7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerajinan Kreatif Kerajinan kreatif
adalah
kegiatan
yang
memanfaatkan
kreativitas,
keterampilan serta bakat individu yang berkaitan dengan mengeksploitasi daya kreasi, produksi dan distribusi produk oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan. Kerajinan kreatif meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain,marmer, tanah liat, dan kapur. 4 Definisi
industri
kerajinan,
berdasarkan
Simposium
Internasional
UNESCO/ITC Craft and the International Market Trade and Custom Codification di Manila tahun 1997 yaitu, kerajinan adalah industri yang menghasilkan produkproduk, baik secara keseluruhan dengan tangan atau meggunakan peralatan biasa, peralatan mekanis mungkin juga digunakan sepanjang kontribusi para pengrajin tetap lebih substansial pada komponen produk akhir. Produk kerajinan dibuat dari raw material dalam jumlah yang tidak terbatas. Berdasarkan bahan baku (raw material), produk kerajinan dikategorikan menjadi: 1. Ceramic (seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain) 2. Logam (seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga) 3. Natural fiber, serat alam (bambu, akar-akaran, rotan) 4. Batu-batuan (seperti batu mulia, semi precious stone, jade) 5. Tekstil (seperti cotton, sutra, linen) 6. Kayu (termasuk kertas dan lacquer ware) 2.2. Keramik Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya. 4.
Pangesti, Dr. M. E. 2008. Rencana Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif 2009-2015. Penerbit Departemen Perdagangan RI, Jakarta. [10 Februari 2012 ]
7
8
2.2.1. Sejarah Keramik Keramik adalah salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal ini dapat disaksikan pada penemuan benda-benda purbakala yang tertanam di dalam tanah. Pada zaman pra sejarah, ditemukan bahwa tanah liat dapat dibentuk dengan menjemurnya dibawah sinar matahari dan secara kebetulan ditemukan bahwa pembakaran dapat membuat bentuknya lebih tahan lama, dari sinilah lahir seni Tembikar. Setelah berabad-abad teknik pembuatan, pembentukan tanah liat berkembang, dari yang sekedar untuk alat memasak (earthenware) sampai pada tembikar keramik (stoneware) yang lebih tahan air bila dibakar. Penemuan dan perkembangan pelapisan tembikar adalah kemajuan pokok yang lain, dengan maksud untuk membubuhi lapisan, memperjelas hiasan serta mempertajam warna dasar hingga menambahkan oksida logam yang dapat menghasilkan berbagai macam warna dan ekstus lapisan. 2.2.2. Jenis Keramik Menurut Kepadatannya 1. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000oC. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya. 2. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200oC1300oC). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah. 3. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350oC atau 1400oC, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500oC.
8
9
Porselin yang tipis dan rapuh mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan. Keramik ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin, juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna glasir. 4. Keramik Baru, adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioKeramik,dan keramik magnit. Sifat khas dari keramik ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya. 2.2.3. Bahan Pembuat Keramik Bahan-bahan pembuat keramik antara lain: 1. Bahan Pengikat Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay. 2. Bahan Pelebur Contoh : felspar, kapur. 3. Bahan Pengisi Contoh : silika, grog (samot). 4. Bahan Tambahan Contoh : water glass, talk, pyrophillit. 5. Bahan Mentah Glasir, Bahan yang membuat lapisan gelas pada permukaanbenda keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu, di antaranya: Bahan mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – felspar.· Bahan mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu.· Bahan mengandung Al2O3 – kaolin – feldspar. Bahan tambahan Contoh : Bahan pewarna Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi, senyawa nikel, senyawa chrom dan sebagainya. Bahan perekat Contoh : gum Bahan penutup Contoh oksida sirkon, oksida seng Bahan pelebur Contoh : asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3,Pb3O4 Bahan opacifer : SnO2, ZrO
9
10
2.2.4. Teknik Pembuatan Keramik a. Teknik coil (lilit pilin). b. Teknik tatap batu/pijat jari. c. Teknik slab (lempengan), caranya yaitu pembentukan dengan tanganlangsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik. d. Teknik putar, yaitu pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, selindiris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan atau alat putar kaki. Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dan lain-lain. e. Teknik cetak, pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat-alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan lain-lain. 2.3. Definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam UMKM telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria UMKM. Pengertian UMKM adalah sebagai berikut :
10
11
a.
