C MYK Visi dan Misi
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
VISI PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
Indeks Peletakan Batu Pertama PPKS Bentayan
Hal.3
Pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) milik PT Perkebunan Nusantara VII yang berlokasi di Kabupaten Musibanyasin, Sumatera Selatan, bertambah menjadi 3 unit. Pabrik pertama di Unit Betung, kemudian di Talangsawit, dan kini mulai dibangun pabrik baru di Unit Bentayan.
Terima Sertifikat Proper dari Kementerian LH Sebanyak 6 unit kerja PTPN VII di Lampung menerima sertifikat penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kunjungan Mahasiswa Unsri di Musilandas Sebanyak 200 mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melakukan kunjungan lapangan ke Unit Musilandas, Rabu (18/2/ 2015). Mereka bertujuan melihat langsung pengelolaan kebun dan pengolahan karet.
Hal.5
Hal.10
C MYK
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
Kunjungan Komisaris Utama ke Distrik Muaraenim
Komisaris Utama PTPN VII H. Ahmad Ansori Mattjik berkunjung ke Distrik Muaraenim pada 25 Februari 2015. Didampingi General Manager Distrik Muaraenim dan para Manajer Unit Komisaris Utama meninjau unit-unit di wilayah kerja Distrik Muaraenim, yaitu Unit Pagaralam, Senabing, Sungalilengi, dan Sungainiru.
Saya Mau Berubah! lkisah, dalam seminar motivasi, setelah mendengar banyak kiat dan pelajaran, saatnya para peserta pulang dengan membawa kesan dan semangat yang membara untuk dipraktekkan di kehidupan mereka lebih lanjut. Di antara mereka, beberapa orang tampak mengalami kemajuan yang berarti. Mereka merasakan manfaat dan sangat terbantu setelah mengikuti seminar tersebut, memberitahu teman dan saudara-saudaranya bahwa seminar yang diikutinya sangat bagus dan luar biasa. Dia mulai melakukan anjuran yang diajarkan dan mengalami perubahan cara pandang dan kebiasaannya. Dalam kesehariaannya, dia berusaha terus menyemangati diri sendiri, aktif mengikuti kegiatan yang positif, mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha yang dijalankan, dan hasilnya: perubahan yang luar biasa terjadi dalam kehidupannya! Mengalami kemajuan dan bersyukur! Ada kelompok yang lain. Setelah mengikuti seminar, mereka juga tampak bersemangat, bersiap-siap untuk mengadakan perubahan, membuat rencana sedetil mungkin. Sayangnya, setelah beberapa saat, rencana yang dibuat tetaplah rencana. Blok mental karena kebiasaan yang dijalani selama ini, yakni malas, menunda, tidak bisa menerima penolakan, cepat putus asa saat mengalami benturan, serta cara pandangnya yang negatif terhadap sekelilingnya menyebabkan dia kembali ke pola lama dan mulai
A
menyalahkan keadaan sekelilingnya yang dituduh tidak mendukung usahnya. Akhirnya, saat ditanya, Anda pernah mengikuti seminar motivasi? “Ya. Saya pernah mengikutinya, seminar yang bagus, pesertanya banyak dan pembicaranya hebat, tetapi apa yang diajarkan tidaklah mudah untuk dijalankan. Karena sukses bukan milik saya.” Kelompok yang lain lagi, setelah mengikuti seminar, dia pun mulai mencoba membuat perubahan. Sayangnya, upayanya tidak terlalu kuat sehingga saat orang-orang di sekililingnya tidak menyukai perubahan yang dicobanya, dia pun merasa dijauhi dan tidak diterima di lingkungannya. Akhirnya, dia menyerah. Seminar sehebat apapun, teknik secanggih apapun, rumus teori seampuh apapun, selamanya tidak akan mampu mengubah manusia jika manusia itu sendiri tidak mau mengubah dirinya sendiri! Kehidupan adalah ruang kuliah atau tempat belajar tanpa batas, bagi pembelajar sejati setiap orang bisa menjadi guru, pembelajar tulen cepat sekali menyerap apa yang terjadi di sekelilingnya dan dengan cerdas mampu mencerna sebagai bahan belajar untuk kemajuan karier dan hidupnya. Jadi akhirnya semua kembali kepada diri sendiri, bagaimana kita mengelola pikiran dan sikap mantal dalam menghadapi perubahan, sekaligus secara tegas mau berubah hingga mampu mengaktualisasikan diri sampai ke puncak kesuksesan. (andrie wongso)
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
2
dariREDAKSI NORMA TEKNIS Kebiasaan sering mengalahkan aturan baku. Itulah yang terjadi dalam kehidupan. Bahkan, kadang-kadang kebiasaan yang sudah salah kaprah tersebut sebenarnya melanggar aturan. Namun, orang yang melakukan tak lagi merasa bersalah karena telah menganggapnya sebagai kebiasaan. Pelanggar lalu lintas, misalnya, sudah menganggap biasa jika harus membayar Pak Polisi karena enggan diberi surat tilang. Hal serupa juga terjadi dalam bekerja, terutama di lingkungan kebun kita. Banyak karyawan yang bekerja justru mengandalkan kebiasaan. Padahal, kita sudah memiliki aturan standar norma teknis yang tertuang dalam standard operating procedur (SOP). Banyak karyawan yang lupa atau sengaja melupakan SOP, sehingga menjadi kebiasaan. Padahal, kita meyakini bahwa jika pekerjaan dilakukan dengan benar akan memperoleh hasil yang benar pula. Untuk mengingatkan kembali para karyawan agar patuh dan taat terhadap norma teknis yang dituangkan dalam SOP perlu dilaksanakan ajang pertemuan, yang dalam lingkungan perkebunan sering disebut dengan field and mill day. Awal tahun ini, Distrik Wayseputih (Lampung) dan Distrik Banyuasin (Sumatera Selatan) menggelar kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memahami dan menerapkan kembali SOP. Kegiatan field and mill day tersebut menjadi sajian utama edisi kali ini. Distrik Wayseputih melaksanakan untuk komoditas karet di Unit Tulungbuyut, sementara Distrik Banyuasin untuk komoditas kelapa sawit di Unit Betung dan Bentayan. Dengan kegiatan tersebut kita berharap para karyawan bisa kembali ke khittah, back to basic, yaitu melaksanakan seluruh kegiatan kerjanya sesuai dengan norma teknis. Selain itu, juga kami sajikan sejumlah laporan kegiatan dari unit-unit, antara lain IHT di Sungailengi, kunjungan anggota Komisi VI DPR-RI ke Wayberulu, pembangunan PPKS di Bentayan, kunjungan mahasiswa Unsri ke Musilandas, dan liputan lainnya. Kami berharap sajian kali ini dapat menambah wawasan dan pengetahun kita, sekaligus menjadi inspirasi dan penyemangat kerja kita. Selamat membaca! Redaksi.
PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN UMUM/PENANGGUNG JAWAB Budi Santoso PEMIMPIN REDAKSI Y. Hadi Nugroho WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Sultan M.R., R. Uliyati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaedy Effendi BIRO-BIRO Distrik dan Unit Usaha/Pabrik DISTRIBUSI Ja’far, Das’ad Gani ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email:
[email protected]
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
3
AKTUALITA
Peletakan Batu Pertama PPKS Bentayan P
eletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan PPKS yang berlokasi di Desa Mekarjadi, Kecmatan Sungaililin, tersebut dilakukan oleh Direktur Pemasaran PTPN VII Rafael P. Sibagariang, Rabu (25/2/2015). PPKS tersebut berada di atas lahan seluas 25 hektare, direncanakan berkapasitas 30 ton per jam dengan extention 60 ton per jam. “Pabrik ini yang tercanggih dibandingkan dengan 7 pabrik kelapa sawit yang sudah kita miliki. Selain itu juga didesain ramah lingkungan,” kata Rafael P. Sibagariang yang juga Pimpinan Proyek pembangunan PPKS. Artinya, limbah pabrik yang cair maupun yang padat sama sekali tidak akan mengganggu lingkungan, karena diproses dan didaur ulang yang
sebagian untuk pupuk organik. Dengan berdirinya pabrik tersebut, tandan buah segar (TBS) sawit dari kebun Unit Bentayan tak perlu lagi dikirim ke Betung atau Talangsawit. Unit Usaha Bentayan yang dikuka sejak tahun 1999 memiliki luas kebun kelapa sawit sekitar 6.700 hektare terdiri atas 8 Afdeling dan kebun kemitraan di Desa Sidomulya. Selama ini, TBS hasil panen dari Unit Bentayan diolah di PPKS Betung atau Talangsawit. Rafael Sibagariang menjelaskan pembangunan PPKS tersebut diharapkan selesai pada Juli 2016. Selain mengolah TBS sawit yang berasal dari kebun sendiri, yaitu dari Unit Bentayan dan Betungkrawo, pabrik juga akan menerima TBS dari masyarakat
Pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) milik PT Perkebunan Nusantara VII yang berlokasi di Kabupaten Musibanyasin, Sumatera Selatan, bertambah menjadi 3 unit. Pabrik pertama di Unit Betung, kemudian di Talangsawit, dan kini mulai dibangun pabrik baru di Unit Bentayan.
