INVENTARISASI TANAMAN PAKAN LEBAH MADU Apis cerana Ferb DI PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS BOGOR
Oleh : Catur Asih Sulistyorini E14201023
PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN Catur Asih Sulistyorini. E14201023. Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Ferb di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor. Dibimbing oleh Ir. Kasno, MSc. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Salah satu fauna yang bermanfaat bagi manusia adalah lebah madu. Hasil yang dapat diperoleh dari beternak lebah madu adalah madu, polen, royal jeli, propolis, dan lilin lebah. Faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan budidaya lebah madu adalah tersedianya pakan lebah yang berupa tanaman berbunga. Bunga dari tanaman-tanaman tersebut mengandung nektar, polen, atau nektar dan polen yang sangat berpengaruh dalam produksi madu yang akan dihasilkan oleh lebah madu. Berdasarkan besarnya manfaat budidaya lebah madu, baik dalam bidang ekologis yaitu bagi kelestarian flora melalui penyerbukan tanaman maupun keuntungan ekonomis bagi peternaknya dengan produk yang dihasilkan. Maka, diperlukan kegiatan budidaya lebah madu yang lebih baik lagi termasuk di Perkebunan Teh Gunung Mas. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi tanaman pakan lebah madu untuk mengetahui peluang budidaya lebah madu di Perkebunan Teh Gunung Mas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman pakan lebah madu, waktu tersedianya pakan lebah pada tanaman, serta mengetahui kalender pembungaan tanaman pakan lebah. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberi informasi tentang tanaman-tanaman yang berpotensi sebagai pakan lebah madu yang ada di Perkebunan Teh Gunung Mas dan peluang pengembangan pembudidayaan lebah madu di Perkebunan Teh Gunung Mas. Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Teh Gunung Mas Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini selama ±1 bulan, dari bulan Mei 2005 sampai Juni 2005. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah koloni lebah madu Apis cerana. Alat yang dipergunakan adalah pollen trap untuk mengambil tepung sari di sarang lebah, tali rafia, pita ukur, kompas, tally sheet, alat tulis, kalkulator, mikroskop, preparat tepung sari, pelindung dari lebah, alat fotografi, kantong plastik, kertas label dan papan jalan. Metode penelitian meliputi pembuatan petak contoh, inventarisasi tanaman di dalam petak contoh, penetapan jenis tanaman sumber pakan lebah, dan penentuan kalender pembungaan. Inventarisasi jenis tanaman dilakukan dalam plot-plot berbentuk lingkaran seluas 0,1 ha. Plot-plot inventarisasi dibangun secara sistematis dalam dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus sehingga membentuk empat arah SelatanUtara- Timur-Barat dimana titik potongnya merupakan titik penempatan salah satu koloni lebah madu yang ada di areal kebun teh. Pada setiap arah mata angin dibangun empat plot dengan jarak antar plot 100 m, sehingga ada 16 plot untuk mewakili luas jelajah terbang optimum + 154 ha ( radius + 700m). Semua jenis pohon yang ada di dalam plot dihitung dan diidentifikasi statusnya sebagai sumber pakan lebah atau bukan. Sedang inventarisasi untuk jenis rerumputan dilakukan dalam sub plot seluas 0,5 m x 0,5 m.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 57 jenis tanaman yang berperan sebagai tanaman sumber pakan lebah yang terdiri dari 23 jenis teridentifikasi berdasarkan pengamatan langsung ketika studi ini diselenggarakan dan 34 jenis yang lain statusnya sebagai tanaman sumber pakan lebah didasarkan pada informasi pustaka. Selain itu ada 17 jenis polen yang dibawa oleh lebah madu tetapi hanya 10 jenis berhasil diidentifikasi nama tanamannya. Berdasarkan pengamatan sebagian jenis tanaman yang sedang berbunga dan informasi musim berbunganya tanaman menunjukkan bahwa pakan lebah yang berupa nektar dan polen dapat diperoleh sepanjang tahun. Dengan hasil studi ini, budidaya lebah madu di dalam areal perkebunan teh Gunung Mas dapat disarankan untuk dikembangkan dalam skala yang lebih besar.
INVENTARISASI TANAMAN PAKAN LEBAH MADU Apis cerana Ferb DI PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS BOGOR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Oleh : Catur Asih Sulistyorini E14201023
PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Ferb di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor Nama
: Catur Asih Sulistyorini
NIM
: E14201023
Menyetujui Dosen Pembimbing
(Ir. Kasno, M.Sc) NIP : 130 891 379
Mengetahui Dekan Fakultas Kehutanan
(Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS) NIP : 131 430 799
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Ferb di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan semua pihak, maka skripsi ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta atas semua perhatian, doa dan kasih sayang, serta Mas Eko, Mas Dwi, dan Mbak Avi atas semua perhatian dan doanya. 2. Bapak Ir. Kasno, MSc selaku dosen pembimbing atas semua saran, nasehat, dan bimbingan yang telah diberikan. 3. Bapak Dr. Ir. I Nyoman Jaya Wistara, MS dan Bapak Dr. Ir. Burhanudin Masyud, MS selaku dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan. 4. Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara VIII yang telah memberikan ijin penelitian dan Ibu Heni beserta staf Perkebunan Teh Gunung Mas yang telah memberikan informasi. 5. Bapak Cecep dan Ibu Neng yang telah membantu penulis dalam beradaptasi selama penelitian. 6. Teman-teman di Majelis Ta’lim Al Asyjaar dan saudari-saudariku di wisma Kilimanjaro atas semangat dan doa yang diberikan. 7. Teman-teman di Lab. Hama Hutan dan rekan-rekan BDH 38 atas semua kebersamaan dan kerjasamanya. 8. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga bagi semua pihak yang memerlukan. Bogor, Juli 2006
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Blora tanggal 20 Desember 1983 dari Ayah Mardi Karso dan Ibu Sri Nyariati. Penulis merupakan putri keempat dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMUN I Randublatung, Blora dan lulus tahun 2001. Pada tahun yang sama (2001) lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Penulis memilih program studi Budidaya Hutan yang sekarang menjadi Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Pengalaman organisasi penulis di SMU sebagai peserta Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR). Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis menjadi pengurus organisasi Majelis Ta’lim Al Asyjaar Fakultas Kehutanan IPB periode tahun 2002-2005. Pada tahun 2005 penulis mengikuti praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang dilaksanakan di Baturaden, Cilacap, dan Banyumas Barat. Pada tahun 2006 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Ferb di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor” di bawah bimbingan Ir. Kasno, MSc.
i
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iv PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 Tujuan ..................................................................................................... 2 Manfaat ................................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3 Jenis-jenis Lebah Madu........................................................................... 3 Pakan Lebah Madu.................................................................................. 5 Sumber Pakan Lebah Madu .................................................................... 6 Ketersediaan Pakan Lebah Madu ............................................................ 6 Pengumpulan Polen dan Nektar .............................................................. 7 Peranan Polen dan Nektar ....................................................................... 7 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................ 9 Sejarah Perusahaan ................................................................................. 9 Lokasi dan Letak Geografis .................................................................... 9 BAHAN DAN METODE ................................................................................ 11 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 11 Bahan dan Alat ...................................................................................... 11 Metode Penelitian ................................................................................. 11 Pembuatan Petak Contoh ................................................................ 11 Inventarisasi Tanaman di dalam Petak Contoh .............................. 13 Penetapan Jenis Tanaman Sumber Pakan Lebah ............................ 13 Kalender Pembungaan .................................................................... 15 Analisis Data ........................................................................................ 16 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 17 Tanaman Sumber Pakan Lebah Madu ................................................. 17 Kunjungan Lebah pada Tanaman ....................................................... 22 Kalender Pembungaan ......................................................................... 23 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 28 Kesimpulan ........................................................................................... 28 Saran...................................................................................................... 29 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30 LAMPIRAN ..................................................................................................... 32
ii
DAFTAR TABEL Nomor
Teks
Halaman
1. Tanaman yang merupakan sumber pakan lebah madu di Perkebunan Gunung Mas ........................................................................................ 17 2. Kunjungan lebah pada tanaman .......................................................... 22 3. Masa berbunga tanaman pakan lebah madu........................................ 24
iii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Teks
Halaman
1. Sketsa penempatan petak contoh di dalam areal ± 154 ha .................. 12 2. Posisi sub petak contoh 0.5 m x 0.5 m di dalam petak contoh 0.1 ha. 12 3. Pollen trap yang dipasang pada pintu masuk kotak lebah .................. 14
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
Halaman
1. Tabel jenis, jumlah, dan kerapatan tanaman sumber pakan lebah ...... 32 2. Tabel jenis-jenis tumbuhan bawah (rerumputan) sumber pakan lebah36 3. Polen dari bunga teh (Camellia sinensis) ............................................ 37 4. Polen dari Babadotan bodas (Ageratum conyzoides) .......................... 37 5. Polen dari bunga putri malu (Mimosa invisa) ..................................... 37 6. Polen dari bunga jeruk nipis (Citrus aurantifolia) .............................. 37 7. Polen dari bunga kayu manis (Cinnamomum burmanii)..................... 37 8. Polen dari bunga Euphorbia pulcherrima ........................................... 37 9. Polen dari bunga kertas (Rhododendron indicum) .............................. 37 10. Polen dari bunga Jonge (Youngia japonica) ....................................... 37 11. Polen dari bunga Tridax procumbens ................................................. 37 12. Polen dari bunga jambu biji (Psidium guajava).................................. 37 13. Polen jenis A ....................................................................................... 38 14. Polen jenis B ...................................................................................... 38 15. Polen jenis C ...................................................................................... 38 16. Polen jenis D ...................................................................................... 38 17. Polen jenis E....................................................................................... 38 18. Polen jenis F ....................................................................................... 38 19. Polen jenis G ...................................................................................... 38 20. Tanaman Nepeta cataria sebagai sumber nektar ................................ 39 21. Tanaman Silver oak (Grevillea robusta) sebagai sumber polen ......... 39 22. Tanaman teh (Camellia sinensis) sebagai sumber polen .................... 39 23. Tanaman Kecubung (Datura suaveolens) sebagai sumber polen dan nektar ............................................................................................ 39 24. Tanaman Sasaladahan (Boreria sp) sebagai sumber nektar ................ 39 25. Tanaman Boronia megastigma sebagai sumber nektar ....................... 39
v
Nomor
Teks
Halaman
26. Tanaman Jawer kotok (Coleus blumei) sebagai sumber nektar .......... 39 27. Tanaman Euphorbia pulcherrima sebagai sumber nektar dan polen . 39 28. Tanaman Salvia splendens sebagai sumber nektar dan polen ............. 39 29. Tanaman bunga Tridax procumbens sebagai sumber polen .............. 39
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Salah satu fauna yang bermanfaat bagi manusia adalah lebah madu. Hasil yang dapat diperoleh dari beternak lebah madu adalah madu, polen, royal jeli, propolis, dan lilin lebah. Produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya, dengan memberikan lapangan pekerjaan dan menambah penghasilan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan budidaya lebah madu adalah tersedianya pakan lebah. Sumber pakan lebah madu adalah tanaman yang meliputi tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman hutan, dan tanaman perkebunan. Bunga dari tanaman-tanaman tersebut mengandung nektar, polen, atau nektar dan polen yang sangat berpengaruh dalam produksi madu yang akan dihasilkan oleh lebah madu. Potensi tanaman pakan lebah madu di Indonesia diyakini cukup besar, tetapi belum banyak informasi tentang tanaman-tanaman tersebut. Rusfidra (2006) menyatakan, sekitar 25.000 tanaman berbunga tumbuh dan berkembang baik di Indonesia, dan keragaman jenis tanaman yang sangat besar itu memungkinkan tersedianya nektar sepanjang tahun. Oleh karena itu, informasi tentang tanamantanaman tersebut baik dari semak, rumput, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, maupun pohon sangat diperlukan. Berdasarkan besarnya manfaat budidaya lebah madu, baik dalam bidang ekologis yaitu bagi kelestarian flora melalui penyerbukan tanaman maupun keuntungan ekonomis bagi peternaknya dengan produk yang dihasilkan. Maka, diperlukan kegiatan budidaya lebah madu yang lebih baik lagi. Perkebunan Teh Gunung Mas merupakan tempat yang berpotensi untuk pengembangan budidaya lebah madu. Diantara pegawai yang tinggal di Perkebunan Gunung Mas sudah ada yang memelihara ± 20 koloni lebah lokal (Apis cerana) dan hasil madunya telah menjadi tambahan penghasilan. Dengan fakta tersebut menunjukkan bahwa di Perkebunan Teh Gunung Mas terdapat sejumlah tanaman sumber pakan lebah.
