PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Salah satu permasalahan yang kini masih menghantui pendidikan di Indonesia ialah, masih rendahnya hasil belajar siswa dan penurunan motivasi belajar di sekolah. Hal ini disebabkan banyak faktor diantaranya ialah kemauan dari siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya, belum terbentuknya kemauan belajar siswa. Tujuan penelitian ini ialah Untuk mengetahui pengaruh penerapan teori pembelajaran Operant Condition terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Metode yang gunakan adalah metode eksperimen menggunakan teori pembelajaran Operant Condition. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 164 siswa yang tersebar dalam 4 kelas dengan jumlah sampel adalah kelas X1 dan X3 yang masing-masing berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes yaitu tes pilihan berganda berjumlah 40 soal dengan alternatif jawaban a, b, c, d, dan e. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus t-tes. Dari analisis didapat hasil bahwa dengan menggunakan teori pembelajaran Operant Condition dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa serta meningkatkan hasil belajarnya terutama hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Sidomulyo Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini efektif dalam membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya Kata Kunci: Teori Pembelajaran Operant Condition, Ekonomi
Hasil Belajar
PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Salah satu faktor permasalahan yang sering timbul pada seorang guru adalah menentukan cara mengajar yang baik dan cocok untuk menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk itulah seorang guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai strategi mengajar agar dapat memilih strategi yang tepat didalam menyampaikan materi pelajaran. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sekarang, kegiatan pembelajaran berfokus pada keaktifan siswa dalam membangun pemahaman,
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) dimana siswa dituntut untuk memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi. Guru berperan sebagai fasilitor, sedangkan peserta didik bertugas untuk menemukan konsep-konsep secara mandiri serta memahami pelajaran yang diperoleh. Salah satu permasalahan yang kini masih menghantui bangsa Indonesia ialah, masih rendahnya hasil belajar siswa dan penurunan motivasi belajar di sekolah. Keberhasilan dari suatu proses pembelajaran selalu dikaitkan dengan keberhasilan siswa dalam belajar. Akan tetapi, berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan.hasil belajar Siswa kelas X semester Genap di SMA Negeri 1 Sidomulyo Tahun Pelajaan 2012/2013 masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena guru cendeung menggunakan metode pembelajaran yang bersifat monoton dalam setiap materi pembelajaran yang diberikan, sehingga siswa tidak memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi dalam belajar. Tujuan dan hasil pembelajaran akan lebih bisa dilaksanakan apabila menggunakan suatu metode, teknik, strategi, pendekatan dan bahkan suatu teori pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu teori pembelajaran yang diduga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satunya yaitu teori pemelajaran perilaku respon (Operant Condition). Menurut King (2010:356) Operant Conditioning merupakan salah satu dari dua jenis pengondisian dalam pembelajaran asosiasi (Associative Learning). Pembelajaran asosiatif adalah pembelajaran yang muncul ketika sebuah hubungan dibuat untuk menghubungkan dua peristiwa. Dalam operant conditoning, individu belajar mengenai hubungan antara sebuah perilaku dan konsekuensinya. Sebagai hasil dari hubungan asosiasi ini, setiap individu belajar untuk meningkatkan perilaku yang diikuti dengan pemberian ganjaran dan mengurangi perilaku yang diikuti dengan hukuman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian Operant Conditioning adalah sebuah bentuk dari pembelajaran asosiatif di mana konsekuensi dari sebuah perilaku mengubah kemungkinan berulangnya perilaku. Skinner (1991:48) Operant Condition memusatkan pada hubungan antara tingkah laku dan konsekwensinya. Misalnya jika tingkah laku seseorang diikuti oleh konsekwensi yang menyenangkan maka orang itu akan mengulangi tingkah laku itu sesering mungkin. Prinsip Operant Conditioning menurut Slavin (1994:83) adalah penguatan (reinforcement), yakni proses belajar untuk meningkatkan kemungkinan dari sebuah perilaku dengan memberikan atau menghilangkan rangsangan. Prinsip penguatan dibagi 25 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Menurut Sanjaya (2006:92) Prinsip-Prinsip dalam Operant Conditioning salah satunya adalah Hukuman (punishment). Dahar, Ratna Wilis (2011:162) memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan respon, yaitu: 1. Respondent behavior ( perilous responden) yakni perilaku yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, contohnya adalah semua gerak reflek. 