II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengaruh
Pengaruh artinya daya yang ada, yang timbul dari sesuatu (orang/benda) (WJS. Poerwoedarminto, 2002:664). Sedangkan menurut ( Baddudu dan Zain, 1994:1031) pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang dapat mengubah atau membentuk sesuatu yang lain. Dalam Penelitian ini pengaruh adalah daya yang
ada dari suatu kegiatan
yaitu 2
bentuk
latihan kekuatan otot lengan yaitu menggunakan latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curl yang akan dicari
perbedaan hasil ketepapatannya
dalam melakukan kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada.
B. Latihan
1. Pengertian Latihan
Latihan dapat didefinisikan suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani seorang atlet dalam suatu aktivitas terpilih. Ini adalah proses jangka panjang yang semakin meningkat (progresif) dan mengakui kebutuhan individu-individu atlet dan kemampuanya, (PASI. 1993:61). Menurut Pate, 1984 (Prionohadi.dkk, 2001:102) mengukapkan bahwa latihan adalah proses yang sistematis
12 untuk
meningkatkan
kapasitas
fungsional
fisik
bertujan
untuk
meningkatkan penampilan gerak. Secara fisiologis, latihan diartikan sebagai usaha memperbaiki sistem dan fungsi organisme agar dapat dipakai kinerja yang optimal. Bompa , 1983 (Priyonohadi. dkk, 2001:98). Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan dan terorganisir dengan tujuan meningkatkan penampilan olahraga.
2. Tujuan Latihan
Tujuan umum latihan menurut Bompa dalam Suharjana (2004) adalah : 1. Untuk
mencapai
dan memperluas perkembangan fisik secara
menyeluruh. Tujuan ini penting karena perkembangan fisik pada suatu tingkat yang tinggi merupakan dasar-dasar latihan. 2. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olahraga. Pemenuhan tujuan ini seperti pengembangan kekuatan, memperbaiki waktu reaksi, daya tahan otot dan fleksibilitas. 3. Untuk mengenal gerak olahraga yang telah dipilih sehingga bisa mengembangkan kapasitas penampilan lebih lanjut. 4. Untuk meningkatkan kualitas kemauan melalui latihan yang memadai dan kebiasaan yang disiplin, semangat, bersungguhsungguh dan mengembangkan kepercayaan diri.
13 5. Untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki. Untuk melengkapi tujuan ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. 6. Untuk mencegah dan mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya Cidera. 7. Untuk memperkaya pengetahuan secara teori dengan memperhatikan dasar secara fisilogi, psikologi latihan dan peranan gizi. Selain tujuan umum, latihan juga memiliki tujuan khusus, yaitu sesuai dengan keinginan untuk mengembankan komponen kebugaran tiap-tiap individu. Sedangkan menurut Harre (1999:7), tujuan latihan adalah : 1. Mengembangkan keperibadian dan mental 2. Mempertahankan kondisi fisik 3. Meningkatkan teknik kordinasi gerak dan taktik Berdasarkan pendapat tujuan para ahli diatas
latihan yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan adalah suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan kondisi fisik seseorang melalui program latihan yang dilakukan secara berkelanjutan.
3. Prinsip dan Asas Latihan
a. Prinsip Latihan Menurut Bompa dalam Harsono (2004) beberapa prinsip latihan yang penting dipahami oleh ialah :
14 a. Prinsip beban berlebih (overload) Prinsip ini ,mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Beban
latihan
berfungsi
sebagai
suatu
stimulus
dan
mendatangkan suatu respon dari tubuh atlet. Jika pembebanan dilakukan secara optimal (tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat) maka setelah pemulihan penuh, tingkat kebugaran akan meningkat lebih tinggi dari sebelumnya. b. Prinsip Individualisasi Tidak ada dua orang atlet yang rupa serta karakteristik fisilogis ada psiklogisnya persis sama. Selalu aka nada perbedaan kemampuan, latihannya.