2
Sehubungan dengan masalah di atas, maka perlu dilakukan suatu inventarisasi tanaman pakan lebah madu untuk mengetahui jenis tanaman sumber pakan lebah. Sampai akhirnya peluang untuk pengembangan budidaya lebah madu di Perkebunan Teh Gunung Mas dapat dilakukan.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis tanaman pakan lebah madu, waktu tersedianya pakan lebah pada tanaman, serta mengetahui kalender pembungaan tanaman pakan lebah.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat antara lain : 1. Memberi informasi tentang tanaman-tanaman yang berpotensi sebagai pakan lebah madu yang ada di Perkebunan Teh Gunung Mas. 2. Memberi informasi tentang peluang pengembangan pembudidayaan lebah madu di Perkebunan Teh Gunung Mas.
3
TINJAUAN PUSTAKA Jenis-jenis Lebah Madu Terdapat 20.000 jenis lebah yang ada di dunia, tetapi hanya empat jenis yang dikenal sebagai lebah madu, yaitu Apis dorsata, Apis florea, Apis indica, dan Apis mellifera. Berikut ini adalah kedudukan lebah madu dalam klasifikasi dunia binatang (Singh, 1962). Kingdom
: Animal
Phylum
: Arthropoda
Class
: Hexapoda / Insecta
Order
: Hymenoptera
Family
: Apidae
Genus
: Apis
Species
: dorsata florea indica mellifera
Apis dorsata Menurut Sumoprastowo dan Suprapto (1980), lebah madu ini masih liar dan belum pernah berhasil diternakkan di dalam stup. Kemampuan produksi madu Apis dorsata sekitar 20 kg per sarang per tahun. Menurut Warisno (1996), jenis lebah ini banyak terdapat di hutan-hutan belantara yang jarang dirambah oleh manusia. Bentuk sarang jenis lebah ini tidak seperti sarang lebah pada umumnya yang berupa sisiran, tetapi bentuknya menjadi satu kesatuan. Garis tengah sarang kira-kira 1,5 - 2 m dan penghuninya jutaan ekor.
Apis florea Menurut Sarwono (2001), lebah ini merupakan spesies lebah madu yang paling kecil ukurannya dan habitat hidupnya berada di daerah payau. Jenis lebah ini sering berpindah tempat dan suatu koloni jarang tinggal pada satu tempat lebih dari lima bulan secara terus-menerus (Singh, 1962). Satu koloni lebah ini hanya
4
mampu membangun satu lembar sisiran kurang lebih 10 cm, yang menggantung di cabang-cabang dan hasil madunya hanya 61 gram per sarang (Sumoprastowo dan Suprapto, 1980).
Apis indica Apis indica atau Apis cerana sering dipelihara oleh masyarakat di pedesaan (Morse and Hooper, 1985). Singh (1962) menyatakan bahwa, dalam satu koloni lebah Apis indica terdiri dari 10.000 sampai 15.000 lebah. Secara alami lebah ini hidup di dalam lubang pada batang pohon, gundukan tanah dari koloni rayap, celah-celah batu, dan dari tempat-tempat tertutup lainnya. Dalam satu koloni Apis cerana dapat menghasilkan 3,6 – 4,5 kg madu per koloni per tahun. Menurut Sarwono (2001), terdapat perbedaan antara lebah jantan dengan lebah pekerja. Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat, warna tubuhnya hitam, panjangnya 1,3 cm, tugasnya mengawini lebah ratu. Sedangkan, lebah pekerja berpantat runcing dan bersengat, warna tubuhnya hitam dengan strip kuning, panjangnya 1,1 cm. Tugasnya sebagai perawat, penghubung di dalam sarang, penjaga sarang, perintis atau pencari tempat yang menghasilkan pakan (bunga), pencari pakan, dan pembuat sarang.
Apis mellifera Apis mellifera merupakan lebah yang banyak dikenal dan sangat luas penyebarannya, lebah ini dapat menghasilkan madu lebih besar dari pada Apis cerana (Free, 1982). Apis mellifera dapat menghasilkan 25 – 30 kg madu per koloni (Akratanakul, 1986). Ukuran lebah ini ± 1 ¼ kali lebih besar dari pada lebah madu tropika Apis indica (Sarwono, 2001). Jenis lebah ini mempunyai populasi yang relatif besar yaitu 15.000 – 60.000 ekor dalam satu koloni. Keempat jenis lebah madu di atas merupakan serangga sosial yang hidup dalam koloni-koloni dengan suatu sistem kerja yang teratur. Dalam satu koloni terdapat tiga kasta yaitu lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan. Dalam satu koloni yang normal terdapat satu lebah ratu, 20.000 – 30.000 lebah pekerja dan beberapa ratus ekor lebah jantan (Singh, 1962).
5
Pakan Lebah Madu Pada dasarnya makanan bagi lebah madu terdiri dari nektar dan polen (Delaplane, 1998). Nektar yang diambil dapat berupa nektar bunga, dan embun madu. Embun madu (honey dew) ini merupakan cairan yang dihasilkan oleh serangga yang dapat dimanfaatkan oleh lebah madu (Akratanakul, 1986). Selain nektar dan polen, lebah juga mengambil air dan propolis (Pavord, 1970; Morse, 1975). Pada suatu pohon, lebah pekerja dapat mengambil nektar, polen, dan juga propolis (Gojmerac, 1983). Nektar adalah cairan manis yang dihasilkan oleh tanaman, biasanya baunya harum dan mengandung larutan gula yang kadarnya bervariasi (Pavord, 1970). Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman, merupakan bahan utama penyusun madu. Nektar terdiri atas gula-gula monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan gula disakarida (sukrosa) (Morse dan Hooper, 1985). Nektar bisa berupa nektar floral dan nektar ekstrafloral (Singh, 1962). Butir pollen merupakan sel kelamin jantan dari tanaman berbunga, masing-masing butirnya berisi inti generatif (Morse dan Hooper, 1985). Pollen sangat penting bagi lebah madu sebagai sumber protein. Jika gizinya tidak memiliki protein yang cukup, lebah madu tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Howes, 1979). Air digunakan untuk mengencerkan cadangan madu pekat ketika madu akan dimakan oleh lebah. Pada saat suhu ruangan relatif tinggi, air juga diperlukan untuk menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban dengan cara menguapkannya di dalam sarang (Pavord, 1970; Free, 1982). Propolis berasal dari getah tanaman yang digunakan lebah sebagai bahan pembangun sarang. Secara khusus propolis digunakan sebagai bahan perekat untuk merekatkan sarang pada benda di tempat bertumpunya sarang lebah. Selain itu, propolis juga digunakan untuk mengisi celah-celah kecil dinding ruangan dimana sarang lebah berada di dalamnya (Pavord, 1970; Free, 1982). Nutrisi diperlukan oleh setiap organisme dengan mengolah berbagai macam makanan, mineral, vitamin, air, dan bahan-bahan lain yang menjadi bahan-bahan penyusun tubuh dan menghasilkan energi untuk mempertahankan hidup. Lebah madu juga
6
tidak berbeda dengan organisme lain yaitu membutuhkan energi, protein, lemak, mineral, air, vitamin, dan lainnya (Gojmerac, 1983; Standifer, 1980).
