II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Tinjauan Pustaka Mengenai Usahatani Usahatani adalah suatu bentuk kombinasi penggunaan masukan (input)
(modal, tenaga kerja, lahan) yang sengaja diusahakan oleh seseorang maupun suatu badan untuk menghasilkan suatu produk pertanian dalam arti luas. Usahatani dapat diartikan sebagai bagian dari suatu sistem agribisnis yang bergerak dibidang budidaya pertanian. Metode yang sering digunakan untuk menganalisis usahatani adalah analisis rasio R/C atau rasio antara penerimaan dan biaya.
Nilai R/C rasio
digunakan dalam analisis usahatani dengan menggambarkan tingkat efisiensi suatu usahatani berdasarkan rasio antara variabel biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima. Kelebihan dari analisis ini adalah memiliki model yang sederhana sehingga memudahkan penulis untuk menggunakannya. Kekurangan dari analisis ini adalah masih terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi dari usahatani tersebut namun tidak termasuk ke dalam variabel yang dipertimbangkan. Contoh factor yang tidak dipertimbangkan adalah kesamaan karakteristik lahan, penggunaan factor produksi, dan lain sebagainya.
Selain itu, apabila usahatani dikategorikan tidak efisien, model
tersebut tidak dapat mendeskripsikan variabel apa saja yang menyebabkan usahatani tersebut tidak efisien sehingga tidak dapat memberikan referensi kepada pihak yang terkait untuk membuat perbaikan agar efisiensinya meningkat. Kelebihan dari analisis efisiensi dengan pendekatan Data Envelopment Analysis adalah dapat memberikan referensi kuantitas penggunaan factor produksi yang seharusnya digunakan. Akan tetapi, kelemahan dari Data Envelopment Analysis adalah sangat rentan terhadap data pencilan yang dimasukkan ke dalam model. Metode R/C hanya dapat menunjukan rasio yang petani terima berdasarkan biaya yang dikeluarkan, akan tetapi tidak dapat menggambarkan apakah petani dengan R/C tersebut adalah petani yang paling efisien dan pemilihan variabel masukan (input) yang digunakan telah tepat. Selain itu, rasio R/C menggunakan sistem yang kurang adil. Misalkan ada dua usahatani yang 11
dibandingkan.
Usahatani pertama memiliki luas lahan seluas 0,2 hektar.
Sedangkan usahatani kedua memiliki luas lahan lima hektar.
Terdapat
kemungkinan usahatani dengan luasan lahan lebih besar memiliki rasio R/C yang rendah, dikarenakan penggunaan factor produksi dalat lebih rendah Karena mencapai skala ekonomis.
2.2.
Tinjauan Pustaka Mengenai Efisiensi Efisiensi adalah salah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan suatu
keluaran (output) tertentu dengan menggunakan sejumlah masukan (input) tertentu secara optimal. Efisiensi dari suatu usaha memiliki kaitan yang erat antara masukan (input) yang digunakan dengan keluaran (output) yang dihasilkan. Variabel keluaran (output) pada usahatani yang sering digunakan adalah pendapatan dan hasil produksi.
Variabel pendapatan diperoleh dari hasil
perkalian antara produksi dengan harga jual produk. Variabel masukan (input) yang digunakan adalah faktor produksi seperti pupuk, benih, tenaga kerja, lahan, irigasi, menajemen, dan lain sebagainya.
2.3.
Tinjauan Pustaka Mengenai DEA Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) adalah salah satu metode
frontier nonparametric untuk mengukur efisiensi kinerja dengan menggunakan banyak masukan (input) dan keluaran (output) pada usaha yang memiliki masukan (input) dan keluaran (output) yang sama dengan pembobotan pada variabel yang digunakan.
DEA mengukur efisiensi relatif dari setiap responden yang
selanjutnya disebut dengan decision making unit relatif dari sebuah usaha ketika usaha berada disekitar kurva hasil pengolahan efisiensi frontiernya. DMU yang berada pada kurva frontier dikatakan sebagai DMU yang mencapai efisiensi relatif jika dibandingkan dengan DMU lain dalam model tersebut.
