18 May 2010
Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada
Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi
Surplus neraca pembayaran Indonesia meningkat signifikan sebesar USD 6,62 miliar pada kuartal I-2010 dari USD 3,95 miliar pada kuartal sebelumnya (Gambar 1). Ini merupakan persentase kenaikan tertinggi dalam kurun waktu enam tahun terakhir dibanding kuartal yang sama untuk tahun-tahun sebelumnya. Berkaitan dengan surplus ini, jumlah cadangan devisa pada akhir kuartal I-2010 meningkat menjadi USD 71,8 miliar dari USD 66,1 miliar pada akhir kuartal IV-2009.
[email protected]
Anton Gunawan Ekonom Kepala
[email protected]
Hekmi Arman Ekonom/Analisis Pasar Obligasi
[email protected]
Hekmi Arman Ekonom/Analisis Pasar Obligasi
Dengan makin bergairahnya perekonomian domestik, ternyata surplus transaksi berjalan menurun menjadi USD 1,6 miliar pada kuartal I-2010 dari USD 3,6 miliar pada kuartal sebelumnya. Penurunan surplus transaksi berjalan ini disebabkan oleh penurunan surplus perdagangan, akibat peningkatan yang tajam dari impor nonmigas dan migas. Namun, kondisi ini tidak perlu dikuatirkan karena peningkatan impor non-migas bukan hanya karena adanya kenaikan impor barang konsumsi, melainkan juga oleh kenaikan impor bahan baku dan barang modal yang cukup tinggi (Gambar 2). Keadaan ini mengindikasikan bahwa kegiatan produksi dan investasi domestik akan lebih bergairah dibandingkan dengan tahun 2009. Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang tinggi sepanjang sejarah perekonomian Indonesia. Sentimen negatif di Kawasan Eropa, kenyataannya pada kuartal pertama belum memberikan dampak negatif terhadap pasar keuangan domestik. Surplus neraca transaksi modal dan finansial meningkat 238,3% menjadi USD 4,30 miliar pada kuartal I-2010 dari USD 1,27 miliar pada kuartal IV-2009 (Gambar 3). Tren ini ikut menopang penguatan rupiah, namun kita harus waspada karena sangat didominasi oleh investasi portofolio (saham, obligasi, dan SBI), yang secara relatif bukan merupakan sumber dana yang relatif stabil karena bisa ditarik sewaktu-waktu, terutama sekali SBI. Sementara itu, investasi langsung yang lebih bersifat jangka menengah dan panjang masih relatif rendah kontribusinya, meskipun sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Jika masuknya dana asing ke investasi portofolio terlalu tinggi, maka ada kemungkinan neraca transaksi modal dan finansial menjadi relatif tidak stabil, yang selanjutnya dapat meningkatkan fluktuasi Rupiah di masa mendatang.
Rupiah Menguat Terbatas Krisis utang Yunani masih menghantui pemulihan perekonomian di kawasan Uni Eropa. Kesepakatan Uni Eropa dan IMF yang akan mengucurkan dana USD 1 triliun untuk mencegah krisis utang Yunani (Greece) tidak menyebar ke negara Eropa lainnya hanya memberikan ketenangan sesaat. Investor masih ragu dan kuatir dengan perkembangan penyelesaian kasus utang tersebut, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya rentang CDS negara-negara PIIGS (Portugal, Italia, Irlandia, Greece, dan Spanyol) (Gambar 4). Sebagai akibatnya, Euro terus terperosok lebih dalam terhadap Dolar AS, begitu juga dengan indeks harga saham di Eropa yang sangat berfluktuasi (Gambar 5). Berbeda dengan pekan pertama bulan Mei, di mana hampir seluruh mata uang melemah terhadap Dolar AS, kecuali Yen Jepang. Pada pekan kedua bulan ini, kegundahan di Eropa tidak menyebabkan pasar di Emerging Markets (negara berkembang) terseret sentimen negatif krisis utang Yunani. Sebagian besar mata uang di Emerging Markets lebih tenang dan kembali mengalami konsolidasi (Gambar 6). Secara rata-rata, indeks mata uang Asia menguat kembali sebesar 0,24% di Minggu kedua bulan ini, padahal di minggu sebelumnya sempat jatuh cukup dalam sebesar 0,89%. Danamon Economic & Market Research
1
Membaiknya sebagian besar mata uang Asia disambut positif oleh Rupiah dengan penguatan sebesar 0,17%, meskipun penguatannya masih di bawah indeks mata uang Asia. Secara umum, kondisi fundamental perekonomian Indonesia masih cukup baik, sehingga kami perkirakan rupiah akan berada di sekitar Rp. 9.150/USD pada akhir tahun. Namun dalam jangka pendek, dengan adanya ketidakpastian tentang kondisi Uni Eropa, masih ada kemungkinan meningkatnya tekanan keatas (melemah) terhadap Rupiah, terutama jika ada arus modal keluar secara sporadis karena investor bersifat risk averse.