Usaha Mikro Usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b.
Usaha Kecil Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini.
c.
Usaha Menengah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria dan pengelompokan UMKM dilakukan berdasarkan jumlah aset dan
omzet yang dimiliki oleh perusahaan. Pengelompokan tersebut adalah : 1.
Usaha Mikro a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. Memiliki omzet penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
2.
Usaha Kecil a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000.00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. Memiliki omzet penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00
11
12
3. Usaha Menengah a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000.00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. Memiliki omzet penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 2.4. Pemasaran Menurut Rangkuti (2002), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Definisi pemasaran yaitu sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Proses pemasaran secara sederhana digambarkan kedalam lima langkah seperti terlihat pada Gambar 2. Empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Langkah kedua, perusahaan menuai hasil dari menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Dengan menciptakan nilai bagi pelanggan, sebagai imbalannya perusahaan menangkap nilai dari pelanggannya dalam bentuk penjualan, laba, dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang (Kotler dan Armstrong, 2008)
12
13
Menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan pelanggan Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan
Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan
Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul
Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan
Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan
Menangkap kembali nilai dari pelanggan Gambar 2. Model sederhana proses pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008) Tujuan utama dari proses pemasaran adalah untuk menciptakan dan menangkap kembali nilai dari pelanggan. Hal ini sesuai dengan tujuan pemasaran menurut Peter Drucker dalam Kotler dan Armstrong (2008) yaitu membuat penjualan tidak diperlukan lagi. Penjualan dan iklan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar, yaitu seperangkat sarana pemasaran yang bekerja sama untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan hubungan dengan pelanggan. 2.5. Strategi Pemasaran Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (Stratos=militer, dan ag=memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Dalam konteks bisnis,strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Setiap orang membutuhkan strategi ketika menghadapi beragam situasi berikut (menurut Jain dalam Tjiptono 2008) : 1. Sumber daya yang dimiliki terbatas. 2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi. 3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi. 4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu. 5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
13
14
Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti, 2002). Pengertian strategi pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target)
dan bagaimana cara
perusahaan
melayaninya
(diferensiasi dan
positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan pada segmen ini. 2.6. Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) Dalam kegiatan pemasaran terdapat beragam jenis konsumen dengan beragam kebutuhan. Sebagian besar perusahaan berada dalam posisi untuk melayani beberapa segmen dengan lebih baik daripada segmen lainnya. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan harus membagi keseluruhan pasar, memilih segmen terbaik, dan merancang strategi untuk melayani segmen terpilih dengan baik (Kotler dan Armstrong 2008). Proses ini melibatkan segmentasi pasar, penetapan target pasar, diferensiasi dan positioning. Pengertian STP tersebut adalah : 1. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah. Segmentasi pasar merupakan proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen. Masing-masing segmen cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Sedangkan segmen pasar berarti sekelompok konsumen yang merespon dengan cara yang sama terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu.
14
15
Variabel segmentasi pasar utama terbagi ke dalam beberapa segmentasi, diantaranya: a.
Segmentasi Geografis Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit geografis seperti negarabagian, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan sekitar.
b.
Segmentasi Demografis Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi pasar menjadi kelompokkelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial. Variabel demografis begitu populer karena variabel ini sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mudah diukur.
c.
Segmentasi Psikografis Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan sifat psikografis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai. Orang-orang di dalam kelompok demografi yang sama bisa memiliki profil psikografis yang sangat berbeda.
d.
