International Symposium on Fukushima Nuclear Accident “Understanding of the Accident & Reconstruction of the Environment” Organized by: JICC, Universitas Gadjah Mada, BATAN In cooperation with Ministry of Energy and Mineral Resources Wednesday, 19th March 2014 University Center (UC) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia
Latar Belakang Telah diakui bahwa penguasaan energi merupakan faktor penting penentu daya saing suatu bangsa. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai tawar suatu bangsa dalam persaingan global. Selanjutnya, ketersediaan energi juga berperan dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan. Secara umum, energi digunakan sebagai bahan bakar, kelistrikan dan kebutuhan rumah tangga. Sedangkan parameter lain yang tidak bisa dilupakan adalah permasalahan lingkungan akibat penggunaan energi tersebut. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidakteraturan iklim. Oleh karena itu analisa pemberdayaan suatu sumber energi harus memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas. Tabel 1. Potensi Energi Nasional 2005 (ESDM)
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam sumber daya alami berupa sumber energi fosil dan non-fosil (sumber energi baru dan terbarukan) seperti yang diperlihatkan pada tabel 1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa ketersediaan minyak bumi sebagai sumber devisa utama hanya bertahan sekitar 23 tahun. Permasalahan tersebut diperparah dengan penggunaan energi yang masih belum optimal seperti yang ditunjukkan dari data intensitas energi (lihat gambar 1), dimana intensitas pemakaian energi di Indonesia lebih tinggi dari negara tetangga sesama anggota ASEAN. Dari pertimbangan engineering dan ekonomis, tingginya nilai intensitas energi mengindikasikan tingginya 1
biaya untuk mengkonversikan energi menjadi gross domestic product (GDP). Hal ini berarti bahwa efisiensi penggunaan energi di Indonesia masih sangat rendah.
Gambar 1 Perbandingan intensitas energi dan energi per kapita di beberapa negara (sumber: ESDM) Tabel 2 Distribusi elektrifikasi pada pulau-pulau utama tahun 2004 (World Bank, 2005)
Permasalahan penggunaan energi yang vital adalah peranan BBM dalam pemakaian energi akhir. Berdasarkan data tahun 2005 yang dirilis oleh ESDM tersirat bahwa bahwa pangsa pasar konsumsi BBM adalah 54, 78% dari energi akhir. Penggunaan BBM ini diperkirakan meningkat pesat, terutama untuk kebutuhan transportasi serta masih banyaknya pembangkitan energi listrik yang masih menggunakan BBM sebagai bahan bakar utama. Walaupun penggunaan BBM untuk kebutuhan dalam negeri sangat tinggi namun kapasitas produksi minyak cenderung menurun. Selanjutnya perubahan struktur penggunaan energi tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Idealnya, pendapatan sebuah negaratergantung 2
dari nilai tambah produk yang dihasilkan atau yang diolah menggunakan teknologi terapan. Pada sisi lain, struktur anggaran pendapatan dan belanja (APBN) Indonesia juga sangat tergantung pada penerimaan ekspor Migas dan subsidi BBM yang harus ditanggung. Ekspor sumber energi yang dilakukan menggunakan kontrak jangka panjang,sehingga menimbulkan kekhawatiran keterjaminan pasokan energi yang diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Permasalahan-permasalahan di atas menunjukkan bahwa peranan IPTEK dalam menghasilkan produk-produk unggulan selain migas sangat minim. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlunya kerja keras, inovasi teknologi, dan sumbangan pemikiran ilmiah dari akademisi dan peneliti tentang penggunaan energi alternatif sebagai pengganti minyak bumi. Energi alternatif merupakan istilah yang digunakan pada energi non-minyak bumi, yang dapat dikembangkan baik dari energi terbarukan maupun dari energi tak terbarukan Pemanfaatan energi baru dan terbarukan diarahkan untuk mengatasi permasalahan kelistrikan di Indonesia dengan tujuan mengurangi penggunaan BBM dan permasalahan cost-recovery pengembangan kelistrikan yang merupakan tanggung jawab PLN. Dari studi yang dilakukan oleh World Bank (2005) seperti yang terlihat pada tabel 2 disimpulkan bahwa rata-rata laju elektrifikasi di Indonesia adalah 67 %. Laju elektrifikasi tertinggi di pulau Bali (86%), sedangkan terendah adalah Papua (22%). Nilai ini masih jauh dari target pemerintah untuk menaikkan elektrifikasi rasio menjadi 90 % pada tahun 2020. Dengan mengacu kepada target pemerintah sebesar 90 % pada tahun 2020, World Bank (2005) memprediksi bahwa PLN harus menambah 1,3 juta sambungan baru setiap tahunnya. Dengan berpedoman pada tarif dasar listrik yang sama untuk semua pulau, maka pengembangan elektrifikasi ratio yang PLN akan menderita kerugian yang cukup signifikan. Oleh karena itu perlunya peningkatan elektrifikasi ratio di beberapa daerah dengan menggunakan energi alternatif berdasarkan potensi suatu wilayah. Salah satu energi alternatifyang sangat memungkinkan adalah penggunaan energi nuklir dalam sebuah pembangkit listrik. Sistim pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada dasarnya hampir sama dengan PLTU konvensional, dengan panas yang diambil dari hasil pembelahan inti fissil dalam sebuah reaktor daya. Karena tidak ada proses pembakaran, maka PLTN tidak menghasilkan polutan seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil (Minyak dan batubara). Limbah yang dihasilkan oleh PLTN berupa padatan bahan bakar bekas dapat didaur ulang untuk diambil kembali uranium dan plutoniumnya atau bahan bakar bekas tersebut disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, 30-40 tahun. Penggunaan PLTN sebagai pembangkit listrik sudah banyak digunakan di negara maju, seperti Perancis (77,68 % dari kebutuhan listrik nasionalnya), Jepang (±27%) dan Amerika serikat (19,86 %). Selanjutnya, pemerintah Republik Indonesia sudah memutuskan untuk membatasi penggunaan energi fosil pada tahun 2025, maka salah satu subtitusi yang ditawarkan adalah PLTN yang direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2016 dan 2017 dengan kapasitas 2 x 1000 MW. Walaupun energi nuklir ini sudah mencapai nilai keekonomisan terbaik dari semua sumber energi yang ada (4 US cent / kWh), namun 3
karena pemerintah belum melakukan sosialisasi mengenai keuntungan penggunaan PLTN, maka aspek penerimaan masyarakat tentang resiko kecelakaan PLTN selalu menjadi hambatan dalam pelaksanaan proyek ini. Apalagi sejarah keilmuwan telah mencatat bahwa perkembangan keamanan reaktor juga dibayangi oleh catatan kecelakaan reaktor yang terjadi di masa lalu. Kecelakaan reaktor di Three Mile Island (1979), Chernobyl (1986) dan yang terbaru di Fukushima (2011) telah menimbulkan pro dan kontra tentang kelayakan atau keamanan penggunaan PLTN, tidak terkecuali di Indonesia.Pengetahuan dalam bidang nuclear safety sangat penting menjadi pengetahuan bersama. Melalui acara International Symposium on Fukushima Nuclear Accident diharapkan akan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang keselamatan pada reactor nuklir (nulear safety) serta lebih khusus mengenai rekonstruksi pasca kecelakaan di reaktor Fukushima. Acara ini akan diselenggarakan oleh Pusat Studi Energi (PSE) dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang berkolaborasi dengan Direktorat Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Republik Indonesia.
Tujuan: 1. Memberikan pengetahuan kepada publik mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir dan konsep kehandalannya. 2. Menyebarluaskan pengetahuan tentang Fukushima accident, rekonstruksi pasca accident, dan pengaruhnya terhadap pengembangan PLTN di Indonesia serta permasalahan global.
