RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
Pertemuan
:
Minggu ke – 12
Waktu
:
50 menit
Pokok bahasan
:
1. Kasus Penyakit di Klinik
Subpokok bahsan
:
Tujuan khusus
:
a.
Pengertian dan definisi hemostasis.
b.
Faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam hemostasis.
c.
Mekanisme hemostasis.
1. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan definisi hemostasis dan faktor - faktor yang terlibat dalam hemostasis. 2. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan mekanisme hemostasis.
Metode
:
Kuliah dan diskusi
Media
:
OHP
Universitas Gadjah Mada
1
BERBAGAI MACAM KASUS PENYAKIT YANG DIJUMPAI DI KLINIK (untuk informasi detail baca Buku Schaim’s Veterinary Hematology oleh Jam, N.C. 1986 dan Buku Veterinary Laboratory Medicine oleh Duncan, J.R. dan Prasse, K.W. 1978)
DISTEMPER ANJING (CANINE DISTEMPER) Penyakit distemper ini telah diselidiki pada 64 ekor anjing dengan memperlihatkan gejala-gejala klinis dan adanya inclusion bodies yang menciri di dalam kotoran konjungtiva, dalam eritrosit, sitoplasma sel neutrofil, limfosit dan monosit. Lama sakit biasanya 2-4 minggu atau lebih.
Gejala-gejala klinis: -
Keluar leleran dan mata dan hidung.
-
Batuk dengan disertal suara abnormal pada pemeriksaan auskultasi paru-paru, sesak nafas (dyspnea) dan pneumonia.
-
Ada gangguan syaraf sentral, konvulsi, chor-ea, hewan menggigit-gigit dan keluar buih dan mulut.
-
Ada pengkerasan di bagian telapak kaki.
-
Anoreksia, muntah diare, depresi dan hewan nampak selalu ingin tidur, dan panas tubuh tetap diantara 103 - 105°F. Pada penelitian tersebut di atas, anjing yang terkena berumur antara 6 minggu s/d 8
minggu. Sepuluh (10) ekor dan 64 ekor anjing tersebut berumur di atas 2 tahun. Gambaran hematologi dan 64 ekor anjing, terdapat 3 ekor terlihat leukopenia, 20 ekor sub-normal , 21 ekor sedikit di atas normal dan 15 ekor nampak leukositosis. Pada umumnya, jumlah enitrosit, konsentrasi Hb, PCV berada di bawah normal Hiperproteiflemia terlihat pada beberapa ekor anjing, disamping ada juga yang mengalami hiperproteinemia karena dehidrasi. Gambaran yang konsisten yaitu adanya limfopenia, ini disebabkan oleh adanya atrofi dan nekrosis jaringan limfoid akibat serangan virus. Pada fase akut, anjing mengalami kekosongan limfosit dan degenerasi nodus limfatikus dan tonsil, dan disertai hipertrofi sel-sel retikulum. Setelah 5 minggu, terjadi regenerasi dengan terlihat adanya bentukan-bentukan baru folikel-folikel limfe dengan terdapatnya limfoblas dan limfosit. Morfologi sel darah pada kasus distemper mi tidak spesifik karena dipengaruhi oleh stadium sakitnya dan oleh adanya infeksi bakteri sekunder. Selama serangan virus, terjadi kenaikan suhu tubuh, terlihat leukopenia yang hebat, tetapi pada umumnya hanya mencapai 6-10 ribu/mm3. Sedang pada keadaan yang kompleks, yaitu dengan adanya infeksi sekunder, maka jumlah leukositnya dapat mencapai lebih dari 50 ribu/mm3. Gambaran yang karakteristik adalah adanya limfopenia absolut. Anemia dapat terjadi pada perkembangan penyakit ini, tetapi hal ini tertutup oleh adanya rendahnya jumlah leukosit dengan disertai limfopenia menunjukkan Universitas Gadjah Mada
2
tanda-tanda prognosa penyakit yang jelek, dan adanya kenaikan jumlah leukosit dengan neutrofiuia mungkin karena adanya pneumonia. Nilai PCV, jumlah eritrosit total, Hb, protein plasma yang tinggi ini, dikarenakan hewan mengalami dehidrasi. Gambaran hipoproteinemia bisa tertutup oleh oleh adanya hemokonsentrasi pada dehidrasi. Pada pewarnaan preparat apus darah dengan pewarna Wright - Leishman, inclusion body di dalam eritrosit berwarna biru pucat. Perlu dibedakan dengan adanya inclusion body yang lain yang terdapat dalam eritrosit, misalnya Howell Jolly bodies dan Heinz bodies. Bentukan inclusion bodies pada kasus ini, biasanya lebih besar dari pada Howell Jolly bodies. Pada pewarnaan preparat apus darah tanpa difiksasi, yaitu dengan pewarna methylene blue dapat diperlihatkan adanya inclusion bodies di dalam retikulosit.
