UNIVERSITAS INDONESIA
IMPLEMENTASI GERAKAN #TURUNTANGAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH MUDA PADA PEMILU 2014
MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Rizki Triana 1006711353
FAKULTAS IMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI JURNALISME
DEPOK
1
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
2
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
3
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
4
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
5
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Implementasi Gerakan #TurunTangan untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Muda pada Pemilu 2014 Rizki Triana, Surti Utami Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Indonesia
Email :
[email protected]
Abstrak Jurnal in i membahas mengenai bagaimana sebuah gerakan politik dapat mendorong para pemilih muda untuk turut berpartisipasi atau mempunyai persepsi positif terhadap aktifitas politik. Dalam jurnal in i, penulis melakukan analisis terhadap gerakan turun tangan yang dibuat oleh Anies Baswedan, seorang tokoh sosial muda yang memutuskan bergabung menjadi salah satu pese rta konvensi Partai Demo krat untuk Pemilihan umu m Presiden 2014. Melalu i gerakan tersebut, Anies mengajak masyarakat untuk turun tangan langsung dalam mengatasi segala tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Gerakan ini dibuat karena ia sadar seorang pemimp in tidak bisa sendirian dalam membangun bangsanya. Di dalam jurnal ini, penulis juga menganalisis bagaimana gerakan turun tangan mempengaruhi tingkat awareness Anies. Sebagian besar, sasaran aktifitas kampanye yang dilaku kan Anies Baswedan adalah para pemilih muda karena mereka memegang 30% dari total suara masyarakat yan g mengikuti pemilihan umu m. Oleh karena itu, didalam kampanyenya Anies turut menggandeng figur muda seperti Pandji Prag iwaksono, Pangeran Siahaan, dll.
The Implementation of #TurunTangan movement to increasing participation of young voters at the 2014 Presidential Election Abstract This Journal is talking about how the political movement can trigger young voters to participating or at least have a positive thought towards political activity. In this Journal, you can find the analysis about the movement called “Turun Tangan” (loosely translated to “get involved) which was created by Anies Baswedan, one of the country’s rising social thinker that has decided to be the candidate of Democratic Party convention. Through that movement, he asks each and every in donesian to join hands overcome whatever challenges come ahead. This movement was initiatedwith the thought that there is no way that a leader can run the country without the help of others. In this Journal, you can also find how Turun Tangan movement can increase the share of awareness of Anies Baswedan. Mostly, the target of the campaign activity is young voters, because they have 30% share of voice from overall voters. To reach that goal, Anies invited some young public figures such as Pandji Pragiwaksono, Pangeran Siahaan, etc. Keywords: Political Awareness; Political Communication; Political Champaign; Social Media
6
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
I. PENDAHULUAN
Pemilihan umum atau Pemilu adalah wujud riil dari sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia, dimana dalam Pemilu dapat dilihat wujud konkret dari partisipasi rakyat dalam memilih wakil rakyat untuk memimpin negara. Pemilu meliputi pemilihan lembaga legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah. Sistem dan penyelenggaraan Pemilu selalu menjadi perhatian utama di kalangan masyarakat. Melalui sistem dan kualitas penyelenggaraan Pemilu, diharapkan dapat mewujudkan pemerintahan yang demokratis. Ketua Komisi Pemilihan Umum, Husni Kamil Manik, mengatakan Pemilu legislatif 2014 akan diselenggarakan pada tanggal 9 April sedangkan Pemilu Presiden pada Juli 2014 (Tempo, 12 Juni 2012). Setahun menjelang Pemilu 2014, antusiasme masyarakat semakin menurun dan muncul pandangan negatif masyarakat Indonesia akan Pemilu 2014. Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terhadap 2.050 responden dengan metode acak bertingkat memperkuat dugaan tersebut. Survei menyatakan bahwa lebih dari 50 persen responden berpotensi tidak akan memilih pada Pemilu 2014. Hanya 49 persen responden yang sudah mantap menentukan pilihan. Sebanyak 25 persen belum menentukan pilihan dan 26 persen masih ragu-ragu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri selaku badan pelaksana Pemilu memprediksi hanya 54 persen rakyat Indonesia yang akan berpartisipasi di Pemilu 2014 (Indowarta, 22 Maret 2013). Menurut KPU, hal ini disebabkan oleh pandangan negatif masyarakat terhadap partai politik, kandidat dan negara yang saat ini telah meluas. Dari tahun ke tahun data statistik menunjukan peningkatan angka Golput (Golongan Putih) sebutan untuk kelompok yang tidak memberikan hak suaranya dalam Pemilu.
