I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat floral bakteri pada rongga mulut, mencegah masuknya sisa makanan, benda asing ke dalam rongga pulpa dan untuk mendapatkan hermetic seal. Dengan demikian bahan yang dipakai sangat bervariasi bergantung pada waktu, beban dan keausan oklusal, kerumitan akses dan banyak sedikitnya struktur gigi yang hilang (Walton dan Torabinejad, 2008). Prosedur perawatan saluran akar memerlukan lebih dari satu kunjungan. Perawatan saluran akar dan restorasi permanennya biasanya tidak bisa selesai dalam satu kali kunjungan sehingga perlu ditumpat sementara (Walton dan Torabinejad, 2008). Tumpatan sementara adalah tumpatan yang dipakai untuk penggunaan jangka pendek, biasanya beberapa hari sampai minggu, sering digunakan antar waktu selama perawatan, misalkan perawatan saluran akar dengan beberapa kali kunjungan, atau perawatan prostodonsia cekat sederhana (Banerjee dan Watson, 2014). Tumpatan sementara pada umumnya dipakai untuk 1 sampai 4 minggu kecuali pada situasi khusus, misalnya pada apeksifikasi atau pada kasus harus ditundanya restorasi permanen yang harus bisa bertahan beberapa bulan.
1
Tumpatan sementara harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu harus secara hermetis menutup kavitas pada bagian tepi; yaitu tidak dapat ditembus oleh bakteri dan cairan dalam mulut, mudah diaplikasikan dan dibongkar, memuaskan secara estetika, walaupun ini merupakan pertimbangan kedua setelah kerapatan yang baik (Walton dan Torabinejad, 2008). Secara klinis untuk dokter gigi maupun perawat, mudah dibuka kembali saat akan akan direstorasi definitif, tidak menganggu proses pengerasan material restorasi definitif, dapat bertahan lama (sampai 4 minggu), murah dan biokompatibel (Banerjee dan Watson, 2014), selain itu harus menjadi keras dalam beberapa menit setelah diaplikasikan ke dalam kavitas, begitu menjadi keras, harus dapat menahan tekanan pengunyahan (Grossman dan Oliet, 2012). Berdasarkan sediaan tumpatan sementara ada 2 macam yaitu berupa campuran serbuk dan cairan dan berupa bahan jadi. Tumpatan sementara berupa cairan dan serbuk misalnya Zink Oxide-Eugenol Cement (ZOE cement), Intermediate Restorative Material (IRM), Temporary Endo Restorative Material (TERM) dan Glass Ionomer Cement (GIC), sedangkan yang berupa bahan jadi,misalnya Cavit dan Dentorit. Berdasarkan komposisinya bahan tumpatan sementara dibagi menjadi tumpatan sementara berbasis seng oksida eugenol, contoh seng oksida eugenol (serbuk: Zn O, cairan: eugenol), tumpatan sementara berbasis resin dengan aktivasi sinar, contohnya bioplic (biodinamica), UltraTemp (Ultradent), tumpatan sementara berbasis glass ionomer kaca contoh Ketac Fill (3M), tumpatan sementara berbasis kalsium sulfat polivinil contohnya Cavit (Espe/Primer, USA). 2
Tumpatan sementara dengan bahan dasar seng oksida eugenol (ZOE) memiliki pH 7 dan cocok secara biologis terhadap pulpa. Menutup kavitas dengan baik untuk menghambat masuknya cairan mulut karena memiliki koefisien ekspansi linear yang dua kali lebih besar daripada Cavit, maka iritasi yang disebabkan oleh kebocoran mikro dapat dikurangi (Anusavice, 2004). Tumpatan sementara berbasis resin merupakan bahan resin aktivasi sinar untuk tambalan sementara. Bahan ini mengerut saat polimerisasi yang diikuti dengan ekspansi akibat sifat yang menyerap air. Bahan ini lebih kuat dan lebih tahan aus daripada Cavit. Bahan ini dimasukkan, lalu dimampatkan dengan instrumen plastis dan dilakukan penyinaran (Nisa, 2014). Cavit merupakan bahan tumpatan sementara dari kalsium sulfat polivinil. Bahan ini kekuatan relatif rendah dan mudah aus (Nisa, 2014). Bahan ini melekat pada dentin, dan mudah diaplikasikan. Kelebihan tumpatan sementara Cavit G ( Espe/Primer,USA) merupakan bahan yang mengandung kalsium sulfat polyvinil khlorida asetat. Bahan ini bersifat sangat ekspansif pada waktu mengeras, karena penggunannya yang mudah dan mempunyai kerapatan yang baik dengan dinding kavitas, digunakan untuk waktu antar kunjungan yang singkat, kekuatan komprehensifnya rendah dan mudah larut oleh saliva. Terdapat tiga jenis Cavit, Cavit W dan Cavit G dengan tingkat kekuatan permukaan yang berbeda. Cavit sangat keras, maka cocok digunakan untuk tumpatan sementara di bagian oklusal dan sebagai mahkota sementara. Cavit W kekuatannya lebih rendah dan adhesinya lebih kuat, maka cocok digunakan
