INDONESIA KINI
indonesia kini
Halaman 7
2 3 5 6 7
sosok
Letda CKM (K) dr. Dita Yulia Bintari
Energi Terbarukan, Digarap Lebih Serius. Krisis Listrik, Pemerintah Tidak Tinggal Diam.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Prajurit TNI yang Tangguh. Antisipasi Ancaman “Cyber Warfare” Peluang Disabilitas
Halaman 2
TNI Makin Membanggakan B
eragam atraksi para prajurit TNI dalam menerbangkan pesawat tempur, menggunakan senjata tangan, dan alat utama sistem senjata (alutsista) canggih lainnya kerap diperagakan pada HUT TNI termasuk pada perayaan HUT ke-68 TNI tahun ini. Semua menunjukkan profesionalitas dan kesigapan prajurit dalam menangkap berbagai ancaman musuh negara. Namun kisah Komandan Satuan Tugas Pengamanan Letnan Dua Johny Matheos Tomatalla dari Batalyon Infanteri 731/Kabaresi, Korem 151 Binaya, Kodam XVI/Pattimura, bisa menjadi inspirasi bagaimana peran TNI di dalam masyarakat yang senantiasa mengedepankan dialog untuk memastikan perdamaian antarwarga Negeri Portho dan Haria berjalan langgeng, tak lagi dibayangi konflik berkepanjangan. “Tidak mudah bagi aparat TNI maupun kesatuan lain untuk mendamaikan warga yang telah terlibat konflik puluhan tahun dan kembali memanas sejak empat tahun terakhir,” kata ayah dua anak, lulusan Sekolah Calon Bintara (Secaba) 1994 tersebut. Bagi pria asal Desa Kamarian, Pulau Seram, Maluku, bertubuh tinggi tegap dan berkulit sawo matang itu, dialog terus menerus dengan semua komponen masyarakat tanpa memandang batasan usia, merupakan salah satu resep meredam emosi warga. Sejak kehadiran dia bersama 44 anak buahnya dari Yonif 731/Kabaresi sejak 1 Agustus lalu, situasi dan kondisi keamanan benar-benar tenang. Tidak terdengar ledakan bom rakitan maupun bunyi tembakan-tembakan oknumoknum tidak bertanggung jawab. “Sekolah-sekolah dan pelayanan kesehatan maupun pemerintahan di kedua desa juga mulai berlangsung. Tidak ada lagi pengawalan di sekolah atau Puskesmas atau terhadap warga yang akan pergi ke kebun atau melaut,” ujar Johny yang berpengalaman dalam pengamanan terhadap kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Desa Sentani, Papua, pada 1999 itu. Dialog intensif dengan rakyat merupakan bukti kemanunggalan TNI bersama rakyat. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan HUT ke-68 tahun ini merupakan momentum merefleksikan diri dan merevitalisasi pengabdian TNI ke depan secara kontekstual bagi kepentingan nasional, terutama yang menyangkut empat hal
08
EDISI 8/2/16 Oktober 2013
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Atasi Ledakan Penduduk
edisi 8 16 Oktober 2013
Tantangan Mengesankan di Perbatasan
U
ntuk pertama kalinya pada periode ini Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) TNI melibatkan tentara wanita dari Korps Wanita TNI AD atau disebut Kowad. Salah satu di antara mereka adalah seorang dokter tentara bernama Letda CKM (K) dr. Dita Yulia Bintari (28) dari Batalyon Infanteri (Yonif) 403/Wirasada Pratista. Dokter Dita ini, salah satu dari tiga tentara Kowad yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan di sepanjang wilayah perbatasan. Tugas di perbatasan yang dilakoni pertama kalinya ini penuh kesan mendalam walau diwarnai suka dan duka. “Sebagai seorang prajurit wanita harus siap menjalankan tugas di mana pun dan ini merupakan tugas yang pertama kali yang saya jalani di wilayah perbatasan sejak lulus pendidikan militer,” ungkap Dita membuka pembicaraan dengan keramahannya. Ia mengaku menjadi tentara setelah lulus Fakultas Kedokteran di Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 2010. Setelah jeda sebentar, ia mengikuti pendidikan militer dan lulus pada tahun 2012 Bertugas di tapal batas, setiap hari ia harus telaten berurusan dengan masyarakat yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan, mulai dari Pos Temajuk Kompi C hingga Pos Klawik Kompi A. Antara pos paling barat dan timur perbatasan Kalbar-Sarawak (Malaysia) itu tercatat ada 39 pos yang harus diemban para tentara yang melayani kesehatan itu. Di sela tugasnya melayani pasien yang berobat di Pos Gabma Entikong, Kabupaten Sanggau, Dita menuturkan, sudah lebih dari 3.000 pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari Satgas Pamtas
di tapal batas. Bagi Dita, untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah perbatasan, merupakan tantangan baru. Ia dan rekannya sesama petugas kesehatan Yonif 403/Wirasada Pratista, saat melayani tidak bisa berdiam di suatu tempat, tetapi harus berpindah tempat untuk menuju dusun atau desa yang dituju. Jarak tempuh menuju dusun atau desa yang dituju tidak sebentar, kadang harus berjalan kaki selama tiga hari dengan akses jalan setapak. “Tidak jarang kita harus menginap di hutan karena kemalaman dalam perjalanan, tetapi justru menjadi kenangan tersendiri yang sulit dilupakan,” ungkapnya dengan wajah tersenyum. Di tengah kondisi berat itu dokter Dita juga merasakan ada sisi positif untuk dirinya, karena ia bisa melihat ragam budaya dan kultur yang berbeda dari tempat asalnya Surabaya, Jawa Timur. “Memang cukup menantang bertugas di perbatasan, kendati kondisi medan yang berat dan minim sarana prasarana terutama akses jalan,” katanya. Selalu ada cerita kenangan dan kesan mendalam setiap usai menjalankan tugas di pedalaman perbatasan. “Sulitnya medan dan terbatasnya sarana atau prasarana itu tidaklah menjadi halangan bagi kami di lapangan dalam menjalankan tugas. Malah kami semakin tertantang untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat perbatasan. Mereka saudara sebangsa kita di NKRI ini,” ungkapnya. (Alfian/Erafzon SAS/Budi Santoso)
Letda CKM (K) dr. Dita Yulia Bintari
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama Sejumlah warga bersama prajurit TNI berada di atas tank, saat mengikuti defile pasukan dan kendaraan tempur di Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ambarawa, Jateng. FOTO ANTARA/R. Rekotomo
penting yaitu pembangunan ekonomi nasional, memelihara kerukunan dan kesatuan bangsa, menyukseskan penyelenggaraan pemilihan umum dan suksesi kepemimpinan nasional tahun 2014, serta mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI. Ajakan simpatik juga disampaikan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua kepada segenap warga masyarakat tanah Papua untuk secara bersama-sama membangun daerah menuju masyarakat yang damai sejahtera. “Mari kita semua bersatu padu membangun Papua. Kepada saudarasaudara saya yang masih berseberangan, mari bersama-sama membangun Papua sehingga Papua menjadi tanah yang diberkati, damai sejahtera dan penuh cinta kasih,” kata Christian Zebua. “Saudara-saudara kita yang beda
paham yang berada di gunung ataupun di manapun di Papua, kami tidak memposisikan mereka sebagai musuh, tetapi mereka kami anggap sebagai saudara,” katanya menambahkan. TNI ingin membangun situasi aman kondusif untuk menciptakan kesejahteraan dan sesuai yang diinginkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa penyelesaian masalah Papua ada tiga hal yaitu kesejahteraan, keadilan, dan demokrasi. “Stop konflik, Papua pasti maju,” katanya.
“Bersama rakyat, TNI kuat”
Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke-68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional.
Panglima TNI menyampaikan tujuh poin penting yang harus ditegakkan oleh seluruh prajurit TNI yakni meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebagai landasan moral dan etika dalam bertugas. TNI harus meningkatkan profesional dengan terus belajar dan berkreativitas dalam pemenuhan alutsista. Soliditas dan solidaritas prajurit dan kesatuan masyarakat harus dipertahankan sehingga tercipta kesatuan usaha yang semakin memperkuat kecintaan masyarakat terhadap TNI. TNI harus meningkatkan nilai-nilai Sapta Marga, janji prajurit serta sikap bela negara dari semua komponen. TNI juga diminta mengembangkan komitmen netralitas TNI dalam Pemilu. Karena ini jaminan bagi terselenggaranya pemilu yang aman tertib.
“Jadikan motto bersama rakyat TNI kuat memperkokoh kemanunggalan,” ujar Panglima TNI. Kekuatan bersama rakyat itu pula yang ada pada Komandan Satuan Tugas Pengaman Perbatasan RI-Republik Demokratik Timor Leste Mayor (Inf) Budi Prasetyo dari Batalyon Infantri 743/ Pradnya Samapta Yudha. Budi Prasetyo menegaskan upaya untuk tetap mempertahankan keutuhan wilayah NKRI tidak hanya menjadi tugasnya TNI semata tetapi juga oleh rakyat yang berada di wilayah tapal batas. K a r e n a i t u l a h , T NI t e r u s melakukan kegatan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat agar kemanunggalan TNI dan rakyat tetap terjaga. (Jimmy Ayal/Alfian Rumagit/ Yohanes Adrianus/Panca HP/B Setiawanto/M Sunyoto)
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth.
indonesia kini
Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas 146.807 kilometer persegi, atau 7,53 persen dari luas Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 5,3 juta jiwa. Lima kabupaten berbatasan dengan Sarawak, Malaysia Timur. APBD Provinsi Kalbar berkisar Rp3 triliun. Bisa dibayangkan proporsi wilayah kerja dan alokasi dan. Dampaknya, pembangunan di beberapa kawasan lebih lambat seperti yang terjadi di perbatasan, pedalaman, daerah terpencil dan pulau terluar. Selama ini, dengan kemampuan dan kewenangan yang terbatas dan dibatasi, Pemprov Kalbar berusaha untuk menjangkau wilayah tersebut dengan menyampaikan informasi apa yang telah dicapai provinsi tercinta ini, serta komitmen pemerintah dalam
mewujudkan pembangunan di berbagai bidang. Kerja sama dengan sejumlah pihak merupakan salah satu langkah untuk mendiseminasi informasi tersebut. Diantaranya dengan Perum LKBN Antara, khususnya Biro Kalbar. Kami menyambut baik terobosan yang dilakukan dengan menerbitkan koran sisipan untuk wilayah perbatasan. Ini menjadi terobosan penting di tengah menjamurnya informasi yang acap tak seimbang, “bad news is a good news”. Pemprov Kalbar memandangnya sebagai langkah strategis dan siap menjalin kerja sama untuk mengoptimalkan masingmasing fungsi.
Terima Kasih J. Numsuan Madsun, MT. Kepala Biro Humas dan Protokol, Setda Provinsi Kalbar
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
03 EKONOMI
Krisis Listrik
Pemerintah Tidak Tinggal Diam
L
istrik padam dua hingga tiga kali sehari sudah menjadi sesuatu yang lumrah bagi masyarakat di Sumatera Utara dan Riau. Harus diakui pemadaman bergilir itu mengakibatkan aktivitas masyarakat sangat terganggu. Melihat kenyataan serupa itu pemerintah tidak tinggal diam. Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan menginstruksikan Direksi PT PLN harus berani mengambil langkah darurat mengatasi krisis listrik, meskipun akan menghadapi risiko tuduhan inefisiensi. “Kalau bangun pembangkit listrik butuh 10 tahun, bangun pembangkit dengan bahan bakar batubara butuh waktu tiga tahun,” ujar Dahlan di Jakarta awal Oktober. Solusi jangka pendek mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut) dan Riau adalah menyewa genset. Namun, pada praktiknya itu tidak semudah yang dibayangkan, karena harus ditempatkan di lahan yang rata, dan titik penempatannya juga harus tepat. “Solusi penggunaan genset bisa untuk mengatasi listrik selama enam bulan, tapi sebelumnya harus ada keputusan untuk membangun
pembangkit baru,” katanya. Solusi lain, mengalirkan listrik dari daerah surplus, seperti Sumatera Selatan dan dan Lampung. Sementara itu manajemen PT PLN Wilayah Sumut-Aceh akan berusaha menyewa dan mengoperasikan pembangkit diesel dengan total daya 430 MW. Pembangkit dengan kapasitas 10 MW hingga 80 MW yang masuk mulai pekan kedua September ditargetkan terpasang seluruhnya pada pekan ketiga Oktober. Target PLN pada awal November sudah tidak ada masalah krisis listrik lagi di Sumut. Pasokan listrik PLN untuk Sumut hanya 1.400 MW, sementara kebutuhannya mencapai 1.650 MW, kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Sumut Raidir Galingging. Sementara pembangunan PLTU di Pangkalan Susu berkapasitas 400 MW yang seharusnya sudah beroperasi saat ini masih mengalami kendala. “PLN merencanakan Juli tahun 2014 PLTU itu bisa beroperasi, sehingga diharapkan tidak ada lagi pemadaman listrik,” katanya. Di Riau, krisis listrik sudah dapat terkurangi setelah mendapat bantuan
Seorang warga melintas di antara turbin angin di kawasan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid, Pantai Baru, Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Sumber energi terbarukan dari hasil pengembangan energi hibrid pertama yang diterapkan di Indonesia tersebut terdiri dari 33 turbin angin serta 218 panel surya yang menghasilkan energi 87 KW. FOTO ANTARA/Sigid Kurniawan
dari PLN Sumbagsel sebesar 210 MW. Lewat bantuan itu persediaan listrik di Riau menjadi 758 MW, sementara beban puncak listrik 845 MW. “Berarti masih kurang sekitar 90 MW,” kata General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) Doddy Benjamin Pangaribuan di Pekanbaru.
Untuk mengatasi kekurangan itu PLN WRKP akan menyewa genset dan melakukan hujan buatan guna mengatasi penurunan debit air di waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang. Untuk jangka panjang, Riau berharap memperoleh porsi dari beroperasinya Pembangkit Listrik Teluk
Sirih, Sumatera Barat. Pembangkit ini memiliki daya 2x100 MW. Apabila memang porsi Riau 40,7 persen maka tambahan daya akan didapat sekitar 80-90 MW. Dengan demikian, selesailah permasalahan listrik di Riau kalau pembangkit tersebut beroperasi. (Royke Sinaga/Evalisa Siregar/Fazar Muhardi/ Irmanto/Risbiani)
Jakarta-Surabaya Lewat Tol T
idak lama lagi, perjalanan dari Jakarta ke Surabaya akan lancar. Tidak ada lagi jalan berlubang. Ya, jalan tol Jakarta-Surabaya akan menjadi kenyataan. Sinar terang itu terlihat saat Kementerian BUMN menggalang 19 perusahaan milik negara untuk bersinergi membangun jalan tol di pinggir pantai yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya. “Untuk tahap awal seluruh BUMN yang terlibat melakukan studi kelayakan yang ditargetkan rampung dalam enam bulan ke depan,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan usai penandatanganan Nota Kesepahaman Persiapan Rencana Kerja Sama Pengusahaan Tol Atas Laut Jakarta-Surabaya di Jakarta awal Oktober. Ke-19 BUMN itu PT Jasa Marga Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk, PT Brantas Abipraya, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya, PT Pelindo II, PT Pelindo III, PT Semen Indonesia Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BNI
KILAS EKONOMI KERETA
Jepang tertarik membangun jembatan layang dan sistem kereta api super cepat di atas jalur ganda pantai utara Pulau Jawa. “Selain itu, Jepang juga tertarik membangun rute Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya,” kata Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan di Jakarta. Menurut Menhub, Indonesia dan
Proyek tol Jakarta-Surabaya itu efektif mengatasi masalah kemacetan di beberapa wilayah di Pulau Jawa, sekaligus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Tbk, PT Bank BRI Tbk, PT Bank BTN Tbk, PT Jamsostek, dan PT Taspen. Menurut Dahlan, karena rencana pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya ini masih bersifat studi, sehingga belum bisa diungkapkan kepada publik teknis pembangunannya. Pembangunan jalan tol yang akan menyusuri garis pantai Pulau Jawa itu merupakan proyek mendesak yang harus direalisasikan. “Sekarang kami minta studinya terlebih dahulu, kemudian setelah itu akan meminta izin kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar pelaksanaannya bisa lebih cepat,” ujar Dahlan. Ia mengakui masalah terbesar dalam pembangunan tol Jakarta-Surabaya ini adalah pembebasan lahan. Meski demikian, Dahlan
Jepang telah membahas dan mengkaji bersama mengenai dua rute tersebut. Jepang saat ini memiliki teknologi kereta super yang kecepatannya hingga sekitar 300 kilometer per jam. Pembangunan rute kereta super cepat itu akan dilaksanakan setelah selesai pembangunan jalur ganda kereta di lintasan pantai utara Jawa, yang diperkirakan akhir 2013. (M040)
KARET
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan industri pengolahan
optimistis masalah itu bisa dilalui dengan acuan penyelesaian pembangunan jalan tol Bali yang melintas di atas laut. Proyek tol Jakarta-Surabaya itu efektif mengatasi masalah kemacetan di beberapa wilayah di Pulau Jawa, sekaligus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu Dirut PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengatakan jika studi selesai tepat waktu dan langsung mendapat izin dari pihak terkait maka proyek tol Jakarta-Surabaya ini bisa diselesaikan dalam waktu sekitar tiga tahun. Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq memperkirakan nilai investasi untuk pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya sekitar Rp150 triliun. (Royke Sinaga/Irmanto/ Risbiani)
karet al am teru s d i kemban gkan untuk mendukung pengembangan perekonomian dan pembangunan. Saat meresmikan pabrik ban asal Korea Selatan Hankook, di Cikarang, Jabar, Presiden mengatakan potensi karet alam Indonesia yang besar masih belum tergarap maksimal. “Salah satu komoditas potensial yang dimiliki Indonesia adalah industri pengolahan karet alam nasional. Potensi karet alam nasional saat ini mencapai 3,3 juta ton per tahun, namun baru sebagian kecil yang dimanfaatkan dan diolah lebih
Ratusan pengendara motor antre masuk gerbang tol jembatan Suramadu sisi Tambakwedi Surabaya, Jatim. FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat
lanjut untuk berbagai industri seperti industri ban, industri sarung tangan karet, maupun industri lainnya,” kata Presiden. (M041)
SAWIT
Lima menteri mendukung upaya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dalam program inovasi pembiayaan bagi satu juta petani kelapa sawit swadaya guna meningkatkan produktivitas. Kelima menteri itu Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pertanian Suswono, Menteri
Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. “Kalau tidak ditingkatkan produktivitasnya, mereka cenderung akan membuka lahan baru, dan itu tindakan yang tidak bagus,” kata Hatta Rajasa di Pekanbaru. Intinya, lanjut Hatta, pemerintah sangat mendukung penggunaan lahan secara efisien. Dengan begitu, produksi panen kebun sawit petani swadaya yang hanya 2-2,5 ton bisa meningkatkan menjadi 5-7 ton per bulan. (F012)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
Satgas Pamtas TNI
karena ikan sumber protein yang baik,” ujarnya. Kades Suruh Tembawang Gak Mulyadi bangga kepada petugas TNI. “Sebagian panen ikan bisa dijual untuk tambahan pendapatan rumah tangga. Mudah-mudahan usaha ini berkembang,” harapnya. Danstagas siap panen,” katanya tersenyum berharap program ini tidak saja D i a b e r h a r a p u p a y a i n i b i s a meningkatan kesejahteraan, tetapi cinta mengurangi ketergantungan ikan pada tanah air tetap terjaga. (Alfian/Zaenal negeri jiran dan meningkatkan gizi warga Abidin/erafzon sas/budi santoso)
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
Prajurit TNI yang Tangguh
Berdayakan Warga Suruh Tembawang
M
enapaki Suruh Tembawang, sebuah desa di tapal batas Kalbar (Indonesia) dan Sarawak (Malaysia), serasa menapaki desa minim pembangunan. Desa yang dihuni sekitar 2.000 penduduk itu tidak memiliki infrastruktur dasar yang memadai. Walaupun masih dalam wilayah Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, warga merasa lebih dekat dengan negeri jiran karena mahalnya biaya perjalanan di negeri sendiri. Bayangkan, untuk pergi dari desa ke kota Entikong dibutuhkan 5-7 jam dengan menyusuri sungai . “Pulang pergi berongkos Rp1,4 juta,” kata Alex warga Dusun Badat, Desa Suruh Tembawang. Sementara ke desa terdekat di negeri seberang, warga cukup menempuh waktu 2,5 jam berjalan jalan kaki.
KILAS KALBAR Nominasi
Kabupaten Sintang, Kalbar, masuk nominasi penerima penghargaan Indonesia Hijau 2015 dari Kementerian Lingkungan Hidup. Wakil Bupati Sintang Ignasius Juan mengatakan seluruh nominator 25 kabupaten/kota. Sintang bisa masuk dalam nominasi tersebut karena berkomitmen menutupi lahan kritis dengan program karet rakyat. Ke depannya Sintang diharapkan menjadi sentra produksi karet. (A057)
Kesehatan
Kementerian Kesehatan mengalokasikan Rp1,5 miliar untuk daerah perbatasan guna meningkatkan derajat kesehatan. Sekretaris Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes Nurshanty S Andi Sapada mengatakan anggaran
K
epala Kepolisian Daerah Kalbar Brigjen (Pol) Arie Sulistyo yang belum genap sebulan menjabat, tetapi telah melakukan sejumlah gebrakan penegakan hukum di wilayah provinsi ini. Hanya beberapa hari setelah sertijab Kapolda Kalbar pada Senin (16/9) , sejumlah praktik ilegal berhasil disingkap di berbagai tempat. Pada Minggu (22/9) Direktorat Polisi Air Polda Kalbar mengamankan tiga unit truk fuso yang membawa bawang merah ilegal di pelabuhan Pontianak dengan tujuan Jakarta. Tiga truk itu ditangkap saat tim polisi melakukan razia terhadap keluar masuknya kapal di di perairan Sungai Kapuas, atau Muara Jungkat. Pada hari Minggu yang sama Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalbar mampu mengamankan 23 bungkus ganja kering seberat 19 kilogram yang dibawa melalui jalur laut menggunakan kapal kargo expres rute Jakarta-Pontianak. Pada Rabu (25/9), Tim Direktorat Reserse Umum dan Khusus Polda Kalbar juga menangkap dua unit mobil truk bak tertutup yang membawa ikan jenis kembung dan tongkol ilegal asal Malaysia dengan berat 13 ton di Jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya. Sehari berikutnya, tepatnya Kamis (26/9) Polda Kalbar kembali mengamankan tiga unit truk fuso yang kedapatan membawa ratusan bal berisi
Kondisi ini menyentuh tentara Batalyon Infanteri 403/ Wirasada Pratista saat mandatangi desa perbatasan itu. Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas) Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga memiliki ide memberdayakan danau di sekitar desa dengan perikanan air tawar. “Saya lihat di sepanjang perbatasan banyak danau yang bisa digunakan untuk budi daya ikan air tawar,” kata Renal. Kebetulan pasukan yang bernaung di bawah Kodam Diponegoro itu sudah berpengalaman membudidaya ikan di Jawa. Setelah danau dibersihkan, pada 12 Agustus 2013 disebar 5.000 bibit ikan lele dan mujahir untuk 10 kelompok binaan. Satu kelompok mewakili satu wilayah RT atau sekitar 20 KK.
