BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini pada hakekatnya merupakan sebuah studi tentang kajian pengelolaan kawasan pada Kawasan Wisata Senggigi, Nusa Tenggara Barat ditinjau dari aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan penyebab sebelumnya, penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan dibantu metode kuantitatif sederhana. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan, serta berupa angka-angka dan perhitungan.1 Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angkaangka.2 Pendapat lain mengenai penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif serta proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan.
1 2
www.wikipedia.com, diakses tanggal 14 April 2010, pukul 10.00 wita. Moleong, (1988) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, 1998).
34
35
Dari penelitian kuantitatif akan dicari ada atau tidaknya lembaga formal dan lembaga informal serta aturan dan kebijakan yang mengatur kawasan dan dari penelitian kualitatif akan dicari kedudukan dan peran kelembagaan pada pengelolaan kawasan, partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan berperan dalam Kawasan Wisata Senggigi, keseriusan pemerintah dalam mengelola Kawasan Wisata Senggigi, kontribusi pengusaha terhadap Kawasan Wisata Senggigi dan cara kerja kelembagaan pada kawasan ini. Pendekatan penelitian yang dilakukan ini melalui beberapa tahapan, yakni diawali dengan mengumpulkan data mengenai pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan
pada
kawasan
pesisir
dan
kawasan
pariwisata,
rencana
pengembangan pengelolaan Pantai Senggigi sebagai kasus studi/ objek penelitian, menentukan instrumen penelitian, menentukan metode yang dipergunakan mencakup observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Untuk tahapan selanjutnya, tahapan menganalisis data yang sudah terkumpul kemudian disajikan dalam wujud tesis.
3.2 Lokasi Penelitian Penelitian mengambil objek berupa aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi. Terletak di Desa
Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Pulau Lombok, merupakan kawasan wisata pesisir. Letaknya di sebelah Barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi panjangnya 30 km dan terletak di sebelah Utara kota Ampenan.
36
Gambar 3.1 Peta Provinsi NTB Sumber:http://www.warmasif.co.id/ukm/peta/gamb, diakses tanggal 28 Maret 2010, pukul 15.00 wita
Gambar 3.2 Peta Pulau Lombok, Kawasan Wisata Senggigi ditunjukkan dengan bulatan merah. Sumber:http://www.warmasif.co.id/ukm/peta/gamb, diakses tanggal 28 Maret 2010, pukul 15.10 wita
37
3.3
Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer didapatkan dari hasil wawancara, sedangkan data sekunder didapatkan dari literatur mengenai Kawasan Wisata Senggigi dan teori-teori yang mendukung pengelolaan dalam aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat. Sumber data utama/primer dalam penelitian ini adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen atau orang kedua.3 Berkaitan dengan penelitian ini, data primer antara lain bersumber dari Pemerintah Daerah Lombok Barat sebagai pengatur kebijakan, yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Lombok Barat, dan Badan Pusat Statistik Lombok Barat, pengusaha, yaitu; pemilik restoran, hotel bintang, hotel melati, rumah makan, diskotik dan usaha jasa lainnya pada Kawasan Wisata Senggigi, dan environmental suppoters (masyarakat setempat). Data tersebut digunakan untuk memprediksi jumlah kenaikan wisatawan, kelembagaan yang ada pada Kawasan Wisata Senggigi dan partisipasi masyarakat. Data sekunder dipilih melalui sumber tidak langsung, berupa literatur yang terkait dengan fokus penelitian, dokumen, dan laporan penelitian baik cetak maupun elektronik.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (CV. Alfabeta, 2009), hal.17
38
3.4 Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpulan data. Orang sebagai suatu instrumen memiliki senjata ”dapat memutuskan” yang secara luwes dapat digunakannya. Ia dapat menilai keadaan dan dapat mengambil keputusan4 Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah kuesioner, pedoman wawancara, alat rekam dan kamera
