IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Ika S Lestari 11511049
JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
i
ii
IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Ika S Lestari 11511049
JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
… َي َف ِع ا الَّل ُها اَّل ِع يا َف ُه ا ِع ْر ُه ا اَّل ِع ياُه وُه ا اْر ِعلْر ا َف ٍت …اا َف َف َف َف َف َف ْر ْر َف َف ...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat... (Q.S. Al-Mujadilah: 11)
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini kepada : o Suamiku tercinta Hafiz Rafi Uddin yang selalu memberi perhatian dan dukungan moril dan spirituil o Buah hatiku yang menjadi inspirasi untuk menyelesaikan skripsiku ini. o
Ayah dan Ibu yang tercinta karena dengan do’a serta kasih sayang yang tulus serta bimbingan sehingga aku dapat menempuh kuliah di perguruan tinggi
o Mertuaku Bapak Makmuri dan Ibu Fahimah yang selalu memberiku motivasi dalam menyelesaikan skripsiku o Sahabat- sahabatku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan solusi dalam segala kesulitanku o MI Asas Islam, yang membantu penulis sehingga skripsi ini menjadi sempurna o Semua Guru dan Dosenku, semoga ilmu yang engkau berikan bermanfaat o Almamater IAIN Salatiga yang tercinta dan selalu terkenang selamanya
ix
Kata Pengantar Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun 2015-2016” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tersanjungkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa cahaya terang untuk kita semua dan yang selalu kita nantikan syafa’atnya di yaumul kiyamah nanti. Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Tarbiyah Program PGMI Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kami. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah menjadi wali dan dosen PGMI untuk memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kami.
x
4. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan kepada penulis sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 5. Segenap Bapak Ibu dosen yang telah membimbing, dan mendidik penulis selama belajar di Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga. 6. Bapak Kepala dan Guru MI Asas Islam Kalibening yang telah memberi izin dan bantuan penulis selama mengadakan penelitian 7. Suamiku tercinta, Hafiz Rafi Uddin yang telah banyak memberikan dukungan pada penulis. 8. Buah hatiku yang menjadi inspirasi untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini. 9. Ayah dan Ibu tercinta yang dengan sabar mengasuh penulis sehingga dapat menyelesaikan study dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sebab itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Salatiga, 7 Maret 2016 Penulis
IKA SRI LESTARI NIM. 11511049
xi
ABSTRAK Lestari, Ika Sri. 2016. Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat Kota Salatiga Tahun 2015-2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). IAIN Salatiga. Pembimbing Dra. Sri Suparwi, M.A Kata Kunci: Card Sort, Bahasa Inggris Penelitian ini membahas Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pemebelajaran Di Kelas Empat Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ), dengan permasalahan penelitian adalah (1) Bagaimana pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort. (2) Bagaimana bentuk metode pengajaran card sort. (3) Apakah kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas di MI Asas Kalibening. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian kualitatif yaitu lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis, dibandingkan dengan angka-angka. Adapun penelitian kualitatif ini menggunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Hasil Penelitian menunjukkan (1) Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort, adapun bentuk pelaksanaan metode ini dituangkan didalam RPP mata pelajaran bahasa inggris kelas empat. (2) Pemahaman guru MI Asas kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort, ada sebagian guru yang bukan mapel bahasa inggris belum sama sekali memahami metde card sort dikarenakan tidak pernah mencari refrensi di internet dan buku-buku yang mengajarkan tentang metode-metode pengajaran yang sesuai diterapkan dalam mata pelajaran sekolah. (3) Hambatan yang di hadapi dalam menerapkan metode card sort sangat beraneka ragam bisa dari lingkungan, peserta didik sendiri, pengaruh teknologi, dan tenaga pendidik itu sendiri. Tetapi yang perlu di ingat bahwa setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, setiap ada hambatan pasti ada solusi yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan hambatan tersebut salah satunya adalah kerjasama yang dibangun antara pihak sekolah, wali murid dan siswa MI Asas Kalibening Kota Salatiga
xii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .............................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
ii
PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI .......................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................
iv
MOTTO .....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .....................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
7
E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan .......................................
8
F. Definisi Operasional .................................................................
9
G. Metode Penelitian .....................................................................
16
H. Sistematika Penulisan Penelitian ..............................................
26
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pengajaran ...................................................................
28
B. Mengajar Sebagai Profesi .........................................................
29
C. Pemilihan Dan Penentuan Metode Pengajaran .........................
31
xiii
D. Pengertian Metode Card Sort ....................................................
43
E. Sejarah Singkat strategi pembelajaran card sort .......................
35
F. Langkah-langkah strategi pembelajaran card sort ....................
35
G. Ciri-ciri metode pengajaran card sort .......................................
37
H. Mata Pelajaran Bahasa Inggris .................................................
38
BAB III PAPARAN TEMUAN
DATA
A. Kondisi Umum Kalibening
MI
DAN
Asas
HASIL
Islam
1. Letak Geografis .................................................................
41
2. Sejarah Berdirinya MI .......................................................
42
3. Tata Tertib Sekolah ...........................................................
42
4. Profil Madrasah .................................................................
44
5. Ciri khas dan keunggulan ..................................................
47
B. Paparan Peneliti
Data
Temuan
1. Pemahaman Guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort ......................... 2. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort ............. 3. Hambatan dan solusi metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Kalibening .........................................................................
50 53 55
BAB IV PEMBAHASAN 1. Pemahaman Guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort ......................... 2. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort ............. 3. Kelebihan dan Kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Kalibening .........................................................................
xiv
58 60 63
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan .......................................................................
66
2. Saran ..................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Daftar Prestasi Lomba Siswa Tahun 2015.........................
47
2. Tabel 3.2 Daftar Prestasi Lomba Sekolah Tahun 2015 ..................... 48
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Penekanan proses pembelajaran dalam interaksi antara guru dan siswa adalah siswa sebagai subjek pokoknya. Siswa bukanlah objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur semuanya oleh guru. Proses pembelajaran yang sesungguhnya ditekankan pada peran siswa sebagai subyek dalam belajar. Sebagai subyek dalam pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan bakat dan segala potensi yang dimiliki siswa. Keaktifan siswa dapat diwujudkan baik keaktifan secara fisik maupun keaktifan mental. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Tugas guru tidak hanya berperan mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi membelajarkan siswa untuk membentuk kompetensi dan pencapaian makna tertinggi. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator yaitu membantu siswa sehingga mengantarkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang bermakna.
1
Anderson (1989) menyebutkan bahwa guru yang efektif mempunyai karakteristik : mempunyai kemampuan, pengetahuan yang luas, dan kualitas personal yang baik. Maka dari itu Komunikasi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran bermakna dapat berlangsung efektif. Komunikasi berperan penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya yakni untuk menyampaikan pesan atau informasi yang bersifat mendidik kepada siswa. Demikian halnya siswa sebagai subjek belajar tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru, tetapi juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan maupun mengungkapkan gagasan. Proses pembelajaran melalui komunikasi aktif guru-siswa, siswasiswa, dan siswa-guru dapat tercapai jika terjadi sinergi antara berbagai komponen di antaranya metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran bahasa inggris kelas 4 MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga yang berjumlah 43 siswa, diketahui bahwa proses pembelajaran bahasa inggris belum melibatkan keaktifan berkomunikasi siswa secara menyeluruh. Penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru adalah dengan peta konsep yang disertai dengan pemberian sejumlah pertanyaan kepada siswa untuk merangsang keaktifan berkomunikasi siswa terhadap pembelajaran. Pada awalnya, siswa antusias menjawab pertanyaan dari guru, namun jawaban yang diberikan merupakan jawaban yang serempak. Saat di tengah proses belajar mengajar, siswa tidak
2
bersemangat menjawab pertanyaan dari guru dan hanya bersedia menjawab bila ditunjuk oleh guru. Bahkan meski sudah dipancing dengan pertanyaan dan contoh-contoh yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terdapat keengganan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. Antusiasme siswa semakin lama semakin berkurang dan siswa tampak bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang menyatakan selama pembelajaran keaktifan siswa dalam bertanya sangat kurang, apalagi untuk mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat, tidak ada siswa yang berani berpendapat. Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan siswa untuk bertanya kepada guru karena malu, takut, tidak tahu, dan bila ada hal-hal yang kurang jelas lebih memilih bertanya kepada teman. Selama kegiatan belajar mengajar, komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa berlangsung satu arah, karena kurangnya keaktifan berkomunikasi dari siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Keaktifan berkomunikasi dalam belajar siswa yang meliputi keaktifan dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan menanggapi pendapat masih rendah dan hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Keaktifan berkomunikasi dalam proses pembelajaran didominasi oleh siswa tertentu dapat disebabkan oleh tingkat berpikir siswa yang berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat. Melihat keberagaman pribadi yang dimiliki siswa, maka perlu diterapkan strategi
3
pembelajaran yang dapat membuat keseluruhan siswa aktif berkomunikasi dalam proses belajar. Menurut keterangan guru, selama ini strategi pembelajaran yang digunakan belum bervariasi karena pengajaran terfokus untuk menghabiskan materi sehingga kurang memperhatikan segi keaktifan siswa. Sementara menurut siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah sehingga pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan relatif sedikit kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga perlu penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang menampung semua perbedaan dan karakteristik yang dimiliki siswa serta merangsang siswa aktif dalam pembelajaran adalah strategi pembelajaran aktif (active learning). Dalam hal ini active learning harus memperhatikan media pengajarannyan, menurut Sudjana dan Rivai (2005) media pengajaran yang baik meliputi : a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran. c. Kemudahan dalam memperoleh media. d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya. e. Sesuai dengan cara berfikir siswa. Sehingga dapat disimpulkan Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Siswa dikondisikan dalam
4
sikap mencari bukan sekedar menerima, melalui proses penyelidikan atau proses bertanya, sehingga hasil belajar yang maksimum dapat diperoleh siswa. Pembelajaran aktif dapat dikombinasikan dengan pembelajaran kolaborasi yaitu siswa bekerja dalam tim dan terdapat pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama. Siswa dengan kemampuan akademik yang lebih tinggi dapat mengajarkan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa lain sehingga terjadi komunikasi aktif
dalam pembelajaran. Ada banyak
teknik dalam pembelajaran aktif, salah satunya adalah Card Sort. Card Sort merupakan teknik pembelajaran aktif yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pemberian tugas terkait dengan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa melalui cara yang menyenangkan. Card Sort diterapkan dalam pembelajaran dengan cara siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi yang cocok dengan satu atau beberapa kategori dan diminta untuk mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama. Siswa berkelompok dalam kategori yang sama kemudian mempresentasikan kategorinya di depan kelas. Gerakan fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menghilangkan kejenuhan siswa selama pembelajaran. Alasan pemilihan Card Sort adalah melalui teknik Card Sort siswa dilibatkan secara aktif dalam situasi yang menyenangkan. Kejenuhan dan kebosanan siswa dapat teratasi melalui gerak aktif saat siswa berkeliling mencari kartu indeks yang kategorinya sama yang dimiliki oleh siswa lainnya. Keaktifan berkomunikasi siswa dalam belajar dapat terakomodasi saat kerja
5
kelompok
dan
presentasi.
