Caring, Vol.2, No.1, September 2015
FACTORS THAT CONTRIBUTE TO THE MOTIVATION OF TRAFFIC POLICE IN HELPING VICTIMS OF TRAFFIC ACCIDENTS IN THE POLRES BANJARMASIN Ahmad Hasan Basri1
ABSTRACT Background: The relief of pre-hospital care appropriately to reduce the risk of death due to trauma. Giving first aid to victims of traffic accidents in region Banjarmasin Police are often not carried out by a medical officer or a person at the scene of the incident as first-competent helper. Phenomenon can be observed in the community when a traffic accident occurs, then that gives first aid (first helper) is the traffic police. Objective: The purpose of this study was to identify factors - factors that contribute to the motivation of the traffic police as first helper in helping victims of traffic accidents in the area Police Banjarmasin. Methods: The method used in this study is correlative descriptions with a sample of 86 people, and the sampling technique using purposive sampling. The research instrument using a structured questionnaire that had been tested for validity and reliability. Using bivariate analysis with the chi square test and multivariate analysis with logistic regression Result: The results showed that the majority of good motivation (96.51%), most of the compensation is low (54.8%), more than 50% support the working conditions (52.4%), the majority of states discretion either (95.3%), supervision is a good majority (98.8%), the majority of the work itself supports (97.7%), the majority of respondents responsibility high (100%). results of the bivariate analysis in there get the relationship between compensation, policies, supervision, work itself and responsibility of the traffic police and the motivation variable that no relationship is working conditions. Based on the results of multivariate logistic regression analysis showed no effect on the motivation of the responsibility of traffic police in helping victims of traffic accidents. Responsibility for the resulting p-value = 0.000 and Exp B: 313.66 Key Words: Motivation and Traffic Police
1
Akademi Keperawatan Pandan Harum Banjarmasin
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin 28
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP MOTIVASI POLISI LALU LINTAS DALAM MENOLONG KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES BANJARMASIN
Ahmad Hasan Basri1 INTISARI Latar Belakang: Pemberian pertolongan pre-hospital care secara tepat dapat menurunkan resiko kematian akibat trauma. Pemberian pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin sering tidak dilakukan oleh petugas medis atau orang disekitar lokasi kejadian sebagai first helper yang berkompeten. Fenomena yang dapat diamati di masyarakat ketika sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi, maka yang memberikan pertolongan pertama (first helper) adalah polisi lalu lintas. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas sebagai first helper dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin. Metode: Penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi korelatif dengan jumlah sampel 86 orang, dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas motivasi baik (96,51%), sebagian besar kompensasi rendah (54,8%), lebih dari 50% kondisi kerja mendukung (52,4%), mayoritas menyatakan kebijaksanaan baik (95,3%), mayoritas supervisi adalah baik (98,8%), mayoritas pekerjaan itu sendiri mendukung (97,7%), mayoritas tanggung jawab responden tinggi (100%). hasil analisis bivariat di dapatkan ada hubungan antara kompensasi, kebijaksanaan, supervisi, pekerjaan itu sendiri dan tanggung jawab dengan motivasi polisi lalu lintas dan variabel yang tidak ada hubungan adalah kondisi kerja. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multivariat menunjukkan ada pengaruh tanggung jawab terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas. Untuk tanggung jawab dihasilkan p-value = 0,000 dan nilai Exp B: 313,66 Kata Kunci: Motivasi Polisi lalu Lintas
1
Akademi Keperawatan Pandan Harum Banjarmasin