yang ada di sekitar. “Dengan demikian kita berharap petani sawit di sekitar memperoleh harga yang lebih baik, karena ongkos angkut ke pabrik berkurang,” katanya. Selain itu, pabrik juga akan memanfaatkan tenaga kerja dari warga sekitar. Hadir dalam acara tersebut selain karyawan, General Manager Distrik Banyuasin Ahmad Afiffudin, para Manajer Unit Usaha, juga tokoh masyarakat, tokoh agama, serta Kades Mekarjadi dan Muspika Kecamatan Sungaililin Kabupaten Musibanyuasin. (tim)
Terus Menambah Pemasok TBS
U
nit Pabrik Kelapa Sawit (UPKS) Talangsawit (Tasa) selama mengolah bahan baku yang berasal dari pasokan kebun plasma dan inti. Pada periode Januari 2015 sampai dengan saat ini mendapat tambahan pasokan tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga. “Kalau selama ini rata rata hanya bisa mengolah 4.500 ton per bulan maka untuk sampai dengan Februari 2015 ini kita sudah bisa mengolah TBS sebanyak 9.500 ton per bulan. Ini berkat adanya pasokan dari enam mitra pemasok. Kami akan terus tingkatkan kerja sama ini dengan menambah pemasok lainnya,” kata Manajer UPKS Tasa, Ir. H. Lip Supran, akhir Februari 2015. Juga diungkapkannya bahwa kerja sama dengan pihak ketiga yang
memasok TBS ke Tasa diawali dari satu mitra, yaitu PT Mandiri Jaya yang per harinya memasok 80–100 ton. “Saat ini kita berupaya meminta kepada para pemasok untuk terus meningkatkan pasokannya yang tentunya TBS yang
terbaik. Dengan demikian potensi rendemennya menjadi lebih baik,” katanya. Semakin banyaknya pemasok TBS ke Tasa tidak lain karena mereka mendapat harga yang baik dibandingkan yang diberikan oleh PPKS lainnya yang
ada di sekitar Tasa. “Selain faktor harga beli kita yang baik, juga jarak angkut TBS dari kebun mereka ke kita lebih dekat, sehingga ongkos angkutnya menjadi lebih murah,” kata Lip Supran. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
4
LaporanUTAMA
Satukan Langkah Lewat Field & Mill Day Distrik Wayseputih (Lampung) dan Distrik Banyuasin (Sumatera Selatan) menggelar field and mill day untuk mengawali kegiatan bersama pada tahun 2015. Tujuan utamanya adalah menyatukan langkah dan gerak serta mengembalikan disiplin kerja untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga dapat mendongkrak kinerja perusahaan. egiatan field and mill day (F & M-D) wilayah Distrik Wayseputih digelar di Unit Tulungbuyut pada 6—7 Februari 2015 dengan fokus komoditas karet. General Manager Distrik Wayseputih Budi Firman pada saat membuka kegiatan menjelaskan field and mill day sangat penting untuk menyegarkan kembali ingatan dan pengetahuan pekerja tentang disiplin kerja. “Disipilin kerja akan berpengaruh pada produktivitas yang selanjutnya mempengaruhi kinerja perusahaan. Kita sudah mempunyai pedoman kerja yang tertuang dalam standard operating procedur atau SOP. Namun, selama ini masih banyak pekerja yang melaksanakan hanya berdasarkan kebiasaan,” ujarnya. Padahal, kebiasaan yang dilakukan belum tentu benar. “Karena itu, perlu upaya untuk meluruskan kembali agar semua pekerja menjalankan tugas dan kewajibannya berdasarkan norma teknis standar. Sebab, jika cara yang kita lakukan benar maka kita yakin akan lebih berhasil,” kata Budi Firman. Menurutnya, beberapa kegiatan yang dilakukan dalam field and mill day adalah menga-
K
mati proses produksi, dengan objek pengamatan bagaimana melaksanakan panen, pemeliharaan tanaman, administrasi afdeling, teknik dan pengolahan. “Dalam proses eksploitasi produksi atau panen, misalnya, banyak yang karena dituntut target kuantitas maka melupakan kualitas dan tidak lagi memperhatikan norma teknis dan tidak lagi mempertimbangkan aspek sustainability. Kita lihat banyak tanaman yang usianya di bawah 15 tahun sudah kehabisan bidang sadap,” tegasnya. Selain itu, dalam proses memahami dan mengimplementasikan norma teknis, bisa saja terjadi perbedaan dari setiap pekerja akibat adanya paradigma, kondisi, kendala, serta tantangan yang berbeda dari setiap wilayah. Jadi, diperlukan adanya sharing pemahaman dan pengalaman untuk menyatukan persepsi dan langkah dalam melaksanakan norma teknis sesuai SOP. “Misalnya di bidang sadap, bagaimana agar masa sadap bisa sampai 25 tahun. Bagaimana penamakaian kulit sampai hal-hal sepele soal posisi talang, mangkok, dan lainnya. Kita ajak pekerja kembali memperhatikan aturannya se-
suai SOP,” tegasnya. Bahkan untuk hal ini Budi Firman menyebut para pekerja di lingkungan Distrik Wayseputih hendaknya selalu mengingat singkatan DSPT, yang dapat diuraikan menjadi: disiplin sadap, produksi tercapai. “Dengan begitu kita akan terus ingat bahwa dalam bekerja kita harus tetap disiplin,” katanya. Sementara Manajer Unit Tulungbuyut Dwitiya Agung menyatakan gembira kegiatan field and mill day dilaksanakan di Tulungbuyut. Menurutnya, memang sangat penting untuk tetap menjaga disiplin pekerja. “Disiplin harus menjadi perilaku karyawan. Sebab, jika karyawan disiplin perusahaan akan menjadi lebih baik.” Semua karyawan harus ikut menjaga dan memelihara aset perusahaan agar bisnis dapat berkelanjutan. “Salah satu aset kita yang utama adalah tanaman karet. Kita harus menjaganya agar dapat dipanen secara berkelanjutan, karena itulah tumpuan hidup kita. Jangan risau dengan target. Yakinlah target akan tercapai jika pekerjaan dilakukan dengan benar,” katanya. Kegiatan field and mill day di Tulungbuyut dimulai dengan memberikan pengarahan kepada peserta pada tanggal 6 Februari 2015 dan keesokan harinya peninjauan ke kebun dan pabrik. Puluhan peserta yang terdiri atas mandor besar dan mandor melakukan pengamatan di lapangan yang selanjutnya hasilnya didiskusikan dan dibuat kesimpulan dan rekomendasinya. Secara umum, pekerja memang telah melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan norma teknis. Namun, juga masih banyak hal yang perlu dibenahi dan diluruskan. (tim)
Belajar Bersama di Kebun dan Pabrik istrik Banyuasin secara terus menerus memacu mutu produksi hasil kebun karet dan sawit. Selain meningkatkan pengetahuan para pekerja di bidang tugas masing-masing, juga melakukan survei bersama-sama langsung ke lokasi kebun melalui kegiatan field and mill day atau disebut juga kunjungan lapangan untuk belajar bersama di kebun dan pabrik. Kegaiatan field and mill day kini diaktifkan kembali. “Selain sebagai ajang silaturahim antarpekerja, juga sebagai ajang evaluasi hasil panen. Apakah hasil yang ada saat ini sudah sesuai dengan SOP atau belum. Kalau ternyata belum maka kita cari penyebabnya. Kalau sudah maka berupaya untuk ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik,” kata GM Distrik Banyuasin, A. Afifudin. Kegiatan field and mill day kali ini dilakukan di Unit Betung dan Bentayan pada 17 dan 24 Februari 2015. Dia mengakui banyak memukan tambahan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, khususnya di komoditas sawit. “Dengan berbagai temuan yang didapat di lapangan merupakan suatu hal yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan mutu dan kuantitas produksi sawit yang nantinya mempunyai minyak kelapa sawit yang lebih banyak,” katanya. Diungkapkannya pula bahwa hasil yang diperoleh di lapangan selanjutnya didiskusikan di dalam kelas guna mencari solusi. Misalnya, ditemukan adanya perlakuan tanaman yang tidak sesuai dengan SOP maka hal tersebut didikusikan sampai ketemu cara mengatasi masalah tersebut. “Nah, inilah yang saya sebut dengan mendapat tambahan ilmu pengetahuan,” katanya. (tim)
D
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
5
LaporanUTAMA
Terima Sertifikat Proper dari Kementerian LH Sebanyak 6 unit kerja PTPN VII di Lampung menerima sertifikat penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sertifikat diserahkan Wakil Gubernur Bachtiar Basri, di Balai Keratun Pemprov Lampung, Selasa (24/2/2015).
K
eenam unit yang mendapat Proper Hijau dan Proper Biru adalah Unit Pabrik Gula Bungamayang, Unit Pabrik Karet Wayberulu, Unit Pabrik Karet Kedaton, Unit Pabrik Sawit Bekri, Unit Pabrik Karet Pematangkiwah, dan Unit Pabrik Karet Tulungbuyut. Proper adalah penilaian kinerja pengelolaan lingkungan suatu perusahaan. Tujuannya, meningkatkan peran perusahaan dalam melakukan pengelolaan lingkungan sekaligus menimbulkan efek stimulan dalam pemenuhan peraturan lingkungan dan nilai tambah terhadap pemeliharaan sumber daya alam, konservasi energi, dan pengembangan masyarakat. Dalam penilaian lingkungan tersebut, pemerintah memberikan lima peringkat warna, yakni kuning, hijau, biru, merah, dan hitam. Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri berharap ke depan seluruh perusahaan yang ada di Lampung harus mengikuti Proper
yang dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup. Tahun ini baru 94 perusahaan yang mengikuti Proper dan masih ada perusahaan yang meraih peringkat merah. Khusus untuk perusahaan yang berpredikat Proper Merah, Wagub meminta agar lebih memperhatikan lagi kondisi lingkungan sekitarnya. “Bila perlu perusahaan yang meraih Proper Merah mendapat pembinaan dari Badan Penanggulangan Lingkungan Hidup (BPPLH),” tegasnya. Menurutnya, sudah saatnya perusahaan di Provinsi Lampung dalam performance usahanya selalu berorientasi pada 3P yaitu profit, people dan planet. “Orientasi pencapaian profit performance yang baik haruslah diikuti dengan people performance, yaitu memperhatikan kesejahteraan masyarakat dalam lingkungan bisnisnya, serta tidak mengabaikan planet performance, yaitu memiliki kinerja yang baik dalam pengelolaan lingkungan hidup,” jelasnya. (tim)
Lima Unit di Sumsel Terima Proper Biru
G
ubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin menyerahkan sertifikat penilaian Proper dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia kepada 89 perusahaan di Sumsel, di GriyaAgung Palembang, Kamis, (29/1/2015). Di antara 89 perusahaan yang menerima sertifikat Proper tersebut ada lima unit usaha PTPN VII, yaitu Betung yang diterima oleh Ir. H. WahyuSupriyatna, Unit Tebenan (Joko Lelono), Unit Sungailengi (Okta Kurniawan), Unit Pagaralam (Bima Sakti), dan Unit Baturaja (Gery Siagan). “Ini merupakan penghargaan yang membanggakan. Oleh karen itu, kami mengucapkan terima kasih kepada temanteman yang telah bekerja keras dan menyokong sehingga memproleh penghargaan ini,” kata Wahyu Supriatna, Manajer Unit Usaha Betung.
Ditambahkannya pula bahwa apa yang dilakukan selama ini sebenarnya tidak mengharapkan benar adanya penghargaan. “Karena pekerjaan ini sudah menjadi tugas dan rutinitas kami. Semoga pernghargaan ini lebih memotivasi kami untuk meningkatkan lagi apa yang telah kami kerjakan. Saya juga mengajak semua karyawan untuk terus meningkatkan kinerja,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
WARTA
Anggota Komisi VI DPR-RI Serap Aspirasi PTPN VII
Anggota Komisi VI DPR-RI asal Daerah Pemilihan Lampung I, Dwi Aroem Hadiatie, Rabu (25/2/2015) berkunjung ke Unit Kebun dan Pabrik Wayberulu, di Gedongtataan, Pesawaran. Kunjungan disambut Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir, di Ruang Rapat Unit Wayberulu.
