RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
Pertemuan
: Minggu ke – 3
Waktu
: 50 menit
Pokok Bahasan
: 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan)
Subpokok Bahasan
:
a. Fase – fase proses pembentukan eritrosit. b. Cara mengevaluasi eritron dan interpretasia data. c. Kecepatan sedimentasi darah dan interpretasi data. d. Evaluasi fibrinogen dan interpretasi data.
Tujuan Khusus
: 1. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan fase - fase pembentukan eritrosit pada individu janin dan individu dewasa. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melaksanakan cara memeriksa dan mengevaluasi sampel darah sekaligus mampu menginterpretasikan data yang diperoleh.
Metode
: Kuliah dan diskusi
Media
: OHP
Universitas Gadjah Mada
1
Fase-fase pembentukan eritrosit (menurut Schalm)
Universitas Gadjah Mada
2
Universitas Gadjah Mada
3
1. Rubriblast / Pronormoblast membelah menjadi 8-16 eritrosit
Rubriblast / Pronormoblast
Pada sapi
: dan rubriblast eritrosit butuh 4-5 hari
Pada anjing
: dan rubriblast eritrosit butuh 7 hari
CARA MENGEVALUASI ERYTHRON -
Jumlah total eritrosit / Packed Cell Volume (PCV)
-
Kadar Hb
-
Mean Corpuscular Volume (MCV)
-
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
-
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Jumlah total eritrosit memakai alat : -
Hemocytometer
-
Automatic Cell Counter
Kadar Hb dengan metode : -
Sahli
-
Talquist
-
Spectrophotometer
Packed Cell Volume (PCV) dengan metode : -
Macrohematocrit (Wintrobe)
-
Microhematocrit
Universitas Gadjah Mada
4
Mean Corpuscular Volume (MCV) :
Mean Corpuscular Volume (MCV) :
Interpretasi : MCV normal : - perdarahan - kasus hemolisis
normocytic (besar / diameter sel normal)
MCV naik : -
terjadi peningkatan aktivitas sumsum tulang sebagai kelanjutan hemorrhagi/perdarahan akut/ hemolisis bukti adanya respon regeneratif
-
defisiensi faktor hemopoitik : vitamin B12 dan asam folat
macrocytic (sel-sel dg diameter besar meningkat jumlahnya)
MCV turun : -
definisi Fe penyakit cacing kronis
-
gangguan absorpsi Fe
-
defisiensi Cu
MCH =
Misalnya :
MCHC :
Misalnya :
Universitas Gadjah Mada
5
Interpretasi : MCHC
: normochromic
MCHC naik
: hyperchromic Misalnya pada kasus auto – immune disease
Spherocyte
MCHC turun : hypochromic
Universitas Gadjah Mada
6
KECEPATAN SEDIMENTASI DARAH (applicable untuk darah anjing)
Memakai macrohematocrit dari Wintrobe
Pada kasus radang (degenerasi dan nekrosis)
Kecepatan sedimentasi darah meningkat
ada hubungannya dengan : 1. Sifat risiko – kmia dari permukaan sel eritrosit berubah pembentukan rouleaux meningkat agregat meningkat. 2. Perubahan – perubahan pada plasma peningkatan kadar fibrinogen pembentukan agregat meningkat rouleaux : seperti tumpukan coin.
Sumber error / kesalahan dalam pemeriksaan : -
konsentrasi antikoagulan harus tepat
-
tabung tidak bersih
-
jika tabung tidak berdiri vertikal Universitas Gadjah Mada
7
-
jika ada gelembung udara dalam tabung
-
darah mengalami hemolisis
-
koleksi sampel darah terlalu lama/kadaluwarso
-
darah yang telah dimasukkan kedalam refrigerator harus disesuaikan terlebih dahulu dengan temperatur kamar
-
dapat dipakai metode Wintrobe atau Westergren
FIBRINOGEN -
adalah protein plasma yang dihasilkan oleh organ hati.
-
merupakan parameter yang baik untuk kasus keradangan kadar fibrinogen meningkat sekali.
Universitas Gadjah Mada
8
Kadar fibrinogen = TPP - kadar TPP setelah direbus (56-58°C) Data normal : sapi
: 300—700 mg/dL
kucing
: 100—300 mg/dL
anjing & kuda : 100—500 mg/dL Pada keadaan dehidrasi kadar fibrinogen maupun total protein dapat meningkat secara relatif.
Plasma protein (PP) : Fibrinogen (F) 15
: 1 atau lebih besar normal
10
: 1 atau kurang kenaikan fibrinogen plasma secara absolute perlu dipertimbangkan pula terhadap hypoproteinemia berat.
Pemeriksaan kadar protein plasma atau fibrinogen perlu diperbandingkan dengan pemeriksaan total leukosit dan neutrofil apabila total leukosit dan neutrofil meningkat ada proses keradangan (PP : F = 10 : 1)
Pada kuda
: 500 - 600 mg/dL
inflamasi
601—1.000 mg/dL
inflamasi lebih berat
>1.000 mg/dL
inflamasi berat
Universitas Gadjah Mada
9