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
29
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas cukup tinggi. Dalam kurun waktu sepuluh tahun angka kematian akibat kecelakaan di Indonesia nilainya mengalami peningkatan dua kali lipat. Data kepolisian RI tahun 2011 menyebutkan, sepanjang tahun tersebut terjadi sedikitnya 108.696 kasus kecelakaan di jalan raya. Ini berarti dalam setiap 17 menit sekali satu kasus kecelakaan. Angka kematian akibat kecelakaan di Indonesia pada kurun waktu 2000 - 2010 terus mengalami peningkatan, rata-rata perkiraan kematian akibat kecelakaan tiap tahunnya adalah 31.234 jiwa atau 85-86 jiwa terenggut nyawanya setiap hari, 60% korban berada pada usia produktif. (Korlantas Polri, 2010). Wilayah Banjarmasin banyak dilalui jalan protokol antar kota maupun antar provinsi. Salah satu jalan protokol antar kota adalah jalan raya yang menghubungkan kota Banjarmasin dengan Banjarbaru dan sekitarnya atau jalan antar Propinsi yang menghubungkan antara Propisi Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah dan sekitarnya. Menurut data kepolisian kabupaten Banjarmasin, pada jalan protokol tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan luka berat atau korban meninggal dunia. Polisi lalu lintas yang terlalui jalan protokol tersebut sering melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan lalu lintas dengan luka berat dan terkadang juga menolong korban sendiri dengan bantuan masyarakat tidak didampingi oleh petugas medis. Sehingga, bisa digali motivasi petugas polisi lalu lintas yang ada disekitar wilayah kabupaten Banjarmasin yang dilalui jalan protokol dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas. Banyaknya korban akibat kecelakaan transportasi (lalu lintas) yang menimbulkan kondisi gawat darurat, membutuhkan pertolongan secara cepat pada lokasi kejadian untuk mencegah morbiditas dan mortalitas korban. Pertolongan yang diberikan di lokasi kejadian merupakan bagian dari prehospital care. Pre-hospital care ini diberikan kepada korban sebelum korban kecelakaan lalu lintas sampai di rumah sakit. Pemberian pertolongan
pre-hospital care secara tepat dapat menurunkan resiko kematian akibat trauma (Miguel, 2012). Pemberian pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin sering tidak dilakukan oleh petugas medis atau orang disekitar lokasi kejadian sebagai first helper yang berkompeten, karena respon time ambulan untuk tiba di lokasi kejadian memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan kedatangan polisi lalu lintas yang datang lebih dulu. Selain itu juga, kapasitas ambulan gawat darurat (AGD) 118 masih sangat terbatas untuk memberikan pelayanan pre-hospital bagi korban kecelakaan lalu lintas. Sedangkan di sisi lain korban kecelakaan lalu lintas yang merupakan warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan yang optimal (Ambulan Gawat Darurat, 2010). First helper yang sering di jumpai dan bertindak memberikan pertolongan adalah polisi lalu lintas, yang mengamankan kejadian kecelakaan lalu lintas atau masyarakat yang sedang di sekitar lokasi kejadian. Karena pada kenyataanya ketika terjadi sebuah kecelakaan lalu lintas, maka yang datang ke lokasi kejadian terlebih dahulu adalah polisi lalu lintas, kemudian disusul kedatangan ambulans. Bahkan tidak jarang pula, polisi lalu lintas mengantar korban kecelakaan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Jayaraman (2009) menyatakan bahwa polisi lalu lintas memegang peranan sangat penting dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakan jika terdapat keterbatasan petugas medis untuk memberikan pertolongan. Dalam menjalankan peran penting tersebut, polisi lalu lintas pasti mempunyai motivasi dalam diri mereka karena menjadi penolong pertama bukan hal yang mudah. Penolong pertama dihadapkan pada kondisi yang gawat sehingga dapat menimbulkan kepanikan penolong. Ketika penolong panik, maka akan berpengaruh juga terhadap tindakan yang dilakukan dan waktu yang dihabiskan (Elmqvist, 2009). Polisi lalu lintas dalam menghadapi kecelakaan lalu lintas tidak hanya berfokus pada korban