Kelebihan
dari DEA dibandingkan dengan alat analisis linear programming ataupun alat analisis efisiensi parsial adalah DEA dapat menunjukan tingkat efisiensi relatif setiap DMU terhadap DMU lain yang lebih efisien dan dapat mengindikasikan DMU yang tidak efisien (Sudaryanto 2006; Abidin dan Endri 2009). 12
Metode Data Envelopment Analysis dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi dari suatu perusahaan. Metode ini dapat juga dapat diterapkan pada usaha lain yang memiliki karakteristik masukan (input) dan keluaran (output) yang sejenis dari banyak usaha yang diamati. Metode ini merupakan metode analisis noparametrik yang menghasilkan production frontier. Kelebihan dari penggunaan Data Envelopment Analysis adalah tidak membutuhkan banyak asumsi dalam bentuk fungsional untuk menspesifikasi hubungan antara masukan (input) dan keluaran (output) sehingga membutuhkan lebih
sedikit
variabel
dibandingkan
dengan
frontier
approach,
tidak
membutuhkan asumsi distribusi untuk menentukan inefisiensi ( Krascachat 2004). Kelemahan dari DEA adalah tidak mengukur kesalahan dari model (Fraser dan Hone 2001). Pendekatan Data Envelopment Analysis dapat menggunakan data primer maupun data sekunder.
Data primer dapat
menjadi sumber data seperti
penelitian Dhungana et al.(2004) dan Krascachat (2004). Data sekunder dapat digunakan sebagai sumber data seperti pada penelitian, Lee (2005), Putri dan Lukviarman (2008), Abidin dan Endri (2009).
Analisis efisiensi usahatani
menggunakan data primer yang dikumpulkan dengan maksud untuk digunakan dalam penelitian. Data primer lebih baik digunakan karena skala pengamatan yang terbatas sehingga diharapkan dengan penggunaan data primer dapat menghasilkan simpulan yang relevan dengan fakta dilapangan. Variabel yang digunakan dalam menggunakan Data Envelopment Analysis adalah variabel yang dianggap penulis memiliki peran penting dalam mementukan efisiensi dari usaha yang diteliti. DEA adalah model yang hanya memperhatikan variabel yang dimasukkan ke dalam model sehingga ketepatan penulis dalam menentukan variabel yang digunakan menjadi sangat mempengaruhi simpulan yang dihasilkan. Diperlukan keahlian dan ketepatan penggunaan variabel-varabel baik masukan (input) maupun keluaran (output) agar hasil yang didapatkan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian efisiensi teknis menggunakan Data Envelopment Analysis pada usahatani padi di Thailand menggunakan beberapa variabel sebagai masukan 13
(input) dalam model, yaitu jumlah pupuk, total penggunaan tenaga kerja, luas tanam, kapital yang digunakan, dan total biaya masukan (input) lain selain yang dijadikan variabel masukan (input) pada model, sedangkan keluaran (output) yang digunakan adalah total produksi padi (Krascachat 2004). Sedangkan penelitian efisiensi teknis padi di Nepal (Dhungana et al. 2004) menggunakan pembagian sesi berdasarkan kelompok sosiekonomi, pencatatan masukan (input) dan keluaran (output), serta sesi mengenai risiko yang dihadapi.
Variabel yang
digunakan adalah usia pemilik lahan, jenis kelamin, persentase tenaga kerja dalam keluarga, risiko yang dihadapi, hasil panen, lahan, bibit, tenaga kerja mesin, pupuk, pengeluaran lain, biaya sewa lahan, harga bibit, upah perpekerja, biaya sewa tenaga kerja mesin, pupuk, dan masukan (input) lain. Penelitian efisiensi perusahaan kertas di beberapa negara di dunia menggunakan total penjualan sebagai variebel keluaran (output) dan total pengeluaran operasi serta pengeluaran bunga sebagai variabel masukan (input) (Lee 2005). Metode penarikan simpulan dalam DEA adalah DEA menarik kurva envelop dari DMU yang memiliki efisiensi relatif paling tinggi dalam model. Kemudian posisi efisiensi dari setiap DMU dimasukan ke dalam kurva sehingga terlihat efisiensi relatif dari setiap DMU terhadap DMU yang dijadikan dasar pengambilan keputusan efisiensi relatif. Dengan adanya penempatan posisi setiap DMU dalam kurva envelop, dapat disimpulkan DMU yang berada pada posisi garis kurva envelop adalah DMU yang telah efisien menurut model tersebut, sedangkan DMU yang berada dibawah kurva envelop adalah DMU yang masih belum mencapai efisiensi relatif dalam model.
