IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIAYA PADA PROYEK IRIGASI DI KABUPATEN KERINCI Oleh Leli Honesti1), Salpani2), Nazwar Djali3) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang 3) ) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang 1)
Abstrak Proyek konstruksi memiliki sejumlah resiko yang bervariatif, serta menghadapi banyak masalah ketidakpastian dan resiko, jika terjadi dapat mengurangi kerugian biaya yang dapat menjadikan kontraktor mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi biaya pada proyek pembangunan Irigasi di Kabupaten Kerinci. Proses didalam manajemen resiko proyek adalah identifikasi faktor-faktor resiko, analisa resiko. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor resiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisa data persepsi yang didapat dari kuesioner dengan responden kontraktor proyek pembangunan irigasi yang ada di Kabupaten Kerinci tahun anggaran 2009 sampai dengan 2013. Analisa data diolah dengan statistik deskriptif, statistical program for the social sciences (SPSS), dan analisa level resiko, untuk mendapatkan rangking faktor. Hasil analisa data menunjukkan ada lima faktor resiko utama yang berpengaruh terhadap biaya pada proyek pembangunan proyek Irigasi di Kabupaten Kerinci, yaitu : Kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal dan mutu, rangking 1 (95.26%); Kondisi tanah yang tidak terduga, rangking 2 (93,16 %); Cuaca yang sangat buruk, rangking 3 (91,58%); Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan, rangking 4 (86,84 %); Ketelitian dalam memilih personil, rangking 5 (82,11 %). Dari olahan data analisa regresi ditemukan 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan, diantaranya X2, X9, X11, X13, X14, diantara 5 faktor diatas ada 1 yang sangat signifikan yaitu X2 ( kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi) Kata Kunci: Identifikasi, analisa resiko, SPSS, faktor yang mempengaruhi, kinerja biaya.
1. PENDAHULUAN Kerinci merupakan sebuah Kabupaten yang sebagian besar daerahnya pertanian seperti persawahan dan perkebunan, maka diperlukan saran pengairan irigasi yang memadai dan merupakan salah satu daerah yang sedang berkembang baik dibidang ekonomi, pertanian maupun pembangunan. Dalam usaha pemerintah untuk meningkatkan pembangunan nasional diberbagai bidang seperti pembangunan infrastruktur. Dimana usaha pemerintah tersebut pada hakekatnya bertujuan mencari nilai tambah agar kehidupan masyarakatnya lebih baik yang meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang selalu mengalami tantangan yang semakin besar, akibat pertambahan penduduk dan kemajuan ilmu dan teknologi serta interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam konvigurasi kehidupan internasional. Karena banyaknya kontraktor yang mengeluh dengan resiko yang sering terjadi pada pembangunan irigasi, maka menimbulkan pertanyaan, apakah yang sebenarnya faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi yang ada diKabupaten Kerinci? Faktor-faktor resiko apa saja yang akan muncul pada pelaksanaan pembangunan irigasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Oleh sebab itu perlu diadakan identifikasi faktorfaktor resiko apa saja yang akan mempengaruhi peningkatan kinerja biaya kontruksi pada pelaksanaan proyek pembangunan irigasi ini dan hal-hal apa saja yang nantinya dapat mempengaruhi biaya tersebut. Kemudian metode apa yang akan digunakan dalam hal ini agar tidak berdampak pada biaya dan mutu yang direncanakan. Metoda Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengahruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi. Bagi penulis hal ini sangat penting dilakukan karena dengan adanya penelitian ini para kontraktor dapat menjadikan penelitian ini sebagai perbandingan atau tolak ukur dalam perencanaan irigasi di Kabupaten Kerinci. Semua kontraktor menginginkan biaya proyek akan berjalan berdasarkan keadaan yang sebenarnya dengan resiko yang ada dan diharapkan tidak terjadi perubahan2 pada saat pekerjaan proyek berlangsung. Resiko yang kita temukan juga mempunyai makna bahwa pada saat perencanaan sampai tahap pemeliharaan proyek, segala resiko yang kemungkinan akan terjadi telah diperhitungkan dengan baik dalam sebuah nilai biaya yang dianggarkan. Dalam penelitian ini ada dua pertanyaan yang harus dijawab untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, antara lain sebagai berikut. a.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembanguna irigasi dilihat dari sudut pandang kontraktor di Kabupaten Kerinci?
b.