D
wi Aroem mengatakan kunjungan tersebut dalam rangka mengisi masa reses anggota Komisi VI DPR-RI, yang ingin menyerap aspirasi PTPN VII. “BUMN merupakan mitra Komisi VI, jadi semua permasalahan dan aspirasi di BUMN menjadi tanggung jawab kami,” ujar Aroem. Sebagai orang Lampung, Aroem mengaku bangga banyak putra daerah yang menjadi pimpinan di PTPN VII. Kalin ini merupakan reses yang kedua tahun 2015, dan fokus untuk menyerap aspirasi BUMN yang ada di Lampung. “Sembilan hari ini saya fokuskan keliling BUMN yang ada di Lampung, tidak hanya BUMN yang mendapat Penyertaan Modal Negara,” katanya. Aroem menegaskan BUMN di Lampung merupakan bagian konstituen, jadi aspirasi BUMN ini juga penting. “Apalagi saya satu-satunya orang Lampung yang ada di Komisi VI DPR RI,” katanya. Sejak dilantik dia mengaku mendengar banyak persolanan BUMN, dari masalah sengketa lahan hingga persolan dengan kelistrikan. Makanya untuk reses kali ini tidak langsung ke masyarakat, tapi lebih mengunjungi BUMNBUMN yang ada di Lampung. “Karena keluhan ini penting bagi Komisi VI sebagai mitra BUMN,” ujarnya. Menurutnya, tahun 2015 ini PTPN VII merupakan salah satu BUMN yang menerima dana penyertaan modal negara (PMN), walaupun jumlahnya belum maksimal. Karena untuk tahun ini, dana PMN difokuskan PTPN yang mengelola gula guna menunjang pergulaan
nasional, dan PTPN VII memiliki dua pabrik gula. “Tahun depan PTPN VII dapat mengajukan kembali dana PNM komoditas lain,” katanya. Menurutnya, Komisi VI akan bentuk Panja PNM, dan akan melihat langsung ke Pabrik Gula Cinta Manis dan Bunga Mayang. “Dan saya akan ikut sebagai pengawas Panja,” tambahnya. Sementara Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir mengapresiasi kunjungan anggota DPR-RI Dwi Aroem. Sebagai mitra BUMN diharapkan kedatangan Aroem dapat membawa aspirasi PTPN VII ke DPR RI, dan bisa menyampaikan ke Kementerian BUMN. “PTPN VII merupakan salah satu perusahaan BUMN yang prospeknya cukup bagus, namun konsidi saat ini masih berat,” katanya. Unit Kebun Way Berulu merupakan salah satu unit kebun PTPN VII yang mengelola karet RSS. Dalam perjalannya Unit Wayberulu telah meraih beberapa penghargaan tingkat nasional. Diantaranya berturut-turut meraih penghargaan Proper Hijau. Yakni penghargaan di bidang lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam membina lingkungan sekitar Unit Wayberulu bekerjasama dengan SMKN Gedungtataan dan Dinas Pertanian Kabupaten Pesawaran. Kerja sama yang dilaksanakan yakni mengajarkan cara budidaya tanaman karet dan kakao kepada siswa dan masyarakat sekitar. Para siswa bisa praktek lapangan di perkebunan karet yang ada di Unit Wayberulu dengan para staf tanaman di Unit Wayberulu menjadi tenaga pengajarnya. (tim)
Pisah-Sambut Manajer Betungkrawo
U
nit Usaha Betungkrawo maksanakan acara pisah sambut manajer dari Ir. Andi Riswandi kepada Ir. Samuel Sitompul, beberapa waktu lalu. Andi Riswandi selanjutnya menjadi Manajer Unit Bentayan, sementara Samuel Sitompul sebelumnya Manajer Unit Baturaja. Dalam acara pisah sambut yang berlangsung penuh keakraban itu dihadiri General Manager Distrik Banyuasin Ahmad Affifudin, Ketua IKI, para Manajer, Askep, karyawan, Serikat Pekerja, Muspika, para kepala desa penyangga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat. Dalam sambutannya, Affifudin mengatakan pergantian jabatan manajer sebagai hal rutin dan biasa. Selain sebagai penyegaran, juga dalam rangka promosi. Dia menyarankan selaku pimpinan unit usaha manajer harus bisa bekerja sama dengan semua unsur. “Unit Usaha Betungkrawo merupakan perusahaan milik negara, aset yang harus diperhatikan dan dijaga. Oleh karena itu, tidak boleh dengan semena-mena dikuasai oleh masyarakat, karena kepemilikan kebun tersebut sesuai prosedur,” katanya. Afifudin menambahkan kinerja Unit Betung Kerawo tahun ini termasuk bagus, meski produksi belum mencapai target. Diharapkan ke depan manajer baru, Samuel Sitompul, bisa menggali potensi sehingga kinerja makin bagus. Sementara Andi Riswandi merupakan sosok pekerja keras, oleh karena itu diharapkan dapat memimpin Unit Usaha Bentayan dengan baik. “Unit Bentayan mempunyai areal seluas 6.600 hektar kebun inti, oleh karena itu diharapkan dapat dikelola
dengan baik. Pada tahun 2015 ini di Bentayan dibangun pabrik pengelolahan kelapa sawit yang diperkirakan akhir tahun sudah dapat beroperasi,” ujarnya. Pada kesempatan itu, Samuel Sitompul selaku manajer baru di Betungkrawo memperkenalkan diri, meski sebenarnya tak asing lagi. Sebab, pada tahun 1988 pernah bertugas di Afdeling I Betung selama 5 tahun, kemudian pindah ke Tebenan 5 tahun, dan di Betungkrawo selama 3 tahun. Jadi hampir semua karyawan sudah mengenalnya. “Dalam kesempatan ini saya mengajak para pekerja bisa bekerja sama dengan baik, mengelola areal kebun 7.000 hektar ini dengan terus menggali potensi dan perlu perjuangan bersama. Selain itu juga perlu dukungan unsur tripika dan desa-desa penyangga,” katanya. Terkait adanya persengketaan lahan antara Unit Betungkrawo dan warga Desa Lubukkaret, Samuel mengharapkan adanya penyelesaian secara baik-baik. “Permasalahan lahan di Afdeling I dengan warga Desa Lubukkaret, kita harapkan adanya komunikasi yang baik, seiring berjalannya waktu kita selesaikan bersama dan kita optimalkan,” katanya. (tim)
6
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
7
WARTA
M
anajer Unit Betung Wahyu Supriatna menjelaskan Betung merupakan salah satu unit kebun dan pabrik kelapa sawit yang memiliki luas areal kebun 3.162 ha dan satu unit PPKS dengan kapasitas 40 ton/jam dan PPIS (100 ton/hari). PPKS Unit Betung saat ini mengolah rata-rata 40 ton/jam atau 800 ton/hari sehingga sehingga akan menghasilkan limbah cair sebesar 0,6 m³/ton atau sama dengan 600 m³ per hari. “Nah, sisa pengolahan kelapa sawit berupa limbah cair (BOD5-nya 3.000-5.000 ppm) kami aplikasikan ke tanaman untuk menambah unsur hara,” kata Menajer Unit BetungWahyu Supriatna, Senin (2/3/2015). Sebab, dari hasil uji kandungan BOC terdapat kandungan N sebanyak 0,25%, P (10,98%), Ka (0,23%), Mg (11%), dan Ca (0,98 %). Di samping unsur hara, aplikasi BOC juga sangat baik untuk mempertahankan kelembapan tanah pada musim kemarau. Dia menjelaskan penanganan limbah dilakukan secara biologis. Caranya dengan menggunakan kolam kombinasi anaerobic dan aerobic, dengan total waktu tinggal (total retention time) 84 hari. Sebelum limbah cair dipompakan ke kolam anaerobic, terlebih dahulu dialirkan ke
fat pit (bak pengutip minyak), dengan tujuan untuk mengutip minyak yang masih terkandung di limbah yang akan diproses. “Selanjutnya dari fat pit, limbah dialirkan ke kolam pendingin (cooling pond) dengan maksud untuk menurunkan suhu limbah dan mengutip sisa minyak yang ikut drap akhir agar tidak melebihi 0,5%,” papar Wahyu. Selanjutnya, setelah waktu penahanan hidrolis (total retention time) 84 hari, maka limbah cair yang telah memenuhi baku mutu lingkungan dialirkan ke tempat rendahan di areal kebun kelapa sawit sebelum masuk ke perairan. Menyinggung manfaat penggunaan BOC ini, Wahyu Supriatna menjelaskan bahwa manfaat utamanya adalah menambah kesuburan tanah, memperbaiki PH tanah, menambah kelembaban tanah, dan menjaga ketersediaan air bagi tanaman (konservasi tanah dan air). Juga menjaga lingkungan tetap lestari serta kebersihan udara dan air, meningkatkan produktivitas tanaman hingga 20–30% per tahun setelah tahun kedua karena kesuburan fisik dan kimia tanah meningkat, meningkatkan efisiensi serta daya guna limbah cair dalam peningkatan pendapatan perusahaan akibat limbah bernilai ekonomis.
Maksimalkan BOC untuk Suburkan Lahan Unit Betung memanfaatkan bahan organik cair (BOC) untuk menambah kesuburan lahan. BOC tersebut diperoleh dari hasil olahan limbah yang dilakukan secara biologis. Dengan pemanfaatan BOC secara daur ulang tersebut, terbukti Unit Betung mampu meningkatkan kinerja olah limbah dan peningkatan kesuburan lahan. Untuk aplikasi BOC dari PPKS ke areal tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara memompakan limbah cair dari bak pengolahan limbah (pond anaerobic II) melalui pipa ke kolam penampungan sementara (ukuran 2,5 m x 2,5 m x 0,5 m). Dari kolam penampungan sementara limbah cair dialirkan dengan gaya gravitasi ke areal pertanaman melalui parit-parit yang dibuat khusus di antara barisan tanaman kelapa sawit. Juga pada areal dan juga pada parit-parit tersebut juga dibuat
rorak-rorak (ukuran 100 cm x 40 cm x 40 cm) untuk menahan limbah cair guna memberikan kesempatan masuk kedalam tanah. Lebih lanjut Wahyu menjelaskan bahwa semua BOC yang diaplikasikan di kebun kelapa sawit tidak ada yang mengalir ke luar areal karena habis terinfiltrasi ke dalam tanah, baik melalui rorak-rorak maupun saluran aliran limbahnya. “Dari hasil pemanfaatan limbah organik BOC mem-
punyai dampak positif karena pencapaian produktivitas Unit Betung pada tahun 2014 mencapai 126,92 persen terhadap rancana dan termasuk paling tinggi dibandingkan dengan 9 unit kebun kelapa sawit di lingkungan PTPN VII,” katanya. Kalau pada tahun 2013 Unit Betung berada di peringkat ketiga, pada tahun 2014 berada di peringkat pertama. “Apa yang kita capai ini berkat semangat dan kerja keras teman-teman pekerja Unit Betung,” kata Wahyu. (tim)
ini dapat membantu saudarasaudara kita yang sakit dan membutuhkan darah,” kata Manajer Unit Betung Wahyu Supriatna. Juga seiring dengan se-
dang booming-nya batu akik, kususnya di masyarakat di sekitar kebun Unit Betung, pihaknya mengdakan pameran. “Kita mempunyai empat mitra binaan perajin batu akik. Maka
di dalam kegiatan baksos ini sekaligus mereka kita tampilkan untuk memamerkan dan menjual berbagai batu akik hasil kerajinan mereka,” katanya. (tim)
Gelar Donor Darah dan Pameran Batu Akik
U
nit Usaha (UU) Betung kembali menggelar kegiatan sosial donor darah dan sekaligus pameran batu akik pada 17 Februari 2015. Donor darah diikuti 200 pendonor berhasil mengumpulkan 90 kantong darah yang selanjutnya disumbangkan ke PMI Cabang Palembang. “Alhamdulilah donor darah yang secara rutin kita laksanakan setiap 3 bulan bekerja
sama dengan PMI Cabang Palembang berjalan lancar. Pendonor selain karyawan Unit Betung juga warga dari sekitar kebun kita. Mudah-mudahan dari darah yang kami donorkan
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
8
AKTIVITAS
Wujudkan Kosistensi Kinerja, Sungailengi Gelar IHT Komitmen Unit Pabrik Kelapa Sawit (UPKS) Sungailengi untuk menjadi PPKS terbaik di lingkungan PT Perkebunan Nusantara VII terbukti. Pada bulan Januari 2015 ini, perolehan rendemen CPO merupakan nomor 1 dibandingkan dengan 6 PPKS di PTPN VII.
K
osistensi kinerja terbaik ini sudah mulai ditunjukkan pada tahun 2014. Biaya teknik, pengolahan, dan umum di bawah RKAP dan TBS yang diolah pun lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2013. Untuk tetap bertahan dan menang dalam persaingan dalam meningkatkan kinerja UPKS Sungailengi, maka dibutuhkan kosistensi dan kerja keras seluruh pekerja. Karena itu, diperlukan juga peningkatan semangat sekaligus kemampuan dan keterampilan para pekerjanya. “Setelah tiga bulan bertugas di UPKS Sungailengi, semua yang diprediksi oleh sebagian orang ternyata tidak benar. Konon pekerja Sungailengi itu susah dan sulit diarahkan. Ternyata SDM UPKS Sungailengi adalah pekerja yang cerdas dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi yang terbaik,”kata Manajer UPKS Sungailengi Okta Kurniawan dalam pembukaan kegiatan in house training (IHT) di Balai Pertemuan
setempat, beberapa waktu lalu. IHT merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan kosistensi kinerja UPKS Sungailengi dalam mempertahankan dan meningkakan kinerja. “Kalau masalah pengalaman dan masa kerja tentunya bapak-bapak semua sudah menguasai. Oleh karena itu, IHT ini merupakan upaya kita untuk me-refresh kembali ilmuilmu kita yang mungkin lupa,” kata Okta. Lanjut Okta, bahwa IHT juga suatu langkah untuk meningkatkan kompentensi para pekerja. Kompetensi itu terdiri dari keterampilan, pengetahuan, dan perilaku. IHT bukan hanya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan saja, melainkan juga attitude para pekerja agar menjadi lebih baik. Karena itu materi yang diberikan ini tidak hanya tentang
Untuk tetap bertahan dan menang dalam persaingan dalam meningkatkan kinerja UPKS Sungailengi, maka dibutuhkan kosistensi dan kerja keras seluruh pekerja. Karena itu, diperlukan juga peningkatan semangat sekaligus kemampuan dan keterampilan para pekerjanya. pengetahuan teknis saja, tetapi juga tentang SDM-nya. “Apa yang dilakukan oleh UPKS Sule ini merupakan suatu wujud untuk meningkatkan kompentensi para pekerja. Sebab, mempertahankan akan lebih sulit dibandingkan dengan merebutnya,” katanya.
