II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Probiotik Minuman probiotik merupakan salah satu penemuan besar yang tak lepas menelisik sejarah penggunaan mikroba dalam makanan. Awal tahun 1900, Elie Metchnikoff yang terkenal sebagai bapak Imunologi melontarkan teori bahwa orang Bulgaria yang banyak minum yoghurt terbukti lebih awet muda dibanding yang tidak. Pemenang nobel tahun 1907 di bidang biologi atau fisiologi ini menyatakan bahwa ketergantungan mikroorganisme dalam tubuh manusia terhadap makanan menyebabkan mikro organisme tersebut dapat dimodifikasi dan mikro organisme berbahaya dapat diganti dengan yang lebih bermanfaat. Metcnikoff menyebut adanya Bulgarian bacillus yang terkenal dengan nama Lactobacillus bulgaricus yang digunakan untuk pembuatan yoghurt11. Penemuan Elie Metcnikoff telah menarik perhatian Dr. Minoru Shirota yang intens melakukan penelitian mikrobiologi untuk kesehatan umat manusia. Tahun 1930, Dr. Minoru Shirota berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakteri asam laktat dan memilih satu jenis bakteri yang bersifat paling tahan terhadap cairan pencernaan dan memperkuatnya menjadi strain baru yang unggul. Bakteri ini berbeda dengan bakteri lain, karena dapat menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga dapat mencapai dan bertahan hidup dalam usus manusia. Bakteri tersebut dapat membantu
11
meningkatkan
kesehatan
dengan
cara
mengaktifkan
sel-sel
http://www.rmexpose.com/index.php). Minuman Probiotik Bantu Tangkal Gangguan Pencernaan Menelisik Jejak Pionir Probiotik. Rabu 26 Mei 2008
kekebalan, meningkatkan jumlah bakteri berguna, dan mengurangi jumlah bakteri yang merugikan12. Penemuan Shirota kemudian diperdagangkan dengan mendirikan perusahaan yakult sebagai pionir minuman probiotik. Probiotik yang berarti ”for life”, berasal dari bahasa Yunani dan pertama kali digunakan oleh Lilly dan Stillwell tahun 1965 untuk menggambarkan substansi yang dikeluarkan satu mikroorganisme yang menstimulasi pertumbuhan yang lain. Pada tahun tersebut, definisi
pertama
probiotik
mulai
diformulasikan,
ketika
Shirota
telah
menemukan Lactobacillus casei tahun 1930 yang terkenal dengan nama ”Yakult Strain”. Selanjutnya, banyak sekali probiotik yang ditemukan, dipublikasi, dan dipasarkan baik dalam bentuk yoghurt, suplemen makanan, dan lain-lain13. 2.2. Pengertian Probiotik WHO/FAO mendefinisikan probiotik sebagai bakteri hidup yang apabila diberikan dalam jumlah yang sesuai akan memberikan efek yang menguntungkan pada tubuh manusia. Probiotik adalah bakteri yang dikultur dalam kondisi laboratorium lalu digunakan untuk menyeimbangkan mikroflora yang tak seimbang akibat stres, penyakit, atau penggunaan antibiotik14. Probiotik adalah suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (Lactic Acid Bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah dipakai dalam industri makanan bertahuntahun karena mampu mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari
12
Loc.cit. Loc.cit. 14 Loc.cit. 13
dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter, dan lebih sering lagi, oleh ahli nutrisi, setelah pengkonsumsian antibiotik, atau sebagai bagian dari pengobatan candidiasis. Banyak probiotik disediakan dalam sumber alaminya seperti Lactobacillus pada yoghurt dan sauerkraut. Beberapa mengklaim probiotik mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh15. Bentuk yang paling umum dari probiotik adalah produk peternakan dan makanan probiotik. Beberapa probiotik umum meliputi berbagai spesies dari genera Bifidobacterium dan Lactobacillus seperti: Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium breve, Bifidobacterium infantis Bifidobacterium longum, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus GG.
