LAMPIRAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA NO
TEKNIK
INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA 1.
Observasi
1. Situasi dan kondisi lingkungan sekitar BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta. 2. Program dan pelayanan manula di panti. 3. Kegiatan keagamaan manula di panti. 4. Perilaku keagamaan manula di panti.
2.
Wawancara
1. Wawancara dengan Pekerja Sosial BPSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. 2. Wawancara dengan Manula.
3.
Dokumentasi
1. Letak Geografis 2. Stuktur organisasi BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta. 3. Program dan layanan BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta 4. Visi, Misi dan tujuan BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta. 5. Jumlah Manula yang berada di BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta. 6. Identitas Manula. 7. Sikap/perilaku manula di panti. 8. Sarana dan prasarana yang dimiliki. 9. Foto kegiatan di panti.
Instrumen Wawancara Nama
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Lokasi
:
Jabatan
: Pekerja Sosial BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta
Jawablah pertanyaan ini dengan jujur, jawaban anda hanya digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian. No.
Pertanyaan
1.
Bagaimana sejarah berdirinya BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta?
2.
Bagaimana struktural di BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta?
3.
Ada berapa jumlah manula yang tinggal di BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta?
4.
Program dan layanan apa saja yang dilaksanakan untuk manula di BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta?
5.
Adakah program/kegiatan khusus keagamaan yang dilakukan di panti?
6.
Bagaimana respon manula dengan adanya kegiatan keagamaan di panti?
7.
Adakah dukungan Ibu dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan tersebut?
9.
Apa saja sarana dan prasarana untuk mendukung keagamaan manula di panti?
10.
Bagaimana kegiatan sehari-hari manula di panti?
11.
Bagaimana hubungan manula dengan staff yang ada di panti?
12.
Bagaimana hubungan manula dengan teman-temannya yang lain?
13.
Bu, rata-rata simbah yang bisa masuk panti itu kenapa?
14.
Bu, yang punya anak itu selain permasalahan ekonomi, karena apa lagi?
15.
Ibu sebagai pendamping/peksos di sini melihat perilaku/sikap simbah secara umum gimana bu?
16.
Permasalahan umum yang biasa terjadi pada simbah-simbah itu apa aja bu?
Instrumen Wawancara Nama responden
:
Usia
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Lokasi
:
Status
: Manula
Jawablah pertanyaan ini dengan jujur, jawaban anda hanya digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian. No.
Pertanyaan
1
Apakah bapak/ibu beragama Islam turunan dari orangtua?
2
Bagaimana bapak/ibu menjalani kegiatan keagamaan dulu di masa anak-anak sampai remaja/dewasa?
3
Apakah dulu orangtua pernah mengajari tentang kegiatan keagamaan (seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur‟an, dll)?
4
Kemudian, di usia yang sekarang, bagaimana bapak/ibu menjalani aktivitas keagamaan?
5
Apakah dulu pernah belajar agama di sekolah atau tempat-tempat untuk belajar agama yang lain?
6
Kalau dulu sebelum masuk di panti, bagaimana kegiatan keagamaan di masyarakat yang bapak/ibu lakukan?
7
Apakah bapak/ibu pernah mengalami konflik batin/musibah sehingga
membuat bapak/ibu semakin taat dalam beragama? 8
Apakah bapak/ibu pernah merasa jauh dari Allah?
9
Apa yang bapak/ibu lakukan agar merasa dekat dengan Allah?
10
Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika mendapat musibah/konflik batin?
11
Apakah bapak/ibu pernah menganggap musibah/penderitaan yang dialami merupakan sebuah peringatan atas dosa yang dilakukan?
12
Bagaimana pandangan bapak/ibu dalam menyikapi ajaran agama yang terlampau rumit? (tidak boleh/ menghindari perbuatan dosa)
13
Apakah bapak/ibu di usia yang sekarang sudah merasa mantap dalam beragama?
14
Bagaimana tanggapan bapak/ibu jika ada yang berpendapat/memberi nasihat tentang keagamaan?
15
Apakah bapak/ibu percaya tentang kehidupan di akhirat?
16
Sejalan dengan pertambahan usia bapak/ibu yang sekarang, apakah ada perasaan takut pada kematian?
17
Terus apa yang bapak/ibu lakukan ketika mengingat hal itu?
18
Sebagai seorang muslim, apakah bapak/ibu percaya tentang adanya Allah, Malaikat, Nabi/Rasul, Kitab, surga & neraka, serta qodho dan qodar?
19
Bagaimana menurut bapak/ibu jika mendengar kata surga dan neraka?
20
Apakah bapak/ibu melaksanakan sholat wajib tepat pada waktunya?
21
Seringkah bapak/ibu melaksanakan sholat sunnah seperti rowatib, tahajud, dhuha, dll?
22
Apakah dalam sehari bapak/ibu membaca Al-Qur‟an? Kapan?
23
Ketika selesai sholat, apakah bapak/ibu melakukan dzikir? Apa saja yang bapak/ibu baca?
24
Adakah amalan khusus yang bapak/ibu lakukan? Apa itu?
25
Ketika puasa ramadhan, apakah bapak/ibu melakukan puasa?
26
Apakah bapak/ibu sering melakukan puasa sunnah? Apa saja?
27
Apakah
bapak/ibu
sering
memberikan
infaq/shodaqoh?
Bagaimana
perasaannya setelah melakukan hal itu? 28
Apakah bapak/ibu suka berprasangka baik kepada orang lain?
29
Bagaimana menurut bapak/ibu apabila ada orang meminta tolong sama bapak/ibu?
30
Apakah bapak/ibu pernah berlaku tidak jujur?
31
Bagaimana sikap bapak/ibu jika ada teman yang salah terus meminta maaf?
32
Apakah bapak/ibu pernah merasakan dekat/akrab dengan Allah? Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana rasanya?
33
Apakah bapak/ibu juga merasa doa-doa yang bapak/ibu minta sering terkabul?
34
Apakah bapak/ibu bergetar hatinya ketika mendengar adzan atau ayat-ayat AlQur‟an?
35
Bagaimana cara bapak/ibu memanjatkan syukur kepada Allah?
36
Bapak/ibu sudah berapa lama tinggal di panti?
37
Apa kegiatan sehari-hari bapak/ibu di panti?
38
Bagaimana perasaan bapak/ibu selama tinggal di panti?
39
Satu kamar ada berapa orang?
40
Bagaimana hubungannya dengan teman sekamar bapak/ibu?
41
Apakah bapak/ibu sering menghadiri kegiatan keagamaan atau majlis ta‟lim yang ada di panti?
42
Apa yang bapak/ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?
43
Apa saja kegiatan di panti yang bapak/ibu sukai?
44
Apakah bapak/ibu pernah melakukan perbuatan yang tidak baik? Apa itu?
VERBATIM WAWANCARA 1 Nama
: SM
Umur
: 76 tahun
Hari / Tanggal : Selasa, 7 Maret 2017 Waktu
: 10.00 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda Wisma G
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragama Islam turunan dari orangtua?
Informan
Iya, orang tua muslim.
Peneliti
Mbah boleh cerita kegiatan keagamaan dulu waktu masih anak-anak sampai remaja/dewasa?
Informan
Saya hanya makmum saja sama orang tua. Di SD ya di ajarin. Pendidikan saya sampe SMA pendidikan agama itu ya cuman 1 jam pelajaran. Waktu masih muda itu bisa dibilang sepotong-sepotong kegiatan keagamaannya. Rajin itu di sini. Waktu usia 14 tahun jatuh jatuh dari pohon, jadi sampai sekarang menderita cacat seksual. Di usia 20 tahun mendapatkan PNS. Temanteman saya sudah pada punya anak, dan saja juga mau dijodohkan, tapi gak mau. Di usia 27 itu saya mikir kerja yang bener untuk masa depan yang baik. Setelah pensiun saya pergi haji. Teman-teman saya malah pada minta supaya dinaikkan pangkat, dll. Kata teman saya, saya disuruh minta jodoh. Haha. Saya tau diri kok. Saya hanya minta ampun.
Peneliti
Orangtua mbah dulu ngajarin tentang keagamaan?
Informan
Ya ngajarin, di sekolah juga diajarin.
Peneliti
Di
usia
yang
sekarang
mbah
gimana
menjalani
aktivitas
keagamaannya? Informan
Sudah 5 tahun terakhir ini saya berat, ndak bisa. Mulai dari 27 tahun, saya sudah serius dalam agama.
Peneliti
Mbah dulu kegiatan sebelum di panti itu gimana?
Informan
Saya dan bapa sama-sama lansia, kalo saya yang meninggal lebih dulu ya tidak apa-apa. Tapi kalo bapa saya yang meninggal duluan kan saya harus masuk panti werdha. Karna saya kan sakit-sakitan.
Peneliti
Mbah pernah mengalami masalah, sehingga membuat mbah semakin taat?
Informan
Lho pernah, saya kan gitu. Saya punya kelemahan seks, umur 14 – 27 tahun kacau pikiran saya. Nah di umur 27 saya mulai insaf.
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh sama Allah?
Informan
Ya antara umur 14 sampai 27 itu kan kacau, pikiran saya tu sakit hati dengan kawan-kawan. Tapi sejak 27 tahun itu nggak. Saya terima apa adanya.
Peneliti
Yang mbah lakukan supaya dekat sama Allah itu gimana?
Informan
Bagi saya beribadah itu wajib. Syahadat, sholat, puasa, zakat, haji. Agama itu kan wajib, tapi sekarang 5 tahun terakhir Saya jum‟atan terakhir itu oktober 2012. Pas sujud mau berdiri itu pusing akhirnya saya ngompol untung belum sampai ke lantai. Disini juga juga ambil wudhu harus cepat-cepat sholat.
Peneliti
Bagaimana perasaannya mbah?
Informan
Ya malu kepada Allah.
Peneliti
Apakah mbah menganggap musibah yang dihadapi itu sebagai peringatan atas dosa yang dilakukan?
Informan
Ya itu cobaan hidup. Dalam hidup saya ya, saya tidak boleh iri kepada orang lain. Cobaan hidup masing-masing orang itu berbeda-beda.
Peneliti
Mbah sudah merasa mantap dalam beragama?
Informan
Sejak umur 27 tahun sudah mantep.
Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Ya percaya. Anak keturunan adam dan hawa kalo ga bisa kembali ke surga ya neraka. Ya ngeri yaa. Apalagi antara surga dan neraka itu kan masih nunggu kiamat. Yang mati lebih dulu kan di siksa di kubur
Peneliti
Kalo dengar kata surga & neraka itu gimana menurut mbah?
Informan
Denger neraka ya ngeri saya. Siksa kubur aja ngeri. Harapan saya, permohonan saya ya dijauhkan dari siksa kubur, dari siksa neraka. Tapi saya sebenarnya malu, memohon seperti itu sedangkan sholat jamaah saja tidak bisa.
Peneliti
Mbah pernah merasa takut sama kematian?
Informan
Kematian itu ngeri, makanya selalu mohon ampun. Sholat sudah nggak sempurna, puasa sudah gak kuat. Jadi saya bayar fidyah.
Peneliti
Mbah sholat wajibnya tepat waktu?
Informan
Ya dengar adzan itu. Tapi saya harus cepet. Kalo seperti ini, sholat dzuhur ya ganti semua. Karena saya ngompol jadi harus cepet-cepet sholat. Apalagi sholat sunnah ya saya ndak bisa.
Peneliti
Dalam sehari mbah membaca Al-Qur‟an?
Informan
Saya sekarang sudah ndak bisa. Al-Qur‟an dan Al-Hadits ada, kalo dulu saya baca.
Peneliti
Mbah setiap selesai sholat baca dzikir?
Informan
Iya, tapi tidak bisa lama. Soale mata saya rabun terus mempengaruhi pusing. Baca-baca istighfar, subhanallah, Alhamdulillah,
Peneliti
Adakah amalan khusus yang biasa mbah lakukan?
Informan
Kalau mau tidur saya baca doa, bahkan saya itu heran. Ada sinar yang mendatangi tubuh saya, saya baca surat Al-Falaq, ada suara-suara terus saya baca surat An-Nas. Kalau menghadapi pergaulan orang non
muslim ya saya baca surat Al-Kafirun. Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Saya itu, kalo belum kenal ya semuanya saya anggap baik. tapi kalo sudah kenal kan saya harus waspada.
Peneliti
Mbah kalo ada teman minta tolong, apa yang mbah lakukan?
Informan
Liat situasi, kalo misalkan jatuh, ya saya ndak bisa nolong, saya bisanya nyari bantuan.
Peneliti
Mbah pernah berlaku nggak jujur?
Informan
Ya sering dulu ketika masih muda. Sekarang ya jangan. Gini aja, kalo tidak bisa menghindari ya diam saja.
Peneliti
Mbah pernah merasa doa-doa yang diminta dikabulkan sama Allah?