Gambar 1. Tingkat Partisipasi Pemilu dari tahun 1971-2004 7
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Sementara, dilihat dari piramida pertumbuhan penduduk di Indonesia, anak muda memiliki porsi yang besar dalam partisipasi politik di Pemilu. Jumlah pemilih muda mencapai lebih dari 30% dari keseluruhan jumlah pemilih dalam Pemilu 2014. Pengamat politik dari Center for Election and Political Party (CEPP) FISIP UI Reni Suwarso mengungkapkan peluang pemilih muda untuk memberikan suara pada Pemilu 2014 nanti sangat besar, jumlahnya lebih dari 53 juta pe milih (Republika, 3 Maret 2013). Setengah dari pemilih tersebut merupakan pemilih pertama atau first time voters. Karena itu menurutnya pendidikan politik mengenai Pemilu sebagai salah satu sistem politik perlu diberikan kepada para pemilih pertama. Pemilih pertama adalah golongan penduduk usia 17 tahun hingga 21 tahun atau pemilih yang baru akan pertama kali berpartisipasi dalam Pemilihan Umum. Pemahaman ini senada dengan UU NO. 10 tahun 2008 tentang Pemilu menyebutkan bahwa warga Negara yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah berhak ikut memilih (pasal 19 ayat 1 ). Mayoritas, pemilih muda termasuk pemilih rasional. Pemilih ini memiliki orientasi tinggi pada “policy-problem-solving” dan berorientasi rendah untuk faktor ideologi. Pemilih lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau calon kontestan dalam program kerjanya. Pemilih ini memiliki ciri khas yang tidak begitu mementingkan ikatan ideologi kepada suatu partai politik atau seorang kontestan (Kurnianto, 2013). Menjelang Pemilu 2014, Lembaga Survei Indonesia menyatakan adanya penurunan tingkat elektabilitas di Partai Demokrat sebesar 10,5% sejak Januari 2011 hingga Juni 2012.
Gambar 2. Survei LSI te rhadap elektabilitas Partai Demokrat
8
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Melihat fakta tersebut, Partai Demokrat mengadakan Pemilihan Calon Presiden secara demokratis melalui sebuah Konvensi. Konsep Konvensi adalah upaya memunculkan tokoh terbaik dari semua pihak, tidak terkecuali dari massa eksternal. Konvensi yang baik dan jujur dimaksud bilamana dilakukan oleh pihak yang tidak berhubungan langsung dengan kekusaan, tetapi memimpikan kekuasaan itu untuk digunakan bagi kepentingan publik (Dessen, 1984). Diharapkan citra dan tingkat elektabilitas Partai Demokrat akan naik pasca dibuatnya Konvensi tersebut. Namun, hingga saat ini LSI menyebutkan bahwa Konvensi Capres Partai Demokrat belum dapat terlihat hasilnya (LSI, November 2013 ). Salah satu kandidat yang menyatakan akan mengikuti konvensi ini adalah Anies Baswedan. Anies resmi menjadi Calon Kandidat Presiden dari Konvensi Partai Demokrat sejak 15 September 2013. Ia adalah seorang Rektor Universitas Paramadina yang selama ini terkenal berkontribusi terhadap bidang Pendidikan di Indonesia melalui Program Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi dll. Anies dinobatkan sebagai rektor termuda karena dilantik pada usia 38 tahun. Majalah Foreign Policy juga memasukan Anies dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia. Nama Anies Baswedan tercantum sebagai satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar yang dirilis majalah tersebut pada edisi April 2008. Anies berada pada jajaran nama- nama tokoh dunia antara lain tokoh perdamaian, Noam Chomsky, para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin Ebad i, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen. Sementara, World Economic Forum yang berpusat di Davos memilih Anies sebagai salah satu Young Global Leaders (Februari 2009). Kemudian, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang dinilai akan membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April (2010). Nama Anies disematkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National CongressIndia Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS, Paul Ryan. Program yang diunggulkan dalam masa kampanye Anies adalah Gerakan Tur un Tangan yang sudah dibuat sejak April 2013 dan Program perjalanan 3000 km keliling pulau jawa bertajuk “3.000 kilometer Menyalakan Harapan Indonesia” yang dimulai sejak 20 Desember 2013 selama lima hari. 9
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Anies Baswedan bersedia saat ditawari menjadi peserta Konvensi karena mempunyai cita-cita untuk melunasi janji kemerdekaan, yaitu Janji itu adalah melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan, dan membuat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Tempo, 27 Agustus 2013). Salah satu Program yang diusung Anies Baswedan untuk mengkampanyekan dirinya adalah Gerakan Turun Tangan. Gerakan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia tak sekedar urun angan, tetapi juga turun tangan langsung untuk membangun Indonesia. Tidak seperti calon lain yang menggunakan media konvensional, Anies Baswedan mengkampanyekan gerakan Turun Tangan melalui social media. Kompetitor Anies Baswedan di dalam Konvensi Partai Demokrat antara lain Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat), Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI), Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan), Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah), Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat), Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat), Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat), Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara) (Kompas, 15 September 2013). Berdasarkan data diatas, presentase partisipasi pemilih muda yang besar akan mempengaruhi tingkat elektabilitas Calon Presiden. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan membuat Program yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilih muda. Oleh karena itu, penulis menarik beberapa masalah yang ingin dikaji, yaitu: 1. Apakah gerakan “Turun Tangan” dapat menaikan level awareness pemilih muda terhadap Anies Baswedan sebagai kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat menjelang Pemilihan Umum 2014? 2. Apakah gerakan “Turun Tangan” dapat menaikan persepsi positif pemilih muda terhadap Anies Baswedan sebagai kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat menjelang Pemilihan Umum 2014? 3. Apakah gerakan “Turun Tangan” dapat meningkatkan partisipasi pemilih muda dalam aktifitas kampanye yang dilakukan Anies Baswedan sebagai kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat menjelang Pemilihan Umum 2014?
