IMPLEMENTASI EFEK VISUAL DENGAN TEKNIK MOTION TRACKING LEMBAR JUDUL
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Rosa Adi Pratama 10.11.3962
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
HALAMAN PUBLIKASI
IMPLEMENTATION VISUAL EFFECT WITH MOTION TRACKING TECHNIQUE ABSTRACT IMPLEMENTASI EFEK VISUAL DENGAN TEKNIK MOTION TRACKING
Rosa Adi Pratama Mei P Kurniawan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT In today's era of multimedia technology rapid development. Created many new technologies are ready to compete for pride or get a commercial. The technology is widely applied in a variety of media. As in the film, advertising or just a portfolio only. This technology can be used visual effects to improve the look of a masterpiece. So the audience interested to watch it. There are variety of visual effects, one of them is motion tracking techniques. This technique can be used to join together a variety of different objects or videos into a single unit. As in the action film contained scenes shot shootout. Between the gun and blast the flames, they use 2 different video. A Video for pistol and another for fire blast, then they are making it look as realistic as tracking without digital touch. The visual effect is now often applied to the production of the film. However, the authors see great opportunities for the application of this technique motion tracking in video clips. Because it is not widely used in video clips. Keyword : Visual Effect, Motion Tracking
1.
Pendahuluan Perkembangan multimedia diera modern seperti sekarang ini sangatlah pesat.
Banyak diciptakan teknologi-teknologi baru untuk mendukung kinerja produksi. Seperti industri film, yang sangat membutuhkan sentuhan teknologi modern dalam produksinya. Teknologi ini sangat beragam, dari hardware dan software yang diciptakan harus sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pengguna. Industri film saat ini juga telah banyak menggunakan efek visual dalam proses editingnya. Sehingga para penonton akan terkagum dan membayangkan bagaimana mungkin suatu hal mustahil bisa terjadi disebuah film. Seperti pada film action terdapat adegan baku tembak, bagaimana mungkin seseorang dengan mudah ditembak ketika shoting film. Actorpun tidak mau mati konyol hanya karena shoting film. Bagaimana bisa darah keluar ketika tembakan mengenai sasaran. Semua itu karena efek visual, efek visual yang sudah menipu beribu mata penonton saat adegan tersebut. Yang sebenarnya terjadi adalah adegan orang sedang membawa pistol dan mengarahkannya kepada lawan seolah dia menembak. Namun tembakan tersebut sebenarnya tidak terjadi, api tembakan itu sendiri hanyalah video ke dua yang kemudian digabungkan dengan efek visual. Efek visual sendiri sangat beragam, salah satunya efek visual dengan teknik motion tracking. Efek visual ini dapat menggabungkan beberapa objek menjadi satu kesatuan sehingga terlihat nyata. Efek visual ini sudah sering diterapkan pada produksi film. Namun, penulis melihat peluang yang bagus untuk penerapan teknik motion tracking ini di video klip. Sehingga, penulis akan menyajikan contoh hasil penerapan teknik ini dalam bentuk video klip juga.
2.
Landasan Teori
2.1
Sejarah Multimedia Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang
memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem Multimedia dimulai pad akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adhapter card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada 1994, diperkirakan ada lebih 1
dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran . 1
M. Suyanto, MULTIMEDIA alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, (Ed. II, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005), h. 19.
1
2.2
Definisi Multimedia Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu, suara, gambar
dan teks (McCormick,1996) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat audio (suara,musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001). Definisi yang lain dari multimedia, yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dilakukan oleh Hofstetter (2001), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, 2
berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi .
2.3
Elemen Multimedia Menurut James A.Senn (1998), Multimedia terbagi dalam beberapa elemen seperti
yang terlihat dalam gambar di bawah ini.
Teks Audio
Ima Multimedia
Video
ge
Animation
Gambar 2. 1 Lima elemen Multimedia Sumber : senn, 1998 1. Teks Bentuk data Multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks. Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks bergantung pada penggunaan aplikasi multimedia. 2. Image Image (grafik) merupakan hasil sebuah pengembilan citra yang di dapat melalui alat penangkap citra, seperti kamera dan scanner, yang hasilnya sering
2
Ibid hal. 20-21.
