BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada kantor dinas/instansi di Kabupaten Buol. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena kabupaten Buol adalah merupakan kabupaten yang baru berdiri sendiri setelah sebelumnya masih bergabung dengan Kabupaten Toli-toli, dan masih dalam tahap kabupaten yang berkembang. Karena masih dikatakan berkembang masih perlu dilakukan perbaikan disegala aspek termasuk aspek administrasi pemerintahan dan sistem akuntansinya. Karena alasan itu pula maka penulis mengambil sistem pengendalian intern pemerintah dan efektifitas fungsi anggaran sebagai obyek penelitian. Serta yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala-kepala dinas dan badan serta kepala-kepala bagian dan kepala kantor-kantor dalam lingkup Pemerintahan Kabupaten Buol. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2014
3.2 Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode korasional. Penelitian kuntitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, analisis data bersifat 35
kuantitatif (statistik) dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010: 13) sedangkan korelasional adalah untuk mempelajari hubungan antar variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel independent (Sistem pengendalian intern pemerintah) terhadap variabel dependent (Efektivitas pengelolaan anggaran). Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2: Desain Penelitian
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X)
Efektivitas Pengelolaan Anggaran (Y)
3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang berperan penting dalam pengelolaan anggaran yakni: Kepala SKPD, Kepala bidang/Kepala Bagian, dan Sub Bagian dari 31 SKPD. Keseluruhan berjumlah 297 Aparat. Distribusi populasi tersebut dapat dilihat dari tabel 2 berikut ini:
Tabel 2: Populasi Penelitian JUMLAH No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 39 30 31
SKPD DINAS Inspektorat Dinas Pendidikan dan Pengajaran Dinas Kesehatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Kehutanan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Peternakan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Dinas Pendapatan Dinas Perhubungan Dinas Kesejahtraan Sosial Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan BADAN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pengawas Daerah Badan Pengendalian dampak Lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat KANTOR Kantor Ketahanan Pangan dan PPK Kantor Rumah Sakit Umum BAGIAN Bagian Kepegawaian Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Hukum Bagian Tata Pemerintahan Bagian Umum Bagian Sosial Bagian Ekonomi Bagian Penyusunan Program Bagian Keuangan Bagian Humas JUMLAH
Kepala SKPD
Kabag/K abid
Kasubag
TOTAL
1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 3 3
11 4 4 9 9 9 9
16 9 9 14 14 13 13
1 1 1
3 3 3
9 9 9
13 13 13
1 1 1 1
4 3 3 3
11 9 9 9
16 13 13 13
1
3
9
13
1 1 1 1
4 3 3 3
9 9 9 9
14 13 13 13
1 1
-
3 3
4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 297
Sumber: Pemerintah Kab Buol Sampel penelitian diambil dengan menggunakan rumus slovin dalam Karo
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan rumus slovin yakni sebagai berikut:
Keterangan Rumus: nsampel = Jumlah sampel yang dijadikan responden N
= jumlah populasi petugas (Populasi)
e2
= adalah kuadrat dari 0,10 atau 0,01 dengan memakai rumus diatas dihasilkan sejumlah sampel sebagai
berikut: nsampel =
,
= 74,811 orang (digenapkan = 75 orang).
