaan.
corporate guarantees.
Jumlah giro dan deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masing-masing sebesar ekuivalen Rp 901.555 dan ekuivalen Rp 1.233.893 pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009 (Catatan 12).
Total demand and term deposits from non-bank customers pledged as collaterals to the loans receivable amounted to equivalent Rp 901,555 and equivalent Rp 1,233,893 as of 31 December 2010 and 2009, respectively (Note 12).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, rincian kredit bermasalah (klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2010 and 2009, details of nonperforming loans (substandard, doubtful and loss) based on economic sector were as follows:
Rupiah Manufaktur Valuta asing Manufaktur Jumlah
Kredit bermasalah/ Non-performing loans
2010 Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Kredit bermasalah/ Non-performing loans
2009 Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
83.959
(83.959)
101.030
(50.515)
107.376 191.335
(80.354) (164.313)
235.533 336.563
(183.625) (234.140)
Rasio non-performing loan (NPL) pada tanggal 31.Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebagai berikut: 2010 NPL, bruto NPL, neto
3,89% 0,57%
Rupiah Manufacturing Foreign currencies Manufacturing
As of 31 December 2010 and 2009, the nonperforming loan (NPL) ratios were as follows:
2009 6,04% 1,95%
Gross NPL Net NPL
Selama tahun berakhir 310Desember 2009, jumlah pendapatan bunga yang diakui Bank dari kredit nonperforming yang diterima secara cash basis berjumlah ekuivalen Rp 5.909.
During the year ended 31December 2009, the Bank recognized interest income from non-performing loans received on a cash basis amounting to equivalent Rp 5,909.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009, Bank tidak melakukan restrukturisasi atas kredit yang diberikan.
During the years ended 31 December 2010 and 2009, the Bank did not restructure any loans receivable.
Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bankbank lain pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah nihil dan ekuivalen Rp.132.019. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31.Desember 2010 dan 2009 berkisar antara 2%-30%. Bank hanya berperan sebagai partisipan dalam kredit sindikasi tersebut.
The total participation of the Bank in syndicated loans with other banks as of 31 December 2010 and 2009 amounted to nil and equivalent Rp 132,019, respectively. The Bank’s participation as of 31 December 2010 and 2009 ranged between 2% - 30%. The Bank only acted as participant in the syndications.
Dalam laporannya kepada Bank Indonesia, Bank menyatakan bahwa pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009, Bank telah memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) seperti yang tercantum dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, baik untuk pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa maupun tidak.
The Bank’s report to Bank Indonesia stated that its Legal Lending Limit (“LLL”) as of 31December 2010 and 2009 was in compliance with LLL requirements stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulation, both for the related and non-related party borrowers.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
The movement of allowance for impairment losses on loans receivable during the years ended 31 December 2010 and 2009 was as follows:
60
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Saldo, awal tahun
Dibebankan ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 30) Kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses
2010 Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
15.371)
289.460)
Jumlah/Total
304.831)
Balance, beginning of year
(6.443)
(93.387)
(99.830)
Charged to unremitted profit in relation to the first adoption of PSAK No. 55 (2006 Revision) (Note 30)
2.138)
69.613)
71.751)
Impairment loss for the year
-) (274) 10.792)
(97.950) (3.431) 164.305)
(97.950) (3.705) 175.097)
Loans written-off during the year Exchange rate differences Balance, end of year
2009
Saldo, awal tahun Kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
61
365.754)
Balance, beginning of year
11.277)
Impairment loss for the year
(41.668) (30.532) 304.831)
Loans written-off during the year Exchange rate differences Balance, end of year
Pada tahun 2008, salah satu nasabah Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya sehingga penyelesaian kewajiban tersebut dilakukan melalui penandatanganan perjanjian tambahan dimana Bank mengambilalih kepemilikan atas jaminan kredit yang diberikan. Pada saat wanprestasi, saldo kredit yang diberikan berjumlah USD 60,7 juta (termasuk bunga yang belum dibayar). Bank telah mencatat jaminan tersebut sebagai aset lain-lain. Selama tahun berakhir 31 Desember 2008, Bank mengakui kerugian penurunan nilai jaminan karena kerusakan fisik dan kerugian lainnya sejumlah Rp 212 milyar.
In 2008, one of the Bank’s borrowers defaulted, which led to the signing of a supplement agreement whereunder the Bank acquired ownership of the collateral. At the time of default, balance of the loan was USD 60.7 million (including unpaid interests). The Bank recorded the collateral as other assets in its book. During the year ended 31 December 2008, the Bank recognized impairment losses of Rp 212 billion on the collateral assets due to physical damage and other losses.
Kredit yang diberikan tersebut telah dikemas sedemikian rupa sehingga eksposur kredit terbagi antara beberapa penanggung risiko/asuradur yang secara bersama-sama menutup 80% eksposur kerugian melalui perjanjian partisipasi risiko/penutupan asuransi. Selain itu, Bank menerima standby letter of credit (“SBLC”) dari cabang Deutsche Bank lainnya sejumlah USD 52 juta.
The loan was structured in a way that credit exposure was shared with various risk participants/insurance underwriters who collectively covered 80% of the exposure via risk participation agreements/insurance cover. Further, the loan was also secured by a standby letter of credit (“SBLC”) from another Deutsche Bank branch for USD 52 million.
Bank telah mencairkan SBLC dan menerima dana sebesar USD 52 juta pada bulan Januari 2009. Secara bersamaan, Bank mengajukan klaim atas partisipasi risiko dari para penanggung risiko/asuradur; klaim-klaim ini telah disetujui dan 80% dari jumlah kredit yang diberikan telah diterima pada tahun 2009 sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian. Kelebihan penerimaan atas eksposur kerugian bersih Bank dikembalikan ke cabang Deutsche Bank lain yang terkait; Bank tidak mencatat kerugian atas transaksi ini.
The Bank called the SBLC for the full amount and received the money of USD 52 million in January 2009. The Bank simultaneously claimed the share from the credit participants/insurance underwriters; these claims were honored, and the 80% of the loan amount was received in 2009, as per the terms of the respective agreements. Recoveries in excess of the Bank's net exposure were turned over to the other Deutsche Bank branch; no loss on the transaction was booked by the Bank.
Sambil melakukan upaya pemulihan kerugian dari
While dealing with the risk participants, the Bank has
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
para penanggung risiko, Bank terus berupaya memperoleh hak atas jaminan yang dikenakan perintah sita jaminan yang diterbitkan pengadilan sehubungan dengan permohonan yang diajukan oleh sebuah bank pemerintah. Bank juga telah mengajukan tuntutan atas jaminan beserta kerusakan-kerusakan yang terjadi terhadap bank pemerintah terkait ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan keputusannya pada bulan Oktober 2009 yang menguntungkan Bank. Pengadilan Negeri telah memerintahkan bank pemerintah terkait untuk membayar kepada Bank suatu jumlah di atas USD 70 juta, ditambah bunga. Bank pemerintah terkait telah mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, masalah ini masih dalam proses pengadilan.
continued to pursue its claim over the collateral against a court attachment order, pursuant to an application filed by a state owned bank. A tort claim for the collateral value plus damages was also filed by the Bank at the Central Jakarta District Court, against the state owned bank concerned. The Central Jakarta District Court issued its judgment in October 2009, and ruled in favor of the Bank. The Court ordered the state owned bank to pay the Bank an amount of approximately USD 70 million, plus the interests. The state owned bank filed an appeal against the verdict at the Jakarta High Court. Up to 31 December 2010, this matter remains in court.
11. Pinjaman Yang Dijaminkan
11. Secured Borrowing
Transaksi pinjaman yang dijaminkan terdiri dari:
Secured borrowing transactions consist of:
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/Receivables under secured borrowing 2010 2009 a. Transaksi terstruktur pada bulan Mei 2003 b. Transaksi terstruktur pada bulan Maret 2005 c. Transaksi terstruktur pada bulan Januari 2008 d. Transaksi terstruktur pada bulan April 2008 e. Transaksi terstruktur pada bulan Agustus 2009 f. Transaksi terstruktur pada bulan Oktober 2009 g. Transaksi terstruktur pada bulan Pebruari 2010 h. Transaksi terstruktur pada bulan April 2010 i. Transaksi terstruktur pada bulan Mei 2010 j. Transaksi terstruktur pada bulan Juni 2010 k. Transaksi terstruktur pada bulan Desember 2010 Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan/Obligation under secured borrowing 2010 2009
100.000)
100.000)
-)
-
650.000)
650.000)
-)
-
-)
305.000)
-)
-
-)
625.000)
-)
-
-)
250.000)
-)
500.000
-)
250.000)
-)
-
500.000
-)
-)
-
-)
-)
1.002.668
-
750.000
-)
-)
-
500.000
-
750.000 2.750.000
-) 2.180.000)
-) 1.502.668)
500.000
2.750.000
(21.800) 2.158.200)
-) 1.502.668
500.000
a. Structured deal entered in May 2003 b. Structured deal entered in March 2005 c. Structured deal entered in January 2008 d. Structured deal entered in April 2008 e. Structured deal entered in August 2009 f. Structured deal entered in October 2009 g. Structured deal entered in February 2010 h. Structured deal entered in April 2010 i. Structured deal entered in May 2010 j. Structured deal entered in June 2010 k. Structured deal entered in December 2010 Total Allowance for impairment losses Total - net
a.
Pada bulan Mei 2003, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 12 Januari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 100.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 100.000.
a.
b.
Pada bulan Maret 2005, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri
b. In March 2005, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest
In May 2003, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 12 January 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 100,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 100,000.
62
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 23 April 2015 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 650,000 in total). These transactions are accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 650,000.
Pada bulan Desember 2010, Bank menjual sebagian dari obligasi yang diterima dari transaksi tersebut dengan nilai nominal sebesar Rp 360.000 kepada pihak ketiga; oleh karenanya, pada tanggal 31 Desember 2010, Bank mencatat kewajiban untuk mengembalikan obligasi pemerintah tersebut sejumlah Rp 368.084, yang mencerminkan nilai wajar obligasi pemerintah.
In December 2010, the Bank sold a portion of the government bonds received from this transaction with a face value of Rp 360,000 to the third party; hence, as of 31 December 2010, the Bank recorded an obligation to return the government bonds of Rp 368,084, which represented the fair value of the government bonds.
c. Pada bulan Januari 2008, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 31 Januari 2011 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 305.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 305.000. Pada bulan Mei 2010, transaksi ini diselesaikan.
c.
In January 2008, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 31 January 2011 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 305,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 305,000. In May 2010, this transaction was early terminated.
d. Pada bulan April 2008, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 11 April 2011 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 625.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 625.000. Pada bulan Mei 2010, transaksi ini diselesaikan.
d.
In April 2008, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 11 April 2011 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 625,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 625,000. In May 2010, this transaction was early terminated.
e.
f.
63
tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 April 2015 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 650.000). Transaksitransaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 650.000.
Pada bulan Agustus 2009, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 13Agustus 2010 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp250.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp250.000.
e. In August 2009, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 13August 2010 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp250,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp250,000.
Pada bulan Agustus 2009, Bank juga melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi penjualan atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan pembelian kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 19Pebruari 2010 dengan harga yang sama dengan harga penjualan (yaitu Rp500.000). Transaksi ini dicatat sebagai kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp500.000.
H . In August 2009, the Bank also entered into a structured deal which involved initial sale of government bonds of certain series, interest rate swap and repurchase of the government bonds upon termination of the deal on 19 February 2010 at the same price with the initial sales price (i.e. Rp500,000). This transaction is accounted for as an obligation under secured borrowing of Rp500,000.
Pada bulan Oktober 2009, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 14Januari 2010 dengan harga yang sama dengan harga
f.
In October 2009, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 14January 2010 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp250,000). This
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp250,000.
pembelian (yaitu Rp250.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp250.000. g.
Pada bulan Pebruari 2010, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 20 Pebruari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 500.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 500.000.
g.
In December 2010, the Bank sold a portion of the government bonds received from this transaction with a face value of Rp 59,000 to the third party; hence, as of 31 December 2010, the Bank recorded an obligation to return the government bonds of Rp 56,050, which represented the fair value of the government bonds.
Pada bulan Desember 2010, Bank menjual sebagian dari obligasi yang diterima dari transaksi tersebut dengan nilai nominal sebesar Rp 59.000 kepada pihak ketiga; oleh karenanya, pada tanggal 31 Desember 2010, Bank mencatat kewajiban untuk mengembalikan obligasi pemerintah tersebut sejumlah Rp 56.050, yang mencerminkan nilai wajar obligasi pemerintah. h.
Pada
bulan April 2010, Bank melakukan tiga transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi penjualan atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan pembelian kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 8 April 2011 dan 11 April 2011 dengan harga yang sama dengan harga penjualan (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 1.002.668). Transaksi ini dicatat sebagai kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 1.002.668.
i. Pada bulan Mei 2010, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 12.Pebruari 2014 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 750.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 750.000.
h.
In April 2010, the Bank entered into three structured deals which involved initial sale of government bonds of certain series, interest rate swap and repurchase of the government bonds upon termination of the deals on 8 April 2011 and 11 April 2011 at the same price with the initial sales price (i.e. Rp 1,002,668 in total). This transaction is accounted for as an obligation under secured borrowing of Rp 1,002,668.
i.
In May 2010, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposits, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 12 February 2014 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 750,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 750,000.
