Laporan
Bab 1
Pendahuluan
3 I.1. Pengantar
Laporan pengembangan model merupakan paparan hasil penelitian terhadap praktek pendidikan di masyarakat sungai dalam kaitan dengan kebutuhan untuk mengembangkan model kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan pendidikan di masyarakat. Studi ini dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara dan diskusi kelompok terfokus (FGD). Pembahasan dalam pengembangan model ini difokuskan pada masalah-masalah yang dihadapi masyarakat sungai. Sehingga perlu dikembangkan model kurikulum pendidikan dan pembelajaran khusus yang peka dan mampu menjawab masalah yang dihadapi masyarakat. Alasan mengapa pengembangan model ini penting dilakukan akan dikemukakan pada paparan pertama dalam bab pendahuluan laporan pengembangan model. Masyarakat sungai sebagai masyarakat yang memerlukan pendidikan yang dirancang sesuai karakteristik geografis dan sosial-ekonomi yang dimiliki, serta pendekatan khusus sesuai konteks dalam pengembangan pendidikan. Pendidikan dirancang untuk menjawab masalah-masalah khusus yang dihadapi, antara lain masalah kelangkaan sumberdaya air bersih dan transportasi yang memerlukan sarana khusus perkapalan untuk memperlancar kegiatan sosial-ekonomi warga masyarakat, termasuk kegiatan pendidikan.
Perancangan pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat sungai
diakomodasi dalam kurikulum untuk sekolah formal, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang memiliki misi dan berorientasi pada penguasaan pengetahuan dalam praktek untuk meningkatkan keterampilan, menumbuhkan sikap religius dan etik sosial yang bertanggungjawab terhadap lingkungan kehidupan sosial sekitar, serta memberi peluang untuk menjawab masalah dan tantangan yang dihadapi. Perancangan bagi masyarakat sungai yang mengacu pada Kurikulum 2013, selanjutnya kita sebut sebagai model kurikulum. Model kurikulum dikembangkan dengan berorientasi pada keingintahuan, pemecahan masalah dan berbasis projek pembangunan pada masyarakat sungai sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti alur proses studi melalui metode observasi dan diskusi kelompok terfokus dan terbatas. Penyajian hasil penelitian berdasarkan hasil
Bab 1 - Pendahuluan
4 identifikasi masalah dan kebutuhan. Lingkup identifikasi masalah meliputi masalahmasalah yang dihadapi komunitas, khususnya kebutuhan akan air bersih dan sarana transportasi perkapalan untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi warga komunitas. Selanjutnya, akan dipaparkan hasil identifikasi atas potensi sumberdaya lokal dan modalitas yang dimiliki sehingga bisa dikembangkan dalam upaya mengatasi masalah tersebut dan menumbuhkan tanggungjawab dalam pemecahan masalah. Potensi sumberdaya dimaksud meliputi antara lain potensi sumberdaya manusia, penduduk usia muda, pendidikan, kurikulum yang ada dan selama ini dipraktikkan, kepenguasaan ekonomi, keagenan pembangunan, dan kepemimpinan komunitas. Setelah identifikasi masalah akan dibahas potensi sumberdaya sekolah atau kelembagaan pendidikan, termasuk di dalamnya sumberdaya guru, peserta didik, kurikulum, dan pengalaman pembelajaran yang dijalankan selama ini. Lebih rinci lagi sumberdaya sekolah yang akan dibahas, yaitu: jumlah guru, jumlah peserta didik, penggunaan kurikulum, praktek pembelajaran, dan perkembangan serta kemajuan pendidikan yang dicapai selama ini. Paparan setelah sumberdaya sekolah, adalah mengenai relevansi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berperan dalam pemecahan masalah yang dihadapi, sebagai acuan pengembangan model kurikulum spesifik serta model pembelajaran yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan menjawab tantangan pemecahan masalah yang dihadapi. Secara singkat bagian ini akan menjelaskan bagaimana Kurikulum 2013 dikembangkan dan diimplementasikan secara khusus di daerah dengan memperhatikan karakteristik sosial-ekonomi yang dimiliki. Pembahasan berikutnya akan difokuskan pada pengembangan model kurikulum dan pembelajaran yang berorientasi pada keingintahuan, termasuk perlunya mengembangkan pusat informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, model pembelajaran berorientasi pemecahan masalah dan praktik atau proyek pembangunan, terutama terkait soal ketersediaan air bersih dan sarana transportasi perkapalan. Model pembelajaran sesuai karakteristik di atas dikembangkan untuk menjawab masalah dan tantangan yang dihadapi. Terakhir sebagai penutup akan dipaparkan agenda strategis dan langkahlangkah untuk implementasi model kurikulum dan pembelajaran. Model itu
Bab 1 - Pendahuluan
5 dikembangkan untuk kegiatan pemberdayaan sosial-ekonomi dan kemajuan peradaban melalui praktek pendidikan di SMA, khususnya di masyarakat berbasis sungai, yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian.
