I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan memperbaiki keadaan gigi maupun rahang yang menyimpang dari kondisi normal (Graber dan Swain, 1985). Jenis alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik dibagi dua, yaitu alat ortodontik lepasan dan cekat. Alat lepasan merupakan alat yang dapat dipasang dan dilepas dari rongga mulut oleh pasien, sedangkan alat cekat adalah alat yang dilekatkan pada gigi dan tidak dapat dilepas oleh pasien. Berbagai komponen dalam perawatan alat cekat, seperti braket dan molar tube, dapat dilekatkan secara langsung pada permukaan email gigi menggunakan bahan adhesif (teknik bonding) atau dilekatkan pada cincin logam yang disemenkan pada gigi (teknik banding) (Bhalajhi, 2004). Pelekatan braket dengan sistem bonding lebih banyak digunakan karena lebih praktis dan estetis. Pelekatan braket sistem bonding tidak sekuat sistem banding sehingga braket lebih mudah lepas dari permukaan gigi (Proffit dkk., 2007). Beberapa faktor penentu keberhasilan bonding yaitu permukaan basis braket ortodontik, bahan adhesif dan kondisi permukaan gigi (Williams dkk.,1995). Braket ortodontik yang tersedia di pasaran ada beberapa jenis, yaitu braket yang terbuat dari bahan yang memiliki nilai estetik tinggi seperti keramik atau plastik dan braket yang terbuat dari logam (Brantley dan Eliades, 2001). Jenis braket yang paling banyak digunakan adalah braket logam. Braket logam
1
2
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain lebih murah dibandingkan braket keramik dan dapat di daur ulang (Bahnasi, dkk., 2012). Braket dapat terlepas dari permukaan gigi selama proses perawatan ortodontik karena tekanan mastikasi dan sikat gigi, atau sengaja dilepas untuk keperluan reposisi (Proffit dkk., 2007; Chetan dan Muralidhar, 2011). Hasil penelitian Lovius dkk.(1987) sit Neslihan dkk.(2006) melaporkan terjadinya kegagalan bonding braket secara klinis sekitar 3,5-23%. Lepasnya braket menyebabkan ortodontis harus melekatkan kembali braket di permukaan gigi (rebonding). Rebonding dapat dilakukan menggunakan braket baru atau lama. Penggunaan braket lama sering dilakukan oleh ortodontis dengan alasan penghematan biaya, tetapi braket harus didaur ulang terlebih dahulu agar dapat digunakan kembali (Coley-Smith dan Rock, 1997; Cacciafesta dkk., 2004). Proses daur ulang bertujuan untuk menghilangkan bahan adhesif yang tersisa di mesh braket tanpa menyebabkan kerusakan mesh untuk menjaga retensinya (MacColl, dkk, 1996). Beberapa metode daur ulang braket yang sering digunakan antara lain metode thermal, mekanik atau kombinasi keduanya. Metode thermal dilakukan dengan cara membakar sisa bahan adhesif baik dengan atau tanpa diikuti pembersihan ultrasonik ataupun electropolishing. Metode mekanik yang banyak digunakan yaitu dengan cara sandblasting atau grinding menggunakan rotary bur. Kombinasi dari metode mekanik dan thermal contohnya adalah metode Buchman, yaitu metode pembakaran diikuti sandblasting dan electropolishing (Basudan dan Al-Emran, 2001; Bansal dkk., 2011; Chetan dan Muralidhar, 2011). Metode daur ulang braket yang sering dilakukan oleh
3
karyasiswa di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah dengan metode thermal. Metode tersebut dilakukan dengan cara membakar mesh braket menggunakan mini torch, kemudian dicelupkan ke dalam air untuk mendinginkan tanpa diikuti pembersihan menggunakan ultrasonik, electropolishing, maupun sandblasting. Penggunaan braket daur ulang dapat mengurangi biaya, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan seperti penurunan kualitas braket, perubahan pada ukuran slot, terjadi distorsi pada mesh braket dan berkurangnya kekuatan pelekatan (Basudan dan Al-Emran, 2001; Quick dkk., 2005). Pergerakan gigi yang kompleks dalam perawatan ortodontik membutuhkan pelekatan braket yang baik terhadap jaringan gigi. Pelekatan braket terhadap email harus dapat menghantarkan gaya ortodontik, mampu menahan tekanan mastikasi, mudah dilepas pada akhir perawatan dan memiliki resiko kerusakan jaringan yang minimal selama pemakaian (Knox dkk., 2000 sit Bahnasi, 2013). Kekuatan pelekatan braket terhadap email dapat diukur dalam kekuatan geser, rotasi, dan tarik (Brantley dan Eliades, 2001). Kekuatan geser adalah kemampuan benda untuk bertahan saat menerima gaya sejajar permukaan benda tersebut. Kekuatan tarik adalah kemampuan benda untuk bertahan saat menerima gaya tegak lurus terhadap permukaan benda tersebut (Bishara, 2001). Menurut Akhoundi dkk. (2011), distribusi tekanan dalam uji kekuatan geser tidak merata dan kompleks karena terdapat konsentrasi tekanan pada area tertentu. Uji kekuatan tarik memungkinkan distribusi tekanan yang merata di seluruh permukaan sehingga lebih akurat dalam menilai karakteristik pelekatan adhesif. Secara klinis kekuatan
4