In December 2010, the Bank sold a portion of the government bonds received from this transaction with a face value of Rp 322,000 to the third party; hence, as of 31 December 2010, the Bank recorded an obligation to return the government bonds of Rp 316,212, which represented the fair value of the government bonds.
Pada bulan Desember 2010, Bank menjual sebagian dari obligasi yang diterima dari transaksi tersebut dengan nilai nominal sebesar Rp 322.000 kepada pihak ketiga; oleh karenanya, pada tanggal 31 Desember 2010, Bank mencatat kewajiban untuk mengembalikan obligasi pemerintah tersebut sejumlah Rp 316.212, yang mencerminkan nilai wajar obligasi pemerintah. j.
In February 2010, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposits, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 20 February 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 500,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 500,000.
Pada bulan Juni 2010, Bank melakukan tiga transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi penjualan atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan pembelian kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 7 Juni 2011 dengan harga yang sama dengan harga penjualan (yaitu Rp 500.000). Transaksi ini dicatat sebagai kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 500.000.
j.
In June 2010, the Bank entered into three structured deals which involved initial sale of government bonds of certain series, interest rate swap and repurchase of the government bonds upon termination of the deals on 7 June 2011 at the same price with the initial sales price (i.e. Rp 500,000). This transaction is accounted for as an obligation under secured borrowing of Rp 500,000.
k. Pada bulan Desember 2010, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada
k.
In December 2010, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposits, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals
64
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
saat berakhirnya kontrak pada tanggal 2 Maret 2011 dan 3 Maret 2011 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 750.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 750.000.
on 2 March 2011 and 3 March 2011 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp.750,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp0750,000.
Pada bulan Desember 2010, Bank menjual sebagian dari obligasi yang diterima dari transaksi tersebut dengan nilai nominal sebesar Rp 934.000 kepada pihak ketiga; oleh karenanya, pada tanggal 31 Desember 2010, Bank mencatat kewajiban untuk mengembalikan obligasi pemerintah tersebut sejumlah Rp 943.505, yang mencerminkan nilai wajar obligasi pemerintah.
In December 2010, the Bank sold a portion of the government bonds received from this transaction with a face value of Rp 934,000 to the third party; hence, as of 31 December 2010, the Bank recorded an obligation to return the government bonds of Rp 943,505, which represented the fair value of the government bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh tagihan atas pinjaman yang dijaminkan tidak mengalami penurunan nilai (2009: dikelompokkan sebagai “lancar”).
As of 31 December 2010, all outstanding balances of receivables under secured borrowing were not impaired (2009: classified as “pass”).
12. Simpanan Dari Nasabah Bukan Bank Dan .Bank-Bank Lain
12. Deposits From Non-Bank Customers And .Other Banks 2010
2009
NASABAH BUKAN BANK Giro: Rupiah Valuta asing Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
Jumlah simpanan dari nasabah bukan bank
NON-BANK CUSTOMERS 3.594.574 1.880.487 5.475.061
2.471.411 2.209.773 4.681.184
2.739.949 1.185.825
2.745.206 1.083.328
3.925.774
3.828.534
9.400.835
8.509.718
BANK-BANK LAIN
Valuta asing Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
Jumlah simpanan dari bank-bank lain
Total deposits from non-bank customers
Demand deposits: 4.161.717
748.258
Rupiah
4.600
3.618
Foreign currencies
4.166.317
751.876
600.000 -
-
600.000
-
4.766.317
751.876
Giro dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah nihil dan ekuivalen Rp 89.519.
Deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada
65
Term deposits: Rupiah Foreign currencies
OTHER BANKS
Giro: Rupiah
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies
Term deposits: Rupiah Foreign currencies
Total deposits from other banks
Demand deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2010 and 2009 amounted to nil and equivalent Rp89,519, respectively. Term deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2010 and 2009
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
amounted to equivalent Rp 901,555 and equivalent Rp 1,144,374, respectively.
tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 901.555 dan ekuivalen Rp 1.144.374.
13. Efek-Efek Pasar Uang Yang Diterbitkan
13.
Money Market Securities Issued Represent interbank call money in rupiah with maturity period of more than 1 year since the placement date as of 31 December 2009.
Merupakan call money antar bank dalam rupiah dengan periode jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tanggal penempatan pada tanggal 31 Desember 2009.
14. Kewajiban Pada Kantor Pusat Dan Kantor Cabang Lain
14. Due To Head Office And Other Branches
Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan kantor cabang lain. Kewajiban pada Kantor Pusat diperpanjang secara periodik.
Represent the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2010 and 2009, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:
Suku bunga rata-rata tertimbang setahun/Weighted average interest rates per annum 2010 2009 % % Kewajiban pada Kantor Pusat: Rupiah Valuta asing
Kewajiban pada kantor cabang lain: Rupiah Valuta asing
2010
-
-
0,35
1,18
5,79
-
-
-
Jumlah
15. Taksiran Kerugian Atas Transaksi Rekening Administratif
720.800
198 751.628
720.800
751.826
737.380 -
81.652 46
737.380
81.698
1.458.180
833.524
Due to Head Office: Rupiah Foreign currencies
Due to other branches: Rupiah Foreign currencies
Total
15. Estimated Losses From Off-Balance Sheet Transactions
Merupakan taksiran kerugian atas letters of credit, garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan.
Mutasi taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif untuk tahun berakhir 31.Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 Saldo, awal tahun Penambahan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif selama tahun berjalan Saldo, akhir tahun
2009
Represents the estimated losses on letters of credit, bank guarantees and stand by letters of credit issued. The movement of estimated losses from off-balance sheet transactions during the years ended 31December 2010 and 2009 was as follows:
2009
25.151
21.960)
5.389 30.540
3.191) 25.151)
Balance, beginning of year Addition of estimated losses from offbalance sheet transactions during the year Balance, end of year
66
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
16. Pemindahan Laba Pada tahun 2010 Bank melakukan pemindahan laba yang berasal dari tahun buku 2009 ke Kantor Pusat sebesar Rp 532.000. Bank telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bank Indonesia dan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
In 2010 the Bank remitted its profit from financial year 2009 to the Head Office with a total of Rp 532,000. The Bank has communicated this to Bank Indonesia and has received the approval from Bank Indonesia.
Pada tahun 2009 Bank melakukan pemindahan laba yang berasal dari tahun buku 2006 dan 2007 ke Kantor Pusat sebesar Rp 1.132.200 walaupun saldo laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat lebih kecil dari jumlah yang dipindahkan. Hal ini menyebabkan saldo laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat Bank menjadi negatif. Bank telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bank Indonesia dan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia untuk melakukan reklasifikasi dari Penyertaan Kantor Pusat ke saldo laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat untuk menutupi saldo laba negatif tersebut sebesar Rp 250.615. Seperti yang telah disepakati dengan Bank Indonesia, Bank akan memastikan bahwa pengiriman laba ke Kantor Pusat di masa mendatang hanya akan dilakukan apabila laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat bersaldo positif.
In 2009 the Bank remitted its profit from financial year 2006 and 2007 to the Head Office with a total of Rp 1,132,200 despite the balance of unremitted profit was lower than that amount. As a result, the balance of unremitted profit became negative. The Bank has communicated this to Bank Indonesia and has received the approval from Bank Indonesia to reclassify the Head Office Investment to unremitted profit to cover the negative balance of Rp 250,615. As agreed with Bank Indonesia, the Bank will ensure that succeeding profit remittance to the Head Office will be made only to the extent of positive unremitted profit balance.
17. Aset Keuangan Dan Kewajiban Keuangan
67
16. Profit Remittance
17. Financial Assets And Financial Liabilities
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 2e menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 2e describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diperdagangkan, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, kewajiban keuangan telah dikelompokkan ke dalam kewajiban keuangan yang diperdagangkan dan kewajiban keuangan lainnya yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial assets have been classified into trading, loans and receivables and available-for-sale category. Similarly, financial liabilities have been classified into trading and other financial liabilities at amortized cost.
Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal neraca gabungan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal neraca gabungan.
The fair values were based on relevant information available as at the combined balance sheet date and have not been updated to reflect changes in market condition after the combined balance sheet date.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
17. Aset Keuangan Dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
17. Financial Assets And Financial Liabilities (Continued) The table below set out the carrying amount and fair values of the Bank’s financial assets and liabilities as of 31 December 2010.
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar aset dan kewajiban keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2010.
Diperdagangkan/ Trading
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/Fair value
Aset keuangan
Financial assets -
-
35.788
-
4.968.657
-
-
511.972
-
-
Kas
35.788
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif
-
4.587.618
511.972
511.972
Demand deposits at other banks
4.587.618
4.587.618
3.285.275
3.285.275
Trading securities
144.360
144.360
Derivative receivables
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.750.000
48.400 -
Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi Kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar
-
-
-
Kewajiban keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank
4.968.657
4.748.318 -
Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain
4.968.657
144.360
Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
-
-
-
Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia
3.285.275
35.788
Placements with other banks
Loans receivable
4.748.318
4.748.318
2.750.000
2.654.135
48.400
48.400
Acceptance receivables Interest receivables Other assets
3.429.635
56.555 1.202 17.672.722
14.669 50.457
-
56.555 15.871 21.152.814
56.555 15.871 21.056.949
-
-
-
9.400.835
9.400.835
9.400.835
68.020
-
-
4.766.317 -
4.766.317 68.020
4.766.317 68.020
-
-
-
1.502.668 48.607
1.502.668 48.607
1.502.668 48.607
-
-
-
1.683.851
1.683.851
1.683.851
68.020
-
-
26.895 17.429.173
26.895 17.497.193
26.895 17.497.193
Receivables under secured borrowing
Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Derivative payables Obligation under secured borrowing Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Other liabilities and accrued expenses
Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pijaman yang dijaminkan pada tanggal 31.Desember 2010 adalah berdasarkan harga kuotasi pasar.
The fair values of trading securities and obligation to return securities received under secured borrowing as of 31 December 2010 was based on quoted market prices.
Nilai wajar tagihan derivatif, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan dan kewajiban derivatif dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan suku bunga pasar.
The fair values of derivative receivables, receivables under secured borrowing and derivative payables were calculated using discounted cash flows analysis based on market interest rate.
Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan lainnya mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam jumlah signifikan memiliki
The fair values of other financial assets and liabilities approximated to the carrying amounts because a significant amount of the financial assets and liabilities is short-term in nature, and/or repricing frequently. 68
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
jangka waktu yang pendek dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
18. Pendapatan Bunga Bersih
18. Net Interest Income 2010
Pendapatan bunga Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Beban bunga Simpanan dari nasabah bukan bank dan bank-bank lain Premi penjaminan ke LPS Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Lainnya
Pendapatan bunga bersih
205.226) 129.787) 316.836) 198.491) 850.340)
(397.678) (20.278) (49.211) (406) (467.573)
319.181)
475.554)
Beban bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yang terkait dengan kewajiban keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah sebesar Rp 508.258 untuk tahun berakhir 31 Desember 2010.
19. Provisi Dan Komisi
Net interest income
Interest expenses calculated using the effective interest method that related to financial liabilities not carried at fair value was Rp 508,258 for the year ended 31 December 2010.
2009 25.125) 51.283) 154.452) 230.860)
(8.027) (39.072) (47.099)
(9.298) (5.214) (14.512)
Fees and commission income Export import transactions Cash management service Custodian service Fees and commission expenses Inter-bank transactions Brokerage service
20. Loss From Changes In Fair Value Of Financial Instruments
2010 4.403 1.655 6.058
Jumlah perubahan nilai wajar yang diestimasi dengan menggunakan teknik penilaian yang diakui dalam
69
Interest expenses Deposits from non-bank customers and other banks Guarantee premium to LPS Obligation under secured borrowing Miscellaneous
Interest income calculated using the effective interest method reported above that related to financial assets not carried at fair value through profit or loss were Rp 720,553 for the year ended 31 December 2010.
44.859) 23.308) 198.903) 267.070)
20. Rugi Atas Perubahan Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Efek-efek yang diperdagangkan Instrumen derivatif
Interest income Placements with other banks Trading securities Loans receivable Receivables under secured borrowing
19. Fees And Commissions 2010
Beban provisi dan komisi Transaksi antar bank Jasa perantara pedagang efek
110.029) 200.975) 438.479) 193.644) 943.127)
(419.373) (22.901) (88.879) (6) (531.159)
Pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah sebesar Rp 720.553 untuk tahun berakhir 31 Desember 2010.
Pendapatan provisi dan komisi Transaksi ekspor impor Jasa manajemen kas Jasa kustodian
2009
2009 34.332 68.445 102.777
Trading securities Derivative instruments
Total amount of the change in fair value estimated using a valuation technique that was recognized in the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
laporan laba rugi gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.655 dan Rp 68.445.
21. Beban Umum Dan Administrasi
21. General And Administrative Expenses 2010
Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya
104.411) 22.665) 33.306) 98.660) 259.042)
22. Pajak Penghasilan
252) 89.910) 21.744) 45.357) 1.697) 158.960)
b. Komponen dari beban pajak adalah sebagai berikut:
2010 196.546) (558) 195.988)
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut: 2010 Laba sebelum pajak Tarif pajak yang berlaku Beda permanen dengan tarif pajak 32,5% (2009: 35,2%) Pengaruh perubahan tarif pajak Beban pajak
212.101 40.856 31.472 65.057 349.486
Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Miscellaneous
a. Taxes payable consisted of: 2010
Pajak kini Pajak tangguhan
2009
22. Income Taxes
a. Utang pajak terdiri dari:
Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 4(2) dan 23/26 Pajak penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan kantor cabang Pajak Pertambahan Nilai
combined statements of income for the years ended 31 December 2010 and 2009 were Rp 1,655 and Rp 68,445, respectively.
