Indeks Kata Kunci Jurnal Kimia dan Kemasan Vol.38, No.1 dan No.2, 2016
A Alumina, 93 Anhidrida maleat, 41 Asam lemak sawit distilat, 55 Asamakrilat (AA), 15 Aspergilus niger, 21 B Bioetanol, 21 D Degradasi, 85 Dendrimer poligliserol, 61 Difraksi sinar-x, 77 Dolomit, 69 E Ekstraksi, 103 F Fe3O4, 31 Fotokatalis, 31 Fotokatalitik, 85
G 99 99m Generator Mo/ Tc, 93 Gliserol, 1 H Hidrogenasi, 61 High energy milling, 85 K Karboksimetilselulosa (CMC), 15 Katalis logam, 61 Komposit, 77 Konduktivitas, 77 Kuarsa, 69 L Limbah kulit nanas, 7 LLDPE-g-MA, 41 Limbah plastik, 109 M MBZ, 93
Methyl orange, 85 Methylene blue, 31 Mikroba asosiasi, 21 Minyak kelapa sawit, 55 Mono-diasilgliserol, 1 N N,N’-metilen bisakrilamid (MBA), 15 Nanokomposit Fe3O4/ZnO, 85 Nanokristalin selulosa, 7 P Pencangkokan, 41 Peroksida benzoil,41 PFAD, 1 Pirolisis, 47 Proses hidrotermal, 69 Pirolisis, 109 Pelarut, 109 R Residue Catalytic Cracking (RCC), 47 S Saccharomyces cerevisiae, 21 Selulosa bacterial, 7 Seng, 103 Seng dross, 103 Seng oksida, 103 SiO2, 31 Squalen, 55 Struktur mikro, 77 Superabsorben hydrogel, 15 Solar, 109
T Talk, 69 Tehnesium-99m, 93 TiO2, 31 W Waktu hidrolisis, 7 Z Zeolit, 47 Zymomonas mobilis, 21
115
Indeks Pengarang Jurnal Kimia dan Kemasan Vol.38, No.1 dan No.2, 2016
A A. Gazali S. Sinaga, 55 Abidin, 93 Adel Fisli, 85 Agus Haryono, 15 Arief Riyanto, 61 Atika Hermanda, 1 B Budiman Anwar, 7 Bumiarto Nugrohojati, 47 Bunbun Bundjali, 7 C Chicha Nuraeni, 69 D Didin S. Winatapura, 31, 85 Dwi Setyaningsih, 1 Dwinna Rahmi, 61,69 E E. Lestari, 93 Eddiyanto, 55 Edward Julys Dompeipen, 21 Eka Nuryanto, 55 Eva Oktarina, 47 G Grace Tj. Sulungbudi, 77 H H Setiawan, 93 I I Made Arcana, 7 Irma Rumondang, 1, 47
J Justaman A Karo Karo, 55 K Kadarisman, 93 L Lik Anah, 15 M Maria Alexanderina Leha, 21 Marlina, 95 Muhammad Ghozali, 41 N Novi Nur Aidha, 109 Nuri Astrini, 15 P Patricius Purwanto, 77 Pius Doni Bonafius Sinaga, 41 R Rahyani Ermawati, 47 Retno Widiastuti, 55 Retno Yunilawati, 61, 69 S Safei Purnama, 77 Shela Maranatha Yolanda, 41 Silvie Ardhanie A, 109 Siti Agustina, 103 Siti Naimah, 47, 109 Siti Wardiyati, 31, 85 Sriyono, 95 W Wisnu Ari Adi, 31
116
Vol. 38 No. 2 Oktober 2016 ISSN 2088 – 026X
JURNAL KIMIA DAN KEMASAN
PEDOMAN PENULISAN KTI JURNAL KIMIA DAN KEMASAN 1. Sistematika Penulisan 1.1. Naskah dalam bentuk Makalah Lengkap (full paper) atau Original Research meliputi unsurunsur sebagai berikut: 1.1.1. Judul 1.1.2. Nama, alamat penulis, dan email 1.1.3. Abstrak (memuat latar belakang secara ringkas, tujuan, metode, hasil serta kesimpulan) 1.1.4. Kata kunci 1.1.5. Pendahuluan (antara lain latar belakang, perumusan masalah, tujuan, teori, ruang lingkup penelitian, dan hipotesis [opsional]). 1.1.6. Bahan dan metode (waktu dan tempat, bahan dan alat, metode/cara pengumpulan data, metode analisis data) 1.1.7. Hasil dan pembahasan (memuat data atau fakta yang diperoleh dari penelitian dan ulasan tentang hasil, termasuk tabel dan gambar) 1.1.8. Kesimpulan 1.1.9. Saran (optional) 1.1.10. Ucapan terima kasih (optional) 1.1.11. Daftar pustaka (minimal 10 daftar pustaka, 80% acuan primer/jurnal, referensi kemutakhiran 5-10 tahun terakhir) 1.2. Naskah dalam bentuk Ulasan (review) meliputi unsur-unsur sebagai berikut: 1.2.1. Judul 1.2.2. Nama, alamat penulis, dan email 1.2.3. Abstrak 1.2.4. Kata kunci 1.2.5. Pendahuluan 1.2.6. Pembahasan 1.2.7. Kesimpulan 1.2.8. Ucapan terima kasih (optional) 1.2.9. Daftar pustaka (minimal 25 daftar pustaka, 80% acuan primer/jurnal, referensi kemutakhiran 5 tahun terakhir) 2. Standar Umum Penulisan 2.1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris 2.2. Judul, abstrak, da kata kunci harus ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). 