Keberanian
siswa
untuk
bertanya
dan
mengemukakan pendapat dapat dilatih melalui kerja kelompok dan presentasi. Siswa tidak hanya aktif fisik, tetapi juga secara mental aktif yang meliputi kegiatan bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat. Penggunaan strategi pembelajaran aktif Card Sort dapat dilengkapi dengan media pembelajaran yang menarik dan interaktif. Media pembelajaran secara umum berperan sebagai jembatan komunikasi antara guru dan siswa yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar lebih efektif dan lebih mudah ditangkap oleh siswa. Sementara pelajaran bahasa inggris merupakan materi pelajaran yang disajikan tidak hanya secara verbal saja, tetapi
membutuhkan
pengalaman
langsung
minimal
melalui
media
pembelajaran. Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
mengambil
judul
penelitian:
“IMPLIKASI
METODE
PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 – 2016 )”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
6
1. Bagaimana pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort? 2. Bagaimana bentuk metode pengajaran card sort? 3. Apakah Kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Asas Kalibening?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort. 2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan bentuk metode pengajaran card sort. 3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Asas Kalibening.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang Implikasi Metode
7
Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ). 2. Secara Praktis a) Bagi peneliti adalah untuk dapat belajar dan memahami tugas berat guru sekaligus mengetahui lebih jauh permasalahan pembelajaran di sekolah sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi calon guru yang profesional serta menambah pengalaman dan wawasan. b) Bagi guru adalah dapat mengetahui serta melaksanakan model pembelajaran
yang
bervariasi
yang
dapat
memperbaiki
dan
meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat diminimalkan. c) Bagi siswa adalah penggunaan model ini dapat meningkatkan hasil belajarnya serta menuntut untuk bekerja kelompok sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan akan tercapai. d) Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah.
E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus dicari kebenarannya. Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris (
8
Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).
F. Definisi Operasional a. Pengertian Metode Pengajaran Metode mengajar adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pelajarannya. Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang pengertian metode pengajaran, maka dibawah ini penulis kemukakan pendapat para ahli tentang metode pengajaran sebagai berikut: 1.
Ahmad Sabri Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran, baik secara idividual maupun kelompok. (Sabri, 2005:52)
2.
Basyirudin Usman Metodologi
pengajaran
adalah
ilmu
yang
membahas
atau
membicarakan cara-cara penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. (Basyirudin, 2002:5) 3.
JJ. Hasibuan dan Moedji Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. (Hasibuan, 1992:3)
4.
Abu Ahmadi dan Joko Prasetya
9
“Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur”. (ahmadi, 2005:52) 5.
Nur Uhbiyati Metode megajar adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pengajaran kepada anak didik agar terwujud cita-cita dalam pengajaran tersebut. (Nur Uhbiyati, 2005:123) Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli
metode pengajaran adalah suatu cara, jalan, sistem, dalam menyampaikan bahan pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang akhirnya akan tercapai tujuan pengajaran yang diberikan dari seorang insruktur atau seorang guru.
b. Card Sort Silberman mengemukakan 101 teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Semuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu dari sekian banyak teknik tersebut adalah pembelajaran Card Sort. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007: 53) menyatakan “Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi”. Hal ini sejalan dengan yang
10
dikemukakan Silberman (1996: 103) mengenai Card Sort yaitu “This is a collaborative activity that can be used to teach concepts, classification characteristics, facts about objects, or review information”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa Card Sort adalah salah satu teknik pembelajaran aktif berupa kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, karakteristik dari klasifikasi, fakta, atau meninjau suatu informasi. Menurut
Silberman
(1996:
103),
prosedur
pelaksanaan
pembelajaran Card Sort adalah sebagai berikut: 1) Give each students an index card containing information or an example that fits into one or more categories; … . 2) Ask students to mill around the room and find others whose card fits the same category ( You may announce the categories beforehand or let students discover them); 3) Have students with cards in the same category present themselves to the rest of the class; 4) As each category is presented, make any teaching point you think are important (Silberman, 1996: 103). Kartu indek dibutuhkan sebagai alat bantu dalam menerapkan pembelajaran Card Sort untuk menuliskan informasi. Kartu berisi informasi tersebut terdiri dari beberapa bahasan/kategori dan dibuat sesuai dengan jumlah siswa. Sementara Hujair AH. Sanaky (2006: 6) menyatakan “Kartu tersebut terdiri dari “kartu judul” dan “kartu bahasan dari judul” tersebut. Kartu judul biasanya menggunakan HURUF KAPITAL dan kartu-kartu sub judul menggunakan huruf non-kapital.”
11
Silberman (2006: 170) juga mengemukakan bahwa penerapan pelaksanaan
pembelajaran
Card
Sort
dapat
divariasikan
dengan
memerintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya. Presentasi kategori dilakukan setelah siswa dapat berkelompok dalam kategori yang sama. Pelaksanaan presentasi kategori dapat dilakukan dengan cara menempelkan kartu di papan tulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hujair AH. Sanaky (2006: 7), yang menyebutkan “… mahasiswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut”. Berdasarkan keterangan di atas, pembelajaran Card Sort dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Setiap siswa dibagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah yang telah disususn secara sistematis dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak. 2) Bisrkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama. 3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas. 4) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.
12
Card Sort sebagai salah satu teknik pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan pemberian tugas dalam kerja kelompok kecil. Melalui kegiatan pencarian kartu, pembahasan kategori dalam kerja kelompok, dan presentasi, siswa dituntut menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa dituntut untuk mengenali hubungan antara informasi pada kartu satu dengan informasi pada kartu lainnya dan membentuknya sebagai sebuah kesatuan kategori. Selanjutnya siswa diminta untuk menilai hasil kerja kelompoknya sendiri dengan mengecek kebenaran urutan pembahasan kategori. Selain keterlibatan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, siswa juga terlibat dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab selama pelaksanaan pembelajaran Card Sort. Siswa dapat aktif mengemukakan ide saat membahas kategori dalam kerja kelompok. Siswa dapat mengajarkan pengetahuan kepada siswa lainnya dan saling mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi kategori. Hal ini menunjukkan di dalam suasana pembelajaran Card Sort telah terjadi interaksi aktif siswa. Menurut Hujair AH. Sanaky (2006: 7) tujuan dari pembelajaran Card Sort adalah “untuk mengungkapkan daya “ingat” [recoll] terhadap materi kuliah/pelajaran yang telah dipelajari mahasiswa/siswa”. Untuk itulah dalam menerapkan pembelajaran Card Sort, materinya terlebih dahulu disampaikan kepada siswa. Penyampaian materi akan lebih menarik perhatian siswa bila disajikan dengan media pembelajaran yang interaktif dan menarik, salah satunya adalah media macromedia flash.
13
c. Pelajaran Bahasa Inggris Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar sejak tahun 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun dalam kenyataanya ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajarnya. Menurut Curtain dan Pesola seperti yang dikutip oleh Suyanto, Dewan Sekolah dan Persatuan Orang Tua Murid perlu memberikan alasan kuat dan bukti nyata sebelum sekolah membuat keputusan dan kebijakan. perlu dipertimbangkan tentang waktu yang tersedia, dana, dan jenis program ini. program bahasa Inggris ini perlu mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar. Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara
(speaking), membaca
(reading), dan menulis (writing).
ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. a. Listening/menyimak, bagi sebagian siswa kegiatan ini dianggap sulit karena kosa kata yang mereka miliki masih sangat terbatas. Kesulitan
14
mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan guru diiringi dengan gerak tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Anak-anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai kegiatan yang melilbatkan mereka. kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka disuruh mendengar kemudian menulis apa yang mereka dengar. Apalagi bahasa Inggris tidak mereka dengar di luar kelas maupun di rumah. b. Speaking (ketrampilan berbicara), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pebelajar muda bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa Inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang Mereka pelajari untuk berkomunikasi. dalam kegiatan speaking, guru harus memperhatikan tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikkan bahasa yang dipelajari dengan benar dan mengutamakan accuracy, guru dapat mengoreksi kesalahanpada waktu itu juga. Dalam kegiatan speaking yang bersifat lebih bebas, misalnya pada kegiatan, games, role play, dan questions and answer, tujuannya adalah memberi semangat kepada siswa untuk mengemukakan idenya dan fokusnya pada content dan bukan pada struktur. c. Reading (ketrampilan membaca), dalam kegiatan membaca, siswa hendaknya mengerti tujuan dari kegiatan tersebut, apakah tujuan mereka membaca untuk mengerti inti dari bacaan itu atau mereka harus
15
membaca untuk mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Dalam hal ini siswa tidak harus mengerti dari kata perkata melainkan yang terpenting mereka bisa mengerti konteks dari suatu bacaan. Yang terpenting dari guru adalah memberikan rambu-rambu agar siswa memiliki strategi dalam membaca suatu wacana. Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak dalam mengerti isi suatu bacaan. Penggunaan awal ini merupakan dasar yang kemudian ditambah dengan pengalaman belajar, akhirnya dia akan mendapat pengetahuan baru.
G. Metode Penelitian a. Pendekatan Penelitiaan Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2015) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Sugiyono, 2015).
16
b. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, guru Bahasa Inggris di MI Asas Islam, dan guru-guru dan siswa kelas empat. c. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu : 1. Wawancara, Menurut Sugiyono (2015) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada
penelitian
ini
wawancara
akan
dilakukan
dengan
menggunakan pedoman wawancara. Dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
17
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masingmasing individu. c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan. Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu : a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai. c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat. d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer. 2. Observasi Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Sugiyono (2015) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
18
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Sugiyono (2015) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas-aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktifitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Sugiyono menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena : a. Penelitian akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. b. Observasi berorientasi
memungkinkan pada
peneliti
penemuan
dari
untuk pada
bersikap
terbuka,
pembuktiaan
dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari. d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
19
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti. d. Alat Bantu Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2015) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan
data,
hingga
analisis,
menginterprestasikan
dan
menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat Bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu : 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara,
20
serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara. 3. Alat Perekam Alat perekam berguna Sebagai alat Bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung. e. Keabsahan Penelitian Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut : 1. Keabsahan Konstruk (Construct validity) Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999)
21
ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : a. Triangulasi data Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. b. Triangulasi Pengamat Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c. Triangulasi Teori Penggunaan
berbagai
teori
yang
berlaianan
untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut. d. Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
22
2. Keabsahan Internal (Internal validity) Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda. 3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity) Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama. f. Teknik Analisis Data Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif
terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya : 1. Mengorganisasikan Data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut
23
direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan. 2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
24
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada. 4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. 5. Menulis Hasil Penelitian
25
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian
dianalisis,
penghayatan
sehingga
pengalaman
dari
didapat subjek.
gambaran
mengenai
Selanjutnya
dilakukan
interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis menguraikan sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan analisis teori yang berkaitan dengan penelitian yakni Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris (
26
Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ). BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN Pada Bab III ini membahas masalah pelaksanaan penelitian meliputi gambaran singkat tentang MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga dan pelaksanaan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada Bab IV ini meliputi deskriptif Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 20152016 ). BAB V PENUTUP Bab V ini meliputi kesimpulan dan saran.