potensi,
adaptasi
dan
karakteristik
Sehingga
program
latihan
harus
dalam
dirancang
berdasarkan perbedaan individu atas kemauan (abilities), kebutuhan (needs) dan potensi (potensial). c. Densitas Latihan Densitas atau kekerapan latihan mengacu kepada hubungan yang ditanyakan antara kerja dan istirahat dalam latihan. Atau dapat pula diartikan sebagai kepadatan atau frekuensi atlet dalam melakukan suatu ragkaian (seri) rangsangan per satuan waktu. d. Prinsip kembali asal (reversibility) Prinsip ini mengatakan bahwa, kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali ke keadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. Karena itu atlet dianjurkan untuk berlatih secara
15 teratur dan berkesinambungan dengan frekuesi yang cukup tinggi. e. Prinsip Spesifik Prinsip
ini
mengatakan
diperoleh
dari
rangsangan
manakala
rangsangan
bahwa manfaat maksimal yang latihan
tersebut
mirip
hanya
akan terjadi
atau
merupakan
replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut. f. Perkembangan Multilateral Prinsip ini mengajukan agar anak usia dini jangan terlalu cepat di spesialisasikan pada suatu cabang olahraga tertentu. Pengembangan
secara
menyeluruh
ini
berkaitan
dengan
keterampilan gerak secara umum (general motor ability) dan pengembangan terjadi pada
kebugaran
sebagai
tujuan
utama yang
bagian awal awal dari perencanaan latihan
tahunan. g. Prinsip Pulih Asal (recovery) Perkembangan atlet bergantung pada pemeberian istirahat yang cukup sesuai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak latihan bisa dimaksimalkan. Masa istirahat sama pentingnya dengan latihan. Latihan yang berat atau latihan dengan intensitas yang tinggi maka harus diikuti dengan proses pemulihan yang cukup lama, jika latihan dilakukan dengan intensistas yang rendah maka pemulihan berlangsung cukup singkat.
16 h. Variasi Latihan Kompleknya latihan dan tingginya tingkat pembebanan dalam latihan membutuhkan variasi bentuk latihan dan metode latihan untuk mencegah kejenuhan/kebosanan (boredom) berlatih. Kebosanan akan menjadi kritis apabila kurang bervariasi. i. Intensitas Latihan Intensitas latihan adalah kualitas atau kesulitas beban latihan. Untuk mengukur intensitas tergantung pada atribut khusus yang dikembangkan atau diteskan. Misalnya kecepatan berlari diukur dalam meter perdetik (m/dtk). j. Volume Latihan Volume latihan yaitu jumlah seluruh latihan dalam istilah waktu, jarak, akumulasi berat dan sebagainya ketika durasi beban adalah porsi beban yang disediakan untuk satu unit atau tipe latihan. Contoh : seorang pelari menyelesaikan program latihan untuk satu unit selama 60 menit, maka volume latihannya adalah 60 menit. b. Asas Latihan Sedangkan menurut Bompa dalam Harsono (2004) asas latihan yang harus difahami oleh pelatih ialah : Efek latihan pada tubuh adalah semua yang terjadi dalam latihan. Jika pemebanan terlalu ringan, efek latihan setelah pemulihan akan menjadi kurang dari yang diharapkan. Jika pembebanan terlalu
17 besar/berat maka kondisi akan kembali keseperti semula. Asas ini menganjurkan agar atlet pada waktu pertandingan berada pada tahap over kompensasi, karena pada tahap inilah atlet memiliki energi/kinerja yang paling tinggi.