Sejumlah 10 tentara mengajarkan cara membudidaya ikan dalam jaring keramba apung. “Bibit sudah ditebarkan, ikan mulai besar dan dalam waktu dekat
yang disediakan di perbatasan dan daerah terpencil di Kalbar, masih minim. “Harus diakui data yang ada masih kurang akurat terutama data warga perbatasan yang berhak mendapat pelayanan kesehatan secara gratis,” kata dia. (T011)
05 PENDAPAT
M Sunyoto
M
enyaksikan wajah Tentara N a s i o n a l I n d o n e s i a ( T NI ) menghadirkan rasa bangga. Para prajurit TNI yang berkiprah baik di matra darat, laut, dan udara adalah sosok dengan integritas begitu tangguh. Bagi mereka yang pernah mengunjungi tempat-tempat terpencil dan di perbatasan RI akan merasakan b a g a i m a n a p a r a p r a j u r i t T NI i t u mendedikasikan hidup untuk sebuah kedaulatan wilayah RI tanpa banyak keluhan atau protes. Kalau tak percaya, kunjungilah satu pulau yang berbatasan dengan Singapura yakni Pulau Nipah. Di pulau yang tak lebih luas dari lapangan olahraga Gelora Bung Karno itu, prajurit TNI dipersenjatai dengan perangkat militer yang bersahaja tetapi tugas itu dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Tinggal di pos yang sederhana pula, mereka meninggalkan keluarga dan hidup siaga 24 jam. Masih banyak wilayah terpencil, tertinggal, dan terluar yang harus dijaga sehingga membuat para prajurit TNI harus lebih lama mengemban tugas negara. Para prajurit tak perlu diragukan.
Dalam sebuah perjalanan di perairan teluk Sulawesi beberapa waktu lalu dengan kapal perang KRI Hiu 804, seorang prajurit bernama Letnan Dua (Laut) Elfan berkisah tentang kegigihan awak kapal yang dibuat PT PAL Indonesia pada 1995 itu. Seperti dituturkan Elfan, prajurit TNI tak jarang harus berhadapan dengan kapal perang dari negara lain. Kadang terjadi provokasi seperti yang pernah dilakukan Malaysia dengan memasuki tapal batas RI. “Yang mereka langgar paling cuma sepuluh meter dari tapal batas. Mereka teriak-teriak. Begitu kami datang untuk mengusir, mereka meluncur kembali ke wilayah mereka,” tutur Elfan. Bagi para prajurit TNI yang bertugas di wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kekuasaan politik alias ibu kota Jakarta ini, wacana yang sering dimunculkan kalangan pengamat politik tentang TNI harus menjaga netralitas dalam politik terasa begitu mewah. Ya, itu wacana yang terlmpau mewah di mata prajurit-prajurit yang mendedikasikan diri secara total untuk keutuhan wilayah RI.
Wacana yang muncul pada HUT ke-68 TNI kali ini juga menyangkut modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Untuk wacana alutsista ini, para prajurit yang bertugas di wilayah konflik sangat relevan. Mereka yang bertugas di kawasan rawan seperti di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau di pedalaman Papua, persenjataan yang modern dan bisa melindungi diri agaknya perlu mendapat prioritas. Jangan sampai, karena begitu sederhananya persenjataan prajurit yang menjaga wilayah rawan, lalu prajurit menjadi sasaran empuk korban kekerasan seperti yang beberapa kali pernah terjadi pada prajurit TNI dalam insiden di Papua. Prajurit TNI yang tangguh tentu harus dibarengi dengan penghargaan dari negara yang berupa kesejahteraan yang memadai bagi para keluarga TNI. Jangan sampai kisah masa lalu para prajurit TNI yang mengenaskan akan dialami kembali oleh prajurit masa kini. Tak sulit menemukan purnawirawan mengalami kehidupan yang memperihatinkan di masa tua.
Mereka tak sempat memiliki rumah sendiri, bahkan ada yang terlunta-lunta karena tak memiliki sanak saudara yang sanggup menolong kehidupan di masa senja mereka. Bahkan SK pensiun mereka tergadaikan karena hutang menumpuk untuk membiayai kehidupan. Tragedi semacam ini tentu tak perlu terulang kembali. Para prajurit TNI perlu menerima nasib yang semakin sejahtera seperti yang dialami oleh para guru yang menjadi pegawai negeri sipil. Apa bedanya pendidik yang PNS dan prajurit TNI? Keduanya sama-sama mengabdikan diri pada negara dan bangsa. Layak pula jika keduanya mengalami kesejahteraan hidup yang paralel. Jika para guru merasa kesejahteraan mereka memprihatinkan, mereka melakukan unjuk rasa. Aksi menuntut kenaikan kesejahteraan itu tak mungkin dilakukan prajurit TNI. Oleh sebab itu, para pengambil keputusan dalam pengelolaan negaralah yang harus meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI. Dirgahayu TNI.* M Sunyoto adalah wartawan LKBN Antara
Kabupaten Tayan
Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah RI di Jakarta, Selasa (1/10), menyetujui pembentukan Kabupaten Tayan sebagai daerah otonom baru di Provinsi Kalbar, kata anggota DPD RI daerah pemilihan Provinsi Kalbar Ishaq Saleh. Setelah pengesahan di DPD, hasilnya akan disampaikan ke Komisi II DPR RI. Kemudian, dari Komisi II dibawa ke Badan Legislasi Nasional sebelum disahkan di dalam lembaran negara. Ia berharap, setelah terwujud, Kabupaten Tayan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya. (??)
Tentara Satgas Pamtas dari Yonif 403/Wirasada Pratista sedang memberi makan ikan-ikan di keramba jaring apung, yang merupakan hasil kerja kelompok binaannya di Desa Suruh Tembawang, Kabupaten Sanggau. Foto: Alfian
Gerak Sigap Kapolda Baru
pakaian bekas atau “lelong” dari Kota Singkawang tujuan Semarang. Tiga truk fuso masing-masing membawa 155 bal “lelong” seberat 14 ton. Kemudian pada Selasa (1/10), Polda Kalbar kembali mengamankan sebanyak 56 drum bahan bakar minyak jenis solar ilegal, di Desa Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. Tiga hari kemudian, tepatnya Jumat (4/10), tim polisi Kalbar mengamankan ratusan karung yang berisi berbagai kebutuhan pokok illegal dari Malaysia. Bahan pokok itu di antaranya, cabe kering 96 karung, bawang putih 128 karung, bawang merah 70 karung, beras ketan Thailand 203 karung, dan kacang tanah India 269 karung.
Terus-menerus
Serangkaian penangkapan praktik ilegal ini menggembirakan publik, meski mereka khawatir akankah “hangat-hangat tahi ayam”. “Jangan ketika ada pergantian kapolda baru marak penangkapan barang ilegal, tetapi setelah itu senyap (tidak ada penangkapan),” kata Anggota DPRD Kota Pontianak Muhammad Fauzie. Muhammad Fauzie juga mengkritisi pihak kepolisian yang hanya banyak menangkap barangnya, para kurir atau pesuruh saja, bukan “dalang” tindakantindakan penyelundupan yang ada. “Jika Kalbar ingin bersih dari barang-barang
Direktur Reserse Narkoba Polda Kalbar Kombes Pol. Ahmad Alwi (tengah) bersama Kapolresta Pontianak, Kombes Pol. Hariyanta (kiri) dan Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar (kanan) memperlihatkan barang bukti ganja kering seberat 19 kg yang ditangkap dari Kapal Kargo Express 88 di Mapolresta Pontianak. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
ilegal, yang harus dilakukan kepolisian serta aparat penegak hukum lainnya yang berwenang adalah menangkap pelaku utama atau dalang pemasok barang -barang haram tersebut,” harapnya. Kesan operasi keamanan yang gencar dilakukan hanya untuk menaikkan citra pejabat Kapolda baru, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris Besar (Pol) Mukson Munandar
membantahnya. “Saat ini kami sedang gencar-gencarnya melakukan razia atau patroli di semua lini dalam mencegah keluar masuknya barang-barang ilegal di Kalbar. Ini untuk penegakan hukum, bukan pencitraan,” ungkapnya. Menurut dia, pengungkapan itu, juga tidak terlepas kerja sama Polda dengan instansi terkait, termasuk dengan Komando Daerah Militer XII Tanjungpura. Polda telah melakukan
kerja sama terkait menjaga dan pengamanan sepanjang perbatasan darat Indonesia (Kalbar) - Sarawak (Malaysia). Alasan ditingkatkannya pengamanan perbatasan, karena Kalbar cukup rawan terjadi tindakan-tindakan ilegal, seperti penyelundupan gula pasir, kayu, narkoba dan aktivitas lainnya yang bersifat ilegal. (Andilala/erafzon sas/ budi santoso)
Kebanggan RI dalam APEC Ahmad Buchori
I
ndonesia boleh berbangga karena anggota Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, 5-7 Oktober 2013 mendukung hampir seluruh gagasan yang tercakup dalam tiga prioritas utama pertemuan itu. Dari 20 gagasan yang diajukan oleh Indonesia dalam forum APEC 2013, sepenuhnya mendapatkan dukungan namun masih ada beberapa gagasan yang memerlukan sedikit penyesuaian. Konferensi kali ini bertema Asia Pasifik Tangguh, Mesin Pertumbuhan Global. Untuk mendukung tema itu Indonesia menetapkan tiga prioritas utama yaitu mewujudkan dan mendukung pencapaian Sasaran Bogor saat KTT APEC 1994, pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan adil, serta meningkatkan konektivitas. Berkaitan dengan itu, Indonesia memajukan bidang jasa nasional yang dapat memberikan nilai tambah cukup besar bagi perekonomian melalui prioritas pencapaian Sasaran Bogor dalam konferensi yang diselenggarakan dengan biaya Rp364,17 miliar atau 35 juta dolar AS itu. Bagi Indonesia, manfaat dari inisiatif ini adalah terkait pada upaya memajukan bidang jasa nasional, dimana sektor jasa dapat memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi perekonomian. Indonesia juga menjaga kepentingannya untuk menciptakan sistem perdagangan internasional yang tidak diskriminatif dan menjamin akses pasar produk
ekspor Indonesia, melalui organisasi perdagangan dunia (WTO). Salah satu usulan utama Indonesia adalah untuk meningkatkan pemahaman terhadap barang/ produk yang dapat berkontribusi pada pembangunan yang berorientasi pada lingkungan (green growth), pengurangan angka kemiskinan dan pengembangan pedesaan, termasuk di dalamnya adalah minyak sawit (CPO), karet alam, serta produk kehutanan seperti kertas dan bubur kertas. Proposal ini menekankan agar pada 2014 dapat dilaksanakan pengkajian oleh APEC guna mengidentifikasi produk-produk tertentu di luar barang manufaktur yang secara signifikan berkontribusi pada tujuan lingkungan, pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan. Hasil kajian ini akan berkontribusi terhadap diangkatnya agenda ini untuk dibahas lebih lanjut di APEC. Dengan upaya tersebut, diharapkan akan meningkatkan pemahaman anggota APEC atas produkproduk dimaksud, seperti CPO dan karet alam, yang dalam beberapa kesempatan terkena hambatan (restriction) perdagangan di negara tujuan ekspor karena alasan lingkungan. Dalam KTT APEC ini Indonesia juga mengusulkan gagasan untuk membentuk ACT-NET atau Jaringan Satgas Antikorupsi, yang selain sejalan dengan keb i jakan p emeri n tah u ntuk men cegah d an memberantas tindak pidana korupsi pada tingkat
nasional, juga akan memperkuat komitmen pemerintah untuk bekerja sama dengan otoritas penegak hukum dari seluruh anggota ekonomi APEC. Jaringan kerja sama ini akan difokuskan pada otoritas atau pejabat yang bertanggung jawab dalam menangani kasus korupsi di seluruh anggota ekonomi APEC. Dengan demikian, ACT-NET dapat turut membantu upaya pemerintah RI dalam mengusut kasus-kasus korupsi di luar wilayah Indonesia melalui jalur kerja sama informal dan formal di antara anggota APEC. Isu pemberdayaan ekonomi rakyat juga diwacanakan. Indonesia mendorong daya saing UKM dengan membuka kesempatan berpartisipasi dalam perdagangan global. Indonesia memastikan perhatian khusus akan kebutuhan UKM di tengah krisis ekonomi termasuk UKM yang dimiliki atau dikelola perempuan. Persoalan emansipasi gender juga dibicarakan. Indonesia endorong dan membuka kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam perekonomian APEC dan memastikan perhatian khusus atas kebutuhan perempuan di tengah krisis ekonomi.* Ahmad Buchori adalah wartawan LKBN Antara
POLHUKAM
06
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
Antisipasi Ancaman “Cyber Warfare”
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring (kanan) memberi keterangan seusai melakukan pertemuan tertutup membahas mengenai sistem keamanan dan pertahanan dunia maya Indonesia dari serangan hacker di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta. FOTO ANTARA/M Agung Rajasa
A
ncaman para peretas di dunia maya (cyber space) sudah nyata di depan mata, banyak situs milik pemerintah dan swasta yang menjadi korban. Dan bukan tidak mungkin situs departemen pertahanan termasuk bank data intelejen juga bisa diretas pihak asing. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
yang mengemban tugas pertahanan negara juga dituntut profesional dan tidak gagap teknologi menghadapi ancaman di dunia maya itu. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga menyadari hal itu sehingga segera membentuk satuan khusus tentara siber (cyber army) untuk menghadapi gangguan kedaulatan
negara negara. Pembentukan “cyber army” merupakan bagian dari pembangunan Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) yang meliputi pertahanan sistem komunikasi dan informasi Kementerian Pertahanan. Pasukan “Cyber Army” terdiri atas kalangan militer yakni TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hingga kalangan
sipil. “Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army dibentuk untuk menangkal serangan tersebut,” katanya. Perang di dunia maya (cyber warfare) menjadi ancaman di berbagai belahan dunia ini di samping perang konvensional yang saling mengungguli dalam penggunaan alutsista. “Cyber warfare” berkembang dari “cyber crime” yang memiliki arti bentukbentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet jaringan komputer seperti menyebar virus yang merusak akses informasi, membajak atau mencuri informasi, mengubah informasi secara ilegal, hingga memata-mata akses informasi. “Cyber Army” dibutuhkan untuk menangkis segala serangan di dunia maya yang setiap saat bisa mengganggu pertahanan kedaulatan RI. Selain menangkis dan bertahan, awaknya juga dituntut memiliki kemampuan untuk menyerang. Menurut Menteri Pertahanan, “Cyber Army” juga memiliki tugas khusus menelusuri siapa saja yang mencoba mengoyak siber di Tanah Air dan menguak motif penyerangan tersebut. “Potensi gangguan saat ini sudah ada tetapi kadang-kadang tidak kita rasakan,” kata Purnomo.
Peretas Tangguh
Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, kesiapan perang di dunia maya itu sangat penting, apalagi Indonesia juga memiliki peretas-peretas tangguh. Menurut Jaleswari, dari beberapa kali diskusi bersama petinggi TNI dan
Kemhan, Indonesia memiliki sumber daya peretas yang tangguh bahkan sangat diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara. Peretas-peretas ini memiliki strategi efektif untuk melumpuhkan pertahanan lawan dan mampu membaca taktik secara tepat. Kepala Lembaga Sandi Negara Djoko Setiadi juga mensinyalir adanya ancaman terhadap dunia maya sehingga harus disikapi oleh negara secara serius. Ia mengatakan jaminan keamanan informasi sektor pemerintah atau swasta maupun masyarakat sudah mendekati ancaman keamanan informasi yang semakin mengkhawatirkan sehingga pihaknya perlu melakukan gerakan. Ia menyebut contoh jadwal penerbangan pesawat Garuda pernah tidak teratur akibat diretas oleh pihakpihak yang tak bertanggung jawab. “Potensi kejahatan dunia maya makin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kebocoran berbagai informasi yang bersifat rahasia terjadi di berbagai belahan dunia sehingga perlu kemitraan global,” katanya. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju membuat sebuah negara besar bisa saja melakukan aksi-aksi penyadapan surat elektronik kepada siapapun termasuk presiden di sejumlah negara, bahkan membobol data intelijen negara itu. Indonesia harus mampu mengandalkan kemampuan daya tangkal atas kebocoran informasi rahasia dengan kekuatan sendiri. Ke depan “Cyber Army” menjadi semakin penting selain industri strategis seperti produksi alat utama sistem persenjataan dan peningkatan pelatihan personel. (Budi Setiawanto/Budi Santoso/erafzon sas)
L
embaga yang diagungkan masyarakat pun tumbang oleh kapak korupsi yang dimainkan Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif Akil Mochtar. Pilar hukum terakhir yang keputusannya bersifat final itu selama ini menjadi pintu terakhir bagi pencari keadilan, namun aksi tangkap tangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi memupuskan asa rakyat. Mata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie nanar ketika dimintai komentar tentang kasus itu. Sesekali giginya menekan keras, bibirnya menyiratkan kesal tiada tara. “Pantasnya orang ini dihukum mati,” katanya. Kemarahan Jimly adalah kemarahan nasional. Hanya orang yang tak peduli pada masa depan negeri ini yang diam tak terusik oleh penyalahgunaan wewenang yang sudah keterlaluan itu. Praktik suap di Indonesia telah lama diketahui dunia. “Suap sudah menjadi jalan hidup di sini (Indonesia),” kata seorang eksekutif puncak Eropa seperti tertulis pada laporan Control Risks, satu lembaga konsultasi internasional mengenai
KILAS POLHUKAM Amandemen
Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin memperkirakan usulan amandemen kelima konstitusi yang diajukan DPD RI belum bisa selesai hingga akhir periode pada September 2014. “Waktunya terlalu dekat dengan
risiko politik dan keamanan. Sedangkan Simon Butt, akademisi hukum dari Australia, menyebut korupsi amat mewabah di Indonesia. Ia menegaskan, pada banyak kasus, termasuk kasus korupsi, polisi bisa ‘dibujuk’ untuk menghentikan investigasi, menghilangkan barang bukti penting, atau menyampaikan sangkaan ringan. Dalam perkara suap, jaksa kerap menghentikan penuntutan atau menyampaikan dakwaan yang lemah, atau sanksi lunak. “Intinya, kekebalan bagi mereka yang berkasus namun mau dan mampu menyuap sebagai jalan keluar dari jerat hukum,” tulis Simon Butt dalam laporan Control Risks tahun 2013 tersebut.
Legislatif Setuju
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat menyatakan setuju agar para koruptor dijatuhi hukuman mati terutama jika kejahatan itu menimbulkan dampak negatif yang sangat besar terhadap rakyat..
pemilu 2014, sangat sulit untuk mengumpulkan anggota MPR RI untuk membahas usulan amandemen konstitusi,” katanya di Jakarta, Selasa. Untuk mengamankan usulan amandemen konstitusi itu maka DPD RI harus melobi fraksi-fraksi yang ada di DPR RI. (R024)
Polda Papua
Kapolda Papua Irjen Polisi Tito
“Ide itu baik, terhadap koruptor-koruptor besar, otak daripada koruptor itu pantas untuk dihukum mati,” tegasnya. Namun Martin kemudian mengatakan bahwa hukuman mati untuk korupstor ini tidak bisa digeneralisasikan, melainkan harus dilihat berdasarkan kasus yang terjadi. Menurut dia, hukuman mati ini pantas diberikan pada seorang terpidana yang terbukti sebagai dalang dari tindak pidana korupsi besar dan kejahatan yang dia lakukan memberikan dampak besar pada masyarakat. Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy juga setuju dan mengatakan bahwa Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi No31 Tahun 1999 memiliki celah yang memungkinkan untuk dilakukannya hukuman mati bagi koruptor. “Memang sudah ada undang-undang ke arah situ. Cuma tidak pernah dipakai oleh hakim,” katanya. Ia mengaku tidak tahu kenapa tidak pernah dipakai. “Apa mungkin hakim- hakim kurang percaya diri untuk melakukan vonis tersebut,” kata Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)
Karnavian mengingatkan jajarannya agar tidak menggunakan senjata api untuk meredam aksi massa agar tidak jatuh korban. Jika aparat menggunakan pendekatan represif apalagi menggunakan senjata api maka bisa timbul korban baik di kalangan rakyat sipil maupun aparat sendiri, katanya di Timika, Selasa. “Kalau ada permasalahan di
DPR itu. Tjatur berpendapat bahwa celah tersebut mungkin tertutupi, karena selama ini memang belum pernah ada vonis yang menjatuhkan hukuman mati terhadap para koruptor. Ketua Dewan Pembina Gerakan Indonesia Adil, Sejahtera, Aman (ASA) Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso mengusulkan revisi terhadap undang-undang tipikor itu harus secara tegas memasukkan klausul hukuman mati bagi koruptor dalam Rancangan KUHP yang kini sedang dibahas DPR. “Semua fraksi harus mendukung revisi ke arah hukuman mati agar ada efek jera,” katanya. Pengadil di China berani menjatuhkan vonis mati bagi mantan menteri perkeretaapian Liu Zhijun terbukti mengkorupsi uang negara sebesar itu (10,53 juta dolar AS atau sekitar Rp121 miliar). Namun terdakwa Irjen Djoko Susilo dengan jumlah kerugian negara yang sama hanya divonis 10 tahun penjara. Perlu keberanian hakim menjatuhkan hukuman lebih berat apalagi jika dilakukan oleh aparat penegak hukum. (Jafar Sidik/Maria Rosari/Budi Santoso/erafzon sas)
lapangan terutama menyangkut mekanisme Pemilu maka yang lebih berkompeten adalah KPU dan Panwaslu. Polri dan TNI hanya mendukung pengamanan,” jelas Tito. (E015)
Mendagri
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta semua pihak menghormati segala keputusan Mahkamah Konstitusi terkait Pilkada
indonesia kini
A
ncaman ledakan penduduk terus membayangi Indonesia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memeras otak mengupayakan penurunan angka kelahiran apalagi hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tak menggembirakan lantaran angka kelahiran total (TFR) masih 2,6 anak per wanita, stagnan dari kondisi SDKI 2007. Ini berarti TFR tidak mengalami penurunan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sejak SDKI 2002 – 2003. Padahal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 menargetkan penurunan TFR hingga 2,1 anak per wanita. Fertilitas pada kelompok usia remaja (15-19 tahun) naik dari 35 menjadi 48 kelahiran/1.000 perempuan padahal target RPJMN 30 kelahiran/1.000 perempuan. Berbagai cara BKKBN, mulai dari sosialisasi ke seluruh pelosok Tanah Air untuk revitalisasi program kerja hingga bekerja sama dengan 68 mitra kerja untuk menyukseskan program KB. Kepala BKKBN Fasli Jalal selalu menegaskan perlu upaya-upaya serius mengatasi masalah kependudukan. “Kami mengharapkan semua komponen bangsa bahu membahu,” katanya. Berdasarkan sensus 2010, pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Ppertumbuhan tinggi mengakibatkan konversi persawahan juga terus meningkat padahal jumlah penduduk yang tinggi mengakibatkan peningkatan konsumsi
termasuk di Pilkada Jawa Timur yang baru saja diputuskan. “Keputusan MK itu sudah final dan mengikat karena sudah memiliki kepastian hukum,” ujarnya di Surabaya, Selasa. Mendagri juga mengusulkan agar sengketa Pilkada cukup diselesaikan di Pengadilan Tinggi (PT) untuk Kabupaten/ kota dan untuk Provinsi di tingkatan Mahkamah Agung (MA). (KR-FQH)
Atasi Ledakan Penduduk
Petugas melakukan pendataan saat melayani masyarakat mendapatkan KB gratis di mobil operasional BKKBN di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pelayanan gratis yang diselenggarakan oleh BKKBN dan Kodim 1306/DGL tersebut merupakan bagian dari upaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. FOTO ANTARA/Mohamad Hamzah
beras. Konsumsi beras di Indonesia masih sangat tinggi yakni 139,15 kilogram per kapita per tahun. Menekan
Peluang Disabilitas
K
Koruptor Pantas Dihukum Mati?