2.4.
Penelitian Terdahulu Terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis efisiensi dari suatu model, termasuk untuk efisiensi usahatani. Penelitian Sugiarti (2003) menggunakan R/C rasio dalam menganalisis efisiensi dari usahatani. Usahatani yang memiliki nilai rasio lebih dari satu dikatakan sebagai usahatani yang telah efisien.
Sedangkan Dumaria (2003) melakukan
penelitan yang bertujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi nenas. 14
Penelitian ini menggunakan perbandingan nilai produk marginal (NPM) dengan biaya korbanan marginal (BKM) untuk menganalisis tingkat efisiensi dari masingmasing faktor produksi. Faktor produksi yang diduga mempengaruhi usahatani nenas adalah faktor sosiokultiral seperi usia petani dan pengalaman, biaya tetap seperti lahan, dan biaya variabel seperti pupuk, bibit, dan sebagainya. Nilai dari faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi usahatani kemudian dianalisis menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dan OLS (ordinary least square) untuk menduga koefisien dari fungsi produksi. Hasil persamaan regresi kemudian dianalisis untuk mendapatkan t-hitung, F hitung, dan nilai R2. Metode lain yang digunakan untuk menganalisis efisiensi pada usahatani adalah metode B/C rasio (Yuningsih 1999).
Penelitian ini menggunakan
pengelompokan pada petani berdasarkan luas lahan yang diusahakan kemudian membandingkan tingkat efisiensi usahatani dari kelompok petani dengan pengusahaan skala besar dan skala kecil. Pendekatan DEA dapat digunakan untuk menganalisis kinerja efisiensi teknis pada perbankan (Putri dan Lukviarman 2008; Abidin dan Endri 2009). Pendekatan DEA digunakan sebagai alat benchmarking atau kinerja dari beberapa unit yang akan dianalisis (decision making unit) yang telah memiliki standardisasi variabel masukan (input)
dan keluaran (output) sehingga setap unit dapat
dibandingkan kinerjanya. Meskipun sektor pertanian memiliki variabel masukan (input) dan keluaran (output) yang relatif sulit untuk distandardisasi namun telah terdapat beberapa penelitian yang menggunakan pendekatan DEA untuk mengukur kinerja efisiensi dari unit yang akan dianalisis (decision making unit) pada sektor pertanian. Beberapa penelitian yang menggunakan DEA pada sektor pertanian adalah Fraser dan Hone (2001), Dhungana et al. (2004), Sarker dan De (2004), Lee (2005), dan Brazdik (2006), Aman dan Haji (2011). Penelitian efisiensi padi di Nepal oleh Dhungana et al. (2004) dilakukan pada daerah yang memiliki topologi, kesamaan karakteristik tanah, irigasi, dan lingkungan yang sama, diusahakan oleh pemiliknya, menghadapi pasar masukan (input) dan keluaran (output) yang sama, sehingga dapat dibangingkan tingkat efisiensi yang dihasilkan. 15
Penelitian efisiensi teknis yang menggunakan Data Envelopment Analysis dapat menggunakan Tobit regression untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi inefisiensi suatu DMU seperti pada penelitian Dhungana et al. (2004), Krascachat (2004, 2007), Brazdik (2006), Javed (2008), dan Aman (2011). Sedangkan Fernandez (2001) menggunakan Bootstrap regression method untuk menentukan faktor yang mempengaruhi efisiensi produksi.
16