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Pengajaran Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. (Nur Uhbiyati, 1997:99) Menurut Ahmad Tafsir metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu”. Ungkapan yang “paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris. (Ahmad Tafsir, 1998:9) Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode selalu merupakan hasil eksperimen. Sedangkan menurut Winarno Surakhmad mendefinisikan “metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan”. Martinis Yamin juga mendefinisikan metode pembelajaran adalah cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.(Martinis Yamin, 2008:138) Hadi
Susanto
dalam
Ramayulis,
mengatakan
bahwa
“sesungguhnya cara atau metode mengajar adalah suatu seni dalam hal ini seni mengajar”. (Ramayulis, 2001:107) Metode mengajar adalah “jalan yang diikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang segala
28
macam materi dalam berbagai pelajaran”. (Ramayulis, 2001:109) Sedangkan metode mengajar menurut M. Suparta dan Hery Noer Ali adalah “cara yang digunakan
oleh
guru
untuk
menyampaikan
pelajaran
kepada
pelajar”.(M.Suparta, 2003:159) Jadi metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi dan komunikasi dengan peserta didik pada saat berlangsungnya suatu pengajaran. Mengajar merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, maka yang harus dipegang oleh seorang guru adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang bervariasi, karena penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi memungkinkan materi pelajaran dapat lebih mudah diserap oleh siswa. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang tepat dan cepat dalam suatu cara yang efektif dan efisien. Pengajaran yang efektif yatu pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna. Pengajaran yang tepat ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. Pengajaran yang cepat yaitu pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama. Semua pengajaran ini sangat penting diterapkan guna mencapai tujuan pembelajaran.
B. Mengajar Sebagai Profesi Tugas mengajar adalah pekerjaan khusus yang dilakukan guru atau dosen. Pekerjaan ini berwujud rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan melaksanakan proses mengatur dan mengorganisasi kegiatan belajar
29
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Benarkah tugas dan pekerjaan guru tersebut merupakan profesi? Apakah mengajar itu merupakan karakteristik profesi? Jawaban atas pertanyaan ini akan memberi kejelasan tentang tugas mengajar sebagai suatu profesi. (Marno, 2009:36). Pekerjaan yang bersifat profesional, seperti yang telah diterangkan diatas, merupakan pekerjaan yang memerlukan persiapan yang melalui pendidikan dan latihan, yang dilakukan berdasarkan keilmuan, seni, atau improvisasi, dan keahlian khusus, serta memerlukan wadah dan peraturan atau kode etik untuk mengembangkan karier sebagai guru. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan guru dapat melaksanakan tugas pokoknya, yaitu melayani kepentingan orang banyak, guru harus memahami jabatan atau pekerjaannya sebagai guru yang profesional dengan hal ini, Amstrong menyatakan, seperti yang dikutip oleh Sudjana (1998: 148), bahwa tugas dan tanggung jawab guru digolongkan menjadi lima jenis, yaitu (1) tanggung jawab dalam pengajaran, (2) Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, (3) Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum, (4)Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, dan (5) Tanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan masyarakat. Dengan memperhatikan lima jenis tanggung jawab guru tersebut, perlu dipahami bahwa tugas pokok guru adalah mengajar. Sebagai pengajar, guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknik mengajar serta menguasai bahan pelajaran yang disajikan kepada
30
siswa. Nyatalah bahwa tugas mengajar bukan pekerjaan sederhana, melainkan memerlukan pemikiran dan tindakan yang mantap dari serangkaian kegiatan yang saling terkait dalam bentuk keutuhan. Rangkaian kegiatan tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi (Sudjana, 1998). Pada hakikatnya, mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa (Witherington, 1952). Hal ini mengandung pengertian bahwa proses mengajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang berwujud perubahan tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan pemahaman.
C. Pemilihan dan Penentuan Metode Pengajaran Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Cara
guru
melakukan
suatu
kegiatan
pembelajaran
memerlukan metode yang berbeda dengan metode pembelajaran lain. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. (Mulyasa, 2007:107)
31
Dengan demikian, titik sentra yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, antara guru dan anak didik harus beraktifitas. Anak didik harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam belajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan anak didik di kelas. Salah satunya adalah melakukan pemilihan dan pemenuhan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Metode
pembelajaran
merupakan
cara
untuk
menyampaikan,
menyajikan, memberi latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada siswa, (Martinis Yamin, 2008:132) dengan demikian metode dapat dikembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman dapat menyuguhkan materi kepada siswa dengan menggunakan berbagai metode-metode yang bervariatif, dengan kata lain tidak boleh monoton dalam pembelajaran.
D. Pengertian Metode Card Sort Metode Card digunakan
Sort (Mensortir
pendidik
dengan
kartu)
maksud
32
yaitu
mengajak
suatu
strategi
peserta didik
yang untuk
menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. (Yasin, 2008:185) Metode Card Sort adalah suatu strategi pembelajaran berupa potonganpotongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Atau merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya.Gerakan fisik yang dominan dalam dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. (Yasin, 2008:185) Pembelajaran aktif model Card Sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompokkan sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Card Sort
strategi ini merupakan
kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan.
33
Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Metode Card Sort, dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan metode Card Sort, guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru. Card Sort yaitu motivasi dari guru; bagi kartu kosong secara acak; guru mencari kata kunci di papan; siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya; diskusi kelompok berdasarkan temannya; menyusun kartu di papan dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya. Strategi ini dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan materi atau topik pembelajaran yang memiliki bagian-bagian atau kategori yang luas. Caranya guru menuliskan materi dan bagian-bagiannya ke dalam kertas karton atau yang lainnya secara terpisah. Kertas diacak dan setiap siswa diberikan kesempatan untuk mengambil satu kertas, atau beberapa
siswa
mengambil kertas tersebut lalu membagikannya satu persatu pada temantemannya. Setelah siswa memegang kertas tersebut, kemudian mencari pasangan siswa lain dalam kelompok berdasarkan kategori yang tertulis. Jika seluruh siswa sudah dapat menemukan pasangannya berdasarkan kategori yang tepat, mintalah mereka berjajar secara urut kemudian salah satu menjelaskan kategori kelompoknya.
34
E. Sejarah Singkat Strategi Pembelajaran Card Sort Strategi card sort pertama kali dipelopori oleh Dr. Melvin L. Silberman. Beliau adalah Guru Besar Kajian Psikologi Pendidikan di Tempel University, dengan spesialisasi Psikologi Pengajaran. Lulusan Brandeis University ini memiliki gelar A.M dan Ph.D di bidang Psikologi Pendidikan dan Universitas Chicago. Disamping reputasi Internasionalnya dalam proses belajar aktif. Diantara strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran Card Sort (Sortir Kartu).
F. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Card Sort Gerakan fisik yang dominan dalam strategi card sort dapat membantu meminimalisir kelas yang jenuh dan bosan. Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran card sort, antara lain: a. Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak. b. Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas c. Mintalah siswa untuk mencari temannya yang memiliki kertas/kartu yang berisi
kategori
yang
sama
untuk
membentuk
kelompok
dan
mendiskusikannya. d. Mintalah siswa untuk mempresentasikannya. Sedangkan menurut Dedi Wahyudi, penerapan strategi pembelajaran Card Sort dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
35
a. Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. b. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang sesuai dengan kosakata yang ada pada kartunya untuk satu kelompok c. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu kosakata/masalah masing-masing d. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan dipapan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut. e. Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan. f. Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasa atau materi pelajaran tersebut, maka diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang. g. Langkah ketujuh, guru memberikan penjelasan/komentar dari permainan tersebut. Menurut Melvin L. Silberman, adapun variasi dalam strategi pembelajaran card sort adalah: a. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya. b. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas dimana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk
36
memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar. Adapun variasi lain yang digunakan dalam strategi pembelajaran card sort adalah: a. Dari tiap kartu terdapat tulisan soal dan jawaban di bagian atas untuk memudahkan siswa mencari kartu dengan kategori yang sesuai b.
Media kartu yang digunakan berwarna-warni agar siswa lebih bergairah mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
G. Ciri-Ciri Metode Pengajaran Card Sort Dalam strategi pengajaran card sort salah satu cirinya yaitu guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh siswa. Ciri khas dari pembelajaran aktif model card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya. Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.
37
H. Mata Pelajaran Bahasa Inggris Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar sejak tahun 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun dalam kenyataanya ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajarnya. Menurut Curtain dan Pesola seperti yang dikutip oleh Suyanto, Dewan Sekolah dan Persatuan Orang Tua Murid perlu memberikan alasan kuat dan bukti nyata sebelum sekolah membuat keputusan dan kebijakan. perlu dipertimbangkan tentang waktu yang tersedia, dana, dan jenis program ini. program bahasa Inggris ini perlu mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar. Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. (http://pelajaran bahasa inggris blogspot.com/2015/12/bahasa inggris) a. Listening/menyimak, bagi sebagian siswa kegiatan ini dianggap sulit karena kosa kata yang mereka miliki masih sangat terbatas. Kesulitan
38
mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan guru diiringi dengan gerak tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Anak-anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai kegiatan yang melilbatkan mereka. kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka disuruh mendengar kemudian menulis apa yang mereka dengar. Apalagi bahasa Inggris tidak mereka dengar di luar kelas maupun di rumah. b. Speaking (ketrampilan berbicara), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pembelajaran muda bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa Inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang Mereka pelajari untuk berkomunikasi. dalam kegiatan speaking, guru harus memperhatikan tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikkan
bahasa
yang
dipelajari
dengan
benar
dan
mengutamakan accuracy, guru dapat mengoreksi kesalahan pada waktu itu juga. Dalam kegiatan speaking yang bersifat lebih bebas, misalnya pada kegiatan, games, role play, dan questions and answer, tujuannya adalah memberi semangat kepada siswa untuk mengemukakan idenya dan fokusnya pada content dan bukan pada struktur. c. Reading (ketrampilan membaca), dalam kegiatan membaca, siswa hendaknya mengerti tujuan dari kegiatan tersebut, apakah tujuan mereka membaca untuk mengerti inti dari bacaan itu atau mereka harus
39
membaca untuk mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Dalam hal ini siswa tidak harus mengerti dari kata perkata melainkan yang terpenting mereka bisa mengerti konteks dari suatu bacaan. Yang terpenting dari guru adalah memberikan rambu-rambu agar siswa memiliki strategi dalam membaca suatu wacana. Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak dalam mengerti isi suatu bacaan. Penggunaan awal ini merupakan dasar yang kemudian ditambah dengan pengalaman belajar, akhirnya dia akan mendapat pengetahuan baru.