2009 38 63.118 10.100 67.471 1.083 141.810
Income tax article 21 Income tax articles 4(2) and 23/26 Income tax articles 25/29 Branch profit tax Value Added Tax
b. The components of income tax expense were as follows: 2009 329.855 27.641 357.496
Current Deferred
c. The reconciliation between income before tax multiplied by the enacted tax rate and income tax expense was as follows: 2009
536.201) 32,5%) 174.265)
948.865 35,2% 334.000
21.723) -) 195.988)
21.861 1.635 357.496
Income before tax Enacted tax rate Permanent differences at 32.5% (2009: 35.2% ) tax rate Effect of changes in tax rates Income tax expense
70
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
22. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
22. Income Taxes (Continued)
d. . Aset dan kewajiban pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
d. The items that gave rise to significant portions of deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2010 and 2009 were as follows:
2010 Aset pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Rugi yang belum direalisasi atas efekefek yang diperdagangkan Alokasi beban dari Kantor Pusat yang masih harus dibayar Bonus karyawan yang masih harus dibayar Kewajiban imbalan pasca-kerja yang masih harus dibayar (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) Bonus perusahaan pengelola piutang pembiayaan konsumen yang masih harus dibayar Pendapatan bunga ditangguhkan atas kredit yang direstrukturisasi Jumlah aset pajak tangguhan
71
2009 Deferred tax assets: Allowance for impairment losses and estimated losses from off-balance sheet transactions
-)
31.746)
33.043)
31.677)
-)
13.477)
12.348)
13.180)
7.717)
6.533)
Accrual for employees’ bonuses Accrual for post-employment benefits obligation (including other long-term employee benefits)
2.887)
5.627)
Accrual for consumer financing receivables servicing company bonuses
-) 55.995)
2.361) 104.601)
Unearned interest on restructured debts Total deferred tax assets
Kewajiban pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Penyusutan aset tetap Laba yang belum direalisasi atas transaksi derivatif Jumlah kewajiban pajak tangguhan
(66.375) (73.017)
(67.210) (69.983)
(Kewajiban) aset pajak tangguhan, bersih
(17.022)
(34.618)
(3.815) (2.827)
)
-) (2.773)
Unrealized loss on trading securities Accrual for Head Office allocation expenses)))))
Deferred tax liabilities: Allowance for impairment losses and estimated losses from off-balance sheet transactions Depreciation of fixed assets Unrealized gain on derivative transactions Total deferred tax liabilities Deferred tax (liabilities) assets, net
Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
Pada bulan September 2008, Undang-Undang Pajak Penghasilan telah diubah, dan berlaku efektif sejak 1Januari 2009. Undang-Undang ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan perusahaan dari progresif menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Pengaruh dari perubahan tarif pajak penghasilan ini telah diperhitungkan dalam penilaian aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2009. Bank telah membebankan pengaruh dari perubahan tarif pajak penghasilan tersebut pada laporan laba rugi gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 1.635.
,In September 2008, the income tax law was amended, whereby effective from 1 January 2009. The existing graduated corporate income tax rates were replaced with a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and thereafter. The effect of the enactment of the new statutory tax rate has been accounted for in the valuation of deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2009. The Bank has charged the impact of this change in income tax rates of Rp 1,635 to the combined statement of income for the year ended 31 December 2009.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
22. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Penetapan pajak
22. Income Taxes (Continued) Tax assessments
Tahun pajak 2004
Fiscal year 2004(
Pajak-pajak Bank tahun 2004 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 7.295. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp3.380 pada tahun 2006. Pada tahun 2007, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.289. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.850 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Pada bulan Januari 2009, pengadilan pajak menerima seluruh banding dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 1.613, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 774, dan sisanya sebesar Rp 237 dipindahbukukan untuk pembayaran pajak tahun 2007. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung.
The Bank’s 2004 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 7,295. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 3,380 in 2006. In 2007, the tax office only accepted an amount of Rp 1,289 of this objection. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2004 taxes of Rp 1,850 and charged the remaining amount as expense in 2007. In January 2009, the tax court accepted all the tax appeal and the tax office refunded Rp 1,613 to the Bank plus interest of Rp 774, while the remaining of Rp 237 was overbooked for payment of 2007 taxes. At present, the tax office has contested this tax court decision to the Supreme Court.
Tahun pajak 2005
Fiscal year 2005
Pajak-pajak Bank tahun 2005 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 40.245, penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 33.007, dan restitusi sebesar Rp 17.089 atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2005. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut (termasuk atas penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 31.816) sebesar Rp 71.855 pada tahun 2007 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Selain keberatan pajak, Bank juga mengajukan klaim atas kelebihan bayar pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 sejumlah Rp 171 ke kantor pajak berdasarkan perhitungan mereka. Jumlah tersebut tidak disertakan di dalam jumlah penghitungan awal kelebihan pembayaran pajak Bank. Pada tahun 2008, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2005 sebesar Rp 542. Bank menerima restitusi pajak tersebut pada bulan Januari 2009. Bank mengajukan banding atas pajak tahun 2005 sejumlah Rp 69.961 pada bulan Maret 2009, yaitu penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 39.293 dan penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 30.668.
The Bank’s 2005 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 40,245, an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 33,007, and a refund of Rp 17,089 from the overpaid corporate income tax for 2005. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments (including the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 31,816) of Rp 71,855 in 2007 and charged the remaining amount as expense in 2007. In addition to the tax objections filed, the Bank claimed overpayment of income tax article 4(2) of Rp 171 to the tax office based on their calculation. This amount was not included in the original calculation of the total overpayment filed by the Bank. In 2008, the tax office only accepted an amount of Rp 542 of this objection. The Bank received the tax refund in January 2009. The Bank filed tax appeal on the 2005 taxes of Rp.69,961 in March 2009, i.e. additional tax assessments of a total of Rp 39,293 and an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 30,668.
72
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
22. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) g. Penetapan pajak (Lanjutan)
g. Tax assessments (Continued)
Pada bulan Desember 2010, pengadilan pajak menerima banding atas penyesuaian terhadap kompensansi rugi fiskal sebesar Rp 26.912. Selanjutnya, pada bulan Pebruari 2011 pengadilan pajak menerima banding Bank atas PPN yang seluruhnya berjumlah Rp 15.207. Sampai sekarang, hasil pengajuan banding atas pajak lainnya belum diketahui.
In December 2010, the tax court accepted the Bank’s appeal on the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 26,912. Later, in February 2011 the tax court accepted the Bank’s appeal on VAT of a total of Rp 15,207. Up to now, the result of the remaining appeal is not yet known.
Tahun pajak 2007
Fiscal year 2007
Sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2007, pajak-pajak Bank tahun 2007 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp.72.164. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp.64.041 ditambah dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp.42.544 yang ditolak oleh kantor pajak. Bank membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2009. Pada bulan Oktober 2010, kantor pajak menerima sebagian keberatan Bank dan memberikan restitusi atas keberatan pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp 1.066, pajak penghasilan pasal 26 sebesar Rp 459, dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 1.965 kepada Bank, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 977. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2007 sebesar Rp 103.095 pada bulan Nopember 2010. Hasil pengajuan banding ini belum diketahui.
73
22. INCOME TAXES (Continued)
In relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2007, the Bank’s 2007 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp.72,164. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 64,041 plus the overpaid corporate income tax of Rp.42,544, which was declined by the tax office. The Bank charged the remaining amount as expense in 2009. In October 2010, the tax office accepted part of the tax objections and refunded the Bank’s objection on income tax article 21 of Rp 1,066, income tax article 26 of Rp 459, and overpaid corporate income tax of Rp 1,965 to the Bank, plus interest of Rp 977. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2007 taxes of Rp 103,095 in November 2010. The result of this appeal is not yet known.
Tahun pajak 2009
Fiscal year 2009
Pada tahun 2011, sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2009, pajak-pajak Bank tahun 2009 sedang diperiksa oleh fiskus. Hasilnya masih belum diketahui.
In 2011, in relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2009, the Bank’s 2009 taxes are being audited by the tax office. The result of which is not yet known.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank menyajikan tagihan pada kantor pajak sejumlah Rp 142.388 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2007 dan 2005 yang masing-masing berjumlah Rp 103.095 dan Rp 39.293.
As of 31 December 2010, the Bank presented the receivables from tax office of Rp 142,388 as part of other assets, in relation to 2007 and 2005 tax assessments of Rp 103,095 and Rp 39,293, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2009, Bank menyajikan tagihan pada kantor pajak sejumlah Rp 145.878 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2007 dan 2005 yang masing-masing berjumlah Rp.106.585 dan Rp 39.293.
As of 31 December 2009, the Bank presented the receivables from tax office of Rp 145,878 as part of other assets, in relation to 2007 and 2005 tax assessments of Rp.106,585 and Rp 39,293, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa Bank dapat memperoleh kembali jumlah yang telah dibayar atas penetapan kekurangan pajak tersebut dikarenakan keberatan dan banding yang diajukan Bank telah sesuai dengan prinsip dan ketentuan pajak yang berkenaan dengan bank.
Management believes that the Bank should prevail in sustaining its tax position on the grounds that it is consistent with the tax principles and conventions relevant to banks.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
23.
24.
Jasa Kustodian
23. Custodial Services
Divisi Kustodian Bank memperoleh ijin untuk memberikan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau “Bapepam-LK”) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-07/PM/1994 tanggal 19Januari 1994.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to provide custodial services from the Capital Market Supervisory Agency (now the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency or “Bapepam-LK”) under its DecisionLetter No.KEP-07/ PM/1994 dated 19 January 1994.
Jasa-jasa yang diberikan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penitipan harta, penanganan dan penyelesaian transaksi, penagihan pendapatan dan pengadministrasian dana seperti perhitungan Nilai Aset Bersih atas unit-unit investasi serta pencatatannya.
The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, transactions settlement and handling, income collection, and funds administration such as calculation of Net Asset Value of investment units as well as unit registration.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset yang dikelola oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, surat-surat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan nilai keseluruhan sejumlah masing-masing Rp 645.120.325 dan Rp 408.247.471.
As of 31 December 2010 and 2009, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with a total value of Rp 645,120,325 and Rp408,247,471, respectively.
Dana Usaha
24.
Operating Funds
Dana usaha adalah selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decision letter of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12May1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, subbranch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dana usaha Bank terdiri dari:
As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s operating funds comprised of:
2010 Tagihan pada kantor cabang lain Tagihan derivatif pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Kewajiban pada Kantor Pusat (Catatan 14) Dana usaha
2009
50.174)
64.278)
36.568)
42.794)
Due from other branches Derivative receivables from Head Office and other branches
(720.800) (634.058)
(751.826) (644.754)
Due to Head Office (Note 14) Operating funds
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank melaporkan dana usaha berjumlah USD65.000.000 (masing-masing ekuivalen Rp585.650 dan Rp 610.675). Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai penerimaan pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s declared operating funds amounted to USD65,000,000 (equivalent to Rp585,650 and Rp610,675, respectively). The declaration for the years ended 31December 2010 and 2009 were made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan, yang mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank (Catatan 28).
The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s capital adequacy ratio (Note 28).
74
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
25. Komitmen Dan Kontinjensi
25. Commitments And Contingencies Jenis valuta/ Currency
Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2010 2009
2010
2009
COMMITMENTS KOMITMEN
Kewajiban komitmen:
Committed liabilities:
Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan
Undrawn committed loan USD
4.864.675
500.053
43.831
4.698
EUR
7.870.067
-
94.582
-
138.413
4.698
147.916
73.686
facilities
Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
USD
16.416.907
7.843.145
Irrevocable L/C facilities EUR
6.212.341
4.523.279
74.660
61.256
222.576
134.942
360.989
139.640
KONTINJENSI
CONTINGENCIES
Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima
Contingent receivables: IDR
9.051
179.672
USD
437.113.742
613.563.268
3.938.395
5.764.427
EUR
1.878.910
6.675.931
22.581
90.408
3.970.027
6.034.507
Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan non-performing
Interest on non-performing IDR USD
loans receivable 19.805.242
24.289.596
2.839 178.445
14.025 228.201
181.284
242.226
4.151.311
6.276.733
Kewajiban kontinjensi:
Garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan
75
Guarantees received
Contingent liabilities:
IDR
170.128
178.390
Bank guarantees and stand by letters of credit issued
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
USD
149.406.775
110.344.547
1.346.155
1.036.687
EUR
9.734.018
14.462.155
116.983
195.853
10.668
2.429.215
96
22.822
1.633.362
1.433.752
Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan atau likuiditas Bank. 26. Imbalan Pasca-Kerja
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results in any of these proceedings will have amaterial adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity. 26. Post-Employment Benefits
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pensiun.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia No.13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide post-employment benefits to its employees when their employment is terminated or when they retire. These benefits are primarily based on years of service and the employees’ compensation at termination or retirement.
Bank memiliki program pensiun iuran pasti melalui DPLK Manulife Indonesia (“Manulife”) yang pesertanya meliputi seluruh karyawan Bank yang telah bergabung dengan Bank sejak 1)Januari 1993 dan bersedia menjadi peserta program pensiun. Besarnya iuran program pensiun ini adalah sebesar 10% dari gaji per bulan, yang seluruhnya dibayarkan oleh Bank pada tahun 2010 dan 2009. Jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun ini adalah masing-masing 271 dan 280 orang pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009. Jumlah iuran yang dibayarkan Bank selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp6.986 dan Rp 5.411.