edisi 8 16 Oktober 2013
alangan penyandang cacat atau disabilitas berhak mengisi peluang kerja. Untuk pertama kalinya dalam Pameran Bursa Kerja Nasional ke11 di Jakarta baru-baru ini, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas mengisi peluang kerja yang ditawarkan pada bursa kerja itu. Pada bursa itu, sedikitnya 120 perusahaan menyediakan 4.326 lowongan kerja yang terdiri
atas berbagai sektor jabatan di dalam maupun di luar negeri. Lowongan pekerjaan yang tersedia antara lain untuk bidang komunikasi, teknologi informasi, kontraktor, teknologi perkapalan, otomotif, industri pengolahan, pertambangan, perbankan, distributor, farmasi, rekreasi, makanan, dan minuman. Menakertrans Muhaimin Iskandar mengatakan bursa kerja sangat efektif
laju pertumbuhan penduduk merupakan keharusan untuk mengantisipasi krisis pangan. Implikasi masalah
kependudukan juga menyentuh bidang pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan keamanan.
untuk menurunkan pengangguran di Indonesia yang masih cukup tinggi yaitu sekitar 7,17 juta penganggur. Jumlah tersebut telah mengalami penurunan sebanyak 70 ribu orang jika dibandingkan pada Agustus 2012 yang jumlahnya 7,24 juta orang. Menurut estimasi ILO, 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia merupakan penyandang disabilitas atau berjumlah sekitar 24 juta orang dan sekitar 11 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja. Kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas itu dapat disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan
dan kemampuannya, sedangkan mengenai jumlah kuota penyandang disabilitasnya dapat disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi perusahaan “Sesuai dengan UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat telah
KILAS KESRA KANKER
Kementerian Kesehatan menargetkan minimal 80 persen perempuan usia 30-50 tahun melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks melalui “screening” atau penapisan setiap lima tahun. Kanker payudara dan serviks merupakan penyakit kanker yang paling sering dijumpai pada perempuan dewasa ini dan i deteksi dini kedua jenis kanker tersebut dapat dilakukan dengan teknologi tepat guna yang murah dan sederhana, kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, jumlah perempuan Indonesia yang berusia 30-50 tahun adalah sekitar 35.950.765 orang. Hingga 2012, jumlah perempuan yang telah melakukan penapisan kanker mencapai 575.503 orang dengan jumlah IVA (+) sebanyak 25.805 orang atau 4,5 persen, suspek kanker leher rahim 666 (1,2 per 1000) dan suspek tumor payudara 1.289 (2,2 per 1000). (A043)
MAKAN
Penyandang disabilitas menghadiri Bursa Kerja untuk Penyandang Disabilitas di Graha Wisata Niaga, Solo, Jateng. FOTO ANTARA/Andika Betha
Pola makan dan hidup yang sehat merupakan salah satu solusi untuk mencegah penyakit kanker. “Faktor pola makan juga mempengaruhi seseorang bisa terkena kanker,” kata Pimpinan Yayasan Peduli Kanker Indonesia (YPKI) D Nurcahyo. Makanan yang tidak sehat yang mengandung terlalu banyak natrium,
07
KESRA
Tingkat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi yang menunjukkan tingkat kesertaan ber-KB di antara pasangan usia subur (PUS) mencapai 61,9%. Keberadaan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) semakin berkurang karena sejak otonomi banyak PLKB beralih fungsi. BKKBN memperkirakan ada 21 ribu orang PLKB baik tetap maupun honorer, dan akhir tahun ini ada 900 orang yang pensiun. Menurut Fasli, selain menyasar akseptor KB baru, BKKBN mengarahkan mereka ke penggunaan kontrasepsi jangka panjang. BKKBN melakukan percepatan revitalisasi KB guna menurunkan angka fertilitas, angka kematian ibu, dan angka kematian bayi. Kemudian, memantapkan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk serta meningkatkan koordinasi dan penyediaan dan kualitas data informasi kependudukan. Strategi akselerasi 2013 antara lain intensifikasi program kependudukan dan KB di 10 provinsi yang mencakup 70 persen dari total penduduk Indonesia yakni Sumut, Sumsel, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, dan Sulsel. Strategi lain, peningkatan peran tokoh masyarakat dan agama dalam sosialisasi program kependudukan dan KB, pemberdayaan dan revitalisasi lini lapangan, advokasi kepada semua stakeholders dan mitra kerja, dan peningkatan penggarapan remaja melalui Generasi Berencana (Genre) dalam pendewasaan usia perkawinan. (B Setiawanto/M Sunyoto) ditegaskan bahwa penyandang cacat berhak untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak dan mendapat perlakuan yang sama dan tanpa diskriminasi,” kata Muhaimin. (Arie Novarina/B Setiawanto/M Sunyoto) natrium benzoat atau pengawet dan lemak jenuh, bisa menyebabkan kanker Saat ini semakin banyak makanan yang diolah dan cepat saji sehingga sejak kecil, tubuh sudah terpapar zat-zat kimia pemicu kanker. (D016)
UPAH
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9/2013 tentang Kebijakan Penetapan Upah Minimum Dalam Rangka Keberlangsungan Usaha dan Peningkatan Pekerja. Inpres itu untuk menyelaraskan kebijakan upah minimum dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Presiden menginstruksikan Menko Perekonomian, Menakertrans, Mendagri, Menperin, Kapolri, gubernur, dan bupati/wali kota untuk mengambil langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masingmasing secara terkoordinasi dan terintegras. Khusus kepada Menakertrans, Presiden menginstruksikan merumuskan dan menetapkan kebijakan pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan nasional dengan ketentuan, antara lain: upah minimum didasarkan pada kebutuhan hidup layak (KHL), produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi; upah minimum provinsi, kabupaten dan kota diarahkan kepada pencapaian KHL. (M041)(B Setiawanto/M Sunyoto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
TNI di Sulut
Menjaga Batas Negeri
Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Musa Bangun, Gubernur Sulut Sinyo Sarundajang, Danlantamal Manado Laksamana Pertama TNI Raja Morni Harahap, Danlanudsri Kolonel Pnb Ferdinan Roring dan Kapolda Sulut Brigjen Pol Robby Kaligis pada acara HUT ke-68 TNI di Manado. Foto: Dispen Lantamal Manado.
K
ehadiran Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Sulawesi Utara telah memastikan keutuhan teritorial pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Filipina.
Namun di luar fungsi utama itu, kehadiran para prajurit TNI di wilayah perbatasan dan terdepan Indonesia itu juga membantu upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat di sana.
Di Sulut, terdapat 286 pulau berukuran besar dan kecil. Sebanyak 59 pulau di antaranya dihuni 2,187 juta jiwa. Adapun di antara pulau-pulau terdepan itu adalah Marore, Miangas, Marampit dan Kawio.
Berkah Kerukunan
Untuk menjaga keamanan dan keutuhan teritorial Indonesia di sana, dibangun sejumlah pos pengamanan dan Kodim, kata Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Musa Bangun. Di pos-pos pengamanan itu, para personel TNI Angkatan Darat dan Laut, termasuk marinir, silih berganti dtugaskan, katanya usai menghadiri peringatan HUT ke-68 TNI di Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Manado barubaru ini. Setidaknya satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) prajurit TNI ditempatkan di sana, selain para personel Koramil dan Babinsa setempat. Para prajurit dari matra darat menempati enam pos sedangkan personel TNI-AL disebar di dua pos pengamanan yang ada di pulau-pulau terdepan, seperti Marore, Miangas, Kawaluso, Matutuang, Kawio, Marampit dan Tinakareng, itu, katanya. “Dalam pengamanan perbatasan, mereka harus bersinergi seperti di perairan dengan TNI Angkatan Laut dan di Udara dengan TNI Angkatan Udara,” kata Bangun. Dalam menjaga keutuhan wilayah perairan, Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VIII Manado Laksamana Pertama TNI Raja Morni Harahap mengatakan pihaknya antara lain melakukan patroli rutin dan berkoordinasi dengan aparat keamanan di daerah itu. Harahap pun sempat melakukan kunjungan ke Lanal Melonguane Kabupaten Talaud untuk mengecek langsung berbagai hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas di wilayah itu. Matra udara juga memainkan perannya dalam mendukung pengamanan TNI-AD dan TNI-AL . Menurut Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi Kolonel Pnb Ferdinand
KILAS SULUT Tenaga surya
Pemerintah Kota Manado mulai menggunakan lampu lalu lintas bertenaga surya di sejumlah tempat untuk mendukung program pembangunan ramah lingkungan dan mengurangi emisi yang berkontribusi pada pemanasan global. “Lampu lalu lintas dengan tenaga surya tersebut sudah dipasang di sejumlah titik di Manado,” kata Juru bicara Pemerintah Kota Manado Novly Welly Siwi. (KR-JHB)
Pameran Pembangunan
Gubernur Sulawesi Utara Sinyo H Sarundajang mengatakan pameran pembangunan pada 2014 akan digelar secara spektakuler karena bertepatan dengan tahun emas provinsi itu.
Seorang warga muslim memberikan angpao kepada barongsai dalam Festival “Daul Combo Islami” di jalan Trunojoyo Sampang, Madura, Jatim. FOTO ANTARA/Saiful Bahri
K
erukunan dan toleransi antarumat beragama yang terjaga baik terbukti berdampak positif bagi kemajuan satu daerah. Berkah ekonomi dari kerukunan yang terjaga itu pula yang sudah dinikmati Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Karenanya pemerintah kota itu pun senantiasa mengajak para warganya menjaga toleransi di tengah
keberagaman etnis dan agama tersebut. “Manado memang kota kecil, tetapi berkumpul orang dengan latarbelakang religi yang berbeda namun tetap rukun dan saling menghormati,” kata Wakil Wali Kota Manado Harley Mangindaan di Manado Rabu. Berkat kerukunan dan toleransi antarumat beragama yang terjaga baik itu, perekonomian Kota Manado
ditandai dengan kedatangan investor dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat, katanya. Seperti pernah disampaikan Wali Kota Manado Vicky Lumentut, pertumbuhan ekonomi Manado terus meningkat dalam lima tahun terakhir dimana pencapaian 2012 8,71 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 6,23 persen.
Pertumbuhan ekonomi Manado tahun 2012 itu lebih tinggi dibandingkan 2011 yang mencapai 7,7 persen, katanya. Menurut Harley Mangindaan, keputusan pengusaha yang memilih daerah ini sebagai tempatnya berinvestasi tidak dapat dilepaskan dari kondisi Sulut yang kondusif dan nyaman untuk berusaha. Karena itu, menjaga kerukunan dan toleransi bukan hanya tugas pemerintah melainkan menjadi tanggungjawab bersama seluruh penduduk Manado Harley tidak menampik perbedaan sebagai realitas kehidupan yang tak dapat ditolak. Menurut dia, “berbeda itu boleh dan harus tetapi jangan menjadi pemicu
Roring, pihaknya menggelar operasi yang didukung sejumlah pesawat tempur F-16 . Di samping fungsi utama TNI itu, para prajurit Sapta Marga ini juga melakukan kegiatan lain untuk membantu peningkatan mutu sumberdaya manusia di wilayah terdepan Indonesia itu. B r i g j e n T NI M u s a B a n g u n mengatakan kehadiran pos-pos pengamanan TNI di pulau-pulau terdepan itu telah memungkinkan sejumlah prajurit untuk ikut membantu beberapa sekolah yang kekurangan guru. Mereka menjadi guru di sekolahsekolah itu karena kekurangan guru masih dihadapi sejumlah sekolah di daerah itu, katanya. Dalam memperingati HUT ke-68 TNI, prajurit Sapta Marga yang ada di Sulut pun memanfaatkan momen penting itu untuk lebih dekat dengan rakyat melalui kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Pulau Matutuang. Seperti disampaikan Ketua Panitia HUT ke-68 TNI di Sulut, Kolonel Laut Tunggul Soropati, dalam kegiatan itu, para prajurit TNI merenovasi empat gereja dan satu masjid, membangun sarana mandi- cuci-kakus, dan memberikan penyuluhan tentang bela negara kepada warga setempat. TNI juga menggandeng pihak lain dalam melakukan program bakti sosial di pulau-pulau terdepan Idnonesia di Sulut itu. Bersama PT Askes misalnya, TNI memperbaiki 155 rumah tidak layak huni di Pulau Kawio, Matutuang dan Marore Kabupaten Sangihe belum lama ini, kata Kadis Penerangan Lantamal Manado Mayor Achmad Gunawan. (Jorie M R Darondo/Rahmad Nasution/Erafzon SAS)
Pelaksanaan pameran pada tahun emas itu, katanya, akan dibuat lebih baik dari tahun ini dimana penataan areal masuk lokasi pameran memberikan kenyamanan bagi para pengunjung, termasuk wisatawan asing, katanya. (K005)
Atribut Parpol
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Manado siap menertibkan semua atribut dan alat peraga calon anggota legislatif dan partai politik peserta pemilu yang melanggar PKPU Nomor 15/2013 dan Perwal 40/2013. “Kami siap menindak pelanggaran PKPU Nomor 15/2013 dan Perwal 40/2013 atas rekomendasi Panwaslu,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Manado Xaverius Runtuwene di Manado, Rabu. (KR-JHB) masalah, tetapi justru perbedaan keyakinan itu akan menjadi warna indah dalam bingkai kesatuan dan persatuan di Manado”. “Ingatlah ‘torang samua ini basudara’. Jangan sampai tercerai berai, tetapi justru harus saling membantu dan menopang,” katanya. Dalam merawat kerukunan dan toleransi antarumat beragama itu, hasil studi A. Shadiq Kawu dan Arifudin Ismail dari Badan Litbang Kementerian Agama RI (2001/2002) tentang program dialog kerukunan antarumat beragama di Manado mengusulkan perlunya dikembangkan model dialog partisipatif dimana para peserta terlibat aktif dan menjadi subyek dialog. (Joyce Bukarakombang/Rahmad Nasution/Erafzon SAS)
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
08
SOSOK
Abdul Kadir
Jaga Perbatasan
M
enerima penugasan di daerah yang jauh dari gemerlap kehidupan kota, terlebih lagi jika itu pulau terdepan Indonesia, tidak selalu disambut dengan suka cita oleh si penerima penugasan. Tapi tidak demikian halnya dengan Lettu Abdul Kadir Lesy. Prajurit TNI-AD yang juga ayah empat anak ini justru menganggap penugasannya di Pulau Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, sebagai satu kebanggaan. Kebanggaan itu dia rasakan karena Miangas merupakan salah satu pulau terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina. “Kalau belum pernah bertugas di Miangas rasanya belum lengkap,” katanya. Penugasannya di Pulau Miangas dari pertengahan 2012 hingga awal 2013 sebagai komandan Pos Pengamanan TNI dan Danramil itu pun disyukuri Abdul Kadir karena telah menambah pengalaman hidup dalam perjalanan karir kemiliterannya. “Sebelum bertugas di lokasi itu, para prajurit terlebih dahulu mendapatkan berbagai pengetahuan tentang Miangas seperti adat istiadat dan bahasa,” katanya. Selama penugasan itu pula, Lettu Abdul Kadir Lesy merasakan langsung denyut kehidupan dan keramahan masyarakat pulau di beranda terdepan Indonesia ini. Abdul mengatakan, dalam menjalankan tugas, dia dan para prajurit TNI yang ditempatkan di pulau itu berbaur dengan masyarakat setempat. “Potensi masyarakat juga dilibatkan dalam menjaga keamanan,” katanya.
Di sela tugas utamanya menjaga keamanan di sana, Abdul mengatakan dia sering berkunjung ke sekolah menengah pertama dan menengah atas di daerah itu untuk member pelajaran dan penyuluhan kepada para siswa tentang bela negara dan wawasan kebangsaan. “Penyuluhan ini sangat penting untuk terus menumbuhkan rasa kebangsaan kepada generasi muda di daerah itu,” kata prajurit TNI yang pernah bertugas di Timor-Timur, Poso dan Aceh ini. Bahkan, setiap Senin, dia menyempatkan diri untuk mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan di sekolah. Penugasannya di Pulau Miangas itu telah pula memperkaya pengalaman hidupnya karena dia berkenalan dengan “Laluga”, sejenis talas yang tumbuh di hutan pulau itu. Bahan makanan dari Miangas ini menjadi konsumsi dia dan banyak warga lain pada saat kondisi cuaca tidak bersahabat yang ditandai dengan kehadiran badai dan ombak laut yang tinggi. Dalam kondisi laut yang seperti ini, kapal-kapal pengangkut logistik dari Tahuna, Kabupaten Sangihe, dan Manado tidak dapat berlayar dengan leluasa ke Miangas. Akibatnya, pasokan sembako pun sulit masuk. Ia mengatakan, biasanya dalam kondisi demikian, Laluga menjadi bahan pangan alternatif yang didapat dengan cara menggalinya dari tanah untuk kemudian direbus. “Biasanya Laluga dimakan dengan ikan bakar atau sambal,” kata pria kelahiran Tobelo, Maluku Utara, 19 Januari 1972 yang kini bertugas sebagai komandan Pleton Dua Kompi C 712 di Amurang, Minahasa Selatan, ini. (Jorie M R Darondo/Rahmad Nasution/ Erafzon SAS)
Abdul Kadir
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
S
atuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste dari Yonif 743/PSY (Pradnya Samapta Yudha) Korem 161/Wirasakti Kupang, NTT tidak hanya membawa misi menjaga kedaulatan NKRI, tetapi juga membangun ekonomi masyarakat di sana. Upaya membangun ekonomi rakyat di perbatasan itu agaknya menjadi suatu keharusan bagi para prajurit Satgas Pamtas RI-Timor Leste karena hampir 99 persen warga di serambi depan Indonesia itu hanya menggantungkan hidup dari bercocok tanam dan beternak. “Mendorong ketahanan pangan rakyat di perbatasan sudah menjadi sebuah keharusan. Jika tingkat
indonesia kini
kehidupan serta ekonomi masyarakat di perbatasan sudah membaik maka mereka lah yang akan menjadi tiang penyangga utama bangsa dalam menjaga kedaulatan negerinya,” kata Komandan Satgas Pamtas RI-Timor Leste Mayor Inf Budi Prasetyo. Langkah yang dilakukan para prajurit adalah membagi bibit sayuran dan melatih para petani dalam mengolah lahan agar lebih produktif. Kendati berat, para prajurit tidak mengenal lelah dalam membantu para petani di tapal
imor Leste telah memiliki sebuah pelabuhan internasional berkapasitas 25.000 ton di Oecusse sebagai langkah awal pemerintah negara itu menjadikan wilayah kantungnya yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini sebagai zona istimewa sosial ekonomi. Pelabuhan (Porto) yang diberi nama “Iwao Kitahara” itu dibangun dengan dana bantuan Jepang senilai sekitar 120 juta Euro atau setara Rp5 triliun.
Pembangunan pelabuhan itu terlaksana berkat lobi mantan Dubes Jepang untuk Timor Leste Iwao Kitahara. Untuk mengenang jasanya, nama diplomat Jepang itu kemudian dijadikan sebagai nama pelabuhan tersebut. Distrik Oecusse seluas 815 km persegi ini diapiti langsung oleh tiga kabupaten di Nusa Tenggara Timur, yakni Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang. Untuk mencapai wilayah kantung
KILAS NTT
Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Pulau Sumba setelah pulang dari lawatannya di Australia pernah menjanjikan dana pengembangan ternak di NTT. “Namun (dana itu-red.) baru akan direalisasikan sebagiannya pada akhir Desember ini,” kata Semuel Rebo. (B017/L003)
Transmisi
Sumber listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap NTT-2 atau PLTU Bolok berkapasitas 16,5 MW di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena belum terhubung dengan transmisi 70 KV di Gardu Induk Maulafa. “Tower 51 baru selesai dibangun. Pembangunan itu pun dalam pengawasan ekstra ketat aparat keamanan, karena warga di sekitar menara menolak pembangunan fasilitas pendukung PLTU NTT-2 di wilayah mereka. PLN masih butuh waktu untuk menarik kawat yang menghubungkan Tower 54 dari Bolok hingga Gardu Induk Maulafa,” kata Humas PLN Wilayah NTT Paul Bola. (B017/L003)
Ternak
Pemerintah pusat diperkirakan akan mengucurkan dana tambahan sebesar Rp230 miliar untuk mendukung pengembangan ternak di Nusa Tenggara Timur, kata Kepala Dinas Peternakan NTT Semuel Rebo.