Selanjutnya, ditentukan besanya sampel dari setiap SKPD. Pengambilan jumlah sampel untuk masing-masing unit populasi dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3: Jumlah Sampel Per Unit Populasi
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 39 30 31
Unit Sampel DINAS Inspektorat Dinas Pendidikan dan Pengajaran Dinas Kesehatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Kehutanan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Peternakan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Dinas Pendapatan Dinas Perhubungan Dinas Kesejahtraan Sosial Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan BADAN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pengawas Daerah Badan Pengendalian dampak Lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat KANTOR Kantor Ketahanan Pangan dan PPK Kantor Rumah Sakit Umum BAGIAN Bagian Kepegawaian Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Hukum Bagian Tata Pemerintahan Bagian Umum Bagian Sosial Bagian Ekonomi Bagian Penyusunan Program Bagian Keuangan Bagian Humas JUMLAH Sumber: Data Olahan. 2013
Jumlah Sampel
Dibulatkan
16/297 x 75 9/297 x 75 9/297 x 75 14/297 x 75 14/297 x 75 13/297 x 75 13/297 x 75
5 2 2 4 4 3 3
13/297 x 75 13/297 x 75 13/297 x 75
3 3 3
16/297 x 75 13/297 x 75 13/297 x 75 13/297 x 75
5 3 3 3
13/297 x 75 14/297 x 75 13/297 x 75 13/297 x 75 13/297 x 75
3 4 3 3 3
4/297 x75 4/297 x 75
1 1
4/297 x 75 4/297 x 75 4/ 297 x 75 4/297 x 75 4/297 x 75 4/297 x 75 5/297 x 75 4/297 x 75 4/297 x 75 4/297 x 75
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 75
3.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu sistem
pengendalian intern pemerintah (X) dan variabel terikat yaitu efektivitas pengelolaan anggaran (Y) di Pemerintah Kabupaten Buol. Definisi operasional dan metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diuraikan sebagai berikut: 1. Sistem pengendalian intern pemerintah (X) diartikan sebagai Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. PP No 60 Tahun 2008. 2. Efektivitas pengelolaan anggaran (Y) artinya Efektifitas merupakan keterkaitan atau hubungan antara output dan tujuan, dimana efektifitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, dan bisa menyeimbangkan Keseluruhan
berbagai
pengelolaan
permintaan anggaran
dalam adalah
organisasi.
proses
untuk
mempersiapkan suatu anggaran yang berisi pernyataan dalam bentuk satuan uang yang merupakan refleksi dari aktivitas dan target kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu. Sumber: Halim, Iqbal. (2012)
Tabel 4: Definisi Operasional dan Indikator Variabel Jenis Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X)
Definisi Operasional
Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sumber: PP No 60 Tahun 2008.
Dimensi
1.
Lingkungan pengendalian
Indikator
a) b) c) d) e) f)
g) h)
2.
Penilaian risiko
a) b)
c)
a) 3.
Kegiatan pengendalian
b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)
4.
Informasi dan komunkasi
5. Pemantauan Sumber: PP No. 60 Tahun 2008. Efektivitas Pengelolaan Anggaran (Y)
Efektifitas merupakan keterkaitan atau hubungan antara output dan tujuan, dimana efektifitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, dan keseluruhan
1. Akuntabilitas
Nilai integritas dan etika Komitmen terhadap kompetensi Kepemimpinan yang kondusif Memiliki struktur organisasi Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan SDM Perwujudan peran aparat pengawasan intern yang efektif Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait Indentifikasi risiko Mengidentifikasi secara efisien dan efektif risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan instansi Analisis risiko yakni menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan instansi Reviu kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan Pembinaan SDM Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi Penendalian fisik atas asset Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja Pemisahan fungsi Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting Instansi pemerintah harus memiliki informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi keuangan maupun non keuangan Kegiatan pengelolaan rutin supervise
a) Pertanggungjawaban disajikan dalam bentuk laporan yang didalmnya terungkap segala hal menyangkut pengguanaan dana publik. b) Pertanggungjawaban dilakukkan kepada dua pihak yaitu DPRD dan masyarakat
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
pengelolaan anggaran adalah proses untuk mempersiapkan suatu anggaran yang berisi pernyataan dalam bentuk satuan uang yang merupakan refleksi dari aktivitas dan target kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu. Sumber: Halim, Iqbal. (2012)
2. Value for Money
Pemerintah daerah harus mampu menyelesaikan kegiatan tepat waktu dan dalam batas anggaran yang tersedia.
Ordinal
3. Kejujuran
a) Pengoprasian keuangan daerah harus diserahkan kepada staf yang jujur. b) Masalah korupsi sejak awal dapat dicegah
Ordinal
4. Transparansi
5. Pengendalian Sumber: Halim, Iqbal (2012)
Keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan pengeluaran daerah sehingga publik dengan mudah mendapatkan informasi a) Petugas keuangan harus melakukan kontrol terhadap proses perencanaan pengeluaran dengan implementasi. b) Petugas keuangan membuat kebijakan meliputi standar analisa belanja dan standar harga.
