IDENTIFIKASI TUNGAU YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN JERUK DI PULAU JAWA
HENDRI HERMAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Identifikasi Tungau yang Berasosiasi dengan Tanaman Jeruk di Pulau Jawa adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Hendri Hermawan NIM A351130374
RINGKASAN HENDRI HERMAWAN. Identifikasi Tungau yang Berasosiasi dengan Tanaman Jeruk di Pulau Jawa. Dibimbing oleh SUGENG SANTOSO dan AUNU RAUF. Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. Di antara hama yang sering menimbulkan kerusakan pada pertanaman jeruk adalah tungau. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis tungau yang berasosiasi dengan tanaman jeruk di Pulau Jawa. Untuk maksud tersebut dilakukan pengambilan sampel daun muda dan tua yang memperlihatkan gejala terserang tungau. Setiap sampel daun dimasukan ke dalam kantong plastik bening, diberi label lalu disimpan dalam coolbox. Setiap sampel dicuci menggunakan alkohol 70% sebanyak ± 20ml ke dalam kantong plastik, kemudian plastik digoyang-goyangkan supaya tungau tercuci, lalu larutan alkohol dituangkan ke dalam vial dan diberi label. Kemudian tungau dikelompokan berdasarkan kemiripan morfologi yang diamati di bawah mikroskop stereo, lalu setiap kelompok tungau dihitung jumlahnya. Hasil penelitian mendapatkan sepuluh jenis tungau yang berasosiasi dengan tanaman jeruk. Enam di antaranya bersifat fitofag yaitu Panonychus citri McGregor (Tetranychidae), Eotetranychus sp. (Tetranychidae), Eutetranychus sp. (Tetranychidae), Brevipalpus phoenicis Geijskes (Tenuipalpidae), Tarsonemus bilobatus Suski (Tarsonemidae), dan Phyllocoptruta oleivora Ashmead (Eriophyidae). Dua spesies lainnya bersifat predator yaitu Amblyseius spp. (Phytoseiidae) dan Cheletogenes ornatus Canestrini dan Fanzago (Cheyletidae). Jenis tungau lain yang belum teridentifikasi yaitu dari famili Tydeidae dan Winterschmidtiidae. Jenis tungau yang paling umum dijumpai pada berbagai jenis jeruk dan lokasi pengambilan sampel adalah Ph. oleivera, diikuti oleh P. citri. Menurut Permentan Nomor 93 Tahun 2011, spesies Panonychus citri dikategorikan sebagai OPTK A2, sedangkan spesies Phyllocoptruta oleivora termasuk ke dalam kategoriA1. Selain itu ditemukan juga spesies Tarsonemus bilobatus yang belum pernah dilaporkan di Indonesia. Kata kunci: jeruk, tungau, OPT karantina
SUMMARY HENDRI HERMAWAN. Identification of Mites Associated with Citrus in Java. Supervised by SUGENG SANTOSO and AUNU RAUF. Citrus is one of the national priority commodities. Among pests causing damage on citrus are mites. Study was conducted with the objectives to identify mites associated with citrus in Java. For that purpose, ten young and old leaves showing mite infestation were collected from each tree. Each sample was put into plastic bag, labeled and stored in a coolbox. Each sample then was washed with 20ml alcohol 70%, then was shaked. Alcohol with mites then wes put into the vial. All mites were examined under a stereo microscope, counted, and grouped based on morphological similarity. Studies revealed ten species of mites that were associated with citrus. Six of them were phytophagous mites. They were Panonychus citri McGregor (Tetranychidae), Eotetranychus sp. (Tetranychidae), Eutetranychus sp. Brevipalpus phoenicis Geijskes (Tenuipalpidae), (Tetranychidae), Tarsonemus bilobatus Suski (Tarsonemidae), and Phyllocoptruta oleivora Ashmead (Eriophyidae). Two other species, Amblyseius spp. (Phytoseiidae) and Cheletogenes ornatus Canestrini and Fanzago (Cheyletidae), were predatory mites. Unidentified mites were family Tydeidae and Winterschmidtiidae. The most dominant mites found on various citrus and locations were P. oleivera, followed by P. citri. According to Regulation No. 93 of 2011, Panonychus citri and Phyllocoptruta oleivora are quarantine pests. During the study, we collected Tarsonemus bilobatus which is a new species records for Indonesia. Key words: citrus, mites, quarantine pest
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
IDENTIFIKASI TUNGAU YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN JERUK DI PULAU JAWA
HENDRI HERMAWAN
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Entomologi
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Retno Dyah Puspitarini, MS
Judul Tesis Nama NIM
: Identifikasi Tungau yang Berasosiasi dengan Tanaman Jeruk di Pulau Jawa : Hendri Hermawan : A351130374
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr Ir Sugeng Santoso, MAgr Ketua
Prof Dr Ir Aunu Rauf, MSc Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi/Mayor Entomologi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Pudjianto, MSi
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 16 April 2015
Tanggal Lulus:16 April 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tema yang dipilih untuk penelitian yang telah berlangsung mulai bulan Oktober 2014 hingga Maret 2015 ialah Identifikasi Tungau yang Berasosasi dengan Tanaman Jeruk di Pulau Jawa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Sugeng Santoso, MAgr dan Prof Dr Ir Aunu Rauf, MSc. selaku komisi pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran, motivasi serta bantuan dengan penuh keikhlasan selama pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dr Ir Retno Dyah Puspitarini, MS atas masukan dan sarannya sebagai Penguji Luar Komisi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Badan Karantina Pertanian yang telah memberikan beasiswa untuk melanjutkan ke program S2, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Balai Besar uji Standar Karantina Pertanian, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, segenap pengajar IPB, dan semua laboran DPT, IPB. Penulis memberikan penghargaan kepada rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Entomologi/Fitopatologi IPB program khusus karantina, Bapak Wawan dan kawan-kawan di Laboratorium Ekologi Serangga IPB yang telah memberikan semangat dan keceriaannya.Ucapan terima kasih kepada Ibu Iyar, SP, Ibu Rumenda Ginting, SP MSi, WS Adisuseno SP dan Iman Mardian yang telah membantu dalam pelaksanaan identifikasi tungau. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua keluarga, Istri tersayang Isti Nurhotimah, kedua jagoanku Muhammad Hasbi Hermawan dan Hanif Abdurrasyiid Hermawan atas segala dukungan, kesabaran, pengertian, perhatian, doa dan kasih sayangnya yang tulus hingga studi ini selesai. Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda (alm) dan Ibunda (almh) tercinta. Semoga karya ini memberikan manfaat.
Bogor, April 2015
Hendri Hermawan
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian
1 1 2
TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Morfologi Tungau Klasifikasi Biologi Pemencaran dan Persebaran Tungau pada Jeruk
3 3 3 5 6 6
METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Pengambilan Sampel Penanganan Sampel Identifikasi dan Koleksi
11 11 11 11 11 11 11
HASIL DAN PEMBAHASAN Tungau Fitofag Tungau Predator
13 13 22
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
25 25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
30
RIWAYAT HIDUP
48
DAFTAR TABEL 1 2
Kordinat GPS dan ketinggian lokasi pengambilan sampel 13 Jenis dan komposisi jumlah tungau pada berbagai jenis jeruk di Pulau Jawa 16
DAFTAR GAMBAR 1
2
3
Bagian dorsal Tetranychus urticae Koch. betina: femur (fe); gena (ge); tarsus (ta); tibia (ti); trochanter (tr); external vertical setae (v2); internal scapulars setae (sc1); external scapulars setae (sc2); seta segmen C (c1-3); seta segmen D (d1-2); seta segmen E (e1-2); seta segmen F (f1-2); dan seta segmen H (h1) (Vacante 2010) Variasi seta pada tungau : (A) simple; (B) pilose; (C) serrate; (D) spiniform; (E) bipectinate; (F) spatulate; (G) falcate; (H) lanceolate; (I) lanceolate-serrate; (J) cuneiform; (K) bothriduim dan sensillus pada Oribatida (Zhang 2003) Siklus hidup Eotetranychus (Learmonth 2015)
sexmaculatus
Riley
4
5
(Tetranychidae)
Imago Phyllocoptruta oleivora: (A) bagian dorsal; (B) bagian lateral; (C) empodium; (D) bagian internal genitalia betina; (E) lateral opisthosoma; (F) coxa dan bagian genital; (G) tungkai I dan II (Keifer 1938) 5 Imago Eutetranychus orientalis: (A) bagian dorsal betina; (B) tarsus pada palpus; (C) seta yang berasosiasi pada tarsus II; (D) seta yang berasosiasi pada tarsus I; (E) receptaculum seminis jantan; (F) aedeagus (Vacante 2010) 6 Imago Brevipalpus californicus: (A) bagian dorsal; (B) bagian ventral (Baker 1949) 7 Imago Panonychus citri: (A) bagian dorsal betina (Zhang 2002); (B) receptaculum seminis (Meyer 1987); (C) ujung distal peritrim pada betina; (D) aedeagus; (E) pretarsus I pada betina (Vacante 2010) 8 Komposisi famili tungau pada pertanaman jeruk di Pulau Jawa 9 Phyllocoptruta oleivora: (A) bagian dorsal imago; (B) memiliki 31 annuli pada bagian dorsal dan bentuk annulus melengkung ke dalam; (C) empodium dengan featherclaw 5-rayed; (D) bentuk perisai pada prodorsal 10 Imago Panonychus citri: (A) warna tuberkel berwarna merah, seta dorsal memiliki warna yang sama dan menempel pada struktur tuberkel yang kokoh; (B) bagian dorsal imago; (C) tarsus I memiliki 2 pasang seta dupleks; (D) kuku empodia (cl) memilki 3 pasang rambut proximoventral; (E) femur I memiliki 8 seta; (F) pada pada anal plate terdapat dua pasang seta anal (as1-2) dan dua pasang seta para-anal (ps1-2); (G) Hysterosoma memiliki seta clunal (h1) yang sama panjang dengan seta outer sacral (f2); f2 mendekati sepertiga painjang seta inner sacral (f1)
6
4
8
9 10
11 15
16
18
