TAHLIL DAN TAHLILAN Oleh: Drs. H. Danusiri, M.Ag
I.
Pengertian-Pengertian l)asar
Tahlil belum tentu tahlilan, tetapi dalam tahlilan pasti ada bacaan 'ahlil. Tatrlil adalah nama lafal essensi tauhid laa ilaoha illo-llaah (tidak ada Tuhan selain Allah). Tahlilan adalah seperangkat forrnula yang terdiri atas sejumlah kalimah thayyibah, surat-surat pendelq ayat-ayat, atau bahkan potongan-potongan ayat Alqur'an yang dibaca baik secara individual maupun komunal (sendiri-sendiri atau berjamaah/koor), didasari keyakinan bahwa membacanya memperoleh pahala dari Allatr swt. Pahalanya dikirimkan untuk orang yang sudah mati atau masih hidup tetapi diperlakukan seperti orang yang sudah mati, umpama seorang yang sedang haji ditahlili sejak hari pemberangkatannya hingga hari ke tujuh setelah itu tiap malam Jumat hingga yang haji kembali ke rumah dengan selamat
Yang dimaksud dengan kalimah thayyibah secara literal addah kalimat-kalimat yang bailq berasal dari Alqur'an, seperti surat Ikhlas, al-muta'wwizatain, dan ayat kursi; al-Hadis seperti tahlil, tahmi( takbq tasbih hauqalah, Shalawat, maupun nrnusan ulama, seperti hadlratr, tawasul, hadilyah, dan doa (bisa dari Rasulullah maupun dari ulama). Tahlilan ritus keagamaan khas Islam sanfii baik secara legal atau kultural yang dilaksanakan pada hari pertama hingga hari ketujuh kematian seseorang, pada hari ke 40, hari ke 100, ulang tahun kematian pertama (mendhak pisaz), ulang tahun kematian kedua (mendhak pindho),han ke 1000 (nyewu), dan selanjutnya tiap tahun sekali(haul) sejauh dikehendaki oleh keluarga si mayyit. Ulama atau kiyai besarbiasanya selalu dt-houl-i Ritus tahlilan biasa dilaksanakan pada malam Jumat (kamis sore) sesudah shalat 'Ashar di makam-makam, atau sesudah shalat maghrib atau sesudah shalat 'Isya' di masjid atau di mushalla" atau di majlis-majlis taklim. Tahlilan bisa dilaksanakan di hari-hari lain atas dasar kesepakatan warga (partisipan) dan tempafrrya di antara mereka. Ritus ini menjadi kelengkapan memeriahkan 'Idul fitri, yakni setelah shalat id kemudian ramai-ramai ke makam leluhur untuk tahlil di sanq atau paruh terakhir bulan Sya'ban yang biasa disebut nmahon atau nyadronot Dalam nyadranan juga ada ritus yang disebut kifim arwah jamaah, yaitu masing-masing jamaah bisa mendaftar nama-nama orang yang sudah meninggal dari kerabafnya dan untuk masing-masing nam4 ia membayar sejumlah uang (katakanlah RP.5.000) kepada ulama atau kiyai atau kepanitiayaan yang menyelenggarakan upacara tahlilan. Uang ini bisa digunakan untuk membangun sarana ibadah, santunan kaum dlu'afa', santunan anak yatim, atau tujuan-tujuan lain kepentingan umat. Akan tetapi tidak jarang penggunaannya untuk yang memimpin upacara mtah ja noah tersebut. Sesudatr upacara tahlilan selesai, biasanya diikuti dengan ramah tamah atau makan-makan, bisa saja hanya snack ala kadarny4 t€tapi pada hari ke tujuh kematian seseorang dan peringatan-peringatan selanjutnya bisa cukup istimew4 batrkan sepulang tahlilan partisipan dibawai nasi dos, takir, atau berkat. Perkembangan selanjutnya berkat tidak berisi praktis bisa dikonsumsi lain hari dan kondisi makanan nasi, melainkan kue-kue dengan masih tetap baik dan tidak basi, atau berwujud bahan mentah yang belum dimasak seperti: me instan, gula pasr, teh bungkus, telur ayam, dan uang Khususnya di dalam majlis taklim, tahlilan bisa menyatu dengan yasinan, pembacaan nazhaman al-asma' al-husna, mujahadatran, atau istighasahan.
Sebenarny4 tujuan final tahlilan adalah mengirim pahala kepada si mayyit. Kiriman ini dipohonkan kepada Allah. Manfaat pahala seterusnya bisa berbentuk ampunan, pembebasan dari siksa kubur, siksa nerakq dan akhirnya masuk surga penuh dengan kenikmatan, dan kedamaian abadi tanpa batas. Dengan besrtr, tatrlilan dihayati sebagai bentuk kesolehan yang meruncing pada birr alwalidain (berbakti kepada orang tua atau meluas kepada leluhur dan sanak kerabat yang telah meninggal). Pengertian ini termasuk dalam konsep hasanah lawa mihtl dhnyur mendhem jero. Akan tetapi, forum tahlilan sering dimannfaatkan untuk tujuan lain, seperti penggalangan politik untuk mendukung calon presideq gubernur, bupati/walikota, luratrlkepala desa, calon anggota DPR
(legislatif), aJau kemenangan pemilu bagi partainya, atau untuk memecahkan problem umat atau bangsa.
Upacara tatrlilan untuk masyarakat luas telah menjadi budaya yang mapan (devinitif) atau prevalensi (kelazimanlkemestian) sehingga berimplikasi klaim bahwa, jika ada orang mati dan tidak ditahlili diibaratkan seperti kematian binatxrg."Wong moti yen ora ditahlili koyo matine kcbo *owo htcingl', klaim seperti itu sering terdengar dari lisan pengamal dan penghayat tahlilan ketika mengomentari ada peristiwa kematian dari warga shahibul mwibah yang tidak menyelenggarakan prevalensi perjamuan tahlilan. Implikasi selanjutnya, keluarga si mayyit yang tidak menyelenggarakan upacara tahlilan tidak disebut sebagai 'ahlu sunnah waljamaah' dan sering didislaiminasikan dalam
berbagai kerukunan sosial,
jika
keluarga
si mayyit tersebut
merupakan warga minoritas di
kampungnya.