2.3. Ditulis menggunakan MS Word pada kertas ukuran A4, font Arial ukuran 10, spasi 1, batas atas 3 cm, batas bawah 2 cm, batas kiri 3 cm, batas kanan 2.1 cm, multiple pages mirror margin, section start continous, header&footer different odd & even, header 2 cm, dan footer 2 cm. 2.4. Judul, abstrak, dan kata kunci ditulis dalam format satu kolom. Sedangkan bagian-bagian naskah selanjutnya ditulis dalam dua kolom dengan format justified, first line indent 1 cm, arial 10, spasi 1, dan jarak antar kolom 0.6 cm. 2.5. Penyebutan istilah diluar bahasa Indonesia atau Inggris ditulis dengan huruf cetak miring (italic). 2.6. Jumlah halaman maksimal 10 halaman. 3. Cara Penulisan Judul 3.1. Judul mencerminkan inti tulisan, diketik dengan huruf capital cetak tebal (bold), diletakkan ditengah-tengah (centered) dengan menggunakan font Arial 14, spasi 1.
3.2. Apabila judul ditulis dalam bahasa Indonesia, maka dibawahnya ditulis ulang dalam bahasa Inggris, dan sebaliknya. Diketik dengan huruf capital cetak tebal (bold), diletakkan ditengahtengah (centered) dengan menggunakan font Arial 11, spasi 1. 3.3. Apabila KTI menggunakan bahasa Indonesia, maka judul dalam bahasa Inggris ditulis dengan huruf cetak miring (italic), sedangkan judul dalam bahasa Indonesia ditulis tidak dengan huruf cetak miring, dan sebaliknya. 4. Cara Penulisan Nama, Alamat, dan Email 4.1. Nama penulis diketik di bawah judul, ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar, diletakkan di tengah-tengah (centered), diketik dengan huruf regular, menggunakan font Arial 12, spasi 1. 4.2. Alamat penulis (nama dan alamat instansi tempat bekerja) ditulis lengkap di bawah nama penulis, diletakkan di tengah-tengah (centered), diketik dengan huruf regular, menggunakan font Arial 10, spasi 1. 4.3. Alamat Pos-el (e-mail) ditulis di bawah alamat penulis, diletakkan di tengah-tengah (centered), diketik dengan huruf regular, menggunakan font Arial 10, spasi 1. 4.4. Jika penulis terdiri lebih dari satu orang, maka harus ditambahkan kata penghubung “dan” (bukan lambang “&”). 4.5. Jika penulis lebih dari satu orang dan berbeda instansi maka dituliskan angka superscript di belakang nama berdasar angka urutan instansi 4.6. Jika alamat penulis lebih dari satu, maka harus diberi tanda angka superscript dan diikuti alamat sekarang. 5. Cara Penulisan Abstrak dan Kata Kunci 5.1. Abstrak ditulis dalam satu paragraf, ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), menggunakan font Arial 9, spasi 1, format justified. 5.2. Abstrak dalam bahasa Indonesia paling banyak 250 kata, sedangkan abstract dalam bahasa Inggris paling banyak 200 kata. 5.3. Penempatan abstrak disesuaikan dengan bahasa yang digunakan dalam KTI. Apabila KTI menggunakan bahasa Indonesia, maka abstrak didahulukan dalam bahasa Indonesia ditulis dengan huruf cetak regular (tidak dengan huruf cetak miring), sedangkan abstract dalam bahasa Inggris ditulis dengan huruf cetak miring (italic), dan sebaliknya. 5.4. Kata abstrak (abstract) ditulis dengan huruf kapital cetak tebal (bold), menggunakan font Arial 10. 5.5. Abstrak dalam bahasa Indonesia diikuti kata kunci dalam bahasa Indonesia, sedangkan abstract dalam bahasa Inggris diikuti keywords dalam bahasa Inggris. 5.6. Kata kunci ditulis menggunakan font Arial 9. 