11 Brevipalpus phoenicis: (A) bagian dorsal betina dengan 2 pori opisthosoma (PP); (B) tarsus II memiliki 2 solenidia; (C) pola kutikula pada prodorsum yaitu areolae; (D dan E) hysterosoma dengan 6 pasang seta dorsolateral (c3, d3, e3, f3, h2 dan h1, f2 tidak ada); (F) kutikula pada area e1-e1 hingga h1-h1 selalu dengan pola kerutan kuat membentuk pola V 12 Imago Eotetranycus sp.: (A) bagian dorsal betina; (B) ujung tarsus memiliki 3 pasang rambut proximoventral; (C) pada tarsus I terdapat 2 seta dupleks; (D) bentuk aedeagus; (E) anal plate memiliki 2 pasang seta anal (as1-2) dan 2 pasang seta para-anal (ps1-2) 13 Imago Eutetranycus sp.: (A) bagian dorsal betina; (B) pada bagian propodosoma terdapat tiga pasang seta dorsal (v2, sc1, sc2); (C) pada hysterosoma memiliki 10 pasang seta (c1-3, d1&3, e1&3, f1, h1-2); (D) pada anal plate terdapat dua pasang seta anal (as1-2) dan dua seta para-anal (ps1-2); (E) tibia II memiliki 6 seta; (F) pada tarsus I terdapat 1 solenidia dan empodium tanpa kuku 14 Imago Tarsonemus bilobatus: (A) bagian dorsal betina; (B) apodema (ap), apodema posternal (pa), apodema sejugal melekuk di tengah; (C) pada tungkai IV mengalami reduksi ukuran dari tungkai lainnya, femur dan gena menyatu, panjang tegula normal yang panjang kurang dari 1.5 kali lebar dasar tegula; (D) bagian ventral metapodosoma memiliki 2 pasang seta (3a dan 3b), apodema 4 (ap4) tidak melampaui dasar dari seta 3b 15 Tydeidae: (A) bagian dorsal; (B) palpaltarsus dan tarsus I tidak berujung dengan kuku (cl); (C) pola pada bagian gnathosoma ventral yaitu striae; (D) tarsus II-IV berujung dengan sepasang kuku 16 Amblyseius spp.: (A) bagian dorsal beserta ukuran, tungkai I sedikit lebih panjang dari tungkai II; (B) bagian dorsal memiliki satu dorsal shields (DS), bagian ventral terdapat empat shields (sternal shield (SS), metasternal shield (MS), epigynal shield (ES), dan ventrianal shield (VS)), stigmata (s) berada di antara coxa III dan IV, peritrim (p) biasanya mengerah ke depan;(C) palpaltarsal memiliki dua apotele; (D) metasternal shield kecil, tidak menyatu dengan epigynal shield dan seta sternal4 (st4) terletak pada metasternal shield; (E) tarsus I berakhir pada sepasang kuku; (F) pada bagian prodorsol shield memiliki empat pasang seta lateral (L1-4); (G) baris basal pada deutosternal denticle (de) sempit, dan tidak meluas keluar dari dasar seta capitular (cs); (F) ventrianal shield memiliki tiga pasang seta pre-anal (1-3), dua pori pre-anal, satu pasang seta para-anal (ps) 17 Cheletogenes ornatus betina: (A) memiliki tubuh yang mendekati bulat dan pendek, perisai tubuh bagian dorsal memiliki kerutan yang kuat; (B) tungkai I memiliki terminal seta yang panjangnya hampir sama dengan panjang tungkai dan tibia I lebih panjang dari tarsus I; (C) tarsus I memiliki 1 solenidion seperti pasak; (D) tarsus II-IV memiliki kuku yang halus dan empodia; (E) pola pada rostral shield yaitu striae (seperti sidik jari); (F) tarsus pada palpus memiliki 2 seta seperti sisir (ss) dan 2 seta seperti sabit (sb); kuku (cl) pada palpus dengan lebih dari 3 gigi
19
20
21
22
23
24
25
18 Winterschmidtiidae: (A) bagian dorsal; (B) seta vi dekat ke tepi anterior prodorsum; (C) bagian ventral: coxa apodema I (ap1) dan II (ap2) tidak menyatu di bagian tengah; (D) pada bagian tarsus condylophores berbentuk Y; (E) tarsus dengan kuku empodia 26
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Komposisi jenis tungau pada setiap umur daun, jenis jeruk dan lokasi 30 Data komposisi jumlah ini pada setiap umur daun, ulangan, jenis jeruk dan lokasi pengambilan sampel pada pertanaman jeruk di Pulau Jawa 32
PENDAHULUAN
Latar Belakang Jeruk merupakan salah satu tanaman buah utama di Indonesia, karena memiliki beberapa keunggulan kompetitif dengan beberapa kriteria. Jeruk merupakan buah yang paling disukai konsumen karena mengandung vitamin C tinggi, mempunyai rasa yang enak dan menyegarkan. Secara ekonomi jeruk mempunyai kisaran harga yang cukup tinggi. Dari sisi agronomi, jeruk merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan dapat berproduksi pada kisaran lingkungan agroklimat yang luas (Ditjen Horti 2014). Sebagai komoditas unggulan nasional, jeruk mempunyai peran yang penting dalam peningkatan devisa negara. Produksi jeruk nasional pada lima tahun terakhir (2009 – 2013) cenderung menurun, yaitu dari 2 131 768 ton pada tahun 2009, menjadi 1 411 229 ton pada tahun 2013 (BPS 2014). Daerah sentra produksi jeruk tersebar hampir di seluruh Indonesia, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Timor, Kalimantan, dan Sulawesi. Sedangkan untuk sentra produksi di Pulau Jawa meliputi seluruh provinsi(Ditjen Horti 2014). Proses produksi jeruk banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor pendukung maupun penghambat produksi. Salah satu hambatan dalam produksi jeruk adalah serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang berpotensi menyebabkan kerugian pada tanaman jeruk, di antaranya golongan tungau. Tungau merupakan salah satu OPT pada tanaman jeruk yang memiliki arti penting secara ekonomi. Beberapa jenis tungau termasuk Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina A1 yang dianggap belum ada di Indonesia, yaitu Phyllocoptruta oleivora Ashmead (Acari: Eriophyidae), Eutetranychus orientalis Klein (Acari: Tetranychidae), Aculops pelekassi Keifer (Eriophyidae), Panonychus ulmi Koch (Tetranychidae), dan Brevipalpus californicus Banks (Acari: Tenuipalpidae) (Kementan 2011). Menurut Affandi (2007), terdapat enam spesies tungau fitofag yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap kelimpahan populasi tungau pada tanaman jeruk di Solok, yaitu Brevipalpus californicus Banks (Tenuipalpidae), Brevipalpus obovatus Donnadieu (Tenuipalpidae), Brevipalpus phoenicis Geijskes (Tenuipalpidae), Tenuipalpus sp. (Acari: Tenuipalpidae), Eotetranychus sp. (Tetranychidae), dan Panonychus citri McGregor (Tetranychidae). Kemudian Endarto (2004) juga melakukan survei di sentra produksi jeruk siam, jeruk keprok, dan jeruk manis di Jawa Timur, serta melakukan penelitian mengenai kelimpahan populasi tungau karat jeruk (citrus rust mite) di pertanaman jeruk manis, jeruk keprok, dan jeruk besar pamelo di Batu, Jawa Timur. Berdasarkan survei yang dilakukan tungau karat jeruk P. oleivora menyebabkan terjadi burik pada buah yang mencapai 30-40% dan menurunkan harga jual sekitar 20-30%.
2 Meskipun informasi mengenai jenis tungau pada tanaman jeruk di beberapa daerah sudah ada, namun informasi secara umum belum banyak diketahui. Pengembangan informasi tentang tungau jeruk di Indonesia ini sangat penting untuk dijadikan dasar tindakan pencegahan dan pengendalian. Informasi yang diperoleh dapat melengkapi basis data Badan Karantina Pertanian. Selain itu, ketersediaan kunci identifikasi mengenai jenis tungau jeruk yang ada di Indonesia juga sangat diperlukan sebagai acuan dalam mengidentifikasi tungau yang berasosiasi dengan tanaman jeruk.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tungau yang berasosiasi dengan tanaman jeruk di Pulau Jawa.
TINJAUAN PUSTAKA
Jeruk Jeruk termasuk ke dalam famili Rutaceae yang dapat dikembangbiakan baik secara generatif maupun vegetatif (Sarwono 1991; Pracaya 2002). Jeruk merupakan komoditas buah yang paling populer di dunia setelah anggur, yang memiliki daerah tumbuh yang membentang dari 40 derajat Lintang Utara sampai 40 derajat Lintang Selatan (Sarwono 1991). Jeruk berasal dari Asia Tenggara, yaitu India, Cina Selatan, dan beberapa jenis dari Florida, Australia Utara, dan Kaledonia (Sarwono 1991; Sunarjono 2005). Jenis jeruk utama yang dikembangkan di Indonesia yaitu jeruk keprok (C. nobilis), karena memiliki rasa yang manis dan menyegarkan (Sarwono 1991). Di Indonesia, jeruk keprok merupakan salah satu dari 3 (tiga) jenis jeruk komersial dan menjadi unggulan saat ini, jenis lainnya adalah jeruk siam dan jeruk besar/pamelo (C. maxima) (Astuti 2014). Pada umumnya jeruk dapat tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi, namun untuk hasil yang maksimal memerlukan kondisi yang optimal. Pada dataran rendah, kondisi yang optimal yaitu antara 1 – 700 m dpl dan pada dataran tinggi berkisar antara 800 – 1 400 m dpl. Kondisi iklim yang optimal yaitu dengan iklim kering antara 3 – 5 bulan pertahun atau daerah yang memiliki musim keringnya lebih dari 5 bulan. Daerah tropis yang optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk yaitu dengan kisaran suhu udara 25°C pada siang hari dan 12 – 18°C pada malam hari. Jeruk keprok sendiri dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik tanah liat sampai berkerikil/berbatu, namum pertumbuhan optimal yaitu pada tanah gembur dengan drainase yang baik dan pH 6 – 6.8 (Astuti 2014). Daerah pengembangan jeruk di Indonesia tersebar di beberapa provinsi di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Irian Jaya (Setiawan & Trisnawati 2003).
Morfologi Tungau Tungau memiliki ukuran yang sangat kecil, panjang tubuh tungau dewasa berkisar antara 300 – 500 µm, kecuali famili Eriophyidae yang berukuran sekitar 100 µm. Tungau memiliki tubuh yang globular atau subglobular, fusiform atau seperti cacing, memiliki warna yang pucat, dengan atau tanpa segmentasi pada bagian abdomen dan secara prinsip morfologinya dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu gnathosoma dan idiosoma (Gambar 1). Batas-batas antara bagian tubuh ini tidak selalu jelas dan kadang-kadang ditandai dengan adanya sutura (circumcapitular, disjugal, sejugal, abjugal) (Vacante 2010).
4
Gambar 1 Bagian dorsal Tetranychus urticae Koch. betina: femur (fe); gena (ge); tarsus (ta); tibia (ti); trochanter (tr); external vertical setae (v2); internal scapulars setae (sc1); external scapulars setae (sc2); seta segmen C (c1-3); seta segmen D (d1-2); seta segmen E (e1-2); seta segmen F (f1-2); dan seta segmen H (h1) (Vacante 2010) Jumlah dan pola distribusi seta (chaetotaxy) pada permukaan idiosoma menjadi hal penting dalam taksonomi dan telah digunakan dalam mengklasifikasikan ke dalam banyak kelompok. Struktur seta dapat memiliki variasi (Gambar 2) yang banyak dan berguna dalam pengklasikasian. Panjang seta dan jarak antara dasar seta juga penting dalam membedakan spesies pada sejumlah famili (Vacante 2010).
5
Gambar 2 Variasi seta pada tungau : (A) simple; (B) pilose; (C) serrate; (D) spiniform; (E) bipectinate; (F) spatulate; (G) falcate; (H) lanceolate; (I) lanceolate-serrate; (J) cuneiform; (K) bothriduim dan sensillus pada Oribatida (Zhang 2003)
Klasifikasi Tungau termasuk ke dalam filum arthropoda, subfilum Chelicerata, kelas Arachnida, subkelas Acari. Beberapa klasifikasi tungau sebagian berdasarkan lokasi pasangan lubang nafas (stigmata) pada tubuh, telah dikembangkan oleh para ahli taksonomi tungau. Klasifikasi sub kelas Acari menurut Krantz (1970) : Ordo Pilioacariformes Subordo Notostigmata Ordo Parasitiformes Subordo Tetrastigmata Subordo Mesostigmata Subordo Metastigmata Ordo Acariformes Subordo Prostigmata Subordo Astigmata Subordo Cryptostigmata
6 Biologi Tungau mengalami enam tahap perkembangan setelah menetas dari telur, yaitu prelarva, larva, protonymph, deutonymph, tritonymph dan dewasa Krantz & Walter (2009).
Dewasa Betina
Jantan Telur
Deutonimfa
Protonimfa
Gambar 3
Larva
Siklus hidup Eotetranychus sexmaculatus Riley (Tetranychidae) (Learmonth 2015)
Pemencaran dan Persebaran Penyebaran merupakan aspek yang penting dalam hidup beberapa tungau, sebagian hidup pada habitat yang berbeda, seperti pada serangga, burung, mamalia, dan juga pada serasah bahan organik. Pada tungau fitofag mekanisme persebaran bertujuan untuk mengkolonisasi tanaman dan juga menghindar dari musuh alami (Evans 1992). Persebaran tungau dapat terjadi dengan cara berjalan walaupun untuk jarak yang pendek dan wilayah yang kecil. Sebagian tungau menyebar secara phoresy yaitu dengan melibatkan serangga ataupun inang lainnya, dan juga dapat tersebar dengan bantuan angin. Beberapa spesies tungau laba-laba (Tetranychidae) memencar secara aerial menggunakan benang sutera. Tungau predator (Phytoseiidae) juga dapat memencar secara aerial dengan perilaku yang khas, tungau betina yang belum kopulasi akan berdiri di atas tungai belakangnya sehingga akan tersebar dengan bantuan angin (Hoy 2011).