Dilihat dari partisipan pelaksanaan tahlilan, ritus ini dapat dibagi menjadi duq tahlilan biasq dan tahlil kubra. Ddam tahlilan kubra melibatkan massa yang baoyak (kolosal) dan dihadiri sejumlatt kiyai besar dari berbagai kota, dilaksanakan di alun-alun, atau di suatu kampus pondok pesantren besar di kota atau di desa. Tatrlilan semacam inilah yang biasanya sarat dengan muatan-muatan lain: atas nama kepentingan bangsa keprihatinan nasib bangsa yang kurang menguntungkan, atau penggalangan politik praktis Dalam acara istighasatran, mujahadahan, pengajian akbar atau yang sejenisnya, unsur ahlilan hampir tidak pernah tertinggal, dan biasanya malah didahulukan dari pada acara yang lain Dalam ziarah walisongo atau trend kotemporer disebut wisata religius, tahlilan adalah unsur yang hamper mesti ada, dan ini dikirimkan kepada wali yang sedang diziamhi, termasuk kerabat wali di makam itu, meluas kepada tokoh-tokoh agama setempat dan umumnya kaum muslimin laki-laki mauapun perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati
tr.
Andisis Tentang Tahlilan
Tahlil merupakan tuntunan dari dari Rasulullalu yaitu melafalkan: laa ilaola illallaoh, sementara tahlilan merupakan kreasi ulam4 entatr siapa namanya, telah mer{adi upacara keagamaan dan telah menjadi standar ukuran sholeh dan tidak sholeh keberagamaan seseorang. Sudah barang pasti ukuran ini meleset. Ukuran sholeh dan tidak sholeh dalam hal ibadah yang bersifat ritual harus hanya yang berasal dari Allah dan Rasulullah atas dasar sabda beliau dalam khutbah haji wada' sebagai berikut: .tJ3,--1.-'r'r,
elrl
{.,-{lS,Le flsu.it!
L l+l l-J.:i,-1,*>.t
f$ cS;
Aku tinggalkan kepadamu semua dua perkara. Kamu tidak akan sesat selamanya selagi berpegang teguh keduanya, yaitu kitabullah (al-Qur'an) dan Sunnah Utusan-Nya.
Jika dalam hal urusan muamalatr atau keduniawian, standar sholeh dan tidak sholeh bisa saja bersumber dari luar alQur'an dan as-Sunnah seperti dari moral, etika, adat-istiadat setempat sepanjang secara prinsip tidak bertentangan dengan tauhid dan kemaslahatan umum.
Jika dicennati dalamdalam, tatrlilan yang beredar di tengahtengah masyarakat luas ini terdapat unsur-unsur yang sangat krusial, yaitu:
1. Mengirim patrala Makna mengirim adalah memberikan 's€suatu' kepada orang lain dengan menggunakan perantarq orang lain, teman, kurir, atau tukang pos. Jika 'sesuatu' itu berwujud pahdq Siapa yaag menjadi perantara pengiriman? Tidak ada teks apapun dari Allah dan Rasululah yang me4ielaskan tentang pengiriman pahala. Itulah sebabnya dalam naskah tahlilan yang beredar fiiAllah lah yang meniadi kurir, dengan mmusan di awal-awal upacara itu menggunakan hadlrah: ilaa hadlarati . . dan di akhir upacara tersebut mengucapkan 'doa' Alhhhrotuu ,oqabbol wa aushil aawaoba nuo qmahnoa. . .(Ya Allah terimalah dan sampaikan pahala apa yang aku baca . . .) Hakikatnya perbuatan ini menghina Allah serendatr-rendahnya, meskipun yang bersangkutan tidak merasa menghina-Nya, yaitu memposisikan Allah sebagai kurir, na'udzubillah min dzalik. Padahal Allah
.
2
itu Maha Pemberi rezeki (r-Razzaaq), Maha Kuasa (dl-Odifl, Maha
lar,a;t
(ol-Matiin), Maha
Pemberi (al-Wohhaab), Maha Kasih Sayang (ar-Rohiin). Dengan kualitas seperti itrl yang pantas adalatr omernohon'kepada-Nya. Bahasa Arab kata memohon adalah berdoa. Rasulullah bersaMa *Man lam yada' yagMlab. Rawahu ot-Turmudzi " @arantg siapa yang tidak memohon Dia Murka terdapat istilah yang kabur atau barangkali HR. at-Turmudzi). Di sengaja dikaburkan oleh oknum-oknum tertentu dengan istilah 'kirim doo'. E*nsi doa adalah meminta atau memohon. Kegiatan ini dilatokan karena yang bersangkutan tidak memiliki sesuatrt lalu kepingin memilikinyq sementara ia tidak mempunyai alat tukar atau membeli untuk memilikinya. Sementara itu mengirim mempunyai pengertian seperti yang banr saja diielaskan terdahulu. Jadi ungkapan 'kirim doa' sebenarnya tidak bermakna Qnystical lwrguoge). Anehnya berkembang luas di masyarakat. Akhirnya" kita segera tahu bahwa masyarakat itu segera
tengah-tengah
disadarkan esensi kirim, esensi doa, dan esensi ahlilan.
Dasar hukum bahwa orang mati supaya didoakan adalah hadis berikut: Ketika Raja Najasyasi msninggal dunia, informasi sampai kepada beliara selanjutnya Rasulullah bersabda {e-}JA
s{l
.* d*-r dji+ll
ol-r..r} . . .
f-r" \, trJiii.{
Mohonkan ampunan untuk saudaramu (tIR. al-Buktrari dan Muslim/Iduttafaqun 'alaih dari Abi Hurairah).
Syariat formal memohonkan ampunan terhadap orang mati adalah menyalatinya. Di dalam menyalati itu ada doa khusus ampunan si mayig yaitu antara lain "Alahummaghfir lalru . . . dan seterusnya" Selar{utya, doa semacam itu boleh diucapkan/dilakukan di luar shalat jenazah secara formal.