5.7. Kata kunci terdiri dari minimal tiga kata. 6. Cara Penulisan Bab (heading) 6.1. Bab, ditulis dengan format huruf kapital, rata kiri, bold, font Arial 10, spasi 1. 6.2. Sub Bab (jika ada) ditulis dengan format huruf capitalize each word, rata kiri, bold, font Arial 10, spasi 1. 7. Cara Penyajian Tabel 7.1. Judul tabel ditampilkan di bagian atas tabel, rata kiri halaman, menggunakan font Arial 9. 7.2. Tulisan “Tabel”, “Nomor”, dan judul tabel ditulis dengan format huruf sentence case. 7.3. Gunakan angka Arab (1,2,3,dst) untuk penomoran judul tabel. 7.4. Tabel ditampilkan rata kiri halaman. 7.5. Jenis dan ukuran font untuk isi tabel menggunakan Arial ukuran 8-9 dengan spasi 1. 7.6 Tabel yang dicantumkan tanpa menggunakan vertical line, hanya menggunakan horizontal line pada bagian judul dan bagian bawah tabel. 7.7. Pencantuman sumber atau keterangan diletakkan di bawah tabel, rata kiri, italic, menggunakan font Arial 8. 8. Cara Penulisan Gambar 8.1. Gambar dapat dalam bentuk grafik, matriks, foto, diagram, dan sejenisnya ditampilkan di tengah halaman (centered). 8.2. Judul gambar ditulis di bawah gambar, menggunakan font Arial 9, ditempatkan di tengah halaman (centered).
8.3. Tulisan “Gambar”, “Nomor”, dan judul tabel ditulis dengan format huruf sentence case. 8.4. Gunakan angka Arab (1,2,3,dst) untuk penomoran judul gambar. 8.5. Pencantuman sumber atau keterangan diletakkan di bawah judul gambar, rata kiri, italic, menggunakan font Arial 8. 9. Cara dan Contoh Penulisan Kutipan (Sitasi) 9.1. Penulisan kutipan (Sitasi) menggunakan metode Chicago Style 9.1.1. Nama belakang atau nama keluarga pengarang pertama, kedua dan ketiga. Untuk karya yang ditulis oleh lebih dari 3 (tiga) orang pengarang, gunakan "et al." atau “dkk” setelah nama belakang pengarang pertama (hanya pengarang pertama yang disebutkan). 9.1.2. Tahun terbit. Antara nama pengarang atau badan korporasi dengan tahun terbit hanya dibatasi dengan satu spasi (tanpa tanda baca lainnya). 9.1.3. Jika dalam satu paragraph/kalimat menggunakan lebih dari 1(satu) kutipan/sitasi maka digunakan tanda penghubung berupa (;) Contoh : a. Menurut Catur (2012), penambahan pelarut berpengaruh kepada …. b. ……….. akan berpengaruh kepada kecepatan reaksi (Catur 2012). c. ………..akan berpengaruh kepada kecepatan reaksi (Catur 2012; Winarno 2009; Raffi et al. 2007) 10. Cara dan Contoh Penulisan Daftar Pustaka 10.1. Urutan dalam daftar pustaka ditulis sesuai dengan urutan huruf abjad nama penulis yang dikutip dalam naskah (berdasarkan alfabetis). 10.2. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan metode Chicago Style. 10.3. Berikut adalah contoh cara penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber yang berbeda. 10.2.1. Jurnal dengan volume dan nomor Pengarang. Tahun. Judul naskah. Nama jurnal. Volume (nomor) : Halaman Setiap huruf awal nama jurnal ditulis dengan huruf kapital. Contoh : Obaidat, I.M., B. Issa, and Y. Haik. 2011. The role of aggregation of ferrite nanoparticles on their magnetic properties. Journal of nanoscience and nanotechnology 11 (5) : 3882-3888. 10.2.2. Buku (satu orang pengarang) Pengarang. Tahun. Judul buku. Edisi. Kota : Penerbit Contoh : Suprapto, H. 2004. Petani bangkit: napak tilas perjuangan kaum tani Indonesia. Jakarta : Kuntum Satuhu. 10.2.3. Buku (dua atau tiga orang pengarang) Pengarang. Tahun. Judul buku. Edisi. Kota : Penerbit Contoh : Domsch, K.H., W. Garns, and T.H. Anderson. 1980. Compendium of soil fungi. Vol. 1. London : Academic Press. 