7 Tungau pada Jeruk Beberapa spesies tungau yang menjadi hama pada tanaman jeruk adalah Phyllocoptruta oleivora (Citrus rust mite), Eutetranychus orientalis (Citrus brown mite), Brevipalpus californicus (citrus flat mite), dan Panonychus citri (citrus red mite) (Vacante 2010; CABI 2014). Phyllocoptruta oleivora (Ashmead) P. oleivora merupakan anggota famili Eriophyidae. Tubuh P. oleivora betina memanjang seperti kerucut (fusiform), terkadang melengkung dan rata dengan ukuran panjang 158 µm, lebar 53 µm dan ketebalan 42 µm. Rostrum panjangnya sekitar 26 µm. Perisai dorsal memiliki panjang 40.5 µm, lebar 47 µm. Tubuhnya berwarna kuning. Tungkai umumnya slender, tungkai depan meliliki panjang 26 – 27 µm; patella 5.5 µm, tibia 6.5 µm, seta patellar 26 µm; kuku memiliki panjang 7 µm, membentuk cekung, dan kuku bercabang 5. Tungkai belakang memiliki panjang 25 µm, patella 5 µm, tibia 6 µm, patellar seta 12 µm, claw 8 µm. Coxa anterior berdekatan, garis sternal bercabang dua; seta II pada coxa jelas lebih dekat dari seta I pada dasar sternum; seta III pada coxa panjangnya 20 µm. Abdomen memiliki 31 annuli (bentuk setengah cincin) pada bagian dorsal dan 58 annuli pada bagian ventral, annuli dorsal lebarnya 3.5 µm. Seta pada bagian lateral yang terdapat pada cincin ventral kelima, sedikit lebih depan dari seta pada genital, memiliki panjang 25 µm. Seta ventral pertama memiliki panjang 35 µm yang terletak pada annulus ventral 17. Seta ventral kedua panjangnya 8 µm yang terletak pada annulus ventral 33. Seta ventral ketiga panjangnya sekitar 15 µm dan terletak pada annulus kelima dari belakang (Keifer 1938). A
C
B
D
E
F
G
Gambar 4 Imago Phyllocoptruta oleivora: (A) bagian dorsal; (B) bagian lateral; (C) empodium; (D) bagian internal genitalia betina; (E) lateral opisthosoma; (F) coxa dan bagian genital; (G) tungkai I dan II (Keifer 1938)
8 Eutetranychus orientalis (Klein) E. orientalis betina memiliki bentuk tubuh bulat telur dengan panjang sekitar 400 μm, dengan warna tubuh hijau-coklat sampai hijau gelap dengan bercak-bercak gelap. Seta pada tubuh bagian dorsal terletak pada tuberkel dan memiliki panjang dan bentuk yang bervariasi. Striate pada opistosomal dorsal antara seta d1 dan e1 bervariasi bentuknya, mulai dari longitudinal sampai berbentuk V. Seta c2, d2, e2, dan f2 berukuran panjang dan lanceolate, subspatulate atau spatulate yang melebar; seta c1, d1, e1, f1, dan h1 pendek dan berbentuk spatulate, lanceolate atau subspatulate. Seta c1 lebih atau kurang sesuai dengan seta c2 dan c3, seta c1 dan f1 membentuk persegi. Pada bagian tibia II memiliki enam seta. Sedangkan E. orientalis jantan memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari betina, dengan panjang 360 μm dan seta pada tubuh bagian dorsal lebih pendek jika dibandingkan dengan betina dan memiliki bentuk yang lebih lanceolate atau subspatulate (Baker & Pritchard 1960; Vacante 2010). E. orientalis dewasa yang baru menetas dapat dibedakan jenis kelaminnya dengan mudah. E. orientalis jantan memiliki warna kemerah-merahan dan ditandai dengan kaki yang memanjang. Memiliki bintik mata yang menonjol dan kemerahan, dan gerakannya lebih aktif dibandingkan betina dewasa (Sangeetha et al. 2013). A
C B
D E
F
Gambar 5 Imago Eutetranychus orientalis: (A) bagian dorsal betina; (B) tarsus pada palpus; (C) seta yang berasosiasi pada tarsus II; (D) seta yang berasosiasi pada tarsus I; (E) receptaculum seminis jantan; (F) aedeagus (Vacante 2010) Brevipalpus californicus (Banks) B. callifornicus memiliki warna tubuh merah dengan pola gelap di bagian tengah. Perisai rostal melampaui dasar femur I, tampilan pusat rostal yaitu panjang dan runcing. Propodosoma memiliki tiga pasang seta marginal, termasuk sepasang vertikal (v2) dan dua pasang scapular (sc1, sc2); sedangkan hysterosoma memiliki tujuh pasang setae marginal (c3, d3, e3, f2, f3, h1, h2); semua seta marginal pendek, lanceolate, serrate. Seta pada bagian hysterosoma dorsal (c1, d1, e1)
9 simpel, dan memiliki ukuran panjang seperti marginal seta. Coxa I dan II dengan sejumlah striasi melintang. Seta posterior ventral hysterosomal hampir mencapai suture antara propodosoma dan hysterosoma. Tarsus II dengan dua seta sensor seperti batang. Seta dorsal pada femur I dan II lanceolate, serrate, dengan panjangnya setengah dari lebar segmen, yang pada femur I lebih panjang dan lebar dari pada femur II (Baker 1949; Welbourn et al. 2003). B. callifornicus hampir mirip dengan betina, tetapi ukuran lebih kecil (Pritchard & Baker 1958). A
B
Gambar 6 Imago Brevipalpus californicus: (A) bagian dorsal; (B) bagian ventral (Baker 1949) Panonychus citri (McGregor) P. citri betina memiliki bentuk tubuh bulat dengan panjang tubuh antara 300 – 500 μm dengan warna tubuh merah pekat sampai keunguan (McCoy et al. 2009; Vacante 2010). Semua seta pada bagian dorsal menempel kuat pada tuberkel yang warnanya sama dengan warna tubuhnya. Seta v2 pada bagian prodorsal lebih pendek dan seta scapular sc1 lebih panjang. P. citri jantan berwarna lebih terang dibandingkan dengan betina, terkadang berwarna jingga. Aedeagus sigmoid. Seta pada bagian opistosomal dorsal yaitu seta f2 dan h1 memiliki panjang yang sama, kedua seta tersebut panjangnya sekitar sepertiga panjang seta f1. Peritrim berakhir pada simple bulb. Tarsus I memiliki tiga seta taktil dan satu solenidia (Vacante 2010).
10
A
B C
D
E
Gambar 7 Imago Panonychus citri: (A) bagian dorsal betina (Zhang 2002); (B) receptaculum seminis (Meyer 1987); (C) ujung distal peritrim pada betina; (D) aedeagus; (E) pretarsus I pada betina (Vacante 2010)
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 sampai Maret 2015. Pengambilan sampel dilakukan terhadap 24 titik di beberapa lokasi pertanaman jeruk dan jeruk pekarangan di Pulau Jawa (Tabel 1). Identifikasi jenis tungau dilakukan di laboratorium Ekologi Serangga IPB, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, dan Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan antara lain kantong plastik, busa, mikroskop kompon merk Nikon eclipse 80i, mikroskop digital merk Hirox KH-8700, mikroskop stereo merk Olympus SZ, cawan petri, bunsen, dissecting set, kaca objek, kaca penutup, kaca pembesar, gunting, kuas halus, kotak pendingin, kotak plastik persegi, air, spiritus, alkohol 70%, dan media polyvinyl alcohol (PVA).
Metode Penelitian Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada lokasi pertanaman jeruk dan tanaman jeruk yang berada di pekarangan rumah yang dilakukan secara purposif. Pada lokasi pertanaman yang luas, pengambilan sampel dilakukan terhadap 10 pohon jeruk yang menunjukan gejala serangan tungau. Sedangkan untuk di pekarangan rumah, pengambilan sampel tungau dilakukan pada semua pohon bergejala. Sepuluh daun muda dan tua diambil dari empat arah mata angin pada setiap pohon. Jenis jeruk yang dijadikan sampel pengamatan yaitu jeruk siam (C. sinensis), jeruk lemon (C. limonia), jeruk limau (C. amblycarpa), jeruk keprok (C. reticulata), jeruk nipis (C. aurantiifolia), jeruk purut (C. hystrix), dan jeruk pamelo (C. maxima) Penanganan Sampel Setiap sampel daun dimasukan ke dalam kantung plastik bening, diberi keterangan inang dan lokasi pengambilan sampel, kemudian setelah itu disimpan dalam kotak pendingin. Setiap sampel dicuci menggunakan alkohol 70% dengan memasukan ± 20 ml alkohol 70% ke dalam plastik sampel, kemudian digoyanggoyangkan supaya tungau yang berada pada daun tercuci, setelah itu larutan dituangkan ke dalam vial dan diberi label. Kemudian tungau dikelompokkan berdasarkan kemiripan morfologi yang diamati di bawah mikroskop stereo, lalu setiap kelompok tungau dihitung jumlahnya.
12 Identifikasi dan Koleksi Identifikasi tungau diawali dengan proses mounting untuk mendapatkan spesimen yang bisa diamati di bawah mikroskop kompon. Tahapan proses mounting yang pertama tungau diletakkan dengan posisi yang sesuai pada gelas objek yang sudah ditetesi PVA dan secara perlahan tungau ditekan menggunakan jarum mikro hingga mencapai dasar gelas objek, kemudian gelas penutup diletakkan pada permukaan PVA. Selanjutnya slide preparat dipanaskan di atas Bunsen burner untuk merelaksasi semua organ tubuh tungau serta menghilangkan gelembung udara pada PVA, kemudian slide preparat diberi label dan posisi tungau pada slide diberi tanda lingkaran. Setelah itu, slide preparat dipanaskan di dalam oven pada suhu 45-50°C selama 1 – 2 minggu hingga medium PVA kering dan tungau menjadi bersih. Identifikasi tungau berdasarkan karakteristik morfologi dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi yang sesuai, yaitu Fan & George 2012; Gerson et al. 1999; Keifer 1938; Miller 1966; Muma 1964; Qin 2001; Vacante 2010; Welbourn et al. 2003; Zhang et al. 2002; Zhang 2003. Tabel 1 Kordinat GPS dan ketinggian lokasi pengambilan sampel Lokasi (Desa/Kecamatan/Kabupaten)
GPS
Ketinggian (m dpl)
Cikabayan/Dramaga/Bogor
6°33'02.7'' S - 106°43'12.5'' E
192
Cikabayan/Dramaga/Bogor
6°33'06.7'' S - 106°42'57.0'' E
195
Situ Gede/Bogor Barat/Bogor
6°32'42.6'' S - 106°44'27.5'' E
213
Sadapaingan/Panawangan/Ciamis
7°03'22.8'' S - 108°21'45.6'' E
540
Sadapaingan/Panawangan/Ciamis
7°03'08.4'' S - 108°21'26.0'' E
550
6°52'46.4'' S - 107°06'38.8'' E
533
Cibolerang/Karang Pawitan/Garut
7°11'03.3'' S - 107°57'00.5'' E
713
Mekar Sari/Pasir Wangi/Garut
7°14'10.8'' S - 107°50'49.8'' E
895
Rancabeet/Samarang/Garut
7°12'37.5'' S - 107°49'34.3'' E
1000
6°58'24.9'' S - 108°36'40.3'' E
193
6°57'01.0'' S - 108°18'24.6'' E
724
Sukalarang/Sukalarang/Sukabumi
6°52'57.0'' S - 107°00'40.8'' E
880
Semplak/Sukalarang/Sukabumi
6°54'59.1'' S - 107°00'06.8'' E
713
6°47'47.9'' S - 108°00'27.0'' E
492
6°43'49.4'' S - 111°03'55.5'' E
30
Jawa Barat Bogor
Ciamis
Cianjur Cikaruya/Warung Kondang/Cianjur Garut
Kuningan Kalimanggis/Kalimanggis/Kuningan Majalengka Giri Mulya/Banyaran/Majalengka Sukabumi
Sumedang Paseh Kaler/Paseh/Sumedang Jawa Tengah Pati Payang/Pati/Pati
13 Tabel 1 (lanjutan) Lokasi (Desa/Kecamatan/Kabupaten)
GPS
Ketinggian (m dpl)
7°51'19.9'' S - 110°47'23.5'' E
246
Jatijejer/Trawas/Mojokerto
7°37'16.9'' S - 112°34'07.0'' E
433
Rejosari/Ngadirejo/Mojokerto
7°51'20.3'' S - 111°06'53.3'' E
316
Kedung Sari/Kemligi/Mojokerto
7°27'11.7'' S - 112°20'56.4'' E
42
7°26'39.0'' S - 112°18'56.2'' E
31
7°56'32.2'' S - 112°41'44.0'' E
513
Sumber Rejo/Jatisrono/Pacitan
7°51'26.4'' S - 111°06'50.8'' E
314
Ndolo Kidul/Punung/Pacitan
8°07'47.9'' S - 111°02'09.4'' E
448
8°05'48.6'' S - 111°59'38.9'' E
105
Wonogiri Blimbing/Manyaran/Wonogiri Jawa Timur Mojokerto
Jombang Menturus/Kudu/Jombang Malang Brombongan/Pakis/Malang Pacitan
Tulung Agung Pulosari/Punut/Tulung Agung
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesies tungau yang ditemukan berasosiasi dengan tanaman jeruk di Pulau Jawa adalah Phyllocoptruta oleivora, Panonychus citri, Brevipalpus phoenicis, Tarsonemus bilobatus, Eotetranychus sp., Eutetranychus sp., Cheletogenes ornatus, dan Amblyseius spp. Selain itu, terdapat jenis tungau hanya bisa diidentifikasi sampai tingkat family, famili Tydeidae dan Winterschmidtiidae (Tabel 2). Tungau yang bersifat sebagai fitofag termasuk Famili Tetranychidae (P. citri, Eotetranychus sp., Eutetranychus sp.), Famili Tenuipalpidae (B. Phoenicis), Famili Tarsonemidae: (T. Bilobatus, Famili Eriophyidae (Ph. Oleivora) dan Tydeidae. Sedangkan tungau yang bersifat predator yaitu Famili Phytoseiidae (Amblyseius spp.), Famili Cheyletidae (C. Ornatus)( dan dan Famili Winterschmidtiidae. Selain dari sampel daun, dari sampel buahditemukan P. citri pada buah jeruk keprok garut (data tidak ditampilkan).