Informan
Iya saya merasa, misalkan waktu saya diganggu hantu, saya bacakan surat An-Nas, hantunya pergi.
Peneliti
Mbah bergetar hatinya ketika mendengar adzan atau ayat-ayat AlQur‟an?
Informan
Bergetar, tapi saya malu.
Peneliti
Cara mbah memanjatkan syukur itu gimana?
Informan
Ya Alhamdulillah.
Peneliti
Kegiatan sehari-hari mbah disini apa?
Informan
Kegiatan panti saya sudah ndak ikut. Di wisma saja. Jam 4 saya bangun, saya bersihkan kamar saya terkena akibat ngompol itu, spreinya saya ganti, pakaian saya siapkan sendiri, mandi terus ganti baju terus sholat subuh cepet-cepet. Selesai sholat subu, saya pakai suntik insulin, kemudian nunggu setengah jam, saya makan roti2 kering terus minum obat. Obat saya kan 12 macam sebelum makan dan sesudah makan.
Peneliti
Perasaan mbah tinggal disini gimana?
Informan
Disini pilihan saya,
Peneliti
Mbah pernah melakukan perbuatan yang tidak baik?
Informan
Waktu muda ya iya, suka bohong.
VERBATIM WAWANCARA 2 Nama
: SY
Umur
: 66 Tahun
Hari / Tanggal : Selasa, 7 Maret 2017 Waktu
: 13.40 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda Gedung Ketrampilan
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah, beragama Islam turunan dari orang tua?
Informan
Iya, orang tua saya yo Islam, ibu saya yo Islam.
Peneliti
Mbah cerita, dulu kegiatan kagamaan waktu masih anak-anak sampai remaja atau dewasa?
Informan
Waktu anak-anak sampai anu saya menjadi orang kurang istilahe ora milu orang umum. Saya mulai sholat pada waktu di sini. Dulu jadi tukang pencari cewe. Hehe, ya itu dulu. saya itu apa adanya jujur. Yo rapopo, terbuka malah. Saya dulu jahat, pencari cewe, nek kriminal enggak. Disini nek ono pengajian ki disuruh memimpin, memimpin ki mengkoordinir simbah-simbah.
Peneliti
Orang tua pernah ngajarin mbah?
Informan
Orang tua tidak ngajari, saya dulu malah pernah ngaji di tempate bapaknya Pak. N yang jadi kyai. Terus saya memulai brutal lagi. Dulu saya ndak sholat SD, SMP belum.
Peneliti
Kalau usia yang sekarang, bagaimana mbah menjalani kegiatan keagamaannya?
Informan
Keagamaan saya tetap aktif. Saya soale sudah umur 66. Saya aktif terus. Kalo subuhan saya jam setengah empat mesti kesana (nunjuk ke mushola).
Peneliti
Mbah, dulu selain belajar agama di sekolah itu dimana lagi?
Informan
Saya dulu SD, SMP Islam, SMA nya Katholik hehe. Di rumah ya ngaji di tempate bapake pak N. di SD SMP ya ngaji biasa nek di SMA Katholik
Peneliti
Gimana kegiatan keagamaan sebelum masuk panti mbah?
Informan
Sebelum masuk panti saya kegiatane yo baik, keagamaan saya imbangkan saja.
Peneliti
Mbah pernah mengalami masalah yang menjadikan mbah semakin taat?
Informan
Nggak, ya paling menyelesaikan masalah di panti saya kira saya bisa yo dapat asal tidak masalah material. Masalah material ndak bisa, wong saya orang nggak punya, nek soal pikiran saya bisa. Kalau taat karena dulu saya pernah anu pernah omong-omongan dengan kyai do pinterpinter omong nek wis wektu, sholat.
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh dengan Allah?
Informan
Ya dulu jauh. Sekarang dekat. Setiap jam 12 (malam) mesti minta pada Allah opo kehendak saya.
Peneliti
Bagaimana mbah agar merasa dekat dengan Allah?
Informan
Carane yo paling sholatnya aktif, minta pada Allah sembayang yang aktif.
Peneliti
Mbah pernah menganggap cobaan dari Allah itu sebuah peringatan atas dosa-dosa yang dilakukan?
Informan
Cobaan yo bisa jadi peringatan dosa. Soale nek peringatan pada Allah memang saya ada musibah saya harus taat. Kematian istri saya itu cobaan saya. Ya saya sama istri saya dulu terus-terusan “pak yatno mbok saiki sholat!”. Setelah istri saya meninggal, saya tidak sholat
Peneliti
Di usia yang sekarang sudah merasa mantap dalam beragama?
Informan
Sudah mantap saya. Agama saya yo Islam mantap. Selain islam saya di
katholik 3 tahun, kelas 1, kelas 2, kelas 3. Sudah mantap. Orang tua dulu ya pesan “kowe ojo ning agama liyo, agama Islam wae”. Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Ya percaya, ya saya sholat dhuha yang itu diajarkan kemarin, yang nggak punya rumah disini bisa dibuatkan rumah di surga.
Peneliti
Mbah pernah ada perasaan takut sama kematian?
Informan
Tidak, saya ndak takut. Sekarang saya sudah sholat aktif. Yang penting tiga toh? Sholatnya bagus, ngamalnya bagus, kepada teman-temannya bagus
Peneliti
Yang mbah lakukan ketika ingat mati itu apa?
Informan
Mati ya terserah pada Allah, waktunya sekarang ya sekarang, besok ya besok
Peneliti
Mbah percaya dengan adanya Allah, Malaikat, nabi & Rasul, surga dan neraka?
Informan
Percaya saya, soalnya bukti-bukti Allah ini di cek secara batin, di cek secara kehidupan sehari-hari ada nyatanya.
Peneliti
Menurut mbah ketika mendengar kata surga dan neraka?
Informan
Ya kalau memang saya bisa di neraka itu memang pekerjaan saya di dunia demikian. Nek saya di surga berarti dosa saya sudah diampuni.
Peneliti
Mbah sholat wajibnya tepat waktu?
Informan
Ndak tepat saya. Nek tepat waktu mung subuh sama maghrib, mesti jamaah.
Peneliti
Kalau sholaat sunnahnya bagaimana mbah?
Informan
Sholat sunnah kalau mau sholat wajib, sholat tahajud, kalau dhuha belum saya lakoni, wong dhuha baru diterangkan kemarin, disuruh untuk sholat dhuha jam 7 sampai sebelum dzuhur.
Peneliti
Mbah setelah selesai sholat baca dzikir?
Informan
Ya dzikir pada Allah.
Peneliti
Bacaan dzikir nya seperti apa mbah?
Informan
Saya minta pada Allah saja bahasa Indonesia, wong dzikirnya gak apal.
Peneliti
Mbah ada amalan khusus yang biasa dilakukan?
Informan
Ndak ada saya. Setiap sholat saja saya berdoa. Doa untuk saya, untuk ibu saya,
Peneliti
Mbah dalam sehari membaca Al-Qur‟an?
Informan
Ndak bisa saya. Dulu diajari oleh UMY untuk membaca Al-Qur‟an, simbah-simbah sudah gak bisa masuk. Seringnya baca-baca surat-surat pendek An-Nas, Al-Falaq, Al-Fatihah kalau sholat tu harus.
Peneliti
Kalau puasa ramadhan mbah puasa?
Informan
Full, satu bulan. Sholat tarawih ya full saya.
Peneliti
Kalau puasa sunnahnya gimana mbah?
Informan
Puasa sunnah itu sering di kasih tau bu Muslimah, sesuk puasa sunnah 2 hari. Puasa sunnah untuk menghadapi idul adha 2 toh itu?, senin kamis, daud. Tapi saya gak pernah menjalankan. Lha mau buka kemana? Kalau di dapur itu hanya untuk puasa umum (wajib), lainnya tu ya nyari sendiri. Di sini tidak pernah menjalankan. Masalahe logistike kan dari dapur. Kalau saya beli sendiri yo gak mau, wong gak punya uang.
Peneliti
Mbah pernah memberi infaq/shodaqoh?
Informan
Dulu saya pernah, semenjak nang kene aku duwe konco, tiap bulan aku di kei satus seket satus seket, lha koncoku siki wis pindah. Infaq setiap hari jum‟at sepuluh sepuluh. Sekarang ora duwe, ra nduwe bondo hehe.
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Saya orangnya baik ya prasangka baik, hehe. Prasangka baik itu kan berkomunikasi dengan baik, saling menghormati.
Peneliti
Kalau ada teman yang meminta tolong, bagaimana sikap mbah?
Informan
Minta tolong ya saya tolong, saya sok njaitke, yo rapopo.
Peneliti
Mbah pernah berlaku tidak jujur?
Informan
Berlaku tidak jujur yo pernah.
Peneliti
Sikapnya gimana kalau ada teman yang salah terus minta maaf?
Informan
Gak papa, minta maaf yo saya beri maaf.
Peneliti
Mbah pernah merasa dekat dengan Allah?
Informan
Yo pernah, saya waktu tirakatan dimana tu saya dekat.
Peneliti
Tirakatan tu dekate sama setan
Informan
Ora karo setan, sing do tirakatan sholat kabeh kok. Ning kono do reresik di kuburan ning nyai brintik. Rapopo. Nang kono do tirakatan, jam 12 ngko sholat wengi, neng sholat lima waktu tetap dijalankan. Jadi menempuh dua jalur toh? Jalur sholat karo nang kono minta, neng akhire gagal, oleh gangguan okeh dadine gagal.
Peneliti
Tapi tau mbah sekarang itu gak boleh?
Informan
Yo tau, itu namanya menyekutukan Allah, hehe. Selain Allah gak boleh.
Peneliti
Bagaimana rasanya mbah ketika dekat sama Allah?
Informan
Dekat sama Allah ki rejekine ada terus.
Peneliti
Mbah pernah merasa doa-doa yang diminta selalu terkabul?
Informan
Nek terkabul ki 50% mba.
Peneliti
Mbah bergetar hatinya ketika mendengar adzan atau ayat-ayat AlQur‟an?
Informan
Enggak. Biasa aja. Ha yo adzan sekedar panggilan untuk sholat, sudah itu.
Peneliti
Bagaimana cara mbah untuk memanjatkan syukur?
Informan
Meningkatkan ibadah, sholat-sholat wajib.
Peneliti
Mbah, kalo kegiatan sehari-hari di panti apa?
Informan
Olahraga, nembang, kalau ada tamu saya ditunjuk, kalau ada kegiatan opo-opo yo tampil depan sendiri, aktif.
Peneliti
Bagaimana perasaannya mbah selama tinggal disini?
Informan
Bahagia, daripada hidup di jalanan, hehe.
Peneliti
Mbah satu kamar ada berapa orang?
Informan
Saya dua orang. Saya di sini kan kepala wisma
Peneliti
Bagaimana hubungannya dengan teman sekamar?
Informan
Baik. Teman sewisma juga baik. Tapi yang stres-stres itu saya ra iso dekat. Yang pelo-pelo ra dekat, hehe.
Peneliti
Kalau hubungan dengan staff/petugas gimana mbah?
Informan
Baik. Nek ono informasi opo-opo sekang duwur sing diberi tau saya.
Peneliti
Mbah sering menghadiri kegiatan pengajian yang di panti?
Informan
Ada pengajian saya selalu datang.
Peneliti
Apa yang mbah dapatkan dari kegiatan itu?
Informan
Saya mbawa buku, kalau saya selalu mencatat. Kalau yang baik ya dipelajari
Peneliti
Mbah kegiatan di panti yang disukai apa?
Informan
Nyanyi, olahraga, kalau ada tamu besar-besar, hehe. Itu penting untuk ekonomi simbah-simbah. Kei pangan bolak balik, nggo jajan ora dikeke.
Peneliti
Mbah disini pernah melakukan tidak baik?
Informan
Enggak, biasa aja. Nek aku weruh suka ngelek-elek aku yo aku elekelekke, nek karo aku sengit yo aku sengit. Koe apik karo aku yo tak hormati, koe ora apik karo aku yo ora tak hormati.
VERBATIM WAWANCARA 3 Nama
: HJ
Umur
: 72 tahun
Hari / Tanggal : Senin, 13 Maret 2017 Waktu
: 13.00 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda wisma E
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragama Islam itu turunan dari orang tua?
Informan
Iya, orang tua saya haji.
Peneliti
Mbah bisa cerita kegiatan keagamaan waktu masih anak-anak sampe remaja/dewasa?
Informan
Waktu kecil umur 5 tahun itu saya ikut cari nafkah. Sekolah ndak ada, apalagi agama. Dulu kan gak ada TK, PAUD jadi saya gak diajari
Peneliti
Orangtua dulu pernah ngajarin tentang sholat, puasa, dll?
Informan
Iya orangtua ngajarin puasa, sholat, moral dan akhlak yang baik.
Peneliti
Usia yang sekarang gimana mbah menjalani aktivitas keagamaannya?