10.2.4. Buku (lebih dari tiga orang pengarang) Pengarang. Tahun. Judul buku. Edisi. Kota : Penerbit Contoh : Lim, M.S., Y.D. Yun, C.W. Lee, S.C. Kim, S.K. Lee, and G.S. Chung. 1991. Research status and prospects of direct seeded rice in Korea. Los Banos: IRRI. 10.2.5. Skripsi, Tesis, dan Disertasi Pengarang. Tahun. Judul skripsi/tesis/disertasi. Skripsi/tesis/disertasi. Nama perguruan tinggi, Kota. Negara. Contoh : Raffi, M. 2007. Synthesis and characterization of metal nanoparticles. PhD Dissertation. Pakistan Institute of Eng. And Applied Sciences, Islamabad. Pakistan 10.2.6. Artikel dalam Prosiding Pengarang. Tahun. Judul artikel. Dalam : Penulis. Judul buku/prosiding. Kota : Penerbit : Halaman
Contoh : Afifah, N. dan E. Sholichah. 2009. Pemanfaatan virgin coconut oil (VCO) dalam sediaan hand body lotion dan uji stabilitasnya. Dalam : Prosiding seminar nasional Teknik Kimia Universitas Parahyangan : 178 – 184. 10.2.7. Website Pengarang. Tahun. Judul artikel. URL yang terdiri dari protocol/site/path/file. Tanggal akses Contoh : Wolman, David. 2008. Fossil feces is earliest evidence of an America humans. http://news.nationalgeographic.com/news/2008/04/080403first-americans.html. (Accessed April 4, 2008) Pranamuda, H. 2001. Pengembangan plastik biodegradable berbahan baku pati tropis. http://bersihplanet.multiply.com/journal. (diakses pada 21 Desember 2010)
.
Redaksi akan memberikan cetak cuplik kepada penulis sebanyak lima (5) eksemplar
PEDOMAN PENULISAN NASKAH 21 cm
Header 2 cm
Top 2 cm
SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK (Arial, 14 pt, Bold) Arial, 14 pt, 1 baris
(SYNTHESIS OF SILVER NANOPARTICLE) (Arial, 11 pt, Bold, Italic) Arial, 14 pt, 1 baris
Rahyani Ermawati dan Siti Naimah (Arial, 12 pt) Arial, 12 pt, 1 baris
Left 3 cm
Right 2,1 cm
Balai Besar Kimia dan Kemasan, Departeman Perindustrian RI (Arial, 10 pt) Jl. Balai Kimia I Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur Arial, 10 pt, 1 baris
E-mail:
[email protected] (Arial, 10 pt) Arial, 10 pt, 1 baris
Received : ; revised : ; accepted : (Arial, 9 pt) 2 baris (10 pt)
ABSTRAK (Arial, 10 pt, Bold) (1 baris, 9 pt) Indonesia berpeluang untuk mengembangkan nanoteknologi dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam ………(justify, Arial, 9 pt, spasi single)……………………………………….………. (1 baris, 9 pt) Kata kunci : Nanopartikel, Bottom-up, Reduksi kimia, Particle Size Analyzer (PSA), Scanning Electron Microscope (SEM) (Arial, 9 pt) (1 baris, 9 pt) ABSTRACT (Arial, 10 pt, Bold) (1 baris, 9 pt) Indonesia has a chance in develop the nanotechnology using the natural resources and it will give added value in high price……………… (justify, Arial, 9 pt, spasi single)……………..……………... (1 baris, 9 pt) Key words : Nanoparticles, Bottom-up, Chemical reduction (Arial, 9 pt)
2 baris (9 pt) PENDAHULUAN (1 baris, 10 pt) ringkas, tujuan, metode, hasil serta kesimpulan suatu penelitian. Abstrak berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia dan di bawah dicantumkan kata kunci paling banyak 5 (lima) kata terpenting dalam naskah.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan Ms Word dan jumlah halaman maksimal 10 halaman. Naskah disusun dalam 5 subjudul, yaitu PENDAHULUAN, BAHAN DAN METODE, HASIL DAN PEMBAHASAN, KESIMPULAN dan DAFTAR PUSTAKA. Penulisan kutipan di dalam teks menggunakan nama penulis, bukan nomor, dan nama penulis atau korporasi yang dikutip harus tercantum di dalam daftar pustaka.
Berisi penjelasan ringkas tetapi rinci tentang bahan, metode, rancangan percobaan dan rancangan analisis data, waktu dan tempat penelitian.