10
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Sehingga, tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis melalui jurnal ilmiah ini adalah
Untuk mengetahui adanya perubahan level awareness pemilih muda terhadap Anies Baswedan sebagai kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat menjelang Pemilihan Umum 2014.
Untuk mengetahui adanya perubahan persepsi positif terhadap Anies Baswedan sebagai kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat melalui gerakan “Turun Tangan” menjelang Pemilihan Umum 2014.
Untuk mengetahui adanya perubahan tingkat partisipasi pemilih muda terhadap aktifitas kampanye yang dilakukan oleh Anies Baswedan sebagai kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat menjelang Pemilihan Umum 2014
II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 TEORI Social Media Social media adalah media yang digunakan untuk berinteraksi sosial dengan mengandalkan kemudahan akses dan jaringan yang luas. Social media menggunakan teknologi website untuk berkomunikasi melalui dialog yang interaktif. Social media juga didefinisikan sebagai kelompok pada aplikasi di internet yang dibangun dengan menggunakan fondasi dan teknologi web 2.0. (Kaplan dan Haenlein, 2010). Pada tahun 2008, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sudah menggunakan teknologi web 2.0 pada media sosial saat melakukan kampanye untuk pemilihan Presiden AS. Pada saat itu youtube dan beberapa media sosial lainnya menjadi salah satu kekuatan yang ditunjukan oleh Obama. Pada saat itu, ia memiliki 1,5 juta teman pada situs myspace dan facebook dan memiliki 45.000 followers di Twitter (Alexandrova, 2010).
11
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Media sosial menjadi wadah untuk menyampaikan pendapat secara terbuka maupun berkomentar terhadap apapun yang diulas oleh setiap individu. Komunikasi yang terjadi dalam media sosial adalah dua arah, komunikasi ini menciptaan komunitas dengan cepat karena ketertarikan yang sama satu sama lain. Media sosial dapat mendorong terjadinya perubahan sosial yang diharapkan seperti yang dikemukakan oleh karena media sosial tidak hanya mendekatkan jarak dan merapatkan waktu tetapi berpotensi mendorong terjadinya perubahan (Aaker dan Smith, 2010). Mencari dan menemukan isi konten yang ingin dinikmati pun merupakan salah satu kelebihan lain yang dimiliki oleh social media, dalam perkembangannya media ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan streaming video, streaming radio, membaca konten berita tertulis, dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan. Dengan adanya kemampuan
internet yang
interaktif pengguna dapat dengan bebas
mengkonsumsi konten konten yang ingin mereka nikmati, berbeda dengan media konvensional yang audience “dipaksa” untuk menikmati konten yang telah disediaka n oleh pembuat konten. Contohnya, seperti kampanye yang dilakukan Aburizal bakrie dan Wiranto dalam kampanye mereka sebagai calon Presiden Pemilu 2014. Dalam iklan kemampuan audience dalam memilih konten yang mau dikonsumsi dapat menjadi masalah, karena semua orang tidak mau melihat iklan, mereka menolak untuk di paksa melihat iklan. Dengan kemampuan media baru yang memberi keleluasaan di pihak pengguna untuk memilih konten, akan semakin sedikit orang yang akan melihat iklan di media. Framing Teori Framing digunakan untuk menganalisa bagaimana media massa mengemas peristiwa, media massa “merekontruksi ulang” realita, peristiwa, suasana, keadaan, tentang orang, benda, bahkan pendapat-pendapat berkaitan dengan peristiwa tersebut. Teori ini berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajarai media, analisis bingkai menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi aspek-aspek yang lain. (Anonimous, 2004).
