C MYK Visi dan Misi
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
VISI PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
Indeks Terima Sertifikat Terintegrasi
Kunjungan Dewan Komisaris ke Bengkulu
Salah satu upaya PTPN VII meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan mengintegrasikan sistem manajemen berbasis ISO, ISPO, KPKU, dan GCG atau yang disebut Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII disingkat SMTN7.
Dalam rangka melihat langsung keberhasilan kinerja Distrik Bengkulu, Komisaris Utama H. Ahmad Anshori Mattjik, anggota Dewan Komisaris Harun Sulkam dan Dodi Iskandar melakukan kunjungan kerja pada tanggal 20—22 Januari 2016.
Hal.6
Konsolidasi Kekuatan Distrik Sumsel
Hal.13
Hal.10
Unit Sungailengi merupakan salah satu “kapal induk” kelapa sawit di PTPN VII. Di bidang tanaman, untuk meningkatkan produksi TBS manajemen unit menambahkan pupuk dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit.
C MYK
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
2
dariREDAKSI
Tak Hanya Kerja Keras, Tapi juga Harus Cerdas Banyak orang yang terus-menerus kerja keras, namun tidak berkembang. Dia bekerja di sebuah perusahaan, bisa bertahan pun sudah bagus. Bahkan dia harus kerja keras hanya untuk bertahan. Setelah bertahun-tahun, jabatannya tidak juga naik. Kalaupun gaji naik, hanya naik berkala yang besarannya hanya mengimbangi inflasi. da juga yang kerja keras dalam berdagang atau berbisnis. Dari dulu usahanya begitubegitu saja. Penghasilannya tidak berkembang, usahanya tidak tambah maju. Bahkan sekadar untuk mendapatkan untung setiap hari pun harus kerja lebih keras lagi. Sementara ada orang yang belum begitu lama bekerja, jabatannya cepat naik. Kalaupun dia pindah kerja, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya. Begitu juga ada seorang penjual bakmi, kemudian punya dua gerobak, 3 gerobak, bahkan sampai ratusan gerobak. Dia berubah dari seorang penjual bakmi menjadi juragan bakmi. Apa yang membedakannya? Mereka sama-sama kerja keras, tetapi memberikan hasil yang berbeda. Ya, mungkin, bagi Anda yang pernah mendengar istilah kerja cerdas, akan berteriak mengatakan bahwa kita juga harus kerja cerdas selain kerja keras. Pertanyaanya, apa itu kerja cerdas dan bagaimana caranya agar bisa kerja cerdas?
A
KERAS + CERDAS Kita semua setuju, jika kita ingin berkembang maka selain kerja keras, harus kerja cerdas juga. Tidak salah satu, harus keduanya. Kerja keras saja tidak akan menjadikan kita berkembang . Kerja cerdas saja akan menjadikan kita kalah oleh orang lain yang memiliki keduanya. Kerja keras adalah saat kita bekerja mengoptimalkan semua kekuatan fisik dan waktu yang kita miliki untuk bekerja. Jika dilihat definisi sederhana ini, kita melihat banyak orang Indonesia, saudarasaudara kita yang merupakan pekerja keras. Bahkan kegigihan mereka dalam bekerja membuat kita salut. Artinya, meski banyak yang malas, masih ada saudara kita yang banting tulang, kerja keras untuk menghidupi keluarganya, bahkan kerja keras juga agar bisa menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi. Mereka bangun pagi-pagi sekali dan pulang malam, bekerja keras demi keluarganya. Ini adalah gambaran bahwa sebenarnya banyak yang memiliki potensi maju. Namun, seperti dijelaskan diatas, bahwa kerja keras saja tidak cukup. Apalagi yang tidak mau kerja keras, makan akan lebih parah. Kerja keras membutuhkan energi. Agar bisa kerja keras, kita membutuhkan energi yang memadai. Pada dasarnya, tubuh manusia akan sanggup untuk bekerja keras, dengan kerja keras yang luar biasa. Syaratnya ialah memiliki tubuh yang sehat. Untuk itulah agar kita bisa terus bekerja keras, dalam rangka beribadah dan juga untuk orang-orang yang kita sayangi, maka kita harus menjaga kesehatan. Makan bergizi, rajin olah raga, tidak merokok, tidak begadang, dan istirahat yang cukup. Ternyata bukan hanya kesehatan fisik yang diperlukan agar bisa kerja keras. Kita harus memiliki
kekuatan mental juga. Banyak orang yang yang badannya sehat dan kekar, tetapi malas, tidak mau bekerja keras karena motivasinya kurang. Untuk itu, kita harus terus meningkatkan dan menjaga motivasi kita. Sementara kerja cerdas adalah kerja dengan pilihan-pilihan dan pemanfaatan potensi. Satu definisi kerja cerdas, yaitu orang yang mampu memanfaatkan potensinya dengan prinsip daya ungkit. Seorang penjual bakmi, menjadikan gerobak yang dia miliki sebagai daya ungkit untuk mendapatkan gerobak yang kedua dan seterusnya. Kerja cerdas juga adalah orang yang memiliki kecerdasan untuk memilih pekerjaan mana yang akan menghasilkan dan pekerjaan mana yang kurang menghasilkan. Menurut hukum pareto, 80% hasil didapatkan dari 20% pekerjaan. Orang yang kerja cerdas akan mampu memilih 20% pekerjaan terbaiknya. Jika kita mampu melakukan hal ini, produktivitas akan naik sampai 400% atau 4 kali lipat. Kerja cerdas juga adalah cerdas menghasilkan ide yang bisa digunakan untuk mengatasi masalahnya dan menghasilkan ide untuk kemajuan bisnis dan karirnya. Dia tidak terpaku dengan satu cara, tidak cepat menyerah karena bingung, tidak cepat berhenti meski tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia terus memikirkan bagaimana menghasilkan ide brilian untuk kehidupannya. Sampai saat ini ada 3 kualitas diri jika kita ingin bekerja cerdas, yaitu cerdas menggunakan daya ungkit, cerdas mengelola pekerjaan, dan cerdas menghasilkan ide brilian. Jadi kesimpulannya, kerja keras saja tidak cukup. Artikel ini menjelaskan bagaimana pentingnya pengembangan diri, tidak hanya bekerja keras. Kita harus menjadi pribadi yang lebih baik, untuk mendapatkan yang lebih baik. Jika kita merasa sudah kerja keras, namun tidak juga berkembang, tidak juga maju, atau kita telah merasa menghabiskan banyak waktu untuk mengatasi masalah, berarti kita harus mulai belajar mengasah kecerdasan kita. Jadi, selain kerja keras, kita harus kerja cerdas juga agar lebih cepat sukses. (nurjanah, dbs)
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
TAHUN BERWARNA Akhirnya kita memasuki tahun 2016. Tahun baru tentunya harus dimulai dengan segala kebaikan baru. Inilah saatnya memulai segala hal yang baru yang lebih baik. Mengawali segala sesuatu dengan baik tentunya akan membuat hari-hari dan waktu selanjutnya lebih baik. Sebab, jika diawali dengan banyak kebaikan dan segala hal yang menyenangkan maka untuk meneruskannya pun pasti akan lebih mudah. Kita pribadi, juga perusahaan tempat kita bekerja, pasti sudah mencanangkan target dan resolusi yang harus dicapai selama 2016. Mari kita buat pencapaian resolusi dan target tersebut dengan penuh semangat, sehingga tahun ini menjadi lebih berwarna dan lebih menyenangkan. Lalu, apa saja yang perlu kita lakukan agar awal tahun kita lebih menyenangkan dan lebih berwarna? Kumpulkan motivasi sebanyak-banyaknya untuk membuat perubahan. Tanpa motivasi, hidup akan hampa. Apa bedanya manusia dengan robot jika melakukan suatu tanpa motivasi dan alasan. Jadi, untuk memulai hidup yang penuh warna, kita perlu kumpulkan segala motivasi untuk membuat perubahan dan kemajuan. Dengan motivasi itulah kita lebih semangat bekerja untuk berperan dalam memajukan perusahaan. Selalu berpikir positif dan menjauhi prasangka buruk. Jika mau perubahan yang baik, mari kita songsong tahun 2016 dengan terus berpikir positif. Memang tidak mudah, apalagi di dunia seperti sekarang ini. Seolah, apapun yang kita lihat dan dengar banyak yang tidak sesuai dengan keinginan atau idealisme kita. Namun, hal yang paling bijak dan membuat hari dan hatimu tentram adalah berpikir positif. Sesulit apapun kita harus tetap berpikir positif dan menyingkirkan prasangka buruk. Kemudian yang tak kalah penting adalah memperbanyak tersenyum dan mencoba terus berbahagia. Juga mencoba hal-hal baru, berinovasi tanpa harus takut salah. Sebab, orang memang tak akan pernah salah jika tak melakukan apa-apa. Kemudian yang juga sangat penting adalah lebih menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya. Selamat mencoba! Redaksi.
PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN REDAKSI Sukarnoto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Sultan M.R., R. Uliati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaidi Effendi BIRO-BIRO Distrik dan Unit Kebun/Pabrik DISTRIBUSI Ja’far, Das’ad Gani ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email:
[email protected] dan
[email protected] twiter: @ptpn7 facebook: tabloid karyawan
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama
3
AKTUALITA
Manajemen PT Perkebunanan Nusantara (PTPN) VII dan Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2016– 2017, di ruang rapat lantai I Kantor Direksi, Rabu (27/1/2016).
P
endandatangan dilakukan oleh Direktur Utama Kusumandaru N.S. dan Direktur SDM dan Umum Budi Santoso dari manajemen perusahaan, sementara dari serikat pekerja
oleh Ketua Umum SPPN VII Vedy Pudiansyah dan Sekretaris Jenderal Puji Supriyanto, yang disaksikan seluruh jajaran Direksi PTPN VII, Pengurus SPPN VII, General Manajer Distrik, dan Kepala Bagian.
