II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan, yang memiliki keindahan secara estetika dan berdaya guna fungsional (Simonds, 1983). Lanskap kota merupakan lanskap buatan manusia sebagai akibat dari aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Simonds and Starke, 2006). Lanskap kota terjadi karena adanya pengorganisasian ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari. Lanskap kota merupakan wajah bentang alam kota, tidak semata – mata lingkungan pertamanan dalam arti sempit, tetapi mencakup segala hal ruang luar (exterior, outdoor) baik yang alami maupun yang buatan dengan segala elemennya, baik yang keras (hard materials) maupun yang lunak (soft materials). Suatu lanskap memiliki berbagai elemen pembentuk lanskap. Elemen pembentuk lanskap dapat digolongkan ke dalam beberapa elemen, antara lain : a. Tumbuh – tumbuhan Tumbuhan lanskap memiliki berbagai fungsi yang sangat dibutuhkan oleh suatu lanskap. Tumbuhan lanskap memiliki nilai estetika melalui bentuk, warna,
5
6
dan tekstur. Tanaman lanskap memiliki berbagai fungsi, antara lain melembutkan seni bina keras, seperti bangunan, mengindahkan kawasan dengan warna, bentuk, dan tekstur yang menarik, mewujudkan lingkungan sekitar yang menarik dan harmoni dengan alam, menghalang pandangan yang tidak dikehendaki, mengawal pergerakan pengguna dalam kawasan lanskap, mengawal suhu dan iklim mikro di areal lanskap, dan meningkatkan kesuburan tanah di areal lanskap. Tanaman juga dapat mengurangi silau dari perkerasan, mengurangi limpasan, menyaring polutan, dan menambahkan oksigen ke udara (Hakim, 2011). b. Air Air juga menjadi elemen pembentuk suatu lanskap. Air menjadi penyejuk suasana lanskap yang keras oleh bangunan – bangunan yang ada pada lanskap. Selain itu, air juga dapat meningkatkan kecantikan kawasan sekitar. Di samping itu, air juga dapat memberikan keindahan lanskap dalam bentuk kolam, air pancuran, dan air terjun. c. Bentuk muka bumi (Rupa bumi) Bentuk muka bumi merupakan bentukan topografi suatu kawasan lanskap. Bentuk muka bumi suatu lanskap dibedakan menjadi lanskap alami, yakni bukit, lembah, daratan. Sedangkan lanskap buatan manusia, yakni batas tanaman dan kolam kecil. d. Struktur dan binaan Struktur dan binaan merupakan elemen keras, padu, dan bersifat tetap dalam sesuatu kawasan lanskap. Struktur dan binaan yang biasa di suatu kawasan lanskap, antara lain siar kaki, gazebo, pintu gerbang, pergola, lampu, papan tanda (Signage), kursi atau bangku taman, meja, dan binaan semen ferro.
7
2.2
Taman Umum Taman umum merupakan taman yang dibuat dan dikelola untuk
kepentingan umum atau publik dan dibangun untuk mendukung kepentingan masyarakat (Kurniaty, 2008). Taman umum juga dapat diartikan sebagai lapangan atau taman yang berada di pusat suatu kota dengan skala pelayanan yang beragam sesuai dengan fungsi taman. Taman umum memiliki 4 macam tipe (Darmawan, 2009), yaitu: 1. Taman Nasional (National Park) Skala pelayanan taman ini bersifat nasional dan lokasi taman ini terletak di daerah yang menjadi ibukota negara. Taman nasional memiliki bentuk berupa ruang terbuka dan memiliki peranan yang sangat penting dengan luasan melebihi taman kota lainnya. 2. Taman Pusat Kota (Downtown Parks) Taman ini berada di kawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon – pohon peneduh atau berupa hutan kota. Areal hijau kota yang digunakan untuk kegiatan – kegiatan santai dan berlokasi di kawasan perkantoran, perdagangan, dan perumahan kota. 3. Taman Lingkungan (Neighborhood Parks) Ruang terbuka yang dikembangkan di lingkungan perumahan untuk kegiatan umum, seperti anak – anak bermain, olahraga, dan bersantai bagi masyarakat di sekitar areal tersebut, contohnya taman di kompleks perumahan.
8
4. Taman Kecil (Mini Parks) Taman kecil biasanya merupakan taman rumah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemilik rumah. Taman ini biasanya didesain sesuai dengan suasana yang ada di rumah tersebut. Taman kota adalah taman umum pada skala kota, yang peruntukannya sebagai fasilitas untuk rekreasi, olahraga, dan sosialisasi masyarakat kota yang bersangkutan. Fasilitas yang disediakan di taman kota disesuaikan dengan fungsinya dan fasilitas pendukung lainnya, meliputi: 1. Fasilitas rekreasi, berupa fasilitas bermain anak, tempat bersantai, panggung, dan lain – lain. 2. Fasilitas olahraga, berupa jogging track, kolam renang, lapangan tenis, basket, voli, dan badminton, serta fasilitas refleksi. 3. Fasilitas sosialisasi, berupa ruang publik, ruang/fasilitas yang memungkinkan untuk sosialisasi baik untuk kelompok kecil maupun besar. 4. Fasilitas jalan, entrance, tempat parkir, tempat berjualan, pemipaan, air, listrik/penerangan, penampungan sampah dan toilet.
2.3
Pengelolaan dan Pemeliharaan Fisik Pengelolaan
atau
manajemen
merupakan
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner dan Sirait, 1992).
9
Pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bertujuan untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala elemen taman yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan tujuan desain. Pemeliharaan fisik merupakan bagian dari pengelolaan dan pemeliharaan lanskap. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan sesuai dengan tujuan dan desain awal. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan untuk menjaga kondisi taman agar tetap terjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan elemen keras (hard materials) dan elemen lunak (soft materials) (Arifin, 2005). Bentuk kegiatan pemeliharaan fisik, meliputi penyiraman, pemangkasan, penggemburan tanah, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyulaman, dan pemindahan tanaman. Kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitan keindahan dan kenyamanan taman. Dalam
melakukan
pengelolaan
lanskap,
terdapat
4
faktor
yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu pengelolaan lanskap (Arifin, 2005), antara lain : 1. Faktor Fisik, meliputi sumberdaya lahan-taman, iklim, peralatan, dan bahanbahan pemeliharaan. 2. Faktor Biologi, meliputi jenis tanaman dan hewan atau satwa liar. 3. Faktor Sosial Budaya, meliputi organisasi pengelola, sumber daya manusia, perilaku pengunjung dan pengalaman berekreasi. 4. Faktor Ekonomi, meliputi ketersediaan dana dan kemampuan pengguna atau masyarakat.