9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Picture and Picture
Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya. Dalam proses pembelajaran itu sendiri dikenal beberapa istilah-istilah. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran dan model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya ditentukan suatu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pebelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual sehingga untuk mengimplementasikannya digunakan metode pembelajaran tertentu.
10
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya metode pembelajaran yang digunakan dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai jalan atau alat atau nedia yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa kearah tujuan yang ingin dicapai. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Apabila ada pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran yang telah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah suatu model pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2009:22). Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi pembelajaran, metode dan prosedur. Model pembelajaran mempunyai beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki strategi, metode dan prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah (1) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya; (2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan (4)
11
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran ini dapat tercapai (Trianto, 2009:23). Model pembelajaran Picture and Picture adalah model belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai pengantar. Setelah itu guru menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, guru memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Ditanyakan juga alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar, guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai (Suprijono, 2009: 110) Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
12
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan/rangkuman Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran picture and picture ini ialah: Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis. Dan kekuranganya memakan banyak waktu dan banyak siswa yang pasif (Kiranawati, 2007:1)
Penerapan model pembelajaran Picture and Picture didasarkan pada teori yang diungkapkan oleh Anonim (2010 : 1) bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan aktivitas siswa. Pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi siswa. Adapun langkahlangkah model pembelajaran Picture and Picture secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian Kompetensi Dasar, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum
13
permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajarn dengan mengamati setiap gambar yang ditunjuk oleh guru. 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Pada langkah ini guru harus melakukan inovasi karena penunjukan siswa secara langsung kurang efektif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan undian sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang diberikan. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran penyusunan gambar tersebut. Pada langkah ini guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang kajian materi berdasarkan gambar sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar dan indikator yang ingin dicapai. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi atau pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekananpenekanan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan, atau bentuk lain yang bertujuan agar siswa
14
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian Kompetensi Dasar dan indikator yang telah ditetapkan. 7. Kesimpulan/rangkuman. Pengambilan kesimpulan dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pengambilan kesimpulan.
B. Media Pendidikan Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan. Hubungan komunikasi ini akan berjalan lancar dan tercapai tujuan secara maksimal apabila proses belajar mengajar ditingkatkan. Peningkatan tersebut sebagian besar tergantung pada faktor penunjang, yaitu alat bantu pendidikan yang disebut sebagai media pendidikan. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya (Rohani, 1997: 1-4). Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne dalam Sadiman, dkk, 1986:7.
Menurut Arsyad (1997: 6) media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software
15
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne dalam Sadiman, dkk, 1986:7). Sementara itu Briggs (dalam Sadiman, dkk, 1986:7) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, dan film bingkai adalah contoh-contohnya.
Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan ke luar kelas. Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : (1) bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik; (2) metode pembelajaran lebih bervariasi; (3) siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktifitas; (4) pembelajaran lebih menarik; (5) mengatasi keterbatasan ruang (Trianto, 2010:234).
C. Media Gambar
Gambar sangat penting dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat membantu guru
16
dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik. Adapun manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat lebih memberikan kesan (Rohani, 1997: 76-77).
Memilih gambar-gambar yang baik perlu memperhatikan kriteria-kriteria seperti yang diungkapkan oleh Hamzah (1981: 30) yaitu: a.
Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan, misalnya gambar yang palsu dikatakan asli.
b. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. c. Bentuk item. Hendaknya Si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tepat tentang objek-objek dalam gambar. d. Perbuatan. Gambar hendaknya menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan. Anak lebih tertarik pada gambar yang kelihatan hidup atau kelihatan bergerak.
17
e. Artistic. Segi artistic pada umumnya turut mempengaruhi nilai-nilai gambar itu. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan. Keenam syarat itu ialah sebagai berikut: 1. Autentik Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. 2. Sederhana Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar. 3. Ukuran relatif. Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda sebenarnya. 4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. 5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar siswa sendiri sering kali lebih baik. 6. Gambar hendaknya bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sadiman, dkk, 1986: 32-33).
