I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup yang indah dan nyaman. Cabai (Capsicum sp.) disamping bernilai komersial juga menarik bila dijadikan sebagai tanaman hias. Cabai hias merupakan salah satu jenis tanaman yang biasa ditanam dalam pot dan berfungsi sebagai hiasan di dalam maupun di luar ruangan (Setiadi, 2002). Pemanfaatan cabai sebagai tanaman hias dalam pot pertama kali populer di Eropa dan semakin meluas sampai ke Amerika. Keunggulan cabai hias diantaranya adalah warna dan bentuk buah yang beragam, kemudahan dalam perbanyakan tanaman, umur tanam relatif singkat, serta lebih toleran terhadap panas dan kekeringan. Warna dan bentuk cabai hias yang unik dan beragam mampu memberikan keindahan serta menghadirkan kesan taman yang lebih hidup (Bosland et al., 1994). Penanaman cabai sebagai tanaman hias mempunyai tujuan berbeda dengan penanaman cabai untuk produksi. Cabai sebagai tanaman hias harus dapat dinikmati dari segi estetikanya baik dari daun, bunga maupun buahnya (Hessayon, 1993) serta mempunyai kualitas tanaman yang dapat menambah keindahan. Kualitas yang diharapkan diantaranya adalah mempunyai tinggi tanaman yang proporsional bila 1
ditanam dalam pot, mempunyai banyak cabang sehingga tanaman terlihat lebih rimbun, mempunyai banyak buah sebagai penambah daya tarik tanaman hias buah, dan mempunyai keragaan yang disukai oleh konsumen. Hampir sebagian besar cabai hias dapat dimakan (edible) bahkan rasanya sangat pedas. Bila ditambahkan ke dalam masakan, cabai hias dapat menambah selera karena menambah warna dalam masakan (Cayanti, 2006). Kedua manfaat tersebut diharapkan dapat dipadukan untuk menghasilkan kultivar cabai baru yang multiguna, selain dapat dikonsumsi juga dapat dijadikan sebagai hiasan. Pengembangan cabai hias diharapkan dapat menjadi inovasi baru untuk menyediakan tanaman hias yang berkualitas baik, multiguna dan tentunya dapat memberikan nilai ekonomi bagi yang membudidayakannya. Dengan peluang pengembangan ini tentunya memberikan tantangan baru bagi para pemulia untuk lebih meningkatkan keragaman genetik cabai khususnya dari segi keindahan seperti warna buah, bentuk buah, tipe tumbuh, pigmentasi pada daun yang merupakan daya tarik tersendiri dari cabai hias. Munculnya jenis-jenis cabai hias yang baru diharapkan nantinya dapat memenuhi selera konsumen dan menarik minat petani untuk lebih mengembangkan cabai hias. Beragam kultivar cabai berpotensi untuk dikembangkan sebagai cabai hias. Namun selama ini cabai yang dikembangkan sebagai cabai hias kebanyakan berasal dari spesies Capsicum sinense dan Capsicum pubescens. Kedua jenis cabai ini masih dalam skala tertentu karena tempat hidupnya yang menginginkan dataran tinggi
2
sehingga
hanya
di
daerah-daerah
tersebut
bisa
ditemukan
keberadaannya
(Djarwaningsih, 1983). Kultivar cabai dari spesies Capsicum annuum dan Capsicum frutescens juga mempunyai karakteristik buah yang tidak kalah menarik. Kedua spesies cabai ini mempunyai ragam warna, bentuk, ukuran maupun karakter-karakter menarik lainnya serta lebih banyak diadaptasikan di dataran rendah. Selama ini, pengembangan cabai spesies Capsicum annuum dan Capsicum frutescens lebih sebagai cabai konsumsi, padahal banyak juga kultivar cabai dari spesies Capsicum annuum dan Capsicum frutescens yang berpotensi dikembangkan sebagai cabai hias. Oleh karenanya muncul keinginan untuk mengembangkan cabai hias di dataran rendah, mengingat selama ini pengembangan cabai hias lebih diarahkan ke dataran tinggi. Spesies cabai yang dipilih adalah Capsicum annuum dan Capsicum frutescens yang selama ini lebih banyak dikembangkan di dataran rendah. Oleh karena itu pada penelitian ini ingin dikaji mengenai pengembangan spesies Capsicum annuum dan Capsicum frutescens menjadi cabai hias. Persilangan yang dilanjutkan dengan seleksi dipilih sebagai metode untuk menghasilkan kultivar baru, karena metode inilah yang paling sering dilakukan. Penelitian ini melibatkan beberapa genotipe tetua cabai hias yang memilki karakter generatif (bunga dan buah) serta tipe tumbuh yang berbeda-beda. Tetua-tetua yang digunakan memiliki warna yang menarik dan lebih variatif dibandingkan dengan cabai yang sehari-hari sering kita jumpai. Bunganya berwarna putih diikuti dengan buah yang berwarna hijau dengan berbagai gradasinya dan ungu di awal 3
kemudian berubah menjadi merah, coklat, kuning dan oranye. Melalui persilangan antara genotipe cabai hias yang memiliki karakter yang berbeda diharapkan akan diperoleh model pewarisannya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pewarisan karakter generatif dan tipe tumbuh pada cabai hias. Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang pola pewarisan karakter cabai hias, sehingga dapat digunakan untuk menentukan strategi pemuliaan yang akan diterapkan pada program perakitan varietas baru cabai hias.
B. Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian Pola Pewarisan Karakter Generatif dan Tipe Tumbuh pada Cabai Hias bertujuan untuk : 1. Mengetahui derajat dominansi pada karakter warna buah masak pada cabai hias, 2. Mengetahui derajat dominansi pada karakter bentuk buah pada cabai hias, 3. Mengetahui derajat dominansi pada karakter posisi bunga pada cabai hias, 4. Mengetahui derajat dominansi pada karakter tipe tumbuh pada cabai hias, 5. Mengetahui pola pewarisan dan jumlah gen pengendali warna buah masak pada cabai hias, 6. Mengetahui pola pewarisan dan jumlah gen pengendali bentuk buah pada cabai hias, 7. Mengetahui pola pewarisan dan jumlah gen pengendali tipe tumbuh pada cabai hias,
4
8. Mengetahui pola pewarisan dan jumlah gen pengendali posisi bunga pada cabai hias, 9. Mengetahui aksi gen yang mengendalikan karakter ukuran buah cabai hias, dan 10. Mengetahui heritabilitas karakter ukuran buah cabai hias.
C. Manfaat Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sumber keragaman baru untuk cabai hias mengingat kultivar cabai hias belum banyak dikembangkan di Indonesia. Dengan berbagai kombinasi persilangan yang dilakukan diharapkan akan diperoleh individu-individu baru yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi kultivar cabai hias baru. Studi genetik yang meliputi pola pewarisan dan aksi gen suatu karakter yang akan dikembangkan sangat diperlukan dalam kegiatan perakitan kultivar baru. Berbagai informasi genetik yang didapat diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai aksi gen dan pola pewarisan karakter warna, bentuk, posisi bunga, tipe tumbuh dan ukuran buah pada cabai hias. Pengetahuan mengenai pola pewarisan karakter tersebut sangatlah penting, karena karakterkarakter tersebut dikendalikan secara genetik dan diwariskan kepada keturunannya. Analisis pewarisan karakter berperan penting untuk mengetahui aksi gen dan informasi genetik lainnya yang diperlukan dalam tahapan seleksi agar dapat lebih efektif dan efisien.
5