40
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum MI Asas Islam Kalibening 1. Letak Geografis MI Asas Islam terletak di Kelurahan kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yaitu tepatnya di Jalan Ja’far Sodiq No 17 Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Berdasarkan hasil observasi batas wilayah kalibening sebelah Utara adalah Dusun Genggong dan Dusun Nglumpit Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir, sebelah Timur adalah Dusun Kalilondo Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir, Sebelah Selatan adalah Dusun Tegalsari Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir, sebelah Barat adalah Dusun Ngrasak Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo. Kelurahan Kalibening terletak di perbatasan Kota Salatiga, akan tetapi
dusun kalibening merupakan dusun yang sangat strategis dalam
bidang kependidikan. Hal ini didukung dengan adanya berbagai macam lembaga pendidikan diantaranya terdapat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah Diniah (sekolah sore dan sekolah malam), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pondok pesantren, Qaryah Thayyibah.
41
2. Sejarah berdirinya MI Asas Islam MI Asas Islam terletak di Kelurahan Kalibening Kota Salatiga dan Kalibening sebelumnya ikut ke dalam wilayah Kabupaten Semarang bukan kota madya. MI ini berdiri pada tanah seluas 3135 m2, MI Asas Islam berdiri pada tahun 1589 dan diberi nama MI Asas Islam Kalibening. MI Asas Islam berdiri dibawah naungan yayasan Asas Islam yang dipimpin oleh Bapak H. Hamim, SH. MH.
3. TATA TERTIB SEKOLAH 1. Hal masuk sekolah a. Semua murid harus di sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai b. Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan masuk dalam kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada kepala sekolah c. Murid absen hanya karena sungguh-sungguh sakit atau keperluan yang sangat penting. d. Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah e. Murid yang absen pada waktu masuk kembali harus melapor kepada sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan (surat dokter atau orang tua/ wali)
42
f. Murid tidak diperkenankan meningalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung g. Kalau seandainya murid sudah merasa sakit di rumah, lebih baik tidak masuk sekolah. 2. Kewajiban murid a. Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah b. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan keamanan dan ketertiban kelas dan sekolah pada umumnya c. Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan sekolah d. Membantu kelancaran pelajaranbaik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya e. Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar pada umumnya, baik di dalam maupun di luar sekolah. f. Menghormati guru dan salig menghargai antara sesama murid g. Membayar uang sumbangan pembinaan pendidikan pada setiap bulan yang bersangkutan h. Melengkapi diri dengan keperluan sekolah i. Murid yang membawa kendaraan agar menempatkan di tempat yang telah ditentukan dalam keadaan terkunci j. Ikut membantu agar tata tertib sekolah ditaati
3. Larangan Murid
43
a. Meninggalkan
sekolah
selama
jam
pelajaran
berlangsung,
penyimpangan dalam hal ini hanya dengan ijin kepala sekolah b. Membeli makanan dan minuman diluar sekolah c. Menerima surat atau tamu-tamu disekolah d. Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai kepribadian bangsa e. Merokok di dalam dan di luar sekolah f. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antara sesama murid g. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap lekas lain h. Berada atau bermain-main di tempat kendaraan i. Berada di dalam kelas selama waktu istirahat. j. Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman k. Menjadi anggota perkumpulan anak-anak nakal
4. Profil Madrasah MI Asas Islam Kalibening, Kec. Tingkir, Kota Salatiga berdiri di bawah naungan Yayasan Asas Islam, Madrasah ini memiliki 16 orang guru yang terdiri dari 6 guru PNS di perbantukan tetap dan 11 guru tetap yayasan serta 1 orang karyawan. Berdasarkan hasil observasi Madrasah ini merupakan bangunan tingkat dua mempunyai 9 ruang kelas untuk Kegiatan Belajar Mengajar 1 kelas dengan kondisi baik dan 8 kelas
44
dengan kondisi rusak 4 diantaranya dengan keadaan rusak sedang dan 4 diantaranya rusak ringan , 1 Perpustakaan dengan kondisi baik, 1 ruang pimpinan dengan kondisi rusak sedang, 1 ruang guru dengan kondisi rusak sedang, 1 Mushola dengan kondisi rusak sedang, 1 UKS dengan kondisi rusak sedang, 5 Jamban dengan keadaan 2 rusak sedang dan 3 rusak berat, 1 Gudang dengan kondisi rusak sedang. a. Identitas Sekolah Nama Madrasah
: MI Asas Islam
Alamat
: Kalibening
Kecamatan
: Tingkir
Kota
: Salatiga
Propinsi
: Jawa Tengah
Yayasan
: Yayasan Pendidikan Asas Islam
Status
: Swasta
No Statistik Madrasah
: 111233730005
NPWP Madrasah
: 00-512-062.1-505-000
Nama Kepala Madrasah
: Zulfa Anturida SPd, SpdI
No Hp
: 085640167300
Alamat Yayasan
: Jl. Ja’far Shodiq no. 17 Kalibening Salatiga
No. TLp Yayasan
:-
No Akte Pendirian Yayasan : 22 Tanggal 21 September 2015 No SK Kemenhum HAM
: AHU-0014080.AH.01.04. Tahun 2015
Kepemilikan Tanah
: Pemerintah Kota Salatiga
45
Status Bangunan
: Yayasan
Luas Bangunan
: 875 m2
Nama Bank
: BRI Cabang Salatiga : 008-01-005182-53-4 : MI Asas Islam Kalibening
b. Visi Misi dan Tujuan 1) VISI Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan amanat agama, Pancasila dan UUD 1945. 2) MISI a. Menumbuhkan pangkajian agama Islam secara komprehensif melalui pembinaan keimanan, keislaman, dan akhlaqul karimah. b. melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c. meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. d. menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dengan manajememen partisipatif. 3) Tujuan a) Membangun sekolah murah yang berkualitas b) Membentuk peserta didik yang beriman, berilmu, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur. c) Meningkatkan peserta didik
46
yang berkepribadian, mandiri,
tangguh, cerdas, terampil, disiplin, kreatif, bertanggung jawab serta berorientasi ke masa depan. d) Menumbuhkan semangat patriotik dan cinta tanah air.
5. Ciri Khas dan Keunggulan MI Asas Islam adalah salah satu lembaga pendidikan yang berciri khas Agama Islam yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Dari hasil observasi peneliti di MI Asas Islam, banyak kegiatan yang dilakukan peserta didik diluar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas misalnya kegiatan ekstrakurikuler setelah pulang sekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan potensinya masingmasing. Banyak keunggulan dan kejuaraan di MI Asas Islam Kalibening,
Tabel 3.1 Data Prestasi Lomba Siswa Tahun 2015 JENIS NO
NAMA
L/P
1 Happy Fatika Sari Adinda Isna A
LOMB A Lomba Cerdas Cermat
P
Diva Dini Ma’rifah
47
KET Juara 3
2 Indaha Nawaya K
P
Cerdas Cermat AL-
Ahmad Dliyaudin I
L
QUR’AN
Muhammad Haikal
L
3 Ervin Ilmian A
L
Chayyin Tazkia A
P
4 M. Robbit Lubabal
L
Juara 2
MTQ
Juara 3
Tartil
Juara 1
Khotbah
Juara 3
Sholat
Juara 2
Thuba Marisatul K 5 Salman Bakti A
L
Daris Zumroda 6 M. Farhan Habib
L
Tazkiya Husni A
P
7 M. Fikri R
L
Adzan
Juara 2
8 Shovin Fikrian A
L
Mendongeng
Juara 3
Aisyah Putri A 9 Geren Yudha P
P L
TIKI
Juara 1
Ita Tazkiyatal H
P
Tabel 3.2 Data Prestasi Sekolah Tahun 2015 Jenis Lomba Kompetisi Sains Madrasah ( IPA ) 2014 Tingkat Kota
Keterangan Juara 1
Salatiga Tahun 2014 Kompetisi Sains Madrasah ( Matematika ) Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014
48
Juara 2
Catur Pelajar Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014
Juara 3
Cerdas Cermat Lomba MAPSIUM Tingkat Kota
Juara 3
Salatiga Tahun 2014 Pidato Lomba MAPSIUM Tingkat Kota Salatiga Tahun
Juara 3
2014 Mendongeng Lomba MAPSIUM Tingkat Kota Salatiga
Juara 3
Tahun 2014 Hafalan UUD 1945 Lomba MAPSIUM Tingkat Kota
Juara 3
Salatiga Tahun 2014 Lomba Karate Komite POPDA Tingkat Kecamatan
Juara 1
Tahun 2014 Lomba Karate Kata POPDA Tingkat Kecamatan Tahun
Juara 1
2014 Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun
Juara 3
2014
B. Paparan Data Temuan Peneliti Hasil temuan peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai implikasi metode pengajaran Card Sort pada mata pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dapat dijabarkan sebagai berikut:
49
1. Pemahaman Guru MI Asas Islam Kalibening Tentang Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort Pelaksanaan metode pengajaran Card Sort pada mata pelajaran bahasa inggris disini masih dibagi lagi menjadi 4 yaitu: a. Pemahaman Guru MI Asas Islam Kalibening Tentang Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort Dari beberapa guru yang menjadi responden dalam penelitian ini, ada guru yang belum mengerti dan paham mengenai penerapan pelaksanaan metode pengajaran card sort di suatu lembaga pendidikan karena memang jarang membuka situs di internet. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara berikut ini : “saya malah kurang tahu, yang saya tahu jika mengajarkan bahasa inggris tinggal mengikuti panduan di buku LKS atau buku peggangan lain contohnya hanya membaca ( reading), berbicara ( speaking),dan menulis ( writting) hanya itu saja selebihnya untuk metode lain saya tidak tahu ”(Hasil wawancara dengan Ibu Msk 14/12/2015). Meskipun begitu ada beberapa guru yang mengatakan sudah lama mengetahui adanya pelaksanaan metode pengajaran card sort, seperti yang dikemukakan responden dibawah ini: “Saya mengetahui metode itu ketika saya masih duduk dibangku kuliah di STAIN Salatiga dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran tahun 2014”. (Hasil wawancara dengan Ibu Sls 14/12/2015). Pada umumnya guru mengetahui adanya metode pengajarn card sort yaitu dari seminar ataupun workshop seperti hasil wawancara berikut ini:
50
“Saya tahu dari Ikut KKG dengan tema Upaya Peningkatan Karir Guru di aula UPTD” (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 15/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain: “Dari workshop KKG dari bantuan Blockgrent khusus guru kelas 1, kebetulan kelas 1 yang dapat saya, dan oleh guru yang lain” (Hasil wawancara dengan Ibu Stk 15/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain: “Dari workshop dan diteruskan dengan KKG baik KKG dari Diknas maupun Kemenag (Hasil wawancara dengan Pak Azm 15/12/2015).