Gambar 8 Komposisi famili tungau pada pertanaman jeruk di Pulau Jawa Komposisi jenis tungau pada pertanaman jeruk yaitu famili Eriophyidae sebesar 73.97%. Dua famili lain yang jumlahnya cukup banyak yaitu Tetranychidae sebesar 18.87% dan Tenuipalpidae sebesar 6.52%. Persentase famili lainnya adalah Phytoseiidae sebesar 0.23%, Tarsonemidae sebesar 0.19%, Tydeidae sebesar 0.17%, Cheyletidae sebesar 0.03%, dan persentase yang paling sedikit ditemukan pada penelitian ini yaitu Winterschmidtiidae sebesar 0.02% (Gambar 8)
Tungau Fitofag Jenis tungau yang paling dominan ditemukan di lokasi pengambilan sampel adalah Ph. oleivora (6 670 individu) dan diperoleh dari hampir semua jenis jeruk dan lokasi pengambilan sampel, kecuali di Kabupaten Garut dan Kuningan (Tabel 2). Jumlah paling tinggi tungau ini ditemukan pada jeruk limau di Kabupaten Bogor yaitu sebanyak 3 676 individu. Hal ini diduga disebabkan karena jumlah sampel di lokasi ini lebih banyak dari lokasi lainnya (Lampiran 1). Selain itu, keperidian mungkin juga berpengaruh terhadap banyaknya jumlah individu yang
15 ditemukan, betina Ph. oleivora meletakan telurnya 1-2 telur per hari dengan total telur yang dihasilkan semasa hidupnya yaitu sebanyak 20 – 30 telur (CABI 2014). Karakter morfologi yang utama antara lain: pada bagian dorsal memiliki 31 annuli dan bentuk annulus terlihat melengkung ke dalam; empodium dengan featherclaw 5-rayed; bentuk perisai pada prodorsal seperti bentuk jaring (Gambar 9). Phyllocoptruta oleivora (Asmead) yang dikenal juga sebagai citrus rust mite telah diketahui sejak tahun 1879 di Florida, dan sampai saat ini dapat ditemukan pada pertanaman jeruk di seluruh dunia (Keifer et al. 1982). Tungau karat jeruk ini hidup serta menyebabkan kerusakan pada permukaan daun, sel epidermis buah, serta pada ranting yang masih hijau (Futch et al. 2001; CABI 2014). Pada kulit jeruk, daun, dan ranting menyebabkan russeting dan bronzing serta menjadi salah satu hama yang menyebabkan kerusakan paling banyak di Florida dan Texas, sedangkan di California menjadi hama yang lebih serius pada lemon (Keifer et al. 1982). Jenis jeruk yang menjadi inang dari Ph. oleivora antara lain jeruk manis (C. sinensis), lemon (C. limonia), jeruk nipis (C. aurantiifolia), jeruk pamelo (C. maxima), dan anggota jeruk lainnya (Citrus spp.) (Keifer 1952; CABI 2014). Menurut Pementan Nomor 93 Tahun 2011, tungau ini masih dikategorikan OPT Karantina A1 yang keberadaannya belum dilaporkan di Indonesia. Menurut data CABI (2014), penyebaran di negara-negara Asia tidak mencantumkan negara Indonesia sebagai salah satu daerah penyebarannya. Tetapi Endarto (2004) telah melakukan pengamatan terhadap populasi Ph. oleivora pada jeruk manis, keprok, dan pamelo di Batu-Malang, Jawa Timur yang menyebabkan gejala burik pada buah umur 1 bulan dan 3 bulan berturut-turut sebesar 38.5% dan 8.5%. A
B
50 µm
50 µm
C
D
10 µm
10 µm
Gambar 9 Phyllocoptruta oleivora: (A) bagian dorsal imago; (B) memiliki 31 annuli pada bagian dorsal dan bentuk annulus melengkung ke dalam; (C) empodium dengan featherclaw 5-rayed; (D) bentuk perisai pada prodorsal Berdasarkan hasil penelitian ini dan laporan penelitian sebelumnya, menunjukan keberadaan Ph. oleivora yang sudah tersebar di sebagian daerah di Pulau Jawa. Fakta ini bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menurunkan status
16 tungau ini menjadi OPT Karantina kategori A2 yang memiliki daerah persebaran terbatas di dalam wilayah Indonesia. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk membatasi semakin tersebarnya ke daerah lain dengan memperketat peredaran tanaman jeruk, sebab menurut CABI (2014) tungau karat dapat bertahan pada tunas dan daun yang menggulung. Tabel 2
Kompoisi jenis dan jumlah individu tungau pada berbagai jenis jeruk di Pulau Jawa
Jenis tungau
Jumlah
Jenis jeruk
Kabupaten/Kota
6 670
Jeruk lemon, limau, nipis, pamelo, purut, siam
1 637
Jeruk keprok (garut), keprok (konde), lemon, limau, nipis, pamelo, siam
B. phoenicis
588
Jeruk lemon, limau, pamelo, purut, siam
Eotetranychus sp.
57
Jeruk lemon, limau, nipis, pamelo, siam
Eutetranychus sp.
7
Jeruk pamelo
Malang, Mojokerto, Bogor, Jombang, Tulung Agung, Sukabumi, Pacitan, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Majalengka, dan Pati Garut, Malang, Mojokerto, Kuningan, Bogor, Wonogiri, Tulung Agung, Sukabumi, Malang, Ciamis, Pacitan, Sumedang, Cianjur, Majalengka, dan Pati Malang, Mojokerto, Kuningan, Bogor, Wonogiri, Tulung Agung, Sukabumi, Pacitan, Sumedang, dan Ciamis Malang, Mojokerto, Jombang, Pacitan, Bogor, Mojokerto, Cianjur, dan Majalengka Malang
17 15
Jeruk nipis Jeruk nipis, pamelo
Ciamis Pacitan, Ciamis, dan Mojokerto
21
Jeruk limau, nipis, pamelo Jeruk limau, nipis Jeruk siam
Jombang, Tulung Agung, Sukabumi, Malang, Bogor, dan Sumedang Jombang dan Pacitan Ciamis
Fitofag : Ph. oleivora
P. citri
T. bilobatus Tydeidae Predator : Amblyseius spp. C. ornatus Winterschmidtiidae
3 2
Selain Ph. oleivora, P. citriatau Citrus red mite juga termasuk OPT Karantina kategori A2, artinya sudah ditemukan di Indonesia dengan penyebaran yang terbatas. Tungau ini menyerang daun tanaman jeruk (Qin 2001), serta merupakan hama yang serius pada tanaman jeruk di California, Afrika Selatan, dan Jepang. Tungau ini juga ditemukan di Florida, Cina, Amerika Selatan, dan India. Selain pada tanaman jeruk, juga ditemukan pada almon, pir, dan tanaman hias berdaun lebar (Hoy 2011). Di Indonesia telah dilaporkan oleh Affandi (2007) pada tanaman jeuk mandarin di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok. Selain pada jeruk mandarin, Puspitarini et al. (2012) juga melaporkan mengenai kelimpahan P. citri pada pertanaman apel di Malang. P. citri merupakan jenis tungau dengan jumlah yang cukup banyak yaitu sebesar 1 637 individu dari total sampel, tungau ini ditemukan pada semua jenis tanaman jeruk dan semua lokasi pengambilan sampel (Tabel 2). P. citri memiliki karakter morfologi antara lain: memiliki warna tuberkel dan seta dorsal berwarna
17 merah, serta seta pada bagian dorsal menempel pada struktur tuberkel yang kokoh; pada anal plate terdapat dua pasang seta anal (as1-2) dan dua pasang seta para-anal (ps1-2); bagian tarsus I memiliki dua pasang seta dupleks; ujung tarsus memiliki kuku empodia dan tiga pasang rambut proximoventral; pada bagian femur I terdapat delapan seta; pada ujung opisthosoma memiliki seta clunal (h1) yang hampir sama panjang dengan seta outer sacral (f2), sedangkan panjang f2 mendekati sepertiga panjang seta inner sacral (f1) (Gambar 10). A
B
150 µm
C
100 µm
D
E
ph
10 µm
10 µm F
ps2
ps1
50 µm
G f1 (102.6µm) (36.3µm) f2
as2
as1 h1 (35.9µm)
50 µm
50 µm
Gambar 10 Imago Panonychus citri: (A) warna tuberkel berwarna merah, seta dorsal memiliki warna yang sama dan menempel pada struktur tuberkel yang kokoh; (B) bagian dorsal imago; (C) tarsus I memiliki 2 pasang seta dupleks; (D) kuku empodia (cl) memilki 3 pasang rambut proximoventral; (E) femur I memiliki 8 seta; (F) pada pada anal plate terdapat dua pasang seta anal (as1-2) dan dua pasang seta para-anal (ps1-2); (G) Hysterosoma memiliki seta clunal (h1) yang sama panjang dengan seta outer sacral (f2); f2 mendekati sepertiga painjang seta inner sacral (f1) Jenis tungau berikutnya adalah B. Phoenicis (Tenuipalpidae). Tungau ini ditemukan pada jeruk lemon, limau, nipis, purut dan siam pada lokasi pengamatan yang beragam, dengan jumlah 588 individu (Tabel 2). Karakter morfologi B. phoenicis yaitu mempunyai bentuk tubuh yang pipih; pada bagian hysterosoma memiliki dua pori opisthosomal; tarsus II memiliki 2 solenidia; pola kutikula pada
18 prodorsum yaitu areolae; pada bagian hysterosoma terdapat 6 pasang seta dorsolateral (c3, d3, e3, f3, h2, dan h1); pola kutikula pada area e1-e1 sampai h1-h1 selalu dengan pola kerutan kuat yang membentuk pola V, kemudian semakin lemah ketika mengarah ke area h1-h1 (Gambar 11). B
A
C
ω'' PP
ω' PP
10 µm
50 µm D
c3
IV
E
10 µm e1
F
e1
e3 III d3 IV
f3 h1 10 µm
f3
h2
h2 10 µm
h1
h1 10 µm
Gambar 11 Brevipalpus phoenicis: (A) bagian dorsal betina dengan 2 pori opisthosoma (PP); (B) tarsus II memiliki 2 solenidia; (C) pola kutikula pada prodorsum yaitu areolae; (D dan E) hysterosoma dengan 6 pasang seta dorsolateral (c3, d3, e3, f3, h2 dan h1, f2 tidak ada); (F) kutikula pada area e1-e1 hingga h1-h1 selalu dengan pola kerutan kuat membentuk pola V Brevipalpus phoenicis (Geijskes) dengan nama umumnya yaitu Reddish black flat mite memiliki kisaran inang antara lain palem (Baker 1949), teh (Widayat 2006; Komsiati 2008), pepaya, jeruk, dan markisa (Haramoto 1969). Daerah sebarannya sangat luas dan menjadi hama kosmopolitan di negara dengan iklim tropis (Haramoto 1969) dan subtropis (EFSA 2008). Tungau ini sangat mirip dengan spesies B. californicus yang masih dinyatakan sebagai OPTK A1 dalam Permentan No 93 Tahun 2011. Sebagian karakter morfologi yang menjadi pembeda antara lain jumlah dan bentuk seta pada bagian dorsolateral yang 7 pasang dan setiform (Baker 1949; Zhang 2003; Welbourn et al. 2003; Vacante 2010). Gejala yang ditimbulkan B. phoenicis yaitu klorosis, blistering (seperti melepuh), bronzing atau menimbulkan area nekrotik pada daun, buah, batang, dan ranting (EFSA 2008). Selain itu, genus Brevipalpus juga dapat menjadi vektor Citrus leprosis virus (CiLV) yang merupakan salah satu penyakit serius di Argentina, Brazil, Paraguay, Venezuela, dan Panama (Childers et al. 2001). pada jeruk dan dapat menyebabkan buah rontoh, defoliasi (gundul), dan kematian pada ranting dan cabang (EFSA 2008). Famili Tetranychidae lainnya adalah Eotetranychus sp., yang ditemukan dengan jumlah 57 individu, pada beberapa lokasi pengambilan sampel dengan kisaran jenis jeruk yang beragam, kecuali pada jeruk keprok garut, purut, dan
19 keprok konde (Tabel 2). Karakter morfologinya antara lain: pada bagian anal plate memiliki dua pasang seta anal (as1-2) dan dua pasang seta para-anal (ps1-2); pada tarsus I terdapat dua seta dupleks; dan penciri utama genus ini yaitu pada ujung tarsus memiliki tiga pasang rambut proximoventral dan tidak memiliki kuku (Gambar 12). C
B
A
100 µm
10 µm
10 µm
D
E ps2
as2 ps1 as1
10 µm
10 µm
Gambar 12 Imago Eotetranycus sp.: (A) bagian dorsal betina; (B) ujung tarsus memiliki 3 pasang rambut proximoventral; (C) pada tarsus I terdapat 2 seta dupleks; (D) bentuk aedeagus; (E) anal plate memiliki 2 pasang seta anal (as1-2) dan 2 pasang seta para-anal (ps1-2) Eotetranychus sp. (Tetranychidae) bukan bukan merupakan OPT Karantina dan penyebarannya sudah meluas di wilayah Indonesia. Zhang (2003) menyebutkan bahwa tungau ini menyerang tanaman di dalam rumah kaca. Beberapa spesies yang termasuk genus Eotetranychus dapat menyerang buah, daun, dan ranting yang muda (Vacante 2010). Spesies yang diketahui hama pada tanaman jeruk antara lain E. lewisi, E. sexmaculatus, E. yumensis, E. cendanai, dan E. limauni (Vacante 2010; Hoy 2011). Affandi (2007) melaporkan Eotetranychus sp. pada tanaman jeruk mandarin di Solok pada fase perkembangan buah. Pada penelitian ini, tungau hanya ditemukan di Kabupaten Malang pada buah jeruk pamelo dengan jumlah hanya 7 individu (Tabel 2). Karakter morfologi Eutetranycus sp. yaitu: pada bagian propodosoma memiliki tiga pasang seta dorsal (v2, sc1, sc2); bagian hysterosoma memiliki 10 pasang seta (c1-3, d1&3, e1&3, f1, h1-2,); pada anal plate terdapat dua pasang anal seta (as1-2) dan dua seta paraanal (ps1-2); tibia II memiliki enam seta; pada tarsus I terdapat satu solenidia dan empodia tanpa kuku (Gambar 13). Pada lampiran Permentan Nomor 93 Tahun 2011, spesies dari genus Eutetranychus yang menjadi OPT Karantina kategori A1 yaitu E. orientalis dan yang menjadi inangnya antara lain jeruk, pepaya, kapas, murbei, rambutan, dan terung.
