The Overview of Motivation to Help Traffict Accident Victims of Yogyakarta Police Gambaran Motivasi Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas pada Polisi Kota Yogyakarta Irawati Hidayah1 , Titiek Hidayati2 Program Pendidikan Dokter 2013, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Email:
[email protected] 2 Dosen Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 1
ABSTRACT
Background: Basic life support is an act to save someone who experiences a state of emergency. Need enough of motivation to be able to help the victims of emergencies. This motivation is especially important for traffic police in performing basic life support in cases of medical emergency traffic accidents. The purpose of this study is to describe the level of motivation to help victims of road traffic accidents in the city of Yogyakarta police using validated quetionaire. Aim: Cross sectional non analitic study was conducted on 107 respondents from Yogyakarta city police in accordance with the inclusion and exclusion criteria. Results: Motivation to help victims of traffic accidents social situation components of the majority in moderate category were as many as 51 respondents (67.1%). In the cost component to help the majority in high category, 48 respondents (63.2%). Components of the characteristics of the people involved as many as 55 respondents (72.4%) the majority of high category. In the majority of internal mediator components as much as 45 respondents (59.2%) in high category and background components of personality majority of high category of 50 respondents (65.8%). Conclusion: The level of motivation to help traffic accident victims respondents categorized as high and moderate Keywords: basic life support, motivation, emergency, rescue
INTISARI Latar belakang : Bantuan hidup dasar merupakan sebuah tindakan untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami keadaan kegawatdaruratan. Diperlukan cukup motivasi untuk dapat melakukan pertolongan pada korban kegawatdaruratan. Motivasi ini penting terutama bagi polisi lalu lintas dalam melakukan bantuan hidup dasar pada kasus kegawatdaruratan medis kecelakaan lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi menolong korban kecelakaan lalu lintas pada polisi kota Yogyakarta dengan menggunakan kuesinoner yang telah divalidasi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional non analitik yang melibatkan 76 responden polisi lalu lintas kota Yogyakarta. Hasil : Motivasi menolong korban kecelakaan lalu lintas komponen situasi sosial mayoritas kategori sedang sebanyak 51 responden (67,1%). Pada komponen biaya menolong mayoritas kategori tinggi, sebanyak 48 responden (63,2%). Komponen karakteristik orang yang terlibat sebanyak 55 responden (72,4%) mayoritas kategori tinggi. Pada komponen mediator internal mayoritas sebanyak 45 responden (59,2%) kategori tinggi dan komponen latar belakang kepribadian mayoritas kategori tinggi sebanyak 50 responden (65,8%). Kesimpulan : Tingkat motivasi menolong korban kecelakaan lalu lintas responden berkategori tinggi dan sedang. Kata kunci : bantuan hidup dasar, motivasi, kegawatdaruratan, menolong
Pendahuluan Tingginnya angka kecelakaan lalu
sasaran dalam peningkatan orang yang
lintas membuat kondisi kegawatdaruratan
terlatih
semakin meningkat. Angka kecelakaan
beragam kelompok tak terkecuali pada
lalu lintas di kota Yogyakarta pada tahun
profesi polisi lalu lintas5. Diperlukan
2015 masih cukup tinggi. Direktorat Lalu
cukup motivasi untuk dapat melakukan
Lintas
pertolongan
Kepolisian
Kota
Yogyakarta
mencatat sejak bulan Janauri hingga Desember
2015
jumlah
pada
dari
korban
Motivasi memberikan perolongan adalah seluruh dorongan, keinginan, hasrat
Korban kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan
BHD terdiri
kegawatdaruratan6.
kecelakaan
mencapai 651 kasus1.
melakukan
dapat
lainnya yang berasal dari dalam diri
pada
individu untuk melakukan suatu tindakan
kematian jika tidak ditangani dengan
pertolongan pada orang lain orang lain
cepat2.
yang
semakin
kegawatdaruratan
dan tenaga penggerak atau dorongan
buruk
atau
Penanganan
berujung
pertama
perlu
ada
dalam
kondisi
kesulitan7.
diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan
Motivasi ini penting terutama bagi polisi
baik untuk meningkatkan kelangsungan
lalu lintas dalam melakukan bantuan hidup
hidup
dasar
yang
Penanganan
optimal pertama
bagi yang
korban.
pada
kasus
kegawatdaruratan
dimaksud
kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini
adalah pemberian bantuan hidup dasar
bertujuan untuk mengetahui gambaran
(BHD)3.
motivasi menolong korban kecelakaan lalu
BHD adalah rangkaian tindakan dasar yang diberikan kepada seseorang yang
mengalami
lintas pada polisi kota Yogyakarta. Metode Penelitian
keadaan
kegawatdaruratan4. Masyarakat sebagai
Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional
non
analitik.