Sumber Pakan Lebah Madu Semua jenis tanaman berbunga (tanaman hutan, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura, dan tumbuhan liar) yang mengandung unsur nektar sebagai bahan madu, polen, dan propolis dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah (Sarwono, 2001). Dari hasil penelitian Maria (1974) diketahui bahwa sumber makanan lebah khususnya Apis indica (sinonim untuk Apis serana) dapat berupa tanaman hias, legum, beberapa tanaman buah, kelapa dan tanaman sayur-sayuran. Tanaman dapat menghasilkan nektar dan polen, tetapi ada pula tanaman yang hanya menghasilkan nektar atau polen saja (Singh, 1962). Menurut Free (1982), lebah dapat mengunjungi beberapa ratus bunga untuk mengumpulkan nektar atau polen yang banyak sebagai sumber makanannya. Lebah madu tertarik mendatangi bunga dengan mengenali warna bunga, aroma bunga, dan bentuk bunga. Lebah menyukai polen karena kandungan proteinnya dan menyukai nektar karena kadar gulanya, semakin banyak nektar mengandung gula maka lebah akan sering mengunjungi bunga tersebut (Sumoprastowo dan Suprapto, 1980). Menurut Sarwono (2001), tanaman berbunga yang baik untuk sumber pakan lebah harus memenuhi beberapa persyaratan berikut : 1. Bunga yang mengandung nektar dan polen mudah diambil oleh lebah. 2. Tanaman itu tersedia dalam jangkauan lebah dari sarang, ± 700 m bagi Apis cerana, 2-3 km bagi Apis mellifera.
Ketersediaan Pakan Lebah Madu Kebutuhan utama lebah adalah sumber makanan yang ada, yaitu nektar dan polen. Sumber makanan ini harus tersedia setiap bulan, setiap musim, dan tempat pertumbuhan tanaman tersebut harus cocok/sesuai (Stelley, 1983). Pada daerah beriklim temperate siklus musiman tanaman dapat menentukan tersedianya bunga dan pada daerah yang lainnya ketersediaan tanaman pakan ini dapat
7
dibatasi oleh musim paceklik (Free, 1982). Howes (1979) dan Oertel (1980) menyatakan bahwa, banyak faktor yang mempengaruhi keluarnya nektar pada tanaman. Beberapa faktor yang penting antara lain: temperatur, kelembaban, sifat tanah, angin dan umur tanaman. Dari tanaman berbunga, nektar dan polen tersedia ketika bunga tanaman sedang mekar.
Pengumpulan Polen dan Nektar Lebah madu mengunjungi beberapa jenis bunga untuk mengambil nektar atau polen saja, tetapi jika keduanya tersedia lebah madu mengambil keduaduanya (Free, 1982). Pada saat pengumpulan polen, seekor lebah pekerja harus mengunjungi banyak bunga agar proses pembentukan pelet dapat berlangsung secara berangsur-angsur. Tubuh lebah penuh dengan bulu-bulu halus, sehingga pada saat lebah itu mengunjungi bunga, butir-butir polen ada yang menempel pada bulu lebah tersebut. Butir-butir polen yang menempel pada bulu tubuh lebah merupakan polen untuk penyerbukan. Sedangkan polen yang dibawa pada kakinya merupakan polen untuk dibawa ke dalam sarang sebagai bahan makanan (Sarwono, 2001; Gary, 1987). Diantara sekian banyak lebah pekerja ada yang hanya mengumpulkan nektar, ada yang hanya mengumpulkan polen, tetapi ada juga yang mengumpulkan nektar dan polen sekaligus (Morse dan Hooper, 1985; Gojmerac, 1983). Lama waktu suatu lebah untuk dapat memenuhkan kantong polen atau kantong nektar bervariasi. Begitu pula, berapa banyak bunga yang harus dikunjungi juga bervariasi. Variasi waktu dan jumlah kunjungan lebah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain jarak dari sarang, banyaknya nektar atau polen pada bunga, dan kelimpahan bunga disuatu tempat (Gojmerac, 1983).
Peranan Polen dan Nektar Nektar
digunakan
sebagai
sumber
energi
bagi
lebah
dalam
mempertahankan suhu tubuh lebah dan merupakan bahan baku pembuatan madu. Energi ini digunakan untuk membangun sistem organ, kontraksi otot, dan membantu dalam menggerakkan saraf. Kontraksi otot pada lebah madu terjadi
8
pada saat terbang, berjalan, dan bentuk aktivitas lainnya. Pada saat terbang, lebah pekerja membutuhkan rata-rata 10 mg gula/jam (Gojmerac, 1983). Menurut Gojmerac (1983), sebagian besar kebutuhan protein koloni lebah madu diperoleh dari polen. Protein ini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh lebah. Pada larva lebah, protein ini dapat memperbaiki jaringan tubuh dan menjalankan fungsi tubuh lainnya. Morse dan Hooper (1985) menyatakan bahwa, seperti binatang yang lain lebah madu juga membutuhkan vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral ini dihasilkan dari polen.
9
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perusahaan Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu perkebunan yang berada di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VIII. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1910 oleh perusahaan Perancis yang dibeli dari Perkebunan Cisarua Selatan dan pada waktu itu bernama Goenoeng Mas Francoise Nederlandeise de Cultur Et de Commerce. Pada tahun 1942 sampai 1945 perkebunan ini dikuasai oleh tentara Jepang. Sekitar tahun 1945-an Perkebunan Gunung Mas diambil alih oleh pemerintah Belanda dan pengolahannya diserahkan kepada TVK (N.V. Tiedeman E. Van Kerchem) yang berkantor pusat di Bandung. Pada tanggal 30 Desember 1958 TVK diambil oleh pemerintah Republik Indonesia dan dimasukkan ke dalam lingkungan PPN Baru di kesatuan Jabar II. Pada bulan Agustus 1960 PPN Baru dikembalikan kepada pemilik semula yang kepengurusannya diserahkan kepada PT. Gede Bagja yang berkedudukan di Bogor. Pada tanggal 15 Desember 1962 atas intruksi pemerintah Republik Indonesia, Perkebunan Gunung Mas diambil alih kembali dari PT. Gede Bagja dan dimasukan ke dalam lingkungan PPN Baru kesatuan Jabar II. Tahun 1963-1964 tejadi reorganisasi daerah kerja. Perkebunan Gunung Mas dimasukkan ke dalam PPN Aneka Tanaman VIII, kemudian mulai tanggal 1 Agustus 1971 status PPN XII berubah menjadi PT. Perkebunan XII. PT. Perkebunan XII berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII pada tanggal 11 Maret 1996, yang alamat kantor pusatnya di Jalan Sindang Sirna No. 4 Bandung. Pada tanggal 16 Juni 1991, berdasarkan Surat Ijin Usaha Kepariwisataan No. 503 / SK 005 / Diperda / 0691, Perkebnan Gunung Mas ditetapkan sebagai objek wisata yang berbasiskan perusahaan.
Lokasi dan Letak Geografis Perkebunan Gunung Mas berlokasi di Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua dalam wilayah kerja Pemda Tingkat II kabupaten Bogor. Letak Perkebunan Gunung Mas sangat strategis, yaitu dekat dengan Jalan Raya Puncak yang merupakan jalur wisata, sehingga Perkebunan Gunung Mas sering
10
dikunjungi oleh para wisatawan. Letak Perkebunan Gunung Mas ini kurang lebih berada 95 km dari kota Bandung, 80 km dari Jakarta, dan 32 km dari kota Bogor. Perkebunan Gunung Mas terletak pada 06042’ Lintang Selatan dan 106058’ Bujur Timur, terletak pada ketinggian 800-1400 mdpl dengan topografi berbukit. Suhu rata-rata harian antara 14-28 0C dan kelembaban 70 % dengan curah hujan rata-rata per tahun 3355 mm. Berdasarkan klasifikasi iklim dari Schimid dan Ferguson tipe iklim kawasan ini termasuk ke dalam tipe B dengan curah hujan rata-rata cukup banyak sepanjang tahun (antara 2500-4000 mm per tahun). Luas areal produksi seluas 587.10 ha, yang terbagi menjadi empat lokasi yaitu Afdeling Gunung Mas I, Afdeling Gunung Mas II, Afdeling Cikopo Selatan I, dan Afdeling Cikopo Selatan II. Afdeling Gunung Mas I dan Afdeling Gunung Mas II terletak di Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua, sementara Afdeling Cikopo Selatan I dan Afdeling Cikopo Selatan II tersebar di tiga desa yaitu Desa Sukagalih dan Kuta di Kecamatan Mega Mendung serta Desa Citeko di Kecamatan Cisarua.
11
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Perkebunan Teh Gunung Mas, Cisarua Bogor, selama ± 1 bulan mulai tanggal 2 Mei 2005 sampai tanggal 11 Juni 2005.
Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: koloni lebah madu Apis cerana, pollen trap untuk mengambil tepung sari di sarang lebah, tali rafia, pita ukur, kompas, tally sheet, alat tulis, kalkulator, mikroskop, preparat tepung sari, pelindung dari lebah, alat fotografi, kantong plastik, kertas label dan papan jalan
Metode Penelitian
Pembuatan Petak Contoh Penentuan luas kawasan dengan mendasarkan pada perkiraan (asumsi) jangkauan jarak terbang lebah madu ± 700 meter. Dengan radius ±700 meter tersebut maka luas wilayah jelajah harian menjadi ±154 ha. Titik pusat kawasan penelitian merupakan kotak lebah yang telah dipilih dari beberapa kotak lebah yang ada. Dalam kawasan tersebut dibuat petak-petak contoh dengan pengambilan contoh secara sistematik. Petak contoh dibuat dalam bentuk lingkaran seluas 0.10 ha dengan jari-jari 17.8 meter. Intensitas sampling yang digunakan adalah 1.04 %, sehingga luas contoh yang diamati adalah 1.54 ha. Petak contoh yang diamati adalah sebanyak 1.54 ha dibagi dengan 0.10 ha, terdapat 16 petak contoh. Jarak antar petak contoh dalam jalur yaitu 100 meter. Petak-petak contoh dibuat pada titik-titik yang telah ditetapkan seperti pada Gambar 1. Inventarisasi tumbuhan bawah (rerumputan) dilakukan di dalam petak contoh ukuran 0.5 m x 0.5 m. Petak contoh terletak pada titik pusat dari petak contoh berbentuk lingkaran. Semua tumbuhan bawah yang ada di dalam petak contoh diambil untuk dilakukan analisis, yaitu mengetahui jenis tumbuhan bawah
12
tersebut. Adapun gambaran petak contoh untuk tumbuhan bawah disajikan pada Gambar 2. U (10o2’)
B (160o)
T (110o) T (110o)
S (150o32’) Gambar 1. Sketsa penempatan petak contoh di dalam areal ± 154 ha. Keterangan :
= titik pusat yang merupakan kotak lebah (P), merupakan titik awal yang dipilih = lokasi petak contoh Jarak antara PB = PT = PU = PS = 700 m
17 m 17.8
Gambar 2. Posisi sub petak contoh 0.5 m x 0.5 m (persegi) di dalam petak contoh 0.1 ha. Keterangan :
= sub petak contoh 0.5 m x 0.5 m Jari-jari petak contoh lingkaran = 17.8 m
13
Inventarisasi Tanaman di dalam Petak Contoh Inventarisasi tanaman dilakukan dengan mencatat jenis tanaman, jumlah tanaman, kerapatan tanaman, dan keberadaan bunga dari setiap petak contoh. Perhitungan jumlah tanaman hanya dilakukan pada pohon dan tanaman hias saja, sedangkan untuk tumbuhan bawah (rerumputan) hanya dilakukan identifikasi jenis dan tidak dilakukan penghitungan jumlah tanaman. Inventarisasi tanaman juga dilakukan di luar plot contoh yang telah dibuat sebelumnya. Inventarisasi ini bertujuan mengetahui jenis tanaman apa saja yang ada di luar petak contoh. Khusus untuk tanaman (pakan) dilakukan pengamatan kunjungan lebah. Tanaman ini akan digunakan sebagai tambahan data jenis-jenis tanaman pakan lebah dan untuk memperkaya hasil inventarisasi pakan lebah.
Penetapan Jenis Tanaman Sumber Pakan Lebah a. Kesaksian Kunjungan Lebah pada Tanaman Kunjungan lebah pekerja pada suatu tanaman merupakan indikasi bahwa lebah ingin mendapatkan suatu manfaat dari tanaman. Salah satu manfaat yang bisa diperoleh adalah pakan lebah (nektar dan pollen). Pengamatan dilakukan apabila terlihat lebah datang pada jenis tanaman untuk hinggap dan aktif menunjukkan gerakan mengambil pakan. Lebah dapat dipastikan mengambil pollen bunga, jika pada kakinya terkumpul pollen. Sebaliknya, lebah diketahui mengambil nektar bunga dilihat dari cara perpindahannya yang cepat dari satu bunga ke bunga yang lain dan menunjukkan aktivitas mengambil nektar. Kesaksian ini ditunjukkan oleh beberapa lebah yang melakukan aktivitas sama. Jika lebah hinggap pada tanaman yang cenderung tinggi (pohon dengan tinggi ≥ 2 m), maka kurang lebih ada 5 ekor lebah yang datang pada jenis tanaman tersebut, walaupun waktunya tidak bersamaan. Untuk tanaman yang cukup rendah, walaupun hanya satu lebah yang hinggap dan menunjukkan aktivitas mengambil pakan, maka tanaman tersebut sudah dapat dipastikan sebagai tanaman pakan lebah. Pengamatan kunjungan lebah pada tanaman dilakukan dalam tiga waktu, yaitu pagi pukul 07.00 – 09.00, siang pukul 10.00 -13.00, dan sore pukul 14.00 -17.00.
14
b. Kesesuaian Bentuk dan Warna Polen Pengumpulan polen bunga dimaksudkan untuk mengidentifikasi jenisjenis tanaman sumber polen. Menurut Supadi (1986), salah satu cara untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang berperan adalah dengan mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan melalui morfologi polen yang terdapat di dalam kotak (sarang) lebah tersebut. Pengambilan polen bunga secara langsung dilakukan dengan mengambil polen pada tanaman yang berbunga. Polen dari tanaman tersebut diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan preparat polen. Sedangkan, pengambilan polen secara tidak langsung dilakukan dengan alat bantu pollen trap yang diletakkan pada pintu kotak lebah. Pollen trap adalah suatu alat yang dibuat untuk menjaring polen yang dibawa lebah madu pada kakinya (Gambar 3). Morse dan Hooper (1985) menyatakan bahwa, pollen trap (perangkap tepung sari) dapat dibuat dengan berbagai macam variasi. Pollen trap ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengumpulkan tepung sari yang dibawa oleh lebah madu pada saat masuk ke dalam sarang. Ukuran diameter lubang pollen trap untuk Apis cerana dibuat sesuai diameter paku ukuran 7 cm. Bahan pollen trap yang digunakan terbuat dari papan kayu tipis yang tidak mudah pecah. Pelubangan dibuat untuk menyediakan tempat hinggap/hilir mudik lebah di dalam memilih lubang masuk yang disukai.
Gambar 3. Pollen trap yang dipasang pada pintu masuk kotak lebah.
15
Polen yang terkumpul dengan pollen trap segera dipisahkan-pisahkan secara manual sesuai dengan warna polen. Bila tidak segera dipisahkan polenpolen tersebut akan bercampur dan terjadi perubahan warna sehingga akan menyulitkan pemisahan. Setelah dilakukan pemisahan, polen dari pollen trap tersebut diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan preparat polen. Identifikasi polen (tepung sari) dilakukan dengan cara membandingkan setiap preparat polen yang diambil dari kotak lebah dengan preparat polen bunga yang sudah diketahui jenisnya. Jika antara bentuk dan warna polen yang diambil dari koloni lebah dan dari bunga sama, maka tanaman tersebut dipastikan sebagai tanaman pakan lebah madu. Pengidentifikasian dilakukan dengan menggunakan bantuan mikroskop dengan perbesaran 400x.
c. Studi Pustaka Penetapan jenis tanaman melalui studi pustaka dilakukan pada saat tanaman tersebut tidak berbunga. Sehingga, pengambilan contoh polen dan pengamatan kunjungan lebah pada bunga tidak bisa dilakukan. Penetapan jenis tanaman ini hanya dilakukan pada tanaman-tanaman yang menurut pustaka merupakan tanaman sumber pakan lebah.
Kalender Pembungaan Masa berbunga tanaman pakan lebah perlu diketahui karena berhubungan dengan ketersediaan pakan lebah baik nektar maupun polen. Penetapan masa berbunga tanaman ini dilakukan pada saat pengamatan langsung (observasi) lapangan. Selain itu, diperkuat dengan menggunakan informasi pustaka tentang masa berbunga tanaman-tanaman tersebut.
16
Analisis Data Parameter yang diamati meliputi : a. Kunjungan Lebah Pengamatan tentang kunjungan lebah ke tanaman dilakukan untuk mengetahui aktivitas mencari pakan yang dilakukan lebah madu pada tanaman, sehingga tanaman tersebut dapat dipastikan sebagai tanaman pakan lebah.
b. Analisis Vegetasi Dalam analisis vegetasi, selain jenis dan jumlah tanaman dihitung pula kerapatan jenis (K). Kerapatan jenis yaitu perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan luas petak contoh. Kerapatan suatu jenis (K) = Jumlah individu suatu jenis Luas petak contoh
17
HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman Sumber Pakan Lebah Dari hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa tanaman yang berpotensi sebagai sumber pakan lebah terdiri dari tanaman perkebunan, tanaman hias, dan rerumputan (Tabel 1). Tabel 1. Tanaman yang Merupakan Sumber Pakan Lebah Madu di Perkebunan Gunung Mas No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Jenis Tanaman
Keadaan Bunga
Status Sumber Pakan
Frekuensi Kunjungan
Warna Bunga
Bentuk Bunga
Teh (Camellia sinensis) Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Euphorbia Bunga kertas (Rhododendron indicum) Jambu biji (Psidium guajava) Palm raja (Roytonea regia) Sengon (Paraserianthes falcataria) Kecubung (Datura suaveolens) Kemlandingan (Leucaena leucocephala) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Bunga seribu Salvia (Salvia slpendens) Singkong (Manihot itilisima) Jeruk sitrun (Citrus medica) Pisang (Musa spp)
b
p
-
Putih
terbuka
b
np
+
Putih
terbuka
√
Singh, 1962
b
p
-
Putih
kecil terbuka
√
Helmiyeti et al., 1999
b b
np p
++ -
Orange Pink
terbuka lonceng
√ √
Singh, 1962 Singh, 1962
b
np
-
Putih
terbuka
√
Singh, 1962
b
p
+++
Putih
kecil
√
Singh, 1962
b
n
+++
Putih
terbuka
√
Singh, 1962
b
np
+++
Orange
√
b
p
++
Putih
lonceng terbuka
Percival, 1965 Rahman 1993
b
n
+
Merah
tabung sedang
√
Husaeni, 1986
b b
p np
+ +
Ungu Merah
√ √
tb
p
-
-
terbuka tabung sedang -
tb
np
-
-
-
Delaplane, 1998 Rahman, 1993 Singh, 1962
b
np
-
Merah
tabung
tb
p
-
-
-
tb
np
-
-
-
Alpukat (Persea americana) Mangga (Mangifera indica)
Penenuan Status Pakan Lebah Penga Pustaka matan Singh, 1962 √
√
Noerdjito et al., 1986 Noerdjito et al., 1986 Noerdjito et al., 1986
18
Tabel 1. Lanjutan No.