12
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Framing media didefinisikan oleh Tuchman dalam Scheufele (1999:106) bahwa kegiatan framing merupakan kegiatan penyeleksian beberapa aspek dari realita dan membuatnya lebih penting dalam sebuah teks. Selain itu lebih berperan dalam penyelesaian dan pemehaman definisi dari permasalahan, interpretasi sebab akibat (kausal), evaluasi moral, dan rekomendasi metode-metode selanjutnya. Kegiatan framing, penyajian peristiwa dan berita mampu memberikan pengaruh yang sistematis tentang metode agar penerima berita mengerti. Sedangkan, framing individu didefinisikan sebagai kegiatan penyimpanan ide yang membimbing proses informasi secara individu. (Entman dalam Scheufele, 1999:107). Framing jenis ini maupun sebelumnya dapat digunakan sebagai kegiatan interpretasi dan proses informasi. Disiplin ilmu Analisis Framing bekerja dengan didasarkan pada fakta bahwa konsep ini bisa ditemui di berbagai literatur lintas ilmu sosial dan ilmu perilaku. Secara sederhana, analisis bingkai mencoba untuk membangun sebuah komunikasi-bahasa, visual, dan pelaku-dan menyampaikannya kepada pihak lain atau menginterpretasikan dan mengklasifikasikan informasi baru. Melalui analisa bingkai, kita mengetahui bagaimanakah pesan diartikan sehingga dapat diinterpretasikan secara efisien dalam hubungannya dengan ide penulis. Salah
satu
model
proses
framing
adalah
Frame
setting,
Proses dalam framing sebagai teori efek media adalah frame setting. Para ahli berargumen bahwa frame setting didasarkan pada proses identifikasi yang sangat penting. Frame setting ini termasuk salah satu aspek agenda setting. Agenda setting lebih menitikberatkan pada isu-isu yang menonjol/penting, frame setting, agenda setting tingkat kedua, yang menitikberatkan pada atribut isu- isu penting. Level pertama dari agenda setting adalah tarnsmisi objek yang penting, sedangkan tingkat kedua adalah transmisi atribut yang penting. Namun, Nelson dalam Scheufele (1999:116) menyatakan bahwa analisa penulisan berita mempengaruhi opini dengan penekanan nilai spesifik, fakta, dan pertimbangan lainnya, kemudian diikuti dengan isu- isu yang lebih besar, nyata, dan relevan dari pada memunculkan analisa baru. Selain itu, terdapat pula Individual-Level Effect of Farming (Tingkat Efek Framing terhadap Individu). Tingkat pengaruh individual terhadap seseorang akan membentuk beberapa variabel perilaku, kebiasaan, dan variabel kognitif lainnya telah dilakukan dengan black-box model. Dengan kata lain, studi ini terfokus pada input dan 13
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
output, dan dalam kebanyakan kasus, proses yang menghubungkan variabel- variabel kunci diabaikan. Kebanyakan penelitian melakukan percobaan pada nilai keluaran framing tingkat individu. Meskipun telah memberikan kontribusi yang penting dalam menjelaskan efek penulisan berita di media dalam hubungannya dengan perilaku, kebiasaan, dan variabel kognitif lainnya, studi ini tidak mampu menjelaskan bagaimana dan mengapa dua variabel dihubungkan satu sama lain (Nelson dalam Scheufele:, 1999:116)
Priming
Teori priming adalah teori yang muncul pada pertengahan tahun 80-an, teori ini biasa disebut juga sebagai level turunan dari agenda setting. Teori ini muncul atas ketidakpuasan terhadap teori agenda setting yang dianggap kurang bisa menjelaskan mengapa suatu isu menjadi penting dalam persepsi khalayak. Kekurangan ini kemudian dikoreksi oleh Iyengar dan Kinder mengajukan bahwa mekanisme tersembunyi dalam agenda setting bisa jadi merupakan mekanisme yang sama dengan yang digunakan dalam psikologi kognitif dalam menjelaskan efek priming. (1987, dalam Eadie, 2009: 500) Jika agenda setting memfokuskan pada keutamaan suatu isu dalam konten media dan tingkat kemiripannya atas keutamaan isu yang dipikirkan oleh khalayaknya, maka priming lebih kepada teori kognitif yang menjelaskan korelasi antara frekuensi terpaan media dan persepsi khalayak dengan keterkaitannya dengan bagaimana informasi disimpan di dalam otak khalayak. Karenanya, teori priming dapat menjelaskan kenapa suatu isu belum tentu memberikan efek yang sama pada setiap khalayak (Eadie, 2009: 500). Secara historis, pakar psikologi kognitif telah menjelaskan bahwa memori manusia terdiri dari beberapa komponen. Stimulus sendiri hadir mengikuti tangkapan indera menuju memori jangka pendek dan kadang-kadang memori jangka panjang. Para peneliti percaya pada gagasan bahwa memori jangka panjang merupakan kumpulan jaringan-jaringan yng di setiap jaringannya terdiri dari unit- unit atau nodulus yang merepresentasikan elemen pengganti dari pikiran, perasaan, dan lainnya yang saling berhubungan (Jo & Berkowitz, 1994 dalam Perry, 2002: 209).