I.2. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, memiliki sikap religius dan etika sosial yang bertanggungjawab terhadap kehidupan masyarakat, bangsa dan negara serta pengembangan peradaban dunia. Landasan filosofi Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam yang diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan bangsa yang lebih maju di masa depan. Untuk itu, Kurikulum 2013 diarahkan untuk mengembangkan praktek pendidikan dan pembelajaran yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi. Penguasaan kompetensi itu diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Selain itu, pada waktu bersamaan perlu tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa yang peduli terhadap permasalahan masyarakat, bangsa dan negara di masa kini dan masa depan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan memperhatikan tantangan internal yang dihadapi, khususnya masalah jumlah penduduk usia produktif yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 yang angkanya mencapai 70%. Tantangan internal bangsa Indonesia yang harus diatasi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban dan sekaligus mendorong kelangsungan pembangunan. Sedangkan, tantangan eksternal yang dihadapi terutama terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
Bab 1 - Pendahuluan
6 globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Mengacu pada landasan filosofi pengembangan kurikulum dan memperhatikan tantangan internal maupun eksternal yang dihadapi, implementasi Kurikulum 2013 mengharapkan perubahan pola pikir pendidik dan lembaga sekolah dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran saintifik yang menjadi karakteristik Kurikulum 2013 diwarnai semangat menguasai atau penguasaan pengetahuan, melakukan pengetahuan dalam praktik, mengembangkan kecakapan atau keterampilan, dan menumbuhkan sikap religius dan etik sosial. Model pembelajaran untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, memecahkan permasalahan, dan menjalankannya dalam praktik atau berorientasi proyek ini penting ditekankan. Sekolah ditempatkan sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar pada peserta didik
untuk
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan demikian pula sebaliknya, menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar. Berangkat dari karakteristik ini, yaitu sekolah merupakan bagian dari masyarakat menjadikan peserta didik berupaya agar menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk berpatisipasi dalam memecahkan permasalahan di masyarakat. Model kurikulum yang akan dikembangkan perlu memperhatikan karakterisik satuan pendidikan dan peserta didik sebagai bagian dari warga komunitas dan masyarakat. Pengembangan model kurikulum dan pembelajaran merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 2013, Puskurbuk mengembangkan model kurikulum SMA di masyarakat sungai berdasarkan misi dan orientasi Kurikulum 2013.
Terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, perlu
dikembangkan juga model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Model kurikulum yang
dirancang akan tercapai bila RPP juga dirancang dengan memperhatikan karakteristik masyarakat yang menjadi bagian keberadaan dari komunitas satuan pendidikan, dalam hal ini masyarakat yang kehidupannya berbasis pada komunitas atau masyarakat sungai.
Bab 1 - Pendahuluan
7 I.3. Masalah yang Hendak Dikaji
Pengembangan model ini merupakan penelitian perencanaan konsultatif. Hal ini dimaksudkan untuk identifikasi masalah dan kebutuhan dalam kontekstualisasi dan pengembangan model Kurikulum 2013 berbasis masyarakat sungai sebagai berikut. (1) Identifikasi dan pemetaan masalah-masalah pembangunan yang dihadapi masyarakat sungai dan akan dijadikan dasar dalam pengembangan model kurikulum; (2) Identifikasi dan pemetaan potensi sumberdaya lokal yang dimiliki untuk memecahkan masalah, termasuk di dalamnya pengalaman praktik dan kearifan lokal dalam mengatasi masalah yang berlangsung selama ini; (3) Identifikasi dan pemetaan potensi sumberdaya sekolah, termasuk potensi sumberdaya guru, peserta didik, pemangku pendidikan, dan kelembagaan sekolah dalam praktek pendidikan, pembelajaran dan kurikulum yang telah dikembangkan; (4) Identifikasi model kurikulum yang dibutuhkan dan realistis untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas lokal di masyarakat sungai dan sejalan dengan misi kurikulum 2013 yang berorientasi pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan penumbuhan sikap religius dan etik sosial.