3
khususnya setelah perawatan endodontik, Cavit G ideal untuk preparasi inlei karena dapat langsung diganti tanpa menggunakan bur (Nisa, 2014). Menurut Wildermn (1971) kualitas penutupan Cavit G berdasarkaan kemampuan bahan mengembang saat mengeras. Cavit G adalah suatu komponen hidrofilik yang dapat mengeras dalam suasana lembab. Pemuaian yang terjadi hanya sedikit maka bahan ini memilliki tepi yang tertutup rapat ( Nisa, 2014). Karena itu Cavit G tidak digunakan pada gigi vital karena dapat mengeringkan dentin dan menyebabkan sensitivitas pada gigi. Cavit G mudah aus. Permukaan Cavit yang keras cocok untuk tumpatan sementara di bagian oklusal dan sebagai mahkota sementara ( Nisa, 2014). Kebocoran mikro merupakan masalah besar dalam bidang restorasi. Kebocoran mikro disebabkan adanya pengerutan akibat perubahan fisik atau kimia di dalam material biasanya akan menimbulkan celah sehingga terjadilah kebocoran mikro (Stanley dkk 1975). Jika bahan tumpatan memiliki koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi daripada struktur gigi, menurunnya temperatur akan menyebabkan kontraksi sehingga menimbulkan celah. Sebab lain kebocoran mikro adalah deformasi elastis struktur gigi akibat daya mastikasi (Hood JAA, 1991). Email dan dentin yang mengelilingi restorasi yang kaku akan melentur dan bergerak sehingga menyebabkan celah dari oklusal ke servikal. Hal ini terutama terjadi pada pada restorasi MOD yang dalam (Granath dan Moller, 1975). Celah mikro yang terbentuk antara dinding kavitas dengan bahan tumpatan sementara dapat mempercepat kerusakan bahan tumpatan sementara sehingga
4
terjadi kontaminasi antara bahan tumpatan sementara dengan saliva dan mikroorganisme yang akan mengakibatkan kegagalan perawatan endodontik. Ada bukti yang kuat bahwa kebocoran tepi yang mengakibatkan kolonisasi bakteri di dinding kavitas merupakan penyebab utama cederanya pulpa. Pewarnaan histopatologis untuk bakteri telah digunakan untuk mengkaitkan respon pulpa dengan bahan tumpatan sementara. Ditemukan hubungan yang erat antara keberadaan bakteri di bawah tumpatan dengan terjadinya inflamasi dalam pulpa yang terletak di bawahnya. Pembentukan abses sering terjadi jika kebocoran mikro tumpatan parah (Brannstrom 1982 dan Volinonic 1973). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan apakah terdapat perbedaan kebocoran mikro antara tumpatan sementara berbasis resin, kalsium sulfat dan seng oksida eugenol. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kebocoran mikro tumpatan sementara berbasis resin, kalsium sulfat dan seng oksida eugenol. D. Manfaat Penelitian Memberikan informasi ilmiah mengenai kebocoran mikro berbagai bahan tumpatan sementara, berbasis resin, kalsium sulfat dan seng oksida eugenol sehingga diharapkan menjadi pertimbangan klinis dalam pemilihan bahan tumpatan sementara.
5
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan Aminozarbian dkk, (2009) adalah membandingkan kebocoran mikro pada tiga bahan tumpatan sementara dalam endodontik yaitu: Coltosol, Cavisol dan Cina disimpulkan Coltosol dan Cavisol dapat sebagai tumpatan sementara, sedangkan Cina masih diragukan sebagai tumpatan sementara. Pada penelitian yang dilakukan Noguera dan Donald (1990) adalah membandingkan secara in vitro kebocoran mikro pada bahan Cavit, Cavit G, Cavit W, IRM, Hard TERM dan Detemp sebagai tumpatan sementara perawatan saluran akar dengan kesimpulan Cavit merupakan bahan tumpatan sementara yang dianjurkan untuk perawatan saluran akar. Pada penelitian ini membandingkan kebocoran mikro pada tumpatan sementara berbasis resin, tumpatan sementara berbasis kalsium sulfat dan tumpatan sementara berbasis seng oksida eugenol.
6