C. Kekuatan Otot Lengan
1. Kekuatan
Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam penggunaan otot untuk penerimaan beban sewaktu bekerja. Kekuatan adalah kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban yang bertambah (Fredrick, 1996: 31). Kekuatan atau strength adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto 1988 : 58). Yang dimaksud dengan kekuatan otot lengan dalam skripsi ini adalah kemampuan seeorang dalam mempergunakan otot lengan untuk menerima beban sewaktu bekerja. 2. Otot Lengan
Otot sendiri merupakan sel-sel otot yang bentuknya panjang dan ramping, otot lengan terdiri dari :
18 1. Otot Lengan atas
Terdiri atas : otot-otot kentul (flekson) dan otot-otot kedang (ekstensor) 1. Otot-otot kentul (flekson). a. M. Biceps Brachi (otot lengan berkepala 2) Otot ini mempunyai dua buah sendi dan mempunyai dua buah kepala. Kepala yang panjang melekat didalam sendi bahu, kepala yang pendek melekat disebelah luar da yang kedua disebelah dalam. Otot itu kebawah menuju ketulang pengupil. Dibawah uratnya terdapat lendir. Fungsi otot ini untuk membengkokan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat tangan. b. M. Brachialis (otot lengan dalam) Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dan menuju taju dipangkal tulang hasta. Fungsinya untuk membengkokan lengan dibawah siku. a. M. Kurakobrachialis b. Otot ini berpangkal di prosesuskorakoid dan menuju ketulang pangkal lengan. Fungsinnya untuk mengangkat lengan. 2. Otot-otot kedang a. M. Tricep Brachi Otot lengan berkepala tiga. Kepala luar berpangkal disebut juga otot lengan dalam sebelah belakang tulang pangkal lengan
19 menuju kebawah Kepala
dalam
kemudian
bersatu
dengan
yang lain.
berawal dari tulang di bawah tulang
pangkal legan. Kepala panjang pada tulang dibawah sendi dan ketiga-tiganya yang mempunyai sebuah urat yang melekat diolekranon.
Gambar 1 struktur otot lengan atas ( Setiadi, 2007:267-268 ) 2. Otot lengan bawah
Terdiri atas : otot-otot kedang yang memainkan perananya dalam pengetulan di atas sendi siku dan sebagian dalam silang hasta dan otot kentul yang mengendangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot tersebut adalah : a. M. Ekstensor Karpi Radialis Longus, b. M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis,
20 c. M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerkkan lengan). d. M. Digitorum Karpi Radialis : fungsinya untuk menggerakkan jari tangan kecuali ibu jari. e. M. Ekstensor Policis Longus : fungsinya untuk menggerakkan ibu jari. f. M. Pronator Teres, fungsinya yang mengerjakan tulang hasta dan membengkokkan lengan di bawah siku. g. M.Palmaris Ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan h. M. Palmaris
Longus, M. Fleksor Karpi Radialis,
fungsinya
menggerakkan jari kedua dan kelingking. i. M. Digitirum Profundus, menggerakkan jari pertama, kedua, ketiga dan keempat. j. M. Fleksor Policic Longus, fungsinya menggerakkan ibu jari. k. M.Pronator Teres Equadratus, fungsinya pronasi dari tangan. l. M. Supinator Brevis, fungsinya supinasi dari tangan.
