III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1.
Bahan dan Perlengkapan Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan
yearling (1-2 tahun). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)
Timbangan digital kapasitas 100 kilogram dengan ketelitian 0,5 kilogram, digunakan untuk menimbang berat badan Domba Garut.
2)
Timbangan digital berkapasitas 50 kg dengan ketelitian 0,01 kg, digunakan untuk menimbang berat kulit Domba Garut
3)
Pisau untuk menyembelih domba serta untuk menguliti kulit Domba Garut
4)
Pita ukur berukuran 150 cm dengan ketelitian 0,1 cm, untuk mengukur luas kulit.
5) 3.2.
Papan triplek untuk merentangkan kulit domba Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi korelasional
dengan pertimbangan domba Garut jantan yang berdasarkan SNI 7532:2009, yaitu kombinasi antara kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong yang berumur 1-2 tahun. Pengambilan data ini secara langsung dengan menimbang bobot badan, berat kulit dan mengukur luas kulit Domba Garut jantan yearling. 3.2.1. 1)
Prosedur Penelitian Untuk memastikan domba yang digunakan dalam penelitian ini berumur 12 tahun dapat dilihat berdasarkan pengamatan gigi domba. Penentuan umur domba dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Cara Mengetahui Umur Domba Berdasarkan Pergantian Gigi Seri Permanen Gigi Seri
Kondisi
Umur (Tahun)
C, I, L, C
Temporer
1
CENTRAL
Permanen
1
INTERMEDIATE
Permanen
> 1,5 – 2,5
LATERAL
Permanen
> 2,5 – 3
CORNER
Permanen
> 3
CILC
Permanen
4
– 1,5
– 4
Sumber: Heriyadi (2001) 2)
Domba diistirahatkan 12-18 jam, tergantung pada iklim, jarak kandang dengan rumah potong, transportasi, kondisi kesehatan dan daya tahan ternak. Domba ditimbang untuk mengetahui bobot badan.
3)
Domba dipotong secara langsung menurut syariat Islam. Ternak dipotong didaerah leher dibagian vena jugularis dan arteri karotid, sehingga semua pembuluh darah, oesophagus, trachea, dan arteri carotis terpotong, untuk mengeluarkan darah yang lebih sempurna.
4)
Menggantungkan domba untuk dilakukan eviserasi, yaitu pengeluaran isi dalam perut dan melakukan pengulitan terhadap domba tersebut lalu kepala dipotong putus agar terpisah dari badan
5)
Kepala domba yang telah disembelih dipisahkan dan keempat kaki dipisahkan pada bagian persendian tulang kanon.
6)
Kulit domba dilepaskan dengan cara hati-hati dengan menyayat kulit pada kaki belakang secara melingkar dan melanjutkan melalui bagian paha sampai anus selanjutnya dilakukan penyayatan pada bagian perut, kulit
yang sudah disayat ditarik secara perlahan sampai seluruh kulit terlepas dari tubuh domba. 7)
Penimbangan kulit dengan menggunakan timbangan digital berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,01 kg.
8)
Pengukuran luas kulit dengan menggunakan pita ukur mulai dari pangkal kepala bekas penyembelihan ditarik lurus ke pangkal ekor, dan lebar kulit diukur dari pertemuan dua garis yang menghubungkan kaki kanan atas dan kaki kiri bawah. Kemudian ditarik garis horizontal tegak lurus melalui titik tersebut.
Gambar 4. Cara Pengukuran Luas Kulit (Yurmiaty, 2006) Keterangan: A – B = Panjang Kulit E – F = Lebar Kulit C – D = Garis Bantu 3.2.2. Variabel yang Diukur 1.
Bobot Badan (kg) Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital 100 kg dengan ketelitian 0,1 kg untuk menimbang bobot badan
2.
Berat Kulit (kg) Berat kulit dilakukan dengan timbangan digital berkapasitas 50 kg dengan ketelitian 0,01 kg.
3.
Luas Kulit (cm2) Kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh domba jantan direntangkan diatas papan triplek dan diukur dengan pita meter, pengukuran luas kulit dipergunakan rumus panjang (cm) x lebar (cm).
3.3 Analisis Data 3.3.1
Koefisien Korelasi Korelasi menyatakan misalnya derajat keeratan hubungan antar
variabel. Nilai koefisen korelasi r berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya sebagai berikut: 1. Jika nilai r > 0, artinya terjadi hubungan linier yang positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen). 2. Jika nilai r < 0, artinya terjadi luar hubungan negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen). 3. Nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen). 4. Nilai r = 1 atau r = -1, telah terjadi hubungan linier sempurna yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke 0 maka garis tidak lurus. Cara perhitungan yang digunakan dalam menentukan nilai korelasi adalah sebagai berikut:
∑ √
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
Keterangan: r = koefisien korelasi n = jumlah sampel X = variabel independen Y = variabel independen
Sebelum dipakai untuk meramal parameter korelasi populasi, nilai korelasi harus diuji terlebih dahulu. Hipotesis diuji dengan uji signifikansi korelasi sebagai berikut: H0; ρ = 0, tidak ada hubungan antara X dan Y H1; ρ ≠ 0, hubungan antara X dan Y berarti Guna pengujian ini digunakan statistik t dengan rumus:
Jika:
tr ≥
; n-2, maka tolak H0 tr <
(Gasperz, 1995)
; n-2, maka terima H0