20 A
B
v2 sc2
sc1
50 µm
100 µm C
c1
D
c2
d1
c3 d3
as2
e1 e3
f1
as1 ps2
h2 h1
ps1cl
50 µm F
E
25 µm
Tarsus
solenidion 3 6
2 5
4 1
empodium Tibia 20 µm
10 µm
Gambar 13 Imago Eutetranycus sp.: (A) bagian dorsal betina; (B) pada bagian propodosoma terdapat tiga pasang seta dorsal (v2, sc1, sc2); (C) pada hysterosoma memiliki 10 pasang seta (c1-3, d1&3, e1&3, f1, h1-2); (D) pada anal plate terdapat dua pasang seta anal (as1-2) dan dua seta para-anal (ps1-2); (E) tibia II memiliki 6 seta; (F) pada tarsus I terdapat 1 solenidia dan empodium tanpa kuku Spesies berikutnya yang ditemukan pada penelitian ini yaitu T. bilobatus dengan jumlah sebanyak 17 individu dan berasosiasi dengan tanaman jeruk nipis di Kabupaten Ciamis (Tabel 2). Karakter morfologi T. bilobatus imago yaitu pada tungkai IV mengalami reduksi yang merupakan penciri utama dari famili Tarsonemidae, femur dan gena menyatu, kemudian panjang tegula normal dengan panjang kurang dari 1.5 kali lebar dasar tegula; pada bagian ventral propodosoma terdapat apodema (ap), apodema posternal (pa), dan apodema sejugal yang melekuk di tengah; bagian ventral metapodosoma memiliki dua pasang seta (3a dan 3b), dan apodema 4 (ap4) tidak melampaui dasar dari seta 3b (Gambar 14).
21 A
ap1
B
ap2
pa
Sejugal apodeme 25 µm
50 µm D
C
3a
ap3
tegula ap4 Tungkai IV
3b 20 µm tegula
10 µm
Gambar 14 Imago Tarsonemus bilobatus: (A) bagian dorsal betina; (B) apodema (ap), apodema posternal (pa), apodema sejugal melekuk di tengah; (C) pada tungkai IV mengalami reduksi ukuran dari tungkai lainnya, femur dan gena menyatu, panjang tegula normal yang panjang kurang dari 1.5 kali lebar dasar tegula; (D) bagian ventral metapodosoma memiliki 2 pasang seta (3a dan 3b), apodema 4 (ap4) tidak melampaui dasar dari seta 3b Menurut Zhang (2003), tungau ini merupakan hama minor pada tanaman jeruk di dalam rumah kaca, serta pada sejumlah bunga hias di Polandia. Selain sebagai fitofag, tungau ini juga dilaporkan memakan spora cendawan (fungivorous) (Zhang 2003; CIAT 2004). Data CABI (2008) menyebutkan bahwa yang menjadi inang antara lain bawang putih, paprika, semangga, melon, mentimun, labu, tomat, sawi putih. Daerah penyebaran meliputi Asia: Jepang, Korea, Cina, dan India; Afrika: Mesir; Eropa: Hungaria, Itali, Polandia, Belarus, dan Ukraina (Zhang 2003; CABI 2008), sedangkan untuk di Indonesia belum pernah dilaporkan. Spesies ini telah dikarakterisasi ciri-ciri morfologi dan telah dipublikasikan namanya pada jurnal internasional, keberadaan di Indonesia belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu spesies ini merupakan new species record bagi Indonesia. Jenis tungau lainnya yang ditemukan termasuk Famili Tydeidae, dengan jumlah 15 individu, dan lokasi temuan meliputi Pacitan, Ciamis, dan Mojokerto pada tanaman jeruk nipis dan pamelo (Tabel 2). Karakter morfologi famili Tydeidae yang diidentifikasi yaitu memiliki celisera berdekatan satu sama lain; pada bagian palpaltarsus dan tarsus I tidak berujung dengan kuku; pola pada bagian ventral gnathosoma yaitu stiate; tarsus II-IV berujung dengan sepasang kuku (Gambar 15).
22 B
A
50 µm
C
10 µm D
10 µm
10 µm
Gambar 15 Tydeidae. (A) bagian dorsal; (B) palpaltarsus dan tarsus I tidak berujung dengan kuku (cl); (C) pola pada bagian gnathosoma ventral yaitu striae; (D) tarsus II-IV berujung dengan sepasang kuku Beberapa spesies famili Tydeidae berperan sebagai pengurai, sebagian lain memakan fungi, polen, dan embun madu. Selain itu, kelompok tungau ini juga ditemukan pada kulit dan daun tanaman berkayu, pada tanaman tomat, jeruk, anggur, dan pohon berbuah lainnya (Hoy 2011). Zhang (2003) menyebutkan bahwa kebanyakan spesies pemakan cendaawan, beberapa sebagai predator, dan beberapa lainnya bersifat fitofag. Karakter morfologi famili Tydeidae yang diidentifikasi yaitu celisera berdekatan satu sama lain; pada bagian palpaltarsus dan tarsus I tidak berujung dengan kuku; pola pada bagian ventral gnathosoma yaitu stiate; tarsus II-IV berujung dengan sepasang kuku (Zhang 2003).
Tungau Predator Tungau lain yang ditemukan adalah Amblyseius spp. Tungauini bersifat sebagau predator dan ditemukan dengan jumlah 21 individu. Tungau ini hanya ditemukan di beberapa lokasi pengambilan sampel, yaitu Bogor, Sukabumi, Sumedang, Jombang, Malang dan Tulung Agung (Tabel 2). Karakter morfologi Amblyseius spp. antara lain: pada bagian tungkai I sedikit lebih panjang dari tungkai II; bagian dorsal memiliki satu dorsal shields, bagian ventral terdapat empat shields (sternal shield, metasternal shield, epigynal shield, dan ventrianal shield); stigmata berada di antara coxa III dan IV, dan peritreme biasanya mengarah ke depan; metasternal shield kecil, tidak menyatu dengan epigynal shield dan seta sternal 4 (st4) terletak pada metasternal shield; palpaltarsal memiliki dua apotele; tarsus I berakhir pada sepasang kuku; pada bagian prodorsal shield memiliki empat pasang seta lateral (L1-4); ventrianal shield memiliki tiga pasang seta pre-anal (1-3), dua pori pre-anal dan satu pasang seta para-anal (Gambar 16).
23 Santoso (2004), menemukan spesies A. deleoni di perkebunan teh di Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Amblyseius spp. juga ditemukan pada pertanaman apel di Poncokusumo, Malang (Puspitarini 2010). A
B
DS
p
s
100 µm
ES
VS
100 µm
10 µm
MS
D
C
SS
E
F L1 L2 L3 L4
20 µm
10 µm
20 µm 1
H
G
pore 2
3
cs de
10 µm
ps 10 µm
Gambar 16 Amblyseius spp.: (A) bagian dorsal beserta ukuran, tungkai I sedikit lebih panjang dari tungkai II; (B) bagian dorsal memiliki satu dorsal shields (DS), bagian ventral terdapat empat shields (sternal shield (SS), metasternal shield (MS), epigynal shield (ES), dan ventrianal shield (VS)), stigmata (s) berada di antara coxa III dan IV, peritrim (p) biasanya mengerah ke depan; (C) palpaltarsal memiliki dua apotele; (D) metasternal shield kecil, tidak menyatu dengan epigynal shield dan seta sternal 4 (st4) terletak pada metasternal shield; (E) tarsus I berakhir pada sepasang kuku; (F) pada bagian prodorsol shield memiliki empat pasang seta lateral (L1-4); (G) baris basal pada deutosternal denticle (de) sempit, dan tidak meluas keluar dari dasar seta capitular (cs); (F) ventrianal shield memiliki tiga pasang seta pre-anal (1-3), dua pori pre-anal, satu pasang seta para-anal (ps) Jenis tungau predator lainnya yaitu Cheletogenes ornatus yang ditemukan di Jombang dan Pacitan pada jeruk limau dan jeruk nipis dengan jumlah sebanyak 3 individu (Tabel 2). Karakter morfologinya memiliki tubuh yang mendekati bulat dan pendek, perisai tubuh bagian dorsal memiliki kerutan yang kuat; tungkai I memiliki seta terminal yang panjangnya hampir sama dengan panjang tungkai,
24 tibia I lebih panjang dari tarsus I; tarsus I memiliki satu solenidion seperti pasak; tarsus II-IV memiliki kuku yang halus dan empodia; pola pada rostral shield yaitu striae (seperti sidik jari); tarsus pada palpus memiliki dua seta seperti sisir dan dua seta seperti sabit; kuku pada palpus dengan lebih dari tiga gigi (Gambar 17). Pertama kali dilaporkan oleh Affandi (2007) di pertanaman jeruk mandarin di kabupaten Solok. Menurut data CABI (2008), daerah penyebarannya meliputi India, Mesir, Kuba, Brazil, dan Bulgaria. C
B
A
100 µm
10 µm
F
E
D
cl ss ss
sb sb
10 µm
10 µm
10 µm
Gambar 17 Cheletogenes ornatus betina: (A) memiliki tubuh yang mendekati bulat dan pendek, perisai tubuh bagian dorsal memiliki kerutan yang kuat; (B) tungkai I memiliki terminal seta yang panjangnya hampir sama dengan panjang tungkai dan tibia I lebih panjang dari tarsus I; (C) tarsus I memiliki 1 solenidion seperti pasak; (D) tarsus II-IV memiliki kuku yang halus dan empodia; (E) pola pada rostral shield yaitu striae (seperti sidik jari); (F) tarsus pada palpus memiliki 2 seta seperti sisir (ss) dan 2 seta seperti sabit (sb); kuku (cl) pada palpus dengan lebih dari 3 gigi Winterschmidtiidae merupakan salah satu famili dari subordo Astigmata. Pada penelitian ini, tungau hanya ditemukan pada jeruk siam di Ciamis, dengan jumlah sebanyak 2 individu (Tabel 2). Karakter dari famili ini yaitu: coxa apodema I dan II tidak menyatu di bagian tengah; seta vi dekat ke tepi anterior prodorsum; tarsus memiliki kuku empodia; condylophores berbentuk Y; tibia I dan II masing-masing memiliki 1-2 seta (Gambar 18).