2
disebut dengan gambar. Gambar bisa berwujud sebuah ikon, foto ataupun simbol. 3. Audio Audio (suara) adalah komponen multimedia yang dapat berwujud narasi, musik, efek suara atau penggabungan di antara ketiganya. 4. Video Video merupakan sajian gambar dan suara yang ditangkap oleh sebuah kamera, yang kemudian disusun ke dalam ukuran frame untuk dibaca dalam satuan detik. 5. Animation Animation (animasi) merupakan penggunaan komputer untuk 3
menciptakan gerak pada layer .
2.4
Efek Visual Efek visual atau visual effects adalah istilah yang relatif baru dan menjelaskan apa
yang dulunya lebih tepat disebut special photographic effects. Seiring jaman yang terus berubah, istilah special photographic effects kemudian cukup menjadi visual effects (VFx). Tujuan dari proses efek visual adalah untuk memproduksi 'realitas' yang mana terdiri dari apa pun yang ditempatkan di depan lensa seperti yang diinterpretasikan oleh 4
juru kamera dan sutradara .
2.5
Motion Tracking Dengan motion tracking, kita dapat melacak pergerakan obyek dan kemudian
menerapkan pelacakan gerakan ke objek lain, Seperti lapisan lain atau kontrol efek point untuk membuat komposisi di mana gambar dan efek mengikuti gerakan lain. Kita juga dapat menstabilkan gerak, dalam hal ini data pelacakan yang digunakan untuk menganimasikan lapisan dilacak untuk mengimbangi pergerakan obyek dalam lapisan itu. Kita juga dapat menghubungkan sifat data pelacakan menggunakan ekspresi, yang membuka berbagai macam kegunaan. After Effects melacak gerakan dengan cara mencocokkan data gambar dari area yang dipilih dalam bingkai data gambar dalam setiap frame berikutnya. Kita dapat menerapkan data pelacakan yang sama untuk lapisan yang berbeda atau efek. Kita juga dapat melacak beberapa objek pada lapisan 5
yang sama . 3
Amir Fatah Sofyan & Agus Purwanto, 2008. Digital Multimedia: Animasi, Sound Editing, & Video Editing, Yogyakarta : AndiOffset. Hal 3. 4 A. J. Mitchell , 2004. Visual Effects for Film and Television, Oxford : Focal Press. Hal 8. 5 Adobe, “Tracking Stabilizing Motion CS 5”, Adobe, http://helpx.adobe.com/aftereffects/using/ trackingstabilizing-motion-cs5.html pada tanggal 2 oktober 2013 pukul 20:10.
3
2.6
Video Kata video berasal dari kata latin, yang berasal “saya lihat”. Video adalah teknologi
pemrosesan sinyal elektronik yang mewakilkan gambar bergerak. Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi. Video juga dapat digunakan dalam aplikasi teknik, keilmuan, produksi, dan keamanan. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan videotape, perekam video, dan pemutar video. Saat ini ada dua kategori video, yaitu 6
video analog dan video digital .
2.7
Video Klip Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1976), video klip didefinisikan sebagai
kumpulan guntingan gambar hidup untuk ditayangkan lewat televisi atau layar bioskop atau rekaman video atau film yang diambil dari rekaman video atau film yang lebih panjang. Jadi video klip dapat didefinikan sebagai karya audio visual dari sebuah lagu yang dihasilkan oleh sebuah grup musik dalam rangka mempromosikan dan mempopulerkan grup musik tersebut beserta lagu yang mereka hasilkan. Pada dasarnya jenis video musik dibagi dalam dua golongan besar, yaitu: “performance clips dan conceptual clips”. Di mana jenis performance clips, menonjolkan artis yang berusaha menjadi idola atau icon budaya. Sedangkan jenis conceptual clips, menampilkan sesuatu selain artis, lebih menekankan ekspresi dan aspek artistik (Fiske, 7
J, 2012) .
