PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENERAPAN STRATEGI CARD SORT (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI AL-IMAN NGAWONGGO, KECAMATAN KALIANGKRIK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : SITI FATIMATURROHMAH NIM 11408210
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : Hal
: Pengajuan Skripsi
Salatiga, 24 Juli 2010
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama
: SITI FATIMATURROHMAH
NIM
: 11408210
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/PAI
Judul
:
PENINGKATAN
MOTIVASI
BELAJAR
AQIDAH
AKHLAQ DENGAN PENERAPAN STRATEGI CARD SORT (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IV MI AL-IMAN NGAWONGGO, KECAMATAN KALIANGKRIK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010) Untuk diujikan dalam siding munaqasyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Pembimbing
Dra. Djami’atul Islamiah, M.Ag. NIP. 19570812 198802 2 001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara: SITI FATIMATURROHMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408210 yang berjudul PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENERAPAN STRATEGI CARD SORT (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IV MI AL-IMAN NGAWONGGO, KECAMATAN KALIANGKRIK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010). telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 22 Ramadhan 1429 H 1 September 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr.Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670818 1999903 1 005
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag NIP: 19680613 199403 1 004
Winarno, M.Pd. NIP: 19730526 199903 1 004
Pembimbing
Drs. Djami’atul Islamiah, M.Ag. NIP. 19570812 198802 2 001
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang penulis cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini di buat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 24 Juli 2010 Penulis
SITI FATIMATURROHMAH NIM 11408210
iv
MOTTO
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kekayaan dan anak turunanmu itu sampai melalaikan kamudari mengingat Allah”. (QS. Al-Munafiqun: 9)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku, yang selalu memberikan yang terbaik dalam hidupku. Karena jasa beliau berdua maka saya dapat melalui proses kehidupan sampai saat ini. Semoga Allah SWT memberi berkah dan kehidupan yang baik di dunia sampai akherat kelak. Amin. 2. Suamiku, H. Hasyim, yang selalu kusayangi. 3. Anak-anakku tercinta, A. Yusuf Hermanto dan M. Zaki Mumtaza. 4. Keluarga besar MI Al-Iman Ngawonggo, Kaliangkrik.
ABSTRAK Fatimaturrohmah, Siti. 2010. Peningkatan Motivasi Belajar Aqidah Akhlaq Dengan Penerapan Strategi Card Sort (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV MI Al-Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang Tahun 2010). Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiah, M.Ag. Kata kunci: Motivasi belajar, Aqidah Akhlaq, Card Sort, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-Nya. Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah pendekatan konvensional yang cenderung menggunakan metode ceramah dianggap kurang efektif dan efisien. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya untuk menyempurnakan, meneliti, dan mengevaluasi pengelolaan pembelajaran agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Strategi card sort dimaksudkan agar peserta didik dapat berperan secara aktif dan memacu kreatifitas sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan efisien, dan efektif. Dalam penelitian ini, akan penulis fokuskan pada permasalahan: Apakah penggunaan strategi Card Sort dapat meningkatkan motivasi belajar akidah Akhlak? Dengan indikatornya Peserta didik dapat mengetahui, mengerti, menerangkan, menjelaskan, dan mempraktekkan macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan strategi card sort dapt meingkatkan motivasi belajar siswa dengan indikator bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan pada miant, keaktifan, praktek dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari hasil penelitian tersebut di atas, maka peneliti merekomendasikan perlunya penggunaan strategi pembelajaran Aqidah Akhlaq yang inovatif yang mengedepankan keaktifan siswa, salah satunya adalah card sort. Mengurangi / menghilangkan metode ceramah atau menuliskan catatan materi/rangkuman, karena dapat menghambat kreatifitas dan aktifitas siswa. Pihak Sekolah atau Pengelola Lembaga Pendidikan hendaknya memberikan fasilitas penunjang, baik kepada guru maupun semua civitas akademika agar menggunakan metode, taktik, strategi, teknik maupun pendekatan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan optimal serta memberikan dorongan dan menciptakan sistem manajemen pendidikan yang dapat mengarahkan guru untuk melakukan terobosan-terobosan yang positif dalam proses pembelajaran.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas segala karunia dari Allah SWT, tanpa sadar sampai detik ini kita masih diberi denyut nafas kehidupan dalam menempuh hidup memerankan diri sebagai Khalifatullah dimuka bumi dan sebagai Abdullah (hamba Allah). Teriring Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai tauladan dalam mengangkat derajat kaum Mustad’afiin, sehingga karena tauladan beliaulah saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENERAPAN STRATEGI CARD SORT (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IV MI AL-IMAN NGAWONGGO, KECAMATAN KALIANGKRIK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010). Karena kemampuan penulis yang masih terbatas, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka akan menerima masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dan kewajiban guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, saran, pertimbangan dan kritik dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Jami’atul Islamiah, M.Ag selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran, dan keikhlasan. 3. Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, yang dengan keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 4. Kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Iman, Desa Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian. 5. Buat Keluargaku, yaitu suamiku, H. Hasyim dan kedua anakku, A. Yusuf Hermanto dan M. Zaki Mumtaza, yang selalu sabar dan memberikan pengertian. Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih serta doa semoga Allah SWT membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon petunjuk dan hidayah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin. Salatiga, 24 Juli 2010 Penulis
SITI FATIMATURROHMAH NIM 11408210
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ......................................................................................
00
LEMBAR LOGO ...............................................................................................
0
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................
iv
MOTTO ..............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ..............................................................................................
vi
ABSTRAK ..........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................
viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................
5
C.
Tujuan Penelitian .................................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................
6
E.
Kegunaan ............................................................................................
7
F.
Definisi Operasional ............................................................................
8
G. Metode Penelitian ...............................................................................
10
1.Rancangan Penelitian ......................................................................
10
2. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian ........................................
12
3. Siklus Penelitian ...........................................................................
13
4. Instrumen Penelitian ....................................................................
14
5. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
16
6. Teknik Analisis Data ....................................................................
18
H. Sistematika Penelitian .........................................................................
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Motivasi Belajar ...................................................................................
21
1. Pengertian Motivasi ......................................................................
21
2. Pengertian Belajar ........................................................................
24
3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .............................
28
4. Macam-Macam Motivasi .............................................................
30
5. Ciri-Ciri Motivasi Orang yang Memiliki Motivasi Tinggi ..........
33
6. Fungsi Motivasi ...........................................................................
33
7. Pentingnya Metode Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ...................................................................................................... 34 B.
C.
Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................
35
1. Pengertian PTK ............................................................................
35
2. Sifat dan Karakteristik PTK .........................................................
36
3. Tujuan dan Manfaat PTK .............................................................
37
4. Objek PTK ...................................................................................
38
5. Jenis-Jenis PTK ............................................................................
38
6. Persyaratan Penelitian oleh Guru .................................................
39
Strategi Card Sort ...............................................................................
40
1. Prosedur Pembelajaran .................................................................
40
2. Pengertian Strategi Card Sort
43
3. Langkah-Langkah dalam Strategi Card Sort
44
4. Karakteristik Model Pembelajaran Card Sort 5. Aplikasi Card Sort dalam Pembelajaran D.
45 46
Pendidikan Aqidah Akhlak .................................................................
47
1. Pengertian ....................................................................................
47
2. Fungsi dan Tujuan ........................................................................
47
3. Pendekatan dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq ........................
48
4. Penilaian atau Evaluasi ................................................................
49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Deskripsi Siklus I ...............................................................................
55
B.
Deskripsi Siklus II ..............................................................................
62
C.
Deskripsi Siklus III ............................................................................
70
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Penjelasan Per Siklus .........................................................................
77
B.
Proses Analisis Data ..........................................................................
80
C.
Pembahasan dan Pengambilan Keputusan .........................................
84
BAB V : PENUTUP A.
Kesimpulan ........................................................................................
88
B.
Saran ..................................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….............. LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
DAFTAR TABEL TABEL I
Instrumen Pengamatan ...........................................................
54
TABEL II
Instrumen hasil ......................................................................
54
TABEL III
Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus I …………………..
55
TABEL IV
Lembar Pengamatan Siklus I .................................................
59
TABEL V
Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus II ………………….
63
TABEL VI
Lembar Pengamatan Siklus II .................................................
66
TABEL VII
Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus III ………………….
70
TABEL VIII
Lembar Pengamatan Siklus III ................................................
74
TABEL IX
Siklus I ....................................................................................
78
TABEL X
Siklus II ...................................................................................
78
TABEL XI
Siklus III ..................................................................................
79
TABEL XII
Profil Hasil Penelitian ……………………………………….
84
TABEL XIII
Nilai Pra Siklus, Post Test Siklus I, Post Test Siklus II dan Post Test Siklus III..................................................................
ii
85
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-Nya. Adapun yang dapat menyempurnakan akidah yang benar terhadap Allah adalah berakidah dengan benar terhadap malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya yang diturunkan kepada para Rasul dan percaya kepada Rasul-rasul utusan-Nya yang mempunyai sifat jujur dan amanah dalam menyampaikan risalah Tuhan Mereka. Seperti yang di jelaskan oleh Allah dalam Surat An Nisa’ ayat 136
1
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya” (An Nisa’ :136) (Depag RI, tt: 234).