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
30
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
kecelakaan saja, akan tetapi juga bertanggung jawab terhadap tugasnya yaitu menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas dan lingkungan sekitar. Namun, masyarakat juga menaruh harapan kepada polisi lalu lintas untuk mampu menolong korban kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 23 dan 24 Desember 2013 dengan 7 polisi lalu lintas yang bertugas pada saat itu, serta pernah menolong korban kecelakaan lalu lintas dengan luka berat. Ke 7 petugas tersebut menyatakan bahwa motivasi mereka dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas adalah dikarenakan tugas/tanggung jawab dan perintah dari atasan (KaPolres), serta petugas juga menceritakan bahwa ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, polisi lalu lintas bertugas untuk mengamankan lokasi kecelakaan dan korban, serta mencari data mengenai kronologis kejadian. Polisi lalu lintas tersebut menyatakan bahwa, ketika mengamankan korban bersama-sama dengan masyarakat disekitar lokasi kejadian dengan cara semampunya dan yang penting korban dapat segera ditolong.. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain, manajer perlu memahami orang-orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai yang diinginkan organisasi. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Dengan mengetahui perilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan kepuasankepuasan apa yang dinikmatinya karena bekerja, maka seorang manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya. Penelitian ini di dasari oleh aplikasi theory of motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg (1966). Teori tersebut menjelaskan bagaimana timbulnya motivasi seseorang terhadap pekerjaan. Dalam penelitian ini akan digali mengenai motivasi polisi lalu lintas sebagai
first helper terhadap korban kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini penting untuk mendukung program pre-hospital care sebagai bentuk pelayanan Emergency Medical Services (EMS). Karena peranan pre-hospital care sebagai bagian dari EMS ini sangat penting dalam mengurangi angka morbiditas dan mortalitas korban kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia, pelayanan pre-hospital care ini telah dirancang secara terpadu melalui Program Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang telah melibatkan elemen masyarakat dan lintas sektoral, dimana salah satunya melibatkan polisi lalu lintas. (Ambulan Gawat Darurat, 2010) Dari fenomena tersebut, motivasi seorang polisi lalu lintas merupakan hal yang perlu digali sebagai penolong pertama di lokasi kejadian kecelakaan. Selain itu juga, literatur mengenai motivasi polisi lalu lintas sebagai first helper di Indonesia juga terbatas. Polisi sebagai first helper, memberikan kontribusi terhadap optimalisasi polisi lalu lintas sebagai penolong pertama di lokasi kejadian kecelakaan selama menunggu datangnya petugas ambulans dan dapat berkolaborasi dengan perawat dalam melakukan prehospitale care. METODE PENELITIAN Desain untuk menganalisa faktor- faktor yang berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas sebagai first helper dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah polres Banjarmasin, mengunakan desain deskriptif korelatif dengan mengunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah penelitian setiap subyek yang memenuhi kreteria yang telahditetapkan (Nursalam, 2011:88). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh polisi lalu lintas yang ada di polres Banjarmasin yang berjumlah 103 orang. Sampel dari penelitian adalah polisi lalu lintas yang diapatkan sebanyak 86 orang. Teknik
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
31
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan Non probability sampling dengan Purposive sampling.
penyebab ketidakpuasan atau faktor dotivasi Polisi Lalu Lintas sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin.