Informan
Sekarang diusahakan jangan ditinggal, full.
Peneliti
Mbah kegiatan agama dulu sebelum di panti itu apa saja mbah?
Informan
Kalau ada pengajian ya datang.
Peneliti
Mbah pernah mengalami masalah sehingga mbah semakin taat dalam beragama?
Informan
Ya pernah, itu kompleks masalahnya, hehe. Dulu saya selalu ikut cari nafkah juga. Masalah itu datang terus.
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh sama Allah?
Informan
Pernah dulu, ya waktu masih kecil kan belum tau.
Peneliti
Bagaimana cara mbah untuk mendekatkan diri sama Allah?
Informan
Nawaitu, dan istiqomah.
Peneliti
Mbah pernah menganggap musibah itu sebuah peringatan atas dosa yang pernah dilakukan?
Informan
Kalo sekarang enggak, kalo dulu kan gak tau yah, ya tau menjalankan sholat, tapi kan baru permukaan saja lah. Kalo sekarang udah mendalam, soalnya ada pengajian setiap 2x seminggu. Dulu kan orangtua sibuk cari nafkah, jadi tidak tau. Apalagi sekarang banyak buku-buku agama, jadi bisa baca-baca di perpustakaan.
Peneliti
Mbah sekarang sudah merasa mantap dalam beragama?
Informan
Iya, sudah mantap, itu sebagai bekal nanti. Pengennya kan kalau mati tu khusnul khotimah. Kalau di surga ata neraka kan hal pererogatif Tuhan.
Peneliti
Bagaimana
menurut
mbah
apabila
ada
yang
memberikan
tanggapan/pendapat? Informan
Ya kalo positif ya diterima. Kalo negative ya enggak. Disaring dulu. Kalau untuk peningkatan kebaikan bisa langsung ditelan kan
Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Ya percaya, selain dengar dari pengajian dari baca-baca buku
Peneliti
Mbah pernah merasa takut sama kematian?
Informan
Nggak, dulu waktu masih muda takut, sekarang udah nggak lagi.
Peneliti
Apa yang mbah lakukan ketika mengingat itu?
Informan
Istighfar, sholat. Kalau jam 1 tu saya udah bangun, jam 3 sholat tahajud sampai subuh. Perbanyak amal, beribadah yang khusyu sampai meneteskan air mata.
Peneliti
Mbah percaya adanya Allah, Malaikat, Nabi&rasul, surga&neraka?
Informan
Percaya, itu keyakinan. Menuju sebagai orang takwa itu kan syaratnya
iman, iman itu kan percaya dengan yang enam tadi kan, percaya adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir dan takdir. Peneliti
Kalo kalo mendengar kata surga & neraka itu dalam pikiran mbah gimana?
Informan
Saya yakin ada.
Peneliti
Mbah menjalani sholat wajib tepat waktu?
Informan
InsyaAllah,
Peneliti
Kalau sholat sunnahnya gimana mbah?
Informan
Sholat sunnah iya, qobliyah ba‟diyah, tahajud. Sholat dhuha ketinggalan, soalnya ada kegiatan.
Peneliti
Mbah dalam sehari itu membaca Al-Qur‟an? Kapan biasa mbaca mbah?
Informan
Saya tu bacanya tulisan latin, saya ndak bisa. Dulu ndak ada yang ngajari, dulu yang ngajari pakdhe tapi sudah meninggal. Biasanya kalo jam 4.
Peneliti
Setiap selesai sholat, mbah baca dzikir?
Informan
Iya, Istighfar, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, sholawat nabi
Peneliti
Kalo puasa ramadhan mbah puasa?
Informan
Iya puasa, Alhamdulillah tepat, tapi kalo sunnah ndak, soalnya ada magh nya.
Peneliti
Mbah pernah memberikan infaq/shodaqoh?
Informan
Ya pernah tapi ya dulu
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Ya positif thingking aja, kalo dia jelek sama kita ya biarkan
Peneliti
Mbah kalo ada teman yang minta tolong sama kita, gimana menurut mbah?
Informan
Ya kita tolong semampu kita yaa
Peneliti
Mbah pernah berlaku tidak jujur?
Informan
Pernah, kalau dulu kan sering maksiat.
Peneliti
Kalau ada teman yang salah terus minta maaf, sikap mbah gimana?
Informan
Ya dimaafin.
Peneliti
Mbah pernah merasa dekat dengan Allah?
Informan
Pernah, Ya merasa lebih baik, sampe nangis, biasanya pas sholat malem.
Peneliti
Mbah merasa doa-doa yang diminta itu dikabulkan sama Allah?
Informan
Iya dikabulkan. Misalnya minta keselamatan, rizqi itu tidak hanya duit tapi kebahagiaan juga rizqi. Mungkin iya mungkin tidak, jadi gini kesuksesan orang kan nanti bisa diunduh di akhirat, tapi di dunia juga bisa. Misalkan di dunia usaha kita lancar, nah di situ kan ada tangan-tangan Allah.
Peneliti
Mbah bergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al-Qur‟an?
Informan
Bergetar, tapi belum bisa mendalam. Itu kan ada tingkatannya, kalo tingkatan kiai kan lain.
Peneliti
Bagaimana cara mbah memanjatkan syukur sama Allah?
Informan
Alhamdulillah, pokoknya disyukuri aja saat ndak ada duit atau kekayaan, kesengsaraan atau kemiskinan ya sabar aja.
Peneliti
Kegiatan sehari-hari mbah di panti apa saja?
Informan
Bangun tidur ya sholat tahajud, subuhan, terus ikut kegiatan panti, senam, dendang ria, ketrampilan.
Peneliti
Bagaimana perasaannya mbah selama tinggal di panti?
Informan
Biasa-biasa aja, ya ada kelebihannya, apalagi kan di sini orang jawa semua, maaf ya, jawa itu kan suatu kebudayaan.
Peneliti
Mbah kalau ada pengajian di panti selalu hadir?
Informan
Iya selalu hadir pengajian.
Peneliti
Yang mbah dapatkan dari kegiatan itu apa mbah?
Informan
Bisa nambah pengetahuan tentang agama, terus adanya ketenangan hidup, kedamaian, terus kalo bisa ya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua yang belum saya dapatkan di dunia ini mengenai spiritual, kedua yang belum saya dapatkan ternyata saya dapatkan di sini, soalnya waktu muda kan sibuk cari nafkah terus, agama itu kan nomer sekian, kalau sekarang dinomor satukan, apalagi semua kebutuhan itu tercukupi di sini kan.
Peneliti
Mbah sekamarnya ada berapa orang?
Informan
Dua
Peneliti
Bagaimana hubungan mbah dengan teman sekamar?
Informan
Baik. Kalo teman sewisma ya baik juga, biasa kan ada kumpulan 3 bulan sekali mengungkapkan kelebihan dan kekurangan. Bu nur usul kalau diadakan ketua gimana? Ndak bisa bu, ketua tu kaya sekolahan, ini kan lansia semua. Yang penting tu saling mengingatkan sama temen-temennya. Ya komunikasi lah.
Peneliti
Kalo hubungannya dengan simbah yang lain gimana?
Informan
Ya ada interaksi, yang penting positif. Hubungan dengan peksos ya berusaha baik. Kalau di sini kan orangnya macem-macem, hidup di dunia ini kan mereka sudah memiliki karakter masing-masing
Peneliti
Kegiatan di panti yang mbah sukai apa?
Informan
Suka semua, semua saya ikuti.
Peneliti
Mbah bagaimana sikap simbah yang lama dengan yang baru tinggal di panti gimana?
Informan
Di sini sih baik aja. Kalau di sebelah tu kalo ada orang yang baru tu diolok-olok, dibullying terus lama-lama ndak kerasan. Karena merasa senior. Saya juga diolok-olok, karena saya berani malah ditantang
dimana. Tapi dia diam aja. Yang kasian yang difabel ini dimintain duit. Kalo saya sama yang baru ya common sense aja, karena kita kan sepenyakit sepenanggungan. Peneliti
Mbah pernah melakukan perbuatan yang tidak baik?
Informan
Pernah. kalo bilang ga pernah, saya bohong. Hehe. Dulu kan saya brandalan, sholat aja bolong-bolong, puasa juga bolong-bolong, kalau ke pasar kan bau makanan yaudah akhirnya makan. Ya di umur 60an lah sudah engga. Doain aja tetap istiqomah ya.
Peneliti
Motivasi mbah dalam melakukan kegiatan keagamaan itu apa mbah?
Informan
Di samping keluarga saya keluarga beragama, dalam kepercayaan kan agama Islam adalah agamaku, di samping itu saya itu sudah tua, merasa arahnya kan mau kesana kemana lagi, tujuannya kan satu, karena kan membutuhkan anu caranya tu itu kalo ndak kan itu katanya agama antara dua neraka dan surga itu pilih yang mana. Memangnya kalau di dunia, Sekarang kita ngomongin orang komunis ya, jaman dulu, orang komunis kan bilang agama itu candu, mana ada orang mati kembali, karena mereka menganggap manusia itu mesin. Agama itu kan menurut saya merupakan kebutuhan, soalnya kalau kita taat dalam beragama itu ada ketenangan, tentram, bahagia lah di dunia dan di akhirat, tapi itu kan membutuhkan usaha
VERBATIM WAWANCARA 4 Nama
: PM
Umur
: 75 Tahun
Hari / Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017 Waktu
: 09.30 WIB – selesai
Lokasi
: Ruang tamu Wisma C
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragama Islam turunan dari orangtua?
Informan
Sebetulnya soalnya saya ndak punya orangtua ya. Saya orangtua angkat. Cuma dulu waktu kecil mba, temen-temen tu, namane temen mainan podo ngaji, saya cuma ikut, jadi mau saya sendiri. Tidak dari orang tua, saya yakin sendiri.
Peneliti
Kegiatan kegamaan waktu masih anak-anak sampe remaja gimana mbah?
Informan
Ya ngaji, ya mulang ngaji. Apa kata guru ngaji saya ya saya turunkan di murid-murid anak-anak kecil itu, saya ngaji bareng-bareng tapi disuruh ngajari yang paling kecil-kecil gitu. Jadi bisa mimpin gitu loh supaya di agama itu bisa akrab.
Peneliti
Mbah belajar sholat, puasa, membaca Al-Qur‟an juga sendiri?
Informan
Iya, tapi anu mba saya kalo bilang Qur‟an yang paling kecil itu turutan dulu, belum sampai di Al-Qur‟an yang besar, karena saya terus dibawa ke Surabaya. Jadi di sana tu ya ndak boleh ngaji gitu maksudnya. Tapi saya tetep, di agama itu saya tetep gitu, yakin gitu.
Peneliti
Yang gak ngebolehin siapa mbah?
Informan
Itu yang momong saya gitu, yang saya ikuti. Soale takut nanti kalo malem pulangnya gitu. Khawatir gitu.
Peneliti
Terus kalau usia yang sekarang, bagaimana mbah menjalani kegiatan keagamaannya?
Informan
Ya tetep yakin. Tetep yakin ya kalau kamis malam jum‟at ya mbaca yasin, ya isa-isane lah. Apa yang saya bisa. Kalo ndak bisa ya saya diemin.
Peneliti
Mbah pernah belajar agama di sekolah?
Informan
Ndak pernah sama sekali. Ya Cuma ngaji di masjid.
Peneliti
Sebelum di panti, bagaimana mbah kegiatan keagamaannya?
