Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
INSTRUMEN PENATAAN RUANG YANG MENDUKUNG PEMBANGUNAN
Oleh Budi Situmorang Direktur Jenderal Tata Ruang
Yogyakarta, 7 September 2016
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
OUTLINE 1. INTEGRASI RENCANA TATA RUANG DAN RENCANA PEMBANGUNAN
2. REVISI RENCANA TATA RUANG NASIONAL 3. PENYELESAIAN RENCANA TATA RUANG DAN RENCANA DETAIL TATA RUANG 4. PENINGKATAN KUALITAS PERATURAN PERUNDANG -UNDANGAN BID. TATA RUANG 5. RENCANA TATA RUANG BERBASIS PENGURANGAN RESIKO BENCANA 6. DUKUNGAN KELEMBAGAAN KOORDINASI DALAM PENATAAN RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
1. INTEGRASI RENCANA PEMBANGUNAN DAN RENCANA TATA RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
METODE INTEGRASI PSN/ NAWACITA KE DALAM RENCANA TATA RUANG PROGRAM PSN/NAWACITA : -
Lokasi PSN Status Perda RTRW Prov/Kab /Kota
Pembangkit Listrik 35 GW 3.6500 Km Jalan Nasiaol Jaringan Jalur Kereta Api 65 Waduk Bandar Udara Pelabuhan
Revisi PP 26 Tahun 2008 tetang RTRWN
a. Sesuai/Cocok/ Terakomodasi (minimal salah satu RTRW)
Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang
Identifikasi Lokasi dan Trase
Plotting PSN di RTRW Provinsi Kabupaten/Kota
b1. Segera Revisi Karena Umur Perda ≥ 5 Tahun b. Belum Terakomodasi b2. Usia Perda < 5 Tahun b2. 1. 1-2 tahun b2. 2. 2-3 tahun b2. 3. 3-4 tahun b2. 4. 4-5 tahun
c. Akan diakomodasi
Proses Peninjauan Kembali dan Revisi Proses Terobosan untuk Pelaksanaan PSN Tunggu sampai masa waktu PK/Revisi namun sudah melakukan kajian PSN Percepatan Penyelesaian Perda RTRW di 2016 (dengan mengakomodasi program PSN
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
INTEGRASI PROGRAM PRIORITAS NASIONAL DENGAN RTRW PROV/KAB/KOTA NO
PSN
SESUAI TERAKOMODASI DALAM PERDA RTRW
DIAKOMODASI DALAM RANPERDA RTRW
BELUM TERAKOMODASI DALAM PERDA RTRW (PK/REVISI)
TOTAL
1
Pembangkit listrik 35 GW
68 (44.73%)
13 (8.55%)
71 (46.71%)
152
2
3.650 Km Ruas Jalan
171 (90%)
3 (2%)
15 (8%)
189
3
Jaringan Jalur Rel Kereta Api
52 (79%)
4 (6%0
10 (15%)
66
4
Waduk
43 (66%)
3 (5%)
19 (29%)
65
5
Bandar Udara
14 (93%)
0 (0%)
1 (7%)
15
6
Pelabuhan Tol Laut dan Feeder Tol Laut
22 (91.6%)
2 (8.33%)
0 (0%)
24
TINDAK LANJUT 1. Mempercepat legalisasi Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang sudah mengakomodir Proyek Strategis Nasional (PSN) 2. Menginisiasi perubahan parsial PP No.15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang terkait penerbitan izin pemanfaatan ruang dapat mengacu pada RTRWN. 3. Melaksanakan PK dan Revisi Perda RTRW Prov/Kab/Kota sesuai dengan peraturan perundangan. 4. Percepatan Penyelesaian Perda RTRW Prov/Kab/Kota yang belum selesai diperdakan.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAHBERBASIS TATA RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Keterangan: RPI2JM: Rencana Pengembangan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah RTPIPRJM: Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah
Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah (RTPIPRJM) disiapkan sebagai bahan integrasi Rencana Tata Ruang dengan Rencana Pembangunan untuk forum Musrenbang.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
2. REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (PP NO. 26 TAHUN 2008)