Berdasarkan data bahwa perolehan rendemen UPKS Sule masih yang terdepan. Pada bulan Januari 2014 rendemen UPKS Sule pada angka 19,12%. Kemudian pada bulan yang sama tahun 2015 ren-
demen UPKS Sule menempati posisi pertama, yaitu 21,61%. Walaupun tahun 2014 rendemen ditutup pada angka 20,66% (angka sedang-sedang saja), biaya-biaya mulai dari bagian teknik, umum, dan
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
9
AKTIVITAS Kegiatan ini sebagai langkah awal UPKS Sule di tahun 2015 untuk mencapai target RKAP yang ditetapkan manajemen. Kegiatan semacam ini nantinya dilakukan berkelanjutan. Pematerinya adalah para asisten teknik, pengolahan, quality control, dan asisten TUK. dan umum. pengolahan semuanya di bawah RKAP. “Berawal dari tahun 2014 inilah maka pada tahun 2015 ini kita mulai wujudkan mimpi-mimpi UPKS menjadi yang terbaik,” katanya. Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pada tahun 2015 UPKS Sule akan mengolah TBS 240.000 ton dengan rendemen 21,51%. Untuk TBS olah UPKS Sule sangat bergantung pasokan dari kebun inti, yaitu UKKS Sule, plasma, dan pihak III. Sedangkan untuk rendemen 21,51% tersebut yang menentukan adalah UPKS Sule. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah TBS yang diterima sesuai kriteria matang panen, losses pabrik sesuai norma, dan kondisi pabrik yang selalu ready. “Pencapaian kinerja yang sekarang ini bukan sertamerta datang sendiri, tetapi berkat kerja keras dan kerja sama semua unsur. Untuk mempertahankannya maka IHT kita lakukan sebagai salah satu langkah untuk mempertahankan konsistensi pencapaian ini,” kata Okta. Tidak hanya pencapaian rendemen yang menjadi fokus utama UPKS Sule pada tahun 2015, tetapi juga pengelolaan lingkungan. Hal ini sudah dimulai pada tahun 2014 dan
hasilnya didapatkan penghargaan Proper Biru untuk pertama kalinya. “Melalui IHT ini kita memberikan pemahaman kepada pekerja bahwa pengelolaan lingkungan juga sangat penting untuk keberlangsungan hidup perusahaan dan juga memberikan pemahaman dan tekad kita untuk meningkatkan tingkatkan pengelolaan lingkungan,” kata Okta. Ketua Pelaksana Kegiatan IHT yang juga Asisten Kepala Teknik dan Pengolahan Hadi Supriyanto mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksnakan pada 24 Januari 2015 tersebut diikuti 160 pekerja dari bagian teknik, pengolahan, dan quality control. Kegiatan ini sebagai langkah awal UPKS Sule di tahun 2015 untuk mencapai target RKAP yang ditetapkan manajemen. Kegiatan semacam ini nantinya dilakukan berkelanjutan. Pematerinya adalah para asisten teknik, pengolahan, quality control, dan asisten TUK. Materi yang diberikan ini mulai dari proses penerimaan bahan baku, lingkungan, proses pengolahan, maintenance pabrik hingga masalah SDM dan umum. Ketua Korwil SPPN Wilayah Muaraenim Arpawi yang didampingi Ketua SPPN UPKS Sule Basarudin mengatakan apa yang dilakukan oleh manajemen merupakan tindakan
yang patut diapreasiasi. Dikarenakan kegiatan ini mempunyai dampak manfaat yang banyak untuk para pekerja dan perusahaan. “Kita tahu bahwa untuk mencapai target perlu langkahlangkah dan IHT merupakan salah satu langkah itu,” katanya. Kemudian yang tak kalah penting adalah menciptakan suasana kondusif, baik antarpekerja maupun dengan masyarakat sekitar. Pada kegiatan IHT tersebut, Asisten Quality Control Edi Agustar menyampaikan materi tentang kualitas bahan baku, losses, mutu produksi, dan pengelolaan lingkungan. Untuk materi kualitas bahan baku menitik beratkan pada mutu bahan baku yang bagus untuk mendapatkan rendemen minyak CPO yang ditargetkan. “Bahan baku yang diterima oleh pabrik adalah yang sesuai dengan kriteria matang panen dengan NSP minimal 85% dan brondolan 12,5%, serta tidak menginap atau panen, angkut, olah,” kata Edi. Jika syarat itu terpenuhi maka rendemen bisa tinggi dan mutu minyak CPO juga terjamin alias asam lemak bebasnya (ALB) rendah. Kemudian untuk meminimalisasi losses dan mutu produksi, perlu upaya para pekerja di pabrik. Bahwa rendemen memang diciptakan oleh kebun, tetapi pabrik juga berusaha
Arpawi Ketua Korwil SPPN Wilayah Muaraenim
Hadi Supriyanto Ketua Pelaksana Kegiatan IHT
menekan losses agar perolehan rendemen tercapai. Selain itu, mutu juga harus diperhatikan mulai dari ALB, kadar air, dan kadar kotoran. Karena produk CPO yang dipasarkan harus mempunyai standar mutu yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk materi proses pengolahan kelapa sawit diberikan oleh Asisten Pengolahan, yaitu Johar Arifin, Heri Suparno, dan Sutiyo. Pada dasarnya semua pekerja sudah mengetahui dengan baik tentang proses pengolahan kelapa sawit. Karena proses pengolahan merupakan kerja rutinitas yang dilakukan oleh pekerja. Walaupun demikian, perlu diingatkan mengenai normanorma teknis proses pengolahan. Materi yang diberikan mulai dari stasiun depan, stasiun tengah (klarifikasi dan pabrik biji), stasiun belakang (boiler dan kamar mesin). Proses pengolahan pada stasiun depan dimulai dari stasiun loading ramp, rebusan, dan stasiun hosting crane. Sedangkan untuk stasiun klarifikasi dan pabrik biji yang sangat menentukan dalam menghasilkan minyak, perlu upaya-upaya agar losses diminimalisasi, karena di sinilah kehilangan minyak sangat dominan. Kemudian untuk stasiun belakang, yaitu boiler dan kamar mesin yang menjadi
jantungnya pabrik, pada prinsipnya untuk mengoptimalkan kerja boiler, turbin, dan genset sehingga operasional pabrik dapat berjalan efektif dan efisien. Pada tahun 2014 stagnasi pabrik sebanyak 33 jam. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 73 jam. Kemudian pada tahun 2015 stagnasi ditarget turun dari tahun 2014 atau bahkan bisa zero. Sedangkan Asisten Teknik Aji Susandi dalam penjelasannya menitik beratkan perlunya preventif maintenance, sehingga pabrik tidak ada kendala dalam proses mengolah. Karena itu dia mengingatkan kembali para pekerja untuk melakukan preventif maintenance alat-alat dan mesin pabrik. Pada umumnya pekerja lemah pada sisi administrasi dan disiplin pekerja. Menurut Asisten TUK dan Umum Arif Yulizar, pekerja harus memahami proses administrasi, mulai dari cara pembuatan RKAP dan RKO, proses AU 31, OPL, dan PB 16. Dengan IHT selama sehari penuh tersebut, diharapkan semua pekerja memupunyai tujuan yang sama dengan manajemen untuk menjadikan UPKS Sule menjadi yang terbaik dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan perusahaan yang maju dan berkembang. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
WARTA
10
Tangkal Narkoba, Giatkan Olahraga dan Kesenian
Peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat sudah merambah ke pedesaan, bahkan yang terpencil sekali pun. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan semua pihak, terutama yang tidak ingin keluarganya terkena narkoba.
U
nit Pabrik Kelapa Sawit (UPKS) Talangsawit (Tasa) berupaya menangkal masuknya narkoba di lingkungannya, termasuk masyarakat desa yang ada di sekitarnya, dengan melakukan berbagai kegiatan olahraga, musik, dan pengajian. “Kita sangat prihatin terhadap maraknya peredaran narkoba yang sudah sampai ke pelosok pedesaan. Untuk mencegah masuknya narkoba di lingkungan kita dan masyarakat warga desa yang ada disekitar kita, kami melaksanakan beberapa kegiatan olahraga, terutama yang melibatkan
para remaja,” kata Manajer UPKS Tasa, Ir. H. Lip Supran, ketika ditemui Media Agro 7, di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Kegiatan yang digelar berupa pertandingan sepakbola (Tasa FC), bola voli, tenis meja. Kemudian kegaiatan pentas musik dengan menampilkan tiga grup band, ada yang beraliran keras (cadas), slow musik (dangdut, melayu), dan musik pop. “Kami juga menggelar pengajian secara rutin,” katanya. Lip Supran berhadap dengan berbagai kegiatan tersebut, anak-anak muda dan
remaja bisa lebih banyak berkreasi dan beraktivitas, sehingga tidak mudah terpengaruh narkoba. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 6 bulan lalu secara rutin. Untuk kegiatan sepak bola dan bola voli latihan di lapangan kita
sendiri setiap sore. Sedangkan untuk band latihan seminggu tiga kali di ruang garasi. Untuk pengajian seminggu dua kali,” katanya. Sementara Ketua Badan Pembina Olahraga (Bapor) Unit Tasa, Agung Tri Maryanto,
mengaku bersyukur para remaja di sekitar perusahaan giat mengikuti berbagai kegiatan positif tersebut. “Berbagai kegiatan ini semoga bisa mencegah teman-reman remaja dari pengaruh narkoba,” katanya. (tim)
Kunjungan Mahasiswa Unsri di Musilandas
S
ebanyak 200 mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melakukan kunjungan lapangan ke Unit Musilandas, Rabu (18/2/2015). Mereka bertujuan melihat langsung pengelolaan kebun dan pengolahan karet. Rombongan yang didampingi tiga dosen pembimbing itu disambut oleh General Manager Distrik Banyuasin Ir. H. Ahmad Afifudin, M.M., GM Distrik Banyuasin H.A. Afifudin memberikan penjelasan yang didampingi Kabid Tanaman Ir. kepada mahasiswa mengenai perkebunan Musilandas. Burhanudin Mansyur, Kabid Teknik dan Pengolahan H. Ari Askari, S.T., Kabid Administrasi Keuangan dan Umum (AKU) H. Bambang Budiarti, dan Manajer Unit Musilandas Ir. Dian Pasaribu. GM Distrik Banyuasin Afifuddin mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan kesempatan sangat yang baik para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana proses budidaya dan pengelOlaan tanaman di lapangan, baik secara teori maupun praktek. Asisten Tanaman Afdeling III Endi Setiawan menjelaskan “Kalau selama ini adik-adik mengenai tanaman yang layak sadap. baru menghayalkan tori-teori yang didapat maka sekaranglah hayalan itu adik-adik buktikan secara nyata. Karena kunci keberhasilan itu adalah menguasai teori dan mengaplikasikannya dilapangan,” katanya. Selanjutnya para masiswa melihat proses pengolahan lateks menjadi rubber smoke sheet (RSS) yang kemudian dilanjutkan menuju kebun tanaman TBM 2010 yg direncanakan dibuka sadap pada bulan September 2015. Para mahasiswa mendapat penjelasan dari Asisten Afdeling III Endi Setiawan mengenai tanaman yang bisa dibuka sadap. Menurutnya, tanaman karet baru layak sadap jika memenuhi syarat: lebih 60% pohon sudah mempunyai lilit batang lebih 45 cm dan ketebalan kulit lebih besar 6 mm. Selanjutnya Endi Setiawan menjelaskan cara sadap yang benar, yaitu pertama-tama membuat irisan berdasarkan mal, menyadap dengan pisau yang tajam dan bersih, mengiris kulit dengan ketebalan kurang dari 1,5 mm, memasang talang dan mangkuk secara benar, dan beberapa cara standar lainnya. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
11
WARTA nit Bekri merupakan salah satu pabrik PPKS yang berhasil menekan ALB. Sudah dua tahun berturut-turut ALB di Pabrik Bekri dibawah 4. Bahkan pada akhir tahun 2014 lalu, bisa menekan ALB hingga di angka 2,55,” kata Manajer Unit Bekri Dicky Tjahyono kepada wartawan Media Agro 7, beberapa waktu lalu. Menurut Dicky, kenaikan ALB terjadi bila TBS terlalu lama ditimbun di loading ramp (stasiun penerima), TBS kurang matang, dan pengolahan tidak sesuai dengan prosedur standar. Untuk itu, di Unit Bekri sudah dua tahun ini dilakukan perlakukan yang berbeda terhadap TBS. Tidak ada lagi buah menumpuk di lantai. Kalau dulu dilakukan sistem curah lantai pada penerimaan TBS, sekarang tidak lagi. Dengan sistem curah lantai mengakibatkan buah luka saat didorong dimasukan ke dalam mesin rebusan. “Sekarang buah langsung di simpan di loading ramp, sehingga losses bisa dikurangi.
