Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Ika Sriyanti, S.Pd,M.Pd Prodi Matematika STKIP SUBANG
[email protected]
ABSTRACT Interest and ability of students' understanding of mathematics can still be said to be less good result in the learning outcomes, especially in SMP Negeri 2 Pamanukan. One effort that can be done by teachers in improving student learning outcomes is to choose a learning model that corresponds to the objectives to be achieved. One of the methods are considered effective and efficient in teaching is STAD cooperative learning methods. The purpose of this study was to determine 1) Describe increase student interest in mathematics who obtain STAD cooperative learning 2) To describe the increased capability of understanding mathematics students who obtain STAD cooperative learning. 3) whether the ability to use mathematical understanding STAD cooperative learning is better than using the ability of understanding mathematical expository. 4) What is the interest of the students who use mathematical learning using cooperative learning and expository. The method used in this research is the Mixed Method and PTK (Classroom Action Research). Instruments used in this research is to test the ability of understanding of mathematics and scale of interest. Where research populations in SMP Negeri 2 Pamanukan class VIII with a randomly selected sample is class VIII-D and VIII-E Keywords: Cooperative learning model STAD, Expository learning models, mathematical comprehension abilities, interests of students.
ABSTRAK Minat dan kemampuan pemahaman matematika siswa masih bisa dikatakan kurang baik yang berakibat kepada hasil belajar, khususnya di SMP Negeri 2 Pamanukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu metode pembelajaran 30
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
yang dirasa efektif dan efisien dalam pengajaran adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Mendeskripsikan peningkatan minat siswa dalam pembelajaran matematika yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe STAD 2) Mendiskripsikan Peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3) apakah kemampuan pemahaman matematika yang mengunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematika yang menggunakan pembelajaran ekspositori. 4) Bagaiman minat siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran ekspositori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Method dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemahaman matematika dan skala minat. Dimana populasi penelitiannya di SMP Negeri 2 Pamanukan kelas VIII dengan sampelnya yang dipilih secara acak yaitu kelas VIII-D dan VIII-E Kata Kunci : Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD,model pembelajaran Ekspositori, kemampuan pemahaman matematika, minat siswa. A. PENDAHULUAN Minat belajar merupakan salah
pelajaran yang sulit bagi sebagian
satu modal awal dalam pembelajaran
besar siswa. Oleh karena itu berbagai
siswa, baik ketika berada di rumah
cara
maupun
mengajar
di
sekolah.
Untuk
Materi matematika merupakan
dan
model
pembelajaran
diperlukan
untuk
kesulitan
dalam
mewujudkan cita-citanya siswa harus
memperkecil
memiliki minat belajar yang tinggi.
pembelajaran matematika yang dapat
Oleh karena itu guru lebih bekerja
meningkatkan
keras agar siswa memiliki minat
pemahaman terhadap matematika.
belajar yang tinggi. Bertahun-tahun
Para
hasil pembelajaran matematika di
merenungi
kembali
sekolah
untuk
matematika
selalu
dikeluhkan.
guru
apa
kebermaknaan
matematika
dan
perlu
“sebenarnya diajarkan
Berdasarkan hal ini guru menyadari
kepada siswa ?”. Tentu bukan untuk
bahwa matematika sering dipandang
mengetahui semua matematika yang
sebagai mata pelajaran yang sulit
ada
sehingga banyak siswa yang kurang
matematika.
berminat dan dihindari oleh sebagian
diberikan
besar siswa.
membantu
atau
sebanyak Tetapi, kepada siswa
mungkin matematika
siswa
untuk
agar
tertata 31
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
nalarnya, terbentuk kepribadiannya,
Negeri
serta
menggunakan
tahunnya,
penalarannya
sebagian besar siswa menganggap
terampil
matematika terutama
dan materi
aljabar
dalam
kehidupan sehari–hari. Dari
setiap
menunjukkan
bahwa
matematika pelajaran
observasi
Pamanukan
merupakan yang
sulit
mata dipahami
terlihat
sehingga banyak siswa yang tidak
aktivitas belajar siswa bahwa minat
menyenangi . Yang terjadi di SMP
belajar siswa masih rendah, hal ini
Negeri
ditunjukan dari permasalahan berikut,
kelas
yaitu:
matematika masih kurang, sehingga
1)
hasil
2
Apabila
guru
sedang
2 VIII
Pamanukan minat
untuk
hasil
siswa yang main-main dengan teman
Rendahnya hasil belajar matematika
sebangkunya.2)
terlihat dari rendahnya nilai ulangan
bertanya materi
kepada
siswa
guru tentang
yang baru saja diajarkan,
harian
matematika
Pamanukan,selama
juga
belajar
menjelaskan materi masih banyak
Apabila
belajarnya
khususnya
di
kurang.
