ARTIKEL ILMIAH STUDI KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI 34/I TERATAI,, KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI
Oleh:
SES RAHMAYANI NIM : A1D109164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
Page | 1
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
STUDI KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI 34/I TERATAI, KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI
Oleh : Ses Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan F.KIP Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian ini di latarbelakangi bahwa pentingnya kemampuan guru dalam proses belajar mengajar agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Namun kenyataannya seringkali guru mengajar dengan tidak menggunakan kemampuan yang baik sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini diantaranya dapat mengungkapkan bagaimana kemampuan guru dalam proses belajar mengajar di SDN 34/1 Teratai. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk melihat keadaan yang sebenarnya di lapangan tanpa adanya perlakuan atau manipulasi terhadap objek penelitian. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SDN 34/1 Teratai. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses belajar mengajar digunakan teknik antara nilai dari Djiwandono (2011:52). Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar di SDN 34/1 Teratai mendapat nilai dengan predikat “Cukup”. Diperoleh 18 orang guru mendapatkan nilai predikat “Cukup” dengan skala nilai keberhasilan 60-74 dengan persentase 90%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam proses belajar mengajar di SDN 34/1 Teratai mendapat nilai dengan predikat “Cukup”.
Kata kunci: Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. 1.PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mengembangkan kemampuan dan kepribadian manusia baik di dalam maupun di luar sekolah harus mampu meningkatkan kualitas manusia untuk selalu berupaya menambah pengetahuan dan keterampilan di zaman yang terus berkembang, bukan hanya IPTEK saja yang perlu dikembangkan namun manusianya pun juga ikut ditingkatkan kualitasnya. Perkembangan dasar dari seorang berasal dari tingkat mutu pendidikan yang didapatkan. Meningkatkan kualitas manusia untuk selalu berupaya menambah pengetahuan dan keterampilan serta mengamalkan sehingga terwujud manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, mandiri, berkualitas dan Page | 2
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
menghargai setiap jenis pekerjaan yang memiliki harkat dan martabat sesuai dengan falsafah pancasila. Pendidkan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif-terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional dan bertanggung jawab dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam UUD 1945: Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Lingkungan sekolah merupakan sub system pendidikan yang biasa disebut lembaga sekolah. Lembaga sekolah merupakan wahana untuk mengalokasikan individu kedalam status atau posisi-posisi yang ada dalam masyarakat, sesuai dengan bakat kemampuan dan ciri-ciri kepribadian. Sekolah merupakan tempat guru untuk memproses siswa sehingga menjadi output yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dalam pembelajarannya faktor guru memegang peranan penting. “Tugas guru adalah mengajar yang diartikan sebagai suatu aktivitas pengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik- baiknya dan menghubungkan dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar” (Sardiman, 1990:47). Dengan kata lain, mengajar adalah upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Adanya peranan guru terutama kemampuan guru dalam mengajar dapat mempengaruhi dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengajar tentu akan menggunakan gaya mengajar yang menarik atau variasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pada umumnya para guru memberikan materi pelajaran masih mengandalkan buku paket, dan jarang sekali menggunakan media pembelajaran ataupun model pembelajaran. Materi diberikan secara tuntas kemudian tanya jawab dan guru memberikan tugas atau test. Masalah yang timbul dalam pelaksanaan proses belajar mengajar saat ini, pada umumnya guru tidak mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dan tidak berjalan sesuai dengan rencana karena pada umumnya guru tidak berperan aktif dalam melaksanakan aktivitas mengajar secara optimal sesuai dengan yang seharusnya guru lakukan. Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi guru dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di SDN 34/1 Teratai, penulis melakukan proses identifikasi guna menemukan permasalahan yang paling mendasar yang tengah dihadapi guru untuk selanjutnya harus segera ditemukan langkah pemecahan dari permasalahan tersebut. Setelah dilakukan proses identifikasi, penulis menetapkan bahwa permasalahan yang paling mendasar yang terjadi adalah pentingnya kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitan pentingnya kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, maka dalam penyusunan proposal skripsi ini penulis tertarik meneliti : “Studi Kemampuan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri 34/1 Teratai.”