2.8
H.264/MPEG-4 AVC H.264 adalah format kompresi video generasi berikutnya. H.264 juga dikenal
sebagai MPEG-4 AVC. Dikembangkan untuk digunakan dalam sistem definisi tinggi seperti HDTV, Blu-ray dan HD DVD serta perangkat portabel resolusi rendah seperti Sony PSP dan Apple iPod, H.264 menawarkan kualitas yang lebih baik pada ukuran file yang lebih rendah dari kedua MPEG-2 dan MPEG- 4 ASP (DivX atau XviD). Apple telah resmi mengadopsi H.264 sebagai format untuk QuickTime. Hal ini juga salah satu format yang dipilih harus didukung oleh kedua standar DVD definisi tinggi, dan ditakdirkan untuk menjadi format standar masa depan untuk Blu-ray. Bahkan AVCHD, format konsumen yang ditawarkan oleh orang yang sama di belakang Blu-ray dan untuk digunakan dalam 8
camcorder dan perekam Blu-ray, menggunakan H.264 sebagai format video utama .
6
Iwan Binanto, Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2010, hal 179. 7 Heru Efendy, Mari Membuat Video Klip, Panduan Menjadi Produser. Jakarta: Erlangga, 2010, Hal 19 8 H.264, “What is H.264”, H264info.com, diakses dari http://www.h264info.com/h264.html, pada tanggal 3 oktober 2013 pukul 19:30.
4
2.9
Software yang Digunakan 1. Adobe After Effect CS6 Adobe After Affect adalah produk piranti lunak yang dikembangkan oleh Adobe, digunakan untuk film dan pos produksi pada video. pada awalnya merupakan sebuah software produk dari Macromedia yang sekarang sudah menjadi salah satu produk Adobe. Adobe After Effects adalah sebuah software yang sangat profesional untuk kebutuhan Motion Graphic Design. Dengan perpaduan dari bermacam macam software Design yang telah ada, Adobe After Effects menjadi salah satu software Design yang handal. Standart Effects yang mencapai sekitar 50 macam lebih, yang sangat bisa untuk mengubah dan menganimasikan obyek. Disamping itu, membuat animasi dengan Adobe After Effects, juga bisa dilakukan dengan hanya mengetikkan beberapa kode script yang biasa disebut 9
Expression untuk menghasil pergerakan yang lebih dinamis . 2. Mocha Ae CS6 Mocha Ae CS6 merupakan plugin pengolah visual efek dari program After Effect CS6. Software ini dapat dioperasikan dalam OS-X, Windows dan Linux. Software ini digunakan dalam teknik rotoscoping, motion tracking, object 10
removal, insert, stabilization dan 3D camera slive pada tahap compositing .
3.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1
Analisis
3.1.1 Analisis SWOT Analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah. Panduan ini dikenal dengan SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunities, and Threat). Dari analisis ini biasanya didapatkan beberapa 11
masalah dan akhirnya dapat menemukan masalah utamanya . 1. Strength Kekuatan yang dimiliki oleh Teknik ini antara lain: 1. Dapat menggabungkan dua video live shoot menjadi satu kesatuan dengan sentuhan efek visual, sehingga video tersebut terlihat nyata.