18
D. Penguasaan Konsep Konsep merupakan salah satu pengetahuan yang harus dimiliki siswa karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Konsep adalah suatu ide yang diterima oleh fikiran, mewakili hubungan-hubungan yang mempunyai atribut sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahar (1989 : 79) yang menyatakan bahwa konsep adalah sesuatu yang diterima fikiran atau suatu ide yang diperoleh dari pengalaman atau hasil fikiran. Gagne dalam Dahar (1989 : 81) berpendapat bahwa konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda atau symbol atau peristiwa tertentu dalam contoh atau bukan contoh dari ide abstrak itu. Sedangkan menurut Hamalik (2006 : 162) konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli atau objek yang memiliki ciri-ciri umum. Slameto (1991 : 137) menyatakan bahwa: “ Apabila sebuah konsep telah dikuasai oleh siswa, kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep kini.”
Maka kesimpulan yang dapat ditari dari pernyataan Slameto, apabila sebelum pelajaran siswa sudah menguasai konsep, maka akan besar kemungkinan siswa tersebut dapat dengan mudah memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajarinya.
19
Adapun kegunaan tentang penguasaan konsep adalah sebagai berikut : 1. Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan 2. Konsep membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang adadisekitar kita 3. Konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju 4. Konsep mengarahkan kegiatan instrumental 5. Konsep memungkinkan melaksanakan pengajaran, dan 6. Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda(Hamalik (2002 : 164). Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003:115). Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan. Penguasaan konsep yang baik akan membantu siswa memudahkan dalam pembelajaran serta akan membantu pemakaian konsep yang lebih kompleks. Penguasaan konsep merupakan dasar dari penguasaan teori, artinya untuk dapat menguasai teori maka terlebih dahulu harus menguasai konsep-konsep yang menyusun teori yang bersangkutan. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai konsep, maka pengusaann konsep siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
20
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2001:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah posttest atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196). Penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui malalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa ≥ 66 maka dikategorikan baik, bila 55 ≤ nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup baik, dan bila nilai siswa < 55 maka dikategorikan kurang baik (Arikunto, 2001:245). Penguasaan konsep juga merupakan salah satu upaya siswa untuk memahami hal-hal lain diluar pengetahuan sebelumnya. Maka siswa dituntut untuk menguasai mteri-materi pembelajaran selanjutnya . Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu konsep, menurut Hamalik (2002 : 166) terdapat empat hal yang harus diperbuat oleh siswa, yaitu: (1) Siswa dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya; (2) Siswa dapat menyatukan ciri-ciri (properties) konsep
21
tersebut; (3) Siswa dapat memilih serta membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh; (4) Siswa mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut.
E. Aktivitas Belajar
Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa adanya aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing siswa utuk mencapai perubahan tingkah laku. Sardiman (2003:95) mengungkapkan sebagai berikut. “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, itu tidak akan mungkin berlangsung dengan baik”. Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang disadari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ditentukan dari kegiatan interaksi dalam pembelajaran, apabila semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran maka siswa tersebut akan lebih mudah mengingat pembelajaran itu dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik (Djamarah, 2000: 67). Sedangkan Hamalik (2004:171) menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
22
Jadi, aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah penting karena dengan adanya aktivitas, pembelajaran akan lebih efektif dan mendatangkan hasil belajar yang lebih baik bagi siswa. Dierich (dalam Hamalik, 2004: 172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan visual; membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral); mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan 4. Kegiatan-kegiatan menulis; menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar 6. Kegiatan-kegiatan mental; merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 7. Kegiatan-kegiatan emosional Berdasarkan kutipan di atas maka dapatt disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk untuk menunjang prestasi belajar. Adapun aktivitas yang diamati pada penelitian ini adalah siswa memperhatikan penjelasan guru, bertanya atau berdiskusi antar siswa dalam setiap kelompoknya, bertanya kepada guru mengerjakan LKS, bertanya dan memberikan tanggapan dalam kegiatas presentasi.