Tanggal dan Tempat Pelaksanaan: Tanggal
: Rabu, 19 Maret 2014
Jam
: 08.00 – 16.00 WIB
Tempat
: Gedung University Center (UC) Universitas Gadjah Mada Kompleks Bulaksumur, Yogyakarta – Indonesia
Pembicara: 1. Takehiko MUKAIYAMA Project Adviser, JAIF International Cooperation Center 2. Akimasa ONO Energy Consultant, former Division General Manager, Mitsui & Co. Ltd 3. Dr. Tumiran National Energy Council of Republic of Indonesia 4. Djarot Sulistio Wisnubroto Head of National Atomic Agency of Indonesia (BATAN) 5. Yoshimitsu FUKUSHIMA Senior safety officer, International Seismic Safety Center, IAEA 4
6. Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto Head of Nuclear Energy Regulatory Agency of Indonesia (BAPETEN) 7. Akira KANEUJI, Former Executive Managing Director, Mitsubishi Heavy Industry 8. Tadashi INOUE Research Advisor, Central Research Institute of Electric Power Industry (CRIEPI) 9. Kazuko UNO Divison Head, Louis Pasteur Center for Medical Research 10. Dr. Deendarlianto Head of Center for Energy Studies, Universitas Gadjah Mada-Indonesia
Target Peserta (200 orang), meliputi:
Dosen dan Akademisi Peneliti dalam bidang terkait Lembaga penelitian (BATAN, BAPETEN, LIPI, BPPT) Praktisi Ahli dalam bidang terkait Perguruan Tinggi di sekitar Yogyakarta maupun Perguruan Tinggi Nasional Mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana
Institusi yang terlibat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pusat Studi Energi UGM (PSE-UGM) Fakultas Teknik UGM (FT-UGM) Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT-UGM (JTMI FT-UGM) EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) JAIF International Cooperation Center (JICC) Dewan Energi Nasional (DEN) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Koordinator kegiatan: Akmal Irfan Majid, S.T. (JTMI, FT-UGM) Hadiyan Yusuf Kuntoro, S.T. (JTMI, FT-UGM)
Penyelenggara:
Pusat Studi Energi & Fakultas Teknik UGM
Contact Person:
Dr. Deendarlianto (PSE-UGM) Mobile: 082123897987 ; e-mail:
[email protected] Akmal Irfan Majid, S.T. (Koordinator Pelaksana) Mobile: 08122789031 ; e-mail:
[email protected]
5
Jadwal Kegiatan Time*
Agenda
08.30 – 09.00 am
Registration
09.00 – 09.10 am
Opening ceremony
09.10 – 09.20 am
Welcome speech from organizing committee
09.20 – 09.30 am
Opening ceremony and welcome speech from Rector of UGM
09.30 – 10.00 am
Coffe Break
10.00 – 12.00 am
Panel Discussion 1 - (Moderator: Dr. Samsul Kamal)
10.00 – 10.20 am
Takehiko MUKAIYAMA Project Adviser, JAIF International Cooperation Center “Fact & Lessons of Fukushima Nuclear Accident”
10.20 – 10.40 am
Akimasa ONO Energy Consultant, former Division General Manager, Mitsui & Co. Ltd “World Energy Outlook -Why Japan needs nuclear power?”
10.40 – 11.00 am
Dr. Tumiran National Energy Council of Republic of Indonesia “National Policy on Nuclear Power Plant of Republic of Indonesia”
11.00 – 11.20 am
Djarot Sulistio Wisnubroto Head of National Atomic Agency of Indonesia (BATAN)
11.20 – 11.40 am
Yoshimitsu FUKUSHIMA Senior safety officer, International Seismic Safety Center, IAEA "IAEA safety standard on the safety of a site"(Tentative)
11.40 – 12.00 am
Discussion session 1
12.00 – 13.00 am
Break, Lunch
6
13.00 – 15.00 am
Panel Discussion 2 - (Moderator: Prof. Dr.Ing. Harwin Saptoadi)
13.00 – 13.20 am
Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto Head of Nuclear Energy Regulatory Agency of Indonesia (BAPETEN)
13.20 – 13.40 am
Akira KANEUJI Former executive managing director, Mitsubishi Heavy Industry "Safety of Light Water Reactor & Fundamental reformation of nuclear regulation for strengthening of nuclear safety" (Tentative)
13.40 – 14.00 am
Tadashi INOUE Research Advisor, Central Research Institute of Electric Power Industry "Remediation of the environment contaminated by Fukushima nuclear accident”
14.00 – 14.20 am
Kazuko UNO Div Head, Louis Pasteur Center for Medical Research "Real Effects of Low Dose Radiation"
14.20 – 14.40 am
Dr. Deendarlianto Head of Center for Energy Studies, Universitas Gadjah Mada "Research Profiles on Nuclear Energy Development in UGM”
14.40 – 15.00 am
Discussion session 2
15.00 – 15.00
Closing remarks (Dean of Faculty of Engineering UGM)
7