II. BAHAN DAN METODE 2.1
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Budidaya Ikan Ciburial, Sumedang
selama kurang lebih dua bulan, yaitu sejak April - Juni 2011. 2.2
Alat dan Bahan
2.2.1 Wadah Luas kolam yang digunakan untuk penelitian ini berukuran 21 m x 14 m. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan nila hibrid adalah sembilan buah hapa yang terbuat dari jaring berbahan PE yang berukuran 1,2 m x 0,6 m x 0,6 m dengan ketinggian air 0,4 m. Wadah tersebut dilengkapi penutup untuk menghindari ikan melompat keluar yang disusun secara acak (Steel and Torrie 1993, Lampiran 1). Volume air setiap wadah adalah 288 liter (Lampiran 2).
Gambar 1. Hapa tempat pemeliharaan ikan nila hibrid Oreochromis sp. 2.2.2 Ikan Uji Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan nila hibrid Oreochromis sp. dengan panjang rata-rata 4,47±0,29 cm dan bobot rata-rata 1,51±0,28 gram. Benih ikan berasal dari BBPBAT (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar) Sukabumi dan pembudidaya nila hibrid di Tanjungkerta,
3
Sumedang. Sebelum percobaan ikan diaklimatisasikan terlebih dahulu dengan lingkungan dan pakan selama 2 minggu.
Gambar 2. Ikan nila hibrid Oreochromis sp. 2.2.3 Pakan Pakan yang digunakan berupa pelet komersil dengan ukuran diameter 2 mm dan kadar protein 25% (hasil uji proksimat yang tertera dalam kemasan pakan yaitu protein min 25%, lemak min 3%, serat 5-8%, kadar air max 12%). 2.3
Metode Penelitian
2.3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari : A = Perlakuan dengan padat tebar 2 ekor/L. B = Perlakuan dengan padat tebar 4 ekor/L. C = Perlakuan dengan padat tebar 6 ekor/L. Untuk mengetahui apakah perlakuan berpengaruh atau tidak terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang, koefisien keragaman, dan efisiensi pakan, dapat dinyatakan dalam model uji (Hanafiah 1991) : H0 : σx = 0 Padat tebar tidak memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang, koefisien keragaman, dan efisiensi pakan.
4
H1 : σx ≠ 0 Padat tebar memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang, koefisien keragaman, dan efisiensi pakan, Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti rumus Steel dan Torrie (1993) yaitu : Yij = μ + σi + εij
Keterangan : Yij = Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ
= Nilai tengah dari pengamatan
σi = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i εij = Pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j 2.3.2 Pelaksanaan Penelitian 2.3.2.1 Persiapan Wadah Tahap persiapan wadah meliputi pengeringan kolam, pengapuran, pemupukan, pengisian air, pencucian hapa, pengeringan hapa dan pemasangan hapa dalam kolam. Sumber air berasal dari mata air yang jaraknya kira-kira 100 m dari kolam pemeliharaan. Sebelum diisi oleh ikan hapa direndam terlebih dahulu di kolam selama 1 minggu. 2.3.2.2 Penebaran Benih Pada saat benih akan ditebar ke kolam untuk aklimatisasi terhadap lingkungan dan pakan, benih direndam terlebih dahulu dalam larutan PK sebanyak 1 gram/100 liter air selama ± 5 menit. Benih ini berukuran 3-4 cm. Diaklimatisasi dengan lingkungan dan pakan selama satu minggu. Setelah proses aklimatisasi selesai benih ditebar dengan padat penebaran 2, 4 dan 6 ekor/liter. Sesuai dengan rancangan percobaan, jumlah benih yang ditebar pada saat pemeliharaan adalah 576 ekor/hapa untuk perlakuan 2 ekor/liter, 1.152 ekor/hapa untuk perlakuan 4 ekor/liter, dan sebanyak 1.728 ekor/hapa
untuk perlakuan 6 ekor/liter lalu
dipelihara selama 28 hari.