Judul Judul harus singkat, jelas dan menggambarkan isi naskah. Judul ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak atau Kata Kunci Abstrak memuat latar belakang secara Footer 2 cm
Pendahuluan Pendahuluan mencakup latar belakang, tujuan, ruang lingkup penelitian, temuan terdahulu yang akan dikembangkan, disanggah, hipotesis dan pendekatan umum. BAHAN DAN METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN Memuat data atau fakta yang diperoleh dari 0,6 penelitian. Data atau fakta penting yang tidak dapat cm dinarasikan dengan jelas dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar ataupun ilustrasi lain. Pembahasan merupakan ulasan tentang hasil, menjelaskan makna hasil penelitian, kesesuaian dengan hasil atau penelitian terdahulu dan peran hasil tersebut terhadap pemecahan masalah yang disebutkan dalam pendahuluan. Simbol Matematis Simbol atau persamaan dikemukakan secara jelas. Bottom 2 cm
matematis
harus
29,7 cm
Awal paragraf menjorok ke dalam 1 cm. Semua kalimat ditulis dengan huruf Arial 10 pt, jarak baris 1 spasi. Format penulisan terdiri dari 2 kolom dengan jarak kolom 0,6 cm. Kertas : A4 Multiple pages : Mirror margin Top : 3 cm Bottom : 2 cm Left (Inside) : 3 cm Right (Outside) : 2,1 cm Section start : Continous Header & Footer : Different Odd & Even Header : 2 cm Footer : 2 cm
Tabel Tabel diberi nomor urut sesuai dengan keterangan di dalam teks. Setiap tabel diberi judul yang singkat dan jelas diletakkan di atas tabel, sehingga setiap tabel dapat dipandang berdiri sendiri sedangkan untuk gambar atau grafik judulnya diletakkan di bawah gambar/ grafik. Singkatan kata perlu diberi catatan kaki atau keterangan. Keterangan tabel diletakkan di bawah tabel. Pengolahan Naskah Redaksi melakukan penilaian, koreksi dan perbaikan. Kriteria penilaian meliputi : kebenaran isi, tingkat keaslian, kejelasan uraian dan kesesuaian dengan misi publikasi. Redaksi akan mengembalikan naskah kepada penulis untuk diperbaiki sesuai dengan saran redaksi dan naskah yang tidak dapat diterbitkan akan diberitahukan. Ulasan dan tinjauan ilmiah Ulasan sebaiknya merupakan tinjauan mengenai masalah yang terkini (up to date) dari industri kimia, kemasan, cemaran, rancang bangun dan perekayasaan. KESIMPULAN Ditulis dengan ringkas hasil-hasil yang didapat. DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka disusun menurut abjad dan ditulis sesuai penulisan daftar pustaka dengan metode Chicago Style.
Vol. 38 No. 2 Oktober 2016 ISSN 2088 – 026X
ABSTRAK
Eka Nuryanto1, Justaman A Karo Karo2, Eddiyanto3, A. Gazali S. Sinaga4, dan Retno Widiastuti5 1,4) Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. B. Katamso No. 51 Medan 2) Balai Riset Dan Standardisasi Industri Medan Jl. Sisingamangaraja No.24, Medan 3,5) Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate Medan E-mail:
[email protected]
JURNAL KIMIA DAN KEMASAN
LEMBAR ABSTRAK adanya gugus fungsi C=O atau C-O-O dan N=O. Dari spektrum massa LC-MS diketahui bahwa poligliserol di hasilkan pada menit ke 5,7. Selanjutnya dari percobaan penggunaan katalis Ni ini untuk proses hidrogenasi menghasilkan minyak terhidrogenasi dengan slip melting point pada 33 °C dan bilangan peroksida sebesar 0,25 mek/kg. Kata kunci : Dendrimer poligliserol, Katalis logam, Hidrogenasi
Isolasi Squalen Dari Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 55-60
Chicha Nuraeni, Retno Yunilawati dan Dwinna Rahmi
Asam lemak sawit distilat (ALSD) merupakan hasil samping dari pabrik minyak goreng kelapa sawit dan mengandung squalen sekitar 1%. Squalen dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam industri kosmetika dan obat-obatan. Pada penelitian ini squalen diperoleh dari saponifikasi ALSD yang dilanjutkan dengan ekstraksi dan pencucian sehingga diperoleh cairan berwarna kuning yang kemudian dianalisis menggunakan gas chromatography (GC) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Pemurnian cairan ini menggunakan kromatografi kolom dengan fase gerak heksan dan fase diam silika gel tipe 60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ALSD adalah kadar air 0,30 %, asam lemak bebas (ALB) 90,56 %, bahan tak tersabunkan 9,03 %, bilangan penyabunan 223,23 mg KOH/g, bilangan peroksida 25,86 mek/Kg. Sementara komposisi asam lemak di dalam ALSD adalah asam laurat (C:12) 0,19 %, asam miristat (C:14) 1,03 %, asam palmitat (C:16) 48,59%, asam stearat (C:18) 3,71 %, asam oleat (C:18:1) 37,74%, asam linoleat (C:18:2) 7,97 %, dan asam linolenat (C:18:3) 0,21 %. Sementara itu kandungan squalen di dalam bahan tak tersabunkan adalah 139.000 ppm. Squalen yang diperoleh masih tidak murni terbukti dengan hasil analisis FTIR munculnya puncak pada bilangan gelombang 1700 cm-1 yang menunjukkan gugus C=O karbonil. Pemurnian dengan kromatografi kolom dapat memurnikan squalen hingga konsentrasi 239.000 ppm.