Langkah apa saja yang diperlukan untuk mengurangi penurunan kinerja biaya kontruksi pada proyek pembangunan irigasi dilihat dari sudut pandang kontraktor di Kabupaten Kerinci?
Tujuan dari penelitian ini ada 3 macam antara lain adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko apa saja yang mungkin terjadi pada pembangunan proyek irigasi. b. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi. c. Untuk mengetahui foktro resiko yang paling berpengaruh terhadap kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi Dalam penelitian yang akan dilakukan penulis hanya membatasi pada :
a. Penelitian ini dilakukan hanya pada proyek Irigasi yang dilaksanakan pada tahun 2009 sampai 2013. b. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah: hanya para kontraktor-kontraktor yang ada di Kabupaten Kerinci yang bergerak dibidang irigasi saja.
c. Proyek yang diteliti adalah bangunan irigasi yaitu dengan nilai kontrak dibawah 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) Resiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami didalam suatu situasi (Fisk, 1997). Resiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi (Duffield & Trigunarsyah, 1999). Secara umum resiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan (Soeharto, 1995). Dalam buku PMBOK 2000, didapatkan pengertian tentang manajemen proyek yaitu : manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, skill, tools dan teknik terhadap aktipitas proyek dalam memenuhi kebutuhan proyek. Sebelum proyek dilaksanakan perlu diperhatikan faktor-faktor resiko yang mungkin terjadi dan bagai mana cara menidentifikasi agar proyek baik sesuai dengan ketentuan yang ada kemudian dapat menghemat biaya dengan kualitas yang baik. Dalam proyek irigasi perlu juga manajemen resiko yang ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan proyek. Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan aloksi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995). Dengan demikian kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai ciri-ciri : a. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja terakhir. b. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan. c. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. d. Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. e. Memuaskan/memenuhi kebutuhan kontraktor (satisfying the need of stakeholder’s) Semua kriteria diatas dapat dicapai dengan baik jika lima unsur utama dalam proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik yaitu : a. Man (manusia) b. Machine (mesin) c. Material (bahan) d. Money (uang) e. Method (metode kerja) Sumber : (Soeharto,1998). Menurut Ir. Iman Soeharto (2001) ada bebrapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah proyek diantaranya material, alat, sumber biaya (modal tetap ). Untuk menjaga hal tersebut diperlukan manajemen biaya. Manajemen biaya proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan dalam anggaran yang disetujui. Setiap kontraktor yang akan dilaksanakan diharuskan memiliki modal tetap. Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun instalasi atau yang menghasilkan produk proyek yang diinginkan, mulai dari pengeluaran studi kelayakan, desain engenering, pengadaan, pabrikasi, konstruksi sampai instalasi atau produk tersebut berfungsi penuh. Selanjutnya, modal tetap dibagi menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost ). Menurut Djojosoedarso (1999), Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama resiko yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyususun, memimpin/mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan resiko. Menurut Kerzner (1995), manajemen resiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap yang dimiliki organisasi untuk mengelola, memonitor dan mengendalikan resiko yang mungkin muncul. Sistem manajemen risiko tidak hanya mengidentifikasi tapi juga harus menghitung resiko dan pengaruhnya terhadap proyek, hasilnya adalah apakah risiko itu dapat diterima atau tidak.
Menurut Smith (1990) manajemen resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Sedangkan Anisa (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya resiko. Tindakan manajemen resiko diambil perusahaan untuk merespon bermacam-macam resiko. Dalam melakukan respon resiko yang dilakukan oleh manajemen resiko adalah dengan cara mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi. Menganalisis resiko adalah mengestimasi konsekuensi sehubungan dengan masing-masing tipe resiko atau kombinasi dari tipe resiko dengan menggunakan teknik analitis, kemudian menilai dampak dari resiko tersebut dengan berbagai macam teknik pengukuran (Flanagan, 1993). Analisis resiko dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana resiko harus diidentifikasi dan akibat (effect) harus dinilai atau dianalisis. Tujuan dari analisis resiko adalah membantu menghindari kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang dijalankan ternyata tidak sesuai dengan rencana.
