1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan jangka panjang II, pembangunan sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan terus digalakan melalui usaha intensifikasi, ektensifikasi dan diversifikasi ternak, yang didukung oleh usaha pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan akan protein hewani terutama daging, menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, sedang dipihak lain peningkatan hasil produksi bergerak sangat lambat. Sub sektor peternakan sebagai bagian dari bidang ekonomi untuk saat sekarang ini diharapkan mampu tampil sejajar dengan sub sektor lain, agar dapat meningkatkan pendapatan peternak, mendorong diversifikasi pangan, memperbaiki mutu gizi masyarakat serta pengembangan ekspor, agar dapat mengangkat taraf perekonomian negara secara umum dan peternak secara khusus. Di Propinsi Sulawesi Tenggara, khususnya Kota Kendari perkembangan produksi ternak khususnya ternak ayam broiler enam tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat sebagai mana ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perkembangan Produksi Ternak Ayam broiler enam tahun terakhir (1996 - 2001). Tahun Jumlah (kg) Pertumbuhan dari tahun ke tahun 1996 10.200 1997 15.750 54,41 % 1998 38.650 145,40 % 1999 42.515 10,00 % 2000 46.766 10,00 % 2001 115.412 146,79 % Sumber: Kota Kendari Dalam Angka.
2
Pada Tabel 1, nampak bahwa pada tahun 1996 – 2001 terjadi peningkatan produksi. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan makanan yang berprotein hewani seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat pula. Keberhasilan dalam usaha pertanian akan terwujud apabila diikuti oleh peran kelembagaan maupun petani yang mampu mengelolah usahataninya. Mosher (1991) menyatakan bahwa dalam rangka pembangunan pertanian dalam segala kegiatan sebaiknya diarahkan kepada perubahan perilaku petani, mengubah proses-proses pertanian, dan mengubah corak dari masing-masing usahataninya. Untuk mengubah hal tersebut pembinaan petani harus secara terprogram dan berkesinambungan sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah bersangkutan, melalui pembinaan petani diharapkan dapat timbul kepemimpinan non formal di pedesaan yang akan mampu menghimpun, menggerakkan, dan mengarahkan petani dalam melaksanakan usahataninya. Dalam pembinaan petani diperlukan sarana dan prasarana untuk penyaluran informasi pertanian, pemilikan bahan-bahan informasi harus selektif dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran atau pengguna. Setiap jenis media penyuluhan pertanian
mempunyai
kelebihan
dan
kekurangan
sehingga
harus
selalu
dipertimbangkan dalam pemilikan media yang akan digunakan. Salah satu media penyuluhan pertanian adalah media cetak brosur dimana media ini berperan sebagai sumber informasi, diharapkan mampu mempengaruhi pengetahuan, sikap, motivasi petani, dalam proses adopsi dan difusi inovasi pertanian, karena memiliki keunggulan yaitu selain bentuknya ringkas, sasaran dapat
3
memilih suasana dan saat yang tepat untuk membacanya, memilih metode dan kecepatan pesannya, dapat dibaca secara berulang-ulang, bisa disimpan sehingga dapat dibaca kembali bila dibutuhkan, dapat menjangkau sasaran dalam jumlah relatif banyak pada kondisi dan posisi yang menyebar (Kushartanti, 2001). Oleh karena itu, media cetak dinilai efektif apabila isi pesan tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh sasaran, dapat menambah pengetahuan, sikap dan perilaku serta isi pesan dari media bermanfaat untuk mendukung kegiatan pokok sasaran yaitu sebagai sumber inovasi pertanian. Inovasi yang dibutuhkan oleh petani adalah inovasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan sifatnya cepat. Hal ini didukung oleh pendapat Astrid, (1973) yang menyatakan bahwa petani akan menerima inovasi pertanian, jika ia memperoleh harapan dan manfaat serta saluran-saluran komunikasi yang dipergunakan dianggap paling menguntungkan dirinya maupun kelompoknya. Jadi suatu pesan yang diusulkan oleh komunikator akan dapat diterima oleh petani jika petani menganggap ada harapan dan manfaat yang diperoleh. Inovasi baru yang merupakan hasil penelitian suatu instansi/lembaga penelitian bisa sampai kepada sasaran atau petani maka perlu adanya suatu proses alih informasi pertanian yaitu melalui media cetak brosur, sedangkan kecepatan adopsi inovasi pertanian dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor lain. Hal ini sesuai pendapat Rogers dan Shoemaker (1971) bahwa keputusan menolak atau menerima inovasi teknologi oleh para petani ditentukan oleh faktor-faktor sosial dan ekonomi petani itu sendiri.
4
Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu kota yang mampu memenuhi kebutuhan permintaan daging ayam dalam wilayahnya karena keadaan sosio-agroklimat sangat mendukung untuk pengembangan usaha ternak ayam broiler. Ada beberapa media penyuluhan pertanian diantaranya surat kabar, majalah pertanian, pamplet, leaflet, folder, poster, plakat dan salah satunya adalah brosur, dimana melalui media cetak ini merupakan media informasi pertanian yang efektif dan banyak digunakan saat ini dengan biaya yang relatif murah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Media Cetak Brosur Dalam Proses Adopsi dan Difusi Inovasi Beternak Ayam Broiler di Kota Kendari.” 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang
maka
dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh media cetak brosur terhadap faktor internal peternak (pengetahuan, motivasi kerja dan sikap peternak) dalam proses adopsi inovasi beternak ayam broiler di Kota Kendari ? 2. Seberapa besar tingkat adopsi peternak terhadap inovasi beternak ayam broiler di Kota Kendari? 3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi adopsi peternak terhadap inovasi beternak ayam broiler di Kota Kendari?
5
4. Apakah ada hubungan antara tingkat adopsi inovasi oleh peternak dengan tingkat difusi inovasi beternak ayam broiler di Kota Kendari? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh media cetak brosur terhadap faktor internal peternak (pengetahuan, motivasi kerja dan sikap peternak) dalam proses adopsi inovasi beternak ayam broiler. 2. Mengetahui besarnya tingkat adopsi peternak terhadap inovasi beternak ayam broiler. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi peternak terhadap inovasi beternak ayam broiler. 4. Mengetahui hubungan antara tingkat adopsi inovasi oleh peternak dengan tingkat difusi inovasi beternak ayam broiler. 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Lembaga Penyuluhan Pertanian/instansi penelitian dan pengambil kebijakan di sektor pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pengembangan inovasi beternak ayam broiler. 2. Bagi instansi yang berwewenang dan terkait, hasil penelitian ini diharapkan sebagai penyempurnaan pola pengembangan adopsi dan difusi inovasi pertanian dalam rangka menemukan alternatif mekanisme penyebaran informasi pertanian yang lebih efektif dan efesien.
6
Selain itu diharapkan pula sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan masalah pengaruh media cetak brosur dalam proses adopsi dan difusi inovasi beternak ayam broiler.