indonesia kini
Membangun Ekonomi Rakyat batas yang hanya memiliki empat bulan musim hujan seperti daerah lainnya di NTT ini. Mayor Inf Budi Prasetyo yang juga Komandan Batalyon (Danyon) 743/ PSY itu menyadari bahwa diperlukan waktu untuk mengubah pola hidup dan daya pikir namun hal itu tidak bisa dibiarkan berlarut dalam sebuah situasi yang apa adanya. “Selain berupaya meningkatkan produksi pertanian lewat pola pengolahan lahan yang efektif, upaya pemberdayaan tersebut juga
Sejumlah komandan kompi dan pleton berlari di depan barisan prajurit TNI AD dari Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma Kodam IV/Diponegoro, pada Upacara Pemberangkatan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia, di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng. FOTO ANTARA/R. Rekotomo
T
edisi 8 16 Oktober 2013
dilakukan untuk mengubah pola pikir masyarakat ke arah yang positif dalam menata hidup rumah tangga. Dengan demikian, upaya jalan pintas untuk mengail rezeki seperti penyelundupan, perlahan-lahan dapat teratasi,” katanya. Pola pemberdayaan ekonomi rakyat di tapal batas itu dilakukan dengan cara membagi bibit tanaman, sayur-sayuran serta umbi-umbian kepada kelompokkelompok tani yang ada di pos terdepan perbatasan RI-Timor Leste. TNI menyadari sepenuhnya bahwa tugas dan tanggungjawab sebagai pengawal negara bisa berhasil jika alat negara tersebut dapat bersatu dan manunggal dengan rakyat yang berada di tapal batas negeri. Kemanunggalan yang dibangun para prajurit Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari batalyon kebanggaan Korem 161/Wirasakti Kupang tersebut tidak hanya sebatas pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, tetapi juga menjadi pendidik pada sejumlah sekolah dasar yang ada di tepian tapal batas. “Anggota kita diberi kesempatan untuk mengajar setiap Rabu sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD saat ini agar sejalan dengan arah pendidikan bangsa kita,” katanya. Prajurit bhayangkara negara yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-Timor Leste ini tersebar di 38 pos terdepan di wilayah Kabupaten Belu,
Menanti Kapal Nusantara
Perahu
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal akan membangun dua pelabuhan (jeti) tambatan perahu bagi masyarakat nelayan di Desa Sagu (Pulau Adonara) dan masyarakat pesisir di Desa Pamakayo (Pulau Solor), Kabupaten Flores Timur, pada 2014, kata seorang pejabat. Menurut Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin, Kementerian PDT sudah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan pelabuhan tambatan perahu di dua lokasi tersebut dengan masing-masing lokasi akan menghabiskan dana sekitar Rp15 miliar. Rencana pembangunan pelabuhan tambatan perahu itu merupakan awal dari program Kementerian PDT untuk Kabupaten Flores Timur.(B017/L003)
Pelabuhan Oecusse. FOTO Laurensius Molan
berpenduduk 432 kepala keluarga atau sekitar 65 ribu jiwa ini, pejabat Pemerintah Timor Leste di Dili harus menempuh perjalanan darat selama sekitar sembilan hingga 10 jam. Karena letaknya yang bertetangga langsung dengan Indonesia, warga Oecusse ini umumnya menjalin hubungan sosial dan ekonomi dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Kupang. Terkait upaya Dili menjadikan Oecusse zona ekonomi, Menteri Dalam Negeri Timor Leste Jorge da
Conceicao Teme mengatakan pihaknya membutuhkan dana sekitar Rp50 triliun. “Hadirnya Porto Iwao Kitahara di Mahata itu sebagai bukti nyata adanya perhatian pihak asing untuk membangun Oecusse,” kata alumnus Universitas Satya Wacana Salatiga Solo, Jawa Tengah itu. Porto Iwao Kitahara berdiri megah dan elok di Tanjung Mahata sambil menantang gemuruh ombak Laut Timor yang datang menerpanya, tetapi tak ada satu pun perahu atau kapal dagang yang menyinggahi pelabuhan mewah di daerah yang pada masa penjajahan
Tapal Batas B
agi prajurit TNI, NKRI adalah harga mati sehingga ketika tugas bangsa memanggil, tak ada ucapan lain yang keluar dari mulut prajurit sejati TNI kecuali: “Siap...perintah dilaksanakan!” Perasaan patriotik itu pula yang menyertai Prajurit Kepala (Praka) Martono Masiode (29) saat dia menerima penugasan ke Pulau Batek, pulau terluar di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan daerah kantung Timor Leste, Oecusse. Prajurit TNI-AD dari Yonif 743/PSY (Pradnya Samapta Yudha) Korem 161/Wirasakti Kupang ini menerima kondisi daerah di mana dia ditugaskan dengan sikap tegar. Betapa tidak, di pulau kecil itu, tak ditemukan sumber mata air dan penduduk. “Kami hanya memanfaatkan surutnya air laut di pesisir pantai untuk mandi dan masak. Kami nikmati saja sampai purna tugas di pulau itu,” kata suami Theresia Uto Ola ini mengenang penugasannya di Pulau Batek itu. “Banyak kisah sedih yang kami alami saat penugasan di pulau tersebut, tetapi sebagai bhayangkara negara, kami tidak boleh mengeluh. Jiwa kosra kami sebagai prajurit pejuang dan prajurit Sapta Marga harus kami tunjukkan saat penugasan tersebut,” katanya ketika berbincang-bincang dengan Indonesia Kini di Atambua, Kamis (3/10). Prajurit karir gelombang II Sekolah Calon Tamtama Tahap II 2003 di Rindam XVI/Patimura Ambon itu mengatakan, sejak menjadi prajurit TNI, sudah lima kali dia bertugas di tapal batas, termasuk dua penugasan di perbatasan RI-Timor Leste. Pada 2007-2008, dia mendapat penugasan perdana di perbatasan RI-Timor Leste dengan pos utama di Atambua. Lalu pada 2009,
Mayor Inf Budi Prasetyo.
Pelabuhan Oecusse
Portugis dikenal dengan sebutan “Vila Taveiro” ini. “ Kami sangat mengharapkan kapal-kapal dagang yang datang dari Nusantara, seperti dari Makassar, Kupang dan Surabaya berlabuh di Porto Iwao Kitahara untuk menurunkan bahan kebutuhan pokok bagi rakyat kami di Oecusse. Hampir 90 persen kebutuhan pokok masyarakat Timor Leste didatangkan dari Indonesia,” kata mantan pelajar Seminari Menengah Lalian Atambua itu. (Laurensius Molan/Rahmad Nasution/Erafzon SAS)
SOSOK
Praka Martono Masiode
Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Kupang. “Dari pos-pos terdepan itulah, kita mulai menggandeng masyarakat untuk terlibat langsung dalam kegiatankegiatan sosial kemasyarakatan yang produktif agar bisa membentuk pola pikir baru ke arah yang positif. Dengan demikian, mereka nyaman dalam ekonomi dan ulet dalam menjaga keutuhan NKRI dari gangguan manapun,” kata Mayor Budi Prasetyo.
Untuk mendukung tujuan tersebut, Kodim 1605/Atambua di Kabupaten Belu juga melaksanakan TNI Manunggal Membangun Desa guna menciptakan stabilitas keamanan dan ikut membangun ekonomi WNI di daerah perbatasan dengan Timor Leste itu. (Laurensius Molan/Yohanes Adrianus/ Rahmad Nasution/Erafzon SAS)
08
Praka Martono Masiode.
ditempatkan di Pulau Batek. Pada 2010-2011, ayah dua orang putra itu ditarik kembali ke Atambua dengan tugas khusus sebagai Tamtama Juru Tulis Gambar 2 Simayon Kima (Seksi Markas Batalyon Kompi Markas) pada Batalyon Infantri 743/PSY di Sektor Satgas Pamtas RI-Timor Leste. Pria kelahiran Ternate, 17 Desember 1984, itu menuturkan bahwa sebelum ditempatkan kembali ke Atambua dan Pulau Batek, ia sempat ditugaskan di Pulau Dana Rote yang berbatasan langsung dengan Benua Australia. Pulau kecil mungil yang eksotik itu sempat dikelola seorang warga Australia untuk pengembangan obyek wisata selancar setelah dia menikahi seorang gadis Pulau Rote. Pulau tersebut akhirnya bebas dari riak pariwisata setelah pasukan Yonif 743/PSY diterjunkan untuk mengamankan pulau tersebut dan beberapa pulau lainnya, seperti Mangudu di Sumba Timur yang juga sempat dikelola pengusaha Australia untuk bisnis pariwisata. Bagi Praka Martono Masiode, tugas negara yang diterimanya merupakan kehormatan yang harus dijalankan dengan penuh rasa tanggungjawab. Dia pun terlibat langsung dalam mengawal pemasangan pilar batas negara serta Border Sign Post (BSP) bersama pihak Timor Leste pada periode 2007/2008 dan 2010/2011. Bagi Praka Martono Masiode dan para prajurit pejuang TNI lainnya, “NKRI adalah harga mati”. (Laurensius Molan/Yohanes Adrianus/Rahmad Nasution/Erafzon SAS)
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
Menjaga Laut dari Anasir Asing
P
dilindungi. Komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal) Tarempa Letkol Laut (P) Agung Jaya Saktika yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Anambas, mengakui, daerahnya rawan pelanggaran batas wilayah oleh anasir asing. “Jika terjadi pelanggaran yang dilakukan kapal perang asing maka kami langsung mengusir keluar dari wilayah perbatasan. Begitu juga dengan penangkapan ikan ilegal oleh nelayan
asing. Kami tangkap dan tindak,” jelas Agung Jaya Saktika. Wilayah Kepulauan Anambas berbatasan dengan empat negara tetangga yakni Malaysia, Vietnam, Kamboja dan Thailand. Beberapa permasalahan pelanggaran tapal batas yang dialaminya seperti masuknya kapal perang asing, yang biasanya dilakukan oleh Singapura, Malaysia dan Amerika yang memiliki basis di Singapura. Agung menjelaskan, kapal perang
Ikhlas Bertugas M Komandan Lanud Tanjungpinang, Letkol Pnb M Jusuf Hanafie (empat dari kiri) berfoto dengan sejumlah penerbang TNI Angkatan Udara sebelum melakukan patroli udara pengamanan Selat Malaka atau “Malacca Straits Sea Patrol (MMSP)” dengan pesawat pengintai Foker 27 di Pangakalan Udara TNI AU Tanjungpinang, Kepri. Foto Henky Mohari
tersebut sering mengadakan latihan dengan mengambil wilayah yang diakui sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia
Kapal jenis perusak berpeluru kendali milik TNI AL KRI AHMAD YANI 351 dan kapal perang KRI Viper 820 melintas di Selat Singapura dengan latar belakang gedung bertingkat Singapura. ANTARA FOTO/Henky Mohari
Rempang-Galang
Penyeimbang Pertumbuhan Ekonomi
Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani (kanan) berbicara dengan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo di ruangan Komisi IV DPR di Jakarta. Foto Henky Mohari
S
urat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 463 tahun 2013 tentang penetapan kawasan hutan lindung di Kepulauan Riau mengejutkan pemerintah daerah karena surat keputusan tersebut
dianggap bertabrakan dengan rencana pengembangan investasi di provinsi kepulauan itu. SK itu menetapkan hutan lindung yang di Batam, Tanjungpinang dan Bintan sehingga kawasan yang
KILAS KEPRI Verifikasi
Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, menunggu hasil verifikasi data untuk mulai mendistribusikan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Jumlah siswa penerima BSM yang telah diverifikasi di Karimun sebanyak sebanyak 2.051 siswa SD, 790 siswa SMP, 391 siswa SMA dan 75
ditetapkan itu tidak mungkin bisa dialihfungsikan untuk kepentingan lain. Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani mengungkapkan investasi di kawasan Pulau Rempang dan Galang di Batam akan menarik investasi sekitar Rp60 triliun dan bisa terwujud jika pemerintah pusat menurunkan status hutan lindung di daerah itu menjadi hutan konversi dan lainnya. “Di Pulau Kepala Jeri dan Janda Berhias saja yang hanya beberapa hektare, nilai investasi saat ini sudah mencapai Rp10 triliun dan di Rempang-Galang mencapai 13 hektare investasinya bisa mencapai Rp60 triliun,” kata Sani. Sani mengatakan dengan dijadikannya Rempang-Galang sebagai kawasan industri, seperti tempat lego jangkar kapal, pariwisata dan industri lainnya diyakini mampu menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi Kepri hingga tiga poin. “Pertumbuhan ekonomi lebih dari 10 persen bisa dicapai, karena bisa dipastikan dengan dijadikannya
siswa SMK. Sementara itu, kuota siswa penerima BSM yang dialokasikan pemerintah adalah 5.720 siswa SD, 1.666 siswa SMP, 600 siswa SMA dan 713 siswa SMK dengan dana sebesar Rp6,8 miliar lebih. (RDT)
Lumpuh
Aktivitas perkantoran di Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, sempat lumpuh awal Oktober
Rempang-Galang sebagai kawasan industri bisa menyumbang tiga poin pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur. Menurut Sani, lahan untuk investasi di Batam saat ini sudah sempit dan para investor juga kesulitan untuk mencari lahan yang luas untuk menanamkan investasinya. “Kalau hanya untuk 5-10 hektare mungkin masih ada, tapi untuk ratusan hektare tidak ada lagi di Batam,” ujarnya. Kegundahan terhadap SK Menhut ini rupanya telah disampaikannya secara langsung kepada Wakil Presiden Boediono saat Wapres menghadiri kegiatan Tamadun Melayu di Tanjungpinang. Kepada Wapres, menurut Sani, juga disampaikan kalau di beberapa daerah tersebut merupakan zona pengembangan perdagangan bebas atau FTZ. Menurut Sani, dalam rencana Pemprov Kepri dan Dewan Pengusahaan Kawasan, di Rempang-Galang akan dijadikan lokasi galangan kapal, lego jangkar kapal, industri pariwisata dan industri lainnya yang dimungkinkan menarik para investor menamkan modalnya. “Ini adalah ‘mimpi’ untuk kesejahteraan masyarakat dan semoga mimpi itu terwujud berkat dukungan
karena putusnya jaringan listrik bawah tanah di Jembatan III. Selain itu kegiatan perkuliahan di Universitas Maritim Raja Ali Haji dan kegiatan di Masjid Raya Dompak juga terhenti. Hanya saja aktivitas di Kantor Gubernur Kepri kembali berjalan karena ada fasilitas genset. (KR-HKY)
PAD
indonesia kini
Letkol Laut (P) Agung Jaya Saktika
TNI AL
rovinsi Kepulauan Riau dengan 2.408 pulau yang berada di hamparan lautan internasional Selat Melaka, Laut China Selatan dan Selat Singapura, membuat kawasan ini benar-benar wilayah sempadan yang dinamis. Dinamisnya pengamanan di perairan Negeri Segantang Lada juga karena berada di lintasan dagang dan keamanan internasional. Bahkan, 19 pulau terdepannya yang merupakan tapal batas Indonesia yang harus
edisi 8 16 Oktober 2013
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
(ALKI). “Amerika memang bukan tidak mengakui ALKI tersebut, tapi mereka cenderung tidak meratifikasi ALKI. Sehingga kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan berkaitan dengan beberapa latihan di basis AL mereka yang berada di Singapura,” jelas Agung. Sementara itu, Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun, mengoptimalkan Satuan Radar Leho di Leho, Kecamatan Tebing yang dapat menjangkau perairan Selat Malaka, Selat Durian dan Selat Philips. Jangkauan efektif radar itu mencapai 40 Nm atau 74 kilometer. “Radar Pos Angkatan Laut (Posal) Leho dapat mendeteksi kapal-kapal melintas di perairan perbatasan. Fungsinya sangat strategis dalam menjaga kedaulatan negara,” kata Danlanal Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Hery Winarno.(Tim Biro Kepri/ Budi Santoso/erafzon sas) semua pihak,” ujarnya. Ia meminta SK tersebut bisa direvisi sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat dan pengusaha. “Keputusan Menhut itu juga belum final, karena belum penetapan dan saya berharap para investor atau masyarakat tidak panik karena masih diperjuangkan,” kata Sani. Selain dengan Wapres, Sani beserta beberapa kepala daerah di Kepri serta Badan Pengusahaan Badan melakukan pertemuan dengan Komisi IV DPR RI membahas keberadaan SK yang meresahkan investasi itu. “Secepatnya kami akan turun ke lapangan, kalau bisa pekan depan karena ini sudah meresahkan terutama mengenai kepastian hukum investasi di Batam,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Subagyo usai mendengar aspirasi Pemprov Kepulauan Riau. Firman mengatakan Komisi IV juga akan membentuk panitia kerja serta mengundang para pakar agar bisa didapat pandangan yang sama terhadap masalah hutan lindung di Kepri. Selain itu, Firman menilai Keputusan Menhut tersebut bertentangan dengan UU 41 tahun 2009 Pasal 19 Ayat 1 yang menyebutkan keputusan Menhut harus berdasarkan hasil kajian tim terpadu. (Henky Mohari/Evy R. Syamsir/Budi Santoso/erafzon sas)
Karimun, optimistis target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2013 sebesar Rp235,5 miliar, tercapai. “Kami optimistis terpenuhi karena PAD yang masuk per Agustus sudah 70 persen atau sekitar Rp164,8 miliar,” kata Dispenda Karimun Muhammad Firmansyah di Tanjung Balai Karimun. Semula PAD Karimun ditargetkan sebesar Rp200 miliar pada pembahasan APBD murni, namun meningkat pada APBD Perubahan. (RDT)
emasuki paruh dua tahun bertugas di Kabupaten Kepulauan Anambas memimpin Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tarempa, Letkol Laut (P) Agung Jaya Saktika mengaku ikhlas bertugas di lini depan NKRI yang berbatasan dengan empat negara itu. Selama itu pula pembenahan demi pembenahan sudah dilakukan oleh pria lulusan Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) angkatan 39 tahun 1993 ini. Pertama menjabat sebagai Komandan Lanal Tarempa, Agung melakukan pembenahan secara psikologis kepada seluruh prajurit yang dipimpinnya. Dalam pembenahan tersebut, dirinya menempatkan nilai mendasar yang harus dimiliki seorang prajurit, yakni ikhlas. “Saya bilang ke prajurit, semua harus diawali dengan keikhlasan. Setelah itu barulah niat baik akan bisa keluar. Kalau sudah begitu, baru kita bisa mengukur mana kepentingan pribadi, mana tugas. Tapi kalau sudah niatnya untuk kepentingan pribadi, maka akan sulit mengukur seberapa besar kepentingan kita, seberapa besar kepentingan untuk tugas. Sehingga nantinya jalannya organisasi ini pincang,” ujar pria yang pertama kali dilantik menjadi perwira TNI AL dengan pangkat Letnan Dua pada 1993 dan ditugaskan sebagai Pamuat di KRI Karimata-960 (1993-1994) ini. Agung mengaku tidak hanya memberikan petuah semata, dirinya juga memberikan contoh langsung kepada prajurit yang dirinya pimpin, bagaimana menerapkan 4 pilar, yakni keikhlasan, niat baik, kebersamaan dan keterbukaan. “Saya tunjukan kepada mereka bagaimana saya menerapkan apa yang saya katakan. Yang paling gampang dilihat adalah, apa yang saya lakukan sebagai Komandan Lanal Tarempa selalu transparan dan terbuka. Seluruh prajurit mengetahui dengan jelas apa saja yang saya lakukan,” ujar penerima tanda Jasa Satya Lencana Kesetiaan VIII dan Satya
Lencana Dharma Nusa ini.
Dengan 4 pilar yang diterapkan Agung, 185 Personel Lanal Tarempa yang tersebar di lima pos, dari Anambas hingga Tambelan, Kabupaten Bintan mampu melaksanakan tugas yang diembankan kepada mereka dengan baik. Terbukti, dalam setahun Lanal Tarempa mampu menangkap 16 kapal nelayan asing yang melanggar batas wilayah perairan Indonesia.
08
SOSOK
“Kita mampu menangkap 16 Kapal dalam setahun. Ini yang ditangkap oleh Lanal Tarempa, bukan dari KRI ataupun limpahan pihak kepolisian. Itu menurut saya sudah merupakan bukti bahwa prajurit Lanal Tarempa sudah melaksanakan tugas dengan baik,” kata suami dari Dian Juniasthi L , dan ayah dari Nabilla Agdiansty Solleha, Naufalia Reskiana Saktika, dan Nadim Mohamad Sultan Sabhir. Secara tugas pokok yang diembankan kepadanya, Agung mengaku wilayah perbatasan di Anambas terbilang sangat dinamis, karena Anambas memiliki batas laut dengan empat negara tetangga, yakni Vietnam, Malaysia, Kamboja dan Thailand. Agung tidak bekerja sendirian, tetapi juga selalu berkoordinasi dengan Polri yang bertugas di Anambas, dalam hal ini tiga Polsek yang beroperasi di Siantan, Palmatak dan Jemaja. Menurut Agung hal tersebut sangat penting dilakukan, karena kendati wilayah daratan Anambas tidak luas, namun pengamanan di darat tidak kalah penting dengan pengamanan laut. Disinggung masalah kehidupan di Anambas, terutama terkait dengan tingginya harga kebutuhan, Agung juga mengaku terbebani. “Kita kan sama-sama merasakanlah beratnya disini, apalagi masalah materi. Kita sama-sama tahu juga biaya hidup disini cukup lumayan kan. Makan sekali saja perlu menghabiskan puluhan ribu. Padahal di daerah lain tidak seperti itu,” katanya. Sementara itu bantuan-bantuan dari yang lain tidak ada. Hanya ada tunjangan perbatasan dan tunjangan pengamanan pulau terluar yang bisa dinikmati enam bulan sekali. Agung juga mengaku berusaha tidak pergi keluar daerah jika memang tidak ada dinas. Dirinya selalu berusaha tinggal selama mungkin di Tarempa bersama prajurit-prajuritnya. Berbagai penugasan pernah dilaksanakan adalah Panagi KRI Amboina - 503 (1995-1999), Kadepops KRI Amboina - 503 (1999 - 2000), Palaksa KRI Mentawai (2000 - 2002), Palaksa KRI Teluk Sibolga - 535 pada tahun 2002, Palaksa KRI Memet Sastrawirya (2004 - 2005), dan Pabandya Dal Progar Srena Mako Koarmabar (2005 - 2006). Setelah menjabat sebagai Komandan KRI Imam Bonjol - 383 (2006 - 2008), Agung Jaya menjabat sebagai Pabandya Binkuatmar Sops Kasal (2008 - 2009), dilanjutkan sebagai Pabandya Latgab Sops Kasal tahun 2009 2012). Berbagai pendidikan militer yang pernah diikuti selain AAL yaitu mengikuti Diklapa I (1997 - 1998), Diklapa II tahun 2002, Dikseskoal angkatan 47 (2009). (Radja/Evy Syamsir/B Santoso/Erafzon SAS)
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
T
NI tidak lagi sebatas menjaga keamanan atau kesiagaan perang melawan musuh dalam mempertahankan keutuhan negara tetapi juga soal kiprah sosial dan pembangunan. TNI memahat jasa tidak hanya sebatas memegang senjata tetapi juga membantu berbagai program kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Batalyon Raider 751 Sentani, di Jayapura, Papua, misalnya, bahkan memiliki desa atau kampung binaan. Wakil Komandan Batalyon 751 Raider Mayor Inf. Wayan Deddy Suryanto mengatakan kesatuannya sering melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan seperti membagi beras untuk warga di kampung binaan di Jayapura. “Kegiatan berbagai kasih ini bagian dari pembinaan teritorial,”katanya. Biasanya, pembagian beras dilakukan saat hari besar keagamaan, HUT Batalyon Raider, HUT TNI, dan peringatan kenegaraan lainnya. Beras yang dibagikan adalah hasil patungan dari para prajurit. Dengan cara ini, TNI terus melebur diri bersama masyarakat dan bisa merasakan setiap kehendak rakyat. TNI yang bertugas di wilayah perbatasan harus cerdas membawa diri agar bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Kampung binaan Batalyon Raider 751 itu ada di Kampung Wamena, Sereh, Komba, Mambar, Transad, Burere, Koya Barat dan
indonesia kini
Yon 751 Raider Berbagi Kasih Koya Timur. Selain menyalurkan bantuan, mereka memantu masyarakat memperbaiki fasilitas umum. Teknis penyaluran bantuan diserahkan kepada para komandan kompi di lingkungan Batalyon Raider 751. Jumlah personel di Batalyon Raider 751 mencapai 1.039 orang, senantiasa siaga melakukan tugas sosial dan kemanusiaan. Dengan semboyan, “sedikit berbicara, banyak berbuat”, Batalyon Raider 751 berkiprah dalam pembinaan teritorial. “Prajurit Batalyon 751 Raider yang tersebar di Sarmi, Doyo, Skamto dan Sentani berani menunjukkan kasih kepada sesama,” ujarnya. Selain siaga dalam bakti sosial, Batalyon Raider 751 memberikan perhatian serius pada berbagai isu strategis seperti lingkungan hidup. Tidak heran markas pasukan di Sentani tertata apik dengan penanaman pohon sehingga menjadi hijau. Tanggung jawab terhadap penyelamatan lingkungan, tidak hanya dilakukan di markas pasukan tetapi juga di berbagai tempat. (Hendrina Dian Kandipi/Key Tokan A.Asis/B Setiawanto/M Sunyoto)
KILAS PAPUA KREDIT Pawai kemenangan Persipura. Foto Key Tokan
M
Boaz Solossa melesakkan satu gol di menit ke-61 dan Patrich Wanggai menyumbang satu gol di menit ke-68. Kedudukan 2-0 itu menyumbang tiga angka bagi Persipura dengan total koleksi nilai sementara 73, namun angka itu ternyata keramat karena dengan demikian klub berjuluk Mutiara Hitam itu mengunci gelar “champion” Indonesia Super League (ISL) 2013, pada saat masih tersisa beberapa pertandingan. Dengan memastikan diri menjadi Juara ISL 2012/2013 tersebut maka Persipura menggapai empat bintang, suatu prestasi yang sudah dinanti-
nantikan oleh rakyat Papua sejak *kick off* ISL 2012/2013 dimulai. Raihan bintang empat itu ditorehkan sejak 2005 ketika menjadi juara Liga Indonesia, kemudian meraih bintang kedua sejak ISL dihelat pada 2008/2009, juara ISL 2010/2011 dan 2012/2013. Memelihara asa sejak musim tanding olah raga yang paling banyak digemari itu, sejak pekan kedua Januari lalu, Persipura yang tampil di 34 laga, berhasil memenangkan 25 pertandingan, imbang tujuh kali dan kalah hanya dua kali, masing-masing dari Persela Lamongan dan Barito Putra. Persipura pun dipastikan
Bank Papua pada tahun ini menyalurkan kredit tanpa agunan dengan besaran mencapai Rp50 juta bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di daerah itu, kata Direktur Utama Bank Papua Johan Kafiar. Kredit untuk UKM di Papua itu mencapai 20 persen dari total kredit bank tersebut sebesar Rp10,2 triliun selama 2013. “Adanya kemudahan dan peningkatan jumlah kredit UKM ini adalah dalam rangka menggairahkan pertumbuhan sektor riil,” katanya. (M039)
TANGKAP
Polres Mimika menangkap empat orang di tiga tempat berbeda di Timika karena menjadi pengedar dan penjual ganja. Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini menyebutkan para
08
SOSOK
Kapten Johny
Menabur Hati
Tampak prajurit TNI yang hendak membantu masyarakat membersihkan sepanjang jalan menuju Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua. Foto Dian Kandipi.