Gambar inclusion body dalam eritrosit dan leukosit. HEPATITIS INFEKSIOSA ANJING (RUBARTH’S DISEASE) Merupakan penyakit infeksi akut pada anjing yang disebabkan oleh virus, menyerang anjing-anjing segala terutama anjing-anjing muda. Pada stadium permulaan danpenyakit ini sering dikelirukan dengan penyakit leptospirosis dan distemper.
Gejala-gejala klinis -
tonsil membengkak dan berwarna merah
-
bila dilakukan penekanan terhadap hati, ada rasa sakit
-
suhu tubuh meningkat (105-106°F)
-
anoreksia
-
lemah dan mengantuk, muntah
-
ikterus nampak bila keadaan melanjut Universitas Gadjah Mada
3
-
polydipsi (rasa haus meningkat), kerato-konjufigtivitis pada 30% anjing-anjing yang diselidiki
-
kematian biasanya terjadi dalam waktu 4-5 hari atau mengalami kesembuhan yang cepat
Diagnosa penyakit ini dengan cara nekropsi untuk menunjukkan adanya intranuclear inclusion pada sel hati. Dengan pewarnaan New Methylene Blue dalam garam fisiologis, dapat untuk mewarnai inclusion bodies. Apabila hati aengalami kerusakan, ditandai dengan perpanjangan waktu perdarahan sebab hati bertanggung jawab terhadap produksi protrombin dan fibrinogen, heparin terbebas dan janingan ati yang mengalami kerusakan. Ada hubungannya dengan jumlah trombosit dan perpanjangan waktu koagulasi darah. Waktu erdarahan untuk anjing normal sekitar 1—2 menit, sedang pada penyakit ml dapat mencapal lebih dan 3 menit. (erusakan hati dapat mengacaukan produksi protein plasma, aePingga kecepatan sedimentasi darah kurang daripada normal. Pengaruh hepatitis terhadap metabolisme Peranan hati terhadap digesti protein tidak langsung, aeiiingga pada kasus hepatitis tidak ada gangguan terhadap tigesti protein, kecuali apabila ada gangguan sekunder pada raktus digestivusnya. Dalam hati terjadi proses deaminasi, amonia diubah dan sam amino menjadi ureum. Apabila banyak karbohidrat dan lemak maka banyak asam amino yang dibentuk menjadi protein. Misalnya Hb dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi protein yang membentuk Hb dihasilkan oleh hati. Perlu diketahui bahwa protein plasma yang dihasilkan oleh hati ialah:globulin, albumin, fibrinogen, protrombin dan kolinesterase. Kenaikan asam amino di dalam darah mencapai puncaknya pada penyakit hati, hal ini menunjukkan adanya kelemahan proses deaminasi. Deaminasi adalah proses pelepasan gugus amino (NH3) dan asam amino menjadi asam keto dan garam amonia. Proses deaminasi ada 2 macam, yaitu oksidatif dan nonoksidatif. PYOMETRA Penyakit ini biasanya sering menyerang anjing betina yang berumur lebih dan 5 tahun. Dan 50 ekor anjing yang menderita pyometra, ada 39 ekor (70%) anjing mi berumur 5 - 14 tahun. Gejala - gejala klinis
bibir vulva membengkak
serviks uterus menutup, sehingga tenjadi retensi exudat purulen dalam kornu uteri dan menyebabkan pembesaran abdomen
apabila terjadi toksemia sistemik maka nampak gejala— gejala klinis menyerupai nefnitis kronis yaitu: polydipsi, polyunia, muntah, depresi dan dehidrasi Universitas Gadjah Mada
4
eksudat purulen dalam uterus yang menderita pyometra jarang yang bersifat steril, biasanya banyak mengandung bakteni: stafilokokus, streptokokus, coliform, dan proteus vulgaris.
REGENERATIVE LEFT SHIFT pada PYOMETRA Telah diselidiki pada anjing betina Weimaraner, umur 9 tahun dengan menunjukkan gejala— gejala klinis:
hewan nampak membesar dan ada rasa sakit di daerah abdomen
suhu rektal 103°F
pulsus 172x/menit, respirasi cepat
konjungtiva kongesti, dehidrasi
Pemeriksaan radiografi: kedua kornu uterinya sangat membesar Pengamatan sebelum dan sesudah anjing dioperasi: Hemogram
28 Oktober
1 Nopember (setelah dioperasi)
Eritrosit: Eritrosit (it/mm3) Hb (g/dl) PCV (%) MCV MCHC (%) Sedimentasi darah/jam Anisositosis Polikromasia
Leukosit: Leukosit (rb/mm3) Nielosit Metamielosit Neutrof band Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil Sel alami degenerasi Sel toksik Plasma: Protein (g/dl) Indeks ikterus (U) BUN (mg/dl)
6,1 13,2 41,0 67,0 32,2 42/9=33+ ringan ringan
absolut 59.500 298 7.438 17.850 23.800 3.272 5.950 892 0 neutrof
6,0 13,6 43,0 71,6 31,6 ringan ringan
% 0,5 12,5 30,0 40,0 5,5 10,0 1,5 0 membesar
8,3 10,0 29,8
absolut 66.000 330 1 . 320 7.260 46 . 860 1 .320 6.270 330 2.310 Nampak dan
% 0,5 2,0 11,0 71,0 2,0 9,5 0,5 3,5 basofilik
8,0 — 46,2
Universitas Gadjah Mada
5
interpretasi: 1.
Anemia biasanya disertai dengan hemokonsentrasi. Plasma protein di atas normal diduga karena adanya hemokonsentrasi dengan respon globulin yang absolut terhadap adanya inflamasi supuratif.
2. Kecepatan sedimantasi darah sangat meningkat biasanya mendahului pyometra. 3. Gambaran leukositosis yang jelas dengan left shift dan nampak adanya sel neutrofil toksik, mi menunjukkan adanya tuntutan granulopoisis yang ekstrem. Hemogram 1. Pada permulaan nampak gambaran leukositosis dengan left shift pada proses penyakit akut seperti pada penyakit leptospirosis dengan jumlah limfosit dan eosinofil persi sten. Hemogram 2. Jumlah limfosit dan eosinofil menurun, merupakan akibat dan stres operasi. Pada kasus pyometra mi terjadi gambaran monositosis yang spesifik. 4. Blood Urea Nitrogen (BUN) meningkat, menunjukkan adanya proses dekomposisi protein tubuh yang ada hubungannya dengan proses supuratif dalam uterus dan juga adanya dehidrasi. 5. Peningkatan jumlah leukosit dengan disertal peningkatan jumlah sel neutrofil, biasanya dijumpai selama han pertama setelah operasi pyometra.
DEGENERATIVE LEFT SHIFT pada PYOMETRA Kasus ini terjadi pada anjing Poodle, umur 3 tahun dengan gejala—gejala: anoreksia, depresi, polydipsi, suhu rektal 104°F, pulsus 118, palpasi abdomen terdapat benjolan, diare dan muntah. Pada pemeniksaan radiografi ada pembesaran kornu uteri. Pemberian antibiotik pada tanggal 25 dan 31
Universitas Gadjah Mada
6
Hemogram Eritrosit: Eritrosit (jt/mm3) Hb PCV MCV MCHC Sedimentasi darah/jam Eritr. berinti/100 sel Leukosit Anisositosis
Leukosit: Leukosit (rb/mm3) Metamielosit Neutrofil band Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil Smudge ce 1 is Degenerative cells Neutrofil toksik:
Plasma: Protein (g/dl) Indeks ikterus (U) BUN (mg/dl)
28 Oktober
28 Oktober
28 Oktober
6,95 6,0 46,0 66,2 34,8 40/4=36+
5,9 12,5 42,0 71,2 29,7 42/8=34+
6,7 13,9 44,0 65, 7 31,6 3 1/6=25+
— 0 ringan
0 ringan
0,5 ringan
absolut 14.800 814 3.700 8.066 1.628 444 74 74 0 sitoplasma
% 5,5 25,0 54,5 11,0 3,0 0,5 0,5 0
8,0 2,0 6,3
absolut 17.000 0 935 12.155 2.380 1.360 85 0 85
7,9 7,5 -
% 5,5 35 , 5 36, 5 7,0 13,5 0 1,0 3,0
7,5 5,0 6,8
Interpretasi : 1. Bakteri piogenik penyebab pyometra mempengaruhi peningkatan protein plasma absolut, ini terjadi karena hiperglobulinemia. Protein plasma juga karena hemokonsentrasi dan kadar BUN rendah. 2. Kecepatan sedimentasi darah positif kuat. 3. Terjadi left shift tanpa adanya kenaikan neutrof ini total diperlihatkan dengan adanya basofilia persisten dan sitoplasmanya. 4. Pemberian antibiotik nampaknya mengurangi toksemia, disini nampak adanya sel neutrofil toksik seperti pada Hemogram 2. Pada tanggal 5 Nopember dapat ditunjukkan adanya Hemogram 2. Pada tanggal 5 Nopember dapat ditunjukkan adanya leukositosis (meningkatnya sel neutrofil muda maupun neutrofill dewasa).
Universitas Gadjah Mada
7
5. Jumlah limfosit masih dalam batas normal, nampak pada stres sistemik yang biasanya ditemukan pada penyakit- penyakit supuratif kronis. 6. Gambaran monositosis merupakan gambaran karakteristik dan pyometra.
NEFRITIS KRONIS PADA ANJING Penyakit nefritis knonis pada anjing dapat terjadi pada anjing-anjing umur lebih dari 5 tahun. Hipoplasia korteks ginjal secara kongenital dan nefritis kronis dapat terlihat pada anjing berumur lebih muda. Bentuk yang umum adalah nefritis interstisialis, glomerulonefritis dan pielonefnitis. Diagnosa patologik dapat dilakukan dengan pemeriksaan: analisis urina, uji biokimia dan mempelajari gambaran hematologinya. BUN dan kadar protein mengalami kenaikan jika filtrasi glomeruli menurun, disini dalam usaha memelihara hemostasis dan ginjal. Ginjal mempunyai fungsi hemostasis: 1. Pengeluaran sisa-sisa metabolisme. 2. Pengaturan volume dan komposisi cairan. 3. Pengatunan tekanan dan pengalinan darah. Kejadian uremia berhubungan dengan penurunan kapasitas tubulus ginjal. Kerusakan pada tubulus ginjal menyebabkan ekskresi fosfat anorganik dan potasium atau retensi sodium merupakan hal yang biasa terjadi pada ginjal yang mengalami penurunan kapasitas. Gejala-gejala klinis: -
Polydipsi
-
Polyuria
-
Muntah
-
Uremia
-
ulserasi membrana mukosa mulut
-
berat badan menurun
-
anemia
-
jika melanjut terjadi gangguan syaraf pusat
-
berat jenis urina 1,010 ± 0,002
-
protein-uria bervariasi, tergantung seberapa jauh glomeruli mengalami kerusakan. Pada penyakit glomerulonefritis, tubuh akan kehilangan albumin karena albumin