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Jenis Tanaman
Keadaan Bunga
Status sumber pakan
Frekuensi Kunjungan
Warna Bunga
Bentuk Bunga
Penga matan
Pustaka
Jambu air (Sizygium fruticosum) Silver oak (Grevillea robusta) Bambu betung (Bambosa bambos) Nyamplung (Callophyllum inophyllum) Pepaya (Carica papaya) Mawar (Rosa sp) Pinus sp Jawer kotok (Coleus blumei) Akasia (Acacia mangium) Delima (Punica granatum) Ficus spp. Belimbing (Averhoa carambola) Flamboyan (Delonix regia) Putri malu (Mimosa invisa) Ipomea purpurea
tb
n
-
-
-
Rahman, 1993
b
p
-
Hijau
terbuka
tb
np
-
-
-
Delaplane, 1998 Singh, 1962
tb
p
-
-
-
Rahman, 1993
b
np
-
Putih
b b b
p p n
+++
Merah Coklat Merah
Noerdjito et al., 1986 Singh, 1962 Singh, 1962 -
tb
n
-
Kuning
tabung sedang terbuka terbuka tabung sedang terbuka
b
p
-
Merah
tb b
p n
-
Hijau
tabung sedang kecil
tb
np
-
-
-
b
p
-
Pink
terbuka
√
b
p
-
Biru
Sasaladahan (Boreria sp.) Babadotan (Ageratum conyzoides) Jonge (Youngia japonica) Nepeta cataria
b
n
+++
Ungu
lonceng kecil
Rahman, 1993 Singh, 1962
√
b
p
-
Putih
terbuka
√
Rahman, 1993 Rahman, 1993
b
p
++
Merah
terbuka
√
b
n
++
Hijau
kecil
√
Boronia pink ++ b Pink n megastigma terbuka 39. Tridax b Putih p procumbens p terbuka 40. Tradescantia +++ b Putih andersoniana p terbuka 41. Elephantopus + b Putih tomentosus Keterangan : n = nektar, p = polen, b = berbunga, tb = tidak berbunga + = banyaknya lebah yang datang pada tanaman 1-5 ekor ++ = banyaknya lebah yang datang pada tanaman 5-10 ekor +++ = banyaknya lebah yang datang pada tanaman >10 ekor 38.
Penenuan Status Pakan Lebah
√
Purwanto, 1993 Noerdjito et al., 1986 Singh, 1962 Noerdjito et al., 1986 Singh, 1962
√
Rahman, 1993 Delaplane, 1998 -
√
-
√
-
√
-
19
Pada lokasi penelitian ditemukan 57 jenis tanaman hias dan tanaman perkebunan, dan 9 jenis tumbuhan bawah (rerumputan). Berdasarkan pengamatan, baik dari pengamatan kunjungan lebah pada tanaman maupun identifikasi polen terdapat 23 jenis tanaman sumber pakan lebah, dan berdasarkan studi pustaka terdapat 34 jenis tanaman sumber pakan lebah. Data tersebut menunjukkan 65.15 % tanaman yang ada di lokasi penelitian merupakan tanaman pakan lebah madu. Identifikasi jenis polen yang berasal dari pollen trap menunjukkan bahwa, terdapat 17 jenis tumbuhan penghasil polen yang dimanfaatkan oleh lebah madu. Sepuluh jenis tanaman sumber polen berhasil diidentifikasi, tetapi tujuh jenis yang lain belum teridentifikasi. Adapun ke sepuluh jenis tanaman sumber polen adalah teh (Camellia sinensis), babadotan bodas (Ageratum conyzoides), putri malu (Mimosa invisa), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), kayu manis (Cinnamomum burmanii), bunga kertas (Rhododendron indicum), Euphorbia pulcherrima, Tridax procumbens, jambu biji (Psidium guajava), dan jonge (Youngia japonica). Tujuh jenis polen yang belum diketahui jenisnya kemungkinan diperoleh dari tanaman tinggi yang pada waktu penelitian hanya diamati melalui binokuler, tidak dilakukan pengambilan contoh polen bunga secara langsung. Gambar ke sepuluh polen yang berhasil diidentifikasi dapat dilihat pada lampiran 3, sedang tujuh jenis polen yang tidak teridentifikasi dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil observasi di luar petak contoh menunjukkan beberapa jenis tanaman yang merupakan tanaman pakan lebah. Tanaman tersebut antara lain : bunga kupu-kupu (Bauhenia purpurea), ubi jalar (Ipomea batatas), cabe (Capsium sp.), dom-doman
(Bidens
pilosa),
singkong
(Manihot
utillisima),
harendong
(Melastoma malabratikum), sintrong (Erechthites valeriani), haruga, babadotan ungu (Ageratum houstonianum), jambu air (Sizygium fruticosum), dan nyamplung (Calophyllum inophyllum) (Rahman, 1993). Ketersediaan tanaman sebagai sumber pakan lebah meliputi jumlah tanaman dan penyebarannya. Pada umumnya lebah menyukai tanaman yang sedang berbunga lebat dan penyebarannya merata. Penyebaran jenis tanaman yang ada disetiap petak contoh di lokasi penelitian tidak merata. Tidak semua jenis tanaman terdapat pada setiap petak contoh. Tanaman yang penyebarannya merata
20
hampir di setiap petak contoh antara lain Camellia sinensis dan Euphorbia pulcherrima. Tanaman yang penyebaranya tidak merata, tetapi merupakan tanaman yang disukai lebah antara lain Calliandra calothyrsus, Roytonea regia, Datura suaveolens, Coleus blumei dan Boronia megastigma. Hasil perhitungan kerapatan tanaman berkayu yang berperan sebagai sumber pakan lebah madu adalah Camellia sinensis 884.4 ind/ha, Coleus blumei 51.95 ind/ha, Citrus aurantifolia 25.32 ind/ha, Cinnamomum burmanii 22.73 ind/ha, Salvia slpendens 16.23 ind/ha, Euphorbia pulcherrima 15.58 ind/ha, Calliandra calothyrsus 11.04 ind/ha, Boronia megastigma 10.39 ind/ha, Hydrangea macrophylla 5.19 ind/ha, Psidium guajava 5.19 ind/ha, Datura suaveolens 3.89 ind/ha, Rhododendron indicum 3.89 ind/ha, Roytonea regia 3.25 ind/ha, dan Leucaena leucocephala 1.95 ind/ha. Teh merupakan tanaman penghasil polen, sehingga bunga teh dapat dimanfaatkan dengan baik. Kaliandra merupakan jenis tanaman pakan lebah yang sangat disukai karena nektar yang dimilikinya (Husaini, 1986). Tetapi, penyebaran tanaman kaliandra di lokasi penelitian tidak merata. Hal ini disebabkan kaliandra bukan tanaman yang dibudidayakan dan hanya ditanam untuk mengisi tempat-tempat kosong. Tingkat kesukaan lebah pada suatu tanaman dapat dilihat dari frekuensi kunjungan lebah pada tanaman tersebut. Lebah mengunjungi bunga untuk mengambil nektar atau polen yang ada pada bunga. Hasil pengamatan kunjungan lebah pada tanaman menunjukkan bahwa Roytonea regia, Paraserianthes falcataria, Datura suaveolens, Coleus blumei, Boreria sp, Tradescantia andersoniana,
Euphorbia
pulcherrima,
Leucaena
leucocephala,
Boronia
megastigma, dan Nepeta cataria adalah tanaman yang sering dikunjungi lebah. Ditunjukkan dengan banyaknya lebah yang datang ke bunga yaitu lebih dari 5 ekor lebah. Tanaman lain seperti Citrus aurantifolia, Calliandra calothyrsus, Hydrangea macrophylla, Salvia slpendens, Youngia japonica, dan Elephantpus tomentosus juga dikunjungi lebah, tetapi tidak sering. Ditunjukkan dari lebah yang datang ke bunga yaitu 1-5 ekor lebah. Pengamatan ini hanya terbatas pada tanaman-tanaman yang pada saat pengamatan terlihat dikunjungi lebah madu.
21
Berdasarkan hasil madu yang diperoleh dari kotak lebah, mencirikan madu kaliandra. Madu yang dihasilkan berwarna kekuningan dan agak keruh. Hasil perhitungan kerapatan tanaman kaliandra
cukup rendah dan dilihat dari
kunjungan lebah menunjukkan jarang dikunjungi oleh lebah. Hal ini kemungkinan disebabkan karena lebah terbang melebihi jarak pengamatan yang ditentukan yaitu 700 m, dimana tempat tersebut banyak terdapat tanaman kaliandra. Kemungkinan yang lainnya adalah setiap kuntum kaliandra memberikan kandungan nektar jauh lebih banyak dari pada tanaman yang lain, walaupun jumlah tanaman kaliandra sedikit dan tidak merata. Tidak semua jenis tanaman disukai oleh lebah madu. Nektar dan polen merupakan pengikat primer bagi lebah untuk datang pada suatu tanaman. Sedangkan, sifat-sifat tanaman yang terlihat dari luar seperti warna bunga, aroma bunga, dan bentuk bunga merupakan pengikat sekunder, karena hanya menimbulkan rangsangan pada alat inderanya. Amir, dkk. (1986) di dalam penelitiannya menyatakan bahwa, bunga mempunyai sifat-sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam warna, bentuk, aroma, produksi nektar dan sebagainya. Perbedaan sifat-sifat tersebut menyebabkan daya tarik lebah madu terhadap bunga juga berbeda-beda. Warna bunga adalah salah satu faktor penarik lebah madu untuk datang pada bunga. Berdasarkan pengamatan kunjungan lebah pada bunga, warna bunga tidak berkorelasi dengan kunjungan lebah. Lebah mengunjungi bunga yang memiliki warna berbeda-beda. Sedangkan untuk bentuk bunga, lebah madu lebih cenderung mendatangi bunga yang bentuknya terbuka atau bentuk bunga yang memudahkan bagi lebah madu untuk mengambil nektar atau polen. Faktor penarik lebah madu untuk mendatangi tanaman lainnya adalah aroma yang diterima lebah. Lebah menerima sensor melalui antena untuk mengetahui letak bunga untuk mengambil makanan (nektar dan polen) (Percival, 1965). Aroma makanan yang dibawa ke sarangnya juga dapat dipergunakan sebagai petunjuk lebah pekerja lainnya untuk mencari madu dari bunga yang sama.