Page | 3
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
II. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Kemampuan Guru Kemampuan adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan sedangkan dalam konteks keguruan, kemampuan tersebut diterjemahkan sebagai gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang nampak sangat berarti. Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu profesi yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula. Sedangkan kemampuan dalam profesi keguruan akan dicerminkan pada kemampuan pengalaman dari kompetensi keguruan itu sendiri. Apabila disimak makna yang tertuang dalam kaidah kemampuan tersebut, maka setiap profesi yang diemban seseorang harus disertai dengan kemampuan, dimana profesi itu sendiri dibatasi sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Mengingat peran pentingnya kehadiran seorang guru pada proses pendidikan itu, maka kemampuan-kemampuan yang seharusnya dimiliki sebagai pondasi profesinya adalah tonggak awal bagi keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan mengajar guru, sebenarnya merupakan pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutelak dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Kompetensi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran di jalur sekolah. Untuk itu, seorang guru perlu menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar serta memiliki kepribadian yang kokoh sebagai dasar kompetensi. Jika guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran serta tidak pula mengetahui cara-cara mengajar, maka guru akan mengalami kegagalan dalam menunaikan tugasnya. Oleh karena itu, kompetensi mutelak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian, kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. 2. Kemampuan dasar yang harus dimiliki Guru Secara umum, guru menjadi tumpuan atas maju mundurnya pendidikan di Indonesia. Jadi agar kualitas pendidikan bagus, maka guru perlu memahami 10 dasar kemampuan guru, sebagai berikut : 1. Mengembangkan Kepribadian 2. Menguasai Landasan Pendidikan 3. Menguasai Bahan Pengajaran 4. Menyusun Program Pengajaran 5. Melaksanakan Program Pengajaran 6. Menilai Hasil dan Proses Belajar Mengajar yang telah dilaksanakan 7. Menyelenggarakan Program Bimbingan 8. Menyelenggarakan Administrasi Sekolah 9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat 10. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
Page | 4
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
3. Standar Kompetensi Sekolah Dasar Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalamkinerjaguru. 1) Kompetensi Pedagogik 2) Kompetensi Kepribadian 3) Kompetensi Sosial 4) Kompetensi Profesional 4. Guru dan Tugas Guru Guru adalah sosok seseorang yang digugu dan ditiru seperti yang sering kita dengar. Apapun yang guru lakukan senantiasa akan ditiru oleh anak didik, bukan sekedar apa yang guru lakukan bahkan cara berpakaian gurupun dapat ditiru oleh anak didik. Maka, seorang guru senantiasa berpenampilan rapi, bertutur bahasa yang baik, berprilaku sopan, dan mencerminkan prilaku yang baik kepada anak didik. Guru adalah sosok manusia yang memiliki kelebihan dan kemampuan dalam menciptakan dan menyelenggarakan proses pembelajaran. Dalam konteks ini guru memegang peranan yang amat penting. Kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran tercermin dalam unjuk kerjanya. Guru dituntut profesional yang didasarkan pada keahliannya dalam menyelenggarakan pembelajaran tersebut. Emosda, (2009:2) 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Selanjutnya diterbitkan oleh Depdiknas (2004:6) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar tersebut anatara lain : a).Faktor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan pembelajaran. b).Faktor siswa, siswa adalah subjek yang belajar atau yang disebut pemebelajar. c).Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. d).Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar. 6. Standar Proses Pembelajaran Faiq (2013:online) mengatakan bahwa berdasarkan standar proses pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013, maka guru harus melaksanakan 3 tahapan yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. A. Kegiatan Pendahuluan pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru berdasarkan amanat Kurikulum 2013 adalah: 1)Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada kegiatan pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran adalah mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. 2)Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terkait materi pembelajaran baik materi yang telah siswa pelajari serta materi-materi yang akan mereka pelajari dalam proses pembelajaran tersebut. 3)Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru kemudian mengajak siswa untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan sehingga dengan Page | 5
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
demikian mereka akan belajar tentang suatu materi, kemudian langsung dilanjutkan dengan menguraikan tentang tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut. 4)Terkahir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus memberikan outline cakupan materi serta penjelasan mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang diberikan. B. Kegiatan Inti pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada hakikatnya, kegiatan inti adalah suatu proses pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini mestinya dilakukan oleh guru dengan cara-cara yang bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa agar dengan cara yang aktif menjadi seorang pencari informasi, serta dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan inti harus bersesuaian dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Kegiatan inti mencakup proses-proses berikut: (1) melakukan observasi, (2) bertanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasikan informasi-informasi yang telah diperoleh, (5) dan mengkomunikasikan hasilnya. Pada prosespembelajaran yang terkait dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi yang diberikan guru atau ahli, siswa menirukannya, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada siswa. Di tiap kegiatan pembelajaran seharunya guru memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain sebagaimana yang telah dicantumkan pada silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Cara-cara yang dilakukan berkaitan dengan proses pengumpulan data (informasi) diusahakan sedemikian rupa sehingga relevan dengan jenis data yang sedang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan lain-lain. Sebelum menggunakan informasi atau data yang telah dikumpulkan dan diperoleh siswa mesti tahu dan kemudian berlatih, lalu dilanjutkan dengan menerapkannya pada berbagai situasi. C. Kegiatan Penutup pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Perlu diingat, bahwa KD-KDdiorganisasikan ke dalam 4 (empat) KI (Kompetensi Inti). a.KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa b.KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosia c.KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar d.KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkanmelalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua mata pelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi menggunakan proses pembelajaran yang bersifat indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Page | 6