masuk ke dalam urina yang mengakibatkan hipoproteinemia dengan hipoalbuminemia. Kerusakan tubulus menyebabkan kenaikan pengeluaran fosfat anorganik, terjadi perubahan rasio antara Ca:P (3:1). Penurunan konsentrasi Ca pada darah menstimulasi glandula paratiroidea untuk mensekresikan parathormon. Kalsium akan dimobilisasi dan tulang terutama tulang mandibula sehingga terjadi kondisi yang disebut rubber jaw atau renal Universitas Gadjah Mada
8
rickets. Jaringan tulang akan digantikan oleh jaringan fibrus, maka disebut osteodistrof Ia fibrosa. Gambaran darah yang terjadi yaltu anemia normositik normokromik, kecepatan sedimentasi darah naik, hiperfibrinogenemia dan limfopenia yang mencolok. Anemia yang disertai depresi eritrogenesis, umumnya nilal PCV antara 20-30%, sedang anemia yang hebat menyebabkan nilai PCV sangat rendah sampai 10%. Protein plasma total umumnya hanya 7,5 g/dl terutama pada glomerulonefritis terjadi kehilangan albumin. Hiperproteinemia dapat terjadi apabila terjadi dehidrasi, juga dapat disertai dengan kenaikan kadar fibrinogen plasma. Jumlah leukosit total bervariasi tetapi umumnya lebih tinggi dan normal, sedang leukopenia jarang terjadi. Pada perhitungan diferensial leukosit memperlihatkan gambaran neutrofilia dan monositosis, mungkin juga diikuti dengan adanya eosinopenia atau neutrof ii persisten (dalam jumlah tetap). Gambaran eosinofilia sangat jarang dijumpai. Gambaran darah yang karakteristik pada kasus ini yaitu terjadinya limfopenia yang menonjol.
LEPTOSPIROSIS ANJING Gambaran klinis: Gambaran kilnis untuk leptospirosis pada anjing bervaniasi dan bentuk ringan (tidak dapat dideteksi) sampai pada bentuk septikemik akut yang karaktenistik dengan adanya kerusakan ginjal dan kematian. Gejala-gejala klinis: -
depresi, bervariasi dan yang ringan sampai mencolok
-
anoreksia
-
rasa haus yang sangat
-
muntah
-
kongesti konjungtiva
-
kekakuan otot dan rasa nyeri (bagian lumbal dan abdomen)
-
suhu rektal 105°F, kadang-kadang sampai 107°F.
Diagnosa:. Akan lebih mudah dalam mendiagnosa apabila dalam urina dapat ditemukan leptospira atau dapat dengan cara pemeriksaan kultur. Pemeriksaan dapat dilakukan pada urina yang telah dipusingkan maupun yang belum. Pada kasus leptospirosis buatan dapat diperlihatkan gambaran leptospiruria (adanya leptospira dalam urina) pada hari ke-7 setelah dilakukan inokulasi, kemudian 72-78% dan hasil pemeriksaan menunjukkan positif kuat pada 80-100 hari setelah inokulasi. Dapat pula ditunjukkan adanya perbedaan kenaikan titer antibodi serum di antara 2 sampel darah yang diambil pada hari ke-10 dan hari ke-15 setelah inokulasi. Kasus leptospirosis pada anjing terutama disebabkan karena infeksi Leptospira canicola atau Leptospira icterohemorrhagiae.. Universitas Gadjah Mada
9
Gambaran patologi klinik: Hasil pemeriksaan patologi klinik bervariasi, biasanya pada bagian proksimal tubulus konvulatus ginjal mengalami perubahan degeneratif, atrofi yang karakteristik. Terjadi kenaikan BUN dan kneatinin dalam darah sebagai akibat penurunan kemampuan filtrasi glomeruli dan gejala proteinuria sening pula dijumpai. Gejala ikterus tidak biasa dijumpai pada kawanan anjing yang diinfeksi dengan leptospira canicola. Adanya dehidrasi menyebabkan kenaikan konsentrasi protein pisma total (7,5 g/dl) secara reflektoris dan pernah pula dilaporkan kenaikan PCV lebih dari 50%. Radang akut akibat leptospirosis ini menyebabkan kandungan fibrinogen plasma meningkat lebih dari 4,0 g/l (variasi 5,0-9,0 g/l). Pada beberapa anjing memperlihatkan kenaikan waktu sedimentasi darah dengan jelas. Jumlah leukosit total sangat bervariasi tetapi umumnya di atas normal (20.000-40.000/mm3). Gambaran neutrofilia dengan left shift sering dijumpai. Pada anjing dewasa sering pula
Universitas Gadjah Mada
10