22
Kunjungan Lebah pada Tanaman Aktivitas lebah madu dalam mencari makan (nektar dan polen) dipengaruhi oleh tersedianya pakan pada tanaman. Pengamatan kunjungan lebah ini dilakukan untuk mengetahui waktu tersedianya pakan lebah dari beberapa tanaman yang diamati. Hasil pengamatan kunjungan lebah pada tanaman terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Kunjungan Lebah pada Tanaman No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jenis Tanaman Tradescantia andersoniana Euphorbia pulcherrima Kecubung (Datura suaveolens) Kemlandingan (Lucaena leucocephala) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Elephantopus tomentosus Palm raja (Roytorea regia) Jawer kotok (Coleus blumei) Jeruk sitrun (Citrus medica) Bunga seribu (Hydrangea macrophylla) Sengon (Paraserianthes falcataria) Salvia (Salvia splendens) Boronia megastigma Nepeta cataria Jonge (Youngia japonica) Sasaladahan (Boreria sp)
Banyaknya lebah yang datang (ekor) Pagi Siang Sore 7 4 3 3 1 6 3 1 3 1 1 1 1 4 3 2 3 3 2 1 1 3 2 2 1 3 1 5 3 3 5 4 2 3
Jenis tanaman yang dikunjungi lebah dari pagi sampai sore hari adalah Tradescantia
andersoniana,
kecubung
(Datura
suaveolens),
palm
raja
(Roytorea regia), jawer kotok (Coleus blumei), Nepeta cataria, sengon (Paraserianthes falcataria), dan sasaladahan (Boreria sp). Tanaman yang dikunjungi pada pagi dan siang hari adalah Euphorbia pulcherrima, kemlandingan (Lucaena
leucocephala), dan Elephantopus tomentosus. Tanaman yang
dikunjungi pada pagi hari adalah kaliandra (Calliandra calothyrsus), jeruk sitrun (Citrus medica), salvia (Salvia splendens), dan jonge (Youngia japonica). Tanaman yang dikunjungi pada siang hari adalah bunga seribu (Hydrangea macrophylla). Tanaman yang dikunjungi pada pagi dan sore hari adalah Boronia megastigma. Berdasarkan waktu kunjungan lebah pada tanaman menunjukkan adanya perbedaan waktu tanaman dalam menyediakan pakan bagi lebah. Lebah madu membutuhkan makanan berupa polen atau nektar dalam jumlah yang cukup dan
23
berkualitas. Berkaitan dengan hal tersebut, maka budidaya suatu jenis tanaman perlu dilakukan. Penanaman jenis tanaman harus bervariasi, sehingga persediaan pakan dari tanaman akan tetap tersedia dari pagi sampai sore hari. Variasi kunjungan lebah pada tanaman dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan sifat tanaman dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah berhubungan dengan pertumbuhan tanaman. Apabila tanahnya subur, maka unsur-unsur mineral dan air yang dibutuhkan tanaman tercukupi sehingga pertumbuhan tanaman tidak terhambat. Sulaksono, dkk. (1986) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, faktor fisik yang berperan menentukan kegiatan harian pekerja Apis cerana adalah intensitas cahaya, suhu udara, dan kecepatan angin. Pada kondisi temperatur yang rendah dan intensitas cahaya matahari masih rendah, lebah madu lebih banyak beraktivitas di dalam sarangnya. Menurut Murtidjo (1991), pada temperatur 20 0C lebah madu mulai aktif dalam usahanya memperoleh nektar dan polen, namun waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut relatif pendek. Pada temperatur sekitar 30 0C lebah sangat aktif mencari nektar atau polen dan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif lama. Suhu rata-rata harian di lokasi penelitian 14-28 oC, hal ini menunjukkan perbedaan aktivitas lebah dalam mencari makan. Menurut penelitian Sulaksono, dkk. (1986), secara umum lebah Apis cerana mulai giat dari pukul 05.00 pagi dan berhenti pada senja hari sekitar pukul 18.00..Aktivitas lebah dalam mencari pakan di lokasi penelitian sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan seperti suhu dan cahaya matahari. Lebah mulai aktif pada pukul 07.00 pagi, karena pada waktu sebelumnya suhu udara masih rendah dan terdapat kabut. Sehingga, pada waktu tersebut lebah madu lebih banyak berada dalam sarangnya. Hal ini menunjukkan bahwa, waktu yang dibutuhkan lebah dalam kegiatan mencari makan pada lokasi penelitian relatif pendek.
Kalender Pembungaan Kalender ketersediaan pakan dalam 12 bulan secara umum dinyatakan dalam masa berbunga. Dalam terminologi pembungaan dikenal dengan kalender pembungaan. Untuk sumber makanan pada bunga, kalender ketersediaan pakan
24
sama dengan kalender pembungaan. Sedangkan untuk makanan berupa ekstrafloral, ketersediaannya tidak selalu sama dengan kalender pembungaan. Hal ini disebabkan karena nektar ekstrafloral diambil dari pucuk daun, sehingga tidak berhubungan dengan masa berbunga suatu tanaman. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa, tanaman yang berpotensi sebagai pakan lebah madu memiliki masa berbunga yang berbeda-beda (Tabel 3). Tabel 3. Masa Berbunga Tanaman Pakan Lebah Madu No.
Jenis Tanaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Teh (Camellia sinensis) Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Euphorbia pulcherrima Bunga kertas (Rhododendron indicum) Jambu biji (Psidium guajava) Palm raja (Roytonea regia) Sengon (Paraserianthes falcataria) Kecubung (Datura suaveolens) Kemlandingan (Leucaena leucocephala) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Bunga seribu Salvia (Salvia slpendens) Singkong (Manihot itilisima) Jeruk sitrun(Citrus medica) Pisang (Musa spp) Alpukat (Persea americana) Mangga (Mangifera indica) Jambu air (Sizygium fruticosum) Silver oak (Grevillea robusta) Bambu betung(Bambosa bambos) Nyamplung (Callophyllum inophyllum) Pepaya (Carica papaya) Mawar (Rosa sp) Pinus sp Jawer kotok (Coleus blumei) Akasia (Acacia mangium) Delima (Punica granatum) Ficus spp. Belimbing (Averhoa carambola) Flamboyan (Delonix regia) Putri malu (Mimosa invisa) Ipomea purpurea Sasaladahan (Boreria sp.) Babadotan (Ageratum conyzoides) Jonge(Youngia japonica) Nepeta cataria
Keterangan : TMT = tergantung musim tanam __ = masa berbunga
Masa Berbunga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 TMT ____________________ _____ __ _ _____ ____________________ _ __ _________ ____________________ _ _ __ _ _____ _ _____ ____ _______ ____ _____ ____ _____________________ _____________________ ____ ____ _ _____________________ _____________________ ____ ___ ____ ________ _____________________ _ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________
Pustaka Singh, 1962 Singh, 1962 Helmiyeti et a., 1999 Singh, 1962 Singh, 1962 Singh, 1962 Singh, 1962 Singh, 1962 Percival, 1965 Rahman,1993 Husaeni, 1986 Delaplane, 1998 Rahman, 1993 Singh, 1962 Noerdjito et a., 1986 Noerdjito et a., 1986 Noerdjito et a., 1986 Rahman, 1993 Delaplane, 1998 Singh, 1962 Rahman, 1993 Noerdjito et al, 1986 Singh, 1962 Singh, 1962 Purwanto, 1993 Noerdjito et a., 1986 Singh, 1962 Noerdjito et al, 1986 Singh, 1962 Rahman, 1993 Singh, 1962 Rahman, 1993 Rahman, 1993 Rahman, 1993 Delaplane, 1998
25
Dari tabel 3 terlihat bahwa pakan lebah tersedia sepanjang tahun walaupun secara kuantitas bervariasi dari bulan ke bulan. Tanaman-tanaman seperti Boreria sp, Ageratum conyzoides, Youngia japonica, Mimosa invisa, Camellia sinensis, Callophyllum inophyllum, Leucaena leucocephala, dan Psidium guajava berbunga sepanjang tahun. Tanaman bunga-bungaan seperti Hydrangea Euphorbia pulcherrima, dan Calliandra calothyrsus pada
macrophylla,
umumnya berupa tanaman semusim yang masa berbunganya sangat tergantung pada masa tanam. Sedangkan, untuk tanaman Citrus aurantifolia, Salvia slpendens, Datura suaveolens, Paraserianthes falcataria, dan Coleus blumei berbunga pada bulan-bulan tertentu. Dengan demikian, pakan lebah madu dapat selalu tersedia dikarenakan berbedanya masa berbunga tanaman pakan lebah. Pada saat beberapa tanaman tidak berbunga, kebutuhan pakan lebah dapat dicukupi oleh tanaman yang lainnya. Peternak lebah yang ada di lokasi penelitian selama ini belum pernah memberikan makanan tambahan bagi lebahnya. Sehingga, dari sini dapat diketahui bahwa tanaman pakan lebah yang ada di lokasi penelitian dapat mencukupi kebutuhan pakan bagi lebah madu untuk saat ini. Peran penting kalender ketersediaan pakan ini adalah pada saat pemanenan madu atau produk lain. Ketika tanaman banyak menyediakan pakan, maka lebah madu dapat memanen nektar atau polen untuk disimpan di dalam sarang. Ketersediaan pakan di dalam sarang ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan disimpan sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan ini digunakan lebah ketika kekurangan sumber makanan di lapangan (masa paceklik). Peternak lebah dapat memanen madu atau polen ketika sumber makanan banyak di lapangan. Pada waktu itu, sumber makanan yang disimpan lebah di sarang berlimpah. Tetapi pada saat sumber makanan di lapangan sedikit, maka sumber makanan yang ada di sarang digunakan untuk persediaan makan lebah sehari-hari.