HASIL a. Hubungan Kompensasi dengan Motivasi Polisi Lalu Lintas sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin. didapatkan bahwa mayoritas pada responden dengan persepsi kompensasi baik memilik motivasi tinggi sedangkan responden yang memiliki persepsi kompensasi kurang baik cenderung memiliki rendah. Dan di dapatkan niali pvalue = 0,000 (α=0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi kompensasi dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin tahun 2014. Hal ini dikarenakan di Polres Banjarmasin sistem penggajian sudah mengacu pada ketetapan penggajian yang sudah terstandart bagi petugas kepolisiaan. dan berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hermawan selaku kepala DIKYASA (pendidikan d an rekayasa lalu lintas) menyatakan bahwa setiap polisi yang mempunyai prestasi bagus dalam mengerjakan tugasnya maka akan mendapatkan reward berupa insentif atau juga bisa promosi kenaikan jabatan. Kompensasi berdasarkan prestasi dapat meningkatkan kinerja seseorang yaitu dengan sistem pembayaran karyawan berdasarkan prestasi kerja. Hal demikian juga diungkapkan oleh Kopelman, bahwa kompensasi akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu. Apabila kompensasi tidak sesuai maka dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam diri seseorang untuk selanjutnya akan berimplikasi pada dorongan atau motivasi kerja seseorang, sebagaimana disampaikan oleh Mc Mohan dkk, bahwa salah satu
Menunjukkan bahwa mayoritas pada responden dengan persepsi kondisi kerja mendukung mempunyai motivasi menolong baik daripada responden dengan motivasi kurang baik. Sebaliknya responden dengan persepsi kondisi kerja tidak mendukung mempunyai motivasi menolong baik, lebih besar dibandingkan responden yang mempunyai motivasi kurang baik. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi Square dengan p-value = 0,388 (α=0,05), yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hasil uji ini menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi kondisi kerja dengan motivasi menolong. Untuk persepsi kondisi kerja mendukung dan tidak mendukung sama-sama cenderung memiliki motivasi kerja baik. Persepsi kondisi kerja kurang baik ini didukung dari hasil penelitian bahwa responden yang menyatakan tidak sesuai masih cukup tinggi terhadap pernyataan Dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas, tersedia alat bantuan hidup dasar (BHD) bagi polisi lalu lintas sebanyak 47 orang (54,7%), Peralatan untuk menolong korban kecelakaan lalu lintas selalu tersedia cukup untuk setiap ada korban sebanyak 42 orang (48,8%), Jumlah petugas polisi lalu lintas kurang mencukupi untuk penerapan dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas sebanyak 44 orang (51,2%). Kondisi kerja adalah tidak terbatas hanya pada kondisi kerja di tempat pekerjaan masing-masing, akan tetapi kondisi kerja yang mendukung dalam menyelesaikan tugas yaitu sarana dan prasarana kerja yang memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus di selesaikan. Selanjutnya dijelaskan dalam konsep proses pemberian motivasi, dimana salah satu langkahnya adalah melalui pemberian fasilitas, manajer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan dan individu karyawan
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
32
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan.
kelancaran
Pernyataan ini selaras dengan penelitian yang di lakukan oleh Jayaraman (2009) di Uganda Kanada Di dapatkan bahwa orang awam dalam memberikan pertolongan pertama secara efektif harus memiliki pengetahuan tentang perawatan trauma prarumah sakit dan rasa percaya diri serta keterampilan dalam memberi bantuan dan persediaan alat untuk setidaknya enam bulan. b. Hubungan Kebijakan dengan Motivasi Polisi Lalu Lintas sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin. Dapat dilihat adanya pola hubungan antara persepsi kebijakan dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas, Responden dengan persepsi kebijakan baik akan cenderung mempunyai motivasi dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas baik. Sebaliknya responden yang memiliki persepsi kebijakan kurang baik cenderung kurang baik motivasi dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas. Pengujian uji Chi Square test dengan nilai p-value = 0,000 (α=0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hasil uji ini menunjukkan ada hubungan antara persepsi kebijakan dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin. Kebijakan dan administrasi perusahaan atau organisasi merupakan salah satu wujud umum rencana-rencana tetap dari fungsi perencanaan (planning) dalam manajemen. Kebijakan merupakan batas bagi keputusan, menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup apa yang tidak dapat dibuat. Dengan cara ini, kebijakan menyalurkan pemikiran para anggota organisasi agar konsisten dengan tujuan organisasi.