I.4. Hasil yang Hendak Dicapai
Secara khusus pengembangan model ini diharapkan untuk mencapai tujuan dan hasil sebagai berikut. (1) Kontekstualisasi Kurikulum 2013 dalam praktek pendidikan dan pembelajaran di komunitas masyarakat sungai; (2) Meningkatkan kapasitas lembaga sekolah, guru dan kemampuan peserta didik dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan
Bab 1 - Pendahuluan
8 masyarakat sekitar dan perkembangannya menjadi warga negara mandiri; (3) Kemampuan lembaga sekolah mengatasi masalah dan mendorong kemajuan masyarakat sungai dan perlu dilakukan melalui pendidikan dan pembelajaran; (4) Meningkatkan kapasitas dan kepedulian dalam praktik pendidikan dan pembelajaran di lingkungan sekolah, kalangan guru dan peserta didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pengembangan masyarakat sungai.
I.5. Metode Penelitian Konsultatif
Pengembangan model ini merupakan penelitian perencanaan konsultatif. Dalam studi ini rencana atau rancangan konseptual tentang pengembangan model kurikulum dibuat untuk kemudian dikonsultasikan kepada warga masyarakat, sekolah, guru dan pemangku pendidikan, untuk mendapatkan respon, masukan dan perbaikan atau penyempurnaan. Rencana itu didasarkan pada pendekatan dan konsepsi model pengembangan sebagaimana dikemukakan dimuka, yang menekankan kontekstualisasi kurikulum dalam menjawab permasalahan dan kebutuhan di masyarakat. Dalam pendekatan dan konsepsi model pengembangan ini, model kurikulum yang akan dikembangkan didasarkan pada misi dan orientasi Kurikulum 2013 dan dikontekstualisasikan dengan kebutuhan di masyarakat, terutama untuk menjawab permasalahan, atau menghasilkan model kurikulum berorientasi pemecahan masalah. Penguasaan pengetahuan, pengetahuan dalam praktik, untuk mengembangkan keterampilan dan menumbuhkan sikap religius dan etik sosial yang bertanggungjawab terhadap masalah sekitar, sebagaimana ditekankan dalam Kurikulum 2013. Orientasi Kurikulum 2013 dan kontekstualisasi dengan kebutuhan di masyarakat ini lah yang ditekankan dalam pengembangan model kurikulum ini. Selain itu, pendekatan konseptual sebagaimana ditekankan dalam kerangka pendekatan dan teori, kontekstualisasi dan orientasi pemecahan masalah serta
Bab 1 - Pendahuluan
9 pengembangan praktik pengetahuan bertujuan meningkatkan keterampilan, sikap religius dan etik sosial di kalangan siswa disini menjadi orientasi utama. Kontekstualisasi dalam arti kurikulum dikembangkan agar sesuai atau untuk menjawab kebutuhan dan memecahkan masalah. Dari konseptualisasi yang diajukan, terdapat beberapa hal penting yang dipertimbangkan dari hasil kontekstualisasi kurikulum berorientasi pemecahan masalah. Model kurikulum yang dikembangkan setidaknya berorientasi pada penguasaan pengetahuan dan penerapan pengetahuan dalam praktik untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi masyarakat sungai, antara lain masalah lingkungan, sistem atau sarana transportasi perkapalan, dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal itu dilakukan sebagai rasa tanggung jawab dunia pendidikan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Selain itu, juga ditekankan pentingnya pengembangan model kurikulum untuk jangka panjang, yaitu mengembangkan peradaban di masyarakat sungai berdasar pada kearifan lokal. Melalui penelitian perencanaan konsultatif ini, kedua hal tersebut di atas selanjutnya dikonsultasikan kepada warga masyarakat, sekolah, guru, peserta didik dan pemangku pendidikan lainnya. Pertanyaan mendasar apakah semua itu mungkin dan layak dilakukan atau relevan sesuai kebutuhan masyarakat. Hasil konsultasi dengan masyarakat dijadikan dasar perbaikan model, apakah perlu dilakukan perbaikan atau penyesuaian agar relevan dengan konteks dan kebutuhan masyarakat.