The Bank sponsors a defined contribution pension plan through DPLK Manulife Indonesia (“Manulife”) that covers all employees of the Bank who have joined the Bank since 1January 1993 and participate in the pension plan. The contribution rate is 10% of monthly salary which is fully contributed by the Bank in 2010 and 2009. As of 31December 2010 and 2009, the number of employees participating in the pension plan were 271 and 280 persons, respectively. The Bank’s share of contributions paid during the years ended 31 December 2010 and 2009 were Rp6,986 and Rp5,411, respectively.
Untuk karyawan yang telah bergabung dengan Bank sebelum 1 Januari 1993, Bank menyisihkan dana untuk tujuan khusus dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan di bank lain (sebelumnya melalui program asuransi jiwa) untuk menyediakan imbalan pensiun bagi karyawan tersebut. Jumlah karyawan yang mengikuti program tersebut adalah masing-masing 29 dan 34 orang pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Jumlah yang ditempatkan selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp723 dan Rp 727.
For employees who had already joined the Bank prior to 1 January1993,the Bank established a specialpurpose fund in the form of time deposits placed in another bank (previously through life insurance program) to provide the employees with pension benefits. The number of employees participating in the scheme were 29 and 34 persons as of 31December 2010 dan 2009, respectively. Total amount deposited during the years ended 31 December 2010 and 2009 was Rp 723 and Rp 727, respectively.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, akumulasi iuran Bank kepada dana pensiun dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari kewajiban imbalan pasca-kerja. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kewajiban imbalan pasca-kerja Bank (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) yang masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp23.745 dan Rp20.101.
Under the labor regulations, the Bank’s contributions accumulated in such funds can be offset against its post-employment benefits obligation. As of 31December 2010 and 2009, the Bank’s accrual for post-employment benefits obligation (including other long-term employee benefits) amounted to Rp 23,745 and Rp20,101, respectively.
76
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris independen pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan kompensasi per tahun
2010
2009
8,25% 9%
10,30% 9%
27. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Rincian saldo dan transaksi (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Piutang bunga Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan operasional lainnya - lain-lain Beban provisi dan komisi Beban umum dan administrasi: Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya Beban operasional - lain-lain
The principal assumptions used by the independent actuary as of 31 December 2010 and 2009 were as follows:
27. Related Party Transactions
The details of the balances and transactions (including commitments and contingencies) with related parties as of and for the years ended 31 December 2010 and 2009 were as follows:
2009
77.063 50.174 1.431.874 3.102 36.568 27.668 106.194 609.156 32.358 -
353.827 64.278 1.584.819 47.620 42.794 203 33.626 33.194 19.040 28.055 3.771
Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with other banks Trading securities Derivative receivables Interest receivables Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables
139.779
238.175
Other liabilities and accrued expenses
1.458.180 6.810 62.564 9.283 9.368 -
833.524 37.802 25.467 6.185 13.745 4.973
104.411 932 33.306 39.412 8.873
212.101 18 31.472 2.633 7.888
Due to Head Office and other branches Interest income Interest expenses Fees and commission income Other operational revenue - others Fees and commission expenses General and administrative expenses: Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Miscellaneous Operational expenses - others
KOMITMEN DAN KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima Kewajiban kontinjensi: Garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan
77
Discount rate per annum Future compensation increases per annum
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES 3.744.146
542.007
5.362.597
Contingent receivables: Guarantees received
305.292
Contingent liabilities: Bank guarantees and stand by letters of credit issued
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
28. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Komponen modal: Penyertaan Kantor Pusat Dana usaha (Catatan 24) Laba bersih tahun berjalan (50%) Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat (saldo rugi) tahun-tahun sebelumnya Cadangan umum kerugian penurunan nilai aset produktif (maksimum 1,25% dari aset tertimbang menurut risiko) Dikurangi: Investasi jangka panjang Jumlah modal Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko kredit Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko pasar Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko operasional
28. Capital Adequacy Ratio
2010
2009
1.387.393) 585.650) 169.828)
1.387.393) 610.675) 309.505)
24.751)
(62.259)
Component of capital: Head Office investment Operating funds (Note 24) Current year net income (50%) Prior year’s unremitted profit (accumulated deficit) General reserve for allowance for impairment losses of productive assets (maximum 1.25% of risk weighted assets)
71.074) 2.238.696) (1.500) 2.237.196)
61.375) 2.306.689) (1.500) 2.305.189)
5.685.904)
4.909.959)
1.039.407)
787.963)
2.035.201)
-)
33,27%
40,46%
Capital adequacy ratio - credit risk and market risk
25,54%
-
Capital adequacy ratio - credit risk, market risk and operational risk
8,00%
8,00%
Required capital adequacy ratio
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum - risiko kredit dan risiko pasar Rasio kewajiban penyediaan modal minimum - risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan
Less: Long-term investment Total capital Risk weighted assets - for credit risk Risk weighted assets - for market risk Risk weighted assets - for operational risk
In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the capital adequacy ratio should be calculated without including the tax effect of deferred income tax.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak penghasilan tangguhan.
29. Kualitas Aset Produktif
29. Quality Of Productive Assets The table below presented the grading of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations:
Tabel di bawah ini menunjukkan kolektibilitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:
2010
Lancar/ Pass Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bankbank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Rekening administratif
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total*)
511.972
-
-
-
-
511.972
4.587.618
-
-
-
-
4.587.618
3.285.275 144.360 4.714.570
17.510
27.030
-
164.305
3.285.275 144.360 4.923.415
2.750.000 48.607 14.669
-
-
-
9.944
2.750.000 48.607 24.613
1.896.071
6.191
92.089
-
-
1.994.351
*) Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
Demand deposits at other banks Placements with other banks Trading securities Derivative receivables Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets Off-balance sheet transactions
Before allowance for impairment losses *)
78
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
29. Kualitas Aset Produktif (Lanjutan)
29. Quality Of Productive Assets (Continued) 2009
Lancar/ Pass Giro pada bank-bank lain
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Macet/ Loss
Jumlah/ Total*)
643.568
-
-
-
-
643.568
Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain
3.233.319 1.009.569 145.946 5.039.087
192.248
61.068
101.030
174.465
3.233.319 1.009.569 145.946 5.567.898
2.180.000 51.644 8.142
-
-
-
15.950
2.180.000 51.644 24.092
Rekening administratif
1.504.182
1.581
67.629
-
-
1.573.392
*) Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
30. Penerapan Awal Psak No. 50 (Revisi 2006) Dan Psak No. 55 (Revisi 2006)
79
Diragukan/ Doubtful
Demand deposits at other banks Placements with other banks Trading securities Derivative receivables Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets Off-balance sheet transactions
Before allowance for impairment losses *)
30. First Adoption Of Psak No. 50 (2006 Revision) And Psak No. 55 (2006 Revision)
Seperti dijelaskan dalam Catatan 2e, laporan keuangan gabungan Bank pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan gabungan pertama Bank yang menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
As stated in Note 2e, the Bank’s combined financial statements as of and for the year ended 31 December 2010 are the Bank’s first combined financial statements which applied PSAK No. 50 (2006 Revision) and PSAK No. 55 (2006 Revision).
Dalam menerapkan standar-standar baru di atas, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi untuk penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Bank has identified the following transitional adjustments in accordance with the Technical Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions for the first adoption of PSAK No. 50 (2006 Revision) and PSAK No. 55 (2006 Revision) as issued by Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca gabungan awal Bank pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
The effect of the transition to PSAK 50 (2006 Revision) and PSAK No. 55 (2006 Revision) to the Bank’s opening combined balance sheet as of 1 January 2010 was set out in the following table:
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported Aset Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset (kewajiban) pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain Rekening kantor pusat Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
Penyesuaian transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Transitional adjustments to PSAK No. 50 (2006 Revision) and PSAK No. 55 (2006 Revision)
Setelah disesuaikan/ As adjusted Assets Demand deposits at other banks Placements with other banks Trading securities Derivative receivables Loans receivable
637.132 3.206.382 1.009.567 144.487 5.263.067
6.436) 26.937) 2) 1.459) 99.830)
643.568) 3.233.319) 1.009.569) 145.946) 5.362.897)
2.158.200 51.137
21.800) (149)
2.180.000) 50.988)
Receivables under secured borrowing Acceptance receivables
34.618 217.579
(52.198) 4.295)
(17.580) 221.874)
Deferred tax assets (liabilities), net Other assets Head office accounts
591.369
108.412)
699.781)
Unremitted profit
30. Penerapan Awal Psak No. 50 (Revisi 2006) Dan Psak No. 55 (Revisi 2006) (Lanjutan)
30. First Adoption Of Psak No. 50 (2006 Revision) And Psak No. 55 (2006 Revision) (Continued)
Penyesuaian transisi di atas berasal dari penghitungan ulang atas kerugian penurunan nilai aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Dasar penghitungan ulang atas kerugian penurunan nilai dijelaskan pada Catatan 2o.
The above transitional adjustments were derived from the reassessment of impairment losses for financial assets in accordance with PSAK No. 55 (2006 Revision). The basis for reassessment of impairment losses is detailed in Note 2o.
31. Reklasifikasi Akun
31. Reclassification Of Accounts
Beberapa akun dalam laporan keuangan gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010.
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassifications Neraca gabungan Aset Efek-efek - bersih Efek-efek yang diperdagangkan Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen bersih Aset lain-lain
Certain accounts in the combined financial statements for the year ended 31 December 2009 have been reclassified to conform with the presentation of the combined financial statements for the year ended 31 December 2010.
Reklasifikasi/ Reclassifications
1.464.022) -) 4.808.612)
(1.464.022) 1.009.567) 454.455)
2.343) 215.236)
(2.343) 2.343)
Setelah reklasifikasi/ After reclassifications
-) 1.009.567) 5.263.067)
Combined balance sheet Assets Marketable securities - net Trading securities Loans receivable
-) Consumer financing receivables - net 217.579) Other assets
Laporan laba rugi gabungan Combined statement of income
Pendapatan bunga Komisi dan provisi
Beban bunga
6.746)
(6.746)
-)
Interest income Commission and commitment fees
Interest expenses
80
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Bunga Komisi dan provisi
Pendapatan operasional lainnya Pendapatan komisi lainnya Provisi dan komisi
(447.295)
(20.278)
(467.573)
Interest
(6.086)
6.086)
-)
Commission and commitment fees
)
)
Other operational revenue
221.680)
(221.680)
-)
Other commission income
-)
230.860)
230.860
Fees and commissions Gain on trading marketable
Laba atas penjualan efek-efek, bersih
384.466
(384.466)
-)
securities, net Gain on sale of trading
Laba atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan Laba kurs, bersih
-)
418.797)
418.797)
394.225)
(394.225)
-)
securities Foreign exchange gain, net Gain from foreign exchange
Laba atas transaksi valuta asing Pendapatan lain-lain
-
379.318)
379.318)
transactions
260.834)
(81)
260.753)
Other revenue
Beban operasional Provisi dan komisi
Operational expenses -)
(14.512)
(14.512)
Fees and commissions Loss from changes in fair value of
Rugi atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan
-
(102.777)
(102.777)
financial instruments Realized loss from derivative
Rugi yang telah direalisasi dari instrumen derivatif Rugi atas transaksi derivatif, bersih
-)
(32.729)
(32.729)
(122.076)
122.076)
-)
instruments Loss on derivative transactions, net Reversal of allowance for
Pemulihan penyisihan penghapusan aset, termasuk taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif
1.944)
(1.944)
-)
uncollectible accounts, including estimated loss from off-balance sheet transactions Reversal of allowance for
81
Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai
-)
1.944)
Beban umum dan administrasi
(367.227)
17.741)
Beban lain-lain
(126.164)
2.616)
1.944)
impairment losses
(349.486) General and administrative expenses (123.548)
Other expenses
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
32. Penyajian Kembali Laporan Arus Kas Gabungan
32. Restatement Of Combined Statement Of Cash Flows Effective 1 January 2010, the components of cash and cash equivalents have been changed as explained in Note 2a. Accordingly, the comparative combined statement of cash flows for the year ended 31 December 2009 has been restated.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, komponen kas dan setara kas telah diubah seperti dijelaskan dalam Catatan 2a. Oleh karenanya, laporan arus kas gabungan komparatif untuk tahun berakhir 31 Desember 2009 telah disajikan kembali. Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
Penyajian kembali/ Restatements
1.836.528)
(906.079)
930.449)
(1.791)
-)
(1.791)
(1.420.200)
-)
(1.420.200)
414.537)
(906.079)
(491.542)
Kas dan setara kas, awal tahun
733.653)
4.222.843)
4.956.496)
Rugi kurs atas kas dan setara kas
(40.155)
(10.684)
(50.839)
1.108.035)
3.306.080)
4.414.115
Kas dan setara kas, akhir tahun
33. Standar Akuntansi Baru
Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
Net cash provided by operating activities Net cash used in investing activities Net cash used in financing activities Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of year Foreign exchange loss on cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, end of year
33. New Accounting Standards A number of new accounting standards have been issued but are not yet effective as of 31 December 2010 and have not been applied in preparing these combined financial statements.
Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif pada tanggal 31 Desember 2010 dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini.
-
Setelah disajikan kembali/ As restated
-
-
The accounting standards which will be effective for financial statements beginning on or after 1 January 2011:
-
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
- PSAK No. 1 (2009 Revision), “Presentation of Financial Statements”.