14
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Menurut L. Berkowits, efek priming terjadi bila pengaktifan suatu pikiran, gagasan, atau ide dapat mengaktifkan pikiran, gagasan atau ide lain yang berhubungan. Contoh, bila kita melihat film kartun dengan seorang karakter memukul seorang anak yang tak berdaya dengan sebuah palu, maka hal ini dapat memengaruhi kita untuk (secara tak sadar) melakukan tindakan yang sama (Straubhaar dan LaRose, 2002).
2.2 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode observasi dengan menggunakan data-data sekunder yang ditemukan di website, twitter, artikel-artikel di internet dan juga data primer yang diperoleh dari informan yang menjadi salah satu tim sukses gerakan turun tangan. Statistik dilihat dari data yang diperoleh sejak Anies Baswedan dinyatakan resmi menjadi peserta konvensi Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013. Penulis mengobservasi data sekunder social media yang dibuat oleh Anies Baswedan sebelum ia resmi menjadi peserta Konvensi, yaitu Facebook Turun Tangan (sejak April 2013), Youtube Turun Tangan ( sejak 4 April 2013), Twitter @turuntangan (sejak Desember 2012). Selain itu, penulis memantau website www.turuntangan.org yang diluncurkan sejak pada bulan Desember 2012. Tingkat awareness masyarakat didapat sejak Oktober 2013. Penulis melakukan pendekatan Deduktif untuk meneliti gerakan ini. Efek dari gerakan Turun Tangan diprediksi berdasarkan teori yang ada dan diuji secara observasi sistematis.
2.3 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang penulis temukan dalam bahasan ini adalah adanya peningkatan terhadap tingkat awareness pemilih muda terhadap Anies Baswedan semenjak ia mendirikan Gerakan Turun Tangan. Selain itu, Gerakan tersebut juga dapat meningkatkan persepsi positif dan tingkat partisipasi pemilih muda terhadap Anies Baswedan menjelang Pemilihan Umum 2014.
15
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
III. PEMBAHASAN 3.1 Mengenai Gerakan Turun Tangan “Turun Tangan” adalah gerakan yang digunakan oleh Anies Baswedan sejak jauh hari sebelum ia menyatakan diri sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat. Gerakan tersebut dimulai pada bulan Desember 2012. Menurut Razi Thalib, salah seorang tim suksesnya, gerakan ini awalnya dibuat dengan harapan adanya partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama membuat perubahan positif dan langsung turun tangan dalam menyelesaikan masalah-masalah publik. Program “Indonesia Mengajar” adalah salah satu contoh implementasi dari gerakan Turun Tangan. Program ini adalah sebuah fasilitas yang mewadahi para generasi muda terbaik bangsa untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun untuk mengabdi di berbagai daerah di Indonesia. Hingga saat ini, 40.000 orang sudah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Program tersebut. Namun, tidak semua dapat diterima karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki. Oleh karena itu, Anies mendirikan www.turuntangan.org sebagai platform yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama turun tangan, dimulai dari langkah kecil namun tetap untuk tujuan yang besar. Tidak seperti calon lain yang menggunakan media konvensional, Gerakan tersebut berbasis online menggunakan social media yang saat ini lebih dekat dengan masyarakat, khususnya para pemilih muda. Sejak Anies Baswedan menyatakan kesediaanya untuk menjadi Peserta Konvensi Partai Demokrat, Turun Tangan berubah menjadi suatu gerakan sosial yang mewadahi a nggotanya untuk berpartisipasi membantu Anies Baswedan untuk masuk ke dalam Pemerintahan atau yang biasa iadisebut “orang baik harus turun tangan jika melihat orang baik yang ingin masuk ke dalam politik”
3.2 Website www.turuntangan.org dan www.Aniesbaswedan.com Konsep www.turuntangan.org adalah sebagai platform online yang mewadahi para anggotanya untuk berpartisipasi dan berdiskusi mengenai ide mengenai bagaimana cara merubah Indonesia ke arah yang lebih baik. Ide yang ada lalu direalisasikan bersama-sama oleh masyarakat. www.turuntangan.org diluncurkan pada 17 Agustus 16
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
2013, di waktu yang sama Anies Baswedan sedang diundang oleh Partai Demokrat untuk menjadi Kandidat peserta Konvensi. Di dalam website ini terdapat kumpulan tulisan dan berita yang telah dibuat oleh para relawan dan awak media. Saat memasuki website, masyarakat akan disuguhkan dengan form untuk menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan.