I.5.1. Langkah Penelitian Berdasar metode penelitian di atas, berikut ini langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian perencanaan konsultatif ini untuk mengembangkan model kurikulum berbasis masyarakat sungai, yang dikembangkan berdasar misi dan orientasi kurikulum 2013. Pertama, penelitian dilakukan dengan menentukan responden kunci yang dimintai pendapatnya dan dijadikan nara sumber untuk menentukan lokasi penelitian yang sesuai. Konsultasi pertama-tama dilakukan di SMA Negeri I Martapura, sebagai
Bab 1 - Pendahuluan
10 Sekolah Menengah Atas yang akan dijadikan percontohan atau pelopor dalam menjalankan Kurikulum 2013. Selain itu, juga dilakukan konsultasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banjar. Dari konsultasi ini, dan berdasar pertimbangan peneliti, akhirnya ditentukan lokasi di Kecamatan Aluh-Aluh, khususnya di SMA Negeri I Aluh-Aluh, di muara sungai Barito, di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Gambar 1.1 Kondisi SMAN 1 Aluh-aluh yang tidak dapat dipisahkan dari sungai
Kedua, selanjutnya dilakukan diskusi kelompok terfokus (FGD) dan wawancara mendalam terhadap sejumlah responden terpilih. Diskusi kelompok terfokus (FGD) diikuti para pemangku kepentingan di Kabupaten Banjar, Kecamatan Aluh-Aluh dan SMA Negeri I Aluh-Aluh, antara lain kepala sekolah, guru, tokoh masyarakat, komite sekolah dan warga komunitas lain. Diskusi kelompok terfokus ini dilakukan secara berseri berlangsung tiga (3) kali, dengan tujuan untuk untuk mendapatkan data, respon, pendapat peserta FGD berkaitan dengan masalah-masalah penelitian yang dilakukan dalam sesi-sesi diskusi sebagai berikut;
Bab 1 - Pendahuluan
11
Gambar 1.2 Antusiasme selama diskusi focus mengenai identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat sungai
(1) Sesi identifikasi masalah; sesi ini mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, yaitu kesenjangan antara kenyataan dan ideal atau harapan, terutama terkait masalah-masalah pembangunan; (2) Sesi potensi sumberdaya; sesi ini mengidentifikasi potensi sumberdayasumberdaya yang dimiliki, terutama praktek pengalaman dan potensi serta peluang dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan yang dihadapi; (3) Sesi potensi sekolah; sesi ini mengidentifikasi potensi sumberdaya yang ada di sekolah, termasuk di dalamnya, sumberdaya guru, peserta didik, kelembagaan sekolah, praktek pendidikan, pengajaran, kurikulum yang digunakan, dan capaian yang dihasilkan selama ini; (4) Sesi kurikulum; melakukan identifikasi terhadap kurikulum formal yang dijalankan dan juga kurikulum informal, atau pengetahuan dan praktik pengetahuan yang dimiliki dan dikembangkan selama ini dalam memecahkan berbagai masalah pembangunan, terutama terkait perbaikan
Bab 1 - Pendahuluan
12 lingkungan dan sarana transportasi perkapalan serta sistem informasi yang dimiliki komunitas dan warga masyarakat; (5) Sesi pengembangan model; dalam sesi ini dipilih masalah yang mendesak namun realistis untuk diatasi, yaitu masalah ketersediaan air bersih dan pengembangan sistem dan sarana transportasi perkapalan, yang selanjutnya dikembangkan model kurikulum untuk menjawab kedua masalah ini.
Gambar 1.3 Peserta didik SMAN 1 Aluh-Aluh memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi
Ketiga, sesudah itu dilakukan wawancara mendalam terhadap sejumlah responden terpilih untuk mendapatkan data lebih lanjut.
Wawancara mendalam
terhadap responden dipilih untuk memperdalam informasi dan data dari persoalan yang
Bab 1 - Pendahuluan
13 telah didiskusikan dalam FGD, namun dirasa masih membutuhkan pendalaman lebih lanjut. Wawancara dilakukan terhadap dua narasumber penting berkaitan dengan pengembangan model kurikulum pengelolaan air bersih dan pengembangan sistem transportasi perkapalan.
I.5.2. Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan ketiga langkah dan teknik penelitian tersebut, hasilnya kemudian dilakukan analisis dan disusun laporan penelitian sebagaimana disajikan dalam laporan ini. Di dalamnya, memuat pendahuluan, dilanjutkan dengan kerangka teori dan pendekatan, deskripsi hasil penelitian, analisis hasil penelitian, dan alternatif pengembangan model kurikulum pengelolaan air bersih dan pengembangan sistem transportasi perkapalan sebagai dua (2) masalah penting diantara empat (4) masalah yang dihadapi masyarakat sungai di Aluh-Aluh. Dua masalah lainnya yaitu masalah pertanian dan perikanan.
Bab 1 - Pendahuluan