Ketidakberesan dan adanya keresahan yang selalu menghiasi kehidupan manusia timbul sebagai akibat dari penyelewengan terhadap akhlak–akhlak yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Penyelewengan ini tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada kesalahan dalam berakidah, baik kepada Allah. Malikat, rasul, kitab-kitab-Nya maupun hari Akhir. Untuk menjaga kebenaran pendidikan akhlak dan agar seseorang selalu dijalan Allah yang lurus, yaitu jalan yang sesuai dengan apa yang telah digariskan-Nya, maka akidah harus dijadikan dasar pendidikan akhlak manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh pada tuntutan bahwa pendidikan diasumsikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dinamisasi jaman yang senantiasa melaju dengan cepat menuntut dunia pedidikan untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
2
Mutu
pendidikan
dapat
terwujud
jika
proses
pembelajaran
diselenggarakan secara efektif, artinya berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pendidikan (Tabrani, 1989: 22). Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi (atau rangsang) yang terjadi. Belajar melibatkan berbagai unsur yang
ada di
dalamnya, berupa kondisi fisik dan psikis orang yang belajar. Kedua kondisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya Kiranya masih banyak unsur lain yang dapat disebutkan yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain suasana lingkungan saat belajar tersedianya media pendidikan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur-unsur tersebut perlu mendapatkan perhatian guna menunjang tercapainya tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan ( Sarwono, 1975: 57). Untuk menunjang keberhasilan belajar, maka hendaknya menggunakan metode yang bervariatif. Sebab, dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif peserta didik dimungkinkan akan lebih berpikir secara konkret dan hal ini berarti dapat mengurangi verbalisme pada diri peserta didik. Apalagi seiring dengan perkembangan jaman yang makin modern dan serba canggih. Hal demikian mengakibatkan peserta didik termasuk guru dapat memilih atau menggunakan strategi pembelajaran yang baik dalam proses belajar . Dalam proses belajar-mengajar adanya strategi pembelajaran yang baik mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut kondisi
3
psikologi peserta didik serta motivasi yang menjadi salah satu bagian dari keberhasilan proses pembelajaran sering menjadi berkurang karena metode atau strategi yang digunakan monoton. Penggunaan metode pembelajaran disetiap mata pelajaran sangat penting, karena tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua penyampaian, waktu kondisi, dan bidang studi. Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode. Metode pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil pembelajaran dapat optimal. Dalam setiap proses pembelajaran termasuk aqidah akhlak metode memiliki kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai (Rohmat, 1999:1). Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada dorongan (motivasi) baik dalam atau luar diri siswa. Dalam bidang studi aqidah akhlak yang seringkali membicarakan sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga dalam mengajarkannya dibutuhkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Agar apa yang diajarkan tadi bisa dipahami dan diterima dengan baik oleh anak-anak, mengingat anak-anak adalah pribadi yang serba terbatas dalam kemampuannya menerima pelajaran. Setiap sekolah memiliki mutu pendidikan, upaya peningkatan mutu
4
pendidikan sekolah tidak terlepas dari peningkatan mutu guru, fasilitas, dan sarana prasarana serta pembentukan kurikulum termasuk penggunaan metode pengajaran aktif, dimana guru dalam tugasnya sebagai pengajar harus selalu berusaha agar peserta didiknya mampu mencapai keberhasilan belajar yang optimal. Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai metode, terutama metode Card Sort, yaitu suatu metode pembelajaran dengan menggunakan kartu yang disortir kemudian mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata (Zaini, 2002:xvi). Metode ceramah dalam pembelajaran aqidah akhlak sering digunakan disetiap sekolah, hal ini mengakibatkan peserta didik sulit untuk mengingat, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode pembelajaran itu sangat penting, karena tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua waktu, kondisi, dan bidang studi (Jogiyanto HM, 2006:23). Melihat uraian latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi skripsi dengan judul PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENERAPAN STRATEGI CARD SORT (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PESERTA
DIDIK
KELAS
IV
MI
AL-IMAN
NGAWONGGO,
KECAMATAN KALIANGKRIK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010)
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah penggunaan strategi Card Sort dapat meningkatkan motivasi belajar akidah Akhlak pada peserta didik kelas IV MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tahun 2010?” C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui efektifitas penggunaan Strategi Card Sort dalam meningkatkan motivasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik kelas IV MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tahun 2010. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Penggunaan metode Card Sort dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada peserta didik kelas IV MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tahun 2010”. Sedangkan indikator keberhasilan penelitian ini adalah : 1. Peserta didik dapat mengetahui dan mengerti macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela. 2. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela. 3. Peserta didik dapat mempraktekkan contoh-contoh akhlak terpuji dan akhlak tercela.
6
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberi,
menambah
serta
mengembangkan khasanah pengetahuan dibidang pendidikan khususnya masalah peningkatan dan persiapan kualitas sumber daya manusia, baik sebagi guru maupun sebagai peserta didik. 2. Manfaat Praktis a. Dengan diketahui ada tidaknya peningkatan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak setelah menggunakan metode Card Sort dapat memberikan petunjuk bagi para guru untuk metode pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. b. Dengan diketahuinya metode pembelajaran mana yang lebih baik untuk
meningkatkan
motivasi
belajar
peserta
didik
maka
penggunaannya dapat dikembangkan lebih lanjut. c. Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperluas pengetahuan mengenai penggunaan strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar dan pengetahuan di bidang agama. d. Memberikan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan perbaikan pembelajaran agama Islam dengan penggunaan strategi pembelajaran yang baik.
7
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah tersebut penulis jabarkan sebagai berikut: 1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat, yang berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (Poerwadarminta, 2006 : 1281). Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan peningkatan adalah proses meningkatnya kemampuan peserta didik dalam mengikuti dan memahami materi pembelajaran dari kemampuan yang kurang menjadi lebih baik dan mencapai tingkatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Motivasi Belajar Motivasi artinya dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Poerwadarminto, 1986: 657). Dalam konteks psikologi, motivasi diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Sardiman, 1992: 44). Secara mendasar, peningkatan motivasi belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, proses pembelajaran di
8
kelas harus berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil. Proses pembelajaran yang baik didukung oleh salah satunya dengan penggunaan metode pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik akan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan seksama. 3. Aqidah Akhlak Aqidah akhlak adalah salah satu nama mata pelajaran yang ada di kelas IV MI Al-Iman Ngawonggo, kecamatan kaliangkrik, kabupaten magelang tahun 2010 yang berisikan materi Rukun Iman, Akhlak Nabi Muhammad SAW, Surat-surat pendek, Sifat Allah, Akhlak terpuji dan akhlak tercela. terpuji dan tercela. 4. Strategi Card Sort Srategi Card Sort adalah salah satu model pembelajaran dengan menyortir kartu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas IV dan isi kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian). b. Seluruh kartu diacak agar campur. c. Kartu
dibagikan
kepada
murid
dan
pastikan
masing-masing
memperoleh satu kartu (boleh dua apabila masih ada sisa). d. Guru memerintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
9
e. Setelah kartu induknya beserta kartu rinciannya ketemu, maka masingmasing murid membuat kelompok dan menempelkan hasilnya di papan yang telah disediakan. f. Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya. g. Salah satu peserta didik dipilih sebagai penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian meminta komentar dari kelompok lain. h. Guru memberi komentar tentang hasil kerja murid (setiap kelompok) kemudian mengklarifikasi maeri atau masalah dan menyimpulkan serta memberi skor penilaian. i. Guru mengakhiri pembelajaran dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang masih keliru (Ismail, 2008: 88-89). 5. Peserta Didik Peserta
didik
artinya
anak-anak
yang
mengikuti
kegiatan
pembelajaran di kelas (siswa).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan
10
proses daur ulang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan refleksi yang diikuti dengan perencanaan ulang. Secara rinci prosedur atau tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan
fasilitas
dan
sarana
prasarana
pendukung
pembelajaran. 3) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru. 4) Menyiapkan alat evaluasi. 5) Melaksanakan atau memberi contoh pelaksanaan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Mengadakan appersepsi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa. 2) Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi card sort. 3) Melaksanakan strategi pembelajaran dengan menerapkan strategi card sort. c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan selama pembelajaran berlangsung dilakukan dengan tujuan untuk : 1) Mengetahui tingkat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan tindakan yang telah ditetapkan.
11
2) Memahami tingkat keberhasilan dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. d. Refleksi dan Analisis Refleksi dilaksanakan dengan menganalisa dan mengkaji hasil dari pelaksanaan tindakan yang dicatat dalam lembar observasi mulai dari siklus 1 sampai siklus 3. kemudian hasil dari refleksi dijadikan bahan acuan bagi perencanaan siklus selanjutnya. 2. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah di MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tahun 2010. b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2010 sesuai dengan alokasi materi pembelajaran, program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Rencana Pembelajaran Harian. c. Subjek Penelitian Subyek yang akan dikenai tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IV MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tahun 2010, dengan jumlah peserta didik 38 siswa dengan rincian 17 siswa putra dan 21 siswa putri. Dasar pertimbangan pilihan subyek yakni perlunya
12
penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap proses pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah khususnya pada kelas IV. 3. Siklus Penelitian Rancangan penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap yang selama ini dilakukan dalam proses pembelajaran, mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan rekan sejawat serta mengkaji teori maupun metode yang relevan. Berdasarkan refleksi awal maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah meningkatkan peran serta dan aktivitas peserta didik daam kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak. Maka dari itu salah satu tindakan yang penulis anggap tepat adalah dengan menerapkan strategi Card Sort. Penelitian ini terdiari dari 3 siklus yang setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,. pengamatan, dan refleksi. Adapun tahap-tahap pelaksanaan siklus digambarkan dengan diagram sebagai berikut:
13
Permasalahan
Perencanaan I
Pelaksanaan I
Refleksi I
Pengamatan I
Perencanaan II
Pelaksanaan II
Refleksi II
Pengamatan II
Perencanaan III
Pelaksanaan III
Refleksi III
Pengamatan III
SIKLUS I
Permasalahan hasil refleksi I
SIKLUS II
Permasalahan hasil refleksi II
SIKLUS III
Skema alur PTK (Suharsimi, 2006: 74) 4. Instrumen Penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Pedoman Observasi 1) Pedoman observasi Aktifitas Guru Observasi aktifitas guru digunakan untuk mengamati kemampuan guru (peneliti) dalam mengelola pembelajaran. Adapun pedomannya sebagai berikut: a) Menyusun Rencana Pembelajaran. b) Menguasai kurikulum, materi, metodologi, dan evaluasi.
14
c) Menggunakan metode simulasi. d) Mengorganisir kelas atau peserta didik dan membangun suasana kelas. 2) Pedoman Observasi Aktifitas Peserta Didik Lembar observasi untuk peserta didik digunakan untuk mencatat aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran. Adapun pedoman-pedomannya sebagai berikut: a) Hadir dalam kegiatan pembelajaran b) Mengerjakan tugas rumah (PR) c) Memperhatikan guru pada saat menyelesaikan / memberi contoh soal d) Aktif bertanya e) Aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari) f) Aktif mengerjakan tugas atau siap mengerjakan g) Aktif mencatat hal-hal penting h) Mengikuti secara aktif simulasi pelaksanaan pembelajaran i) Bersemangat dalam menyelesaikan soal j) Berani membahas soal di papan tulis k) Bertanya kepada guru atau teman apabila belum jelas l) Memperhatikan jawaban atau pendapat teman m) Menjawab pertanyaan guru n) Menguasai materi akhlak terpuji dan akhklak tercela
15
b. Tes Formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini akan diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Soal-soal dalam tes formatif berisi materi-materi tentang akhlak terpuji dan akhlak tercela. c. Pedoman Dokumentasi Beberapa
hal
yang
dijadikan
pedoman
dalam
mendokumentasikan data adalah sebagai berikut: 1) Data-data dari penyusunan RPH, RPP, lembar observasi, lembar tes formatif. 2) Catatan pelakanaan tindakan. 3) Catatan pengamatan secara tidak langsung. 4) Rekap data pendukung lainnya. 5. Teknik Pengumpulan Data Jenis penelitin ini adalah field research yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala (Sutrisno, 1993: 10). Adapun metode yang digunakan untuk mengambil data lapangan adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengumpulan data dengan observasi secara langsung atau pengamatan langsung dengan cara mengambil data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
16
untuk keperluan tersebut (Nazir, 1998: 212). Penerapan metode ini dengan mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi yang diteliti yaitu MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang mliputi letak geografis, keadaan guru dari segi jumlah guru dan proses pembelajaran yang berhubungan dengan usaha dari guru Aqidah Akhlak dalam rangka untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam belajar Aqidah Akhlak. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data megenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, parasasti, notulen rapat, ledger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 1998: 245). Adapun dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mencatat dan mendokumentasikan seluruh proses pembelajaran mulai dari awal sampai akhir. c. Metode Interview Metode interview yaitu suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden yang dilakukan secara sistematis (Nasution, 2004: 13). Interview dalam penelitian ini digunakan untuk mewawancarai peserta didik agar apat diketahui tingkat pemahaman tentang materi pembelajaran secara langsung.