Jika orang tidak bisa berdoa untuk orang mati dengan bahasa Arab yang secara redaksional dituntunkan oleh Rasulullah, boleh berdoa dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa non Arab. Secara fumgsional justru lebih utama berdoa dengan bahasanya sendiri daripada berdoa dengan bahasa Arab tetapi tidak mengetahui makna redaksinya. Mengapa? Hakikat doa adalah meminta. Kalau meminta kok tidak tahu isi permintaanny4 ini perbuatan konyol. Apa bedanya radio dan televisi yang oleh telinga manusia tampak dan terdengar menyanyi sangat indah, sementara radio dan televisi tersebut tidak menyadari bahwa ia menyanyi. Akan lebih runyam lagi ketika mengucapkan hadlrah, hadiah pahdq dan berdoa yang ada unsur redaksi Allalamma tqabbal wa attshil tsan'aaba maa qtra'na, . . . dan tidak tahu arti ucapan doanya itu. Perbuatan ini salah bertumpuk-tumpuk. Doanya tidak menyambung kepada Allah secara fungsional karena tidak ada kesadaran batrwa dirinya meminta kepada-Nya, daa tidak ada tuntunannya dari Rasulullah. Untuk itu, mari sadarlah, , ,mari beragama itu yang fungsional. Fungsionalisasi agama adalah pelaksanaan tuda dffiagama itu sendiri. Mari, para tokoh-tokoh agama, dewasakan umat! Berilah pengetahuan agama yang benar yang bersumber dari Allatr dan Rasulullah. Kasihanilah mereka dengan memberi sesuluh yang autentik dari junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Jangan menjadi pendusa agama dengan mencipta-cipta upacara-upacara keagamaan. Jangan berada di bawah praduga 'bahwa mereka tidak tahu, kalau mercka tahu pasti mau melaksanakan tahlilan yang di dalamnya ada hadlratr, hadiah, dan tawasul'. Anggapan itu keliru besar! Di seberang sana juga banyak orang yang telah mengetahui bahwa perbuatan itu salah karena tidak ada contohnya dari Rasulullah, para sahabat para tabi'in, dan para tabi'ut tabi'in. Artinya, mereka tahu bahwa pengiriman pahala itu bukan syariat Islam. Tidak ada keterangan apa pun dari Allah dan Rasulullah batrwa Rasululah mengirim pahala untuk Khotiliah istri tercinta beliau. Tidak ada keterangan apa pun dari Allah dan Rasulullah bahwa 'Aisyah mengirim pahala untuk Rasulullah. Tidak ada keterangan apa pun dari Allah dan Rasulullah bahwa para sahabaf mengirim pahala untuk Rasulullah. Tidak ada keterangan apa pun dari Allah dan Rasulullah bahwa para tabi'in mengirim pahala untuk sahabat. Tidak ada keterangan apa pun dari Allah dan Rasulullah bahwa tabi'uttabi'in menirimn pahala untuk tabi'in. Lebih dari itn, Sebelas maztrab: Imam Abu Hanifah, Imam Malilq Imam Syaf i, Imam Hambali,
Suffan Sauri, Su$an'Uyainah, Lais bin Rahawaih,Ibnu Jarir,lmam Zhahiri(Zhahiriyyah), dan alAtya'imenolak tahlilan dalam arti mengirim pahala dan perjamuannya (al-'Alawi, [t.th.]: 69). Banyak ulama Syafiiyyah mengatakan bahwa tehlilan adalah bid'ah (as-Sarbani,[t.th.]: 368; alQulyubi, [t.th.],I: 353; an-Nawawi,l4l7 H,V:186; al-Haitami,[t.th.7,l:577; ad-Dimyati,[t.th.],Il:146; al-Qirmani,no.l8,1933:285; as-Sarbani, l4l5 H,I:210. Para Ulama ini menulis kitab hning ymg
menjadi kurikulum di pondok pesantnen. Sepuluh madrab yang lainnya juga senada dengan syafiiyyah, meskipun menggunakan term lain: Hanafiatr mengatakannya bid'ah (al-Amin,1386 H,tI:240), Malikiah mengatakannya bid'ah (ad-Dasuki,[t.th.],I:419), Hambalia]r mengatakannya makruh dan seperti jahiliyah (al-Muqaddasi,l405 tl,ft215) sebagaiannya mengharamkan dan sebagainnya mengatakannya bid'ah (tbnu Taimiyyah,[t.th.],I:316). Sebe,narnya, ulama lndonesia yang menulis kitab dan umumnya ulama kotemporer juga menolaknya. An-Nawawi Bantani mengatakan bahwa mengirim pahala kepada orang yang telah meninggal adalah haram. Arsyad alBanjari dan al-Mawa'iz mengatakan bahwa mengirim pahala unhrk orang yang telah mati adalah bid'ah. Dasar penolakan mereka adalah firman Allah sebagai berikut:
Oartu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusatrakannya (QS an-Najm:38-39). Berikut ini saya nukilkan langsung komentar para ulama berkaliber mujtahid antara lain: a. Imam Syaf i sebagaimana diintodusir oleh Imam Nawawi: Jd-"I.yJOlr:.ltclj.r..lUlld$r.,-u^llJl l<+l-i d.-r)ril6fUil +rr.0. Jr(&llU OtJill 6lJilll-lr . . . . . prl Or.!drL li! .,+ill djJ ,r* t Mengenai bacaan alQur'an itq yang popular dari maztrab Syaf i, bahwasanya pahala itu tidak sampai kepada mayyit. Dalil Imam Syaf i adalah firman Allah*Wa qr laiso lil insooti illaa maa sa'a (Tidaklah bagi manusia itu memperoleh sesuatu (pahala) kecuali yang ia usahakan) dan sabda Nabi*Idzaa maot lbnu Adoma .. . (Apabila anak Adam mati . . .) b. Ibnu flajar al-Haitami ,*l Ol_r.l$_r . . . rre-jill t++t-i O! .c+.I qrl d.-i y al-;il gl U. Or*$^ll 4ilLl L ,,.Io ui+ ql" el;fo ) c4pll \Hl-i .",lJl,J.+ y OlJill tlJE 61'ralLilt\$r. rF JJe,i.llJ .,r,.n- Yl Ol-Ul Mayyit itu tidak dibacakan al-Quran untuknya. Para ulama Mutaqaddimun memutlakkan bahwa pahala mernbaca alQur'an itu tidak sampai ke mayyit. Pahala itu untuk yang membaca Dalilnya adalah 'Wa ot laisa lil insaoni illaa moo sa'a. Pendapat yang popular dari maztrab Syafi'i menyebutkan bahwa pahalapembacaan al-Qur'an itu tidak sampai kepada si mayyit. c. Ibnu Katsir :U
hr+di .-i; J,tAi $d j t:;ilJ
o-;
;#
Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab)terhadap orang-orang kafir (QS Yasin:70).
Sedikit harap dipahami bahwa l
yang dikirimkan ifii muspro. Mengapa? orang berbuat tergantung dengan niatnya. Jika niatnya dikirimkan, berarti sudah tidak ada patrala padanya Akan tetapi, pahala itu tidak sampai kepada mayat yang drtuju. Jadi, yang namanya pahala itu entah ke mana . . .? Perbuatan tahlilan yang pahalanya dikirimkan itu ternyata sia-sia. Pahala sudah tidak dimiliki, tetapi juga tidak sampai kepada yang drtuju. Selain itu, kesia-siaan juga terjadi karena ada unsur baru dalam berdoa, yaitu wasilah. 2.Wasilah (Perantara) Di dalam pelaksanaan tahlian itu biasanya juga mengangkat ruh-ruh tertentu yang disebut wali. Wali itu lah yang diyakini menyampaikan doa yang dipanjatkan kepada Allah. Diantara walli-wali perantara itu adalah: Rasulullah, syuhada' p€rang Badar, Syeilfi Abdul Qadir al-Jaelani, Syeikh Junaid al-Baghdadi, Syeikh Naqshabandi, walisongo dll. Praktik ibadah semacam ini samasekali tidak diajarkan oleh Rasulullah. Selain itu, arti kata'wosilah' yang termuat dalam doa yang dilafalkan setelatr adzan itu berrnakna kedudukan tinggi di surga. Demikian Sabda Rasul yang menunjul*an pernyataan ini:
L &lJjEeirill&...lti1:dr+ d-:a+b rillul-.trlr.l,p-l 6.- tl,..b.il.,.:-l gptlt at1-t&.lrl+oirt +J V! ,r+l Y ,thll il} kili ilr-il J.il lrL F IJJ' +le &l & 6).- .,.le & dF 4Xj ,rJ' lJ.- 13 ,d;1i1 "rr 0l* dl) f,oti^ill d .'.1- ilt-Jl J.itt & ,ri .y Ul ,''JSl ,-,lJ+-,lr,.Xl .l+o .r.