Persepsi kebijakan yang baik pada penelitian dapat dilihat dari banyaknya jawaban responden yang menyatakan sesuai terhadap pernyataan KaPolres membuat peraturan secara jelas untuk mengimplementasikan setiap rencana kegiatan polisi lalu lintas dalam menolong korban (81,4%). Prosedur yang ditetapkan tidak kaku dan dapat dilaksanakan secara fleksibel dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas (74,4%). KaPolres menetapkan prosedur pelaksanaan tugas polisi lalu lintas secara formal khususnya menolong korban kecelakaan lalu lintas (75,6%). Hubungan Supervisi dengan Motivasi Polisi Lalu Lintas sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin. Di dapatkan bahwa semakin baik persepsi responden terhadap supervisi maka semakin baik motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah polres Banjarmasin. Hasil pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji Chi Square p-value = 0,000 (α=0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hasil uji ini menunjukkan ada hubungan antara persepsi supervisi dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah polres Banjarmasin. Berdasarkan distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sesuai terhadap pernyataan KaPolres mensupervisi (memberikan bimbingan dan pembinaan) tentang menolong korban kecelakaan lalu lintas pada Polisi Lalu Lintas dilakukan secara berkala/setiap 1-3 bulan sekali (74,4%), KaPolres di sini akan menegur apabila kegiatan Polisi Lalu Lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas tidak berjalan dengan baik (68,8%) dan Setelah selesai disupervisi Pimpinan, saya bersemangat untuk melaksanakan tugas saya kembali sebagai polisi lalu lintas (54,7,4%), Polres melaksanakan
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
33
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
pembinaan terhadap Polisi Lalu Lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas (76,7%). c. Hubungan Pekerjaan Itu Sendiri dengan dengan Motivasi Polisi Lalu Lintas Sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin. Bahwa mayoritas pada responden dengan persepsi pekerjaan itu sendiri mendukung banyak didapatkan pada responden dengan motivasi kerja baik daripada responden yang motivasi kerjanya kurang baik. Pengujian hipotesis menggunakan uji Chi Square test dengan nilai p-value = 0,000 (α=0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hasil uji ini menunjukkan adanya ada hubungan yang bermakna antara persepsi pekerjaan itu sendiri dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin. Sebagaimana diungkapkan oleh Cormik dan Ligen bahwa pekerjaan yang diberikan kepada karyawan menentukan sikap karyawan tentang pekerjaan yang mereka lakukan setelah sedikit merasakan pekerjaan, mereka memiliki perasaan pasti tentang betapa menariknya pekerjaan itu, bagaimana rutinitasnya, seberapa baik mereka melakukannya dan secara umum seberapa banyak mereka menikmati apapun yang mereka lakukan yang pada akhirnya menentukan kepuasan kerja karyawan tersebut. d. Hubungan Tanggung Jawab dengan Motivasi Polisi Lalu Lintas sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin Bahwa mayoritas pada responden dengan persepsi tanggung jawab tinggi mempunyai motivasi kerja baik daripada responden yang motivasi kerjanya kurang baik. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji Chi Square test dengan
p-value = 0,000 (α=0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hasil uji ini menunjukkan adanya ada hubungan yang bermakna antara persepsi tanggung jawab dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin. Polisi lalu lintas tersebut menyatakan bahwa, ketika mengamankan korban bersama-sama dengan masyarakat disekitar lokasi kejadian dengan cara semampunya dan yang penting korban dapat segera ditolong. Faktor yang Paling Berkontribusi terhadap Motivasi Polisi Lalu Lintas sebagai First Helper dalam Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Polres Banjarmasin. Dari hasi uji statistik diperoleh model regresi yang sesuai yaitu ada faktor yang paling berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin yaitu tanggung jawab, yang berarti responden yang memiliki persepsi tanggung jawab rendah akan mengakibatkan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin menjadi rendah 313,66 kali lebih besar daripada bila responden memiliki persepsi tanggung jawab tinggi. Sebagaimana GR. Terry memberikan definisi tentang motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Selanjutnya diungkapkan oleh Herzberg bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik termasuk diantaranya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yaitu komitmen yang harus dimiliki oleh setiap orang, sesuai dengan sifat tugas yang harus diselesaikan. Betapapun positif nya perilaku manusia seperti tercermin dalam kesetiaan yang