3.4.1 Kuesioner Kuesioner digunakan dalam observasi atau pengamatan langsung ke lapangan dilakukan untuk melihat hasil pengelolaan pembangunan Kawasan Wisata Senggigi saat ini. Kuesioner akan diberikan masyarakat di Desa Batulayar dan Desa Senggigi, tepatnya pada enam dusun di Desa Batulayar, yaitu Dusun Melase, Dusun Batulayar Desa, Dusun Batulayar Utara, Dusun Batubolong, Dusun Duduk dan Dusun Duduk Atas dari 13 dusun yang ada dan semua dusun yang ada di Desa Senggigi. Kuesioner akan diberikan pada koresponden yang memiliki usia produktif (18-56th) karena dianggap telah mempunyai penghasilan pribadi. Dari hal ini akan didapat pandangan masyarakat dua desa tersebut mengenai kondisi Kawasan Wisata Senggigi. (lihat lampiran no.1)
3.4.2 Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dipakai pada metode wawancara yang dilakukan pada orang-orang yang dianggap berkompeten mengenai pengelolaan kawasan pesisir 4
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, (PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hal. 19
39
dan kawasan pariwisata seperti Pemerintah Daerah, Pengusaha setempat, dan masyarakat sekitar. Di dalamnya termuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah dan sasaran pada penelitian yang dilaksanakan. (lihat lampiran no. 2) 3.4.3 Alat Rekam Alat rekam yang digunakan adalah tape recorder, untuk menyimpan hasil wawancara, agar hasil wawancara yang telah dilakukan dapat terekam dengan baik. Dapat juga digunakan sebagai bukti otentik atas hasil wawancara sehingga apabila ada masalah dikemudian hari dapat dibuktikan kebenarannya. 3.4.4 Kamera Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kondisi fisik kawasan pariwisata Senggigi saat ini sebagai objek dari penelitian dengan lebih akurat. Hasil yang didapatkan berupa gambar/foto digital.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan oleh penulis secara langsung di lokasi penelitian melalui beberapa teknik, yaitu observasi/pengamatan langsung, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi.
3.5.1 Observasi Berupa Pengamatan, Pengukuran, dan Pemotretan Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada objek yaitu Kawasan Wisata Senggigi. Fokus pengamatan yaitu melihat keberadaan lembaga
40
formal dan informal,
kondisi fisik bangunan, pengelola hotel dan restoran,
masyarakat sekitar dan peranan pemerintah. Instrumen yang digunakan dalam pengamatan yaitu wawancara, dan catatan-catatan. Observasi ini juga dibantu dengan penggunaan alat rekam berupa kamera dan tape recorder.
3.5.2 Wawancara Tujuan dari wawancara adalah menambah informasi mengenai pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan pada kawasan pariwisata pesisir yang telah dilakukan dan yang telah direncanakan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan pada Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Daerah Lombok Barat, yaitu pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Pusat Statistik, Dinas Pendapatan Daerah, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, dan Dinas Perairan dan Kelautan. Wawancara juga akan dilakukan pada tokoh-tokoh masyarakat di Desa Batu Layar dan Desa Senggigi, untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi, selanjutnya wawancara juga akan dilakukan pada pengusaha-pengusaha setempat, dimana penggolongannya berdasarkan pada pengusaha hotel bintang, hotel melati, villa, restoran, rumah makan, hiburan umum, biro perjalanan wisata, jasa boga, pedagang kaki lima dan pedagang asongan.
Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan
disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur dengan memakai instrumen pedoman garis besar pertanyaan yang akan digunakan dalam metode wawancara.
41
3.5.3 Kepustakaan dan Dokumentasi Dalam kepustakaan, data yang diperoleh melalui studi literatur, berupa literatur yang telah diterbitkan baik secara rutin maupun berkala, yaitu kepustakaan mengenai pengelolaan kawasan, pengelolaan pariwisata, kawasan wisata pesisir dan pariwisata berkelanjutan. Metode dokumenter adalah data berupa bahan dokumen, namun berbeda dengan literatur, dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter, misalnya autobiografi, kliping, dokumen pemerintah atau swasta, film, dan lainlain.