2.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan dengan metode study kasus yaitu dengan menganalisis data dari suatu objek yang dijadikan kasus. Objek yang dijadikan kasus dalam hal ini adalah proyek irigasi. Resiko yang mungkin terjadi pada tahap operasional dan pemeliharaan diidentifikasi dengan cara menyebarkan kuisioner. Tahapan penelitian meliputi mencari informasi awal dalam upaya mengidentifikasi resiko untuk menyusun kuisioner penelitian. kuisoner yang telah disusun dari hasil identifikasi resiko pada pengkajian data sekunder disampaikan pada responden untuk diminta pendapatnya. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor – faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek irigasi. Maka dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan metoda deskriptif. Dengan cara meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran melalui wawancara lansung kepada responden, yang menjadi responden pada penelitian ini adalah kontraktor irigasi.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi lebih mudah dan sistematis. Jenis-jenis instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No 1
Tabel. 2.1 : Jenis Instrumen Penelitian Jenis Instrumen Jenis Metoda Angket (Kuisioner)
a. b.
Angket (Kuisioner) Daftar Cocok (Checklist)
Sumber : Drs. Riduwan, MBA, “Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2007 Kajian Literatur. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, instrumen pertama yang diguanakan adalah Kajian literatur. Kajian literatur yang berhubungan dengan faktor – faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek irigasi, faktor – faktor dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
X2. X3. X4. X5. X6.
Tabel. 2.2. Faktor-faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kinerja Biaya Pada Proyek Pembangunan Irigasi. Faktor-faktor Resiko Yang Mempengaruhi kinerja Biaya Pada Proyek Pembangunan irigasi. Referensi Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan/ketepatan Flanagan & Norman (1993) waktu Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi. Ir. Iman soeharto (1998) Kondisi tanah yang tidak terduga Flanagan & Norman (1993) Cuaca yang sangat buruk Flanagan & Norman (1993) Pemogokan tenaga kerja Flanagan & Norman (1993) Kenaiakan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan Flanagan & Norman (1993)
X7.
Kecelakaan yang terjadi dilokasi yang menyebabkan luka
No. X1.
Flanagan & Norman (1993)
X8.
Kerusakan yang terjadi tidak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain)
Flanagan & Norman (1993)
X9. X10.
Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim desain. Kegagalan dalam penyesaian proyek dengan bukget yang telah ditetapkan. Kegagalan dalam penyesaian proyek dengan bukget yang telah ditetapkan. Ketepatan penentuan struktur organisasi Ketelitian dalam pemilihan personil Koordinasi pelaksanaan Kekaburan kebijakan dan prosedur Kurang tepatnya perencanaan biaya jadwal dan mutu
Flanagan & Norman (1993) Flanagan & Norman (1993)
X10. X11. X12. X13. X14. X15.
Flanagan & Norman (1993) Ir. Iman soeharto (1998) Ir. Iman soeharto (1998) Ir. Iman soeharto (1998) Ir. Iman soeharto (1998) Ir. Iman soeharto (1998)
Metode Analisa Data Metode analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yang telah disesuaikan dengan tahapan pengumpulan data. Menurut Arikunto (1998:113) penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadiankejadian yang terjadi pada masa sekarang. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambilan masalah memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian. Metode Analisa SPSS Kegiatan pengolahan data diatas akan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Programam for the Social Sciences). Keterangan atau fakta yang didapat akan diubah dalam bentuk angka – angka (dibobotkan), dikumpulkan secara sistematis dan teratur. Analisa data secara statistik dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui variabel bebas signifikan dan variabel bebas tidak signifikan. Uji Validasi Setiap penyusunan instrumen dalam penelitian selalu memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul relevan dengan sifat atau karakteristik yang dikehendaki, dan sejauhmana perbedaan skor yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang akan diukur. a. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen yang digunakan. b. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat. c. Dua karakteristik validitas yang baik, yaitu 1) instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur konsep teori yang dianut dan bukan konsep lainnya, dan 2) konsepnya diukur dengan tepat. Sebuah instrumen diketahui tingkat validitas internalnya apabila butir-butir dan faktor-faktor yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen d. Uji validitas eksternal dilakukan setelah melalui uji coba kepada responden yang diambil sebagai subjek uji coba.. Uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan nilai koefisien standar (r) > 0,320. Berikut langkahlangkah yang dilakukan dalam proses perhitungan validitas dengan menggunakan software SPSS for windows 12. Setelah seluruh tahapan dilakukan selanjutkan akan keluar hasil koefisein untuk masing-masing variabel. Data yang selanjutnya akan diuji realibilitas adalah data yang mempunyai nilai koefisien korelasi r > 0,320.