17
d. Tes Pengumpulan data dari tes ini didapat dari jawaban yang diberikan kepada masing-masing siswa atas soal-soal ters formatif. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data bisa diartikan sebagai proses yang menghubunghubungkan, memisah-misahkan, dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang benar (Suharsimi, 1998: 245). Analisis data diperlukan sebagai acuan untuk mengetahui keaktifan dan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data dan sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan verifikasi (Miles dan Haberman, 1992: 16). Metode ini bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran, motivasi belajar peserta didik, dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari penjabaran di atas, maka analisis data yang digunakan adalah kualitatif
fan
kuantitatif
agar
penyusunan
dan
penglolaan
data
dilaksanakan dengan sangat teliti dan hati-hati agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Instrumen pengelolaan data yang dipakai adalah sebagai berikut:
18
a. Tes Tertulis (Tes Formatif) Evaluasi
yang dibuat
untuk
mengetahui
dan mengukur
penguasaan materi pembelajaran. b. Kegiatan Siswa dalam Pelaksanaan Strategi Card Sort Dianalisis dengan statitistik deskriptif dan interpretasi hasil dianalisis secara kuantitatif. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
P=
F 100 % N
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah subjek Sedangkan untuk hasil tes formatif peneliti mencari data dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dalam satu kelas kemudian dibagi dengan jumlah siswa yang ada sehingga di dapat rata-rata nilai tes formatif.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan instrumen penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori membahas teori-teori tentang Penelitian Tindakan Kelas, pembelajaran dengan menggunakan strategi card sort, motivasi belajar peserta didik dan Aqidah Akhlak.
19
Bab III Pelaksanaan Penelitian berisi tentang Deskripsi pelaksanaan Siklis I , Siklus II, dan Siklus III. Bab IV Hasil Penelitian pembahasan deskripsi per siklus (data wawancara, refleksi, keberhasilan dan kegagalan), dan pembahasan. BAB V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan beberapa pengertian motivasi menurut pada ahli. Diantara beberapa pengertian motivasi yang penulis peroleh dari beberapa buku diantaranya sebagai berikut : a. HM.Hafi Anshan Motive atau motivasi adalah suatu keadaan, tekanan dalam individual yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan perilaku menuju suatu sasaran (Anshan, 1996:373). b. S. Nasution, MA. Menerangkan bahwa “To Motive a Child to arrange condition so that the wants to do what be is capable doing“ Motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya (Nasution, 2001:140). c. Dr. Oemar Hamalik Berdasarkan teori MC. Donald bahwa “Motivation is energy Change within the person characterizet by affective arausal and anticipatory goal reactions“ Motivasi adalah suatu perubahan energy di
21
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1990:173). d. Abdul Mujib M.Ag Dalam bukunya yang berjudul Nuansa-Nuansa Psikologi Islam Abdul Mujib, M.Ag. menjelaskan bahwa motivasi yaitu keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku. Motivasi juga diartikan satu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisasi yang mengakibatkan, mengelola, mempertahankan dan mengukur tingkah laku menuju sasaran-sasaran (Mujib, 2001:293). e. Muhibbin Syah Motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorong-nya untuk berbuat sesuatu, dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energyzer) untuk bertingkah laku secara terarah (Muhibbin, 1995:136). Dari beberapa pengertian motivasi belajar di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah, keseluruhan data penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, agar tujuan yang hendak di capai dari peserta didik dapat terwujud. Dikatakan keseluruhan pada umumnya ada beberapa motivasi yang bersama, menggarahkan peserta didik untuk belajar motif merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai suatu tujuan
22
sebagaimana yang dikatakan Suryabrata bahwa kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (Suryabrata, 1989:73.). Dalam uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta perubahan tingkah laku. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi peserta didik adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibanding dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru. Motivasi dan guru merupakan penggerak kegiatan para peserta didiknya, ia harus menyusun suatu rencana tentang cara-cara melakukan tindakan serta mengumpulkan bahan-bahan yang dapat membangkitkan serta menolong para peserta didik agar mereka terus melakukan usahausaha yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan belajar. Sebagian besar dari peserta didik masuk sekolah dan memiliki tujuan-tujuan belajar dalam pikirannya. Bagi mereka itu mungkin hanya diperlukan sedikit bantuan untuk membangkitkan motif-motifnya, akan tetapi ada juga yang masuk sekolah tanpa memiliki tujuan apa-apa. Kepada mereka ini perlu diberikan banyak bantuan agar mereka melihat tujuan-tujuan belajar yang bermakna bagi mereka.
23
Tiap guru berusaha memotivasi semua anak dengan tehnik yang sama sehingga mungkin sebagian akan tertolong, tetapi sebagian lagi tidak. Oleh karena itu, guru perlu belajar mengenai cara-cara membangkitkan motif ini, suatu teori menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil harus berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar para peserta didik itu. 2. Pengertian Belajar Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambahkan dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Kepada anak-anak diberikan bermacam-macam mata pelajaran untuk menambah pengetahuan yang di milikinya, terutama dengan jalan menghafal. Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan ekonomi (Ahmadi, 2000:278280). Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, dikemukakan oleh Howard L. Kingsley sebagai berikut: (Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan) (Soemanto,1990:98-99).
24
Menurut Sardiman AM, belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2005:20). Selanjutnya dalam kamus paedagogik dikatakan bahwa belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan dan kecakapan. Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari hasil proses belajar sebelumnya. Tetapi harus di ingat juga bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu masa di mana sesuatu fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan (Ahmadi, 2000:280). Menurt Hilgrad sebagai mana dikutip Abdurrachman Abror, belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainya (Abror, 1993:66). Definisi-definisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh ahliahli yang berbeda-beda pendiriannya dan berlain-lainan titik tolaknya. Kalau kita simpulkan definisi-definisi tersebut dan juga definisi-definisi yang lain, maka kita dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut: a)
Bahwa belajar itu membawa perubahan
b)
Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
25
c)
Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (Suryabrata, 1995:246249) Dari beberapa definisi di atas dpatlah diambil kesimpulan bahwa
belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila telah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. Perlu diketahui bahwa setiap perbuatan belajar senantiasa memiliki aspek jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi). Otak itu sendiri adalah strukturnya dan berfikir adalah fungsinya. Keduanya saling bertalian dan saling mempengaruhi. Kalau otak itu luka, maka fungsi berfikirnya akan terganggu dan sebaliknya kalau fungsi berfikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya. Jadi kedua aspek itu bersatu dalam perbuatan belajar seseorang. a. Teori-Teori Tentang Proses Belajar 1) Teori Belajar Menurut Faculty-Psycology (Ilmu Jiwa Daya) Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya berfikir, mengenal, mengingat, mengamati dan lain-lain. Daya-daya ini dapat berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan bahanbahan dan cara-cara tertentu. Berdasarkan pandangan ini, maka yang dimaksud dengan belajar ialah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga kita dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Cara yang digunakan ialah dengan menghafal, memecahkan soal-soal dan berbagai jenis kegiatan lainnya.
26
2) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Assosiasi Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari assosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk kedalam jiwa kita. Assosiasi itu biasanya berbentuk berkat adanya hubungan stimulus response, di singkat S-R. Menurut pandangan ini, belajar berarti membentuk hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubungan itu agar bertalian erat. 3) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt (Organis) Dalam teori ini dijelaskan bahwa jiwa manusia merupakan satu keseluruhan yang bulat, bukan tanggapan-tanggapan (elemenelemen). Jiwa manusia bersifat hidup dan aktif, berinteraksi dengan lingkungan. Karena itu belajar menurut pandangan ini berarti mengalami, bereaksi, berfikir secara kritis (Ahmadi, 2000:281.). b. Beberapa Prinsip Belajar Proses belajar itu adalah kompleks sekali, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik. Prinsip-prinsip itu adalah: 1) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya. 2) Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran itu sendiri
27
3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian 4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. 5) Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya 6) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan 7) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari (Ahmadi, 2000:30). 3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar a. Faktor Intern Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar akan terganggu apabila kesehatan seseorang terganggu, selain itu dia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk atau kelaian fungsi alat inderanya. Menurutnya kondisi kesehatan akan menurunkan motivasi untuk belajar.
28
b. Faktor Ekstern 1. Faktor Keluarga a. Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak-anaknya. Pendidikan itu telah terjamin apabila orang tua mencegah pengaruh-pengaruh buruk atas anak-anak dan kehidupan keluarga diselaraskan dengan hukum serta nilai-nilai (Russen, 1982:51). b. Keadaan ekonomi keluarga Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, minum, pakaian dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar seperti belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat-alat tulis dan buku-buku yang dibutuhkan anak. Fasilitas belajar bisa terpenuhi jika keluarga memunyai ekonomi (uang). Dalam hal ini Dimyati Mahmud menjelaskan : Remaja-remaja yang status ekonomi orang tua baik, kecukupan, kaya, menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam kemampuan test akademik. Dalam hasil belajar, dalam lamnya sekolah, ketimbang mereka yang status
ekonomi
orang
tuanya
rendah
atau
menguntungkan, kurang berada (Dimyati, 1990:87).
29
kurang
2. Faktor Sekolah a. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan peserta didik dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisplinan guru dalam mengajar, kedisiplinan pegawai, kedisiplinan kapala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta peserta didiknya dan kedisiplinan BP dalam pelayanannya kepada peserta didik. b. Alat Belajar Semakin lengkap alat pelajaran yang dipakai dan dimiliki akan semakin meningkatkan motivasi belajar peserta didik. c. Keadaan Gedung Keadaan gedung juga memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar anak. Peserta didik yang duduk berjubel-jubel di dalam kelas tidak akan dapat belajar dengan baik, tetapi jika sekolah memiliki gedung atau ruang yang mencukupi dan tertata rapi maka peserta didikpun akn lebih aktif mengikuti pelajaran. 4. Macam-Macam Motivasi Pada dasarnya motivasi belajar dapat dari beberapa sudut pandang antara lain (Sardiman, 1992:85-90). :
30
a. Motivasi di Lihat dari Dasar Pembentukannya 1) Motivasi oleh bawaan yaitu makan yang di bawa sejak lahir, jadi tanpa di pelajari seperti dorongan untuk makan, minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan istirahat. Motif-motif ini seringkali juga di sebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis manusia. 2) Motivasi yang di pelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena di pelajari. Contohnya dorongan belajar dan mengajar suatu cabang ilmu pengetahuan. b. Jenis-jenis Motivasi Menurut Pembagian dari Wood Worth dan Marguis 1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya, kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat. 2) Motif-motif darurat yang termasuk dengan jenis motif ini antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. 3) Motif-motif obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat mengadapi dunia secara efektif.
31
c. Motivasi Jasmani dan Rohani Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya refleksi, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah yaitu kemauan. d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan contoh: seseorang yang sedang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rahin mencari buku-buku untuk di bacanya. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Contoh: seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingg akan di puji pacarnya atau temannya. Dalam pembelajaran, motivasi ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran tersebut. Misalnya penerapan metode, teknik, strategi maupun taktik pembelajaran yang baik aan berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam belajar.