Saat
itu
lebah
membutuhkan
makanan
tambahan
untuk
mempertahankan koloni. Dalam mempertahankan koloni pada saat sumber pakan di lapangan kurang, seorang peternak dapat memindahkan koloni lebah ke tempat lain yang banyak sumber pakannya.
26
Masa berbunga tanaman sangat penting digunakan untuk mengetahui ketersediaan pakan lebah di lapangan. Adanya variasi masa berbunga menunjukkan bahwa harus ada perhatian tentang jenis-jenis tanaman yang berbunga pada waktu tertentu. Pengetahuan tentang masa berbunga ini digunakan untuk memindahkan koloni lebah madu ke tempat yang banyak tersedia pakan, pada saat di lokasi budidaya lebah tidak tersedia pakan. Budidaya lebah madu sudah dilakukan di Gunung Mas dalam skala kecil. Faktor pendukung keberhasilan budidaya lebah madu ini adalah ketersediaan sumber pakan lebah. Sumber nektar di lokasi penelitian adalah Calliandra calothyrsus, dan sumber polen antara lain Camellia sinensis, Cinnamomum burmanii, Euphorbia pulcherrima. Kegiatan budidaya lebah ini baru terbatas dalam lingkup di sekitar rumah dinas perkebunan dan jumlahnya masih terbatas ± 20 koloni. Budidaya lebah madu ini dapat menambah penghasilan bagi peternak lebah. Menurut peternak lebah hampir setiap tahun dapat memanen madu, walaupun jumlahnya berbeda-beda setiap bulan. Keberhasilan budidaya tersebut sangat terkait dengan tanaman kaliandra sebagai sumber nektar. Kaliandra ini berbunga hampir setiap tahun, kecuali musim kering yang sangat ekstrim (bulan Agustus). Budi daya lebah madu sudah banyak dikenal dan diusahakan oleh masyarakat, namun produksinya masih rendah baik kuantitas maupun kualitasnya. Dalam bidang ekonomi, lebah madu dapat menghasilkan produk seperti madu, polen, royal jeli, propolis dan lilin lebah yang dapat meningkatkan penghasilan bagi peternaknya. Produk lebah tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan kosmetik, dan bahan industri pembuatan plester. Menurut Halim dan Suharno (2001), perkembangan peternak lebah di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan konsumen madu dan royal jeli. Apabila 10 % dari 200 juta jiwa mengkonsumsi madu, maka pada saat per jiwa mengkonsumsi 1 kg madu per bulan, berarti tiap tahun membutuhkan madu 240.000.000 kg (240 ribu ton). Sedangkan, hingga akhir tahun 90-an jumlah produksi madu diperkirakan baru mencapai ± 100 ribu ton. Hal ini menunjukkan masih terdapat kekurangan 140 ribu ton.
27
Selain bidang ekonomi, lebah madu juga memberikan keuntungan ekologis khususnya bagi kelestarian flora. Hal ini berkaitan dengan peran lebah madu dalam penyerbukan tanaman. Tanaman berbunga membutuhkan serangga seperti lebah untuk penyerbukan. Lebah mengumpulkan makanan berupa nektar dan polen dari tanaman. Proses-proses tersebut menimbulkan interaksi antara tanaman dan lebah yang saling menguntungkan. Adanya interaksi tersebut lebah dapat memperoleh makanan dan tanaman dapat terjaga kelestariannya dengan adanya penyerbukan oleh lebah. Dari fakta di atas, maka usaha ternak lebah madu memiliki peluang untuk dikembangkan. Usaha ini dapat didukung dengan pemanfaatan lokasi-lokasi yang berpeluang untuk dilakukan budi daya lebah madu serta dapat dilakukan dengan penyebarluasan informasi tentang manfaat budi daya lebah madu. Setiap tempat yang memenuhi persyaratan budidaya lebah madu seperti tersedianya tanaman sumber
pakan
lebah,
maka
tempat
tersebut
dapat
berpeluang
untuk
pembudidayaan lebah madu, termasuk di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor.
28
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasar atas identifikasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: : 1. Di areal Perkebunan Teh Gunung Mas terdapat 57 jenis tanaman sumber pakan lebah. Terdiri dari 23 jenis tanaman teridentifikasi berdasarkan pengamatan dan 34 jenis tanaman teridentifikasi berdasarkan informasi pustaka. 2. Jenis tanaman penghasil polen yang berhasil diidentifikasi adalah teh (Camellia sinensis), babadotan bodas (Ageratum conyzoides), Tridax procumbens, putri malu (Mimosa invisa), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), kayu manis (Cinnamomum burmanii), Euphorbia pulcherrima, bunga kertas (Rhododendron indicum), jonge (Youngia japonica), jambu biji (Psidium guajava). 3. Jenis tanaman yang dikunjungi lebah dari pagi sampai sore hari adalah Tradescantia andersoniana, kecubung (Datura suaveolens), palm raja (Roytorea regia), jawer kotok (Coleus blumei), Nepeta cataria, sengon (Paraserianthes falcataria), dan sasaladahan (Boreria sp). Tanaman yang dikunjungi pada pagi dan siang hari adalah Euphorbia pulcherrima, kemlandingan (Lucaena leucocephala), dan Elephantopus tomentosus. Tanaman yang dikunjungi pada pagi hari adalah kaliandra (Calliandra calothyrsus), jeruk sitrun (Citrus medica), salvia (Salvia splendens), dan jonge (Youngia japonica). Tanaman yang dikunjungi pada siang hari adalah bunga seribu (Hydrangea macrophylla). Tanaman yang dikunjungi pada pagi dan sore hari adalah Boronia megastigma. 3. Pakan lebah madu di wilayah Perkebunan Gunung Mas relatif tersedia sepanjang tahun, walaupun secara kuantitas bervariasi dari bulan ke bulan.
29
Saran 1. Memberikan dorongan kepada pengelola Perkebunan Teh Gunung Mas untuk menanam kaliandra di tempat kosong, pagar keliling, dan tepi jalan agar ketersediaan pakan lebah lebih banyak. 2. Memberikan dorongan kepada pegawai Perkebunan Teh Gunung Mas untuk membudidayakan lebah madu sebagai tambahan pendapatan.
30
DAFTAR PUSTAKA Akratanakul P. 1986. Beekeeping in Asia. Rome: Food and Agricultur Organization of the United Nation. Amir M, Pudjiastuti LE, Sudarman HK. 1986. Pengaruh Bentuk dan Warna Bunga terhadap Daya Tarik Lebah Madu. Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta: Perum Perhutani. hlm 6570. Delaplane KS. 1998. Bee Conservation in the Southeast. http://www.ent.uga.edu/bees/bee_pubs/conservation/bee_conservation.htm [18 Januari 2006]. Free JB. 1982. Bees and Mankind. Oxford London and Northampton: Alden press. Gary NE. 1987. Activities and Behavior of Honey Bees in the Hive and the Honey Bee. Hamilton: The American Bee Journal. Gojmerac WL. 1983. Bees, Beekeeping, Honey, and Pollination. America: The Saybrook Press, Inc., Old Saybrook, Connecticut. Halim NA, Suharno. 2001. Teknik Mencangkok Royal Jelly. Yogyakarta: Kanisius. Helmiyetti, Agus S, Yunofrizal, Syalfinaf M. 1999. Inventarisasi Jenis-jenis Lebah Madu di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Prpinsi Bengkulu.http://www.kerinci.org/srg_kehati1999.full.html [20 Januari 2006]. Howes FN. 1979. Plant and Beekeeping. London & Boston: Faber and Faber limited. Husaeni EA. 1986. Potensi Produksi Nektar dari Tegakan Kaliandra Bunga Merah (Calliandra calotyrsus Meissn.). Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta: Perum Perhutani. hlm 87-91. Maria E. 1981. Beekeeping and Honey Compositions at Several Beestands in East Java (A Case Study). Journal of Agrivita 4:27-29. Morse RA. 1975. Bees and Beekeeping. New York: Cornell University Press. Morse RA, Hooper T. 1985. The Illustrated Encyclopedia of Beekeeping. England: Blanford Press. Murtidjo BA. 1991. Memelihara Lebah Madu. Yogyakarta: Kanisius.