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”.
- PSAK No. 2 (2009 Revision), “Statement of Cash Flows”.
-
PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan
- PSAK No. 3 (2010 Revision), “Interim Financial Reporting”.
Interim”.
-
PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan
- PSAK No. 4 (2009 Revision), “Consolidated and Separate Financial Statements”.
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”.
-
PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.
- PSAK No. 5 (2009 Revision), “Operating Segments”.
82
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
-
PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.
- PSAK No. 7 (2010 Revision), “Related Parties”.
-
PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah
- PSAK No. 8 (2010 Revision), “Events After the
Periode Pelaporan”.
Reporting Period”.
-
PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.”
- PSAK No. 12 (2009 Revision), ”Interests in Joint Ventures.”
-
PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi.”
- PSAK No. 15 (2009 Revision), ”Investments in Associates.”
-
PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”.
- PSAK No. 19 (2010 Revision), “Intangible Assets”.
-
PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”.
- PSAK No. 22 (2010 Revision), “Business Combinations”.
-
PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
- PSAK No. 23 (2010 Revision), “Revenue”.
-
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”.
- PSAK No. 25 (2009 Revision), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors”.
-
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
- PSAK No. 48 (2009 Revision), “Impairment of Assets”.
-
PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas
- PSAK No. 57 (2009 Revision), “Provisions,
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.
-
PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”.
- PSAK No. 58 (2009 Revision), “Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations”.
-
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”.
- Interpretation of Financial Accounting Standard (ISAK) No. 7 (2009 Revision), “Consolidation of Special Purpose Entities”.
-
ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas
- ISAK No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities.”
Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”.
83
Contingent Liabilities and Contingent Assets”.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
-
ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan.”
- ISAK No. 10, “Customer Loyalty Programs.”
-
ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik.”
- ISAK No. 11, “Distribution of Non-Cash Assets to Owners.”
-
ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer.”
- ISAK No. 12, “Jointly Controlled Entities: NonMonetary Contributions by Venturers.”
-
ISAK No. 14 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud - Biaya Situs Web”.
- ISAK No. 14 (2010 Revision), “Intangible Assets - Web Site Costs”.
-
ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan
- ISAK No. 17, “Interim Financial Reporting and
Penurunan Nilai”.
Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
-
-
Impairment”.
-
The accounting standards which will be effective for financial statements beginning on or after 1 January 2012:
-
- PSAK No. 10 (2010 Revision), “The Effects of
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”.
Changes in Foreign Exchange Rates”.
-
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
- PSAK No. 24 (2010 Revision), “Employee Benefits”.
-
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”.
- PSAK No. 46 (2010 Revision), “Income Taxes”.
-
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”.
- PSAK No. 50 (2010 Revision), “Financial Instruments: Presentation”.
-
PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”.
-
PSAK No. 53 (2010 Revision), “Share-Based Payment”.
-
PSAK No. 60 (2010), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
-
PSAK No. 60 (2010), “Financial Instruments: Disclosure”.
-
ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.
-
ISAK No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”.
-
ISAK No. 15, “PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
-
ISAK No. 15, “PSAK 24 - The Limit of a Defined Benefit Asset, Minimum Funding
84
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Interaksinya”.
-
ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.
Bank sedang dalam proses menganalisa dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan standarstandar akuntansi baru tersebut yang relevan untuk Bank.
85
Requirements and Their Interaction”.
-
ISAK No. 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”.
The Bank is in the process of analyzing the impact that will result from adopting those new accounting standards which are relevant to the Bank.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
FINANCIAL KEY RATIO
RASIO KEUANGAN PENTING
Financial Ratio 31 December 2010 and 2009 Ratio (%)
2010
2009
25.54%
40.46%
3.95%
3.60%
1.61%
2.90%
2.Non performing productive asset to total productive asset / Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif
1.24%
2.72%
3.Impairment loss financial asset to productive asset / Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aktiva produktif
1.13%
1.67%
4. NPL – Gross
3.89%
6.04%
NPL – Netto
0.57%
1.95%
1. ROA
2.75%
5.68%
2. ROE
14.14%
18.83%
3. NIM
1.75%
2.97%
69.00%
57.50%
I. Capital / Modal 1. Car – credit risk, market risk and operational risk Car – risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional 2. Fixed asset to capital / Aset tetap terhadap modal
Ii. Quality Of Assets / Kualitas Aset 1. Non performing Productive Asset and non Productive Asstet to Total Productive Asset and non Productive Asset / Asset produktif bermasalah dan non produktif bermasalah terhadap total produktif asset dan non produktif asset
Iii. Rentability / Rentabilitas
4. Operating expense to operating revenues / Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
86
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Iv. Liquidity / Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) /
52.37%
65.43%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Giro Wajib Minimum – Rupiah
8.17%
5.77%
Giro Wajib Minimum – Valas
1.01%
1.00%
10.18%
17.33%
Rasio Pinjaman terhadap Deposito (LDR)
V. Compliance / Kepatuhan 1.A. Percentage Violation On Legal Lending Limit / PERSENTASE PELANGGARAN Atas BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT a.1. Related party / Pihak terkait a.2. Non related party / Bukan pihak terkait B. Percentage Lending In Excess On Legal Lending Limit / Persentase Pinjaman Melebihi Batas Maksimum Pemberian b.1. Related party / Pihak terkait b.2. Non Related party / Bukan pihak terkait 2. Statutory reserve requirement
3. Net Open Position (NOP) / Posisi Devisa Neto (PDN)
87
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Risk management and Good corporate governance
88
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Risk management
Manajemen risiko
Deutsche Bank has a comprehensive risk management policy, which is implemented and overseen locally by multiple levels of risk management structures involving the Risk Management Unit (RMU) and the Indonesian Risk Committee (IRC).
Deutsche Bank memiliki kebijakan manajemen risiko yang menyeluruh, yang diimplementasikan dan diawasi secara lokal oleh berbagai tingkat struktur manajemen risiko yang melibatkan Unit Manajemen Risiko (RMU) dan Komite Risiko Indonesia (IRC).
The RMU generally meets eight times a year and is comprised of staff from infrastructure divisions including the Head of Global Markets Operations, Cash Operations, Loan Operations, Compliance, Finance, and the COO,.
RMU mengadakan rapat umumnya delapan kali dalam setahun dan terdiri dari staf dari divisi infrastruktur termasuk Pimpinan Global Markets Operations, Cash Operations, Loan Operations, Kepatuhan, Keuangan, dan COO.
The Indonesian Risk Committee (IRC) structure, which includes the CCO, COO, CFO, various business heads and the risk unit representatives from the regional office, meets quarterly and has been in place for many years. The IRC works closely with the Regional Risk Committee (RRC) to assess and manage the risk profile (credit, liquidity, market, and other risks) for Indonesia.
Struktur Komite Risiko Indonesia (IRC), termasuk CCO, COO, CFO, berbagai pimpinan bisnis dan perwakilan unit risiko dari kantor regional, mengadakan rapat setiap kuartal dan telah berjalan selama beberapa tahun. IRC bekerja sama dengan erat dengan Komite Risiko Regional (RRC) untuk mengakses dan menangani profil risiko (risiko kredit, likuiditas, pasar dan lain-lain) bagi Indonesia.
Risk management policies can summarised as follows:
Kebijakan manajemen risiko dapat diringkas seperti dibawah ini:
Credit risk – every extension of credit to any counterparty requires approval from Credit Risk Management (CRM). Credit approval authorities are assigned according to the qualifications, experience and training of the officers and are reviewed periodically. Credit lines approved should be consistent with the portfolio and local regulatory guidelines. CRM reviews credit exposures periodically and ensures that allowance for loan losses is provided for accounts that are doubtful for collection.
-
-
-
Risiko kredit – setiap perpanjangan kredit kepada pihak lawan memerlukan persetujuan dari Manajemen Risiko Kredit (CRM). Wewenang persetujuan kredit diberikan sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pelatihan officer yang bersangkutan dan ditinjau secara berkala. Limit kredit yang disetujui harus sesuai dengan portofolio and ketentuan peraturan lokal. CRM meninjau eksposur kredit secara berkala dan memastikan agar disisihkan cadangan untuk kerugian pinjaman untuk rekening yang meragukan.
Market risk – the Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities by taking positions in debt obligations, foreign exchange and securities. The Bank uses a combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics to manage market risks and use as a basis for setting limits.
-
89
-
Risiko pasar – Bank mempunyai risiko pasar dalam aktivitas trading dan non-trading dengan membuka posisi dalam debt obligation, valuta asing dan sekuritas. Bank menggunakan kombinasi sensitivitas risiko, value-at-risk, stress testing dan economic capital metrics untuk menangani risiko pasar dan menggunakannya sebagai dasar penentuan limit.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
-
Liquidity risk – the Bank’s effective management of liquidity risk has been instrumental in maintaining a healthy funding profile, even in periods of general economic weakness. Liquidity is monitored through the use of Funding Matrix, which shows the excess or shortfall of assets over liabilities in each time bucket and allows the Bank to identify and manage open liquidity exposures.
o -
Operational risk – defined to be the potential for incurring losses in relation to employees, project management, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, external influences and customer relationships. Operational risk is managed by the respective Business Divisions with factors such as direct and indirect losses, transactional errors, employee turnover, disaster recovery readiness, audit actions , taken into account to assess operational risk.
o -
Legal risk – documents and agreements with counterparties are reviewed by the Legal Department (operating from Singapore and supported by local external counsels) prior to execution /finalisation to ensure that documents is in compliance with law. Any legal disputes are also managed by Legal with close reference to local country management. o
-
-
Reputational and Strategic risk – any potential reputational or strategic risk that is identified is escalated oppropriately to the risk committees and to the respective Group Risk Officer. o Compliance risk – each Business/Function Head assumes primary responsibility to ensure that their respective activities are in full compliance with internal and regulatory requirements. The Head of Compliance ensures that updates to regulations are circulated to all heads, while Internal Audit conducts reviews to ascertain compliance with internal and regulatory requirements.
The detailed explanation on credit risk, liquidity risk, market risk and operational risks of Deutsche Bank in 2010, are presented in full in Chapter 4 of the Audited Financial Statements, notes number 3 on Financial Risk Management.
-
Risiko Likuiditas – penanganan risiko likuiditas Bank yang efektif telah membantu dalam menjaga profil pendanaan yang sehat, meskipun dalam periode ekonomi umum yang lemah. Likuiditas dimonitor melalui penggunaan Funding Matrix, yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan aset dibanding kewajiban dalam setiap jangka waktu dan memungkinkan Bank untuk mengidentifikasikan dan menangani eksposur likuiditas yang terbuka.
-
Risiko Operasional – didefinisikan sebagai potensi timbulnya kerugian sehubungan dengan karyawan, manajemen proyek, spesifikasi dan dokumentasi kontrak, teknologi, kegagalan infrastruktur dan bencana, pengaruh eksternal dan hubungan nasabah. Tanggungjawab untuk operasional manajemen risiko ditangani terutama terletak pada Divisi Bisnis yang bersangkutan dan unit operasional terkait. Berbagai faktor seperti kerugian langsung dan tidak langsung, kesalahan transaksi, perpindahan karyawan, kesiapan penanganan bencana, tindakan audit dipertimbangkan untuk menilai risiko operasional.
-
Risiko Hukum – dokumen dan perjanjian dengan pihak ketiga ditinjau oleh divisi Hukum (yang beroperasi dari Singapura dan didukung oleh dewan eksternal lokal) sebelum dilaksanakan untuk memastikan bahwa dokumentasi telah memenuhi undang-undang. Permasalahan hukum, juga ditangani oleh Divisi Hukum –dengan merujuk kepada manajemen lokal.
-
Risiko Reputasi dan Strategi – potensi risiko reputasi atau strategi yang diidentifikasi disampaikan dengan baik pada tingkat Komite Risiko dan Grup Risk Officer terkait.
-
Risiko kepatuhan – setiap Pimpinan Bisnis/Fungsi memegang tanggungjawab utama untuk memastikan agar aktivitas mereka semua memenuhi ketentuan internal dan peraturan pengawas. Kepala Bagian Kepatuhan memastikan pengkinian peraturan diedarkan kepada semua pimpinan sementara audit internal mengadakan kajian untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan peraturan pengawas.
Penjelasan secara detail tentang risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional bank tahun 2010, disajikan secara lengkap di dalam BAB 4 Laporan Keuangan yang diaudit, catatan nomor 3 tentang Manajemen Risiko Keuangan.
90
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Good corporate governance
Tata kelola perusahaan yang baik
In 2007, Bank Indonesia issued detailed guidelines on Good Corporate Governance (GCG) vide their regulation No.8/4/PBI/2006 and 8/14/PBI/2006. The rules of GCG implemented by Bank Indonesia are based on transparency, accountability, independence, responsibility, and fairness. The two Deutsche Bank AG branches in Indonesia – in Jakarta and Surabaya – comply with these guidelines.
Dalam tahun 2007, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang terperinci mengenai Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan 8/14/PBI/2006. Ketentuan mengenai GCG yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia berdasarkan transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggungjawab dan kejujuran. Dua cabang Deutsche Bank di Indonesia – di Jakarta dan Surabaya – mematuhi semua ketentuan ini.
Effective corporate governance, to comply with the high international standard, is part of Deutsche Bank’s identity. The Bank ensures a responsible, value-driven management and control through a system of corporate governance, which has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and the Supervisory Board, a system of performance related compensation for our managers and employees, as well as transparent and early reporting.