Balai Besar Kimia dan Kemasan. Kementerian Perindustrian Jl. Balai Kimia No.1 Pekayon. Pasar Rebo. Jakarta Timur E-mail :
[email protected]
Kata kunci : Pabrik minyak goreng kelapa sawit, Asam lemak sawit distilat, Squalen
Sintesis Talk dari Batuan Dolomit dan Kuarsa Lokal Serta Prospeknya untuk Industri Kimia dan Farmasi J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 69-76 Talk dari bahan baku lokal berpotensi untuk dikembangkan. Telah dilakukan sintesis talk dari bahan baku lokal dolomit dan kuarsa dengan metode pemanasan/kalsinasi dan hidrotermal. Karakterisasi dolomit yang diperoleh dari Gresik, Jawa Timur menunjukkan kandungan CaMg(CO)3 sebanyak 71,0 %berat dan CaCO3 sebanyak 29,0 %berat. Pemanasan dolomit pada 300 oC selama 24 jam menghasilkan kalsit CaCO3, periclase MgO dan portlandite Ca(OH)2, sedangkan pemanasan pada 750 oC selama 24 jam menghasilkan kalsit (CaCO3 dan CCa0.936 Mg0.064O3), periclase MgO dan portlandite Ca(OH)2. Kandungan MgO dari pemanasan dolomit pada 300 oC lebih tinggi daripada pemanasan 750 oC sehingga disarankan sintesis talk dilakukan pada suhu 300 oC. Proses pengadukan bahan baku secara konvensional dan sonikasi tidak menghasilkan perbedaan produk. Proses hidrotermal selama 6 jam menghasilkan lebih banyak mineral CaxMgy(SiO3)2 dibandingkan durasi proses 12 jam dan 18 jam. Kata kunci : Dolomit, Kuarsa, Talk, Proses hidrotermal
Dwinna Rahmi, Retno Yunilawati dan Arief Riyanto Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jl. Balai Kimia I Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur E-mail:
[email protected] Sintesis Katalis Logam Berpenyangga Dendrimer Poligliserol Berbasis Turunan Kelapa Sawit J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 61-68 Pembuatan katalis logam dengan payangga dendrimer poligliserol telah dilakukan dengan beberapa tahapan proses yaitu polimerisasi, tosilasi aminasi dan pengikatan logam (Ni atau Cu). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan niai tambah gliserol turunan kelapa sawit serta mendapatkan katalis dengan peyangga bahan agro lokal. Produk poligliserol amin ditandai dengan munculnya puncak pada spectrum FTIR yang mengindikasikan
Safei Purnama, Patricius Purwanto, dan Grace Tj. Sulungbudi Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir-Batan Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan E-mail :
[email protected] Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ag2S Terhadap Komposit Konduktor (Ag2S)x(Na3PO4)1-x (x = 0,1 - 0,5 ) J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 77-84 Komposit metalurgi dengan 48,26.106 konduktor suhu 150
konduktor (Ag2S)x(Na3PO4)1-x dibuat dengan serbuk dengan mencampurkan serbuk Ag2S Na3PO4, dikompaksi dengan tekanan N/m2 dan diameter 1,5.10-2 m. Komposit (Ag2S)x(Na3PO4)1-x dilakukan pemanasan pada °C selama 5 jam. Penentuan struktur kristal