Danamon Economic & Market Research
2
Gambar 1. Neraca Pembayaran Indonesia Q1-2010 Fantastis
Gambar 2. Impor Non-Migas Meningkat Tajam
Miliar USD 8.0 6.0
80
4.0
60
Barang Konsumsi
2.0
40
Bahan Baku
0.0
20
Barang Modal
0
-2.0 Neraca Pembayaran
-20
-4.0 Transaksi Berjalan
-40
-6.0 Transaksi Modal & Finansial
-60
-8.0 1Q
2Q
3Q
4Q
1Q
2Q
2008
3Q
4Q
2009
Q1
1Q
Q2
2010
Q3
Q4
Q1
2009
2010
Sumber: BI, CEIC
Sumber: BPS, CEIC
Gambar 3. Dominasi Investasi Porto Folio Masih Sangat Tinggi Dalam Transaksi Finansial
Gambar 4. Kekuatiran di Eropa Masih Tinggi, Rentang CDS Tinggi dan Berfluktuatif
8.0
Miliar USD
6.0
Transaksi Finansial
Inv Langsung
Inv Portofolio
Inv Lainnya
4.0 2.0 0.0 -2.0 -4.0 -6.0 1Q
2Q
3Q
4Q
1Q
2007
2Q
3Q
4Q
2008
1Q
2Q
3Q
4Q
2009
1Q 2010
Sumber: BI, CEIC
Sumber: Bloomberg (18 Mei 10)
Gambar 5. Euro/USD Terus Jatuh dan Indeks Harga Saham Eropa Tertekan
Gambar 6. Mata Uang Asia Dalam Masa Konsolidasi; Apresiasi (+)/ Depresiasi (-)
1.50
3,050
1.45
2,950
1.40
2,850
1.35
2,750
1.30
2,650
1.25
2,550
2.4 1.8 1.2 0.6 0.0 -0.6
Euro/USD (sumbu kiri) 1.20 Jan-10
Mar-10
Apr-10
-1.8 -2.4
SX5E (Eropa) 2,450
Feb-10
-1.2
May-10
-3.0
Indonesia Malaysia Singapura India Indeks Dolar AS Japan
Korea Filipina Thailand Indeks Asia Eropa
-3.6 19 - 23 Apr
Sumber: Bloomberg (18 Mei 10)
Danamon Economic & Market Research
26 - 30 Apr
3 - 7 Mei
10 - 14 Mei
Sumber: Bloomberg (18 Mei 10)
3
Gambar 7. Tren Rupiah dan Indeks Dolar AS 9,000
88 Indeks Dolar AS
Rp/USD (sumbu kiri)
9,075
86
9,150
84
9,225
82
9,300
80
9,375
78
9,450 Jan-10
76 Feb-10
Mar-10
Apr-10
May-10
Sumber: Bloomberg (18 Mei 10)
Indonesia: Proyeksi Indikator-Indikator Perekonomian
Produk Domestik Bruto Riil (% tahun thd tahun) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Neraca Perdagangan Barang (USD miliar) Neraca Transaksi Berjalan (% thd PDB) Cadangan Devisa Bank Indonesia (USD miliar) Nilai Tukar Rp/USD (akhir-tahun) Nilai Tukar Rp/USD (rata-rata) Suku bunga kebijakan BI (%, akhir-tahun) Inflasi harga konsumen (%, tahun thd tahun) Defisit / Surplus APBN (% thd PDB) Peringkat utang oleh S&P
2007
2008
2009
2010E*
2011E*
6,3 9,8 32,8 2,5 56,9 9.419 9.163 8,00 6,6 -1,3 BB-
6,1 8,6 22.9 0,1 51,6 11.120 9.767 9,25 11,1 -0,1 BB-
4,5 7,9 35.2 2.0 66,1 9,403 10,356 6,50 2, 8 -1,6 BB-
5,6 7,6 35.3 0.9 74,9 9,150 9,175 6,50 5,7 -1,7 BB
6,2 7,1 36.4 0.4 82,1 9,325 9,238 7,50 6,2 -1,5 BB+
Sumber: BPS, CEIC, * Proyeksi Danamon
Danamon Economic & Market Research
4
Kamus istilah Indeks Dolar AS
: Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap mata-mata uang enam negara maju yakni: Yen Jepang, Poundsterling Inggris, Dolar Kanada, Franc Swiss, Euro, Krona Swedia. Indeks Dolar populer dipakai untuk menggambarkan tren Dolar AS secara umum.