Hadis dari Abdullah bin Amr bin 'Ash ra., batrwa ia mendengar Rasulullah bersaMa: jika kamu mendengar panggilan alz.an, maka berkatalah seperti apa yang telatr ia mengatakan - maksudnya mengikuti lafal adzan itu - kemudian bershalawatlah untuk ku, karena sesungguhnya barang siapa bershalawat untuk ku sekali, maka Allah akan bershalawat (mengaruniai kasih sayang) l0 kali. Selanjutnya mohonlah kepada Allah untuk kt al-wasilah. Sesungguhnya, wasilah itu adalah suatu tempat di surga, yang tidak pantas kecuali untuk hamba Allah di antara para hamba-Nya. Aku berharap bahwa aku adalah dia, hambayang dimaksud. Barang siapa memohon kepada Allah untuk ku al-wasilahkebolehan baginya sayafaat (HR. Muslim). AlQur'an surat al-Maidah ayat35 yang menyebutkan l
,>rLri{
ru;
ri;r
#ir; ti?ci;t *
*'i!;
rri+'i;
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
b.
berdoalah kepada-Nye dengan rest trkut (tidak akan diterima) dan harapen (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (QS.al-A'rafl7:56). Penuh konsentasi, tak perlu bersuara lantang. Allah berfirman:
l*'
r{ g E-ri'ir.*
\
tfriLf
;-P,--*-r;L;s
aL lU
Dan apabila hamba-hamba-Ku beranya kepadamu tentang Aku, maka (awablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklatr mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS al-Baqarah/2:186).
Berdoa itu langsung kepada Allah. Berdasarkan naskah resmi dalam Islaru yaitu al-Qur'an dan crs-Sutmah ash-shahihoh al-muqbolah. Allah tidak pernah mengangkat ajudan apa atau siapa pun yang menghantar doa kepada-Nya. Berdoa hanya kepada-Nyq tidak pada yang lain. Demikian petunjuk-Nya:
i*#iidtill ljEJtjl Vn'
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
(QS.al-Fatihal/l:4). Dengan demikian, berdoa kepada Rasulullah pun tidak ada syariatnya. Apalagi selain beliau. Tugas Rasulullah kepada umat manusia hanya menyampail
lAl
Tambahan, Dalam al-Qur'an disebutkan hingga 224 kc;li bahwa hanya Allah lah yang menghapus atau mengampuni dosa. Lha, kalau Allah sudah menginformasikan hingga sebanyak itu kok kita tetap mbrengkele berkeyakinan bahwa Rasulullah itu penebus dosq kata apa lagi yang pantas diucapkan untuk mereka yang meyakini bahwa Rasulullah adalah maahiya adz4ztmrub? Ada lagi jenis kesalahan, yaitu berdoa kepada Rasulullah, umpama:
Qd dlaqa hildii odrihii yaa Rasulullah (Keadaanku benar-benar telah mentog maka dapatkanlah untukku ya Rasulullatr). Pada umumnya, yang berdoa seperti itu tidak dalam kesempitan, melainkan penyelenggaraan ritual yang mengandung doa tersebut umumnya diselenggarakan secara kolosal, sarana prasarananya amat lengkap, termasuk uboranpe-ny4 para partisipannya sehatsehat, dan pasti bermurah rezeki. Bagaimana bisa berkata "Qad dlaqat hilatii, yang intinya sangat berkesulitan dalam menghadapi persoalan?
(2) Nabi
Muhammad
orang-orang yang mengubah-ubah atau mengada-adakan sesuatu (peribadatan). Justnr mereka itu, atas dasar pemahaman logis hadis tersebut, nantinya tidak akan memperoeh bagian minum telaga al-Haudl. Menurut pemahaman penulis, mengirim pahala itu juga termasuk mengubah-ubah ajaran baku dalam Islam. Semula pahala hanya untuk yang berbuat lalu diubah pahala bisa dikirimkan, kemudian mengirim pahala itu memperoleh pahala tersendiri atas dasar keyakinan birrul walidoin atau amal sholeh. I'tibar yang diperoleh bahwa kalau sudatr terlanjur berbuat salah maka akan menelorkan anak-cucu perbuatanperbuatan lain yang juga pasti salah. Lebih runyam lagi kalau kesalatran itu tidak disadari dan malah dibungkus keyakinan 'sebagai {tihad'. Kesalahan pola semacam ini tentu akan menjadi laten dan pennanen, tetapi tidak menyadari kesalahannya. Untuk itu" penulis mengajak pembaca untuk merenungkan dan selanjutnya menjadikannya pedoman pasti dalam beragama dari ayat berikut:
il
u+ ol *li;a, #
tu-ri,Pili,: *,
rt # ob
@ a#ir{itp"rti'#" Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allatr. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah- Qs al-An'arn/6 :116).
Banyak sekali pola ibadah ciptaan manusia yang dasarnya hanyalah mengikuti leluhur, mengikuti para tokoh-tokoh agama, iman buta, dalam kata lain dhan (srrlrgkaan belaka), atau sengaja mencampur aduk unsur-unsur non Islam ke dalam Islam. Tahlilan di dalamnya dicampur dengan upacara memperingati mayat pada hari ke 7, 40, l00., mendluk Pism, mendhok pindho, 1000, haul adalah campuran antara Islam dan Hindu. Mengirim pahala dalam tahlilan adalah campuran antara Islam, Hindu, dan impian orang-orang tertentu seperti alMalibari. Tahlilan di dalamnya ada unsur hadiah pahala kepada si mayyit adalah campuran antara Islam dan ciptaan muslim tertentu, entah siapa yang memulainya. Pengiriman pahala dalam tahlilan dengan menggunakan perantara ruh-ruh tertentu adalah campuran antara
3.
semangat Hindu, ciptaan umat Islam, dan ajaran Islam. Tahlilan boleh dan sangat utama, tetapi harus berpola yang 100% berdasar syariat. Makan-makan bersama setelah tahlilan dalam rangka memperingati orang mati Dalam dialog antara Umar bin Khatab dan Jarir disebutkan sebagai berikut:
?p(ir"J"
?,.L.lll O:L-r.-r.'u.tt
gt*dr: -r y:*_r+
dlt .rb OJ*,.3+J
{ t* fr:
CCt an Umar: Apakatr kamu meratapi orangmu yang sudah mati?