Gambar 6. Beranda www.turuntangan.org Masyarakat dapat dengan mudah menyatakan dukungannya terhadap Anies dengan mengisi form yang telah disiapkan. Tidak hanya menyatakan dukungan, masyarakat juga bisa langsung turun menjadi ”relawan” yang merupakan sebutan untuk masyarakat yang mau rutin mempromosikan Anies Baswedan sebagai Presiden dan mengajak warga masyarakat yang lain untuk sama-sama turun tangan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih maju.
17
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Gambar 7. Video ajakan untuk menjadi relawan turuntangan.org Di dalam situs tersebut juga kita dapat melihat video Anies Baswedan mengajak langsung secara personal masyarakat untuk menjadi relawan dalam perubahan. Di dalam video tersebut, Anies menceritakan bahwa seluruh kampanye yang ia lakukan saat ini merupakan kerja dari para relawan. Razi Thalib, salah satu anggota tim sukses Anies Baswedan, mengatakan hingga saat ini masyarakat yang menyatakan dukungannya melalui www.turuntangan.org/dukung
sudah mencapai 8000 orang,
mayoritas berusia 20-25 tahun (Januari 2014). Hal ini menyatakan partisipasi pemilih muda dalam Gerakan turun tangan cukup tinggi. Selain itu, masyarakat juga memiliki wadah untuk menuliskan harapan mereka secara langsung kepada Anies melalui www.Aniesbaswedan.com/harapan wadah tersebut adalah tempat para aspirasi dari masyarakat. Mayoritas, yang berpartisipasi dengan program ini adalah pelajar dan mahasiswa.
Gambar 8. As pirasi masyarakat di www.aniesbaswedan.com/harapan
18
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
3.3 Youtube Anies Baswedan Tidak hanya video campaign Anies Baswedan yang memenuhi situs jejaring sosial youtube. Salah satu cara Anies menarik perhatian para pemilih muda adalah dengan menggandeng beberapa figur publik muda seperti Pandji Pragiwaksono, Pangeran Siahaan, Arief Aziz, Tika Anindya, dll. Mayoritas dari mereka adalah generasi muda yang telah membuat gagasan dan ide yang bertujuan pada perubahan positif bangsa Indonesia. Contohnya, Di Youtube, Pandji membuat Boko series. Boko series adalah iklan politik yang dikemas dengan ringan dan sedikit unsur humor. Iklan tersebut merupakan sarana pendidikan politik untuk para pemilih muda yang berisi tentang bagaimana karakter pemimpin yang dibutuhkan oleh Indonesia, dengan membandingkan dengan karakter yang selama ini menjadi top of mind mereka saat berbicara mengenai politik.
Gambar 9. Boko Series buatan Pandji Pragiwaksono Selain itu, pria yang berprofesi sebagai komedian ini membuat beberapa video yang menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan dengan menggunakan metode reverse psychology. Ia mengunggah video tersebut karena resah dengan orang-orang yang hanya akan memilih capres tanpa memikirkan track record, prestasi, dll atau orang yang mengaku rindu dengan presiden yang tegas sepeti Soeharto tanpa sadar bahwa Soeharto itu bukan tegas melainkan otoriter (Pandji.com, 2013). Video tersebut
19
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
disajikan tanpa memunculkan wajah Anies Baswedan. Berbanding terbalik dengan banyak capres lain yang justru berjualan wajah dimana-mana. Kompetensi Anies secara individual yang dijelaskan dalam iklan ini. Track record nya sebagai 100 orang yang masuk dalam tokoh intelektual dunia dan 500 kaum muslim yang berpengaruh di dunia yang dimunculkan sebagai jaminan kualitas pribadi yang baik. Iklan ini tidak hanya memaparkan kelebihan Anies, namun mengajak para pemilih muda untuk meriset sendiri apa pencapaian yang telah dilakukan Anies Baswedan. Penggunaan kata “kamu” dalam video inilah yang menunjukan bahwa terdapat kesetaraan baik usia maupun derajat antara si penyampai pesan dengan objek yang dituju. Oleh karena itu, sasaran video ini dapat dikatakan masyarakat indonesia yang usianya setara atau lebih muda dari Pandji sebagai penyampai pesan.