25 B
A
vi
50 µm
C
sce
D
sci
10 µm
E
ap1 1a
ap2 10 µm
5 µm
10 µm
Gambar 18 Winterschmidtiidae: (A) bagian dorsal; (B) seta vi dekat ke tepi anterior prodorsum; (C) bagian ventral: coxa apodema I (ap1) dan II (ap2) tidak menyatu di bagian tengah; (D) pada bagian tarsus condylophores berbentuk Y; (E) tarsus dengan kuku empodia Berdasarkan hasil temuan, terdapat spesies tungau yang merupakan OPT Karantina, yaitu Phyllocoptruta oleivora dan Panonychus citri. Berdasarkan laporan sebelumnya Ph. oleivora sudah dilakukan pengamatan oleh Endarto (2004), bahkan Tjo Tjien (1956) melaporkan keberadaan tungau Eriophyes sp. pada tanaman jeruk dengan penyebarannya seluruh pulah jawa. Menurut CABI (2014), Eriophyes oleivorus merupakan nama lain dari Phyllocoptruta oleivora. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap Permentan Nomor 93 Tahun 2011 untuk menentukan status dari Ph. oleivora. Selain itu, P. citri juga merupakan OPT Karantina kategori A2 yang penyebaran masih terbatas menurut Peraturan yang sama. Oleh karena itu, perlu juga dilakukan penelitian mengenai sebaran di wilayah Indonesia, sehingga tindakan pencegahan untuk membatasi penyebaran ke daerah lain dapat dioptimalkan. Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar masukan untuk Badan Karantina Pertanian dalam menentukan perubahan status dari jenis tungau yang termasuk ke dalam OPT Karantina.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Delapan jenis tungau berhasil dikoleksi dari berbagai jenis jeruk dan lokasi di Pulau Jawa, dengan enam bersifat fitofag dan dua bersifat predatot. Tungau fitofag yang ditemukan yaitu P. citri, Eotetranychus sp., Eutetranychus sp., B. phoenicis, T. bilobatus, dan Ph. oleivora, sedangkan tungau predator yaitu Amblyseius spp. dan C. ornatus. Jenis tungau yang paling dominan adalah Ph. oleivora yang termasuk ke dalam OPT Karantina Kategori A1. Spesies lain yang termasuk OPT Karantina A2 yang ditemukan adalah P. citri. T. bilobatus merupakan tungau yang baru pertama kali dilaporkan di Indonesia.
Saran Penelitian lanjutan perlu dilakukan di daerah sentra pertanaman jeruk di luar Pulau Jawa untuk penyebaran dan keragaman jenis tungau jeruk AROPT (Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tanaman) terhadap berbagai tungau jeruk yang ditemukan perlu dilakukan, khususnya terhadap tungau yang termasuk kategori OPT Karantina.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi. 2007. Identifikasi Tungau Fitofag dan Predator Jeruk Mandarin pada Berbagai Fase Tumbuh. J Horti. 17(1): 81 - 87. Astuti S. 2014. Jeruk Keprok Indonesia dan Syarat Tumbuhnya [Internet]. [diunduh 27 Austus 2014]; Tersedia pada: http://cybex.deptan.go.id/ Baker EW. 1949. The Genus Brevipalpus (Acarina: Pseudoleptidae). The American Midland Naturalist. 42(2): 350–402. Baker EW. dan Pritchard AE. 1960. The Tetranychoid Mites of Africa. Hilgardia. 29(11): 455–574. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Buah-buahan dan Sayuran Tahunan di Indonesia [Internet]. [diunduh 5 Juni 2014]; Jakarta (ID): BPS. Tersedia pada: www.bps.go.id. [CABI] CAB International. 2008a. Datasheets Cheletogenes ornatus [Internet]. [diunduh 17 Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.cabi.org/cpc/datasheet/12679. [CABI] CAB International. 2008b. Datasheets Tarsonemus bilobatus [Internet]. [diunduh 17 Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.cabi.org/cpc/datasheet/52791. [CABI] CAB International. 2014a. Crop Protection Compendium [on line]. Wallingford (UK). [CABI] CAB International. 2014b. Datasheets Phyllocoptruta oleivora (citrus rust mite) [Internet]. [diunduh 17 Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.cabi.org/cpc/datasheet/41000. Childers CC, Kitajima WE, Welbourn CW, Rivera C, Ochoa R. 2001. Brevipalpus Mites on Citrus and Their Status as Vectors of Citrus Leprosis. Manejo Integrado de Plagas. (60): 66–70 . [CIAT] Cento International de Agricultura Tropical. 2004. Cassava Entomology: Arthropod Taxonomic Activities on CIAT Commodity Crops. Annual Report: Integrated Pest and Disease Management In Major Agroecosystems. Hlm 1 – 5. [Dirjen Horti] Direktorat Jendral Hortikultura – Kementerian Pertanian. 2014a. Daerah Sentra Jeruk [Internet]. [diunduh 5 Juni 2014]; Jakarta (ID): Dirjen Horti. Tersedia pada: http://hortikultura.pertanian.go.id/. [Dirjen Horti] Direktorat Jendral Hortikultura – Kementerian Pertanian. 2014b. Profil Komoditas Jeruk [Internet]. [diunduh 5 Juni 2014]; Jakarta (ID): Dirjen Horti. Tersedia pada: http://ditbuah.hortikultura.pertanian.go.id/admin/data/ROFIL_JERUK.pdf. [EFSA] European Food Safety Authority. 2008. Pest Risk Assessment Made by France on Brevipalpus californicus, Brevipalpus phoenicis and Brevipalpus obovatus (Acari: Tenuipalpidae) Considered by France as Harmful in The French Overseas Departments of Guadeloupe and Martinique. The EFSA Journal. (678): 1-25 Endarto O. 2004. Tungau Karat Jeruk (Acari: Eriophyidae) Kelimpahan Populasi, Tingkat Serangan, dan Persepsi Petani [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
28 Evans OG. 1992. Principles of Acarology. Wallingrofd (GB): CABI Publishing Division of CABI Intn. Fan Qing-Hai, George S. 2012. Keys to Higher Taxa and Commonly Intercepted Families of Mites (ACARI). Plant Health & Environment Laboratory. New Zealand (NZ). hlm 68-76. Futch SH, Childers CC, McCoy CW. 2001. A Guide to Citrus Mite Identification [Internet]. [diunduh 17 Maret 2015]. Tersedia pada: http://edis.ifas.ufl.edu. Gerson U, Fain A, Smiley RL. 1999. Further Observations on The Cheyletidae (Acari), with a Key to The Genera of The Cheyletinae and A List of All Known Species in The Family. Bulletin De L'institut Royal Des Sciences Naturelles De Belgique. (69): 35-86. Haramoto FH. 1969. Biology and Control of Brevipalpus phoenicis (Geijskes) (Acarina: Tenuipalpidae). Technical Bulletin Hawaii Agricultural Experiment Station. (68): 63. Hoy AM. 2011. Agricultural Acarology: Introduction to Integrated Mite Management. New York (US): CRC Press. Keifer HH. 1938. Eriophid Studies. California Department of Agiculture Bulletin. 27(2): 181–206. Keifer HH. 1952. The Eriophyid Mites of California. Bulletin of The California Insect Survey. 2(1): 53. Keifer HH, Baker EW, Kono T, Delfinado M, Styer WE. 1982. An Illustrated Guide to Plant Abnormalities Caused by Eriophyid Mites in North America. United States Department of Agriculture. [Kementan] Kementerian Pertanian. 2011. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2011 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian. Komsiati DA. 2008. Perkembangan Kelimpahan Setiap Stadium Brevipalpus phoenicis Geijskes di Perkebunan Teh Tanjungsari, Wonosobo Jawa Tengah [skripsi]. Purwekerto (ID): Universitas Soedirman. Krantz GW, Walter DE. 2009. Oviposition and Life Stages. Di dalam: A Manual of Acarology. 3rd ed. Krantz GW, Walter DE, editor. Texas (US): Texas Tech University Press. hlm 57–63. Krantz GW. 2009. Habits and Habitats. Di dalam: A Manual of Acarology. 3rd ed. Krantz GW, Walter DE, editor. Texas (US): Texas Tech University Press. hlm 64–82. Learmonth S. 2015. Six Spotted Mite Pest of Grapevines and Avocados [internet]. [diunduh 22 April 2015]. Tersedia pada: https://www.agric.wa.gov.au/avocados/six-spotted-mite-pest-grapevinesand-avocados. Perth (AUS): Department of Agriculture and Food. McCoy. CW. The Biology of The Citrus Rust Mite and Its Effects on Fruit Quality [internet]. [diunduh 5 April 2015]. Tersedia pada: irrec.ifas.ufl.edu/flcitrus/pdfs/short_course_and_workshop/factors_fruit_qua lity/McCoy-Biology_of_the_Citrus_Rust_Mite.pdf. Miller LW. 1966. The Tetranychid Mites of Tasmania. Papers and Proceedings of the Royal Society of Tasmania. 100: 53–76. Muma M. 1964. Cheyletidae (Acarina: Trombidiformes) Associated with Citrus in Florida. The Florida Entomol. 47 (4): 239-253.
29 Pritchard AE. and Baker EW. 1958. The False Spider Mites (Acarina: Tenuipalpidae).University of California Publications in Entomology. 14(3): 175–274. Pracaya 2002. Jeruk Manis : Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Puspitarini DR. 2010. Kelimpahan Populasi Tungau Merah Jeruk Panonychus citri (McGregor) (Acari: Tetranychidae) pada Pertanaman Apel: Tungau eksotik, Hama Baru pada Pertanaman Apel. Seminar Perlindungan Tanaman Tahun 2010. Puspitarini DR, Affandhi A, Widyana A. 2012. Citrus Red Mite Panonychus citri (Mc.Gregor) (Acari: Tetranychidae) and Other Mites on Apple Plantation, Malang Indonesia. Asian Journal of Natural & Applied Sciences. 1(2): 93100. Qin Tin-Kui. 2001. Acarology Training Manual with Special Reference to Mite Associated with Plant. Jakarta (ID): Badan Karantina Pertanian. Sangeetha GK, Athira A, Aswathi SB, Fathima S, Jishna MP, Akshaya A. 2013. Breeding Strategies of Eutetranychus orientalis (klein) (Acari: Tetranychidae) on Neem. International Journal of Science and Nature. 4(3): 468-472. Santoso S. 2004. Keragaman dan Kelimpahan Tungau Hama dan Predator pada Tanaman Teh, serta Biologi Neoseiulus longispinosus (Acari : Phytoseiidae) pada Tungau Merah Teh, Oligonychus coffeae (Acari : Tetranychidae) [Internet]. [diunduh 17 Maret 2015]. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/7127. Sarwono B. 1991. Jeruk dan Kerabatnya. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Setiawan AI, Trisnawati Y. 2003. Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siam. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Sunarjono H. 2005. Berkebun 21 Tanaman Buah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Vacante V. 2010. Citrus Mite : Identification, Bionomy and Control. Walingford (GB): CABI Publishing Division of CABI Intn. Welbourn WC, Ochoa R, Kane EC, Erbe EF. 2003. Morphological Observations on Brevipalpus phoenicis (Acari: Tenuipalpidae) Including Comparisons with B. californicus and B. obovatus. Experimental & Applied Acarology. (30): 107–133. Widayat W. 2006. Perkembangan Populasi Tungau Jingga (Brevipalpus phoenicis Geijskes) pada Beberapa Klon Teh [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Zhang Zhi-Qiang, Henderson R, Flynn A, Martin N. 2002. Key to Tetranychidae of New Zealand. MAF Science Policy. Project FMA 180. London (GB): CABI Publishing Division of CABI Intn. Zhang Zhi-Qiang. 2003. Mite Of Green House: Identification, Biology and Control. Walingford (GB): CABI Publishing Division of CABI Intn.