Jarir : Tidak
:
-P.}+
_t&
Umar: Apakah mereka berkumpul di rumah keluarga si mayyit dan menyajikan makanan
Jarir : Ya Umar: Itulah namanya meratapi orang mati. Berkenaan dengan dialog antara Umar bin Khatab dan Jarir itq Ibnu Katsir berkomentar ;.Laa kaqno khairm lasabaquno ilaih" (Seandainya prefalensi itu bailq niscaya mereka (para sahabat Nabi) telah mendahuluinya (melakukan prefalemsi). Imam Syafi'i dalam kitabnya" al-Umm menulis bahwa:
.O+tl:+lellllgli
,l,S;
#
,-r*rJ O!-r
i-t +lld-, riUtjlr
Aku memakruhkannya al-ma'tam(prefalensi), yaitu berkumpul, meskipun mereka itu tidak menangis karpna yang demikian itu sebenarnya memperbaharui sungkawa (atas kematian seseorang (al - Umm,lz3 I 8)
III.
Dasardasar Bacaan Tahlilan Dan Pedelasannyt
1. Membaca Surat al-Fatihah
Salah satu inti redaksi surat al-Fatihah adalah penyataan hamba kepada Allah bahwa hanya kepada Allah lah ia menyembatr dan memohon pertolongan, yaitu pda ayat 'IWo-
Ka na'budu wa iyya-Ka nasta'iin. Karena pola kalimat ini adalatr kalimat susun balik (konversi), yakni mendahulukan objek dan mengemudiankan subyek, maka menunjukkan makna doa langsung tanpa perantara dan hanya satu-satunya permohonan itu terarahkan kepadaAllatt. Surat al-Fatihah disebut sob'tm minal matsan, artinya tujuh ayat yang selalu diulangulang dibaca yaitu dalam shalat. Hal ini mengandung hikmah penanaman kesadaran kepada manusia supaya patram benar bahwa menyembatr dan memohon pertolongan itu hanya kepada Allah dan langsung. Disebut pernyataan dan doa mengandung pemahaman pula bahwa ketika si pembaca sampai pada ayat rar (fua-Ka nasto'iin) kesadarannya hanrs hadir, yaitu memohon apa? ? ? kesadaran itu diisi memohonkan ampunan kepada si anu, Mbah anu, Pakdhe anu dst, ,, itulah sebabnya ketika akan membaca secara koor (berjamaatr) bisa didahului oleh lmam umpamanya dengan pernyataan liajli maghfirati (Untuk permohoman ampunan si . . . ). Al-Fatihah! Yang membaca memang masih hidup, tetapi dengan pola kata kerja yang menggunakan dlamir mustatir nalmu, artinya kitd" maka dimaksudkan saudara kita seiman yang sudah meninggal pun tercakup dalam pengertian kita sebagai saudara seiman. Dasar batrwa surat al-fatihatr bisa digunakan sebagai pernyataan doa adalah hadis sebagai berikut:
& ,4rlt cr'4l. . r.ic rlrl {r.5J 6.,19..1A s+l 3)-ll ,-.-."i d.. -r -r' ,Ilcli :dyl &r+ ^il
dI lili,dL L 6.r-L,,:'*i;
u.r+c
ixr
c+lr
.+l .l-., jp ,il cti ,r^. jl rr--ll Cl'i lSlJ .d;r.e o.ir..' d+r -r" /itl dli ,Cu.ll,tl cr-, i r.-Jl :ri.Jl c}-ir .rr-rlc !rir+. :cJ-. -l -p rttl dI,dHJl r+ dlt- cjti tilr ..JJi. ,rle ,Jt "f; :6-r. l.:r :cli ,ip3..6 d[;lr r*., ..itr.r! :c.tri l.tli .a+" ti,lll:c.[i Ulj ..JLL a.+'L a+ei,u+_rs+i -uc 1.eclt &-ildHJl J"lJ'.- dFJlJ"l-t-ll ({Jr.rii.).tr-U,-6.-1.
ra.sJ l.r :clt,6glUlt YJ fcrL HJ'5-ll
Dari Abu Hurairah semoga Allah ridla kepadanya . . . aku mendengar Nabi saw bersabd4 Allah'Aruil waJalla berfirman: Aku bagi shalat (al-Fatihah) itu antara Aku dan hambaKn, untuk hamba-Ku apa yang ia minta. Ketika hamba berkata al-Hamdu lillaohi Rabbil 'alamiin, Allah'Azzlwalalla berfirrran: Hamba-Ku memuji-Ku. Ketika hamba membaca ar-Rohmaminahiim, Allah'Arua waJalla berfrman: hamba-Ku menyar{ung-Ku. Ketika
hamba membaca Maoliki yawniddiin, Allah 'Azz,a waJalla berfirman: hambaku memuliakan Aku, di lain waktu beliau (Rasulullatr) mengatakan'Hamba-ku menyerahkan kepada-Ku. Ketika hamba membaca lyya-Ka na'budu wa iyya-Ko nasta'iin, Allah'Az;:a waJalla berfirman: Ini antara-Ku dan hambaku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Ketika hamba-Ku membaca lMinss ash-shiraalwl mwtaqiim shiraatlnlladziina an'amta 'alaihim ghoiril nagMlwbi 'alaihim walas adldlalliin, Allah'azza waJalla berfirman: Ini untuk hamba-Ku. Bagi ham-Ku apa yang ia minta ftIR Muttafaqun 'alaih). Di dalam hadis ini tertera wali'abdi maa saala (bagi hamba-Ku apa yang ia minta). Nah, di tempat inilah kesadaran dihadirkan kepada Allatr minta apa? Tentu meminta ampunan orang yang telah minggal atau masih hidup dalam tahlilan itu. Pengertian 'wali'abdii mcw sa ala"tenfri tidak termasuk memohon kepada Allah untuk menyampaikan pahala kepada mayyit. Mengapa? Ada pasal tersendiri sebagaimana disebut dalam surat an-Najm 38-39. Menurut pemahaman model ta'wrud antara hadis tersebut dengan ayat 38-39 an-Najm ini dan ayat-ayat lain yang semaknq pemecahannya adalah ayat tersebut merupakan pengususan dari keumuman lafal maa sa ala. Membaca surat al-Ihlash Salah satu inti makna redaksi surat al-Ihlash adalah pernyataan bahwa hanya kepada Allah kita bergantung. LagiJagi lafal ini merupakan kalimat susun baliMllalru ashShqmad, mengandung pengertian hanya kepada-Nya, tidak kepada yang lain dalam bergantung atau menggantungkan sesuatu antara lain ampunan (dalam peristiwa
2.