Untuk memenuhi standar internasional tertinggi, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian dari identitas Deutsche Bank. Bank memastikan manajemen yang bertanggungjawab, berdasarkan nilai dan pengawasan melalui sistem tata kelola perusahaan, yang mempunyai empat elemen utama: hubungan yang baik dengan para pemegang saham, kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja bagi para manajer dan karyawan kami, serta transparansi dan pelaporan dini.
The fundamental basis for this is provided by, above all, the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. Seeing as our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are subject in certain respects to U.S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission and the New York Stock Exchange.
Dasar fundamental untuk ini disediakan, terutama oleh, German Stock Corporation Act (Undangundang Perusahaan Jerman) dan German Corporate Governance Code (Kode etik Tata Kelola Perusahaan Jerman). Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, dalam hal tertentu kami tunduk kepada undang-undang pasar modal Amerika serta peraturan Securities and Exchange Commission and New York Stock Exchange.
We have conducted a self-assessment of our corporate governance procedures and practices against those prescribed by Bank Indonesia, and confirm that we comply with the central bank’s requirements.
Kami telah melakukan penilaian sendiri untuk prosedur-prosedur dan pelaksanaan-pelaksanaan tata kelola bank kami sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia, dan kami mengkonfirmasi bahwa tata kelola bank kami telah sesuai dengan ketentuanketentuan bank sentral.
The requirements of Bank Indonesia on Good Corporate Governance relate to
Ketentuan Bank Indonesia mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik berhubungan dengan:
1. The Board of Commissioners and the Board of Directors
1. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Bank Indonesia has set out comprehensive requirements, covering several aspects governance with regard to the establishment of the Board of Commissioners (BOC) and the
Bank Indonesia telah menentukan ketentuan yang lengkap, mencakup beberapa aspek tata kelola sehubungan dengan pembentukan Dewan
91
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Board of Directors (BOD). All banks operating in the Republic of Indonesia are required to comply with these requirements.
Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD). Semua bank yang beroperasi di Indonesia diharuskan mematuhi ketentuan ini.
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) representing the Board of Commissioners carries out the supervisory functions on behalf of the Management Board. The principal objective of the RGB is to provide a high level supervision of governance and control issues in the region on behalf of the Management Board. The RGB meets at least four times a year.
Deutsche Bank AG adalah multi nasional bank, berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen Frankfurt bertanggungjawab untuk menangani perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Regional Governance Board (RGB) (Dewan Tata Kelola Regional), yang mewakili Dewan Komisaris, melaksanakan fungsi pengawasan atas nama Dewan Manajemen. Tujuan utama RGB adalah melakukan pengawasan tata kelola tingkat tinggi dan masalah pengawasan di wilayah ini atas nama Dewan Manajemen. RGB mengadakan rapat empat kali dalam satu tahun.
The RGB has twelve permanent members, including the Regional Chief Executive Officer and Regional Heads of various risk functions.
Anggota RGB terdiri dari dua belas anggota tetap, termasuk Regional Chief Executive Officer dan Regional Head dari berbagai fungsi risiko.
At the local level, in Indonesia, the Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO). The EXCO has six members; these members adequately represent all businesses at this committee. The EXCO generally meets six times a year and is responsible for the management of the Bank in Indonesia. This includes reviewing the business strategy for the bank, overseeing the profitability of the bank, ensuring compliance of regulations, etc. The RGB keeps an oversight on the Bank in Indonesia through the various committees that have been set-up at the regional level.
Pada tingkat lokal, di Indonesia, Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (EXCO). EXCO mempunyai 6 anggota; jumlah ini cukup mewakili semua bisnis dalam komite ini. EXCO umumnya mengadakan rapat enam kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen Bank di Indonesia. Hal ini termasuk meninjau strategi bisnis bank, mengawasi laba bank, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dll. RGB melalukan pengawasan sesuai Bank Indonesia melalui berbagai komite yang telah dibentuk di tingkat regional.
Members of the RGB and the EXCO have the background and experience that has tested their credibility, integrity and competence for the role. All members of the RGB and EXCO are required to comply with the regulations applicable to employees regarding purchase of equity, and need to declare such ownership.
Para anggota RGB dan EXCO mempunyai latar belakang dan pengalaman yang telah membuktikan kredibilitas, integritas dan kompetensi mereka untuk peran mereka. Semua anggota RGB dan EXCO harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku bagi karyawan mengenai pembelian ekuitas dan keharusan untuk melaporkan kepemilikan tersebut.
The Regional Governance Board (RGB) and the local Executive Committee (EXCO) perform the functions of the BOC and BOD respectively, and comply with the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities.
Dewan Tata Kelola Regional (RGB) dan Komite Eksekutif lokak (EXCO) masing-masing melaksanakan fungsi BOC dan BOD serta mematuhi ketentuan bank sentral yang terkait dengan susunan, frekuensi rapat, ketentuan keterbukaan dan peran serta tanggungjawab mereka.
92
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2. Committees
2. Komite
Deutsche Bank AG has also set up several committees, such as the Audit Committee, a committee for remuneration and compensation, and risk committees. Some of these committees operate at a global level, others at a regional level, and some at local level. These committees have specific terms of reference and operate in accordance to them.
Deutsche Bank AG juga telah membentuk beberapa komite, seperti Komite Audit, komite remunerasi dan kompensasi dan komite-komite risiko. Beberapa dari komite ini beroperasi pada tingkat global, lainnya pada tingkat regional dan sebagian pada tingkat lokal. Komite-komite ini mempunyai ketentuan khusus sebagai panduan dan beroperasi sesuai dengan panduan tersebut.
a)
The Audit Committee is set up at the global level and covers all entities of the Bank. The members of the Committee include the Chairperson and Deputy Chairperson of the Supervisory Board, and up to four other Supervisory Board members. This committee keeps informed of the work done by Group Audit, the internal audit department of the Bank.
a)
Komite Audit dibentuk pada tingkat global dan mencakup semua entitas Bank. Para anggota Komite termasuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengawas, dan sampai empat anggota Dewan Pengawas lainnya. Komite ini mengikuti pekerjaan yang dilakukan oleh Grup Audit, bagian audit internal di Bank.
b)
There are three risk committees that operate at different levels. The Regional Risk Committee (RRC) that has the regional risk heads as its members is responsible for a high level supervision on behalf of the RGB. Under the RRC is the Indonesian Risk Committee (IRC). The IRC meets quarterly, to review, among other things, the risk incidents, the risk profile, and outstanding audit issues, of the Bank in Indonesia. The IRC members include the regional heads of the risk functions and of Group Audit (or their representatives), and the local EXCO members. Finally, there is the Risk Management Unit (RMU) that has the local operations and IT heads as its members. This unit meets eight times a year to review and monitor the risk profile of the branch at a granular level.
b)
Terdapat tiga komite risiko yang beroperasi pada tingkat yang berbeda. Komite Risiko Regional (RRC) dengan anggotanya terdiri dari para pimpinan risiko regional, bertanggungjawab untuk pengawasan tingkat tinggi atas nama RGB. Berada di bawah RRC adalah Komite Risiko Indonesia (IRC). IRC mengadakan rapat setiap kuartal, untuk meninjau, antara lain, risiko insiden, profil risiko, dan masalah audit yang belum diselesaikan dengan Bank Indonesia. Para anggota IRC termasuk pimpinan regional fungsi risiko dan Grup Audit (atau perwakilan mereka) serta para anggota lokal EXCO. Akhirnya, terdapat Unit Manajemen Risiko (RMU) yang anggotanya terdiri dari pimpinan operasional lokal dan TI.. Unit ini mengadakan rapat delapan kali dalam satu tahun untuk meninjau dan memonitor profil risiko bank satu per satu.
c)
The Bank also has a Senior Executive Compensation Committee (SECC) that is responsible for establishing a compensation framework and corporate governance structure.
c)
Bank juga mempunyai Komite Kompensasi Eksekutif Senior (SECC) yang bertanggungjawab untuk menetapkan kerangka dan struktur tata kelola perusahaan.
In order to implement minimum standards of corporate governance, Bank Indonesia has set up specific requirements for these committees. These requirements relate to the adequacy of the structure, qualifications and competence of the various committees, and the effectiveness of the duties and responsibilities of the committees. Deutsche Bank has reviewed these requirements, and can confirm that it fulfills the high standards set by the central bank.
93
Untuk mengimplementasikan standar minimum tata kelola perusahaan, Bank Indonesia telah menentukan persyaratan khusus bagi komite-komite tersebut. Persyaratan ini berkaitan dengan kecukupan struktur, kualifikasi dan kompetensi berbagai komite, dan efektivitas tugas dan tanggungjawab komite-komite ini. Deutsche Bank telah mempelajari persyaratan ini dan dapat mengkonfirmasikan bahwa bank telah memenuhi standar tertinggi yang ditentukan oleh bank sentral.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
3. Conflicts of Interest
3. Benturan Kepentingan
As global financial service providers, banks face actual and potential conflicts of interest periodically. Deutsche Bank conducts its business according to the principle that it must manage conflict of interest fairly, between itself and its clients and between one client and another. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has in place business-specific procedures that address the identification and management of actual and potential conflicts of interest that may arise in the course of the Bank’s business. These procedures relate to independence of business divisions, appropriate controls over flow of information, restrictions on cross-Board membership, etc. The procedures are documented and available to all staff concerned.
Sebagai penyedia layanan keuangan global, secara berkala bank-bank menghadapi benturan kepentingan, baik yang sebenarnya atau yang berpotensi. Deutsche Bank melaksanakan bisnis sesuai dengan prinsip bahwa bank harus menyelesaikan benturan kepentingan dengan adil, antara bank sendiri dan nasabahnya dan antara satu nasabah dengan nasabah lainnya. Untuk menyelesaikan keadaan benturan kepentingan dengan cepat dan adil, Bank mempunyai prosedur bisnis khusus yang menangani identifikasi dan penyelesaian benturan kepentingan, yang sebenarnya dan yang berpotensi, yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bisnis Bank. Prosedur ini berkaitan dengan independensi divisi bisnis, pengawasan yang sesuai atas arus informasi, larangan keanggotaan cross-Board, dll. Prosedur tersebut didokumentasikan dan tersedia bagi semua staf yang bersangkutan.
The Compliance and Legal departments of the bank assist in the identification and monitoring of such conflicts of interest situations.
Bagian Kepatuhan dan Hukum di bank membantu pengidentifikasian dan monitoring keadaan benturan kepentingan yang demikian.
4. Compliance Function
4. Fungsi Kepatuhan
Market conduct is regulated in several markets that we operate in. Complying with these regulations is central to ensuring fair and efficient markets and to promoting investor confidence. Deutsche Bank is committed to ensuring compliance with the regulatory requirements in each market.
Tingkah laku pasar diatur dalam beberapa pasar di mana kami beroperasi. Mematuhi peraturan ini merupakan hal yang pokok untuk memastikan pasar yang adil dan efisien dan meningkatkan kepercayaan investor. Deutsche Bank berkomitmen untuk memastikan kepatuhan pada peraturan ketentuan dalam setiap pasar.
To achieve this objective, a separate and independent Compliance function has been set up within Deutsche Bank AG; Jakarta Branch has its own Compliance department. The key responsibility of the Compliance department is to facilitate lawful and ethical business. This department aims at protecting the bank by advising on ethical conduct and identifying regulatory solutions, thereby safeguarding the integrity and reputation of the bank. More specifically, the Compliance department promotes awareness of regulatory requirements and monitors compliance of local regulations.
Untuk mencapai tujuan ini, fungsi Kepatuhan yang terpisah dan independen telah dibentuk dalam Deutsche Bank AG; Cabang Jakarta memiliki bagian Kepatuhan sendiri. Tanggungjawab utama bagian Kepatuhan adalah memfasilitasi bisnis yang sah menurut hukum dan etika. Bagian ini bertujuan melindungi bank dengan memberikan nasihat mengenai kode etik dan mengidentifikasikan solusi sesuai peraturan, dengan demikian mengamankan integritas dan reputasi bank. Khususnya, bagian Kepatuhan meningkatkan kesadaran akan peraturan sesuai ketentuan dan memonitor kepatuhan pada peraturan lokal.
The Compliance function set up in Deutsche Bank AG meets the requirements set out by Bank Indonesia.
Fungsi Kepatuhan yang ditentukan di Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
94
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
5 Internal Audit Function
5 Fungsi Internal Audit
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned.
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit menyediakan cara yang sistematis dan disiplin dalam memeriksa, menilai dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan desain dan efektivitas sistem pengawasan internal dan efektivitas manajemen risiko serta proses tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan operasional. Namun demikian, frekuensi dan intensitas audit, kedua-duanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan.
Group Audit is required to prepare and execute a dynamic, risk based, audit plan. The audit plan of Group Audit covers all businesses, functions and processes within the group. Group Audit reports its findings in audit reports that are distributed to the local regional and global business heads, to the local management and to the risk units that need to be made aware of the findings. Issues are reported in the audit reports accordance with the Group Audit Policies. Open issues are also monitored by Group Audit until closure, and delays in completing the audit findings are appropriately escalated within the organisation.
Grup Audit harus menyiapkan dan melaksanakan rencana audit yang dinamis dan berbasis risiko. Rencana audit Grup Audit mencakup semua bisnis, fungsi dan proses dalam grup. Grup Audit melaporkan temuannya dalam laporan audit yang diedarkan kepada pimpinan bisnis lokal, regional dan global, sampai manajemen lokal dan unit risiko yang perlu mengetahui temuan audit. Permasalahan juga dimonitor oleh Grup Audit sampai kasus ditutup, dan keterlambatan dalam menyelesaikan temuan audit disampaikan ke tingkat atas yang sesuai dalam organisasi.
The Group Audit function is independent of the day-to-day business of the Group and the Group Audit staff assumes neither business nor operational responsibilities. The results of the audit work performed are reported in accordance with the Group Audit Policies.
Fungsi Grup Audit independen dari bisnis sehari-hari Grup dan staf Grup Audit tidak mempunyai tanggunjawab bisnis atau operasional. Hasil audit yang dilaksanakan dilaporkan sesuai dengan Kebijakan Grup Audit.
Deutsche Bank AG Jakarta branch employs an auditor who is supported by his Group Audit colleagues in Singapore to provide adequate coverage of the function.
Deutsche Bank AG Cabang Jakarta mempekerjakan auditor yang didukung oleh rekan Group Audit di Singapura untuk menyediakan fungsi perlindungan yang memadai.
The structure of the Group Audit function within the Bank meets the requirements set out by Bank Indonesia in terms of adequacy, efficiency and independence.
Struktur fungsi Grup Audit di Bank memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam hal kecukupan, efisiensi dan independensi.
6. External Audit Function
6. Fungsi Eksternal Audit
Deutsche Bank AG has appointed KPMG as the external auditors of the firm. KPMG come with good credentials, being one of the top four firms in the business, and are also accredited by Bank Indonesia.
Deutsche Bank AG telah menunjuk KPMG sebagai kantor auditor eksternal. KPMG mempunyai referensi yang baik, sebagai salah satu dari empat perusahaan terbaik dalam bisnisnya, dan juga telah diakreditasi Bank Indonesia.
KPMG demonstrates a good understanding of the banking activities as it acts as an external auditor for the Bank’s branches globally. The appointment of the external auditor is managed at the Head Office of Deutsche Bank.
KPMG menunjukkan pengertian yang baik mengenai aktivitas perbankan karena perusahaan ini bertindak sebagai auditor eksternal bagi cabang-cabang Bank secara global. Penunjukkan auditor eksternal dilakukan oleh Kantor Pusat Deutsche Bank.
95
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
7. Risk Management and Internal Control Function
7. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan Internal
Banks are exposed to a variety of risks such as credit losses, volatility due to variation in market prices and rates, operational failures, liquidity shortages, and regulatory and legal matters. Deutsche Bank has set up divisions to manage all aspects of these risks, from the analysis of the counterparty credit risk and stress testing of market movements to the protection of the Bank’s infrastructure and information.
Bank-bank terekspos terhadap berbagai risiko seperti kerugian kredit, volatilitas disebabkan oleh variasi harga dan kurs pasar, kegagalan operasional, kekurangan likuiditas, dan masalah terkait dengan peraturan dan hukum. Deutsche Bank telah membentuk divisi untuk menangani semua aspek risiko ini, mulai dari analisa risiko kredit pihak lawan dan stress testing pergerakan pasar sampai perlindungan infrastruktur dan informasi Bank.
To elaborate, (i) Credit Risk Management is an independent credit approval and monitoring function for all of the Bank; (ii) Corporate Security and Business Continuity aims to protect the Bank’s people, infrastructure, information and processes; (iii) Legal manages the legal risk to help protect integrity and reputation of the Bank; (iv) Market Risk Management aggregates and analysis the different types of risks taken by the Bank and then communicates them in a transparent way; and (v) Treasury manages the capital, funding and liquidity risk.
Untuk menjelaskan, (i) Manajemen Risiko Kredit adalah fungsi persetujuan dan monitoring kredit yang independen di seluruh Bank; (ii) Corporate Security dan Business Continuity bertujuan untuk melindungi karyawan, infrastruktur, informasi dan proses Bank; (iii) Hukum menangani risiko hukum untuk membantu melindungi integritas dan reputasi Bank; (iv) Manajemen Risiko Pasar menggabungkan dan menganalisa jenis risiko yang berbeda yang dihadapi Bank dan kemudian mengkomunikasikan risiko-risiko ini dengan cara yang transparan; dan (v) Treasury menangani modal, pendanaan dan risiko likuiditas.
In addition, the Bank has also set up risk committees at the local and the regional levels to ensure the risks faced by the Bank are reviewed continuously and corrective actions are implemented in a timely manner. Appropriate escalation paths of these committees to the BOD and the BOC ensure that these committees perform their functions adequately.
Selain itu, Bank juga telah membentuk komitekomite risiko pada tingkat lokal dan regional untuk memastikan agar risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank dikaji secara terus menerus dan tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat waktu. Jalur pelaporan komite-komite ini kepada BOD dan BOC memastikan agar komite-komite ini cukup melaksanakan fungsinya.
In this too, Deutsche Bank complies with the regulations of the Central Bank.
Dalam hal ini, Deutsche Bank juga mematuhi peraturan Bank Sentral.
8. Related Parties and Large Credit Exposure
8. Pihak Terkait dan Eksposur Kredit yang Besar
Credit Risk Management (CRM) is an independent credit approval and monitoring function in Deutsche Bank. This global coverage enables CRM to use expert local knowledge to analyse counterparty credit risk and maximize risk adjusted rate of return.
Manajemen Risiko Kredit (CRM) adalah fungsi persetujuan dan monitoring kredit yang independen di Deutsche Bank. Cakupan global ini memungkinkan CRM untuk menggunakan keahlian pengetahuan lokal untuk menganalisa risiko kredit pihak lawan dan memaksimalkan tingkat pendapatan yang disesuaikan dengan risiko.
It is the Bank’s aim to ensure a diversified and marketable credit portfolio to prevent undue concentration and minimize long-tail risks, effectively protecting the Bank’s capital in all market conditions. Credit exposure is also consolidated on a
Bank bertujuan memastikan portofolio kredit yang diversifikasi dan marketable untuk mencegah konsentrasi yang tidak diinginkan dan meminimalkan risiko yang berekor panjang, melindungi modal Bank dengan efektif dalam segala kondisi pasar.
96
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
group wide basis following a one obligor principle.
Eksposur kredit juga dikonsolidasikan berbasis grup dengan prinsip mengikuti satu obligor.
In Indonesia, Deutsche Bank AG adheres to the Bank Indonesia regulation on the Legal Lending Limits, to avoid concentration risk on one obligor. Every effort is also made to provide Bank Indonesia with the accurate reports in a timely manner.
Di Indonesia, Deutsche Bank AG mematuhi peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksumum Pemberian Kredit untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu obligor. Setiap usaha dilakukan untuk memberikan laporan yang akurat dan tepat waktu kepada Bank Indonesia.
9. Transparency of Financial Results
9. Transparansi Laporan Keuangan
Deutsche Bank is committed to providing a true and fair representation of its financial performance to its shareholders and to the other parties concerned, in a timely manner. Accordingly, the financial results are prepared and presented in accordance with the relevant global accounting standards of accuracy, consistency, disclosure and transparency.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan laporan yang benar mengenai kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan lainnya secara tepat waktu. Dengan demikian hasil keuangan disiapkan dan dilaporkan sesuai dengan standar akunting global yang bersangkutan yang tepat, konsisten, terbuka dan transparan.
Deutsche Bank AG displays its financial results on its home page and, at a global level, conducts regular media briefings to explain its financial performance results.
Deutsche Bank AG melaporkan hasil keuangannya pada situs halaman home page, pada tingkat global, memberikan uraian ringkas kepada media secara berkala untuk menjelaskan hasil kinerja keuangannya.
10. Strategic Business Plan
10. Rencana Strategis Bisnis
The Bank in Indonesia prepares a comprehensive business plan each year. This plan is finalised taking into consideration both the local and global economic and financial market conditions, and the bigger initiatives of the Bank. Before finalisation, the plan is discussed and agreed with the regional business heads.
Di Indonesia, Bank menyiapkan rencana bisnis yang lengkap setiap tahun. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan baik kondisi ekonomi lokal dan global serta kondisi pasar keuangan, serta inisiatif yang lebih besar dari Bank. Sebelum diselesaikan, rencana tersebut didiskusikan dan disetujui dengan para pimpinan bisnis regional.
The finalised business plan is also submitted to Bank Indonesia. The plan is monitored continuously by the respective business lines, and the regional business heads and the EXCO are kept updated of the performance. Changing market conditions can require a refocusing and a review of the plans. However, any amendments require to be agreed with the business heads concerned.
Rencana bisnis yang sudah siap juga dikirimkan ke Bank Indonesia. Rencana bisnis dimonitor secara terus menerus oleh pimpinan bisnis dan pimpinan bisnis regional dan kinerja terkini dilaporkan kepada EXCO. Kondisi pasar yang berubah-ubah dapat memerlukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana. Namun, perubahan harus disetujui dengan pimpinan bisnis terkait.
97
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Self-Assessment
Penilaian Sendiri
Deutsche Bank AG Indonesia has conducted a full selfassessment of its corporate governance structure and procedures, and has compared them with the regulatory requirement set out by Bank Indonesia. Our assessment reveals that Deutsche Bank AG, Indonesia, complies with the requirements of good corporate governance set out by the central bank.
Deutsche Bank AG Indonesia telah melaksanakan penilaian sendiri yang lengkap atas struktur dan prosedur tata kelola perusahaan, dan telah membandingkannya dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kami menunjukkan bahwa Deutsche Bank AG, Indonesia, mematuhi ketentuan mengenai tata kelola perusahaan yang baik yang ditentukan oleh bank sentral.
Deutsche Bank acknowledges that, because of its global presence, its corporate governance structure may vary slightly from the requirements stipulated in the Bank Indonesia regulation on good corporate governance. However, through its various local, regional and global committees - including the Regional Governance Board, the local Executive Committee, the different Risk Committees, and the Audit Committee - and its organisational structure, that ensures the independent functioning of specific departments, Deutsche Bank fulfills the requirements of corporate governance demanded by Bank Indonesia.
Deutsche Bank menyatakan bahwa, karena kehadirannya secara global, struktur tata kelola perusahaan bank sedikit berbeda dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia mengenai tata kelola perusahaan yang baik. Namun, melalui berbagai komite lokal, regional dan global – termasuk Regional Governance Board, Komite Eksekutif lokal, Komite-komite Risiko yang berbeda, dan Komite Audit - dan struktur organisasi yang memastikan berfungsinya secara independen bagian-bagian tertentu, Deutsche Bank memenuhi tata kelola perusahaan yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
The self-assessment of the corporate governance aspects is attached for your reference.
Penilaian sendiri atas tata kelola perusahaan terlampir untuk referensi anda.
We also place below additional information in respect of Deutsche Bank AG Indonesia. This information is provided in accordance with disclosure requirements of Bank Indonesia.
Kami juga lampirkan di bawah ini tambahan informasi mengenai Deutsche Bank AG Indonesia. Informasi ini disediakan sesuai dengan ketentuan keterbukaan Bank Indonesia.
1. Facilities Given to Related Parties and Large Exposure
1. Fasilitas yang diberikan kepada Pihak Terkait dan Eksposur Besar
Amount (in Million IDR) No.
1.
Jumlah (Jutaan IDR)
Credit given Penyediaan dana
To related parties
Penyediaan dana Debtors
Value
Debitur
Nominal
5
1,669,666
To core debtors 2.
a. b.
Individual Group
Kepada pihak terkait Kepada debitur inti
25
3,265,256
a. b.
Individu Grup
2. Jumlah Penipuan Internal dan Masalah Hukum
98
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2. Total Number of Internal Fraud and Legal Issues
a. No cases of internal fraud were reported or identified in 2010.
a. Tidak terdapat laporan kasus penipuan internal yang diidentifikasikan dalam tahun 2010.
b. Legal issues faced by Deutsche Bank AG- Indonesia
b. Masalah hukum yang dihadapi oleh Deutsche Bank AG- Indonesia
Amount / Jumlah Legal Cases
Settled (legal binding)
Permasalahan Hukum Civil / Perdata
Criminal / Pidana
1
-
Diselesaikan dengan kekuatan hukum
Pending final verdict
Total
11 *)
-
Dalam proses
12
-
Total
*) one case settled shortly after year end 2010
*) satu kasus telah diselesaikan setelah tahun 2010
3. Conflict of Interest Transactions
3. Transaksi dengan Benturan Kepentingan
No transactions were recorded in 2010 that could give rise to conflicts of interest.
Tidak tercatat transaksi dalam tahun 2010 dapat menyebabkan benturan kepentingan
4. Independency
4. Independensi
EXCO members do not have any financial and family relationship with other members and shareholders.
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga terhadap anggot Direksi lainnya dan pemegang saham.
99
yang
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
5. Remuneration packages and Other Types of Facilities for Directors / Executive Committee Members
Type of remuneration & other facilities
5. Paket Remunerasi dan Fasilitas Jenis Lain untuk Para Anggota Direksi/Komite Eksekutif
Number of Directors
Jenis Remunerasi & Fasilitas lain Jumlah Direktur
Amount received in 1 year (Million Rp) Jumlah Rupiah Diterima dalam 1 tahun (Juta Rp)
Remuneration (salaries, bonuses, routine allowances, tantiem and other facilities (non kind) /
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangantunjangan rutin, dan fasilitas lainnya yang tidak sejenis)
5
24,869
Other in kind facilities / Fasilitas-fasilitas lainnya
can be owned / dapat dimiliki
cannot be owned / tidak dapat dimiliki
Total
2,773
5 5
27,643
Total remuneration per person
Total Directors
Total Remunerasi Per Orang
in 1 year
Total Direktur
dalam 1 tahun
Above Rp. 2 Billion
4
Di atas Rp. 1 Milliar
Between Rp.1 Billion and Rp. 2 Billion
-
Di atas Rp. 1 Milliar s/d 2 Milliar
Between Rp. 500 Million and Rp. 1 Billion
1
Di atas Rp. 500 juta s/d 1 Milliar
Below Rp. 500 Million
-
Di bawah Rp. 500 juta
*received in cash
*diterima dalam bentuk tunai
100
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
6. Highest and Lowest Salary Ratios
6. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Highest & Lowest Salary
Ratio
Gaji Tertinggi & Terendah
Rasio Highest & Lowest Employee Salary
81.22
Gaji Tertinggi & Terendah Karyawan
Highest & Lowest Director Salary
3.76
Gaji Tertinggi & Terendah Direktur
Highest & Lowest Commissioner Salary Highest Director & Highest Employee Salary
1.21
Gaji Tertinggi & Terendah Komisaris Gaji Tertinggi Direktur & Tertinggi Karyawan
7. Shares Ownership by Directors / Executive Committees
7. Kepemilikan Saham oleh Direksi/Komite Eksekutif
None of the members on the Executive Committee hold 5% of shares or more in Deutsche Bank AG, any other bank, any non bank financial institution or other companies.
Para anggota Komite Eksekutif tidak memiliki 5% atau lebih saham di Deutsche Bank AG, bank lain, lembaga keuangan bukan bank lain, atau perusahaan lain.
8. Donations for Social Activities in 2010
8. Sumbangan untuk Aktivitas Sosial dalam tahun 2010
Currency Social Activity / Kegiatan Sosial
Beneficiary Institution / Institusional
Mata Uang IDR
USD
The Street Children Project / Proyek Anak Jalanan
101
Yayasan Kampus Diakoneia Modern
300,000,000
33,296
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Self Assessment Good Corporate Governance / Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit
No.
1
Aspects Valued / Aspek Yang Dinilai
Execution of BOC duties and responsibilities /
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Weighted / Bobot (A)
10,00%
Rating / PeringKat (B)
Value/
Notes / Catatan *)
Nilai (A) X (B)
1
0,100
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board at Frankfurt is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) carries out the supervisory functions and the review of corporate governance on behalf of the Management Board. Overall, effective corporate governance is an integral element of Deutsche Bank’s identity. Specifically, the Regional Governance Board, set up at Singapore, performs the duties and responsibilities of the Board of Commissioners as stipulated by Bank Indonesia. It also meets the criterion of composition, independence, size, frequency of meetings, and effectiveness, of Bank Indonesia. /
Deutsche Bank AG adalah multinasional bank, yang berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen di Frankfurt bertanggung-jawab untuk mengelola perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Dewan Tata Kelola Regional (Regional Governance Board/RGB) melaksanakan fungsi pengawasan dan pengkajian tata kelota perusahaan atas nama Dewan Manajemen. Secara keseluruhan, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari identitas Deutsche Bank. Khususnya, Dewan Tata Kelola Regional, yang dibentuk di Singapura, melaksanakan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris seperti ditentukan oleh Bank Indonesia. Dewan ini juga memenuhi kriteria susunan, independensi, ukuran, frekuensi rapat dan efektivitas seperti yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
2
Execution of BOD duties and responsibilities /
20,00%
1
0,200
Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (Executive Committee/EXCO) Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta, Indonesia. Susunan EXCO diatur untuk memastikan agar semua bisnis, sesrta divisi infrastruktur, diwakili dengan memadai dalam komite ini. para anggota EXCO lokal adalah karyawan Deutsche Bank AG, dan bertempat tinggal di Indonesia. Semua anggota memiliki kualifikasi dan mempunyai bertahun-tahun pengalaman yang terkait untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab Dewan Direksi, seperti yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
3
Coverage and execution of duties of the Committees /
The Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO) of Deutsche Bank AG, Jakarta branch, Indonesia. The composition of the EXCO is structured to ensure that all businesses, as well as the infrastructure divisions, are adequately represented at this committee. Members of the local EXCO are employees of Deutsche Bank AG, and reside in Indonesia. All members are qualified and have many years of relevant experience to perform the duties and responsibilities of the Board of Directors, as set out by Bank Indonesia. /
10,00%
2
0,200
Deutsche Bank AG has established Audit and Remuneration committees at a global level. Risk Committees function at the local ,regional and global levels. The Regional Governance Board remains informed of events, issues and concerns as the relevant functions (Group Audit, Human Resources, Compliance and the risk functions) are represented in the Regional Governance Board, Singapore. The structure and composition of the Regional Governance Board, and the mandate of the committees ensures that Deutsche Bank AG meets the requirements of
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
corporate governance as stated by Bank Indonesia. /
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4
Conflict of Interest /
Deutsche Bank AG telah membentuk komite Audit dan komite Remunerasi pada tingkat global. Komite-komite Risiko berfungsi pada tingkat lokal, regional dan global. Dewan Tata Kelola Regional tetap dilaporkan mengenai kejadian, masalah dan keprihatinan karena fungsi yang terkait (fungsi Grup Audit, Sumber Daya Manusia, Kepatuhan dan risiko) diwakili dalam Dewan Tata Kelola Regional, Singapura. Struktur dan susunan Dewan Tata Kelola Regional serta wewenang komite-komite memastikan agar Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan tata kelola perusahaan seperti yang diminta oleh Bank Indonesia.
10,00%
1
0,100
Deutsche Bank AG conducts its business according to the principle that it must manage conflicts of interest fairly, between itself and its clients, and between clients. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has control procedures in place relating to independence of business divisions, appropriate controls of flow of information, restrictions of cross Board memberships, etc. These measures enable the effective management of conflicts of interest. /
Deutsche Bank AG melaksanakan bisnisnya sesuai dengan prinsip bahwa bank harus mengelola benturan kepentingan secara adil, antara bank sendiri dan klien bank, dan antar klien. Untuk mengelola keadaan benturan kepentingan segera dan adil, Bank mempunyai prosedur yang terkait dengan independensi divisi bisnis, pengendalian yang sesuai atas arus informasi, pembatasan mengenai
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
keanggotaan Dewan, dll. Tindakantindakan ini memungkinkan pengelolaan benturan kepentingan yang efektif.
Penanganan Benturan Kepentingan
5
Compliance function /
5,00%
2
0,100
Deutsche Bank AG, sebagai bank global, harus mematuhi persyaratan berbagai regulator. Dan kelakuan pasar dikenakan banyak peraturan di beberapa yurisdiksi. Meskipun demikian, Bank mengharuskan kepatuhan penuh pada persyaratan regulator. Untuk mencapai hal ini, Banka telah membentuk fungsi Kepatuhan yang independen dalam bank. Deutsche Bank AG, cabang Jakarta juga mempunyai departemen Kepatuhan sendiri. Departemen Kepatuhan berkomitmen untuk meningkatkan dan menjaga budaya kepatuhan penuh dan lengkap pada peraturan.
Penerapan Fungsi Kepatuhan
6
Internal Audit Function /
Deutsche Bank AG, as a global bank, has to comply with requirements of various regulators. And market conduct is highly regulated in several jurisdictions. Even so, the Bank expects full compliance with regulatory requirements. In order to achieve this, the Bank has set up an independent Compliance function within the bank. Deutsche Bank AG, Jakarta branch, also has its own Compliance department. The Compliance department is committed to promoting and maintaining a culture of full and complete adherance to regulations. /
5,00%
2
0,100
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned. Group Audit employs one staff at Deutsche Bank AG, Jakarta branch to ensure adequate coverage of the two Deutsche Bank branches in
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Indonesia. /
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit mempunyai cara yang sistematis dan ketat untuk memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan baik rancangan maupun efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas proses pengelolaan risiko serta tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan unit operasional. Namun, frekuensi dan intensitas audit keduanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan. Grup Audit mempunyai satu orang staf pada Deutsche Bank AG, cabang Jakarta untuk memastikan cakupan yang memadai untuk kedua cabang Deutsche Bank di Indonesia.
Penerapan Fungsi Audit Internal
7
External Audit Function /
5,00%
2
0,100
KPMG adalah auditor ekstern yang ditunjuk oleh Bank. Perusahaan ini adalah salah sastu perusahaan audit internasional empat terbesar dan memperoleh akreditasi dari Bank Indonesia.
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
8
Risk Management and Internal Control /
KPMG are the appointed external auditors of the firm. They are one of the top four international auditing firms and are accredited by Bank Indonesia. /
7,50%
2
0,150
The wide variety of our businesses require us to identify, aggregate, measure and manage our risks, and to allocate our capital to businesses appropriately. These risks include banking risks and reputational risks, and those risks that arise out of the business environment. Deutsche Bank uses a comprehensive range of quantitative tools and metrics for monitoring and managing risk. These tools are also contiuously reviewed for appropriateness and reliability in the light of the risk environment. Some of these tools are common to multiple risk categories, while others are specific to a risk. Deutsche Bank reviews its risk management procedures from time to time; this helps us to succesfully manage our risks. /
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
Berbagai bisnis kami yang luas mengharuskan kami mengidentifikasikan, menghitung, mengukur dan mengelola risiko-risiko kami, dan mengalokasikan modal kami pada bisnis sebagaimana mestinya. Risiko-risiko ini termasuk risiko perbankan dan risiko reputasi, dan risiko-risiko yang timbul dari lingkungan bisnis. Deutsche Bank menggunakan alat dan ukuran kualitatif yang lengkap untuk memantau dan mengelola risiko. Alat tersebut juga terus menerus dikaji atas kesesuaiannya dan kehandalannya dalam lingkungan risiko yang ada. Beberapa dari alat ini digunakan umum untuk mengalikan kategori risiko, sementara lainnya merupakan alat khusus bagi suatu risiko. Deutsche Bank mengkaji prosedur pengelolaan risiko bank dari waktu ke waktu, hal ini membantu kami untuk mengelola risiko kami dengan berhasil.
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
9
Related party and large exposure /
7,50%
2
0,150
Credit risk is a key risk in our risk exposures, and requires due attention. The firm has set up an independent Credit Risk Management function that adheres to both internal and external guidelines when granting credit facilities. Consistent standards are applied in the respective credit decision processes. And, for example, with regard to managing large exposures specifically, Deutsche Bank consolidates the credit exposure to each obligor, or group, on a global basis, for a consolidated picture, that assists in enhanced credit risk management. With regard to the regulations of the central bank, Deutsche Bank ensures that accurate credit information is provided to Bank Indonesia as per the regulators requirements; monitoring procedures in place also facilitates compliance with the Legal Lending Limit that is in place by the regulator. /
Risiko kredit adalah risiko utama dalam keterpaparan risiko kami, dan memerlukan perhatian penuh. Bank telah mempunyai fungsi Pengelolaan Risiko Kredit yang independen yang mematuhi baik pedoman intern maupun ekstern dalam memberikan fasilitas kredit. Dan, misalnya, sehubungan dengan pengelolaan penyediaan dana besar khususnya, Deutsche Bank mengkonsolidasikan penyediaan kredit kepada setiap obligor, atau grup, secara
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
global, untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh, yang membantu meningkatkan pengelolaan risiko kredit. Sehubungan dengan peraturan bank sentral, Deutsche Bank memastikan agar informasi kredit yang akurat diberikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan regulator; juga terdapat prosedur pemantauan untuk memfasilitasi kepatuhan pada Batas Maksimum Pemberian Kredit yang ditentukan oleh regulator.
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar
10
Transparency financial and non financial condition, GCG implementation and internal report /
15,00%
1
0,150
Bank menyajikan hasil kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham sesuai dengan standar keuangan global yang terkait. Hasil keuangan Bank, yang diaudit oleh KPMG, diumumkan dalam situs web kami secara tepat waktu. Hasil ini merupakan hasil yang lengkap dan menyajikan gambaran yang benar dan adil atas kinerja keuangan Bank. Informasi nonkeuangan lain yang penting juga disajikan oleh Bank bersama dengan hasil keuangan.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan CGC dan Laporan Internal
11
Strategic Plan /
The Bank presents the results of its financial performance to its shareholders in accordance with the relevant global financial standards. The Bank's financial results, audited by M/s KPMG, are published on our website in a timely manner. These results are complete and present a true and fair picture of the financial performance of the Bank. Other relevant non-financial information is also presented by the Bank along with the financial results. /
5,00%
2
0,100
Comprehensive business plans are prepared and reviewed frequently by businesses, and are discussed and agreed at various levels within the organisation. These plans take into account the prevailing global and local market conditions. Respective business heads are responsible to implement strategies in order to meet these objectives. Changing market conditions can require a refocusing and a review of these plans. /
Rencana bisnis yang menyeluruh disiapkan dan sering dikaji oleh bisnis, serta didiskusikan dan disetujui pada berbagai tingkat dalam organisasi. Rencana-rencana ini telah
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2010
mempertimbangkan keadaan pasar global dan lokal yang berlaku. Pimpinan bisnis yang terkait bertanggung-jawab untuk melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan ini. Keadaan pasar yang berubah dapat menyebabkan perlunya dilakukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana-rencana tersebut.
Rencana Strategis Bank Composite value /
100%
17
1,450
Nilai Komposit
*: contains explanation why the appraisor gives rating as per column (b)/ berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)