b. Tujuan Metode Pengajaran Card Sort Dari beberapa guru yang menjadi responden dalam penelitian ini, ada guru yang belum mengerti
dan
paham
mengenai tujuan
metode pengajaran card sort karena memang jarang membuka situs di internet dan mengikuti KKG guru. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara berikut ini : “Saya belum tahu tentang metode pengajaran card sort, karena saya jarang mengikuti KKG guru dan mencari tahu di internet” (Hasil wawancara dengan Ibu Msk 14/12/2015). Meskipun begitu ada beberapa guru yang mengatakan sudah lama mengetahui adanya tujuan metode pengajaran card sort, seperti yang dikemukakan responden dibawah ini: “Saya mengetahui tujuan metode pengajaran card sort itu ketika saya masih duduk dibangku kuliah pada tahun 2014 sedang gencar kurikulum 2013 dan menuntut guru aktif dalam menyampaikan pembelajaran”. (Hasil wawancara dengan Ibu Sls 14/12/2015).
c. Pengertian dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
51
Mata pelajaran Bahasa Inggris mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar. Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu responden: “Pendidikan bahasa inggris yaitu sebuah upaya untuk membekali anak didik pemahaman sebuah bahasa setelah kita mengetahui pemahaman anak didik saat ini sangat berbeda dengan pemahaman anak didik tahun dahulu dan juga membekali bahasa inggris bukan hanya mengacu pada satu tujuan saja tetapi belajar bahasa inggris juga sebagai bahan interaksi disuatu saat nanti ” (Hasil wawancara dengan Ibu Sls 14/12/2015). Tujuan
Pendidikan
menyeimbangkan antara
bahasa
nilai
inggris
akademik
dan
itu
sendiri
nilai
yaitu
ketrampilan
bahasa peserta didik. Jadi tidak hanya nilai akademiknya saja yang menjadi prioritas guru, akan tetapi ketrampilan, pola pikir, dan tingkah laku yang baik juga harus diutamakan. Seperti yang dikemukakan oleh responden berikut ini: “Pendidikan bahasa inggris itu mengubah pola pikir guru supaya dapat diterapkan pada peserta didiknya terutama ranah afektif dan
52
psikomotoriknya karena keberhasilan akademik tidak hanya dilihat hasil nilai akademiknya yang bagus tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya, jadi peserta didik tidak hanya cerdas dalam akademik saja tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya” (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 16/12/2015). Selain itu dengan diterapkannya mata pelajaran bahasa inggris akan mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik. Seperti hasil wawancara berikut: “Tujuannya pendidikan bahasa inggris yaitu mengetahui potensi yang dimiliki anak didik” (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 16/12/2015 ).
d. Prioritas Pendidikan Bahasa Inggris di Mi Asas Islam Kalibening Pada dasarnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah lembaga pendidikan yang berciri khas Agama Islam. Sehingga tak dipungkiri lulusan dari Madrasah diharapkan mempunyai bekal agama yang baik, ketrampilan bahasa, dan sikap (perilaku) yang baik pula. Oleh sebab itu MI Asas Islam mengutamakan nilai religius, jujur, disiplin dan peduli sosial. Sebagaimana hasil wawancara berikut: “Karena di Madrasah jadi ya nilai religiusnya yang menjadi prioritas, karena kita hidup membutuhkan orang lain berarti nilai peduli sosialnya yang harus kita utamakan, jika di kelas yang sering saya sampaikan itu adalah ketrampilan bahasa, rukun, dan cinta damai. Mungkin nilai nilai tersebut tidak langsung bisa diterima oleh mereka jadi tiga nilai itu yang saya utamakan” (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf, 16/12/2015 ).
2. Bentuk Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort Dalam metode pengajaran card sort salah satu bentuknya yaitu guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang
53
perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sebagaimana hasil wawancara berikut : “Metode pengajaran card sort menitik beratkan guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai fasilitator” (Hasil wawancara dengan Sls, 17/12/2015). Pada umumnya guru-guru mengetahui bentuk metode pengajaran card sort, hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap para responden: “Dalam mata pelajaran bahasa inggris menekankan pada kemampuan menghafal sehingga siswa harus diberikan metode yang tepat agar kemampuan menghafalnya menjadi lebih baik. Maka dari itu bentuk dari metode card sort harus terpenuhi dengan baik. (Hasil wawancara dengan Ibu Fbr, 15/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain: “Guru harus mampu mempersentasikan pelajaran bahasa inggris dengan baik dan kalau perlu ditambah menjelaskan kembali materi-materi yang telah disampaikan di kelas. (Hasil wawancara dengan Ibu Lbn, 15/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain: “Bentuk dari pembelajaran aktif model card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya. Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar. (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 15/12/2015). “Bentuk pembelajaran Card Sort ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. (Hasil wawancara dengan Bapak Msk 15/12/2015). “card sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang
54
dibahas dalam pembelajaran. (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 15/12/2015). “Bentuk pembelajaran card sort dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan minat mereka dalam pembelajaran, sebab dalam bentuk pembelajaran card sort guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru, sehingga yang aktif disini bukan guru melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif dalam pembelajaran. (Hasil wawancara dengan Bapak Sls 15/12/2015). “Card sort yaitu motivasi dari guru, bagi kartu secara acak, guru mencari kata kunci di papan, siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya. Diskusi kelompok berdasarkan temanya, menyusun kartu dipapan dan masing-masing kelompok mempresentasikannya. (Hasil wawancara dengan Bapak Fbr 15/12/2015).
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas Empat Di MI Kalibening Metode pengajaran card sort yang dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas empat tentunya sangat berpengaruh bagi peserta didik. Akan tetapi, guru harus pandai-pandai mencari cara agar peserta didik mau menuruti apa yang menjadi tujuan metode pembelajaran ini. Adapun metode pembelajaran card sort memiliki kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana hasil wawancara berikut ini kelebihan dari metode card sort: “Model pembelajaran card sort ini memiliki kelebihan salah satunya adalah guru mudah menguasai kelas. (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 15/12/2015). “Ciri khas dari pembelajaran aktif model card sort ini adalah mudah dilaksanakan, dikarenakan alat peraga yang digunakan
55
sudah ada dan mudah. (Hasil wawancara dengan Bapak Azm 15/12/2015). “Mudah mengorganisir kelas sehingga siswa bisa terpusat pada materi pembelajaran yang diajarkan. (Hasil wawancara dengan Bapak Bgs, 16/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain: “Apalagi melihat jumlah siswa yang banyak di setiap kelas, apalagi kelas empat, dengan metode card sort sangat membantu siswa dalam mengikuti setiap bab mata pelajaran bahasa inggris. (Hasil wawancara dengan Ibu Sls, 16/12/2015). “Metode pembelajaran card sort sangat mudah untuk dipersiapkan karena tidak membutuhkan persiapan yang lama dan sulit. (Hasil wawancara dengan Ibu Prt, 16/12/2015). “Mengajarkan materi dengan maksimal sangat sesuai dengan pemakaian metode ini. (Hasil wawancara dengan Ibu Msk, 16/12/2015). “Metode pembelajaran ini membuat siswa kelas empat lebih mudah untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan oleh guru bahasa inggris dibandingkan dengan metode ceramah, sehingga membuat siswa lebih aktif dan mudah mendalami disetiap materi yang diajarkan. (Hasil wawancara dengan Ibu Prt, 16/12/2015). Sedangkan metode pembelajaran card sort memiliki kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana hasil wawancara berikut ini kekurangan dari metode card sort: “Model pembelajaran card sort ini juga memiliki kekurangan adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula. (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf, 15/12/2015). “Banyak menyita waktu terutama untuk mempersiapkan strategi pembelajaran card sort. (Hasil wawancara dengan Bapak Azm, 15/12/2015). 56
“Strategi pembelajaran card sort sulitt dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. (Hasil wawancara dengan Bapak Bgs, 16/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain: “Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran card sort akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. (Hasil wawancara dengan Ibu Sls, 16/12/2015).
57
BAB IV PEMBAHASAN A. Pemahaman Guru MI Asas Islam Kalibening Tentang Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort Istilah card sort berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yakni “Card” dan “Sort”. Card berarti kartu, dan Sort berarti memilah. Jadi, Card sort yaitu metode pengajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Adapun metode pengajaran Card Sort merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik didalamnya dapat membantu siswa menghilangkan kejenuhan. Selain itu dalam metode pengajaran terdapat media yang berbasis visual yakni kartu itu sendiri. Penggunaan media kartu yang berbasis visual dapat mempermudah pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat dan dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Melvin L. Silberman bahwa penggunaan kartu yang berdimensi visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan ingatan dari 14 hingga 38 persen. Disamping itu metode pengajaran card sort yang berdimensi visual juga melibatkan dua belahan otak yakni otak kiri (kognisi) dapat mengingat informasi dan otak kanan (emosi) siswa merasa senang dengan metode pengajaran card sort.
58
Pembelajaran aktif model card sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Metode pengajaran Card Sort ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. Hasil penelitian di MI Asas Islam Kalibening Salatiga mengenai pelaksanaan metode pengajaran card sort yaitu sebagian guru sudah paham mengenai pelaksanaan metode pengajaran, meskipun
begitu
peneliti
juga
menemukan guru yang tingkat kepahaman terhadap pelaksanaan metode pengajaran masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian, ada dua kemungkinan hal itu bisa terjadi yaitu kurangnya sosialisasi dan rasa ingin tahu guru rendah. Meskipun begitu, guru harus aktif mencari info terupdate baik dari berita di tv, majalah, koran, internet, radio dan lain-lain, sehingga guru paham tentang pelaksanaan metode pengajaran dan mampu mengembangkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Madrasah Ibtidaiyah.
59
Pelaksanaan metode pengajaran card sort merupakan usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti sehingga karakter ini terbentuk dan menjadi ciri khas peserta didik tersebut. Pelaksanaan metode pengajaran card sort di MI Asas Islam Kalibening yaitu pendidikan yang diharapkan anak itu mempunyai kemampuan bahasa terutama bahasa inggris diluar kemampuan bahasa lainnya khususnya bahasa indonesia dan bahasa daerah serta menyeimbangkan antara ranah afektif dan psikomotoriknya. Tujuannya pelaksanaan metode pengajaran card sort yaitu mengetahui potensi yang dimiliki anak didik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepahaman guru terhadap pelaksanaan metode pengajaran card sort sudah sesuai. Akan tetapi masih ada beberapa guru yang belum terlalu paham dan mengerti dikarenakan kurangnya sosialisasi dan rendahnya kemauan guru untuk mencari berita mengenai kebijakan-kebijakan yang baru. Solusi yang dapat ditempuh yaitu bertanya kepada yang lebih tahu dan paham tentang metode pengajaran card sort, dan mencari tahu melalui media-media yang dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan metode pengajaran card sort yang sebenarnya. Dengan begitu guru mempunyai bekal untuk menerapakan metode pengajaran card sort dengan lebih baik lagi.