3.6 Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menguraikan dan menjelaskan karakteristik data yang sebenarnya yang terdapat saat ini. Data yang dideskripsikan adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan pengamatan, pengukuran, wawancara dan studi kepustakaan yang ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Dalam analisis kualitatif, menurut Sugiyono5, analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan. Analisis data dilakukan setelah selesai pengumpulan data di lapangan. Analisis ini akan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Jadi analisis data pengelolaan kawasan wisata ditinjau dari
aspek
kelembagaan
dan
partisipasi
masyarakat
dilakukan
setelah
mendapatkan data di lapangan dan selanjutnya akan dikembangkan. Analisis
5
Op. Cit. hal 244
42
kualitatif digunakan untuk mengkaji pengelolaan kawasan yang telah dilakukan pada Kawasan Wisata Senggigi, berdasarkan prinsip pariwisata berkelanjutan khususnya pada aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat. Analisis data dalam penelitian kuantitatif akan menggunakan statistik “inferensial”, yaitu penelitian dilakukan pada sampel, yang hasilnya akan diberlakukan pada populasi.6 Statistik ini disebut juga statistik probabilitas karena berdasarkan data sampel, kebenarannya bersifat peluang. Berdasarkan jumlah usia produktif dan mata pencaharian penduduk, akan dicari sampel untuk diwawancara mengenai aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat. Menurut rumus perhitungan besaran sampel7,
n = ___N___ N (d)2+1
Keterangan: n: Jumlah sampel yang dicari N: Jumlah populasi d: Nilai presisi (ditentukan sebesar 90%, d=0,1)
Untuk menganalisis kuesioner yang diberikan pada masyarakat, digunakan “skala Likert”. “Skala Likert” digunakan untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi individu maupun komunitas tentang kondisi sosial. 8 Dalam skala ini setiap instrumen memiliki rentang nilai dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat dibuat dalam bentuk checklist maupun pilihan ganda. Dalam penelitian ini, kuesioner dibuat dalam bentuk checklist. Masingmasing responden akan menberikan tanda (√) pada kolom yang telah tersedia. 6
Ibid. hal 148 Radiany dalam Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Prenada Media, Jakarta: 2005), hal : 105 7
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, (Alfabeta, 2009), hal: 93
43
Setelah itu akan ditentukan skor tertinggi dalam menjawab pertanyaan yang ditujukan pada masyarakat Desa Batulayar dan Desa Senggigi yaitu empat, dan skor terendah adalah satu. Skor empat mewakili keterangan pernah/aktif, skor tiga mewakili keterangan pernah/tidak aktif, skor dua mewakili keterangan pernah tetapi sudah selesai/tidak aktif dan skor satu mewakili keterangan tidak pernah/tidak aktif. Dalam tabel tabulasi, skor empat dianggap mewakili nilai baik, skor tiga mewakili nilai cukup baik, skor dua mewakili kurang baik dan skor satu mewakili nilai sangat kurang. Skor akan dijumlahkan sesuai dengan pilihan masing-masing responden, dan disimpulkan dengan jumlah prosentase.
3.7
Penyajian Hasil Analisis Data Penyajian data adalah beberapa informasi tersusun yang dapat memberikan
kemungkinan suatu penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian informasi dilakukan dalam bentuk teks naratif. Selanjutnya, hasil teks naratif tersebut diringkas dalam bentuk tabel dan sketsa yang memperlihatkan model kelembagaan dalam pengelolaan kawasan pada Kawasan Wisata Senggigi sehingga dapat memacu perkembangan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas lingkungan. Penarikan simpulan merupakan satu bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan analisis yang cermat dan mendalam terhadap data yang diperoleh. Simpulan yang didapat harus mampu
44
memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan yang telah dikemukakan dalam Rumusan Masalah penelitian ini.
mb
xlv