Informan
Saya ya, bukane saya keminter ya mba ini sebetulnya, saya ini kan ndak pernah ada yang nengok, ndak pernah ada yang nulungi saya, jadi apa-apa njalani sendiri. Tapi ndak bisa, tangan ini ndak bisa. Jadi saya kalo makan itu saya nyuruh anak kecil, anak sekolah SD waktu itu tak suruh mbelikna makanan. Pikiran saya gitu, lah andai kata nanti sudah tua ndak bisa apa-apa, ndak ada yang nulungi, ndak ada. Saya selalu berdoa terus setiap malem supaya apa yang saya mau itu bisa kaleksanan gitu. Akhire lama-lama saya mikir gitu kok seperti Tuhan itu membukakan jalan. Tapi mbuka jalan itu, ya agak jelek sedikit, tapi ya memang sengaja saya buat jelek. Saya punya pikiran itu supaya saya masuk bisa nyari panti jompo bagaimana gitu. Tapi saya minta kepada Tuhan itu saya njalani. Nekat saya mba. Sebetulnya punya segala-galanya, uang apa perhiasan punya segala-galanya, Cuma ya itu saya supaya, pikiran saya itu bisa terbuka bagaimana caranya supaya bisa masuk panti jompo itu ya apa. Terus saya njalani ngemis mba. Ngemis tiga hari. Saya sampe heran sama sekali hari itu, ya sudah dapet empat hari saya digaruk. Dibawa polisi soale saya pake teken. Kaki saya kan ndak bisa jalan. Pake teken, jadi pake baju ya
baju biasa. Saya bilang, “saya ini salah apa pak? Saya ini bukan pengemis, saya ini belanja di pasar sama di apotik”. “Nanti saya bilang bu, di kantor saya bilangin”. Sama polisinya tu dibilangin, kalo di kota Jogja ini bu, tidak boleh ada orang gelandangan, pengemis, apa aja ndak boleh supaya baik kotane. Terus saya dikasihkan di panti sosial. Tapi yo baik, bukan koyo gini, ndak, baik orange baik-baik. Terus di kantor panti sosial, saya nanya-nanya. Lha ini buka jalan, terus mau, sebetulnya Cuma satu minggu di sana. Saya mau diantar pulang, saya ndak mau. Terus saya minta, di sini kerasan, enak di sini, kalau boleh saya di sini terus. Terus katanya ampun ndak boleh bu, di sini cuma nampung orang salah-salah. Terus saya bilang sama pegawai, andai kata mau ke panti jompo itu bagaimana caranya, kalau di sini katanya ada yang pindah di panti jompo. Oh ibu ndak boleh. Ibu kan punya segala-galanya di rumah, punya rumah. Oh soal harta ndak masalah, Cuma saya bisa masuk panti jompo tu bagaimana caranya?. Oh ya sudah, nanti saya bilangkan orang kantor. Terus saya ditemani orang kantor. Orang kantor nanya ke saya. Ibu katanya punya sagala-galanya, punya rumah. Iya, tapi di rumah sendiri. Nanti kalo sudah tua, saya ndak bisa apa-apa, ndak ada yang nulungi. Ya kalo punya terus mbayar orang, kalao ndak ada, ndak punya, bagaimana? Gitu. Terus saya laporan, kantor sana laporan ke kantor sini, terus kantor sini nemoni saya, terus saya cuma mau masuk di panti jompo tapi kalo ada. Terus, ibu sudah niat atau sudah karep gitu? Sungguh iya sungguh. Terus dicarikan ini. Saya minta di pakem, ndak boleh. Sana sudah penuh soale, terus dikasihkan sini. Ini saya ni ngurus sendiri, terus akhire masuk sini. Yang ngantarkan ya orang kantor panti sosial, waktu itu ngantarkan saya kesini. Tu maksudnya gitu.
Peneliti
Mbah pernah merasa ada konflik batin/masalah sehingga membuat mbah semakin taat beragama?
Informan
Kalo di agama saya ndak bisa brutal, sudah itu pegangan saya itu, soale biarpun bagaimana, bukane saya keminter, dari kecil saya sudah percaya, tetep agama ini ndak saya lepas. Biar pun sakit, usaha bagaimana supaya bisa sholat, biar pun sama tidur, yang penting isa njalani.
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh sama Allah gak?
Informan
Oh ndak, ndak pernah.
Peneliti
Terus yang mbah lakukan supaya merasa dekat dengan Allah itu gimana?
Informan
Ya kalo malem sholat tahajud, biarpun sama duduk itu ndak masalah, sholat tahajud kalo malem jam 3.00 itu. Terus kalo pagi gini sebetulnya sholat dhuha, itu, saya njalani Cuma itu.
Peneliti
Mbah bagaimana perasaannya ketika mendapat musibah/masalah?
Informan
Ndak enak, ndak di sangka-sangka ya ini dari Tuhan, mungkin pelajaran saya gitu. Saya musibah jatuh sampai ndak bisa ngapangapain, sampai sekarang ya saya beriman dengan baik. Kemungkinan Tuhan sudah ngasih pelajaran koyo gini ni, saya menyadari ini supaya Tuhan itu ngasih saya itu supaya berenti, dadi supaya madep sama Allah gitu. Kalau andai kata saya ndak jatuh, ndak kena apa, saya cari nafkah, cari uang it utu sebetulnya Tuhan itu ngasih pelajaran itu supaya berhenti, supaya madep mendekat di Tuhan.
Peneliti
Kalau usia yang sekarang brarti mbah sudah merasa mantap dalam beragama?
Informan
Sudah, temen saya hanya Allah, biarpun bagaimana tetep saya percaya sama Allah, soale biarpun bagaimana itu yang ngatasi Allah. Tapi ini tinggal njalani gitu lho mba.
Peneliti
Bagaimana tanggapna mbah ketika ada orang yang berpendapat kepada mbah?
Informan
Ya kalo baik saya terima baik, tapi kalo kirane, ndak baik ya apa ya, saya ndak nerima.
Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Ya percaya, soale sudah pernah njalani jadinya saya tau. Kan sudah pernah meninggal dulu waktu kecil umur 5 tahun saya tapi inget sampai sekarang saya inget-inget. Tapi belum sampai masuk itu kesulitan ya kalau sudah di alam itu, alam itu lain. Ndak seperti dunia. Di alam lain, pokoe lain sekali. Biarpun banyak orang tapi ndak ada yang bicara apa-apa, cuma mau masuk, kemungkinan andai kata jadi meninggal mungkin masuk di alam kubur itu mungkin gitu. Terus disuruh pergi mba, ndak boleh masuk. Ini bukan tempatmu, saya di kasih ini, kayak tulisan arab gitu lho mba, umpamane bahasa jawa, kamu ini bukan rumahmu, kamu harus kembali dimana tempatmu hidup gitu. Tulisane tu gitu. Yang jaga itu sepertinya ya orang lain. Rumah yang mau tak masuki itu ndak boleh, ada yang jaga, kamu kembali di tempatmu, andai kata begitu. Terus sama mbawa tulisan, ni kamu kalo ndak percaya, ini dibaca, ndak boleh masuk sini, ini bukan tempatmu. Nah itu, terus hidup lagi. Saya soale dilangkahi sama kucing, hehe. Saya hidup lagi, sudah 1 jam katanya, ibu saya itu katanya sudah banyak orang layat gitu. Terus saya kok teringat. Jadi 5 bulan itu ndak bisa ngomong saya, bisane ngomong a u a u. tapi saya berdoa terus saya usaha ya apa, sampe kembali lagi kayak semula gitu. Tapi yo menang, Gusti Allah ki pancen adil banget, ya bisa lamalama. Dulunya a u a u gitu. Jadi oh, orang yang meninggal tu gitu. Belum sampe di dangu malaikat. Tapi andai kata saya di dangu atau apa, pasti bisa njawabe, kan njawabe dari ngaji-ngaji itu kan diajari.
Biarpun sekarang ini saya ni goblok mba tetep saya percaya. Peneliti
Kalo sekarang mbah pernah merasa takut gak sama kematian?
Informan
Ndak takut. Ya pasrah lah, yang buat hidup, yang buat mati itu Tuhan. Kalau memang sudah takdir yo tidak masalah.
Peneliti
Yang mbah lakukan ketika ingat itu?
Informan
Masalaeh saya tu percaya banget, percaya sama agama, sama Tuhan itu dari kecil sampe sekarang ini mba. Hati saya sakit ndak ada seneng-senenge, jadi saya sumendeh di tangan Gusti Allah itu saja, itu yang bisa nulung cuma Gusti Allah, ndak ada lagi. Manusia cuma buat lantaran.
Peneliti
Mbah percaya adanya Allah, Malaikat, Nabi&Rasul, Surga&Neraka?
Informan
Iya saya percaya.
Peneliti
Mbah kalo dengar kata Surga&Neraka itu gimana?
Informan
Kalo neraka itu, nanti kalo andai kata masuk neraka itu jangan. Kalo bisa jangan sampe masuk neraka. Lebih baik bisa masuk surga. Makane biarpun bagaimana itu kalo masih hidup ini kudune nyari jalan yang bener gitu. Saya kalo ngaji itu diajari apa aja gitu. Nanti andai kata sudah meninggal itu kalo memang memang kamu baik, njalani baik itu nguwot di surga atau neraka itu ada balesane. Andai kata di neraka itu mestine nguwot rambut itu bisa apa ndak, kalo misal masuk neraka mesti itu jatuh, dibawahnya itu api, nggo nguwat rambut itu seberapa besarnya. Kalo di surga, biarpun kamu nguwot rambut, rambut itu hanya separone rambut itu bisa, kalo kamu njalani kebaikan. Kalo di surga itu ada yang nampani gitu.
Peneliti
Mbah melakukan sholat wajibnya tepat waktu?
Informan
Iya, saya pokoknya liat jam mba. Itu waktunya sholat ya sholat. Saya nak ke mesjid mba, soale cuma duduk di rumah aja. Sing penting
percaya sama niat. Peneliti
Kalo sholat-sholat sunnahnya dijalani juga mbah?
Informan
Iya, dhuha, tahajud, pokoke yang bisa.
Peneliti
Setelah sholat mbah baca dzikir/doa?
Informan
Iya, baca-baca dzikir, berdoa. Baca tasbih.
Peneliti
Mbah merasa doa-doa yang diminta itu terkabul?
Informan
Iya terkabul, apa yang saya minta, saya doa mesti dihadiri mba, sungguhan, saya andai kata ya disini uang pun saya ndak punya, di sini kan mau kerja, kerja apa, ndak bisa kerja, ndak bisa apa, ndak punya uang sama sekali. Tapi saya mohon sama Gusti Allah, sholat dhuha, cuma minta yang saya karep. Alhamdulillah sampai sekarang ini soal rejeki itu ndak sampe berenti, yo wes mbuh pokoe ora ketang dikit-dikit itu. Saya ingete itu, berarti Allah nulungi saya. Saya percaya banget ditulungi itu mba, sampe sekarang rejeki ndak sampe habis. Semua ndak ada yang punya uang, tapi saya punya, biar pun sedikit ya saya amali. Bukane sombong mba, dulu wektu di rumah itu, amal saya itu sudah seluruh desa ini tak amali semua, soale ya ini nuruti agama, masih di Surabaya ya itu sa desa ya saya amali. Cuma carane saya ini ngamaline ini bukan pake uang, pokoe barang aja. Kalo barang kan keliatan terus. Kalo uang sebentar habis. Tapi kalo uang saya masukan ke masjid, gitu aja. Terus disini yo gitu, biarpun sedikit, semua tak kasih. Namane disini tu ndak ada orang ngasih uang, ndak ada. Kan saya ya harus, punya rejeki sedikit ya diamali sedikit, jadi buat orang seneng itu bagus. Allah itu ndak sare, rejeki saya itu ndak sampe habis. Makane saya kalo berdoa, saya ini kalo mau tidur tu mesti doa dulu, doa itu tasbih, doa apa aja yang saya mau. Minta kesehatan, kelancaran, jangan sampe ada yang benci sama
saya gitu. Kumpul sama orang gini-gini tu berat banget, tapi saya ndak. Peneliti
Mbah gimana perasaannya setelah memberi shodaqoh/ amal-amal yang tadi itu?
Informan
Ya saya seneng, tapi andai kata mau mblanjakne itu saya sudah doa dulu, terus nanti saya bawa ke masjid tak suruh ndoane. Saya nyemplungi di masjid, barange saya bawa pulang, didumne orang. Soale ya miturut agama.
Peneliti
Kalo puasa ramadhan, mbah puasa?
Informan
Kalo ini kata dokter, saya punya penyakit magh. Bar dioperasi. Ndak boleh puasa. Wektu itu saya puasa terus kambuh. Terus kalo puasa ndak usah ikut puasa aja lah. Berdoa aja yang kuat. Ndak usah puasa ndak papa. Tapi saya yo njalani sebisa mungkin terus sakit mba. Saya nyoba puasa senin kamis, wah mules-mules terus tak sabuki.
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Iya,
Peneliti
Mbah, kalo misalkan ada teman yang minta bantuan, sikap mbah gimana?
Informan
Kalo bisa ya dibantu. Kalo ndak bisa ya ndak papa diem.
Peneliti
Kalau ada temen mbah yang salah terus meminta maaf, menurut mbah gimana?
Informan
Itu mba, kejem banget. Apa-apa diatur, apa-apa dilarang, apa-apa ndak boleh, suka nguasai. Andai kata mau mandi, kamar mandi kan dua, lha dee setelah masuk situ, andai kata mau pake sabun ya dibentak-bentak gitu. Pintu kalo belum waktunya ditutup ya sudah ditutup, ndak boleh. Jahat banget lah. Diemin aja, Tuhan tau itu.
Peneliti
Mbah pernah berlaku tidak jujur?
Informan
Ya juju raja, masa ndak jujur. Jujur itu buat jalan mbesok.
Peneliti
Mbah gimana perasaannya ketika dekat sama Allah?
Informan
Ya seneng, bisa tak mintai tulung, bisa menghidupi dengan baik.
Peneliti
Mbah bergetar hatinya kalo dengar adzan atau ayat-ayat Al-Qur‟an?
Informan
Iya, ya kalo sudah adzan gitu supaya ngadep, wektunya sholat, sholat.
Peneliti
Cara mbah memanjatkan syukur sama Allah gimana mbah?