“
U
Selain itu, perlakukan ini juga untuk menekan ALB,” katanya. Perlakuan yang juga untuk menekan ALB adalah pengurasan tangki setiap akhir olah dan setiap minggu dilakukan pencucian tangki dan rebusan. “Dengan perlakukan-perlakuan tersebut, Unit Bekri dapat menekan ALB. Sebelumnya, ALB masih tinggi hingga di atas 5. Baru pada tahun 2013 ALB bisa di bawah 4 dan pada tahun 2014 di bawah 3,” katanya. Menurut Dicky, untuk meningkatkan produksi Bagian Tanaman Unit Bekri melakukan beberapa terobosan. Di antaranya pemberian pupuk kompos dan pembuatan sumur bor untuk menyiram tanaman di Afdeling III dan IV. “Dengan penyiraman secara rutin kini tanaman yang di Afdeling III tandan buahnya lebih banyak dibandingkan tanaman yang tidak disiram pada musim kemarau. Dengan mendapatkan penyiraman secara rutin, daun dan bunga tidak kering. Begitu masuk musim hujan bunga pun menjadi bakal buah,” jelasnya.
Rejosari Bantu Perbaikan Jalan
S
ebagai salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar, Unit Rejosari memberikan bantuan di bidang infrastruktur berupa pengerasan jalan ruas Batupuru-Rejosari. Bantuan sebagai bagian dari program bina lingkungan tersebut untuk memperlancar akses dan transportasi warga. Ruas jalan Batupuru-Rejosari selain sebagai jalan utama menuju Unit Rejosari juga merupakan jalan utama masyarakat untuk beraktivitas. “Dengan kondisi jalan yang bagus bisa memperlancar aktivitas masyarakat,” kata Manajer Unit Rejosari Akhmad Nurwibowo. Bantuan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat mengingat kondisi jalan saat ini memang kurang bagus. Jika dibiarkan lama kelamaan akan semakin rusak parah. Apabila hujan jalan yang berlubang menimbulkan genangan dan lubang yang sangat dalam. Hal tersebut sangat berbahaya bagi pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor. Karena itu, sejumlah warga mengharapkan perbaikan seperti itu dapat terus berjalan. Bahkan, jika memungkinkan diaspal. Menurut Akhmad Nurwibowo, selama ini rus jalan itu menjadi akses anak-anak sekolah, aktivitas transportasi masyarakat banyak, hingga menuju pusat pemerintahan tingkat kecamatan sehingga bantuan ini dirasa tepat untuk membantu memperlancar aktivitas mereka. (tim)
Perketat Sortasi Demi Produk Bermutu Dalam upaya menekan kenaikan kadar asam lemak bebas (ALB) dan kehilangan minyak (losses), Unit Pabrik Kelapa Sawit Bekri memperketat sortasi tandan buah segar (TBS) sawit yang masuk ke pabrik. Sebab, mutu TBS juga sangat menentukan rendemen dan mutu produk. Di areal ini dibuat parit kecil, air dari sumur bor dialirkan ke areal dan di bak-bak penampungan. Selain dengan pembuatan sumur bor, perlakuan lain pada tanaman dengan menutup lubang eks bighul. Lubang tersebut diberi pupuk tankos sebelum ditutup. Tankos juga membuat tanaman menghasilkan TBS lebih banyak. Tanaman juga diberi pupuk kompos yang dihasilkan dari pabrik sendiri. Saat ini, Unit Bekri sedang melakukan uji coba pemberian kencing sapi untuk tanaman sawit yang disiram ke bokoran. Untuk satu pohon diberikan 50 liter kencing sapi dengan jeda waktu 2 minggu. Uji coba dilaksanakan sejak Agustus 2014, untuk tanaman tahun 2005 dengan luasan areal 1 hektar di Afeling II. Perubahan baru dapat dilihat saat ini, daun tanaman lebih hijau. “Tapi kalau dari jumlah tandan belum terlihat,” katanya. Diharapkan pupuk kencing sapoi itu bisa menambah tandan, karena di musim kemarau yang lalu sudah mulai diaplikasikan. Biasanya pada musim kemarau bunga dan bakal buah gugur akibat kekurangan air. “Kecing sapi mengandung unsur natrium yang bisa menaikkan RBT dan bagus untuk tanaman. Kencing sapi diambil dari peternakan sapi yang ada di Bekri,” katanya. Pabrik Unit Bekri setiap hari mampu mengolah 1.000–1.074 ton TBS. Untuk memenuhi kapasitas pabrik, selain dari tanaman kebun sendiri, Unit Bekri juga membeli buah dari mitra. “Sejak awal tahun 2015 ini pasokan buah mitra sudah di atas 200 ton per hari. Ini me-
nunjukkan kenaikan yang signifikan. Tadinya pasokan hanya 100 ton per hari,” katanya. Sebelumnya pabrik hanya mengolah 400 ton per hari, namun per Januari 2015 pabrik sudah mengolah 600-800 ton per hari. Menurut Dicky, capaian ini semua tidak terlepas dari dukungan dari Distrik Way Seputih, yang aktif memantau dan mengontrol. Peran distrik terhadap pembelian buah sangat membantu. Distrik terus memberikan semangat kepada unit. “Dalam pembelian buah dari mitra memang kita melakukan sortasi yang ketat. Kalau buahnya tidak bagus, kita tidakmembelinya,” katanya. Tapi juga memberikan pelayanan lebih terhadap pemasok dan transparan soal pembelian kepada pemasok. Soal pengamanan wilayah, menurut Dicky juga lebih baik. Pendekatan persuasif kepada tokoh dan masyarakat terus dilakukan. SDM yang ada juga kompak dan bekerja sama dalam pengaman aset. Dalam mencari TBS, memang ada persaingan karena ada pabrik yang yang tidak
memiliki kebun. Sehingga di sini benar-benar ada persaingan harga yang ketat. “Dan kita masih unggul dengan harga dan timbangan. Timbangan kita bagus, sehingga para pemasok lebih memilih menjual ke pabrik kita,” katanya. Sedangkan untuk tanaman tebu, tahun ini akan ada tambahan lahan. Unit Bekri akan melakukan konversi dari tanaman sawit ke tebu di areal afdeling III. Saat ini masih dalam persiapan pembukaan lahan seluas 442 hektar. Saat ini areal yang sudah ditanami tebu seluas 372 hektar, dengan produksi 99,7 ton per hektar. Dalam pengelolaan limbah, Unit Bekri dilakukan dengan cara ramah lingkungan. Limbah padat dari pengolahan TBS dapat dibedakan menjadi tandan kosong (tankos) dan sludge. Tankos dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk untuk tanaman menghasilkan (TM) dengan cara disusun di setiap gawangan. Disamping itu, tankos juga dapat dijadikan pupuk untuk tanaman ulang (TU) dengan cara dimasukkan pada lubang tanaman ulang. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
WARTA Rapat Kerja Komisi VI DPR-RI bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyepakati besaran Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015 hanya mencapai Rp 37,27 triliun.
PMN dalam RAPBNP 2015 Disepakati Rp 37,27 Triliun
I
tu artinya, angka tersebut diketahui lebih rendah ketimbang usulan Kementerian BUMN sebelumnya di kisaran Rp 48 triliun. Kendati demikian, Menteri BUMN Rini Soemarno mengucapkan terima kasih kepada peserta rapat atas putusan tersebut. “Kami mengucapkan terimakasih kepada DPR melakukan rapat kerja menyelesaikan pembahasan mengenai permohonan kami mengenai PMN,” kata Rini, di gedung DPR, Jakarta, Rabu dini hari, 11 Febuari 2015. Meski begitu, menurut Rini, putusan tersebut masih menyesuaikan ruang fiskal, sehingga jika dimungkinkan pihaknya akan mengajukan tambahan PMN. “Kami memang sudah mengatakan menginginkan pimpinan melihat jumlah disetujui dibandingkan dengan jumlah diusulkan masih ada ruang. Bila diizinkan kami sudah tulis surat Menteri Keuangan,” papar Rini. Menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana, “Dalam putusan ini kami menolak pemberian PMN untuk sejumlah perusahaan seperti Bank Mandiri sebesar Rp5 triliun. Soalnya, perusahaan ini memang bukan menjadi prioritas program kerja pemerintah, yakni bidang infrastruktur.” Selain Bank Mandiri, Azan mengatakan jajaran Komisi VI juga menolak pemberian PMN sebesar Rp350 miliar untuk Djakarta Lloyd dan RNI sebanyak Rp280 miliar. Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, alasan ditolaknya PMN untuk perusahaan pelayaran tersebut disebabkan lantaran pemerintah hanya memiliki saham minoritas pada Djakarta Lloyd. Sementara penolakan PMN untuk RNI lebih dikarenakan ketidakjelasan program kerja perusahaan gula tersebut. “Karena ada resturuksasi utang, maka saham Kementerian BUMN saat ini di Djakarta Lloyd hanya 29 persen. Kami sedang berupaya agar status perusahaan jelas sehingga tahun depan perusahaan ini bisa mendapat PMN,” kata Rini. Rini mengungkapkan, selain tiga BUMN tadi Komisi VI DPR juga sepakat menunda penyuntikan modal bagi PT PLN, Askrindo dan Jamkrindo lantaran adanya kekurangan prasyarat pengajuan PMN. Meski begitu, PMN untuk ketiga BUMN ini akan kembali diusulkan setelah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan mengenai kelengkapan prasyarat. “Karena masih ada ruang antara usulan dan jumlah yang disetujui, maka pembahasan mengenai PMN untuk tiga BUMN ini akan dikoordinasikan bersama Kementerian Keuangan yang nantinya bakal dibahas kembali bersama Komisi VI DPR,” tuturnya. Dalam rapat yang berlangsung lebih dari 5 jam itu, kedua belah pihak juga menghasilkan beberapa keputusan
12
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kiri) mendengarkan pertanyaan dari Komisi VI DPR dalam rapat kerja di Jakarta.