3.4 Twitte r @Turuntangan dan Hashtag #turuntangan
Relawan tim Anies Baswedan membuatkan Twibbon berupa icon bergambar tangan yang akan muncul di avatar pengguna sebagai tanda keikutsertaan mereka dalam program Turun Tangan. Para pengguna juga berinisiatif membuat hashtag #turuntangan untuk mempermudah pencarian informasi untuk masyarakat yang masih awam mengenai gerakan ini.
Gambar 10. Twibbon pada avatar pendukung Anies Baswedan
20
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Gambar 11. Twitter Komunitas Regional Gerakan Turun Tangan 3.5 Analisa Hasil Penelitian
Pada Oktober 2013, The Jakarta Globe mengeluarkan survei yang menyatakan bahwa tingkat elektabilitas Anies Baswedan merupakan salah satu yang paling rendah dibandingkan Kandidat lain. Tingkat elektabilitas Anies saat itu bahkan tidak mencapai 2% (TheJakartaGlobe.com, 20 Oktober 2013). Dalam kurun waktu hampir 3 bulan, elektabilitas Anies naik menjadi salah satu dari dua kandidat yang memiliki elektabilitas tertinggi bersama Dahlan Iskan (viva.co.id, 3 Januari 2014). Gerakan Turun Tangan kini juga telah meraih angka 8.396 follower (12 Januari 2014) di akun media sosial Twitter (@turuntangan) sejak peluncurannya pada bulan April 2013. Dalam www.politicawave.com menyebutkan dalam survei Kandidat calon Presiden, tingkat awareness Anies Baswedan menempati peringkat ketiga sebesar 10,7% (5 Januari 2014) berada dibawah Jokowi dan Aburizal Bakrie. Sedangkan, dalam tingkat elektabilitas Anies juga menduduki peringkat kedua setelah Jokowi dengan tingkat nilai EMSS sebesar 25,67 (politicawave.com, 5 Januari 2014).
21
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Gambar 4. Survei awareness dan elektabilitas sebagai calon presiden 2014 menurut Politicawave.com Jika dilihat dalam lingkup Kandidat Konvensi Partai Demokrat, dalam tingkat awareness Anies berada di peringkat kedua setelah Dahlan Iskan dengan total suara 26,9%. Sedangkan untuk tingkat elektabilitas Anies berhasil menduduki peringkat bertama dengan total nilai EMSS 50,11 (politicawave.com, 5 Januari 2014).
Gambar 5. Survei tingkat awareness dan elektabilitas sebagai peserta konvensi PD menurut Politicawave.com Survey juga diadakan oleh Ketua Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, terhadap 12 nama calon yang dipilih oleh 61 pakar tidak visioner, kepemimpinan, intelektualitas, keterampilan berpolitik, komunikasi politik, stabilitas
emosi,
kemampuan
manajerial,
penampilan
dan
integritas
moral
(Liputan6.com, 2 Januari 2014). Survei tersebut dilakukan di Laboratorium Psikilogi Politik UI dengan menggunakan metode Dhelpi. Pemilihan terhadap calon-calon potensial ini terbagi 2 22
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
tahap. Pertama melalui FGD, kemudian yang ke-2 dilanjutkan dengan survei opinion leader (61 pakar politik). Dari 25 nama yang diusulkan, akhirnya disaring menjadi 12 nama. Anies Baswedan menempati posisi ke 3 dengan suara total 7,04 persen. Berdasarkan teori Framing, Efek dalam skala besar yang akan terjadi adalah mobilisasi massa. Khalayak seakan digiring menuju satu perspektif tertentu dan tidak ada alternatif pandangan yang lain. M elalui social media, Anies Baswedan dapat terus menambah pertumbuhan komunitas Turun Tangan hingga ke daerah-daerah lain. Tidak hanya dalam lingkup pusat, komunitas ini kini telah berkembang ke lingkup regional. Sehingga konsep Framing yang dibuat oleh Nelson dapat dibuktikan melalui Gerakan Turun Tangan. Sedangkan, teori Priming pengaktifan suatu gagasan dapat mengaktifkan gagasan lain yang berhubungan. Di dalam konteks ini, Anies merupakan calon berusia muda yang akan lebih banyak menarik para pemilih muda karena kesamaan gagasan, ide, dan pikiran seperti yang dikatakan oleh L. Berkowits. Pemilih muda akan memiliki kecenderungan untuk memilih calon yang mempunyai kesamaan tersebut.