32
5. Ciri-Ciri Motivasi Orang yang Memiliki Motovasi Tinggi Menurut Sardiman beberapa ciri-ciri Orang yang Memiliki Motovasi Tinggi adalah sebagai berikut : a. Untuk menghadapi tugas (dapat bekerja teru menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Untuk menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak dapat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, pantangan terhadap setiap tindak kriminal moral dan sebagainya). d. Lebih senang bekerja mandiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akn sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang di yakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 1992:82-83) 6. Fungsi Motivasi Motivasi sebagai gejala psikologi menjadi amat penting dalam pengembangan dan pembinaan potensi individu, karena potensi individu
33
ini menjadi suatu kekuatan seseorang untuk melakukan sesuai dengan yang di inginkan serta tingkat kekuatan untuk mencapai kerugian tersebut. Menurut Drs. M. Ngaliun Purwanto M.P bahwa fungsi dan motivasi itu adalah : a. Motivasi Mendorong Manusia untuk Bertindak Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan0 kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b. Motivasi Menentukan Arah Perbuatan Yaitu ke arah perwujudan suatu tujuan atau suatu cita-cita motivasi mencegah penyelenggaraan dan jalan yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu makin jelas pula terbentang jalan yang harus di tempuh. c. Motivasi Menyeleksi Perbuatan Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus di lakukan yang serasi yang mencapai tujuan itu dengan menyampaikan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu (Purwanto, 1977:8182). 7. Pentingnya Metode Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Proses pembelajaran seharusnya menekankan pada metode atau cara cara bagaimana membelajarkan peserta didik dari pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Pembelajaran hendaknya memperhatikan
34
metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan atau pengalaman nyata yang diperlukan peserta didik untuk belajar dalam proses memahami dengan melakukan kegiatan yang nyata secara optimal. Maka dalam merencanakan
suatu
pembelajaran
harus
disusun
dengan
mempertimbangkan relevansi materi pembelajaran (Hakim, 2008: 152). Dengan adanya metode pembelajaran yang tepat, maka akan memudahkan peserta didik untuk bisa memahami materi dengan baik, hal ini karena dengan pembelajaran yang bisa menciptakan suasana yang menyenangkan maka seorang peserta didik akan termotivasi untuk mengikuti proses tersebut dengan seksama. Sehingga akan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Dengan adanya motivasi yang muncul akibat pemilihan metode pembelajaran yang tepat maka akan berdampak pula terhadap keberhasilan proses pembelajaran (Hakim, 2008: 152).
B. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti dari gagasan Lewin kemudian dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. Sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 1980 (Aqib, 2007: 12). Pengertian dari PTK sendiri kalau di lihat dari kata yang membentuk berarti suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
35
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2008: 3). Tindakan tersebut diberikan atau diarahkan oleh guru kemudian dilakukan oleh peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurt dan Lewin pada tahun 1946. Menurut Stephen Kemmis, PTK atau action research adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri; (b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan (Aqib, 2007: 4). Sedangkan tim pelatih proyek PGSM (1999) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan (M. Nur, 2001). 2. Sifat dan Karakteristik PTK PTK mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut (Aqib, 2007: 16) :
36
a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksionalnya. b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik konstruksional. e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. 3. Tujuan dan Manfaat PTK Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada guru dalam penunaian misi profesional kependidikannya. PTK merupakan salah satu cara strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan program sekolah secara keseluruhan (Aqib, 2007: 18). Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh seorang guru dalam pelaksanaan PTK yang terkait dengan komponen pembelajaran, yaitu (Aqib, 2007: 18) : a. Inovasi pembelajaran. b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru.
37
4. Objek PTK Objek dari PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Objek dari PTK antara lain sebagai berikut (Aqib, 2007: 27): a. Peserta didik b. Guru c. Materi pelajaran d. Peralatan atau sarana pendidikan e. Hasil pembelajaran f. Lingkungan g. Pengelolaan 5. Jenis-Jenis PTK Ada beberapa jenis PTK, antara lain sebagai berikut (Aqib, 2007: 19-20) : a. PTK Diagnostik PTK jenis ini adalah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat dalam latar penelitian. b. PTK Partisipan PTK Partisipan adalah penelitian dimana peneliti terlibat secara langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.
38
c. PTK Empiris Yang dimaksud dengan PTK empiris adalah apabila peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi d. PTK Eksperimental Pengertian
PTK
Eksperimental
adalah
apabila
PTK
diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Tujuannya adalah agar peneliti menemukan cara mana yang tepat, efektif, dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 6. Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru Beberapa hal di bawah ini yang merupakan persyaratan untuk diterimanya laporan penelitian tindakan kelas antara lain sebagai berikut (Suharsimi, 2008: 23) : a. Penelitian harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Pelaksanaan PTK harus dicermati terus-menerus, obyektif, dan sistematis. c. Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
39
d. Terjadi secara wajar, tidak mengubah peraturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal pelajaran yang sudah ada. e. Penelitian disadari oleh pemberi tugas maupun pelakunya sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. f. Menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu peserta didik yang sedang belajar.
C. Strategi Card Sort 1. Prosedur Pembelajaran Perekayasaan proses pembelajaran dapat di desain oleh guru sedemikian rupa. Idealnya kegiatan untuk peserta didik harus disesuaikan dengan kemampuan yang berbeda-beda dari setiap peserta didik. Walaupun untuk memahami satu jenis konsep yang sama karena setiap peserta didik mempunyai keunikan masing-masing. Oleh karena itu, sebelum penulis mengupas lebih jauh tentang strategi Card Sort, maka akan penulis jelaskan lebih dahulu tentang beberapa istilah yang ada di dalam prosedur suatu pembelajaran. Dalam suatu prosedur pembelajaran ada beberapa istilah yang berkaitan dengan jalannya proses pembelajaran itu sendiri dan hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tehadap pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran tidak dapat diabaikan. Untuk lebih jelasnya akan penulis jabarkan beberapa pengertian di atas sebagai berikut:
40
a. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan dapat diartikan sebagai sebagai seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat dan belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran menjadi titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, pembelajaran
menginsiprasi, dengan
menguatkan,
cakupan
teoretis
dan
melatari
tertentu.
metode
Dilihat
dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach). 2) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) (Majid, 2008: 133). b. Metode Pembelajaran Secara etimologis, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos, artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Ismail, 2008: 7). Dalam istilah pendidikan, maka arti dari metode pembelajaran adalah rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Metode pembelajaran digunakan sebagai cara untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
41
strategi pembelajaran, diantaranya adalah ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan sebagainya (Majid, 2008: 135). c. Teknik Pembelajaran Teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas sesuai dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Dengan kata lain, Teknik Pembelajaran diartikan sebagai cara yang dilakukan seorang guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama (Majid, 2008: 160). d. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
42
diambil
dalam
suatu
pelaksanaan
pembelajaran.
Dilihat
dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: 1) Exposition-Discovery Learning. 2) Group-Individual Learning. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Ismail, 2008: 24-25). 2. Pengertian Strategi Card Sort Strategi Card Sort merupakan salah satu dari beberapa strategi yang digunakan untuk mengaplikasikan pembelajaran aktif atau Active Learning (Silberman, 2004: 179). Card Sort berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah sortir kartu. Sedangkan pengertian dari Strategi Card Sort adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran dalam kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, penggolongan sifat, fakta tentang objek atau me-review informasi. Gerakan yang dominan dalam dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan (Zaini, 2007:53).
43
Peran peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi Card Sort lebih dominan dan berperan lebih aktif yaitu dengan mengutamakan gerakan fisik dengan cara memilih atau menyortir kartu. Sehingga peserta didik dapat merasa lebih besemangat dan mendapat energi ketika keadaan kelas berada dalam kondisi yang menjenuhkan dan membosankan (Silberman, 2004: 179). Dengan demikian, tujuan dari penggunaan strategi Card Sort dalam pembelajaran lebih ditekankan pada gerakan fisik yang dominan dan mendrong peserta didik untuk berperan lebih aktif sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, aktif, persuasif, efetif dan efisen serta menghindarkan suasana yang menjenuhkan, membosankan, jumud dan memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik. 3. Langkah-Langkah dalam Strategi Card Sort a. Pada awal kegiatan dibentuk beberapa kelompok. Kemudian setiap kelompok diberi satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak. b. Setiap peserta didik diberi potongan kartu yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih suatu kategori. c. Setiap kelompok diminta untuk mensortir kartu-kartu tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu. Peneliti dapat mengumumkan kategori tersebut sebelum atau membiarkan peserta didik menemukan sendiri.
44
d. Setiap kelompok memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar. e. Setiap kelompok mempresentasikan dan menjelaskan tentang kategori yang mereka selesaikan. f. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori, peneliti dapat memberikan penjelasan tekait poin-poin yang penting dalam materi pelajaran yang disampaikan. 4. Karakteristik Model Pembelajaran Card Sort Pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut (Bonwell, 1995: 78) : a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritik terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. b. Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut. c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran. d. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi. e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
45
5. Aplikasi Card Sort dalam Pembelajaran Dalam saat-saat awal dari kegiatan belajar aktif, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Arti pentingnya jangan dipandang rendah sekalipun pelajarannya hanya berlangsung satu jam pelajaran. Tujuantujuan ini adalah sebagai berikut: a. Pembentukan tim: membantu peserta didik untuk lebih menguasai satu sama lain dan menciptakan semangat kerja sama dan interdependensi. b. Penilaian sederhana: pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman peserta didik. c. Keterlibatan belajar langsung: ciptakan minat awal terhadap pelajaran. Ketiga tujuan di atas, bila dicapai, akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan peserta didik, meningkatkan kemauan mereka untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif. Dengan hanya memakan waktu sekitar lima menit (tergantung dari lamanya waktu pelajaran) untuk mengawali pelajaran yang bisa berlangsung hingga dua jam, alokasi waktu pembuka ini sudah cukup memadai. Memperkenalkan kembali aktivitas ini dari waktu ke waktu selama pelajaran juga akan membantu memperbarui pembentukan tim, memperbaiki penilaian, dan menciptakan kembali minat terhadap mata pelajaran.
46
D. Pendidikan Aqidah Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akidah Akhlak merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah SWT. dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui
kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, dan pembiasaan (Depag, 2004: 17). 2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak di Madrasah Ibidaiyah mempunyai beberapa fungi dan tujuan. Adapun funghsi dan tujuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Fungsi 1) Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 2) Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang telah lebih dulu ada di keluarga. 3) Penyesuaian mental dan diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal akidah akhlak. 4) Perbaikan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
47
5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya asing 6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak serta sistem dan fungsionalnya. 7) Pembekalan peserta didik untuk mendalami Akidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. b. Tujuan Tujuan dari pendidikan Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dengan akhlak yang terpuji melalui pemberian dan pemupukan penghayatan, pengetahuan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Akidah Akhlak Islam, sehingga menjadi manusia Musllim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Depag, 2004: 18). 3. Pendekatan dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran terpadu melalui beberapa pendekatan sebagai berikut: a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT. sebagai sumber kehidupan.
48
b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dngan ajaran agama Islam yang tekandung dalam Al-Qur'an dan Hadits serta tauladan para Ulama. d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Akidah Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan dapat dipahami dengan mudah. e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam mengahyati Akidah Akhlak mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik. f. Fungsional, menyajikan materi akidah Akhlak yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sehingga cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia (Depag, 2004: 21-22). 4. Penilaian atau Evaluasi Penilaian adalah suatu kegiatan yang di sengaja dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dan memberikan masukan
49
pada guru dalam mempersiapkan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran selanjutnya. Tujuan dari evaluasi itu sendri adalah sebagai berikut: a) Untuk mengambil keputusan tentang hasil belajar b) Memahami sampai sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran c) Untuk memperbaiki dan mengembangkan program pembelajaran Dalam proses untuk memberikan penilaian pada hasil belajar peserta didik dibutuhkan beberapa prinsip. Adapun beberapa prinsip dalam penilaian mata pelajaran Akidah Akhlak sebagai berikut (Depag, 2004: 22). a) Sebagai upaya mengumpulkan informasi kamajuan belajar peserta didik secara utuh, baik dari aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. b) Instrumen penilaian harus benar-benar dapat mengukur secara tepat kemampuan usaha belajar peserta didik. c) Penilaian dilakukan dengan tes dan non tes. d) Pengukuran terhadap ranah afektif dilakukan dengan cara non tes. Misalnya skala perilaku, observasi, dan wawancara. e) Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan.