Gambar 2 Struktur Otot Lengan Bawah ( Setiadi, 2007 : 268-270 )
21 3. Kontraksi Otot Kontraksi otot berlangsung karena terjadi interaksi antara protein-protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin, yang dikendalikan oleh interaksi antara ion kalsium dan komplek protein troponin tropomiosin. (Brooks, 1987 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Peluncuran filamen aktin ke arah tengah sabuk A merupakan awal terjadinya interaksi serabut. Setelah meluncur filamen aktin mengalami tumpang tindih dengan filamen miosin. Karena membran z ini ikut tertarik oleh filamen aktin sampai ke ujung-ujung filamen miosin, maka jarak antara membran z yang satu dengan yang lain semakin dekat. Begitu pula sabuk I mejadi lebih pendek dan daerah H menjadi agak gelap. Teori ini disebut “Sliding Filament Theory” (Harre,1982 ; Lamb, 1984 dan Fox et al., 1988 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Sedangkan awal terjadinya kontraksi, bermula setelah otot menerima pesan dari “ Sistem Syarat Pusat” (CNS) yaitu otak atau sumsum tulang belakang, melalui saraf eferent. Pesan dipindahkan dari sinap ke sinap, akhirnya mencapai neuromuscular junction (sambugan saraf otot) atau motor end palte (ujung lempeng motorik). Potensial aksi tersebut akan segera meyebar ke seluruh sarkolema (dinding sel otot) kemudian diteruskan ke T tubulus melalui sistem triad atau sarco tubular system, dan akhirya rangsang ini mencapai sisterna (sarcoplasmic reticulum). Rangsangan listrik yang sampai ke sisterna menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium, sehingga konsentrasinya dapat meningkat. Peristiwa ini disebut “calsium plate” yang rata-rata berlangsung lebih 1/50 detik (Guyton, 1991 dalam
22 Rahmat Hermawan, 1995, Tesis). Ion kalsium yang dilepaskan oleh reticulum sarkoplasma (sisterna) ini akan berkaitan dengan troponin yang mempuyai afinitas sangat besar terhadap ion kalsium. Apabila ion kalsium berkaitan dengan troponin, maka molekul tropomisio akan bergeser masuk kedalam helik celah untaian filament aktin (Guyton, 1991; Lamb, 1984 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Dengan demikian tempat perikatan (binding site atau active site) pada aktin yang sebelumnya tertutup tropomiosin menjadi terbuka. Begitu active site terbuka, kepala jembatan menyeberang (head cross bridge) miosin segera melekat pada tempat ini. Pada waktu kepala jembatan penyeberangan mengadakan kontak dengan active site pada aktin, maka di dalam kepala jembatan penyeberang tersebut berlamgsung proses pembuatan energi (energy ini bukan dari ATP seketika, tetapi berasal dari energi yang sudah ada sebelumnya). Energi ini digunakan untuk menarik filament aktin ke arah sentral, baru sesudah ini kepala jembatan penyeberang mengikat ATP yang segera akan dipecah untuk menghasilkan energi. Enzim yang dipergunakan untuk memecah ATP menjadi ADP dan Pi ini disebut ATP ase miosin atau ase-aktomiosin (Lamb, 1984; Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis). ATP ----------------------- ADP + Pi + E ( untuk kontraksi ) ATP ase Energi yang dihasilkan ini, sebagian untuk mengembalikan jembatan penyeberangan ke posisi semula dalam rangka menarik aktin kearah tengah dan sebagian lagi disimpan untuk digunakan dalam proses “power stroke”. Perlekatan kepala jembatan penyeberangan pada active site ini akan menginduksi proses lebih lanjut yang menyebabkan kepala jembatan
23 penyeberangan melejit kea rah sentral filament miosin dan menarik filamen aktin bersamanya, peristiwa ini disebut “power stroke”. Segera setelah lejitan ini, kepala penyeberang akan kembali ke posisi semula dan mengadakan kontak lagi dengan “active site” berikutnya. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan sampai akhirnya filamen aktin terdorong kea rah sentral filamen miosin. Teori ini disebut teori konduksi roda pasak (ratchet theory of contraction), untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
Gambar 3 Mekanisme roda pasak pada kontraksi otot (Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis)
4. Bentuk Latihan Otot Lengan
1. Pull Up Pull Up adalah gerakan gantung angkat tubuh yaitu dengan cara seperti bergantung pada tiang horizontal seperti gambar menarik badan keatas dampai dagu melewati tiang itu dan kembali turun sampai
tangan
lurus
(dhimas
nanda),
Http://dhimas-
nanda.blogspot.com/2011/11/tentang-pull-up_04.html. Pull Up (gantung angkat tubuh). a. Tujuan
: untuk melatih kekuatan otot lengan
b. Cara melakukan :
24 1. Sikap awal, bergantung pada palang tunggal, jarak kedua tangan selebar bahu, posisi telapak tangan menghadap kearah kepala, kedua lengan lurus. 2. Mengangkat tubuh ketas hingga dagu berasa diatas palang. 3. Badan diturunkan kembali dengan cara meluruskan lengan, sementara posisi kepala, badan, dan kaki tetap lurus.