Informan
Ya berdoa aja. Kadang sampe nangis saya ini
Peneliti
Mbah kegiatan sehari-hari di panti gimana mbah?
Informan
Kalo pagi, bangun tidur ya ngepel, ngerjain apa, nggerakne awak ini lho supaya sehat, ikut kegiatan panti, senam.
Peneliti
Gimana perasaannya mbah selama tinggal disini?
Informan
Karena saya sudah minat, ya enak aja. Bukan karena kumpul mbahmbah ini, tapi mergo ada anak pelajar kan bisa menghibur simbah. Temene banyak.
Peneliti
Mbah satu kamar ada berapa orang?
Informan
Saya satu, cuma sendiri.
Peneliti
Hubungannya sama temen sewisma gimana mbah?
Informan
Ya biasa, biarpun saya andai kata dikasarin, diem aja. Namane orang buat baik itu susah, tapi yo kudu sini usaha.
Peneliti
Mbah sering hadir ke pengajian yang di panti mbah?
Informan
Iya, kalo kamis sama jum‟at itu. Mesti dateng. Soale ya penting pengajian itu
Peneliti
Yang mbah dapatkan dari kegiatan itu apa mbah?
Informan
Kalo bimbingan itu ya, kalo masuk akal saya percaya. Kalo ndak ya ndak.
Peneliti
Kegiatan di panti ini yang mbah sukai apa mbah?
Informan
Senam sama pengajian. Kalo pengajian seneng, bisa nilai baik jeleknya kita.
Peneliti
Mbah pernah melakukan hal yang tidak baik sama temen-temen?
Informan
Saya ini orangnya gak pernah ngolokne orang, nyalahi orang tu ndak pernah. cuma saya diem-diem disalahi, diganggu. Kalo diganggu ya saya marah. Andai kata mentang-mentang orang baru opo-opo keminter, opo-opo dikerjain, lha nek ndak ada yang ngerjain. Daripada diem ya dikerjain. Pokoe ndak enak nek didengar. Mbah Darmi, kan andai kata itu dulu pintu kan dibuka sebelah ini kan air masuk semua kalo hujan, takut banyak yang jatuh, ya saya laporan sama pegawai terus akhire ditutup kan biar ndak ada orang yang jatuh. Terus kamar mandi yo buntu kan ndak penak yo saya laporan, lampu kalo mati terus saya ndak bilang pegawai ya ndak ada, dispenser pecah 2x yo saya laporan. Maksud saya kan laporan untuk kebaikan konco-konco.
Peneliti
Mbah kalo sikap simbah yang lama ke simbah yang baru gimana mbah?
Informan
Dia seperti rumahnya dia sendiri. Nguasai segala macem. Saya ini seperti pembantu. Itu dulu saya baru bar utu. Terus saya bilang gini, ini bukan rumahmu, ini rumah pemerintah, kalo semena-mena, barang rusak silahkan semaune sendiri.
VERBATIM WAWANCARA 5 Nama
: ND
Umur
: 75 tahun
Hari / Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017 Waktu
: 13.00 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda Wisma H
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah agama Islam turunan dari orangtua?
Informan
Iya, Islam semua
Peneliti
Dulu waktu masih anak-anak sampai remaja/dewasa menjalani kegiatan keagamaannya gimana mbah?
Informan
Di kampung saya tu diadakan pengajian, nyatet opo-opo sing penting, ngoten. Waktu anak-anak ya sering pengajian ke tetangga tetangga saya. Saya kelas 3 SD tu ya diajari agama
Peneliti
Orang tua mbah dulu pernah ngajari sholat, puasa dll?
Informan
Yo semua diajari sholat, kalo udah bulan puasa dioyak-oyak yo sesok poso.
Peneliti
Usia yang sekarang gimana mbah menjalani kegiatan keagamaannya?
Informan
Saya tu ndak bisa apa-apa kok, bisanya yang kecil-kecil aja, baca-baca Alfatihah qulhu, udah.
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh sama Allah?
Informan
Ndak, saya dekat. Apa-apa saya bilang sama gusti Allah. Mau mandi yo bilang, mau nyuci yo bilang, bilangnya duh gusti Allah daleme badhe nyuci paringe cepet ndang rampung, „iyo‟, saya tu masuk
masuk kamar mandi yo jawab. Kalo saya tu mbah buyut sama gusti Allah ki ndak ketinggalan. Mbah buyut tu yang itu loh, yang tunggu di kamar mandi Peneliti
Itu bukan mbah buyut mbah, itu jin. Gak boleh sama mbah buyut mbah ke Allah aja.
Informan
Gusti Allah ya Gusti Allah, mbah buyut yo saben dino, madane sing ngaling-ngalingi aku nek padane mandi, nyuci. Mbah buyut ki nggone kok, yang nunggu tu ya mbah buyut
Peneliti
Mbah sholatnya tepat waktu?
Informan
Ya kadang-kadang, Saya kalo sholat tu dobel dzuhur sama Ashar, tapi yo ndak boleh toh? Kalo saya ya nyuwun pangapunten gusti Allah daleme mboten saged. terus maghrib, isya, nek shubuh dhewe.
Peneliti
Mbah setiap selesai sholat baca dzikir atau doa apa mbah?
Informan
Kalo saya Cuma basa jawa, saya ndak bisa arab, ya mintakan anak saya di Batam diparingi slamet, ayem tentrem, tidak ada apa-apa, saya yo nyuwun pangapunten gusti Allah sekatah-katahipun.
Peneliti
Dalam sehari mbah baca Al-Qur‟an?
Informan
Saya ndak bisa kok, ming apal Al-Fatihah kan buat sholat
Peneliti
Mbah usia yang sekarang sudah mantap dalam beragama?
Informan
Yo mantep, tapi saisa nya, saya minta pertolongan kalih gusti Allah, matur maring gusti Allah ngge basa jawa, gusti Allah dalem mboten saged nopo-nopo, sagedipun kados meniko, gusti Allah sampun pirsa sadherek nipun kulo nyuwun pangapunten sekatah-katahipun ya Allah, enten kelepatan meniko, enten kesalahan kulo, kulo nyuwun pangapunten, ngono kuwi wis ora iso opo-opo.
Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Ya percaya, hehe tapi saya tu orang goblok, nda bisa apa-apa
Peneliti
Kegiatan mbah di panti apa aja?
Informan
Senam
Peneliti
Mbah sekamar berapa orang?
Informan
Berdua sama MR
Peneliti
Hubungannya gimana mbah sama mbah MR?
Informan
Jelek, lha wong ditakoni opo-opo, diam saja. Kalo maghrib itu toh tak bilangin ndak usah tidur lagi nanti kalo udah maghrib, yo dongodongo karo sholat. Saben dino aku ngledeki MR, tak omongi nek salin ora ning kono. Nek ganti ki neng omah. Tetep ndak mau, ya udah tak diamkan saja.
Peneliti
Kalo sama simbah yang lain gimana hubungannya mbah?
Informan
Biasa, kalo yang udah lama tu sama yang baru ngomong aku ki nang kene wis sangang taun, yo sing sangang taun karo sesasi yo menang sing sangang taun. Pokoe aku ki nganti mumet. Saya nek disuruh ngawasin simbah-simbah tu nek ndak bener dikasih tau. Ya dikasih tau aja ndak nurut. Yaudah tak diamkan saja. Yang suka bengakbengok ya saya diamkan saja. MR tu nek sakit, jatuh di kamar mandi bengak-bengok terus.
Peneliti
Perasaan mbah tinggal di panti gimana mbah?
Informan
Gimana ya, dianggap seneng ya seneng. Mbah DM tu, saya nek dionek-onek sepucuk rambut sampai meninggal masih saya ingat. „Wong koyo ngono digowo rene‟, ora sopan yo tak jawab, matamu melek aku ning kene ki ono sing nggowo, ono sing jiku seko omah, cangkemmu ki karo tempikku yo apik tempikku. Akhire saya dipanggil sama pegawai. Mbah DM sama mbah YT ki sudah disana, dipanggil saya sama bu Ms, mbah ND sini tak kasih tau, yok ikut saya, dijak nang kamare yo aku weruh wong loro, perkara itu toh? Manungsa itu toh? Tekoni ngene-ngene, mbah ND ngonekke mbah
DM ngene-ngene? Nggih. Kulo nek mboten diwalaih mboten wani, kowe wong lanang aku wong wedok, mbuh aku yo mbales sa isaisane. Kulo sing juku ki bu Nr sing ngaterke mriki nggih pak RT/RW, kulo mboten tekotok, pak bu kulo ajeng nderekke tek panti niki, ora! sori aku. Wong lanang cangkemme cangkem wedok. Hu, ning kene ki nek ra sabar ususe dowo, wis sabar. Ning panti ki thitik-thitik dadi. Peneliti
Mbah kalo ada temen yang bantuan sikap mbah gimana?
Informan
Bantuan opo, saya ra nduwe opo-opo. Waktu baru-baru di sini tu si RY tak kasih baju-baju saya.
VERBATIM WAWANCARA 6 Nama
: JM
Umur
: 65 tahun
Hari / Tanggal : Rabu, 15 Maret 2017 Waktu
: 14.00 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda wisma H
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragana Islam itu turunan dari orang tua?
Informan
Iya, dulu bapak saya jadi kaum kok.
Peneliti
Mbah dulu sekolah belajar agama Islam?
Informan
Iya dulu sekolah, sekolah rakyat. Yang dulu belajar Islam itu kelas 4 kelas 6. Kalo kelas 2 kan belum. Saya baru kelas 2 terus jadi anak glandang. Abis mau minta uang sama ibue ndak punya, kasian, ya saya ngemis gitu. Dulu waktu masih muda saya berkelahi sama temen, saya banting, nyokot kuping sampe darahnya keluar, waktu saya belum ompong ini lho, setelah itu saya terus lari, kalo ndak lari ya saya dibawa polisi. Terus lari Muntilan. Di Muntilan tiga hari, di pasar-pasar tidurnya, ya bau pesing-pesing. Cari aman disitu. Terus pulang. Saya itu kalo gitu kalo sakit hati sekali. Saya tu alus ya mau kasar ya mau.
Peneliti
Dulu orang tua simbah ngajarin sholat, puasa, membaca Qur‟an gitu mbah?
Informan
Ya kalo sama bapak itu belajar ngaji kalo sore. Suruh ngaji, kalo ga ngaji ya dijewer gini. tapi kalo udah besar tu ya udah engga.
Peneliti
Kalau usia yang sekarang menjalani aktivitas agamanya gimana
mbah? Informan
Berbeda, sekarang males. Mati ya syukur ndak ya udah. Dah pasrah. Tapi ya tau kalo kemana-mana itu ya harus membaca bismillah.
Peneliti
Mbah sebelum di panti kegiatannya ngapain mbah?
Informan
Minta-minta aja,
Peneliti
Kalo kegiatan keagamaannya mbah?
Informan
Ndak ada. Saya nggelandang itu dari kecil mba. Kelas 2 tu saya ndak mau minta sama orangtua. Cari makan ya sendiri. Minta di toko-toko, warung-warung.
Peneliti
Mbah pernah mengalami masalah terus membuat mbah semakin taat beragama?
Informan
Ndak, ndak punya.
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh sama Allah?
Informan
Ya sekarang merasa jauh sama Allah. Ndak tau perasaannya gimana. Kalo ikut-ikut di masjid tu mau jawab tu lupa semua. Ndak bisa lancar seperti dulu. Sejak ngglandang saya males mba. Dulu waktu memang masih sekolah, rajin dulu. Tetangga saya tu namanya pak AN tiap bulan puasa mulang taraweh sholat di masjid, nah itu dulu anak kecil kan ndak tau, sandale suka diumpet-umpetke saya, terus saya kabur.
Peneliti
Terus yang mbah lakukan supaya dekat sama Allah gimana mbah?
Informan
Ndak tau. Ya saya masih inget sholat tapi males.
Peneliti
Sekarang mbah udah mantep dalam beragama?
Informan
Ya mantep, sholat, ibadah, taubat. Tapi kumat-kumatan saya tu. Ndak sholat.
Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Percaya, besok cemplungke neraka ya ndak tau, surga ya ndak tau. Yang penting ya neraka udah, banyak dosanya saya.
Peneliti
Mbah pernah merasa takut sama kematian?
Informan
Takut, ya saya bertaubat.
Peneliti
Mbah sholat tepat waktu?
Informan
Sejak disini ndak penah sholat. Cuma makan tidur makan tidur. Disini saya ndak kerasan saya tuh. Bulan apa-apa pun saya ndak pernah puasa.
Peneliti
Mbah bisa baca Al-Qur‟an?
Informan
Ndak bisa.
Peneliti
Kalo ada temen yang minta tolong, yang mbah lakukan gimana?
Informan
Ya ditolongi. Ya namanya orang tu harus tolong-menolong. Ndak bisa sendiri.