50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti merencanakan untuk memakai tiga siklus penelitian dan masing-masing siklus dilaksanakan pada dua kali pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 40 menit). Dua pertemuan yang direncanakan pada setiap siklus tersebut peneliti gunakan untuk membahas dua materi pelajaran yaitu untuk pertemuan pertama membahas akhlaq terpuji dan untuk pertemuan kedua membahas akhlaq terpuji. Untuk selanjutnya rencana tersebut peneliti tuangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Meskipun peneliti menggunakan dua materi pelajaran yang berbeda pada penelitian ini, namun materi-materi pelajaran tersebut masih merupakan urutan bab yang tidak dipisahkan. Berikut adalah Tujuan Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus dari materi Aqidah Akhlaq yang peneliti pakai: 1. Akhlaq Terpuji Tujuan Pembelajaran Umum : Siswa dapat membiasakan Akhlaq Terpuji Tujuan Pembelajaran Khusus : a. Siswa dapat membiasakan akhlaq terpuji yaitu patuh dan hormat kepada Guru dan orang tua b. Siswa dapat membiasakan akhlaq terpuji yaitu hormat kepada teman dan tetangga tanpa membedakan status sosial.
51
c. Siswa dapat membiasakan akhlaq terpuji yaitu tabah dalam menghadapi cobaan seperti kisah Masyitah. d. Siswa dapat membiasakan akhlaq siddiq, tablig, dan fatonah dalam kehidupan sehari-hari. e. Siswa dapat membiasakan akhlaq terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari. f. Siswa dapat mencintai dan meneladani akhlaq mulia lima rasul ulul azmi. 2. Akhlaq Tercela Tujuan Pembelajaran Umum : Siswa dapat menghindari Akhlaq Tercela Tujuan Pembelajaran Khusus : a. Siswa dapat menghindari akhlaq tercela seperti yang terdapat dalam kisah Sa’labah dalam kehidupan sehari-hari. b. Siswa dapat menghindari sifat munafik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengukur keberhasilan penelitian maka peneliti menggunakan instrumen pengamatan dan instrumen hasil. Instrumen pengamatan digunakan untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam seluruh proses pembelajaran yang di lihat dari motivasi siswa yang meliputi aspek minat, aspek keaktifan dan aspek praktek. Sedangkan instrumen hasil digunakan untuk mendata peningkatan motivasi dan pembelajaran siswa dengan menggunakan strategi card sort. Skor penilaiannya adalah: a. Amat baik (A) dengan nilai 9 - 10
52
b. Baik (B) dengan nilai 7 - 8 c. Cukup (C) dengan nilai 6 d. Kurang (D) dengan nilai < 5 Instrumen pengamatan dilakukan dengan menggunakan panduan table yang berisi tiga aspek penilaian yaitu aspek motivasi, aspek minat, dan aspek pemahaman. Indikator yang digunakan untuk mengukur aspek minat siswa adalah: -
Konsentrasi pada pelajaran.
-
Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan.
-
Senang mencari dan memecahkan soal-soal yang diberikan.
-
Senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran dengan seksama. Indikator yang digunakan untuk mengukur aspek praktek siswa adalah:
-
Menerangkan contoh-contoh dari materi pelajaran.
-
Menjelaskan materi pelajaran.
-
Menyebutkan sekaligus menguraikan dari setiap materi pelajaran.
-
Menerapkan materi pelajaran dalam kegiatan kelompok. Indikator yang digunakan untuk mengukur aspek keaktifan siswa
adalah: -
Aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti.
-
Aktif bertanya berkaitan dengan materi pelajaran dan tindakan yang akan dilakukan jika belum paham.
-
Berusaha memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam pembelajaran.
-
Aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok.
53
Penilaian untuk masing-masing indikator adalah : a. Skor A nilainya 4, apabila memenuhi ke empat indikator. b. Skor B nilainya 3, apabila hanya memenuhi tiga indikator. c. Skor C nilainya 2, apabila memenuhi dua indikator. d. Skor D nilainya 1, apabila memenuhi satu indikator. TABEL I. Instrumen Pengamatan No. Kelompok
Aspek yang diamati
Nama Siswa
Minat
Keaktifan
Kerja Sama
1 2 Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen hasil yang diambil dari indikator pembelajaran yaitu: Tabel II. Instrumen Hasil Materi Pembelajaran
Aspek Penilaian a. Menjelaskan cara bersikap patuh dan hormat kepada Guru dan orang tua. b. Menjelaskan cara bersikap hormat kepada teman dan tetangga.
Akhlaq Terpuji
c. Menjelaskan sikap tabah dalam menghadapi cobaan seperti kisah Masyitah. d. Mengartikan sifat siddiq, tablig, dan fatonah. e. Menyebutkan perilaku terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari. f. Menyebutkan nama lima rasul ulul azmi.
Akhlaq
a. Menyebutkan macam-macam akhlaq tercela dalam
54
Penilaian A B C D
Tercela
kehidupan sehari-hari. b. Menyebutkan beberapa sifat munafik.
A. Deskripsi Siklus I Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus pertama diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan dalam siklus pertama meliputi : a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Menyiapkan bahan pembelajaran d. Menyiapkan alat observasi atau pengamatan e. Menyusun topik-topik penelitian f. Mempersiapkan alat atau media yang digunakan. g. Menyusun alat evaluasi (post test). Tabel III. Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus I No 1
Kegiatan Awal
-
Langkah Pendahuluan
Waktu 10 menit
-
Apersepsi
5 menit
-
Motivasi
2
Inti
Pelaksanaan KBM 50 menit
3
Penutup
Menyimpulkan
Keterangan
15 menit
dan Post Test 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2010 di MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang meliputi seluruh Kegiatan Belajar
55
Mengajar yaitu mencakup mata pelajaran Aqidah Akhlaq yang difokuskan pada materi pelajaran akhlaq terpuji dan akhlaq tercela agar siswa dapat fokus dan meningkatkan pemahaman siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar yang mengacu pada Rencana Pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu: a. Kegiatan Pendahuluan 1) Memberi Salam dan memulai pelajaran dengan membaca Surat Al-Fatihah. 2) Mengamati keadaan kelas, mengkondisikan siswa dan lain-lain. 3) Melakukan do'a dan presensi. 4) Menjelaskan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. 5) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas IV dan isi kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian). 6) Seluruh kartu diacak agar campur. b. Kegiatan Pembelajaran Dalam tahap ini, guru membagi kelas menjadi 6 kelompok dengan rincian 2 kelompok beranggotakan 7 siswa dan 4 kelompok beranggotakan 6 siswa. Daftar kelompok sesuai dengan daftar kelompok belajar yang telah ada, kemudian tempat duduk dan posisi kartu induk yang nantinya akan dicari oleh siswa untuk dicocokkan
56
dengan kartu rincian diatur sedemikian rupa agar dalam satu kelompok dapat belajar dengan nyaman. Alat atau media yang berupa kartu induk dan kartu rincian sudah dipersiapkan terlebih dahulu untuk masingmasing kelompok. Untuk lebih detail kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti uraikan sebagai berikut: 1) Apersepsi dan Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik, memperhatikan guru pada saat menyelesaikan/memberi contoh soal, aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari), aktif mengerjakan tugas atau siap mengerjakan, aktif mencatat hal-hal penting, mengikuti secara aktif simulasi
pelaksanaan
pembelajaran,
bersemangat
dalam
menyelesaikan soal, berani membahas soal di papan tulis, bertanya kepada guru atau teman apabila belum jelas, memperhatikan jawaban atau pendapat teman, menjawab pertanyaan guru. 2) Kegiatan Inti a) Kartu dibagikan kepada murid dan pastikan masing-masing memperoleh satu kartu (boleh dua apabila masih ada sisa). b) Guru memerintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. c) Setelah kartu induknya beserta kartu rinciannya ketemu, maka masing-masing murid membuat kelompok dan menempelkan hasilnya di papan yang telah disediakan.
57
d) Lakukan
koreksi
bersama
setelah
semua
kelompok
menempelkan hasilnya. e) Salah satu peserta didik dipilih sebagai penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian meminta komentar dari kelompok lain. f) Guru memberi komentar tentang hasil kerja murid (setiap kelompok) kemudian mengklarifikasi materi atau masalah dan menyimpulkan serta memberi skor penilaian. c. Kegiatan Penutup a. Guru mengakhiri pembelajaran dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang masih keliru. b. Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. c. Mengangkat kembali permasalahan yang dimunculkan di awal pembelajaran. d. Melaksanakan post test. e. Proses belajar mengajar diakhiri dengan doa penutup belajar. f. Guru mengucapkan salam penutup. 3. Pengamatan Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh guru tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Dari pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
58
Tabel IV. Lembar Pengamatan Siklus I No. Kelompok
Aspek yang diamati
Nama siswa
Minat
Keaktifan
Praktek
1
Anjar Al-Fanani
3
2
2
2
Ahmad Zaitun
1
2
2
Ahmad Khoirul Matazil
2
2
2
Baikah
1
1
2
5
Ianatus Shihifah
1
2
1
6
Imroatul Hidayah
3
3
2
7
Inayatur Rohmah
1
2
2
8
Irfaudin
2
1
1
Hani Fatur Rohmah
2
2
2
Khomsah
1
1
2
11
Khoirul Umam
1
1
2
12
Kholid Alfan
4
3
3
13
Mahmudah
2
1
2
14
Maunah
2
1
2
Munawaroh
2
2
2
Mat Yasin
1
1
1
17
M. Adib Fauzi
1
1
2
18
M. Yusuf
1
2
1
19
Mudrik Asnawi
1
2
1
20
Mustarrohim
2
1
2
Nia Fatmawati
1
2
2
Nurul Khafifah
1
2
1
23
Nurul Mahmudah
1
2
1
24
Rohmawati
1
2
1
25
Rohmad Safi'i
2
3
2
Rohmad Darmawan
3
2
2
Siti Mahmudah
2
2
1
3 4
9 10
15 16
I
II
III
21 22
26 27
IV
V
59
28
Siti Munadhirah
2
1
1
29
Saiful Mujab
2
1
2
30
Titin Toyibah
2
1
1
31
Ul Fahiyah
3
2
2
32
Umatul Khoiriyah
3
1
2
33
Wiwid Indah Indriyani
1
2
2
34
Widya Wati
2
1
1
Wiwin Nafisah
2
2
1
36
Zulaikah
2
1
1
37
Zaenal Hanif
1
2
1
38
Zaenal Ngabidin
1
2
1
Jumlah
66
65
62
Prosentase
43 %
42 %
40 %
35
VI
Dari tabel di atas dapat diketahui fakta sebagai berikut; a. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, hanya berkisar 43 %. b. Keaktifan siswa masih kurang, yaitu berada dalam prosentase 42 %. c. Kemampuan praktek siswa berada dalam kategori kurang, yaitu 40 % Dari hasil post tes pada siklus I ini dapat diketahui bahwa pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi masih kurang. Ratarata kelas dikategorikan kurang karena berkisar pada nilai 5,86. Ada 16 siswa yang mempunyai nilai kurang dan butuh bimbingan lebih kanjut. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan belajar mengajar berakhir menganalisis pelaksanaan PTK, sebagai bahan refleksi. Di samping itu mencatat kekurangan, kendala dalam pelaksanaan
60
pembelajaran kemudian mencari solusi agar kekurangan, kendala yang ada pada siklus pertama tidak berulang kembali pada siklus berikutnya. Adapun rincian dari refleksi pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut: Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus I selesai dilaksanakan,
peneliti
dan
guru
pengamat
mendiskusikan
hasil
pengamatan untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada siklus I. Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Adapun temuan hasil diskusi tersebut antara lain: a. Pada umumnya siswa belum terlalu aktif mengikuti proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (11 anak) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang bermain sendiri dan berbicara dengan teman dalam kelompoknya. b. Masih sedikit siswa yang berani mengemukakan pertanyaan. Siswa yang berani bertanya 10 anak. c. Beberapa siswa kurang dapat memahami konsep yang dipelajari. Diketahui ternyata ada beberapa siswa merasa kesulitan dan kurang memahami dalam mempraktekkan atau memberi contoh akhlaq terpuji dan akhlaq tercela.. d. Masih ada siswa yang kurang serius dalam melakukan simulasi pembelajaran, hal ini tampak pada saat siswa kurang sesuai dengan
61
petunjuk
pelaksanaan
yang
dikarenakan
pada
saat
diberikan
petunjuknya siswa tersbeut sibuk sendiri. Dari analisis tesebut di atas, maka dalam siklus II perlu ada perbaikan, antara lain: a. Kurangnya minat, keaktifan, dan kerja sama siswa disebabkan antara lain karena kurangnya motivasi pada saat appersepsi, sehingga saat appersepsi pemberian motivasi lebih diperhatikan. b. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang terarah disebabkan karena penggunaan metode pembelajaran belum maksimal, sehingga pada siklus selanjutnya untuk lebih ditingkatkan pembelajaran penerapan strategi card sort.