Gambar 4 Gerakan Pull Up (Kunjung Ashadi, 2009 : 5) 2. Dumble Bicep Curl Dumble Bicep Curl adalah gerakan angkat beban pada tangan dengan mengunakan dumble atau barbell, dengan gerakan angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan, lalu kembali ke posisi semula dengan repetisi yang sama (Denny Santoso),
Http://duniafitnes.com/training/dapatkan-otot-bicep-
menawan-dengan-dumbbell-curl.html. Dumbel Bicep Curl a) Tujuan
: untuk melatih kekuatan otot lengan.
b) Cara melakukan :
25 1. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka dan kedua tangan memegang Dumble atau Barbel. 2. Cara memegang dumble pada masing-masing tangan dengan telapak tangan menghadap kearah tubuh. 3. Angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan. 4. Lalu kembali ke posisi semula dan ulangi gerakan untuk repetisi berikutnya.
Gambar 5 Gerakan Dumble Biceps Curl
D. Renang Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak sehingga jantung, paru-paru dan seluruh otot berkembang. Olahraga renang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal perbedaan jenis kelamin, perbedaan umur, laki-laki atau perempuan, tua, muda, semua relatif bisa melakukannya. Dan berenang sangat ekonomis, karena dengan uang yang sangat sedikit saja orang dapat masuk kolam renang dan
26 berenang sepuas-puasnya. Renang dapat dilakukan kapan saja tidak mengenal waktu, dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Selain itu dapat juga dilakukan perorangan.Olahraga ini telah dilakukan semenjak adanya manusia, untuk usaha memenuhi kebutuhan hidup maupaun mempertahankan hidup manusia. Renang pada mulanya menirukan gaya anjing menyeberangi sungai. Abad 18 hanya ada satu gaya renang, yaitu gaya anjing (dog style)
yang
dilombakan. FINA ( Federation internationale de Nation Amateur ) berdiri pada tahun 1908, saat dilangsungkannya olimpiyade di London. Menurut Andreas Viklund berenang adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia atau hewan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Berenang bisa menjadi kegiatan rekreasi dan olahraga Pada zaman kerajaan kuno di Indonesia, renang telah diperhatikan. Pada jaman penjajahan Belanda renang dan kolam renang menjadi monopoli orangorang Belanda, kemudian sedikit berkembang untuk para anggota tentara Belanda dan pelajar yang sifatnya masih sangat terbatas. Renang telah dilombakan pada PON ke I di Surakarta tahun 1948. Pada tanggal 24 maret 1951 berdirilah Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia. ( PBSI ) dengan ketua dr. Poerwosoedarmo. Pada tahun
1967 pada PON ke IV di Ujungpandang ( makasar),
perserikatan Berenang seluruh Indonesia (PBSI) diubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Ukuran kolam renang yang digunakan untuk perlombaan harus sesuai dengan standar nasional atau internasional
27 yang telah disahkan oleh PRSI atau FINA. Menurut Irwansyah (2004) syarat-syarat kolam renang adalah : panjang kolam 50 meter, lebar 21 meter, dinding harus vertikal, banyaknya lintasan adalah 8 lintasan, lebar lintasan 2,5 meter, suhu air berkisar antara 23-25 “C, kedalaman air minimum 1.80 meter untuk perlombaan, tempat start tidak boleh licin, kemiringannya tidak boleh lebih dari 10 derajat dan garis-garis tanda lintasan dapat dibuat di dasar kolam untuk memberi petunjuk kepada perenang. Pada olahraga renag ada 4 gaya yang diperlombakan, gaya-gaya tersebut adalah gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Menurut Irwansyah (2004) nomor-nomor renang yang diperlombakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Nomor-nomor renang yang diperlombakan
No 1
Gaya Gaya bebas (free-style/crawl)
Putra 100 meter 200 meter 400 meter 1500 meter
Putri 100 meter 200 meter 400 meter 800 meter
2
Gaya dada (brest-stroke)
100 meter 200 meter
100 meter 200 meter
3
Gaya punggung (back-stroke)
100 meter 200 meter
100 meter 200 meter
4
Gaya kupu-kupu stroke)
100 meter 200 meter
100 meter 200 meter
200 meter 400 meter
200 meter 400 meter
4 x 100 meter 4 x 200 meter
4 x 100 meter
(buterrfly-
5 Gaya ganti perseorangan 6
Gaya ganti estafet
28 E. Olahraga Renang ditinjau dari Aspek Biomekanika
1. Pengertian dan Tujuan Biomekanika
a. Pengertian Biomekanika ialah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama sistem lokomotor dari tubuh. Menurut Imam Hidayat (1996 : 5 ) Lokomotor yaitu kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya berat.