LAMPIRAN Lampiran 1 Komposisi jenis tungau pada setiap lokasi, jenis jeruk, dan umur daun Lokasi (Kab/Kota) Bogor
Jenis jeruk Jeruk lemon
Jeruk limau
Jeruk nipis
Jeruk pamelo
Jeruk purut Ciamis
Jeruk nipis
Jeruk pamelo Jeruk siam
Cianjur
Garut
Kuningan Majalengka
Sukabumi
Jeruk siam
Jenis tungau
Komposisi individu daun muda daun tua
B. phoenicis
54
15
P. citri
86
8
Ph. oleivora
4
15
B. phoenicis
6
15
P. citri
23
21
Ph. oleivora
2006
1670
B. phoenicis
25
8
P. citri
21
9
Ph. oleivora
25
-
Amblyseius spp.
5
2
Eotetranychus sp.
6
4
P. citri
33
10
Ph. oleivora
28
5
B. phoenicis
22
2
Ph. oleivora
3
-
P. citri
1
-
T. bilobatus
-
17
Tydeidae
11
-
P. citri
19
-
Ph. oleivora
3
-
B. phoenicis
1
-
P. citri
4
2
Winterschmidtiidae
1
1
Eotetranychus sp.
8
6
P. citri
59
11
Ph. oleivora
6
9
P. citri
141
65
Jeruk keprok konde
P. citri
209
151
Jeruk siam
P. citri
53
35
Jeruk lemon
B. phoenicis
33
12
P. citri
-
4
Eotetranychus sp.
8
3
P. citri
30
6
Ph. oleivora
112
48
Jeruk keprok garut
Jeruk siam
Jeruk limau
Amblyseius spp.
2
-
B. phoenicis
2
18
P. citri Ph. oleivora
49 127
40 41
31 Lampiran 1 (lanjutan) Komposisi individu Lokasi (Kabupaten/Kota) Sumedang
Mojokerto
Jenis jeruk Jeruk pamelo
Jeruk lemon
Jeruk pamelo
Pati Wonogiri Jombang
Malang
Jeruk siam Jeruk limau Jeruk limau
Jeruk lemon
Jeruk nipis
Jeruk pamelo
Pacitan
Tulung Agung
Jeruk nipis
Jeruk limau
Jenis tungau daun muda
daun tua
Amblyseius spp.
4
-
B. phoenicis
4
2
P. citri
15
8
Ph. oleivora
3
-
B. phoenicis
9
17
Eotetranychus sp.
8
-
P. citri
1
3
Ph. oleivora
4
-
B. phoenicis
13
7
Eotetranychus sp.
6
-
P. citri
6
-
Ph. oleivora
91
56
Tydeidae
2
-
P. citri
10
7
Ph. oleivora
105
19
B. phoenicis
4
-
P. citri
20
12
Amblyseius spp.
4
-
C. ornatus
1
-
Eotetranychus sp.
3
-
Ph. oleivora
14
-
B. phoenicis
26
9
Eotetranychus sp.
2
-
P. citri
74
41
Ph. oleivora
467
677
2
-
B. phoenicis
104
53
P. citri
164
52
Eutetranychus sp.
5
2
P. citri
59
8
Ph. oleivora
40
6
B. phoenicis
36
19
c. ornatus
2
-
Eotetranychus sp.
3
-
P. citri
16
6
Ph. oleivora
670
392
Tydeidae
-
2
Amblyseius spp.
2
-
B. phoenicis
8
64
P. citri Ph. oleivora
19 24
26 -
Amblyseius spp.
32
Lampiran 2
Data komposisi jumlah tungau pada setiap lokasi pengambilan sampel, jenis jeruk, ulangan, dan umur daun pada pertanaman jeruk di Pulau Jawa Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
1
Daun muda
P. citri
63
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
1
Daun muda
B. phoenicis
26
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
2
Daun muda
P. citri
23
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
2
Daun muda
B. phoenicis
28
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
2
Daun muda
Ph. oleivora
4
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
1
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
1
Daun tua
B. phoenicis
9
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
1
Daun tua
Ph. oleivora
5
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
2
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
2
Daun tua
B. phoenicis
6
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk lemon
2
Daun tua
Ph. oleivora
10
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
1
Daun muda
P. citri
6
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
2
Daun muda
P. citri
4
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
3
Daun muda
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
3
Daun muda
B. phoenicis
23
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
1
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
2
Daun tua
-
-
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
3
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk nipis
3
Daun tua
B. phoenicis
8
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk limau
1
Daun muda
-
-
Jawa Barat Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk limau
1
Daun tua
-
-
Bogor Bogor
Dramaga Dramaga
Kampus IPB Kampus IPB
Jeruk purut Jeruk purut
1 1
Daun muda Daun muda
B. phoenicis Ph. oleivora
8 3
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk purut
2
Daun muda
B. phoenicis
14
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk purut
2
Daun tua
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun muda
P. citri
16
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Ph. oleivora
13
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
1
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Amblyseius spp.
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun muda
P. citri
14
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun muda
Ph. oleivora
4
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun muda
Eotetranychus sp.
5
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun muda
Amblyseius spp.
3
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
3
Daun muda
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
3
Daun muda
Ph. oleivora
11
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun tua
Eotetranychus sp.
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
1
Daun tua
Amblyseius spp.
1
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun tua
Eotetranychus sp.
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun tua
Amblyseius spp.
1
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
2
Daun tua
Ph. oleivora
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
3
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Dramaga
Kampus IPB
Jeruk pamelo
3
Daun tua
Ph. oleivora
3
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
1
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor Bogor
Bogor Barat Bogor Barat
Situ Gede Situ Gede
Jeruk limau Jeruk limau
2 3
Daun muda Daun muda
B. phoenicis
5 -
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
1
33
Kabupaten
Lampiran 2 (lanjutan)
34
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
3
Daun muda
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
4
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
4
Daun muda
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
5
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
5
Daun muda
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
6
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
6
Daun muda
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
7
Daun muda
P. citri
4
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
7
Daun muda
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
7
Daun muda
Ph. oleivora
350
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
8
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
8
Daun muda
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
9
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
9
Daun muda
Ph. oleivora
275
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
9
Daun muda
B. phoenicis
1
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
10
Daun muda
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
10
Daun muda
Ph. oleivora
240
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
1
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
2
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
3
Daun tua
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
4
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
4
Daun tua
B. phoenicis
1
Bogor Bogor
Bogor Barat Bogor Barat
Situ Gede Situ Gede
Jeruk limau Jeruk limau
4 5
Daun tua Daun tua
Ph. oleivora P. citri
250 2
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah 169 3 255 3 290 4 297
2 130 2
310
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
5
Daun tua
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
5
Daun tua
Ph. oleivora
120
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
6
Daun tua
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
6
Daun tua
B. phoenicis
4
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
6
Daun tua
Ph. oleivora
157
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
7
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
7
Daun tua
B. phoenicis
5
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
7
Daun tua
Ph. oleivora
280
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
8
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
8
Daun tua
B. phoenicis
1
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
8
Daun tua
Ph. oleivora
215
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
9
Daun tua
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
9
Daun tua
Ph. oleivora
113
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
10
Daun tua
P. citri
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk limau
10
Daun tua
Ph. oleivora
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
1
Daun muda
P. citri
3
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
1
Daun muda
B. phoenicis
1
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
1
Daun muda
Ph. oleivora
14
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
2
Daun muda
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
2
Daun muda
B. phoenicis
1
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
2
Daun muda
Ph. oleivora
7
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
3
Daun muda
P. citri
Jawa Barat
Bogor Bogor
Bogor Barat Bogor Barat
Situ Gede Situ Gede
Jeruk nipis Jeruk nipis
4 4
Daun muda Daun muda
P. citri Ph. oleivora
2 2
Spesies
Jumlah
3
2 225
4
35
Jawa Barat
Umur daun
Lampiran 2 (lanjutan)
36
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Umur daun
Spesies
Jumlah
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
1
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
3
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat
Bogor
Bogor Barat
Situ Gede
Jeruk nipis
4
Daun tua
-
-
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
1
Daun muda
B. phoenicis
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
2
Daun muda
-
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
3
Daun muda
B. phoenicis
14
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
4
Daun muda
B. phoenicis
8
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
1
Daun tua
B. phoenicis
4
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
2
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
2
Daun tua
B. phoenicis
3
Jawa Barat
Kuningan
Kalimanggis
Kalimanggis
Jeruk lemon
3
Daun tua
B. phoenicis
5
Jawa Barat
Kuningan Majalengka
Kalimanggis Banyaran
Kalimanggis
Jeruk lemon
4
Daun tua
-
Jawa Barat
Giri Mulya
Jeruk siam
1
Daun muda
P. citri
7
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
3
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
1
Daun muda
Ph. oleivora
31
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
2
Daun muda
P. citri
23
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
2
Daun muda
Eotetranychus sp.
5
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
2
Daun muda
Ph. oleivora
81
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
1
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
1
Daun tua
Eotetranychus sp.
3
Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Giri Mulya
Jeruk siam
1
Daun tua
Ph. oleivora
36
Jawa Barat Jawa Barat
Majalengka
Banyaran
Jeruk siam
2
Daun tua
Ph. oleivora
12
Ciamis
Panawangan
Giri Mulya Sadapaingan
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk nipis Jeruk nipis
1 1
Daun muda Daun muda
P. citri Tydeidae
11
11 -
1
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk nipis
2
Daun muda
-
-
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk nipis
3
Daun muda
-
-
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk nipis
1
Daun tua
-
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk nipis
2
Daun tua
T. bilobatus
4
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk nipis
3
Daun tua
T. bilobatus
13
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk siam
1
Daun muda
P. citri
4
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk siam
1
Daun muda
B. phoenicis
1
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk siam
1
Daun muda
Winterschmidtiidae
1
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk siam
2
Daun tua
P. citri
2
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk siam
2
Daun tua
Winterschmidtiidae
1
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
P. citri
11
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Ph. oleivora
2
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Ciamis
Panawangan
Sadapaingan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Ph. oleivora
1
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
1
Daun muda
P. citri
7
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
1
Daun muda
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
1
Daun muda
Ph. oleivora
17
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
2
Daun muda
P. citri
6
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
2
Daun muda
Amblyseius spp.
2
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
2
Daun muda
Ph. oleivora
9
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
3
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
3
Daun muda
Ph. oleivora
Jawa Barat
Sukabumi Sukabumi
Sukalarang Sukalarang
Sukalarang Sukalarang
Jeruk limau Jeruk limau
4 4
Daun muda Daun muda
P. citri Ph. oleivora
46 4
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
55
37
Kabupaten
38
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
1
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
1
Daun tua
B. phoenicis
3
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
1
Daun tua
Ph. oleivora
12
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
2
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
2
Daun tua
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
2
Daun tua
Ph. oleivora
8
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
3
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
3
Daun tua
B. phoenicis
8
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
3
Daun tua
Ph. oleivora
12
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
4
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
4
Daun tua
B. phoenicis
5
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Sukalarang
Jeruk limau
4
Daun tua
Ph. oleivora
9
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Semplak
Jeruk limau
1
Daun muda
-
-
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Semplak
Jeruk limau
2
Daun muda
P. citri
1
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Semplak
Jeruk limau
3
Daun muda
P. citri
23
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Semplak
Jeruk limau
1
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Semplak
Jeruk limau
2
Daun tua
P. citri
7
Jawa Barat
Sukabumi
Sukalarang
Semplak
Jeruk limau
3
Daun tua
P. citri
10
Jawa Barat
Cianjur
Warung Kondang
Cikaruya
Jeruk siam
1
Daun muda
P. citri
59
Jawa Barat
Cianjur
Warung Kondang
Cikaruya
Jeruk siam
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
8
Jawa Barat
Cianjur
Warung Kondang
Cikaruya
Jeruk siam
1
Daun muda
Ph. oleivora
6
Jawa Barat Jawa Barat
Cianjur
Warung Kondang
Cikaruya
Jeruk siam
1
Daun tua
P. citri
11
Cianjur Cianjur
Warung Kondang Warung Kondang
Cikaruya Cikaruya
Jeruk siam Jeruk siam
1 1
Daun tua Daun tua
Eotetranychus sp. Ph. oleivora
6 9
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
Lampiran 2 (lanjutan) Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Sumedang
Paseh
Paseh kaler
Jeruk pamelo
1
Daun muda
P. citri
15
Jawa Barat
Sumedang
Paseh
Paseh kaler
Jeruk pamelo
1
Daun muda
B. phoenicis
4
Jawa Barat
Sumedang
Paseh
Paseh kaler
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Ph. oleivora
3
Jawa Barat
Sumedang
Paseh
Paseh kaler
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Amblyseius spp.