KESIMPULAN
Gerakan Turun Tangan dalam kurun waktu hampir 5 bulan semenjak dimulainya aktifitas kampanye Anies Baswedan (Agustus-Januari) dapat menumbuhkan persepsi positif pada para pemilih muda, baik dari partisipasi politik maupun tingkat awareness. Hal ini dipicu oleh bentuk kegiatan aktifitas kampanye yang inovatif dan dekat dengan para pemilih muda. Gerakan Turun Tangan yang dapat menjadi wadah bagi para pemilih muda untuk ikut andil dalam politik, menjadi salah satu faktor yang membuat para pemilih muda tertarik akan gerakan tersebut. Gerakan ini tak hanya jual janji, namun ikut mengajak masyarakat untuk berkontribusi. Sosok Anies Baswedan dengan Track record baik juga menjadi dasar yang membuat tingkat kepercayaan pemilih muda tinggi. Disaat calon lain yang hanya mengandalkan kepopuleran, cara Anies untuk memilih menggerakan masyarakat untuk sebuah perubahan dapat menyentuh simpati masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam gerakan.
23
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Gerakan Turun Tangan dapat menunjukan case study aplikasi Framing dan Priming pada social media dapat memiliki dampak positif yang diinginkan seperti layaknya aplikasi teori ini dalam media konvensional.
DAFTAR REFERENSI
Books: Aeker, J., Smith, A. (2010). The Dragonfly Effect: Quick, Effective, and Powerful Ways To Use Social Media to Drive Social Change.New York: Jossey-Bass. Books Chapter: Theoritical Mechanism for Understanding the Link Between Exposure and Aggression: Priming. Dalam Bryant, J., Oliver, M.B. (2008). Media Effects: Advances in Theory and Research. New York: Taylor & Francis. Jo, Berkowitz (1994). Learning of Aggresion.. Dalam Geen, R.G., Donnerstein, E.D. (1998). Human Aggression: Theories, Research, and Implications for social policy. UK: Elsevier. Eadie, W.F. (1987). Communication as shaper of Public Opinion. Dalam Cobley, P.,Schulz, P.J. (2013). Theories and Models of Communication. Germany: Walter de Gruyter. Journal: Scheufele, Dietram A. (1999). Framing as Theory of Media Effect. International Communication Association. Panuju, Redi (2003). Analysis dan Semiotic: Framing Analysis. Surabaya: Universitas dr. Soetomo. Utomo, Mochtar W. (2003). Methods for Media Analysis: Perbandingan Content Analysis, Framing Analysis, Discourse. Surabaya: Universitas dr. Soetomo. Entman, R. M., & Rojecki, A. (1993). Freezing out the public: Elite and med ia framing of the U.S. anti nuclear movement. Political Communication, 10, 155–173 Online Journal: Scheufele, D,A. (1999). Framing as a Theory of Media Effects. Journal of Communication. Diakses pada tanggal 15 Desember 15 2013 dari http://www. asc.upenn.edu/usr/ogandy/c45405resources/scheufeleframingaseffects.pdf
24
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
Article Tempo, 12 Juni 2012. Pemilu Legislatif Berlangsung 9 April 2014. Di akses pada tangal 15 Desember 2013 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/06/08/078409294/ Pemilu-Legislatif- Berlangsung-9-April-2014 Republika, 3 Maret 2013. Potensi Pemilih Muda Sangat Besar. Di akses pada tangal 15 Desember 2013 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/03/03/mj30g2-potensi-suarapemilih- muda-sangat-besar Kompas, 15 September 2013. Anas: Capres Konvensi Demokrat sulit menangkan Pilpres. Di akses pada tangal 15 Desember 2013 dari http://nasional.kompas.com/read/2013/09/15/1658055/Anas.Capres.Konvensi.Demokrat .Sulit.Menangkan.Pilpres. TheJakartaGlobe, 20 Oktober 2013. Dahlan Iskan Most Electable Candidate Democratic Nomination: Survey. Di akses pada tangal 6 Januari 2014 dari http://www.thejakartaglobe.com/news/dahlan-iskan-frontrunner- for-democraticnomination-survey/ Politicawave, 5 Januari 2014. Pemilihan Presiden Republik Indonesia: Trend of awareness and Candidate Electability. Di akses pada tangal 6 Januari 2014 dari http://politicawave.com/nasional Liputan 6, 2 Januari 2014. Ini 5 Penantang Jokowi yang diusulkan pada Pilpres 2014. Di akses pada tangal 6 Januari 2014 dari http://news.liputan6.com/read/787122/ini-5penantang-jokowi- yang-diusulkan-pada-pilpres-2014
25
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014
26
Implementasi gerakan ..., Rizki Triana, FISIP UI, 2014