Ada pula satu spesies ragi yang
digunakan sebagai probiotik yaitu Saccharomyces boulardii. Beberapa bakteri yang umum dipakai dalam produk tapi tanpa efek probiotik (bakteri yoghurt): yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Beberapa bakteri lain disebutkan dalam produk probiotik yaitu Bacillus coagulans, Lactobacillus bifidus dan Lactobacillus caucasicus. Beberapa produk fermentasi mengandung asam laktat bakteri yang mirip, walaupun belum dibuktikan memiliki efek probiotik atau kesehatan yaitu kefir, yogurt, sauerkraut, kimchi, kombucha. Beberapa jenis minuman probiotik jenis yoghurt di Indonesia adalah yakult, vitacham dan activia yang bermanfaat
15
http://id.wikipedia.org/wiki/.2008 Probiotik. Tanggal 30 Mei 2008.
untuk mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus, membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus. 2.3. Studi Terdahulu 2.3.1.
Studi Terdahulu Tentang Minuman Probiotik Penelitian tentang perilaku konsumen
terhadap minuman probiotik
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Ramadhani (2006) yang menganalisis proses keputusan pembelian Yakult dan mengkaji alternatif strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan perilaku konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan Importance Performance Analysis. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa atribut produk yakult yang paling diperhatikan oleh perusahaan adalah tanpa adanya zat pengawet pada produk yakult. Beberapa atribut produk yang mempunyai tingkat kepentingan lebih besar adalah komposisi produk, keoptimalan kondisi bakteri, kehalalan, khasiat kesehatan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, izin Departemen Kesehatan, Kebersihan produk dan kemudahan mengkonsumi. Beberapa atribut produk yakult yang telah memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumen adalah jenis kemasan, ketersediaan produk, kemudahan mengkonsumi dan merek. 2.3.2.
Studi Terdahulu Tentang Perilaku Konsumen Penelitian lain dilakukan oleh Latifah (2006) yang meneliti tentang
“Analisis Proses Keputusan Konsumen dalam Pembelian Minuman Isotonik Pocari Sweat dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Kasus mahasiswa Institut Pertanian Bogor)”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Non Probability Judgment Sampling dengan metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis dan Indeks Kepuasan Pelanggan (Consumer Satisfaction Index). Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut-atribut pocari sweat diperoleh bahwa khasiat atau manfaat menempati posisi tertinggi dilihat dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja, sedangkan posisi urutan terkecil pada rata-rata tingkat kepentingan adalah atribut kemudahan diperoleh dan pada tingkat kinerja adalah atribut rasa. Hasil analisis indeks kepuasan konsumen terhadap produk pocari sweat secara keseluruhan diperoleh sebesar 0,76 dengan kriteria puas. Andriani (2005) meneliti tentang “Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Rasa Buah Merek Aqua Slash Of Fruit (ASOF)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon konsumen terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi kualitas dua jenis produk ASOF serta menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atribut jenis ASOF. Metode analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis. Hasil analisis menyatakan bahwa atribut yang menjadi prioritas pertama untuk ASOF rasa strowberry dan Orange Manggo adalah variasi rasa dan aroma, sertifikat halal, ketersediaan produk dan promosi penjualan. Atribut kinerja yang perlu dipertahankan adalah kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Depkes, daya tahan produk, iklan yang menarik, desain kemasan, merek terkenal, dan perusahaan terkenal. Peringkat kepentingan atribut tertinggi adalah daya tahan produk dan yang terendah adalah bentuk dan jenis kemasan. Peringkat