B. Bentuk Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort
60
Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort disini mencakup pengintegrasian metode yang digunakan dan teknik penilaian metode pengajaran card sort di MI Asas Islam Kalibening. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan metode-metode pengajaran yang dikembangkan dalam pendidikan bahasa inggris ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada (Wibowo, 2012:83). Berdasarkan hasil penelitian, di MI Asas Islam menggunakan Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
dan
sudah
mengintegrasikan metode pengajaran card sort ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP). Selain pengintegrasian ke dalam kurikulum, silabus dan RPP, Perencanaan dan pelaksanaan metode pengajaran card sort pada siswa juga diintegrasikan dalam program pengembangan diri seperti kegiatan pembiasaan rutin, dan
pembiasaan
terprogram,
kegiatan
keteladanan
Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme. Pengintegrasian juga
dilakukan pada mata pelajaran bahasa indonesia dan mulok sekolah yaitu Bahasa Jawa. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk metode pengajaran card sort yang digunakan
dalam
pelaksanaan
metode
pengajaran
card
sort
yaitu
menggunakan keaktifan. Tujuannya agar siswa mudah dalam menerima dan memahami pelajaran bahasa inggris yang diajarkan oleh guru. Hal itu
61
sesuai dengan metode pengajaran Card Sort yang merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik didalamnya dapat membantu siswa menghilangkan kejenuhan. Untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan
pelaksanaan
metode
pengajaran card sort di satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program
penilaian
dengan
membandingkan
kondisi
awal
dengan
pencapaian dalam waktu tertentu. Penilaian keberhasilan terhadap bentuk pelaksanaan metode card sort tersebut dapat dilakukan melalui langkahlangkah berikut: 1. Menetapkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati 2. Menyusun berbagai instrumen penilaian 3. Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator 4. Melakukan analisis dan evaluasi 5. Melakukan tindak lanjut (Puskurbuk, 2011:10). Berdasarkan hasil temuan peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort di MI Asas Islam sudah baik, hasil penelitian menunjukkan bahwa Madrasah telah mengintegrasikan metode pengajaran card sort ke dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Mata Pelajaran Mulok Sekolah. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort salah satu cirinya yaitu guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan
62
materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh siswa. Pada pelaksanaan metode pengajaran card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya. Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.
C. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas Empat Di MI Kalibening Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan memilih metode pengajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pengajaran memerlukan metode yang berbeda dengan metode pengajaran lain. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pengajaran. Pengajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil penelitian di MI Asas Islam Kalibening Salatiga mengenai metode pengajaran yang dipakai yaitu metode pengajaran card sort pada mata
63
pelajaran bahasa inggris tentu dalam pelaksanaannya memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan metode pengajaran card sort sebagaimana didasarkan pada pengamatan penulis pada saat melakukan wawancara dan observasi, ada beberapa guru yang mengatakan bahwa penggunaan metode ini membuat mudah guru dalam proses pengajaran di kelas, mudah mengorganisir kelas sehingga dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah yang banyak, dan siswa lebih menangkap materi yang diajarkan dalam pelajaran bahasa inggris sehingga membuat antusias siswa terhadap pelajaran semakin tinggi. Ada sebagian guru juga yang mengatakan bahwa pemilihan metode pengajaran card sort memiliki kelemahan diantaranya, banyak menyita waktu dalam mempersiapkan metode ini, penggunaan metode ini memungkinkan siswa terjadi penyimpangan didalam menangkap materi pokok pelajaran tersebut dikarenakan lebih fokus kepada permainannya. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan, dengan demikian, titik sentra yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, antara guru dan anak didik harus beraktivitas. Anak didik harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam belajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan anak didik di kelas. Salah satunya adalah melakukan pemilihan dan pemenuhan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
64
Metode pengajaran merupakan bagian dari strategis instruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Metode pengajaran merupakan cara untuk menyampaikan, menyajikan, memberi latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada siswa, dengan demikian metode dapat dikembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman
dapat
menyuguhkan
materi
kepada
siswa
dengan
menggunakan berbagai metode-metode yang bervariatif, dengan kata lain tidak boleh monoton dalam pembelajaran.
65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MI Asas Islam Kalibening Salatiga Tahun 2015-2016, mengenai pelaksanaan metode pengajaran card sort untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas empat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Guru Bahasa Inggris telah memahami apa yang dimasud dengan metode pengajaran card sort untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif bagi siswa. Pemahaman guru bahasa inggris tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort adalah merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik didalamnya dapat membantu siswa menghilangkan kejenuhan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 2. Bentuk metode pengajaran card sort yang digunakan dalam pelaksanaan di MI Asas Islam Kalibening yaitu metode keaktifan. Dalam metode pengajaran card sort guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh siswa. Dengan demikian dari pembelajaran aktif model card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri
66
atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya sehingga membuat siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar. 3. Kelemahan yang di hadapi dalam metode pengajaran card sort terletak pada kurangnya pengetahuan guru dan kurangnya literatur yang dimiliki oleh guru dalam metode pengajarannya. Sedangkan kelebihan penggunaan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris adalah menciptakan keaktifan didalam kelas. Dengan demikian implikasi metode pengajaran card sort sangat tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening Salatiga.
B. Saran 1. Bagi MI Asas Islam Kalibening Tingkatkan kualitas siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam dengan mencetak generasi yang unggul, yang beriman, bertaqwa, profesional, dan berkarakter, sebagaimana tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Bagi Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD) lainnya Mengingat pentingnya bahasa inggris bagi generasi selanjutnya, maka seorang pendidik harus membiasakan diri sendiri dan peserta didiknya
67
untuk menggunakan bahasa inggris dalam berkomunikasi. Kemampuan berbahasa tidak terbentuk secara instan, tetapi harus dilatih secara serius dan terus menerus agar tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan maksimal.
3. Bagi Orang tua/Wali Murid Sudah semestinya orang tua sadar bahwa keberhasilan pendidikan bahasa inggris juga tergantung pada pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga adalah lembaga pendidikan non formal yang pertama dan utama bagi anak didik. Keberhasilan pendidikan dalam keluarga akan memuluskan pendidikan di suatu
lembaga
pendidikan. Sebaliknya, kegagalan
pendidikan dalam keluarga akan menyulitkan pendidikan di suatu lembaga pendidikan selanjutnya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian skripsi ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan referensi dalam pembuatan skripsi atau karya ilmiah yang lainnya, sehingga dapat dilakukan penelitian secara mendalam bagi mahasiswa di perguruan tinggi lainnya.
68
DAFTAR PUSTAKA Marno. 2009. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Adhim, Muhammad Fauzil. 2006. Positive Parenting. Bandung: PT Nizam Pustaka Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar untuk tarbiyah untuk komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia. Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Ciputat Mega Mall. Yin, Robert. 2003. Case Study Research Designand Methods. BeverlyHills: Sage Publication Suja’i. 2008. Inovasi Pembelajaran. Semarang: Walisongo Pers. Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta: PT. Ciputat Press Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Darmansyah. 2012. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara. Silberman L, Malvin. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media. Zaini, Hisyam. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD. Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Daymon, Christine dan Immy Holloway. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif Dalam Public Relations & Marketing Communications. Bandung : PT Bentang Pustaka. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2010. Model Pembinaan Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi).
69
Bandung: Alfabeta. JJ. Hasibuan. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Posda Salwanida, Felisha. 2010. Merencanakan Kecerdasan dan Karakter Anak Sejak Dalam Kandungan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyomukti, Nurani. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Umaya, Nazla Maharani. Edisi 129/th.x/Oktober 2010, Kaum Pedagogis yang berkarakter. Derap Guru, hlm. 33. Usman, Basyirudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:Ciputat Press Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang:UIN Malang Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Peradaban). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. W.J.S Poerwadarminta. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. http://pelajaran
bahasa
inggris
blogspot.com/2015/12/bahasa-
inggris.html diunduh pada tanggal 02 Januari 2016, pukul 19.30 WIB http://metode
ceramah
blogspot.com/2015/12/bahasa-inggris.html
diunduh pada tanggal 02 Januari 2016, pukul 19.30 WIB http://diskusi.blogspot.com/2016/01/metode-diskusi.html
70
KODE PENELITIAN MADRASAH IBTIDAIYAH ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1. Responden Guru KODE GK KM GMP
JABATAN Guru Kelas Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran
2. Responden Siswa KODE MR MF MV
JABATAN M Rian M Fahmi M Virzy
KODE W P D
METODE PENELITIAN Wawancara Observasi/Pengamatan Dokumentasi
2. Metode
71
PEDOMAN WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden :
Kode
Data
: Hari/Tanggal :
Waktu
: 1. Apakah anda sudah mengetahui metode card sort? 2. Apakah anda sudah mengetahui tujuan dari metode card sort jika sudah tolong jelaskan ? 3. Bagaimana prioritas pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening? 4. Berkaitan dengan ciri-ciri metode card sort, bagaimana ciri-ciri metode card sort menurut anda?
72
5.
Berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan metode card sort, bagaimana menurut anda solusi dari kesulitan pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran bahasa inggris ?
73
TRANSKIP WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: GK
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Apakah anda sudah mengetahui metode card sort? “ Saya malah kurang tahu, yang saya tahu jika mengajarkan bahasa inggris tinggal mengikuti pannduan di buku LKS atau buku peggangan lain hanya itu saja selebihnya untuk metode lain saya tidak tahu ” 2. Apakah anda sudah mengetahui tujuan dari metode card sort jika sudah tolong jelaskan? “ saya tidak tahu tujuan dari metode ini, yang saya tahu tujuan digunakannya metode pembelajaran adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami pelajaran “ 3. Bagaimana prioritas pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening? “ Sangat diprioritaskan” 74
4. Berkaitan dengan ciri-ciri metode card sort, bagaimana ciri-ciri metode card sort menurut anda? “Mendengar dari penjelasan saudara mengenai metode card sort tadi, menurut saya ciri metode ini adalah menggunakan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan kategorinya, kira kira seperti itu yang bisa saya fahami” 5.
Berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan metode card sort, bagaimana menurut anda solusi dari kesulitan pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran bahasa inggris? “Menurut saya solusinya adalah jika menggunakan metode ini , persiapan waktunya harus di perhatikan jika tidak metode ini banyak menghabiskan banyak waktu”
75
REDUKSI DATA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode : GK
Responden
Kode Data
:
Hari/Tanggal Waktu
: :
“Saya malah kurang tahu, yang saya tahu jika mengajarkan bahasa inggris tinggal mengikuti pannduan di buku LKS atau buku peggangan lain hanya itu saja selebihnya untuk metode lain saya tidak tahu”
“saya tidak tahu tujuan dari metode ini, yang saya tahu tujuan digunakannya metode pembelajaran adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami pelajaran” “ Sangat diprioritaskan”
“Mendengar dari penjelasan saudara mengenai metode card sort tadi, menurut saya ciri metode ini adalah menggunakan kertas yang berisi
76
pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan kategorinya, kira kira seperti itu yang bisa saya fahami”
“Menurut saya solusinya adalah jika menggunakan metode ini , persiapan waktunya harus di perhatikan jika tidak metode ini banyak menghabiskan banyak waktu”
77
PEDOMAN WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: KM
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Apakah anda sudah mengetahui metode card sort? 2. Apakah anda sudah mengetahui tujuan dari metode card sort jika sudah tolong jelaskan? 3. Bagaimana prioritas pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening? 4. Berkaitan dengan ciri-ciri metode card sort, bagaimana ciri-ciri metode card sort menurut anda? 5.
Berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan metode card sort, bagaimana menurut anda solusi dari kesulitan pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran bahasa inggris ?
78
TRANSKIP WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Apakah anda sudah mengetahui metode card sort? “Saya tahu dari ikut KKG dengan tema Upaya Peningkatan Karir Guru di aula UPTD” 2. Apakah anda sudah mengetahui tujuan dari metode card sort jika sudah tolong jelaskan? “Metode card sort ini bertujuan untuk menarik antusiasme siswa khususnya dalam pelajaran bahasa inggris, sehingga nilai belajar siswa menjadi meningkat karena adannya dorongan untuk lebih keras dalam belajar bahasa inggris”. 3. Bagaimana prioritas pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening?
79
“sangat diprioritaskan karena pelajaran bahasa inggris bertujuan untuk mengubah pola pikir guru supaya dapat diterapkan pada peserta didiknya terutama ranah afektif dan psikomotoriknya karena keberhasilan akademik tidak hanya dilihat hasil akademiknya yang bagus tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya , jadi peserta didik tidak hanya cerdas dalam akademiknya saja tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya” 4. Berkaitan dengan ciri-ciri metode card sort, bagaimana ciri-ciri metode card sort menurut anda? “Ciri dari metode ini ialah bagi kartu secara acak, guru mencari kata kunci di papan, siswa mencari kata sejenis( satu tema ) dengan temannya, menyusun kartu dipapan dan masing-masing kelompok mempersentasikannya” 5.
Berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan metode card sort, bagaimana menurut anda solusi dari kesulitan pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran bahasa inggris ? “Merencanakan metode card sort dengan baik dan semaksimal mungkin sehingga tidak terbentur dengan kebiasaan belajar siswa sehingga tidak membuat keadaan kelas menjadi gaduh karena perhatian berlebih dari para siswa”
80
REDUKSI DATA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
“Saya tahu dari ikut KKG dengan tema Upaya Peningkatan Karir Guru di aula UPTD”
“Metode card sort ini bertujuan untuk menarik antusiasme siswa khususnya dalam pelajaran bahasa inggris, sehingga nilai belajar siswa menjadi meningkat karena adannya dorongan untuk lebih keras dalam belajar bahasa inggris”
“sangat diprioritaskan karena pelajaran bahasa inggris bertujuan untuk mengubah pola pikir guru supaya dapat diterapkan pada peserta didiknya terutama ranah afektif dan psikomotoriknya karena keberhasilan akademik tidak hanya dilihat hasil akademiknya yang bagus tetapi juga ketrampilan
81
dan tingkah lakunya , jadi peserta didik tidak hanya cerdas dalam akademiknya saja tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya”
Ciri dari metode ini ialah bagi kartu secara acak, guru mencari kata kunci di papan, siswa mencari kata sejenis( satu tema ) dengan temannya, menyusun kartu dipapan dan masing-masing kelompok mempersentasikannya”
“Merencanakan metode card sort dengan baik dan semaksimal mungkin sehingga tidak terbentur dengan kebiasaan belajar siswa sehingga tidak membuat keadaan kelas menjadi gaduh karena perhatian berlebih dari para siswa”
82
PEDOMAN WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: GM
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Apakah anda sudah mengetahui metode card sort? 2. Apakah anda sudah mengetahui tujuan dari metode card sort jika sudah tolong jelaskan? 3. Bagaimana prioritas pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening? 4. Berkaitan dengan ciri-ciri metode card sort, bagaimana ciri-ciri metode card sort menurut anda? 5.
Berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan metode card sort, bagaimana menurut anda solusi dari kesulitan pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran bahasa inggris ?
83
TRANSKIP WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Apakah anda sudah mengetahui metode card sort? “Saya mengetahui metode ini sejak saya duduk dibangku kuliah di STAIN Salatiga tahun 2014”
2. Apakah anda sudah mengetahui tujuan dari metode card sort jika sudah tolong jelaskan?
“saya mengetahui tujuan dari metode ini sejak saya duduk dibangku kuliah sejak itu gencar kurikulum 2013 yang menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dilaksanakannya metode ini bertujuan untuk membantu siswa aktif dalam kelas dan meningkatkan prestasi belajar
siswa
84
3. Bagaimana prioritas pelajaran bahasa inggris di MI Asas Islam Kalibening? “sangat diprioritaskan karena kami bermaksud untuk membekali anak didik pemahaman sebuah bahasa setelah kita mengetahui pemahaman anak didik saat ini sangat berbeda dengan pemahaman anak didik tahun 1990 dan juga membekali bahasa inggris bukan hanya mengacu pada satu tujuan saja tetapi belajar bahasa inggris juga sebagai bahan interaksi disuatu saat nanti” 4. Berkaitan dengan ciri-ciri metode card sort, bagaimana ciri-ciri metode card sort menurut anda? “ciri metode ini ialah mengajak siswa aktif dalam pembelajaran yang artinya guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai fasilitator, dalam metode ini siswa aktif bergerak mencari potongan kertas sesuai dengan kategorinya dan menempel di depan kelas atau di papan tulis kemudian siswa mempersentasikan kepada temantemannya” 5.
Berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan metode card sort, bagaimana menurut anda solusi dari kesulitan pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran bahasa inggris ? “ solusinya ialah memberikan siswa pengarahan tentang suatu materi yang dimaksud dengan menggunakan metode ini sehingga perhatian siswa tidak kemana-mana dan mereka faham apa yang harus mereka kerjakan”
85
REDUKSI DATA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
“Saya mengetahui metode ini sejak saya duduk dibangku kuliah di STAIN Salatiga tahun 2014”
“saya mengetahui tujuan dari metode ini sejak saya duduk dibangku kuliah sejak itu gencar kurikulum 2013 yang menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dilaksanakannya metode ini bertujuan untuk membantu siswa aktif dalam kelas dan meningkatkan prestasi belajar siswa”
“sangat diprioritaskan karena kami bermaksud untuk membekali anak didik pemahaman sebuah bahasa setelah kita mengetahui pemahaman
86
anak didik saat ini sangat berbeda dengan pemahaman anak didik tahun 1990 dan juga membekali bahasa inggris bukan hanya mengacu pada satu tujuan saja tetapi belajar bahasa inggris juga sebagai bahan interaksi disuatu saat nanti
“ciri metode ini ialah mengajak siswa aktif dalam pembelajaran yang artinya guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai fasilitator, dalam metode ini siswa aktif bergerak mencari potongan kertas sesuai dengan kategorinya dan menempel di depan kelas atau di papan tulis kemudian siswa mempersentasikan kepada teman-temannya”
“ solusinya ialah memberikan siswa pengarahan tentang suatu materi yang dimaksud dengan menggunakan metode ini sehingga perhatian siswa tidak kemana-mana dan mereka faham apa yang harus mereka kerjakan”
87
PEDOMAN WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: MR
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Bagaimana pendapat mu mengenai metode pembelajaran card sort saat pelajaran bahasa inggris? 2. Bagaiamana keadaan kelas saat kamu belajar Bahasa Ingris dengan menggunakan metode Card Sort? 3. Apa kesulitan mu saat belajar Bahasa Inggris?
88
TRANSKIP WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden Kode Data
:M R :
Hari/Tanggal Waktu
: :
1. Bagaimana pendapat mu mengenai metode pembelajaran card sort saat pelajaran bahasa inggris? “Mata pelajaran Bahasa Inggris banyak hafalannya, dengan metode pengajaran card sort ini saya lebih mudah menangkap materi yang diajarkan oleh Ibu Guru saya” 2. Bagaiamana keadaan kelas saat kamu belajar Bahasa Ingris dengan menggunakan metode Card Sort? “Saya merasa senang belajar dengan cara berkelompok dengan teman saya lalu saya maju dengan teman saya, saya lebih akrab dan tidak merasa takut lagi” 3. Apa kesulitan mu saat belajar Bahasa Inggris?
89
“Saya susah memahami arti dalam pelajaran Bahasa Inggris tapi setelah Ibu guru mengajar menggunakan metode ini saya jadi mengerti dan faham apa yang harus saya lakukan dan saya kerjakan”
90
REDUKSI DATA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode :MR
Responden
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
“Mata pelajaran Bahasa Inggris banyak hafalannya, dengan metode pengajaran card sort ini saya lebih mudah menangkap materi yang diajarkan oleh Ibu Guru saya”
“Saya merasa senang belajar dengan cara berkelompok dengan teman saya lalu saya maju dengan teman saya, saya lebih akrab dan tidak merasa takut lagi”
“Saya susah memahami arti dalam pelajaran Bahasa Inggris tapi setelah Ibu guru mengajar menggunakan metode ini saya jadi mengerti dan faham apa yang harus saya lakukan dan saya kerjakan”
91
PEDOMAN WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: MF
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Bagaimana pendapat mu mengenai metode pembelajaran card sort saat pelajaran bahasa inggris? 2. Bagaiamana keadaan kelas saat kamu belajar Bahasa Ingris dengan menggunakan metode Card Sort? 3. Apa kesulitan mu saat belajar Bahasa Inggris?