Uji Reliabilitas Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. a. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. b.Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. c. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. d.Alat ukur itu reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama Uji realibilitas yang dilakukan dengan menggunakan standar nilai alpha cronbach (α)>0,6. Berikut langkahlangkah yang dilakukan dalam proses perhitungan realibilitas dengan menggunakan software SPSS for windows 12. a. Memilih data/variabel yang sudah dinyatakan valid, pilih analisis statistik scale dan selanjutnya realibility analysis b. Memindahkan data kekolom analisis dan pilih model pengujian alpha. Uji Normalitas Salah satu uji asumsi adalah uji normalitas, dimana akan menguji variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Hasil uji regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berditribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Analisa Korelasi Analisa korelasi menunjukkan keeratan hubungan antara dua variable atau lebih yaitu variable pengharapan (predictor) yang merupakan variable terikat dengan variable-variabel kriteria ukuran yang merupakan variable bebas (Dilson and Goldstein, 1984). Atau merupakan alat analisis yang dipergunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variable terikat (Y) dengan variable bebas (X). Hubungan antara variable menghasilkan nilai positif atau negatif dengan batasan nilai koofesien korelasi 1 untuk hubungan positif dan -1 untuk hubungan negatif.
Tabel 2.3 Nilai Koofesien Korelasi
Sama halnya dengan pengujian realibilitas, pengujian korelasi juga dilakukan dengan melihat hasil nilai koefisien korelasi yang dimiliki oleh masing-masing variabel dengan tahapan sebagai berikut a. Analisis data dengan pendekatan analisis korelasi bivariate b.Memindahkan variabel kedalam kolom analisis dan selanjutnya memilih koefisien korelasi pearson dan spearman. Analisa Regresi Sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama adalah untuk mengetahui faktor-faktor resiko apa saja yang sangat mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi. Untuk mengetahuinya dilakukan analisa kolerasi, analisa faktor dan regresi. Adapun pun hasil temuan dari kolerasi adalah kolerasi positif. Yang berarti semakin besar tingkat pengaruh semakin besar nilai rework atau rework semakin ada, berarti resiko semakin kecil. Hal ini sesuai dengan hipotesa yaitu “ Ada resiko yang sangat signifikan “ dapat memengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi di Kabupaten Kerinci. a.
Uji T-test Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan data berskala interval. Uji T digunakan untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa masing-masing koofesien dari model regresi sama dengan nol dan hiotesis alternative (H1) adalah jika masing-masing koofesien dari model tidak sama dengan nol. Jika t hitung t table, maka H0 ditolak atau H1 diterima. b. Uji F ( F – Test ) Uji F ini digunakan untuk menentukan atau menguji apakah ada hubungan linier antara variable responden Y dengan sejumlah predictor (Variabel Terikat). Uji hipotesisi ini untuk melihat apakah model regresi yang telah diperoleh cocok untuk digunakan atau tidak dengan uji F Anova. Misalnya hasil uji F pada model regresi didapatkan nilai F = 9.001 dengan nilai Sig α = 0.005, karena nilai Sig α < 5 %, maka bias disimpulkan bahwa model ini cocok digunakan dengan tingkat signifikan yang tinggi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Data Umum Data yang yang dikumpulkan adalah data primer, metode pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner, dan interview secara langsung kepada para responden. Jumlah responden 36 kontraktor dan 2 pengawas yang bekerja dibidang sumber daya air (irigasi) sebagai sampel penelitian dapat diidentifikasi sebagai data profil umum proyek mulai dari jabatan responden, pendidikan terakhir responden, nama perusahaan responden, lama pengalaman responden bekerja dibidang kontraktor disajikan dalam bentuk tabel.