pelekatan dapat diterima apabila mampu menahan gaya ortodontik dan tekanan mastikasi, yaitu antara 5,9-7,8 MPa (Reynolds,1975 sit Bahnasi dkk., 2013). Efek daur ulang sangat dipengaruhi oleh jenis metode daur ulang yang digunakan (Lunardi dkk., 2008). Daur ulang dengan metode pembakaran langsung merupakan metode yang murah dan mudah digunakan, tetapi berpengaruh pada struktur mikro braket, menghasilkan lapisan oksida di permukaan logam dan menyebabkan berkurangnya daya tahan terhadap korosi (Buchman, 1980). Daur ulang dengan metode sandblasting menggunakan semburan partikel aluminium oksida berkecepatan tinggi sehingga dapat menambah retensi dengan cara menciptakan kekasaran permukaan mesh braket (Millet dkk., 1993; Sonis, 1996). Daur ulang dengan cara sandblasting saja, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan semua sisa adhesif di mesh braket. Waktu sandblasting yang terlalu lama dapat menyebabkan abrasi terlalu banyak dan menghilangkan area undercut sehingga akan mempengaruhi kekuatan pelekatan braket (Sonis, 1996; Quick dkk., 2005). Waktu yang dibutuhkan untuk sandblasting sisa adhesif di mesh braket yang telah dibakar lebih singkat dibanding mesh yang belum dibakar (Quick dkk., 2005) Terdapat beberapa perbedaan pendapat dan hasil penelitian mengenai kekuatan pelekatan braket daur ulang dengan metode pembakaran dan sandblasting. Menurut hasil penelitian Quick dkk (2005) dan Bansal (2011), daur ulang menggunakan pembakaran menghasilkan kekuatan geser yang lebih rendah dibandingkan braket baru dan braket daur ulang dengan metode sandblasting. Hasil penelitian Basudan dan Al-Emran (2001) menunjukkan tidak terdapat
5
perbedaan kekuatan geser yang signifikan pada braket yang daur ulang dengan metode pembakaran dibandingkan dengan braket baru, braket daur ulang dengan metode sandblasting, dan braket daur ulang dengan metode pembakaran diikuti sandblasting dan electropolishing. Penelitian Obaidi, dkk. (2007) melaporkan bahwa braket yang didaur ulang dengan sandblasting mengalami penurunan kekuatan tarik dibandingkan braket baru. Penelitian Sonis (1996) dan Bansal dkk. (2011) menunjukkan braket yang di daur ulang dengan cara sandblasting memiliki kekuatan geser yang relatif sama dengan braket baru. Penelitian yang dilakukan Regan dkk. (1993) melaporkan terjadinya penurunan kekuatan tarik yang bermakna pada braket yang di daur ulang dengan metode pembakaran diikuti sandblasting dan electropolishing.
B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dapat diajukan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah perbandingan besar kekuatan tarik pelekatan braket logam terhadap permukaan email gigi antara braket logam yang di daur ulang dengan pembakaran, sandblasting, dan pembakaran diikuti sandblasting?
C. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui: perbandingan besar kekuatan tarik pelekatan braket logam terhadap permukaan email gigi antara braket logam yang di daur ulang dengan cara pembakaran, sandblasting, dan pembakaran diikuti sandblasting
6
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Memberikan informasi kepada ortodontis mengenai perbandingan metode daur ulang braket logam menggunakan pembakaran, sandblasting dan pembakaran yang diikuti dengan sandblasting terhadap kekuatan tarik braket. 2. Memberikan informasi kepada ortodontis dalam menentukan metode daur ulang braket logam yang menghasilkan kekuatan pelekatan yang memenuhi standar keperluan klinis.
E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kekuatan tarik braket daur ulang pernah dilakukan oleh Reddy dkk. (2011) terhadap braket stainless steel begg baru dengan daur ulang dengan cara pembakaran, hasilnya menunjukkan kekuatan tarik braket baru lebih besar dibandingkan braket daur ulang. Hasil penelitian Obaidi dkk (2007) tentang kekuatan tarik pada braket yang di daur ulang dengan cara sandblasting, menunjukkan penurunan kekuatan tarik signifikan dibanding braket baru. Regan dkk (1993) melakukan penelitian membandingkan metode daur ulang antara grinding menggunakan green stone bur dengan pembakaran yang diikuti sandblasting dan electropolishing. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kekuatan tarik signifikan antara kedua metode tersebut dibandingkan braket baru. Basudan dan Al-Emran (2001) melakukan penelitian kekuatan geser pelekatan braket logam daur ulang dengan grinding menggunakan green stone, sandblasting, pembakaran langsung, penggunaan mesin BigJane, serta metode
7
Buchman. Hasil penelitian Basudan dan Al-Emran menunjukkan tidak terjadi perubahan kekuatan geser yang signifikan antara braket baru dengan braket daur ulang dengan cara sandblasting, pembakaran, metode Buchman dan mesin BigJane. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Chetan dan Muralidhar (2011), yaitu tentang kekuatan geser braket yang didaur ulang menggunakan green stone bur, pembakaran, pembakaran diikuti pembersihan ultrasonik, dan sandblasting. Hasil penelitian menunjukkan braket yang didaur ulang dengan cara sandblasting memiliki kekuatan geser paling besar dibanding metode lainnya, dan braket daur ulang dengan pembakaran dan penggrindingan bur green stone memiliki kekuatan geser paling rendah. Bansal dkk., (2011) melakukan penelitian membandingkan kekuatan geser braket daur ulang dengan cara pembakaran langsung, sandblasting, mesin BigJane, pembakaran langsung diikuti sandblasting, pembakaran diikuti electropolishing, dan metode Buchman. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan geser tertinggi pada braket daur ulang dengan cara pembakaran langsung diikuti sandblasting, diikuti dengan cara sandblasting saja. Kekuatan geser braket daur ulang dengan cara pembakaran dan diikuti electropolishing dan pembakaran saja mengalami penurunan signifikan. Sepengetahuan penulis, penelitian tentang perbandingan kekuatan tarik braket logam antara braket daur ulang dengan cara pembakaran, sandblasting, dan pembakaran diikuti sandblasting belum pernah dilakukan.