2. Operant behavior (perilaku operan) yakni perilaku yang tidak di akibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organisme. Kebanyakan dari aktivitas kita adalah perilaku operan. Pendapat lain Gredler (1991:78) menyatakan bahwa bahwa setiap respon yang diikuti oleh reinforcement akan cendrung diulangi. perilaku yang diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah memperbesar kemungkinan dilakukannya lagi perilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya. Perilaku yang tidak lagi diikuti oleh stimulant-stimulan penggugah memperkecil kemungkinan dilakukannya perilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya. Muijs, Daniel dan David Reynold (2008:62) Tingkah laku dalam pembelajaran bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant, operant ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya. Operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat. Jadi Operant Conditioning atau operant learning, itu melibatkan pengendalian konsekuensi. Tingkah laku yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku ini terletak diantara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi) . Menurut Lahey (2007:81 dalam terjemahaan bahasa Indonesia) Teori Operant Coditioning yang baik dalam pendidikan adalah variabel ratio yaitu hadiah diberikan kadang – kadang jika itu dipandang perlu. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas penulis mengambil kesimpulan Teori Operant Coditioning yang baik dalam pendidikan adalah variabel ratio yaitu hadiah diberikan kadang – kadang jika itu dipandang perlu. Pada mulanya pemberian hadiah atau hukuman, dalam jangka pendek akan mempunyai efek mengubah kenaikan tingkah laku yang diinginkan. 26 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) Tetapi, dalam jangka panjang hadiah tetap berefek menaikkan, sedangkan hukuman justru tidak berfungsi lagi. Pada setiap metode, teknik, dan strategi bahkan teori sekalipun mempunyai kelebihan dan kelemahan diantara teori Operant Condition juga mempunyai kelemahan di antaranya adalah menurut Nasution, S. (1990:74): 1. Kelebihan a. Dengan diterapkannya dalam pendidikan akan memberikan semangat tersendiri bagi siswa karena adanya pemberian hadiah, sehingga mamacu semangat untuk belajar. b. Siswa lebih aktif dan semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan harapan akan mendapat reward. c. Memacu siswa untuk terus berprestasi didalam kelas. 2. Kelemahan a. Adanya pelaksanaan Mastery Learning, yaitu siswa mempelajari materi secara tuntas menurut waktunya masing-masing, karena setiap siswa berbeda-beda iramanya. Akibatnya siswa naik atau lulus sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. b. Adanya kecemburuan kelas Bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan mendominasi, sedangkan yang tidak bisa ia akan diam METODE PENELITIAN Populasi penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kalianda Lampung Selatan yang berjumlah 164 siswa yang tersebar dalam 4 kelas. Pegambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling dan didapatkan kelas X1 dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam dua cara yaitu teknik pokok dan teknik pelengkap. Teknik pokok dilakukan dengan teknis tes, sedangkan teknik pelengkap dilakukan dengan teknik dokumentasi dan kepustakaan. Alat ukur di uji coba kepada 20 responden di luar sampel penelitian untuk mengetahui reliabilitasnya. Berdasarkan perhitungan mengguakan teknik belah dua ganjil genap diperoleh rgg =0,66, yakni memiliki reliabilitas tinggi. Analisis data menggunakan rumus t–test. 27 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji normalitas terhadap nilai tes hasil belajar pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan signifikasnsi 0,05 dan 0,01 diperoleh 2 ratio 2 table. Jadi hipotesis diterima, artinya bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas terhadap nilai tes hasil belajar. Diperoleh Fcal kurang dari Ftab, itu berarti bahwa varians dari data di kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Berdasarkan hasil uji prasyarat data tes hasil belajar siswa berdistribusi normal dan homogen, sehingga uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung 8,10 dengan kriteria Ho1 diterima jika t11/ 2 t t11/ 2 , selain itu Ho ditolak . Dari daftar distribusi dengan df = 78 diproleh tratio t0,95 atau taraf signifikan 5% dan tratio t0,99 atau taraf signifikan 1% sama dengan 2,00 dan 2,66. Menurut kriteria pemeriksaan yang baik untuk tingkat signifikansi 5% dan 1% Ho ditolak. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa ada ada pengaruh penerapan teori pembelajaran perilaku respon (Operant Condition) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Karena nilai thit lebih besar dari nilai terdaftar distribusi siswa, sehingga Ho2 tersebut ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yamg menggunakan teori pembelajaran (Operant Condition) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis dan hasil perhitungan, peneliti menemukan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini didukung oleh nilai rata-rata kelas eksperimen = 67,35 lebih tinggi dari skor rata-rata kelas kontrol = 48,55. Jadi dalam hal ini, penulis ingin mengatakan bahwa dengan menggunakan teori pembelajaran (Operant Condition) dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa meningkatkan hasil belajarnya terutama hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Sidomulyo Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini efektif dalam membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 28 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh penerapan teori pembelajaran perilaku respon (Operant Condition) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Serta bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan teori pembelajaran (Operant Condition) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional. Dengan demikian, dengan menggunakan teori pembelajaran (Operant Condition) dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa meningkatkan hasil belajarnya terutama hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Sidomulyo Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini efektif dalam membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Saran Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya hasil pembelajaran di Sekolah maka dengan ini peneliti hendak memberikan saran-saran kepada : 1) Membiasakan diri dengan metode belajar baru yang diberikan oleh di sekolah. 2) Memotivasi diri untuk lebih giat dan berlatih dalam belajar sehingga hasil pembelajaranpun adanya peningkatan. 3) Memberikan suatu suasana baru dalam belajar dengan menerapkan teori pembelajaran baru dalam belajar seperti Teori Operant Condition. 4) Guru lebih banyak memberikan rangsangan berupa tes atau latihan agar siswa aktif pada proses pembelajaran 5) Lebih memfokuskan diri memberikan materi pembelajaran melalui sumber-sumber belajar yang tepat. 6) Menyediakan banyak referensi dan sumber belajar yang terpercaya guna meningkatkan pembelajaran yang baik di sekolah. Perlu adanya pengembangan dan jam belajar yang efektif guna meningkatkan mutu pendidikan belajar. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu & Sholeh. M. (1999). Psikologi Perkembangan. (rev. Ed). Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Muhammad. (2000). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 29 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. B.F. Skinner and radical behaviorism dan Ali, Muh. (1991). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Boeree, George. B. F. Skinner. http://www.ship.edu/ diakses tanggal 17 Februari 2009 Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama. Djamarah, Syaiful Bahri. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Gredler, Margaret E. Bell. (1991). Learning and Instruction. Diterjemahkan oleh Munandir, berjudul Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali. Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. King, Laura A. (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika. Lahey, Benyamin B. (2007). Psychology An Introduction Ninth Edition. New York: The McGraw Hill Companies. Muijs, Daniel dan David Reynold. (2008). Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Diterjemahkan oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyati Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mujiman, Haris (2000). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nasution, S. (1990). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Radar Jaya Offset. Poerwordarminto. (2004). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media. Satrock, John W. (2007). Psikologi Pendidikan. edisi kedua. Jakarta: PT Kencana Media Group. Schultz, Duane P and Sydney Ellen Schultz.1993.Theories of Personality, Ninth Edition. Brooks:Cole. Slameto. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Slavin, Robert. E. (1994). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Terjemahaan). Bandung : Nusa Media. Sudarmaji. (2010). Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. STKIP-PGRI. Bandar lampung. 30 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013
PENGARUH PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN OPERANT CONDITION TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Ika Khusniawati, Nurdin Hidayat) Sudjana, Nana. (2000). Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: LPM Fakultas Ekonomi. Winkel. (2001). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Biodata Penulis: Ika Khusniawati adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Bandar Lampung. Nurdin Hidayat, S.Pd., M.Pd. adalah Dosen Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Bandar Lampung. Lahir di Banjarnegeri, Tanggal 23 Januari 1985. Menyelesaikan Pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Yogykarta dan S2 Program Studi Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogykarta.
31 LENTERA STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2013