-
3.
4.
tahlilan) atau yang lain. Membaca surat al-Falaq Salah satu inti redaksi surat al-Falaq adalah memohon perlindungan kepada Allatr swt dari seluruh kekuatan jahad. Dengan demikian, dalam hajad berdoa untuk ampunan kerabat leluhur, nenek moyang yang telah meninggal tidak tergoda oleh kekuatan jahad apapun, termasuk setan dan teman-temannya. Membaca surat an-Naas Salah satu inti redaksi surat an-Naas adalatr memohon kepada Allah agar dalam kita berdoa antara lain ampunan kepada yang sudah mati itu mantap, tidak was-was bahwa Allah pasti mengabulkan permohonan kita asal pendoa itu merupakan hamba Allah yang beriman, beramal shaleh, dan tidak maksiat. Allah adalah Shadiqul wa'dil
-
-
amiin.
5. MembacaayatKursi. Ayat kursi merupakan ayat kfiusus yang diberikan kepada Rasulullah, terrrasuk dan pasti untuk seluruh pengikutrya yang setia hingga akhir zaman. Terlalu banyak manfaat ayat kursi, antara lain: Malaikat rahmat turun untuk menebarkan rahmat dari Allah, dan menjauhkan setan dalam majlis ketika ayat ini dibaca. Disebutkan juga bahwa ayat Kursi adalah sayyidnya alQur'an (HR at-Turmudzi dari Abi Hurairah). Hadis lain menyebutkan batrwa Siapa membaca surat [Ia' Mim hingga ayat iloihi almashiir dan ayat Kursi di waktu pagi ia dijaga hingga petang hari dan sebaliknya HR at-Turmudzi daxi Abi Hurairah). Disebutkan bahwa sebelum mencipta langit-langit dan bumi, Allah menetapkan dan menulis segala sesuatu selama 10fr) tahun kemudian ditutup dengan dua ayat terakhir surat al-Baqarah. Barang siapa membaca kedua ayat tersebut tiga malam berturufturut, maka setan tidak akan mendekat (HR at-Turmu&i dari Nu'man bin Basyir). Rasulullah juga mengatakan bahwa siapa yang membaca dua ayat teralihir dari surat al-Baqarah di suatu malam, maka keduanya mencukupi, HR at-
6.
Turmudzi. Maksudnya antara dalam penjagaan dari setan Membaca Shalawat
Dalam surat al-Ahzab ayat 56 menyatakan batrwa Allah bershalawat kepada Rasulullah, dalam arti menganugerahkan shalawat kepada beliau. Malaikat bershalawat kepada Rasulullah, dalam arti mereka memohon kepada Allah agar mengenugerahkan
shalawat kepada beliau. Selanjutnya kita diperintah supaya juga bershalawaf, dalam
arti berdoa kepada Allah agar Allah menganugerahkan shalawat kepada beliau. Arti praktis shalawat adalah kesejahteraan, kesentausaan, dan ketenteraman. Membaca shalwat juga memiliki keutamaan lain sebagaimana saMa beliau:
l$ c.tl5 rL+ ,d-l {ile .ttl & ^Ll r.Jr-t Ol ,.rie ^iil u,;-l q;l 6e, iJL ,r+l ,,t* .il .r1c a)c ,t 'u Ll ,r.... ll :cli,,,il^ll.riElr:! :ctrS, dc+-r; .9-1,!11.9-;il UlUtr 16+l ,t ,r-r-+lt-r .si c!b-I-tY cl (ql".rirr.)
lJ^i'tl' ,'' 1., Yl r.l,rlL J+ y, lJ.i' t&
,"u1.- y!
Dari Abdullah bin Abi Thalhah, dari ayahnya ra, batrwasanya Rasulullah datang pada suatu hari, sedang ada kegembiraan yang tampak di wajah beliau. Kami pun berkata: Kami melihat kegembiraan di wajahmu ga Rasulullatr). Beliau bersaMa: Sesungguhnya seorang Malaikat datang kepadaku, kemudian berkata: tlai Muhamma{ tidakkah kamu ridla bahwasanya tidak ada seorang pun yang mengucapkan shalawat kepadamu kecuali aku akan mengucapkan shalawat kepadanya l0 kali. Tidak ada seorang pun yang mengucapkan salam kepadamu kecuali aku akan mengucapkan salam kepadanya l0 kali (HR Muttafaqun 'alaih). Makna praktis hadis ini menunjukkan, bahwa jika kita bershalawat kepada Rasulullah, yakni membaca shalawat Malaikat akan bershalawat kepada kita l0 kali lipat. 7. Membaca tahlil, Iao ilaaha illallah Rasulullah bersabda: Afdlalu adz-dzibi laa ilaalw ilhAah HR a-Turmudzi an Jabir wa qala hadiiswt hosomm (Dzikir yang paling utama adalah membaca l^aa ilaoha iilaUah HR ot-Turmudzi, ia berkata hadis hasan). Rasulullah juga bersaMa: Mqr qaala laa ilaalu illallaah dakhala ol-jannah. . . @arang siapa membaca laa ilaaho illallah masuk surgq HR at-Turmudzi dari az-Zuhri).Samurah bin Jundub juga meriwayatkan bahwa: Alrobbul kaloani ila-llaoh rba'tnt lao yadlwruka biayyihimo bdo'ta: Subhanallaah walhamdulillaah" walao ilaaha ila-Aaoh wallaalru Akbo Row,ahu Muslim (Ucapan yang paling disukai Allah ada empat yaitu Subhonallaah Walhamdulillah, walaa ilaaha iUa-Aah, Hnva-llaalru Akbar, HR Muslim). Tentu, sipembaca juga harus melaksanakan kewajiban-kewajiban agama seprti shalat, puas4 zakat dmhaji kalau memang memiliki istitho'ah (kemampuan) 8. MembacaTasbih Hadis berikut berkenaan dengan keutamaan tasbih: ;olJrJlj0El$,OtJll slc 0l{Sr ,o.':Jil J! 0E#FOli4K:d-r qlo .ltl ,J.- atil,l-ru cE (6.XJa s+l Ue gL+ilt alJJ) .dl*ll .ttl 0[+.i,obiJ.il 0[-+Rasulullatr saw bersabda: Dua kalimah yang keduanya disenangi oleh Allah Yang Maha Rahman, ringan diucapkan dalam lisan, berat dalam timbangan: Subluanallaahi wabihomdihi subhmalloahil'Adziim, (HR Syaiktani dari Abu Hurarairah). Selain itu Rasulullah juga bersabda: &qjS!_ro$ti+:c.".L-i-pi:t o.rsr.j eil0ls+r:dlli# :J-'J qlc rlrl & irl ,Jr-t "E r._1 d,9
t&;iii.)-5jl
(i-,)rJA s+l
9.