RTRWN sebagai instrumen dan matra spasial pembangunan nasional dapat mendorong perwujudan keterpaduan pembangunan nasional, keserasian antarwilayah dan antarsektor, serta perwujudan pertahanan keamanan negara RTRWN menjadi acuan penyusunan rencana pembangunan daerah dan percepatan penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota
RTRWN menjadi dasar kebijakan pelaksanaan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Sebagai operasionalisasi RTRWN, telah tersusun : 7 (tujuh) Perpres Rencana Tata Ruang Pulau dan Kepulauan yaitu Pulau Jawa-Bali, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Papua, Kepulauan Maluku, dan Kepulauan Nusa Tenggara. dan; 13 (tiga belas) Perpres Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang meliputi Perbatasan Negara, Perkotaan, Lingkungan, Sosial Budaya, serta Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Peninjauan Kembali RTRWN: Sudah selesai, saat ini dalam proses LEGISLASI/PENGUNDANGAN di Kementerian Sekretariat Negara
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
Isu Strategis Peninjauan Kembali PP nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN 1. Kedaulatan dan Poros maritim • •
pengembangan pelabuhan pengembangan jaringan jalan nasional
NAWACITA/ RPJMN dan PSN
4. Pengembangan kawasan potensi ekonomi
2. Kedaulatan pangan dan energi • • •
pengembangan bendungan kawasan pertanian pangan berkelanjutan pengembangan PTL
1. Pengembangan & peningkatan status pusat-pusat kegiatan
2. Penajaman kriteria kawasan lindung
3. Pemutakhiran penetapan kawasan
3. Pengembangan infrastruktur kawasan perbatasan
ISU STRATEGIS REVIEW RTRWN
4. Integrasi dan penguatan kebijakan kelautan nasional
5. Penguatan muatan kebijakan ruang udara nasional
• •
kawasan industri Kawasan Ekonomi Khusus
6. Pengarusutamaan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
7. Harmonisasi dan sinkronisasi terhadap kebijakan-kebijakan nasional
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
POKOK-POKOK PERUBAHAN MUATAN HASIL PENINJAUAN KEMBALI: 1. Integrasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam RTRWN (Kebijakan Strategi, Peta, Indikasi Program dan Lampiran Arahan Lokasi) 2. Integrasi dinamika peraturan perundangan sektor di dalam batang tubuh dan lampiran RTRWN 3. Penguatan Kebijakan dan Strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang nasional 4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional 5. Penguatan kriteria-kriteria a.l: Sistem Perkotaan Nasional, Kawasan Lindung Nasional, dan Kawasan Peruntukan Pertanian (LP2B)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
3. PENYELESAIAN RENCANA TATA RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
RENCANA TATA RUANG BERHIRARKIS DAN KOMPLEMENTARIS
Dilengkapi peraturan zonasi (Zoning Regulation)
Sumber: Undang-Undang No.26 Tahun 2007
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI PULAU JAWA
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI KEPULAUAN BALI DAN NUSATENGGARA
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI PULAU SULAWESI
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI KEPULAUAN MALUKU
PETA STATUS RTRW KABUPATEN/KOTA DI PULAU PAPUA
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PROGRES PENYELESAIAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH Telah mendapatkan persetujuan substansi Menteri