[CATEG
[CATEG
JABATAN RESPONDEN ORY ORY KONTRAKTORNAME] NAME] 2,63 %
2,63 %
0%
[CATEG ORY NAME] 94,74 % Gambar 3.1 Jabatan Responden Kontraktor Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat jumlah Direktur lebih banyak yaitu 36 orang kemudian manejer dengan jumlah 1 orang dan sisanya pelaksana 1 orang. Tabel 3.1. Tahun pengamatan responden
Tahun Pengalaman Responden 3 tahun s.d 9 tahun
10 tahun s.d 14 tahun
15 tahun s.d 20 tahun
9 orang
15 orang
10 orang
Diatas 19 tahun
Tahun Pengalaman Responden Kontraktor
4 orang
11%24% 26% 39%
3-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun
Gambar 3.2 Tahun Pengalaman Responden Kontraktor Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa yang memiliki pengalaman 10 sampai 14 tahun memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 15 orang, kemudian yang memiiki pengalaman 15 sampai 20 tahun berjumlah 10 orang, lalu yang memiliki pengalaman 3 sampai 9 tahun sebanyak 9 orang sisanya 4 orang diatas 19 tahun keatas.
Tingkat Pendidikan Responden Kontraktor 2,63 47,37
36,84
S1 D3
13,16%
SLTA/SMK D2
Gambar 3.3 Tingkat Pendidikan Responden Kontraktor Dari tabel dan gambar diatas dapat dlihat bahwa yang memiliki tingkat pendidikan SLTA/SMK berjumlah 18 orang, kemudian yang memiliki tingkat pendidikan D2 sebanyak 1 orang, selanjutnya tingkat pendidikan D3 berjumlah 5 orang, sisanya 14 orang tingkat pendidikan S1.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Tabel 3.2..HasilUji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.846
15
Sumber: hasil olahan SPSS Ket : Jika nilai Cronbach alpha > 0,6, maka data dapat dikatakan reliable Dari output diatas didapat nilai cronbach alpha sebesar 0,846 > 0,6, maka instrument variable X1 dapat dikatakan reliable. c. Uji Validitas Uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan standar nilai koefisien standar (r) > 0,320. Berikut langkahlangkah yang dilakukan dalam proses perhitungan validitas dengan menggunakan software SPSS for windows 12. Setelah seluruh tahapan dilakukan selanjutkan akan keluar hasil koefisein korelasi untuk masing-masing variabel. Data yang selanjutnya akan diuji realibilitas adalah data yang mempunyai nilai koefisien korelasi r > 0,320. Dari output diatas didapat 15 item dapat dikatakan valid karena kolerasi r hitung nya > 0,320. Maka semua item pertanyaan dapat diajukan. Tabel 3.3. .Statistik a Multiple model Statistics Y N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum
38 0 4.0000 4.0000 a 3.00 .83827 3.00 5.00
sumber : Hasil olahan SPSS
Gambar 3.4. Histogram variabel Y Sumber : hasil olahan SPSS
d. Uji Normalitas Salah satu uji asumsi adalah uji normalitas, dimana akan menguji variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Hasil uji regresi dikatakan baik jika
mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berditribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Adapun hasil uji normalitas, sebagai berikut : Tabel 3.4. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,b Normal Parameters
38 .0000000 .48672390 .142 .051 -.142 .875 .429
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil olahan SPSS
Ket : Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka data terdistribusi normal. Dari table diatas nilai asymp. Sig. sebesar 0,429 > 0,05, maka data model regresi terdistribusi normal.
e. Analisa Kolerasi Analisa kolerasi dilakukan dengan software SPSS 18. Analsa kolerasi dilakukan untuk mengukur kekuatan antara variabel terikat dengan variabel bebas, pada penelitian ini menggunakan data berdistribusi normal( > 30 sampel dan skala kinerja interval), maka langkah pertama dilakukan dengan menggunakan metode pearson untuk mencari variabel-variabel x yang berpengaruh terhadap y. Dari hasil kolerasi variabel yang mempunyai keeratan dengan kinerja y sebagai mana tertera pada tabel dibawah ini. Tabel 3.5. Signifikan hubungan hasil analisa pearson terhadap kinerja No
Kode
Variabel
Corralation coefficient
1
X2
Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi
0,787
2
X9
0,670
2
X9
3
X11
Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim disain. Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim disain. Ketepatan penentuan struktur organisasi
4
X13
Koordinasi lapangan
0,532
5
X14
Kekaburan kebijakan dan prosedur
0,570
0,670 0,520
Sumber : hasil olahan SPSS f.