merengkuh juara terakhir untuk pagelaran sepak bola kasta tertinggi di Tanah Air bertajuk Indonesia Super League (ISL) atau Liga Super Indonesia. Pasalnya, mulai musim berikut, belum tentu masih ada ISL, karena PSSI sudah berkali-kali mengeluarkan pernyataan untuk menyatukan dua perhelatan yakni ISL dan Liga Primer Indonesia (IPL) ke dalam suatu tajuk yang baru. Selain meraih bintang empat, para penggila bola di Tanah Papua pun berbangga lantaran, kapten klub Boaz Sollosa tampil sebagai pencetak gol terbanyak musim ini dengan koleksi 26 gol. Meskipun telah mengunci juara ISL 2012/2013 sejak 31 Juli lalu, Persipura tetap memperlihatkan ketangguhan pada laga-laga selanjutnya, Buktinya, ketika meladeni Persib Bandung 11 September menang 1-0 dan kemudian mencukur Persita 4-0 pada laga pamungkas di Stadion Mandala.
asyarakat Jayapura tak pernah melupakan kemeriahan pada Rabu malam 31 Juli 2013. Kala itu seluruh penjuru kota di Bumi Cenderawasih itu terdengar bunyi letusan kembang api sporadis terus membahana memecah kesunyian. Penduduk kota dari berbagai usia tak bisa menahan gelora jiwa mereka untuk berpawai. Itulah suasana spontan yang tercipta di sejumlah tempat ketika terbetik kabar dari pegunungan, bahwa Persipura memenangi laga melawan tuan rumah Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena. Kapten Persipura
indonesia kini
B
Persipura Rengkuh Bintang Empat
edisi 8 16 Oktober 2013
Untuk prestasi tersebut, warga Papua melakukan penjemputan spesial pada 7 September lalu, ketika kembali dari pertandingan tandang menghadapi Persela Lamongan dan Persepam Madura. Para punggawa dijemput bak pahlawan sejak dari Bandara Sentani diikuti puluhan ribu warga yang memacetkan poros jalan Sentani-Kota Jayapura. Mengomentari pencapaian prestisius itu, Ketua Umum Persipura Benhur Tommy Mano yang juga menjabat Wali Kota Jayapura menyebutkan, di atas pundak para punggawa Persipura harkat dan martabat orang Papua dipertaruhkan. Karena itu, tekad untuk menjadi jawara tetap terpatri untuk musim-musim berikutnya, entah dengan nama ISL atau apapun. Pelatih asal Brasil Jackson F. Tiago menyebut prestasi Persipura tahun ini sebagai berkat bagi semua orang Papua. Dia mengatakan tekanan demi tekanan yang dirasakan sejak ISL musim 2012/2013 bergulir, berhasil dilalui dengan terus membangun soliditas tim. (Key Tokan A. Asis/Hendrina Dian Kandipi/B Setiawanto/M Sunyoto) tersangka berinisial YW, RY, MR dan SU ditangkap aparat gabungan Satuan Narkoba, Reskrim dan Pengendali Massa. Polisi menyita ratusan lintingan ganja yang siap dijual dengan harga Rp200.000 per paket. Dari tangan tersangka YW yang ditangkap di Gorong-gorong Kelurahan Koperapoka, polisi menyita 41 linting ganja, sementara dari tangan YW yang ditangkap di Nawaripi polisi menyita 73 linting ganja. (E015)
BLSM
Sedikitnya 2.000 warga miskin yang berdomisili di Distrik Biak Kota, Papua, telah menerima penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tahap II melalui Kantor Pos setempat. Warga yang datang ke Kantor Pos Biak, misalnya, tampak antre dengan tertib sehingga tidak terjadi keributan. (M039)
erjumpa dengan seorang perwira menengah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang satu ini ternyata berlangsung dalam suasana sangat santai, tidak kaku dan formal sebagaimana prajurit TNI pada umumnya. Itulah sosok Komandan Tim Intel Komando Resort Militer (Korem) 172/Praja Wira Yakti, Kapten Inf. Johny F. Dahar SH, salah satu perwira penerima penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan HUT ke-68 TNI 5 Oktober 2013. Kesantunan Johny ternyata dilatari filosofi hidupnya, “bekerja dengan hati”. Dalam pergulatan hidup sebagai tentara, ia selalu mengedepankan hati dan empati dalam membangun relasi sosial dan budaya demi mewujudkan peran sebagai pembina teritorial. Kepada atasan, Kapten Johny selalu hormat, kepada bawahan ia bersikap bijak dan mengayomi, kepada koleganya ia santun, dan kepada rakyat, dia selalu mengedepankan hati. Semua itu tidak menghilangkan sikap tegas, siap siaga, dan berdisiplin tinggi dalam mengemban tugas negara. Ia meyakini hidup ini terlalu singkat sehingga harus berbuat sebaik-baiknya. Itulah sebabnya, mengapa putra asli Sorong, Papua Barat itu, selalu bertutur kata lembut. Kesan tersebut sangat terasa saat berbincang-bincang dengan Kapten Johny di Markas Korem 172/Praja Wira Yakti (PWY). Saat berbincang-bincang, Kapten Johny tidak mengenakan seragam tentara. Selama 30 tahun bertugas sebagai prajurit TNI dan melanglang ke sebagian besar wilayah Papua, termasuk wilayah pegunungan tengah, Johny bisa harmonis dengan siapa pun.
Pendekatan dengan hati pula yang melandasi keyakinannya bahwa masyarakat Papua yang masih berseberangan dengan Negara Kesatuan RI akan bisa luluh untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Ayah tiga anak hasil pernikahannya dengan Marten E. Sarwo ini, memulai karir sebagai prajurit di Komando Distrik Militer (Kodim) di Sorong pada 1985 seusai mengikuti pendidikan tamtama, kemudian bintara di Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam) XVII/Cenderawasih hingga 1996. Pada 2004 ia menempuh pendidikan di sekolah calon perwira (Secapa) di Bandung dan sekembalinya dari pendidikan itu dia mengemban amanah sebagai Komandan Rayon Militer (Danramil) di Koramil 1704-07/ Ayamaru di Sorong pada 2005. Dia kemudian dimutasi menjadi pelatih sebagai Komandan Peleton Secapa Rindam XVII/Cenderawasih dan pada 2009 dipercayakan menjadi Komandan Unit Intel Kodim 1702 Jayawijaya, sebelum akhirnya menjadi Komandan Tim Intel Korem 172/PWY sejak Januari 2013. Di tengah kesibukannya sebagai perwira intel, Johny masih sempat meluangkan waktu untuk mengenyam pendidikan tinggi hingga akhirnya menyandang gelar sarjana hukum (SH) pada Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen) Jayapura pada 2011. “Ada izin dari atasan dan ada cukup waktu di tengah pergulatan mengatasi berbagai masalah teritorial, saya manfaatkan untuk belajar, agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata Johny mengenai ketertarikannya untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. (Key Tokan A. Asis/B Setiawanto/M Sunyoto)
Kapten INF. Johny F. Dahar SH.
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
Kapten Inf Mazwar AR
“Progam Seribu Hektare Jagung ini dicanangkan sejak 2012. Di beberapa daerah sudah panen dan hasilnya ternyata cukup bagus,”
Sebanyak 350 prajurit Kodam Iskandar Muda menampilkan tarian tradisional Aceh, Likok Pulo, pada peringatan HUT ke-68 TNI di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh.FOTO ANTARA/Ampelsa
Jagung dari TNI S
iapa yang tidak kenal dengan Aceh. Daerah yang menjadi salah satu modal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia itu dilanda konflik puluhan tahun, sehingga membuat perekonomian masyarakatnya terpuruk. Namun, rakyat Aceh sudah melupakan konflik tersebut. Perdamaian yang usianya lebih dari delapan tahun itu diisi dengan pembangunan guna
mengejar ketertinggalan dengan daerah lain. Selaku pembina teritorial di Aceh, tentunya TNI terus berbuat bagaimana perekonomian dan pemberdayaan masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia ini bisa meningkat. “TNI selama ini, khususnya di Provinsi Aceh, memang ada program dalam rangka mendukung
perekonomian daerah melalui pemberdayaan wilayah pertahanan dengan pola pembinaan teritorial,” kata Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Pandu Wibowo SE. Salah satu dukungan TNI di sektor perekonomian tersebut di antaranya meluncurkan “Program Seribu Hektare Jagung”. Program ini juga sebagai upaya TNI menguatkan ketahanan pangan di
PKA Tingkatkan Wisatawan
Tim kesenian Kota Banda Aceh menampilkan tari saman pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VI di Taman Sulthanah Shafiatuddin, Banda Aceh. FOTO ANTARA/Irwansyah Putra
M
asyarakat Aceh baru saja melaksanakan hajatan besar, yakni Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 yang berakhir Minggu (29/9 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Kegiatan yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 September 2013 tidak saja berlangsung meriah dan sukses, tapi tujuan melestarikan seni budaya tradisional daerah sepertinya tercapai. Oleh karenanya, PKA yang dimulai tanggal 20 September tersebut
menampilkan berbagai seni budaya yang sangat kental dengan Islam, termasuk 23 anjungan daerah yang berada di Taman Ratu Safiatuddin. Ketua panitia PKA T Setia Budi mengatakan sejak 20 hingga 29 September 2013, berbagai perlombaan seni budaya telah dipertandingkan seperti lomba tari saman, rapai geleng, layang tunang, seni ukir, dalail khairat dan adat perkawinan serta permainan rakyat lainnya. “Dari 23 kabupaten/kota yang
mengikuti kegiatan PKA, hampir semua daerah mengikuti berbagai perlombaan,” kata T Setia Budi pada acara penutupan. Pada PKA tersebut Kabupaten Aceh Besar tampil sebagai juara umum dan berhak menerima Piala bergilir PKA. Piala tersebut diserahkan oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang diterima Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah. Meskipun event empat tahunan tersebut sudah selesai, tapi selanjutnya diharapkan akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya sektor pariwisata. Oleh karenanya Gubernur Zaini Abdullah sangat mengharapkan agar pemerintah kabupaten dan kota memanfaatkan anjungan Taman Ratu Safiatuddin secara maksimal. Menurut Gubernur, seharusnya anjungan tersebut bisa dijadikan untuk kegiatan lain, seperti kantor perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota, sebagai pusat informasi dan promosi daerah. PKA yang juga diikuti beberapa provinsi di Indonesia dan juga negaranegara sahabat, ternyata berdampak pada kunjungan wisatawan di Aceh, khususnya wisatawan domestic yang datang ke Banda Aceh. Yang paling diuntungkan kegiatan ini adalah Kota Banda Aceh, karena selama event tersebut belasan ribu wisatawan domestik dari berbagai kabupaten dan
daerah. Program ini dijalankan di setiap Komando Distrik Militer (Kodim) di lingkungkan Kodam Iskandar Muda. Program Seribu Hektare Jagung ini b ekerj a s a m a d en g a n kel o m p o k masyarakat dan disinergikan dengan program pemerintah daerah. Sedangkan lahan yang ditanami merupakan lahan tidur yang selama ini tidak dimanfaatkan. Dengan adanya Program Seribu Hektare Jagung tersebut, tentunya lahan yang selama ini dianggap telantar mampu berproduksi. “Progam Seribu Hektare Jagung ini dicanangkan sejak 2012. Di beberapa daerah sudah panen dan hasilnya ternyata cukup bagus,” kata Pangdam Iskandar Muda melalui Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda Kolonel Arh Subagio Irianto. Selain di jajaran Kodim, Kodam Iskandar Muda juga memberikan proyek percontohan di setiap batalion. Proyek percontohan tersebut mengajak masyarakat di sekitar markas batalion membudidayakan tanaman buah dan jamur. Menjadi pilot proyek pencontohan ini dilakukan di Batalion Kavaleri di kawasan Kabupaten Aceh Besar. TNI dan masyarakat membudidayakan tanaman buah, seperti melon serta jamur. Hasilnya cukup bagus. Tanah di Aceh ini, cocok dengan tanaman buah-buahan. Begitu juga jamur yang sekarang ini harganya cukup mahal,”
ungkap Pangdam Iskandar Muda. Tidak hanya di sektor pertanian, TNI juga memberdayakan perekonomian masyarakat melalui peternakan, seperti bebek, ayam, dan kambing. Bahkan, untuk kambing, TNI mendatangkan bibit dari luar Aceh. Komandan Kodim 0105 Aceh Barat Let Kol Inf Deni Azhar Rozaldy menyatakan, TNI bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengembangkan 300 hektare untuk tanaman jagung guna mendorong percepatan program ketahan pangan. Pengembangan 300 hektare tanaman jagung manis tersebut melibatkan 300 orang petani yang terbagi dalam 10 kelompok dan tersebar di 12 kecamatan. Selain itu, pemerintah juga memberi bantuan bibit jagung. “Saat ini sudah dalam tahap pematangan lahan untuk persiapan penanaman bibit dan target kita akhir bulan November sudah dilakukan penanaman karena sudah masuk musim hujan,” katanya. Pemerintah Aceh Barat bersama TNI terus menggaet para pengusaha dari luar untuk menampung hasil bumi petani sehingga mampu menyejahterakan hidup mereka, meski produksi petani belum mencapai skala ekspor hal ini menjadi tantangan bersama, sehingga program ketahanan pangan terlaksana. (Haris/Ahmad Wijaya/Rahmad Nasution)
KILAS Aceh
Takengon. Melalui Kabag Humas dan Protokol Sekdakab Aceh Tengah Mustafa Kamal, bupati menjelaskan kebutuhan energi listrik diperkirakan terpenuhi di wilayahnya pada 2016.
KORUPSI
Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyatakan pemerintahnya tetap berkomitmen terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. “Upaya itu antara lain meningkatkan peran inspektorat Aceh dengan melakukan joint audit bersama BPKP,” katanya pada pembukaan semiloka koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di Pemerintah Aceh 2013 di Banda Aceh, Kamis.
INVESTOR
LISTRIK
Bupati Aceh Tengah Nasaruddin menjelaskan kekurangan energi listrik menjadi salah satu kendala terhadap pembangunan wilayah itu. “Kekurangan energi listrik dan terbatasnya infrastruktur jalan kini menjadi salah satu kendala dalam membangun Aceh Tengah,” katanya di
Pemkab Aceh Timur, Provinsi Aceh, membuka diri dan akan memberikan berbagai kemudahan bagi para investor dalam dan luar negeri yang berkeinginan kuat menanamkan modalnya di wilayah tersebut. “Mari bersama-sama kita membangun Aceh Timur ke arah yang lebih baik, dan kami siap memberikan berbagai kemudahan bagi investor untuk berusaha di daerah ini,” kata Bupati Aceh Timur Hasballah M Thaib. Wilayahnya memiliki berbagai sumber daya alam (SDA) melimpah, seperti minyak, gas, dan batubara. (A042)
kota serta luar Provinsi Aceh datang ke ibukota provinsi itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Reza Pahlevi menyebutkan, hotel di daerahnya selama PKA penuh dengan tamu-tamu dari luar Aceh. Para pengunjung PKA selain dari berbagai kabupaten dan kota di Aceh juga cukup banyak dari luar provinsi yang ingin menyaksikan dari dekat even empat tahunan itu, kata dia menambahkan. Reza mengatakan selain arena utama PKA, para wisatawan nusantara juga menyempatkan diri mengunjungi sejumlah situs tsunami dan sejarah serta Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Adami Umar menyatakan, PKA yang merupakan event empat tahunan ini akan terus
dilaksanakan, karena dampaknya cukup besar, baik pelastarian budaya dan ekonomi. Dikatakan, PKA yang hanya berlangsung sepuluh hari ini dampak ekonominya sangat besar, sehingga perputaran uang di masyarakat melebihi dari biaya yang dikeluarkan untuk menggelar hajatan budaya ini. Untuk itu, Pemerintah Aceh berharap kegiatan seperti ini juga bisa dilaksanakan di daerah-daerah, sehingga potensi yang ada bisa lebih dikenal masyarakat luas. Dan yang terpenting lagi, PKA juga sebagai upaya pemerintah dan masyarakat mengembangan kebudayaan Aceh sehingga meningkatnya arus kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara dalam menyukseskan Visit Aceh 2013. (Heru Dwi S/Ahmad Wijaya/)
Menyatu
D
i bawah terik matahari diantara rindangnya pohon besar di alun-alun Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, prajurit TNI-AD sibuk dengan geladi posko mempersiapkan HUT ke-68 TNI pada 5 Oktober2013. Sebagai perwira upacara Korem 012 Teuku Umar, Kapten Inf Mazwar AR begitu sibuk mondar mandir di lapangan itu agar kegiatan hari puncak selaras dan seirama seperti diagendakan. Kapten Inf Mazwar AR adalah Komandan Koramil Kecamatan Johan Pahlawan, Kodim 0105 Aceh Barat, Korem 012 TU, Kodam Iskandar Muda. Asam pahit dalam menjaga kedaulatan negara Indonesia sudah dirasakan sejak bergabung di pasukan militer 1988. Pria kelahiran Jawa Tengah 29 Juni 1966 ini mengatakan, perdamaian Aceh saat ini harus dijaga dan diisi dengan berbagai kegiatan positif, paling penting adalah rakyat di Aceh dapat melupakan masa konflik. Aceh sekarang bukanlah Aceh sepuluh tahun silam. Perundingan damai antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, berdampak pada tingkat kemajuan provinsi itu. “Saya selaku masyarakat biasa yang menjadi TNI sangat bangga melihat masyarakat Aceh kini yang sudah mengikuti perkembangan zaman, patuh hukum, sudah bisa dekat dengan rakyat dan sebagainya,” katanya.
Alaidinsyah
08
SOSOK
Sekilas membandingkan Aceh sepuluh tahun silam masa konflik bersenjata, masyarakat selalu khawatir, gundah dan tidak ada yang berani keluar rumah saat malam, karena dimana-mana terdengar letusan senjata api, tapi kini kondisi itu sudah berubah total. TNI dan Rakyat Aceh sudah menyatu, dalam berbagai kegiatan pemerintahan sampai ke tingkat gampong (desa), TNI tidak luput dari intaian masyarakat, diajak bersama membantu menyukseskan kegiatan dalam kepanitiaan. Dalam melayani dan mengayomi masyarakat, Mazwar mengaku tidak pilih kasih atau membedakan mana kombatan GAM dan yang mana rakyat biasa agar kedamaian Aceh tetap terjaga tanpa ada perbedaan. “Terus terang saja konflik Aceh adalah masa lalu yang harus dilupakan, sebagai komando wilayah bukan hanya mereka (kombatan GAM) yang dibina, namun seluruh masyarakat agar perdamaian ini benar-benar positif,” imbuh Mazwar. Sebagai seorang perwira ketika baru bertugas di Aceh tahun 2006, Mazwar mendapat jabatan komandan Koramil di Kecamatan Sungai Mas kemudian Kecamatan Woyla, ketika itu masyarakat pedalaman Aceh Barat, baru menghirup udara kedamaian. Dapat hidup bermasyarakat merupakan nilai yang sangat berarti, tidak dapat diukur oleh materi atau sebuah kekuasaan, dimana masyarakat selalu menyapa bila bertemu dijalan atau dalam pertemuan musyawarah desa selalu dilibatkan. “Kita ini semuanya berkerja sama dengan pemerintah, mereka temen-temen kita semua, tidak boleh kita pilah-pilah, aparat kewilayahan adalah aparat yang membina persatuan, perkerjaan apa saja harus kita dukung, aparat bersama masyarakat,” tambahnya. Menurut dia, yang paling penting bagi rakyat Aceh, saat ini harus bangkit dan tidak lagi mengingat masa konflik, harus dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai amal untuk pribadi serta orang lain. (Heru Dwi S/Ahmad Wijaya/Unggul Tri Ratomo)
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
Prajurit Marinir TNI menggelar latihan tempur di Pantai Caligi Batumenyan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. FOTO ANTARA/Roy Baskara Pratama
P
emb a n gu n a n n as i o n a l ya n g semakin kompleks memerlukan partisipasi optimal seluruh komponen masyarak at secara sinergi, sehingga mendorong percepatan pembangunan, dan salah satu bentuk keterpaduan itu adalah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). TMMD di daerah terpencil Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung
misalnya, akan sangat membantu penanggulangan kemiskinan dan program-program pembangunan lainnya yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, termasuk beberapa aspek pembangunan yang menggerakkan roda perekonomian daerah itu di bidang pertanian, perikanan, pertukangan, usaha menengah dan kecil, industri rakyat.