9
Wikipedia, “Adobe After Effect”, Wikipedia.org, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/ Adobe_After_Effects, pada tanggal 4 oktober 2013 pukul 19:30. 10 Imagineer System, “mocha Ae”, Mocha Ae, diakses dari http://www.imagineersystems.com/ products/mochaAE pada tanggal 4 oktober 2013 pukul 20:12 11 M.Suyanto, 2004.Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta: Andy Offset, Hal 45
5
2. Lebih mudah penerapannya daripada harus mengedit frame by frame yang sudah pasti memakan waktu lama. 3. Dapat menghasilkan sesuatu yang tak mungkin di lakukan oleh kamera biasa menjadi mungkin dengan efek visual. 4. Dengan Mocha Ae tidak perlu membuat penanda tracker. 5. Teknik ini masih belum banyak digunakan pada videoklip. 2. Weakness Kelemahan yang dimiliki Teknik ini antara lain: 1. Kurangnya publishing tentang teknik ini, sehingga masih asing terdengar. 2. Penempatan tool track mocha Ae yang kurang strategis di after effect sehingga para pengguna kurang tertarget pengenalannya. 3. Tracking hanya mengenali hasil gambar yang jelas, dan lebih dari satu warna. 4. Masih standar penggunaannya, belum ada pengembangan lebih lanjut fungsi teknik ini. 3. Opportunities Peluang yang bisa didapatkan dengan Teknik ini antara lain: 1. Dengan teknik ini dapat membuka peluang memenangkan ajang kompetisi music video atau videoklip festival. Karena teknik ini masih belum banyak digunakan pada videoklip. 2. Dengan Efek visual yang ditampilkan dapat membuat penonton terkesima dan tidak menutup kemungkinan para penonton akan menunggu karya karya tim produksi selanjutnya. 3. Dengan hasil implementasi teknik ini pada videoklip, band dapat dengan mudah melakukan promo lagu mereka. Dengan paduan visual dan lagu yang selaras. 4. Threat Ancaman utama yang patut diperhitungkan dalam penggunaan Teknik ini adalah: 1. Persaingan akan semakin ketat dalam industri video, karena tidak menutup kemungkinan para creator-creator lain menerapkannya. 2. Munculnya teknik-teknik baru yang lebih mutakhir dalam penerapannya, sehingga teknik ini tidak dikembangkan lagi. 3. Teknik ini sangat mudah dalam penerapannya, sehingga dalam waktu singkat teknik ini akan menjadi hal biasa. 4. Tidak menutup kemungkinan band lain nantinya akan menerapkan teknik ini, sehingga persaingan di industri musik akan semakin sulit.
6
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Tujuan dari fase analisis ini adalah memahami dengan sebenar-benarnya kebutuhan dari sistem dan dapat menerapkannya pada peluang yang ada. Sehingga menjadi tembusan yang mutakhir dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. 1. Kebutuhan Perangkat Lunak Pada aspek software yang dianalisa adalah kebutuhan software atau perangkat lunak yang akan digunakan untuk menerapkan teknik ini pada video. Aspek ini mencakup sistem operasi yang akan dipakai dalam pembuatan video, aplikasi primer maupun aplikasi yang sifatnya sekunder. Perangkat lunak yang digunakan sebagai berikut: 1. Microsoft Windows 8 Enterprise 64-Bit. 2. Adobe After Effect CS6. 3. Mocha AE CS6. 2. Kebutuhan Perangkat Keras Aspek ini menyangkut tentang kebutuhan hardware atau perangkat keras. Dalam hal ini yang dimaksud adalah komputer serta alat dan bahan penelitian yang dibutuhkan untuk menerapkan teknik ini pada video. Spesifikasi hardware yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. Processor AMD Athlon II X2 270 Processor 3.40 GHz. 2. Memory 4096 MB RAM DDR3. 3. Harddisk WDC 500 GB. 4. VGA CARD AMD Radeon HD 5500 Series. 5. Lcd Asus, keyboard, mouse, dan Speaker SIMBADA. 6. Scanner 300Dpi. 7. Canon EOS 660D. 8. Green Screen. 9. Lighting Halogen 500watt dan 150watt. 10. Tripod
3.1.3 Analisis Kelayakan Sistem Analisis kelayakan sistem bertujuan untuk menguji apakah teknik yang akan diterapkan sebagai penerapan sudah dianggap layak atau tidak. 1.
Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi digunakan untuk mengetahui apakah teknologi ini nantinya dapat diterapkan dalam sistem atau tidak. Teknologi ini diharapkan dapat menghasilkan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu wajib diadakan analisa sebelumnya, agar hasil sesuai keinginan.
7
Tabel 3.1 Analisis Kelayakan Teknologi Parameter
Hasil Analisis
Perangkat Keras
Menggunakan Personal Computer, Notebook dan Gadget (Handphone, Smartphone, PC Tablet) untuk membuka Video.