Analisa Regresi
Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mendapatkan suatu model statistik dan dapat pula digunakan sebagai mencari variabel X yang dominan yang mempengaruhi kinerja biaya proyek. Yaitu dengan melihat variabel X yang ada pada model persamaan yang didapat. Variabel yang dominan tersebut yang akan dilakukan simulasi monte carlo. Adapun hasil output metode summary dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6. Summary b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
d i m e n s i o n 0
.787a
1
.737
.716
.14220
a. Predictors: (Constant), X2 b. Dependent Variable: Y Sumber : hasil olahan SPSS Dari input dummy variabel didapat nilai coefficient of ditermination R² = 0,737. Tabel diatas menggambarkan tingkat kepercayaan model 73,7 % dan jumlah model yang mungkin dapat dibentuk. Nilai Adjusted R Square yaitu tingkat kepercayaan model yang menunjukan tingkat kepercayaan yang dibuat. Uji validasi untuk uji statistik yang telah diperoleh, pertama dilakukan dengan menggunakan Adjusted R² yaitu untuk menilai apakah model yang terbentuk tersebut mewakili populasinya. Dimana nilai Adjusted R² = 0,716, yang artinya variabel X2 memberikan kombinasi tingkat kepercayaan terhadap model. Sedangkan untuk mengetahui apakah model regresi pada penelitian yang sudah benar atau salah dilakukan juga uji F dan Uji t. a. Hasil uji F-Test Uji hipotesis yang digunakan pada tahap ini adalah menggunakan nialai F seperti tabel berikut : Tabel 3.7. Anova b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
6.169
1
6.169
11.198
.002
Residual
19.831
36
.551
Total
26.000
37
a
a. Predictors: (Constant), X2 b. Dependent Variable: Y Sumber : hasil olahan SPSS Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut : H0 : tidak ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Hi : ada hubungan linier antara faktor dominan terhadapa kinerja biaya proyek. Analisa nilai F :Mendapatkan Nilai F hitung = 11,198, Tingkat signifikan, α = 0,05, Nilai F tabel = 4,11, Responden = 38 Selanjutnya adalah menentukan ktrateria uji hipotesis sebagai berikut : 1. Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak, Hi diterima. 2. Jika F penelitian < F tabel maka H0 diterima, Hi ditolak. 3. Dari hasi penelitian didapatkan bahwa angka F penelitian sebesar 11,198 > F tabel sebesar 4,11 maka Ho ditolak dan Hi diterima. 4. Artinya, ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Dengan demikian model regresi diatas sudah layak dan benar. 5. Interprestasinya adalah ada pengaruh faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Sedangkan dari nilai signifikan 0,002 < 0,01 maka model dapat diterima. b. Hasil uji T-Test
Langkah selanjutnya melakukan uji t –test dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan variabel bebas dalam persamaan atau model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai kinerja Y. Untuk melihat besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja biaya digunakan uji t sebagai berikut : Tabel 3. 8 Coeficient Coefficients Model
1
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
(Constant)
1.727
.690
X2
.617
.184
a
Standardized Coefficients Beta
.487
t
Sig.
2.504
.017
3.346
.002
a. Dependent Variable: Y Sumber : hasil olahan SPSS Untuk melihat adanya hubungan linier antara variabel X dengan kinerja Y, hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H0 : tidak ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Hi : ada hubungan linier antara faktor dominan terhadapa kinerja biaya proyek Analisa nilai t :Tingkat signifikan α = 0,05, Nilai t hitung = 2.504, Nilai signifikan terhadap variabel Y = 0,02, Nilai t tabel = 2,021, Responden = 38 a. Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak, Hi diterima. b. Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima, Hi ditolak. c. Dari hasi penelitian didapatkan bahwa angka t penelitian sebesar 2,504 > t tabel sebesar 2,021 maka Ho ditolak dan Hi diterima. d. Interprestasinya adalah ada pengaruh faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Jika dilihat dari nilai beta variabel berpengaruh negatif terhadap kinerja biaya proyek. . Sedangkan dari nilai signifikan 0,002 < 0,01 maka model dapat diterima. Hasil Analisa Kolerasi dan Analisa Regresi Dari hasil analisa kolerasi terdapat variabel yang memiliki rangking tertinggi hasil analisa SPSS yaitu : X2, X9, X11, X13, dan X14 dengan kinerja biaya proyek (Y), didapat bahwa faktor resiko utama yaitu : a.