SMPN
tiga
2
tahun
kebanyakan siswa diam saja dan
terakhir seperti tampak pada tabel 1.1
tidak
Sebagai berikut:
merespon
pertanyaan
dari
guru.3) Sebagian besar siswa tidak berani bertanya kepada guru jika mereka
belum
memahami
materi
yang diajarkan. 4) masih ada siswa yang kaget jika guru meminta untuk mengerjakan soal di papan tulis . 5) Kadang masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah karena alasan
tidak
kurangnya
mengerti.
minat
berakibat pada hasil
belajar
Dengan akan
belajar yang
kurang maksimal. Hasil wawancara dengan guru kelas VII dan siswa kelas VIII SMP
Tabel 1. Hasil Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 2 Pamanukan dari 3 Tahun Terakhir Hasil/Tah 2012/ 2013/ 2014/2 un 2013 2014 015 Pelajaran Nilai rata- 55,00 60,00 50,00 rata Nilai 80,00 85,00 75,00 Tertinggi Nilai 35,00 40,00 30,00 Terendah (Sumber : Data ulangan harian SMP Negeri 2 Pamanukan) Berdasarkan data-data di atas maka
diperoleh
fakta
bahwa
32
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
kemampuan pemahaman matematika
kurang menguasai materi tentu akan
siswa SMPN 2 Pamanukan masih
kesulitan di dalam mengajar. Hal ini
kurang memuaskan. Sehingga upaya
dapat mengakibatkan siswa kurang
melalui model pembelajaran untuk
mengerti atau mamahami tentang
meningkatkan
materi yang disampaikan sehingga
kemampuan
pemahaman
matematika
siswa
tersebut belum tercapai. Hasil
obsevasi
dan menganggap materi tersebut saat
proses
pembelajaran memperlihatkan bahwa guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru kebanyakan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran ekspositori
yaitu
mengajar,
menjelaskan,
guru
hanya memberi
contoh, memberi PR dan ulangan harian. Bahkan jarang sekali guru mengajak diskusi tentang materi yang disampaikan.
Menurut
Rusefendi
(2006:290) pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang berupa
ceramah
menerangkan,
mulai
matematika bertanya,
dengan
mendemontrasikan
keterampilannya
mengenai kemudian
guru
memeriksa
mengecek apakah
siswa menjadi malas untuk belajar
pola siswa atau
siswa sudah
mengerti apa belum. Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang
sulit. Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa
secara
aktif
adalah
pembelajaran kooperatif. Anita Lie mengungkapkan
bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk kerja sama dengan siswa lain dalam tugas yang terstruktur. Salah satunya
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions).
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang Slavin
dikembangkan dan
Universitas
oleh
Robert
teman-temannya John
Hopkin
di
(dalam
Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan
pembelajaran
kooperatif yang cocok digunakan oleh
33
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
guru yang baru mulai menggunakan
dengan siswa maupun antara siswa
pembelajaran kooperatif.
dengan siswa.
Model pembelajaran kooperatif
Dalam
hal
ini
model
tipe STAD merupakan tim belajar
pembelajaran kooperatif tipe STAD
beranggotakan empat orang yang
dalam
merupakan
kepada
campuran
menurut
pelaksanaannya belajar
mengacu
kelompok
siswa.
tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
suku.
pelajaran
dan memungkinkan siswa belajar
kemudian siswa bekerja dalam tim
lebih aktif, mempunyai rasa tanggung
untuk memastikan bahwa seluruh
jawab yang besar, berkembangnya
anggota
daya kreatif, serta dapat memenuhi
Guru
tim
menyajikan
telah
menguasai
pelajaran tersebut. kemudian seluruh
kebutuhan siswa secara optimal.
siswa melakukan kuis tentang materi
. Pada dasarnya minat adalah
itu dengan catatan, saat kuis mereka
penerimaan akan suatu hubungan
tidak boleh saling membantu. Model
antara diri sendiri dengan sesuatu
Pembelajaran Koperatif tipe STAD
diluar sendiri (Slameto, 2003: 180).
merupakan pendekatan Cooperative
Semakin kuat atau dekat hubungan
Learning yang menekankan pada
tersebut, semakin besar minat untuk
aktivitas dan interaksi diantara siswa
belajar matematika. Disini peran guru
untuk saling memotivasi dan saling
sangat berpengaruh, seorang guru
membantu dalam menguasai materi
harus bisa membangkitkan
pelajaran guna mencapai prestasi
belajar
yang
yang
matematika dengan metode yang
mengajukan
digunakan bahkan materi pelajaran
maksimal.
menggunakan informasi
STAD
akademik
Guru
untuk
belajar
kepada
yang lebih mudah dipelajari. Dengan
siswa setiap minggu mengunakan
siswa memiliki minat untuk belajar
presentasi Verbal atau teks sehingga
matematika
dapat
meningkatkan
memberikan
baru
siswa
minat
perhatian
yang
tinggi
ketekunan
dapat belajar
terhadap siswa. Hubungan yang lebih
siswa bahkan meningkatkan hasil
akrab
belajar siswa. Dengan minat yang
akan
terjadi
antara
guru
tinggi maka siswa pun akan berusaha
34
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
mempelajari dan memahami materi
matematika,sehingga
dengan tujuan untuk mendapatkan
dengan
hasil ulangan yang meningkat.
matematika.