Dalam Proses Persetujuan DPRD PROV/KAB/KOTA Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Riau Provinsi Kalimantan Utara Provinsi Kepulauan Riau Kab. Aceh Selatan
KAB/KOTA Kab. Pulau Taliabu Kab. Membramo Tengah Kab. Pegunungan Arfak Kab. Manokwari Selatan Kab. Kotawaringin Barat Kab. Barito Utara
Kab. Toba Samosir
Kab. Kapuas
Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Katingan
Kab. Deli Serdang
Kab. Pulang • Prov. : 4 Pisau
Kab. Labuhan Batu Kab. Karo Kab. Samosir Kota Sibolga Kota Batam Kab. Seruyan Kab. Berau Kab. Mamuju
Kota. Palangkaraya • Kab. : 19
• Kota : 3
GUBERNUR KAB/KOTA Kab. Padang Lawas Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Kuantan Sengingi Kab. Indragiri Hulu Kab. Indragiri Hilir Kab. Pelalawan Kab. Siak Kab. Kampar Kab. Rokan Hulu Kab. Bengkalis Kab. Rokan Hilir Kab. Kep. Meranti Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Musi Banyuasin Kab. Kubu Raya Kab. Melawi Kab. Murung Raya Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Tanah Bumbu
•Kab. : 18 • Kota : 2
EVALUASI PERDA DI KEMENDAGRI PROV/KAB/KOTA Provinsi Sumatera Selatan Kab. Aceh Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Humbang Hasundutan Kab. Mandailing Natal Kab. Pakpak Barat Kab. Tanah Laut
• Prov. : 1 • Kab. : 6
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PROGRES PENYELESAIAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH Daerah Otonomi Baru
B
PENYUSUNAN
REKOM GUB
KAB/KOTA
KAB/KOTA
Kab. Pangandaran Kab. Kolaka Timur Kab. Konawe Kepulauan
C
BKPRN KAB/KOTA
Kab. Musi Rawas Utara
Kab. Mahakam Hulu
Kab. PALI
Kab. Mamuju Tengah
•Kab. : 2
Kab. Pesisir Barat
Kab. Buton Tengah Kab. Buton Selatan Kab. Muna Barat
• Kab. : 6
• Kab. : 3
D
PROSES PERSUB KAB/KOTA Kab. Malaka
• Kab. : 1
TARGET PENYELESAIAN RRTR/RDTR
TARGET RDTR YANG HARUS DISUSUN 23 RDTR YANG SUDAH PERDA SUDAH /SEDANG MENYUSUN
• 199 RRTR/ RDTR
WILAYAH SUMATERA 1.
RDTR Kota Medan (Perda No. 13 Tahun 2014
2.
RDTR PZ Kawasan Perkotaan Sungai Liat dan PZ 2014 – 2034 (Perda No. 15 Tahun 2014)
WILAYAH JAWA – BALI
PROSES REKOMGUB
TARGET 508 RRTR/RDTR SELURUH INDONESIA YANG HARUS DISELESAIKAN DALAM 3 TAHUN
PROSES PERSUB
PROSES PEMBAHASAN DPRD
• 60 RRTR RDTR • 198 RRTR/ RDTR • 23 RRTR/ RDTR
1.
RDTR DKI Jakarta (Perda No. 1 Tahun 2014)
2.
RDTR Kota Bandung (8 BWP) (Perda No. 10 Tahun 2015)
3.
RTR KSP Kawasan Perkotaan Brebes – Tegal – Slawi – Malang (Perda No. 14 Tahun 2015 )
4.
RDTR Kota Yogyakarta (Perda No. 1 Tahun 2015)
5.
RDTR Kawasan Perkotaan Kepanjen (Perda No. 5 Tahun 2014)
6.
RDTR Kecamatan Kota Sumenep (Perda No. 3 Tahun 2014)
7.
RDTR Batuan, Rubaru dan Manding ( Perda No. 8 Tahun 2015)
8.
RDTR Tumpang Pitu ( Perda No. 11 Tahun 2015)
9.
RDTR Gedeg (Perda No. 14 Tahun 2015
10. RDTRK Malang Tengah (Perda No. 2 Tahun 2015) 11. RDTR Sub Pusat Malang Utara (Perda No. 5 Tahun 2015) 12. RDTRK Sub Pusat Malang Barat ( Perda No. 4 Tahun 2015)
13. RDTR BWP Karangrejo-Ngantru (Perda No. 9 Tahun 2016) 14. RDTR BWP Tulungagung (Perda No. 10 Tahun 2016)
PROSES EVALUASI GUBERNUR
• 5 RRTR/ RDTR
15. RDTR BWP Bandung-Pakel-Campurdarat (Perda No. 8 Tahun 2016) 16. RDTR dan PZ Kec. Serang dan Kec. Cipocok Jaya ( Perda No. 9 Tahun 2014 WILAYAH KALIMANTAN – SULAWESI
PERDA RRTR & RDTR
• 23 RRTR/ RDTR
* Status Penyusunan RRTR/ RDTR Tanggal 31 Agustus 2016
1.
RDTR Kawasan Perkotaan Poso (Perda No. 3 Tahun 2015)
2.