Segmentasi Perilaku Dalam segmentasi perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons terhadap sebuah produk.
2. Targetting. Penetapan target pasar melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus menargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu. Targetting terkait dengan keputusan perusahaan dalam memutuskan segmen pasar mana yang memberikan peluang terbesar. 3. Diferensiasi Pasar dan Positioning. Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas berbeda, dan diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran
15
16
konsumen sasaran. Perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikan ke dalam benak konsumen. 2.7. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan peroduknya. Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variabel yang disebut empat P, seperti yang terlihat pada Gambar2. Produk Ragam Kualitas Desain Fitur Nama Merek Kemasan Layanan Promosi Iklan Penjualan Pribadi Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat
Pelanggan Sasaran Positioning yang diharapkan
Harga Daftar Harga Diskon Potongan Harga Periode Pembayaran Persyaratan Kredit Tempat Saluran Cakupan Pemilahan Lokasi Persediaan Transportasi logistik
Gambar 3. Empat P Bauran Pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008) 2.7.1. Produk Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran produk antara lain ragam produk, kualitas, rancangan, fitur, nama merek, kemasan, serta layanan. Produk dapat dibedakan menjadi 3 kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu: 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan
16
17
2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap tahan lama walupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, dan mengenakan marjin yang lebih tinggi. 3. Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Produk jasa perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahaan, sehingga produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan konsumen. 2.7.2. Harga Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan. 2.7.3. Promosi Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. adalah
berbagai
kegiatan
Definisi promosi menurut Kotler (2005)
yang
dilakukan
oleh
produsen
untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Menurut Philip Kotler, media promo dapat dibagi sebagai berikut: 1. Periklanan (Advertising) Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
17
18
2. Penjualan perorangan (Personal selling) Penjualan perorangan yang dilakukanpara wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus. 3. Promosi penjualan (Sales promotion) Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan. 4. Relasi Publik (Public relation) Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi. 2.7.4. Tempat Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Sebagai salah satu variabel bauran pemasaran, distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. 2.8. Analytical Hierarchy Process (AHP) 2.8.1. Konsep Dasar AHP Pengolahan data untuk analisis strategi pemasaran UKM penghasil produk kerajinan kreatif keramik, studi kasus pada CV Munti Bali ini menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) atau yang biasa disebut dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini merupakan sebuah kerangka yang memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan cara memecah-mecah suatu situasi kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ini ke dalam
18
19
suatu susunan hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. 2.8.2. Prinsip Pemikiran Analitik Saaty (1991) menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu: (1) Prinsip menyusun hierarki, (2) Prinsip menetapkan prioritas, (3) Prinsip konsistensi logis. 1. Prinsip Menyusun Hierarki Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran peneliti tentang menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan hubungan antara hal-hal yang dipahami, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu mensintesis penilaian melalui imajinasi, atau dalam hal menggunakan AHP, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tentang keseluruhan sistem. 3. Prinsip Konsistensi Logis Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua hal, pertama bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya. Kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu krieria tertentu, saling membenarkan secara logis.