Peneliti
Mbah pernah berlaku tidak jujur?
Informan
Ndak jujur ya pernah, jujur ya pernah. Oh saya tu anak kurang ajar tapi dulu. Kalo disini saya disiplin, ndak pernah saya ndak jujur, takut. Mau ngambil ini oh jangan, lebih baik minta saya, ndak berani kalo disini.
Peneliti
Mbah kalo ada temen yang salah terus minta maaf gimana menurut mbah?
Informan
Ya dimaafin,
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Ya baik, senang aja, saling menghargai pokoknya.
Peneliti
Mbah pernah merasa dekat sama Allah?
Informan
Merasa dekat dulu, sekarang dikit.
Peneliti
Mbah pernah merasa doa-doa yang diminta itu dikabul sama Allah?
Informan
Pernah
Peneliti
Mbah kalo denger adzan atau ayat-ayat Al-Qur‟an itu bergetar hatinya?
Informan
Bergetar
Peneliti
Mbah cara memanjatkan syukur sama Allah gimana caranya?
Informan
Ya bersyukur terima kasih udah dikasih hidup,
Peneliti
Mbah kegiatan sehari-hari di panti ngapain?
Informan
Ketrampilan, senam, pengajian, dendang ria apa yang dari sini itu ya ikut.
Peneliti
Mbah sekamar ada berapa orang?
Informan
Bertiga, tapi saya tidur di luar. Di dalam panas mba.
Peneliti
Hubungannya sama teman-teman gimana mbah?
Informan
Ya baik, Cuma itu ya namanya Tu, mau masuk tu dikancing kamarnya.
Peneliti
Kalo hubungan sama peksosnya gimana mbah?
Informan
Ya baik, dulu kan saya di sini, saya pulang mau ke tempat kakak saya dibawain izin sama bu Nr. Saya tu pergi terus dicari. Saya di sini ya dibawa satpol pp.
Peneliti
Kalo ada pengajian di sini mbah dateng?
Informan
Ya dateng terus. Ya harus mengikuti to. Namanya dikasih makan yaa
Peneliti
Terus yang mbah dapatkan dari kegiatan itu apa mbah?
Informan
Dengerin aja. Ndak nanya ndak apa.
Peneliti
Kegiatan panti yang paling disukai apa mbah?
Informan
Ketrampilan, bikin kipas.
Peneliti
Mbah pernah melakukan hal yang tidak baik?
Informan
Ndak, saya berantem kalo ada yang memulai dulu
VERBATIM WAWANCARA 7 Nama
: KS
Umur
: 66 tahun
Hari / Tanggal : Kamis, 16 Maret 2017 Waktu
:13.00 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda Wisma A
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragama Islam turunan dari orangtua?
Informan
Keluarga saya memang muslim, orangtua & adik-adik saya juga, karena lingkungan aku tidak taat, tapi aku masuk Islam tu setelah disini. Sebelum suamiku meninggal, aku sudah berjanji mau sholat. Padahal mertuaku haji ngomong sama suamiku jangan sekali-kali memaksa aku, yakin bahwa suatu saat aku pasti sholat. Suamiku seorang pendakwah tapi dia umurnya pendek, dia meninggal di usia 35 tahun. Setiap ke gereja, aku dianter suamiku juga. Setelah suamiku meninggal ya aku masih ke gereja terus. Semenjak di sini ini saya tanya sama ustadz yang biasa ngisi pengajian di sini. Pas puasa itu saya ikut tarawehan, berlanjut sampai sekarang. Saya disyahadat sama ustadz pas hari kamis waktunya pengajian di Aula, disaksikan sama simbah-simbah yang hadir.
Peneliti
Dulu kegiatan keagamaannya waktu masih anak-anak gimana mbah?
Informan
Karena lingkungan teman-teman saya, mereka kan baik sama saya dan sering main-main ke gereja. Diantara temen-temen, aku yang paling kecil, jadi sudah di anggap adik sendiri. Mereka tidak membeda-bedakan orang kaya harus dengan orang kaya, saya itu bisa dibilang kere lah. Orangtua mereka juga sering memberi sangu.
Peneliti
Orangtua simbah sendiri ngajari tentang sholat, puasa, ya tentang agama Islam?
Informan
Nggak, soalnya kan aku kekeh mba. tapi ya gak pernah marah. Orangtua saya tu hebat hatinya mau toleransi. Tapi KTP saya tetep Islam.
Peneliti
Terus usia yang sekarang bagaimana mbah menjalani kegiatan keagamaannya?
Informan
Sekarang saya menjalani sholat 5 waktu. Biarpun saya belum hafal ayatayat Qur‟an. Surat-surat pendek yang baru hafal itu Al-Fatihah, An-Nas, sama Al-Ikhlas. Saya nggak pernah ketinggalan juga kalo pengajian mba.
Peneliti
Mbah kegiatan sebelum di panti apa ?
Informan
Saya punya warung, tapi saya suka jadi baby sister
Peneliti
Mbah pernah merasa jauh sama Allah?
Informan
Enggak. Dulu saya non pun dekat sekali. Sekarang pun saya lebih dekat, sekarang untuk menebus dosa-dosa saya itu mba.
Peneliti
Yang mbah lakukan supaya dekat sama Allah bagaimana mbah?
Informan
Saya rutin sholat mba. tapi kalau sholat tahajud belum bisa mba. padahal sudah diajarin, tapi aku baru baru aja, kayaknya masih bingung mba.
Peneliti
Mbah pernah menganggap masalah yang dihadapi itu sebuah peringatan atas dosa yang dilakukan?
Informan
Iya, saya berpikiran begitu mba. makanya saya takut sekali mba. sekarang aku banyak fitnahan di sini. Aku sedih banget, tapi ya aku mikir, oh mungkin ini karena orang baru mungkin ini cobaan. Orang yang semakin dekat itu banyak godaan dan cobaannya. Ya sekarang aku diam saja. Aku tu sebel kalo ngeliat itu teman-teman yang lain kalo pake baju yang transparan, apalagi tetangga sebelah tidak pernah memakai celana dalam. Kan ya aku rishi liatnya, apalagi kalo cowo-cowo yang liat, aku malah malu sendiri. Aku juga di fitnah katanya mau ngepruk pake kursi di senaman, di fitnah pacaran sama mbah DM, padahal ndak lho mba, aku
sampai di tegur atasan. Mereka tu ya percaya aja, kok ndak di klarifikasi dulu. Aku bilang kalo ibu percaya sama omongannya dia berarti ndak ada bedanya. Aku bilang begitu, Saya tidak pernah takut karena masih ada Allah, apa-apa serahkan Allah. Peneliti
Mbah bagaimana menyikapi ajaran islam sekarang? Kan kita disuruh sholat puasa, dan menghindari perbuatan dosa.
Informan
Pokoknya kita harus takut sama Allah, rasa percaya sama Allah kita pasti bisa terhindar dari dosa, tapi itu dosa yang disengaja. Kalo yang ndak disengaja kan kita juga ndak tau. Misalkan kita ngomongin yang ndak ada dasarnya kan itu sudah dosa yang disengaja, ngambil punya orang itu juga kan disengaja, ya kan. Aku gak mau yang kayak gitu mba. Aku takut kalo kayak gitu mba. Ada yang bilang aku dionek-onek sama si A, aku yo wes ben, malah dosaku berkurang, ikhlas aku dionek-oneke, karena aku gak mau di adu domba soale aku kan gak denger sendiri to mba. Kalo aku dengar sendiri ya baru tak tanyakan. Dan kalo sudah salah ndak harus aku nyuruh minta maaf. Aku sendiri mba, kalo aku yang salah ya minta maaf biarpun sama anak kecil.
Peneliti
Di usia yang sekarang mbah sudah mantap dalam beragama?
Informan
Mantap sekali,
Peneliti
Mbah percaya adanya Allah, Malaikat, kehidupan di akhirat dll?
Informan
Ya percaya dong, harus percaya. Kalo nggak percaya, percuma kita punya Tuhan kan. Makanya kita harus bener-bener hati-hati hidupnya mba. Wong kita yang dibawa cuma amal to mba. Lha itu yang membawa kita kesana to nanti. Masuk surga atau tidaknya kan dari amalan kita. Mungkin aku yo masuk neraka si mungkin.
Peneliti
Mbah pernah merasa takut sama kematian?
Informan
Ndak, aku selalu siap kok mba.
Peneliti
Ketika ingat itu, apa yang mbah lakukan?
Informan
Dengan memperbanyak amalan-amalan kita mba, untuk bekal di sana itu.
Peneliti
Mbah percaya adanya Allah, Malaikat, Nabi&Rasul, Surga&Neraka?
Informan
Iya, dari dulu saya percaya mba.
Peneliti
Kalau mendengar kata surga dan neraka itu gimana menurut mbah?
Informan
Saya biasa saja mba. Saya nanti masuk surga atau neraka itu urusan Allah. Tapi sebisa mungkin kita itu menjaga lho mba. Diterima atau enggaknya itu urusan Allah. Saya pasrah mba, ndak ada rasa ketakutan sama sekali. Umpamanya saya takut tapi saya melakukan kesalahan yang disengaja itupun sudah dosa, itu yang tak buat patokan gitu.
Peneliti
Mbah sholat wajibnya tepat waktu?
Informan
Kadang-kadang engga e mba. Kayak baru ngepel gitu apa mau tak tinggal itu kan ndak bisa mba. Nanti dikira gak mau ngerjain, susahnya disitu itu mba.
Peneliti
Kalo sholat sunnahnya gimana mbah?
Informan
Sholat sunnah iya, qobliyah ba‟diyah.
Peneliti
Dalam sehari mbah membaca Al-Qur‟an?
Informan
Aku belum bisa kok yaa. Belum bisa baca sama sekali. Baca surat-surat pendek ya cuman kalo sholat tok mba. Kalo baca tulisan latin itu mba, bacaan sama tulisannya pun sering keleru, aku takut itu mba, kalo salah kan artinya juga lain toh.
Peneliti
Setiap selesai sholat, mbah baca dzikir?
Informan
Iya selalu, Istighfar, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Laailaahaillallah hooh toh.
Peneliti
Iya mbah, Kalo puasa ramadhan, mbah puasa?
Informan
Iya, full aku mba. Puasa sunnah senin kamis yo kadang-kadang
Peneliti
Mbah pernah ngasih infaq/shodaqoh?
Informan
Di sini tu jarang punya uang mba. Kalo ada ya iya, kalo ndak ya ndak.
Peneliti
Gimana perasaannya mbah setelah ngasih itu?
Informan
Lega aku mba, seneng gitu. Saya kalo bisa ngasih ke orang tu seneng banget mba.
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Selalu mba, ndak ada rasa su’udzan. Saya takut kalo itu. Umpamanya ada barang saya hilang, rasa curiga iya, karena saya liat orang itu masuk ke tempat saya, tapi kan saya ndak liat ngambilnya. Saya hati-hati sekali kalo dosa yang disengaja kok mba.
Peneliti
Mbah kalo teman-teman di sini ada yang memerlukan bantuan, bagaimana menurut mbah?
Informan
Ya harus ingat mba, sudah kewajiban kita, manusia itu harus saling tolong menolong toh.
Peneliti
Kalo ada teman yang salah terus minta maaf sama mbah, gimana sikap mbah?
Informan
Aku tu belum minta maaf juga udah tak maafin kok mba.
Peneliti
Mbah pernah berlaku tidak jujur?
Informan
Ya pernah dong, manusia itu pasti pernah. Cuma porsinya saja yang berbeda. Kalo saya gak jujur itu demi kebaikan mba. Umpamanya kita ini ngomongin orang terus terpaksa bohong, aku ki ora ngomongin kowe, kayak gitu kan aku udah gak jujur.
Peneliti
Mbah pernah merasa dekat sama Allah?
Informan
Ya sekarang pun dekat mba sama Allah. Dulu sama Tuhan. Kalo sekarang Allah ya deket sama Allah.
Peneliti
Rasanya gimana mbah ketika dekat dengan Allah?
Informan
Rasanya di hati kan sejuk sekali mba, senang sekali, adem banget mba.
Peneliti
Mbah merasa doa-doa yang mbah minta itu terkabul?
Informan
Saya rasa banyak yang terkabulnya mba, daripada yang ndak.
Peneliti
Mbah ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al-Qur‟an itu hatinya bergetar?
Informan
Iya dong, rasanya ga karuan gitu, kepengin sholat, tapi terbentur itu tadi. Saya bener-bener merasa terpanggil.
Peneliti
Bagaimana cara mbah memanjatkan syukur sama Allah?
Informan
Alhamdulillah, bersyukur itu selalu mba.
Peneliti
Kegiatan sehari-hari mbah di sini ngapain?
Informan
Bersih-bersih, nyapu, ngepel kalo pagi, kegiatan di panti juga selalu saya ikuti.