Ordinal
Ordinal
Sumber: Data diolah, 2014
Mengacu pada tabel di atas, pengukuran dan ukuran skala yang digunakan untuk pembuatan item kuisioner adalah menggunakan skala likert dimana berisi pernyataan yang sistemetis untuk menunjukan sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 93). Adapun yang dipakai sebagai kuisioner atau angket dengan menggunakan 5 (lima) pilihan yaitu Sangat Setuju (A), Setuju (B), Netral (C), Tidak Setuju (D), dan Sangat Tidak Setuju (E). Setiap pilihan akan diberikan skor/bobot nilai yang berbeda seperti tampak pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5: Pernyataan dengan skala likert Pilihan
Skor/Bobot
Keterangan
A B C D E
5 4 3 2 1
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3. 5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan (questionaire) yang diantar langsung ke responden, kemudian kuisioner tersebut dikumpul kembali setelah batas waktu yang ditentukan selama 1 minggu. 3.5.1 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa hasil kuisioner yang telah diisi oleh responden. 3.5.2 Instrumen Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati yang secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 102). Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa kuisioner yang berhubungan dengan indikator sistem pengendalian intern pemerintah dan efektivitas pengelolaan anggaran.
3.5.3 Prosedur Pengujian Instrumen Penggunaan
instrumen
dalam
penelitian,
diharapkan
hasil
penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya maka data penelitian menjadi valid 3.5.3.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaanpertanyaan kuisioner dalam penelitian. Instrumen yang valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2011: 121). Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pertanyaan-pertanyaan kuisioner adalah korelasi product moment dari Karl Pearson dengan ketentuan: jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan kuisioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka skor butir pertanyaan kuisoner tidak valid. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft excel 2007. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Sugiyono, 2011: 183) yang dirumuskan sebagai berikut: =
∑
∑ 2− ∑
−∑ ∑
∑ 2− ∑
Keterangan: x
: Skor item ke-1
y
: Skor total variabel
n
: Jumlah responden
3.5.3.2 Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana kestabilan dan konsistensi instrumen dalam mengukur konsep. Selain itu pengujian reliabilitas dilakukan untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukur. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196) yaitu: =
∑ %& ! # $1 − ( !−1 %'
Keterangan: r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 : Jumlah varians butir σt2
: Varians total Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan
reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya minimal 0,5 atau 0,6. 3.5.3.3
Konversi data
Konversi data dilakukan apabila data dari variabel-variabel penelitian adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat data untuk
dapat digunakannya statistik inferensial (analisa regresi) sebagai analisis utama dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sekurangkurangnya data yang berskala interval.
3.6 Tehnik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel terikat (sistem pengendalian intern pemerintah) dan satu variabel independen (efektivitas pengelolaan anggaran). Model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Y= a + bX Y
: Variabel dependen (Efektifitas Pengelolaan Anggaran)
X
: Variabel independen (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)
b : Angka arah atau koefisien regresi a : Intercept atau konstanta Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (statistical package for social science) for windows version 16 dan Microsoft excel 2007. 3.6.1 Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi linear sederhana, data tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki dalam analisi regresi yaitu sebagai berikut:
3.6.1.1
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mrnguji apakah
dalam model
regresi, variabel terikat dependent dan variabel bebas independent memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah jika distribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas
yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik normal probability plot. Pengambilan keputusan dalam uji normalitas menggunakan analisi grafik ini didasarkan pada: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal probability plot digunakan uji statistik non-parametik Kolmgorov-Smirnov (K-S). Pada uji statisik onesample Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika probabilitas di atas 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi secara normal (Ghozali, 2005).
3.6.1.2.Uji Linieritas Uji ini digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping itu dengan pengujian
linearitas
pengujian diharapkan dapat mengetahui taraf signifikan
penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. 3.6.1.3 Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansnya berbeda maka dikatakan
heteroskeditas,
namun
jika
variansnya
sama
disebut
homokedatisitas. Suatu model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedasitas. 3.6. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen yaitu terhadap sebagai
sistem pengendalian intern pemerintah
efektivitas fungsi anggaran variabel
dependen.
Pemerintahan Kabupaten Buol
Hipotesis
penelitian
diuji
dengan
menggunakan analisa regresi linear sederhana (Uji t). Uji Parsial (Uji t) Secara parsial hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: H0: ρyx1 = 0 Sistem pengendalian intern pemerintah tidak berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. Ha: ρyx1 ≠ 0 Sistem
pengendalian
intern
pemerintah
terhadap efektivitas pengelolaan anggaran.
berpengaruh
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df =
(n-k) dimana n adalah
jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika t hitung > t tabel (n-k) maka Ho ditolak, Jika t hitung < t tabel (n-k) maka Ho diterima
3.6.3 Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.