19
20
2.8.3. Keuntungan AHP Keuntungan menggunakan metode AHP dapat dijelaskan sebagai berikut (Saaty, 1991) : a. Kesatuan : AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti,luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur. b. Kompleksitas : AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. c. Saling ketergantungan : AHP dapat menangani saling ketergantungan elemenelemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linier. d. Penyusunan Hierarki : AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. e. Pengukuran : AHP memberi suatu skala untuk mengukur objek dalam wujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. f. Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. g. Sintesis : AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. h. Tawar Menawar : AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan yang berkepentingan memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. i. Penilaian dan Konsensus : AHP tak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. j. Pengulangan Proses : AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. 2.9. Penelitian Terdahulu Oktaviani (2008) melakukan analisis strategi pemasaran ekspor tekstil pada PT”X” Bandung, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran ekspor PT”X” dan mendapatkan alternatif strategi pemasaran ekspor yang tepat bagi PT”X”. Dari
20
21
hasil pengolahan data menggunakan alat analisis AHP, didapat alternatif strategi pemasaran ekspor yang paling diprioritaskan adalah membentuk divisi riset pasar dan riset pesaing dan mengetahui kondisi pasar dengan bobot sebesar 0,357. Untuk alternatif kedua yang diprioritaskan adalah meningkatkan kualitas dan mutu produk melalui kegiatan pengontrolan dan pengawasan yang ketat dengan bobot 0,261. Sedangkan alternatif ketiga dan keempat adalah aktif memperkuat kemitraan dan kerjasama dengan agen dan melakukan strategi penetapan harga fleksibel, dengan bobot masing-masing 0,253 dan 0,130. Siwang (2009) melakukan analisis strategi pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor. Alat analisis yang digunakan untuk analisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan adalah matriks IFE dan matriks EFE. Perumusan strategi menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, dan prioritas strategi didapatkan dengan menggunakan QSPM. Hasil matriks IFE UKM Diana Herawati menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,6389, sedangkan matriks EFE menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,2320. Hal tersebut berarti UKM Diana Herawati memiliki kemampuan yang rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, serta memiliki kemampuan tinggi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Hal ini berarti UKM Diana Herawati berada pada posisi sel ke-II yaitu pada posisi grow dan build (tumbuh dan berkembang). Dari hasil analisis SWOT dihasilkan enam alternatif strategi yang berkaitan dengan posisi perusahaan dalam matriks IE. Urutan prioritas strategi UKM Diana Herawati berdasarkan analisis QSPM adalah 1) Memanfaatkan fasilitas kredit dari pemerintah (nilai TAS 7,448), 2) Meningkatkan strategi pemasaran langsung (nilai TAS 7,5618), 3) Mempertahankan kualitas produk (nilai TAS 7,4480), 4) Melaksanakan pengembangan produk agar lebih menarik dan enak dikonsumsi (nilai TAS 6,9783), 5) Menggiatkan iklan dan promosi penjualan (nilai TAS 6,8283), dan 6) Melaksanakn strategi pemasaran yang terkonsentrasi (nilai TAS 6,6483) Rizky (2011) melakukan analisis mengenai strategi pemasaran UKM penghasil produk kerajinan akar wangi, studi kasus pada KUB Zocha Graha Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan alat analisis AHP yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
21
22
serta menjadi unsur dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Griya sehingga alternatif strategi pemasaran dapat disusun dan strategi pemasaran yang tepat
dapat direkomendasikan untuk KUB Zocha Griya. Berdasarkan hasil
pengolahan data yang dilakukan maka diketahui bahwa faktor utama yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran pada KUB Zocha Kriya adalah kapasitas perusahaan (0,351). Sedangkan untuk faktor prioritas kedua dan ketiga yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan adalah faktor produk (0,288) dan kondisi finansial perusahaan (0,164). Faktor sikap konsumen (0,079) menjadi bagian dari faktor keempat dan faktor kelima yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran adalah kondisi persaingan (0,069) dan kapastitas outlet (0,050) Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah Analisis Strategi Pemasaran UKM Penghasil Produk Kerajinan Kreatif Keramik pada CV Munti Bali, Bogor. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Oktaviani (2008), dan Rizky (2011) yaitu dalam mengenai strategi pemasaran dengan alat analisis yang digunakan adalah AHP. Sedangkan dengan penelitian Siwang (2009) memiliki persamaan dalam hal perusahaan yang diteliti yaitu mengenai UKM. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah dari segi produk. Produk yang menjadi objek penelitian ini yaitu produk kerajinan keramik yang pertama di Kota Bogor. UKM ini sudah berdiri cukup lama, tetapi pihak CV Munti Bali masih mempunyai kendala dalam menangani permasalahan penjualan yang belum stabil.
22