terkait penggunaan PMN. Berikut ketetapan yang disepakati: 1. Komisi VI DPR dapat menyetujui Anggaran Kementerian BUMN RI Tahun 2015 yang belum termasuk Anggaran Tunjangan Kinerja Tahun 2016 sebesar Rp133.809.782.000 sebagaimana telah ditetapkan dalan UU Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN Tahun 2015. 2. Komisi VI DPR dapat menyetujui sebagian usulan PMN dalam RAPBN Perubahan Tahun Anggaran 2015 dengan catatan: a) Merekomendasikan tindak lanjut dan penyelesaian temuan BPK RI untuk 14 BUMN. b) Merekomendasikan Kementerian BUMN untuk meningkatkan fungsi pembinaan kepada BUMN penerima PMN untuk memenuhi pengaturan dan tata kelola keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan. c) PMN tidak digunakan untuk membayar utang perusahaan penerima PMN. d) Pelaksanaan right issue tidak mengurangi kepemilikan saham pemerintah saat ini pada BUMN terkait. e) Penggunaan PMN dilakukan dan dicatat dalam rekening terpisah. f) BUMN penerima PMN harus menerapkan good corporate governance (GCG). g) Perlu pengawasan secara ketat atas pengunaan PMN agar sesuai dengan rencana bisnis yang diajukan. h) Komisi VI DPR-RI akan melakukan pengawasan penggunaan PMN BUMN. i) Dalam hal pengadaan barang dan jasa, dalam menggunakan dana PMN meminta kepada Kementerian BUMN untuk mengutamakan produk dalam negeri dan sinergi BUMN. j) Dalam melaksanakan PMN Kementerian BUMN sebagai pembina BUMN memperhatikan catatan-catatan yang telah disampaikan dalam Raker Komisi VI membahas persetujuan PMN. 3. Komisi VI menyetujui besaran PMN pada BUMN dalam RAPBN Perubahan Tahun Aanggaran 2015
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
untuk disampaikan ke Badan Anggaran sesuai peraturan perundangundangan: PT Angkasa Pura II (Persero) Rp2 triliun PT ASDP (Persero) Rp1 triliun PT Pelni (Persero) Rp500 miliar PT Hutama Karya (Persero) Rp3,6 triliun PT Perum Perumnas (Persero) Rp2 triliun PT Waskita Karya (Persero) Rp3,5 triliun PT Adhi Karya (Persero) Rp1,4 triliun PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III Rp3,5 triliun PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Rp1 triliun PT Garam (Persero) Rp300 miliar
11. PT Perum Bulog (Persero) Rp3 triliun 12. PT Pertani (Persero) Rp470 miliar 13. PT Sang Hyang Sri (Persero) Rp400 miliar 14. PT Perikanan Nusantara (Persero) Rp200 miliar 15 PT Perum Perikananan Indonesia (Persero) Rp300 miliar 16. PT Dirgantara Indonesia (Persero) Rp400 miliar 17. PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) Rp200 miliar 18. PT Dok Koja Bahari (Persero) Rp900 miliar 19. PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Rp200 miliar 20. PT Aneka Tambang (Persero) Rp3,5 triliun 21 . PT Pindad (Persero) Rp700 miliar 22. PT KAI (Persero) Rp2,75 triliun 23. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Rp2 triliun 24 PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Rp250 miliar 25. PT Pelindo IV (Persero) Rp2 triliun 26. PT Krakatau Steel (Persero) (non cash) Rp956 miliar 27. PT Bahana PUI (Persero) (non cash) Rp250 miliar Catatan: PMN pada PTPN III digunakan untuk: PTPN VII Rp175 miliar PTPN IX Rp1 triliun PTPN X Rp975 miliar PTPN XI Rp650 miliar PTPN XII Rp700 miliar. (*)
Volume Ekspor Minyak Sawit Turun
V
olume ekspor minyak sawit mentah atau CPO dan turunannya asal Indonesia hanya sebesar 1,8 juta ton pada Januari 2015. Jumlah itu menurun 8 persen dibandingkan dengan ekspor pada Desember 2014 lalu yang mencapai 1,97 juta ton. “Namun jika dibandingkan secara year-on-year kinerja ekspor CPO dan turunannya mengalami kenaikan sekitar 240 ribu ton atau 15 persen ketimbang Januari 2014, yaitu sebesar 1,57 juta ton,” kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan dalam siaran pers, Sabtu (21/2/2015). Hampir semua pasar utama ekspor CPO dan turunannya, terutama China dan India, mengurangi permintaannya pada awal tahun ini. Volume ekspor CPO dan turunannya ke China tercatat turun 40 persen dari 328,45 ribu ton menjadi 196,84 ribu ton. India membukukan penurunan permintaan sebesar 39,7 persen dibandingkan dari 494,72 ribu tonmenjadi 298.27 ribu ton. Selain itu, penurunan volume ekspor juga dibukukan Amerika Serikat 15 persen, negara-negara Afrika 8
persen, Uni Eropa 3,6 persen. Penurunan tersebut tidak cukup dikompensasi dengan peningkatan volume ekspor CPO dan turunannya ke Pakistan. Sebab, penaikan permintaan dari Pakistan hanya sebesar 59 persen, dari 78,80 ribu ton menjadi 125,61 ribu ton. Sementara Timur Tengah sebagai pasar baru buat Indonesia hanya mencatatkan penaikan permintaan sebesar 9 persen atau dari 174,36 ribu ton menjadi 190,20 ribu ton. Sementara harga CPO di Bursa Malaysia merosot signifikan pada Senin (23/2/2015) setelah dua hari tidak diperdagangkan. Kontrak CPO untuk April 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka turun 0,43% ke harga 2.290 ringgit atau Rp8,07 juta per ton. Kontrak terus merosot 1,48% ke 2.269 ringgit atau Rp7,99 juta per ton pada pukul 10.02 WIB. Komoditas tersebut bergerak pada kisaran 2.268—2.294 ringgit per ton pada awal perdagangan tanggal 25 Februari 2015. Kontrak CPO untuk Mei 2014 bergerak turun 1,43% ke 2.267 ringgit atau Rp7,99 juta per ton pada pukul 10.01 WIB setelah dibuka turun 0,43% ke 2.290 ringgit per ton. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
BinaROHANI
13
Semangat dan Kerja Keras Firman Allah SWT pada Surah Al Insyirah ayat 7-8: Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada tuhanmulah engkau berharap).
Oleh Drs. Fatahuddin Harahap Petugas Kerohanian PHBI Kantor Direksi
B
erkaitan dengan firman Allah SWT pada ayat 7 di atas, banyak pendapat para mufassir dalam menafsirkannya. Pertama, apabila engkau (Muhammad SAW) telah selesai berdakwah maka beribadahlah kepada Allah SWT. Kedua, apabila engkau telah selesai melaksanakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat. Ketiga, apabila engkau telah selesai mengerjakan shalat, maka berdoalah. Dari tiga penafsiran tersebut dapat kita sinkronkan antara satu dengan yang lainnya bahwa apapun perbuatan baik yang telah kita selesaikan, hendaklah kita ikuti dengan perbuatan baik yang lain. Dengan kata lain, jangan biarkan waktu kita diisi dengan kekosongan, apalagi dengan perbuatan buruk, karena sesungguhnya kekosongan akan mengundang godaan setan, sebagaimana kekosongan juga sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah SAW merupakan bagian dari nikmat yang sering melalaikan manusia dan menjadikannya manusia yang merugi. Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat yang banyak dari manusia melalaikannya dan merugi, yaitu sehat dan kosong.” (Shahih Bukhari, Dar Ibnu Katsir, halaman 5/2357, Cetakan ketiga 1987 M). Adapun berkaitan dengan firman Allah SWT pada ayat 8 diatas, makna yang dapat dipahami adalah hendaknyalah harapan dari segenap perbuatan yang kita lakukan kita gantungkan kepada Allah SWT semata, tidak kepada selainNya. Karena hanya Dialah yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keinginan dan harapan kita. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung dalam dua ayat diatas adalah anjuran kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya untuk secara kontinyu dan berkesinambungan tanpa putus melakukan
amal shaleh (perbuatan baik). Tentunya dibarengi dengan niat ikhlas semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT, karena hanya dengan inilah kebahagian dan kesuksesan baik di dunia maupun di akherat kelak akan diraih. (Sayyid Thanthawi, Tafsir Al Wasith, hal : 1/4534). Perlu pula dipahami dan dihayati bahwa perintah untuk berusaha dan bekerja disebut terlebih dahulu (ayat 7), baru kemudian perintah untuk menggantungkan harapan kepada Allah SWT (ayat 8). Ini menjadi pertanda bahwa usahalah yang harus diupayakan terlebih dahulu baru kemudian mencurahkan harapan kepada Allah SWT. Usaha dan doa harus selalu menghiasi pribadi setiap muslim, karena betapa pun kuatnya manusia, potensinya sangat terbatas sehingga hanya harapan yang tercurah kepada Allah SWT yang menjadikan ia bertahan menghadapi hempasan ombak kehidupan yang terkadang tidak mengenal kasih. (M Quraisy Shihab, Tafsir Al Misbah, Penerbit Lentera Hati, Vol: 15, hal: 423, Cet: Pertama 2009 M). Sosok Rasulullah SAW dalam mengaplikasikan anjuran di atas dapat kita jadikan sebagai suri teladan. Dikisahkan dalam banyak riwayat bahwa beliau dalam kesehariannya selalu menghabiskan banyak waktu malamnya untuk shalat hingga kakinya terlihat membengkak. Ketika ditanya kenapa ya Rasulullah, engkau telah menyusahkan diri dengan memperbanyak melakukan shalat malam hingga kedua kakimu terlihat membengkak, bukankah Tuhan telah berjanji akan mengampuni apa yang telah dan akan engkau lakukan? Rasulullah SAW pun menjawab, “Salahkah aku untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur.” (Shahih Bukhari, hal: 1/380). Anjuran untuk selalu bekerja keras melakukan amal shaleh dalam perspektif Al Quran juga kita dapatkan dalam banyak ayat yang lain, di antaranya adalah firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 105: Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu pula rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Pada ayat di atas Allah SWT menganjurkan kita untuk banyak beramal shaleh tanpa harus khawatir bahwa amal yang kita lakukan akan sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat. Sebab, Allah SWT adalah zat yang Mahatahu dan Maha Mengenal, tidak ada satu pun amal perbuatan hamba-Nya, sekecil apa pun, melainkan akan mendapatkan balasan di sisi-Nya. Sebagaimana kita juga dalam melakukan amal shaleh tidak boleh dipusingkan dengan hasil, dikarenakan standar penilain Tuhan bukanlah dari aspek seberapa besar yang dihasilkan melainkan dari aspek proses dan kerja. Demikian, Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, dikarenakan: Pertama, bekerja keras, merupakan bagian dari perwujudan rasa syukur seorang hamba terhadap karunia dan ni’mat Tuhan yang telah dianugerahkan kepadanya. Dikisahkah dalam Al Quran bahwasannya Nabi Sulaiman as tersenyum ketika mendengar dan memahami perkataan seekor semut, kemudian ia pun memanjatkan doa: Ya Tuhanku, anugerahkan aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh (Q.S. An Naml: 19). Kedua, karena hanya dengan kerja keraslah, kesuksesan dan keberhasilan akan dapat diraih. Kesuksesan dan keberhasilan umat Islam di awal sejarahnya, yang dalam tempo yang sangat singkat mampu menyaingi bahkan mengungguli dua negara super power saat itu: Romawi dan Parsi, adalah dikarenakan kerja keras para pendahulu kita. Untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan, mereka mau bekerja keras, dengan mengorbankan harta dan raga mereka. Atas dasar itulah, kita dapatkan dalam sebuah ayat, bahwa Allah SWT menerangkan kedudukan tinggi yang dimiliki oleh para pendahulu kita yang mau bekerja keras, sebuah kedudukan tinggi di mata Tuhan mereka yang tentunya tidak diraih dan dimiliki oleh yang malas dari kalangan
mereka. Tidaklah sama antara orang yang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar (Q.S. An Nisaa: 95). Konteks diturunkannya ayat di atas memang dalam kaitan perbandingan antara orang-orang yang mau berperang di jalan Allah dengan harta dan jiwanya dengan orang-orang yang lebih memilih duduk dan tidak ikut berperang tanpa halangan. Akan tetapi dalam hemat kami makna ayat tersebut tidak hanya diperuntukkan untuk konteks tersebut, malainkan ia bersifat umum. Seperti dalam
konteks kekinian, tentunya berbeda antara orang yang mau bekerja keras, bahkan sampai mengorbankan harta dan jiwanya dalam proses pencarian ilmu pengetahuan dengan orang yang enggan untuk bekerja keras dalam proses pencarian ilmu pengetahuan. Karena bukankah pada era sekarang keunggulan ditentukan dengan seberapa luas penguasaan kita terhadap ilmu pengetahuan, sebagaimana bukankah juga dalam sebuah ayat diterangkan secara gamblang, bahwasannya menuntut ilmu adalah sama dan sejajar dengan keluar berperang di jalan Allah SWT : (Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya ( QS. Surah At Taubah: 22).