Menurut Wakil Bupati Waykanan, Raden Nasution, program TMMD Kodim 0427 Waykanan bersama warga setempat yang berlangsung tiga pekan dapat menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di perdesaan, dan sinergisitas kerja sama jejaring antara desa dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan ekonomi pedesaan serta tumbuh kembang
bagi perkembangan perekonomian Indonesia serta berpengaruh segala aspek kehidupan. “Khusus di daerah potensi konflik, kami akan membantu Polri dalam hal keamanan termasuk menjalin sinergisitas dengan pemerintah daerah serta pihak terkait lainnya,” katanya. Ia menambahkan, bersama dan dengan dukungan rakyat, TNI akan semakin siap dalam melaksanakan tugas dengan langkah antisipatif serta responsif, termasuk menjaga dan mengamankan aset-aset sumber daya ekonomi sebagai modal pembangunan. (Agus Wira Sukarta/Gatot Arifianto/ Roy Baskara/M.Tohamaksun/Ahmad Wijaya/Rahmad Nasution)
KILAS Lampung
55,27 persen hutan daerah itu telah rusak. Kerusakan tersebut didominasi pada kawasan hutan produksi yang mencapai 76,48 persen. “Hutan rusak karena makin marak perambahan, kebakaran, serta pembalakan liar,” ujarnya. Kawasan hutan konservasi yang menjadi sasaran perambah liar mencapai 39,18 persen, sedang hutan lindung yang rusak akibat perambahan sebesar 63,66 persen.
HUTAN
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Saiful Bahri menyebutkan
Geliat Batik Lampung
D
i antara sekian banyak batik Nusantara, nama dan kekhasan batik Lampung mungkin belum sebegitu menonjol. Meski demikian, kekuatan motif dengan pola desain yang khas, membuat batik Lampung cukup digilai kolektor busana. Salah satu alasan yang mencuat, penggunaan warna cerah yang menyiratkan semangat dan bentuk ekspresi orang Lampung seperti merah, putih, atau kuning, membuatnya berbeda dengan batik asal Pulau Jawa. Aan Ibrahim, sosok desainer dan pengrajin batik Lampung yang cukup lama malang melintang di daerah tersebut, mengatakan sebenarnya batik Lampung sudah berkembang sejak 1977, dengan motif kapal atau perahu, oleh Andrian Sangaji, namun saat ini, sudah banyak terjadi perkawinan motif agar batik Lampung lebih menasional. “Sudah banyak perkembangan, terutama akhir-akhir ini yang banyak sekali memasukkan motif ikon-ikon Lampung yang bervariasi,” kata dia. Ia menceritakan saat dirinya memutuskan membuat batik Lampung pada 1998, dia melakukan riset kecil-
kecil tentang motif khas Lampung di museum. Saat itu dia menemukan motif Sebagy, yang menurutnya merupakan motif yang sudah ada di daerah itu sejak turun-temurun. “Motif Sebagy itu dahulu biasa dipakai oleh nenek moyang kita pada kain yang dipakai untuk mengggendong anak, banyak ditemukan di Lampung dan Sumatera Selatan,” kata Aan. Dia menjelaskan, Sebagy adalah motif yang bergambar sembilan jenis kembang, yang apabila dituangkan di atas kain bisa satu jenis, atau dua hingga tiga jenis. Beberapa kembang yang menjadi bagian motif sebagy adalah melur, manggis, cenol, seleng, sebagy belando, dan sebagy sekebar. Saat itu, Aan memutuskan untuk menjadikan motif sebagy sebagai ciri khas batik Lampung buatannya, yang dipadukannya dengan motif perahu, untuk lebih menekankan identitas kedaerahan Lampung. “Karena ada juga sebagy Palembang, nah saya taruh motif perahu sebagai unsur pembeda motif sebagy Lampung,” katanya. Menurut Aan, selama
Aan Ibrahim, sosok disainer dan pengrajin batik Lampung yang cukup lama malang melintang di daerah tersebut, menunjukkan hasil karyanya. FOTO ANTARA/Agusta Hidayatullah
mengembangkan batik Lampung dengan motif sebagy, dirinya memperoleh pesanan dan omset yang lumayan menggiurkan. Dirinya banyak melakukan peragaan busana batik Lampung dengan motif sebagy. Kemudian, saat Sjachroedin ZP
menjadi gubernur sekitar tahun 2005, dia menceritakan mulailah batik Lampung mengalami perkembangan motif, dengan memasukkan unsur simbol kedaerahan, seperti perahu, buah kopi, gajah, dan siger. “Harus diakui, di era Sjachroedin-lah
08
SOSOK
Diterjang Ombak
koperasi desa atau sejenisnya secara sehat. “Program Karya Bhakti TNI Mandiri juga merupakan program lintas sektoral yang melibatkan TNI, pemerintah daerah serta partisipasi aktif masyarakat,” katanya. Di sisi lain menurutnya, hasil pembangunan atau pengembangan sarana dan prasarana fisik yang telah dicapai, dapat dipelihara oleh segenap warga masyarakat agar dapat dinikmati untuk waktu yang lama. Komandan Korem 043/Garuda Hitam (Gatam) Lampung, Kolonel Inf Iwan Sihar Marpaung, mengatakan di era globalisasi faktor stabilitas politik dan keamanan sangat memainkan peran
WWF memperingatkan bahwa badak Asia akan punah jika tidak ada tindakan nyata untuk mendorong kenaikan populasinya. Peringatan itu dikemukakan WWF sekaligus mengapresiasi penyelenggaraan Asian Rhino Range States Summit pertama di dunia, yang digelar di Lampung 2-3 Oktober 2013. WWF menyampaikan bahwa keberhasilan di masa lalu harus tetap dipertahankan dalam menghadapi tekanan yang tumbuh dari perburuan badak liar itu. Jumlah badak di Asia sangat sedikit. Pada Maret 2013, hanya tersisa 3.500 badak di Asia, sementara jumlah badak Afrika mencapai 25.000 ekor.
indonesia kini
Letda Sri Hadi Waluyo
TMMD Bantu Daerah Terpencil
BADAK
edisi 8 16 Oktober 2013
TELUK KILUAN
Objek wisata Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, tetap diminati turis asing, nasional, dan lokal, terutama setiap akhir pekan dan libur nasional. Objek wisata itu umumnya ditempuh menggunakan jalan darat, meski kondisi jalannya rusak atau tidak baik. Teluk Kiluan merupakan tempat migrasi lumba-lumba jenis mulut botol. (M023/H009)
batik Lampung menjadi lebih dibicarakan dan motifnya lebih mengedepankan ikon-ikon adat yang kental,” kata dia. Meski demikian, Aan mengaku, dia tetap menggunakan Sebagy sebagai benang merah motif batik yang dibuatnya, dan tidak terlalu kental dengan unsur ikon adat, dengan alasan demi penjualan yang lebih menasional. Saat ini, Aan menceritakan, dia menjual batik khas Lampung dengan harga 300 ribu hingga 2,5 juta rupiah untuk kemaja, dan 1,5 hingga 2,5 juta untuk batik kain. Ia juga melayani desain eksklusif batik Lampung untuk konsumen yang memesan dengan harga khusus. Untuk pembuatannya, dia menyatakan sistem produksi batik Lampung agak unik. Semuanya dikerjakan di Pulau Jawa, dan dirinya hanya mengirimkan desain kepada pengrajin di sana. Dia menceritakan, agak mustahil untuk memproduksi batik di Lampung selain karena biaya produksi yang mahal akibat mahalnya upah tenaga kerja yang harus mengikuti UMR, juga karena tidak pernah ada budaya membatik di Lampung. Hingga saat ini Aan Ibrahim sudah membuat ribuan desain batik Lampung. (Agusta Hidayatullah/Hisar Sitanggang/M.Tohamaksun/Ahmad Wijaya/Rahmad Nasution)
L
etnan Dua (Letda) Sri Hadi Waluyo menuturkan suka duka bertugas di perbatasan Indonesia di Pulau Rondo, Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang harus berjuang hidup mati demi menjaga perbatasan Indonesia di sana. “Saya bertugas di Pulau Rondo selama tujuh bulan, dengan menghadapi tantangan alam dan kejenuhan sebagai hambatan paling sulit diatasi,” ujarnya. Dia bertugas di Pulau Rondo NAD sejak akhir September 2011 hingga Mei 2012. “Saya rela meninggalkan keluarga demi ikut menjaga keutuhan NKRI,” ujar personel dari Peleton Angkutan Brigade Infanteri (Brigif) 3 Marinir TNI AL Piabung Lampung, yang tinggal di Perum Lempasing Waway Blok J No. 1A, Kecamatan Padangcermin Kabupaten Pesawaran Lampung itu. Ketika hendak berangkat ke Aceh, anak bungsunya Ramesya Eliya Refina berumur satu tahun. “Anak saya yang bungsu ketika ditinggal bertugas baru berumur satu tahun, dan
saat kembali dari Aceh, Eliya sempat tidak mengenali lagi bapaknya. Setiap ingin digendong selalu menangis,” katanya. Letda Hadi memulai karir dari Sekolah Calon Perwira (Secapa) ini, telah dikaruniai tiga anak dari pernikahannya dengan Siti Aniarti. Ketiga anaknya, Muhammad Fikri, Muhammad Rafi Habibi, dan Ramesya Eliya Refina. Sejak masuk TNI tahun 1994, dia telah menyadari setiap saat harus siap meninggalkan keluarga untuk bertugas demi negara, dan istrinya pun mengerti hal itu. “Saat melamar pertama kali menjadi tentara, saya sudah siap atas tugas yang akan diterima,” katanya. Saat bertugas sebagai Satgas pulau terluar di Pulau Rondo, Letda Hadi menjabat Komandan Peleton (Danton) memimpin 33 prajurit yang setiap hari harus berpatroli mengelilingi perbatasan Indonesia di sana. “Setiap hari saya harus selalu berpatroli bersama prajurit dengan mengatur jam penugasannya,” kata dia lagi. Menurutnya, terdapat dua tim yang
berpatroli, yaitu tim pertama bertugas di laut dan tim kedua bertugas di darat. Saat berpatroli di darat harus menempuh waktu dua hingga tiga jam untuk mengelilingi Pulau Rondo yang luasnya empat kilometer persegi. “Kendala paling sulit ditemui saat patroli di lautan dengan kondisi cuaca sulit ditebak dan ombak,” katanya. Dia bersama prajurit di sana pernah terombang-ambing di lautan hingga tiga jam lebih, dan untuk menghubungi rekan prajurit lain di pulau mengalami kesulitan karena sinyal komunikasi terputus. Ombak dengan ketinggian mencapai lima meter. Tapi, meskipun dengan kendala seperti itu, prajurit TNI di sana tetap melaksanakan tugas berpatroli, dan akhirnya dapat kembali ke pulau dengan selamat. Kapal patroli yang digunakan mereka, lanjut dia, pernah pula pecah diterjang ombak saat badai besar datang ketika itu tengah bersandar dengan menggunakan sistem jangkar karena belum ada dermaga seperti saat ini.
Letda Sri Hadi Waluyo “Ombak besar juga menjadi halangan untuk membeli logistik di Kota Sabang, sehingga pernah dua hari kami harus makan umbi-umbian yang ditanam di pulau itu,” katanya lagi. (Roy Baskara/ Budisantoso Budiman/M.Tohamaksun/Ahmad Wijaya/Rahmad Nasution)
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
TNI Jaring Investor
T
u g a s T NI s e l a i n m e n j a g a kedaulatan NKRI dan menjamin kemanan nasional bersama institusi lainnya, ternyata juga menjaring calon investor untuk meningkatkan perekonomian nasional dan daerah. “Kalau daerah aman maka investor akan masuk,” kata Komandan Korem 132/Tadulako Palu Kol (Inf) Tri Suwandono setelah memimpin upacara peringatan HUT ke-68 TNI di Palu. Beberapa tahun terakhir, Sulawesi Tengah, khususnya di daerah eks konflik Poso, terus diganggu oleh aktivitas para teroris, belum lagi konflik horizontal yang masih sering meletup di beberapa daerah, khususnya di Kabupaten Sigi. Tri Suwandono menegaskan prajurit TNI siap kapanpun dan di manapun untuk menghadapi para teroris, bersama aparat negara lainnya sesuai prosedur yang ditetapkan. “Menghadapi terorisme adalah tugas bersama kita. TNI selalu siap untuk itu,” katanya. Selain memberantas teroris, TNI juga selalu siap mendukung aparat negara lainnya untuk mencegah konflik serta menjaga ketertiban dan kerukunan masyarakat. “Keamanan wilayah ini harus dijaga karena ekonomi akan bertumbuh
S
Danrem 132/Tadulako Palu Kol (Inf) Tri Suwandono (kanan) menginspeksi pasukan dalam upacara HUT ke-68 TNI di Palu. Foto Antara Palu
“Semua investasi dan aktivitas ekonomi ini membutuhkan jaminan keamanan agar keberlangsungan usaha mereka tetap terjaga,” katanya. (Riski Maruto/Rolex Malaha/Unggul Tri Ratomo/Ahmad Wijaya)
KILAS SULTENG Penyelundupan
Polda Sulawesi Tengah mengamankan 118 penggal kayu hitam yang akan diselundupkan ke Malaysia melalui Selat Makassar dan meringkus dua tersangka pelaku masng-masing Jf dan Ml. Jurubicara Polda Sulteng Kompol Rostin Tumaloto mengatakan di Palu mengatakan polisi juga menahan sebuah kapal motor yang digunakan mengangkut kayu yang langka dan dilindungi tersebut.
Sejumlah pekerja mengerjakan pembuatan kapal penangkap ikan di pinggir pantai Donggala, Sulawesi Tengah. FOTO ANTARA/Muhamad Nasrun
P
unit pada 2011 dan tujuh unit pada 2012. Kapal-kapal itu dioperasikan oleh nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUB). “Ibarat ibu muda, kelompok nelayan kami sekarang ini sedang hamil tua. Sebentar lagi akan ‘melahirkan’ sebuah kapal baru,” ujar Marwan H. Arsyad, seorang nelayan dari Donggala, Sulawesi Tengah yang menerima kapal pada awal 2012. Marwan mengemukakan, sebelum menerima Inkamina tersebut, anggota
Hartono mengemukakan hingga akhir November, pihaknya sudah merealisasi pengadaan sebanyak 32 ribu ton, dan merupakan yang terbesar sejak berdirinya Bulog (dulu Dolog) di provinsi ini.
Hewan Kurban
Perum Bulog Sulawesi Tengah menaikkan target pengadaan beras selama 2013 dari prognosa awal 35.000 ton menjadi 40.000 ton karena potensi pengadaan masih cukup besar menjelang akhir 2013. Kepala Perum Bulog Sulteng Damin
Dinas Peternakan Sulawesi Tengah menyiapkan sebanyak 4.000 ekor hewan kurban guna memenuhi kebutuhan masyarakat pada hari raya Idul Adha 15 Oktober 2013, yang semuanya hasil ternak petani lokal. Kepala Dinas Peternakan setempat Faisal Mang menyebutkan bahwa hasil ternak petani sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, namun tidak tertutup kemungkinan ternak dari provinsi tetangga seperti Gorontalo karena harga yang lebih murah. Faisal menjamin seluruh hewan kurban baik sapi maupun kambing atau domba terjamin kesehatannya. (Rolex Malaha)
KUB Karya Bhakti hanya 10 orang dengan pendapatan rata-rata hanya sekitar Rp1,5 juta per bulan tiap nelayan. “Sekarang anggota kami sudah 16 orang. Penghasilan rata-rata bisa mencapai Rp4 juta per bulan,” ujar Marwan. Anggota kelompok nelayan ini juga telah mampu menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk membeli kapal baru. “Sekarang kami sudah punya simpanan Rp150 juta untuk membeli kapal baru,” ujarnya. Dengan kapal Inkamina yang cukup besar, mereka bisa beroperasi di laut di atas 12 mil dari pantai sehingga hasil tangkapannya lebih banyak dan lebih berkualitas. Hal yang sama dikemukakan Rahman, anggota KUB Tepeasa Bungku, Kabupaten Morowali, yang menerima kapal Inkamina pada awal 2013. “Dalam tempo kurang dari tiga bulan setelah menerima kapal ini, nilai hasil tangkapan kami sudah mencapai Rp100 juta. Setiap minggu, ke-30 nelayan anggota KUB bisa membawa pulang ke rumah masingmasing Rp600.000,” ujar Rahman yang ditemui di sela menurunkan ikan di Pelabuhan Bungku, beberapa
waktu lalu. Tidak hanya penghasilan nelayan yang bertambah, KUB Tepeasa Bngu ini juga merekrut anak-anak muda nelayan yang selama ini menganggur dan mambuk-mabukan karena tidak ada sarana melaut. “Kami ajak mereka naik kapal dan akhirnya mereka tidak lagi bikin onar di kampung dengan mabuk-mabukan. Mereka senang sekali karena setiap minggu bisa mengantongi uang hasil melaut ratusan ribu rupiah,” ujar Rahman lagi. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo mengemukakan bahwa sejak 2011, pihaknya sudah menerima 12 unit kapal Inkamina dari KKP dan didistribusikan kepada 12 KUB dan semuanya sudah beroperasi dengan baik. “Hingga Agustus 2013, volume tangkapan ke-12 kapal itu tercatat 1.168 ton ikan jenis cakalang dan layang, dengan nilai jual Rp8,9 miliar,” ujarnya. Akhir 2013 ini, akan disalurkan lagi 15 unit kapal baru. Ia berharap dengan operasional kapal Inkamina ini, setiap nelayan anggota KUB akan mendapat penghasilan minimum Rp2,5 juta perbulan. (Rolex Malaha/Unggul Tri Ratomo/Ahmad Wijaya)
Beras
Kementerian Kelautan dan Per ikanan kemudian mengimplementasikan Inpres tersebut melalui program Kapal Inkamina dengan target membangun 1.000 kapal selama periode 2011-2014. H i n g g a J u l i 2 0 1 3 , KKP s u d a h menyalurkan 520 unit kapal bertonase 30 gross ton. Setiap kapal yang dilengkapi dengan berbagai peralatan tangkap dan navigasi modern itu bernilai Rp1,5 miliar. Provinsi Sulawesi Tengah sendiri sudah menerima 12 unit yakni lima
08
SOSOK
“Dipersenjatai” Lele
Bantuan Kapal
residen Susilo Bambang Yudoyono menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2010 tentang pemberdayaan nelayan kecil melalui pemberian bantuan kapal ikan bertonase minimal 30 gross ton kepada kelompok nelayan di seluruh Indonesia. Tujuan pokoknya adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan, mengamankan ketersediaan bahan baku untuk industri perikanan guna mendukung program ketahanan pangan serta mencegah ‘illegal fishing.’
indonesia kini
Letkol (Inf) Lukman Hakim
“Keamanan wilayah ini harus dijaga karena ekonomi akan bertumbuh apabila keamanan tercipta sehingga masyarakat sejahtera,” apabila keamanan tercipta sehingga masyarakat sejahtera,” ujar Tri lagi. Ia mengutip amanat Panglima TNI terkait HUT ke-68 TNI 5 Oktober 2013, pengabdian TNI kepada bangsa dan negara harus dapat menjamin keberlangsungan pembangunan ekonomi nasional. Dewasa ini, investasi mulai mengalir ke Sulteng, Sebagai contoh, Pemerintah Kota Palu sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu seluas 1.500 hektare yang akan menyerap ratusan ribu tenaga kerja dan puluhan investor dengan total investasi sekitar Rp50 triliun. Selain itu ada pusat niaga seluas 12,6 hektare yang akan dibangun di Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, yang menelan biaya Rp1 triliun. Beberapa investasi juga sudah masuk di kabupaten lain seperti di bidang pertambangan dan energi, perkebunan dan jasa-jasa.
edisi 8 16 Oktober 2013
enjata tentara di saat perang memang bedil, namun di saat damai sepeti saat ini, senjata tak hanya yang terbuat dari besi dan mesiu, tetapi juga ekonomi keluarga prajurit yang kuat. Inilah rupanya yang menginspirasi Letkol (Inf) Lukman Hakim untuk ‘mempersenjatai’ para prajurit TNI di Batalyon Infanteri 711/Raksatama Palu yang dipimpinnya untuk membangun kolamkolam ikan lele di sekitar asrama. Meski selalu siaga dan waspada menghadapi segala bentuk gangguan keamanan, ayah tiga putri ini juga mengaku jajarannya turut berpartisipasi dalam program ketahanan pangan. “Jadi, selain mempertahankan dan menegakkan kedaulatan NKRI, kami juga turut menjaga ketahanan pangan,” kata pria kelahiran Semarang, 9 Maret 1975 ini. Menjaga ketahanan pangan itu antara lain berupa budidaya perikanan air tawar di setiap rumah anggota TNI. “Di kompleks ini, kami sudah punya lima kolam ikan lele dengan ribuan ekor lele di dalamnya. Setiap rumah rajurit juga punya kolam-kolam ikan tersendiri,” kata Lukman yang menjabat Komandan Yonif 711/Raksatama Palu sejak September 2012 ini. Kolam itu terbuat dari plastik terpal di atas tanah berbentuk persegipanjang 3x6 meter dengan tinggi sekitar 120 cm. Nilai gizi ikan berkumis itu cukup tinggi sehingga bisa mengimbangi aktivitas tentara yang tak kenal waktu untuk berlatih dan bekerja. Selain kolam ikan, Yonif 711/Raksatama juga mempunyai lahan seluas 14 hektare di Desa Sidera, Kabupaten Sigi, sekitar
30 kilometer dari markas Yonif 711. Lahan tersebut ditanami jagung, ubi, kacang tanah, pisang dan tanaman pangan lainnya yang bermanfaat. Aneka tanaman pangan itu nantinya akan dinikmati sendiri oleh anggota dan keluarga TNI sehingga turut mensejahterakan keluarga terutama saat harga kebutuhan pokok melonjak. Hal ini juga berarti membantu ekonomi keluarga prajurit. Perwira menengah TNI alumnus Akmil 1996 ini mengatakan bahwa penanaman lahan dengan aneka tanaman pangan itu selain untuk menjaga ketahanan pangan juga memberdayakan lahan tidur yang tidak produktif dan menjadi contoh bagi warga sekitar. Korem 132/Tadulako Palu memang sedang gencar berperan dalam mengawal program ketahanan pangan sebagai salah satu wujud penjabaran tugas pokok TNI selain perang yang bertujuan memberi bantuan kepada pemerintah daerah serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Berperang saat ini tidak hanya di medan juang atau di lokasi bentrok, tetapi juga di bidang ekonomi dan sosial, seperti mendukung program ketahanan pangan. Salah satu slogan TNI adalah “Bersama rakyat, TNI kuat.” Kalau rakyat kuat dan tidak lapar maka kesejahteraan akan tercapai terutama melalui ketahanan pangan yang kokoh. Karena itu “mempersenjatai” anggota Yonif 711/Raksatama dengan membuat kolam ikan lele di setiap rumah prajurit merupakan salah satu bentuk pengabdian TNI. (Riski Maruto/ Rolex Malaha/Unggul Tri Ratomo/Ahmad Wijaya)
Letkol (Inf) Lukman Hakim.