Rasulullah saw bersaMa: Barang siapa membaca Subhoonalloohi wabihomdih seratus kali, maka leburlah kesalahannya meskipun sebanyak buih laut (tIR Muttafaqun 'alaih dari Abi Hurairah). Berdoa Kedudukan berdoa arnat sentral dalam ajaran Islam. Doa adalah ibadah itu sendiri. Rasulullatr saw bersaMa: U[-.ill Ue lrfl.-illio--J i+;Yl ol3-1 6-r!r.11 3l cLo.rll 6l Sesungguhnya doa adalah ibadah itu sendiri (HR al-arba'ah dari Nu'man bin Basyir).
(-x!.f
10
Doa, bahkan otak dari ibadatr:
(d[.+ (.Jlrl ip i+-)Yl .lr;1 e.di.Jle.ebJl (HR Doa adalah otak ibadah al-arba'ah dari Anas bin Malik). Berdoa merupakan derajat yang paling mulia di sisi Allah: (i1p 41 tJ9 6,SLIl3 OtF OJ .ss-3i*,.-;)l'bJ)ctBJldF.hl,+pslirS.J+l Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dari pada doa (HR.al-arba'ah dan disahkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim dari Abi Hurairah). 10. Majlis dzikir Ketika jarnaah membaca tahlil, tahmi{ tasbrlL shalawat baik dalam membaca itu sendiri-sendiri maupun berjamaah (koor), mereka dapat disebut 'sedang dalam keadaan majlis dzikir'. Dalam posisi demikian Rasulullah bersaMa demikian: .,iOJ.IJ+ i5i}. elrO,!:/-3 !l'.tl,J-&ldr--lclf ,tli r:'rlrl O,e-l iaJr,r;luc Ul6 tr+l l.!i JSil &l iu-".i1+,iJ'Lll ,r:f#.Jil$.Jt:ult,l+Jt etJl d 6;.,+t1 trri+:cll,,.S*t- Jll.l.ll;leiLii alrt &rJ+ di.r. -tr .rltrJ,6ir.dil-l.t :..uli :lrlf ?cs.il{" dJfo l- :fti. &l Orljp:dtl i.trl-.r & dJce ;6$.,rlir'? rU :c.tri
?.,.rll-ul'
J l++.3 c[
qrfu
]ilj
16-l
cli+ dl5l-; L
elrl3,Y:
J Li :cLls Cni,b*$6 JKlr lir.J ill.ia dll J.il lJilS -dllt
&: :clfi :,Ji,iiJl dliJtr^{,dili :cli ,tr3l; L ..rt l+ ^lb,y :trrlr.l :cli fb,rl-r
eelrl:O-J.tnl :c.E
tbll-r #lrl ' .u<' !,- * kclc $l tri[s
&tr t+tL l*J "ilt :,Jrl-lc$ :uII Ofi4 oJ-lir :dr,url.r
&r
e"i :cli :r.1-r+
J.iSi :,-l.l+ :c[i taJlJ L 1..j.
".il
.tP-l \ni
:c.trt'-rt'ill r.r"
ur-;lr &13
Y
IJS tnrLrl :,.lrli:dib-rl-r
asdi: dj$ cXi,:iti. ld r.ilr tJlJi {Si)-ll gn dL cl-* :c}i,6J c.;l; S;l ;L[i,L. lJ ,t+ L.jl ,dj.
(ql" ,iiL) ra.d+ f*i
,#l 0}i fl*
sf.iJ
I ct l+llp
Dari Abi Hurairah, ia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai para Malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan dan mencari ahli dzikir. Apabila mereka menemukan sekelompok kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka saling memanggil, kemarilatr mendaangi hajat kalian (yang kalian cari), kemudian mereka mengelilingi kaum tersebut dengan sayapsayapnya sampai ke langit dunia. Rabb mereka bertanya kepada merek4 padahal sebenamya Dia lebih mengetatrui daripada mereka, Apa yang diucapkan oleh hamba-hamba-Ku? Beliau berkata: mereka menjawab: Mereka mengucapkan 'Maha Suci Engkau. Dia bertanya: Apakah mereka melihat-Ku? Belaiau bersaMa: Mereka menjawab: Andaikan mereka melihat-Mu, niscaya mereka lebih bersemangat beribadatr, mengagungkan dan memuji-Mu, dan lebih banyak bertasbih. Dia bertanya: Apa yang mereka minta kepada-Ku? Beliau UersafAa (Mereka menjawab): Mereka meminta kepada-Mu
11
(karunia) surga. Beliau b€rsaMa, Dia bertanya: Apakah mereka melihat surga? Beliau
bersabda, Mereka menjawab: Andaikan mereka melihatnya, niscaya mereka mengiginkannya sekali, sangat mendambakannyq dan besar sekali harapannya. Dia bertanya: Dari apa mereka berlindung? Beliau bersaMa" mereka menjawab: Dari siksa neraka. Dia bertanya: Apakah mereka melihatnya? Beliau bersaMa, mereka menjawab:
Tidak wahai Rabb kami. Demi Allah, mereka tidak melihatnya. Dia bertanya:
jika
mereka melihatnya? Beliau bersaMa, mereka menjawab: Andaikan mereka melihatnya, niscaya mereka semakin menghindar dan semakin takut kepadanya Kemudaian Dia (Allah) berfirman: Saksikan oleh kalian bahwa Aku telah mengampuni dosadosa mereka! Salah satu Malaikat berkaa: Diantara mereka ada fulan yang datang yang bukan dari kelompok mereka. Dia datang hanya untuk sebuah keperluan. Dia (Allah) berfirman: Mereka adalah orang-orang yang duduk dalam satu majlis. Tidak akan sengsara orang yang duduk bersama mereka (Muttafaqun 'Alaih). Hadis tentang keutamaan majlis dzikir ini cukupbanyak tersebar dalam berbagai kitab Bagaimana
hadis, khususnya kumpulan kitab hadis qudsi.
NASKAH TAHLILAN SYAR'I U:.olL
dr*-l
.n*'_rtt
Cr--ll .ilr..,r,fr+Jl Crtllillui.