Hasil belajar yang baik apabila siswa
bisa
matematika,
memahami dengan
materi
dengan
baik
belajar
pun
akan
materi
memahami maka
hasil
siswa
mudah
dapat
memahami Berdasarkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dimiliki siswa memungkinkan tumbuhnya
minat
menjadikan
pembelajaran
matematika
menjadi
meningkat.
menarik sehingga diharapkan dapat
pemahaman telah diungkapkan Nana
meningkatkan pemahaman dan minat
Sudjana, pemahaman adalah hasil
belajar siswa akan matematika.
belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan
dengan
susunan
Berdasarkan maka
rumusan
kalimatnya sendiri atas apa yang
penelitian
dibacanya
model
atau
didengarnya,
uraian
ini
tersebut
masalah
adalah
1)
dalam Apakah
pembelajaran kooperatif tipe
memberi contoh lain dari yang telah
Student
dicontohkan guru dan menggunakan
Divisions
petunjuk penerapan pada kasus lain.
meningkatkan minat belajar siswa, 2)
Dalam hal ini, siswa dituntut untuk
Apakah
memahami atau mengerti apa yang
kooperatif
diajarkan,
Achievement Divisions (STAD) dapat
mengetahui
apa
yang
Team (STAD)
model tipe
sedang dikomunikasikan, dan dapat
meningkatkan
memanfaatkan
isinya
tanpa
matematika
keharusan
menghubungkan
peningkatan
untuk
Achievement dapat
pembelajaran Student
Team
Pemahaman siswa,
3)Apakah kemampuan
dengan hal-hal yang lain. Karena
pemahaman matematika siswa yang
kemampuan siswa
menggunakan model pembelajaran
masih terbatas,
tidak harus dituntut untuk dapat
kooperatif
mensintesis apa yang dia pelajari.
daripada
Pembelajaran
kooperatif
tipe
tipe
yang
sehingga dapat menumbuhkan minat
kooperatif
mereka
pembelajaran
pembelajaran
lebih
baik
pembelajaran
ekspositori,4)Bagaimana minat siswa
STAD dapat menarik perhatian siswa
terhadap
STAD
menggunakan tipe
pembelajaran STAD
ekspositori.
dan Tujuan
35
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
penelitian
ini
untuk
1)Mendeskripsikan minat
siswa
peningkatan
dilaksanakan
dalam
tiga
siklus,
masing masing siklus tiga pertemuan.
dalam
pembelajaran
yang
memperoleh
dilakukan analisis kurikulum untuk
pembelajaran model kooperatif tipe
mengetahui kompetensi dasar dan
STAD,2)Mendeskripsikan
materi
peningkatan
pelaksanaan
matematika
kemampuan
Pada
perencanaan
yang
tindakan
diajarkan
dalam
penelitian,menyiapkan
pemahaman matematika siswa yang
RPP,media
memperoleh pembelajaran kooperatif
pembelajaran,menentukan
tipe
observer,menyusun
LKS,serta
pemahaman
menyususn
tes
memperoleh
membentuk kelompok sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
aturan STAD. Guru menggunakan
lebih baik daripada pembelajaran
metode STAD untuk mengajarkan
ekspositori,
4)Untuk
informasi
bagaimana
minat
STAD,
apakah
3)Untuk
kemampuan
matematika
yang
menggunakan kooperatif
mengetahui
mengetahui siswa
yang
pembelajaran tipe
STAD
dan
pembelajaran ekspositori.
B. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
instrumen
akademik
baru
dan
kepada
siswa. Pada siklus 1 menyajikan materi dengan
kompetensi
dasar
1)memahami
relasi
dan
fungsi
2)menyatakan
relasi
dan
fungsi.
Siklus II menyajikan materi membuat
dilaksanakan
rumus
fungsi,
menentukan
nilai
melalaui Penelitian Tindakan kelas
fungsi,dan menentukan nilai fungsi
(PTK) dan (Mixed Method) metode
dalam kehidupan sehari-hari.Siklus III
campuran kualitatif dan kuantitatif.
menyajikan
Penelitian ini dilakukan pada bulan
grafik fungsi yang berkaitan dengan
Oktober 2015 sampai dengan bulan
pemecahan
Desember 2015. Prosedur penelitian
kehidupan sehari-hari.
tindakan kelas berupa perncanaan, pelaksanaan,pengamatan
dan
refleksi.Pelaksanaan tindakan kelas
materi
menggambar
masalah
dalam
Dalam metode STAD terdapat beberapa langkah pertama adalah memperkenalkan
materi
dalam
36
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
presentasi didalam kelas, baik itu
tindakan kelas ini meliputi kegiatan
materi yang dibuat sendiri maupun
awal,inti, dan akhir. Pada kegiatan
materi yang diadaptasikan dari buku
awal
teks atau sumber-sumber terbitan
pembelajaran
lainnya. Langkah kedua dalam STAD
sebagai acuan bagi siswa. Dalam
adalah membagi siswa kedalam tim
kegiatan
atau kelompok, masing-masing terdiri
tujuan
dari lima anggota. Langkah ketiga
dicapai sebagai acuan bagi siswa.
tiap
Dalam
tim menggunakan
LKS dan
guru
menyampaikan yang
akan
tujuan dicapai
inti guru menyampaikan pembelajaran
kegiatan
yang
inti
akan
guru
kemudian saling membantu untuk
melaksanakan pembelajaran dengan
menguasai bahan ajar melalui diskusi
menggunakan metode STAD sebagai
kelompok antar sesama kelompok.