5
2.3.2.3 Pemberian Pakan Selama masa pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet apung berdiamter 2 mm, dengan tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari 5% dari bobot biomassa ikan (BSN 2009). Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari pada pukul 09.00 dan 15.00 WIB. Penyesuaian pemberian pakan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan menimbang bobot biomasa ikan uji. Pakan diberikan dengan cara direndam terlebih dahulu dengan air. 2.3.2.4 Pengelolaan Kualitas Air Setiap minggu dilakukan pembersihan kotoran pada hapa, inlet dan outlet. Untuk mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran parameter kualitas air . Suhu air diamati setiap hari pada pukul 07.00, 12.00, dan 15.00 WIB. 2.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang dikumpulkan selama penelitian meliputi jumlah ikan, panjang total, jumlah pakan yang dihitung setiap satu minggu sekali serta kualitas air Suhu air diamati setiap hari pada pukul 07.00, 12.00, dan 15.00 WIB. Oksigen terlarut dan pH diamati pada awal, tengah dan akhir masa pemeliharaan, sedangkan alkalinitas dan amoniak saat awal, dan akhir pemeliharaan, pengamatan dilakukan selama 4 minggu. Data tersebut digunakan untuk menentukan parameter kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang, koefisien keragaman dan efisiensi pakan. 2.4.1 Sampling Selama pemeliharaan dilakukan sebanyak 5 kali sampling setiap satu minggu sekali. Jumlah ikan yang disampling sebanyak 85 ekor untuk kepadatan 2 ekor/liter, 92 ekor untuk kepadatan 4 ekor/liter, dan 94 ekor untuk kepadatan 6 ekor/liter. Jumlah ikan yang disampling tersebut didapat dari rumus penarikan contoh dengan metode sampling acak (Umar, 1999) :
s = N/(1+N.e2) Keterangan : s
= Jumlah sampel
6
N
= Jumlah populasi
e
= Tingkat kesalahan yang diinginkan (10%)
2.4.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Laju pertumbuhan harian (α) dihitung menggunakan rumus dari Huisman (1987) :
wt 1 100% α = t w0 Keterangan: α
= Laju pertumbuhan harian (%)
wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram) wo = Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram) t
= Lama pemeliharaan (hari)
2.4.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak Pertumbuhan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus dari Effendi (1979) :
Pm Lt L 0 Keterangan
:
Pm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Lt = Panjang rata-rata akhir (cm) L0 = Panjang rata-rata awal (cm)
2.4.4 Koefisien Keragaman Panjang Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman.
Koefisien keragaman menggunakan
rumus dari menurut Steel dan Torrie (1991) :
S KK 100% Y Keterangan : KK = Koefisien keragaman S
= Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
7
2.4.5 Derajat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup (survival rate, SR) dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu:
Nt SR 100% N0 Keterangan : SR
= Derajat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No
= Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
2.4.6 Efisiensi Pakan Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus dari Zonneveld et al. (1991) :
wt wd w0 EP 100% F Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%) Wt = Biomassa ikan akhir (gram) Wo = Biomassa ikan awal (gram) Wd = Biomassa ikan mati (gram) F
= Jumlah pakan yang diberikan (gram)
2.4.7 Efisiensi Ekonomi Efisiensi ekonomi dihitung melalui lima parameter, yaitu: 1) Keuntungan (profit), dihitung dengan rumus menurut Martin er al. (1991) : Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Produksi 2) R/C, dihitung dengan rumus : R/C = Penerimaan/ Total Biaya 3) Break Event Point (BEP), dihitung dengan rumus Martin et al. (1991): BEP (Rp)
= Biaya tetap/ (1- biaya variabel/penerimaan)
BEP (ekor)
= Biaya tetap/ (harga jual-(biaya variabel/penerimaan)
4) Payback Period (PP), dihitung dengan rumus menurut Martin et al. (1991): PP = (Jumlah investasi/ keuntungan) x 1 tahun 8
5) Biaya Produksi per ekor, dihitung dengan rumus menurt Martin et al. (1991): Biaya per ekor = Total Biaya Produksi/JumlahProduksi 2.4.8 Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan program SPSS 16.0, yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan dan koefisien keragaman panjang. Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka perlu dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Analisis ekonomi dihitung secara deskriptif.
9