&l+
.istill,{rlrlitl
et :-rrL
3 Oa).s)l
6Jr.1.r,Lilill 6-.1-rr,{rl-,p
-.r-jll l+l,iatill
6l ;A-Jl i,.-_ll ril p*; ,d+:Il ;[f+.ill
g..rila L*t.."
5.5e1
,iE$iI di:.al 93 p^rll
t.-t-r..,lo t.J- lJi.t d8ll
*l-y 7 ..
euldri
tl6 j,Jl,i.trl di
l#l!,crr.u oJ.-t
lt!,",rlo &r
.r..r,.
6JJ-'
6JJ.r,UJ.itl :
43Sil.J rlrl
iJel
& 6ltt :i.L+ :d'1dj
r*-Jl ;r.Jl 3r li! DbJiiislr,l-r
,
i
sl-r/
-f ,tl J!
l-1r.Ji
lJ'i.l A$[aclt*
. . . . #Lrll Jil
-nii-l :ioL+
:rLldj lr.:
'r
(.lJJ"itJl \Hl LU ,.+lt .tr) &t r+r .&l &lYJ
dly
4IY
d*
si+
FSL{ +L-r
dllr.J irl
t*l'
rttl
Y,!
sl-
dlY rhl
c.Xf ,-1.
:el-l qL
.lrl
&
6l}
33
.Il )! djY :i-L+
jsx'; -r..,.,
a,t
dr-t
:
t2
cjh
&lilY
0l4if
g[r.JK :fl-J
qlc
.ttl
,rl-
.U
dr.t
r.]i
_e
,]4.-13
6=1Q
cl.n+.rr lJ$ lJ6" jtl lrJSrl lJi.l iUJl \Hl l,
,Otlll ,i g)-J il.--rl l
eEgF Ot
Il"&
ojJ& t r .il ![s+.r .Ol_t 7 . . .dlLjl irl Ot +- o.r,.r.r-p eil dls+.r :lEL.+ d.)J
ll
.r.r.
cJl
.,L.l.r.-. .,b d-.rlr.r,r$l>J c)l"Jrr
U dly dbl .{.ii d$l
iX
,ILlllJ
,cij.JnllJ
r.Jl,dH.[Jl
,-r.
_;
& r..Jl5.
!t.
."rl lJ
rer..
6Xt.cJ-r.Lrll
ir+Jl_l
fi-fl.r.l
P>l dblr
€rri.
.r-ti t;;r,drlfJl,r!r J
P_1,6
ti.
rrJt
.{ic-l dF fiXl t+rle3
,1.3iti.r
".b,r
pgll>J
lrXS
c6_j+
,:.r-icf.-dlrldrl-5rYl.9ilj.eLr. Yl
6..tg JrJ ilJ.l;o J'l".rJ f#.Jii .ltl
;p _,1-5$f &t-r.
,]
"lsJr$flarlt -r-lls)lcril
fcXl.-xllrC$llyL\fd.4lJedio,Cl-l-r#:y ljt-l,f+ic, r-lJdt:r .rh
il ,rlcj .Lr,. &,.6Ut "Jr
l;.r. dli! Cu.lLJl u"l ,$lr! dl
dJJ..o.ll3 ,$-t"JIJbl dXl .rrll5l(+lr*d_r
..J...J.....1' J --P! Pl3i.
r$t-x! .,Jl:
el,PJl
p4ar-11,
Jridi
. . . . t.
Xl-yet-,,t'1r
OL il,lLdr i;e.
i-.
r
.
-1Ut1
0ui..tr,.lJts 0!
tt*.r, UjilJ UJSJJ llj<. J UJJisJliulrJ-l,!etp6Xt1g.Jjlf-Jll+ tL
j
r cl+)l "J. .rpU t'-$ d'+t dt..S d Jr;qfl-Yl-b .tip urr
l$l
tir._l .-FS
#
,S .,Je di! ,f4i lr,,.s t, ,Ol-).,11
r.1,r
_lti.
.$li.
rt
&lJi. pJ$ &+J Yr Ot +ll t#Lr-J u. i..a3_, &,,-6JAY|
,r*ul enrll clil dLJ l4t lr-l
dgrtl
)il+r$
j
&+J
)r &-)t+ Oj+. dDJllslF)r irr-
&.ltll ,,U &
-r..Jl_;
,,'u'.+l da.-lJ dl
jl
jr il"-l+Jt
td .ial t!.-r.ttill qil.DLE3
r-rl-;ill dril .Jll.l
"&r
tilc, .-:. ,
r--. ltU.",rJc.Il&J,
Penutup Untuk mengakhiri uraian risalatr ini disampaikan beberapa hal, yaitu: l. Seluruh materi bacaan ada dalilnya, dan semuanya dapat dipercaya sebagai dalil dalam beragama.
2. Yang memungkinkan muncul kritik dari materi tahlilan ini adalah dibaca secara berjamaah (kooQ. Membaca ayat-ayat al-Qur'an dan kalimatr-kalimah thayyibah secara koor memang tidak ada contohnya dari Rasulullah. Akan tetupi, dengan bertolak hadis tentang majlis dzikir. Dalam suatu majlis itu tidak mungkin hanya teNdiri atas I orang. Dalam hadis tentang ini, toh ada orang yang tidak ikut berdzikir, tetapi juga memperoleh keberkahan dengannya. Dengan demikian berdzikir s@ara jamaah tentunya diperbolehkan. Menghukumi makruh saja, tentunya amat gegabah. Mengapa? Hadis tentang majlis dzikir itu merupakan pesan yang amat utama jika dilaksanakan. Teknis berdzikir dalam majlis dzikir itu tidak disebutkan apakah secara sendiri-sendiri atau s@:ra koor. Dengan demikian pokoknya melakukan dzikir dalam majlis dzikir itu. Jadi teknis plaksanaannya boleh secara sendirian (infirad) maupun koor (amaah)
13
3. Agar tetap murni bersyariat dalam bertahlilan, sebaiknya jangan dicampur afau dilaksanakan dengan peringatan hari-hari kematian seseorang sebagaimana yang terjadi dalam Hinduisme. Kalau tetap dilaksanakan, itulah yang disebut mencampuradukkan antara ajaran Islam dan non ajaran Islam dalam pelaksanaan ibadah. Tahlilan tidak bisa disebut hanya sekedar budaya karena ada unsur-unsur keyakinan eskatologis di dalamnya, yaitu pengiriman pahala, yang dikirimi pahala menjadi banyak tabungan pahalanya, dan nantinya dihisab pahala amal shaleh mampu mengalahkan jumlah dan bobot amal buruk sehingga menjadi selamat dari siksa kubur maupun akhirat.
4. Semoga ada manfaatnya. Hanya Allah pemilik kebenaran mutlak. Jika ada kesalahan dalam tulisan ini, penulis mendambakan ampunan dari-Nya.
t4