Minuman Peningkat Kekebalan Tubuh SISTEM kekebalan tubuh melindungi kita dari berbagai infeksi yang menyerang tubuh. Dengan memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, akan membuat Anda hidup sehat lebih lama. Memang, banyak penyakit dan obat-obatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh kita. Namun, hal itu bisa dihindari dengan mengonsumsi beberapa minuman yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Banyak buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin, mineral dan aktioksidan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Seperti delapan jenis minuman berikut, yang apabila dikonsumsi secara rutin, akan memberikan Anda sistem kekebalan tubuh yang kuat. Berikut selengkapnya. 1. Jus lemon. Jus lemon merupakan salah satu minuman terbaik untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Minuman ini kaya akan vitamin C. Jus lemon juga membantu menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh Anda. Jika diminum secara teratur, tubuh Anda akan lebih rentan terhadap infeksi. 2. Cuka sari apel. Bahan utama dari minuman ini adalah jus apel. Jus apel kaya akan vitamin, mineral, kalsium, kalium, natrium, fosfor, klorin, magnesium, zat besi dan fluor. Semuanya sangat diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jus apel juga mengandung cairan asam yang dapat membantu meningkatkan efisiensi sistem kekebalan tubuh. 3. Teh hijau. Teh hijau merupakan minuman yang sempurna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Minuman ini mengandung zat yang disebut epigallocatechin (EGCG). Zat ini bisa melawan infeksi bakteri dan virus. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa EGCG terbukti dapat mengontrol perkembangan kanker. (dbs)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
OPINI
Menjelang Akhir Kepengurusan SPPN 7 Periode 2011—2015 Pada tahun 2002, dengan latar belakang pendidikan S1 Pertanian, membawa saya bekerja di PT Perkebunan Nusantara 7 pada bidang tanaman. Sebagai pekerja, saya sangat memahami dinamika yang dialami kawan-kawan di balik rimbun hijau dunia perkebunan. Bukan sekedar tahu dari cerita, karena memang saya mengalaminya sendiri.
Oleh Puji Supriyanto, S.P. Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial Pekerja SPPN VII Pusat
S
14
ejarah perkebunan di Bumi Indonesia tidak lepas dari peran kolonial Belanda, yang menjajah bangsa ini tidak kurang dari 3,5 abad lamanya. Barangkali karena pengaruh kolonial tersebut, “superioritas” pemimpin di perkebunan sangat kentara. Pekerja terbiasa bekerja di bawah “perintah”, sehingga kebanyakan pekerja seringkali kehilangan kepercayaan diri. Inilah yang kemudian membuat mereka tidak menemukan solusi tepat ketika dihadapkan dengan permasalahan, khususnya dalam hal hubungan industrial di tempatnya bekerja. Tidak sedikit pekerja yang memilih jalan resign atau berhenti bekerja ketika terbentur dengan beberapa persoalan hubungan industrial ini. Masalah lain yang juga dihadapi pekerja di PTPN 7, dan selalu menjadi pokok bahasan Perundingan Kerja Bersama (PKB) antara Serikat Pekerja dan Manajemen, yaitu seputar skala gaji, perlindungan hukum dan keselamatan kerja, dan pelayanan kesehatan. Sehingga jika ada pertanyaan, siapa yang paling memahami permasalahan pekerja di sektor perkebunan? Saya kira kita semua tahu jawabannya. Yang paling memahami permasalahan pekerja, tidak lain dan tidak bukan adalah para pekerja itu sendiri. Dalam memperjuangkan hak-haknya, pekerja tidak mampu jika secara individu. Perjuangan hak-hak pekerja harus dilakukan secara kolektif atau bersama-sama dalam satu wadah. Organisasi yang tepat tentunya adalah serikat pekerja. Itulah perlunya dibentuk serikat pekerja di setiap perusahaan. Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) 7 sebenarnya bukan sekedar organisasi “kumpulan” pekerja yang ada di PTPN 7, melainkan lebih kepada gerakan (movement) yang dalam sejarah pergerakannya tumbuh bersama
sejarah tumbuhnya perusahaan. Fenomena yang disayangkan, di unit kebun kebanyakan pekerja belum memahami fungsi dan tujuan serikat pekerja. Padahal, menjadi anggota atau pengurus SPPN 7 adalah sangat mudah dan terbuka. Pendek kata, keanggotaan mereka dalam serikat pekerja belum karena kesadaran, melainkan karena ikut-ikutan. Padahal, berserikat tanpa diikuti dengan kesadaran, begitu ada sedikit tekanan akan membuat mereka mundur. Pemahaman tentang fungsi dan tujuan serikat pekerja dengan cara lebih mengaktifkan keberadaan SPPN 7 di unit kebun, dengan program sosialisasi atau pendidikan serikat pekerja sangat perlu dilakukan. Melalui pendidikan, anggota menjadi lebih peduli terhadap kondisi dan kehidupan pekerjaan mereka, dan mampu mendapatkan solusinya. SPPN 7 merupakan kekuatan pekerja yang membangun pergerakan dan tujuan organisasinya. Maka, pekerja atau anggota hendaknya diberikan bekal pengetahuan dan keterampilan. Setelah bertahun-tahun bekerja dan aktif menjadi anggota SPPN7 pada tahun 20032006 saya dipercaya menjadi Ketua Cabang SPPN 7 Unit Senabing. Berikutnya pada tahun 2010-2011 menjabat Ketua Cabang SPPN 7 Unit Bergen. Dan pada tahun 2011 amanah perjuangan saya semakin besar. Ketika itu dan sampai dengan sekarang saya dipercaya sebagai Ketua V SPPN 7 Pusat, Bidang Kesejahteraan Sosial Pekerja. Sejak saat itu, ada dua hal yang selalu mengusik hari-hari saya dan menjadi keinginan yang harus diwujudkan. Pertama, menjadikan pekerja di PTPN 7 sejahtera dan bermartabat, tidak termarjinalkan di tempat kerjanya sendiri. Kedua, sebagaimana dalam UU No. 13 Tahun 2003, salah satu fungsi serikat pekerja adalah memelihara hubungan nyaman/hubungan industrial harmonis. Karena peningkatan upah, bonus, jaminan kesehatan, dan sebagainya, hanya bisa didapatkan kalau hubungan antara pekerja dan manajemen di-
pelihara secara harmonis. Sehingga yel-yel “Perusahaan Sehat, Pekerja Sejahtera” yang sering berkumandang pada hiruk-pikuk konsolidasi atau perundingan, tidak hanya sekedar “slogan”, melainkan dapat terwujud seperti citacita awalnya. Peran dan sumbangsih SPPN 7 tidak hanya semata-mata untuk pekerja atau anggotanya saja. Keberadaannya juga sebagai jembatan komunikasi antara PTPN 7 dan pekerja. Bentuk lainnya dalam hal meningkatkan profesionalisme dan produktivitas pekerja atau anggota dalam menjalankan tugas sebagai pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat dalam rangka program
perusahaan melaksanakan good corporate governance (GCG). Tak kalah pentingnya, SPPN 7 juga menjadi “benteng” kokoh dalam melindungi dan menjaga seluruh aset perusahaan, terutama dalam kasus-kasus okupasi lahan. Pekerja haruslah bersatu mempertahankan eksistensi perusahaan, karena di situlah pekerja bergantung. Tidak terasa Kepengurusan SPPN 7 Pusat periode 20112015 segera berakhir. Namun perasaan kami adalah sama seperti awal menjadi Pengurus SPPN 7 Pusat, penuh semangat serta keinginan kuat untuk terus memperjuangkan kesejahteraan pekerja, sekaligus memajukan
perusahaan. Terlepas dari tantangan selama menjalankan amanah, kami tidak pernah pesimistis dalam memperjuangkan hakhak pekerja dan memajukan perusahaan. Tentu pada periode kepengurusan selanjutnya akan lahir generasi baru untuk melanjutkan estafet kepemimpinan SPPN 7. Karena perjuangan dalam melindungi hak-hak pekerja, martabat pekerja, pengawalan PKB, dan sebagainya tidak boleh terhenti sampai di sini. SPPN 7 kedepannya harus memiliki kepengurusan yang solid dan berani, karena pekerja merupakan gerakan yang memberikan kekuatan dan bersama serikat pekerjanya melakukan transformasi perubahan dan perbaikan kondisi perusahaan dan pekerjanya. Kita harus bangga menjadi bagian dari sejarah dan perjuangan panjang PTPN 7 dan SPPN 7. Mari sukseskan Mubes SPPN 7 Tahun 2015! (*)
Cara Ampuh Menghilangkan Stres Stres, depresi, bad mood, dan juga frustrasi merupakan hal yang tidak asing dari kehidupan kita. Banyak orang yang mengalami masalah tersebut, namun tidak tahu cara mengatasinya, sehingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman berkepanjangan. Dalam artikel ini akan dibahas cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut secara alami. Dengan begitu, good mood dapat Anda rasakan kembali, sehingga aktivitas yang dijalani dapat berjalan dengan lancar.
1. Meditasi Cara pertama untuk mengatasi masalah di atas yaitu dengan melakukan meditasi. Ini karena meditasi sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan pikiran dan dapat meningkatkan mood pada seseorang. Sebaiknya, Anda melakukan meditasi selama kurang lebih 30 menit setiap hari. Pilihlah tempat yang sunyi dan tenang. Bagi umat Muslim dapat dilakukan dengan menjalankan sholat dan banyak berdoa. Hal itu sangat baik untuk membuat pikiran menjadi rileks dan nyaman.
2. Berolahraga Melakukan olahraga ringan seperti senam, jalan kaki, jogging atau bersepeda merupakan cara ampuh untuk menghilangkan stress, depresi, bad mood dan juga frustasi. Ini karena, dengan melakukan olahraga, tubuh dapat menghasilkan senyawa kimia yang disebut endorphins di dalam otak. Hal tersebut berfungsi untuk membuat otot-otot tubuh menjadi rileks.
3. Minum Air Putih Kurang mengonsumsi air putih dapat membuat perasaan seseorang menjadi bad mood dan cepat emosi. Sehingga
untuk menghindari hal itu, Anda sebaiknya mengkonsumsi air putih dengan cukup minimal 2 liter atau 8 gelas per hari. Air putih juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan membuang racun dalam tubuh. Selain itu, dengan mengkonsumsi air putih yang cukup, maka akan membuat Anda menjadi awet muda.
4. Istirahat yang Cukup Saat Anda kurang tidur, maka tubuh Anda menjadi lemas, bad mood dan timbul perasaan mudah marah. Untuk menghindari hal itu, usahakan untuk tidur yang cukup pada malam hari. Ini dikarenakan, saat tidur dapat membuat otak menjadi rileks dan memperbaiki selsel tubuh yang rusak.
5. Konsumsi Makanan Bergizi Pola makan yang sehat juga akan mempengaruhi kerja otak Anda. Dengan mengkonsumsi makanan yang terpenuhi kebutuhan gizinya, maka Anda akan menjadi lebih aktif dan mampu menjagakonsentrasi. Konsumsilah sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat, hal itu untuk membuat proses metabolisme dalam tubuh Anda menjadi lancar. (tim)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
NUANSA Oleh Anton Setyo Nugroho Staf Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir DKP-Mahasiswa Doktoral di Saga University, Jepang
D
ilatar belakangi dengan sumberdaya alam yang miskin, Jepang menjadi bangsa yang berpola pikir untuk selalu “berkreasi dan menciptakan” di segala bidang, termasuk bidang pertaniannya. Pasca kekalahan pada Perang Dunia II, Jepang mulai beralih pada pembangunan ekonomi dengan pertanian sebagai prioritas utama saat itu. Kebijakan pembangunan pertanian yang diambil Pemerintah Jepang telah diperhitungkan memiliki efek jangka panjang untuk keberlangsungan pertanian. Selain itu beberapa kebijakan saling mendukung untuk memunculkan dampak yang besar. Salah satu kebijakan yang diambil dan manfaatnya dirasakan sampai saat ini adalah Peraturan Nasional tentang Konsolidasi (Penyatuan) Lahan tahun 1961. Kebijakan ini diambil karena kepemilikan lahan pertanian saat itu terpecah-pecah dan luasannya kecil sehingga tidak efektif. Kebijakan konsolidasi lahan tersebut berlaku secara nasional dan wajib bagi seluruh petani di Jepang. Untuk mendukung kebijakan ini, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Lokal juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur sekitar kawasan pertanian seperti jalan usaha tani, saluran air, dll. Tidak heran bila saat ini kepemilikan lahan pertanian berkisar antara 10–30 hektar/KK dan berada sekitar jalan raya (yang dulunya merupakan jalan usaha tani). Dengan luas kepemilikan lahan yang besar dan terpusat pada satu lokasi, membuat produktivitas pertanian Jepang sangat tinggi. Hal ini sangat besar manfaatnya terutama karena pertanian hanya bisa dilakukan satu musim (Jepang memiliki 4 musim) yaitu pada musim panas. Produktivitas yang tinggi akan menutupi masa tidak produktif pada musim dingin dan gugur. Peran Koperasi Pertanian Peran pemerintah dalam pembangunan pertanian secara umum semakin lama semakin berkurang. Saat ini pemerintah Jepang hanya berfungsi sebagai pembuat peraturan dan mengeuarkan kebijakan. Sementara berbagai aktivitas lapangan banyak diambil alih oleh Japan Agriculture Cooperative (JA Cooperative) atau sejenis koperasi pertanian di Indonesia. Sebenarnya terdapat beberapa organisasi pertanian di Jepang, namun yang paling dominant adalah JA Cooperative. JA Cooperative pada awalnya merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang sejak awal 1900-an, dan beranggotakan para petani. Tujuannya untuk membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan petani. Ini berarti bahwa harus terjadi mobilisasi massa petani, mengatur perusahaan pertanian dan aktivitas mereka, serta memperkuat perekonomian mereka. Agar berhasil menjalankan fungsinya, setiap petani wajib menjadi anggota JA cooperative. Keharusan ini sudah diterapkan sejak tahun 1931. Oleh karenanya saat ini seluruh petani di Jepang otomatis menjadi anggota JA Cooperative.
15
Mengenal Pertanian dan Koperasi di Jepang Porsi lahan pertanian Jepang hanya 25% dari total wilayahnya yang sebagian besar berupa pegunungan. Namun jumlah yang kecil tersebut mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Jepang. Saat ini JA Cooperative telah benarbenar bebas dari pemerintah dan merupakan lembaga swasta murni yang kepengurusannya terdiri dari para petani. Namun demikian kerja sama dengan pemerintah semakin meningkat. Saat ini seluruh wilayah Jepang memiliki JA Cooperative yang secara umum tugas nya adalah sangat banyak yakni: • Memberikan nasehat dalam mengelola usaha tani, penguasaan teknologi, dan penyebaran informasi pertanian. • Mengumpulkan, mengangkut, dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian. • Penyediaan sarana produksi. • Mengatur pengolahan produk pertanian dan penyimpanan produk. • Sebagai bank. • Sebagai badan asuransi, dan • Menyediakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya petani.
Jaringan usaha yang kuat Untuk menjalankan fungsi tersebut JA Cooperative memiliki jaringan kerjasama yang sangat besar dengan dengan pasar local khususnya supermarket, pasar internasional, dan pemerintah. Selain itu JA Cooperative juga memiliki berbagai fasilitas pertanian yang tersebar di seluruh Jepang seperti Packaging center, Processing center, Pasar Saprodi, Pasar penjualan langsung (direct sale market), supermarket, gudang, penggilingan beras, fasilitas pembuatan pupuk organik, dll.
Distribusi produk terjamin Dengan adanya JA Cooperative beberapa peran penting dan krusial bagi petani telah diatasi terutama untuk pemasaran. JA Cooperative memberikan jaminan semua produk petani terjual dengan harga diatas rata-rata dan tentu saja ini memakmurkan petani. Pada prinsipnya terdapat tiga alternatif distribusi dan pemasaran produk yang ditawarkan JA Cooperative untuk para produsen (petani), yaitu: 1) Produk dibeli langsung oleh JA Cooperative dengan harga di atas harga pasar (khususnya produk tertentu yang dianggap vital); 2) Petani dapat mendistribusikan sendiri namun melalui petunjuk (advise) dari JA Cooperative (biasanya petani ingin mencari buyer yang lebih tinggi lagi dari JA Coop,); 3) Petani dapat menitipkan produk mereka kepada JA Coop. untuk dijualkan oleh JA Coop. (biasanya perlu waktu agak lama dan hanya untuk produk-produk yang tidak terlalu penting).
Fungsi Perbankan Sistem distribusi produk yang paling populer adalah produk dibeli langsung oleh JA Cooperative. Produk petani yang sudah dibeli oleh JA Coop juga aman dari segi finansial, karena uang hasil penjualan langsung masuk ke rekening petani
yang otomatis ada di JA Cooperative karena juga berfungsi sebagai bank. Fungsi bank yang dikelola JA Cooperative kurang lebih sama dengan bank komersial lainnya. Hanya nasabahnya para petani. Bank JA Cooperative juga menyediakan pelayanan pinjaman modal untuk pengembangan usaha pertanian. Setiap surplus dari hasil penjualan produk pertanian diarahkan pada investasi dan perluasan usaha pertanian. Dengan demikian fungsi JA Coop sebagai bank sangat besar kontribusinya bagi kemajuan pertanian di Jepang.
Fungsi jasa JA Cooperative juga mempunyai peran dalam memberikan pelayanan penting lainnya bagi petani Jepang. Diantaranya adalah dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian (termasuk peralatan mesin pertanian), memberikan asuransi produk pertanian, dan pelayanan kesehatan bagi petani. Berkat pelayanan JA Cooperative atas penyediaan sarana produksi pertanian, para petani mendapat kepastian atas keperluan usaha tani mereka, karena mereka tidak perlu bersusah payah mencari distributor. Sementara itu asuransi produk sangat membantu petani dalam menjaga keselamatan produk mereka. Sedangkan fungsi pelayanan kesehatan petani merupakan suatu ide cemerlang yang menunjukkan betapa pemerintah Jepang dan JA Cooperative sangat menghargai dan menjamin kehidupan para petani mereka.
Subsidi harga dari Pemerintah Meskipun saat ini banyak produk pertanian murah juga melanda Jepang (terutama dari China), namun kemakmuran petani masih tetap terjaga dan bahkan meningkat. Karena selain peran JA Coop yang begitu besar. Pemerintah juga memberikan subsidi harga jual untuk produk tertentu petani local. Pada saat produk petani dibeli oleh JA Coop (produk tertentu) pemerintah telah menyubsidi sekitar 50% lebih tinggi dari harga pasar dan JA Coop menjualnya kembali sama dengan harga pasar. Ini dilakukan ketika harga untuk produk yang sama dari luar harganya lebih murah. Dengan demikian petani Jepang tetap terlindungi dan produk mereka tetap terbeli oleh masyarakat. Dari mana datangnya subsidi tersebut? Tentu saja datang dari industri otomotif, elektronik, jasa, dan sumber pemasukan lainnya yang tersedia yang dapat menyubsidi silang pertanian. Kita pasti sudah mengetahui bahwa Jepang sangat unggul dibidang otomotif dan elektronik dan pasar produk mereka ada di seluruh dunia.
Prioritas pada produk lokal Selain memberikan subsidi pada produk tertentu yang dianggap vital
(seperti gandum, sugar bit, jagung, kentang, dll) pemerintah Jepang dan JA Cooperative juga mengeluarkan kebijakan agar pasar lokal memprioritaskan produk lokal. Supermarket-supermarket dipastikan untuk menyediakan outlet khusus bagi para petani agar dapat melakukan direct sale produk mereka (namun tentu saja kualitas sudah bukan menjadi halangan). Setiap outlet yang tersedia untuk produk petani local harus dilengkapi dengan photo dan data produsernya (Petani). Tujuannya adalah agar konsumen bisa lebih mengenal siapa yang menghasilkan produk tersebut. Beberapa pasar memang dirancang khusus untuk para petani agar dapat menjual langsung produk mereka. Sebut saja Niseko Town Direct Sale Station yaitu sebuah pasar langsung di Kota Niseko (Hokkaido) yang khusus menyediakan outlet penjualan langsung untuk 60 petani. Tidak hanya itu para petani juga langsung memanajemen semua aktivitas mulai dari penentuan harga (bar code), labeling, dan packaging. Hanya kasir saja yang dilakukan oleh petugas khusus. Para petani akan mendapatkan informasi langsung melalui SMS atau internet tentang produk apa saja yang sudah laku atau produk mana yang permintaannya tinggi. Informasi tersebut bisa ditanya kapan saja, tergantung kebutuhan.
Sistem manajemen yang baik Peran dan fungsi JA Cooperative tidak akan berjalan sesuai rencana jika tidak dikendalikan dengan system manajemen yang baik. Mulai dari manajemen intern sampai manajemen yang terkait kerjasama dengan pihak pemerintah dan jaringan pasar. Hal sekecil apapun diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pihak JA Cooperative untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan mereka demi memakmurkan petani dan masyarakat Jepang. Di sisi lain, Pemerintah Jepang memahami benar bahwa meskipun sudah menjadi Negara industri maju, namun memandang pertanian sebagai salah satu penentu kemakmuran Jepang. Oleh karena itu, meskipun lahan pertanian cuma menempati kurang dari 25% dari total areal Jepang namun Pemerintah Jepang sangat memperhatikan pengelolaannya.
Pertanian organik, agrowisata, dan konservasi Konsep pembangunan pertanian di Jepang sejak tahun 1980-an sudah mengacu pada tiga hal pokok yaitu pertanian organik, green tourism, dan konservasi lingkungan. Pertanian organik bertujuan menghasilkan produk pertanian yang aman, berkualitas, dan sehat konsumsi. (*)
TABLOID BULANAN No.101/Februari 2015
16
Menanti Tetesan Getah Afdeling Kalianda Afdeling Kalianda menjadi kebun baru penghasil lateks, setelah kembali dikelola dan dibudidayakan PTPN VII. Kebun seluas 820 ha tersebut pernah terlepas dari genggaman selama 10 tahun. Baru pada tahun 2009 bisa diambil alih dan dibudidayakan.
K
ini areal yang sudah ditanami karet seluas 540 ha dan yang sudah mulai disadap sejak 3 bulan lalu seluas 140 ha,” kata Manajer Unit Bergen Riawan Syarief, didampingi Asisten Kepala Tanaman Unit Bergen Rinaldo Natsir dan Asisten Tanaman Afdeling Kalianda Gogor Riyo Subayu, beberapa waktu lalu. Menurut Riawan, ada yang istimewa di Afdeling Kalianda, yaitu semua penyadap merupakan tenaga baru yang diambil dari masyarakat sekitar. “Sebelum sadap perdana empat bulan lalu, kami merekrut 36 tenaga baru dari warga sekitar untuk menjadi penyadap,” katanya. Banyak yang kurang setuju dengan langklah ini, karena untuk panen tanaman baru haruslah diberikan kepada penyadap yang berpengalaman. Namun, setelah melalui pelatihan selama sepekan, ternyata para penyadap baru tersebut mampu menjalankan tugas dengan baik. “Ada satu yang gugur, karena memang tidak bisa. Yang lainnya,
“
ternyata bisa bekerja dengan baik,” katanya. Bahkan, cara kerja para penyadap baru tersebut mendapat pujian dari banyak pihak dari kebun-kebun lain dan Kantor Direksi, terutama dalam hal pemakaian kulit. Kabar cepat menyebar sehingga hampir semua manajer kebun di lingkungan PTPN VII telah meninjau ke
Kalianda. “Asisten dan mandor dari Kedaton bahkan berkunjung ke Kalianda untuk belajar kembali, terutama dalam hal pemakaian kulit,” kata Riawan Syarief. Tentu saja hal itu menjadi kebanggaan. Meski pada mulanya Riawan Syarif dan para stafnya juga khawatir, kini tidak lagi. “Kami yakin penyadap baru akan lebih disiplin jika dilatih dan
dididik dengan benar. Semoga mereka tidak gampang terpengaruh dengan cara kerja yang kurang baik,” katanya. Pada Oktober 2015 mendatang tanaman karet seluas 240 ha juga akan dibuka sadap. Jadi, dibutuhkan lagi banyak tenaga penyadap. “Kami akan rekrut lagi tenaga baru dari warga sekitar dan melatih mereka,” katanya. Dia menyebut produktivitas TM baru tersebut juga bagus, produktivitasnya pada bulan ketiga rata-rata 18 gram per pohon. Sementara pertumbuhan karet juga homogen, meski ada sebagian kecil yang kerdil, terutama yang berada di lahan berpadas. “Lokasi itu sebaiknya untuk perumahan saja, karena solumnya sangat tipis dan di bawahnya batu padas,” ujarnya. Di Kebun Kalianda saat ini masih tersisa lahan seluas hampir 300 ha yang rencananya seluas 240 ha akan ditanami hortikultura dan sisanya untuk fasilitas pariwisata. Memang ada rencana untuk membangun objek wisata di lokasi tersebut, karena lahan bagian selatan memang berupa pantai. (tim)