B. Deskripsi Siklus II Prosedur tindakan kelas pada siklus II diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Berdasarkan refleksi dan analisis pada siklus I serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada yang mana harapannnya pada siklus II proses pembelajaran dapat lebih efektif dibanding pada siklus I. Langkah yang ditempuh yaitu: a. Merancang kembali Rencana Pembelajaran dengan metode penelitian, termasuk merancang tehnik, pendekatan yang digunakan serta menyusun Satuan Pelajaran. b. Memberikan motivasi kepada siswa c. Mempersiapkan alat atau media yang digunakan.
62
d. Menyusun alat evaluasi (post test). Tabel V. Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus II No 1
Kegiatan Awal
Langkah
Waktu
-
Pendahuluan
10 menit
-
Apersepsi
5 menit
-
Motivasi
2
Inti
Pelaksanaan KBM 40 menit
3
Penutup
Menyimpulkan
Keterangan
20 menit
dan Post Test 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2010 di MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang meliputi seluruh Kegiatan Belajar Mengajar yaitu mencakup mata pelajaran Aqidah Akhlaq dengan materi pelajaran akhlaq terpuji dan akhlaq tercela. Dalam tahap ini daftar kelompok dan tempat duduk siswa sama dengan pada siklus I hanya posisi duduk dalam satu kelompok dapat berubah. Selain itu, pembagian kartu induk dan kartu rincian juga di acak agar masing-masing kelompok tidak mendapat kartu yang sama dengan kartu yang di dapat pada siklus I. Alat atau media yang berupa kartu induk dan kartu rincian sudah dipersiapkan terlebih dahulu untuk masing-masing kelompok. Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan sepenuhnya pada tahap implementasi ini. Secara garis besar kegitannya mencakup hal-hal sebagai berikut:
63
a. Kegiatan Pendahuluan 1) Memberi Salam dan memulai pelajaran dengan membaca Surat AlFatihah. 2) Mengamati keadaan kelas, mengkondisikan siswa dan lain-lain. 3) Melakukan do'a dan presensi. 4) Menjelaskan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. 5) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas IV dan isi kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian). 6) Seluruh kartu diacak agar campur. b. Kegiatan Pembelajaran 1) Apersepsi dan Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik, memperhatikan guru pada saat menyelesaikan/memberi contoh soal, aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari), aktif mengerjakan tugas atau siap mengerjakan, bersemangat dalam menyelesaikan soal, berani membahas soal di papan tulis, bertanya kepada guru atau teman apabila belum jelas, memperhatikan jawaban atau pendapat teman, menjawab pertanyaan guru.
64
2) Kegiatan Inti a) Kartu dibagikan kepada murid dan pastikan masing-masing memperoleh satu kartu (boleh dua apabila masih ada sisa). b) Guru memerintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. c) Setelah kartu induknya beserta kartu rinciannya ketemu, maka masing-masing murid membuat kelompok dan menempelkan hasilnya di papan yang telah disediakan. d) Lakukan
koreksi
bersama
setelah
semua
kelompok
menempelkan hasilnya. e) Salah satu peserta didik dipilih sebagai penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian meminta komentar dari kelompok lain. f) Guru memberi komentar tentang hasil kerja murid (setiap kelompok) kemudian mengklarifikasi materi atau masalah dan menyimpulkan serta memberi skor penilaian. c. Kegiatan Penutup 1) Guru mengakhiri pembelajaran dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang masih keliru. 2) Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. 3) Mengangkat kembali permasalahan yang dimunculkan di awal pembelajaran. 4) Melaksanakan post test.
65
5) Proses belajar mengajar diakhiri dengan doa penutup belajar. 6) Guru mengucapkan salam penutup. 3. Pengamatan Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh guru tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Dari pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Tabel VI. Lembar Pengamatan Siklus II No. Kelompok
Aspek yang diamati
Nama siswa
Minat
Keaktifan
Praktek
1
Anjar Al-Fanani
3
3
4
2
Ahmad Zaitun
2
3
3
3
Ahmad Khoirul Matazil
1
2
3
4
Baikah
2
2
3
5
Ianatus Shihifah
2
3
3
6
Imroatul Hidayah
4
3
4
7
Inayatur Rohmah
2
3
3
8
Irfaudin
2
2
3
Hani Fatur Rohmah
2
2
3
10
Khomsah
2
2
2
11
Khoirul Umam
2
3
2
12
Kholid Alfan
4
4
3
I
9 II
66
13
Mahmudah
2
2
2
14
Maunah
3
2
2
Munawaroh
3
3
2
16
Mat Yasin
2
2
2
17
M. Adib Fauzi
2
2
2
18
M. Yusuf
1
2
2
19
Mudrik Asnawi
2
2
3
20
Mustarrohim
2
2
2
Nia Fatmawati
2
3
2
22
Nurul Khafifah
1
2
2
23
Nurul Mahmudah
2
2
2
24
Rohmawati
2
3
2
25
Rohmad Safi'i
3
3
2
26
Rohmad Darmawan
3
3
2
27
Siti Mahmudah
2
2
2
Siti Munadhirah
3
2
1
29
Saiful Mujab
2
2
3
30
Titin Toyibah
2
2
2
31
Ul Fahiyah
3
3
2
32
Umatul Khoiriyah
3
2
3
Wiwid Indah Indriyani
2
2
2
Widya Wati
3
2
2
15 III
21 IV
28
33 34
V
VI
67
35
Wiwin Nafisah
3
3
2
36
Zulaikah
2
3
2
37
Zaenal Hanif
2
2
2
38
Zaenal Ngabidin
2
3
2
Jumlah
87
93
90
Prosentase
57 %
61 %
59 %
Dari tabel di atas dapat diketahui fakta sebagai berikut; a. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, hanya berkisar 57 % (kategori kurang). b. Keaktifan siswa sudah cukup, yaitu berada dalam prosentase 61 %. (Kategori Cukup). c. Kemampuan praktek siswa berada dalam kategori kurang, yaitu 59 % (Kategori Kurang) Dari hasil post tes pada siklus II ini dapat diketahui bahwa pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi cukup namun masih perlu ditingkatkan agar lebih baik. Rata-rata kelas dikategorikan cukup dan berkisar pada nilai 6,76. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan belajar mengajar berakhir menganalisis pelaksanaan PTK, sebagai bahan refleksi. Di samping itu mencatat kekurangan dan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam menganlisa dan mencatat apakah kekurangankekurangan dan kendala yang ada pada siklus I terulang kembali atau
68
tidak. Harapannya ada peningkatan dibanding pada siklus I. Apabila masih ada kekurangan-kekurangan dan kendala maka peneliti mencari solusi agar kekurangan dan kendala yang ada pada siklus kedua tidak berulang kembali pada siklus berikutnya sehingga pembelajaran lebih efektif. Dari pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: a. Pada umumnya siswa cukup aktif mengikuti proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (1-2 siswa) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran. b. Siswa yang aktif untuk mengajukan pertanyaan cukup baik. Siswa yang berani bertanya rata-rata 24-27 siswa. Ini ditunjukkan dengan siswa yang tunjuk jari sebelum bertanya. c. Beberapa siswa kurang dapat memahami konsep yang dipelajari. Diketahui ternyata siswa tersebut tidak memiliki perbendaharaan bahasa yang cukup, sehingga kesulitan memahami soal. d. Secara umum siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar namun masih bayak aspek dari kegiatan siswa selama pembelajaran yang perlu ditingkatkan. Hasil refleksi dan analisis pada siklus II dijadikan dasar untuk memutuskan dan sebagai bahan bagi perencanaan pembelajaran pada siklus III. Apabila pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator dan kompetensi yang diharapkan, maka pelaksanaan siklus hanya sampai pada siklus II. Namun apabila dalam pelaksanaan siklus II belum
69
diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dan masih ada kekurangan yang sekiranya perlu diperbaiki, maka akan dilanjutkan pada siklus III dengan rancangan seperti di bawah ini.
C. Deskripsi Siklus III Prosedur tindakan kelas pada siklus III diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan pembelajaran pada siklus III ini berdasarkan pada hasil refleksi dan analisis atas pelaksanaan siklus II serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Harapannnya adalah pada siklus III ini proses pembelajaran mengalami peningkatan serta lebih efektif dibanding pada siklus II sehingga indikator dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Langkah yang ditempuh pada siklus III ini yaitu sebagai berikut: a. Merancang
kembali
Rencana
Pembelajaran
dengan
mencoba
merancang tehnik, pendekatan yang lain yang akan digunakan serta menyusun Satuan Pelajaran. b. Memberikan motivasi kepada siswa, guru lebih memperhatikan pada kelompok yang masih kurang mencapai indikator yang diharapkan. c. Mempersiapkan alat atau media yang digunakan. d. Menyusun alat evaluasi (post test) Tabel VII. Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus III No 1
Kegiatan Awal
Langkah 1. Apersepsi
70
Waktu 15 menit
Keterangan
2. Motivasi 2
Inti
Pelaksanaan KBM 50 menit
3
Penutup
Menyimpulkan
15 menit
dan Post Test 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010 di MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang meliputi seluruh Kegiatan Belajar Mengajar yaitu mencakup mata pelajaran Aqidah Akhlaq, materi pelajaran akhlaq terpuji dan akhlaq tercela. Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan sepenuhnya pada tahap implementasi ini. Secara garis besar kegitannya mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan 1) Memberi Salam dan memulai pelajaran dengan membaca Surat Al-Fatihah. 2) Mengamati keadaan kelas, mengkondisikan siswa dan lain-lain. 3) Melakukan do'a dan presensi. 4) Menjelaskan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. 5) Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas IV dan isi kartu terdiri dari kartu induk dan kartu rincian).
71
6) Seluruh kartu diacak agar campur. b. Kegiatan Pembelajaran 1) Apersepsi dan Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik, memperhatikan guru pada saat menyelesaikan/memberi contoh soal, aktif menjawab pertanyaan atau siap menjawab (tunjuk jari), aktif mengerjakan tugas atau siap mengerjakan, bersemangat dalam menyelesaikan soal, berani membahas soal di papan tulis, bertanya kepada guru atau teman apabila belum jelas, memperhatikan jawaban atau pendapat teman, menjawab pertanyaan guru. 2) Kegiatan Inti a) Kartu dibagikan kepada murid dan pastikan masing-masing memperoleh satu kartu (boleh dua apabila masih ada sisa). b) Guru memerintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. c) Setelah kartu induknya beserta kartu rinciannya ketemu, maka masing-masing murid membuat kelompok dan menempelkan hasilnya di papan yang telah disediakan. d) Lakukan
koreksi
bersama
menempelkan hasilnya.
72
setelah
semua
kelompok
e) Salah satu peserta didik dipilih sebagai penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian meminta komentar dari kelompok lain. f) Guru memberi komentar tentang hasil kerja murid (setiap kelompok) kemudian mengklarifikasi materi atau masalah dan menyimpulkan serta memberi skor penilaian. 3) Kegiatan Penutup a) Guru mengakhiri pembelajaran dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang masih keliru. b) Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. c) Mengangkat kembali permasalahan yang dimunculkan di awal pembelajaran. d) Melaksanakan post test. e) Proses belajar mengajar diakhiri dengan doa penutup belajar. f) Guru mengucapkan salam penutup 3. Pengamatan Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh guru tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh yang dibantu oleh seorang pengamat untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Dari pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
73
Tabel VIII. Lembar Pengamatan Siklus III No. Kelompok
Aspek yang diamati
Nama siswa
Minat
Keaktifan
Praktek
1
Anjar Al-Fanani
4
3
4
2
Ahmad Zaitun
3
4
3
Ahmad Khoirul Matazil
3
3
3
Baikah
3
3
4
5
Ianatus Shihifah
3
4
2
6
Imroatul Hidayah
4
4
3
7
Inayatur Rohmah
3
4
3
8
Irfaudin
3
3
3
Hani Fatur Rohmah
3
2
4
Khomsah
2
3
3
11
Khoirul Umam
2
4
3
12
Kholid Alfan
4
4
3
13
Mahmudah
2
3
3
14
Maunah
4
3
3
Munawaroh
3
4
3
Mat Yasin
4
3
3
17
M. Adib Fauzi
2
3
2
18
M. Yusuf
3
2
3
19
Mudrik Asnawi
3
3
2
20
Mustarrohim
3
3
3
Nia Fatmawati
3
3
3
Nurul Khafifah
3
4
3
23
Nurul Mahmudah
3
3
3
24
Rohmawati
4
3
3
25
Rohmad Safi'i
4
3
3
Rohmad Darmawan
3
3
3
Siti Mahmudah
4
2
3
3 4
9 10
15 16
I
II
III
21 22
26 27
IV
V
74
28
Siti Munadhirah
4
3
2
29
Saiful Mujab
4
3
3
30
Titin Toyibah
3
3
2
31
Ul Fahiyah
3
3
4
32
Umatul Khoiriyah
3
3
4
33
Wiwid Indah Indriyani
4
3
3
34
Widya Wati
4
3
3
Wiwin Nafisah
3
4
3
36
Zulaikah
3
4
3
37
Zaenal Hanif
2
3
2
38
Zaenal Ngabidin
2
3
3
Jumlah
120
121
113
Prosentase
78,9 %
79,6 %
74,4 %
35
VI
Dari tabel di atas dapat diketahui fakta sebagai berikut; a. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik, berkisar 78,9 % (kategori baik). b. Keaktifan siswa sudah baik, yaitu berada dalam prosentase 79,6 %. (Kategori baik). c. Kemampuan praktek siswa berada dalam kategori baik, yaitu 74,4 % (Kategori baik) Dari hasil post tes pada siklus II ini dapat diketahui bahwa pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi sudah baik. Rata-rata kelas dikategorikan baik dan berkisar pada nilai 7,31. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan belajar mengajar berakhir menganalisis pelaksanaan PTK, sebagai bahan refleksi.
75
Di samping itu mencatat kekurangan dan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Harapannya pada siklus III ini pembelajaran efektif dan tuntas, siswa aktif dan mampu menyerap dan menerima materi pelajaran dengan baik. Sehingga siswa dapat memiliki motivasi yang baik dalam menerima pelajaran Aqidah Akhlaq Adapun refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus III adalah sebagai berikut: a. Pada umumnya siswa cukup aktif mengikuti proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (1-2 siswa) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran. b. Siswa yang aktif untuk mangajukan pertanyaan cukup baik. Siswa yang berani bertanya rata-rata 29-33 siswa. Ini ditunjukkan dengan siswa yang tunjuk jari sebelum bertanya. c. Hanya beberapa siswa kurang dapat memahami materi pembelajaran. Secara umum siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.
76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian tidakan kelas ini, siklus I dilaksanakan pada hari Rabo tanggal 12 Mei 2010. Materi yang dibahas adalah akhlaq terpuji dan akhlaq tercela. Adapun sub materi bahasan akhlaq terpuji adalah sikap hormat dan patuh, tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan melalui kisah Masyitah. Sedangkan materi akhlaq tercela adalah pembahasan kisah Sa’labah yang rakus dan selalu kekurangan harta sehingga mendapat murka dari Allah SWT. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabo, tanggal 19 Mei 2010 dengan contohcontoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku siswa yang berkenaan dengan akhlaq terpuji dan akhlaq tercela. Sedangkan siklus III dilaksanakan pada hari Rabo, tanggal 26 Mei 2010. Materi yang disampaikan dalam pembelajaran lebih menekankan pada pemahaman siswa secara langsung tentang materi akhlaq terpuji dan akhlaq tercela yang dicantumkan dalam kartu induk dan kartu rincian.
A. Penjelasan Per Siklus Penelitian Tindakan Kelas dengan alur perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi disajikan dalam tiga siklus yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
77
Tabel X. Siklus I No.
Perencanaan a. Mengidentifikasi
dan
Tindakan merumuskan
masalah b. Rencana
a. Menjelasksan materi secara garis besar untuk merangsang keaktifan siswa.
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
d. Menyiapkan
alat
observasi
b. Kartu dibagikan kepada murid.
dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. atau
pengamatan
Refleksi
a. Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar.
c. Setiap murid bergerak mencari kartu induknya
c. Menyiapkan bahan pembelajaran
1
Pengamatan
d. Setelah ketemu, kartu induknya dan kartu rinciannya ditempelkan di papan yang telah disediakan.
pembelajaran.
masing
hasil
observasi.
b. Memantau sikap siswa selama proses
c. Mengamati
a. Mencatat
b. Mengevaluasi
hasil
observasi. pemahaman
siswa
terhadap
masingmateri
pelajaran.
c. Menganalisis
hasil
pembelajaran. d. Memperbaiki
e. Menyusun topik-topik penelitian
e. Lakukan koreksi bersama setelah selesai.
kelemahan d. untuk siklus
f. Mempersiapkan alat atau media yang
f. Setiap kelompok menjelaskan hasil sortir kartunya
berikutnya.
digunakan.
kemudian meminta komentar dari kelompok lain.
g. Menyusun alat evaluasi (post test).
g. Peneliti memberi komentar tentang hasil kerja murid (setiap kelompok) kemudian mengklarifikasi materi atau masalah dan menyimpulkan serta memberi skor penilaian.
Tabel XI. Siklus II No.
Perencanaan
Tindakan
a. Menyusun RPP berdasarkan evaluasi a. Menjelaskan tujuan pembelajaran. siklus I. 1
b. Memberikan motivasi kepada siswa
b. Peneliti memberi pertanyaan kepada sisawa yang jawabannya ada dalam kartu induk dn kartu rincian.
c. Mempersiapkan alat atau media yang c. Kartu dibagikan kepada murid. digunakan. d. Menyusun alat evaluasi (post test).
d. Setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
78
Pengamatan
Refleksi
a. Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar. b. Memantau
sikap
siswa
pemahaman
terhadap materi pelajaran.
hasil
observasi. selama
proses pembelajaran. c. Mengamati
a. Mencatat
b. Mengevaluasi
hasil
observasi. siswa
c. Menganalisis pembelajaran.
hasil
e. Setelah ketemu, kartu induknya dan kartu rinciannya
d. Memperbaiki
ditempelkan di papan yang telah disediakan. f. Siswa
menjawab
pertanyaan
kelemahan untuk siklus
berdasarkan
berikutnya.
pengamatannya sendiri terhadap materi dalam kartu induk dan kartu rincian. g. Peneliti membuat kesimpulan.
Tabel XII. Siklus III No. 1
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
a. Menyusun RPP berdasarkan evaluasi a. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi siklus II. b. Memberikan motivasi kepada siswa c. Mempersiapkan alat atau media yang digunakan. d. Menyusun alat evaluasi (post test).
yang diharapkan.
jawabannya ada dalam kartu induk dn kartu rincian. c. Kartu dibagikan kepada murid.
dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya. e. Setelah ketemu, kartu induknya dan kartu rinciannya ditempelkan di papan yang telah disediakan. pertanyaan
berdasarkan
pengamatannya sendiri terhadap materi dalam kartu induk dan kartu rincian. g. Siswa dalam kelompok lain memberi komentar dan menambahi jawaban yang belum sempurna. h. Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan.
79
e. Mencatat
hasil
observasi.
b. Memantau sikap siswa selama proses pembelajaran. c. Mengamati
d. Setiap murid bergerak mencari kartu induknya
menjawab
a. Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar.
b. Peneliti memberi pertanyaan kepada sisawa yang
f. Siswa
Refleksi
f. Mengevaluasi
hasil
observasi. pemahaman
terhadap materi pelajaran.
siswa
g. Menganalisis
hasil
pembelajaran. h. Menentukan
dan
menyimpulkan keberhasilan penelitian.
B. Proses Analisis Data Proses analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan keaktifan, minat, pemunculan ketrampilan siswa, serta hasil prestasi belajar siswa dalam memahami materi akhlaq terpuji dan akhlaq tercela pada pelajaran Aqidah Akhlaq disajikan dalam tiga siklus sebagai berikut: 1. Siklus I Pada siklus I guru menyajikan materi tentang akhak terpuji dan akhlaq tercela. Dalam proses belajar mengajar, peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti yang tertera dalam rencana pembelajaran. Kegiatan guru selain menyajikan materi adalah melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa. Adapun hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut: a. Penguasaan siswa terhadap materi (nilai rata-rata 5,86) 1) Kategori amat baik (9-10)
: - siswa
2) Kategori baik (7-8)
: 10 siswa
3) Kategori cukup (6)
: 12 siswa
4) Kategori kurang (<5)
: 16 siswa
b. Siswa yang aktif (prosentase keaktifan: 42 %) 1) Kategori amat baik (skor 4) : - siswa 2) Kaetgori baik (skor 3)
: 3 siswa
3) Kategori cukup (skor 2)
: 20 siswa
4) Kategori kurang (skor 1)
: 15 siswa
80
c. Kemampuan praktek siswa (prosentase: 40 %) 1) Kategori amat baik (skor 4) : -
siswa
2) Kategori baik (skor 3)
: 1 siswa
3) Kategori cukup (skor 2)
: 21 siswa
4) Kategori kurang (skor 1)
: 16 siswa
d. Minat siswa (prosentase: 43 %) 1) Kategori amat baik (skor 4) : 1 siswa 2) Kategori baik (skor 3)
: 5 siswa
3) Kategori cukup (skor 2)
: 15 siswa
4) Kategori kurang (skor 1)
: 17 siswa
Interpretasi Pengenalan materi perlu diperjelas sebelum pembelajarn dimulai dengan cara memberirangsangan berupa tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini dipelukan karena ateri awal belum dikuasai dan penggunaan strategi pembelajaran card sort masih baru dikenal siswa sehingga mengakibatkan proses pembelajaran belum maksimal. 2. Siklus II a. Penguasaan siswa terhadap materi (nilai rata-rata 6,76) 1) Kategori amat baik (9-10)
: 1 siswa
2) Kategori baik (7-8)
: 22 siswa
3) Kategori cukup (6)
: 12 siswa
4) Kategori kurang (<5)
: 13 siswa
81
b. Siswa yang aktif (prosentase keaktifan: 61 %) 1) Kategori amat baik (skor 4) : 1 siswa 2) Kaetgori baik (skor 3)
: 15 siswa
3) Kategori cukup (skor 2)
: 22 siswa
4) Kategori kurang (skor 1)
: 15 siswa
c. Kemampuan praktek siswa (prosentase: 59 %) 5) Kategori amat baik (skor 4) : 2 siswa 6) Kategori baik (skor 3)
: 11 siswa
7) Kategori cukup (skor 2)
: 24 siswa
8) Kategori kurang (skor 1)
: 1 siswa
d. Minat siswa (prosentase: 43 %) 5) Kategori amat baik (skor 4) : 2 siswa 6) Kategori baik (skor 3)
: 10 siswa
7) Kategori cukup (skor 2)
: 23 siswa
8) Kategori kurang (skor 1)
: 3 siswa
Interpretasi Pada siklus II ini, minat dan kemampuan praktek siswa masih pada kategori kurang dan belum tercipta kondisi yang bisa menumbuhkan minat dan penguasaan praktek yang memenuhi harapan. Oleh karena itu pada siklus III perlu diupayakan pola pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga akan menumbuhkan minat siswa dan akan berdampak pada peningkatan kemampuan praktek siswa terhadap materi pelajaran.
82
3. Siklus III a. Penguasaan siswa terhadap materi (nilai rata-rata 7,31) 1) Kategori amat baik (9-10)
: 3 siswa
2) Kategori baik (7-8)
: 30 siswa
3) Kategori cukup (6)
: 5 siswa
4) Kategori kurang (<5)
: - siswa
b. Siswa yang aktif (prosentase keaktifan: 79,6 %) 1) Kategori amat baik (skor 4) : 10 siswa 2) Kaetgori baik (skor 3)
: 25 siswa
3) Kategori cukup (skor 2)
: 3 siswa
4) Kategori kurang (skor 1)
: - siswa
c. Kemampuan praktek siswa (prosentase 74,4 %) 1) Kategori amat baik (skor 4) : 5 siswa 2) Kategori baik (skor 3)
: 27 siswa
3) Kategori cukup (skor 2)
: 6 siswa
4) Kategori kurang (skor 1)
:-
siswa
d. Minat siswa (prosentase 78,9 %) 9) Kategori amat baik (skor 4) : 12 siswa 10) Kategori baik (skor 3)
: 20 siswa
11) Kategori cukup (skor 2)
: 6 siswa
12) Kategori kurang (skor 1)
:-
83
siswa
Interpretasi Pada akhir siklus III ini, hasil pembelajaran sudah memenuhi harapan, yaitu adanya peningkatan yang signifikan terhadap penguasaan materi, minat, keaktifan, dan kemampuan siswa dalam mempraktekkan materi pelajaran. Meskipun tidak menutup kemungkinan masih ada kekurangan namun tujuan dan kompetensi pembelajaran yang diharapkan sudah tercapai.
C. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort semakin baik. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik dari segi penguasaan materi pelajaran, minat, keaktifan, maupun kemampuan siswa dalam mempraktekkan materi pelajaran. Seperti terlihat dalam tabeldi bawah ini: Tabel XV. Profil Hasil Penelitian Penguasaan Materi
Minat Siswa
Keaktifan Siswa
Siklus
Siklus
Siklus
84
I
5,86
II
6,76
III
7,31
I
43 %
II
57 %
III
78,9 %
I
42 %
II
61 %
III
79,6 %
Kemampuan Praktek Siswa
Siklus
I
40 %
II
59 %
III
74,4 %
Penggunaan strategi card sort dalam pembelajaran mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat di lihat dari tabel di atas, dimana aspek motivasi yaitu minat, keaktifan, dan praktek siswa pada tiap-tiap siklus selalu berkembang dan mengalami peningkatan. Selain itu juga dapat diketahui bahwa penggunaan strategi card sort dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan, hal ini dapat di lihat dari peningkatan nilai post tes yang semakin baik dari setiap siklus. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan penguasaan siswa atas materi pelajaran yang mengacu pada nilai tes di setiap siklusnya, dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel XII Nilai Pra Siklus, Post Tes Siklus I, Post Tes Siklus II, dan Post Tes Siklus III No.
Nama Siswa
Nilai Pra Siklus 7
Post Test Siklus I 8
Post Test Siklus II 8
Post Test Siklus III 8
1.
Anjar Al-Fanani
2.
Ahmad Zaitun
6
7
8
9
3.
Ahmad Khoirul Matazil
5
6
7
7
4.
Baikah
5
5
6
7
5.
Ianatus Shihifah
3
4
6
6
6.
Imroatul Hidayah
6
6
7
8
7.
Inayatur Rohmah
5
6
6
7
8.
Irfaudin
3
5
7
7
85
9.
Hani Fatur Rohmah
4
5
7
7
10. Khomsah
5
6
7
7
11. Khoirul Umam
4
5
6
6
12. Kholid Alfan
3
5
6
7
13. Mahmudah
6
7
7
8
14. Maunah
7
7
8
8
15. Munawaroh
4
6
6
7
16. Mat Yasin
5
5
6
6
17. M. Adib Fauzi
4
5
6
7
18. M. Yusuf
7
8
8
8
19. Mudrik Asnawi
5
6
7
7
20. Mustarrohim
4
4
5
7
21. Nia Fatmawati
6
6
7
7
22. Nurul Khafifah
4
4
5
6
23. Nurul Mahmudah
6
7
7
7
24. Rohmawati
3
5
5
7
25. Rohmad Safi'i
6
6
7
8
26. Rohmad Darmawan
5
5
6
6
27. Siti Mahmudah
5
6
7
7
28. Siti Munadhirah
3
5
6
7
29. Saiful Mujab
5
5
6
7
30. Titin Toyibah
6
8
8
8
31. Ul Fahiyah
7
7
8
9
32. Umatul Khoiriyah
4
5
6
7
33. Wiwid Indah Indriyani
7
8
9
9
34. Widya Wati
5
5
7
8
35. Wiwin Nafisah
6
6
7
7
36. Zulaikah
4
6
7
8
37. Zaenal Hanif
5
7
8
8
38. Zaenal Ngabidin
4
6
7
8
86
Jumlah
189
223
257
278
Rata-Rata
4.97
5,86
6,76
7,31
Keberhasilan dari penelitian ini dapat di lihat dari : 1. Kemampuan siswa dalam mengetahui dan mengerti macam-macam akhlaq terpuji dan akhlaq tercela semakin meningkat pada setiap siklus. Hal ini dapat di lihat dari hasil post tes setiap siklus. 2. Kemampuan siswa dalam menerangkan dan menjelaskan macammacam akhlaq terpuji dan akhlaq tercela mengalami perubahan yang baik. Hal ini dapat di lihat dari keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran pada setiap siklus. 3. Kemampuan siswa dalam mempraktekkan contoh-contoh akhlaq terpuji dan akhlaq tercela juga mengalami peningkatan yang baik pada setiap siklus. Hal ini dapat di lihat dari pengamatan terhadap praktek yang dilakukan oleh siswa pada setiap siklus.
87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari semua data yang telah dikumpulkan, maka kesimpulan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Penggunaan metode Card Sort dapat meningkatkan motivasi belajar aqidah akhlaq peserta didik kelas IV MI Al Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang tahun 2010”.
B. Saran Dari:hasil penelitian skripsi ini, maka penulis memandang perlu untuk menyampaikan saran-saran kepada para pengelola lembaga pendidikan,Kepala Sekolah dan guru pada umumnya serta kepada Kepala Sekolah dan para guru MI Al-Iman Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang pada khususnya, sebagai berikut: 1. Kepada Kepala Sekolah Hendaknya kepala sekolah memberi pengarahan kepada para guru agar senantiasa memperbaiki teknik pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat serta tidak monoton agar dapat menumbuhkan
motivasi
belajar
peserta
didik
sehingga
pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran..
88
proses
2. Kepada para Guru a. Sebagai guru yang baik, hendaklah inovatif dan kreatif dalam mencari dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi serta kebutuhan peserta didik agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai keberhasilan yang memuaskan. b. Mengurangi
metode
ceramah
atau
menuliskan
catatan
materi/rangkuman, karena dapat menghambat kreatifitas dan aktifitas siswa. c. Rencanakan beberapa alternatif langkah dan strategi pembelajaran sesuai dengan situasi serta kondisi siswa. 3. Kepada Pihak Sekolah atau Pengelola Lembaga Pendidikan a.
Hendaknya memberikan fasilitas penunjang, baik kepada guru maupun semua civitas akademika agar menggunakan metode, taktik, strategi, teknik maupun pendekatan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan optimal.
b.
Memberikan
dorongan
pendidikan yang dapat
dan
menciptakan
mengarahkan
guru
sistem untuk
manajemen melakukan
terobosan-terobosan yang positif dalam proses pembelajaran..
89
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Ahmadi, Abu, Drs., 2000. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Zaenal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Pedoman bagi Guru. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. . 2007, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. cet. Ke-IV. Daradjat, Zakiah, Dr. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang. . 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Davis, Work. 1986. Pengantar Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Hamalik, Oemar, Dr. 1990. Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hadi, Sutrisno. 1993. Metodoogi Research. Jillid I. cet. 4. Yogyakarta : Andi Offset.
88
Islamiyah, Djamiatul, dkk, Modul Penerapan dan Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran, Aqidah Akhlak MI, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Mahmud, M. Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: DPFE. Mujib, Abdul, M.Ag. 2001. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nazir, Moh. Ph.D. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Poerwadarminta, WJS. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. S.M, Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, Semarang: Rasail Media Group. S. Nasution. 2004. Metode Research, Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Wiyadi. 2008. Membina Akidah dan Akhlak untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Solo: Tiga Serangkai.
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Siti Fatimaturrohmah
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Magelang, 7 Mei 1966
3. Alamat
: Ngabean, RT 01, RW II, Desa Sidowangi, Kecamatan
Kajoran,
Kabupaten
Magelang 4. Jenis Kelamin
:
Perempuan
5. Warga Negara
:
Indonesia
6. Agama
:
Islam
7. Suku
:
Jawa
8. Riwayat Pendidikan
:
-
MI Muhammadiyah Bumiayu
Lulus tahun 1979
-
SMP Muhammadiyah Sambak
Lulus tahun 1982
-
PGAN Magelang
Lulus tahun 1985
-
DII IAIN Walisongo
Lulus tahun 2000
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 24 Juli 2010 Penulis
SITI FATIMATURROHMAH NIM 11408210