Peneliti
Kegiatan yang paling mbah sukai?
Informan
Saya rasa senang semua mba. Terutama senam, soalnya aku sendiri merasakan ya kalo gerakan kita bener, jangan setengah-setengah itu manfaatnya besar sekali, kegiatan rohani, dendang ria
Peneliti
Mbah sering ikut pengajiannya?
Informan
Iya dong selalu aku, nanti kalo udah selesai, ada yang gak tau, tanya. Sharing sama ustadz/ustadzah, kalo ga ya sama yang psikologi itu loh. Soal masalah apapun saya cerita sama dia. Soale ga mungkin kemanakemana, jadi saya percaya.
Peneliti
Mbah sekamar ada berapa orang?
Informan
Berdua, baik kok dia. Saya juga tak anggep baik. Mbah FM itu kan yang ngladeni makan saya, kalau bawa apa kan gemeter, tadinya kan yang ngambil ke dapur kan dia, tapi sekarang ndak boleh, lha daripada nanti jatuh, nanti malah kacau toh, jadi saya sama mbah KM yang bawa nasi terus saya bagi-bagikan, saya sama temen-temen sewisma ya bagus semua, seperti sodara. Sama yang lain juga. Tapi saya sering disalah tafsir
VERBATIM WAWANCARA 8 Nama
: FT
Usia
: 70 tahun
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Maret 2017 Waktu
: 10.40 WIB – selesai
Lokasi
: Ruang tamu Wisma B
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragama Islam turunan dari orangtua?
Informan
Iya, tapi memang bukan sekedar turunan saja, banyak masukan tentang agama. Ada turunan, tapi yang melenceng kan banyak. Ini bukan agama turunan, tapi anugrah Allah.
Peneliti
Mbah boleh cerita kegiatan keagamaannya dulu waktu masih anakanak sampai remaja/dewasa?
Informan
Dari kecil saya memang senang mengikuti semua ajaran-ajaran Islam. Jadi sejak kecil saya sudah belajar ngaji ya mengenal huruf hijaiyah kalo sekarang „Iqro namanya, tapi gak sampai tuntas saya langsung bisa masuk juzz amma. Di kampung ku memang kampung Islam. Belajar di Musholla, nanti ada khusus setiap habis maghrib, anak-anak kecil yang seusiaku kumpul di ajari sholat, baca-baca iqro‟ sampai meningkat pada surat-surat yang pendek, setelah khatam juzz amma, langsung lanjut Al-Qur‟an. Saya sekolah sampai SGTK jadi sederajat dengan SMA.
Peneliti
Di usia yang sekarang, bagaimana mbah menjalani aktivitas keagamaannya?
Informan
Alhamdulillah, selamanya saya tidak pernah tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya. Selalu apa saja yang diperintahnya, sepengetahuanku
sebisaku, saya lakukan. Peneliti
Dulu orangtua simbah ngajarin sholat, puasa, dll?
Informan
Bapakku dulu memang guru agama, tapi guru agama hanya sebagai ustadz saja,
Peneliti
Mbah kegiatan sebelum di panti apa saja?
Informan
Saya ngajar TK, ada 20 tahun. Berkecimpung di organisasi-organisasi, nggak ngajar tok, itu di luar rumah tangga. Rumah tangga nomer satu, nomer dua kegiatan-kegiatan.
Peneliti
Mbah bisa sampai di panti ini gimana?
Informan
Itu karena saya udah gak punya turunan, dan suami udah gak ada, terus rumah saya jual yang di jakarta, saya kembali ke jogja. Prinsip saya, saya itu jangan sampai menumpang. Saya itu sensitif, kemudian Ketika uang bekal untuk hidup sudah menipis. Kayak saya diprogram gitu lho. Saya putuskan untuk memilih tinggal di panti. Menjadi keputusan sendiri tanpa dipaksa atau didorong-dorong. Kebetulan sahabat saya kan suka masuk-masukin orang ke panti, terus saya minat, akhirnya saya dimasukan. Sana observasi dulu, memang saya niat dan dan saya jalani,
yang
penting
saya
tidak
mengikuti
sesuatu
yang
membahayakan, lalu saya mohon petunjuk dari Allah. Peneliti
Mbah pernah merasa jauh dari Allah?
Informan
Gak, malah saya ingin selalu mendekat. Sesulit apapun yang bisa saya lakukan ya dilakukan. Cari keridhoan-Nya.
Peneliti
Yang mbah lakukan supaya dekat dengan Allah gimana mbah?
Informan
Supaya saya dekat dengan Allah saya selalu berdoa. Saya suka mendengarkan tausiyah-tausiyah, ustadz/ustadzah yang manapun perlu saya serap, diambil intisarinya. Saya juga bertanya, yang sekiranya saya belum faham ya saya tanya ke ustadz/ustadzah. Atau saya mendengar dari radio, tapi kalo radio saya gak bisa nanya, hehe.
Banyak bertanya memang saya harus banyak belajar agama sampai nanti dipanggil. Menuntut ilmu kan dari buaian sampai liang lahat. Peneliti
Mbah pernah mengalami konflik batin sehingga membuat mbah semakin taat?
Informan
Iya, pertama dari ujian-ujian terus saya meningkatkan, mendekat pada Allah tapi ujian makin berat-makin berat, tapi ya Alhamdulillah banyak dorongan dari mana-mana supaya saya kuat dan semangat lagi.
Peneliti
Mbah menganggap ujian atau cobaan yang dihadapi itu sebuah peringatan atas dosa yang dilakukan?
Informan
Iya, saya itu harus mengakui bahwa saya masih banyak dosanya, tidak boleh manusia itu menyombongkan diri itu tidak boleh. Menganggap tidak punya dosa itu gak boleh, itu juga suatu larangan. Yang tidak berdosa kan hanya Rasulullah, tapi Rasulullah juga masih istighfar lebih dari 100x yang udah menjadi kekasih Allah. Untuk meniru ya tidak bisa. Seperti kiai manapun tidak akan mampu. Saya bisa ngomong begini karena mendengar tausiyah dari manamana. Kan menambah wawasan dan saya bisa bicara. Simbah lain kurang menyerap pelajaran dari yang dia dengar, dateng ya dateng aja, ngelamun, ngantuk, bengong, atau bicara sendiri. Kalo saya soal agama nomer satu di detik-detik kematian. Melihat usiaku yang merasa harus lebih dekat-lebih dekat. Soal diterima enggak kan urusan Allah. Semoga usahaku semampuku sebisaku diterima, kita perlu membesarkan hati kita. Jangan kebanyakan jangan-jangan, yang penting usaha. Seperti khusyu itu amat sangat sulit, kadang-kadang empat rokaat itu satu rokaat saja tanda tanya.
Peneliti
Mbah di usia yang sekarang sudah mantap dalam beragama?
Informan
Ya mantap, bisa dibilang sekarang usianya sudah di puncak, menuju
yang kita lebih teliti lagi tentang diri kita sendiri soal dosa. Gak boleh kita sombong gak punya dosa. Gak boleh menganggap saya udah ini udah ini. Kekurangan pasti masih banyak, menurut pandangan Allah. Menurut pandangan manusia mungkin sudah tapi ternyata menurut pandangan Allah belum tentu, kan kita gak tau. Yang ngerti kan hanya kita dan Allah. Kita menghendaki bahagia tapi Allah? Kan gak bisa dipastikan. Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Parcaya, harus percaya. Kan sudah diadakan oleh Allah. Ya dengan membaca Al-Qur‟an tentang siksa-siksa yang bermacam-macam di neraka itu lho ngeri banget. Kasian dengan mereka-mereka itu, ada yang mengatakan kalo saya dikembalikan ke dunia saya akan gini gini gini, tapi yo mana mungkin. dan mendengar pengajian-pengajian
Peneliti
Mbah pernah merasa takut sama kematian?
Informan
Nggak, saya justru siap. Pokoknya saya sudah siap. Yang penting rukun Islam semua Alhamdulillah sudah saya jalani, terserah Allah saja. Di terima atau enggaknya, yang penting saya ikhlas menjalani, dan hanya menginginkan keridhoan-Nya, gak pengen apapun. Memberikan perbuatan hidup saya untuk berbuat kebaikan kepada siapapun ingin dapat ridho Allah. Allah ridho, orang gak ridho ya masa bodo, orang-orang itu kan biasanya kalo dikasih kurang melulu toh ya terserah, hehe. Justru malah didholimi difitnah udah makananku itu. Yang penting tujuanku baik.
Peneliti
Mbah percaya adanya surga dan neraka? itu menurut mbah gimana?
Informan
Ya ada, Kalo surga itu gak perlu di pikir, karena memang itu tempat tinggal yang abadi. Yang dipikirkan jangan sampai aku tu bau neraka, apalagi mendekat, apalagi menjalani. Sekuat mungkin, apa yang diperintahkan Allah lewat Rasulullah, saya jalankan semampuku.
Peneliti
Mbah menjalani sholat wajibnya tepat waktu?
Informan
Ya Alhamdulillah, sholat sunnah dijalani, qobliyah ba‟diyah, tahajud, dhuha.
Peneliti
Mbah menjalani puasa ramadhan?
Informan
Iya, seluruhnya gak akan saya tinggal selama saya masih hidup. Kalau untuk puasa sunnah biasanya senin kamis, tapi akhir-akhir ini lagi kurang sehat.
Peneliti
Dalam sehari mbah membaca Al-Qur‟an?
Informan
Habis maghrib, kalo ada waktu ya selain habis maghrib tadarus. AlQur‟an nya ini dengan tajwid ya bener mba. Maksudnya itu ngerti, sudah ngerti dasarnya. Terus paham terus apal tu enggak. Yang penting ngerti maksudnya di surat it tu secara globalnya maksudnya ini.
Peneliti
Mbah bacaan dzikir yang biasa dibaca ketika selesai sholat gimana?
Informan
Banyak, yang wajib itu harus saya baca. Kalo ada tambahan-tambahan pas ngaji, malah minta tolong dituliskan sama ustadz untuk saya hafal. Kalo mbah NR itu sistem zaman dulu yang mengucapkan lafadz-lafadz dalam suratnya itu banyak yang ditambahin, banyak yang gak karukaruan. Mbah MD waktu baru-baru juga ngikut mbah NR, juga membaca lafadz-lafadz adzan juga masih salah. Orang ini kalo dibetulkan marah, apalagi cuman temen. Dibetulkan sama guru-guru aja gak digubris. Gimana syarat sah nya seorang imam. Kan saya baca ayat-ayat surat-surat apapun saya bingung. Sekarang karena dia udah dulunya orang stres toh, dia kembali stres. Kok di suruh jadi makmum, mana saya mau. Seorang imam itu, orang yang bersih dengan wudhu. Kalo mbah noro itu saya ndak mau. Mendingan saya di rumah, walaupun di musholla berjamaah itu kan 27x lipat, tapi kalo yang jadi imamnya gak normal? Syarat jadi imam kan gini gini ada 6, satu syarat tua nya dapet, yang 5 nggak dapet. Kalau diganti tu ya marah. Kalau
yang ganti dari luar dia baru takluk, kalo yang sama-sama sekandang marah, karena merasa dirinya lebih pinter, kesombongannya itu udah tua masih dipelihara. Kesombongan merasa dirinya bener, pinter, sudah khusyu. Maksud hati ingin jamaah, Allah kan maha tau. Apa boleh buat. Yang penting tepat waktu udah siap, sebelum waktu saya dateng. Manusia kan harus punya prinsip, gak orang salah diikutin. Ya ngerti yang salah mana yang bener mana. Peneliti
Mbah suka memberi infaq/shodaqoh?
Informan
Iya tapi tidak di sini. Saya titip pegawai sini dikasih ke masjid.
Peneliti
Gimana perasaannya mbah?
Informan
Ya seneng aja, merasa bisa berbuat walaupun sedikit.
Peneliti
Mbah ada amalan-amalan lain yang sering dilakukan?
Informan
Waktu yang paling panjang kan malem ya itu buat mengerjakan amalan-amalan yang baik. Kalo pas dzuhur kan sedikit ya menyesuaikan situasi dan kondisi saja.
Peneliti
Mbah merasa doa-doa yang diminta sering terkabul?
Informan
Saya merasa dikabulkan, setiap ada orang yang mengganggu, pasti mundur. Alhamdulillah dukungan dari sodara, dari teman, dari pegawai. Wong saya benar walaupun dia pegawai ya dengan doa tunjukanlah yang benar dengan yang benar. Allahumma arinal haqqo haqqo. Dijauhkan yang salah. Ada peristiwa kemudian ada guru ndak dibolehkan sehubungan dengan apa yang saya alami, lagi sholat, lagi dzikir dulu dengan sekomplit-komplitnya dzikir, ya merasa semakin tambah umur-tambah umur, kuburan udah semakin menganga di depan kita. Membayangin seolah-olah di pinggirnya. Hati-hati menata hati saya untuk mengarah masuknya kubur, biar diberi kuburan yang luas dan terang. Taman surga, semoga yang saya hadapi nanti seperti itu. Kemudahan-kemudahan dalam kubur, jalan di sirotol mustaqim, di
waktu hisab. Kalo ga dihisab gak mungkin. Yang gak dihisab kan cuma Rasul. Rasul kan cuman lima, yang paling berat kan Rasul dan Nabi Ibrahim yang dimasukan dalam Al-Qur‟an. Dua orang itulah yang jadi pilihan Allah yang harus kita ikuti Peneliti
Mbah ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al-Qur‟an hatinya bergetar?