Perangkat Lunak
Media player seperti, Media Player Classic, Windows media player (Media player paketan dari windows), GOM Player ( Media Player freeware) untuk membuka Video.
2.
Kelayakan Hukum Merupakan kelayakan peraturan yang ada dan harus diantisipasi. Ditinjau dari segi hukum yang berlaku di Indonesia perancangan video yang diusulkan ini tidak memiliki cacat hukum karena tidak termuatnya laranganlarangan pada undang-undang dari pemerintah. Dalam hal ini, video tidak mengandung
unsur
negative
yang
dapat
membahayakan
kehidupan
berbangsa dan bernegara. Di dalamnya tidak terdapat unsur pornografi maupun pornoaksi sehingga menyalahi aturan undang-undang yang berlaku. 3.
Kelayakan Ekonomi Aspek yang dipertimbangkan dalam kelayakan ekonomi adalah besarnya dana yang diperlukan untuk membuat sistem serta manfaat yang diperoleh oleh sistem. Suatu sistem dikatakan ekonomis jika manfaat yang didapatkan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan. 1.
Biaya a. Biaya pengadaan, yaitu biaya pembelian perangkat keras. b. Biaya persiapan operasi, yaitu biaya untuk pembelian perangkat lunak. c. Biaya proyek, meliputi biaya perancangan dan, implementasi sistem. d. Biaya operasional, merupakan biaya yang terjadi selama beroperasi.
2.
Manfaat a. Manfaat berwujud, berupa penghematan dan peningkatan efisiensi waktu dan sumber daya. b. Manfaat tak berwujud adalah manfaat yang tidak dapat diukur dengan satuan nilai. Penilaian dilakukan dengan taksiran yaitu kepuasan client.
8
4.
Kelayakan Operasional Sistem baru ini dapat diterapkan atau dijalankan karena sistem baru ini merupakan sistem yang berdiri sendiri dan tidak akan mengganggu sistem yang sudah berjalan, disamping itu sistem baru ini dapat melengkapi sistem yang sudah berjalan atau sistem ini dapat dijalankan bersamaan dengan sistem yang sudah ada tanpa saling mengganggu atau merugikan. Oleh karena itu sistem baru ini layak untuk dijalankan dan di implementasikan.
3.2
Perancangan
3.2.1 Rancang Konsep Video Video ini berdurasi 1 menit 30 detik yang berisi 2 video Live Shoot yang digabungkan menjadi satu menggunakan Teknik motion tracking. Video ini akan dikonsep menjadi videoklip sebuah band yang hanya dilakukan sekali shoot. Namun seperti tujuan awal video ini, penulis tidak memfokuskan pada konsep video. Penulis hanya memfokuskan pada pengimplementasian tekniknya saja. Videoklip ini menampilkan seseorang personil band yang sedang bermain gitar mengikuti irama lagu. Namun seperti yang dicantumkan dibatasan masalah oleh penulis, bahwa video ini hanya teaser videoklip saja. Jadi hanya potongan videoklip sebagai contoh penerapan teknik ini, tidak full satu lagu sampai selesai. Backsound video ini sendiri menggunakan Lagu dari band BlueEyes yang berjudul Move On My Own. Dan penulis salah satu personilnya, sehingga unsur legalitasnya terjamin 100%. Yang membuat berbeda dengan video lain, pemain gitar disini berbentuk manusia kerdil/mini. Manusia kerdil ini memainkan gitarnya diatas laptop pribadi penulis. Dan berpindah dari satu objek ke objek lain.
3.2.2 Perancangan Set Perancangan set dilakukan dengan membuat rancangan set arsitektur dan bagan lokasi untuk produksi. Perancangan set bekerja bersama kru untuk mengatur tempat pelaksanaan pengambilan gambar. 1. Setting Greenscreen Kru menempatkan 2 layar sebagai latar background, dan 1 layar sebagai alas kaki. Setting ini dibentuk agar mudah dalam pengambilan personil dalam editing video ini.