(Ag2S)x(Na3PO4)1-x dilakukan dengan teknik difraksi sinarx. Analisis puncak difraksi sinar-x pada komposit konduktor (Ag2S)x(Na3PO4)1-x menunjukkan struktur Ag2S dan Na3PO4. Pengukuran konduktivitas komposit konduktor (Ag2S)x(Na3PO4)1-x dilakukan dengan alat LCR-meter pada frekuensi 0,1 Hz sampai dengan 100 kHz. Konduktivitas komposit konduktor (Ag2S)x(Na3PO4)1-x naik dan impedansinya turun seiring dengan naiknya konsentrasi Ag2S. Analisis morfologi permukaan komposit konduktor (Ag2S)x(Na3PO4)1-x dilakukan dengan mikroskop elektron, hasil menunjukkan terjadi perubahan seiring dengan bertambahnya konsentrasi Ag2S. Kata kunci : Komposit, Difraksi sinar-x, Konduktivitas, Struktur mikro
Kata kunci: Nanokomposit Fe3O4/ZnO, High energy milling, Degradasi, Methyl orange, Fotokatalitik
Marlina, Sriyono, E.Lestari, Abidin, H. Setiawan, dan Kadarisman Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Gd. 11 Puspiptek, Serpong, 15314 E-mail :
[email protected] Desain dan Performa Prototipe Generator 99Mo/99mTc dengan Kolom Material Berbasis Zirkonium dan Kolom Alumina J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 93-102
Didin S. Winatapura, Siti Wardiyati and Adel Fisli Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju – Badan Tenaga Nuklir Nasional Gd. 42 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15314 – Indonesia. E-mail:
[email protected] Preparation of Magnetic-ZnO Nanocomposite by High Energy Milling Method for Methyl Orange Degradation J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 85-92 Nanokomposit magnet Fe3O4/ZnO (NK) dibuat menggunakan metoda high energy milling (HEM). Pada penelitian kali ini, katalis ZnO disiapkan melalui dua metoda. Pertama, ZnO dibuat dengan metoda kopresipitasi, ZnO (S), dan kedua katalis ZnO dipakai langsung dari produk komersial Aldrich, ZnO (Ald.) tanpa pemurnian terlebih dahulu. NK yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X (XRD), vibrating sample magnetometer (VSM), Fourier transform infrared (FTIR), transmission electron microscope (TEM) dan UV-Vis spectrophotometer. Hasil refinement data XRD memperlihatkan bahwa nanopartikel (NP) Fe3O4 hasil sintesis berfasa tunggal dan terindeks baik untuk magnet berstruktur spinel kubik. NK Fe3O4/ZnO (S) dan Fe3O4/ZnO (Ald) tersusun dari fasa Fe3O4 dan ZnO. Hasil pengukuran sampel dengan VSM menunjukkan bahwa NP Fe3O4, NK Fe3O4/ZnO (S) dan NK Fe3O4/ZnO (Ald) memiliki sifat-sifat super-paramagnetic dengan menghasilkan magnet saturasi (Ms) masing-masing sebesar 102 emu.g-1, 28 emu.g-1 dan 26 emu.g-1. Hasil pengamatan sampel dengan TEM menunjukkan bahwa ukuran diameter rata-rata agregat Fe3O4 diperoleh sekitar 15nm, sedangkan ketebalan lapisan dari kedua ZnO hasil sintesis dan ZnO komersial berkisar 20-50 nm. Ukuran diameter rata-rata partikel TiO2 sebagai katalis pembanding teramati sekitar 20 nm. Aktivitas fotokatalik sampel dievaluasi berdasarkan pada degradasi larutan zat warna methyl orange (MO) dibawah penyinaran sinar UV. Pengujian sampel dengan fotokatalis menunjukkan bahwa NK Fe3O4/ZnO (Ald) menghasilkan aktivitas fotokatalitik tinggi yang mampu mendegradasi larutan zat warna MO mencapai 99 % pada kondisi pH = 7, diikuti oleh Fe3O4/ZnO (S) sebesar 96 % dan TiO2 hanya 88 %. Sebaliknya, pada kondisi larutan zat warna MO dengan pH = 3, katalis TiO2 dapat mendegradasi larutan zat warna MO sampai 96 %, diikuti oleh NK Fe3O4/ZnO (Ald) dan NK Fe3O4/ZnO (S) masing-masing hanya mampu mendegradasi larutan zat warna MO sampai 80 % dan 70 %.