pelaksanaan atribut tertinggi adanya daya tahan produk dan yang terendah adalah ketersediaan produk. Pinem (2006) juga melakukan penelitian tentang “ Analisis Sikap dan Harapan Konsumen Terhadap Air Minum Beroksigen (Kasus Supermarket di Kota Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen air minum beroksigen dalam menganalisis bauran pemasaran air minum beroksigen dengan menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk membuat alternatif strategi bauran pemasaran melalui kinerja perusahaan dan harapan konsumen dianalisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis. Jumlah sampel yang diteliti adalah 100 orang dengan menggunakan teknik Judgment Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa konsumen lebih memilih membeli air minum beroksigen disebabkan selain produk tersebut baru juga sebagian besar konsumen mengetahui produk tersebut berasal dari tempat perbelanjaan. Hasil perbandingan antara kinerja perusahaan dan harapan konsumen diketahui bahwa tingkat kesesuaian air minum beroksigen merek Cleo yang telah memberikan kepuasan kepada konsumen adalah warna label, bentuk kemasan, cara meminum, rasa dan ketersediaan produk. Oleh sebab itu, strategi yang perlu didahulukan perusahaan dan ditingkatkan kinerjanya adalah komposisi, harga, dan harga promosi. Berbeda halnya dengan minuman beroksigen merek Super O2, dimana atribut yang telah memberikan kepuasan kepada konsumen adalah atribut rasa, aroma, bentuk kemasan, iklan dan kesegaran. Strategi yang perlu didahulukan perusahaaan minuman merek super O2 adalah logo halal, harga, kejernihan, dan ketersediaan produk.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hidayat (2006) tentang “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Sari Buah Kemasan Tetrapack dan Implikasinya Pada Konsumen Buah Segar (Kasus Mahsiswa IPB)”. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen dan pola konsumsi responden terhadap atribut produk minuman sari buah kemasan tetrapack yang dianalisis dengan menggunakan analisis konjoin. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun implikasi preferensi pola konsumsi responden pada produk minuman sari buah kemasan tetrapack terhadap konsumsi buah dengan menggunakan analisis Chi-Square. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi responden terhadap minuman sari buah kemasan tetrapack adalah faktor rasa. Secara umum, responden lebih menyukai kombinasi atribut kemasan data label lengkap dan ada segel kemasan, rasa sari buah asam segar, berbentuk kotak dan merek terkenal. Berdasarkan hasil uji ChiSquare menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara preferensi responden terhadap kemasan produk minuman sari buah kemasan tetrapack dengan frekuensi pembelian, pemilihan kemasan, pemilihan rasa, pemilihan bentuk dan pemilihan merek produk minuman sari buah kemasan tetrapack. 2.3.3
Keterkaitan dengan Studi Terdahulu Pada dasarnya penelitian tentang perilaku konsumen yang akan dikaji
tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Umumnya, masalah penelitian yang dikaji terbatas pada ruang lingkup sikap, preferensi konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk dan
Bagaimana strategi pemasaran yang dapat diterapkan guna mencapai tujuan perusahaan. Hal ini disebabkan akan selalu terjadi perubahan selera konsumen dari waktu ke waktu, yang memungkinkan perlunya dilakukan riset pasar secara kontinu agar menghasilkan produk yang berkualitas sesuai keinginan konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya telah dilakukan oleh Ramadhani (2006) yang mengkaji tentang “Analisis Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Minuman Kesehatan Probiotik Yakult di Kota Bogor Jawa Barat”. Perbedaannya adalah pada penelitian Ramadhani (2006) hanya mengkaji sikap dan preferensi konsumen terhadap atribut minuman probiotik yakult saja. Padahal pada kenyataannya, di pasaran terdapat beberapa jenis produk probiotik yang saling bersaing untuk meningkatkan pangsa pasar yaitu Yakult, Vitacharm. Penelitian ini akan mengkaji sejauh mana preferensi konsumen terhadap atribut-atribut minuman Yakult dan Vitacaharm. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mengidentifikasi karkateristik konsumen. Selanjutnya Analisis fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dari produk Yakult dan Vitacharm, kemudian Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menilai tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang digunakan. Setelah diketahui tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atirbut dari kedua produk, selanjutnya adalah menggunakan Customer Saticfaction Index (CSI), yaitu untuk mengukur index atau persentase tingkat kepuasan konsumen. Kemudian hasil analisis tersebut digunakan untuk mengkaji preferensi konsumen terhadap minuman probiotik. Selanjutnya adalah merumuskan strategi pemasaran menggunakan 4P, yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi
(Place) dan Promosi (Promotion) paling baik yang dapat diterapkan perusahaan dari hasil yang diperoleh pada alat analisis yang digunakan.