31
Noerdjito WA, Yayuk RS, Erniwati. 1986. Mengembangkan Lebah Madu di Pekarangan. Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta: Perum Perhutani. hlm 93-96. Oertel E. 1980. Nectar and Pollen Plants in Beekeeping in the United States. Washington: United States Department of Agriculture. Pavord AV. 1970. Bees and Beekeeping. London: Cassel Ltd. Percival M. 1965. Floral Biology. London: Pergamon Press. Purwanto EA. 1993. Inventarisasi Pakan Lebah Madu Apis mellifera di Kampus IPB Dramaga Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Rahman MT. 1993. Identifikasi Pakan Lebah dan Analisis Preferensi Lebah Madu (Apis cerana Fabr) terhadap Pollen di Lokasi Apiari Desa Wangunreja Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Rusfidra A. 2006. Tanaman Pakan Lebah Madu. hatta.info/content.php.article.141.2. [16 Juli 2006].
http://www.bung-
Sarwono B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka. Singh S. 1962. Beekeeping in India. New Delhi: Indian Council of Agricultural Research. Standifer LN. 1980. Honey Bee Nutrition and Supplemental Feeding in Beekeeping in the United States. Washington: United States Department of Agriculture. Stelley DG. 1983. Beekeeping an Illustrated Handbook. Amerika: Tab Books Inc. Sulaksono S, Yati S, Baum S, Nismah, Hidayat S. 1986. Biologis Apis cerana dengan Tekanan pada Kegiatan Mencari Makan. Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta: Perum Perhutani. hlm 49-64. Sumoprastowo dan Suprapto. 1980. Beternak Lebah Madu Modern. Jakarta: Bhrata Karya Aksara. Supadi, TH. 1986. Identifikasi Tanaman Pendukung Lebah melalui Bentuk Serbuk Sari yang tedapat di dalam Stup Lebah Madu (Apis indica Ferb). Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta: Perum Perhutani. hlm 81-85. Warisno. 1996. Budidaya Lebah Madu. Yogyakarta: Kanisius.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jenis, Jumlah, dan Kerapatan Tanaman Sumber Pakan Lebah Petak
Jenis tanaman
Jumlah
Kerapatan (ind/ha)
1 1 2 3 2 12 1 48 1 3 1 1 1 1
10 10 20 30 20 120 10 480 10 30 10 10 10 10
Teh (Camellia sinensis) Silver oak (Grevillea robusta) Euphorbia pulcherrima Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Sengon (Paraserianthes falcataria)
155.8 9 3 3 2
1558 90 30 30 20
Petak 3
Agathis damara Silver oak (Grevillea robusta) Euphorbia pulcherrima Teh (Camellia sinensis) Kayu afrika Kayu manis (Cinnamomum burmanii)
1 7 4 213.6 2 1
10 70 40 2136 20 10
Petak 4
Teh (Camellia sinensis) Silver oak (Grevillea robusta) Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Agathis damara
71.2 3 1 4 1
712 30 10 40 10
Petak 5
Nangka (Artocarphus heterophyllus) Kiputih Singkong (Manihot itilisima) Jambu biji (Psidium guajava) Teh (Camellia sinensis) Kecubung (Datura suaveolens) Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia)
3 2 18 3 17.8 5 7
30 20 180 30 178 50 70
Petak 1
Pinus merkusii Araucaria Bougenfil (Bougainvillea buttiana) Kiemas Agathis damara Salvia (Salvia splendens) Jambu biji (Psidium guajava) Teh (Camellia sinensis) Catharanthus roseus Cemara Ipomea purpurea Terang bulan (Hedera helix) Silver oak (Grevillea robusta) Bunga tapak dara (Vinca rosea)
Petak 2
Lampiran 1. Lanjutan Petak
Jenis tanaman
Jumlah
Kerapatan (ind/ha)
Lanjutan petak 5
Kemlandingan (Lucaena leucocephala) Pepaya (Carica papaya) Alpukat (Persea americana) Mangga (Mangifera indica) Jambu air (Sizygium fruticosum) Pisang (Musa spp) Bougenfil (Bougainvillea buttiana) Mawar (Rosa sp) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Euphorbia pulcherrima Bunga seribu (Hydrangea macrophylla) Bunga kertas (Rhododendron indicum)
Petak 6
3 3 3 1 3 12 2 4 2 2 2 1
30 30 30 10 30 120 20 40 20 20 20 10
Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Acacia mangium Teh (Camellia sinensis) Silver oak (Grevillea robusta) Kiemas Euphorbia pulcherrima Jawer kotok (Coleus blumei) Crhisalidocarpus lutescens
3 4 26.7 1 3 2 57 2
30 40 267 10 30 20 570 20
Petak 7
Bambu betung (Bambosa bambos) Teh (Camellia sinensis) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Pisang (Musa spp) Helenium hoopesii Sambucus nigra Eupatorium odoratum
11 213.6 2 1 2 3 5
110 2136 20 10 20 30 50
Petak 8
Pisang (Musa spp) Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Mangga (Mangifera indica) Jambu biji (Psidium guajava) Belimbing (Averhoa carambola) Teh (Camellia sinensis)
9 1 1 1 1 48
90 10 10 10 10 480
Petak 9
Catharanthus roseus Euphorbia pulcherrima Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) Vicus spp Jeruk sitrun (Citrus medica)
3 1 2 1 2
30 10 20 10 20
Lampiran 1. Lanjutan Petak
Jenis tanaman
Jumlah
Kerapatan (ind/ha)
Lanjutan petak 9
Kiemas Ensente vetricosum (pisang-pisangan) Jawer kotok (Coleus blumei)
1 8 23
10 80 230
Petak 10
Kiemas Palm raja (Roytorea regia) Flamboyan (Delonix regia) Euphorbia pulcherrima
2 2 1 2
20 20 10 20
Petak 11
Jeruk sitrun (Citrus medica) Mangga (Mangifera indica) Delima (Punica granatum) Bunga seribu (Hydrangea macrophylla) Helenium hoopesii Mawar (Rosa sp) Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Bunga kertas (Rhododendron indicum) Kecubung (Datura suaveolens)
5 3 1 6 2 1 4 1 1
50 30 10 60 20 10 40 10 10
Petak 12
Kayu afrika Silver oak (Grevillea robusta) Euphorbia pulcherrima Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Teh (Camellia sinensis)
2 6 5 18 68.9
20 60 50 180 689
Petak 13
Singkong (Manihot utilissima) Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) Jeruk sitrun (Citrus medica) Nangka (Artocarphus heterophyllus) Pisang (Musa spp) Alpukat (Persea americana) Mangga (Mangifera indica) Jambu biji (Psidium guajava) Talas Justicia cornea Jambu air (Sizygium fruticosum) Canna indica Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Kiputih Silver oak (Grevillea robusta) Bambu betung (Bambosa bambos) Catharanthus roseus Kemlandingan (Lucaena leucocephala)
93 30 2 1 79 7 5 3 12 1 3 8 5 2 1 6 9 4
930 300 20 10 790 70 50 30 120 10 30 80 50 20 10 60 90 40
Lampiran 1. Lanjutan Petak
Jenis tanaman
Jumlah
Kerapatan (ind/ha)
Lanjutan petak 13
Kiemas Nyamplung (Callophyllum inophyllum) Salvia (Salvia splendens) Ipomea purpurea Bunga kertas (Rhododendron indicum) Bomba afrika (Aphelandra squarrosa) Bunga saudi Bunga jariang (Begonia scarfii) Terang bulan (Hedera helix)
6 1 13 3 4 1 4 2 2
60 10 130 30 40 10 40 20 20
Petak 14
Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Palm raja (Roytorea regia) Flamboyan (Delonix regia) Kiemas Teh (Camellia sinensis) Silver oak (Grevillea robusta) Euphorbia pulcherrima
1 3 1 3 213.6 6 2
10 30 10 30 2136 60 20
Petak 15
Kayu afrika Kayu manis (Cinnamomum burmanii) Euphorbia pulcherrima Silver oak (Grevillea robusta) Teh (Camellia sinensis)
1 3 3 5 213.6
10 30 30 50 2136
Petak 16
Teh (Camellia sinensis) Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Agathis damara
71.2 4 3
712 40 30
Lampiran 2. Jenis-jenis Tumbuhan Bawah (Rerumputan) Sumber Pakan Lebah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jenis Tanaman Putri malu (Mimosa invisa) Sasaladahan (Boreria sp.) Babadotan (Ageratum conyzoides) Jonge (Youngia japonica) Nepeta cataria Boronia megastigma Tridax procumbens Tradescantia andersoniana Elephantopus tomentosus
Status Sumber Pakan p n p p n n p p p
Lampiran 3. Polen Bunga
Gambar 1. Polen dari bunga teh (Camellia sinensis)
Gambar 2. Polen dari Babadotan bodas (Ageratum conyzoides)
Gambar 3. Polen dari bunga putri malu (Mimosa invisa)
Gambar 4. Polen dari bunga jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Gambar 5. Polen dari bunga kayu manis (Cinnamomum burmanii)
Gambar 7. Polen dari bunga kertas (Rhododendron indicum)
Gambar 9. Polen dari bunga Tridax procumbens
Gambar 6. Polen dari bunga Euphorbia pulcherrima
Gambar 8. Polen dari bunga Jonge (Youngia japonica)
Gambar 10. Polen dari bunga jambu biji (Psidium guajava)
Lampiran 4. Polen yang Belum Diketahui Jenis Tanamannya
Gambar 11. Polen jenis A
Gambar 12. Polen jenis B
Gambar 13. Polen jenis C
Gambar 14. Polen jenis D
Gambar 15. Polen jenis E
Gambar 17. Polen jenis G
Gambar 16. Polen jenis F
Lampiran 5. Tanaman yang Dikunjungi oleh Lebah Madu Apis cerana
Gambar 11. Tanaman Nepeta cataria sebagai sumber nektar
Gambar 13. Tanaman teh (Camellia sinensis) sebagai sumber pollen
Gambar 12. Tanaman Silver oak (Grevillea robusta) sebagai sumber pollen
Gambar 14. Tanaman Kecubung (Datura suaveolens) sebagai sumber pollen dan nektar
Gambar 15. Tanaman Sasaladahan (Boreria sp) sebagai sumber nektar
Gambar 16. Tanaman Boronia megastigma sebagai sumber nektar
Gambar 17. Tanaman Jawer kotok (Coleus blumei) sebagai sumber nektar
Gambar 18. Tanaman Euphorbia pulcherrima sebagai sumber nektar dan pollen
Gambar 19. Tanaman Salvia splendens sebagai sumber nektar dan pollen
Gambar 20. Tanaman bunga Tridax procumbens sebagai sumber pollen