Hingga saat ini radioisotop tehnesium-99m (99mTc) masih banyak digunakan di bidang kedokteran nuklir di seluruh dunia. Hal ini karena 99mTc memiliki waktu paro 6 jam dan memancarkan gamma murni pada energi 140 keV sehingga merupakan radioisotop yang ideal untuk diagnosis. 99mTc dapat dihasilkan salah satunya dari generator 99Mo/99mTc. Prototipe generator 99Mo/99mTc dibuat dengan menggunakan Molibdenum-98 (98Mo) alam hasil iradiasi neutron, yang dilengkapi dengan kolom berisi material berbasis zirkonium (MBZ) dan kolom alumina. Penentuan performa prototipe generator dilakukan dengan menentukan yield 99mTc, kualitas larutan natrium pertehnetat (Na99mTcO4) yang dihasilkan, dan laju dosis pada permukaan prototipe generator. Yield 99mTc dari prototipe generator yaitu 76,95 ± 7,7%. Prototipe generator menghasilkan radioisotop 99mTc (Na99mTcO4) dengan karakterisitik yang memenuhi persyaratan US Pharmacopoeia, yaitu larutan jernih, memiliki pH 6 ± 0,6, kemurnian radionuklida (lolosan 99Mo) sebesar 0,022 µCi/mCi 99mTc, kemurnian radiokimia 99mTcO4- sebesar 99,85 ± 0,05%, kemurnian kimia (lolosan alumina) < 5 µg/mL, dan laju dosis permukaan prototipe sebesar 1,18 mSv/jam. Dengan demikian prototipe generator 99Mo/99mTc ini sudah menunjukkan performa yang baik dalam menghasilkan radioisotop 99mTc untuk keperluan medis dan memiliki laju dosis yang aman, namun perlu ditingkatkan kembali yieldnya. Kata kunci : Tehnesium-99m, Generator 99Mo/99mTc, MBZ, Alumina
Siti Agustina Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementrian Perindustrian Jl. Balai Kimia no. 1 Pekayon, Pasar Rebo Jakarta Timur E-mail : tinaratujaya@yahoo,com Proses Ekstraksi Seng Oksida Dari Seng Dross Menggunakan Metode Hidrometalurgi Sistim Terbuka J. Kimia Kemasan Oktober 2016, Vol. 38 No. 2 : 103-108 Seng oksida merupakan jenis bahan kimia yang banyak digunakan oleh masyarakat, diantaranya adalah untuk industri kosmetik, industri kesehatan, industri karet dan industri pertanian. Pada saat ini dalam memenuhi kebutuhan seng oksida di dalam negeri sebagian impor dari negara lain. Untuk substitusi impor akan seng oksida maka dicari potensi bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan seng oksida, diantaranya adalah seng dross yang merupakan hasil samping dari industri galvanis sistem hot-dip. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi proses ekstraksi seng dross dengan
asam asetat glasial, sehingga menghasilkan seng oksida. Pada proses ekstraksi menggunakan metode hidrometalurgi sistem terbuka, variabel yang divariasi adalah waktu proses ( 30 menit, 60 menit, 90 menit dan 120 menit), suhu proses ( 150 ºC, 170 ºC dan 190 ºC), dan konsentrasi asam asetat glasial ( 20 %, 40 % dan 60 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi proses yang terbaik adalah pada waktu 90 menit, suhu 150 ºC, dan konsentrasi asam asetat glasial 60 %, didapatkan rendemen sebesar 62,45 % dan kadar seng dalam seng oksida adalah sebesar 70,23 %. Berdasarkan analisis X-ray diffraction (XRD) kristal seng oksida yang terbentuk sama dengan seng oksida standar. Seng dross berpotensi sebagai bahan baku untuk pembuatan seng oksida, sehingga dapat digunakan sebagai bahan substitusi impor. Kata kunci : Seng dross, Ekstraksi, Seng oksida, Seng.
Siti Naimah, Silvie Ardhanie Aviandharie, dan Novi Nur Aidha Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian Jalan Balai Kimia No.1, Pekayon Pasar Rebo, Jakarta Timur 13690 E-mail :
[email protected]
Proses pirolisis dapat mengatasi permasalahan limbah plastik yang tidak dapat didaur ulang dan sulit terurai di lingkungan. Bahan baku yang digunakan adalah limbah plastik polietilen (PE). Proses pirolisis dilakukan dalam reaktor pada suhu 300 °C sampai dengan 450 °C dengan penambahan katalis bekas Residual Cathalytyc Cracking (RCC). Rangkaian alat yang digunakan dalam menghasilkan fase cair menggunakan 2 jenis yaitu kondensor dan tangki air. Produk cair kedua rangkaian alat pirolisis tersebut difraksinasi dan dikarakterisasi. Karakterisasi dilakukan dengan cara menganalisis menggunakan metode ASTM untuk pelarut dan solar sesuai spesifikasi PT. Pertamina. Syarat mutu pelarut yang digunakan adalah mendekati produk pelarut Pertasol dan LAWS. Solar dari proses fraksinasi produk cair hasil pirolisis kedua rangkaian alat tersebut memiliki mutu lebih tinggi daripada solar tipe 51. Pelarut P diperoleh pada suhu 40 °C sampai dengan 140 °C sedangkan pelarut L pada suhu 140 °C sampai dengan 190 °C. Hasil karakteristik pelarut P dan L dengan rangkaian alat menggunakan tangki air memberikan mutu lebih tinggi dibandingkan menggunakan kondensor. Rangkaian alat menggunakan tangki air juga lebih hemat listrik dibandingkan dengan menggunakan kondensor. Kata kunci : Pirolisis, Limbah plastik, Pelarut, Solar