Hasil Tabel 1. Gambaran Motivasi Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas pada Polisi Kota Yogyakarta Klasifikasi Situasi social Tinggi Sedang Kurang Biaya menolong Tinggi Sedang Kurang Karakteristik orang yang terlibat Tinggi Sedang Kurang Mediator internal Tinggi Sedang Kurang Latar belakang kepribadian Tinggi Sedang Kurang
Berdasarkan mengambarkan
data
diatas
klasifikasi
yang
motivasi
N
%
25 51 0
32,2 67,1 0
48 28 0
63,2 36,8 0
55 21 0
72,4 27,6 0
45 31 0
59,2 40,8 0
50 26 0
65,8 34,2 0
karakteristik
orang
didapatkan
55
yang
terlibat
responden
(72,4%)
menolong korban kecelakaan lalu lintas
mayoritas
bermotivasi
didapatkan bahwa komponen 1 yaitu
komponen 4
situsai menolong didominasi klasifikasi
mayoritas sebanyak 45 responden ada
sedang sebanyak 51 responden (67,1%).
dalam
Pada komponen 2 yang menggambarkan
komponen 5 yang menunjukkan latar
biaya menolong mayoritas ada dalam
belakang
klasifikasi tinggi, didapatkan 48 responden
klasifisasi tinggi sebanyak 50 responden
(63,2%). Komponen 3 yang menunjukkan
(65,8%).
yaitu
klasifikasi
tinggi.
Pada
mediator internal
tinggi.
kepribadian
Hasil
dari
didominasi
biaya menolong, karakteristik orang yang
Diskusi Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan
bahwa
tingkat
motivasi
terlibat,
mediator
internal,
dan
latar
belakang kepribadian.
menolong korban kecelakaan lalu lintas
Ada
korelasi
negatif
antara
pada responden berkategori tinggi dan
pemberian pertolongan dengan jumlah
sedang, tidak ditemukan responden dengan
pemerhati, makin banyak orang yang
tingkat motivasi yang rendah.
melihat suatu kejadian yang memerlukan
Manusia yang sangat kompleks dan tergambar kebutuhannya
dari
berbagai
macam
berpengaruh
terhadap
pertolongan dorongan
makin untuk
kecil
munculnya
menolong.
Dengan
keputusan memberi pertolongan berarti
tingkat motivasi yang diciptakan. Motivasi
akan
tersebut tercipta sebagai usaha dalam
dikeluarkan untuk menolong. Pengeluaran
memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut
untuk menolong bisa berupa materi (biaya,
menunjukkan
barang), tetapi yang lebih sering adalah
keabstrakan
motivasi,
ada
cost
tertentu
yang
harus
sehingga penilaian motivasi memerlukan
pengeluaran
suatu ketelitian dengan menggunakan
perhatian,
pendekatan yang tepat8. Faktor tertentu
Semakin banyak kesamaan antara kedua
dapat
lebih
belah pihak, semakin besar peluang untuk
termotivasi atau bahkan semakin tidak
munculnya pemberian pertolongan. Ada
termotivasi
kecenderungan
menjadikan
untuk
tindakan. Tingkat korban
kecelakaan
seseorang
melakukan
suatu
motivasi menolong lalu
linta
pada
ikut
psikologis
(memberi
sedih
lainnya).
orang
dan
lebih
senang
memberi pertolongan pada orang yang disukai. Di samping hubungan yang tidak
penelitian ini dapat dipengaruhi oleh
langsung
tersebut,
orang
lebih
suka
beberapa factor, antara lain situasi sosial,
memberi pertolongan pada orang yang
memiliki daya tarik tinggi karena ada
pertolongan, demikian juga orang yang
tujuan
memiliki tanggung jawab sosial tinggi9.
tertentu
di
balik
pemberian
pertolongan tersebut.