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
III. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif karena dimaksudkan untuk melihat keadaan yang sebenarnya di lapangan tanpa adanya perlakuan atau manipulasi terhadap objek penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah guru SDN 34/1 Teratai. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009:14) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara rondom, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Melalui metode tersebut akan diadakan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang kemampuan guru dalam proses belajar mengajar di SDN 34/1 Teratai. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bagaimana tingkat kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Dengan tolak ukur apakah tergolong baik sekali, baik, cukup, kurang baik, tidak baik. IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diperoleh nilai secara klasikal kemampuan guru dalam proses belajar mengajar di SDN 34/1 Teratai, yaitu 2 orang guru mendapat nilai predikat “Baik” dengan skala nilai keberhasilan 75-84 dengan persentase 10%. Diperoleh 18 orang guru mendapatkan nilai predikat “Cukup” dengan skala nilai keberhasilan 60-74 dengan persentase 90%. Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum guru SDN 34/1 Teratai kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yaitu pada predikat “ Cukup “. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan penerapan aspek proses belajar mengajar disimpulkan sebagai berikut: Pada penerapan aspek tujuan pembelajaran, secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan tujuan pembelajaran dengan nilai rata-rata 4 dengan pada predikat “Baik“. Dalam penerapan materi ajar, secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan materi ajar dengan nilai rata-rata 4 dengan pada predikat “Baik“. Dalam penerapan metode pembelajaran, secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan metode pembelajaran dengan nilai rata-rata 4 dengan pada predikat “Baik“. Dalam penerapan langkah pembelajaran, secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan langkah pembelajaran dengan nilai rata-rata 4 dengan pada predikat “Baik“. Dalam penerapan alat/bahan/sumber belajar, secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan alat/bahan/sumber belajar dengan nilai rata-rata 3 dengan pada predikat “Cukup“. Dalam penerapan penilaian, secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan penilaian dengan nilai rata-rata 3 dengan pada predikat “Cukup“. Dalam penerapan kesan umum rencana pembelajaran secara umum guru SDN 34/1 Teratai telah menerapkan kesan umum rencana pembelajaran dengan nilai rata-rata 3 dengan pada predikat “Cukup“.
Page | 7
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
5.2
Saran Sesuai dengan isi dari pembahasan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran kepada : 1.Guru Sebagai bahan pertimbangan dan petunjuk dalam meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan aspek proses belajar mengajar. 2.Sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi dan kualitas para guru dalam sekolah untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar sehingga sekolah memperoleh guru yang profesional dalam melakukan proses belajar mengajar. 3.Peneliti Lanjutan Sebagai acuan dalam melakukan penelitian atau membuat karya ilmiah yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. DAFTAR PUSTAKA Danim, 1994. Pengertian Kemampuan. (Online). http://danim.wordpress.com/1994/10/23/pengertian- kemampuan/. Diakses tanggal 21 Agustus 2013. Depdiknas. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Departemen Penididkan Nasional. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Yrama Widya. Djiwandono. 2011. Tes Bahasa Pegangan Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT. Indek Emosda. 2009. Modul Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar. Jambi. Faiq. 2013. Standar-proses- pembelajaran-kurikulum. (Online). http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/standar-prosespembelajaran-kurikulum.html. Diakses tanggal 11 Februari 2014. Giri Maskatno, 2010. Kemampuan Dasar Guru. (Online). http:// maskatnogiri.wordpress.com/2010/12/23/kemampuan-dasar-guru/. Diakses tanggal 21 Agustus 2013. Hamalik. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Haryadi dan Zamzani. 2002. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jambi: UPP PGSD Muara Bulian. John. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media Group Majalah Pendidikan. 2011. Profesional Guru. (Online). http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-profesionalismeguru.html. Diakses tanggal 21 Agustus 2013. Marisa, I. 2013. Hubungan Gaya Mengajar Guru dengan Keaktifan Belajar Siswa di SD Negeri 95/1 Desa Olak. Jambi: Skripsi Unja. Page | 8
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]
Mohdnasir, 1960. Instrumen-penilaian-kemampuan-guru. (Online). http://www.google.com/Instrumen-penilaian-kemampuan-guru. Diakses tanggal 11 Februari 2014. Robbin. 2007. Pengertian Kemampuan. (Online). http://robbin.wordpress.com/2007/12/11/pengertian- kemampuan/. Diakses tanggal 21 Agustus 2013. Rudianto, 2010. Tugas dan Peran Guru. http://onnyrudianto.wordpress.com/2010/03/01/tugas-dan-peran-guru/. Diakses tanggal 21 Agustus 2013.
(Online).
Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grapindo Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukilawati. 2010. Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama Suparman S. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Sudrajat. 1992. Pengertian Kemampuan. (Online). http://www.blogspot.com/1992/07/pengertian-kemampuan. Diakses tanggal 21 Agustus 2013. Sudjana. 1989. Profesi Keguruan. (Online). http://sudjana.wordpress.com/1989/12/13/profesi- keguruan/. Diakses tanggal 21 Agustus 2013. Tim Penyusun. 2007. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 41 Tahun 2007. Tim Penyusun. 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16 Tahun 2007. Tim Penyusun. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Wijaya. 1992. Pengertian Kemampuan. (Online). http://wijaya.wordpress.com/1992/03/23/pengertian- kemampuan/. Diakses tanggal 21 Agustus 2013.
Page | 9
Ses F.KIP PGSD-S1
[email protected]