X2 (Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi)
Pada output antara variabel X2 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,002. Angka tersebut menunjukan cukup kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena < 0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X2 terhadap Y. b.
X9 ( Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim desain)
Pada output antara variabel X9 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,003. Angka tersebut menunjukan cukup kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena < 0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X9 terhadap Y. c. X11 ( Ketetapan penentuan struktur organisasi) Pada output antara variabel X11 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,009. Angka tersebut menunjukan cukup kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena < 0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X11 terhadap Y. d. X13 ( Koordinasi pelaksanaan) Pada output antara variabel X13 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,042. Angka tersebut menunjukan cukup kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena < 0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X13 terhadap Y. e. X14 ( Kekaburan kebijakan dan prosedur )
Pada output antara variabel X14 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,003. Angka tersebut menunjukan cukup kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena < 0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X14 terhadap Y. Untuk penyederhanaan jumlah variabel dilakukan analisis faktor untuk membentuk beberapa kelompok variabelvariabel bebas yang dianggap valid. Dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya. Dari hasil analisa faktor terdapat variabel-variabel yang sangat segnifikan yaitu : X2 : Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi Selanjutnya dari hasil analisis regresi ditemukan persamaan regresi yang paling optimal adalah sebagai berikut : Y = 1,727 + 0, 617X2 Dimana : Y = kinerja biaya proyek irigasi X2 = Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi Dari nilai signifikan 0,002 < 0,01, maka model dapat diterima. Dari hasil uji T-test dihasilkan ada hubungann linier antara factor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Jika dilihat dari angka beta maka variabel tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja proyek. Sedangkan dari nilai signifikan 0,002 < 0,01, maka model dapat diterima. Jadi berdasarkan hail uji model dengan statistik persamaan model diatas sudah memenuhi ketentuan yang ada maka model dapat diterima dan hasil uji sudah dinyatakan benar.
4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dihasilkan melalui tahap-tahap dan proses-proses sebelumnya yang menggunakan program SPSS, dapat diambil kesimpulan. 1. Terdapat faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kinerja biaya pada proyek irigasi di Kabupaten Kerinci, faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Rangking 1 (X15) = Kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal dan mutu, dengan persentase (95.26 %) b. Rangking 2 (X3) = Kondisi tanah yang tidak terduga, dengan persentase (93,16 %). c. Rangking 3 (X4) = Cuaca yang sangat buruk, dengan persentase (91,58 %). 2. Ada pun faktor yang sangat mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi di Kabupaten Kerinci menurut hasil kuisioner dan jawaban responden dan diolah dengan menggunakan program SPSS adalah kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal dan mutu suatu proyek. 3. Dari analisa kolerasi dan regresi antara variabel X terhadap Y didapat 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan terhadap kinerja biaya proyek yaitu X1, X9, X11, X13, X14. Dari 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan hanya 1 (satu) yang sangat signifikan/mempengaruhi adalah X2 yaitu kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan persetase 73,3%.
DAFTAR PUSTAKA Iman Soeharto, 2. 2001. Manajemen Proyek dari konseptual sampai operasional. Erlangga. Jakarta. Flanagan, R & Norman, G. 1993. Riks Management and Construction. Blacwell Sceance. London. Rahayu, P. H. 2001. Ansuransi Construction All Riks Sebagai Alternatif Pengendalian Resiko Proyek Industri Konstruksi Indonesia. Seminar Nasional manajemwnt Kontruksi 2001. Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan. Bandung. Djojosoedarso, S. 1999. Prinsi-prinsip Manajement Resiko dan Ansuransi. Jakarta : selamba Empat. Kersner, H. 1995. Proyek Management A System Aproach to Planing Scheduling and Controling. Fitth Edition. New York : Van Nostrand Reinhold. Godfrey, P.S. Sir Williem Halcrow and Partners Ltd. 1996. Control Of Riks A Guide to Sysrematic Management Of Riks From Construktion. Wesminster London : Construction Industry Reseaarch and Information Association ( CIRIA).