Ketua Umum SPPN VII Vedy Pudiansyah dalam sambutannya mengajak seluruh pekerja untuk meningkatkan kepedulian dengan terus meningkatkan produktivitas untuk memperbaiki kinerja perusahaan yang saat ini dalam kondisi sulit. “Kita semua tahu, semua perusahaan perkebunan mengalami masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, karena harga komoditas karet dan sawit yang kurang bagus. Karena itu kita harus lebih peduli dan berusaha keras agar kondisi perusahaan bisa membaik, dengan terus meningkatkan produktivitas dan kinerja,” katanya. Menurutnya, Perjanjian Kerja Bersama atau PKB yang disepakati tersebut dalam perundingannya penuh dinamika. Perdebatan dan tarik ulur terjadi demi mengakomodasi kepentingan serikat pekerja dan manajemen. Serikat pekerja sangat
Total Aset BUMN 5.395 Triliun
T
ahun 2015 telah berlalu dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara siap menyongsong tahun 2016. Menteri BUMN Rini M. Soemarno memaparkan Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016 bersama jajaran pejabat Eselon I Kementerian BUMN dan Direktur Utama 10 BUMN besar, bertempat di Aula Lt 21 Kementerian BUMN, beberapa waktu lalu. Dalam paparannya, Menteri Rini mengapresiasi capaian total aset BUMN di tahun 2015 yakni Rp5.395 triliun yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 sebesar Rp4.577 triliun. Target di tahun 2016 diharapkan mencapai Rp6.240 triliun. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persreo) Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah 5 besar BUMN dengan aset tertinggi. Meski di tahun 2015 nilai pendapatan BUMN mengalami penurunan dari tahun 2014, yakni dari Rp1.932 triliun menjadi Rp1.728 triliun, Rini optimistis di tahun 2016 akan terjadi kenaikan. “Penurunan ini dampak dari harga BBM dan lain-lain yang menurun, berimbas juga kepada pendapatan BUMN,” jelas Menteri Rini. Kementerian BUMN sangat mendorong BUMN untuk melakukan investasi usaha jangka panjang, oleh karenanya Menteri BUMN menekankan pada EBITDA yang tahun ini meningkat dari
Rini M. Soemarno
Rp319 triliun (2014) menjadi Rp342 triliun (2015) dan di tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp377 triliun. Diharapkan BUMN tidak hanya mengedepankan profit tetapi juga menjadi agent of development. BUMN dengan EBITDA tertinggi adalah PT Pertamina (Persero) disusul oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Kementerian BUMN tidak menurunkan target total setoran pajak dan deviden BUMN walaupun profitabilitas di 2015 menurun. Diketahui bahwa tahun 2015 total setoran pajak dan deviden BUMN menurun menjadi Rp202 triliun dari Rp211 triliun. Di targetkan 2016 ini, terdapat 73 proyek yang akan diresmikan di antaranya jalan tol Jawa dan Sumatera. Selain itu juga proyek ketahanan pangan terkait pabrik gula yang akan dibangun maupun revitalisasi di tahun 2016. (tim)
memahami kondisi yang dialami perusahaan saat ini, sehingga memberikan banyak toleransi agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. “Kita berharap perusahaan tetap sehat dan lancar, karena jika perusahaan sehat maka kesejahteraan pekerja akan terjamin,” katanya. Saat ini, tambah Vedy, salah satu permasalahan yang harus cepat mendapatkan respon adalah dalam pelayanan kesehatan. Karyawan menghendaki adanya pelayanan yang lebih baik, seperti pada saat sebelum bergabung dengan BPJS. “Measuki tahun 2016, dengan semangat para karyawan yang tetap tinggi diharapkan bisa menjadi dukungan moril kepada manajemen. Dalam kondisi seperti sekarang ini memang diperlukan adanya perubahan etos kerja, agar perusahaan dapat bangkit dan lebih maju,” katanya. Sebagai Ketua Umum SPPN, Vedy meminta maaf jika dalam PKB yang telah disepakatinya tidak bisa mengakomodasi semua keinginan yang disampaikan oleh pengurus cabang-cabang dalam perundingan. “Kita harus mengambil jalan tengah. Dalam kondisi seperti sekarang, tidak semua aspirasi bisa diakomodasi. Namun, PKB yang telah disepakati tersebut merupakan hasil perundingan yang terbaik dan besar harapan kita agar yang tertuang dalam PKB bisa kita dilaksanakan bersama,” tambah Vedy. Sementara, Direktur Utama PTPN VII Kusumandaru mengatakan sudah selayaknya semua bersyukur, karena telah dilakukan penandatangan PKB. “Kesepakatan dalam PKB ini dibuat melalui proses perundingan yang tentu saja melalui
banyak perdebatan antara wakil serikat pekerja dan manajemen. Alhamdulillah berakhir dengan sukses,” katanya. Kusamandaru juga mengucapkan terima kasih kepada tim serikat pekerja dan tim manajemen perusahaan yang dapat menyelesaikan perundingan dan menghasilkan kesepakatan tersebut. “Saya bangga kita semua memahami kondisi yang dihadapi oleh perusahaan. Saat ini situasinya masih sulit, harga komoditas masih belum mengalami peningkatan,” ujarnya. Menurutnya, harga karet dan sawit saat ini masih anjlok. Hanya harga gula yang masih memiliki harapan yang saat ini harga masih stabil. Saat ini yang menjadi harapan PTPN VII adalah masih membaiknya harga gula. “Bisa dibayangkan bila semua harga komoditas yang dimiliki PTPN VII turun dan produktivitas menurun, dapat dipastikanakan berpengaruh pada kinerja perusahaan dan berdampak pula pada kesejahteraan karyawan,” katanya. Ia berharap perpaduan antara manajeman dan SPPN tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dalam upaya terus meningkatkan produksi, dengan terus memperhatikan perkembangan harga komoditas ke depan. “Mudah-mudahan dengan bersatu kita bisa melewati masa-masa sulit ini,” katanya. Dalam kondisi seperti ini, semua karyawan harus terus optimistis dan harus tetap menjaga kekompakan. “Kita harus tetap solid dan kompak agar menjadi tim yang kuat. Inilah yang bisa menyelamatkan kita. Semua langkah dan kebijakan memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk kepentingan kemajuan perusahaan,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
4
WawancaraKHUSUS Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN VII Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.M.A
Soliditas Harus Tetap Terjaga saat Menghadapi Masa Sulit Menjaga soliditas menjadi sangat penting agar perusahaan mampu bertahan (survive) dan bahkan dapat terus berkembang, ketika perusahaan menghadapi masa-masa sulit. Dalam kondisi perusahaan menghadapi harga pasar komoditas yang belum menggembirakan seperti saat ini, seluruh organ perusahaan harus didorong memiliki soliditas yang tinggi, terutama di jajaran pimpinan perusahaan. eberat apa pun beban yang ada, jika dipikul bersama niscaya akan menjadi ringan. Sesulit apa pun masalah yang dialami, jika dihadapi bersama akan menjadi lebih mudah menemukan solusinya. “Selain itu, ketika kita menghadapi masa-masa sulit, maka kita harus pula memiliki persepsi dan cara pandang (paradigma) yang sama dalam menyikapinya, kita harus punya sense of crisis yang sama, di mana semua organ perusahaan harus bergerak satu arah dalam bersikap dan bertindak,” kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN VII, Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.M.A. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah fokus dalam menjalankan tugas masing-masing dengan berbasis standar proses bisnis yang telah ditetapkan dengan mengandalkan kekuatan team work. Sehingga setiap aktivitas yang kita lakukan harus menghasilkan nilai tambah (value add) bagi perusahaan. Oleh karena itu, semua karyawan
S
harus didorong dan dimotivasi guna mengeluarkan kapasitas terbaiknya secara optimal, demikian ditambahkan oleh Rafel Parasian Sibagariang dalam wawancara khusus memasuki Tahun 2016. Berikut uraian selengkapnya. Perjalanan perusahaan dalam tahun 2015 Pada tahun 2015 yang lalu, hampir semua perusahaan perkebunan di dalam negeri, termasuk PTPN VII, telah melalui perjalanan yang tidak mulus, penuh tantangan, dan rintangan. Selama hampir setahun penuh kita menghadapi masamasa yang sulit, karena tidak didukung oleh harga komoditas perkebunan yang menggembirakan, sementara bisnis PTPN VII berbasis komoditas. Kita bisa melihat bahwa harga komoditas perkebunan di tahun 2015 yang lalu sangat fluktuatif, khususnya harga minyak sawit. Di awal tahun 2015, harga minyak sawit kelihatan masih sangat menjanjikan dengan harga sekitar Rp8.000 per kg (excl. PPN) dan kurang
lebih masih bertahan hingga Juli 2015. Pada awal Agustus 2015, harganya mulai turun menjadi sekitar Rp6.000 per kg (excl. PPN) dan terus mengalami penurunan hingga titik terendah, yaitu Rp5.200 per kg (excl. PPN). Ini merupakan harga terendah minyak sawit dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menjelang akhir tahun 2015 harga minyak sawit kembali merangkak naik, namun tetap belum juga menggembirakan, yaitu sekitar Rp6.500 per kg (excl. PPN). Padahal, minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan PTPN VII dengan luas kebun kelapa sawitnya 35.950 hektar dengan didukung oleh enam unit pabrik pengolah. Begitu juga karet, dengan areal kebun seluas 33.669 hektar, dengan areal tanaman menghasilkan seluas 23.267 hektar dan sisanya tanaman belummenghasilkan, harganya juga tidak kunjung membaik, paling tidak sejak tiga tahun terakhir. Pada awal tahun 2015 harga karet SIR 20 hanya sekitar 1,40 dolar AS per kg dan harga RSS 1,65 dolar AS per kg. Hingga akhir tahun 2015, harga SIR 20 menurun menjadi sekitar 1,15 dolar AS per kg dan RSS di harga 1,20 dolar AS per kg. Harga komoditas teh pun cenderung stagnan sejak beberapa tahun terakhir. Sementara harga komoditas lainnya yang dapat membantu PTPN VII adalah harga gula kristal putih yang dalam musim giling tahun 2015 dijual pada harga rata-rata sebesar Rp9.638 per kg (incl PPN). Namun demikian, kita harus tetap bersyukur, karena sepanjang tahun 2015, PTPN VII masih mampu survive dan tetap berkomitmen memenuhi semua kewajiban perusahaan. Faktor penyebab menurunnya harga komoditas perkebunan Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya harga komoditas per-
kebunan di tahun 2015, antara lain dipicu oleh melemahnya harga minyak mentah dunia yang pada tahun 2015 menurun hingga di kisaran 40 dolar AS per barel. Juga adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor minyak sawit dan karet alam, yaitu China, Amerika dan Uni Eropa. Melemahnya harga minyak mentah dunia tersebut, mendorong peningkatan produksi karet sintetis, sehingga industri yang tadinya menggunakan karet alam sebagai bahan bakunya, beralih ke karet sintetis yang harganya lebih murah. Selain itu, produksi karet alam dunia juga terus mengalami peningkatan yang disebabkan oleh munculnya negaranegara produsen baru karet alam di ASEAN, seperti Laos, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar. Sebelumnya kita hanya mengenal tiga negara penghasil karet alam terbesar dunia, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Selanjutnya, penurunan harga minyak sawit, juga disebabkan karena meningkatnya produksi minyak nabati berbahan baku kacang kedelai (soya bean oil). Meningkatnya produksi kedelai dunia membuat harga minyak kedelai juga mengalami penurunan, sehingga selisih harga soya bean oil dengan minyak sawit semakin kecil. Pabrikan yang tadinya menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku industrinya, beralih ke soya bean oil. Selain itu, melemahnya harga minyak mentah telah menekan permintaan minyak sawit karena kurang menguntungkan sebagai bahan baku bahan bakar alternatif terbarukan. Langkah-langkah memasuki tahun 2016 Kita sekarang memasuki tahun 2016. Sejumlah pengamat ekonomi memang memprediksi akan ada kecenderungan kenaikan harga komoditas
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
5
WawancaraKHUSUS dalam tahun 2016. Namun, melihat perkembangan yang terjadi di awal tahun ini, harga minyak mentah dunia malah semakin merosot hingga di bawah 30 dolar AS per barel. Hal ini semakin menekan permintaan karet alam dunia, karena akan terjadi peningkatan produksi karet sintetis. Demikian juga permintaan minyak sawit, di awal tahun ini kelihatan masih cukup tertekan. Sementara persediaan karet alam dan minyak sawit diprediksi masih cukup banyak di awal tahun ini, sehingga harganya belum beranjak naik. Harga minyak sawit di awal tahun ini berada sekitar Rp6.500 per kg (excl. PPN). Harga SIR 20 berkisar 1,05 dolar AS per kg dan harga RSS hanya sebesar 1,20 dolar AS per kg. Kondisi harga komoditas seperti itu akan sangat berdampak pada upaya PTPN VII dalam mencapai target penerimaan (total revenue) pada tahun 2016. Target revenue tersebut sangat kita pentingkan dalam rangka menjalankan operasi perusahaan, terutama memenuhi seluruh kewajiban perusahaan. Posisi kita pun akan menjadi sulit, jika target pendapatan tidak tercapai, sementara biaya produksi cenderung terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, harus ada langkahlangkah serius yang dilakukan oleh seluruh jajaran yang ada di PTPN VII, mulai dari jajaran direksi sampai karyawan golongan paling bawah. Antara lain, menurut saya, ada empat hal yang harus dilakukan. Pertama, kita harus tetap menjaga soliditas secara penuh. Dalam kondisi sulit, seluruh organ perusahaan harus solid, terutama di jajaran direksi. Saya mensyukuri bahwa sampai saat ini soliditas jajaran Direksi masih sangat tinggi. Semua kebijakan direksi didiskusikan secara bersama dan setiap potensi permasalahan dicari solusinya secara bersama. Jika direksi tidak menjaga soliditas dalam menghadapi masa-masa sulit perusahaan, maka seluruh organ yang berada di subordinatnya tidak akan fokus dalam menjalankan operasi perusahaan. Soliditas direksi harus mampu ditularkan ke semua jajaran manajemen di bawah direksi. Manajemen di level distrik harus solid, manajemen di level kebun dan unit pabrik juga harus solid. Harus satu langkah, satu tindakan, satu kepentingan dan satu paradigma dalam menjalankan operasi perusahaan. Kedua, dalam kondisi sulit sekarang ini, kita harus mempunyai pandangan dan pemahaman yang sama dalam menghadapinya. Mulai dari jajaran direksi hingga karyawan pada level paling bawah, harus memiliki sense of crisis yang sama. Jangan hanya jajaran direksinya yang merasakan bahwa perusahaan mengalami masa sulit, karena harga komoditas kurang menggembirakan, sementara jajaran manajemen di bawah direksi tidak merasakan hal yang serupa. Jadi, jika ada suatu kebijakan efisiensi yang dilaksanakan oleh direksi, semua lini harus memiliki pemahaman yang sama dan menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Berarti, jika ada kebijakan efisiensi, seluruh karyawan harus bisa merasakan sama, punya pan-
dangan sama dan persepsi yang sama. Efisiensi bukan dimaksudkan sebagai cutting cost, tetapi lebih kepada peningkatan output yang signifikan dengan input yang terukur (wajar). Misalnya, bilamana input-nya sama maka output-nya harus meningkat signifikan. Jangan masukannya bertambah, tetapi hasilnya malah berkurang. Kebijakan efisiensi tersebut merupakan
pengembangan investasi yang bersifat quick yield (investasi yang cepat menghasilkan). Hal ini disebabkan karena kondisi finansial perusahaan, di mana perusahaan memiliki likuiditas yang rendah, ratio leverage dan liabilitas yang tinggi (telah melewati covenant bank). Beberapa program strategis manajemen bidang pengkajian dan pengembangan yang dilanjutkan di tahun
suatu keniscayaan ketika kita menginginkan perusahaan tetap survive dalam masa-masa sulit. Ketiga, kita semua harus fokus dalam menjalankan tugas masingmasing, sehingga semua kegiatan yang dilakukan bisa menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Jangan lagi ada kegiatan karyawan yang tidak menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Semua bekerja menurut beban tugas yang diemban dan bekerja berbasis standar bisnis proses yang telah ditetapkan. Keempat, kita sangat mengharapkan semua karyawan mulai dari senior leader sampai karyawan pada level paling bawah, dalam tahun 2016 ini bisa mengeluarkan kapasitas terbaiknya secara optimal.
2016 ini, antara lain pembangunan pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton TBS per jam ext. 60 ton TBS per jam di Kebun Bentayan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Direncanakan pabrik kelapa sawit ini selesai dan siap beroperasi pada bulan Juni tahun 2017. Dengan demikian, pabrik kelapa sawit milik PTPN VII nantinya akan berjumlah tujuh unit pabrik. Pabrik yang baru ini akan menggunakan teknologi terkini dengan full automatic dan merupakan satu-satunya pabrik kelapa sawit milik PTPN VII yang pengoperasiannya sangat efisien, baik pengunaan tenaga kerjanya, maupun dalam kemampuan meminimalisasi losses. Program strategis lainnya dalam manajemen bidang pengkajian dan pengembangan adalah eksplorasi tambang batu basalt di sebuah gunung batu di Afdeling Kalianda, Kebun Bergen, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Gunung tersebut seluas lebih kurang 30 hektar dengan perkiraan potensi batu basaltnya 4—6 juta meter kubik. Ekplorasinya akan dilaksanakan oleh PT Optima Nusa Tujuh (ONT) yang merupakan anak perusahaan PTPN VII yang khusus bergerak di bidang pertambangan dengan komposisi sahamnya 90% PTPN VII dan 10% Koperasi
Program strategis Direktorat Renbang Direktorat Perencanaan dan Pengembangan PTPN VII, yang menjadi tanggung jawab tugas saya, membawahkan empat bidang manajemen, yaitu Bidang Pengkajian dan Pengembangan, Bidang Pemasaran, Bidang Logistik, dan Manajemen Bidang Teknologi InformasiKomunikasi dan Corporate Management Representatif (CMR). 1) Dalam manajemen bidang pengkajian dan pengembangan, kebijakan strategis PTPN VII hanya diarahkan pada
Karyawan Ruwa Jurai. PT ONT saat ini telah memperoleh izin usaha pertambangan eksplorasi dan sedang dilanjutkan dengan proses pengurusan izin usaha pertambangan produksi. Diharapkan eksploirasi batu basalt tersebut oleh PT ONT dimulai pada Mei 2016. Dengan didirikannya PT ONT sebagai anak perusahaan yang khusus bergerak di bidang pertambangan, PTPN VII telah memiliki 2 anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan PTPN VII sebagai induk perusahaan. Sebelumnya, PTPN VII telah memiliki anak perusahaan, yaitu PT Karya Nusa Tujuh (KNT) yang core businessnya adalah penggemukan sapi (penugasan dari pemegang saham). Namun, setelah berjalan selama satu tahun, bisnis penggemukan sapi ternyata hanya dapat memberikan margin keuntungan yang sangat kecil, bahkan berpotensi mengalami kerugian. Oleh karena itu, PT KNT saat ini telah mengembangkan kegiatan bisnisnya, selain penggemukan sapi juga melakukan penjualan sapi kurban, memproduksi pakan ternak (memiliki unit pengolahan pakan ternak dengan kapasitas 80 ton per hari), menjadi distributor PTPN VII untuk penjualan palm kernel mill (bungkil sawit), khususnya untuk wilayah Lampung, melakukan breeding sapi, melakukan budidaya sapi perah, menjual susu segar dan produk turunannya seperti Seven Yoghurt. Dengan nilai aset sebesar Rp32 miliar, diharapkan perolehan laba PT KNT pada tahun 2016 semakin tinggi, sehingga anak peusahaan ini memberikan dampak positif terhadap perolehan laba konsolidasi PTPN VII. 2) Dalam manajemen bidang pemasaran akan dilaksanakan strategi pemasaran guna mendapatkan kepastian penjualan produk dan pencapaian harga rata-rata terbaik. Bidang pemasaran merupakan unit kerja terdepan yang menjadi frontliner dalam upaya PTPN VII memperoleh cash in flow dari hasil penjualan. Dalam kondisi harga komoditas yang belum menggembirakan sekarang ini, dengan permintaan yang juga cenderung melemah, PTPN VII berupaya mengambil langkah guna memastikan adanya serapan pasar produk. Langkah strategis yang dilakukan adalah melakukan kontrak jangka panjang (long term contract) untuk masa penyerahan minimal tiga bulan kedepan. Dengan adanya kepastian penjualan dan serapan pasar ini maka akan terjadi kepastian cash in flow perusahaan. Khusus komoditas teh yang harganya cenderung stagnan sejak beberapa tahun terakhir, PTPN VII sedang berupaya menembus pasar ekspor dengan mengirimkan sampel teh ke Jepang dan Pakistan. Diharapkan harga yang diperoleh dengan ekspor langsung ke Jepang dan atau Pakistan jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang terbentuk di Jakarta Tea Auction. Strategi lainnya di bidang pemasaran adalah meningkatkan respon dan proaktif dalam membangun hubungan dengan pelanggan, sehingga mampu menghasilkan loyalitas pelanggan terhadap PTPN VII.
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
6
WawancaraKHUSUS
3) Dalam manajemen bidang logistik, kita selalu melakukan kajian pada setiap permintaan dari user dalam pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan. Kajian dimaksud lebih kepada meningkatkan koordinasi dengan user untuk memastikan apakah permintaan pengadaan barang dan/atau jasa dimaksud benar-benar urgen atau masih dapat ditunda pengadaannya tanpa harus mempengaruhi proses produksi. Selanjutnya, proses pengadaan tersebut tetap mengikuti prinsip-prinsip pengadaan barang dan/ atau jasa, yaitu efisien, efektif, ekonomis, kompetitif, transparan, adil dan wajar, serta akuntabel. 4) Dalam manajemen bidang teknologi informasi dan komunikasi. Kesadaran terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi, tantangan dan ancaman dari industri sejenis, industri produk substitusi, dan fluktuasi harga, menuntut perusahaan melakukan perubahan dalam pengelolaan operasi perusahaan dari era ekonomi industrial ke era ekonomi digital. Melalui penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) atau sistem informasi terintegrasi perkebunan di PTPN VII, seluruh proses bisnis dalam operasi
perusahaan terintegrasi secara otomatisasi. Dengan demikian, pimpinan perusahaan pada setiap level manajemen dengan cepat dan mudah mengakses informasi guna pengambilan keputusan strategis perusahaan. Hal ini dimungkinkan, karena aplikasi ERP menghasilkan informasi yang real-time. Aplikasi sistem ERP tersebut, menggunakan software best practice yaitu Microsoft Dinamyc AX dengan penyesuaian-penyesuaian (kostumisasi) terhadap bisnis proses yang berlaku di PTPN VII. Implementasi sistem saat ini sedang berlangsung secara bertahap di beberapa Unit/Kebun Karet (Kebun Kedaton, Unit Pematang Kiwah dan Kebun Way Berulu), juga Distrik Wilayah Lampung dan Kantor Direksi PTPN VII. Akselerasi implementasi sistem tersebut dikawal langsung oleh tim khusus yang dibentuk oleh direksi yang terdiri dari tim fungsional dan tim teknikal. Bilamana implementasi di beberapa unit tersebut nantinya sudah berjalan dengan baik maka implementasi ke seluruh unit/kebun dan distrik akan dilaksanakan secara bertahap. Dalam bidang standarisasi bisnis proses, sejak tahun 2014 PTPN VII telah
selesai merancang dan menyusun standar sistem manajemen dengan nama Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 atau disingkat SMTN7. Standardisasi sistem manajemen tersebut telah memetakan dan mengintegrasikan tujuh standar sistem sekaligus, meliputi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, GCG dan Malcolm Baldrige (KPKU). Hingga saat ini, implementasi dan internalisasi SMTN7 tersebut telah berlangsung hampir 2 tahun dalam operasi perusahaan. Namun, dari hasil internal dan eksternal audit sistem, masih ditemukan laporan ketidaksesuain yang cukup signifikan. Hal ini menjadi perhatian serius direksi, guna meningkatkan ketaatan seluruh organ perusahaan terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. SMTN7 dirancang dengan menggunakan pendekatan proses bisnis dan berbasis praktik bisnis terbaik (best practice), sehingga diharapkan sistem kerja tersebut akan mampu men-drive peningkatan kinerja perusahaan. Ketika proses bisnis telah diimplementasikan secara taat, namun ternyata belum memperlihatkan perbaikan kinerja perusahaan secara signifikan, maka
diperlukan review atas sistem kerja (proses bisnis) tersebut guna perbaikan berkelanjutan. Bilamana kita semua, mulai dari jajaran direksi hingga karyawan pada level paling bawah, dapat menjalankan tugasnya dengan mengacu pada standar sistem yang ditetapkan, saya yakin apa yang ditargetkan dalam RKAP 2016 dapat dicapai. Kalau pada tahun 2014 yang lalu, hasil evaluasi terhadap implementasi sistem mencapai skor 377,25 berada pada level early improvement, pada tahun 2015 diharapkan target skor 417 dapat dicapai dengan level yang juga sama early improvement. Untuk mencapai level word class company dengan skor berada diantara 876-1000 memang masih membutuhkan waktu yang relatif panjang. Namun, kita akan terus berupaya secara bertahap dengan tindakan-tindakan perbaikan secara berkelanjutan. Dengan demikian, kita harus bisa memastikan bahwa sistem kerja (proses bisnis) yang ditetapkan harus secara efektif mampu memberikan dampak pada penciptaan budaya perusahaan yang semakin kuat yang akhirnya berujung kepada perbaikan kinerja perusahaan. (tim)
Terima Sertifikat Terintegrasi
S
alah satu upaya PTPN VII meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan mengintegrasikan sistem manajemen berbasis ISO, ISPO, KPKU, dan GCG atau yang disebut Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII disingkat SMTN7. Sistem tersebut diimplementasikan sejak tahun 2014 yang menjadi pedoman kerja operasional perusahaan. “SMTN7 dirancang berdasarkan pendekatan proses secara terpadu sebagai pengganti sistem sertifikasi sebelumnya yang masih parsial,” kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN VII Rafel Parasian Sibagariang, beberapa waktu lalu. Pada akhir tahun 2015 PTPN VII menerima sertifikat terintegrasi untuk implemetnasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004. Sertifikat terintegrasi tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan menerapkan layanan terbaik bagi seluruh pelanggan khususnya dalam peningkatan mutu produk dan lingkungan serta perbaikan berkelanjutan.
PT Sucofindo (Persero) selaku perusahaan yang menerbitkan sertifikat terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 menyatakan bahwa PTPN VII merupakan perusahaan perkebunan pertama dalam lingkup BUMN yang mendapatkan sertifikat terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004. Direktur Renbang Rafel P. Sibagariang mengatakan bahwa untuk saat ini sertifikasi terintegrasi difokuskan pada komoditas karet, teh, dan tebu, guna peningkatan mutu produk sebagai salah satu syarat utama dalam memenuhi kepuasan pelanggan, dan berpengaruh terhadap kredibilitas dan kepercayaan pelanggan. Untuk yang akan datang PTPN VII akan memperluas lingkup sertifikasi ke komoditas kelapa sawit, meskipun pada saat ini PTPN VII sedang dalam tahap proses pengurusan sertifikasi ISPO yang juga sebagai implementasi dari ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangan. Sertifikasi terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 merupakan acuan PTPN VII dalam meningkatkan mutu produk sesuai standar internasional. “Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan di masa mendatang PTPN VII akan
senantiasa dapat memberikan pelayanan terbaiknya kepada seluruh pelanggan dalam setiap situasi,” ujar Rafel. Proses sertifikasi integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 dimulai pada Maret 2015, diawali dengan proses membangun awareness, pemahaman mengenai SMTN7 melalui pelatihan, kick off implementation SMTN7 untuk tim sertifikasi dan seluruh staf yang terlibat dalam membangun SMTN7, dan dicanangkan implementasinya melalui executive briefing untuk para senior leader pada bulan April 2014. (tim)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
7
WARTA
Rekonsiliasi Kinerja Tahun 2015 Memasuki kinerja kuartal pertama tahun 2016, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII melaksanakan rekonsiliasi antara Unit, Distrik, dan Kantor Direksi, bertempat di ruang rapat lantai I, Kantor Direksi, Rabu (6/1/2016).
Pelatihan Pengendalian Kebakaran Lahan
S
R
ekonsiliasi ini dihadiri oleh Direktur Keuangan Agoes Riyanto, Direktur Produksi M. Natsir, Kepala Bagian di Kantor Direksi, Manajer Distrik, Manajer Unit Kebun, Kepala Urusan, Kepala Bidang, Asisten Kepala, dan karyawan PTPN VII. Pelaksanaan rekonsiliasi ini dilaksanakan selama 3 hari, sejak 6-8 Januari 2016. Diikuti oleh kepala bagian terkait, perwakilan distrik, perwakilan unit yakni Asisten Kepala, staf, dan krani kepala. Direktur Keuangan Agoes Riyanto dalam pengarahannya mengajak dalam memasuki tahun 2016 semua pimpinan dan karyawan bersama-sama menyatukan pandangan agar target bisa tercapai. “Kegiatan rutin tahunan seperti ini harus dilaksanakan, meski tahun ini pelaksanaannya sedikit berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, di mana laporan keuangan akan diekspos ke media dalam bentuk laporan keuangan holding,” katanya. Agoes Riyanto mengharapkan laporan keuangan dapat diselesaikan pada tanggal 19 Januari 2016 dan disampaikan ke tim holding. Selanjutnya tim holding membahas dan membukukan. Ini bedanya dengan tahun yang lalu. “Jika tahun lalu kita menunjuk akutan publik langsung, tapi tahun ini kantor akutan publik hanya satu yang ditunjuk dalam rapat Direksi holding,” katanya. Dalam laporan tutup buku tahun 2015 capaian produksi PTPN VII masih belum menggembirakan. “Kita lihat pendapatan kurang menggembirakan, karena harga komoditi yang terus melemah dan belum ada tanda-tanda membaik,” katanya.
Sebagai perusahaan komoditas, PTPN VII harus menyiasati dengan membuat hitungan yang pasti. Contohnya bila ada pengeluaran biaya maka harus ada benefitnya. “Untuk tanaman karet dan sawit capaian produksi tahun ini menunjukan pertumbuhan yang cukup baik dari tahun sebelumnya, namun kita juga tidak terlepas dari kondisi eksternal,” jelasnya. Tahun ini diharapkan ada peningkatan produksi pada tanaman tebu, apalagi harga jual gula tahun 2015 cukup bagus, dan dapat mendukung pendapatan perusahaan. Sementara komoditas andalan yang memberikan kontribusi terbanyak, yaitu karet dan CPO, harga jualnya merosot, meski produksi menggembirakan. “Diharapkan pada tahun 2016 ini, kita lebih meningkatkan produktivitas. Terutama eningkatkan rendemen sawit dan tebu. Dalam bisnis seperti kita ini harus tahu betul hitungannya, berapa biaya produksinya, berapa harga pokoknya. Sehingga setiap rupiah yang kita keluarkan harus mempunyai benefit, memberi kontribusi kepada perusahaan,” katanya. Namun, tambah Agoes, kondisi sulit sekarang ini tidak hanya dialami oleh PTPN VII, tapi hampir semua PTPN di Indonesia. Untuk itu, Agoes meminta kepada semua karyawan agar bekerja secara optimal sehingga apa yang diharapkan manajemen dapat tercapai. Apalagi manajemen telah berupaya memenuhi kewajibannya kepada karyawan. “Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut perlu dukungan dari semua karyawan. Kondisi yang tidak normal saat ini harus dapat kita lalui dengan baik,” tegasnya. Agoes meminta kepada semua karyawan yang ada di unit kebun untuk memberikan dukungan sepenuhnya, karena tanpa dukungan dan kerja sama yang baik, semua yang direncanakan tahun 2016 akan sulit mencapainya. “Pada tahun 2014-2015 saja kita sudah bekerja keras namun belum cukup hasilnya. Tahun ini kita terus melakukan perbaikan pada bidang tanaman dan pengolahan agar memberikan produksi sesuai dengan yang kita harapkan,” katanya. (dbs)
ebanyak 13 perusahaan perkebunan kelapa sawit se Sumatera Selatan mengikuti kegiatan pelatihan pengendalian dan pencegahan kebakaran lahan dan kebun. Kegiatan tersebut hasil kerja sama Dinas Perkebunan dan Kehutanan dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumatera Selatan. “Ini merupakan kegiatan kita yang pertama bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan. PTPN 7 Distrik Sumsel yang menyiapkan tempat pelatihan,” kata Hesti, Sekretaris Eksekutif Gapki Sumsel. Dia menyebut perusahaan perkebunan kepala sawit yang tergabung dalam Gapki Sumatera Selatan ada 50 perusahaan. Kegiatan pelatihan dilakukan secara bertahap, untuk tahap pertama diikuti 13 perusahaan dari Musibanyuasin dan Ogan Komering Ilir. Pelatihan tahap pertama dilaksanakan selama tiga hari, yaitu sejak Rabu 10 Februari 2016 hingga Jumat 12 Februari 2016 mulai pukul 08.00–16.30 bertempat di halaman Kantor PTPN 7 Distrik Sumsel. Sebenarnya, kegiatan semacam ini secara rutin sudah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan anggota Gapki Sumsel. Tapi, dengan melakukan sendiri-sendiri biayanya cukup besar. “Kalau dilakukan seperti ini, biayanya akan lebih ringan,” kata Hesti. Dikatakan juga bahwa pelatihan selain praktik di lapangan, para peserta juga diberikan teori di kelas. “Jadi, sebelum praktik, kita bekali peserta dengan pengetahuan mengenai perundang-undangan perihal kebakaran, sifat-sifat dan perilaku api, teori pencegahan kebakaran, pengendalian gulma dan tata air, juga masalah P3K dan sebagainya,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
8
AKTIVITAS
Memahami Proses dan Tahapan IPO Untuk memberikan pemahaman terkait proses initial publik offering (IPO) kepada karyawan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII menggelar Workshop IPO dengan nara sumber dari PT Danareksa Sekuritas Jakarta.
W
orkshop dilaksanakan pada Senin (25/1/ 2016), bertempat di Ruang Rapat Lantai I, dihadiri oleh Direktur Keuangan Agoes Riyanto, Direktur Renbang Rafel P. Sibagariang, para Kepala Bagian, Manajer, dan staf, serta pengurus Serikat Pekerja. Dalam sambutannya Direktur Keuangan PTPN VII Agoes Riyanto mengatakan bahwa pada tahun 2016 PTPN VII akan melaksanakan IPO. “Semula kita mengajukan tahun 2017, namun oleh tim dari Kementerian BUMN dimajukan menjadi 2016,” ujarnya. Dalam pelaksanaan IPO harus memperhatikan
kondisi pasar keuangan dan komoditas. “IPO merupakan alternatif pendanaan perusahaan untuk mendapatkan modal jangka panjang sehingga dipandang tepat untuk melaksanakan IPO pada tahun 2016 dengan terlebih dahulu melakukan persiapan internal,” papar Agoes. Untuk langkah awal, PTPN VII akan melepas saham sebesar 30—40 persen dan bilamana hal tersebut terealisasi maka akan menjadikan PTPN yang pertama memasuki bursa saham. Sementara Direktur PT Danareksa Sekuritas Iman Hilmansah dalam paparannya menyampaikan tahapan- tahapan pelaksanaan IPO, mulai dari persiapan hingga penawaran umum. “Ada beberapa manfaat pelaksanaan IPO di antaranya untuk mendapatkan dana segar
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
9
AKTIVITAS
bagi modal perusahaan, memperbaiki struktur keuangan perusahaan, mengurangi cost of fund dan monetizing nilai perusahaan/badan usaha,” ujar Iman. Menurutnya, jika sebuah perusahaan telah melaksanakan IPO maka dengan sendirinya akan meningkatkan citra dan kepercayaan publik, seiring dengan pelaksanaan prinsip-rinsip good corporate gGovernance (GCG) dan sudah barang tentu akan meningkatkan perusahaan menjadi lebih kompetitif dan profesional. Dalam pelaksanaan IPO, terdapat beberapa bentuk dalam penawaran saham, di antaranya domestik dan international, tergantung dari tingkat kebutuhan
pendanaan yang diperlukan. “Adapun pelaksanaan IPO diperkirakan memerlukan waktu sekitar 16 minggu tergantung kesiapan perusahaan,” jelas Iman. Penawaran kepada investor domestik prosesnya lebih sederhana dan menggunakan regulasi dan standar dokumentasi domestik, serta cakupan investor terbatas. Sementara penawaran kepada investor domestik dan international menggunakan standar transaksi berstandar internasional. Pada proses IPO tersebut juga melibatkan berbagai lembaga profesi penunjang, di antaranya akuntan publik, penjamin pelaksana, konsultan hukum, notaris, lembaga penilai, biro administrasi efek, dan EO sehingganya diperlukan komunikasi serta koordinasi yang intens antara
pihak manajemen perusahaan dan lembaga profesi penunjang. Lebih lanjut Imam menjelaskan tentang alur proses penawaran IPO. Tahap pertama persiapan, dari pengkajian bisnis perusahaan dan analyst meeting, restrukturisasi keuangan bisnis dan hukum. Selanjutnya penunjukan underwriter, auditor, konsultan hukum, penilai, biro administrasi efek, dan percetakan. Juga persiapan prospektus dan dokumen pernyataan pendaftaran lainnya, penandatangan perjanjianperjanjian, antara lain perjanjian pendahuluan pencatatan efek dengan BEI dan KSEI. Tahap ini dilaksanakan selama 6 minggu. Tahap kedua adalah penelahaan atas aspek keterbukaan, hukum dan akuntansi, menunggu tanggapan dan jawaban OJK, persetujuan publikasi
dari OJK (prospektus ringkas dan publik ekpos, yang memerlukan waktu sekitar 5 minggu. Tahap ketiga, periode marketing yakni registrasi dokumen final kepada OJK berkaitan dengan harga final dan aspek keterbukaan. Persiapan ini dilakukan sekitar 3 minggu. Kemudian tahap keempat adalah penawaran umum, yakni pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia yang dilaksanakan sekitar 2 minggu. (dbs)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
10
WARTA
Kunjungan Dewan Komisaris ke Bengkulu
Dalam rangka melihat langsung keberhasilan kinerja Distrik Bengkulu, Komisaris Utama H. Ahmad Anshori Mattjik, anggota Dewan Komisaris Harun Sulkam dan Dodi Iskandar melakukan kunjungan kerja pada tanggal 20—22 Januari 2016.
D
alam kunjungan tersebut Dewan Komisaris didampingi Armas Haryadi dan Roni P. Sitorus (Komite Manajemen Risiko), Heri Suheri dan Widuro Adi (Komite Audit), dan Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir. Kunjungan Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu memiliki jadwal yang padat. Setiba dari Jakarta langsung menuju Unit Ketahun (20/1/ 2016). Hari kedua ke Unit Talopino dan dilanjutkan ke Padangpelawi dan pada hari ketiga mengadakan rapat di Distrik Bengkulu. General Manager Distrik Bengkulu Budi Firman menyampaikan bahwa secara umum Dewan Komisaris dan Dirpod cukup puas setelah melihat langsung kinerja unitunit yang dikunjungi. Dekom juga memberikan banyak masukan untuk perbaikan, baik untuk kebun maupun pabrik. Kunjungan Dewan Komisaris ke Unit Ketahun diawali dengan meninjau Afdeling I. Pada padangan pertama Dewan Komisaris terkesan karena melihat gambar-gambar peta kerja yang terpampang di dinding ruang tamu kantor Afdeling I. Apalagi ketika Manajer Unit Ketahun Sugeng Budi Prakoso memberikan penjelasan tentang kinerja Afdeling yang ditampilkan pad papan monitoring dan peta kerja. Sehingga kantor Afdeling dapat juga berfungsi sebagai opersional room karena adanya kelengkapan papan informasi dan peta produksi tersebut. Setelah berdiskusi dan berdialog dengan sejumlah pekerja di kantor Afedling, rombongon yang juga didampingi Kepala Bidang Tanaman Distrik Bengkulu Syaiful Rasyid, melanjutkan perjalanan ke pabrik pengolahan karet dengan produk RSS. Dewan Komisaris beserta
rombongan melihat-lihat kondisi pabrik. Sugeng B.P. melaporkan bahwa target yang akan dicapai pada tahun 2016 mengolah adalah RSS rata-rata 7—8 ton per hari. Untuk mencapai target tersebut perlu diambil langkahlangkah antara lain perbaikan dan pembenahan pabrik agar dapat mengolah lateks menjadi RSS sesuai sasaran. Perbaikan-pebaikan tersebut di antaranya adalah perbaikan kolam intake, kamar asap, dan pengadaan peralatan pabrik 1025 lembar tusen scooten serta 1 unit roll sheeter. Sugeng Budi Prakoso menyakinkan bahwa bila perbaikan dan pengadaan peralatan pabrik dapat segera dilaksanakan pencapaian target produksi tidaklah sulit. “Karena semangat kerja karyawan yang luar biasa dan ini merupakan modal yang sangat baik untuk pencapaian taget,” kata Sugeng B.P. Dalam paparannya Sugeng Budi Prakoso menyampaikan program untuk pencapaian kinerja tahun 2016. Program-program tersebut sangat mendasar, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Menurutnya, SDM merupakan penentu keberhasilan, sehingga SDM harus memperoleh perhatian yang serius. Peningkat disiplin menjadi prioritas utama. Penertiban mulai dari sadap dan pungut lateks hingga pengolahan di pabrik perlu dilakukan. “Untuk karyawan di kebun, peningkatan disiplin dan keterampilan karyawan dilaksanakan dengan cara mengadakan safari produksi, briefing setiap pagi dan melaksanakan tapping school,” katanya. Selain itu, penyadap yang memperoleh produktivitas tinggi diberikan penghargaan atau apresiasi dan karyawan yang melanggar disiplin diberikan sanksi. “Di sini perlu ketegasan
agar semua karyawan terpacu untuk berprestasi,” tegasnya. Jadi, di bidang tanaman langkah-langkah lain yang ditempuh adalah meningkatkan mutu penggalian produksi dan mutu sadapan. Cara panen harus selalu tembus hanca dan semua produksi dipungut tuntas, tidak boleh ada yang tersisa. Juga pengelolaan buka sadap baru/susulan tahun tanam 2011 yang merupakan program unggulan. Kemudian melaksanakan pengelolaan/pengawasan aplikasi karet full dan pengutipan produksi setelah karet full. Kemudian mengantisipasi dan dilakukan recovery secara dini bila sadapan gagal karena faktor alam, misalnya hujan. Tidak itu saja, untuk karet tahun tanam 2000-2004 juga mendapat perlakuan yang baik agar memperoleh hasil yang optimal. Pengelolaan panel pada areal seluas 827 ha dengan mengoptimalkan eksploitasi percabangan untuk disadap secara maksimal. “Tebas terowong juga dilakukan guna memberikan kemudahan penyadapan. Perbaikan dan pembuatan barak untuk karyawan borong juga dilakukan agar karyawan merasa betah dan nyaman dalam melaksanakan tugasnya,” katanya. Pemenuhan tenaga penyadap dari daerah sekitar dan mendatangkan karyawan dari luar juga menjadi perhatian. Yang tidak kalah penting dari itu semua adalah pengendalian keamanan produksi secara dini, monitoring dan evaluasi produksi setiap hari untuk membuat alternatif langkah-langkah nyata lainnya. Agar tanaman memberikan hasil yang baik, dilaksanakan pemupukan secara tepat, baik untuk tanaman tahun tanam 2008 maupun 2011, pengendalian hama dan penyakit secara dini (early warning system), termasuk pengendalian kering alur sadap (KAS) dan jamur akar putih (JAP), dan pemberian vitamin dengan karet full. “Kita berupaya agar eksploitasi tanaman karet bisa berkelanjutan. Karena itu, perlu menjaga konsumsi kulit per bulan sesuai norma dengan penerapan mal sadap. Pokoknya semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standarnya,” katanya. Untuk pengendalian premi
produksi dengan mengevaluasi serta penyesuaian komponen tarif premi. Juga perlu rasionaliosasi penggunaan tenaga sadap karena adanya perubahan sistem sadap dari 1/ 2SD3 menjadi 1/2S2D4 pada karet tahun tanam tertentu. Selain itu, memprioritaskan pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan pemupukan. Sedangkan di pengolahan, Unit Ketahun menerapkan sejumlah strategi agar proses pengolahan berjalan baik dan target tercapai. Pabrik pengolahan Ribbed Smoked Sheet (RSS) Unit Ketahun berkapasitas 10 ton/hari. Namun karena kondisi peralatan dan bahan baku yang terbatas, kapasitas tersebut tidak dapat terpenuhi. Namun demikian, langkahlangkah yang akan diambil untuk memaksimalkan kapasitas pabrik adalah dengan melakukan optimalisasi penggalian produksi lateks dengan persentase HG 70% (TT 20082011 > 75%, tananam nonpotensial > 30%), meminimalisasi lateks prakoagulasi dengan memperhatikan kebersihan alat sadap dan tangki mobil pengangkut. Kemudian, mengoptimalkan penerimaan bahan baku lateks dari kebun dengan penanganan penerimaan lateks secara cepat dan pencegahan lateks prakoagulasi dengan pemberian amoniak di tangki kendaraan maupun bulking tank. Selain itu, Unit Ketahun juga melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan secara rutin dan pengadaan 1 set roll mangel sheeter untuk antisipasi kerusakan pada unit nomor 1, 2, dan 3. Penggilingan bekuan koagulum secara FIFO disertai pembilasan dan perbaikan tungku kamar asap IA,IB, IIA
serta membuat tutup tungku pengasapan. Juga perbaikan dinding, plafon, dan buka tutup cerobong asap serta pembersihan kerak sisa pembakaran pada fire grade. Pemakaian listrik PLN sangat membantu bagi pabrik Unit Ketahun. Penggunaannya pun diatur dengan cara penggeseran jam kerja giling untuk menghindari beban puncak dan antisipasi penurunan tegangan. “Kami tetap menyediakan Genset 7,5 KVA sebagai cadangan saat pemadaman PLN, terutama untuk timbangan dan penggerak motor pengukuran K-3,” katanya. Memanfaatkan embung sebagai sumber air pengolahan guna mengurangi suplai air dari water intake (dengan jarak 1,5 kilometer) sehingga biaya operasional dan BBM bisa direduksi mencapai 40%. Direktur Produksi M. Natsir pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa melihat kondisi tanaman di lapangan yang bagus, masih terdapat peluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman. “Peningkatan DRC minimal 30 persen saya rasa dapat dicapai serta pencapaian produkstivitas bisa lebih dari 2.000 kg per ha,” katanya. Sementara Komut H. Ahmad Anshori Mattjik mengatakan bahwa Unit Ketahun harus memperhatikan semua aturan norma teknis dan melaksanakannya secara disipilin sampai dengan hal yang sekecilkecilnya. “Ide-ide konstruktif serta berbagai perubahan agar disampaikan kepada seluruh pekerja agar pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat dipahami serta dilaksanakan secara menyeluruh. Semua pekerja harus mengerti tujuan perusahaan dan
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
11
WARTA menjalankan proses secara baik dan benar,” katanya. Sedangkan Manajer Distrik Bengkulu Budi Firman, menanggapi presentasi yang disampaikan Manajer Ketahun Budi B.P., mengatakan bahwa melihat kondisi tanaman di lapangan dan kondisi pabrik serta upaya-upaya yang dilakukan Unit Ketahun, optimistis target yang akan dicapai dapat terlampaui.
Talopino Kesulitan Bahan Baku Pada hari kedua, rombongan Dewan Komisaris melanjutkan perjalanan ke Unit
Talopino. Diawali dengan mengunjungi kantor Afdeling I. di Afdeling tersebut, rombongan mendapatkan penjelasan mengenai fungsi dan peranan kantor sebagai pusat kegiatan pelaksanaan pekerjaan di afdeling. Selain itu juga mendapatkan penjelasan mengenai realisasi produktivitas tanaman tahun 2015 sebesar 21.147 kg/ ha dan target produktivitas tahun 2016 sebesar 20.813 kg/ha. Selanjutnya, rombongan Dekom pun berdiskusi dengan Manajer dan para asisten di Ruang Manajer Unit Talopino.
Dalam diskusi tersebut disampaikan kondisi areal tanaman Unit Talopino seluas 518 ha dengan jumlah pohon 61.812 (119 pohon/ha), dan permasalahan yang dialami pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS). Manajer Unit Talopino menjelaskan bahwa kondisi pabrik cukup baik, tetapi pasokan bahan baku TBS yang menjadikan permasalahan. Pembelian TBS hanya tercapai 59,23 persen. Hal ini disebabkan karena TBS dari kebun plasma dan kemitraan yang ditargetkan masuk ke Unit
Talopino, ternyata oleh petani dijual ke pabrik lain yang ada di sekitar Bengkulu. M e n u r u t n y a , keterlambatan droping modal kerja (43 hari) dan ketidakpastian waktu pembayaran kepada petani juga merupakan permasalahan tersendiri, sehingga petani lebih memilih menjual produksinya ke pabrik lain yang pembayarannya lebih cepat. Harga beli TBS juga belum dapat bersaing dengan harga pabrik lain. TBS yang dibeli pun banyak yang kurang bagus, sehingga perolehan rendemen
rata-rata hanya 18,36% (60–70 varietas dura). Akibat mengolah TBS hanya 59,23 persen, biaya olah menjadi tinggi. Sementara harga jual minyak sawit dan inti sawit masih tetap rendah. Langkah yang akan ditempuh untuk memperbaiki kinerja antara lain melakukan pendekatan kepada petani plasma, mitra, dan pemasok agar tetap loyal terhadap Unit Talopino. Selain itu mencari alternatif pemodal untuk melakukan pembelian TBS dengan jangka waktu pembayaran 30–45 hari. Juga menyusun kajian penggunaan tenaga kerja. (tim)
Sejumlah Keunggulan Padangpelawi
M
asih pada hari kedua, rombongan Dewan Komisaris dari unit Talopino melanjutkan kunjungan ke Unit Padangpelawi. Lokasi pertama yang menjadi tujuan kunjungan adalah areal tanaman belum menghasilkan (TBM), tanaman menghasilkan (TM), dan kantor Afdeling. Pada areal TBM, perhatian Dewan Komisaris terfokus pada lilit batang pohon karet tahun tanam 2012. Berdasarkan pengukuran lilit batang diperoleh rata-rata 36,05 cm dengan koevisien variasi 11,2 persen. Secara keseluruhan kondisi pohon termasuk cukup homogen. Manajer Unit Ketahun H. Sufri Gunawan menjelaskan untuk mengatasi pohon yang lilit batangnya masih di bawah standar, antara lain dengan aplikasi pupuk tambahan dengan memanfaatkan limbah pabrik dan konsolidasi tanaman supaya dilaksanakan dengan konsisten. Sedangkan pada areal TM, Sufri Gunawan menjelaskan bahwa eksploitasi tanaman karet dengan menerapkan manjemen kulit atau bidang sadap. Karena itu, perlu pemakaian mal sadap agar sadapan terkontrol. “Mal bidang sadap bulanan bertujuan untuk mengontrol pemakaian bidang sadap setiap bulan. Dapat kami sampaikan bahwa alat pembuatan mal sadap merupakan inovasi karyawan Pawi yang sangat berguna apabila dilaksanakan secara berkelanjutan,” katanya. Setelah mengecek sejumlah lokasi TBM dan TM, Dewan Komisaris menyatakan kondisi tanaman cukup bagus. “Yang terpenting konsisten dalam perawatannya, patuh pada norma teknis yang ditetapkan SOP, dan terus melakukan inovasi agar aset tanaman tetap prima,” katanya. Setelah merasa cukup di areal TBM
dan TM, rombongan Dekom melanjutkan peninjauan di Kantor Afdeling IV dan VIII untuk melihat fungsi dan kelengkapan administrasi kantor. Komut H. Ahmad Anshori Mattjik terlihat cukup puas setelah melihat kelengkapan administrasi yang ada di afdeling dan mengatakan bahwa administrasi sudah cukup baik dan kalau perlu dilengkapi lagi sehingga data yang disajikan mudah dibaca dan dipahami. Direktur Produksi M.Natsir juga menekankan agar data produksi yang disajikan di semua afdeling harus selalu up to date hari per hari. Jadi, data produksi bisa menjadi landasan untuk mengambil keputusan yang diperlukan setiap saat. Anggota Komite Audit Heri Suheri menyarankan agar data produksi lebih detil lagi dan diperjelas, misalnya ditambahkan dengan data curah hujan. Sehingga setiap hari bisa ketahuan penyebab jika produksi tidak tercapai, apakah karena hujan atau lainnya. Pada akhir kunjungan, Dewan Komisaris dan Direktur Produksi berdiskusi dan berdialog dengan Manajer Distrik, Manajer Unit, dan para asisten. Pada kesempatan tersebut Manajer Unit Padangpelawi Sufri Gunawan menyampaikan kinerja Unit Pawi tahun 2015 dan target tahun 2016. Pada tahun 2015, realisasi produktivitas tanaman tercapai 2.086 kg per ha. Harga pokok tanaman terealisasi Rp10.599 per kg, harga pokok pengolahan Rp1.640 per kg dan harga pokok produksi sebesar Rp15.427 per kg, dan laba diperoleh Rp18 miliar lebih. Sedangkan target pada tahun 2016: produktivitas tanaman 2.053 kg per ha, harga pokok tanaman direncanakan Rp11.847 per kg, harga pokok pengolahan Rp1.503 per kg, harga pokok produksi Rp14.771 per kg, dengan rancana perolehan laba Rp19,9 miliar.
Tabel: Realisasi Tahun 2015 dan Rencana 2016 Unit Padangpelawi
Sufri juga menyampaikan evaluasi kinerja 2015. Menurutnya, penggunaan lahan dilakukan secara optimal dan telah memiliki dokumen perizinan secara lengkap. Hal penting lainya adalah menjalin hubungan baik dengan stakeholders, memberikan pelatihan budidaya tanaman karet kepada karyawan dan calon karyawan penyadap, dan memberikan bimbingan kepada mahasisa dan siswa yang PKL di Unit Padangpelawi. Untuk memperoleh hasil yang optimal telah dilaksanakan beberapa perlakuan. Untuk kebun inti, antara lain meningkatkan disiplin sadap, mengadakan tapping school, aplikasi karet full, dan menekan losses. Untuk TM 2012 diberikan tambahan pupuk dengan memanfaatkan limbah pabrik dan dilakukan konsolidasi tanaman. Kemudian untuk memperlancar proses produksi di lapangan, perbaikan jalan produksi mendapat perhatian dengan cara mengadakan perbaikan secara manual, pengelolaan saluran air, pengerasan jalan sepanjang10.400 m, dan pembuatan plat dekker 1 unit. Untuk meningkatkan produksi SIR20, yang telah dilakukan adalah meningkatkan pembelian bahan baku bokar kepada pihak ketiga, menjaga stok crepe di predrying sebesar 620 ton KK, dan meminimalisasi stagnasi pabrik. Sedangkan untuk kemasan produksi SIR-20, megajukan permintaan perubahan komponen ke Bagian Logistik, melakukan rekondisi forming box ex-SIR 3L dengan pengadaan 8 unit forming
box, dan mengajukan investasi forming box sebanyak 32 unit. Bidang SDM juga mendapat perhatian yang serius dengan melaksanakan rasionalisasi tenaga kerja, optimalisasi produktivitas tenaga kerja, dan pelatihan kompetensi sesuai bidang tugas. “Sedangkan untuk menekan harga pokok produksi dengan cara meningkatkan protas, menekan biaya tanaman 80 persen terhadap RKAP, memaksimalkan pembelian bokar kepada pihak ketiga, dan melakukan efisiensi,” katanya. Sufri Gunawan juga menyampaikan strategi pencapaian kinerja 2016 yang dicanangkan Unit Padangpelawi. Di bidang tanaman antara lain dengan cara meningkatkan disiplin penyadap, buka sadap tahun tanam 2011 seluas 1.262 ha, menjaga kesehatan tanaman, meminimalisasi losses, pengendalian biaya tanaman 80 persen dari RKAP, dan pencapaian produksi sesuai RKO. Di Bidang Teknik dan Pengolahan yang akan dilakukan adalah dengan menjaga kontinuitas pasokan bokar, kapasitas predrying mencapai 600 KK, kapasitas olah SIR-20 sebesar 45 ton KK/hr, pengendalian biaya pengolahan, dan pengendalian biaya PLN. Sedangkan di bidang TUK dengan cara mengendalikan biaya lain-lain (rekening 426 dan 423), melengkapi perizinan dan menjaga hubungan baik dengan desa penyangga, rasionalisasi kebutuhan tenaga kerja, dan meningkatkan kompetensi pekerja. (dbs)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
12
WARTA
Konsolidasi Kekuatan Distrik Sumsel Memasuki tahun 2016, Distrik Sumatera Selatan melakukan konsolidasi untuk menggalang semangat dan kekuatan agar mampu mencapai target produksi dan menghasilkan kinerja unggul.
U
ntuk itu, General Manager Distrik Sumatera Selatan Ir. Robert Simanjutak bersama Kepala Bagian Tanaman Kantor Direksi Christian Priyo yang didampingi para staf melakukan kunjungan kerja lapangan ke unit kebun dan pabrik pada 25 sampai dengan 26 Januari 2016. Di Unit Tebenan, Betungkrawo, Betung, Bentayan, Beringin, Musilandas, Baturaja, Sungailengi, dan Sungainiru, rombongan GM dan Kabag Tanaman Kandir meninjau kebun dan pabrik dilanjutkan rapat dan diskusi dengan para manajer unit para staf hingga mandor. Pokok bahasannya adalah evaluasi kinerja tahun 2015 dan langkah-langkah strategis untuk mencapai target tahun 2016. Tujuan utamanya adalah konsolidasi, menyatukan semangat dan tekad, serta menyatukan gerak untuk meningkatkan produksi dan kinerja. Berikut laporan selengkapnya yang disampaikan staf Distrik Sumsel Into Indrady.
1. Unit Tebenan
Rapat Kerja General Manager Distrik Sumatera Selatan bersama Manajer, Sinka, Sinder, Mandor, Tap Kontrol, Mabes, dan Staf Distrik Sumatera Selatan dalam pencapaian sasaran produksi SMT I Tahun 2016 di Unit Tebenan.
sebelum kambium. Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan 30 derajat C dari horizontal dengan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Bentuk irisan sadap berupa saluran Doa bersama di Unit Tebenan pada tanggal 26 Januari kecil, melingkar batang 2015 arah miring ke bawah. Melalui saluran irisan ini mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks ditampung ke dalam mangkok yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Lateks mengalir lewat alur dan menetes tegak lurus ke bawah. Sedangkan waktu penyadapan yang baik adalah pukul 05.00–07.30 dengan dasar pemikiran bahwa jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang. Dalam penyadapan perlu diatur jadwal sadap. Agar produktivitas tetap bagus, pemeliharaan tanaman harus dilakukan. Antara lain memberikan berupa pupuk secara tepat, pemberantasan hama dan penyakit, dan tentu saja perawatan tambahan lainnya. Masalah yang perlu di waspadai antara lain adalah tindakan curang mencampur getah dengan scrap (kulit buangan sadap) dan menambahkan air ke dalam getah lateks. Tindakan tersebut akan menurunkan dan merusak mutu getah. Sementara di PPKR Tebenan per Januari 2015 tersedia stok bahan olah karet (bokar) sebanyak 100.715 kg dan stok crepe di predrying sebanyak 164.598 kg. Berdasarkan hasil uji coba DRC latex tanggal 26 Januari 2015: lateks 100 ml dengan berat basah 97,5640 gram menjadi 40,3928 gram setelah digiling 12 kali atau DRCnya 28 persen. Sedangkan di bidang kebersihan dan perbaikan lingkungan, Unit Tebenan melaksanakan antara lain perbaikan gorong-gorong jalan menuju pabrik, rencana perbaikan jalan menuju perumahan, merapikan pagar kantor, pabrik, dan lingkungan, dan penataan ranting pohon karet yang jatuh.
2. Unit Betungkrawo
R
apat kerja di Unit Tebenan dilakukan GM Distrik Sumatera Selatan bersama Manajer, Sinka, Sinder, Mandor, Tap Kontrol, Mabes, dan Staf Distrik Sumatera Selatan. Fokus rapat adalah upaya-upaya dalam pencapaian sasaran produksi semester I Tahun 2016. Manajer Unit Tebenan Bagus Heru yang didampingi para asisten Afdeling, yaitu Rojjak M. Nurhakim, Hendra Apriliansyah, dan Wuria Nugrahan, menyatakan komitmennya untuk meningkatkan produktivitas dengan bekerja berdasarkan norma teknis sesuai standar prosedur operasi. Khusus dalam eksploitasi getah, Unit Tebenan menetapkan dan mematuhi bahwa tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap. Artinya, ketika pohon diambil lateksnya tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesiapan tanaman untuk disadap ditentukan berdasarkan umur dan lilit batang. Diameter pohon layak sadap minimal 45 cm dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5—6 tahun. Semakin bertambah umur semakin banyak produksi lateksnya. Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon sampai batas kambium. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan tanaman. Untuk Uji Lapangan oleh GM Distrik Sumsel Robmempercepat kesembuhan luka ert Simanjuntak pada pukul 05.30 yang sayatan, sadapan tidak menyentuh kayu diikuti para penyadap dan Manajer Unit (xilem) atau paling dalam 1,5 mm Tebenan.
Ketika melakukan kunjungan kerja di Unit Betungkarwo, GM Distrik Sumsel mengadakan peninjauan lapangan dan dilanjutkan dengan rapat bersama Manajer Unit, sinka, sinder, hingga para mandor. Manajer Unit Betungkarwo menguraikan untuk mencapai sasaran produksi pada tahun 2016, berbagai upaya dilakukan. Terutama adalah merawat aset tanaman agar memberikan hasil yang optimal. Dalam perawatan tanaman pun dicari cara agar biaya yang dikeluarkan kecil, tetapi hasilnmya maksimal. Pada lokasi tertentu dilakukan perawatan yang berbeda, seperti pada lahan gambut dibutuhkan penambahan unsur hara mikro seperti Cu dan Fe dan juga drainase harus baik. Hal itu tidak diperlukan di lokasi yang biasa. Juga diperlukan adopsi teknologi, karena peralatan pertanian terus mengalami kemajuan dari manual ke mekanis dengan tujuan meningkatkan produktivitas berbiaya lebih murah. Juga perlu diperhatikan adalah infrastruktur untuk memudahkan panen, seperti bokor (piringan) sehingga tak ada gulma di sekitar batang sawit, perawatan dan perbaikan jalan untuk transportasi, kontrol, pengangkutan, dan komunikasi, dan tempat pemungutan hasil harus terpelihara dengan baik. Di bidang teknik, pada lokasi pasang surut untuk menjaga ketinggian level air
Kunjungan Kerja General Manager Distrik Sumatera Selatan di Afdeling IX Unit Kebun Kelapa Sawit Betungkrawo.
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
13
WARTA
agar dilakukan pemeliharaan pintu air secara rutin. Dari 11 pintu air yang ada, 9 di antaranya daun pintunya dalam kondisi baik, sementara 2 unit sudah keropos, yaitu pintu air di Afdeling VIII Blok 10 dan di Afdeling IX blok 252.
3. Unit Bentayan GM Distrik Sumsel dan Kabag Tanaman Kandir pose bersama di depan kantor Unit Sungainiru
Penanaman pohon untuk penghijauan di sekitar lingkungan kantor dan pabrik Unit Bentayan serta pemeliharaan lingkungan dan infrastruktur jalan.
Bentayan merupakan salah satu unit PTPN VII yang berada pada ujung barat Sumsel. Di unit ini saat ini sedang dibangun pabrik pengolahan kelapa sawit, yang direncanakan paling modern di lingkungan PTPN VII. Untuk perbaikan lingkungan, Unit Bentayan melakukan penghijauan dengan menanam pohon mahoni disekitar lingkungan pabrik. Pada tahap awal ditanam 50 batang. Agar pertumbuhan mahoni lebih cepat, lubang tanam diberi tankos sebagai pupuk. Pemeliharaan infrastuktur jalan dan lingkungan pabrik juga dilakukan, antara lain dengan menyemprot dan mencabut rumput yang tumbuh di badan jalan serta dilakukan pemotongan rumput dengan menggunakan mesin rumput. Untuk badan jalan yang tergenang ditimbun menggunakan backhoe loader, pembentukan badan jalan menggunakan greader dan pemadatan jalan dengan vibro. Juga dilakukan penataan lingkungan kantor dan pabrik, yang tujuannya agar lngkungan kerja menjadi nyaman. Penataan lingkungan kantor dan pabrik bukan semata-mata memperhatikan aspek ekonomi, melainkan juga aspek estetika dan kepentingan lingkungan jangka panjang.
4. Unit PPKS Sungainiru PPKS Sungainiru merupakan unit yang mengandalkan TBS dari kebun plasma. Sayangnya, kebun plasma di wilayah itu sudah tua dan perlu di-replanting. Ketika berkunjung ke Sungainiru, GM Sumsel Robert Simanjutak mendapatkan paparan dari Manajer Unit Sungailengi sebagai berikut. Bahan baku TBS merupakan unsur pokok produksi, untuk bisa mengolah sesuai kapasitas Unit Sunnganiru harus mencari TBS dengan mempertimbangkan: jenis TBS yang dihasilkan, kualitas tandan buah yang akan diolah, usia produktif tanaman, transportasi angkutan TBS, dan harga beli diperhitungkan dengan margin analisis. Perawatan sangat penting untuk menjaga agar mesin pabrik tetap optimal. Perawatan yang dilakukan antara lain pemberian grease, oli pada bearing atau shaf
untuk mengurangi keausan sehingga memperpanjang usia pakai alat dan mesin pabrik. Preventive maintenance harus selalu dilakukan agar jangan sampai terjadi breakdown maintenance (perawatan yang sifatnya mendadak tanpa direncanakan). Beberapa masalah yang terjadi di UPKS Suni antara lain: a) Slyte plate rebusan nomor 1 mengalami kebocoran, akan dilakukan perbaikan dengan cara dilas pada bagian yang bocor. Langkah selanjutnya diajukan perbaikan dinding menggunakan dana investasi 2016. b) Genset CAT nomor 2 kapasitas 320 KVA kinerjanya menurun, hanya mampu dibebani 200 A pertama diusulkan pinjam pakai genset kapasitas 377 KVA milik Rejosari. Juga diusulkan GO investasi 2016. c) Secrew press nomor 3 kapasitas 15 ton/jam patah as pinion pendek. Rencana tindak lanjut (RTL) sudah dilakukan perbaikan dan pengelasan, tinggal penyetelan dan selesai dalam waktu seminggu. d) Pipa kernel silo nomor 2 mengalami kebocoran. Untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan pengelasan bagian yang bocor dan penggantian pipa ex-boiler secepatnya. e) Boiler nomor 2 packing header 8 inchi pada bagian atas bawah bocor, RTL dilakukan penggantian packing secepatnya. f) Pompa air umpan boiler (feed water pump) bocor, rencana diganti sil. g) Sludge sparator nomor 2 rusak (unbalance), akibatnya getaran tinggi. Perbaikan oleh SHT dengan menggunakan dana investasi 2016. h) Penumpukan inti sawit di loading ramp dikarenakan gudang inti di PPKS Suni over capacity. Segera dilakukan pengiriman inti sawit ke Unit Betung dan diusulkan penjualan ke Bagian Pemasaran Kandir.
5. Unit Sungailengi Unit Sungailengi merupakan salah satu “kapal induk” kelapa sawit di PTPN VII. Di bidang tanaman, untuk meningkatkan produksi TBS manajemen unit menambahkan pupuk dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit. Pemanfaatan limbah tersebut dapat mengurangi biaya pengeluaran perusahaan untuk pengadaan pupuk kimia. Proses panen TBS berpengaruh terhadap hasil mutu kelapa sawit. Dengan cara memanen TBS yang baik akan dihasilkan panen yang maksimal. Seperti menjaga priode panen setiap rotasi, kriteria panen TBS masak (fraksi 2,3, dan 4), dan menjaga kebersihan hanca dari brondolan dan pencapaian output potong buah yang tinggi melalui peningkatan etos kerja setiap karyawan pemanen. Dalam aspek kultur teknis, khususnya pemupukan, penerapan yang benar atas prinsip-prinsip pemupukan, yaitu tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat tempat harus benarbenar dilaksanakan. Unsur hara yang diekploitasi pada saat panen harus dikembalikan dalam bentuk pelepah cabang, aplikasi Meninjau kebun, pabrik, dan rapat kerja di Sungailengi janjang kosong
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
14
WARTA (tankos), solid eks decanter, cairan dari kolam limbah, dan abu. Manajemen kastarasi dengan tetap menjaga jumlah pelepah tersisa di pohon dan bakal TBS untuk menjaga proses metabolisme tanaman tidak terganggu. Water management untuk menjaga pasok air tetap terjaga bagi kelangsungan metabolisme tanaman. Pasar pikul/pasar tikus dengan tetap memperhatikan jalan bagi pemanen atau kegiatan lainnya di antara barisan tanaman menembus blok dari jalan pengumpul ke jalan pengumpul lainnya. Dilakukan bokor (piringan) sebagai penyiangan dengan cara membersihkan piringan sekitar tanaman pokok dari gulma liar. Memelihara tempat pemungutan hasil dengan baik. Perawatan jalan sebagai prasarana transportasi untuk mempertinggi intesitas kontrol, pengangkutan, dan komunikasi. Pengendalian biaya (harga pokok tanaman). Aspek tenaga kerja harus menerapkan prinsip-prinsip SMTN7 untuk meningkatkan produktivitas karyawan agar tetap memiliki etos yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan output yang tinggi: pemanen buah harus datang berasal dari dalam hati nurani. Untuk pabrik, Unit Sungalengi harus berupaya mencari bahan baku untuk memenuhi kapasitas olah. Kondisi lingkungan pabrik relatif bersih meski untuk di stasiun loading ram, rebusan, hoisting crane, dan press perlu ditingkatkan keberbersihannya. Untuk menjaga pabrik tetap maksimal tetap dilakukan perawatan secara preventif, pipa kondesat yang bocor pada sterilizier nomor 4 pada waktu tidak olah segera diperbaiki dilas/tampal untuk menghindari penurunan tekanan pada rebusan. Untuk mengetahui kenaikan mutu TBS, dilengkapi data hasil analisis material balance dan dikirim ke Distrik Sumatera Selatan secara rutin dan berkala. Kondisi jalan di Unit Sungailengi, dari ruas jalan utama sepanjang 19.475 meter secara umum dalam kondisi baik. Sementara ruas jalan produksi yang dalam kondisi baik sepanjang 172.288 meter, dalam kondisi rusak berat 33.470 meter, dan dalam kondisi rusak ringan sepanjang 18.250 meter. Sedangkan ruas jalan penghubung sepanjang 116.117 meter dalam kondisi baik, sepanjang 18.460 meter rusak berat, dan 22.450 meter rusak ringan.
6. PPKR Baturaja Kondisi kebersihan pabrik dan lingkungan pabrik relatif terkendali. Stok bahan baku per tanggal 21 Januari 2016: lump sebanyak 27.955 kg/KK, olah 25.239 kg/ KK, sisa sebanyak 2.716 kg/KB, crepe sebanyak 267.695 kg, olah 1 line 23 ton/hari = 11 hari. Stok cangkang sebanyak 27.500 kg, dengan kebutuhan 1 line 23 x 113 kg = 2,5 ton. Kebutuhan bahan bakar 27.500 kg : 2.500 kg = 11 hari olah. Pengolahan dilaksanakan oleh pekerja tetap untuk menghemat biaya olah. Masalah utama adalah kekurangan bahan bokar, karena itu perlu pencarian bahan baku bokar.
7. Unit Beringin
Unit Beringin selama ini mengelola komoditas karet. Sejak tahun lalu sebagian lahan akan dimanfaatkan untuk tanaman tebu. Izin usaha perkebunan untuk budidaya (IUP-B) yelah diurus ke Pemkab Muaraenim, karena izin tersebut diterbitkan oleh Bupati. Pengurusan izin tersebut dilengkapi dengan profil perusahaan meliputi akta pendirian dan perubahan terakhir yang telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM, NPWP, rekomendasi kesesuaian konversi karet ke tebu oleh Bupati, izin lokasi dari Bupati, pertimbangan teknis Kunjungan kerja di Unit Beringin ketersediaan lahan dari dinas yang membidangi kehutanan. Juga rencana kerja pembangunan kebun, termasuk rencana fasilitasi pembangunan masyarakat sekitar, izin lingkungan dari bupati, dan memiliki SDM, sarana dan prasarana, dan sistem untuk melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Memiliki SDM sarana dan prasarana pembukaan lahan dan melakukan kemitraan terhadap masyarakat. Untuk pengiriman tebu ke pabrik di Cintamanis, Ogan Ilir, telah dilakukan survei ruas jalan dari Beringi ke Cintamanis, yaitu Simpang Senuling ke Gerbang Pabrik Beringin sepanjang 6 km, gerbang Pabrik Beringin ke Simpang Metru Beringin sepanjang 19 km, Simpang Metru Beringin ke simpang Sribandung Cintamanis sepanjang 55 km. Jadi, total jarak tempuh dari kebun hingga ke pabrik gula sepanjang 80 km. (tim)
Polisi Ringkus 4 Pencuri TBS di Bentayan
P
olres Banyuasin meringkus empat tersangka pencuri tandan buah segar (TBS) sawit yang selama ini melakukan aksinya di Unit Bentayan. Mereka Azwar alias Adung (40) dan Firdaus (38), keduanya warga Simpang PTP serta Medi bin Aldi (35) dan Rendi bin Muhammad (40), keduanya warga warga Tigaduri. Dari para tersangka yang tertangkap tangan pada Senin, 25 Januari 2016, sekitar pukul 01.00 WIB di Blok 561-562 Portal Slimit Unit Bentayan tersebut, polisi menyita dan mengamankan barang bukti berupa satu unit truk Colt Diesel PS warna
kuning ber nopol BG-8907-F yang bermuatan sebanyak 4 ton TBS. Selain itu, barang bukti lainnya berupa berupa 4 bilah senjata tajam parang dan golok juga ikut disita. “Kami bersyukur dan berterimakasih kepada pihak Polres Banyuasin yang telah bekerja sama dalam menanggulangi dan menangkap para pencuri TBS yang selama ini beraksi di kebun kita. Semoga segera ditindaklanjuti dengan menangkap para penadahnya,” kata Manager Unit Bentayan Andy Riswandi, di Asisten Umum, Ferdi, seusai penangkapan para tersangka. Selanjutnya, Andy mengungkapkan bahwa
tertangkapya para tersangka ini bermula ketika tim Buser Polres Banyuasin dan petugas keamanan Unit Bentayan berjumlah 6 orang melakukan patroli. Ketika tiba di Blok 561-562 portal slimit terlihat sebuah truk sedang parkir dan para pelaku sibuk menaikkan TBS hasil curiannya. “Melihat itu petugas kita melakukan pengepungan. Para tersangka yang sudah terkepung akhirnya menyerah tanpa melakukan perlawan. Saat iu juga, para tersangka dan barang bukti dibawa ke Mapolres Banyuasin untuk diproses lebih lanjut,” kata Ferdi. (tim)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
15
BinaROHANI
Membersihkan dan Mencerahkan Hati Oleh Drs. Fatahuddin Harahap Petugas Kerohanian PHBI Kantor Direksi esungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa di antara kalian. (Q.S. al-Hujurat: 13). Dan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk kalian, tubuh, atau harta kalian, tetapi Allah akan melihat kepada hati dan amal kalian.” Oleh karenanya, hendaknya kita lebih memperhatikan kesucian hati kita, di samping memperhatikan pula kesucian badan, pakaian, atau lingkungan kita. Memebersihkan hati atau tazkiyatun nufus dalam arti menyucikan jiwa dari noda-noda dan dosa dengan ketaatan dan keimanan adalah perkara yang sangat penting. Bahkan salah satu tugas inti dari dakwah Nabi Muhammad SAW adalah mengemban tazkiyatun nufus. Allah berfirman: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajari mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. alJumuah: 2). Juga, tazkiyatun nufus adalah kunci kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Allah berfirman: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. asy-Syams: 9–10). Perlu diketahui bahwa tazkiyatun nufus memiliki dua tingkatan. Pertama, menyucikan hati dengan melakukan amalan yang disyariatkan. Selalu mengoreksi dan mengontrol keimanan, berusaha meningkatkan iman dan menjauhi segala virus yang dapat menggerogoti iman. Dalam al-Mustadrak, al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya iman dalam hati itu bisa luntur/usang sebagaimana usangnya pakaian, maka perbaharuilah keimanan kalian.” Iman itu mencakup keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Keyakinan: mewujudkan amalan-amalan hati berupa cinta, berharap, takut, tawakal, ikhlas, pengagungan kepada Allah dan Nabi-Nya, serta amalanamalan hati lainnya. Perbuatan: membersihkan hatinya dengan ketaatan kepada Allah berupa amalan-amalan badan seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan amalan-amalan lainnya. Ucapan: membersihkan hatinya dengan amalan-amalan lisan seperti membaca al-Quran, zikir, amar makruf nahi mungkar, dan sebagainya. Kedua, menyucikan hati dengan meninggalkan semua larangan Allah. Meninggalkan seluruh maksiat dan dosa dengan berbagai model dan tingkatannya, sebab dosa itu sangat meracuni hati dan merusaknya. Bukankah semua kerusakan di muka bumi ini, segala kerusakan dalam ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan terjadi akibat dosa? Seorang ulama berkata: Aku mendapati dosa itu mematikan hati, terus-menerus dalam dosa menjadikan hina, meninggalkan dosa adalah hidupnya hati, namun nafsu ingin selalu berdosa. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa metode tazkiyatun nufus yang benar adalah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Hal ini kami tekankan, karena akhir-akhir ini banyak bermunculan metode baru untuk penyucian jiwa dan hati sehingga terkadang lakunya bertentangan dengan syariat. Padahal, Nabi SAW dan para sahabatnya telah mengajarkan metode tazkiyatun nufus, sebagaimana dikatakan Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah,
S
Banyak orang pada zaman sekarang lebih mengedepankan penampilan luarnya, bagus dan indah di kulitnya, tubuhnya, pakaiannya, mobilnya, rumahnya dan sebagainya. Namun banyak yang melalaikan kebersihan dan keindahan hati serta batin, padahal keindahan hati jauh lebih penting, karena itulah tolok ukur kemuliaan di sisi Allah. “Sesungguhnya Allah mengutus para rasul untuk mengemban tazkiyah (penyucian) dan pengobatan hati umat. Dan penyucian jiwa lebih berat daripada pengobatan badan. Barangsiapa menyucikan dirinya dengan riyadhah, mujahadah, khulwah yang tidak dicontohkan oleh para rasul, perumpamaannya seperti pasien yang mengobati penyakitnya dengan caranya sendiri. Akankah hal ini sama dengan cara para dokter? Sesungguhnya para rasul adalah dokter hati. Jadi, tidak ada cara atau metode untuk penyucian jiwa kecuali dari cara yang diajarkan rasul.” (Madarij as Salikin 2/ 315) Lantas bagaimana kiat-kiat untuk meraih kesucian dan kebeningan hati. Ada beberapa kiat jitu untuk meraihnya yang seandainya kita melaksankannya maka kita akan segera meraihnya dengan izin Allah. Di antaranya: 1.
Doa dan memohon kepada Allah Sekalipun hamba memiliki peran dalam penyucian hatinya, perlu disadari bahwa yang memberikan taufik kesucian dan kebeningan hati hanyalah Allah semata. Oleh karenanya, Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selamalamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. an-Nur: 21). Seorang hamba, dalam setiap detiknya selalu membutuhkan pertolongan Allah dan memohon kepadaNya agar Allah menganugerahkan kepadanya kebeningan hati. Oleh karena itulah, Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk berdoa, “Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaan dan sucikanlah jiwaku karena Engkau adalah sebaik-baik zat yang menyucikannya.” (H.R. Muslim: 2722) Karena itu pula, kita disyariatkan ketika mendengar panggilan shalat yang merupakan salah satu amalan penting dalam penyucian jiwa, ketika muazin menyeru: hayya ’alash shalah dan hayya ’alal falah (ayo kita shalat, ayo kita menuju keberuntungan), maka kita menjawab: la haula wala quwwata illa billah (tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah). 2.
Menuntut ilmu dan mengamalkannya Ilmu adalah kunci yang paling pas untuk meraih kesucian hati. Sebab kesucian hati itu diraih dengan melaksanakan ketaatan serta menjauhi larangan secara ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Dan hal ini tidak mungkin terwujudkan kecuali dengan ilmu. Oleh karenanya, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan pahamkan ia dalam agama-Nya.” Karena itu, Nabi SAW menjadikan ilmu sebagai faktor semua kebaikan, karena dengan ilmu dia mampu beribadah kepada Allah secara benar. 3.
Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Jika ilmu adalah kunci meraih kesucian jiwa, maka yang lebih utama daripada itu adalah mengamalkan ilmu. Apalah artinya kita belajar, ikut taklim, dan menuntut ilmu jika kita tidak mengamalkannya. Ibnul Qayyim berkata, “Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan
keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi), dan setiap iman yang tidak mendorong untuk beramal maka telah tercoreng.” (Al-Fawaid hlm. 86). Jika kita melaksanakan perintah-perintah Allah seperti shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-Quran maka di situlah hati akan suci dan bahagia. Sebaliknya, jika kita menerjang larangan-larangan Allah, maka hati ini akan sempit dan terombang-ambing dalam kegalauan. 4.
Selalu muhasabah (introspeksi) Firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al-Hasyr: 18). Seorang mukmin akan selalu mengoreksi dan mengevaluasi amal-amalnya. Dia akan berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam dosa dengan menjauhi segala sarana yang dapat merayunya, seperti fitnah dunia, wanita, dan teman yang buruk. Dan jika dia telah terjatuh ke dalam dosa, dia segera bertobat dan selalu istighfar kepada Allah dengan tekad yang bulat untuk tidak mengulangi dosanya lagi. Jika seorang hamba telah meraih kebeningan hati dan kesucian jiwa maka dia pun akan meraih buahbuah indah darinya, di antaranya: 1. Dicintai oleh manusia Bila kita memiliki hati yang bersih kepada Allah dan juga sesama manusia, maka Allah akan menjadikan umat manusia mencintainya, sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya orangorang yang beriman dan beramal shalih, Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (Q.S. Maryam: 96) 2. Kebahagiaan dan ketenteraman hati Kebahagiaan adalah suatu impian dan dambaan setiap insan baik pria atau wanita, kecil atau dewasa, miskin atau kaya. Namun, kebahagiaan itu hanyalah bisa diraih dengan iman dan ketaatan, bukan dengan dosa serta kemaksiatan. Allah berfirman: Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. an-Nahl: 97). 3. Memperoleh ridha dan surga Allah Surga adalah tempat kembali yang penuh dengan kenikmatan, sebagai balasan bagi orang-orang yang memiliki hati bersih, pada hari yang tidak bermanfaat lagi harta, tahta, dan anak-anak. Firman Allah: Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ’Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (Q.S. al-Kahfi: 30–31) Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah agar Allah memberikan kepada kita hati yang suci, jiwa yang bersih dari noda-noda dan dosa-dosa sehingga kita meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin. (*)
TABLOID BULANAN No.112/Januari 2016
16