b. Tujuan Menurut Imam Hidayat (1996 : 5) Tujuan biomekanika yaitu : (1) Menambah penetahuan dasar sehingga kita mempunyai cakrawala yang lebih luas tentang gerakan tubuh, (2) Kemampuan untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan, (3) Mengetahui persyaratan-persyaratan
teknis dari setiap tugas
gerak.
2. Hukum Archimedes Menurut Imam Hidayat (1996 : 166) Hukum Archimedes yaitu bila sebuah benda berada di dalam air, ia akan mendapat tekanan ke atas yang sama besar dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Berdasarkan prinsip ini maka setiap perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan yang akan terjadi yaitu mengapung, melayang dan tenggelam.
29
Gambar 6 Perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)
3. Berat jenis/grafitasi khusus
Berat jenis suatu benda ialah perbandingan antara gaya berat dan gaya apung dari benda tersebut. Imam Hidayat ( 1996: 167) bila seseorang ada dalam air, kecuali gaya beratnya, ia juga mendapatkan gaya yang disebut gaya apung. Gaya ini adalah gaya dorong yang bekerja tegak lurus ke atas.
4. Titik Berat dan Titik Apung
Titik berat badan letaknya tidak selalu sama dengan titik apung. Di katakan titik berat badan letaknya 75 % dari tinggi badan, kemampuan orang mengapung dan diam di air banyak menentukan oleh letak titik berat terhadap titik apung. Bila titik berat berada di atas titik apung, orang tersebut cenderung kepalanya turun ke bawah. Bila titik berat sama tinggi atau berimpit dengan titik apung, orang tersebut dapat terapung dengan datar, sedang bila titik berat berada di bawah titik
30 apung orang tersebut cenderung kakinya turun ke bawah. (Hidayat Imam,1996 : 170 ).
Gambar 7 Titik berat dan titik apung Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)
5. Perkembangan Teknik Berenang ( Lift Porpulation ).
Perkembangan teknik berenang (Lift Porpulsion) berdasarkan prinsip Bernouille yang digunakan pada sayap pesawat terbang dan pada balingbaling pesawat dan kapal laut. (1996 : 173)
Gambar 8 Gaya angkat pada gerak lengan dalam renang Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)
31 6. Teori Daya Angkat
Menurut Imam Hidayat ( 1996 : 178) Pembaharuan pada teori daya angkat adalah : (1) Pola gerakannya tidak lurus dari depan ke belakang, tetapi melengkung berbentuk ellips, (2) lengan tidak lurus, tetapi ditekuk dan memanfaatkan bagian-bagian anggota lengannya yang berputar (rotasi) longitudinal, (3) Kayuhan (stroke) tidak mendorong atau menepis
ke
belakang (Push), tetapi mengusap atau menyisir ke
samping kiri, kanan, atas, bawah, sedikit sekali ke belakang. (4) Kayuhan tidak pada air yang bergerak ke belakang, tetapi pada air yang diam, (5) Daya angkat (lift) terjadi berdasarkan prinsip atau efek Bernouille
7. Efesiensi Gerak
Menurut Imam Hidayat (1996 : 180) Untuk memperoleh efesiensi gerak yang besar, sebaiknya mengayuh sejumlah air yang banyak dengan jarak yang pendek dari pada mengayuh sedikit air dengan jarak yang panjang, kalimat di atas dapat di artikan bahwa dalam efensi gerak dapat dirumuskan : V = F x S V = Kecepatan Renangan F = Frekuensi Kayuhan S = Panjang Kayuhan Untuk memperbesar kecepatan renang (V) lebih baik memperbesar F dari pada memperbesar S.