Indeks Asia
: Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap sepuluh mata uang negara Asia: Yuan Cina, Dolar Hongkong, Ruppe India, Rupiah Indonesia, Won Korea, Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Dolar Singapura, Dolar Taiwan, Bath Thailand. : Surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-6 bulan) dengan sistem diskonto / bunga.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Credit Default Swap (CDS)
: Indikator ini sering digunakan untuk membandingkan indikator persepsi risiko antarnegara. Jika CDS makin rendah maka tingkat risiko suatu negara juga berkurang.
Neraca Pembayaran
: Suatu neraca yang mencerminkan surplus atau defisitnya suatu negara akibat melakukan transaksi ekonomi dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup terdiri atas: (1) barang, jasa, pendapatan, transfer berjalan dan (2) modal/finansial.
Neraca Transaksi Berjalan
: Transaksi berjalan mengukur penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari transaksi barang dan jasa, pendapatan, dan transfer berjalan dengan bukan penduduk.
Neraca Transaksi Modal dan Finansial
: Transaksi modal mencakup transfer modal dan transaksi terkait aset non-finansial tidak terbarukan (non-produced, non-financial assets)
Investasi Portofolio
: Investasi pada saham dan surat utang (yang tidak termasuk dalam investasi langsung dan cadangan devisa).
Danamon Economic & Market Research
5
Riset Ekonomi dan Pasar Keuangan Anton H. Gunawan
[email protected] Helmi Arman
[email protected] Anton Hendranata
[email protected]
Ekonom Kepala
+62 21 5799-1466
Ekonom / Analis Pasar Obligasi
+62 21 5799-1563
Ekonom / Ekonometrisi
+62 21 5799-1563
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Menara Bank Danamon Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E IV #6 Mega Kuningan, Jakarta 12950 INDONESIA *** Facs: +62 21 5799-1048
SERTIFIKASI ANALIS Dengan ini kami mensertifikasi bahwa semua pandangan yang diutarakan dalam laporan riset ini merefleksikan pendapat pribadi kami secara akurat. Tidak ada bagian dari remunerisasi kami yang dihubungkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan rekomendasi dan / atau pendapat yang diutarakan dalam laporan ini. DISKLAIMER Informasi yang terkandung dalam laporan ini diambil dari sumber-sumber yang kami anggap bisa dipercaya. Namun, PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya tidak menjamin atau menerima tanggung-jawab terkait dengan keakuratan dan kelengkapan dari informasi dan / atau pandangan-pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Kami menolak permintaan tanggung jawab terhadap segala kerugian, kerusakan, tagihan, dan / atau biaya-biaya yang timbul dari siapapun sebagai akibat dari tindakan yang didasari pada informasi atau pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Informasi dalam laporan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi umum dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi dari PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya untuk melakukan investasi, transaksi keuangan dan / atau perjanjian tertentu dengan pihak manapun. Laporan ini tidak ditujukan secara khusus bagi pihak-pihak yang menerimanya. Dalam membuat suatu keputusan investasi, sebaiknya anda melakukan analisa dan evaluasi independen, serta mencari nasihat hukum dan keuangan profesional.
Danamon Economic & Market Research
6