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
G
TNI Jadi Guru
uru itu pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan sederhana itu, bagi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VII/Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar adalah kebanggaan ters en d i ri b agi d i ri n ya b ers ama prajuritnya ketika peran guru mampu dimainkan oleh prajurit-prajuritnya yang bertugas di wilayah perbatasan. Peran sebagai tentara mungkin sudah mahir dilakoni oleh hampir seluruh prajurit TNI tetapi tidak semua prajurit mampu memerankan profesi sebagai seorang guru, apalagi yang bertugas di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Di zaman modern seperti sekarang ini, seluruh prajurit harus mampu berpacu dengan perkembangan zaman karena kemampuan seorang prajurit bukan hanya berperang dalam artian menjaga kedaulatan tetapi berperan untuk bidang lain,” katanya. Mayjen TNI Bachtiar yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu mengaku jika seorang prajurit harus selalu siap ‘berperang’ dalam kondisi dan situasi apapun. Peran yang dimaksudkannya yakni
KILAS SULSEL TOLAK HPH
KASAD buka Program TNI Masuk Desa di Kabupaten Takalar. Foto Muh Darwin Fatir.
Kemajuan Bantaeng
Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) mendukung kebijakan Bupati Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Suhardi Duka yang menolak perusahaan yang memiliki izin Hak Pengelolahan Hutan (HPH) untuk melakukan ekploitasi hasil hutan di Mamuju. Sekretaris Kelompok Kerja Alih Guna Lahan dan Kehutanan DNPI Muhammad Farid di Mamuju mengatakan, perusahaan pemilik izin HPH dapat mengakibatkan hutan mengalami kerusakan apabila melakukan pengelolaan dengan tidak benar.
BAKTI SOSIAL
Kantor Wilayah PT Jamsostek Sulawesi berencana menggelar “Jamsostek Goes To Factory” ke lima perusahaan yang berada di PT Kawasan Industri Makassar pada.
Bupati Bantaeng, Prof Dr Ir Nurdin Abdullah, M Agr. Foto Agus Setiawan
S
aya suka Bupati Bantaeng, yang lain sedikit, yang ini banyak-banyak,” ujar Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan pujiannya kepada Bupati Bantaeng, Prof Dr Ir Nurdin Abdullah, M Agr, dihadapan pengusaha nasional, Ir Aburizal Bakrie, yang juga Ketua Umum Partai Golkar saat ke Bantaeng. Pujian Syahrul itu disampaikan saat memberi pidato penyambutan Aburizal yang berlokasi di Pantai Seruni, Kelurahan Tappanjeng, Kalau Syahrul tidak obyektif tentu dia lebih memuji adiknya yang juga Bupati Gowa, Ichsan
Yasin Limpo. Dia memuji mantan dosen Fakultas Pertanian Unhas tersebut karena dibawah kepemimpinannya Bantaeng maju pesat. Penataan Pantai Seruni telah menjadi saksi kemajuan daerah yang berjarak 120 kilometer dari arah selatan Kota Makassar tersebut Bibir pantainya disulap menjadi alun-alun kota yang berfungsi untuk panggung upacara, selain itu dilengkapi dengan areal jogging dan kafetaria yang menjadi lokasi pesiar atau “hang out” warga kota. Bantaeng pada tahun 2008
merupakan daerah tertinggal, rawan banjir, kumuh, produktifitas pertanian rendah, akses masyarakat terhadap layanan publik rendah dan tidak dikenal. Saat ini kondisinya berbalik, Bantaeng menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di bagian selatan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng hanya 5,37 persen. Namun pada 2012 keadaan berubah, pertumbuhan ekonomi daerah yang dijuluki Butta Toa ini menlonjak mencapai 8,9 persen, atau di atas ratarata nasional. “Ketika saya pertama kali menjabat
sebagai Bupati Bantaeng mindset (pola pikir) pejabatnya adalah bagaimana menghabiskan anggaran. Mindset ini diubah bagaimana bisa menghasilkan. Saya bawa mereka ke Jepang. Di Jepang pejabat bukan penguasa tetapi pelayan,” kata Nurdin yang juga alumnus Jepang tersebut. Nurdin tidak ingin para pejabatnya menduduki jabatan tanpa ukuran yang tidak pasti. Setiap pejabat di Pemkab Bantaeng kini mesti menandatangani kontrak kinerja setiap tahun untuk meningkatkan kinerja SDM aparatur. “Rewards” dan “punishment” diterapkan pula pada mereka. Dahulu setiap musim hujan banjir senantiasa melanda kawasan perkotaan, layanan publik, pasar dan lahan pertanian. Setelah sumber banjir ditemukan dibuatkan cek dam, sekarang tempat tersebut menjadi multifungsi yakni sebagai pengendali banjir dan area budidaya ikan. Bupati juga membuat zona pengembangan potensi unggulan. Bantaeng telah mengembangkan talas safira yang diekspor ke Jepang, kemudian mengembangkan tanaman daikong dalam rangka memenuhi kebutuhan restoran Jepang area
memerangi penjajahan, baik penjajahan melalui cara pembodohan maupun secara intimidasi yang dapat merusak ketertiban, keamanan dan kedaulatan NKRI. “Prajurit harus mampu ‘berperang’ karena seorang prajurit harus terlatih dari segala bentuk apapun. Jadi, jangan heran jika peran sebagai seorang guru, penyuluh dan sebagainya itu mampu diperankan dengan baik oleh prajuritprajurit TNI,” katanya. Karena menurutnya, perjuangan para pendahulunya itu dalam mempertahankan NKRI dibayar mahal dengan darah, semangat bahkan nyawa dari para pejuang sehingga para prajurit pada masa sekarang maupun prajuritprajurit lainnya di masa mendatang juga harus mampu melakukan hal yang sama dengan para pejuang terdahulu. “Keutuhan dan kedaulatan NKRI ini tidak didapatkan begitu saja, tetapi dibayar mahal dengan semangat, darah dan nyawa para pejuang-pejuang terdahulu kita. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga keutuhan,” tegasnya. (Muhammad Hasanuddin/Unggul Tri Ratomo/ Ahmad Wijaya)
“Pada acara tersebut Jamsostek Sulawesi akan melakukan bakti sosial, `medical check up` dan sosialiasi perubahan Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan terhitung 1 Januari 2014,” kata Kepala Kantor Wilayah PT Jamsostek Sulawesi Arief Budiarto di Makassar.
KANTOR LAYANAN
Gu b ern ur DKI Jakarta Joko Widodo bersama-sama Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Direktur Utama Bank DKI Jakarta Eko Budiwiyono meresmikan kantor layanan setingkat kantor cabang Bank DKI di wilayah Makassar jalan Ratulangi. “Diharapkan dengan adanya Bank DKI di Makassar ini bisa menambah laju investasi dan perekonomian di Sulsel,” kata Jokowi disela peresmian kantor Cabang DKI di Makassar. (KRDF) Makassar dan Sulawesi. Berkat kemudahan perizinan investasi dan infrastruktur yang memadai, investor mulai berdatangan ke Bantaeng. Nurdin Abdullah baru saja meneken MoU kerjasama investasi senilai Rp23 triliun dengan PT Vinyi Indonesia Mining Investment Group Gavin Xu. Perusahaan ini akan membangun pabrik smelter meliputi peleburan biji nikel dan industry stainlestell di Bantaeng seluas 500 hektar. MoU ini ditandatangani Nurdin dihadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China, Xi Jinping di Hotel Shangri La Jakarta (03/10). Sektor wisata juga terus dipacu untuk menjadikan daerah ini menjadi destinasi kunjungan wisata. “Obyek wisata yang kami kembangkan mencakup wisata kuliner Pantai Lamalaka, wisata kuliner Pantai Seruni dan wisata bahari Pantai Marina. Juga dikembangkan wisata agro kebun apel dan strawberry,” kata Kepala Dinas Priwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, H Asri Sahrun. (Agus Setiawan/Unggul Tri Ratomo/Ahmad Wijaya)
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
S
osok Letkol Inf. Heny Setyono dikenal sebagai Komandan Batalyon Yonif 726 Tamalatea, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dia dikenal sangat baik dan dekat dengan bawahan serta mematuhi atasannya. Sebagai prajurit TNI AD yang ditugaskan menjaga perbatasan NKRI ditempatkan di Merauke, Papua perbatasan Papua Nugini (PNG) dirinya diberi tangung jawab membawa 650 prajurit TNI dalam operasi Pengamanan Patok Batas Indonesia-PNG selama tujuh bulan pada Februari hingga September 2013. Dari 650 prajurit yang dikirim dibagi menjadi 24 titik posko dengan luas wilayah 3.000 kilometer mulai dari Merauke hingga simpang PNG dengan tanggung jawab 19 patok perbatasan untuk dideteksi apakah bergesar atau rusak. “Menjaga patok perbatasan dibutuhkan satu sampai lima hari dengan jarak tempuh cukup jauh bahkan melalui rawa-rawa hingga menggunakan kapal rakit kecil untuk menemukan patok dan memperbaikinya bila ada rusak, dan dipasang GPS,” ucap Heny. Tidak hanya menjaga patok perbatasan, sejumlah aktivitas sosial dilakukan TNI termasuk kendala yang dihadapi dalam menjaga keutuhan NKRI di perbatasan, salah satunya kurangnya air bersih. “Yang saya lakukan untuk
mensiasati kekurangan air adalah membuat Depot Air Minum di Pos Kotis Kaliwanggo, Merauke, sehingga prajurit dan masyarakat tidak lagi kekurangan air, soalnya air di sana berkapur,” tutur perwira yang dikaruniai tiga anak tersebut. Selain itu, dia beserta anggotanya saat bertugas di perbatasan Indonesia - PNG bekerja ikhlas dan penuh tanggung jawab membantu masyarakat khususnya masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan. Heny bersama jajarannya juga telah melaksanakan karya bakti pembangunan seperti perbaikan tempat ibadah, pembersihan jalan-selokan anjangsana, penyuluhan HIV/AIDS hingga mengajar di sejumlah SD dan SMP setempat. Sementara demi menjaga keutuhan NKRI, tambah suami Eva Henistiono ini, pihaknya melakukan pemeriksaan di pintu masuk perbatasan dengan memeriksa kartu lintas batas, serta “sweeping” benda tajam serta senjata api bagi orang yang melintas dari Papua Nugini (PNG) menuju Indonesia. “Kami lakukan pemeriksaaan secara rutin, dan rata-rata masyarakat PNG yang masuk ke Indonesia membeli keperluan rumah tangga, dan bila melebihi akan disita. Bangsa kita lebih baik dari Papua Nugini berkenaan dengan ekonomi ,” ujar pria asal Malang tersebut. Kegiatan sosial, pengobatan gratis dan sunatan massal juga dilakukan.
08
SOSOK
Letkol Inf. Heny Setyono
Menjaga dengan Ikhlas Masyarakat sekitar memberikan apresiasi juga respon positif terhadap keberadaan TNI yang bertugas disana. Mengenai masalah yang bisa memicu konflik sosial, lanjutnya, selama bertugas disana, hal tersebut
tidak terjadi, sebab pada dasarnya para separatis seperti OPM dan lainnya tidak diganggu. “Selama kita tidak mengganggu bisnis mereka dalam hal positif, mereka juga tidak akan mengganggu,
kami patut bersyukur semua prajurit yang saya bawa kembali ke Makassar selamat dan utuh semua,” tambahnya. (Darwin Fatir/Unggul Tri Ratomo/ Ahmad Wijaya)
Sosok Letkol Inf. Heny Setyono.
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
DAERAH
04
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
“Bai Jua Ada Tantara”
B
ai jua ada tantara, ka seng katong seng bisa turung tagal kapal seng barani sandar, dong ada baku tembak,” demikian petikan kalimat Ibu Since menggambarkan situasi mencekam yang terjadi di perairan laut sekitar pelabuhan Haria ketika kapal cepat yang ditumpanginya hendak merapat. Ucapan wanita berusia 36 tahun itu kurang lebih berarti, untung saja ada tentara yang mengawal, kalau tidak kapal tidak bisa sandar di dermaga karena saat itu terjadi baku tembak antara warga Portho dan Haria yang sudah lama berseteru. Bukan hal aneh bila truk tentara terpaksa membawa penumpang yang turun di pelabuhan menuju Kota Saparua demi menyelamatkan mereka dari ancaman di wilayah perbatasan kedua desa bertikai. Saat ini di wilayah ini ditempatkan 45 pasukan dari Yonif 731/Kabaresi, Korem 151 Binaiya, Kodam XVI/ Pattimura. Letda Johny Matheos Tomatalla, salah seorang penjaga keamanan Portho-Haria, mengakui dirinya dan anak buahnya menghadapi situasi yang cukup sulit untuk tetap menjaga warga
Kilas Maluku Kencing
Personel Yonif 753 Kabaresi berpatroli menjaga keamanan di Portho-Haria. Foto Jimmy Ayal
Pindah Ibu Kota
Panorama Teluk Ambon di waktu senja. Foto John N.S
M
aluku akan memiliki ibu kota baru. Pencanangan pemindahan pusat pemerintahan provinsi “seribu pulau” ini dari Kota Ambon ke Makariki yang berada di Pulau Seram wilayah Kabupaten Maluku Tengah dilakukan Karel Albert Ralahalu pada Sabtu, 14 September 2013, satu hari sebelum masa jabatannya sebagai gubernur berakhir. Bagi Karel, langkah yang dilakukannya itu sudah tepat sebagai momentum bersejarah membangun Maluku yang lebih maju dan sejahtera pada masa mendatang. Namun demikian, ia mengakui keinginan memindahkan ibu kota itu butuh waktu 10 - 20 tahun, atau bahkan lebih.
Keinginan memindahkan ibu kota Maluku dari Ambon yang mungil ke daerah yang jauh lebih luas pertama kali dicetuskan Presiden Soekarno saat meletakkan batu pertama pembangunan Kota Masohi sebagai ibu kota Kabupaten Maluku Tengah pada 1957. Adapun daerah Makariki letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Masohi. Karel menegaskan bahwa pencanangan pemindahan ibu kota ke Makariki didasari pertimbangan komprehensif terkait perkembangan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di seluruh Maluku ke depan. Kota Ambon sebagai ibu kota saat ini sudah tidak memadai untuk menjawab berbagai persoalan pembangunan dan kependudukan yang akan terus
berkembang karena keterbatasan wilayahnya. Berangkat dari data pertumbuhan penduduk dan hasil studi tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa bulan lalu, Kota Ambon pada titik tertentu perbandingan antara pertumbuhan penduduk dan daya dukung kota akan mengalami ketimpangan. Adapun Seram merupakan pulau terbesar di Maluku dengan luas lahan yang jauh lebih mampu mendukung pembangunan jangka panjang serta kaya berbagai potensi sumber daya alam baik di darat, laut maupun di perut bumi. Karel optimistis Pulau Seram yang dikenal dengan sebutan Nusa Ina (Pulau Ibu) akan dimekarkan menjadi beberapa pusat pertumbuhan pembangunan dan pemerintahan, di antaranya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kawasan pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Seram di Maluku Tengah maupun berbagai industri pertambangan, perkebunan kelapa sawit dan lainnya. “Ke depan, Pulau Seram akan menjadi ibu negeri yang memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di Maluku,” katanya. Pencanangan pemindahan ibu kota dari Pulau Ambnon ke Pulau Seram ternyata mendapatkan dukungan dari
Penyakit Leptospirosis yang berasal dari air kencing atau kotoran tikus untuk pertama kali menyerang Kota Ambon menyebabkan 15 orang dirawat di rumah sakit, tiga di antaranya meninggal dunia. Penyakit yang ditimbulkan disebut “demam 7 hari”. Gejalanya sakit kepala, nyeri otot, muntah, demam tinggi, ruam di kulit hingga gejala penyakit kuning (kulit dan mata kuning), mata merah, sakit perut dan diare. (L005)
AIDS
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Maluku Syamsudin Azis di Ambon, mengatakan, angka kasus HIV/AIDS di provinsi ini setiap tahun turun sebesar 23 persen. Menurut Syamsudin, hingga salah seorang menteri. Paling tidak, Plh Gubernur Maluku Ros Far-Far menyatakan bahwa Menteri Pertanian Suswono memberikan dukungan dengan menerbitkan izin prinsip pemanfaatan lahan seluas 307 hektare di kawasan Makariki. Izin itu sendiri diterbitkan bersamaan waktunya dengan proses pencanangan pemindahah ibu kota Maluku dari Ambon ke Makariki yang dilakukan oleh Gubernur Maluku pada 14 September 2013. Ros juga menyatakan kegembiraannya atas dukungan yang diberikan oleh Komunitas Adat
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
timsel
Tim Seleksi Calon Anggota KPU Maluku membantah melakukan tindakan diskriminatif atau pun mengabaikan aturan kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam proses perekrutan. “Kami tidak mengabaikan aturan terutama menyangkut kuota 30 persen perempuan. Seleksi didasarkan pada standar kompetensi, sehingga yang lolos adalah calon yang berkualitas serta memahami bidang tugas yang akan digeluti,” kata Sekretaris Tim Seleksi Calon Anggota KPU Maluku Elizabeth Marantika di Ambon. (KR-PNN/KR-JA) Tertinggal (KAT) Noaulu, Pulau Seram yang menghibahkan lahan seluas 110 hektare dari hak ulayat mereka. Menurut dia, hibah lahan tanah itu diserahkan langsung oleh raja Noaulu, Sahune Matoke. “Raja Negeri Noaulu hanya minta Pemprov Maluku dan Pemkab Maluku Tengah mengakui bahwa lahan 307 hektare itu termasuk 110 hektare milik hak ulayat masyarakatnya, dan mereka kelak dilibatkan dalam pembangunan Kota Makariki bila pemindahan ibu kota direalisasikan,” katanya. (Jimmy/ Lexy/John/Unggul Tri Ratomo/Ahmad Wijaya)
SOSOK
Letda Johny Tomatalla
kedua desa hidup dalam damai. Menurut dia, tidak mudah bagi aparat TNI maupun kesatuan lain untuk mendamaikan warga yang telah terlibat konflik puluhan tahun dan kembali memanas sejak empat tahun terakhir. Johny menceritakan, sebelumnya sudah banyak kesatuan yang bertugas mengamankan perbatasan kedua negeri, baik TNI maupun Polri, tetapi konflik hanya berhenti sebentar dan mudah dipicu persoalan sepele. Tetapi sejak kehadiran personil Yonif 731/Kabaresi, situasi dan kondisi keamanan benar-benar tenang. Porto dan Haria merupakan dua desa bertetangga di salah satu ujung Pulau Saparua. Konflik di antara keduanya konon disebabkan masalah “tiris-tiris” (batas wilayah) dan saling klaim kepemilikan air “sumur raja”. Saat ini, situasi dan kondisi memang sudah kondusif, tidak lagi terdengar ledakan bom maupun senjata api yang menyalak. Tentu, banyak pihak berharap kondisi itu bisa bertahan dan dua warga desa tersebut hidup berdampingan dengan damai. (Jimmy, Daniel, Lexy, John/Unggul Tri Ratomo, Ahmad Wijaya)
April 2013 angka HIV/AIDS di Maluku mencapai 2.343 kasus dan tersebar di seluruh 11 kabupaten/kota, tertinggi di Kota Ambon yang mencapai 500 orang atau 55 persen karena banyaknya tempat hiburan malam. (KR-PNN)
08
Tidak Mudah C
erita tentang konflik antarwarga di Maluku tentu bukan hal baru dan mengagetkan. Sejarah panjang konflik sosial antarwarga dengan dibalut berbagai “rempah” berupa suku, agama, ras, antar golongan, tentunya menyisakan banyak cerita suka dan duka. Konflik antarwarga desa yang bertetangga pun bisa menjadi cerita yang menghebohkan sekaligus pemicu konflik lainnya. Bentrok antarwarga Negeri Portho-Haria di Pulau Saparua, Maluku Tengah, tentu bukan konflik biasa, karena telah berlangsung puluhan tahun dan belum juga bisa diselesaikan. Bagi setiap prajurit yang mengemban tugas pengamanan di perbatasan kedua desa yang memiliki pertahian hubungan darah tersebut, tentu bukan perkara mudah, termasuk bagi seorang perwira TNI. Apalagi jika mengemban tugas sebagai Komandan Satuan Tugas (Satgas) pengamanan. Johny Matheos Tomatalla, perwira berpangkat Letda dari Batalyon Infanteri 731/Kabaresi, Korem 151 Binaiya, Kodam XVI/ Pattimura, juga merasakan hal tidak mudah untuk mendamaikan warga yang telah memendam “demdam kesumat” puluhan tahun akibat konflik yang belum juga usai. “Tidak mudah bagi aparat TNI maupun kesatuan lain untuk mendamaikan warga yang telah terlibat konflik puluhan tahun dan kembali memanas sejak empat tahun terakhir,” kata lulusan Sekolah Calon Bintara (Secaba) tahun 1994 tersebut. Bagi pria bertubuh tinggi tegap dan berkulit sawo matang, dialog terus menerus dengan semua komponen masyarakat tanpa memandang batasan usia merupakan salah satu “resep” untuk meredam emosi warga.
Letda Johny Matheos Tomatalla.
“Mungkin karena saya juga orang Ambon dan berasal dari Desa Kamarian, Pulau Seram, sehingga mereka bersedia berdialog untuk penyelesaian konflik. Tetapi itu pun belum diterima semua warga,” katanya. Ayah dua anak ini juga mengemban tugas untuk membimbing anak buahnya untuk tidak emosional dan mampu mengendalikan diri dalam melakukan pengamanan di lapangan Sebanyak 45 personil Batalyon Infanteri 731/Kabaresi ditugaskan khusus untuk mengamankan perbatasan kedua desa yang memiliki pertalian hubungan saudara tersebut. Johny bersama puluhan anak buahnya merupakan peleton ketiga yang ditugasi mengamankan dan mendamaikan daerah tersebut. Batalyon pemukul Kodam Pattimura tersebut baru mengemban tugas mendamaikan konflik antarwarga sejak 1 Agustus 2013 lalu. Johny menceritakan, sebelum kehadiran pasukan pemukul tersebut sudah banyak kesatuan yang bertugas mengamankan perbatasan kedua negeri, baik TNI maupun Polri, tetapi konflik hanya berhenti sebentar. Tetapi sejak kehadiran personil Yonif 731/Kabaresi, situasi dan kondisi keamanan benar-benar tenang. Tidak terdengar ledakan bom rakitan maupun bunyi tembakan-tembakan oknumoknum tidak bertanggung jawab. Johny dan anak buahnya bisa berlega hati karena kondisi Portho-Haria saat ini semakin kondusif, dan perlahan-lahan warga mulai saling berinteraksi dan tidak lagi takut melaut atau ke kebun. (Jimmy Ayal/Unggul Tri Ratomo/Ahmad Wijaya)
Jenderal TNI Moeldoko
Bersama Rakyat
T
NI akan kuat selama bersama rakyat. Itulah keyakinan Jenderal TNI Moeldoko, sosok nomor 1 di Markas Besar TNI. “TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI berada di barisan terdepan menindaknya,” kata Panglima TNI kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu. Menurut Moeldoko, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama rakyat, seperti pada penanggulangan bencana dan pendampingan kegiatan sosial dan pemberdayaan rakyat. “Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot,” kata Panglima TNI yang mulai menjabat pada 30 Agustus 2013 itu. Kemanunggalan TNI dan rakyat senafas dengan tema HUT ke68 yakni “bersama rakyat, TNI kuat”. Kebersamaan ini mendukung rakyat dan TNI semakin mantap sehingga siap bertugas, responsif, menjaga aset-aset sumber daya pembangunan nasional. Bersama
rakyat, TNI bisa mencegah benturan komunal. Bersama rakyat, TNI mewujudkan Pemilu tertib aman dan damai. Bersama rakyat, TNI berintegrasi untuk menjaga kedaulatan nasional. Penerima Bintang Adimakayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu juga punya kepedulian yang tinggi pada prajurit. Itu sebabnya dia ingin kesejahteraan prajurit terus meningkat dari waktu ke waktu. Moeldoko pun mengusulkan untuk penambahan remunerasi terhadap prajurit TNI dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen. “Soal remunerasi saya harapkan DPR RI bisa menyetujui kenaikan 20 persen menjadi 57 persen,” ucapnya berharap. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) selama tiga bulan sejak 23 Mei 2013 dan menempatkan dirinya sebagai Kasad tersingkat sepanjang sejarah sebelum dilantik sebagai Panglima TNI, berharap mampu membangun tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Dengan profesional dan militan, TNI akan hebat tetapi tetap rendah hati dan menghasilkan kemanunggalan bersama rakyat. Semua mewujudkan TNI yang tangguh. Suami Koesni Harningsih dan ayah dua anak, Randy Bimantoro dan Joanina Rachma, itu juga melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ia menyadari tantangan TNI tidak ringan dan perlu diyakinkan dengan kebersamaan seluruh prajurit, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI serta seluruh rakyat, TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Syaiful Hakim/M Sunyoto/B Setiawanto)
Tantri Kotak
Koleksi Batik
I
chlasari mengaku bangga mengenakan pakaian bermotif batik buatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan dia sangat bersedia menjadi duta batik. “Mau banget jadi duta batik,” katanya pada peringatan Hari Batik Nasional di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sokaraja, Banyumas. Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti batik Pekalongan. Solo, Yogyakarta, atau Trusmi dari Tantri Kotak.