9
2. Setting Pencahayaan Pencahayaan disini difungsikan untuk mempertegas hasil kamera. Dan juga difungsikan untuk menghilangkan bayangan personil yang ada pada layar greenscreen. 3. Setting Kamera Setting kamera yang digunakan yaitu HD 1280 x 720 50fps. Kru menggunakan setting ini dikarenakan pertimbangan hasil video nantinya. Semakin tinggi resolusi yang digunakan akan semakin bagus hasilnya dengan tetap mempertimbangkan setting lainnya.
4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1
Implementasi Membantu mempermudah dan memproduksi video ini penyusun menuangkannya
ke dalam sebuah bagan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Bagan Paska Produksi Video 4.1.1
Persiapan Bahan Persiapan bahan disini meliputi pemilihan video yang sesuai dengan naskah.
Video dikoreksi satu persatu dengan memutar melalui video player yang tersedia. Kemudian video dipilih yang tidak ada minusnya atau tidak terdapat jumping agar hasilnya maksimal.
10
Gambar 4.2 Hasil Pemilihan Video 4.1.2
Pembuatan Tracking Video Live Shoot Pembuatan Tracking Video menggunakan software Mocha AE pada Adobe
Photoshop CS6, Tracking yang dibuat akan digunakan sebagai bahan untuk proses implementasi efek visual ini. Walaupun terdapat banyak bagian yang perlu di tracking, namun untuk teknik pembuatannya relatif sama. Hasil tracking objek ini sebagai berikut:
Gambar 4.3 Proses Tracking 4.1.3
Menghilangkan object Green Screen pada video Pada tahap ini editing dikhususkan pada video yang diambil di ruangan
greenscreen.
Untuk
diambil
personilnya
saja
tanpa
menggunakan
background
greenscreen. Tanpa menggunakan latar greenscreen kita akan kesulitan dalam pengambilan objek personilnya, karena kita harus masking tiap gerak personil tersebut.
Gambar 4.4 Hasil Keying
11
4.1.4
Compositing video Green Screen dengan video Live Shoot Pada bagian ini penulis akan melakukan compositing sementara, yaitu
menggabungkan video personil hasil green screen dengan video liveshoot menggunakan teknik motion tracking. Video liveshoot disini diposisikan sebagai background dan video personil sendiri sebagai video utama.
Gambar 4.5 Hasil Tracking Video
4.2
Pembahasan
4.2.1 Final Compositing dan Visual Effect Proses ini meliputi penggabungan video, coloring, penambahan efek visual seperti Fade in, Fade Out, Slide, Bluring sebagai bumbu pemanis dalam pembuatan video ini. Hasil Final compositing dan visual effect sebagai berikut : 1.
Menambahkan Efek Fade In dan Fade Out Penambahan efek ini ditempatkan di awal dan akhir video, agar video tampak indah dilihat proses pemutarannya dari awal hingga akhir. Fade in sendiri adalah proses dari gelap menuju terang, sedangkan Fade out sebaliknya. Sehingga video akan tampak lebih halus.
Gambar 4.6 Efek Fade in 2. Menambahkan efek Blur Efek blur yang ditambahkan pada video ini disesuaikan dengan beat audio tertentu. Agar video terasa lebih hidup.
12
Gambar 4.7 Efek Radial Blur 3. Menambahkan efek bayangan Efek bayangan digunakan untuk menambah kesan nyata pada video personil. Agar terlihat bahwa video itu hanya sekali take atau cuma satu frame tanpa penggabungan. Dan juga, agar hasil video terlihat realistis bukan sekedar tempelan saja.
Gambar 4.8 Efek Bayangan 4. Coloring pada video Teknik ini digunakan untuk mewarnai video agar tampak lebih menarik. Dan juga dapat digunakan untuk menutupi kekurangan pada penggabungan 2 video tersebut.
Gambar 4.9 Sesudah Coloring 4.2.2 Final Compositing Pada tahapan akhir penggabungan video ini. Penulis akan menggabungkan video yang sudah di tambahkan efek dan color dengan sebagian video greenscreen yang
13
belum disentuh. Sebagai pembanding video yang sudah dimanipulasi dengan yang belum di manipulasi.
Gambar 4.10 Hasil Penggabungan Akhir
5.