32 8. Hukum Newton III. Bila sebuah benda melakukan gaya pada benda lain, benda yang dikenai gaya tersebut akan melakukan gaya balasan yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, sedangkan keduanya berimpitan. Gaya ini disebut gaya aksi reaksi. Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama dan berlawanan arahnya.
F. Teknik Dasar Renang Gaya Dada.
Renang gaya dada adalah renang dengan gaya yang paling mudah dan santai untuk berenang jarak jauh. Gaya dada merupakan gaya renang kuno yang sudah ada sejak jaman dahulu. Gaya ini tidak punah dan pada saat ini merupakan satu dari 4 gaya renang yang diperlombakan dalam pertandingan-pertandingan renang internasional.
Gaya dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak . Gaya dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap serta definisi lebih rinci dari pada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan.
33 Adapun uraian-uraian mengenai teknik dasar renang gaya dada sebagai berikut : a.
Posisi badan
b.
Gerakan kaki
c.
Gerakan lengan
d.
Gerakan Pengambilan nafas
e.
Kordinasi gerakan keseluruhan
a. Posisi Badan Setiap gaya renang yang dilakukan perlu dijaga sikap lurus atau posisi horizontal yang sejajar dengan permukaan air. Yang merupakan kunci dalam olahraha renang gaya dada adalah posisi kepala pada waktu pengambilan nafas. Kepala naik di atas permukaan air dan untuk bernafas kepala harus diupayakan serenadah mungkin. Sehingga bibir bawah tepat pada permukaan air. Sedangkan ketika kepala masih diatas air, diusahakan sebagian kecil dari rambut kepala masih di atas permukaan air, sehingga dengan demikian posisi badan akan mulai strime line.
Gambar 9 Posisi badan renang gaya dada (Tri Tunggal. S, 2005:10 )
34 b. Gerakan kaki Gerakan kaki pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Gerakan rekaveri atau gerakan kontra yaitu gerakan pada renang yang diawali dengan sikap meluncur kedua kaki kedalam lurus, dilanjutkan dengan gerakan menarik kaki dengan cara lutut ditarik ke bawah. Gerakan ini dilakukan dengan perlahan guna mengurangi tahanan telapak kaki selama tepat menghadap ke atas. Lebar antara kedua lutut berada pada posisi antara tumit dengan pantat, sehingga membentuk huruf “ V “ . Apabila lutut terlalu ditarik ke depan, sehingga lutut berada di bawah perut maka pantat akan keluar dari permukaan air. Sebaliknya jika lutut terlalu terbelakang maka kaki akan keluar dari permukaan air, pada akhir dari rekaveri ini posisi telapak kaki dalam keadaan lurus dan lutut tertekuk. 2) Gerakan tendangan kaki Di mulai setelah gerakan rekaveri yaitu dengan kedua kaki ditendang kearah luar dan dirapatkan kembali. Gerakan ini melingkar setengah lingkaran. Kecepatan gerakan tendangan kaki dimulai dari gerakan pelan kemudian cepat. Pada waktu memutar atau melecut gerakanya adalah yang paling keras untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu kaki rapat dan lurus dan akhir dari gerakan ini telapak kaki yang semula dari keadaan ditekuk menjadi lurus kembali.