Jenderal TNI Moeldoko. ANTARA FOTO/Andika Wahyu Cirebon, tetapi baju batik khas Banyumasan baru kali itu dia memakai dan memiliki. “Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik,” kata lady rocker kelahiran Tangerang, Banten, 8 Agustus 1989 itu. Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik. “Membatik ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi,” kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.(Sumarwoto/M Sunyoto/B Setiawanto)
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth.
indonesia kini
Menyusul pemberitaan RRI bahwa Kota Jayapura sarang penyakit malaria, Dinas Kesehatan dengan ini menyatakan bahwa penderita malaria di ibu kota Papua selama 2013 jauh menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data pada 2012 menunjukkan bahawa jumlah kasus malaria di Jayapura sebanyak 26.248 kasus. Jika dibandingkan pada tahun ini hingga September, jumlah penderita yang terkena penyakit malaria sebanyak 8.312 kasus. Setelah Wali Kota Jayapura Bapak Drs Benhur Tommy Mano, MM menggencarkan program kebersihan lingkungan dan pemahaman masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan mulai tinggi, jumlah penderita malaria, demam berdarah, atau diare, kini semakin menurun. Masyarakat menjadi tahu membuang dan mengelola sampah yang berujung pada lingkungan yang bersih. Untuk penyakit malaria di Distrik Muara Tami yang berbatasan dengan Papua Nugini, telah diantisipasi dengan melakukan pengasapan (fogging) dan pembagian kelambu. Mari kita bersama-sama mewujudkan Jayapura yang sehat dan bersih sehingga masyarakat pun dapat hidup secara sehat dan kuat.
Terima kasih. Dolarina De Breving Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth.
indonesia kini
Untuk pertama kalinya, saya membaca koran “Indonesia Kini” terbitan Perum LKBN Antara yang merupakan bagian suplemen atau sisipan dari koran Harian Umum Pos Kupang. Sungguh menarik berita-berita yang ditampilkan korsip “Indonesia Kini”. Cukup variatif dan model penggarapannya dalam bentuk semi feature seperti model penulisan di Majalah Tempo dan Gatra. Berita dengan menarik dan fokus. Namun, perlu dipikirkan oleh redaksi “Indonesia Kini” agar bisa memberi halaman yang lebih banyak untuk berita-berita daerah, atau penambahan kolom “Desa Menyapa”, karena materi berita tersebut menyentuh langsung dengan
kepentingan masyarakat pembaca di daerah kepulauan ini. Masyarakat di sini masih membutuhkan media cetak sebagai bahan bacaan dan sumber informasi. Prociat buat Perum LKBN Antara yang telah menghadirkan “Indonesia Kini” di NTT, namun frekuensinya terbitnya jangan lagi dua kali dalam sebulan, tetapi tiap minggu dengan menambah halaman bisnis untuk kepentingan iklan. Saya optimistis, korsip “Indonesia Kini” akan eksis di NTT, dan mungkin juga di daerah lainnya di Indonesia Timur yang masih gagap dengan teknologi media online atau media cyber, akibat minimnya jaringan telekomunikasi ke desa-desa.
Terima Kasih Stanis Akoit Jalan Nangka, Kelurahan Oeba, Kota Kupang
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth
Saya memberikan apresiasi terhadap pemberitaan Indonesia Kini yang turut mengajak masyarakat menjaga keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saya juga berharap ada lebih pemberitaan atau informasi yang menyebutkan keberhasilan TNI di daerah selain operasi militer, tetapi lebih ke upaya peningkatan ketahanan pangan dan kemitraan dengan petani. Ketahanan pangan saat ini dianggap isu yang penting untuk mengatasi krisis pangan yang mengancam Indonesia. Saya juga berharap Indonesia Kini mampu menyebarluaskan pemberitaan keamanan daerah sehingga bisa menarik calon investor dan pendatang dari luar. Kampanye tentang keamanan itulah yang diperlukan agar masyarakat luar tahu dan paham kondisi keamanan yang sesungguhnya.
Terima Kasih. Kolonel (inf) Tri Suwandono Komandan Korem 132/Tadulako
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
sorot
SUSUNAN REDAKSI
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,”
Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth Kehadiran Koran Sisipan (Korsip) Antara bisa memberikan pencerahan, pendidikan kepada publik jelang pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) April 2014. Paling tidak, Korsip terbitan Antara mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat di tanah air terlebih lagi di Sulawesi Barat. Apalagi, bangsa ini tak lama akan menghadapi Pemilu. Koran maupun media lainnya salah satu pilar demokrasi sehingga keberadaan Korsip juga ikut berperan aktif dalam menyukseskan peristiwa lima tahunan yang serentak dilaksanakan di Indonesia di tahun 2014. Tak bisa dipungkiri peran media sangat besar karena saat ini publik masih mempercayai informasi yang disajikan media massa. Karena itu, pemberitaannya diharapkan tetap mengedepankan sajian yang mampu memberikan pendidikan dan pencerahan kepada masyarakat. Selamat berkarya dan bekerja. Semoga semakin sukses
Terima kasih Suhardi Duka Bupati Mamuju, Sulawesi Barat
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth.
indonesia kini
selama ini seperti “antara ada, tapi tiada”. Jangan sampai berita hasil karya LKBN Antara hanya disadur media lain, sehingga justru tenggelam dan tidak jelas posisinya. Kami mengapresiasi kinerja LKBN Antara dalam mempublikasikan Kabupaten Waykanan. Banyak beritanya dijadikan referensi dan diambil media lain, namun kenyataannya, ada beberapa media tidak mencantumkan sumber ‘Antara’. Karena itu, Korsip “Indonesia Kini” bisa menunjukkan eksistensi Antara dan menjadi kekuatan tambahan tersendiri bagi Kantor Berita milik Indonesia ini di tengah masyarakat. Semoga LKBN Antara semakin eksis dan terus maju.
LKBN Antara, baik melalui media “Online” (antaranews.com/ antaralampung.com/lampung. antaranews.com) maupun dalam bentuk Koran Sisipan (Korsip) “Indonesia Kini”, dapat berperan sebagai partner bagi kami. LKBN Antara perlu mempublikasikan potensii yang ada di Waykanan, termasuk kemajemukan dan kesatuan persatuan yang senantiasa musti dijaga bersamasama. Namun peranan Antara itu masih harus ditingkatkan lagi. Diharapkan, media cetak yang secara khusus diterbitkan LKBN Antara berupa Koran Sisipan “Indonesia Kini” bekerjasama dengan Harian Terima Kasih Umum Lampung Post ini, menjadi Raden Nasution Husin, sarana menunjukkan eksistensi yang Wakil Bupati Waykanan, Lampung
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth.
Hadirnya koran sisipan “Indonesia Terkini”, harus diakui semakin menambah media informasi lokal dan nasional bagi masyarakat di Provinsi Aceh khususnya, terutama berkaitan dengan segmen pemberitaan yang lebih bersifat konstruktif. Namun demikian, diharapkan Indonesia terkini dapat mengulas informasi lebih dalam tentang isu-isu update selama rentang waktu terbit, sehingga pembaca dapat mengetahui dan mendapat pemahaman lebih jelas dari berita yang tersaji. Secara bertahap, tentu pembaca juga mengharapkan durasi waktu terbit dapat dipersingkat menjadi dwi mingguan, atau bahkan bila dukungan memungkinkan dapat diterbitkan mingguan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Kabupaten dan kota, saya kira pemerintah daerah pasti memiliki keinginan untuk bekerjasama, apalagi terkait dengan publikasi potensi daerah tersebut Terakhir, koran Indonesia Terkini diharapkan dapat terus tampil atraktif dan mengikuti kecenderungan pemberitaan terkini dengan ulasan yang lugas dan dapat memenangkan kepercayaan dari para pembaca. Terima kasih,
Terima Kasih Mustafa Kamal Kabag Humas Aceh Tengah
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth
indonesia kini
Upaya Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Sinyo H Sarundajang menjadikan provinsi ini sebagai pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik harus diapresiasi. Apalagi posisinya berhadapan langsung dengan negaranegara di kawasan ini. Bila semua bahan komoditas ekspor bermula dari Kota Bitung dengan pelabuhan internasionalnya atau Bandara Internasional Sam Ratulangi, tak hanya jarak dan waktu yang dipangkas tapi biaya operasional pun diirit. Dengan menggunakan pesawat kargo dari Bandara Sam Ratulangi, Jepang yang merupakan titik ekspor produk perikanan daerah ini dapat dicapai hanya dalam waktu beberapa
jam. Begitu pun dengan pelabuhan Bitung yang langsung berhadapan dengan pasar ekspor Cina, Taiwan, Korea, Jepang bahkan Amerika bagian Selatan. Nah, geliat-geliat positif seperti ini hendaknya dibarengi dengan seberapa siap infrastruktur pendukung. Sebut saja ruas jalan yang akan menghubungkan pusat-pusat produksi/komoditas dengan Pelabuhan Bitung atau Bandara Sam Ratulangi sebagai titik ekspor. Pemerintah daerah mungkin punya target, tapi paling tidak harus dipercepat sehingga visi menjadikan Sulawesi Utara pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik tidak harus menunggu begitu lama.
Terima Kasih Drs Boaz Wilar Direktur Eksekutif Community Movement, Empowerment and Environment Sulawesi Utara
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
02
edisi 8 16 Oktober 2013
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
indonesia kini
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth Baru-baru ini saya menghadiri undangan dari Perum LKBN Antara Biro Kepulauan Riau dalam pertemuan bersama tim dari Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menyelenggarakan monitoring dan evaluasi program PSO Bidang Pers. Saya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri umumnya dan Kota Batam khususnya sangat terbantu dengan pemberitaan Antara, baik yang disiarkan melalui layanan V-Sat, portal berita www.antarakepri.com, maupun Koran sisipan Indonesia Kini yang menggandeng surat kabar lokal Tribun Batam, dalam menyosialisasikan dan menyebarluaskan program kerja pemerintah. Pemberitaan Antara mengambil sudut pandang yang khas dan efektif dalam melancarkan program pemerintah. Berbeda dengan media lain yang lebih banyak hanya mengeritik. Dalam pemberitaannya, Antara selain melakukan fungsi kontrol sosial juga memberikan berbagai informasi dan masukan bagi pemerintah daerah dalam mempertimbangkan kebijakan daerah. Antara sangat membantu.
Terima Kasih Salim, S.Sos, MSiKepala Badan Infokom Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau.
SUSUNAN REDAKSI
Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni
ekonomi
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221
ekonomi
02
edisi 8 16 Oktober 2013
indonesia kini
APEC
tajuk
Makna Berkorban Suatu hari pada 1982, di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Amien Rais yang saat itu masyhur sebagai pengamat politik Timur Tengah memberikan kuliah umum di depan sekitar seribu mahasiswa baru. Kepada para generasi penerus saat itu, Amien Rais yang di kemudian hari menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat mengungkapkan pandangan hidup yang pantas dipegang oleh setiap mahasiswa. Amien menyitir ungkapan terkenal filsuf Prancis Rene Descartes, “Saya berpikir maka saya ada.” Menurut Amien, dalam situasi kefakiran masih terlihat di mana-mana, yang perlu dipegang mahasiswa bukan motto filsuf itu. Sebaiknya, demikian Amien, mahasiswa berpandangan, “Saya berkorban maka saya ada.” Ya, dengan berkorban untuk orang lain maka eksistensi seseorang menjadi bermakna. Kurang lebih seperti itulah pesan yang terkandung dalam setiap momentum Idul Adha, yang tahun ini sudah memasuki masa 1434 Hijriyah. Momentum yang juga disebut Hari Raya Qurban itu memperoleh pemaknaan yang tak habis-habisan. Emha Ainun Nadjib, budayawan yang juga penyair asal Jombang, pernah memaknai Idul Adha sebagai momentum untuk penyembelihan egoisme manusia. Egoisme begitu kuat sebagai godaan yang tak henti-hentinya bisa meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Individu yang egois bisa mengejahwanta dalam bentuk hasrat akan kenikmatan duniawi tanpa peduli pada penderitaan sesama. Manusia itu pada dasarnya hidup dalam merugi, demikian peringatan Kitab Suci Al Quran, kecuali bagi mereka yang beriman. Tuhan selalu menyediakan antidot bagi penyakit-penyakit rohani yang diderita hamba-Nya. Begitu juga dengan penyakit egoisme. Antidotnya adalah momentum melakukan refleksi spiritual pada Idul Adha. Berkorban pada Idul Adha dalam tataran fikih adalah imperatif bagi yang berharta. Namun yang tak berharta pun dikenakan kewajiban berkorban dalam bentuk yang lain. Apa itu? Menanggalkan egoisme demi kemaslahatan “the other”, orang lain. Nabi Ibrahim telah memperagakan pengorbanan dalam episode yang menggetarkan. Kita tak diminta untuk berkorban yang melampaui daya kita. Kita cukup berkorban sesuai dengan kemampuan. Dalam kehidupan yang kian rumit dengan berbagai persoalan yang menghadang, pengorbanan seseorang untuk kebaikan manusia dan alam begitu bermakna. Berkorban untuk menolong yang papa sama maknanya dengan berkorban untuk tidak berperilaku yang destruktif terhadap lingkungan. Mari berkorban pada Hari Raya Qurban dan hari-hari berikutnya. Selamat Idul Adha.
surat pembaca Kepada Yth. Selaku pribadi maupun pimpinan Fraksi Demokrat dan Wakil Ketua Komisi A DPRD Maluku, saya menyambut positif langkah Kantor Berita Nasional Antara menerbitkan koran di daerah, karena Antara merupakan kantor berita negara yang didukung orang-orang yang kerjanya profesional, kapabel, dan memiliki dedikasi. Sebagai, kantor berita, tentunya akan sajikan berita yang objektif, berimbang dan “cover both side”. Koran Antara akan membantu masyarakat mendapatkan info-info yang terkini dan bermutu, sebab sekarang ini banyak media yang terkesan membuat berita tidak seimbang, menyerang pribadi orang atau lembaga, dan sifatnya subjektif. Karena itu, Antara diharapkan jadi penyeimbang, realistis dan profesional.
Terima kasih Melky Frans Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Maluku
Jaga Ekonomi Tidak Ambruk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi sambutan dalam pembukaan APEC CEO Summit 2013 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
K
etika harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok, membumbung tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam beberapa bulan terakhir, saat itulah tandatanda gejolak ekonomi dunia mulai mengancam negeri ini. Tidak hanya Indonesia, tapi juga negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun, mengalami ancaman dari perubahan cepat kebijakan ekonomi dunia. Oleh karena itu, pertemuan tingkat tinggi Forum Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 7-8 Oktober di Nusa Dua, Bali, menjadi sangat penting. “Tahun ini pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dilakukan pada saat yang sangat penting. Kita bertemu hari ini ketika kawasan kita menghadapi tantangan serius,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan tersebut. Presiden mengharapkan pertemuan 21 pemimpin di Asia Pasifik itu harus menghasilkan peningkatan kerja sama guna menjaga pertumbuhan ekonomi
Energi Terbarukan
Digarap Lebih Serius
P
ernahkah kita membayangkan suatu waktu nanti Indonesia akan gelap gulita, karena bahan bakar minyak dan gas yang selama ini menjadi bahan baku utama untuk pembangkit listrik habis. Bahkan saat ini beberapa daerah masih mengalami rawan listrik, sehingga masyarakat tidak menikmati aliran listrik selama 24 jam. Hal itu karena bahan baku pembangkit listrik yang berasal dari minyak bumi dan gas semakin mahal, dan semakin sedikit pasokannya. “Cadangan minyak bumi kita semakin menipis, diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan”
kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rachmat Gobel di sela-sela APEC Conferece on Clean, Renewable and Sustainable Use of Energy (APCRES) di Nusa Dua, Bali, awal Oktober. Oleh karena itu, ia melihat forum APEC bisa menjadi jembatan bagi Indonesia untuk mengundang investor membantu pengembangan EBT, dan menjalin kerja sama dengan negara anggota APEC lainnya, terutama negara maju, guna mendapatkan bantuan teknis pengembangan teknologi EBT. Sampai saat ini kegiatan pengembangan EBT masih kurang menarik bagi investor domestik maupun asing karena belum banyak insentif yang ditawarkan pemerintah.
di kawasan tersebut. Setiap anggota APEC harus menggandakan upaya masing-masing untuk mempertahankan keberlanjutan dan perannya sebagai pilar dan sabuk pengaman pertumbuhan ekonomi global. “Kita berhasil membuat kontribusi signifikan untuk mencegah perekonomian dunia jatuh selama krisis ekonomi dan keuangan 2008. Saya percaya kali ini, bersama, perekonomian APEC dapat melakukan hal yang sama,” ujar Presiden. Ia mengatakan ekonomi APEC, seperti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), diharapkan tumbuh 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen pada 2014. Tidak hanya pertumbuhan kawasan yang dikejar, kata Presiden, tapi juga keseimbangan pertumbuhan antara negara berkembang dan negara maju. Saat ini, kata dia, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang yang anggota APEC, akibat faktor internal, antara lain berupa defisit perdagangan yang besar, ketergantungan tinggi pada impor dan ketidakstabilan harga. Selain itu juga faktor eksternal antara lain pelemahan ekuitas pasar global dan peningkatan ketidakstabilan pasar keuangan. “Kita harus melakukan peran masing-masing untuk menghindari kebijakan yang melindungi dan melanjutkan perdagangan bebas. Namun kita juga harus menjamin hubungan perdagangan tidak hanya kuat, tapi juga seimbang,” ujar Presiden. APEC dibentuk pada1989. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah APEC. Sebelumnya di Bogor pada 1994. (M Arief Iskandar/Amie Fenia Arimbi/Risbiani/Irmanto)
Padahal seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar pada forum APCRES itu potensi EBT di Indonesia, terutama panas bumi (geothermal) sangat besar, namun belum maksimal pemanfaatannya karena penguasaan teknologi yang masih minim. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar sebagai salah satu sumber EBT yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap. Selain panas bumi, potensi EBT yang bisa digarap adalah bahan bakar nabati (biofuel) dan biomass. Sebagai negeri agraris, potensi biofuel negeri ini sangat besar, seperti bahan bakar nabati dari minyak sawit mentah. Indonesia negara produsen terbesar komoditas tersebut. Pemerintah, kata Iskandar, menargetkan hingga 2025 penggunaan EBT bisa minimal 17 persen. (Dewa Wiguna/Risbiani)
SUSUNAN REDAKSI
Kerja sama Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika
sorot
“Ini pengalaman paling buruk karena penyegelan oleh KPK berarti ruangan itu kotor secara hukum apalagi ada barang terlarang di sana,” Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal penangkapan Akil Mochtar, atas dugaan suap dan temuan ganja di ruang kerjanya.
Dewan pengarah: Saiful Hadi Akhmad Kusaeni Hempi N Prajudi Endah Sri Wahyuni Naufal Mahfudz PEMIMPIN perusahaan Hempi N Prajudi PEMIMPIN REDAKSI Akhmad Kusaeni Alamat Redaksi Pusat : Wisma Antara lantai 20, Jl. Merdeka Selatan No.17, Jakarta 10110. Telp : (021) 3802383 ext. 238/370 Fax : (021) 3865577 Email:
[email protected]
Redaktur pelaksana Erafzon Saptiyulda AS Wakil Redaktur pelaksana Irmanto Dewan Redaksi Budi Santoso Budi Setiawanto Mulyo Sunyoto Rahmad Nasution Biro Kalimantan Barat : Jl. Johar No. 1 - Pontianak 78111 - Telp: (0561) 732800, 741312 - Fax : (0561) 732800, 738982 Biro Sulawesi Utara : Jl. 17 Agustus - Manado 95113-Telp: (0431) 852828-Fax : (0431) 852828
Risbiani Fardaniah Unggul Tri Ratomo Ahmad Wijaya Guido Merung (Sulut), Zaenal Abidin (Kalbar), Laurensius Molan (NTT), Evy Ratnawaty (Kepri), Key Tokan Abdul Asis (Papua) , Heru Dwi Atmojo (Aceh), M Tohamaksum (Lampung), Agus Setiawan
Biro Nusa Tenggara Timur : Jl. Veteran No. 6 - Kupang 85228 - Telp : (0380) 8554711 - Fax: (0380) 825159 Biro Otorita Batam (Kepri) : Jl. Raja Haji No 10 - Batam 29422-Telp : (0778) 323520Fax: (0778) 323508
(Sulsel), Santoso (Sulteng), John Nikita Sahusilawane (Maluku) Foto: Maha Eka Swasta Design LAYOUT: Syofiar Chan Sekretariat Redaksi: Indri Prasetyowati Bachtiar
Biro Papua : Jl. Percetakan Negara No 19 Jayapura 99111-Telp : (0967) 533503-Fax : (0967) 536257 Biro Aceh : Jl. T. Panglima Nyak Makam No 16, Kampung Pineung, - Kota Banda Aceh 23125 - Telp : (0651) 23606 Fax : (0651) 24063
Biro Lampung : Jl. Abdi Negara No 2-Teluk Betung Utara,Lampung 35214-Telp: (0721) 482001 Fax : (0721) 486602 Biro Sulawesi Tengah: Jl. Tanjung Dako No. 17 - Palu 94112 - Telp : (0451) 429089 - Fax : (0451) 421120
Keuangan: Kusnanto Bambang Tri M sirkulasi: Iswahyuni
Biro Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangeran Pettarani Blok A No. 30, Makassar 90222 Telp: (0411) 451489/ 451570, Fax: (0411) 451849 Biro Maluku Jl. Rijali (depan kantor cat. Sipil selakang Soya) Ambon telp : (0911) 352221