upaya
Langkah selanjutnyatiap siswa dan
pemahaman
tiap
Siswa memperhatikan guru kemudian
tim
diberi
skor
atas
dalam
matematika
siswa
dan kepada siswa secara individu.
dilanjutkan siswa melaksanakan kuis
dengan
data
menggunakan
secara
siswa.
penguasaannya terhadap bahan ajar,
Pengumpulan
diskusi
peningkatan
kelompok
dilakukan
individu, setelah kuis dibahas siswa
instrumen
memperoleh poin kemajuan yang
penelitian berupa tes pemahaman
akan
matematika, lembar observasi guru
kelompoknya.
dan siswa, wawancara. Pengolahan
Selama mengikuti proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa, baik dalam aspek penyelesaian masalah, kerjasama, tanggung jawab. Penilaian proses yang diperoleh siswa dapat dilihat dari tabel 1. Pada kegiatan akhir mengadakan evaluasi tentang aktivitas siswa dan guru pada Siklus 1 untuk mengetahui minat siswa selama proses pembelajaran yang menggunakan pembelajaran STAD.
dan analisis dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan
tiga
siklus.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
2015
Desember pembelajaran
sampai
2015. dalam
bulan
disumbangkan
untuk
Kegiatan penelitian
37
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
Tabel 1 Aktivitas Guru dan Siswa Observa Siklus 1 Klasifika si si 1 2 3 Aktivitas 41 41 51 Kurang Guru % % % Aktivitas 40 40 42 Kurang Siswa % % % Berdasarkan hasil belajar
Berdasarkan
tabel
2
memberikan gambaran bahwa ratarata nilai pemahaman matematika siklus
1
meningkat
dibandingkan
dengan rata rata data awal sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Demikian juga
matematika pada siklus 1, nampak
banyaknya siswa yang tuntas pada
bahwa hasil belajar pada Siklus 1,
siklus 1 lebih banyak dibandingkan
jika dilihat dari hasil tes menunjukan
dengan data awal.
siswa
belum
memahami
materi
pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai siklus 1 baru
Tabel 3 Hasil Aktivitas Guru dan Siswa
mencapai 60,27 dan standar deviasi
Obser
14,64 dan Peningkatannya 0,15. Hal
vasi
Klasifik Siklus 2
ini menunjukan Peningkatan siklus 1
asi
4
5
6
masih Rendah.
Aktivitas
55
61
65
Tabel 2 Ketuntasan dan Peningkatan Siklus 1 Nilai Nilai Peni Kri Dat Sikl ngk teri a us 1 atan a Awa l Rata50,0 60,2 Rata 0 7 Standar 13,0 14,6 deviasi 3 4 Subyek 3 11 0,15 Re yang nd tuntas ah Subyek 27 19 yang tidak tuntas Catatan: Nilai ideal 100 dan KKM 70
Guru
%
%
%
Aktivitas
50
54
59
Siswa
%
%
%
Cukup
Cukup
Hasil Observasi aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 2 sebagai besar aspek berkatagori cukup baik dengan presentase 60,3%, karena mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Begitu aktivitas
pun
siswa
hasil pada
observasi siklus
2
menunjukan bahwa siswa mulai aktif dalam
mengikuti
pembelajaran
38
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini di tunjukan dari hasil observasi siswa cukup baik dengan presentase 54,3%. Tabel 4 Ketuntasan dan Peningkatan Siklus 2 Nilai Nilai Peni K Siklus 1 Siklus ngk rit 2 atan e ri a Rata60,27 68,10 0,18 R Rata e n Stand. 14,64 13,96 d Dev a Tuntas 11 16 h Tidak 19 14 Tuntas Catatan: Nilai ideal 100 dan KKM 70 Berdasarkan
tabel 4
hasil
belajar pada siklus 2, jika dilihat dari hasil tes menunjukan siwa masih belum
memahami
pembelajaran
walaupun
materi ada
peningkatan, hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai Quis 2 baru mencapai 68,10 dengan standar deviasi 13,96 lebih tinggi di bandingkan dengan siklus 1 rata-ratanya 60,27 dengan standar
deviasi
14,64,
dan
peningkatanya 0,18, yang berkriteria tergolong masih rendah .