4
Jawa Barat
Sumedang
Paseh
Paseh kaler
Jeruk pamelo
1
Daun tua
P. citri
8
Jawa Barat
Sumedang
Paseh
Paseh kaler
Jeruk pamelo
1
Daun tua
B. phoenicis
2
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
1
Daun muda
P. citri
12
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
2
Daun muda
P. citri
9
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
3
Daun muda
P. citri
14
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
4
Daun muda
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
5
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
6
Daun muda
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
7
Daun muda
P. citri
10
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
8
Daun muda
P. citri
15
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
9
Daun muda
P. citri
11
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
10
Daun muda
P. citri
17
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
1
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
2
Daun tua
P. citri
11
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
3
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
4
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
5
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
6
Daun tua
P. citri
Jawa Barat
Garut Garut
Karang Pawitan Karang Pawitan
Cibolerang Cibolerang
Jeruk garut Jeruk garut
7 8
Daun tua Daun tua
P. citri P. citri
7 4
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
2
39
Provinsi
Lampiran 2 (lanjutan)
40
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
9
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk garut
10
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk siam
1
Daun muda
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk siam
2
Daun muda
P. citri
4
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk siam
1
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk siam
2
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk konde
1
Daun muda
P. citri
12
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk konde
2
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk konde
1
Daun tua
P. citri
7
Jawa Barat
Garut
Karang Pawitan
Cibolerang
Jeruk konde
2
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk garut
1
Daun muda
P. citri
18
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk garut
2
Daun muda
P. citri
11
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk garut
3
Daun muda
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk garut
1
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk garut
2
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk garut
3
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk siam
1
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk siam
2
Daun muda
P. citri
13
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk siam
3
Daun muda
P. citri
15
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk siam
4
Daun muda
P. citri
7
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk siam
1
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk siam
2
Daun tua
P. citri
8
Garut Garut
Pasirwangi Pasirwangi
Mekarsari Mekarsari
Jeruk siam Jeruk siam
3 4
Daun tua Daun tua
P. citri P. citri
6 4
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
1
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
2
Daun muda
P. citri
10
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
3
Daun muda
P. citri
17
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
4
Daun muda
P. citri
9
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
5
Daun muda
P. citri
4
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
6
Daun muda
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
7
Daun muda
P. citri
14
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
8
Daun muda
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
9
Daun muda
P. citri
13
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
10
Daun muda
P. citri
14
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
1
Daun tua
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
2
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
3
Daun tua
P. citri
7
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
4
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
5
Daun tua
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
6
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
7
Daun tua
P. citri
4
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
8
Daun tua
P. citri
10
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
9
Daun tua
P. citri
7
Jawa Barat
Garut
Pasirwangi
Mekarsari
Jeruk konde
10
Daun tua
P. citri
3
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
1
Daun muda
P. citri
16
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
2
Daun muda
P. citri
9
Jawa Barat
Garut Garut
Samarang Samarang
Rancabeet Rancabeet
Jeruk konde Jeruk konde
3 4
Daun muda Daun muda
P. citri P. citri
14 5
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
41
Kabupaten
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
5
Daun muda
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
6
Daun muda
P. citri
7
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
7
Daun muda
P. citri
14
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
8
Daun muda
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
9
Daun muda
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
10
Daun muda
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
1
Daun tua
P. citri
13
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
2
Daun tua
P. citri
9
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
3
Daun tua
P. citri
7
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
4
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
5
Daun tua
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
6
Daun tua
P. citri
5
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
7
Daun tua
P. citri
8
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
8
Daun tua
P. citri
6
Jawa Barat
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
9
Daun tua
P. citri
11
42
Jawa Barat
Umur daun
Spesies
Jumlah
Garut
Samarang
Rancabeet
Jeruk konde
10
Daun tua
P. citri
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
1
Daun muda
P. citri
6 1
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
7
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
1
Daun muda
B. phoenicis
5
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
1
Daun muda
Ph. oleivora
4
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
2
Daun muda
Eotetranychus sp.
1
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
2
Daun muda
B. phoenicis
4
Jawa Tengah
Mojokerto Mojokerto
Trawas Trawas
Jatijejer Jatijejer
Jeruk lemon Jeruk lemon
1 1
Daun tua Daun tua
P. citri B. phoenicis
10
Jawa Tengah
3
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Tengah
Mojokerto
Trawas
Jatijejer
Jeruk lemon
2
Daun tua
B. phoenicis
7
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
1
Daun muda
Ph. oleivora
18
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
2
Daun muda
P. citri
1
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
2
Daun muda
Ph. oleivora
19
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
3
Daun muda
P. citri
6
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
3
Daun muda
Ph. oleivora
22
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
4
Daun muda
P. citri
3
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
4
Daun muda
Ph. oleivora
46
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
1
Daun tua
P. citri
5
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
1
Daun tua
Ph. oleivora
8
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
2
Daun tua
P. citri
2
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
2
Daun tua
Ph. oleivora
11
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
3
Daun tua
-
-
Jawa Tengah
Pati
Pati
Payang
Jeruk siam
4
Daun tua
-
-
Jawa Tengah
Wonogiri
Manyaran
Blimbing
Jeruk limau
1
Daun muda
P. citri
Jawa Tengah
Wonogiri
Manyaran
Blimbing
Jeruk limau
1
Daun muda
B. phoenicis
4
Jawa Tengah
Wonogiri
Manyaran
Blimbing
Jeruk limau
1
Daun tua
P. citri
12
Jawa Timur
Mojokerto
Ngadirejo
Rejosari
Jeruk pamelo
1
Daun muda
P. citri
6
Jawa Timur
Mojokerto
Ngadirejo
Rejosari
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Tydeidae
2
Jawa Timur
Mojokerto
Ngadirejo
Rejosari
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Ph. oleivora
91
Jawa Timur
Mojokerto
Ngadirejo
Rejosari
Jeruk pamelo
1
Daun tua
Ph. oleivora
56
Jawa Timur
Mojokerto
Kemligi
Kedung sari
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
Jawa Timur
Mojokerto Mojokerto
Kemligi Kemligi
Kedung sari Kedung sari
Jeruk pamelo Jeruk pamelo
1 1
Daun muda Daun tua
B. phoenicis B. phoenicis
6 13
Spesies
Jumlah
20
7
43
Jawa Timur
Umur daun
Lampiran 2 (lanjutan)
44
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
1
Daun muda
P. citri
88
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
1
Daun muda
B. phoenicis
40
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
2
Daun muda
P. citri
76
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
2
Daun muda
B. phoenicis
64
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
2
Daun muda
Amblyseius spp.
2
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
1
Daun tua
P. citri
36
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
1
Daun tua
B. phoenicis
41
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
2
Daun tua
P. citri
16
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk nipis
2
Daun tua
B. phoenicis
12
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
1
Daun muda
P. citri
12
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
1
Daun muda
B. phoenicis
3
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
1
Daun muda
Ph. oleivora
135
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
2
Daun muda
P. citri
20
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
2
Daun muda
B. phoenicis
6
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
2
Daun muda
Ph. oleivora
129
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
3
Daun muda
P. citri
15
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
3
Daun muda
B. phoenicis
9
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
3
Daun muda
Ph. oleivora
95
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
4
Daun muda
P. citri
27
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
4
Daun muda
Eotetranychus sp.
2
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
4
Daun muda
B. phoenicis
8
Jawa Timur Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
4
Daun muda
Ph. oleivora
108
Malang Malang
Pakis Pakis
Brombongan Brombongan
Jeruk lemon Jeruk lemon
1 1
Daun tua Daun tua
P. citri Ph. oleivora
14 154
Jawa Timur
Umur daun
Spesies
Jumlah
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
1
Daun tua
B. phoenicis
3
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
2
Daun tua
P. citri
6
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
2
Daun tua
Ph. oleivora
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
2
Daun tua
B. phoenicis
4
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
3
Daun tua
P. citri
16
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
3
Daun tua
Ph. oleivora
182
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
3
Daun tua
B. phoenicis
2
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
4
Daun tua
P. citri
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk lemon
4
Daun tua
Ph. oleivora
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Eutetranychus sp.
2
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
2
Daun muda
Eutetranychus sp.
3
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
3
Daun tua
Eutetranychus sp.
2
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
P. citri
7
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
2
Daun muda
P. citri
5
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
3
Daun muda
P. citri
47
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
1
Daun tua
P. citri
7
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
3
Daun tua
P. citri
1
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
1
Daun muda
Ph. oleivora
28
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
3
Daun muda
Ph. oleivora
12
Jawa Timur
Malang
Pakis
Brombongan
Jeruk pamelo
2
Daun tua
Ph. oleivora
6
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
1
Daun muda
P. citri
4
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
1
Daun muda
B. phoenicis
Jawa Timur
Pacitan Pacitan
Jatisrono Jatisrono
Sumber Rejo Sumber Rejo
Jeruk nipis Jeruk nipis
2 2
Daun muda Daun muda
P. citri B. phoenicis
7 3
Spesies
Jumlah
165
5 176
4
45
Jawa Timur
Umur daun
Lampiran 2 (lanjutan)
46
Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
3
Daun muda
P. citri
4
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
3
Daun muda
B. phoenicis
11
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
3
Daun muda
Ph. oleivora
4
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
4
Daun muda
P. citri
5
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
4
Daun muda
B. phoenicis
14
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
4
Daun muda
Ph. oleivora
5
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
1
Daun tua
P. citri
2
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
1
Daun tua
B. phoenicis
4
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
2
Daun tua
P. citri
1
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
2
Daun tua
B. phoenicis
7
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
3
Daun tua
P. citri
1
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
3
Daun tua
B. phoenicis
3
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
4
Daun tua
P. citri
2
Jawa Timur
Pacitan
Jatisrono
Sumber Rejo
Jeruk nipis
4
Daun tua
B. phoenicis
5
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
1
Daun muda
C. ornatus
2
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
1
Daun muda
Ph. oleivora
285
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
2
Daun muda
Ph. oleivora
212
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
3
Daun muda
Ph. oleivora
164
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
1
Daun tua
Ph. oleivora
174
Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
2
Daun tua
Tydeidae
Jawa Timur Jawa Timur
Pacitan
Punung
Ndolo Kidul
Jeruk nipis
2
Daun tua
Ph. oleivora
125
Pacitan Tulung Agung
Punung Punut
Ndolo Kidul Pulosari
Jeruk nipis Jeruk limau
3 1
Daun tua Daun muda
Ph. oleivora P. citri
93 18
Jawa Timur
Umur daun
Spesies
Jumlah
3
2
Lampiran 2 (lanjutan) Provinsi
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jenis jeruk
Pohon ke-
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
1
Daun muda
B. phoenicis
8
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
1
Daun muda
Ph. oleivora
24
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
2
Daun muda
P. citri
1
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
2
Daun muda
Amblyseius spp.
2
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
1
Daun tua
P. citri
11
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
1
Daun tua
B. phoenicis
35
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
2
Daun tua
P. citri
15
Jawa Timur
Tulung Agung
Punut
Pulosari
Jeruk limau
2
Daun tua
B. phoenicis
29
Jawa Timur
Jombang
Kudu
Menturus
Jeruk limau
1
Daun muda
Ph. oleivora
14
Jawa Timur
Jombang
Kudu
Menturus
Jeruk limau
1
Daun muda
C. ornatus
1
Jawa Timur
Jombang
Kudu
Menturus
Jeruk limau
1
Daun muda
Eotetranychus sp.
3
Jawa Timur
Jombang Jombang
Kudu Kudu
Menturus Menturus
Jeruk limau Jeruk limau
1 1
Daun muda Daun tua
Amblyseius spp. -
4 -
Jawa Timur
Umur daun
Spesies
Jumlah
47
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 28 Mei 1984 dari Bapak Ade Mansur (alm) dan Ibu Rutjitasari (almh). Penulis merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Tahun 2002 penulis lulus dari Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dan pada tahun 2002 masuk Universitas Padjadjaran, Bandung, melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis memilih Fakultas Pertanian, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penulis lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2009 sampai sekarang penulis bekerja di Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2013 penulis menerima beasiswa dan berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Program Magister Sains pada Sekolah Pascacarjan, IPB.