Penutup
5.1
Kesimpulan Berdasarkan Implementasi efek visual dengan teknik motion tracking dapat ditarik
kesimpulan bahwa: 1. Teknik motion tracking dapat menggabungkan 2 video yang berbeda menjadi satu kesatuan, sehingga terlihat hanya satu frame. 2. Penambahan efek bayangan pada personil menambah kesan realistis sehingga tidak terkesan hanya menempel. 3. Teknik bluring dan coloring dapat menjadi bumbu penyedap pada video, sehingga video lebih menarik. 4. Dengan mocha Ae kita tidak perlu membuat penanda tracking, cukup dengan membuat 4 sudut pada objek yang akan di tracking melalui software ini. 5. Pengambilan video personil harus menggunakan greenscreen untuk mempermudah editing. 6. Penempatan tracking data dari mocha Ae menuju After Effect cs6 harus sama persis framenya. 7. Pengambilan tracking data harus menggunakan minimal 2 warna yang berbeda, karena mocha Ae tidak bisa mendeteksi track dengan hanya 1 warna saja.
5.2
Saran Implementasi efek visual dengan teknik motion tracking ini masih mempunyai
beberapa kelemahan, untuk itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi efek visual ini adalah :
14
1. Perhatikan kualitas video saat pengambilan. Hasil dan warna harus terlihat jelas agar tracking halus tidak keluar dari frame. 2. Dalam membuat tracking harus bersabar. Karena prosesnya cukup berat. 3. Dalam membuat sebuah video dan visual effect, konsep yang akan digunakan harus matang agar dalam pembuatannya tidak mengalami kendala. 4. Gunakan point tracking/marker agar trackingnya lebih akurat. 5. Bisa mencoba software tracking lain untuk menggali lebih dalam lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.Yogyakarta:And Offset. Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi Offset. Devis, Andrew, “AE Basics 53: Motion Tracking Part 1.” AE Basics 53: Motion Tracking Part
1.
2012.
CreativeCOW.net.
30
Sep
2013
Effendy, Heru. 2010. Mari Membuat Video Klip, Panduan Menjadi Produser.Jakarta: Erlangga. Fiske, J. , MTV: Post-Structural Post-Modern. 2012. Journal of Communication Inquiry January. Rajawali Press. Jogiyanto. 1991. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta: Andi Offset. Mitchell, A.J. 2004. Visual effects for film and television.Oxford : Focal Press. ISBN : 0240-51675-3 Perisic, Zoran. 2000. Visual Effects Cinematography. USA : Reed Elsevier Group. ISBN : 0-240-80351-5 Prince, Stephen. 2012. Digital visual effects in cinema : the seduction of reality,United States of America : Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Ramdhani, Agung,”Sejarah dan Perkembangan Viddeo di Indonesia.” Frame Magz film & photography magazine.2013. Frame Magz. 3 Okt 2013. <
http://www.frame-
magz.com/2013/09/sejarah-dan-perkembangan-video-di.html#.UkmBOtJHJ8E 30/9/2013 jam 20:52> Sofyan, Amir Fatah, dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia: Animasi, Sound Editing, & Video Editing, Yogyakarta : Andi Offset. Suyanto, M. 2005. MULTIMEDIA alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi. Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Wahana Kompuer. 2010. Adobe After Effects CS4 untuk Kreasi Efek Video. Yogyakarta : Andi Offset. Wijaya, Didik. 2006. Special effect history and techniques. Escaeva, 2006 “Tracking and stabilizing motion.” After Effects Help. 30 Sep 2013. Adobe System incorporated. 2 Okt 2013. < http://helpx.adobe.com/aftereffects/ using/tracking-stabilizing-motioncs5.html>
16
“Televisi
Berwarna.”
Wikipedia.
2
okt
2013.
Wikipedia
Ensiklopedia.
“Adobe
After
Effect”,
Wikipedia,
4
oktober
2013.
Wikipedia
Ensiklopedia.
“mocha
Ae”,
Mocha
Ae,
4
oktober
2013.
17
Imagineer
System.