Informan
Bergetar sih tidak, hanya mengamati dalam hati, terus meresapi, diusahakan kalo mendengar adzan yo njawab doa adzan, menirukan adzan
Peneliti
Mbah satu kamar berapa orang?
Informan
Berdua sama mbah MJ, dia non Islam, tapi baik. Kalo masanya sholat ya ngingetin. Kalo masanya tahajud saya dibangunin, Bu, sholat!. Dia faham, saya juga harus memahami agamanya dia. Saya ndak boleh seenak saya sendiri.
Peneliti
Hubungan dengan teman sewismanya gimana?
Informan
Ya bermacam-macam, ada yang enak ada yang enggak. Ya nggak ya udah, bukan ditinggal gak kenal gak, masa bodoh. Kalo diajak udah susah? Saya kan disuruh jadi koordinator di sini. Yang penting diingetin, sudah melakukan apa yang diperintahkan dari sini, gitu aja.
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Diambil yang positif aja, khusnudzon jangan su’udzon. Walaupun menjengkelkan kan tetep ada kebaikannya. Sejahat-jahatnya manusia, kebaikan pasti masih ada. Yang saya amati seperti itu. Jangan menganggapkan dia jelek terus jelek semua. Seperti kisah rasul yang sangat menyesal ketika menyaksikan pamannya Abu Talib yang telah membela mati-matian, jiwa raga, nyawapun dia pertaruhkan utuk membela ajaran Nabi ternyata menghembuskan nafas terakhirnya ga mau nyebut asma Allah. Suka
kasian dengan orang-orang yang sulit, makin sekarang makin banyak manusia yang ingkar dari agama Islam. Yang keliatannya berjilbab, sholat, tingkah lakunya, disini saja tidak usah di luar hampir 75%, pegawai saja yang ibadahnya baik, yang saya liat bener-bener baik 2, perempuan 2 juga. Yang lain-lain hanya sekedar menunaikan kewajibannya saja. Dari tingkah laku saya sudah bisa melihat, dia orang benar atau enggak. Kalo saya sendiri terserah orang mau menilainya. Tidak mau mengangkat diri sendiri, hanya Allah yang tau. Peneliti
Mbah ada perbedaan perilaku ga simbah yang lama dengan simbah yang baru?
Informan
Jauh banget, bagaikan bumi dan langit. Hanya berjilbab aja. Mereka itu gak ngerti, satu huruf pun gak ngerti. Kalau sholat juga sama aja, takbir ya takbir, doa enggaknya gak tau. Seperti boneka. Satu wisma kayaknya gak ada yang bener-bener ngerti. Hanya beberapa saja bisa dihitung. Di samping karakter juga asal mula dimana mereka tinggal. Pertama lingkungan keluarga, kedua lingkungan hidup. Kalo lingkungan saya kan Alhamdulillah muslim muslimah semua. Kalau saya ada orang banyak bicara penyuluh-penyuluh agama saya ambil intisarinya. Tidak semuanya harus saya serap. Yang baik ya saya laksanakan
Peneliti
Mbah selalu rutin ikut pengajian disini?
Informan
Iya dateng, sakit kaya apa ya itu untuk bekal. Banyak sekali yang didapatka dari situ, apalagi kalo mengajukan pertanyaan, pertanyaanku untuk
ustadz/ustadzah
tapi
yang
menerima
untuk
semua.
Ustadz/ustadzah juga tau simbah-simbah disitu, apa kaget, bengong, ngantuk, nglamun, kosong pandangannya. Kan banyak yang kosong pandangannya, gak mengerti, dia denger tapi gak tau. Bukti dari semua perkataan dan tingkah laku itu tidak ada yang berubah. Menggibah
terlalu banyak, duduk berderet-deret pagi-pagi sampai siang itu, masuknya siang tidur doang sebentar, makan, nanti ngobrol lagi, nggak suka seperti itu, bukan aku gak mau bergaul atau berkumpul, gak ada artinya. Lebih seneng sama anak-anak PKL kan nambah pelajaran selain pengetahuan Islam kan kesehatan. Kan lebih asik bicara sama anak-anak. Bukan saya gak mau sama mereka, mau, tapi nanti larinya ke gibah-gibah. Kan nambah dosa. Dosa saya masih banyak ditambahin lagi-tambahin lagi, sudah tua. Malah nambah dosa. Berusaha menghapus toh, sedikit-sedikit kita melangkah ke mushola, kaki kanan untuk menambah pahala, kaki kiri untuk mengurangi dosa. Menyingkirkan apa yang di jalan, kira-kira membuat orang bahaya, kan nambah pahala. Bukan uang uang uang. Disini uang melulu, darimana duitnya? Kata rasulullah nanti di surga kebanyakan orang miskin.
VERBATIM WAWANCARA 9 Nama
: CN
Umur
: 68 tahun
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Maret 2017 Waktu
: 13.00 WIB – selesai
Lokasi
: Beranda Gedung Ketrampilan
Status
: Manula
Pelaku
Teks
Peneliti
Mbah beragama Islam turunan dari orangtua?
Informan
Ya, memang dari kecil saya Islam
Peneliti
Mbah bisa cerita kegiatan keagamaan waktu dulu masih anak-anak sampai remaja/dewasa?
Informan
Waktu anak-anak dulu saya pendidikan SD, jadi tidak mengenal pondok pesantren, ketika berbicara seperti anak pondok, saya tidak bisa. Saya sekolah SD saja sampai 8 tahun karena nunggak, setelah itu masuk pendidikan lanjutan, dulu tidak ada SMP/MTs tapi PGA PGAA, terus pada tahun 1977 baru menyelesaikan pendidikan SGA nya. Kemudian ada waktu pendidikan agama di tingkat kabupaten. Kalo masalah sholat puasa ya wajar-wajar saja.
Peneliti
Mbah orangtua dulu juga ngajari tentang sholat, puasa?
Informan
Ya, orangtua dulu juga ngajari. Orang tua saya juga orang agama. Saya juga bergerak di departemen agama. Berhenti dari pekerjaan tahun 2004
Peneliti
Mbah
usia
yang
sekarang
gimana
menjalani
kegiatan
keagamaannya? Informan
Ya sudah menyelaraskan kebutuhan, melaraskan tentang usia.
Pokoknya ya apa adanya. Sekarang di bidang politik sudah tidak mengenal. Kalo saya mengatakan iya ya iya, kalo tidak ya tidak. Kalo ibadah itu masalah hak-hak daripada tuhan untuk menentukan saya sendiri. Peneliti
Mbah pernah belajar agama dimana saja selain di sekolah?
Informan
Hanya di sekolah saja
Peneliti
Sebelum mbah masuk panti itu kegiatannya apa?
Informan
Kegiatannya ya layaknya seperti orang muda, kesana kemari ga ada waktu. Waktunya itu hanya untuk dolan saja
Peneliti
Mbah pernah mengalami konflik batin/masalah yang membuat mbah semakin taat dalam beragama?
Informan
Masalah itu selalu ada pada manusia, semakin tua cobaan hidup semakin banyak
Peneliti
Mbah gimana menjalani sholat wajibnya?
Informan
Alhamdulillah sampai saat ini saya masih bisa sholat berdiri, tapi kalo berdiri secara makmum ga bisa, jadi saya sholatnya di wisma.
Peneliti
Mbah masih bisa baca Al-Qur‟an?
Informan
Bisa baca Qur‟an yang lengkap ada harokatnya. Karena kondisi saya seperti ini saya dengarkan saja dari radio.
Peneliti
Di usia sekarang, mbah sudah mantep dalam beragama?
Informan
Selama akal masih ada, ya mantep, Islam itu agama pilihanku AlQur‟an kitabku.
Peneliti
Mbah percaya sama kehidupan di akhirat?
Informan
Ya percaya saja, Allah menciptakan tuntunan hidup bahagia dunia dan akhirat apa tidak bisa percaya? Saya percaya
Peneliti
Mbah pernah merasa takut sama kematian?
Informan
Kalau dulu waktu masih muda, kalo sekarang saya tidak takut. Kalo sekarang mungkin jika Allah menghendaki.
Peneliti
Mbah kalo inget mati, yang mbah lakukan apa?
Informan
Hanya ucapan, Astaghfirullah astaghfirullah
Peneliti
Mbah kegiatan sehari-hari di sini ngapain?
Informan
Kalau tidak ada acara ya seperti ini duduk duduk. Kalo ada acara disini ya sekuat tenaga saya tidak memaksa, mempelajari ilmu agama lewat kegiatan yang di kaji
Peneliti
Kalau ada kegiatan agama di sini mbah hadir terus?
Informan
Saya hadir kalo hari Kamis, Jum‟at tidak.
Peneliti
Mbah setiap selesai sholat baca dzikir?
Informan
Iya tapi tidak begitu lama, paling astaghfirullah 3x,
Peneliti
Mbah merasa doa-doa yang diminta sering dikabulkan?
Informan
Saya tidak merasa, ya doa saya robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti khasanah.
Peneliti
Mbah menjalankan puasa ramadhan.
Informan
insyaAllah, saya belum pernah bolong puasa. Dulu waktu muda puasa sunnah, sekarang karena kondisinya sudah terkena penyakit paling yang menjelang idul adha.
Peneliti
Mbah suka berprasangka baik sama orang lain?
Informan
Terhadap orang lain memang harus berprasangka baik, tidak hanya harus, tapi kewajiban.
Peneliti
Kalau ada teman yang memerlukan bantuan, sikap mbah gimana?
Informan
Saya tidak memaksa, kalau ada ya saya bantu seadanya, kalo tidak ya tidak.
Peneliti
Mbah kalo misalkan ada teman yang salah terus meminta maaf sama mbah, gimana menurut mbah?
Informan
Saya maafkan, tapi demi kebaikan untuk dia dan untuk saya, maka saya harus hati-hati.
Peneliti
Mbah satu kamar ada berapa orang?
Informan
Saya sendiri
Peneliti
Hubungan dengan teman sewisma gimana mbah?
Informan
Biasa saja, dia tidak ada urusan sama saya, saya juga tidak ada urusan sama dia.
Peneliti
Mbah pernah merasa musibah yang kita terima itu sebuah peringatan atas dosa yang dilakukan?
Informan
Iya pernah, musibah itu kan suatu kejadian yang tidak diinginkan
Peneliti
Mbah ketika dekat sama Allah perasaannya gimana?
Informan
Perasaan malu dan khawatir di hadapan Allah. Malu karena kenapa sesuatu yang salah kok malah dikerjakan. Khawatir kalau musibah itu diurai lagi lalu kita lebih banyak ibadah di hadapan Allah. Khawatir dosa saya tidak diampuni.
Peneliti
Mbah merasa hatinya bergetar ketika mendengar adzan atau ayatayat Qur‟an?
Informan
Tergantung pada penghayatan seseorang kalo itu. Karena manusia saya merasa lemah diri, tidak merasa bergetar.
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi Nama
: Nikmatus Sya‟diah
Tempat, Tanggal Lahir
: Brebes, 28 Desember 1994
Alamat
: Dk. Balongsari Rt 03/06 Kutamendala, Tonjong, Brebes, Jawa Tengah. Kode Pos: 52271
Email
:
[email protected]
No. Hp
: 081911639523
Riwayat Pendidikan 1. MI Muhammadiyah Kutamendala (2000 – 2006) 2. SMP Muhammadiyah Linggapura (2007 – 2010) 3. SMA Muhammadiyah Tonjong (2010 – 2013) 4. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2013 – sekarang) Pengalaman Organisasi 1. Ketua Bidang Kewirausahaan IPM SMA Muhammadiyah Tonjong Periode 2010 – 2011 2. Ketua Bidang Ipmawati IPM SMA Muhammadiyah Tonjong Periode 2011 – 2012 3. Anggota Bidang Immawati IMM FAI UMY periode 2013 – 2016 4. Anggota Divisi Intelektual dan Wacana Pendidikan HIMA PAI UMY periode 2014 – 2015 5. Ketua Divisi Intelektual dan Wacana Pendidikan HIMA PAI UMY periode 2015 – 2016 6. Anggota Divisi Seni dan Budaya UKM Al-Mujaddid UMY periode 2014 – 2015 7. Anggota Divisi Pengajaran UKM Al-Mujaddid UMY periode 2015 – 2016