Faktor
lain
yang
dapat
Ada kecenderungan bahwa orang yang
mempengaruhi tingkat motivasi responden
baru melihat kesedihan lebih sedikit
dalam
memberi bantuan daripada orang yang
pengetahuan dan usia seseorang. Semakin
habis melihat hal-hal yang baru melihat
tinggi
kesenangan (Mood). Ada hubungan antara
dalam melakukan resusitasi jantung paru
besarnya empati dengan kecenderungan
yang merupakan protokol dalam bantuan
menolong (Empati). Ketika melihat suatu
hidup dasar, maka semakin tinggi pula
kejadian yang membutuhkan pertolongan
tingkat
orang dihadapkan pada dilema menolong
pertolongan
atau
kecelakaan lalu lintas yang merupakan
tidak
menolong.
Salah
satu
penelitian
tingkat
ini
adalah
pengetahuan
motivasi
dalam
pertama
seseorang
melakukan
gawat
salah
untuk menolong atau tidak menolong
kegawatdaruratan. Semakin cukup usia
adalah biaya untuk menolong dibanding
seseorang,
biaya tidak menolong. Pertimbangan ini
kekuatan seseorang akan lebih matang
meliputi situasi saat terjadinya peristiwa,
dalam berfikir dan bekerja, seseorang yang
karakteristik orang-orang yang ada di
lebih dewasa mempunyai kecenderungan
sekitar,
dan
akan lebih percaya diri dari pada orang
kedekatan hubungan antar korban dengan
yang belum cukup tinggi kedewasaannya.
penolong
Hal
(Aurosal).
korban,
Individu
yang
ini
tingkat
akibat
bentuk
darurat
pertimbangan yang menjadi pertimbangan
karakteristik
satu
tingkat
keadaan
kemampuan
dari
dan
pengalaman
mempunyai orientasi sosial yang tinggi
kematangan jiwa yang disebabkan oleh
cenderung
kematangan proses berfikir seseorang10.
lebih
mudah
memberi
3. Travers, A.H., Rea, T.D., Bobrow,
Kesimpulan Tingkat motivasi menolong korban kecelakaan
lalu
lintas
responden
B.J., et al., (2010). Part 4: CPR overview: 2010 American Heart
berkategori tinggi dan sedang.
Association
Saran
cardiopulmonary resuscitation and Peneliti
selanjutnya
diharapkan
dapat mengembangkan topik penelitian mengenai BHD. Dalam menilai tingkat
guidelines
emergency
for
cardiovascular
care.
Circulation 122 (18), 676–684. 4. Tipa
R.O.,
et
al.,
(2010).
motivasi yang abstrak, dapat menggunakan
Importance of Basic Life Support
atau
Training for First and Second Year
membuat
pertanyaan
kuesioner
terbuka
dengan
sehingga
dapat
Medical
Students.
Journal
of
mengeksplorasi ragam jawaban dengan
Medicine and Life Vol. 3, 2010.
indikator yang telah ditetapkan. Selain itu
5. Nolan, J. P., Soar, J., Zideman, D.
pengukurannya
juga
dapat
dilakukan
A., Biarent, D., & Bossaert, L. L.
dengan metode lainnya yaitu wawancara
(2010).
secara
Council
mendalam
terhadap
tingkat
European
Resuscitation
Guidelines
for
motivasi.
Resuscitation 2010. Resuscitation,
Daftar Pustaka.
1219–1276.
1. Sudiharto. (2014). Basic Trauma
6. Meissner.
(2012).
Basic
Life
Cardiac Life Support (BTCLS) in
Support skills of High School
Disaster. Jakarta: Sagung Seto.
Students
2. Frame, S. B. (2010). PHTLS :
Before
and
After
Cardiopulmonary
Resucitation
Basic and Advanced Prehospital
Training
Longitudinal
Trauma Life Support. Missouri:
Investigation. Scandinavia Journal
Mosby.
:
A
of
Trauma,
Resucitation,
and
Emergency Medicine, 1-7. 7. Sears,
David
O.,
Freedman,
10. Nugroho, I. C. (2013). Hubungan tingkat pengetahuan polisi lalu tentang resusitasi jantung paru
Jonathan L., & Peplau, L. A.
terhadap
(2009). Psikologi Sosial jilid 2.
memberikan pertolongan pertama
Alih Bahasa: Michael Adryanto.
gawat darurat kecelakann lalu
Jakarta: Erlangga.
lintas.
8. Siagian, Sondang (2012). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 9. Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi
Sosial.
Penerbit Pinus.
Yogyakarta:
motivasi
Skripsi
Yogyakarta : UMY
Strata
dalam
Satu.