Tabel 5 Hasil Observasi Guru dan Siswa Observasi Siklus 3 Klasifikasi 7 8 Observasi 84% 95% Baik Guru Observasi 68% 68% Cukup Siswa Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 3 sebagai besar aspek berkatagori baik dengan presentase terbiasa
89,5%,
karena
menggunakan
mulai model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Begitu pun
observasi aktivitas
siswa pada siklus 3 menunjukan bahwa
siswa
mengikuti
cukup
aktif
pembelajaran
dalam dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini di tunjukan dari hasil observasi siswa cukup baik dengan presentase 68%. Tabel 6 Ketuntasan dan Peningkatan Siklus 3 Nilai Nilai Pe Kriteri Sikl Sikl nin a us 2 us 3 gk ata n Rata68,1 80,3 Rata 0 3 Stnd. 13,9 9,55 Deviasi 6 Subyek 16 27 0,3 Seda yang 4 ng tuntas Tuntas 14 3 Catatan: Nilai ideal 100 dan KKM 70 39
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
Berdasarkan
hasil
Data Awal, Tes Siklus I, Siklus II,
belajar pada siklus 3, nampak bahwa
Siklus III, dan Tes Akhir kemampuan
hasil belajar siklus 3, jika dilihat dari
pemahaman matematika pada garfik
hasil
1
tes
tabel
6
menunjukan
memahami
materi
siswa
pembelajaran
dengan adanya peningkatan hasil
Grafik 1 Rata Rata Hasil Tes dan Data Awal
belajar, hal ini terbukti dari hasil ratarata nilai tes siklus 3 mencapai 80,33 dengan standar deviasi 9,55 dan dikatakan tuntas dengan peningkatan
100
50
Rata-rata 80.3 60.2
68.1
87.5
0 Data Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 postes Awal
0,34. Dari siklus ke 3 sudah ada peningkatan dibandingkan siklus 1
Ket: Data awal adalah rata-rata nilai ulangan harian matematika
dan 2. Berdasarkan
tabel
6
memberikan gambaran bahwa rata-
tahun 2014/2015 Dari
grafik
1
Dari
tabel
7
rata nilai pemahaman matematika
menjelaskan
siklus 3 lebih tinggi dibandingkan
memiliki
dengan rata rata siklus 2. Demikian
sedangkan Siklus I mendapatkan
juga banyaknya siswa yang tuntas
rata-rata nilai sebesar 62,20, Siklus II
pada
mendapatkan rata-rata nilai 68,10,
siklus
3
lebih
banyak
dibandingkan dengan siklus 2.
bahwa
nilai
data
sebesar
awal 50,00
Siklus III mendapatkan rata-rata nilai
Tabel 7 Rata-rata Hasil Tes dan
80,30, dan tes akhir mendapatkan
Data Awal
nilai 87,50. Dilihat dari nilai KKM,
Ra tarat a
KK M
Dat a Aw al
Si Si Si klu klu klu s s I s II III
Te s Ak hir
70
50,0 60, 68, 80, 87, 0 20 10 30 50
yaitu 70 maka pada Data Awal, siklus 1 dan Siklus II belum memenuhi KKM sedangkan pada Siklus III dan Tes Akhir telah memenuhi KKM. Maka,
dapat dilihat dari Data
Awal dan Tes Akhir menjelaskan Berdasarkan
Tabel
7
maka
dapat dideskripsikan skor rata-rata
bahwa
pembelajaran
matematika
melalui pendekatan Kooperatif tipe 40
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
STAD
dapat
kemampuan
meningkatkan
eksperimen dan kelas kontrol hampir
pemahaman
sama. Skor rerata pretes kemampuan
matematika, yaitu meningkatnya Data
pemahaman
Awal sebesar 50,00 menjadi 87,50
eksperimen adalah 7,53 lebih tinggi
pada Tes Akhir.
dari kelas kontrol dengan standar
Berdasarkan hasil
skor pretes
deviasi
matematika
1,79.
kelas
Skor rerata
pretes
dan postes pada aspek yang diukur.
kemampuan pemahaman matematika
Yaitu
kelas kontrol 6,20 dengan standar
aspek
kemampuan
pemahaman matematika, diperoleh skor minimum, skor maksimum, skor rerata,
dan
Perhitungan
standar statistik
deviasi.
deskriftif
tes
deviasi 1,95. Dari hasil perhitungan postes kemampuan pemahaman matematika rerata hasil postes kelas Eksperimen
kemampuan pemahaman matematika
adalah
secara lengkap dapat dilihat pada
bandingkan dengan kelas kontrol
lampiran
dengan
E,
sedangkan
secara
ringkas disajikan dalam tabel 8
17,50
lebih
standar
tinggi
deviasi
di
1,79.
Sedangkan pada kelas kontrol rerata
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Matematika
postes
kemampuan
matematika standar
pemahaman
adalah 14,20 dengan
deviasi
3,49.
Sekilas
berdasarkan rerata skor postes kelas Kelom pok
Sk or Ide al Eksper 20 imen
Kontrol
Pretes
Postes
Sd
Sd
7, 53
1,7 9
6, 20
1,9 5
17 ,5 0 14 ,2 0
1,79
hasil
pemahaman
pretes
3,49
Berdasarkan tujuan utama dari ini
membandingkan
adalah
untuk
peningkatan
kemampuan pemahaman matematika siswa
kemampuan
matematika
dengan kelas kontrol.
penelitian
Tabel 8 menunjukan bahwa rerata
eksperimen lebih baik dibandingkan
kelas
yang
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan Ekspositori. Oleh karena itu, perlu
41
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
dihitung mutu peningkatan dengan
matematika pada kelas eksperimen
rumus
yang
N-gain.
Berikut
ini
menggunakan
pembelajaran
perbandingan N-Gain kedua kelas
kooperatif tipe STAD. Pada tiap siklus
tersebut:
mengalami kenaikan untuk rata-rata
Tabel 9 Perbandingan N-Gain kemampuan Pemahaman Matematika Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
ketuntasan materi Relasi dan Fungsi.
Kelompok
Xma
Sd
banyaknya
siswa yang memperoleh nilai d atas KKM. Artinya setiap siklus siswa yang tuntas
N-Gain Xmin
Ini dapat dilihat dari
setiap
siklusnya
semakin
bertambah banyak. Hal ini menurut Robert Slavin dan teman-temannya
x
Ekperime
0,0
0,1
0,10
0,02
n
3
5
7
4
Kontrol
0,0
0,1
0,08
0,03
1
6
5
3
Dari hasil perhitungan N-Gain kemampuan
pemahaman
matematika, rerata hasil N-Gain kelas
di
(Slavin,1995) kooperatif dan
dengan
standar
deviasi
0,024.
Sedangkan pada kelompok kontrol retara
N-gain
pemahaman
kemampuan
matematika
adalah
0,085 dengan deviasi 0,033. Sekilas rerata skor N-Gain kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas
dalam
Hopkin
pembelajaran
yang paling sederhana,
merupakan
pembelajaran
guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD memungkinkan siswa untuk bekerjasama Dan
dalam
memungkinkan
kelompoknya. siswa
untuk
belajar matematika secara bermakna artinya belajar matematika dengan masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari. Dari penjelaskan di atas dapat
kontrol. Pernyataan ini bisa dibuktikan dari
John
kooperatif yang cocok digunakan oleh
Eksperimen adalah 0,107 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol,
Universitas
hasil
tes
pemahaman
kita lihat bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe
STAD
memiliki
keistimewaan tersendiri di banding
42
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
dengan
pembelajaran
Secara
kita
tahu
ekspositori.
bahwa
model
kooperatif
tipe
STAD
maupun
Ekspositori menunjukan bahwa ada
pembelajaran eskpositori cenderung
perbedaan
lebih menoton dan guru memiliki
pemahaman matematika antara kelas
kapasitas yang lebih banyak dalam
kontrol dan kelas ekperimen. Hal ini
perannya
dalam
sejalan dengan pendapat Russefendi
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(2005:53) yang menyatakan bahwa
Selain
proses
naiknya
model
dibandingkan dengan pretes belum
pembelajaran kooperatif tipe STAD
tentu disebabkan karena perlakuan,
yaitu
siswa
untuk itu perlu kemampuan awal
dalam mengerjkan soal, karena disini
kedua kelas sehingga peneliti yakin
pada tahap pengerjaan soal siswa
bahwa kemampuan awal kedua kelas
dituntut
benar-benar mengerjakan
sama.
sendiri
(individual)
di
banding
dari
pada
pembelajaran
itu
dengan
mengenai
fokusnya
semaksimal
kemampuan
skor
awal
pada
postes
Model pembelajaran kooperatif
kemampuan mereka masing-masing,
tipe
berbeda dengan tahap pengerjaan
kesempatan
soal pada pembelajaran ekspositori,
dibandingkan
dimana guru memberikan kebebasan
ekspositori.
pengerjaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
soal
untuk
individu
STAD
lebih
memberikan
kepada
siswa
pembelajaran Pada
ataupun berkelompok,sehingga disini
siswa
tidak adanya tuntutan pada siswa
pemahaman konsep sedangkan pada
untuk
pembelajaran
berpikir
sendiri
apabila
dituntut
model
untuk
melakukan
ekspositori
hanya
pengerjaaan soalnya berkelompok,
menerima materi langsung disajikan
kecenderungan siswa mengandalkan
oleh guru. Sehingga dapat dilihat dari
kemampuan siswa yang jauh lebih
kemampuan akhir (Postes) siswa
memahami materi yang diajarkan.
yang
Hasil penelitian awal sebelum
menggunakan
pembelajaran
kooperatif
tipe
perlakuan, kemampuan pemahaman
perbedaan
antara
matematika
kemampuan pemahaman matematika
menggunakan
siswa
baik
yang
pembelajaran
yang
STAD
menggunakan
memiliki
hasil
akhir
pembelajaran
43
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
kooperatif tipe STAD dengan hasil akhir
siswa
yang
menggunakan
pembelajaran ekspositori. Untuk
melihat
Berdasarkan bahwa
analisis
MSI
siswa
yang
rata-rata
mendapatkan
minat
pembelajaran
siswa
kooperatif tipe STAD rata ratanya
terhadap pembelajaran matematika,
91,065 lebih besar dari rata-rata
siswa diberikan angket minat. Angket
siswa
tersebut berisikan pernyataan yang
pembelajaran
berkaitan dengan minat siswa yang
rata-rata 85,478.
menyangkut dengan perasaan siswa,
Sikap
yang
menggunakan
Ekspositori
seseorang
dengan
terhadap
perhatian siswa, konsentrasi siswa,
sesuatu
dan
Angket
matematika) sangat erat kaitannya
sesudah pembelajaran
dengan minat. Sebagian dari sikap
kesadaran
diberikan
siswa.
kooperatif tipe STAD
dan juga
(misalkan
terhadap
bisa akibat dari minat. Agar siswa
angket diberikan pada siswa yang
berminat
menggunakan
matematika, paling tidak siswa harus
ekspositori.
pembelajaran Pertama
menggunakan
atau karena matematika menantang.
MSI
mengetahui
yang
terhadap
melihat kegunaannya, keindahannya,
angket
siswa
tetarik
Proses
pengolahan untuk
atau
rata-rata
menggunakan
Selain itu mungkin juga siswa tertarik kepada
matematika
karena
pembelajaran kooperatif tipe STAD
kesukaannya, argumentasinya jelas,
dan pembelajaran ekspositori. Tujuan
soal-soalnya
menggunakan
menyenangkan
MSI
(Method
of
Successive Interval) untuk merubah
dan
gurunya
sebagainya
(Darmin dalam Dahiana,2010: 30).
data ordinal ke interval.
Menurut
Poerwadarminta
(Dahiana, 2010: 30) mendefinisikan
Tabel 10 Analisis MSI Interval Angket Minat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Ekspositori
menantang,
Rata-rata
bahwa sikap adalah pandangan yang berdasarkan atau
pendirian
keyakinan)
(pendapat
sangat
erat
91,065
kaitannya dengan minat. Sedangkan
85,478
minat menurut Russefendi (1991) mengemukakan
bahwa
minat
44
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
seseorang
terhadap
matematika
Dilihat dari apa yang terjadi
merupakan salah satu faktor untuk
pada penelitian, ternyata minat dilihat
mengetahui
sikap
dari aktivitas observasi siswa. Banyak
terhadap
matematika.
orang
tersebut Artinya
faktor
yang
seseorang yang berminat terhadap
memberi
matematika
diberikannya
sikap
akan
yang
menumbuhkan
positif
terhadap
matematika.
sikap
siswa
positif
terhadap
perlakuan
dengan
mengunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Seperti terlihat dari skala
Untuk menumbuhkan minat dan sikap
menyebabkan
positif
siswa
terhadap
minat yang peneliti berikan. Dari pernyataan
yang
peneliti
berikan
matematika perlu diperhatikan antara
pada siswa, umumnya mereka setuju
lain kegunaan matematika bagi siswa
bahwa pembelajaran kooperatif tipe
dan
STAD memberi kemudahan kepada
cara
guru
matematika
menyampaikan
kepada
Sehubungan
siswa.
dengan
penyampaian
materi,
(Dahiana,2013:
31)
cara
mereka
dalam
matematika,
mempelajari
membantu
mereka
Hudojo
dalam pemahaman matematika serta
menjelaskan
dapat mengurangi ketidaksenangan
bahwa keberhasilan siswa belajar matematika
dipengaruhi
penguasaan
pengajar
oleh terhadap
siswa terhadap matematika. Sedangkan diberikan
angket
kepada
siswa
yang yang
berbagai cara penyampaian bahasan
mendapatkan
matematika kepada siswa. Lebih jauh
ekspositori,
Marinawatie
karena kondisi siswa benar-benar
menegaskan kegiatan
(Dahiana,2013:13) bahwa
belajar
hendaknya
di
mengajar
memusatkan
pembelajaran hal
ini
dimungkinkan
dalam
bersikap negatif, atau karena tidak
guru
begitu paham dengan maksud dari
perhatian
pernyataan-pernyataan
yang
ada
pada usaha membangkitkan minat,
pada angket, atau bisa jadi karena
semangat, daya cipta (kreativitas)
siswa
dan
pengisisan angket ini tidak perlu
kemampuan
menemukan
dan
siswa
untuk
memecahkan
beranggapan
bahwa
jawaban sesungguhnya.
masalah dengan upaya siswa sendiri.
45
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
Indikator minat siswa Slameto
(2003)
dan
menurut
pemahaman, ada banyak faktor lain
Djamarah,
yang mempengaruhi pembelajaran
Syaiful bahri (2002). Banyak paktor yang menyebabkan positif
siswa
terkait.
bersifat
terhadap perlakuan dengan
D. KESIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran kooperatif tipe STAD,
Berdasarkan hasil pengolahan
seperti terlihat pada hasil skala minat
dan
yang peneliti berikan pada siswa
kemampuan pemahaman matematika
yang
dan
mendapatkan
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD.
Dari
pernyataan
yang peneliti berikan
analisis
minat
data
siswa
menyimpulkan
mengenai
peneliti
hasilnya
berikut:1)Model
bisa
sebagai
pembelajaran
pada siswa, umumnya mereka setuju
Kooperatif
bahwa pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan Minat siswa dalam
STAD
pembelajaran
memberikan
kemudahan
tipe
STAD
dapat
matematika,2)Model
kepada mereka dalam mempelajari
pembelajaran kooperatif tipe STAD
matematika dan dapat mengurangi
dapat
ketidaksenangan
pemahaman
matematika,3)
Peningkatan
kemampuan
siswa
pada
matematika. Dari penjelasan diatas
meningkatkan
kemampuan
dapat
pemahaman
matematika
yang
kita simpulkan bahwa minat siswa
memperoleh
pembelajaran
model
baik belum tentu memiliki kualitas
kooperatif
peningkatan
dibandingkan dengan siswa yang
kemampuan
tipe
pemahamannya baik pula, sebaliknya
memperoleh
minat siswa yang kurang baik pun
Ekspositori
belum
tentu
memiliki
STAD
lebih
baik
pembelajaran
kualitas
Saran untuk peneliti yang lain
kemampuan
1)Berbagai upaya untuk menjaga
pemahaman yang rendah pula. Ini
kualitas hasil penelitian telah penulis
semua terjadi karena minat bukan
upayakan,
satu-satunya
ada
tenagan dan kemampuan maka hal
kualitas
tersebut menyebebkan penulis ini
peningkatan
mendorong peningkatan
faktor pada
yang
kemampuan
banyak
tetapi
karena
kelemahannya.
waktu,
Penulis
46
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
sarankan agar model pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
kooperatif
Al Rasyid, Harun. (1993) Tehnik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung Budiyono, B.U & Kuswardi Y.(2012) .Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran Matematika.Surakarta:UNS Budiyono. 2003. Metodolagi penelitian pendidikan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Firmansyah, E (2013). Peningkatan Kemampuan Pemahaman matematika Melalui Metode Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Tesis) Wahyuni, F (2012). Upaya meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Yogyakarta Dengan Menggunakan Media Komik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)” (Jurnal) Hudojo, (2013). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. JICA. Universitas Negeri Malang Hudoyo & Herman. (1985). Teori Belajar Dalam Proses BelajarMengajar Matematika. Jakarta. Depdikbud. Indrawan, R & Yaniawati, P (2014). Metodologi Penelitian. PT Refika Aditama IrmaPujiati 2008 Peningkatan Motivasidan Ketuntasan Belajar Matematika Melalui
tipe
STAD
ini
coba
diterapkan oleh peneliti lainnya pada materi
yang
lain
atau
jengjang
pendidikan yang lain, 2)Berdasarkan temuan penelitian yang menunjukan siswa senang dan tertarik terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran
matematika
untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dan
memudahkan
siswa dalam memahami materi yang diberikan. Saran bagi guru, 1) Hasil dari kesimpulan yang menyatakan bahwa kemampuan pemahaman matematika siswa
yang
pembelajarannya
menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan
lebih
baik
pembelajaran
dibandingkan ekpositori.
Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman
matematika
siswa,
sehingga
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadikan siswa lebih aktif, 2) Guru harus mampu mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena
dapat
menjadikan
pembelajaran lebih menarik.
47
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1 Kurt,Lewin (1935). A Dynamic Theory of Personality: Selected paper. New york : Mc Graw-Hill Mega Irhamna. (2009) . Cooperative Learning dengan Model STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitu. Jurnal Penelitian Kependidikan , Tahun 19,Nomor 2, Oktober 2009 Muhibbin Syah. (2005). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Pudjowati, N. (2009) . Implementasi Model STAD ( Student Teams Achievement Divisions) Sebagai Upaya Peningkatan Apresiasi HAM PadaPesertaDidikKelas VII SMP 1. JurnalLemlit, Volume 3, Nomer 2, Desember 2009 Paul M La Bounty dkk . (2011) . International Society of Sports Nutrition position stand: meal frequency.springer.com (20 September 2012) Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . (2011) . http://www.sarjanaku.com ( 24 September 2012 ) Purwanita, Y. (2010) Penerapan Model Pembelajaraan Missouri Mathematics Project (MMP) dalam Upaya meningkatkan Penalaran Dan Kemandirian
Siswa SMA. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. Prof.Dr.H.Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan kelas. (Jakarta: Kencana.2009).hal 48 Ratna Widyanti. (2013). Upaya Meningkatkan Minat Dan prestasi Belajar matematika dengan Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas V SD negeri 2 Lugobo Tahun pelajaran 2012/2013 (Jurnal) Ruseffendi, E.T. (2006), Pengantar kepada membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam pengajaran matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung, Tarsito Rusman (2012) Model-Model pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Rusman.(2011). ModelModel Pembelajara Mengembangkan Profesionaisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sintha & Sih Dewanti (2010) Usaha Meningkatkan Keaktifan siswa Melalui Metode Pembelajaran melalui Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievent Divisions) di Kelas XI Ipa 1 SMA Negeri 5 Yogyakarta (Jurnal) Skala Pengukuran dalam Statistika. (2012, February 2). Retrieved
48
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
September 10, 2013, from http://permatawesti.blogspot.co m/2012/02/skala-pengukurandalam-statistika.html Slameto.(2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, R.E.(1995)Coopertive learning: teori,riset,and praktik (2th ed). Sydney: AllymandBroon. Suherman, E . (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA
Turmudi. (2009). Teknik dan Strategi Pembelajaran Matematika Referensi untuk Guru SMP/MTS, Mahasiswa dan
Umum. Jakarta, Leuser Cita Pustaka. Uyanto,S.S.(2009) Pedoman Analisis data dengan SPSS. Yogyakarta:Graha Ilmu Yudha Khrisnawati . (2011). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)Di Kelas VIII B SMP Negeri 3 Depok Yogyakarta”. (Jurnal) Wahyudin. (2009). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : CV. Ipa Abong
49