92
TRANSKIP WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: MF
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Bagaimana pendapat mu mengenai metode pembelajaran card sort saat pelajaran bahasa inggris? “Pelajaran Bahasa Inggris awalnya adalah pelajaran yang tidak saya sukai karena menjenuhkan, akan tetapi semenjak Ibu guru menggunakan metode ini saya sangat senang dan tidak merasa bosan”
2. Bagaiamana keadaan kelas saat kamu belajar Bahasa Ingris dengan menggunakan metode Card Sort?
“Saya dapat belajar dengan teman-teman saya di dalam kelas jadi saya cepat dan mudah sekali fahamnya”
93
3.Apa kesulitan mu saat belajar Bahasa Inggris? “Bahasa Inggris bukan bahasa yang biasanya saya pakai sewaktu saya berbicara jadi saya sangat susah dalam membaca, dan emmahami artinya tapi karena ibu guru mengajar dengan cara ini saya jadi faham cara membacanya dan sedikit mengerti artinnya”
94
REDUKSI DATA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
:MF
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
“Pelajaran Bahasa Inggris awalnya adalah pelajaran yang tidak saya sukai karena menjenuhkan, akan tetapi semenjak Ibu guru menggunakan metode ini saya sangat senang dan tidak merasa bosan”
“Saya dapat belajar dengan teman-teman saya di dalam kelas jadi saya cepat dan mudah sekali fahamnya”
“Bahasa Inggris bukan bahasa yang biasanya saya pakai sewaktu saya berbicara jadi saya sangat susah dalam membaca, dan emmahami artinya tapi karena ibu guru mengajar dengan cara ini saya jadi faham cara membacanya dan sedikit mengerti artinnya”
95
PEDOMAN WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: MV
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Bagaimana pendapat mu mengenai metode pembelajaran card sort saat pelajaran bahasa inggris?
2. Bagaiamana keadaan kelas saat kamu belajar Bahasa Ingris dengan menggunakan metode Card Sort?
3.Apa kesulitan mu saat belajar Bahasa Inggris?
96
TRANSKIP WAWANCARA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode Responden
: MV
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
1. Bagaimana pendapat mu mengenai metode pembelajaran card sort saat pelajaran bahasa inggris?
“Saya gembira sekali dengan teman-teman saat pelajaran Bahasa Inggris karena menjadi ramai dan aktif karena kita semua seolah-olah sedang mengikuti lomba Bahasa Inggris”
2. Bagaiamana keadaan kelas saat kamu belajar Bahasa Ingris dengan menggunakan metode Card Sort?
“Kelas menjadi sangat menyenangkan aku dan teman-temanku saling berebut untuk menjadi yang paling cepat dalam mengerjakan tugas”
97
3.Apa kesulitan mu saat belajar Bahasa Inggris? “Kesulitanku adalah susah menghafalkan kosa kata jadi nilai Bahasa Inggrisku selalu rendah karena tidak faham apa yang harus dikerjakan”
98
REDUKSI DATA IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )
Kode : MV
Responden
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
“Saya gembira sekali dengan teman-teman saat pelajaran Bahasa Inggris karena menjadi ramai dan aktif karena kita semua seolah-olah sedang mengikuti lomba Bahasa Inggris”
“Kelas menjadi sangat menyenangkan aku dan teman-temanku saling berebut untuk menjadi yang paling cepat dalam mengerjakan tugas”
Kesulitanku adalah susah menghafalkan kosa kata jadi nilai Bahasa Inggrisku selalu rendah karena tidak faham apa yang harus dikerjakan”
99
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA MI ASAS ISLAM KALIBENING Kelas
: IV A
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Semester
: I (Satu)
Tahun pelajaran : 2015/2016
KKM
: 60
NO
1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa
M Rian Firmansyah M Farhan Habib M Virzy Ardiansah S Tiara Zalfa Ananda Aula Amalia Dani Pratama Alsa Bagas R
Salisa Thoyibatul 8 Ilmi Siti Nur Khalimah 9 10 11
M.Mardian Indra Daniel Prihandono
Ulangan Harian
Rt
UTS
UAS/
NA
UKK
1
2
3
4
5
62
65
65
70
68
84,7
60
60
68
85
100
87
82
100
91,7
80
84
87
72
70
70
75
72
75
62
60
67
68
70
70
65
65
71,7
60
60
65
65
60
60
75
78
78,3
65
60
68
60
70
75
62
65
75
60
60
65
60
62
62
60
60
73,3
60
60
64
80
82
100
86
87
95
96
77
89
70
72
72
70
70
80
60
60
68
78
75
56
70
70
81,7
60
60
68
82
78
75
80
78
86,7
82
60
79
80
78
78 75
70
81,7
82
64
76
60
62
65 65
60
86,7
60
60
67
75
73
70 60
65
71,7
73
60
68
74
70
72 68
68
86,7
64
60
70
60
65
62 65
60
76,7
60
60
65
64
60
65 65
69
73,3
62
60
65
64
62
70 70
70
78,3
60
63
67
92 86 100
100
98
87
94
Ridlo Miftahul 12 Ikhsan 13 14
M.Nabil M.Afwan Anturida
Ahmad Saiful Fahri 15 Agus Ahmad Novi H 16 17 18 19
Farid Risqon Aldan Zakwan S M Adnan Hisyam
90 100
100
20 21 22 23
Mona Putri Soleha Nafisa Aliya Resa L Khoirun Nisa Naisya Amelia G
M Zuhrul Anam I 24 Abd M Saputra 25
78
85
85 82
85
83,3
70
80
79
82
74
68 75
75
73,3
65
84
74
80
78
78 82
70
81,7
65
73
74
72
68
68 74
72
83,3
62
60
69
65
60
67 70
70
75
60
60
65
72
60
75 65
64
83,3
71
60
70
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran
: Bahasa Inggris
Tingkat Pendidikan
: SD
Kelas
: IV
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: ... x 35 menit (... pertemuan)
I. STANDAR KOMPETENSI Mendengarkan Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas. Berbicara Mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks kelas. Membaca Memahami tulisan bahasa Inggrissangat sederhana dalam konteks kelas. Menulis Mengeja dan menyalin tulisan bahasa Inggrissangat sederhana dalam konteks kelas. II. KOMPETENSI DASAR Mendengarkan Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal. Berbicara
101
Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta izin, memberi izin, menyetujui, tidak menyetujui, menyangkal, dan meminta kejelasan Membaca Membaca nyaring dengan ucapan yang tepat dan berterima yang melibatkan: kata, frasa, dan kalimat sangat sederhana. Menulis Menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana secara tepat dan berterima seperti ucapan selamat dan pesan tertulis. III.
INDIKATOR
1. Mendengarkan kosakatayang berhubungan dengan hobi. 2. Mengucapkan kosakata sapaan dan mempraktikkan dialog. 3. Membaca kata yang berhubungan dengan hobi. 4. Mempelajari kalimat-kalimat yang berhubungan dengan hobi. IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mendengarkan kosakatayang berhubungan dengan hobi. 2. Siswa dapat mengucapkan kosakata sapaan dan mempraktikkan dialog. 3. Siswa dapat membaca kata yang berhubungan dengan hobi. 4. Siswa dapat mempelajari kalimat-kalimat yang berhubungan dengan hobi. Karakter siswa yang diharapkan: Rasa ingin tahu V. DAMPAK PENGIRING Setelah mempelajari materiMy Hobby, siswa diharapkan mampu mengetahui macam-macam hobi dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. VI.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Contoh materi dan ungkapan ragam bahasa lisan 2. Dialog 3. Monolog sederhana yang sesuai dengan tingkat linguistik siswa 4. Kosakata yang berhubungan dengan tema yang dimaksud VII. No.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pembelajaran
102
Pengorganisasian
Pendidikan Siswa Waktu
Budaya Karakter Bangsa
1. Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam kemudian berdoa bersama
K
dan mengabsen siswa. Memberikan motivasi, mengkondisikan siswa untuk
Religius,
menit
disiplin,
K
mengikuti pembelajaran, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
…
K
kreatif, …
mandiri, rasa
menit
ingin tahu, dan
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
komunikatif …
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
menit 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru menjelaskan tentang kosakata yang berhubungan
K
dengan hobi.
…
Jujur, disiplin,
menit kerja keras,
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tentang
K …
kosakata yang berhubungan dengan hobi. Guru mengucapkan beberapa kosakata yang
kreatif,
K
mandiri, rasa
menit ingin tahu, dan
berhubungan dengan hobi.
komunkatif.
Siswa mendengarkan guru mengucapkan beberapa kata
K
tentang kosakata yang berhubungan dengan hobi. Guru menjelaskan pada siswa tentang kosakata yang
… menit
K …
berhubungan dengan hobi.
menit Siswa mendengarkan guru menjelaskan tentang
K …
kosakata yang berhubungan dengan hobi. Guru menjelaskan pada siswa cara mengucapkan kosakata yang berhubungan dengan hobi.
103
K
menit
Siswa mendengarkan dengan baik. K Elaborasi
… menit
Siswa diminta mendengarkan guru dan menuliskan kata sapaan yang diucapkan guru pada lembar jawab.
K
Siswa diminta untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada
… menit Jujur, disiplin,
K
di dalam lembar kerja siswa. Siswa diminta untuk menyusun kosakatayang berhubungan dengan hobi yang belum sempurna
kerja keras, …
K
kreatif,
menit mandiri, rasa
sehingga menjadi menjadi kosakata sapaan yang baik
ingin tahu, dan
dan benar.
komunkatif.
Siswa diminta untuk mempraktikkan dialog yang
Klp
… menit
berhubungan dengan hobi. Siswa diminta untuk mengerjakan Do The Task
K …
Individually, Do the Task in Group.
menit Konfirmasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
K
menit
bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Pembahasan lembar tugas.
K
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
K …
kesalahpahaman, memberikan penguatan, dan
menit
menyimpulkan materi pelajaran. Memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi
…
K …
belajarnya.
menit
Kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, komunikatif, dan tanggung jawab.
…
104
menit … menit … menit
… menit 3. Kegiatan Akhir Guru bersama-sama siswa membuat catatan/rangkuman.
K I
Tindak lanjut (pemberian tugas dari guru).
K
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
menit keras, kreatif, … …
menit
METODE PEMBELAJARAN
Contextual learning IX SUMBER/BAHAN BELAJAR Buku bahasa Inggris kelas IV SD Narasumber (guru) Kamus Perpustakaan
105
rasa ingin
jawab, dan …
VIII
mandiri,
menit tahu, tanggung
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Ket: K (kelas), Klp (kelompok), I (individu)
Jujur, kerja
menit komunikatif, K
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama
…
religius
X PENILAIAN Contoh instrumen penilaian Answer the questions based on the text on Task 2! Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan teks pada Task 2! 1. What is the writer’s name? Answer: 2. Is the writer’s hobby reading? Answer:
..........., ...................... 20 .... Mengetahui,
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Kelas/Mapel Bahasa Inggris
–––––––––––––––––––––––
–––––––––––––––––––––––
NIP.
NIP.
106
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ika Sri Lestari
NIM
: 11511049
Fakultas / Jurusan
: FTIK / Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Tempat Tanggal : Salatiga, 05 Mei 1993 Lahir Alamat
: Perumnas Banyumanik, Jl. Waru dalam 2 no. 21 Semarang
No HP
: 085 950 494 189
Riwayat Pendidikan
: TK Aisyiah lulus Tahun 1999 SDN Kumpulrejo 03 Tahun 2005 MTSN Salatiga lulus tahun 2008 SMA N 2 Salatiga lulus Tahun 2011 IAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarbenarnya.
Salatiga, 7 Maret 2016 Penulis
Ika Sri Lestari 107
11511049
108
109
110
111
112