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
34
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
besar, disiplin yang tinggi dan dedikasi yang tidak diragukan serta tingkat ketrampilan yang tinggi tanpa tanggung jawab yang tinggi ia tidak akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu dengan hasil multivariat tersebut maka untuk menjaga motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin maka perlunya ada pembinaan dan motivasi berkala dari pihak Polres Banjarmasin KESIMPULAN Karakteristik responden sebagian besar responden berumur < 35 tahun sebanyak, mayoritas pendidikan responden adalah SMA, lebih dari 50% masa kerja responden > 10 tahun. Mayoritas responden mempunyai motivasi tinggi, sebagian besar responden memiliki persepsi kompensasi kurang baik, lebih dari 50% persepsi kondisi kerja mendukung, mayoritas responden menyatakan kebijakan baik, mayoritas persepsi responden terhadap supervisi adalah baik, mayoritas persepsi responden terhadap pekerjaan itu sendiri mendukung, mayoritas tanggung jawab responden tinggi. Berdasarkan hasil analisis uji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara kompensasi, kebijakan, supervisi, pekerjaan itu sendiri dan tanggung jawab dengan motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas dan variabel yang tidak ada hubungan adalah kondisi kerja. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multivariat dengan metode enter menunjukkan bahwa tanggung jawab merupakan faktor yang paling berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas.
DAFTAR RUJUKAN Alfidah, L.N. & Susilaningrum, D. (2011). Pola Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan menggunakan Regresi Logistik Multinominal (Studi Kasus : kecelakaan Lalu lintas Di Surabaya ). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Craig, A.M, Verbeek, P.R., dan Schwartz, B. (2010). Evidence Based Optimization Of Urban Firefighter First Response To Emergency Medical Service 911 Incident. Journal Of Pre Hospitale Emergency Care, 14 : 109-117 Elmqvist, C., Brunt, D., Fridlund, B., & Ekebergh, M. (2010). Being First On The Scene Of An Accident-Eperiences Of Doing Prehospitale Emergency Care System. Journal Compilation Nordic Of Caring Science, 24: 266273 Gross, F.W. (2009). A. Phenomenology Study Of Experience In Coping With Critical Events By Urban First Responder In a Metropolitan Area. http://udini. proquest.com/view/a-phenomenologystudy-of-pqid:1856049391/ Diakses Jum’at, 19-10-2013 Pukul 22.00 Wita Herzberg, F. (1996). Work and The Nature Of Man Cleveland, World. Jayaraman, S., Mabweijano, J.R., Lipnick, M.S., Caldwel, N., Miyamoto, J., Wangoda, R. Et al. (2009). Current Patterns Of Pre Hospitale Trauma Care In Kampala, Uganda And The Feasibility Of a Lay-First-Responder Training Program. World Journal Of Surgery, 33: 2512-2521 Miguel Garcia F. (2012). Emergency Care In The Autonomous Region of Spain. Improvement in Pre Hospitale
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
35
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Emergency Care And Welfare Coordination SESPAS Espana. Madrid. Jouranl of Emergency. Diakses 19-10-2013 pukul 22.30 Wita Marwoto, Y.E., & Siswanto, J. (2003). Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Tol Krapyak-Srondol, Semarang. Jurnal Pilar Bina Marga, 12,(1), 25-29 Mc.Mohan, dkk. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer, Alih bahasa: dr. Poppy Kumula, Edisi 2, EGC, 1995 Pollit,D.F.&Beck,C.T. (2004) Nursing Research : Principles and Methods. http://southhsri.psu.ac.th/upload/forum /pollit_beck_nursing_researchprinciple s_and_method_7e_2003.pdf.(diakses 7 Oktober 2013)
Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan di wilayah Polres Banjarmasin
36