35
Gambar 10 Ayunan kaki gaya dada ( David G. Thomas, 2007 : 100)
c. Gerakan Lengan Gerakan lengan pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Gerakan Mendayung Yaitu
gerakan
yang
menghasilkan gerakan maju. Dalam
melakukan gerakan ini dimulai dengan meluncur, tangan lurus di depan
lengan
ditarik ke atas samping bawah sehingga tangan
berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air. Tangan harus lebih rendah dari siku dan telapak tangan menghadap keluar. Dari posisi lengan yang masih lurus ini mulailah ayunan lengan, yaitu kedua lengan berpisah, tangan diarahkan kebawah dengan menekuk sehingga tangan dan lengan bagian bawah dapat mendorong lebih banyak air dengan garis lengkung, kemudian lengan bagian bawah diarahkan kebelakang dengan garis lengkung
36 kedalam. Lengan bagian atas digerakkan kebawah, sehingga bahu menjadi naik kepermukaan air.
2) Gerakan Rekaveri
Setelah melakukan gerakan mendayung dilanjutkan dengan gerakan mendorong, yaitu kedua tangan dibawah dada, maka mulailah gerakan rekaveri dengan menggerakkan kedua tangan kemuka dengan pelan guna menghindari tahanan depan yang besar, dan ibu jari menghadap kebawah (telapak tangan menghadap keluar)
Gambar 11 kayuhan gerakan tangan ( David Thomas, 2007 : 100) d. Pernafasan Pernafasan mengangkat
pada
renang
gaya
dada dilakukan dengan cara
kepala kearah depan sehingga mulut keluar dari
permukaan air, naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin hanya
37 secukupnya untuk bernafas. Naik kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan
dapat
dipertahankan posisi badan yang
strime
line. Demikian juga waktu rekaveri lengan, kepala diturunkan sedikit sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih kelihatan diatas permukaan air pengambilan nafas dilakukan pada saat kepala naik ke atas permukaan air mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air hembusan dari mulut secara cepat (eksplosif). e. Kordinasi Gerakan Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan secara bersamaan. Tetapi dilakukan secara beriringan antara gerakan lengan dan gerakan kaki . Gerakan lengan dari sikap meluncur dimana lengan dan kaki dalam keadaan lurus, mulailah kayuhan lengan sampai pada pertengahan, kemudian rekaveri dimulai, pada saat kaki melakukan tendangan maka lengan melakukan rekaveri, lengan dan kaki dalam keadaan lurus kembali untuk melakukan luncuran.
Gambar 12 Gerakan koordinasi ( David G. Thomas, 2007 : 101-102)
38 G. Kerangka pikir Kecepatan gerakan maju dalam berenang , khusunya renang gaya dada adalah ditimbulkan oleh kekuatan otot lengan. Fase gerakan tangan adalah gerakan mendayung dan mendorong air kebelakang. Gerakan menarik harus dilakukan dengan kuat, dan arahnya dari muka kebelakang sampai tangan berada dibawah dada. Selanjutnya dengan tenaga kuat tangan didorongkan kesamping belakang hingga tangan lurus kedepan kembali. Perenang yang baik adalah perenang yang memiliki kekuatan otot lengan yang baik. Dengan kekuatan otot lengan yang baik perenang dapat mengayuh dengan kuat dan cepat tanpa kelelahan yang berarti sehingga dapat menghasilkan kecepatan yang maksimal. H. Hipotesis Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul . Sedangkan menurut Sutrisno (1990)
Hipotesis
adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari defenisi diatas dapatlah dikatakan bahwa hipotesis terdiri dari sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima. Menurut hasil
penelitian
dalam
bentuk
dalam kalimat
penulisan pernyataan
hipotesis
haruslah dinyatakan
bukan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah tentang pengaruh latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curls terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya
39 dada siswa kelas X SMK Negeri 2 Kalianda Lampung Selatan. Maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : Ha1
: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Pull Up terhadap
kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda. Ha2
: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Dumble Biceps Curl
terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda. Ha 3 : Latihan Pull Up lebih baik dari pada, latihan Dumble Biceps Curl dan kontrol terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda.