STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK DALAM INTERAKSI ANTAR SAUDARA KANDUNG DITINJAU DARI KEYAKINAN ORANGTUA, JENIS KELAMIN ORANGTUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA
Irwan Nuryana Kurniawan Universitas Islam Indonesia The purpose of this research was to examine whether parental beliefs about managing sibling conflict correlate with the use of parent’s conflict management strategies in sibling interaction and the differences in the use of conflict management strategies in sibling interaction between mother and father. Further, this study examine the contribution of social economic status (SES), which SES is defined in terms of parents’ years of education and monthly family income, on parental conflict management strategies in sibling interaction. Study participants were 160 couples, who have younger children with mean age 7.2 years and older children with mean age 11.5 years. This research used questionnaire methods which contain parents’self informations and psychological scale to reveal parents’social economic status, parental beliefs about managing sibling conflict, and the use of conflict management strategies in sibling interaction. The result of this research suggests that 1) there is significant relationship between parental beliefs about managing sibling conflict and the use of parent’s conflict management strategies in sibling interaction.; 2) there is no significant difference between mother and father regarding the use of conflict management strategies in sibling interaction; 3) parent’s social economic status influence the difference use of mother’s child-centered conflict management strategies. Parents who received montly family income above Rp 2.000.000,00 and had completed their university education show higher frequency in the use child-centered conflict management strategies than parents who had lower income and lower education. Parent’s social economic status didn’t influence parents’ use of parental control conflict management strategies. Key Word: parental beliefs about managing sibling conflict, parents’sex, parents’social economic status, parents’conflict management strategies in sibling interaction
2
EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN PERNIKAHAN TERHADAP PENINGKATAN KESIAPAN MENTAL UNTUK MENIKAH Upy Ferdiany Ratna Syifa’a Rachmahana Universitas Islam Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh positif pelatihan manajemen pernikahan terhadap kesiapan mental individu masa dewasa awal untuk menikah. Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan kesiapan mental untuk menikah antara subjek kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pasca pelatihan, di samping adanya perbedaan hal yang sama pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah pelatihan. Subjek penelitian adalah individu berusia 21 -30 tahun, belum menikah dan bersedia menjalani pelatihan secara lengkap. Adapun metode yang dipakai yakni Pretest-Posttest Control Group Desig. Peneliti membuat alat ukur untuk kesiapan mental untuk menikah berdasarkan aspek-aspek kesiapan mental yang bersumber dari ciri-ciri kematangan dari Andersen (Mappiere, 1983). Selanjutnya modul pelatihan dibuat dengan mengacu pada teori Gottman (2002). Hasil analisis dengan metode gain score menunjukkan nilai t = 4.61 (p <.01) yang artinya pelatihan manajemen pernikahan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesiapan mental untuk menikah. Analisis tambahan yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen pasca pelatihan (follow up) juga menunjukkan hasil yang sama (t = 4.39 , p < .01). Dengan demikian, hipotesis dapat diterima. Kata kunci : Pelatihan Manajemen Pernikahan, Kesiapan Mental untuk Menikah
3
PENGETAHUAN POLIGAMI DALAM ISLAM DAN SIKAP TERHADAP POLIGAMI PADA WANITA MUSLIM Yuli Pitriana Emi Zulaifah Universitas Islam Indonesia INTISARI Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara pengetahuan poligami dalam Islam dengan sikap terhadap poligami pada wanita muslim. Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara pengetahuan poligami dalam Islam dengan sikap terhadap poligami pada wanita muslim. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang berstatus menikah dan belum menikah dengan rentang usia 18-40 tahun sejumlah 102 orang. Untuk mendapatkan data, peneliti mengembangkan alat ukur pengetahuan tentang poligama dalam Islam dan skala sikap terhadap poligami yang kemudian digunakan setelah melalui uji coba. Pada pengambilan data, peneliti mendatangi kos putri, dan majlis pengajian di wilayah utara Yogyakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan dengan rxy =0,241 p=0,007 atau p < 0.01, sehingga hipotesis diterima. Dilakukan analisis terhadap hipotesis, dilakukan pula analisis tambahan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang poligami dalam Islam yang dimiliki subjek dan apakah ada perbedaan sikap terhadap poligami jika dilihat dari status menikah dan belum menikah. Dari analisis data didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan poligami dalam Islam yang dimiliki subjek dan tidak ada perbedaan sikap terhadap poligami pada wanita muslim yang sudah menikah dan belum menikah. Selanjutnya analisis tambahan juga dilakukan untuk mencari apakah ada perbedaan sikap terhadap poligami jika dilihat berdasar item-item yang bersifat personal, maupun item yang lebih merujuk pada orang lain. Implikasi dan aplikasi penelitian ini didiskusikan. Kata kunci : Pengetahuan poligami dalam Islam, sikap terhadap poligami, wanita muslim
4
NIKAH MUT’AH (KAWIN KONTRAK) : ISU DALAM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Hepi Wahyuningsih Universitas Islam Indonesia Fenomena mengenai nikah mut’ah atau lebih dikenal dengan kawin kontrak merupakan permasalahan yang banyak dibicarakan orang akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan munculnya Draf Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang disusun oleh Tim Pengarusutamaan Gender (PUG) bentukan Departemen Agama. Terlepas dari kontroversi sah tidaknya kawin kontrak, artikel ini ingin mengkaji kawin kontrak dari tinjauan psikologi perkembangan. Pada dasarnya teori-teori tentang perkawinan dan hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek kawin kontrak terlihat kurang menguntungkan baik untuk individu yang melakukan kawin kontrak itu sendiri maupun bagi anak yang dihasilkan dari kawin kontrak. Bagi individu yang melakukan kawin kontrak, kawin kontrak dapat membawa kepada ketidakberhasilan seseorang dalam perkawinan yang dapat mengganggu perkembangan seseorang pada masa dewasanya. Bagi anak hasil dari kawin kontrak, anak-anak yang lahir dari kawin kontrak memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan perilaku dan gangguan emosional.
5
Peran Keluarga dalam Prevensi Penyalagunaan Napza Tina Afiatin Universitas Gadjah Mada Abstract The article tries to examine the important role of family in the preventions of drugs abuse. Drug abuse prevention may be carried out at two levels: individual and family. This article focused on the role of family as a system that maintain yhe life balance (homeostatic) among its individual members. It also serves as the basis which can increase or decrease the prevalence of its members to be engaged in drug abuse. Ways on how the family can actively participate drugs abuse prevention is discussed. Keyword: family role.
6
Building Self-Esteem in the Early Years Jenny Lukito Setiawan University of Surabaya Abstract This article looks at the practical ways of building self-esteem in the early years. It describes the concepts of self-esteem and characteristics of children with high self-esteem and those with low self-esteem. The practical ways of building self-esteem are discussed under the five essential components of self-esteem pointed out by Reasoner and Dusa (1991), which include sense of security, identity, belonging, purpose, and personal competence. Key words: self-esteem, sense of security, sense of identity, sense of belonging, sense of purpose, sense of personal competence
7
Menuju Keluarga Sakinah (Membentuk Keluarga Sakinah Berdasarkan Perspektif Islam Muhadi Zainuddin Universitas Islam Indonesia Abstract Marriage, in Islamic teaching is one important aspect to lead a life in accordance with the religion. Beginning from marriage, a Muslim family can build their life foundation. An Islamic family has unique characteristics such as: it function as a place to cultivate love, mutual respect and a plce to perform religious practices, which in turn will bring to the family a sence of happines, peace, security and safety (sakinah mawaddah wa rahmah). “Sakinah” (meaning happines) is the terminal value of every Muslim family. As the targeted end of every married couple, Sakinah is determined by how the couple go through the process of making and running a family which include: choosing a spouse (such as important consideration to select the most prospective partner from religious perspective), straightening the intention (niat), understanding the unique psychological disposition of the partner, fulfilling the rights of family member (including children) and performing duties and obligation, choosing the best strategy for coping with family challenges and ability to family problems (family problem solving). Kata kunci: keluarga sakinah