RDTR Kawasan Perkotaan Tentena (Perda No. 2 Tahun 2015)
3.
RDTR Kawasan Perkotaan Parigi Mautong (Perda No. 7 Tahun 2014)
4.
RDTR Kawasan Emas Garongkong (Perda No. 1 Tahun 2015)
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA 1.
RDTR Perkotaan Waibakul (Perda No. 8 Tahun 2013)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
4. PENINGKATAN KUALITAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG TATA RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PENINGKATAN KUALITAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG TATA RUANG Permen PU No.11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi RTRW
UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
PP No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wil. Nasional
PP No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
• Untuk meningkatkan kualitas RTR yang implementatif dan responsif terhadap pembangunan dibutuhkan revisi terhadap NSPK yang penting. • Beberapa NSPK sedang dalam tahap finalisasi, antara lain: Pedoman Persub RTRW, Penyusunan RTRW Prov/Kab/Kota, Penyusunan RTR KSP dan KSK, Peninjauan kembali.
Streamline Process
Permen PU No.15 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi Permen PU No.16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Integrasi dengan Peraturan Perundangundangan Baru
Permen PU No.17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota Permen PU No.20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Wilayah Kabupaten/Kota
Integrasi Informasi Pertanahan & penguatan dasar pengendalian pemanfaatan ruang
Rapermen tentang Pedoman Peninjauan Kembali RTRW
Penegasan Prosedur PK
Rapermen tentang Penyusunan RTR KSP dan KSK
Pengaturan Baru
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
5.PENATAAN RUANG BERBASIS RESIKO BENCANA
KEGIATAN PENATAAN RUANG BERBASIS RESIKO BENCANA •
Telah disusun NSPK terkait dengan Penataan Ruang berbasis Resiko Bencana : PEDOMAN PENATAAN RUANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA (P2R PRB) yang merupakan hasil studi Penataan Ruang Kawasan Bencana di beberapa daerah yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Penataan Ruang KRB Longsor Banjarnegara Penataan Ruang KRB Gn Api Sinabung –Kab. Karo Penataan Ruang KRB Tsunami Pangandaran Penataan Ruang KRB Banjir Cilacap Penataan Ruang KRB Gn.Kelud –Kab.Blitar Penataan Ruang KRB Gempabumi dan Tsunami Kab.Kulonprogo Penyusunan Profil Penataan KRB Indonesia 2015
–
29
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
6.KELEMBAGAAN KOORDINASI DALAM PENATAAN RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PERAN dan Ekspektasi terhadap BKPRN dalam RPJMN
Forum koordinasi adalah suatu keharusan dalam penataan ruang sebagai acuan pelaksanaan Program Nasional
PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA RTRW ( & PERAN BKPRN)
BIMBINGAN TEKNIS Surat pernyataan “Kelayakan mengajukan persetujuan substansi atas rancangan Perda tentang RTR”
Forum LS 1 CHECKLIST DOKUMEN
Pembubuhan Paraf dan Penandatanganan surat Persub oleh Menteri ATR
Forum CH Pemaparan Substansi
Forum LS 2 Menghasilkan : BA Forum LS dan pemarafan Raperda oleh K/L terkait
3 Hari Kerja
18 Hari Kerja
3 Hari Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PERAN BKPRN DALAM PENYELESAIAN KONFLIK Daerah
KETUA BKPRN
POKJA 4 BKPRN (Penanganan Konflik Pemanfaatan Ruang)
KUNJUNGAN LAPANGAN RAPAT KOORDINASI
REKOMENDASI BKPRN berperan memberikan rekomendasi terhadap konflik terkait penataan ruang yang terjadi di Pusat maupun daerah. Dalam rapat koordinasi terjadi klarifikasi terhadap fakta dan data yang dimiliki oleh instansi daerah dan pusat.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Peran BKPRN dalam One Map Policy Sebagian besar instansi adalah anggota BKPRN sehingga lembaga ini tetap dibutuhkan untuk mempermudah proses koordinasi dalam rangka menjalankan kebijakan satu peta sebagaimana arahan Presiden dalam Instruksi Presiden No.6 Tahun 2016
TERIMA KASIH